Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi dalam lingkungan perdagangan bebas antar negara, membawa
dampak ganda, di satu sisi era ini membuka kesempatan kerjasama yang seluas
luasnya antar negara, namun di sisi lain era itu, membawa persaingan semakin
tajam dan ketat, tantangan utama di masa mendatang telah meningkatkan daya
saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa
mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), teknologi dan
manajemen. Begitupun dengan perkembangan industri desain grafis di Indonesia,
perkembangannya dapat digolongkan pesat dan secara langsung tentunya
menuntut standarisasi kualitas bagi desainerdesainer grafis profesional.
Desain Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang pesat sejak
revolusi Industri (abad ke- 19) saat di mana informasi melalui media cetak makin
luas digunakan dalam perdagangan (poster dan kemasan), penerbitan (koran, buku
dan majalah) dan informasi seni budaya. Informasi umum (information graphics,
signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif
pendidikan khusus), persuasi (promosi) dan pemantapan identitas (logo, corporate
identity, branding), komunikasi visual merupakan cakupan dalam bidang
komunikasi lewat bahasa rupa ini: percetakan/grafika, film dan video, televisi,
web design dan CD interaktif.
Bidang profesi Desain Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan
penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, dan biro
grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu desain grafis
juga penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta/pemerintah,
pariwisata, hotel, pabrik/manufaktur, usaha dagang) sebagai inhous graphics di
departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen hubungan masyarakat
perusahaan, bagian dari ilmu seni rupa yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Grafis


Desain Grafis itu berasal dari dua kata yaitu Desain dan Grafis, kata Desain
berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak
atau merancang. Sedangkan Grafis adalah titik atau garis yang berhubungan
dengan cetak mencetak. Jadi dengan demikian Desain grafis ialah kombinasi
kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang
membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bias menggabungkan
elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus
atau sangat berguna dalam bidang gambar.
Dalam bidang kompetensi Desain Grafis yang harus dikuasai sebelum bekerja
adalah :
a. Sikap Kerja (Attitude)
Bekerja sebagai penunjang bidang komunikasi membutuhkan manusia yang
sadar akan tugasnya sebagai pengantar pesan/informasi. Pada tingkat mula
telah disadarkan akan tugas pentingnya aspek informatif. Pada jenjang yang
lebih tinggi dibutuhkan wawasan mengenai teori komunikasi untuk melakukan
tugas yang lebih rumit dalam olah visualnya. Hal tersebut menyangkut
pertimbangan tentang:
1) Pesan/message (apa maksud informasi);
2) Khalayak/audience (siapa masyarakat/pelihat yang dituju);
3) Sasaran/objective (apa yang diharapkan setelah mendapat informasi).
4) Kerumitan ketiga aspek ini akan berkembang sejalan dengan makin
kompleksnya masalah komunikasi yang dihadapi.

b. Pengetahuan, Keterampilan dan Kepekaan (Skill & Knowledge &


Sensibility)
Dalam bidang desain grafis beberapa pengetahuan dasar kesenirupaan umum
dan keterampilan/kepekaan khusus perlu diperoleh sebelum terjun ke
lapangan kerja untuk menyamakan :
1) Pengetahuan, keterampilan dan kepekaan oleh unsur rupa/desain (garis, bidang,
bentuk, tekstur, kontras, ruang, irama, warna, dan lain-lain) serta prinsip desain
(harmoni, keseimbangan, irama, kontras, kedalaman, dan lain-lain). Untuk
desain grafis disyaratkan penguasaan garida (grid system) dan kolom halaman.
2) Pengetahuan warna (lingkaran warna, intensitas, analog, saturasi, kromatik,
dan lain-lain) dan kepekaan warna, baik aditif (cahaya langsung) maupun
subtraktif (pantulan/pigmen), pengetahuan warna monitor (RGB) dan warna
untuk percetakan (CMYK, Spot Colour).
3) Memiliki pengetahun dan keterampilan dalam oleh huruf/tipografi: keluarga
huruf, ukuran huruf, bobot huruf, istilah dalam tipografi, keterampilan
mengolah huruf secara manual (dengan tangan) maupun secara digital.
4) Memiliki ketrampilan menggambar dan kepekaan pada unsur gambar (garis,
bidang, warna, dan seterusnya).
5) Memiliki pengetahuan dasar fotografi.

c. Kreativitas (Creativity)
Kemampuan kreatif merupakan kompetensi kunci dalam profesi ini. Bidang
desain grafis menuntut hasil yang bukan hanya benar dan sesuai misi
komunikasi, tetapi juga karya yang menampilkan keunikan dan kesegaran
gagasan. Hal ini jadi penting karena pada dasarnya manusia selalu menuntut
hal baru untuk menghindari kebosanan, dalam era banjir informasi seperti
yang kita alami saat ini (tiap orang menerima sedikitnya tujuh ribu informasi
per hari) pesan yang tak unik/menarik akan hilang ditelan kegaduhan
komunikasi. Dalam lingkup demikian kreativitas seorang ahli bidang ini
dihargai

2.2 Tugas Desainer Grafis


1. Menyampaikan sebuah pesan ke audiens
2. Menciptakan desain yang memaksakan atau menyenangkan, yang akan
menyempurnakan pesan. Seperti komunikator yang lain, desainer grafis
bekerja untuk membuat pesan yang jelas dan seperti setiap seniman yang lain,
desainer grafis terkonsentrasi dengan estitika. Tujuan ini tercapai bergantung
pada bagaimana baik desainer mengerti media desain dan masalah desain yang
telah dibuat.
3. Membahas mengenai elemen-elemen dasar dan prinsip-prinsip desain.
Elemen-elemen ini meliputi garis, bentuk, volume, tekstur, warna, dan format.
4. Menjadi pemecah masalah (problem solver) untuk kebutuhan komunikasi
dalam bentuk visual.
5. Menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang
informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan
pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga
karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh.
6. Proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan),
atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).

2.3 Rancangan Kode Etik dan Tata Laku Profesi


a. Kode Etik agar mampu menjalankan profesi Desainer Grafis secara
profesional :
1) Menjunjung martabat dan nama baik profesi Desainer Grafis dalam kaitannya
dengan pekerjaan, (mendapatkan pekerjaan,) rekan seprofesi, pemberi tugas,
pemerintah, profesi lain dan interaksinya dengan masyarakat maupun
lingkungan.
2) Bertindak jujur, setia, tidak curang dan penuh ketulusan hati dalam
menjalankan pekerjaan maupun pengabdian kepada masyarakat.
3) Mahir dan memahami pekerjaan serta menjalankan pekerjaan seoptimal
mungkin. Menghormati prinsip pemberian imbalan yang layak dan memadai
sesuai peraturan yang berlaku. Menularkan pengetahuan bidang keahliannya
secara wajar kepada yuniornya, rekan profesi, dan kepada dunia akademis
kalau dibutuhkan.

2.4 Tata Laku Profesi


Tata Laku Profesi sebagai pedoman pelaksanaan dari Kode Etik sebagai berikut :
1) Senantiasa berusaha untuk saling mengingatkan rekan anggota lain terhadap
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kode etik profesi.
2) Memberikan gambaran yang benar terhadap kualifikasi dan pengalaman
kerjanya kepada pemberi tugas dan masyarakat.
3) Menyesuaikan imbalan jasa sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan perilaku keprofesian.
4) Mempromosikan jasa-jasa keprofesiannya dengan cara yang berintikan fakta-
fakta, terhormat dan tanpa pernyataan-pernyataan atau implikasi yang bersifat
membesar-besarkan dan atau memuji diri sendiri yang dapat diasosiasikan
sebagai kebohongan.
5) Bertindak demi kepentingan pemberi tugas mereka dengan kesetiaan dan
kejujuran, sebatas kepentingan pekerjaan yang tidak melanggar hukum.
6) Mengerjakan tugas mengetahui adanya pertentangan kepentingan antara
pemberi tugas dengan kepentingan keamanan, hukum, kesehatan atau
kesejahteraan umum.
7) Memberikan saran-saran yang memadai dan bekerja sama sepenuhnya dengan
Anggota atau Profesi Ahli lainnya yang terlibat dalam penugasan ini demi
kepentingan Pemberi Tugas.
8) Mendiskusikan secara bebas dengan anggota-anggota atau rekan-rekan lain
masalah-masalah yang bertalian dengan praktek keprofesian, pengalaman dan
masalah-masalah serupa.

2.5 Kode Etik Design Grafis


a. Kode Etik
Agar mampu menjalankan profesi Desainer Grafis secara profesional serta
berguna bagi bangsa dan negara maka setiap anggota asosiasi wajib :

Pasal 1
Bermartabat
Menjunjung martabat dan nama baik profesi Desainer Grafis dalam kaitannya
dengan pekerjaan, (mendapatkan pekerjaan,) rekan seprofesi, pemberi tugas,
pemerintah, profesi lain dan interaksinya dengan masyarakat maupun lingkungan.
Pasal 2
Jujur
Bertindak jujur, setia, tidak curang dan penuh ketulusan hati dalam menjalankan
pekerjaan maupun pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 3
Ahli
Mahir dan memahami pekerjaan serta menjalankan pekerjaan seoptimal mungkin.
Menghormati prinsip pemberian imbalan yang layak dan memadai sesuai
peraturan yang berlaku. Menularkan pengetahuan bidang keahliannya secara
wajar kepada yuniornya, rekan profesi, dan kepada dunia akademis kalau
dibutuhkan.

b. Tata Laku Profesi


Untuk menjamin kewajiban mulia ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka
disusunlah suatu Tata Laku Profesi sebagai pedoman pelaksanaan dari Kode Etik
sebagai berikut :
Pasal 1
Menjunjung martabat dan nama baik profesi Desainer Grafis dalam kaitannya
dengan pekerjaan, rekan seprofesi, pemberi tugas, pemerintah, profesi lain dan
interaksinya dengan Masyarakat.

Ketentuan 1.1.
Anggota Asosiasi akan senantiasa berusaha untuk saling mengingatkan rekan
anggota lain terhadap tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kode etik
profesi.
Ketentuan 1.2.
Anggota Asosiasi tidak akan memberikan gambaran yang tidak benar terhadap
kualifikasi dan pengalaman kerjanya kepada pemberi tugas dan masyarakat.

Ketentuan 1.3.
Anggota Asosiasi tidak boleh membayar ataupun menawarkan untuk membayar,
ataupun memberikan atau menawarkan pemberian, kemudahan atau rangsangan
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan pekerjaan.

Ketentuan 1.4.
Anggota Asosiasi harus mendukung azas pemilihan menurut keahlian. Mereka
tidak akan melamar pekerjaan atas dasar harga saja tanpa dukungan usulan teknik
atau metodologi. Meskipun negosiasi imbalan jasa tertentu masih dibolehkan dan
biasa diadakan khususnya bertalian dengan anggaran Pemberi Tugas, namun para
anggota tidak akan menyesuaikan imbalan jasa sedemikian rupa sehingga terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan perilaku keprofesian.

Ketentuan 1.5.
Anggota Asosiasi hanya boleh mempromosikan jasa-jasa keprofesiannya dengan
cara yang berintikan fakta-fakta, terhormat dan tanpa pernyataan-pernyataan atau
implikasi yang bersifat membesar-besarkan dan atau memuji diri sendiri yang
dapat diasosiasikan sebagai kebohongan.

Ketentuan 1.6.
Cara-cara yang diperkenankan untuk melakukan promosi :

1. Pemberitahuan-pemberitahuan yang disampaikan melalui pos kepada orang-


orang, perusahaan-perusahaan atau organisasi-organisasi dengan siapa
Anggota Asosiasi yang bersangkutan mempunyai hubungan langsung, bila
anggota mendirikan kantor atau apabila terjadi perubahan alamat atau bidang
pelayanan. Hanya satu pemberitahuan boleh dikirimkan untuk setiap peristiwa
dan isinya harus terbatas kepada nama Anggota Asosiasi atau firma yang
bersangkutan, alamat kantor-kantornya, nama-nama dan kualifikasi
keprofesian dan bidang pelayanannya.
2. Menyisipkan pemberitahuan-pemberitahuan atau keterangan keprofesian
dalam majalah-majalah keprofesian atau pers. Pemberitahuan-pemberitahuan
harus dikenakan pembatasan-pembatasan yang sama seperti pemberitahuan-
pemberitahuan melalui pos.
3. Mencantumkan nama Anggota Asosiasi, firma pada penerbitan pemberitahuan.
4. Menyiapkan dan meyampaikan brosur-brosur kepada yang berkepentingan.
Menyiapkan dan membolehkan dimuatnya karangan-karangan untuk pers
umum atau pers keprofesian. Karangan-karangan semacam itu tidak boleh
berisi lebih dari pada uraian tentang keterlibatan langsung dalam pekerjaan
yang diuraikan.
Ketentuan 1.7.
Anggota Asosiasi hanya boleh menerima suatu penunjukkan sebagai pengganti
Desainer Grafis lain setelah terlebih dahulu memperoleh kepastian bahwa
penunjukkan Desainer Grafis lain telah diakhiri secara wajar menurut hukum,
secara tertulis dan semua imbalan jasa serta pembayaran-pembayaran lain yang
menurut hukum terhutang kepada Ahli, Desainer atau Konsultan lain telah dibayar
atau tindakan-tindakan ke arah itu telah diambil atau perselisihan mengenai
pembayaran telah diselesaikan secara tepat dan menurut hukum.

Ketentuan 1.8.
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya berbuat
sesuatu yang merugikan nama baik, masa depan atau usaha Anggota Asosiasi lain
ataupun Profesi lainnya. Setiap kritik atas pekerjaan orang lain hanya dilakukan di
dalam forum yang disediakan oleh Asosiasi atau Lembaga Keprofesian lainnya
atau untuk keperluan akademik.

Ketentuan 1.9
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya,
mengerjakan pekerjaan sekalipun atas permintaan Pemberi Pekerjaan, yang bisa
dikategorikan sebagai kebohongan yang bisa menyesatkan khalayak.
Ketentuan 1.10
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya,
mengerjakan pekerjaan sekalipun atas permintaan Pemberi Pekerjaan, yang
berakibat pada kerusakan lingkungan.
Pasal 2
Bertindak jujur, setia, tidak curang dan penuh ketulusan hati dalam menjalankan
pekerjaan maupun pengabdian kepada masyarakat.

Ketentuan 2.1.
Anggota Asosiasi harus selalu bertindak demi kepentingan pemberi tugas mereka
dengan kesetiaan dan kejujuran, sebatas kepentingan pekerjaan yang tidak
melanggar hukum.

Ketentuan 2.2.
Anggota Asosiasi harus memberitahukan Pemberi Tugas tentang kemungkinan
akibat-akibatnya bila mereka sebelumnya atau selama mengerjakan tugas
mengetahui adanya pertentangan kepentingan antara pemberi tugas dengan
kepentingan keamanan, hukum, kesehatan atau kesejahteraan umum.

Ketentuan 2.3.
Jika dalam penugasan Anggota Asosiasi mengetahui bahwa pekerjaannya di luar
keahlian atau pengalamannya, maka ia harus segera memberitahukan kepada
Pemberi Tugas. Ia harus memberikan saran-saran yang memadai dan bekerja sama
sepenuhnya dengan Anggota atau Profesi Ahli lainnya yang terlibat dalam
penugasan ini demi kepentingan Pemberi Tugas.

Ketentuan 2.4.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima suatu penugasan yang mengandung
pertentangan kepentingan yang diketahui maupun yang diduga akan terjadi. Bila
di dalam jalannya penugasan terjadi suatu situasi di mana Anggota Asosiasi yang
bersangkutan, dapat menimbulkan pertentangan atau akan timbul pertentangan
dengan kepentingan-kepentingan Pemberi Tugas, maka Anggota Asosiasi yang
bersangkutan harus segera memberitahukannya kepada Pemberi Tugas dan
mengajukan saran-saran yang memadai. Anggota Asosiasi yang bersangkutan
tidak akan mengambil bagian dalam setiap keputusan yang mengandung
pertentangan kepentingan. Jika pertentangan kepentingan itu tidak dapat dielakkan,
maka anggota yang bersangkutan harus mengundurkan diri.

Ketentuan 2.5.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima imbalan jasa, dalam bentuk uang ataupun
dalam bentuk lain, dari lebih dari satu pihak untuk jasa-jasa yang diberikan dalam
penugasan yang sama kecuali bila masalahnya dijelaskan sepenuhnya kepada dan
disetujui oleh semua pihak yang berkepentingan.

Ketentuan 2.7.
Anggota Asosiasi tidak boleh membeberkan atau menggunakan informasi yang
diperolehnya dalam penugasan atau dalam proyek mengenai urusan pribadi, bisnis,
proses-proses teknik atau apapun juga dari pemberi tugas, kecuali dengan izin
tertulis yang jelas dari Pemberi Tugas, dengan ketentuan tidak dipindahkan secara
digital.

Ketentuan 2.8.
Anggota Asosiasi tidak boleh mengadakan atau melanjutkan hubungan kerja sama,
usaha atau hubungan keprofesian dengan seseorang yang telah dipecat dari
keanggotaan asosiasi atau lembaga keprofesian lainnya yang disebabkan
pelanggaran Kode Etik Assosiasi atau ketentuan-ketentuan Tata Laku Profesi dari
Assosiasi atau Lembaga Keprofesiannya.

Ketentuan 2.9.
Anggota Asosiasi yang diundang untuk bekerja sama dengan firma atau anggota
lainnya, harus memperlakukan pihak lain tersebut dengan hormat dan kejujuran
sebagai sesama rekan seprofesi.
Pasal 3
Mahir dan memahami pekerjaan serta menjalankan pekerjaan seoptimal mungkin.
Menghormati prinsip pemberian imbalan yang layak dan memadai sesuai
peraturan yang berlaku. Menularkan pengetahuan bidang keahliannya secara
wajar kepada yuniornya, rekan profesi, dan kepada dunia akademis kalau
dibutuhkan.
Ketentuan 3.1.
Jika diminta, setiap Anggota Asosiasi harus mendiskusikan secara bebas dengan
anggota-anggota atau rekan-rekan lain masalah-masalah yang bertalian dengan
praktek keprofesian, pengalaman dan masalah-masalah serupa, kecuali hal yang
berkaitan dengan kerahasiaan yg dilindungi undang-undang.
Ketentuan 3.2.
Anggota Asosiasi harus memungut imbalan jasa tidak lebih rendah dari skala
imbalan jasa yang telah ditetapkan oleh Asosiasi maupun Standar Profesi yang
diterbitkan oleh Pemerintah dari waktu ke waktu, kecuali untuk proyek-proyek
sosial dan amal ibadah.
Ketentuan 3.3.
Anggota Asosiasi boleh mengambil bagian dalam kompetisi-kompetisi
keprofesian asal cara penyelenggaraan dan peraturan-peraturan kompetisi
disetujui oleh Asosiasi. Persetujuan ini tidak akan diberikan jika Asosiasi
berpendapat bahwa sesuatu kompetisi merupakan upaya terselubung untuk
memperoleh pekerjaan dengan imbalan jasa yang terlalu rendah.
Ketentuan 3.4.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima sesuatu penugasan dengan imbalan jasa
atau biaya beban personil yang tidak ditentukan lebih dahulu atau dimana
pembayaran- pembayaran dipersyaratkan kepada berhasilnya proyek atau kepada
pelaksanaan pekerjaan oleh pihak-pihak lain.

2.6 Studi Kasus Pelanggaran Hak Cipta Desain Grafis


PT IDEA FIELD INDONESIA berlokasi di jalan burangrang No 34 Bandung,
Jawa Barat adalah perusahaan yang sedang berkembang, dan bergerak dalam
bidang desain grafis dan desain multimedia. Perusahaan ini menciptakan desain
dengan isi dan konteks yang kuat, menciptakan produk-produk ( desain ) yang
yang indah dan tiap kliennya di tangani dengan detail dan teliti. Karya desain
grafis PT IDEA FIELD INDONESIA bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah
mengikuti perkembang zaman. Perusahaan ini memasarkan dan
memperdagangkan jasanya secara nasional dan internsional, melalui pemasaran
secara langsung maupun melalui media internet agar karya desain grafisnya
dikenal dan digunakan secarainternasional. Melalui http://www.elance.com PT
IDEA FIELD INDONESIA memasarkan karya-karya desain grafisnya didunia
maya (internet), dalam website ini PT IDEA FIELD INDONESIA dihubungkan
dengan para pembeli karya desain grafis atau pembeli jasa untuk membuat desain
grafis. Dalam website ini PT IDEA FIELD INDONESIA diharuskan me-upload
katalog yang berisi karyakarya desain grafis, agar para pembeli bisa melihat hasil-
hasil karya yang diciptakan oleh perusahaan.
Pada tanggal 13 Juni 2008 PT. IDEA FIELD INDONESIA mendapatkan
laporan dari http://www.elance.com bahwa katalog berisi karya-karya desain
grafis digunakan tanpa izin oleh pihak MEDIANCE dalam website elance.com
dan lambang the idea field diubah menjadi lambang MEDIANCE. Sehingga
katalog tersebut berhasil menarik para pembeli jasa pembuat karya desain grafis
untuk membeli karya dan jasa MEDIANCE, bahkan MEDIANCE berhasil
menjual salah satu karya desain grafis dalam katalog tersebut.

Upaya hukum
Pada tanggal 24 Juni 2008 PT. IDEA FIELD INDONESIA melakukan somasi
pada MEDIANCE melalui e-mail yang berisikan, bahwa katalog tersebut dan
semua karya deain grafis didalamnya adalah ciptaan PT.IDEA FIELD
INDONESIA yang dilindungi oleh hak cipta, sehingga MEDIANCE harus
menghentikan penggunaan katalog tersebut dan membayar sejumlah uang karena
telah menjual salah satu karya desain grafis dalam katalog tersebut sebesar 500
US$ selambat-lambatnya pada tanggal 29 Juni 2008.
Sampai pada tanggal 29 Juni 2008 tidak ada tanggapan dari MEDIANCE terhadap
somasi PT IDEA FIELD INDONESIA. Kemudian PT IDEA FIELD
INDONESIA meminta bantuan kepada http://www.elance.com sebagai pihak
yang menyediakan layanan untuk menyelesaikan masalah dengan pihak
MEDIANCE. Sehingga pada tanggal 15 Juli 2008 tim Elance.com membentuk
badan arbitrase Ad-Hoc untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pihak PT IDEA
FIELD INDONESIA memilih hakim arbiter dari Asosiasi Desain Grafis
Internasional dan pihak MEDIANCE menyetujuinya.Hasil arbitrase pada tanggal
15 Agustus 2008 adalah pihak MEDIANCE akan menghentikan penggunaan
katalog tersebut dalam website elance.com dan akan membayar uang sebesar 300
US$ atas penggunaan katalog dan perbanyakan karya desain grafis tersebut. Hasil
putusan Arbitrase tersebut telah dilaksanakan oleh MEDIANCE. Tetapi uang
sebesar 300 US$ harus rela dipotong sebesar 100 US$ untuk biaya arbitrase yang
disediakan oleh http://www.elance.com.

Identifikasi adanya pelanggaran hak cipta


1. Menurut pasal 11 ayat 2 UU. No 19/ 2002, menyebutkan bahwa ciptaan yang
telah diterbitkan hak ciptanya dipegang oleh penerbit. Artinya PT. IDEA
FIELD INDONESIAmemegang hak cipta atas desain grafis tersebut.
2. Adanya kesamaan desain yang digunakan oleh PT. IDEA FIELD
INDONESIA dengan yg digunakan oleh MEDIANCE .
3. Pelanggaran hak cipta tidak harus terjadi secara keseluruhan tetapi juga terjadi
apabila ada kesamaan sebagian.
4. Pelanggaran hak cipta berupa kesamaan desain yang digunakan oleh PT. IDEA
FIELD INDONESIA dengan yg digunakan oleh MEDIANCE adalah kesamaan
inti dari sebuah hak cipta.
5. Adanya kesamaan desain yang digunakan oleh PT. IDEA FIELD
INDONESIA dengan yg digunakan oleh MEDIANCE tanpa adanya
komunikasi dan kontrak oleh pihakMEDIANCE kepada pihak PT. IDEA
FIELD INDONESIA sebagai pemegang hak ciptadesain grafis yang sama
tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

Unsur unsur yang harus diperhatikan dalam teori desain grafis mencakup
suatu bentuk, warna, karakter huruf, komposisi serta ilustrasi visual, unsur
tersebut harus diperhatikan oleh seorang desain grafis agar mampu menciptakan
sebuah karya desain grafis yang baik. Selain itu seorang desainer grafis dituntut
untuk dapat mempertanggung jawabkan desain yang dirancang dengan konsep
yang kuat agar memenuhi tuntutan dari seorang client, seorang desainer grafis
sebaiknya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, karena sangat
bermanfaat mulai dari proses desain sampai tahap presentasi dihadapan client
secara profesional, dan tentu setiap client mengharapkan sebuat hasil kerja yang
optimal dan mempromosikan barang atau jas serta memiliki kemampuan
mengembangkan kreatifitas untuk menarik minat konsumen dalam bentuk visual
sehingga menimbulkan brand image pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai