•RR 40x/m
•ada retraksi intercosta saat bernafas
•pernafasan paradoksal
•kesadaran menurun
breathing •penggunaan otot bantu nafas
ANALISA DATA
ANALISA DATA
KASUS DS : -
Pasien terjatuh dari sepeda motor dengan kondisi DO :
DS: - dadanya terbentur setang dan jatuh tersungkur. - KU: Lemah
DO: Teman Pasien mengatakan dadanya terasa nyeri - Kesadaran : Delirium
KU: Lemah hebat dan semakin nyeri saat bernafas dan perutnya - GCS: 10 E: 3 M: 4 V: 3
Kesadaran : Delirium terasa ampeg. Lalu pasien dibawa ke IGD hasil - Pasien akral dingin
GCS: 10 E: 3 M: 4 V:3 pengkajian didapatkan kondisi tidak sadar GCS: 10 - Pasien terdapat suara
Pasien akral dingin
dengan E:3 M:4 V:3, terdengar suara snoring, nafas snoring
Pasien terdapat suara
snoring tidak adekuat, bertambah saat inspirasi, terdapat - Pasien terdapat retraksi
Pasien terdapat retraksi intercoste saat bernafas, pernafasan intercoste saat bernafas
retraksi intercoste saat
paradoksal, sianosis. Pasien saat diperiksa TD = - RR : 40x/menit,
bernaf
RR : 40x/menit, 80/60 mmHg, N = 90x/menit, RR = 40x/menit SpO2 - Pasien tampak nafas tidak
Pergerakan dada saat menurun, pasien sudah mendapatkan terapi O2 10 adekuat
inspirasi berlawanan =
liter/menit dengan Non Reabreathing Mask. Pasien - Pergerakan dada saat
Pernafasan Paradoksa
Tampak penggunaan beberapa menit kemudian tidak terdengar suara inspirasi berlawanan =
otot bantu pernafasan nafas namun masih teraba nadi Pernafasan Paradoksal
Pasien tampak sianosis
- Tampak penggunaan otot
bantu pernafasan
- Pasien tampak sianosis
MK: GANGGUAN PERUBAHAN MEMBRANE - Asidosis respiratory
PERTUKARAN GAS KAPILER - ALVEOLAR
(PH: asidosis, PCO2 : asidosis,
PO2 : hipoksemia, HCO3 :
alkalosis)
MK : KETIDAKEFEKTIFAN MK : GANGGUAN
KRITERIA HASIL :
POLA NAFAS PERTUKARAN GAS
Sesak nafas berkurang
sampai dengan hilang
Ekspirasi dada simetri KRITERIA HASIL :
Tidak ada penggunaan otot Menunjukkan pertukaran
bantu pernafasan, tidak ada gas efektif
nafas pendek Tidak ada dyspnea dan
sianosis, mampu bernafas
Bunyi nafas tambahan tidak
dengan mudah
ada (wheezing, ronchi, ....) Menunjukkan ventilasi
Tidak ada nyeri dan cemas adekuat, ekspansi dinding
dada simetris, suara nafas
TTV dalam batas normal; bersih, tidak ada :
penggunaan otot-otot nafas
tambahan, retraksi dinding
dada, nafas cuping hidung,
INTERVENSI :
dyspnea, taktil fremitus
TTV dalam batas normal
Atur posisi tidur untuk
memaksimalkan ventilasi. Menunjukkan orientasi
kognitif baik, dan status
Jaga kepatenan jalan nafas:
mental adekuat
suction, batuk efektif
Kaji TTV, dan adanya Menunjukkan
sianosis keseimbangan elektrolit dan
Pertahankan pemberian O2 asam basa
sesuai kebutuhan
Kaji adanya penurunan
ventilasi dan bunyi nafas INTERVENSI :
tambahan, kebutuhan insersi
jalan nafas: ET, TT Kaji paru dan kondisi
Tentukan lokasi dan luasnya sputum
krepitasi di tulang dada
Identifikasi kebutuhan
Kaji peningkatan
kegelisahan, ansietas dan insersi pasien
tersengal-sengal Monitor TTV
Monitor pola pernafasan
(Bradipnea, takipnea, Ajarkan penggunaan alat
hiperventilasi): bantu nafas
kecepatan, irama, Ajarkan teknik nafas dalam
kedalaman, dan usaha Kolaborasi tim medis
respirasi
Monitor AGD
Monitor tipe pernafasan :
Kusmaul, Cheyne Stokes, Monitor elektrolit
Biot Monitor status neurologi
Ajarkan teknik relaksasi kpd
klien dan keluarga Berikan terapi oksigen
Kolaborasi Tim medis :
untuk program terapi,
pemberian oksigen, obat
bronkhodilator, obat nyeri
cairan, nebulizer, tindakan/
pemeriksaan medis,
pemasangan alat bantu
nafas,, dan fisioterapi.