Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3. 1 Case Study
Tn S berumur 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pergelangan
kaki sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu. Tn S sebelumnya bermain bola tiba-tiba kaki
kanan berbunyi “krek”, pasien terjatuh dan merasakan nyeri hingga harus di gotong ke
luar lapangan dan hanya di lakukan tindakan kompres dingin. Di dapatkan pemeriksaan
fisik TD: 120/90 mmHg RR: 24x/menit, nadi 105X/menit S: 38 ͦC. Pada pergelangan kaki
bagian belakang di dapatkan edema, nyeri bila di tekan terasa panas dan terbakar skala
nyerinya 7 dengan ekspresi wajah menahan nyeri menyeringi pasien hanya terbaring
lemah di tempat tidur tidak dapat melakukkan aktivitas seperti semula, aktifitasnya di
lakukkan di tempat tidur seperti membaca, makan dan minum, BAK ke kamar mandi di
bantu dengan keluarganya. Pasien mengatakan istirahatnya tidak pernah cukup, pada
malam hari sulit tidur karena menahan nyeri.

3. 2 Pengkajian
1. Identitas:
- Nama : Tn S
- Usia : 25 Th
- Jenis kelamin : laki laki
- Agama : islam
- Diagnsa medis :Tendinitis

2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama:
Nyeri pada pergelangan kaki sebelah kanan.
- Riwayat penyakit sekarang
Tn S berumur 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
pada pergelangan kaki sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu.Tn S sebelumnya
bermain bola tiba-tiba kaki kanannya berbunyi “krek”, Pada pergelangan kaki
bagian belakang di dapatkan edema, nyeri bila di tekan terasa panas dan
terbakar skala nyerinya 7 dengan ekspresi wajah menahan nyeri menyeringi
pasien hanya terbaring lemah di tempat tidur tidak dapat melakukkan aktivitas
seperti semula, aktifitasnya di lakukkan di tempat tidur seperti membaca,
makan dan minum, BAK ke kamar mandi di bantu dengan keluarganya
- Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit DM, Hipertensi, penyait
jantung
- Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit DM, Hipertensi, penyakit
jantung

3. 3 Pemeriksaan Fisik
1. TTV: TD: 120/90 mmHg
RR: 24x/menit
N : 105x/menit
S : 38 ͦC
2. B1 (Breathing)
 RR 24x/menit
 Suara nafas: vasikuler pada seluruh lapang paru, wheezing(-), ronki(-)
3. B2 (Blood)
 TD: 120/90 mmHg
 N : 105x/menit
 Suara BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)
4. B3 (Brain)
 KU: Lemah
 Kesadaran: Composmentis
 GCS: E=4 V=5 M=6
 Tidur hanya 2 jam dalam sehari

5. B4 (Bladder)
 Tidak ada keluhan
 Saat BAK tidak nyeri
 Produksi urine : ± 1500 ml
 Warna : kekuningan
 Bau : biasa

6. B5 (abdomen)
 Tidak ada keluhan
 Eliminasi: tidak ada keluhan
 Nutrisi: tidak ada keluhan
7. B6 (Bone)
 Adanya edema di kaki belakang
 Nyeri bila ditekan terasa panas dan terbakar
P: terjatuh saat bermain bola terdengar bunyi “krek”
Q: nyeri tekan terasa panas dan terbakar
R: nyeri di pergelangan kaki kanan
S: skala nyeri 7
T: nyeri saat di gerakkan
 Teraba hangat pada pergelangan kaki
 ROM: Aktivitas di bantu dengan keluarganya
 Kekuatan otot
5 5

5 2

3. 4 Pemeriksaan Diagnostik
x-ray menunjukkan adanya infeksi pada tendon

3. 5 Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. Ds: Nyeri akut Infeksi pada tendon
Klien mengatakan nyeri pada
pergelangan kaki

Do:
- Px tampak menahan/melindungi
area nyeri
P: terjatuh saat bermain bola
terdengar bunyi “krek”
Q: nyeri tekan terasa panas dan
terbakar
R: nyeri di pergelangan kaki kanan
S: skala nyeri 7
T: nyeri saat di gerakkan
TD: 120/90 mmHg
RR: 24x/menit
N : 105x/menit
S : 38 ͦC

2. Ds: Hambatan mobilitas Penurunan kekuatan


Px mengatakan tidak bisa beraktivitas fisik tendon
seperti semula, px hanya melakukan
aktivitas kecil, membaca buku,
makan dan miunum di tempat tidur
saat BAK px meminta bantuan
kepada keluarganya

Do:
- Keterbatasan rentan gerak
- x-ray menunjukkan adanya infeksi
pada tendon
- Kekuatan otot
5 5
5 2

3. Ds: Pasien mengatakan istirahatnya Gangguan pola tidur Adanya nyeri


tidak pernah cukup, pada malam hari
sulit tidur karena menahan nyeri
Do:+++++++++++++++
- Tidur hanya 2 jam dalam
sehari
-

3. 6 Diagnosa
1 Nyeri akut b.d infeksi pada tendon.
2 Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan tendon.
3 Gangguan pola tidur b.d adanya nyeri

3. 7 Intervensi
Diagnose Intervensi Implementasi
Dx: nyeri akut berhubungan 1 Kaji nyeri secara 1. Mengkaji nyeri secara
dengan idera otot komprehensif menyeluruh(PQST)
Tujuan: dalam 1x24 jam 2 Monitoring TTV 2. Memantau TTV setiap 2
nyeri pasien berkurang 3 Kolaborasi dengan jam sekali
Kriteia hasil: dokter perlunya obat 3. Mengkonsultasikan
-Pasien mampu mengontrol analgesik kepada dokter untuk
nyeri 4 Gunakan komunikasi pemberian analgesic
-pasien mengatakan terapeutik untuk 4. Membina hubungan
nyaman dan nyeri mengetahui saling percaya untuk
berkurang pengalaman nyeri mengkaji nyeri pasien
-Skala nyeri 3 pasien 5. Menjelaskan kepada
- TTV dalam batas normal 5 Ajarkan dan jelaskan pasien dan keluarganya
(TD: 120/80 mm/Hg, N: teknik relaksasi non tentang teknik relaksasi
60-100x/m, RR: 16-20x/m, farmakologi nyeri (nafas dalam,
S: 36,5 C kompres hangat)
Dx: hambatan mobilitas 1 Kaji nilai kekuatan otot 1. Menghitung dan
fisik b.d penurunan 2 Kaji kemampuan pasien mengkaji nilai kekuatan
kekuatan tendon dalam mobilisasi otot
Tujuan: dalam 3x24 jam 3 Kolaborasi dengan 2. Mengamati kemampuan
pasien dapat melakukan fisioterapi tentang mobilisasi yang
aktivitasnya secara mandiri rencana ambulasi sesuai dilakukan pasien
Kriteria hasil: kebutuhan 3. Berkolaborasi dengan
- Pasien dapat 4 Latih pasien fisioterapi pemberian
meningkatkan pemenuhan kebutuhan teknik ambulasi
aktivitas fisik secara ADLs secara mandiri 4. Mengajarkan dan
mandiri 5 Kolaborasi dengan membiasakan pasien
- Pasien mengerti dokter terapi untuk menggunakan alat
tujuan dari penyuntikan local bantu berjalan secara
peningkatan kombinasi obat anastesi mandiri (tongkat)
mobilitas dengan kortikostiroid 5. Berkolaborasi dengan
untuk meredakan dokter perlunya terapi
inflamasi penyuntikan local
kombinasi obat anastesi
dengan kortikostiroid
untuk meredakan
inflamasi
Dx: Gangguan pola tidur 1. Jelaskan pentingnya 1. Jelaskan pentingnya
b.d adanya nyeri tidur yang adekuat. tidur yang adekuat.
Tujuan: dalam 3x24 jam 2. Ciptakan lingkungan 2. Ciptakan lingkungan
pola tidur tidak mengalami yang nyaman yang nyaman
gangguan. 3. Monitor tidur pasien 3. Monitor tidur pasien
Kriteria hasil: setiap hari. setiap hari.
- Jumlah jam tidur 4. Kolaborasi dengan 4. Kolaborasi dengan
dalam batas normal dokter dalam dokter dalam pemberian
6-8 jam/hari pemberian obat tidur obat tidur bila
- Pola tidur, kualitas bila diperlukan. diperlukan.
dalam batas normal.

3. 8 Evaluasi
No. Tanggal Implementasi Catatan perkembangan TTD
1 3-04-20181. 1. Mengkaji nyeri secara S: Pasien mengatakan nyeri TTD
menyeluruh(PQST) berkurang
2. 2. Memantau TTV setiap O: skala nyeri 2
2 jam sekali Ekspresi wajah pasien tidak
3. 3.Mengkonsultasikan meringis lagi
kepada dokter untuk TD: 120/80 mmHg
pemberian analgesic RR: 20x/menit
4. 4.Membina hubungan N : 90x/menit
saling percaya untuk S : 37 C
ͦ
mengkaji nyeri pasien
5.Menjelaskan kepada A: masalah keperawatan
pasien dan keluarganya teratasi
tentang teknik relaksasi P: intervensi dihentikan
nyeri

2. 3-04-2018 1. menghitung dan S: pasien mengatakan ia sudah TTD


mengkaji nilai kekuatan mampu untuk melakukan
otot aktivitasnya secara mandiri
2. mengamati kemampuan O: pasien dapat menggunakan
mobilisasi yang dilakukan tongkat dengan mandiri
pasien A: masalah teratasi
3. berkolaborasi dengan P: intervensi dihentikan
fisioterapi pemberian
teknik ambulasi
4. megajarkan dan
membiasakan pasien
untuk menggunakan alat
bantu berjalan secara
mandiri
5. berkolaborasi dengan
dokter perlunya terapi
ultrasonografi

3 4-4- 2018 1. Jelaskan pentingnya S: Pasien mengatakan TTD


tidur yang adekuat. istirahatnya cukup, pada
2. Ciptakan lingkungan malam hari tidur sudah mulai
yang nyaman nyenyak.
3. Monitor tidur pasien O: tidur siang 1 jam, tidur
setiap hari. malam 5 jam. Total tidur satu
4. Kolaborasi dengan hari 6 jam
dokter dalam A: masalah teratasi
pemberian obat tidur P: intervensi dihentikan
bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai