Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Pembimbing:
dr. Dian Mardhiyah, MKK,DipIDK
Telah disetujui
Tanggal: Maret2018
Disusun oleh :
Devi Nurfadia Fani (1102012058)
Monica Permatasari (1102012167)
Rizky Alamsyah (1102012253)
Jakarta, Maret2018
Pembimbing
Jakarta, Maret2018
Penulis
BAB I
LATARBELAKANG
8000
7000 ISPA
6000 Hiertensi Esensial
5000
Dispepsia
4000
3000 Faringitis
Dari grafik diatas, ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) berada diposisi teratas
dengan 7335 kasus, diikuti hipertensi essential sebanyak 2912 dan dyspepsia
2328, sedangkan yang ke 10 atau yang terendah yaitu penyakit abses sebanyak
897. (Profil Puskesmas Kresek,2017)
1.2.2 SistemPelaporan
Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang data analisa,
korelasi dari seluruh program, keakuratan dan informasi yang disajikan dapat
memberikan gambaran yang jelas dari kondisi dan situasi yang ada, sehingga
dapat dilakukan pengolahan data di tingkat Puskesmas. Penyajian data dilakukan
dalam bentuk tabel dan grafik, sedang dalam pembahasan menyajikan
perbandingan pencapaian indikator dari tahun sebelumnya dan target yang akan
dicapai. Profil Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat 2010
dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS Kecamatan,
Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek dan dari kegiatan
internalpuskesmas.
B. Penyakit menularlangsung
1) PenyakitDiare
2) Kusta
3) HIV/AIDS/ IMS
4) Pneumonia
5) TB Paru
2. Status Gizi
Balita Dengan Gizi Buruk
3. UpayaKesehatan
a. Pelayanan kesehatan Ibu danBayi
b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 danK4
c. Cakupan Persalinan Oleh TenagaKesehatan
4. Pencegahaninfeksi
a. Metode pertolongan persalinan sesuaistandar
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan
yang lebihtinggi
c. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini(IMD)
d. Memberikan injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi barulahir
5. Cakupan Imunisasi Bayi
Pelayanan Imunisasi rutin
6. Pelayanan Pengobatan /Perawatan
a. Kunjungan Rawat JalanUmum
b. Cakupan Rawat JalanGigi
c. PenamKunjungan RawatInap
d. Pencabutan dan pencabutangigi
7. Pelayanan KesehatanJiwa
8. Pemantauan pertumbuhanbalita
a. Balita yang diTimbang
b. Balita Bawah Garis Merah (BGM)
9. PelayananGizi
a. Cakupan balita mendapat kapsul vitaminA
b. Cakupan Ibu Hamil mendapat tabletFe
c. Balita Gizi Buruk yang mendapatPerawatan
10. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal EmergensiDasar
a. Akses ketersediaandarah
b. Ibu hamil resiko Tinggi /Komplikasi yangditangani
c. Neonatal risiko tinggi / komplikasi yang ditangani
11. Pelayanan GawatDarurat
12. Kejadian Luar Biasa(KLB)
1.3 KeluargaBinaan
Keluarga binaan berada di Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari empat kepala
keluarga, yaitu:
1. Tn.Wahyudin
2. Tn.Fahruroji
3. Tn.Wasehudin
1. Keluarga Tn.Wahyudin
Keluarga Tn. Wahyudin bertempat tinggal di Desa Talok RT 011/RW 03,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Wahyudin
berusia 30 tahun dan bekerja sebagai tukang jahit sepatu dengan rata-rata
penghasilan per bulan Rp 800.000. Tn Wahyudin mempunyai kandang ternak di
samping rumahnya. Istri Tn.Wahyudin adalah seorang ibu rumah tangga yang
selalu masak menggunakan air tanah. Tn.Wahyudin dan Ny. Minah memiliki 2
orang anak, yaitu Fatur dan Fatih. Fatur saat ini sedang duduk di sekolah dasar.
Fatih adiknya belum bersekolah. Penghasilan Tn Wahyudin tidak cukup untuk
memenuhikebutuhansehari-hari.
2. Ruangandalamrumah Ruang tamu berukuran 3x2 meter, 2 kamar tidur dengan ukuran
masing-masing 3x3m, kamar mandi dalam rumah ukuran 2x1 m,
dan dapur ukuran 4x3 m
3. Jamban Keluarga Tn wahyudin memiliki jamban di dalam rumah,limbah
cair langsung mengalir ke selokan. Jamban berdekatan
dengan kandang ayam milik tetangga.
4. Jendeladan Ventilasi Terdapat 2 jendela di depan rumah yang jarang dibuka dan 1
jendela di dapur. Ventilasi terdapat di depan rumah sebanyak 2
buah, permanen terbuka. Pada satu kamar tidur terdapat 1 jendela
dan 1 ventilasi. Pada kedua kamar yang lain tidak
terdapat jendela, tetapi terdapat ventilasi.
5. MCK MCK dilakukan di dalamrumah
6. Pencahayaan Setiap ruangan memiliki 1 lampu daya 10 watt. Sinarmatahari
tidak masuk ke semua ruangan.
2. Ruangan dalam rumah Ruang tamu berukuran 3x3 m, ruang tengah berukuran 4x3 m,
kamar tidur kurang lebih 3x2,5 m, dan kamar mandi 1x1,5 m, dan
dapur 2x3 m.
3. Jamban Keluarga Tn. Fahruroji memiliki jamban yang sangat
berdekatan dengan dapur dan tidak ditutupi atap
9. Lingkungan Rumah Tn. Fahruroji pada bagian depan rumah terdapat rumah
sekitarrumah penduduk dengan berbatasan dengan jalan setapak, bagian
samping kanan terdapat rumah tetangga dan di bagian belakang
rumah terdapat sawah yang sebagian warga desa membuang
sampah rumah tangga mereka di sawah tersebut.
Gambar 1.5 Denah Rumah Keluarga Tn. Fahruroji
3. Keluarga Tn. Wasehudin
Keluarga Tn. Wasehudin terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Tn. Wasehudin
sebagai kepala keluarga. Tn. Wasehudin menikah dengan Ny. Rokayah dan
mempunyai 2 anak, 1 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Anak
pertamanya bernama Riska Wahyuningsih, anak keduanya bernama Muhamad
Ripaudin.
Tn. Wasehudin Suami L 46 thn Tamat SLTP Buruh harian lepas Rp. 800.000
Ny. Rokayah Istri P 38 thn Tamat SLTP Karyawan swasta Rp. 500.000
Riska Anak P 15 thn Tamat SD Pelajar -
Wahyuningsih pertama
2.1 Pengetahuan
2.1.1 DefinisiPengetahuan
Pengetahuanadalahhasildari“tahu”daniniterjadisetelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakini indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung telinga, dan
sebagainya)(Notoatmodjo,2005,)
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan seseorang tentang
suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalamansendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melaluipengenalan
sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun
informal.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses
yang berurutan), yaitu :
a. Awareness(kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasatertarik)
Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai
timbul.
c. Evaluation(menimbang-menimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial
Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini,
dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya, apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung
lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disiniadalah dapat menjadi dasar dalam
merubah perilaku sehingga perilaku itulanggeng.
2.1.2 SumberPengetahuan
Sumber pertama yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama, adalah
berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berbentuk norma-
norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam norma dan kaidah itu terkandung pengetahuan yang kebenarannya
bolehjadi tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit dikritik
untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan, dengan
percaya secara bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung
bersifat tetap(mapan) tetapi subjektif (Suhartono,2008).
Sumber kedua yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang
lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak pemegang otoritas
kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama,
orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun yang mereka katakan benar atau
salah, baikatau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan
dengan patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakan orang telah mempercayai mereka
sebagai orangorang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas
dan benar. Bolehjadi sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi
persoalannya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa dipercaya. Lebih
dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran
dan pengalaman yang telahteruji kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah
kebohongan, hal ini akan membahayakan kehidupan manusia danmasyarakat
itusendiri (Suhartono,2008).
Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. Bagi manusia, pengalaman indriawi
adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa
pula melakukan kegiatan hidup (Suhartono, 2008).
Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indera, akal pikiran
memiliki sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup kemampuannya melebihi panca
indera, yang menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang bersifat
metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis
menurutsisi tertentu, yang satu persatu, dan yang berubah-ubah, maka akal pikiran
Mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang
seragam danyang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Oleh sebab itu, akal
pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran pengetahuan indriawi sebagai
pengetahuan semu dan menyesatkan. Singkatnya, akal pikiran cenderung
memberikan pengetahuan yanglebih umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat
tetap, tidak berubah-ubah (Suhartono, 2008).
Sumber kelima yaitu intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam.Jadi,
sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan
kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan
pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera
maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan
untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada
di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini
kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut ukuran pengalaman indriawi maupun
akal pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal
belaka (Suhartono,2008).
2.1.3 TingkatPengetahuan
Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,
yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat iniadalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuanyangpaling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahutentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya (Notoatmodjo,2003).
2. Memahami(comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dap4a9t
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagai
nyaterhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2003).
3. Aplikasi(application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaanhukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2003).
4. Analisis(analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu samalain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja,seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2003).
5. Sintesis(synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapatmeringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada (Notoatmodjo,2003).
6. Evaluasi(evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada (Notoatmodjo,2003).
2.2 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat (Notoadmojo, 2010).
Faktor pendidikan masyarakat sangat berpengaruh dalam hal pembuangan tinja
masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan akan memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya rumah sehat dan manfaatnya. Pendidikan kesehatan
adalah mengubah perilaku dari yang merugikan atau tidak sesuai dengan norma.
2.3.2. EpidemiologiDBD
Demam berdarah dengue yang mewabah di Asia Tenggara, mula-mula muncul di
Filipina pada tahun 1953. Di negara itu, demam berdarah yang disertai perdarahan
dan renjatan menyerang anak-anak. Pada tahun 1958 penyakit demam berdarah
dengue muncul di Bangkok (Thailand), dan Hanoi (Vietnam Utara).
Selanjutnya, Malaysia pun terjangkit penyakit ini pada tahun 1962 dan 1964
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968,
akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit
tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh
propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak
pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan
secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD terbesar terjadi pada
Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari
hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan
tatalaksana DBD secara konvensional sudahberubah.
A. Faktor Yang Berperan Dalam KejadianDBD
Kesehatan manusia sangat tergantung pada interaksi antara manusia dan
aktivitasnya dengan lingkungan fisik, kimia, serta biologi. Infeksi DBD dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya di masyarakat merupakan interaksi dinamis
antara faktor host (manusia), agent (virus) dan environment (lingkungan).
Selanjutnya menurut Gordon (1994) dalam epidemiologi, kejadian atau penularan
penyakit menular ditentukan oleh faktorfaktor yang disebut host, agent, dan
environment. Demikian pula epidemiologi Demam Berdarah, ada hubungan yang
saling berkaitan antara host (manusia), agent (virus), dan environment
(lingkungan fisik, kimiawi, biologik, sosial), lingkungan yang memberi kontribusi
terhadap perkembangbiakan vektor (Aedes). Dengan demikian, ketiga faktor
tersebut di atas mempengaruhi persebaran kasus DBD dalam suatu wilayah
tertentu.
Agent, host dan environment saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya
infeksi DBD. Namun, sebagian dari agent (hanya virus dengue) yang menjadi
penyebab utama kejadian penyakit DBD. Begitu pula host, tidak semuanya dapat
terinfeksi dengan virus dengue karena masing-masing punya imunitas yang
berbeda. Selanjutnya, environment yang merupakan kondisi lingkungan
berkontribusi terhadap pengadaan wadah vektor Aedes berkembang biak. Namun,
tidak semua wadah disenangi vektor tersebut seperti wadah yang berisi air keruh
dan kotor.
B. Faktor Yang Berperan Terhadap EndemisitasDBD
Penyebaran DBD di Indonesia dipengaruhi oleh multifaktor, di antaranya adalah
perilaku masyarakat, lingkungan, dan faktor demografi. Untuk itu, pada bab ini
akan dibahas secara singkat tentang faktor perilaku, lingkungan serta demografi
yang berperan terhadap endemisitas DBD. Perilaku Masyarakat Perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi
(predisposing), faktor pendukung (enabling), dan faktor penguat (reinforcing).
Faktor predisposisi seperti, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan. Faktor
pendukung seperti, ketersediaan sumber daya kesehatan, fasilitas kesehatan yang
memadai serta keterjangkauan fasilitas kesehatan. Sedangkan faktor penguatnya
adalah dukungan masyarakat, pemerintah serta sikap kepedulian petugas
kesehatan. Kebiasaan Masyarakat Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kejadian DBD erat kaitannya dengan faktor kebiasaan yang ada pada masyarakat.
Kebiasaan tersebut seperti menggantung pakaian dan kebiasaan tidur siang. Hal-
hal ini tersebut dapat mengakibatkan tingginya kepadatan vektor dan kejadian
DBD dimasyarakat.
Faktor Demografi
Beberapa faktor demografi yang terkait dalam penularan DBD pada manusia
yaitu:
a. Kepadatan penduduk Pemukiman yang padat penduduk lebih rentan terjadi
penularan DBD utamanya pada daerah perkotaan (urban) karena jarak terbang
nyamuk Aedes diperkirakan 50-100 meter. Pada daerah yang berpenduduk padat
disertai distribusi nyamuk yang tinggi, potensi transmisi virus meningkatdan
bertendensi ke arah terbentuknya suatu daerah endemis. Pada umumnya wadah
menyimpan air sebagai tempat berkembang biaknya Aedesaegypti.
b. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk memudahkan penularan (transmisi)
dari satu tempat ke tempat lainnya. Urbanisasi yang cepat dan tidak terkendali
mengakibatkan terjadinya peningkatan kontak dengan vektor. Begitu pula dengan
peningkatan dan makin lancarnya hubungan lintas udara dan transportasi, kota-
kota kecil atau daerah semiurban menjadi mudah terinfeksi penyakitDBD.
3. Kepompong
a. Berbentuk sepertikoma
b. Gerakannyalamban
c. Sering berada di permukaanair
d. Setelah 1-2 hari berkembang menjadinyamuk
4. NyamukDewasa
a. Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih pada seluruh
tubuhnya.
b. Hidup di dalam dan di sekitar rumah, dan di tempat-tempat umum (TTU)
seperti sekolah, perkantoran, tempat ibadah, pasardll.
c. Mampu terbang sampai kurang lebih 100meter.
d. Hanya nyamuk betina yang aktif menggigit (menghisap) darahmanusia.
e. Waktu menghisap darah pada pagi hari dan sore hari. Protein darahyang
dihisap tersebut diperlukan untuk pematangan telur yangdikandungnya.
f. Setelah menghisap darah nyamuk ini akan mencari tempat untuk hinggap
(istirahat).
g. Nyamukjantanhanyamenghisapsaribunga/tumbuhanyangmengandung
gula.
h. Umur nyamuk Aedes aegypti rata-rata 2 minggu, tetapi ada yang dapat
bertahan hingga 2-3bulan.
1. Penyebab
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang
ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis,
dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis
virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan
maupun fatal.
2. Ciri-ciri
Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala
hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-
mualdanruam.Gejalapadaanak-anakdapatberupademamringanyangdisertai
ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang
bisa mencapai suhu 40-41◦C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan
gelaja lainnya yang menyertai demam berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul
kecenderungan pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga
pendarahan dalam tubuh. Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada
kegagalan saluran pernapasan, shock dankematian.
Setelah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus, tubuh akan memiliki
kekebalan terhadap virus itu, tapi tidak menjamin kekebalan terhadap tiga jenis
virus lainnya.
3. Tanda dangejala
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit
kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam ruam
demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul
dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga
menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul
dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek
ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan
pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera
konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari
berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal
karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas/inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini:
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik,
penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang,
diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah
kulit. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya
sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (mimisan),
mulut, dubur, dsb. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah
dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian
4. Penularan
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes
yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari
orang ke orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti, tidak
ditemukan di Hong Kong, namun virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies
lain yaitu Aedes albopictus.
5. MasaInkubasi
Jangka masa inkubasi adalah 3 sampai 14 hari, umumnya 4 sampai 7 hari.
6. Penanganan
Tidak ada perawatan khusus untuk demam berdarah. Obat-obatan diberikan untuk
meringankan demam dan rasa sakit. Penderita sebaiknya segera dirawat, dan
terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya. Dengan perawatan yang tepat dan segera,
tingkat kematian tidak mencapai 1%.
7. Pencegahan
Kebijakan Nasional untuk pengendalian DBD sesuai KEPMENKES No
581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit DBD, adalah
sebagai berikut :
1) Meningkatkan perilaku dalam hidup sehat dan kemandirian terhadap
pengendalianDBD.
2) Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit
DBD.
3) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program pengendalian
DBD.
4) Memantapkan kerjasama lintas sektor/ lintasprogram.
5) Pembangunan berwawasanlingkungan.
3) Perlu identifikasistake-holders
4) Jejaringkemitraan
Sasaran
1) Individu, keluarga dan masyarakat di tujuh tatanan dalam PSNyaitu:
a. tatanan rumahtangga,
b. institusipendidikan,
c. tempatkerja,
d. tempat-tempatumum,
e. tempat penjualmakanan,
f. fasilitas olah ragadan
g. fasilitaskesehatan
2.3.5 PemantauanJentik
Langkah Umum untuk Mencegah Penyakit yang Disebarkan oleh Nyamuk
1. Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, dan gunakan obat
penangkalnyamuk
2. Gunakan kawat nyamuk ataukelambu
3. Pasang obat nyamuk bakar ataupun obat nyamuk cair/listrik di tempat
yang dilalui nyamuk, seperti jendela, untuk menghindari gigitannyamuk.
4. Cegah munculnya genanganair
5. Buang kaleng dan botol bekas di tempat sampah yangtertutup.
6. Ganti air di vas bunga paling sedikit seminggu seali, dan jangan biarkan
ada air menggenang di pottanaman.
7. Tutup rapat semua wadah air, sumur dan tangki peampunganair.
8. Jaga saluran air supaya tidaktersumbat.
9. Ratakan permukaaan tanah untuk mencegah tibulnyagenangan air.
Pengamatan jentik dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mencari semua tempat perkembangbiakan jentik nyamuk yang ada di dalam
maupun di lingkunganrumah.
2. Memeriksa bak mandi/WC, tempayan, drum, dan tempat-tempat
penampungan airlainnya.
3. Jika tidak tampak, ditunggu sampai ± 0,5-1 menit, jika ada jentik pasti akan
muncul ke permukaan air untukbernafas.
4. Jika tidak tampak karena wadah air tersebut terlalu dalam dan gelap, maka
menggunakansenter.
5. Memeriksa juga tempat-tempat berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk misalnya vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kalengbekas,
botol plastik, ban bekas, tatakan pot bunga, tatakan dispenser, dan lain-lain.
6. Tempat lain di sekitar rumah yaitu talang/saluran air yang terbuka/tidak
lancar, lubang-lubang pada potongan bambu, atau pohonlainnya.
7. Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis kontainer yang diperiksa pada “Formulir
Hasil Pemantauan Jentik Mingguan” di rumah/tempattinggal.
2.4. 1. 3M Plus
Pencegahan Penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Menurut Soedarto (2009), pencegahan terhadap penularan DBD dapat dilakukan
denganpemberantasan larva dan nyamuk Aedes aegypti dewasa.
Pelaksanaan 3MPlus
Menurut Depkes RI (2005), pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang
dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengu7e2
(PSN DBD) dapat dilakukan dengan cara melalui pemberantasan jentik yang
dikenal dengan kegiatan 3M plus,yaitu:
1. Menguras tempat penampungan air(TPA)
Menguras tempat penampungan air (TPA) seperti bak mandi, bak WC, dan lain-
lain perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali dengan
menyikat dan menggunakan sabun dalam pengurasannya agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat tersebut. Sebagaimana juga yang dijelaskan oleh
Sutaryo (2005) pada saat pengurasan atau pembersihan tempat penampungan air
dianjurkan menggosok atau menyikat dindingdindingnya.
Dalam penelitian Dewi, dkk (2013) didapatkan bahwa ada hubungan antara
menguras Tempat Penampungan Air (TPA) dengan keberadaan larva Aedes
aegypti. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lintang, dkk (2010)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara menguras TPA dengan keberadaan
larva Aedes aegypti. Sementara dalam penelitian yang dilakukan oleh Syarief
(2008) di Wilayah Puskesmas Tarakan Kota Makassar yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara menguras tempat penampungan air dalam rumah
dengan keberadaan larva Aedes aegypti.
Tempat penampungan air terdiri dari tempat penampungan air dalam rumah dan
tempat penampungan air luar rumah. Tempat penampungan air dalam rumah yaitu
ember, gentong, tempayan, dan bak mandi. Sedangkan tempat penampungan air
luar rumah yaitu vas bunga, kolam ikan, dan lain-lain (Bustan, 2007). Tempat
penampungan air yang sering ditemukan larva Aedes aegypti adalah bak mandi
(Fatimah, 2006).
Keberadaan tempat penampungan air di dalam maupun luar rumah sangat
berpengaruh terhadap ada tidaknya larva Aedes aegypti, bahkan tempat
penampungan air tersebut bisa menjadi tempat perkembangbiakan menjadi
nyamuk dewasa sehingga dapat menjadi vektor DBD (Fatimah, 2006).
Penelitian Novita (2011) menyimpulkan bahwa ada hubungan antara keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti di tempat penampungan air. Silvia (2007),
menyebutkan bahwa keberadaan jentik dalam penampungan air, menguras tempat
penampungan air lebih dari satu minggu sekali berpengaruh terhadap kejadian
DBD.
2. Menutup tempat penampunganair(TPA)
Menutup rapat tempat penampungan air dalam pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengue (PSN DBD) yaitu seperti menutup rapat ember,
tempayan, baskom, bak mandi, dan lain-lain (Depkes, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Benvie (2005) di wilayah Puskesmas
Maricayya Selatan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara menutup rapat
tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Sementara
dalam penelitian yang dilakukan oleh Lintang, dkk (2010) di Kota Semarang yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara menutup tempat penampungan air
dengan keberadaan larva Aedesaegypti.
3. Mengubur barang-barangbekas
Mengubur barang-barang bekas merupakan praktik pemberantasan nyamuk DBD
yang dilakukan dengan cara mengubur barang-barang bekas yang berpotensi
menampung air dan terdapat larva Aedes aegypti seperti kaleng bekas, botol
bekas, ban bekas, dan lain-lain(Depkes,2005).
Menurut Soeroso (2000) kaleng bekas, ban bekas, botol bekas dapat memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap bertambahnya larva Aedes aegypti yang
otomatis membuka peluang terhadap kejadian DBD.
Ban, botol, plastik, dan barang-barang lain yang dapat menampung air merupakan
sarana yang memungkinkan untuk tempat perkembang biakan nyamuk. Karena
semakin banyak tempat bagi nyamuk yang dapat menampung air, semakin banyak
tempat bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak, sehingga makin
meningkat pula risiko kejadian DBD (Widodo, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wati (2009) menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan praktik mengubur barang-barang bekas di desa
endemis dan desa non endemis penyakit DBD. Namun, dalam penelitian yang
dilakukan oleh Anggara (2005) di wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota
Makassar yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengubur barang-
barang bekas dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Demikian juga dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yudhastuti, dkk (2005) diSurabaya.
