Anda di halaman 1dari 1

D.

Hipotesis

Keberadaan hipotesis merupakan ciri dari penelitian kuantitatif. Hipotesis juga


merupakan kendali bagi peneliti agar arah penelitian yang dilakukan tidak kemana-mana,
selain dari tujuan penelitian.

Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang rumusannya mudah dipahami serta memuat
paling tidak variabel-variabel permasalahan penelitian. Apakah variabel-variabel itu
dihubungkan, diperbandingkan, ataukah diuji keberpengaruhannya. Rumusan hipotesis pun
hendaknya memiliki nilai prediktif (yaitu mengandung dugaan yang sesuai dengan kajian
literatur), bersifat konsisten (maksudnya, jika ada penelitian sejenis sebelumnya, maka tidak
bertentangan), dan sebuah hipotesis harus dapat diuji (setidak-tidaknya menggunakan statistik
inferensial).

Dikenal beberapa hipotesis yang dibedakan menurut suatu cara pembagian tertentu.
Ditinjau dari lingkup besar kecilnya variabel terdapat hipotesis mayor dan hipotesis deduktif.
Ada pula hipotesis yang dibedakan menurut rumusannya dalam suatu penelitian, yaitu
hipotesis nol (hipotesis statistik) dan hipotesis kerja (hipotesis penelitian / hipotesis
deklaramatif / hipotesis alternatif). Jenis hipotesis menurut pembagian terakhir inilah yang
perlu mendapat perhatian lebih dari setiap peneliti. Sebab, hipotesis kerja/ hipotesis penelitian
adalah rumusan hipotesis yang disusun peneliti dalam penelitiannya, sedangkan hipotesis nol
atau hipotesis statistik adalah hipotesis bandingan dari hipotesis kerja yang diuji peneliti
dengan menggunakan perhitungan statistik.

Hipotesis nol dan hipotesis kerja masing-masing terbagi menjadi hipotesis terarah
(directional) dan hipotesis tidak terarah (non directional). Merumuskan hipotesis terarah dan
hipotesis tidak terarah dengan baik menjadi penting bagi seseorang yang tengah menulis
skripsi atau penelitian ilmiah lainnya.

Contoh hipotesis nol dan hipotesis kerja yang terarah dan tidak terarah:

 Hipotesis kerja terarah


Terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca interpretatif dengan
kemampuan menulis referensi cerita pendek siswa SMUN 10 Bandung.

 Hipotesis nol terarah


Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kemajuan membaca interpretatif
dengan kemampuan menulis resensi cerita pendek para siswa SMUN 10 Bandung.

 Hipotesis kerja tidak terarah


Ada perbedaan prestasi belajar siswa sekolah lanjutan yang membahas soal-soal
formatif di rumah dengan membacanya di sekolah.

 Hipotesis nol tidak terarah


Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa lanjutan yang membahas soal-soal
formatif di rumah dengan yang membahasnya di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai