Anda di halaman 1dari 763

Panduan Lapangan

Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan

Sumber Informasi bagi Para Profesional Komunikasi Kesehatan

Population Communication Services

Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health/Center for Communication Programs


Judul Asli: O’Sullivan, G.A.,Yonkler, J.A., Morgan,W., and Merritt, A.P.A Field Guide to

Designing a Health Communication Strategy, Baltimore, MD: Johns Hopkins

Bloomberg School of Public Health/Center for Communication Programs, March

2003.

Judul versi Indonesia: Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan:

Sumber Informasi Bagi Para Profesional Komunikasi Kesehatan.

Diterbitkan tahun 2005 oleh Program STARH.

Versi Bahasa Indonesia

Tim Editor : Santi Indra Astuti, Hendriyani, Helmi Qodrat, Soraya,

Penata Letak : Cecilia Snyder for American Institutes for Research/

Prospect Center

Edisi ini merupakan reproduksi lengkap dari edisi asli dengan ijin khusus dari penerbit

aslinya, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health/Center for Communication


Programs, untuk diterbitkan dan dipublikasikan di Indonesia.

Penerbitan ini dimungkinkan atas dukungan U.S. Agency for International

Development—Indonesian Mission, berdasarkan ketentuan di dalam Cooperative

Agreement nomor 497-A-00-00-0004800 tanggal 22 Agustus 2000 melalui program

STARH.

Dilarang mengutip sebagian, keseluruhan, atau pun memperbanyak buku ini tanpa

ijin tertulis, terkecuali dalam kutipan ringkas untuk dibubuhkan dalam artikel atau

tinjauan, dengan prosedur pengutipan sebagaimana mestinya.

Untuk informasi, silakan hubungi

1.

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, Gedung C Lt. 2, Depok 16424, telp.

021-78849018, fax. 021-78849019, e-mail: commdept@makara.cso.ui.ac.id.

2.

Program STARH, Gedung BKKBN I Lantai 3 Jl. Permata no 1 Halim

Perdanakusuma Jakarta 13650. email: starh@jhuccp.or.id

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Rangkaian Alat Bantu Manajemen dan

Teknis untuk meningkatkan Kualitas

Pelayanan Keluarga Berencana dan

Kesehatan Reproduksi

Keberhasilan Program Keluarga Berencana di Indonesia telah membuat begitu

memasyarakatnya slogan dua anak cukup, serta slogan-slogan iklan KB dan alat

kontrasepsi populer lainnya. Indonesia juga telah menjadi ajang belajar negaranegara

untuk mengembangkan program keluarga berencana di negara mereka,

karena keberhasilan program keluarga berencana ini dalam menekan tingkat

pertumbuhan penduduk di Indonesia. Namun kini tantangan bagi kesuksesan

program keluarga berencana telah bergeser dari penekanan pada kuantitas menjadi

kualitas. Hal ini merupakan tanggapan atas kenyataan bahwa kualitas pelayanan

kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana masih perlu ditingkatkan, disamping

keikutsertaan Indonesia yang telah turut meratifikasi pelayanan Kesehatan

Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berkualitas menjadi bagian dari HAM.

Alat Bantu yang telah Anda terima ini adalah salah satu bagian dari – RANGKAIAN

ALAT BANTU KUALITAS - yang diarahkan secara khusus untuk meningkatkan kualitas

pelayanan melalui berbagai upaya di beberapa bidang berikut ini:

Meningkatkan Kinerja Petugas Kesehatan dan Kualitas Pelayanan


Memaksimalkan Pelayanan Sektor Swasta

Meningkatkan Kemampuan Kabupaten dalam Mengelola dan Melaksanakan

Program Keluarga Berencana yang Berkualitas

Meningkatkan Permintaan Klien akan Pelayanan yang Berkualitas

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Sangat disadari bahwa perubahan perilaku adalah sasaran utama dari setiap alat

bantu atau metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Perubahan perilaku serta kepatuhan terhadap standar kualitas hanya mungkin

dicapai dengan menyampaikan pesan-pesan melalui berbagai saluran yang

tersedia. Dengan alasan tersebut kami mendorong Anda untuk melihat alat Bantu

lain yang termasuk dalam Rangkaian Alat Bantu Kualitas yang ada. Untuk

mengetahui lebih jauh tentang alat bantu lain, silahkan kunjungi website ini:

www.kbberkualitas.or.id

RANGKAIAN ALAT BANTU KUALITAS ini dikembangkan atas dukungan dari USAID

melalui Program STARH1, dan dalam pelaksanaannya bermitra dengan BKKBN,

DepKes, LSM dan organisasi-organisasi profesi di Indonesia sejak 2000 – 2005.

Fokus Program STARH adalah pada peningkatan pemberian dan permintaan atas

pelayanan keluarga berencana yang berkualitas di seluruh Indonesia.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang alat bantu Panduan Lapangan

Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan dan bantuan teknis tentang cara

penggunaannya, silahkan menghubungi: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI,

Gedung C lt. 2, FISIP UI Depok 16424, telp. 021-7884 9018, fax. 021-7884 9019, e-mail:

commdept@makara.cso.ui.ac.id
1 STARH merupakan Program kemitraan antara Johns Hopkins Bloomberg School of Public
Health

Center for Communication Programs and JHPIEGO.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Ucapan Terima Kasih

Perkembangan di bidang komunikasi perubahan perilaku terus berlangsung. Para

pembuat kebijakan, profesional komunikasi dan staf program kini merasakan

kebutuhan terus-menerus terhadap alat bantu yang berguna untuk menerapkan

keahlian komunikasi mereka, dengan cara strategis dan inovatif.

Sejak tahun 1982 Johns Hopkins University (JHU) dalam proyek Population

Communication Services (PCS) telah memberikan bantuan ke berbagai organisasi

tingkat nasional, regional dan lokal di seluruh dunia, yg berupaya meningkatkan

hasil-hasil kesehatan bagi khalayak sasaran tertentu. JHU/PCS melakukan advokasi

untuk menciptakan sinergi dinamis antara teori dan praktek komunikasi yang

akan memajukan perubahan perilaku dalam bidang keluarga berencana (KB),

kesehatan reproduksi, kesehatan ibu/anak, Human Immunodeficiency Virus (HIV)/

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), dan kesehatan lingkungan. Proses

komunikasi strategis yang digunakan oleh JHU/PCS bisa juga digunakan di luar

lingkup kesehatan, dan bisa diterapkan untuk hal-hal lain yang relevan di negara

berkembang, misalnya menyangkut demokrasi dan pemerintahan. Demikian

halnya kerangka kerja komunikasi perubahan perilaku yang digunakan oleh JHU/

PCS. Kerangka tersebut juga bisa diterapkan untuk upaya perubahan perilaku

individu atau untuk mempengaruhi norma masyarakat dan sosial.


Tujuan buku ini adalah memberikan informasi mengenai rangkaian langkah dan

alat bantu kepada mereka yang berada di lapangan guna membantu memastikan

bahwa upaya komunikasi perubahan perilaku telah dikembangkan secara

strategis – melalui keikutsertaaan semua stakeholder, penetapan tujuan yang jelas,

khalayak sasaran yang sudah tersegmentasi, serta penyusunan pesan efektif

berdasarkan riset yang bisa diandalkan dan teori yang bisa dipercaya. Teks ini

didasarkan pada pengalaman lapangan selama bertahun-tahun, dilengkapi

contoh aktual dan studi kasus.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Buku panduan lapangan ini dikembangkan bersama oleh JHU/PCS dan American

Institutes for Research (AIR)/Prospect Center dan diproduksi atas dukungan dari

United States Agency for International Development (USAID). Penulis utama

panduan ini adalah Gael O’Sullivan dan Joan Yonkler of AIR/Prospect Center. Win

Morgan dari AIR/Prospect Center bertugas sebagai penulis pendamping (coauthor).

Buku ini dirancang oleh Cecilia Snyder dengan bimbingan dari AIR/

Prospect Center, dan Jack Shea selaku ahli editorial. Ilustrasi oleh Media and

Materials Clearinghouse (MMC) dari JHU dan Where There is No Artist, oleh Petra

Röhr-Rouendaal.

Berikut adalah rekan-rekan dari JHU/PCS yang telah menyumbangkan informasi,

contoh-contoh, studi kasus, dan komentar review untuk berbagai bagian dari buku

ini: Rob Ainslie, Jane Brown, Maria Elena Figueroa, Michelle Heerey, Ron Hess, Larry

Kincaid, Susan Krenn, Cheryl Lettenmaier, Gary Lewis, Ben Lozare, Morden

Mayembe, Juan Carlos Negrette, Patricia Poppe, Fitri Putjuk, Walter Saba, Elizabeth

Serlemitsos, Mohammad Shahjahan, Carol Underwood, and Jim Williams.

Phyllis Tilson Piotrow, Jose Rimon, and Gary Saffitz dari JHU/PCS memberikan

arahan strategis secara keseluruhan, dan pandangan/masukan dari mereka sangat

kami hargai. Terima kasih khususnya kami ucapkan kepada Alice Payne Merritt

dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health/Center for Communication

Program (CCP) atas arahan, kesabaran dan dukungan beliau sehingga

memungkinkan dibuatnya buku ini.


Jane T. Bertrand, PhD, MBA Jose G. Rimon, II

Professor, Bloomberg School Direktur Proyek

of Public Health PCS

Direktur, Center for Johns Hopkins

Communication Programs Bloomberg School of

Public Health

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Kata Pengantar

Sebagai salah satu bidang yang berkembang pesat—terutama setelah Perang Dunia II—

komunikasi kini menjadi salah satu core discpline yang menduduki posisi penting dalam

kehidupan manusia di abad ini. Komunikasi merambah setiap bidang, memasuki setiap

relasi dan interaksi yang menentukan dalam ruang-ruang sosial. Dengan sifat ubiqutous

dan eklektif, komunikasi dalam bentuk formal maupun informal melintas batas-batas

disiplin sosial, baik dalam struktur masyarakat yang terlembagakan maupun tidak.

Adalah sifat ‘serba hadir’ itu pula yang mendorong masuknya komunikasi dalam
bidangbidang

di luar disiplinnya sendiri. Kita mengenal komunikasi politik, komunikasi

pemerintahan, komunikasi pemasaran, komunikasi pertanian, komunikasi perbankan,

dan buku yang ada di tangan Anda merupakan ranah yang juga tak lepas dari aspek

komunikasi: komunikasi kesehatan. Dipicu oleh kebutuhan memberikan pelayanan

terbaik bagi masyarakat, komunikasi kesehatan menjadi aspek penting karena terkait

dengan upaya perubahan perilaku yang lebih positif terhadap aspek-aspek kesehatan.

John Hopkins University, melalui salah satu lembaganya, Center for Communication

Program, merupakan satu di antara sekian banyak institusi ternama yang mengabdikan

diri pada tujuan-tujuan kemanusiaan di seluruh dunia. Dengan pengalaman menangani

masalah peningkatan kesejahteraan manusia di bidang kesehatan selama puluhan


tahun, JHU/CCP memiliki pengalaman-pengalaman berharga yang penting bagi

siapapun yang peduli pada upaya-upaya preventif kesehatan pada umumnya, dan

komunikasi kesehatan terkait dengan perubahan perilaku pada lingkup yang lebih

spesifik.

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia menyambut baik tawaran

kerjasama yang disampaikan oleh JHU/CCP untuk berkiprah dalam aspek komunikasi

kesehatan di Indonesia. Selain sudah dirasakan sebagai kebutuhan yang kian mendesak

belakangan ini—baik dari kalangan komunikasi maupun kedokteran dan kesehatan

masyarakat—melalui kerjasama ini, kami dari Universitas Indonesia berharap dapat

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan vii


menarik berbagai manfaat dari pengalaman riset maupun pelatihan yang telah

dilakukan JHU/CCP di berbagai negara, untuk diterapkan dalam kerangka teoritis

(transfer of knowledge) maupun praktis (transfer of skills) di Indonesia. Lagipula,

dalam kerangka pemikiran yang lebih besar, apa yang dilakukan JHU/CCP dengan

P-Process, seperti tertuang dalam buku Panduan ini, sesungguhnya tidak hanya

dapat dimanfaatkan dalam lingkup komunikasi kesehatan saja. Melainkan, dapat

diterapkan dalam semua bidang strategis yang menuntut perubahan perilaku

melalui rancangan komunikasi yang mengacu pada nilai-nilai yang lebih positif.

Buku ini, Panduan Lapangan untuk Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan,

materinya sepenuhnya berisikan pengalaman JHU/CCP dalam menerapkan

program-program kesehatan berbasis pada tujuan perubahan perilaku di pelbagai

negara. Buku ini merupakan wujud konkrit kerjasama UI dengan JHU/CCP dan

STARH yang dimulai pada tahun 2004, dengan dasar pertimbangan ingin

mewujudkan hubungan yang kondusif bagi kedua pihak, termasuk untuk

berpartisipasi mendukung tujuan kemanusiaan JHU/CCP.

Kami dari Dept. Ilmu Komunikasi FISIP UI merasa gembira dapat melibatkan diri

dalam proses penyuntingan dan penyebarluasan buku Panduan ini. Terimakasih

kami ucapkan kepada pihak JHU/CCP yang mempercayai kami untuk menyunting

buku ini. Terimakasih dan penghargaan kami sebesar-besarnya untuk pihak

USAID selaku penyandang dana, CCP selaku penerbit awal, dan STARH sebagai

mitra kerja di bidang komunikasi kesehatan di Indonesia. Untuk masa yang akan
datang, kami berharap mendapatkan lebih banyak dukungan dari semua pihak

untuk mewujudkan kerjasama lebih intensif dengan JHU/CCP maupun STARH

dalam bidang komunikasi kesehatan dan strategi komunikasi perubahan perilaku.

Kepada pembaca, selamat memanfaatkan buku Panduan ini. Kami nantikan kritik

serta saran terkait dengan isi buku ini maupun pengembangan bidang

komunikasi kesehatan di Indonesia.

Jakarta, 2 Maret 2005

Dr. Billy K. Sarwono Atmonobudi

Ketua Program Dept. Ilmu Komunikasi FISIP UI

viii Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Sambutan

Saya yakin panduan lapangan ini akan sangat membantu mereka yang berusaha

mengembangkan strategi komunikasi, tidak saja untuk kesehatan, tetapi juga

untuk komunikasi lingkungan, komunikasi politik, bahkan untuk komunikasi yang

sifatnya komersial seperti periklanan dan public relations. Panduannya begitu

terinci sehingga pembaca mudah memahami tahap-tahap perancangan program

komunikasi, apalagi penulisnya juga memberikan contoh yang jelas untuk setiap

tahapan.

Tentunya ada buku-buku lain yang serupa yang pernah diterbitkan (terutama di

Amerika Serikat) tentang bagaimana merancang sebuah program komunikasi,

tetapi belum ada yang dibuat selengkap panduan ini berdasarkan pengalaman

lapangan yang ekstensif. Bagi pembaca dan pelaku komunikasi di Indonesia

panduan ini menjadi lebih relevan karena cukup banyak pengalaman yang

mendasari buku ini diperoleh dari program-program di Indonesia.

Saya gembira sekali Universitas Indonesia dan Johns Hopkins University

memutuskan untuk menerbitkan edisi bahasa Indonesia dari panduan ini.

Victor Menayang

Pengajar Komunikasi Universitas Indonesia


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Daftar Isi

Ucapan terima kasih................................................................................................ v

Kata Pengantar........................................................................................................ vii

Sambutan................................................................................................................. ix

Cara menggunakan buku ini.................................................................................. xiii

Pendahuluan............................................................................................................ 1

Bab 1: Analisa Situasi............................................................................................... 17

Langkah 1: Mengidentifikasi dan Memahami Masalah........................................................ 20

Langkah 2: Menentukan Khalayak Sasaran yang Potensial............................................... 26

Langkah 3: Mengidentifikasi Sumber Daya Komunikasi yang Potensial.................... 33

Langkah 4: Menilai
Lingkungan......................................................................................................... 39

Langkah 5: Merangkum Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.................... 44

Bab 2: Segmentasi Khalayak Sasaran................................................................... 53


Langkah 1: Menentukan Segmen Khalayak...............................................................................
55

Langkah 2: Menentukan Prioritas Segmen Khalayak dalam Strategi.......................... 61

Langkah 3: Mengidentifikasi Khalayak yang Berpengaruh............................................... 68

Langkah 4: Menggambarkan ‘Potret’Khalayak Utama......................................................... 72

Bab 3:Tujuan Perubahan Perilaku......................................................................... 77

Langkah 1: Menyatakan Perubahan Perilaku yang Akan Memenuhi

Kebutuhan Kesehatan Khalayak ............................................................................. 80

Langkah 2: Menyatakan Berapa Banyak Perilaku yang Akan Berubah...................... 81

Langkah 3: Memutuskan Kerangka Waktu Bagi Perubahan yang

Diharapkan......................................................................................................................... 83

Langkah 4: Menghubungkan Tujuan Perubahan Perilaku dengan

Tujuan Program................................................................................................................ 84

Langkah 5: Mengidentifikasi Indikator untuk Melacak Kemajuan............................... 84


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Bab 4: Pendekatan Strategis................................................................................ 93

Langkah 1: Mengkaji Hal atau Masalah Kunci, Segmen Khalayak

dan Tujuan......................................................................................................................... 95

Langkah 2: Menentukan Identitas Jangka Panjang dan

Memosisikan Strategi Perilaku................................................................................ 96

Langkah 3: Mengeksplorasi Alternatif-Alternatif Strategis.............................................. 110

Langkah 4: Menentukan Pendekatan dan Dasar Pemikiran Strategis...................... 117

Bab 5: Penyusunan Pesan.................................................................................... 121

Langkah 1: Mengidentifikasi Fakta Kunci................................................................................


127

Langkah 2: Mengidentifikasi Janji...............................................................................................


128

Langkah 3: Mendefinisikan Dukungan......................................................................................


129

Langkah 4: Menggambarkan Persaingan Pesan.................................................................. 129

Langkah 5: Megembangkan Pernyataan Utama Berkesan Menarik dan


Bertahan Lama, yang Diharapkan Akan Ditangkap Khalayak

Sasaran Usai Mendengar atau Menyaksikan Pesan..................................... 130

Langkah 6: Menjabarkan Profil Pengguna yang Diinginkan.......................................... 132

Langkah 7: Mengidentifikasi Poin-Poin Pesan Kunci...........................................................


133

Bab 6: Saluran Dan Alat Bantu.............................................................................. 139

Langkah 1: Memilih Saluran-Saluran yang Paling Mungkin

Menjangkau Khalayak Sasaran .............................................................................. 141

Langkah 2: Menentukan Alat


Bantu.............................................................................................. 153

Langkah 3: Memadukan Pesan, Saluran, dan Alat Bantu................................................... 162

Bab 7: Rencana Manajemen.................................................................................. 165


Langkah 1: Mengidentifikasi Organisasi Utama dan

Mitra-Mitra Kerjasama.................................................................................................. 167

Langkah 2: Mendefinisikan Peran dan Tanggung Jawab

Masing-Masing Mitra................................................................................................... 170

Langkah 3: Membuat Garis Besar Kerjasama Para Mitra..................................................... 172

Langkah 4: Menyusun Kerangka Waktu Pelaksanaan Strategi...................................... 173

Langkah 5: Menyusun
Anggaran.................................................................................................... 176

Langkah 6: Perencanaan untuk Memantau Kegiatan........................................................ 179

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bab 8: Rencana Evaluasi....................................................................................... 193

Langkah 1: Mengidentifikasi Lingkup dan Jenis Evaluasi............................................... 195

Langkah 2: Merencanakan Pemantauan dan Penilaian Dampak.............................. 197

Langkah 3: Mengidentifikasi Rancangan Evaluasi dan

Sumber Data.................................................................................................................... 208

Langkah 4:Menyesuaikan Evaluasi untuk Situasi Tertentu............................................ 215

Langkah 5: Memutuskan Pelaksana Evaluasi.........................................................................


216

Langkah 6: Merencanakan Dokumentasi dan Penyebarluasan

Hasil-Hasil Evaluasi........................................................................................................ 217

Bab 9: Ringkasan.................................................................................................... 221

Pentingnya Untuk Tetap Mempertahankan Strategi........................................................... 222

Uji
Strategi.........................................................................................................................................
.......... 224

Mengapa Begitu Penting Untuk Bertanya“Mengapa”......................................................... 225


Garis Besar Ringkasan
Strategi.......................................................................................................... 226

Kajian
Strategi.........................................................................................................................................
.. 229

Lampiran................................................................................................................. 1-1

1. Teori-Teori Perubahan Perilaku

2. Studi Kasus

3. Daftar Istilah

4. Bibliografi

xii Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Cara menggunakan buku ini

Tujuan penyusunan buku ini adalah memberi pedoman praktis bagi mereka yang

berwenang merancang, melaksanakan, atau mendukung upaya komunikasi

kesehatan strategis. Pedoman ini ditekankan pada pengembangan pendekatan

komprehensif dan jangka panjang terhadap komunikasi kesehatan yang

mengungkap kebutuhan khalayak sasaran dengan tepat. Pedoman ini didasarkan

pada ide bahwa komunikasi strategis yang efektif didasarkan pada titik temu antara

“pengirim” dan “penerima,” dimana perbedaan di antara keduanya kini mulai

menghilang. Pedoman ini juga didasarkan pada pengakuan bahwa komunikasi,

agar bisa efektif, tidak usah diperlakukan sebagai ban “cadangan” yang baru

digunakan jika upaya mulai gagal. Gunakan komunikasi sebagai “roda kemudi” yang

bisa berfungsi sebagai dasar untuk membuat pilihan berdasarkan informasi yang

didapatkan. Komunikasi strategis bersifat kolaboratif dan partisipatif, mengikuti

proses pengambilan keputusan yang handal berdasarkan ilmu pengetahuan, serta

menciptakan upaya berkesinambungan dan meningkatkan hasil kesehatan.

Pedoman ini mempunyai tiga khalayak sasaran primer:

Manajer program di negara-negara berkembang yang bertanggungjawab

merancang dan melaksanakan program kesehatan.


Spesialis komunikasi yang bertanggungjawab merancang dan

melaksanakan strategi komunikasi kesehatan, termasuk mengembangkan

materi dan pesan.

Pembuat kebijakan dan perwakilan donor yang menentukan tingkat

dukungan untuk strategi komunikasi kesehatan serta tingkatan upaya

komunikasi yang dipadukan ke dalam inisiatif program kesehatan lainnya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan xiii


Lambang: Lambang-lambang berikut akan

muncul dalam pedoman lapangan ini untuk

membantu Anda dalam proses pengembangan

strategi komunikasi.

Contoh

Lembar Kerja

Tip

Daftar Tilik

Pertanyaan untuk Diri Sendiri

Catatan penting

Contoh Ringkasan dari Uganda

Manajer program akan merasakan manfaat buku ini untuk memahami konteks

profesional komunikasi yang meranang dan melaksanakan strategi komunikasi

kesehatan. Para manajer program akan mengetahui bahwa hal-hal yang


diidentifikasi dalam pengembangan suatu strategi komunikasi kesehatan akan

berdampak pada program kesehatan lain yang mereka laksanakan.

Bagi para spesialis komunikasi, buku ini memberikan rangkaian alat bantu dan

langkah yang praktis serta komprehensif guna memandu upaya peningkatan

kesehatan populasi tertentu. Setiap bab mempunyai lembar kerja, contoh, dan tip

untuk membantu pembaca menerapkan konsep dan proses yang dijelaskan.

Bagi pembuat kebijakan, buku ini mendemonstrasikan peran yang bisa dimainkan

oleh komunikasi strategis dalam mengungkap masalah kesehatan yang kompleks.

Buku ini juga menekankan perlunya untuk terus menerapkan prinsip-prinsip

komunikasi strategis guna mencapai tujuan perubahan perilaku jangka panjang.*

Proses merancang strategi komunikasi kesehatan bersifat partisipatif. Biasanya,

satu kelompok individu akan terlibat dalam merancang strategi. Spesialis

komunikasi seringkali merupakan staf utama yang bertanggungjawab

menciptakan proses dimana semua stakeholder, termasuk penerima, berpartisipasi

dalam merancang strategi. Spesialis komunikasi bekerja erat dengan stakeholder

dan anggota kelompok lain, yang pada taraf nasional atau daerah bisa mencakup

berbagai institusi pemerintah maupun swasta. Misalnya, Departemen Kesehatan

(Depkes), kelompok pemberi pelayanan (misalnya klinik, praktek dokter bersama,

perkumpulan perawat-bidan), klien atau anggota khalayak sasaran, lembaga

periklanan, lembaga penelitian, perusahaan hubungan masyarakat (humas), dan


konsultan teknis lain yang mempunyai keahlian relevan.

Saat membaca buku ini, ingatlah bahwa buku ini dirancang untuk menjadi katalis

bagi pemikiran kreatif Anda sendiri. Langkah dan lembar kerja yang disediakan

merupakan pedoman fleksibel, yang –mestinya—bisa Anda adaptasikan agar

sesuai dengan situasi tertentu yang dihadapi. Penekanannya terletak pada tip dan

nasehat praktis, serta contoh-contoh untuk mengilustrasikan cara menerapkan

* Istilah “perubahan perilaku” digunakan secara meluas dalam buku ini. Istilah ini mencakup

penekanan perilaku yang ada, jika diinginkan, atau mengembangkan perilaku baru jika belum
ada.

xiv Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


konsep pada situasi sesungguhnya. Buku ini berisi lembar ringkasan di akhir setiap

bab, yang dirancang untuk dikumpulkan dan digunakan bersama dalam

menuliskan strategi komunikasi kesehatan. Namun, penting dicatat, merancang

bukanlah proses yang linear. Pengembangan strategi bersifat pengulangan.

Kemungkinan, Anda harus mengkaji kembali keputusan yang telah dibuat pada

awal proses ketika lebih banyak informasi tersedia, dan Anda mendapatkan

tambahan pandangan dari dan tentang khalayak sasaran.

Guna membantu Anda mengembangkan strategi, panduan lapangan ini

memberikan contoh ilustratif, lembar kerja, tip dan fitur khusus lain yang bisa

diidentifikasi dengan mudah melalui penggunaan lambang-lambang. Selain itu,

setiap bab diakhiri dengan keterangan singkat menyangkut strategi komunikasi

Uganda yang merangkum poin-poin utama dalam bab tersebut. Contoh-contoh

ringkasan Uganda bisa diidentifikasi melalui lambang-lambang tertentu.

Kami harap, setelah membaca buku ini, Anda akan mendapatkan alat bantu yang

bermanfaat untuk merancang dan melaksanakan upaya komunikasi kesehatan

yang benar-benar strategis.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Pendahuluan

Pada akhir bagian ini, pembaca akan memahami:

Komponen-komponen garis besar strategi komunikasi

Mengapa kata “strategis” penting artinya dalam komunikasi

kesehatan

Pentingnya mempunyai suatu visi

Kerangka Proses Perubahan Perilaku (Process of Behavior

Change—PBC) dan P-Process

Definisi dan karakteristik komunikasi kesehatan strategis

Saat mengawali proses pengembangan strategi komunikasi kesehatan, Anda

perlu memiliki suatu kerangka kerja untuk membantu mengorganisasikan

informasi yang terkumpul. Garis besar berikut ini mencantumkan daftar

komponen strategi komunikasi terpadu, yang berlangsung lebih dari setahun,

melewati berbagai tahapan. Elemen-elemen garis besar ini akan dibahas secara
teperinci dalam bab berikutnya. Anda akan melihat bahwa garis besar strategi

komunikasi tidak persis sama dengan judul dan sub judul bab. Kesenjangan ini

disengaja, karena garis besar strategi komunikasi dimaksudkan sebagai sintesa

dari proses rancangan strategi, sementara bab-bab ini mencakup langkah-langkah

terperinci yang harus diikuti pada setiap tahapan proses.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Garis Besar Strategi KomunikasiGaris Besar Strategi KomunikasiGaris Besar Strategi
KomunikasiGaris Besar Strategi KomunikasiGaris Besar Strategi Komunikasi

I. Analisa Situasi

A. Tujuan (Situasi kesehatan yang berusaha ditingkatkan program)

B. Masalah Kesehatan Kunci (Perilaku atau perubahan yang harus terjadi untuk

meningkatkan situasi kesehatan)

C. Konteks (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT) yang

mempengaruhi situasi kesehatan

D. Kesenjangan informasi yang tersedia bagi perencana program dan khalayak

sasaran, yang membatasi kemampuan program untuk mengembangkan strategi

yang handal. Kesenjangan tersebut akan diungkap melalui riset untuk

mempersiapkan pelaksanaan strategi

E. Riset formatif (informasi baru yang akan mengungkap kesenjangan yang

diidentifikasi)

II. Strategi komunikasi

A. Khalayak Sasaran (Khalayak sasaran primer, sekunder dan/atau yang berpengaruh)

B. Tujuan

C. Posisi dan Identitas Jangka Panjang

D. Pendekatan Strategis

E. Poin-Poin Pesan Kunci

F. Saluran dan Alat Bantu.

III. Pertimbangan Manajemen

A. Peran dan Tanggung Jawab Mitra


B. Kerangka Waktu Pelaksanaan Strategi

C. Anggaran

D. Rencana Pemantauan

IV. Evaluasi—Melacak Kemajuan dan Mengevaluasi Dampak

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tip: Saat membaca buku ini,

carilah “teman Anda, sang

arsitek” di setiap awal bab.

Perannya dalam merancang

sekolah akan membantu

Anda memahami ide-ide

yang dijelaskan dalam bab

Gambaran Umum

Pertimbangkan, sebagai contoh, cara arsitek dan pelaksana pembangunan

bekerjasama membuat bangunan bagi klien mereka. Misalnya, ada sebuah kota

di negara Anda yang membangun sekolah dasar baru. Klien arsitek ini adalah

Departemen Pendidikan. Staf departemen berkonsultasi dengan arsitek dan

mendiskusikan keseluruhan karakteristik kebutuhan tersebut: jumlah siswa yang

diharapkan, jumlah kelas yang berbeda, lokasi sekolah dan anggaran yang

dialokasikan, serta kerangka waktu untuk menyelesaikan proyek ini. Stakeholder

(pihak lain yang berkepentingan dengan sekolah tersebut—peny.) kunci

bekerjasama sebagai tim untuk mengklarifikasi apa yang dibutuhkan.

Arsitek kemudian menganalisa situasi lebih jauh. Misalnya, menentukan jumlah

kelas, taksiran jumlah siswa laki-laki, perempuan, guru dan petugas administrasi,

jumlah tingkat yang harus dimiliki gedung sekolah, jumlah kantor untuk staf,

penempatan koridor dan tangga. Arsitek menyusun rancangan strategis untuk

sekolah—sebuah rancangan yang memenuhi kebutuhan tertentu, yang layak


dalam hal biaya, materi dan usaha yang dikeluarkan.

Dengan kata lain, arsitek menafsirkan data, juga kebutuhan klien, serta

menciptakan rencana utama yang unik, spesifikasi dan cetak biru terperinci.

Arsitek merupakan perancang strategis yang bekerja dengan kliennya untuk

memastikan bahwa masukan klien akan dipertimbangkan. Peran pihak

pembangun mirip dengan pelaksana, yang menyusun rencana taktis untuk

melaksanakan strategi dan ide yang terdapat pada cetak biru arsitek tanpa keluar

dari batas anggaran serta memenuhi tenggat waktu. Ia melaksanakannya

melalui satu tim yang terdiri dari berbagai subkontraktor: insinyur, ahli listrik,

ledeng, tukang kayu dan desainer. Tanpa strategi menyeluruh, rencana utama

serta cetak biru teperinci bagi para pekerja, bangunan yang sudah selesai

mungkin akan lebih menyerupai sebuah rumah daripada sekolah.

tersebut.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Mengapa Penekanannya pada Komunikasi Kesehatan Strategis?

Rancangan strategis merupakan tanda keberhasilan program kesehatan. Selama

20 tahun terakhir, komunikator kesehatan telah menyadari bahwa strategi

komunikasi kesehatan yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi bersama, akan

membantu mencapai tujuan peningkatan kesehatan secara signifikan dan

berkesinambungan, dengan memberdayakan masyarakat untuk mengubah

perilaku dan memfasilitasi perubahan sosial. Strategi komunikasi yang mantap

memberikan koherensi bagi kegiatan program kesehatan dan membantu

memperlancar kekuatan program untuk mencapai keberhasilan. Komunikasi

strategis merupakan kemudi program yang akan mengarahkannya ke tujuan.

Komunikasi strategis juga menjadi pengikat yang mempersatukan program atau

visi kreatif yang memadukan berbagai aspek kegiatan program.

Sebelum era rancangan strategis, sebagian besar komunikasi kesehatan tahun

60an mempunyai ciri “era medis”. Komunikasi berjalan dengan asumsi bahwa “jika

kita membangunnya, maka bentuknya akan sesuai dengan keinginanku.” Model

monolog medis seperti ini seringkali diwakili oleh gambaran seorang dokter yang

memberikan kuliah, atau berbicara kepada pasiennya. Pada tahun 1970an, mulai

disadari adanya kebutuhan untuk menjangkau keluar lingkup klinik.

Menggunakan model perluasan pertanian, sebagian besar pekerjaan lapangan


didukung oleh materi cetak dan alat bantu visual. Dampak media massa dianggap

sederhana karena jangkauannya yang terbatas. Periode ini dipandang sebagai

“era lapangan”, bergulir dari monolog menjadi dialog (Rogers 1973). Pada tahun

1980an, mulai terlihat adanya peningkatan mendadak aspek pemasaran sosial

(social marketing), dengan perpindahan dari klien yang tidak membayar menjadi

pelanggan yang meminta dan membayar pelayanan. Muncul pula penggunaan

pendekatan komunikasi pemasaran terpadu yang diambil dari sektor komersial.

Periode ini disebut sebagai era“social marketing (pemasaran sosial).” Komunikasi

kesehatan era 1990an hingga sekarang bergulir pada masa yang disebut sebagai

“era strategis,” dengan ciri perpaduan berbagai saluran, stakeholder, meningkatnya

perhatian terhadap evaluasi dan program berdasarkan bukti penelitian, dampak

skala besar di tingkat nasional, penggunaan media massa yang lebih agresif, serta

proses komunikasi tempat peserta (“pengirim dan penerima”) mencipta dan

berbagi bersama (Rimon, 2001).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Era komunikasi strategis yang baru mempunyai perbedaan dengan adanya

beberapa karakteristik penting:

Pelayanan yang semula terpisah kini lebih terpadu. Pelayanan yang

bervariasi menjadi lebih umum, seperti keluarga berencana (KB), kesehatan

ibu dan anak, penyakit menular seksual (PMS), serta pencegahan, yang

semuanya bisa ditawarkan di fasilitas kesehatan yang sama.

Perpaduan juga terjadi di antara saluran-saluran komunikasi. Media massa,

saluran berbasis masyarakat dan antarpribadi digunakan secara strategis

untuk memperkuat satu sama lain, dan memaksimalkan dampaknya.

Peran media elektronik menjadi lebih menonjol. Teknologi baru ditambahkan

pada komunikasi untuk menjangkau masyarakat dengan cara inovatif.

Desentralisasi telah menggeser kendali dan pengambilan keputusan dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Berbagai stakeholder terlibat pada setiap langkah proses komunikasi strategis.

Segmentasi khalayak sasaran menjadi lebih canggih, dan memungkinkan

pesan yang lebih sesuai bagi mereka.


Pengakuan bahwa rumah tangga dan masyarakat merupakan sumber

kesehatan, serta memainkan peran yang berbeda dari sistem pelayanan

kesehatan dalam meningkatkan kesehatan.

Meningkatnya perhatian terhadap evaluasi dan pemrograman berdasarkan

bukti penelitian memberikan data yang sangat diperlukan dan menjadi dasar

keputusan-keputusan tersebut (Rimon, 2001).

Visi Strategis

Komponen yang menjadi payung bagi program komunikasi kesehatan

berorientasi strategis merupakan visi yang tangguh, dinyatakan dengan baik

untuk jangka panjang.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Setiap program memerlukan visi jangka panjang. Visi dapat

memberdayakan masyarakat karena menunjukkan hal-hal penting. Visi

juga mendorong kerja tim karena menunjukkan apa yang harus

dilakukan setiap orang, serta bisa memperkuat organisasi karena

Contoh

Koalisi Indonesia Sehat memiliki visi “individu,

keluarga, dan masyarakat yang sehat di negara

yang sehat.” Pada tahun 2010, visi mereka

pada tingkat individu/rumah tangga adalah

bahwa individu dan rumah tangga (2000):

Mendapatkan berbagai pesan yang

berhubungan dengan kesehatan melalui

berbagai saluran.

Tahu tentang masalah kesehatan pribadi

dan masyarakat, tahu tentang jenis dan


sumber pelayanan untuk pencegahan

penyakit, dan mempromosikan kesehatan,

serta termotivasi untuk mengadopsi

perilaku dan praktik yang sehat.

Mengerti haknya terhadap lingkungan

yang sehat dan paket dasar pelayanan

kesehatan berkualitas, yang terjangkau

dan bisa diakses.

Ikut serta dalam perkumpulan sosial,

budaya, keagamaan dan lainnya,

mencakup informasi, promosi dan

advokasi kesehatan dalam agendanya.

Menunjukkan perilaku sehat dan

menghindari risiko kesehatan

menghasilkan energi baru.

—(Piotrow, Kincaid, Rimon, & Rinehart, 1997).

Visi strategis yang baik memberikan pandangan yang sama kepada semua

stakeholder. Bisa memberikan inspirasi dan bersifat nyata, menyarankan apa yang harus
dilakukan masyarakat, dan mengundang keikutsertaan. Visi strategis harus memberikan

gambaran mental skenario yang diinginkan di masa depan. Visi tersebut merefleksikan

nilai inti dan kepercayaan yang dimiliki anggota tim, seperti konsep bahwa masyarakat

bertindak sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri. Visi strategis

yang baik tidak hanya berfokus pada besarnya masalah yang dihadapi, tapi juga

kemungkinan berbagi tugas dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

[Saya memiliki visi tempat suatu masyarakat] masyarakat nonteknis,

masyarakat biasa mampu menggunakan teknologi dengan mudah.

—Steve Jobs, Chairman, Apple Computers

Saya punya sebuah visi. Saya ingin melihat Indonesia, dua puluh tahun

dari sekarang, dalam kondisi dimana 80 persen pelayanan KB dilakukan

oleh sektor swasta, dan 20 persen sisanya oleh pemerintah, sementara

pemerintah hanya melayani mereka yang miskin dan tidak mampu

membayar. Mari bekerja bersama kami untuk mewujudkan visi ini.

—Dr. Haryono Suyono, Chairman of the Indonesian National

Family Planning Coordinating Board (BKKBN), 1986

Visi strategis yang baik juga bersifat praktis dan menetapkan pandangan tim mengenai

hal-hal dianggap mungkin. Visi juga mempertimbangkan apa yang berada di luar
kemungkinan yang seringkali dianggap sebagai angan-angan pimpinan saja. Mimpi

yang dianggap tidak mungkin dicapai dalam kenyataan akan diabaikan begitu saja.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Elemen kesuksesan visi strategis adalah:

Bertitik tolak dari kekuatan inti program

Menekankan sejarah dan budaya program, dan pada saat yang sama berusaha mencapai

tujuan baru

Mengklarifikasi tujuan dan arah kegiatan komunikasi

Menekankan kekuatan kerja tim

Ujian visi strategis sesungguhnya adalah sebagai berikut: apakah visi tersebut memberikan
arah,

mengomunikasikan antusiasme, mendorong minat, serta menggalang komitmen dan

pengabdian? Jika ya, maka visi strategis sudah memberikan beberapa manfaat termasuk:

Memberdayakan tim untuk bekerja mencapai tujuan umum, karena visi menunjukkan halhal

penting. Visi mendorong kerjasama karena menunjukkan apa yang perlu dilakukan setiap

orang. Visi yang memberikan inspirasi akan menyemangati kegiatan program, memberikan

kekuatan baru yang akan digunakan saat melaksanakan strategi.

Membantu anggota tim menentukan tindakan prioritas dalam hubungannya dengan


program. Visi membantu masyarakat memfokuskan diri untuk mencapai hasil tertentu, dan

mengambil tindakan yang mengarah pada pencapaian hasil-hasil tersebut. Visi yang jelas

akan mengonsentrasikan kekuatan dengan menghindari perdebatan mengenai yang perlu

atau tidak perlu dilakukan.

Mengklaim masa depan. Visi memberikan himbauan kepada anggota kelompok, memberikan

makna bagi pekerjaannya, dan memberikan alasan untuk merasa bangga. Visi dapat

menciptakan tegangan antara dunia sekarang dan dunia yang dikehendaki tim, dengan

membandingkan situasi sekarang dengan gambaran masa depan yang diinginkan. Hal ini

akan membantu masyarakat mengenali hambatan untuk mencapai keadaan atau kondisi

yang diinginkan, dan secara gamblang menjelaskan keadaan yang dikehendaki dengan

memperlihatkannya sebagai hal yang mungkin untuk dicapai.

Upaya komunikasi efektif mengembangkan pernyataan visi, dengan keikutsertaan


stakeholder

dan penerima, untuk menetapkan arah yang harus diikuti oleh tim. Upaya komunikasi efektif
juga

mendefinisikan secara jelas dan tepat bagaimana kegiatan komunikasi akan memberikan
dampak

terhadap lingkungan program yang lebih luas. Kadang-kadang, pernyataan misi suatu
program

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


dikembangkan untuk menerjemahkan dorongan visi strategis secara keseluruhan

terhadap maksud dan tujuan, yang lebih berorientasi kepada manajemen. Pernyataan

visi seharusnya ringkas, tapi mendorong adanya gambaran tentang situasi atau kondisi

kesehatan kelak setelah kegiatan komunikasi berhasil mencapai kesimpulannya.

Pernyataan harus menjadi katalis atau prinsip pengaturan bagi seluruh rangkaian

kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh tim.

Kerangka Kerja Rancangan Strategis

Banyak model dan kerangka kerja teoritis yang dapat mengarahkan proses rancangan

strategis (lihat Lampiran 1). Buku ini menjelaskan kerangka kerja yang diberi nama Proses

Perubahan Perilaku (Process of Behavior Change—PBC). PBC adalah kerangka kerja

yang telah berhasil digunakan dalam bidang komunikasi kesehatan selama bertahuntahun.

PBC—Proses Perubahan Perilaku

Kerangka kerja PBC mengakui bahwa perubahan perilaku – berikut komunikasi yang

dimaksudkan untuk mempengaruhi perubahan perilaku – merupakan suatu proses.

Masyarakat biasanya bertindak mengacu pada beberapa langkah lanjutan dalam proses

perubahan perilaku (Piotrow et al, 1997). Selain itu, biasanya terdapat hubungan antara

peningkatan perilaku, seperti dialog antarpasangan mengenai kesehatan reproduksi,

diikuti penggunaan metode kesehatan reproduksi.


Lebih jauh lagi, kerangka kerja ini menyatakan bahwa masyarakat, pada tahap yang

berbeda, akan membentuk khalayak sasaran yang berbeda pula. Dengan demikian,

mereka biasanya membutuhkan pesan-pesan yang berbeda, terkadang juga pendekatan

yang berbeda, baik melalui saluran antarpribadi, saluran masyarakat, atau media massa.

Secara umum, khalayak sasaran dijelaskan sebagai berikut:

Belum tahu—tidak sadar akan adanya masalah atau risiko pribadi bagi mereka

Tahu—sadar akan adanya masalah, dan mengetahui perilaku yang diinginkan

Setuju—setuju dengan perilaku yang diinginkan

Berminat—bermaksud secara pribadi melakukan tindakan yang diinginkan

Praktik—melakukan perilaku yang diinginkan

Mengadvokasikan—mempraktikkan perilaku yang diinginkan sekaligus

memberitahukannya kepada orang lain

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Adalah penting memahami posisi khalayak sasaran dalam hubungannya dengan elemen-
elemen

tersebut sebelum menyusun suatu strategi. Kemajuan dari satu elemen kepada elemen
berikutnya

meningkatkan kemungkinan perubahan perilaku dan kesinambungannya.

Kebijakan publik dan strategi komunikasi mempengaruhi perubahan individu dan


masyarakat,

membangun norma-norma masyarakat yang baru, dan setelah beberapa waktu akan
mendukung

kebijakan dan program yang lebih kuat dan efektif. PBC bisa memainkan peran penting
dalam

menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk mendukung perilaku baru. Advokasi

merupakan elemen kunci dalam proses ini, dan bisa menjaga perilaku yang diinginkan agar
tetap

bertahan.

Kerangka kerja PBC bisa bekerja secara efektif dengan rancangan proyek yang komprehensif
dan

pendekatan pelaksanaan yang disebut sebagai Proses dan Prinsip Komunikasi Kesehatan – P-
Process

(Piotrow et al, 1997). P-Process dikembangkan tahun 1983, dan digambarkan seperti ilustrasi
di

samping kanan teks halaman ini.

Langkah-langkah P-Process adalah sebagai berikut:


1.

Analisa—Memahami karakteristik masalah kesehatan serta hambatan terhadap perubahan:

mendengarkan khalayak sasaran yang potensial; menilai kebijakan, sumber daya, kekuatan
serta

kelemahan program yang sudah ada, dan menganalisa sumber daya komunikasi.

2.

Rancangan Strategis—menentukan tujuan, mengidentifikasi segmen khalayak sasaran,

memosisikan konsep bagi khalayak sasaran, mengklarifikasi model perubahan perilaku yang

akan digunakan, memilih saluran komunikasi, merencanakan diskusi antarpribadi, menyusun

rencana tindakan dan rancangan evaluasi.

3.

Pengembangan, Pengujian Awal, Perbaikan dan Produksi—mengembangkan konsep pesan,

mengujinya melalui anggota khalayak sasaran dan pihak penanggungjawab, memperbaiki dan

memproduksi pesan serta materi, serta menguji kembali materi baru dan materi yang sudah
ada.

4.

Manajemen, Pelaksanaan, dan Pemantauan—menggerakkan organisasi kunci: menciptakan

lingkungan organisasi yang positif, mewujudkan rencana tindakan dan memantau

penyebarluasan informasi, pengiriman dan penerimaan hasil-hasil program.

5.

Evaluasi Dampak – mengukur dampaknya pada khalayak sasaran dan menentukan cara

meningkatkan proyek yang akan datang.


6.

Merencanakan Kesinambungan – menyesuaikan dengan kondisi yang terus berubah dan

merencanakan kesinambungan serta kemandirian.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Selama hampir dua dekade, P-Process telah memberikan kerangka kerja yang mantap

dan mudah diterapkan untuk pengembangan strategi, pelaksanaan proyek, bantuan

teknis, pembangunan institusi dan pelatihan. Kerangka kerja ini digunakan secara

bersama sebagai panduan bagi berrmacam-macam stakeholder yang terlibat dalam

perancangan dan perwujudan program komunikasi kesehatan strategis.

Beberapa kualitas P-Process yang menjadikannya alat bantu yang sangat bermanfaat

untuk perencanaan dan pelaksanaan program adalah:

P-Process bersifat sistematis dan rasional

Selalu tanggap terhadap lingkungan yang berubah, dan bisa disesuaikan dengan

hasil temuan riset serta data-data baru

Praktis diterapkan di berbagai tingkatan di lapangan

Strategis dalam menyusun dan mencapai tujuan jangka panjang

Jika diikuti secara berurutan, enam langkah P-Process dapat membantu

mengembangkan rancangan program yang efektif. Fokus buku ini tertuju pada langkah

2 – yaitu rancangan strategis. Ketika membaca setiap bab, ingatlah bahwa langkah ke 2

P-Process adalah memperkuat tingkat pengambilan keputusan strategis yang

diperlukan. Fokusnya pada rancangan, bukan pada implementasi sebuah program.


Menerapkan langkah P-Process ke 2 untuk merancang strategi komunikasi akan

memerlukan informasi yang didapat dari analisa situasi. Demikian juga halnya dengan

proses rancangan strategis, diperlukan pemikiran terlebih dahulu terhadap isu-isu yang

terlibat dalam langkah-langkah P-Process lainnya.

Definisi dan Karakteristik Komunikasi Kesehatan Strategis

Komunikasi strategis didasarkan pada kombinasi:

1.

Data, ide-ide dan teori-teori yang dipadukan oleh

2.

Sebuah rancangan penuh visi untuk mencapai

3.

Tujuan yang diuji dengan cara

4.

Mempengaruhi sumberdaya yang paling memungkinkan dan hambatan terhadap

perubahan perilaku melalui

5.

Partisipasi aktif stakeholder dan pihak penerima (Piotrow & Kincaid, 2001)

10 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Dengan kata lain, komunikasi strategis memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

fakta, di samping ide dan konsep, guna menyusun suatu visi jangka panjang dan

tujuan perubahan perilaku yang realistis untuk isu-isu kesehatan. Visi dan tujuantujuan

dikembangkan melalui dialog dengan khalayak sasaran dan stakeholder

yang beragam tadi. Dalam proses dialog, baik “pengirim” maupun “penerima”

saling terpengaruh dan bergerak saling menyesuaikan ke arah sebuah titik temu.

Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni penting untuk menjadikan sebuah

strategi logis dan mantap.

Karakteristik Spesifik

Agar komunikasi menjadi strategis, maka sebaiknya:

1.

Berorientasi pada hasil. Bukti utama efektivitas upaya komunikasi strategis

dapat terlihat dari hasil program kesehatan. Riset harus dirancang untuk

menjembatani peningkatan pengetahuan, persetujuan dan pengadopsian

perilaku sehat oleh khalayak sasaran. Hal yang juga tidak kalah penting

adalah peningkatan kapasitas mitra setempat untuk melaksanakan program

sejenis secara mandiri.

2.

Berdasarkan ilmu pengetahuan. Pendekatan berbasis ilmu pengetahuan

dan penelitian memerlukan data yang akurat dan teori yang relevan. Semua
ini diawali dengan riset formatif dan data yang cukup untuk mendefinisikan

masalah kesehatan spesifik, mengidentifikasi solusi yang layak, dan

menggambarkan khalayak sasaran. Pendekatan ini mengandalkan ilmu-ilmu

kesehatan untuk memastikan bahwa kandungan dan konteks upaya

komunikasi strategis sudah tepat. Sebagai contoh, di Brazil, serangkaian

diskusi kelompok terfokus dilakukan dengan anggota khalayak sasaran

potensial untuk mengidentifikasi praktik seksual anak jalanan, dalam upaya

menentukan risiko terkena HIV/AIDS. Hasil kelompok terfokus ini

dikumpulkan dan dianalisa berdasarkan beberapa variabel seperti jumlah

pasangan, jenis pasangan (misalnya jenis kelamin sama, pelaku seks

komersial), jenis hubungan seksual (misal oral, anal, vaginal), frekuensi, dan

alasan terjadinya kegiatan seksual. Analisa ini membentuk landasan strategi

komunikasi yang dirancang untuk menurunkan penyebaran HIV/AIDS di

antara anak-anak jalanan Brazil.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 11


Komunikasi strategis juga bergantung pada model ilmu pengetahuan sosial yang

sesuai, atau teori perubahan perilaku yang kemungkinan mencakup:

Tahapan teori perubahan/penyebaran (teori-teori difusi)

Teori kognitif

Teori tanggapan emosional

Proses sosial dan teori yang mempengaruhi

Teori media massa

3.

Berfokus pada klien. Pendekatan yang berfokus pada klien perlu diawali dengan

pemahaman dari sudut pandang klien terkait dengan apa yang dimaksud dengan

kebutuhan kesehatan. Diskusi dengan khalayak sasaran memberikan pandangan

tentang kebutuhan kesehatan tersebut serta hambatan untuk memenuhi

kebutuhan yang diutarakan. Melalui penelitian, terutama riset kualitatif dan

pendekatan pembelajaran partisipatif (participatory learning approaches—PLA),

anggota khalayak sasaran bisa membantu membentuk pesan yang sesuai, serta

memberi kontribusi bagi keputusan lain yang berhubungan dengan komunikasi

yang diperlukan. Pendekatan berorientasi pada klien juga menyiratkan bahwa


pemahaman perubahan strategis bisa mempengaruhi keseimbangan kekuatan,

termasuk keseimbangan kekuatan jender dalam program pelayanan. Contohnya,

mendorong keikutsertaan masyarakat yang lebih besar membolehkan klien untuk

memilih metode dan perawatannya sendiri, atau meminta klien menyusun prioritas

program pelayanan kesehatan, merupakan cara-cara untuk memperkuat

pendekatan yang berorientasi pada klien.

4.

Partisipatif. Komunikasi strategis mempromosikan pengambilan keputusan secara

bersama oleh stakeholder dan penerima manfaat dalam semua tahapan P-Process,

termasuk perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adalah penting untuk

melibatkan stakeholder kunci di awal proses rancangan strategi. Membangun

rasa memiliki juga akan membantu memastikan bahwa strategi akan diwujudkan

dengan cara yang bemakna. Lihat buku acuan berjudul How to Mobilize Communities

for Health and Social Change yang diterbitkan oleh Johns Hopkins

Bloomberg School of Public Health/CCP bekerjasama dengan Save the Children

untuk informasi lebih lanjut mengenai topik ini.

* Lihat Lampiran 1,“Teori Perubahan Perilaku” untuk informasi lebih lanjut

12 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


5.

Berorientasi pada manfaat. Khalayak sasaran harus melihat manfaat yang jelas

saat melakukan tindakan yang dipromosikan oleh upaya komunikasi.

Karakteristik ini berkaitan erat dengan identitas jangka panjang dan gambaran

posisi yang akan didiskusikan pada Bab 4.

6.

Berkaitan dengan pelayanan. Upaya promosi kesehatan seharusnya

mengidentifikasi dan mempromosikan pelayanan yang spesifik, apakah melalui

tempat pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, merek produk atau cara-cara

untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan produk. Pendekatan ini

menekankan konsep kemandirian individu atau kemampuan untuk memecahkan

masalah sendiri dan juga mendukung konsep kemandirian bersama atau

kemampuan suatu masyarakat untuk menyatakan dengan tegas keinginannya.

7.

Berbagai saluran. Komunikasi strategis yang efektif menggunakan berbagai cara.

Strategi komunikasi seringkali mengintegrasikan komunikasi interpersonal (IPC),

saluran berbasis masyarakat, dan berbagai media untuk menciptakan pertukaran

informasi dan ide yang dinamis dan bersifat dua arah. Selain itu, penelitian

menunjukkan bahwa seringkali efektivitas pesan yang dipahami dan menjadi

dasar tindakan meningkat sejalan dengan jumlah dan jenis saluran yang

digunakan untuk menyebarkannya. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai efek

“dosis”. Seperti tukang kayu yang ahli, ia mengetahui kapan harus menggunakan

palu atau kikir, maka komunikator yang efektif tidak memperdebatkan apakah
media masa lebih baik dari KIP. Setiap alat bantu memainkan perannya sendiri

dan komunikator menggunakan alat bantu atau kombinasi alat bantu yang

paling sesuai untuk situasi tersebut.

8.

Berkualitas tinggi secara teknis. Komunikator kesehatan strategis bekerja

bersama lembaga dan individu yang kompeten untuk:

Merancang pesan dan materi komunikasi berkualitas tinggi.

Memproduki materi yang dirancang secara profesional.

Memastikan bahwa kegiatan berbasis masyarakat telah sesuai dan dilakukan

dengan baik.

Memperkuat keterampilan membimbing

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 13


Melakukan investasi secara bijaksana untuk merancang strategi dan materi

yang efektif sedari dini pasti akan lebih ekonomis, daripada mengetatkan

anggaran dan menghasilkan kampanye yang memperlihatkan citra di bawah

standar. Sederhananya begini, kualitas dengan ongkos yang lebih sedikit.

Poin penting lain yang harus diingat adalah bahwa fokus bakal meminta

pengorbanan. Komunikasi strategis bersifat spesifik terhadap upaya yang

ingin dicapainya, dan jangan mencoba menjadi segalanya bagi semua orang.

9.

Berkaitan dengan advokasi. Advokasi terjadi pada dua tingkatan: tingkat

pribadi/sosial dan tingkat kebijakan atau program. Advokasi pribadi dan

sosial terjadi ketika pihak-pihak dengan perilaku baru mengakui perubahan

perilaku mereka dan mendorong anggota keluarga serta teman-temannya

untuk mengadopsi perilaku serupa. Misalnya, individu yang telah berhenti

merokok seringkali menganjurkan dan mendukung penghentian kebiasaan

merokok.

Advokasi kebijakan atau program diselenggarakan saat program kesehatan

diarahkan pada perubahan kebijakan atau program tertentu. Mendapatkan

perilaku yang berpengaruh saja tidak cukup, jika faktor sosial yang menjadi

latar belakang perilaku tersebut tetap tidak berubah. Pemahaman tujuan

perubahan perilaku akan menyentuh perilaku individu. Namun, kebijakan,

hukum, strategi dan program mungkin juga perlu dipengaruhi agar bisa

mendukung perubahan perilaku tersebut sehingga perubahan tetap


berlangsung. Kedua tingkatan advokasi semacam itu saling memperkuat satu

sama lain.

10. Diperluas ke skala yang lebih tinggi. Memastikan efektivitas program

komunikasi mudah saja jika diterapkan di desa atau kabupaten yang kecil.

Tantangan sebenarnya adalah apakah program bisa mempengaruhi

perubahan dengan skala yang jauh lebih luas daripada desa, atau daerah uji

coba pada umumnya. Strategi komunikasi bisa diperluas guna menjangkau

populasi dan daerah yang jauh lebih besar. Secara umum, intervensi media

14 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


massa lebih mudah diperluas daripada intervensi masyarakat atau

antarpribadi. Yang terakhir ini biasanya makan biaya besar jika diperluas dan

sulit dipantau.

11. Bisa menjadi program berkesinambungan. Komunikasi strategis bukanlah

sesuatu yang dilakukan sekali saja. Strategi yang baik terus berlangsung

beberapa waktu sampai menjangkau anggota khalayak sasaran baru dan

mengadaptasi perubahan di lingkungan tersebut. Kesinambungan harus

dilakukan pada tingkat organisasi, di antara para pemimpin, dan dengan

komunitas donor guna memastikan bahwa upaya komunikasi strategis

mencapai dampak jangka panjang

12. Hemat biaya. Komunikasi strategis berupaya mencapai hasil sehat dengan

cara yang lebih efisien dan hemat biaya. Perancang strategi harus memeriksa

biaya berdasarkan jenis intervensinya, untuk mencapai paduan yang paling

optimal dari berbagai kegiatan dan saluran.

Kesimpulan

Strategi komunikasi kesehatan yang mantap dan efektif harus berlandaskan pada visi

yang memayungi hal-hal yang seharusnya dicapai saat memberikan perhatian

terhadap masalah kesehatan tertentu. Strategi sebaiknya dipadukan, memiliki fokus

jangka panjang, tanggap terhadap kebutuhan perubahan perilaku individu dan

memaksimalkan potensi perubahan pada tingkat sosial yang lebih luas. Kerangka

kerja seperti PBC dan P-Process untuk rancangan dan pelaksanaan proyek merupakan
alat bantu untuk mengarahkan proses pengembangan strategi komunikasi kesehatan

yang bisa memberikan hasil. Kombinasi antara ilmu pengetahuan, fakta, visi,

kepercayaan stakeholder dan partisipasi khalayak sasaran merupakan hal penting

untuk kesuksesan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 15


References

Coalition for Healthy Indonesia Strategy Document (2000). (pp. 8).

Piotrow, P.T.,Kincaid, D. L., Rimon, J. G. I., & Rinehart,W. (1997). Health Communication:

Lessons from Family Planning and Reproductive Health. Westport, CT: Praeger

Publishers.

Piotrow,P.T. & Kincaid, D. L. (2001).Strategic Communication for International

Health Programs. In Rice and Atkin (Ed.), Public Communication Campaigns (3rd

ed., pp. 251). Sage Publications.

Rimon, J. G. I. (2001). Behavior Change Communication in Public Health. In Beyond

Dialogue: Moving Toward Convergence. Managua, Nicaragua: Presented at the

United Nations Roundtable on Development Communication.

16 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Bab 1:

Analisa Situasi

Pada akhir bab ini, pembaca akan mampu melakukan analisa

masalah kesehatan tertentu dengan melengkapi langkah-langkah

berikut ini:

Langkah 1:

Mengidentifikasi dan Memahami Masalah

Langkah 2:

Menentukan Khalayak Sasaran yang Potensial

Langkah 3:

Mengidentifikasi Sumber Daya Komunikasi yang

Potensial

Langkah 4:

Melakukan Penilaian Lingkungan

Langkah 5:
Merangkum Kekuatan dan Kelemahan Sumber Daya

Manusia; Teknologi dan Keuangan yang Tersedia,

serta Peluang dan Ancaman terhadap Komunikasi

Kesehatan yang Efektif dalam Lingkungan yang

Bersangkutan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 17


Gambaran Umum

Setelah mengadakan pertemuan pendahuluan dengan klien, teman Anda sang

arsitek, menemui kliennya, Menteri Pendidikan. Di tempat yang akan dijadikan

sekolah, mereka bertemu untuk melihat-lihat situasi, menganalisanya, dan

melakukan pengamatan awal. Analisa ini akan membantu penyusunan rencana

untuk merancang sekolah. Bersama para stakeholder utama, sang arsitek akan

menyempurnakan temuan-temuan awal ini sepanjang waktu.

Misalnya saja, melihat-lihat lokasi bangunan, mencermati apakah tempatnya datar

atau berbukit, tertutup pohon atau terbuka, dan memutuskan apakah alat berat

bisa menjangkau daerah ini dengan mudah. Dengan kata lain, yang dilakukan

oleh arsitek adalah mengidentifikasi masalah dan mencatat lingkup

permasalahan, berikut kesulitan atau kemudahan untuk mengatasinya. Ia mulai

memikirkan para guru, siswa, dan orang tua yang akan meninjau tempat ini. Ia

juga memikirkan kebutuhan mereka seperti pencahayaan kelas, sirkulasi udara,

dan ruangan yang cukup untuk kegiatan olahraga dan bermain.

Dengan menimbang sumberdaya yang tersedia, arsitek kita lalu memeriksa

infrastruktur guna memastikan ketersediaan air dan listrik. Ia mulai berpikir untuk

melibatkan kontraktor berpengalaman untuk membangun sekolah—seorang

kontraktor yang punya akses pada subkontraktor yang akan melakukan tugasnya

dengan efisien. Misalnya, para insinyur, tukang listrik, tukang ledeng, tukang kayu,

perancang interior, dan penata taman.

Dengan cara yang hampir sama, Anda dan tim akan memulai proses merancang

strategi komunikasi kesehatan. Tugas pertama Anda adalah menganalisa situasi.


Gambaran Umum

Setelah mengadakan pertemuan pendahuluan dengan klien, teman Anda sang

arsitek, menemui kliennya, Menteri Pendidikan. Di tempat yang akan dijadikan

sekolah, mereka bertemu untuk melihat-lihat situasi, menganalisanya, dan

melakukan pengamatan awal. Analisa ini akan membantu penyusunan rencana

untuk merancang sekolah. Bersama para stakeholder utama, sang arsitek akan

menyempurnakan temuan-temuan awal ini sepanjang waktu.

Misalnya saja, melihat-lihat lokasi bangunan, mencermati apakah tempatnya datar

atau berbukit, tertutup pohon atau terbuka, dan memutuskan apakah alat berat

bisa menjangkau daerah ini dengan mudah. Dengan kata lain, yang dilakukan

oleh arsitek adalah mengidentifikasi masalah dan mencatat lingkup

permasalahan, berikut kesulitan atau kemudahan untuk mengatasinya. Ia mulai

memikirkan para guru, siswa, dan orang tua yang akan meninjau tempat ini. Ia

juga memikirkan kebutuhan mereka seperti pencahayaan kelas, sirkulasi udara,

dan ruangan yang cukup untuk kegiatan olahraga dan bermain.

Dengan menimbang sumberdaya yang tersedia, arsitek kita lalu memeriksa

infrastruktur guna memastikan ketersediaan air dan listrik. Ia mulai berpikir untuk

melibatkan kontraktor berpengalaman untuk membangun sekolah—seorang

kontraktor yang punya akses pada subkontraktor yang akan melakukan tugasnya

dengan efisien. Misalnya, para insinyur, tukang listrik, tukang ledeng, tukang kayu,

perancang interior, dan penata taman.

Dengan cara yang hampir sama, Anda dan tim akan memulai proses merancang

strategi komunikasi kesehatan. Tugas pertama Anda adalah menganalisa situasi.


18 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Bab ini akan memaparkan panduan, alat bantu praktis, dan pendekatan untuk

membantu kerja tim Anda, melalui lima langkah pengembangan analisa situasi.

Pada akhir bab ini, dan hampir di semua bab lainnya, Anda akan mendapatkan

lembar kerja berisi rangkuman. Proyek DISH (Delivery Improved Services for

Health-Peningkatan Layanan Kesehatan) di Uganda menjadi acuan buku ini

guna memberikan contoh lengkap sekaligus menunjukkan bagaimana lembar

kerja yang ada harus diisi. Jika dikumpulkan menjadi satu, informasi lembar kerja

tersebut akan memberikan gambaran tepat mengenai pertimbangan strategis

yang bisa menjadi landasan strategi Anda. Begitu analisa situasi dilengkapi, Anda

akan memiliki landasan yang lebih informatif untuk melanjutkan pekerjaan ke

tahap-tahap pengembangan strategi berikutnya.

Dalam mengembangkan strategi komunikasi kesehatan, pertama-tama, Anda

dituntut memahami semua faktor yang mungkin mempengaruhi upaya-upaya

komunikasi. Pemahaman atas faktor-faktor ini disebut sebagai analisa situasi.

Fungsinya adalah sebagai panduan untuk semua kegiatan komunikasi.

Komunikator kesehatan menggunakan analisa situasi untuk mengamati,

mengumpulkan, mengatur, dan menilai faktor-faktor yang relevan. Faktor-faktor

tersebut mencakup karakteristik dan lingkup permasalahan, karakteristik

khalayak, sumber daya yang tersedia, dan lingkungan komunikasi. Dengan

demikian, meskipun analisa situasi secara teknis bukan merupakan bagian dari

langkah kedua P-Process –yang merupakan topik buku ini, nilai pentingnya

tercakup di sini, dan informasinya bisa membantu Anda melakukan langkah ke-2.
Istilah “analisa situasi” bisa didefinisikan dan digunakan dalam berbagai cara.

Dalam konteks Panduan Lapangan, istilah “analisa situasi” mengacu pada proses

analisa faktor-faktor yang khusus berhubungan dengan pengembangan strategi

komunikasi.

Salah satu hasil analisa situasi adalah pemahaman atas kesenjangan dasar

pengetahuan Anda, yang perlu dijembatani agar proses pengembangan strategi

dapat dilanjutkan. Ukuran kuantitatif situasi saat ini, dalam hubungannya dengan

khalayak sasaran, biasanya dilakukan dalam bentuk survei baseline. Pandangan

lain seringkali diperoleh dengan menggunakan teknik kualitatif, seperti kelompok

diskusi terfokus (Focus Group Discussion). “Tip Metode Pengumpulan Informasi”

TIP: ‘Yang Boleh’ dan ‘Yang Jangan’

Dilakukan Saat Menganalisa

Situasi

Tip: ‘Yang Boleh’

Kembangkan garis besar yang jelas sebelum

mengumpulkan informasi. Hal ini akan


membantu Anda untuk lebih terfokus pada

isu-isu yang penting.

Pastikan bahwa analisa akan memberikan

informasi keputusan pada komponen

strategis (identifikasi khalayak, tujuan-tujuan,

dan lain-lain) yang akan dibuat kemudian

dalam proses ini.

Tentukan jadwal proses dan tetap jalankan

parameter sesuai jadwal.

Baca, dengar dan amati berbagai sumber

informasi. Semua informasi yang Anda

butuhkan tidak bisa dipenuhi hanya oleh satu

sumber informasi.

Susun pernyataan ringkasan Anda agar tetap

obyektif.

Siapkan catatan untuk menuliskan ide,

strategi, atau taktik. Simpan daftar tantangan

dan peluang yang muncul saat mengkaji data.


Catatan dan daftar tersebut akan menjadi

langkah awal penulisan rencana.

Dokumentasikan kemajuan Anda dengan

menuliskan sumber informasi kunci, sehingga

Anda dapat mengacu pada sumber tersebut

saat berdiskusi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 19


Langkah 1dari 5

Analisa Situasi

TIP: ‘Yang Boleh’dan ‘Yang Jangan’

Dilakukan Saat Anda Menganalisa Situasi

Anda

Tip: ‘Yang Jangan’

Jangan menuliskan tujuan dan strategi sebagai

bagian analisa situasi. Jaga analisa Anda agar selalu

berdasarkan fakta. Menambahkan tujuan dan

strategi hanya akan mendorong Anda untuk

menyesuaikan analisa yang dibuat agar sesuai

dengan strategi dan tujuan yang diajukan.

Jangan menyerah jika Anda tidak bisa menemukan

informasi yang anda dibutuhkan. Hubungi semua

narasumber, kunjungi perpustakaan, dan lakukan

konsultasi dengan organisasi yang bekerjasama.

Jawabannya ada di sana, tapi Anda tidak selalu


mempunyai data untuk memverifikasi setiap

temuan. Kadang-kadang, Anda harus mengandalkan

pandangan perorangan dan pengamatan Anda

sendiri, selain juga mencari data, saat Anda mulai

memahami situasinya.

dalam bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai beberapa teknik

kualitatif yang umum digunakan. Saat Anda menjalankan langkah-langkah

dalam bab ini, buatlah daftar kesenjangan informasi dan pertanyaan-pertanyaan

yang perlu Anda jawab melalui penelitian formatif atau riset pendahuluan.

Dalam situasi paling ideal sekalipun, Anda tidak mungkin mempunyai data

lengkap untuk dasar keputusan Anda. Proses merancang strategi komunikasi

kesehatan merupakan paduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Anda harus

membuat penilaian selama proses itu berlangsung, guna memutuskan

sejauhmana pentingnya mengungkap hal tertentu, sekaligus memutuskan

pendekatan dan strategi terbaik.

Langkah 1

Mengidentifikasi dan Memahami Masalah

Langkah pertama dalam melakukan analisa adalah mengidentifikasi dan


memahami masalah kesehatan tertentu, yang akan menjadi fokus program

komunikasi yang diajukan. Pertimbangkan masalah kesehatan dalam konteks visi

strategis secara keseluruhan. Untuk mendefinisikan strategi komunikasi yang

efektif, Anda perlu membandingkan visi bersama dengan pemahaman Anda atas

situasi saat ini. Anda perlu memahami mengapa perbedaan terjadi.

Biasanya, dalam sebuah strategi komunikasi kesehatan nasional, terutama jika

program dan pelayanan kesehatan terpadu menjadi satu, beragam masalah yang

perlu diperhatikan akan teridentifikasi. Rangkaian masalah tersebut seringkali

ditangani selama beberapa waktu, menggunakan teknis tahapan atau urutan,

lapis-lapis pelayanan dan saluran komunikasi, guna memastikan cakupan

maksimalnya. Perilaku-perilaku sehat juga dikelompokkan untuk

mempromosikan perpaduannya.

Namun, penting kiranya mengidentifikasi masalah kunci yang berkaitan dengan

setiap perilaku sehat dalam strategi dan menyusun tujuan serta pesan yang sesuai

untuk masing-masing masalah. Kunci keberhasilan strategi komunikasi kesehatan

20 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

adalah fokus pada suatu masalah tertentu, dalam rentang waktu tertentu. Mengungkap

terlalu banyak masalah dalam satu kurun waktu, atau mengidentifikasi masalah yang terlalu

umum pada satu waktu, seringkali menciptakan pesan yang membingungkan, atau

mengacaukan khalayak, hingga membatasi dampak komunikasi.

Pada beberapa kasus, Anda tidak perlu mengidentifikasi masalah. Strategi yang ada mungkin

sudah menunjukkan apa yang perlu dilakukan: apakah langsung berkaitan dengan tujuan

program yang menyeluruh (Bab 3, Langkah 4) atau idealnya berkaitan dengan visi strategis

secara keseluruhan, yang dinyatakan oleh pimpinan kunci dan pembuat kebijakan. Tapi, jika

suatu masalah sudah teridentifikasi, penting kiranya melakukan verifikasi atau pengecekan

atas relevansi masalah tersebut. Sudah barang tentu, Anda pasti ingin mencegah munculnya

cara pandang berdasarkan kemauan politis, informasi yang sudah basi, atau keterbatasan

pemahaman stakeholder di awal program Anda.

Memahami Masalah Kesehatan

Memahami masalah kesehatan berarti mempunyai persepsi yang jelas tentang lingkup dan

tingkat parahnya permasalahan, berikut perilaku yang akan mencegah dan mengatasi

masalah tersebut. Dalam upaya mencapai pemahaman ini, Anda akan lebih mengenal sumber

informasi yang tersedia terkait dengan permasalahan.

Lingkup Permasalahan Kesehatan


Memperkirakan lingkup masalah kesehatan merupakan faktor untuk memutuskan cara

mengomunikasikannya. Lihat dua ukuran kunci dari luasnya lingkup permasalahan, yaitu

prevalensi dan angka kejadian. Ukuran-ukuran tersebut umumnya tersedia di Departemen

Kesehatan (Depkes).

Prevalensi mengukur proporsi – biasanya, persentase – masyarakat dalam suatu populasi


yang

mempunyai masalah pada suatu satuan waktu. Contohnya:

• Tahun lalu, 65 persen pekerja seks di daerah Utara mengidap gonorrhea.

· Bulan ini, 30 persen ibu hamil di daerah Timur, yang berusia antara 18 hingga 25 tahun,

mengidap anemia.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 21


Karena prevalensi selalu berubah, para praktisi kesehatan masyarakat menggunakan ukuran
paling

baru yang dipadukan dengan angka kejadian untuk memperkirakan lingkup permasalahan.
Angka

kejadian mengukur jumlah kasus baru dari suatu masalah kesehatan tertentu—per seribu
orang dalam

suatu populasi. Contoh:

Jumlah kasus gonorrhea di daerah Utara meningkat 10 persen per tahun.

Jumlah ibu hamil pengidap anemia yang diperiksa di klinik perawatan kehamilan di daerah

Timur meningkat 2 persen setiap tahun.

Dengan melakukan pengukuran terhadap insiden membantu dalam memperkirakan besarnya

angka prevalensi di masa mendatang tanpa intervensi apapun. Informasi tersebut biasanya

tersedia/dikeluarkan oleh DepKes atau program/proyek yang menangani masalah kesehatan.

Tingkat Keparahan Masalah Kesehatan

Parahnya masalah kesehatan berhubungan erat dengan luasnya lingkup permasalahan.


Tingkat

keparahan diukur dalam bentuk:

· Kematian, atau jumlah orang yang meninggal karena masalah tersebut.


· Angka Kesakitan (Morbidity Rate), atau jumlah orang yang menjadi cacat tetap atau cacat

sementara karena masalah tersebut.

· Biaya penanganan masalah itu bagi seseorang, keluarganya, dan masyarakat secara

keseluruhan.

Depkes biasanya mengumpulkan informasi menyangkut angka kematian dan angka kesakitan

masalah kesehatan tertentu. Organisasi yang melakukan advokasi untuk membangkitkan


perhatian

terhadap masalah kesehatan kerap mengumpulkan informasi mengenai biaya yang


ditanggung

individu dan masyarakat. Saat tingkat keparahan suatu masalah kesehatan didefinisikan, akan

membantu jika dampak masalah tersebut dibandingkan dengan dampak penyakit umum
lainnya.

Data yang telah Anda kumpulkan mengenai lingkup dan tingkat keparahan masalah akan
berperan

penting saat Anda mengembangkan alasan untuk menggunakan sumberdaya dalam mencegah
dan

mengatasi masalah tersebut.

22 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Perilaku Pencegahan dan Penanganan yang Diharapkan

Tanggapan yang tepat bagi suatu masalah kesehatan dapat berupa perubahan

beberapa perilaku yang potensial. Perhatikan hal-hal di luar informasi faktual

tentang masalah kesehatan tersebut agar Anda benar-benar memahami

lingkungan dalam konteks yang lebih luas. Menunjukkan gambaran perubahan

perilaku yang diharapkan, pada awal proses, akan membantu Anda dan tim

merancang strategi yang sesuai.

Guna memastikan bahwa tim Anda berencana mengomunikasikan perilaku

pencegahan dan penanganan yang tepat, berkonsultasilah dengan para ahli di

Depkes, sektor swasta, dan organisasi Anda. Tanyakan tujuan perilaku yang

diharapkan. Contohnya:

· Memperbaiki pola makan.

· Mengunjungi klinik.

· Menggunakan produk tertentu.

Dalam hal ini, memastikan pandangan khalayak potensial adalah hal yang sangat

penting. Apakah mereka memandang masalah tersebut sama dengan pandangan

para ahli? Jika masalah kesehatan terungkap, apa yang mereka inginkan terjadi?

Memahami persepsi khalayak akan memandu Anda merancang intervensiintervensi


komunikasi yang melibatkan pihak lain, seperti tenaga pelayanan, atau

pihak-pihak yang memiliki pengaruh penting. Demikian pula halnya, berbincangbincang

dengan tenaga kesehatan akan memberikan wawasan penting tentang

masalah kesehatan yang bakal mempengaruhi proses pengembangan strategi.

Wawasan-wawasan semacam itu juga kemungkinan menunjukkan perlunya

advokasi kebijakan atau advokasi media, guna menyentuh kebutuhan kesehatan

khalayak dengan cara yang komprehensif.

Sumber-Sumber Informasi

Informasi yang Anda kumpulkan dengan mengidentifikasi lingkup dan tingkat

keparahan masalah, serta perilaku pencegahan dan penanganan yang

diharapkan, akan memberikan informasi untuk menyusun strategi komunikasi

Anda. Kajilah contoh 1.1 di bawah ini, kemudian lengkapi lembar kerja 1.1 untuk

menyusun dan merangkum informasi yang telah Anda kumpulkan.

Catatan: Untuk lembar kerja 1.1 dan

semua lembar kerja dalam buku ini, gunakan

sebanyak mungkin data riil (data sesungguhnya),

jika memungkinkan .

Andai informasi tertentu yang diminta


lembar kerja ini tidak tersedia,

lengkapi lembar kerja itu sebisanya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 23


Contoh: Nikaragua (Informe de…2001)

Latar Belakang Proyek: Oktober 1998, Badai Mitch melanda jantung Amerika

Tengah dan menyebabkan bencana hebat yang tidak terduga, hingga

membunuh ribuan orang dan mengakibatkan kerusakan bernilai miliaran dollar

AS. Di Nikaragua, lebih dari 800.000 orang menderita karena kerusakan pada

sistem pasokan air akibat badai tersebut. Berkat campur tangan Pemerintah

Nikaragua dan bantuan internasional, negara ini bisa melanjutkan kembali

pembangunannya dengan cepat.

USAID/Nikaragua mendanai komponen air dan sanitasi sebagai bagian penting

dari Proyek Rekonstruksi Badai Mitch (Hurricane Mitch Reconstruction Project).

Sebagai bagian dari program besar ini, Proyek Kesehatan Lingkungan

(Environmental Health Project—EHP) bertanggungjawab membangun dan

memperbaiki infrastruktur air serta sanitasi masyarakat. Proyek Mitch mencakup

komponen komunikasi perubahan perilaku untuk mempromosikan praktik

higiene dan sanitasi yang lebih baik. Koalisi berbagai organisasi melaksanakan

proyek ini, dengan tujuan utama menurunkan angka kejadian diare di daerah

yang dilanda Badai Mitch.

Aktivitas ini dinamai Kampanye Bintang Biru (the Blue Star Campaign), salah satu

program pencegahan diare paling komprehensif yang dilakukan di tingkat

nasional. Masyarakat setempat memahami nilai penting kesehatan bagi keluarga,

dan Bintang Biru melambangkan impian atau tujuan khalayak untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik. Tetapi, terdapat hambatan pengetahuan. Banyak

orang tidak mengerti hubungan antara bakteri di tangan dan pengolahan

makanan dengan dimulainya diare. Berfokus pada upaya menghalangi alur

utama penyebaran diare, di bawah Kampanye Bintang Biru, sejumlah komponen

terkait bekerja secara sinergis untuk melaksanakan program pencegahan diare

secara efektif.

24 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Contoh 1.1: Lembar Kerja Analisa Masalah Kesehatan

Masalah

Kesehatan

Lingkup Permasalahan

Prevalensi* Angka Kejadian**

Tingkat

Keparahan***

Perilaku Pencegahan/

Penanganan yang

Diharapkan

Sumber Informasi tentang

Masalah Kesehatan Ini

Penyakit Diare 874 per 10.000 anak Penyebab utama Pencegahan:

Akut usia 0-5 kesakitan dan Mencuci tangan saat diperlukan,

kematian bayi klorinasi air

Penanganan:

Melakukan terapi rehidrasi oral

Membawa anak ke pos

kesehatan
* Proporsi populasi yang berisiko dan diketahui mempunyai masalah kesehatan ini

** Angka kasus baru dari masalah kesehatan ini yang dilaporkan untuk suatu periode (satu
bulan, satu catur wulan atau satu tahun)

*** Angka kematian, kesakitan

Petunjuk: identifikasi paling banyak tiga masalah kesehatan kunci yang bisa Anda ungkap.

Gunakan data yang tersedia untuk memperkirakan prevalensi, angka kejadian, dan tingkat

keparahan masing-masing masalah. Buat daftar metode pencegahan dan perawatan yang

direkomendasikan kepada masyarakat oleh program atau organisasi tempat Anda bekerja.

Lembar kerja 1.1: Analisa Masalah Kesehatan

Laporan statistik kesehatan dari:

Lembaga Nasional untuk Air Ledeng dan

MCK – Petunjuk Air Ledeng Pedesaan

(ENACAL-DAR),

United Nations Children’s Fund (UNICEF),

Proyek Kesehatan Lingkungan (EHP)

Masalah
Kesehatan

Lingkup Permasalahan

Tingkat

Keparahan***

Perilaku Pencegahan/

Penanganan yang

Diharapkan

Sumber Informasi tentang

Masalah Kesehatan IniPrevalensi* Angka Kejadian**

* Proporsi populasi yang berisiko dan diketahui mempunyai masalah kesehatan ini

** Angka kasus baru dari masalah kesehatan ini yang dilaporkan untuk suatu periode (satu
bulan, satu catur wulan atau satu tahun)

*** Angka kematian, kesakitan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 25


Langkah 2dari 5

Analisa Situasi

TIP: Teknik Praktis Menganalisa Situasi

1. Baca

Guna mengumpulkan studi dan laporan kuantitatif/ kualitatif

terkait dengan kesehatan dan komunikasi, pertama–tama,

hubungi Departemen Perencanaan, Depkes dan Departemen

Informasi. Mereka bisa merekomendasikan lembaga pemerintah

yang bisa memberikan jenis informasi yang anda diinginkan.

Organisasi swasta juga mengumpulkan data kuantitatif yang baik,

tapi survei semacam itu mungkin terlalu banyak makan biaya,

atau tidak tersedia karena masalah kepemilikan. Mintalah

dokumen yang dipublikasikan maupun tidak, termasuk laporan

internal mencakup topik yang Anda minati, Misalnya :

Kajian-kajian literatur Inventori materi komunikasi

Survei berbasis populasi yang


tersedia di lokasi klinik

Statistik pelayanan dan

Laporan donor dari

penjualan

negara

Laporan diskusi kelompok Laporan ekonomi

terfokus Dokumen kebijakan

Laporan lokakarya

Laporan evaluasi program

Laporanmanajemen

kesehatan lainnya

Laporan penyeliaan

Analisa pelayanan kesehatan


Laporan bantuan teknis

dan sistem pelayanan Penelusuran kebutuhan

kesehatan pelatihan

Survei Kependudukan

Catatan wawancara

dan Kesehatan (DHS)

Catatan pelayanan

dan rumah tangga

Rencana tindakan

lainnya tentang pengetahuan,

Laporan perkembangan

sikap dan praktik.


Evaluasi proyek

Data sensus

Makalah universitas

Artikel jurnal

Dapatkan sebanyak mungkin sampel materi komunikasi

kesehatan untuk rujukan referensi yang akan datang. Materi cetak

seperti brosur dan poster mudah diangkut dan Anda juga bisa

mendapatkan juga kaset audio atau video. Jika bahasanya tidak

Anda pahami, mintalah terjemahan tertulisnya

Langkah 2

Menentukan Khalayak Potensial

Khalayak primer strategi komunikasi biasanya terdiri dari orang-orang yang berisiko

atau mengidap masalah kesehatan tertentu. Anak-anak merupakan satu kekecualian.

Dalam kasus ini, sosok yang merawat merekalah yang biasanya dinyatakan sebagai

khalayak kunci yang berpengaruh. Guna membantu mengidentifikasi khalayak

potensial, kaji penelitian yang ada mencakup kondisi atau penyakit. Yang bisa

dijadikan sumber-sumber informasi antara lain adalah Depkes, pusat-pusat kesehatan


setempat, dan survei-survei kesehatan nasional. Petugas medis dan petugas

kesehatan masyarakat bisa menjelaskan bagaimana masalah meluas. Mereka juga

bisa mengidentifikasi siapa-siapa yang berisiko atau terpengaruh. Mungkin saja

terjadi kesenjangan informasi, yang memerlukan penelitian formatif atau studi

baseline, sebelum Anda bisa memahami khalayak potensial, dan menjelaskan serta

menggambarkan mereka.

Mengidentifikasi Karakteristik Khalayak Umum

Ketika mengidentifikasi khalayak potensial, kelompokkan mereka menurut

karakteristik umum seperti rentang usia, jender, pekerjaan, tempat tinggal, jumlah

anak dan gaya hidup, serta akses terhadap media cetak, radio dan televisi. Cari

karakteristik yang membedakan khalayak potensial dari orang yang tidak berisiko,

atau tidak mempunyai masalah kesehatan. Pastikan bahwa analisa Anda peka

terhadap faktor jender, dengan mempertimbangkan peran dan hubungan jender

yang berbeda di antara anggota khalayak potensial tersebut. Bagaimana perilaku

khalayak potensial saat ini dalam hubungannya dengan konsep kesetaraan dan

kesamaan jender? Lihat juga apakah anggota kelompok khalayak potensial

menerima dukungan sosial yang tinggi. Hal ini berperan penting bagi kemampuan

individu untuk berubah. Tabel 1.1. menunjukkan karakteristik kelompok yang umum

dan contoh pengelompokan khalayak.

Mengidentifikasi Tahap Perubahan Perilaku


Untuk masing-masing khalayak, cari informasi yang mengidentifikasi perilaku sehat

mereka saat ini dibandingkan dengan perilaku sehat yang diharapkan atau

26 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


direkomendasikan. Seberapa cepat (atau lambat) perilaku tersebut diadopsi?

Sebuah pendekatan yang bermanfaat menggolongkan khalayak potensial Anda

menurut kerangka kerja PBC yang disajikan pada bagian “Pendahuluan”.

Guna menyusun perkiraan tahapan perubahan perilaku khalayak potensial, kaji

data kuantitatif yang ada seperti data survei Kependudukan dan Kesehatan

(Demographic and Health Survey—DHS) serta sensus. Kedua sumber tersebut bisa

memberikan informasi relevan mengenai tahapan perubahan perilaku berbagai

kelompok masyarakat di negara itu. Umumnya, DHS menanyakan pengetahuan,

perilaku, dan praktik yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, ibu dan

anak. DHS terbaru biasanya tersedia di Dinas Kesehatan setempat, atau di kantor

USAID. Jika tidak ada, Macro International, Inc., bisa memberikan salinan laporan

DHS untuk berbagai negara.*

Kerap data khalayak yang ada tidak memadai untuk membuat keputusan yang

berhubungan dengan strategi komunikasi. Anda mungkin perlu bekerjasama

dengan para peneliti untuk merancang dan mengimplemen tasikan survei baseline

kuantitatif, yang akan menghasilkan informasi tepercaya mengenai karakteristik

khalayak, masalah perilaku, hambatan terhadap perubahan perilaku, dan lain-lain.

Seringkali, riset kualitatif seperti diskusi kelompok terfokus dengan anggota

khalayak potensial bermanfaat dilakukan guna mendapatkan informasi deskriptif

yang kaya mengenai khalayak sasaran. Kadang-kadang, pengumpulan data ini

dibarengi dengan wawancara tatap muka dengan para stakeholder kunci untuk
mendapatkan pandangan lain. Anda dan anggota tim perlu mela- cak penelitian

pendahuluan yang diperlukan (jika ada). Pertimbangkan faktor waktu dan

anggaran ketika permasalahan ini disentuh.

Selain mengkaji studi formal, lakukan wawancara dengan ahli setempat untuk

mengetahui pendapat mereka mengenai tahapan perilaku kelompok yang sedang

dibahas. Guna mendapatkan pandangan yang berbeda, bicaralah dengan petugas

program yang bekerja dengan khalayak potensial ini setiap hari.

TIP: Teknik Praktis Untuk Menganalisa Situasi

2. Dengarkan

Cara lain mendapatkan informasi yang anda diperlukan untuk

menganalisa situasi adalah dengan melakukan wawancara.

Wawancara bisa membantu Anda untuk:

Mendapatkan kebutuhan, pandangan dan perspektif

pihak-pihakmereka yang diidentifikasi sebagai

stakeholder program tersebut, termasuk khalayak.

Mengidentifikasi sumberdaya yang potensial untuk

membantu komunikasi kesehatan.

Sebelum melakukan wawancara, kembangkan kuesioner


(daftar pertanyaan) wawancara untuk memastikan bahwa

Anda telah mengajukan semua pertanyaan yang ingin Anda

ketahui jawabannya.

Guna membantu melengkapi pemahaman situasi, lakukan

wawancara paling sedikit dengan lima jenis kelompok:

Anggota khalayak yang potensial

Penyusun agenda (pembuat kebijakan dan peneliti)

Organisasi yang memberikan pelayanan dan produk

kesehatan

Media

Organisasi donor dan pemberi bantuan teknis

Peserta wawancara potensial adalah siapa saja, baik perorangan

maupun kelompok, bisa siapa saja baik orang maupun kelompok

yang bisa membentuk arah program upaya komunikasi,

memberikan sumberdaya penting, atau berfungsi sebagai mitra

pelaksana.

Contoh-contoh pihak mereka yang diwawancarai meliputi:

Manajer Program Klien-klien potensial


senior dalam program Anda Dukun/tabib

Para direktur organisasi yang Direktur stasiun radio dan

memberikan pelayanan televisi

kesehatan terkait Wartawan dan editor majalah

Perwakilan organisasi dan koran

keagamaan di kawasan bidang Perwakilan donor

yang mempunyai masalah Perwakilan dari departemen

kesehatan atau direktorat yang

Pimpinan masyarakat di menangani urusan

daerah tempat dimana perempuan

masalah kesehatan terjadi Perwakilan universitas

Direktur pelayanan kesehatan Klien klinik yang menawarkan

Direktur manajemen logistik pelayanan kesehatan

Pimpinan politik yang Penyelia klinik

menunjukkan minat pada Tenaga pelayanan organisasi

bidang kesehatan internasional yang bekerja di

bidang kesehatan

* Macro International, Inc., 11785 Beltsville Drive, Calverton MD 20705, USA,


phone: (301) 572-0200, fax: (301) 572-0999, email: reports@macroint.com

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 27


Tabel 1.1. Kemungkinan Karakteristik Umum Khalayak Potensial

(Schiffman & Kanuk, 1995)

Karakteristik Contoh

Geografis

Wilayah Utara, selatan, timur, barat

Tipe Kota Daerah metropolitan, kota kecil, desa

Kepadatan populasi Kota, pinggiran kota, pedesaan

Iklim Sedang, panas, lembap

Demografi

Usia Di bawah 12, 12-17, 18-24, 25-34, 35-49 tahun

Jenis Kelamis Pria, wanita

Status Pernikahan Lajang, menikah, bercerai, ditinggal mati

Penghasilan Di bawah garis kemiskinan, 20 persen di atas

Pendidikan Tidak mendapat pendidikan resmi, pernah masuk SD/SMP, selesai SD/SMP,
pernah masuk SMU, selesai SMU, universitas

Pekerjaan Pertanian, perdagangan, pegawai sipil, profesional, teknisi

Psikologis/Psikografis

Motivasi Terbatas, diatur, terlindungi dari kehamilan atau penyakit yang tidak diinginkan

Persepsi Risiko rendah, risiko sedang, risiko tinggi

Keterlibatan Keterlibatan rendah, keterlibatan tinggi


Perilaku Positif, negatif

Gaya Hidup Konservatif, mencari status, inovator

Sosial Budaya

Bahasa/budaya Khmer, Twi, Zama

Agama Buddha, Islam, Kristen, animistis

Suku Hausa, Yoruba, Kurdi

Kelas sosial/kasta Kelas bawah, kelas menengah, kelas atas

Gaya hidup keluarga Lajang, baru menikah, pensiunan

Tingkat Penggunaan

Angka penggunaan umum Sangat sering memakai, biasa-biasa saja, kadang-kadang


menggunakan, tidak menggunakan

Situasi Saat Digunakan

Waktu Pagi, malam, tengah hari

Tujuan Melindungi diri, melindungi orang lain

Lokasi Di rumah, di tempat kerja, di lokasi lain

Pelaku Sendiri, pasangan suami/istri, pasangan seksual

28 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Identifikasi Hambatan Terhadap Perubahan Perilaku yang Sudah

Diketahui

Saat mewawancarai staf program, ahli kesehatan, perwakilan masyarakat dan anggota

khalayak potensial, tanyakan pendapat mereka mengenai penyebab khalayak tidak

mengadopsi perilaku sehat yang diharapkan.

Seringkali, salah satu hambatan utama untuk mengadopsi perilaku adalah kenyataan

bahwa khalayak memang tidak mengetahui perilaku tersebut. Di Bangladesh misalnya,

analisa situasi untuk Strategi Pengendalian Tuberkulosis Nasional (National Tuberculosis

Control Strategy) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat, terutama di pedesaan,

tidak mengetahui bahwa pengobatan tuberkulosis diberikan secara cuma-cuma di fasilitas

kesehatan milik pemerintah.

Tapi, Anda dan tim juga harus mempertimbangkan hambatan di luar kesadaran dan

pengetahuan. Carilah hambatan yang termasuk dalam kategori berikut ini untuk

mendapatkan gambaran situasi yang lebih lengkap:

Kategori Pertanyaan yang diajukan

Ketersediaan

(Availability)

Apakah pelayanan atau produk yang diperlukan untuk mengadopsi perilaku


yang diharapkan tersedia di daerah tempat tinggal dan lokasi kerja khalayak

yang diusulkan?

Kemudahan

Menjangkau

(Affordability)

Dapatkah khalayak memperoleh dan menggunakan pelayanan atau produk

yang diperlukan untuk mengadopsi perilaku yang diharapkan?

Misalnya: khalayak remaja tidak diperbolehkan mendapatkan konseling atau

alat kontrasepsi dari pemberi layanan

Kemudahan

Mengakses

(Accessibility)

Mampukah khalayak membayar pelayanan atau produk yang diperlukan untuk

mengadopsi perilaku yang diharapkan? Pikirkan soal waktu, harga, dan beban

ketidaknyamanan lainnya.

Penerimaan

(Acceptability)

Dapatkah masyarakat menerima, jika khalayak mendapatkan dan menggunakan

pelayanan atau produk tersebut? Apakah masyarakat bisa menerima, jika

khalayak mempraktikkan perilaku yang diharapkan tersebut?

3. Amati

Saat anda melakukan perjalanan ke daerah,


ajukan sebanyak mungkin pertanyaan, dan buat

sebanyak mungkin catatan tentang hal-hal yang

Anda lihat. Pastikan Anda menyediakan waktu

yang sama untuk daerah pedesaan maupun

perkotaan. dan jika terdapat perbedaan yang

besar di antara kedua daerah tersebut, entah

karena agama atau tradisi, cobalah untuk

mengkunjungi daerah berbeda itu, hingga Anda

mendapatkan pandangan yang yang seimbang.

Amati yang berikut ini:

Sesi-sesi konseling

Bincang-bincang kelompok kesehatan di klinikklinik

Upaya pelayanan masyarakat keliling

Keberadaan pesan, materi dan kegiatan

kesehatan di tempat tinggal dan lokasi kerja

dimana khalayak yang dituju tinggal dan

bekerja

Pengamatan seringkali merupakan salah satu

alat bantu yang terbaik.Tidak hanya untuk

menilai apa yang sedang terjadi, pengamatan

juga mencatat beberapa strategi yang akan

sangat berguna untuk menjangkau kelompok

masyarakat tertentu, misalnya:


Apakah sebagian besar Ibu berkonsultasi

dengan dukun/tabib tentang kesehatan anakanaknya?

Apakah keluarga akan menggunakan uang yang

sudah susah payah didapatkannya untuk

membiayai upaya perlindungan kesehatan

preventif?

TIP: Teknik Praktis Untuk

Menganalisa Situasi

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 29


Memahami pelbagai hambatan perubahan – meskipun berada di luar jangkauan

komunikasi – penting guna mengambil keputusan-keputusan komunikasi

strategis. Pemahaman ini akan membantu Anda memperkirakan tingkat

perubahan yang bisa dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Identifikasi Pihak-Pihak yang Berpengaruh

Setelah mengidentifikasi khalayak potensial, cari tahu siapa yang mempengaruhi

perilaku sehat mereka. Berkonsultasilah dengan manajer program yang bekerja di

tengah masyarakat dan tenaga-tenaga kesehatan masyarakat yang mengunjungi

khalayak sasaran ini secara teratur. Kaji temuan penelitian yang relevan. Lakukan

kunjungan tidak resmi ke masyarakat dan rumah-rumah penduduk. Bicaralah

dengan anggota khalayak potensial serta pimpinan masyarakat mengenai

masalah kesehatan ini.

Kaji contoh 1.2a dan 1.2b. Kemudian, lengkapi lembar kerja 1.2a dan 1.2b.

30 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Contoh 1.2a: Lembar Kerja Khalayak Utama Potensial

Petunjuk: identifikasi kelompok masyarakat yang punya ciri-ciri terkena penyakit,

atau berisiko terkena masalah kesehatan tertentu. Lengkapi tabel tersebut untuk

setiap khalayak potensial.

Contoh: Nikaragua

Khalayak Ciri-Ciri Umum

Tahap

Perubahan

Perilaku* Hambatan Terhadap Perubahan Perilaku **

Sumber Informasi

Mengenai Khalayak

Bayi dan anak

hingga usia

5 tahun

Belum tahu Kurangnya pengetahuan tentang tangan sebagai wahana penyebaran

bakteri

Kurangnya keterampilan

Terbatasnya ketersediaan aliran air

Pemahaman terbatas mengenai seriusnya permasalahan tersebut.


Riset kualitatif dan

kuantitatif yang

dilakukan oleh proyek

dan lembaga swadaya

masyarakat (LSM)

* Belum tahu, tahu, setuju, berminat, mempraktikkan, mengadvokasikan

** Kemudahan mengakses, penerimaan, kemudahan menjangkau, ketersediaan

Lembar Kerja 1.2a: Khalayak Utama Potensial

Petunjuk: identifikasi kelompok masyarakat yang punya ciri-ciri terkena penyakit,

atau berisiko terkena masalah kesehatan tertentu. Lengkapi tabel tersebut untuk

setiap khalayak potensial.

Khalayak Ciri-Ciri Umum

Tahap

Perubahan

Perilaku* Hambatan Terhadap Perubahan Perilaku **

Sumber Informasi

Mengenai Khalayak
* Belum tahu, tahu, setuju, berminat, mempraktikkan, mengadvokasikan

** Kemudahan mengakses, penerimaan, kemudahan menjangkau, ketersediaan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 31


Contoh 1.2b: Lembar Kerja Khalayak Berpengaruh yang Potensial

Petunjuk: identifikasi kelompok masyarakat yang punya ciri-ciri umum mampu

mempengaruhi khalayak sasaran dalam upaya komunikasi Anda. Lengkapi tabel

ini untuk setiap khalayak utama potensial.

Contoh: Nikaragua

Khalayak Berpengaruh

yang Potensial

Khalayak Utama

yang Dipengaruhi

Perkiraan Tingkat

Pengaruh*

Sikap Terhadap

Perubahan Perilaku

Khalayak Utama

Cara Mempengaruhi/

Saluran

Darimana Khalayak

Potensial

Mendapatkan

Informasi?
Kuat Bisa menerima manfaat Media masa Jaringan sosial

cuci tangan, tapi perlu

diyakinkan tentang

efektivitasnya

Mobilisasi masyarakat Radio, televisi

Lembar Kerja 1.2b: Khalayak Berpengaruh yang Potensial

Petunjuk: identifikasi kelompok masyarakat yang punya ciri-ciri umum mampu

mempengaruhi khalayak sasaran dalam upaya komunikasi Anda. Lengkapi tabel

ini untuk setiap khalayak utama potensial.

Ibu dan Ayah

Anak-anak

*Lemah, sedang, kuat

Khalayak Berpengaruh

yang Potensial

Khalayak Utama

yang Dipengaruhi
Perkiraan Tingkat

Pengaruh*

Sikap Terhadap

Perubahan Perilaku

Khalayak Utama

Cara Mempengaruhi/

Saluran

Darimana Khalayak

Potensial

Mendapatkan

Informasi?

*Lemah, sedang, kuat

32 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Langkah 3Langkah 3dari 5

Analisa Situasi

Mengidentifikasi Sumber Daya Komunikasi yang

Potensial

Langkah 3 dalam menganalisa situasi adalah memahami lingkungan komunikasi, termasuk

kegiatan komunikasi kesehatan yang ada saat ini, serta sumberdaya yang tersedia. Bab 6,

“Saluran dan Alat Bantu”, memberikan panduan untuk memilih saluran yang akan digunakan

tim Anda guna menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran. Fokusnya adalah

mengidentifikasi dan menilai sumber daya potensial yang bisa membantu Anda

melaksanakan program komunikasi.

Secara luas, komunikator kesehatan mendefinisikan saluran komunikasi sebagai sistem

penyampaian pesan untuk mencapai khalayak sasaran. Saluran ini dikategorikan sebagai

saluran “interpersonal”,“berorientasi pada masyarakat”, dan “media massa”. Dua saluran

terakhir sangat efektif jika tujuannya adalah untuk mengubah nilai-nilai masyarakat atau
budaya.

Saluran interpersonal berfokus pada komunikasi satu—satu, atau satu orang dengan satu

kelompok. Saluran satu–satu mencakup komunikasi antara rekan sejawat, antarpasangan,

dan antara petugas klinik kesehatan dengan klien. Contoh komunikasi satu orang kepada

satu kelompok bisa berupa pertemuan tenaga kesehatan yang berkeliling ke masyarakat

bekerjasama dengan organisasi perempuan. Saluran interpersonal menggunakan

komunikasi verbal dan non-verbal.

Saluran yang berorientasi pada masyarakat berfokus pada penyebaran informasi melalui

jaringan sosial yang sudah ada, seperti keluarga atau satu kelompok masyarakat. Saluran ini

berfungsi efektif ketika berhadapan dengan norma-norma masyarakat, serta memberikan

peluang bagi anggota khalayak untuk saling memperkuat perilaku satu sama lain.

Saluran media massa menjangkau khalayak luas. Saluran ini terutama efektif dalam

menetapkan agenda, dan memberikan kontribusi untuk membangun normal sosial yang

baru. Formatnya berkisar mulai dari pendidikan hingga hiburan dan iklan, mencakup

televisi, radio dan media cetak seperti majalah, koran, media-media di luar ruang (billboard)

dan di tempat-tempat persinggahan, internet, dan pos.

TIP: Metode Pengumpulan

Informasi
Jenis riset “formatif” dan PLA berikut ini

memberikan infomasi penting esensial untuk

memandu keputusan strategi Anda.

Temu stakeholder – Untuk menilai dimensi

berbeda dari suatu dampak potensial strategi

terhadap masyarakat dan lingkungannya dari

cara pandang berbeda, Anda bisa

menggunakan berbagai “teknik stakeholder.”

Contohnya, berbincang-bincang dengan

manajer program, tenaga kesehatan

masyarakat, staf klinik, dan pimpinan

masyarakat tentang situasi yang dihadapi. Jika

memungkinkan, kumpulkan orang-orang

mereka yang mengontrol masalah tersebut,

atau mereka yang tertarik, atau yang

mengendalikan pengungkapan masalah

untuk memberikan pandangannya atas

penyebab dan faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah. Saat melakukan

wawancara atau menyelenggarakan

pertemuan, cari tahu apa yang sedang mereka

lakukan saat ini untuk menyelesaikan


permasalahan. Mintalah mereka dilakukan

membantu Anda mengidentifikasi isu-isu

kunci hal-hal tentang komunikasi strategis

kunci.

Analisa jender – Dalam konteks

pengembangan partisipasi, analisa jender

membantu Anda memahami bagaimana

perbedaan jender mempengaruhi akses

terhadap sumberdaya dan partisipasi

perempuan dalam kegiatan pengembangan.

Analisa seperti ini akan membantu Anda

mengambil langkah yang tepat guna

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 33


memastikan bahwa perempuan tidak dikecualikan.

Idealnya, analisa jender bukan metode partisipasi yang

terpisah, tapi merupakan bagian dari seluruh metode

partisipasi.

Pengumpulan dan Perencanaan Informasi

Tingkat Daerah – Teknik ini terutama berfokus pada

pandangan masyarakat setempat, bagaimana persepsi

mereka tentang kondisi dan kehidupannya, dan serta

bagaimana mengubahnya. Dua metode yang kerap

dipakai menonjol adalah:

Kelompok Diskusi Terfokus (Focus Group

Discussion)– Mintalah moderator kelompok

terfokus yang terlatih untuk mendiskusikan masalah

kesehatan dengan beberapa kelompok kecil yang

terdiri dari 6 sampai 12 orang khalayak potensial

Anda, selama 1 -atau 2 jam. Cari tahu pandangan

mereka tentang masalah yang dihadapi, termasuk

kemungkinan penyebab yang mungkin dan hal-hal

yang berpengaruh. Temukan tentang sumber

informasi kelompok tersebut, dan pengaruhnya,

serta tingkat pengetahuan, kepercayaan dan sikap


mereka.

Wawancara dengan anggota khalayak

potensial – Secara informal, wawancarai mereka

yang merupakan khalayak potensial menyangkut

upaya Anda. Kunjungi mereka yang sekarang

terkena, atau terpengaruh dan juga yang

menghadapi risiko.Tanyakan pandangan perspektif

mereka mengenai masalah kesehatan. Coba

wawancarai keduanya, baik yang sudah

mempraktikkan perilaku dan mempromosikan

kesehatan, serta mereka yang belum mengubah

perilaku.

Pengamatan – Kunjungi tempat yang menawarkan

dimana pasokan dan pelayanan kesehatan ditawarkan.

Amati tingkat kesulitan seberapa mudah atau sulit

untuk klien mengakses tenaga kesehatan. Amati

beberapa interaksi antara klien dan tenaga kesehatan,

biarkan kehadiran Aanda sesedikit mungkin

mempengaruhi interaksi tersebut. Amati kondisi saat

dimana mereka bertukar informasi. Buat catatan

mengenai pengamatan Anda


Kegiatan Komunikasi yang Tengah Berlangsung

Banyak sekali saluran komunikasi yang tersedia. Tantangan Anda adalah mencari

saluran yang bisa menjangkau khalayak potensial yang telah Anda identifikasi.

Dua pendekatan berikut ini bisa membantu:

· Jelaskan upaya komunikasi yang sedang berlangsung melalui saluran dan

media komunikasi.

· Lakukan perbincangan dengan orang yang telah melakukan kampanye

komunikasi di daerah tersebut. Pendekatan ini merupakan titik awal yang

baik untuk mengidentifikasi mitra setempat, sekaligus untuk memahami

hambatan dan peluang dalam upaya-upaya komunikasi di sana.

Golongkan kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan saluran-saluran yang telah

dijelaskan sebelumnya. Ingat:

Cari survei penggunaan media oleh khalayak sasaran yang potensial. Data

survei kesehatan dan kependudukan bisa menjadi sumber yang

bermanfaat. Selain itu, banyak negara melakukan survei penggunaan

media oleh masyarakatnya.


Tanyakan pada perusahaan periklanan apakah survei media tersedia.

Wawancaralah manajer program suatu organisasi yang berkomunikasi

dengan khalayak Anda. Mereka bisa memberikan pandangan yang baik

tentang apa yang gagal/berhasil.

Kunjungan masyarakat tempat khalayak sasaran bermukim. Buatlah daftar

saluran media yang ada. Jelaskan jumlah dan jenis khalayak yang mereka

jangkau.

Satu pendekatan untuk mengidentifikasi saluran komunikasi kunci adalah

mewawancarai manajer program proyek kesehatan yang sedang berlangsung.

Saat Anda mengidentifikasi kegiatan, catat pihak atau penanggung jawab—

perorangan atau organisasi—untuk setiap kegiatan. Catat saluran utama dan

format yang digunakan oleh organisasi-organisasi tersebut. Fokuskan pada pesan

34 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

dan khalayak sasaran mereka. Kegiatan ini akan memberi Anda pemahaman

mengenai pesan yang sedang dikomunikasikan, dan sejauhmana pesan tersebut

diterima dengan baik.

Sumber-sumber Komunikasi, Organisasi dan Profesi

Selain mengidentifikasi program dan kegiatan yang berhubungan dengan

kesehatan, identifikasi organisasi dan profesional yang membantu

melaksanakannya. Ajukan pertanyaan kepada mereka menyangkut hal-hal

berikut ini:

· Siapa yang berpengalaman dalam memproduksi materi pendidikan

kesehatan?

· Apa perusahaan iklan terbaik di daerah ini?

· Siapa yang bisa memproduksi program televisi dan radio?

· Organisasi mana yang memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan

dan petugas penyuluhan masyarakat?

· Adakah jaringan atau perkumpulan organisasi komunikasi? Jika ada,

bagaimana keanggotaan dan ruang lingkupnya?

Lengkapi lembar kerja 1.3.a, 1.3.b, and 1.3.c untuk membantu merangkum temuantemuan
Anda.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 35


Nama* dijangkauJenis** SumbKhalayak Sasaran yang dijangkau er Informasi*** Sumber
Informasi***

LSM setempat Interpersonal dengan materi

pendukung

Ibu dan anak-anak ENACAL – DAR

ENACAL – DAR Interpersonal dengan materi

pendukung

Ibu dan anak-anak ENACAL – DAR

Contoh 1.3a: Lembar Kerja Saluran Komunikasi Kesehatan

Petunjuk: identifikasi saluran komunikasi kesehatan di daerah Anda menurut nama, jenis,

serta tipe khalayak yang dijangkau.

Contoh: Nikaragua

Nama*

Jenis**

Khalayak Sasaran yang

* Contoh: nama stasiun radio, koran, rumah produksi, dll


** Jenis media seperti ruang video, stasiun radio, dll

*** Tempat Anda menemukan peluang ini

Lembar Kerja 1.3a: Saluran Komunikasi Kesehatan

Petunjuk: identifikasi saluran komunikasi kesehatan di daerah Anda menurut nama, jenis,

serta tipe khalayak yang dijangkau.

Nama* Jenis** Khalayak Sasaran yang dijangkau Sumber Informasi***

* Contoh: nama stasiun radio, koran, rumah produksi, dll

** Jenis media seperti ruang video, stasiun radio, dll

*** Tempat Anda menemukan peluang ini

36 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Contoh 1.3b: Lembar Kerja Komunikasi Kesehatan Saat Ini

Petunjuk: identifikasi upaya komunikasi yang relevan di daerah Anda.

Contoh: Nikaragua

Kategori Komunikasi* Manajer Komunikasi Saluran/Format Pesan Kunci Khalayak Sasaran

Interpersonal Guru sekolah Sekolah Kebersihan dasar. Cucilah

tanganmu.

Jaga lingkungan tetap

bersih.

Anak-anak sekolah

Berorientasi pada

masyarakat

LSM setempat Media tradisional Cucilah tangan Anda saat

dibutuhkan .

Rawatlah sumur dan MCK

masyarakat Anda

Ibu

Anak

Ayah

Media massa Kantor JHU/CCP di


Nikaragua

TV, radio, koran Cucilah tangan Anda saatsaat

diperlukan.

Cucilah tangan anak Anda

saat-saat diperlukan

keperluannya.

Ibu

Anak

KIP (Komunikasi Interpersonal) merupakan komunikasi satu-lawan-satu, atau antara satu


orang dengan satu kelompok, mencakup penggunaan tempelan kertas, poster,

selebaran, kaset atau video. Komunikasi berorientasi masyarakat (Community-oriented


communication) menyebarkan informasi melalui jaringan sosial yang sudah ada,

seperti keluarga, suku, atau masyarakat. Media massa difokuskan untuk menjangkau
khalayak yangbesar dan tersebar.

Lembar Kerja 1.3b: Upaya Komunikasi Kesehatan Saat Ini

Petunjuk: identifikasi upaya komunikasi yang relevan di daerah Anda.

Kategori Komunikasi* Manajer Komunikasi Saluran/Format Pesan Kunci Khalayak Sasaran


*

KIP (Komunikasi Interpersonal) merupakan komunikasi satu-lawan-satu, atau antara satu


orang dengan satu kelompok, mencakup penggunaan tempelan kertas, poster,

selebaran , kaset atau video. Komunikasi berorientasi masyarakat (Community-oriented


communication) menyebarkan informasi melalui jaringan sosial yang sudah ada,

seperti, keluarga, sukuu atau masyarakat. Media masa difokuskan untuk menjangkau
khalayak yang besar dan tersebar.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 37


Contoh 1.3c: Lembar Kerja Bantuan Komunikasi Kesehatan

Petunjuk: identifikasi organisasi atau sosok perorangan yang bisa membantu Anda

melaksanakan inisiatif komunikasi.

Contoh: Nikaragua

Nama Organisasi

atau Perorangan

Jenis Keahlian Komunikasi* Pengalaman Komunikasi Kesehatan Sumber Informasi

LSM setempat Mobilisasi sosial

KIP

Terbatas Laporan EHP dan ENACAL-DAR

* Pelatihan, mobilisasi masyarakat/sosial, advokasi, desain/produksi materi cetak,


desain/produksi materi elektronik, desain/produksi materi siaran, periklanan, marketing
sosial,

Humas, edutainment—mendidik sambil menghibur, riset dan evaluasi,


pengembangan/pelaksanaan kampanye nasional.

Lembar Kerja 1.3c: Bantuan Komunikasi Kesehatan

Petunjuk: identifikasi organisasi atau sosok perorangan yang bisa membantu Anda

melaksanakan inisiatif komunikasi.


Nama Organisasi

atau Perorangan

Jenis Keahlian Komunikasi* Pengalaman Komunikasi Kesehatan Sumber Informasi

* Pelatihan, mobilisasi masyarakat/sosial, advokasi, desain/produksi materi cetak,


desain/produksi materi elektronik, desain/produksi materi siaran, periklanan, marketing
sosial,

Humas, edutainment—mendidik sambil menghibur, riset dan evaluasi,


pengembangan/pelaksanaan kampanye nasional.

38 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Langkah 4Langkah 4dari 5

Menilai Lingkungan Analisa Situasi

Langkah ke-4 dalam analisa situasi adalah menilai aspek-aspek kunci lingkungan tempat
strategi

akan diwujudkan. Kadang-kadang, suatu masalah kesehatan hanya membutuhkan promosi

perilaku kesehatan tertentu dan tidak perlu menyertakan suatu produk atau tindakan
pelayanan

(misalnya, pemberian ASI). Pada contoh lain, masalah kesehatan justru perlu diatasi dengan

memberikan produk yang mudah didapat (misalnya, sabun cuci tangan). Isu kesehatan lain

memerlukan interaksi dengan sistem pelayanan kesehatan (contohnya, imunisasi). Nah,

pertimbangan semacam ini harus diteliti sebagai bagian dari proses penilaian lingkungan.

Pelayanan Kesehatan dan/atau Produk serta Perilaku yang Mendukung

TIP: Buat catatan tentang

produk-produk, pelayanan-

Penilaian atas faktor ketersediaan, kemudahan mengakses, terjangkaunya biaya dan


penerimaan

pelayanan, atau dukungan


atas pelayanan, produk serta perilaku, akan mengarah pada pengetahuan mengenai kapasitas

tenaga kesehatan dan tempat pasokan produk yang bermanfaat guna membantu upaya

komunikasi.

Ketersediaan

Berkonsultasilah dengan manajer sumber daya manusia dan logistik dalam program yang
akan

dipromosikan melalui upaya komunikasi. Mintalah mereka memperkirakan kapasitas dan

permintaan saat ini. Pertanyaan kunci mencakup:

Apakah mereka bisa meningkatkan kapasitasnya guna memenuhi tambahan permintaan?

Berapa lama mereka bisa menanggapi kelangkaan persediaan dan kekurangan staf?

Mampukah mereka menangani peningkatan klien? Cukupkah pasokan yang akan tersedia?

Dapatkah bahan-bahan yang dipasok tersebut tersedia secara teratur?

Periksa kembali apakah harapan yang dicita-citakan bisa dipenuhi oleh pelayanan yang ada
atau

tidak. Jika tidak, berarti Anda mempromosikan sesuatu yang tidak produktif. Intinya adalah,

jangan mempromosikan dan menciptakan harapan yang tidak bisa dipenuhi oleh pelayanan

kesehatan yang ada saat ini.


perilaku yang ditawarkan

untuk membantu

masyarakat mengadopsi

perilaku yang lebih sehat

yang akan Anda

promosikan. Catat juga dan

organisasi yang

menawarkan produk dan

pelayanan tersebut.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 39


Hal yang juga penting adalah melakukan analisa kompetitif untuk memahami lingkungan
yang

lebih luas dan mengidentifikasi potensi hambatan-hambatan kesuksesan. Pertama-tama,

rencanakan apakah Anda akan mempromosikan suatu produk, pelayanan atau perilaku.

Kemudian, dalam kategori yang sama, buat daftar semua pesaing yang Anda ketahui. Contoh,
jika

mempromosikan suatu perilaku seperti menyusui, faktor pesaing bisa mencakup tekanan
sosial

untuk tidak menyusui. Lihat Bab 5 “Penyusunan Pesan” untuk informasi tambahan mengenai

pertimbangan persaingan saat mengembangkan pesan.

Kemudahan Mengakses

Jika pelayanan atau pasokan tersedia, tanyakan apakah mereka yang membutuhkan bisa

mendapatkannya. Contoh, di beberapa negara yang menyediakan kontrasepsi, wanita yang


aktif

secara seksual dan tidak menikah tidak memiliki akses karena larangan budaya atau hukum.

Menentukan tingkat kemudahan mengakses sebelum memulai suatu kampanye yang spesifik

merupakan hal penting.

Jangkauan Biaya

Tanyakan apakah khalayak sasaran utama mampu membayar ongkos pelayanan dan pasokan.
Pikirkan juga hal-hal di luar biaya keuangan. Berapa banyak waktu dan upaya yang
diperlukan

untuk mendapatkan pelayanan atau produk tersebut? Jika seseorang harus cuti seharian dari

pekerjaannya untuk mendapatkan produk itu, berapa ongkos kehilangannya (akibat cuti

tersebut)? Memahami hambatan potensial seperti ini akan membantu Anda merancang
strategi

yang lebih efektif.

Penerimaan

Tanyakan sejauhmana penerimaan sosial dalam hal mendapatkan dan menggunakan produk
atau

layanan tersebut. Contohnya, di beberapa negara, seorang perempuan yang membeli kondom

tidak bisa diterima secara sosial, meskipun produk itu untuk suaminya sendiri. Di negara lain,

kontrasepsi tertentu tidak bisa diterima karena, dalam prosesnya, tenaga medis harus
menyentuh

alat kelamin wanita. Wawancarai tenaga kesehatan dan pengguna layanan/produk mengenai
halhal

tersebut guna mengetahui hambatan untuk mempromosikan perilaku tertentu.

Kaji pertanyaan dan temuan mengenai keempat hal tersebut—ketersediaan, kemudahan


akses,

jangkauan biaya, dan penerimaan—dengan manajer program yang bertanggungjawab

memberikan pelayanan dan mendistribusikan produk. Cari tahu hal-hal terkait dengan
pelayanan
40 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
11

atau pasokan sekarang ini. Pertimbangkan untuk mengunjungi beberapa tempat

pelayanan guna menguji faktor ketersediaannya. Kunjungi juga tempat

pemasoknya untuk menguji akses.

Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Kondisi sosial, ekonomi dan politik bisa membatasi komunikasi kesehatan.

Kejahatan, pengangguran, kemiskinan, dan peningkatan ketegangan sosial,

semuanya mempengaruhi perilaku sehat. Lakukan konsultasi dengan manajer

program mengenai kondisi sosial yang mungkin berdampak pada kemampuan

program mempromosikan isu-isu kesehatan. Bacalah hal-hal yang terjadi saat ini.

Tanyakan peraturan yang sedang diproses dan mungkin mempengaruhi promosi

perilaku kesehatan yang efektif. Buat catatan mengenai pengembanganpengembangan

lain yang akan berkompetisi dalam aspek sumberdaya dan

perhatian khalayak sasaran Anda.

Berdasarkan contoh-contoh berikut, lengkapi lembar kerja yang berkaitan.

Contoh 1.4a: Lembar Kerja Pelayanan Kesehatan dan Produk

yang Mendukung

Petunjuk: identifikasi pelayanan dan produk yang membantu masyarakat


mencegah atau mengatasi masalah kesehatan. Beri keterangan seputar faktor

ketersediaan, kemudahan mengakses, penerimaan dan keterjangkauan masingmasing.

Contoh: Nikaragua

Produk/Pelayanan

yang Ditawarkan Ditawarkan Oleh Ketersediaan* Akses** Jangkauan*** Penerimaan****


Sumber Informasi

Perilaku pencegahan cuci

tangan,

penggunaan klorin

Depkes Pos kesehatan atau

toko

Aksesnya mudah

untuk masyarakat

Sangat terjangkau Terbatas karena

perubahan rasa

ENACAL –

DAR, Depkes

* Dimana produk dan pelayanannya tersedia?


* * Siapa yang mempunyai akses terhadap produk atau pelayanan? Catat siapa saja yang
tidak boleh mendapatkan atau menggunakannya.

*** Berapa biaya yang dikeluarkan klien untuk mendapatkan dan menggunakan produk atau
pelayanan tersebut? Pikirkan tidak hanya masalah biaya

pelayanan atau harga produk, tapi juga transportasi dan waktu menunggu.

**** Sejauhmana penerimaan produk atau pelayanan tersebut di antara pengguna yang
dituju?

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 41


Lembar Kerja 1.4a: Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Produk

Petunjuk: identifikasi pelayanan dan produk yang ditawarkan di daerah Anda untuk
membantu

masyarakat mencegah atau mengatasi masalah kesehatan. Jelaskan secara singkat setiap hal

menurut ketersediaan, kemudahan mengakses, penerimaan dan keterjangkauan masing-


masing.

Produk/Pelayanan

yang Ditawarkan Ditawarkan Oleh Ketersediaan* Akses** Jangkauan*** Penerimaan****


Sumber Informasi

* Dimana produk dan pelayanannya tersedia

** Siapa yang mempunyai akses terhadap produk atau pelayanan? Catat siapa saja yang tidak
boleh mendapatkan atau menggunakannya.

*** Berapa biaya yang dikeluarkan klien untuk mendapatkan dan menggunakan produk atau
pelayanan tersebut? Pikirkan tidak hanya masalah biaya

pelayanan atau harga produk, tapi juga transportasi dan waktu menunggu.

**** Sejauh mana penerimaan produk atau pelayanan tersebut di antara pengguna yang
dituju?

42 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Contoh 1.4b: Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Petunjuk: identifikasi pengaruh utama yang mungkin mempengaruhi kemampuan

Anda untuk berkomunikasi secara efektif.

Contoh: Nikaragua

1. Kondisi sosial yang mungkin mempengaruhi upaya

komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku

peningkatan kesehatan

Langkanya air mengalir di rumah tangga

2. Kondisi ekonomi yang mungkin mempengaruhi upaya

komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku peningkatan

kesehatan

Empat puluh persen rumah tangga mempunyai akses terhadap televisi

3. Kondisi politik yang mungkin mempengaruhi

upaya komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku

peningkatan kesehatan

Lingkungan yang mendukung, dengan dukungan dari pemerintah

pusat, pemerintah kota, serta kelompok masyarakat


Lembar Kerja 1.4b: Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Politik

Petunjuk: identifikasi pengaruh utama yang mungkin mempengaruhi kemampuan

Anda untuk berkomunikasi secara efektif.

1. Kondisi sosial yang mungkin mempengaruhi upaya

komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku

peningkatan kesehatan

2. Kondisi ekonomi yang mungkin mempengaruhi upaya

komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku peningkatan

kesehatan

3. Kondisi politik yang mungkin mempengaruhi

upaya komunikasi untuk memotivasi perubahan perilaku

peningkatan kesehatan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 43


Langkah 5dari 5

Analisa Situasi

TIP: Hindari penulisan daftar

SWOT yang panjang. Buat

prioritas pada daftar Anda, dan

masukkan hanya faktor yang

Anda yakini bakal berdampak

besar pada strategi komunikasi

Anda.

Langkah 5

Merangkum Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan

Ancaman

Langkah selanjutnya adalah merangkum apa yang telah dipelajari untuk

membentuk landasan strategi komunikasi Anda. Banyak penyusun rencana

strategis yang menggunakan kerangka SWOT: Kekuatan (Strengths), Kelemahan

(Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats).

Merangkum Kekuatan-Kekuatan dan Kelemahan-Kelemahan


Kunci

Kaji sumberdaya yang bisa Anda kendalikan. Buat daftar kekuatan dan

kelemahan yang menjadi kunci kemampuan Anda untuk berkomunikasi secara

efektif. Libatkan kolega Anda dalam menyusun daftar ini. Kaji sumber daya

keuangan, manusia, dan teknologi yang bisa dicurahkan untuk inisiatif

komunikasi.

Merangkum Peluang-Peluang dan Ancaman-Ancaman Kunci

Sama dengan di atas, ajukan pertanyaan berikut ini:

Apakah peluang kunci untuk meningkatkan kesehatan melalui

komunikasi?

Apakah ancaman terhadap kemampuan untuk meningkatkan

kesehatan melalui komunikasi?

Berdasarkan contoh berikut, lengkapi lembar kerja yang saling berhubungan ini

guna merangkum temuan Anda.

44 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 1.5: Lembar Kerja Analisa SWOT

Contoh: Nikaragua

Kekuatan Kelemahan

Perilaku yang dianjurkan efektif untuk menurunkan kejadian penyakit diare.

Khalayak sasaran mempunyai pemahaman yang baik mengenai manfaat

ekonomis atas kesehatan anak.

Pendidikan kesehatan diberikan sejalan dengan peningkatan infrastruktur air

dan sanitasi.

Kampanye mendapatkan dukungan politis yang kuat.

Terbatasnya jangkauan televisi ke daerah pedesaan.

Akses ke daerah terpencil terbatas karena infrastruktur jalan yang buruk

dan jarak antara masyarakat.

Peluang Ancaman

Klorin tersedia secara luas.

Cuci tangan yang benar merupakan perilaku yang bisa diakses.

Khalayak bisa dijangkau melalui media.

Masyarakat kekurangan harapan untuk mendapatkan kualitas hidup yang

lebih baik.

Kesehatan tidak dianggap sebagai kebutuhan yang paling penting


Lembar Kerja1.5: Analisa SWOT

Kekuatan Kelemahan

Peluang Ancaman

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 45


Sekarang, Anda siap untuk merangkum semua yang telah dipelajari dari analisa situasi
dengan

melengkapi lembar kerja 1.6,“Rangkuman Situasi”. Saat Anda sampai ke Bab 9 buku ini,
Anda akan

mengombinasikan lembar kerja 1.6 dengan tujuh lembar kerja lainnya yang berisi rangkuman
(satu

lembar kerja untuk Bab 2,3,4,5 dan 7, serta dua lembar kerja berisi rangkuman Bab
6,“Saluran dan Alat

Bantu”). Jika digabungkan, rangkaian lembar kerja berisi rangkuman tersebut akan
memberikan

informasi dan pedoman yang diperlukan untuk menyusun strategi komunikasi kesehatan.

Contoh 1.6: Lembar Kerja Berisi Rangkuman Situasi

Petunjuk: Kaji lembar kerja yang telah Anda lengkapi. Gunakan sebagai rujukan untuk
melengkapi

rangkuman situasi Anda seperti di bawah ini.

Contoh 1: Nikaragua

1. Masalah kesehatan yang menjadi kepedulian kita Penyakit Diare Akut

2. Khalayak utama potensial Ibu

Anak

Ayah
3. Tantangan kunci yang harus kita fokuskan Cuci tangan pada saat diperlukan

Klorinasi air

Pemeliharaan sumur dan MCK yang tepat

Tantangan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Khalayak kurang mengetahui efektivitas cuci tangan untuk

mencegah penyakit.

Tantangan yang berhubungan dengan kemampuan

berkomunikasi secara efektif

Terbatasnya jangkauan televisi di daerah pedesaan

Tantangan yang berhubungan dengan menciptakan suatu situasi

yang membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang

diinginkan

Tekanan keluarga dan sosial mungkin memperkecil manfaat cuci

tangan.

Khalayak sasaran juga menghadapi tantangan lainnya.

4. Peluang kunci yang harus kita fokuskan

Peluang yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Khalayak sasaran memahami manfaat ekonomis mempunyai anak

yang sehat.

Peluang yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi

secara efektif
Berangkat dari upaya pendidikan kesehatan yang sudah ada oleh

LSM dan ENACAL-DAR.

Peluang yang berhubungan dengan penciptaan suatu situasi yang

membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang

diinginkan

Memberi contoh cuci tangan di sekolah.

Klorin tersedia dan harganya terjangkau.

5. Kenyataan (faktor yang tidak bisa diubah hingga bisa

membatasi efektivitas kita)

Langkanya fasilitas air mengalir.

6. Menimbang situasi di atas, kita berharap bisa memberikan kontribusi

berikut ini untuk mencapai peningkatan kesehatan yang diinginkan.

Meningkatkan praktik cuci tangan ibu dan anak pada saat diperlukan.

Meningkatkan penggunaan klorin.

Menggerakkan masyarakat untuk memelihara sumur dan MCK umum

46 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


11

Contoh 1.6: Lembar Kerja Rangkuman Situasi

Petunjuk: Kaji semua lembar kerja yang telah Anda lengkapi. Jadikan acuan untuk

melengkapi rangkuman situasi Anda seperti contoh berikut ini.

Contoh 2: Uganda (Strategi Komunikasi 2001)

Pada akhir bab ini, juga pada akhir sebagian besar bab, Anda akan menemukan lembar

kerja rangkuman. Proyek DISH di Uganda menjadi acuan buku ini untuk memberikan

contoh tentang cara melengkapi lembar kerja rangkuman. Jika dikumpulkan sebagai

satu rangkaian, informasi dalam lembar kerja rangkuman tersebut akan memberikan

gambaran tepat mengenai kunci-kunci pertimbangan strategis yang akan menjadi

landasan strategi Anda.

Latar belakang proyek: Metode Jangka Panjang dan Permanen (Long Term and

Permanent Methods -LPTM) KB tidak dimanfaatkan dengan baik di Uganda. LPTM

mencakup pengikatan saluran tuba (Tuba Ligation—TL) dan vasektomi (metode

operasi pria). Metode jangka panjang yang digunakan dalam contoh ini adalah Susuk/

Implan. Meskipun kampanye KB besar-besaran, dan survei di antara akseptor KB

terbaru memperlihatkan adanya peningkatan keinginan untuk menjarangkan atau

membatasi kelahiran, penggunaan LPTM tetap saja rendah.

Pada tahun 1997, proyek DISH melakukan survei di sembilan kabupaten. Hasilnya
menunjukkan, hanya terdapat 4 persen wanita menikah yang menggunakan metode

pengikatan saluran tuba (TL), kurang dari 0,26 persen wanita menikah menggunakan

susuk/implan, dan tidak ada pria yang dilaporkan melakukan vasektomi. Ketika

ditanyakan alasannya, klien menyatakan ada banyak alasan mengapa LPTM tidak

digunakan secara luas: pelayanan yang tidak bisa diakses dan tidak bisa dipercaya,

kurangnya kesadaran, ketakutan dan salah persepsi mengenai metode ini, serta

buruknya kualitas pelayanan.

Proyek DISH II yang bekerjasama dengan Depkes dan mitra lainnya mengembangkan

suatu strategi untuk memperluas ketersediaan, dan meningkatkan kualitas


pelayananpelayanan

tersebut, melalui kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan dan

penyeliaan petugas medis, pengadaan perlengkapan dan pasokan, serta penyusunan

pesan komunikasi perubahan perilaku khusus untuk segmen khalayak sasaran yang

berbeda-beda.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 47


Contoh 1.6: Lembar Kerja Rangkuman Situasi (Uganda)

1. Masalah kesehatan yang menjadi kepedulian kita Tidak terpenuhinya Metode KB


Permanen dan Jangka Panjang

2. Khalayak utama potensial Pria dan wanita berusia 30-45 yang ingin menunggu sedikitnya
3 tahun lagi

untuk punya anak lagi.

Pria dan wanita berusia 30-45 yang tidak ingin punya anak lagi.

3. Tantangan kunci yang harus kita fokuskanTantangan yang berhubungan dengan


pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Vasektomi dan susuk/implan dikenal luas; pengikatan saluran tuba

(TL) dikenal, tapi ada kekhawatiran tentang prosedur, keamanan

serta efek sampingnya.

Tantangan yang berhubungan dengan kemampuan

berkomunikasi secara efektif

Penggunaan bermacam-macam bahasa, fisiologi reproduksi tidak dipahami

dengan baik.

Tantangan yang berhubungan dengan menciptakan suatu

situasi yang membuat khalayak lebih mudah mengambil

tindakan yang diinginkan

Prosedur operasi memerlukan dokter. Oleh karena itu, pelayanannya


hanya tersedia di beberapa tempat saja.

4. Peluang kunci yang harus kita fokuskan

Peluang yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Lebih dari 30 persen tidak ingin punya anak lagi, sebagian besar sudah

mendengar tentang pengikatan saluran tuba: CPR* sudah meningkat.

Peluang yang berhubungan dengan kemampuan

berkomunikasi secara efektif

Radio menjangkau sebagian besar rumah tangga, sekitar 70 persen rumah

tangga bisa membaca; tenaga kesehatan dilatih untuk melakukan konseling KB.

Peluang yang berhubungan dengan penciptaan suatu situasi

yang membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang

diinginkan

Bidan diijinkan memberikan pelayanan pemasangan dan pencabutan susuk/

implan; dokter dilatih melakukan vasektomi dan TL.

5. Kenyataan (faktor yang tidak bisa diubah hingga bisa membatasi

efektivitas kita)

Banyak fasilitas kesehatan tingkat rendah yang tidak memiliki

tempat, staf, atau perlengkapan untuk memberikan pelayanan.

6. Melihat situasi di atas, kita berharap bisa memberikan kontribusi

berikut ini untuk mencapai peningkatan kesehatan yang diinginkan.

Antara kuartal ke-empat tahun 2000 dan kuartal ke-satu tahun 2002, kita bisa

meningkatkan perlindungan selama dua tahun (CYP)


terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dengan susuk/implan, TL,

dan vasektomi di 80 tempat pelayanan:

Dari 750 menjadi 1500 untuk TL

Dari 45 menjadi 90 untuk vasektomi

Dari 300 sampai 600 untuk susuk/implan

* CPR : Contraceptive Prevalence Rate (Angka Prevalensi Kontrasepsi)

48 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 1.6: Rangkuman Situasi

Petunjuk: Kaji semua lembar kerja yang telah Anda lengkapi. Jadikan acuan untuk

melengkapi rangkuman situasi Anda berikut ini.

1. Masalah kesehatan yang menjadi kepedulian kita

2. Khalayak utama potensial

3. Tantangan kunci yang harus kita fokuskan

Tantangan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Tantangan yang berhubungan dengan kemampuan

berkomunikasi secara efektif

Tantangan yang berhubungan dengan menciptakan suatu

situasi yang membuat khalayak lebih mudah mengambil

tindakan yang diinginkan

4. Peluang kunci yang harus kita fokuskan

Peluang yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan

perilaku khalayak sasaran

Peluang yang berhubungan dengan kemampuan

berkomunikasi secara efektif

Peluang yang berhubungan dengan penciptaan suatu situasi

yang membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang


diinginkan

5. Kenyataan (faktor yang tidak bisa diubah hingga bisa membatasi

efektivitas kita)

6. Melihat situasi di atas, kita berharap bisa memberikan kontribusi

berikut ini untuk mencapai peningkatan kesehatan yang diinginkan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 49


Kesimpulan

Bab ini telah memberikan alat bantu yang diperlukan untuk menganalisa situasi

Anda. Sekarang, Anda sudah sudah mulai dapat:

· Mengidentifikasi dan memahami masalah

· Menentukan khalayak sasaran yang potensial

· Mengidentifikasi sumber daya komunikasi yang potensial

· Menilai lingkungan tempat Anda akan berkomunikasi

Merangkum kunci-kunci Kekuatan dan Kelemahan sumber daya manusia,

teknologi, dan keuangan yang tersedia, serta Peluang dan Ancaman

terhadap komunikasi kesehatan yang efektif dalam lingkungan yang ada

sekarang ini

Setelah lima langkah tersebut diselesaikan, Anda siap untuk maju ke langkah

P-Process ke 2 – rancangan strategi

50 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Referensi

Communication Strategy to Conserve/Improve Public Health, October 1999 –

September 2001 (2001). Johns Hopkins University/Center for Communication

Programs

Informe de Resultador de la Encuesta de Linea de Base para la Campaña La Estrella

Azul (2001). (pp.24). Johns Hopkins University/ Center for Communication

Programs

Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (1995). Consumer behavior. Englewood Cliffs, NJ:

Prentice-Hall.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 51


22

Bab 2:

Segmentasi Khalayak

Pada akhir bab ini, pembaca akan mampu melengkapi proses

segmentasi khalayak dengan menyelesaikan langkah-langkah

berikut ini:

Langkah 1:

Menentukan Segmen Khalayak

Langkah 2:

Menentukan Prioritas Segmen Khalayak

dalam Strategi Komunikasi Kesehatan

Langkah 3:

Mengidentifikasi Khalayak yang

Berpengaruh

Langkah 4:

Menggambarkan ‘Potret’ Khalayak

Utama
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 53
Gambaran Umum

Yang paling dipikirkan arsitek, pada setiap tahapan rancangan, adalah khalayak

dan kebutuhannya. Dalam contoh merancang sekolah, khalayak mencakup para

siswa dengan jenis kelamin dan usia yang berbeda, guru, orang tua, bagian

administrasi, dan pengunjung sekolah. Arsitek dapat membagi segmen khalayak

ke dalam kelompok-kelompok tersebut karena perbedaan kebutuhan—

tergantung situasi sesungguhnya.

Arsitek juga mempertimbangkan kebutuhan orang-orang yang akan

mempengaruhi khalayak sasaran, seperti petugas Departemen Pendidikan dan

aparat pemerintahan lainnya. Berdasarkan gambaran mental yang diciptakan

dalam benaknya, arsitek akan membuat rencana dan rancangan untuk kelas,

perpustakaan, auditorium, kantor, dan tempat bermain yang sesuai dengan

kebutuhan setiap segmen tersebut.

Nah, demikian juga halnya dengan Anda. Bersama tim, Anda mungkin perlu

melakukan segmentasi khalayak guna merancang strategi paling efektif dan

efisien untuk berkomunikasi.

Gambaran Umum

Yang paling dipikirkan arsitek, pada setiap tahapan rancangan, adalah khalayak

dan kebutuhannya. Dalam contoh merancang sekolah, khalayak mencakup para

siswa dengan jenis kelamin dan usia yang berbeda, guru, orang tua, bagian

administrasi, dan pengunjung sekolah. Arsitek dapat membagi segmen khalayak

ke dalam kelompok-kelompok tersebut karena perbedaan kebutuhan—

tergantung situasi sesungguhnya.


Arsitek juga mempertimbangkan kebutuhan orang-orang yang akan

mempengaruhi khalayak sasaran, seperti petugas Departemen Pendidikan dan

aparat pemerintahan lainnya. Berdasarkan gambaran mental yang diciptakan

dalam benaknya, arsitek akan membuat rencana dan rancangan untuk kelas,

perpustakaan, auditorium, kantor, dan tempat bermain yang sesuai dengan

kebutuhan setiap segmen tersebut.

Nah, demikian juga halnya dengan Anda. Bersama tim, Anda mungkin perlu

melakukan segmentasi khalayak guna merancang strategi paling efektif dan

efisien untuk berkomunikasi.

54 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Istilah “segmentasi khalayak” berarti membagi dan mengatur khalayak menjadi beberapa
kelompok

kecil orang yang memiliki kebutuhan, kecenderungan, dan karakteristik serupa sehubungan
dengan

aspek-aspek komunikasi. Komunikator kesehatan melakukan segmentasi khalayak guna

mendapatkan cara paling tepat dan efektif dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok

tersebut. Seperti yang didiskusikan dalam Bab 1, komunikator kesehatan mengidentifikasi


beberapa

khalayak yang potensial untuk strategi komunikasi. Masing-masing khalayak terdiri dari
orang-orang

yang akan mendapat manfaat langsung dari perubahan perilaku yang diharapkan. Tugas Anda
adalah

menentukan khalayak yang menjadi fokus upaya komuni kasi.

Bab ini memaparkan empat langkah panduan untuk melaksanakan proses segmentasi
khalayak

primer (khalayak utama), khalayak sekunder, dan khalayak yang berpengaruh. Langkah-
langkah ini

akan mengarahkan Anda pada keputusan dan gambaran khalayak bagi strategi komunikasi
Anda.

Langkah 1:

Menentukan Segmen Khalayak


Pertanyaan pertama yang harus Anda pecahkan adalah perlukah Anda melakukan segmentasi

khalayak? Jika seluruh khalayak potensial bisa dijangkau secara efektif melalui rangkaian
saluran yang

sama, dengan rangkaian pesan yang sepenuhnya bisa diterima, Anda tidak perlu melakukan

segmentasi. Namun, dalam sebagian besar kasus, khalayak hanya akan mendapatkan manfaat

program bila (khalayak tersebut) telah tersegmentasi. Selain itu, kegiatan komunikasi Anda
akan

menjadi lebih efektif. Para komunikator kesehatan telah mengetahui bahwa segmentasi
khalayak itu

perlu, sehingga mereka dapat merancang berbagai pesan, seruan, atau himbauan untuk
bertindak

sesuai segmentasi tersebut, guna mempromosikan perubahan perilaku secara efektif.

Pertanyaan mengenai ketersediaan sumberdaya juga mempengaruhi keputusan segmentasi


khalayak

Anda. Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan upaya komunikasi
secara

terpisah bagi beberapa kelompok mungkin akan melebihi manfaatnya—dalam arti, malah

membebani upaya komunikasi Anda. Jika sumberdaya terbatas, namun segmentasi khalayak
sasaran

tidak bisa dihindari, mungkin lebih tepat untuk berfokus pada jumlah segmen yang sedikit,
atau

mencari cara untuk berbagi dana dengan program-program lain. Lihat panduan pada halaman

berikutnya, lengkapi lembar kerja 2.1 dan 2.2 untuk membantu Anda melakukan segmentasi
khalayak.
Langkah 1dari 4

Segmentasi Khalayak

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 55


Pedoman Untuk Membantu Menentukan Saat Tepat Melakukan Segmentasi

Khalayak

Melakukan segmentasi khalayak akan bermanfaat dalam kasus-kasus berikut ini:

1.

Lakukan segmentasi dengan tepat jika pemisahan khalayak memberikan manfaat, mis.

memisahkan pengguna (user) suatu produk dengan bukan pengguna (non-user), atau

memisahkan orang yang mempraktikkan suatu perilaku dengan mereka yang tidak

mempraktikkannya.

Contoh: Antara Pengguna dan Bukan Pengguna

Pesan untuk pria yang tidak pernah menggunakan kondom akan berbeda dengan mereka yang

pernah menggunakan kondom, meskipun tidak secara teratur. Kelompok pertama


memerlukan

informasi me - ngenai manfaat penggunaan kondom. Kelompok kedua mungkin perlu diteliti
lebih

lanjut mengapa mereka tidak selalu menggunakan kondom. Rencana komunikasi yang efektif
harus

merancang pesan bagi kepentingan mereka.

Hal yang sama juga berlaku untuk imunisasi anak. Program imunisasi seringkali menghimbau

keluarga untuk mengimunisasikan anaknya, seolah-olah orang tua baru memikirkan topik ini
untuk
pertama kali nya. Di banyak negara, masalahnya bukan karena orangtua tidak tahu.
Melainkan juga

karena keluarga tidak memastikan anak-anaknya mendapatkan rangkaian imunisasi yang


diperlukan.

Berdasar kan pada tahapan perilaku yang berbeda ini – antara yang mempraktikkan dan tidak

mempraktikkan – komunikator melakukan segmentasi khalayak dan mengembangkan strategi

komunikasi yang sesuai: strategi pertama untuk meyakinkan orang tua agar memulai program

imunisasi; strategi yang lain untuk mendorong mereka membawa anak-anaknya mendapatkan
paket

imunisasi secara lengkap.

Contoh lain. Komunikator kesehatan mengidentifikasi kematian ibu sebagai masalah kunci.
Maka, ibu

hamil menjadi khalayak potensial untuk diberi pesan tentang pentingnya asuhan kehamilan.

Beberapa ibu hamil mungkin sama sekali tidak memeriksakan kandungannya. Lainnya
mungkin baru

mulai berkunjung pada trimester kedua dan ketiga dari periode kehamilannya. Khalayak
sasaran

pertama, dengan demikian, perlu memahami manfaat mengunjungi tenaga kesehatan untuk

memeriksakan kandungannya. Khalayak sasaran kedua sudah mengerti pentingnya


pemeriksaan

kandungan, tapi perlu memahami manfaatnya (untuk memeriksakan kandungan) pada


trimester

pertama kehamilannya.
56 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
2

2.