4. Mengganti air vas bunga, dan tempat minumburung
Dalam mengganti air vas bunga, dan tempat minum burung seminggu sekali, hal
yang perlu dilakukan tidak hanya mengganti air tersebut akan tetapi harus
mencucinya dengan menyikat tempat-tempat tersebut agar jentik Aedes aegypti
tidak dapat hidup ataupun berkembang biak didinding-dindingnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathi, Keman, dan Wahyuni (2005) menunjukan
bahwa keberadaan kontainer atau tempat penampungan air, baik yang berada di
dalam maupun di luar rumah, merupakan faktor yang berperan penting dalam
penularan ataupun terjadinya KLB DBD.
Saniambara et al. (2003) menyatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat
berkembang biak di tempat penampungan air bersih dan yang tidak beralaskan
tanah, seperti: bak mandi/wc, drum dan kaleng bekas, tempat minum burung dan
pot tanaman hias. Kadang-kadang ditemukan juga di pelepah daun, lubang
pagar/bambu dan lubang tiang bendera.
5. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak agar nyamuk
Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak di tempat tersebut (Depkes,2005).
Tempat penampungan air positif larva yang juga penting diperhatikan adalah
talang air. Hal ini dikarenakan letak talang air yang tinggi dan terletak di atas
sehingga sulit dijangkau untuk dibersihkan. Akibatnya talang air menjadi salah
satu tempat yang digemari nyamuk untuk meletakkan larva nyamuk (Ramadhani,
dkk., 2009).
6. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan tanah.
Menutup lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan tanah sehingga
nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak (Depkes,2005).
Lingkungan yang masih terdapat benda-benda yang dapat menjadi tempat
bersarang nyamuk seperti adanya lubang pada potongan bambu, pohon, dan bekas
tempurung kelapa yang berserakan mengakibatkan bertambahnya tempat
perindukan nyamuk dan jumlah nyamuk akan bertambah meningkat (Duma, dkk,
2007).
7. Menabur bubuklarvasida
Dalam menaburkan bubuk larvasida dapat dilakukan di tempat-tempat
penampungan air yang sulit dikuras atau dibersihkan dan di daerah yang sulit air.
Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (lebih kurang 1 sendok makan rata)
untuk tiap 100 liter air. Abatisasi dengan themephos ini mempunyai efek residu 3
bulan dan aman digunakan meskipun diberikan pada tempat-tempat penampungan
air baik untuk mencuci atau air minum sehari-hari (Depkes, 2005).
WHO (2000) telah menyatakan bahwa pemberantasan larva nyamuk Aedes
aegypti dengan penaburan butiran temephos dengan dosis 1 ppm dengan efek
residu selama 3 bulan cukup efektif menurunkan kepadatan populasinyamuk
Aedes aegyptiatau meningkatkan angka bebas jentik, sehingga menurunkan risiko
terjadinya KLB penyakitDBD.
Hasil penelitian Yunita K.R dan Soedjajadi K (2007), menyebutkan bahwa risiko
keberadaan jentik Aedes aegypti pada rumah yang tidak diberi abate pada tempat
penampungan airnya adalah sebesar 9,143 kali dibandingkan dengan rumah yang
diberi abate pada tempat penampungan airnya terhadap kejadian DBD.
8. Memelihara ikan pemakanjentik
Pengendalian jentik Aedes aegypti adalah dengan memelihara ikan gabus, ikan
guppy, ikan kepala timah, ikan mujair, ikan nila (Depkes, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Anggara (2005) menyatakan tidak terdapat
hubungan antara memelihara ikan pemakan jentik dengan keberadaan larva Aedes
aegypti. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Lintang, dkk (2005) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara memelihara ikan pemakan
jentik dengan keberadaan larva Aedes aegypti.
Sebagaimana juga dalam penelitian yang dilakukan Mahardika (2009)
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara memelihara ikan
pemakan jentik dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja
Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal tahun 2009. Nilai
Odd Ratio (OR) = 1,179 (95%CI =0,383-3,630),menunjukkan bahwa responden
yang tidak memelihara ikan pemakan jentik mempunyai risiko 1,179 kali lebih
besar menderita DBD daripada responden yang memelihara ikan pemakan jentik
tetapi karena 95%CI mencakup angka 1 maka variabel tidak memelihara ikan
pemakan jentik belum tentu merupakan faktor risiko timbulnya penyakit DBD.
9. Memasangkawatkasa
Memasang kawat kasa merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya
penularan penyakit DBD (Depkes, 2005).
Hasil penelitian Azwar (2009) menemukan bahwa pada responden yang menderita
DBD yang memakai kawat kasa adalah 18 responden (28,6%), sedangkan yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 38 responden (46,9%), sehingga hal ini berarti
ada hubungan antara pemakaian kawat kasa pada ventilasi dengan kejadian DBD.
Sementara menurut Widodo (2012) dalam penelitiannya menyebutkan jika
penggunaaan kawat kassa nyamuk juga akan berpengaruh dengan kejadian DBD.
Demikian pula dengan penelitian (Tamza, R.B., et. al. 2013, dalam Maria, Ita.,
et.al. 2013) di Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung
menyimpulkan bahwa pemasangan kawat kasa pada ventilasi mempunyai
hubungan dengan kejadian DBD.
10. Menghindari kebiasaan menggantungpakaian
Menurut Harianto dkk (1989) mengatakan bahwa kebiasaan menggantung pakaian
adalah dapat menjadi tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap
istirahat selama menunggu waktu bertelur dan tempat tersebut gelap, lembab dan
sedikit angin. Nyamuk Aedes aegypti hinggap di baju-baju yang bergantungan dan
benda-benda lain di rumah.
Penelitian Cendrawirda (2003) menyatakan bahwa ada hubungan kebiasaan
menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian DBD. Hasil penelitian ini
sesuai dengan laporan Perich et. al. (2000) dari hasil penelitiannya di Panama
seperti dikutip oleh Widjana (2003), bahwa ada 4 tipe permukaan yang disukai
sebagai tempat beristirahat nyamuk yakni permukaan semen, kayu, pakaian, dan
logam.
11. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
Pencahayaan dan ventilasi ruangan di rumah harus memadai sehingga nyamuk
Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak(Depkes,2005).
Menurut KepMenkes No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan
rumah tinggal diketahui bahwa syarat luas lubang ventilasi minimal berukuran
10% dari luas lantai rumah.
Secara teoritis banyaknya tumbuhan di sekitar rumah mempengaruhi pencahayaan
dalam rumah, merupakan tempatyang disenangi nyamuk untuk hinggap dan
beristirahat (Soegijanto, 2003).
12. Menggunakankelambu
Menggunakan kelambu saat tidur terutama pada pukul09.00 – 10.00 dan 16.00 –
17.00, sehingga dapat tercegah terkena penyakit DBD (Depkes,2005).
Hasil penelitian Mahardika (2009) menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara memakai kelambu dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di
wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal tahun
2009.menunjukkan bahwa responden yang tidak memakai kelambu mempunyai
risiko 1,138 kali lebih besar menderita DBD dari pada responden yang memakai
kelambu saat tidur tetapi karena 95%CI mencakup angka 1 maka variabel tidak
memakai kelambu belum tentu merupakan faktor risiko timbulnya penyakit DBD.
13. Memakai obat yang dapat mencegah gigitannyamuk
Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan repellent, obat nyamuk bakar,
semprot atau elektrik (Depkes, 2005).
WHO (2005) menyatakan bahwa penolak serangga merupakan sarana
perlindungan diri terhadap nyamuk dan serangga yang umum digunakan. Benda
ini secara garisbesarnya dibagi menjadi dua kategori, penolak alami dan kimiawi.
Minyak esensial dan ekstrak tanaman merupakan bahan pokok penolak alami.
Penolak serangga kimiawi dapat memberikan perlindungan terhadap nyamuk
Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan spesies Anopheles selama beberapajam.
Teori Nadesul (2004) menyatakan bahwa cara lain untuk menghindari gigitan
nyamuk adalah dengan membalurikulit badan dengan obat anti nyamuk
(repellent).
Menurut Sitio (2008), dalam penelitiannya menyebutkan penggunaan obat anti
nyamuk di siang hari berpengaruh terhadap kejadian DBD. Dalam penelitian
Mahardika (2009) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
memakai lotion anti nyamuk dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di
wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal tahun
2009. menunjukkan bahwa responden yang tidak memakai lotion anti nyamuk
mempunyai risiko 6,000 kali lebih besar menderita DBD dari pada responden
yang memakai lotion antinyamuk.
Artinya :“Dan Kami turunkan dari langit itu air yang suci.” (QS. Al-Furqan : 48)
Allah SWT menerangkan bahwa air hujan itu suci supaya kita dapat
menggunakannya dalam menyucikan diri, juga ada hadits dari Rasulullah SAW
yang menerangkan tentang air lain yang juga bias digunakan untuk bersuci yaitu
air laut.
3. Menjaga kesucian tempat yang ramai dikunjungi orang. Menjaga kebersihan
tempat yang banyak dikunjungi orang sangat penting karena jika saja tempat itu
kotor dan menjadi sarang penyakit, maka akan sangat mudah menjangkiti banyak
orang dalam waktu yangbersamaan.
2.7. KerangkaTeori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori perilaku
Notoatmodjo, yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh
faktor-faktor, yaitu:
Sumber :Notoatmodjo,2010
2.9 DefinisiOperasional
3.1 DesainPenelitian
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis univariat. Metode
deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang
berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi sebagaimana
mestinya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini akan
mendeskripsikan masalah yang terjadi pada 3 keluarga binaan di RT 011 /
RW 003 , Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.
3.3 SampelPengumpulanData
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota keluarga binaan di Desa Talok
RT 011 / RW 003, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, yaitu keluarga Tn. Wahyudin Tn. Fahroji, Tn. Wasehudin.
a. Kriteriainklusi
Kriteria inklusia dalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:
1. Bersedia untuk menjadiinforman
2. Merupakan anggota keluargabinaan
3. Usia di atas 10tahun
4. Sehat jasmani danrohani
b. KriteriaEkslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,
yaitu:
1. Tidak mengisi kuesioner secaralengkap
2. Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit
ditemui
3. Subjek tidak dapat ditemui saat proseswawancara
Adapun kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
No Tanggal Kegiatan
1. Selasa,13Maret Datang ke Puskesmas Kecamatan Kresek
2018 dan observasi perilaku warga sekitar
2. Rabu, 14 Maret Perkenalan dengan keluarga binaan,
2018 melakukan pre-survei pertama dan
wawancarapre-survei
Konsultasi dengan Dr. Dian
mengenai penentuan area masalah
dan menyusun tinjauanpustaka.
Tabel 3.1 Pengumpulan Data
4.1 KarakteristikResponden
Hasil analisis ini ditampilkan melalui bentuk tabel dan diagram yang diambil dari
data karakteristik responden yang terdiri dari 4 orang dalam tiga keluarga binaan
di RT 011/RW 03, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, yakni: Keluarga Tn. Wahyudin, Tn. Fahruroji, dan Tn.
Wasehudin.
Usia
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Pada Responden di RT 011/RW
03, Desa Talok, Maret 2018
No Usia Jumlah Anggota Keluarga
1 ≤ 16 tahun 5
2 17 – 25 tahun 0
3 26 – 35 tahun 6
4 36 - 45 tahun 0
5 46 – 55 tahun 2
Tingkat Pendidikan
8% 25%
Belum Sekolah
33%
SD
SMP
34%
Tidak Sekolah
Berdasarkandaridiagram4.1terlihattingkatpendidikanterbanyak
respondendikeluargabinaanadalahSekolahDasar(34%).
Pekerjaan
16%
Wiraswasta
33%
Montir
Buruh
Tidak Bekerja
17% 17%
Diagram4.2DistribusiFrekuensiPekerjaanRespondendiKeluarga
Binaan,diRT03/RW01,DesaTalok,Maret2018
Dari diagram 4.2 terlihat bahwa dari keempat kelurga binaan status pnaan status
pekerjaan terbanyak adalah pengangguran (33%).
4.2 Variabel
Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel – variabel
dalam kuesioner yang dijawab 3mresponden pada bulan Maret 2018.
