PENDAHULUAN
c. Kreativitas (Creativity)
Kemampuan kreatif merupakan kompetensi kunci dalam profesi ini. Bidang
desain grafis menuntut hasil yang bukan hanya benar dan sesuai misi
komunikasi, tetapi juga karya yang menampilkan keunikan dan kesegaran
gagasan. Hal ini jadi penting karena pada dasarnya manusia selalu menuntut
hal baru untuk menghindari kebosanan, dalam era banjir informasi seperti
yang kita alami saat ini (tiap orang menerima sedikitnya tujuh ribu informasi
per hari) pesan yang tak unik/menarik akan hilang ditelan kegaduhan
komunikasi. Dalam lingkup demikian kreativitas seorang ahli bidang ini
dihargai
Pasal 1
Bermartabat
Menjunjung martabat dan nama baik profesi Desainer Grafis dalam kaitannya
dengan pekerjaan, (mendapatkan pekerjaan,) rekan seprofesi, pemberi tugas,
pemerintah, profesi lain dan interaksinya dengan masyarakat maupun lingkungan.
Pasal 2
Jujur
Bertindak jujur, setia, tidak curang dan penuh ketulusan hati dalam menjalankan
pekerjaan maupun pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 3
Ahli
Mahir dan memahami pekerjaan serta menjalankan pekerjaan seoptimal mungkin.
Menghormati prinsip pemberian imbalan yang layak dan memadai sesuai
peraturan yang berlaku. Menularkan pengetahuan bidang keahliannya secara
wajar kepada yuniornya, rekan profesi, dan kepada dunia akademis kalau
dibutuhkan.
Ketentuan 1.1.
Anggota Asosiasi akan senantiasa berusaha untuk saling mengingatkan rekan
anggota lain terhadap tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kode etik
profesi.
Ketentuan 1.2.
Anggota Asosiasi tidak akan memberikan gambaran yang tidak benar terhadap
kualifikasi dan pengalaman kerjanya kepada pemberi tugas dan masyarakat.
Ketentuan 1.3.
Anggota Asosiasi tidak boleh membayar ataupun menawarkan untuk membayar,
ataupun memberikan atau menawarkan pemberian, kemudahan atau rangsangan
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan pekerjaan.
Ketentuan 1.4.
Anggota Asosiasi harus mendukung azas pemilihan menurut keahlian. Mereka
tidak akan melamar pekerjaan atas dasar harga saja tanpa dukungan usulan teknik
atau metodologi. Meskipun negosiasi imbalan jasa tertentu masih dibolehkan dan
biasa diadakan khususnya bertalian dengan anggaran Pemberi Tugas, namun para
anggota tidak akan menyesuaikan imbalan jasa sedemikian rupa sehingga terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan perilaku keprofesian.
Ketentuan 1.5.
Anggota Asosiasi hanya boleh mempromosikan jasa-jasa keprofesiannya dengan
cara yang berintikan fakta-fakta, terhormat dan tanpa pernyataan-pernyataan atau
implikasi yang bersifat membesar-besarkan dan atau memuji diri sendiri yang
dapat diasosiasikan sebagai kebohongan.
Ketentuan 1.6.
Cara-cara yang diperkenankan untuk melakukan promosi :
Ketentuan 1.8.
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya berbuat
sesuatu yang merugikan nama baik, masa depan atau usaha Anggota Asosiasi lain
ataupun Profesi lainnya. Setiap kritik atas pekerjaan orang lain hanya dilakukan di
dalam forum yang disediakan oleh Asosiasi atau Lembaga Keprofesian lainnya
atau untuk keperluan akademik.
Ketentuan 1.9
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya,
mengerjakan pekerjaan sekalipun atas permintaan Pemberi Pekerjaan, yang bisa
dikategorikan sebagai kebohongan yang bisa menyesatkan khalayak.
Ketentuan 1.10
Anggota Asosiasi tidak boleh dengan sengaja atau karena kelalaiannya,
mengerjakan pekerjaan sekalipun atas permintaan Pemberi Pekerjaan, yang
berakibat pada kerusakan lingkungan.
Pasal 2
Bertindak jujur, setia, tidak curang dan penuh ketulusan hati dalam menjalankan
pekerjaan maupun pengabdian kepada masyarakat.
Ketentuan 2.1.
Anggota Asosiasi harus selalu bertindak demi kepentingan pemberi tugas mereka
dengan kesetiaan dan kejujuran, sebatas kepentingan pekerjaan yang tidak
melanggar hukum.
Ketentuan 2.2.
Anggota Asosiasi harus memberitahukan Pemberi Tugas tentang kemungkinan
akibat-akibatnya bila mereka sebelumnya atau selama mengerjakan tugas
mengetahui adanya pertentangan kepentingan antara pemberi tugas dengan
kepentingan keamanan, hukum, kesehatan atau kesejahteraan umum.
Ketentuan 2.3.
Jika dalam penugasan Anggota Asosiasi mengetahui bahwa pekerjaannya di luar
keahlian atau pengalamannya, maka ia harus segera memberitahukan kepada
Pemberi Tugas. Ia harus memberikan saran-saran yang memadai dan bekerja sama
sepenuhnya dengan Anggota atau Profesi Ahli lainnya yang terlibat dalam
penugasan ini demi kepentingan Pemberi Tugas.
Ketentuan 2.4.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima suatu penugasan yang mengandung
pertentangan kepentingan yang diketahui maupun yang diduga akan terjadi. Bila
di dalam jalannya penugasan terjadi suatu situasi di mana Anggota Asosiasi yang
bersangkutan, dapat menimbulkan pertentangan atau akan timbul pertentangan
dengan kepentingan-kepentingan Pemberi Tugas, maka Anggota Asosiasi yang
bersangkutan harus segera memberitahukannya kepada Pemberi Tugas dan
mengajukan saran-saran yang memadai. Anggota Asosiasi yang bersangkutan
tidak akan mengambil bagian dalam setiap keputusan yang mengandung
pertentangan kepentingan. Jika pertentangan kepentingan itu tidak dapat dielakkan,
maka anggota yang bersangkutan harus mengundurkan diri.
Ketentuan 2.5.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima imbalan jasa, dalam bentuk uang ataupun
dalam bentuk lain, dari lebih dari satu pihak untuk jasa-jasa yang diberikan dalam
penugasan yang sama kecuali bila masalahnya dijelaskan sepenuhnya kepada dan
disetujui oleh semua pihak yang berkepentingan.
Ketentuan 2.7.
Anggota Asosiasi tidak boleh membeberkan atau menggunakan informasi yang
diperolehnya dalam penugasan atau dalam proyek mengenai urusan pribadi, bisnis,
proses-proses teknik atau apapun juga dari pemberi tugas, kecuali dengan izin
tertulis yang jelas dari Pemberi Tugas, dengan ketentuan tidak dipindahkan secara
digital.
Ketentuan 2.8.
Anggota Asosiasi tidak boleh mengadakan atau melanjutkan hubungan kerja sama,
usaha atau hubungan keprofesian dengan seseorang yang telah dipecat dari
keanggotaan asosiasi atau lembaga keprofesian lainnya yang disebabkan
pelanggaran Kode Etik Assosiasi atau ketentuan-ketentuan Tata Laku Profesi dari
Assosiasi atau Lembaga Keprofesiannya.
Ketentuan 2.9.
Anggota Asosiasi yang diundang untuk bekerja sama dengan firma atau anggota
lainnya, harus memperlakukan pihak lain tersebut dengan hormat dan kejujuran
sebagai sesama rekan seprofesi.
Pasal 3
Mahir dan memahami pekerjaan serta menjalankan pekerjaan seoptimal mungkin.
Menghormati prinsip pemberian imbalan yang layak dan memadai sesuai
peraturan yang berlaku. Menularkan pengetahuan bidang keahliannya secara
wajar kepada yuniornya, rekan profesi, dan kepada dunia akademis kalau
dibutuhkan.
Ketentuan 3.1.
Jika diminta, setiap Anggota Asosiasi harus mendiskusikan secara bebas dengan
anggota-anggota atau rekan-rekan lain masalah-masalah yang bertalian dengan
praktek keprofesian, pengalaman dan masalah-masalah serupa, kecuali hal yang
berkaitan dengan kerahasiaan yg dilindungi undang-undang.
Ketentuan 3.2.
Anggota Asosiasi harus memungut imbalan jasa tidak lebih rendah dari skala
imbalan jasa yang telah ditetapkan oleh Asosiasi maupun Standar Profesi yang
diterbitkan oleh Pemerintah dari waktu ke waktu, kecuali untuk proyek-proyek
sosial dan amal ibadah.
Ketentuan 3.3.
Anggota Asosiasi boleh mengambil bagian dalam kompetisi-kompetisi
keprofesian asal cara penyelenggaraan dan peraturan-peraturan kompetisi
disetujui oleh Asosiasi. Persetujuan ini tidak akan diberikan jika Asosiasi
berpendapat bahwa sesuatu kompetisi merupakan upaya terselubung untuk
memperoleh pekerjaan dengan imbalan jasa yang terlalu rendah.
Ketentuan 3.4.
Anggota Asosiasi tidak boleh menerima sesuatu penugasan dengan imbalan jasa
atau biaya beban personil yang tidak ditentukan lebih dahulu atau dimana
pembayaran- pembayaran dipersyaratkan kepada berhasilnya proyek atau kepada
pelaksanaan pekerjaan oleh pihak-pihak lain.
Upaya hukum
Pada tanggal 24 Juni 2008 PT. IDEA FIELD INDONESIA melakukan somasi
pada MEDIANCE melalui e-mail yang berisikan, bahwa katalog tersebut dan
semua karya deain grafis didalamnya adalah ciptaan PT.IDEA FIELD
INDONESIA yang dilindungi oleh hak cipta, sehingga MEDIANCE harus
menghentikan penggunaan katalog tersebut dan membayar sejumlah uang karena
telah menjual salah satu karya desain grafis dalam katalog tersebut sebesar 500
US$ selambat-lambatnya pada tanggal 29 Juni 2008.
Sampai pada tanggal 29 Juni 2008 tidak ada tanggapan dari MEDIANCE terhadap
somasi PT IDEA FIELD INDONESIA. Kemudian PT IDEA FIELD
INDONESIA meminta bantuan kepada http://www.elance.com sebagai pihak
yang menyediakan layanan untuk menyelesaikan masalah dengan pihak
MEDIANCE. Sehingga pada tanggal 15 Juli 2008 tim Elance.com membentuk
badan arbitrase Ad-Hoc untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pihak PT IDEA
FIELD INDONESIA memilih hakim arbiter dari Asosiasi Desain Grafis
Internasional dan pihak MEDIANCE menyetujuinya.Hasil arbitrase pada tanggal
15 Agustus 2008 adalah pihak MEDIANCE akan menghentikan penggunaan
katalog tersebut dalam website elance.com dan akan membayar uang sebesar 300
US$ atas penggunaan katalog dan perbanyakan karya desain grafis tersebut. Hasil
putusan Arbitrase tersebut telah dilaksanakan oleh MEDIANCE. Tetapi uang
sebesar 300 US$ harus rela dipotong sebesar 100 US$ untuk biaya arbitrase yang
disediakan oleh http://www.elance.com.
Unsur unsur yang harus diperhatikan dalam teori desain grafis mencakup
suatu bentuk, warna, karakter huruf, komposisi serta ilustrasi visual, unsur
tersebut harus diperhatikan oleh seorang desain grafis agar mampu menciptakan
sebuah karya desain grafis yang baik. Selain itu seorang desainer grafis dituntut
untuk dapat mempertanggung jawabkan desain yang dirancang dengan konsep
yang kuat agar memenuhi tuntutan dari seorang client, seorang desainer grafis
sebaiknya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, karena sangat
bermanfaat mulai dari proses desain sampai tahap presentasi dihadapan client
secara profesional, dan tentu setiap client mengharapkan sebuat hasil kerja yang
optimal dan mempromosikan barang atau jas serta memiliki kemampuan
mengembangkan kreatifitas untuk menarik minat konsumen dalam bentuk visual
sehingga menimbulkan brand image pada masyarakat.