Asesmen Pasien PDF
Asesmen Pasien PDF
CIPTO MANGUNKUSUMO
Goes to Joint Commission
International Accreditation
ASSESSMENT OF PATIENT
(AOP)
Dr. dr. C.H. Soejono, SpPD, K-Ger & Tim Pokja AOP
STANDAR AOP
5. Pelayanan Laboratorium
Metode Penilaian:
Diruang emergency dan rawat jalan menggunakan Up & Go Test
Di ruang rawat inap:
Anak berusia < 12 tahun: semua dianggap berisiko tinggi jatuh.
Anak yang berusia ≥ 12 – 18 tahun dengan Humpty Dumpty Scale.
Dewasa (> 18 tahun- < 60 tahun) dengan Morse Fall Scale,
Pasien usia lanjut ( ≥ 60 tahun) dengan Pengkajian Jatuh Usia Lanjut.
Kategori Penilaian:
Tidak berisiko
Risiko Rendah
Risiko Tinggi
AOP 1
Skrining Gizi:
Dilakukan oleh SDM Keperawatan dalam pengkajian awal
keperawatan di rawat jalan dan rawat inap.
Metode Penillaian:
Untuk pasien dewasa dan geriatri menggunakan Malnutrition
Screening Tools (MST)
Untuk pasien Obstetri dan Ginekologi dengan modifikasi MST.
Untuk pasien bayi/ anak menggunakan Paediatric York hill
Malnutrition Score (PYMS)
Dokter membuat resep diit pasien, bekerjasama dengan dietisien.
Bila penilaian skrining gizi berisiko malnutrisi maka ditindaklanjuti
oleh dietisien/ dokter gizi klinik.
AOP 1
Dokter Pemeriksa
Pasien
KOLABORASI ANTAR PROFESI AOP 4
Kebijakan:
Kolaborasi antar
profesi dalam SPO:
pelayanan pasien 1. Penatalaksanaan
kasus sulit
2. Panitia Pengendali
Resisten Antibiotik
3. Meeting Pasien
IK: Rawat Bersama
Petunjuk pengisian
catatan perkembangan
terintegrasi
KOLABORASI ANTAR PROFESI AOP 4
LANJUTAN.................
Bila tim kesehatan mengkomunikasikan perkembangan
kesehatan dan kondisi pasien dengan profesi lain harus
melakukannya dengan prinsip SBAR (Situation: kondisi terkini
pasien; Background: riwayat kesehatan pasien, diagnosis
pasien masuk/ saat ini; Assessment: adanya penyimpangan
dari hasil pengkajian fisik terkini; Request: usulan tindakan/
pemeriksaan yang akan dilakukan selanjutnya).
• Tujuan bersama.
Adanya tujuan yang sama diantara masing-masing profesi
kesehatan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan,
yaitu pasien sebagai fokus utama.
IMPLEMENTASI KOLABORASI
Dokter sebagai captain of the ship dari seluruh tim kesehatan
dalam pelayanan pasien.
TINDAKAN
15 menit II :
DPJP
Ka IGD 15 menit IV :
15 menit III :
Ka ICU Divisi /
Divisi /
DMK Konsulen jaga
Konsulen jaga
Pelaporan Hasil Kritis Dan Pemeriksaan Cito
• DEFINISI Pelaporan Hasil Kritis:
• Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.
• PROSEDUR
1. Dokter menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, langsung
menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawat
darurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU
menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan NAMA
LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Petugas ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan TBaK dan
mencatat dalam catatan terintegrasi.\
4. Petugas tsb di atas menghubungi DPJP/ PPDS yg merawat pasien
dengan mekanisme pelaporan sbb:
• 26
Pelaporan Hasil Kritis Dan Pemeriksaan Cito
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP/ PPDS yang merawat, bila
belum berhasil menghubungi, ke langkah berikut
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke
langkah berikut
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen terkait.
• Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil
menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil
juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
• Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
• Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
• Direktur Medik & Keperawatan
e. Dokter yang dilaporkan ttg hasil kritis tsb, bertanggung jawab thd
interpretasi hasil & pengambilan tindakan thd pasien.
27
AOP 5: LABORATORY SERVICES
NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA
KIMIA NEWBORN
Parameter Satuan Batas Bawah Batas Atas
Bilirubin mg/dL - 15
Glukosa mg/dL 30 325
Kalium mmol/dL 2,8 7,8
KIMIA ANAK
Parameter Satuan Batas Bawah Batas Atas
Glukosa mg/dL 46 455
Laktat mmol/dL - 4,1
Bilirubin Total mg/dL - 20
DEWASA
Hemoglobin g/dL 5 20
dewasa
Hematokrit % 20 60
INR 5
PELAYANAN LABORATORIUM AOP 5
Permenkes RI tentang
AOP.6. Penyelenggaraan
Radiologi Pelayanan Radiologi
diagnostikdan
pencitraan Kepmenkes tentang
MEMENUHI Standar Pelayanan
STANDAR lokal dan Kedokteran Nuklir di
nasional sarana pelayanan
serta hukum dan Kesehatan
peraturan yang
berlaku Kebijakan Direktur RSCM
ttg Pelayanan Radiologi
AOP 6: RADIOLOGY & DIAGNOSTIC IMAGING SERVICES
Catatan tambahan :
• Rumah sakit di cina yang harus diwaspadai RS Tumor Gianyang dan Fuda
Cancer
Kesimpulan
Pengkajian medis pasien terdiri dari:
1. Pasien baru Pengkajian awal medis
2. Pasien lama Pengkajian ulang (reassessment
dengan format SOAP):
a. pasien ranap dilakukan setiap hari, termasuk hari
libur, sabtu, dan minggu.
b. Pasien rajal dilakukan setiap kunjungan.
3. Pasien yang akan dilakukan tindakan dan
mendapat sedasi: dilakukan pengkajian pra sedasi
(Pasien baru: Pengkajian awal medis, Pasien lama:
SOAP dicatatan terintegrasi)
Kesimpulan
4. Dalam pengkajian awal medis dibuat rencana tatalaksana pasien.
5. Pengkajian awal keperawatan yang dibuat perawat dicek hasilnya
oleh dokter: risiko jatuh, skrining nyeri, risiko nutrisi, status
fungsional,kebutuhan edukasi, discharge planning, apakah
membutuhkan pengkajian lanjut atau tidak agar perawatan pasien
benar-benar terintegrasi.
6. Cek penilaian ulang risiko jatuh, nyeri, status fungsional, atau nutrisi
sesuai kondisi pasien.
7. Form permintaan laboratorium, PA, dan radiologi: identitas pasien
(nama lengkap & tgl lahir) serta kondisi klinis pasien harus
dituliskan.
8. Pengkajian medis yang dibuat PPDS harus mendapat persetujuan
DPJP dalam bentuk ttd dan nama DPJP di bawah tulisan PPDS.
RSUPN DR.CIPTO MANGUNKUSUMO
Goes to Joint Commission
International Accreditation
ASSESSMENT OF PATIENT
(AOP)
TERIMA KASIH