Buruk 8 100 %
Baik 0 0%
Total 8 100 %
Total 8 100 %
Buruk 8 100 %
Baik 0 0%
Total 8 100 %
2. Tidak ingin tahu tentangpengalaman Memberikan arahan untuk membantu Memberikan penyuluhan berupa tata Jangka pendek
melakukan PSN responden agar mengerti cara melakukan cara melakukan kegiatan PSN
PSN
3. Tidak tahu tentang bagaimana Memberikan informasi tentang 3M Plus Memberikan penyuluhan tentang Jangkapendek
melakukan kebiasaan 3MPlus bagaimana melakukan kebiasaan 3M
Plus dalam keseharian
Memberikan Informasi dan arahan
4. Tidak ada penyuluhan tentangDBD bagaimana pentingnya penyuluhan tentang Memberikan penyuluhan tentang DBD
dan 3M Plus kesehatan dan pencegahannya dan 3M Plus JangkaPendek
Buruk 8 100%
Cukup 0 0%
Baik 0 0%
Total 8 100%
Buruk 0 0%
Cukup 0 8%
Baik 8 100 %
Total 0 100%
5.1 Simpulan
5.1.1 AreaMasalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan
yang bertempat tinggal di RT 011 / RW 003, Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Desember 2017 maka dilakukanlah
diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu
“Pengetahuan tentang DBD Pada Keluarga RT 011 RW 003 Desa Talok
Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Maret 2018”.
PRE – SURVEY
I. KarakteristikResponden
1. Nama :
2. JenisKelamin :
3. Usia :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan :
5. Penghasilan :
PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui penyakit demam berdarah?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah menurut anda penularan DBD melalui gigitan nyamuk?
a. Ya
b. Tidak
3. Menurut anda yang termasuk gejala DBD adalah ?
(boleh lebih dari satujawaban)
a. Demammendadak
b. Sakitkepala
c. Nyeri sendi / tulang /otot
d. Nyeri uluhati
e. Perdarahan berupa : bintik-bintik merah di kulit, perdarahan gusi /
hidung, batuk darah, berak darah, danlain-lain.
f. Tidaktahu
4. Apakah menurut anda, bagaimana cara penyebaran penyakit demam
berdarah?
a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita
demamberdarah
b. Melalui debu /angin
c. Melalui batuk /dahak
d. Bersentuhan dengan penderita demamberdarah
e. Melalui barang yang dipakai oleh penderita demamberdarah
f. Tidaktahu
5. Apakah menurut anda tempat-tempat apa saja yang berpotensi /
dapat menjadi jentik nyamuk demam berdarah ? (boleh lebih dari
satujawaban)
a. Tempat penampungan air (tempayan) yang tidaktertutup
b. Bakmandi
c. Tempat minumburung
d. Kaleng bekas yang terisiair
e. Ban bekas yang terisiair
f. Tidaktahu
6. Apakah menurut anda cara mencegah tempat perindukan nyamuk
dengan?
(boleh lebih dari satu jawaban)
a. Menguras bak mandi secara teratur minimal 1 minggusekali
b. Menutup tempat penyimpanan air yang dapat menjadi tempat
berkembang biaknyamuk
c. Mengubur / membersihkan barang bekas yang dapat menampung
air (kaleng bekas, botol bekas, wadah plastik bekas, ban bekas, dan
lain-lain)
d. Memberikan insektisida pembunuh larva nyamuk (contoh :
abate) pada tempat penyimpanan air / bak mandi setiap 3-4 bulan
sekali
e. Menanami kolam dengan ikan pemakan jentiknyamuk
7. Menurut anda waktu penyemprotan nyamuk pada pukul 10 siang dan 4
sore sudah tepat?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah keluarga anda secara teratur membersihkan dengan mengubur dan
membakar barang bekas yang dapat menjadi tempat bersarangnyanyamuk?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah tempat penampungan air di rumah anda tertutup?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda mengunakan bubuk abate di tempat penampungan air anda?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah menurut anda penyakit demam berdarah dapat menyebabkan
perdarahan?
a. Ya
b. Tidak
PENGALAMAN
12. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan pemberantasan sarang nyamukdi
lingkungan tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
KEBIASAAN
13. Apakah keluarga anda menguras dan membersihkan bakmandi
/ tempat penampungan air sebanyak 1 minggu 1 kali ?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah keluarga anda membersihkan/ menguras pot bunga di
rumah sebanyak 1 minggu 1kali?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah keluarga anda membersihkan tempat genangan air di sekitar
lingkungananda?
a. Ya
b. Tidak
INFORMASI
16. Darimanakah anda mengetahui sumber informasi tentang DBD ? (boleh
lebih dari satujawaban)
a. Petugas kesehatan (bidan, perawat,dokter)
b. Media cetak (koran,majalah)
c. Media elektronik (televisi,radio)
d. Kegiatan setempat (penyuluhan, arisan,pengajian)
17. Apakah anda tahu tentang program puskesmas untuk memberantas
demamberdarah?
a. Ya
b. Tidak
Jika tahu, apakah program puskesmas tersebut? (boleh lebih dari satu)
a. 3M
b. Juru pengawasjentik
c. Foging(pengasapan)
d. Penyebaran bubukabate
e. Pelaporan dan pengawasan warga yang terkena demamberdarah
f. Tidaktahu
18. Dari manakah anda mengetahui tentangDBD?
a. Penyuluhan
b. Tv atauradio
c. Majalah atauKoran
d. Tidaktahu
MEDIA
19. Apakah anda mengetahui sumber media tentang 3M PLUS di peroleh dari
(boleh lebih dari satujawaban)
a. Petugaskesehatan
b. Bidandesa
c. Kaderdesa
d. Mediaelektronik
e. Poster
Lampiran II
POST – SURVEY
II. KarakteristikResponden
1. Nama :
2. JenisKelamin :
3. Usia :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan :
5. Penghasilan :
PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui penyakit demam berdarah?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah menurut anda penularan DBD melalui gigitan nyamuk?
a. Ya
b. Tidak
3. Menurut anda yang termasuk gejala DBD adalah ?
(boleh lebih dari satujawaban)
a. Demammendadak
b. Sakitkepala
c. Nyeri sendi / tulang /otot
d. Nyeri uluhati
e. Perdarahan berupa : bintik-bintik merah di kulit, perdarahan gusi /
hidung, batuk darah, berak darah, danlain-lain.
f. Tidaktahu
4. Apakah menurut anda, bagaimana cara penyebaran penyakit demam
berdarah?
a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita
demamberdarah
b. Melalui debu /angin
c. Melalui batuk /dahak
d. Bersentuhan dengan penderita demamberdarah
e. Melalui barang yang dipakai oleh penderita demamberdarah
f. Tidaktahu
5. Apakah menurut anda tempat-tempat apa saja yang berpotensi /
dapat menjadi jentik nyamuk demam berdarah ? (boleh lebih dari
satujawaban)
a. Tempat penampungan air (tempayan) yang tidaktertutup
b. Bakmandi
c. Tempat minumburung
d. Kaleng bekas yang terisiair
e. Ban bekas yang terisiair
f. Tidaktahu
6. Apakah menurut anda cara mencegah tempat perindukan nyamuk
dengan?
(boleh lebih dari satu jawaban)
a. Menguras bak mandi secara teratur minimal 1 minggusekali
b. Menutup tempat penyimpanan air yang dapat menjadi tempat
berkembang biaknyamuk
c. Mengubur / membersihkan barang bekas yang dapat menampung air
(kaleng bekas, botol bekas, wadah plastik bekas, ban bekas, dan lain-
lain)
d. Memberikan insektisida pembunuh larva nyamuk (contoh : abate)
pada tempat penyimpanan air / bak mandi setiap 3-4 bulansekali
e. Menanami kolam dengan ikan pemakan jentiknyamuk
7. Menurut anda waktu penyemprotan nyamuk pada pukul 10 siang dan 4
sore sudah tepat?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah keluarga anda secara teratur membersihkan dengan mengubur dan
membakarbarangbekasyangdapatmenjaditempatbersarangnyanyamuk
?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah tempat penampungan air di rumah anda tertutup?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda mengunakan bubuk abate di tempat penampungan air anda?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah menurut anda penyakit demam berdarah dapat menyebabkan
perdarahan?
a. Ya
b. Tidak
PENGALAMAN
12. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan pemberantasan sarang nyamukdi
lingkungan tempat tinggal anda?
a. Ya
b. Tidak
KEBIASAAN
13. Apakah keluarga anda menguras dan membersihkan bakmandi
/ tempat penampungan air sebanyak 1 minggu 1 kali ?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah keluarga anda membersihkan/ menguras pot bunga di
rumah sebanyak 1 minggu 1kali?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah keluarga anda membersihkan tempat genangan air di sekitar
lingkungananda?
a. Ya
b. Tidak
INFORMASI
16. Darimanakah anda mengetahui sumber informasi tentang DBD ? (boleh
lebih dari satujawaban)
a. Petugas kesehatan (bidan, perawat,dokter)
b. Media cetak (koran,majalah)
c. Media elektronik (televisi,radio)
d. Kegiatan setempat (penyuluhan, arisan,pengajian)
17. Apakah anda tahu tentang program puskesmas untuk memberantas
demamberdarah?
a. Ya
b. Tidak
Jika tahu, apakah program puskesmas tersebut? (boleh lebih dari satu)
a. 3M
b. Juru pengawasjentik
c. Foging(pengasapan)
d. Penyebaran bubukabate
e. Pelaporan dan pengawasan warga yang terkena demamberdarah
f. Tidaktahu
18. Dari manakah anda mengetahui tentangDBD?
a. Penyuluhan
b. Tv atauradio
c. Majalah atauKoran
d. Tidaktahu
MEDIA
19. Apakah anda mengetahui sumber media tentang 3M PLUS di peroleh dari
(boleh lebih dari satujawaban)
a. Petugaskesehatan
b. Bidandesa
c. Kaderdesa
d. Mediaelektronik
e. Poster
LAMPIRAN III
SKORING
ASPEK PENDIDIKANRESPONDEN
a. Tinggi : Perguruantinggi
b. Menengah : SMA &SMP
c. Rendah:SD & Tidak tamat SD/TidakSekolah
a. Baik,jika jawaban 1
b. Buruk,jika jawaban 0
LAMPIRAN IV
Tn. √ √ √ √ √
Wahyudin
√ √ √ √ √
Ny.
Minah
Fatur √ √ √ √ √
Tn. √ √ √ √ √
Fahruroji
Ny. √ √ √ √ √
Fateha
Fadlan √ √ √ √ √
Tn. √ √ √ √ √
Wasehudin
Ny. √ √ √ √ √
Rokayah
HASIL PRE SURVEYSEBELUM PENYULUHAN
PENGETAHUAN
Baik :-
Buruk : 8/8 x 100% =100%
TingkatPendidikan
KEBIASAAN
Baik :-
Buruk : 8/8 x 100% =100%
INFORMASI
Baik :-
Buruk : 8/8 x 100% =100%
MEDIA
Baik :-
Buruk : 8/8 x 100% = 100%
LAMPIRAN V
Tn. √ √ √ √ √
Wahyudin
Ny. √ √ √ √ √
Minah
Fatur √ √ √ √ √
Tn. √ √ √ √ √
Fahruroji
Ny. √ √ √ √ √
Fateha
Fadlan √ √ √ √ √
Tn. √ √ √ √ √
Wasehudin
Ny. √ √ √ √ √
Rokayah
HASIL POST SURVEY SETELAH PENYULUHAN
PENGETAHUAN
TingkatPendidikan
KEBIASAAN
INFORMASI
MEDIA
HASIL INTERVENSI
Penyuluhan diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2018 mengenai cara
melakukan 3M plus secara benar . Menggunakan komunikasi secara massgroup
dengan jumlah peserta 11 orang dari 3 keluarga binaan di RT 011/RW003 Desa
Talok, Kecamatan Kresek, Tangerang,Banten
Persiapan
Pelaksanaan
DOKUMENTASI HASIL
KEGIATAN