Lakukan segmentasi menurut kebutuhan informasi dan motivasi, jika

kelompok-kelompok khalayak sasaran yang berbeda-beda memerlukan

jenis informasi atau motivasi yang berbeda-beda pula untuk

mempromosikan perubahan perilaku.

Contoh: Pengguna pada Tahapan Perilaku yang Berbeda

Kebutuhan informasi: Khalayak sasaran potensial untuk mempromosikan

penggunaan kontrasepsi bisa didefinisikan sebagai perempuan usia subur. Dalam

kelompok ini, perempuan yang masih muda mungkin menginginkan satu atau

dua anak, sementara cara kontrasepsi modern mungkin merupakan

pemecahannya. Di sisi lain, perempuan yang lebih dewasa dengan tiga anak atau

lebih mungkin ingin mempertimbangkan cara kontrasepsi permanen. Meskipun

kedua kelompok tadi terdiri perempuan yang sudah menikah, dan masih dalam

rentang usia subur, namun kebutuhan informasi mereka berbeda.

Dalam kasus ini, strategi komunikasi yang tidak dibedakan bisa mendorong ibu

untuk memilih pemecahan yang tidak tepat, atau justru tidak memberi mereka

alasan cukup kuat untuk mencari metode KB yang paling sesuai. Melakukan

segmentasi khalayak perempuan-menikah-usia subur menjadi dua, yaitu mereka

yang ingin menjarangkan kehamilan, dan mereka yang ingin membatasi jumlah

anak, akan menghasil kan strategi komunikasi yang lebih terfokus dan sesuai.
Contoh lain. Di banyak negara, sebagian besar remaja sudah aktif secara seksual.

Perilaku yang diinginkan bagi mereka adalah menggu nakan

kontrasepsi untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk

remaja yang belum aktif secara seksual, pesannya bisa berupa penundaan

kegiatan seksual. Perbedaan perilaku ini memerlukan pesan dan materi yang

berbeda.

Materi visual dengan sedikit teks mungkin diperlukan oleh anggota khalayak

yang tidak terlalu mahir membaca. Materi visual dengan lebih banyak teks,

sebaliknya, bisa memberi pesan komunikasi lebih baik kepada anggota yang

lebih mahir membaca.

Melakukan Segmentasi Khalayak

(Contoh dari Rumania)

Sebuah strategi komunikasi kesehatan bagi perempuan

dilakukan di Rumania. Rumania memberikan contoh tak

lazim memberikan contoh yang tidak biasa tentang

bagaimana riset formatif dilakukan untuk menentukan

segmen khalayak yang berbeda, namun lantas banyak

dari segmen-segmen tersebut melebur menjadi satu

khalayak sasaran primer. Beberapa segmen ini


merupakan bagian program. Awalnya, wilayah cakupan

program secara geografis difokuskan pada tiga propinsi.

Dari data awal, perancang strategi mengetahui ada

perbedaan gaya hidup antara wanita pedesaan dengan

wanita perkotaan, serta dan beda gaya hidup antara

wanita lajang dan yang sudah menikah. Berdasarkan

pengalaman terdahulu, perancang strategi juga

mengetahui bahwa mereka mungkin harus

mengembangkan pesan yang berbeda-beda untuk

setiap segmen. Karena itu, mereka meminta lembaga

riset mengumpulkan data berdasarkan segmen-segmen

tersebut. Menariknya, temuan riset menunjukkan

bahwa informasi lebih banyak tentang metode KB

modern umumnya dibutuhkan oleh semua segmen,

dan bahwa keinginan untuk menggunakan metode

modern ternyata sama besarnya pada setiap segmen.

Selain itu, media massa juga bisa diakses dengan mudah

oleh semua segmen. Perancang strategi akhirnya

menyadari bahwa mereka bisa melakukan satu

kampanye dengan pesan yang jelas dan menjangkau

semua segmen, kecuali sekelompok perempuan Roma

yang bermukim di Rumania. Perbedaan budaya dan

tingkat kemahiran membaca kelompok ini sangat


berbeda dibandingkan kelompok lainnya sehingga biaya

program menjadi tidak efisien secara biaya jika

kelompok ini dilibatkan mereka dalam fase-fase

kampanye.

(Liskin & Yonkler, 1999)

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 57


TIP untuk Penggunaan Lembar

Kerja Segmentasi Khalayak:

setelah tim memutuskan

melakukan segmentasi

khalayak, gunakan lembar kerja

berikut ini untuk membantu

membagi khalayak sasaran

menjadi kelompok-kelompok

yang lebih kecil. Segmentasi ini

akan membantu komunikasi

agar lebih efektif dengan pesan,

saluran, dan pendekatan

komunikasi yang lebih terarah.

Guna melengkapi lembar kerja

tersebut, buat daftar khalayak

Motivasi: Apakah strategi yang menarik bagi perempuan pedesaan bisa menarik juga bagi

perempuan di perkotaan? Jika tidak, pertimbangkan untuk melakukan segmentasi khalayak

sasaran ini guna memastikan bahwa pendekatannya sesuai bagi kedua kelompok tersebut.

Pikirkan apakah sebagian besar anggota khalayak Anda akan menanggapi himbauan dan

pendekatan yang sama, meskipun pesan dan perilaku yang diharapkannya sama.

Kemampuan membaca, bahasa, dan pertimbangan-pertimbangan lain bisa mengindikasikan


perlunya pengembangan materi yang sesuai untuk kelompok-kelompok yang berbeda

dalam suatu khalayak sasaran, meskipun pesan dasar dan perubahan perilaku yang

diharapkan sama saja. Cukupkah satu rangkaian pesan untuk berkomunikasi secara efektif

dengan mereka semua? Jika tidak, pertimbangkan untuk melakukan segmentasi khalayak

Anda menurut jenis materi yang berbeda.

Berfokus pada motivasi yang lebih dari sekadar mengambil materi komunikasi yang sama,

dan menyesuaikannya ke dalam bahasa setempat menggunakan contoh-contoh setempat.

Hal ini berarti memahami motivasi tertentu di antara khalayak yang sudah disegmentasi, dan

mengembangkan strategi komunikasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka.

3.

Lakukan segmentasi berdasarkan sumber informasi yang efektif, jika kelompok yang

berbeda-beda ini kemungkinan cenderung mengidentifikasi diri dengan juru bicara

potensial—terhasil identifikasi

yang berbeda.

analisa situasi—di kolom

Contoh: Masyarakat mempercayai sumber informasi yang berbeda-beda


pertama lembar kerja pertama.

Kemudian, jawab pertanyaan

selanjutnya dari setiap lembar

kerja. Pada akhir proses ini,

Anda dan tim sudah bisa

mendefinisikan khalayak kunci

untuk upaya komunikasi.

Di banyak tempat, orang muda lebih menanggapi pesan yang diberikan oleh sebayanya

ketimbang pesan yang diberikan oleh orang dewasa atau petugas. Masyarakat mungkin

mempercayai orang-orang yang bisa berbicara dengan bahasa yang sama; masyarakat

berhubungan lebih baik dengan orang-orang yang terdengar dan terlihat serupa dengan

mereka sendiri. Beberapa orang lebih mempercayai nasehat tetangganya daripada saran-

saran tenaga kesehatan.

Namun, meskipun pilihan seseorang bersifat perorangan, kecenderungan umum dalam

kelompok tetap harus dipertimbangkan saat memilih segmen khalayak. Jika riset analisa

situasi menunjukkan bahwa tanggapan sekelompok tertentu terhadap pesan atau sumber

yang berbeda-beda ternyata lebih baik, sebaiknya Anda melakukan segmentasi.

58 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


22

Contoh 2.1: Pemilihan Khalayak: Lembar Kerja Langkah-Demi-Langkah

Petunjuk: Langkah 1: Identifikasi Segmen-Segmen Khalayak. Berdasarkan analisa situasi,

identifikasi khalayak sasaran potensial untuk upaya komunikasi Anda. Cantumkan nama
khalayak

potensial pada kolom pertama tabel berikut ini. Untuk setiap khalayak, identifikasi segmen
yang

mungkin (subkelompok dengan ciri yang membedakan mereka secara menonjol dengan
kelompok

lain yang lebih besar). Jika terdapat perbedaan yang menonjol, maka diperlukan pesan atau

pendekatan komunikasi yang berbeda.

Contoh: Rumania

Khalayak Sasaran

Potensial

Segmen yang

Mungkin Menurut

Tahapan Perubahan

Perilaku*

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan

Geografis**
Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan

Demogragrafis***

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan Sosial

Budaya****

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan Lainnya

Perempuan Usia Subur Sadar Pedesaan 18-24 tahun, lajang Roma (kelompok

etnis)

Keinginan fertilitas:

Ingin punya anak

sekarang

Ingin menjarangkan

kelahiran

Ingin membatasi

kelahiran

Sadar Perkotaan 25-34, menikah

Sadar Tiga provinsi


* Pengetahuan, persetujuan, minat, praktik, advokasi

* * Wilayah, kota, perkotaan/pedesaan

*** Usia, jender, status pernikahan, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan

**** Bahasa, budaya, agama, etnis, kelas sosial

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 59


Lembar Kerja 2.1: Pemilihan Khalayak: Langkah-Demi-Langkah

Petunjuk: Langkah 1: Identifikasi Segmen-Segmen Khalayak. Berdasarkan analisa situasi,

identifikasi khalayak sasaran potensial untuk upaya komunikasi Anda. Cantumkan nama

khalayak potensial pada kolom pertama tabel berikut ini. Untuk setiap khalayak, identifikasi

segmen yang mungkin (subkelompok dengan ciri yang membedakan mereka secara menonjol

dengan kelompok lain yang lebih besar). Jika terdapat perbedaan yang menonjol, maka

diperlukan pesan atau pendekatan komunikasi yang berbeda.

Khalayak Sasaran

Potensial

Segmen yang

Mungkin Menurut

Tahapan Perubahan

Perilaku*

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan

Geografis**

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan

Demogragrafis***

Segmen yang
Mungkin Menurut

Perbedaan Sosial

Budaya****

Segmen yang

Mungkin Menurut

Perbedaan Lainnya

* Pengetahuan, persetujuan, minat, praktik, advokasi

* * Wilayah, kota, perkotaan/pedesaan

*** Usia, jender, status pernikahan, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan

**** Bahasa, budaya, agama, etnis, kelas sosial

60 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 2dari 4

Langkah 2 :

Segmentasi Khalayak

Menentukan Prioritas Segmen Khalayak dalam

Strategi Komunikasi Kesehatan

Contoh

Di Ghana, suatu strategi nasional dikembangkan untuk

Kebutuhan untuk menentukan prioritas didasarkan pada jawaban atas

meningkatkan penggunaan metode KB jangka panjang

pertanyaan ini: Cukupkah sumber daya yang tersedia untuk menjangkau semua

orang yang diidentifikasi terkena dampak atau berisiko mengalami masalah

kesehatan? Jika tidak, tim perlu memutuskan segmen khalayak mana yang perlu

mendapatkan perhatian terlebih dahulu.


Pendekatan bertahap terhadap khalayak membantu membangun momentum

bagi upaya komunikasi. Selain itu, membangun kapasitas/kemampuan salah satu

segmen khalayak agar dapat membantu segmen lain yang berada pada tahap

perubahan perilaku yang berbeda. Strategi komunikasinya sendiri bisa dimulai

dengan menjangkau khalayak yang paling mudah dicapai, paling mau

mendengarkan pesan, atau berada pada tahap yang sangat mungkin beralih ke

tahap perubahan perilaku berikutnya.

Segmen khalayak yang telah mempraktikkan suatu perilaku dapat didorong

untuk mengadvokasi perilaku tersebut kepada yang lain.

“Para Pelaku” menjadi pemberi motivasi yang handal bagi “para peminat,” yang

akan mengikuti mereka melewati tahap-tahap perubahan perilaku. Lembar kerja

2.2.1, 2.2.2, dan tabel 2.2.3 akan membantu Anda dan tim menentukan apakah

pemrioritasan segmen khalayak memang perlu dilakukan.

– terutama suntik, Implan/susuk, alat kontrasepsi dalam

rahim (IUD),pengikatan saluran tuba (TL), dan metode

operasi pria (vasektomi). Salah satu mitra strategi ini,

Engender Health (sebelumnya disebut Association for

Voluntary Surgical Contraception— AVSC) mencatat

sejarah atas keberhasilannya bekerja sama dengan “para

pengguna yang puas (satisfied users)” guna


mempromosikan konsep kontrasepsi jangka panjang

kepada khalayak yang bukan pengguna.Tetapi, para

pengguna kontrasepsi jangka panjang ini terlalu sedikit

jumlahnya, hingga prioritas pertama program adalah

membangun dasar yang kuat bagi para pengguna

jangka panjang, yang nantinya bisa membantu

mempromosikan konsep ini kepada orang lain.

Strateginya mengarahkan tahap pertama kampanye

kepada pengguna kontraseptif jangka pendek yang

ingin menjarangkan atau membatasi ukuran

keluarganya tapi sekarang menggunakan pil dan

kondom, karena mereka sudah lebih mengetahui

penggunaan metode KB modern. Para mitra menyadari

kemungkinan adanya komunikasi terus- menerus untuk

meningkatkan jumlah pengguna pil dan kondom pada

saat yang sama. Oleh karena itu, disusun prioritas

sebagai berikut:Tahap 1, membangun landasan bagi

pengguna yang puas, dengan cara menarik minat

pengguna metode KB jangka pendek untuk

menggunakan metode KB jangka panjang;Tahap 2,

bekerja sama dengan pengguna jangka panjang yang

kini semakin banyak, agar mereka mengadvokasikan

manfaat metode KB jangka panjang kepada yang lain.


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 61
Contoh 2.2.1: Lembar Kerja Membuat Prioritas Segmen Khalayak

Petunjuk: Kaji pekerjaan yang Anda lakukan pada langkah 1, dan identifikasi segmen
khalayak

sasaran potensial. Segmen-segmen tersebut haruslah khalayak sasaran dengan karakteristik


yang

sama. Tuliskan nama-nama khalayak sasaran potensial pada kolom 1. Kemudian, jawablah

pertanyaannya untuk membantu Anda memutuskan segmen khalayak yang akan menjadi
fokus.

Contoh: Rumania

Segmen Khalayak

Sasaran Potensial

Memperkirakan

berapa banyak orang

yang termasuk dalam

khalayak ini*

Apakah kelompok ini

memerlukan pesan

dan materi

komunikasi yang

disiapkan secara
khusus?**

Seberapa penting

perubahan perilaku

kelompok ini bagi

pencapaian tujuan

program?***

Seberapa mungkin

mereka akan berubah

dalam rentang waktu

program

komunikasi?****

Apakah program ini

mempunyai sumber

daya untuk program

komunikasi

perubahan perilaku

bagi kelompok ini?

Pedesaan Proporsional terhadap

populasi

Tidak tahu Sangat penting Sangat tidak mungkin Tidak

Perkotaan Proporsional terhadap

populasi

Tidak tahu Sangat penting Sangat mungkin Ya


Tiga provinsi 10% populasi Tidak Sangat penting Sangat mungkin Ya

Lajang Proporsional terhadap

populasi

Tidak tahu Agak penting Sedikit kemungkinan Ya

Menikah Proporsional terhadap

populasi

Tidak Sangat penting Sedikit kemungkinan Ya

Roma 10% populasi Ya Sangat penting Sangat tidak mungkin Tidak sekarang

* Perkirakan jumlah orang dalam kelompok ini

* * Katakan “ya” jika kita tidak bisa mempromosikan perubahan perilaku yang diharapkan
dengan

pendekatan dan pesan yang sama dengan kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi
kita

*** Sangat penting, agak penting, kurang penting, tidak penting

**** Sangat mungkin, sedikit kemungkinan, hampir tidak mungkin, sangat tidak mungkin

62 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


22

Lembar Kerja 2.2.1: Membuat Prioritas Segmen Khalayak

Petunjuk: Kaji pekerjaan yang Anda lakukan pada langkah 1, dan identifikasi segmen
khalayak

sasaran potensial. Segmen-segmen tersebut haruslah khalayak sasaran dengan karakteristik


yang

sama. Tuliskan nama-nama khalayak sasaran potensial pada kolom 1. Kemudian, jawablah

pertanyaannya untuk membantu Anda memutuskan segmen khalayak yang akan menjadi
fokus.

Segmen Khalayak

Sasaran Potensial

Memperkirakan

berapa banyak orang

yang termasuk dalam

khalayak ini*

Apakah kelompok ini

memerlukan pesan

dan materi

komunikasi yang

disiapkan secara

khusus?**

Seberapa penting
perubahan perilaku

kelompok ini bagi

pencapaian tujuan

program?***

Seberapa mungkin

mereka akan berubah

dalam rentang waktu

program

komunikasi?****

Apakah program ini

mempunyai sumber

daya untuk program

komunikasi

perubahan perilaku

bagi kelompok ini?

* Perkirakan jumlah orang dalam kelompok ini

** Katakan “ya” jika kita tidak bisa mempromosikan perubahan perilaku yang diharapkan
dengan

pendekatan dan pesan yang sama dengan kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi
kita
*** Sangat penting, agak penting, kurang penting, tidak penting

**** Sangat mungkin, sedikit kemungkinan, hampir tidak mungkin, sangat tidak mungkin

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 63


Contoh 2.2.2: Lembar Kerja Prioritas Khalayak

Petunjuk: Dengan menggunakan jawaban dari lembar kerja 2.2.1, nilailah

khalayak potensial Anda seperti penjelasan di bawah ini.

Contoh: Rumania

Khalayak

Sasaran

Besarnya

Segmen Khalayak

Pentingnya bagi

Kesehatan Masyarakat

Kemungkinan Responsifnya

Khalayak terhadap Upaya

Komunikasi

Peringkat*

Berdasarkan

pertimbangan

tersebut,

perlukah

khalayak ini
disertakan

dalam strategi

kita?

Berdasarkan

pertimbangan

tersebut,apakah

sasaran yang

hanya terarah

pada khalayak ini

cukup untuk

mencapai tujuan

program kita?

A B C =A+B+C

Peringkat % Populasi Peringkat Tingkat

Kepentingan

Peringkat Kemungkinan

1 1-5 1 Tidak

penting

sama sekali

1 Tidak mungkin

sama sekali

2 6-10 2 2

3 11-15 3 Agak
penting

3 Agak

memungkinkan

4 16-20 4 4

5 >20 5 Sangat

penting

5 Sangat

mungkin

Pedesaan 5 5 4 14 Ya Tidak

Perkotaan 5 4 5 14 Ya Tidak

Tiga

propinsi

3 5 5 13 Ya Tidak

Lajang 2 3 5 10 Ya Tidak

Menikah 5 5 3 13 Ya Tidak

Roma 2 4 2 8 Tidak Tidak

Berdasarkan keterangan di atas, lingkari prioritas segmen khalayak strategi komunikasi Anda
yang terdapat pada kolom pertama

*Skor peringkat total: 10-15 Segmen yang baik

6-9 Segmen yang mungkin


5-6 Segmen yang tidak mungkin

64 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lembar Kerja 2.2.2: Prioritas Khalayak

Petunjuk: Dengan menggunakan jawaban dari lembar kerja 2.2.1, nilailah

khalayak potensial Anda seperti penjelasan di bawah ini.

Khalayak

Sasaran

Besarnya

Segmen Khalayak

Pentingnya bagi

Kesehatan Masyarakat

Kemungkinan Responsifnya

Khalayak terhadap Upaya

Komunikasi

Peringkat*

Berdasarkan

pertimbangan

tersebut,

perlukah

khalayak ini

disertakan

dalam strategi
kita?

Berdasarkan

pertimbangan

tersebut,apakah

sasaran yang

hanya terarah

pada khalayak ini

cukup untuk

mencapai tujuan

program kita?

A B C =A+B+C

Peringkat % Populasi Peringkat Tingkat

Kepentingan

Peringkat Kemungkinan

1 1-5 1 Tidak

penting

sama sekali

1 Tidak mungkin

sama sekali

2 6-10 2 2

3 11-15 3 Agak

penting

3 Agak
memungkinkan

4 16-20 4 4

5 >20 5 Sangat

penting

5 Sangat

mungkin

Berdasarkan keterangan di atas, lingkari prioritas segmen khalayak strategi komunikasi Anda
yang terdapat pada kolom pertama

*Skor peringkat total: 10-15 Segmen yang baik

6-9 Segmen yang mungkin

5-6 Segmen yang tidak mungkin

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 65


Contoh 2.2.3: Lembar Kerja Strategi Penyusunan Tahapan bagi Khalayak Potensial

Petunjuk: Bagan ini menunjukkan tiga contoh strategi penyusunan tahapan untuk khalayak
potensial, berikut dasar pemikiran

untuk penahapan tersebut. Tim Anda perlu menentukan ketersediaan sumberdaya guna
mencapai tujuan perorangan

masing-masing segmen khalayak ini dalam rentang waktu pelaksanaan strategi. Jika
memungkinkan, tuliskan rentang waktu

spesifik bagi setiap tahap.

Segmen Khalayak Strategi Tahap 1 Strategi Tahap 2 Strategi Tahap 3 Dasar Pemikiran

Penahapan Ini

Pembuat kebijakan, tokoh Mencapai pengaruh dan Mengajak tokoh masyarakat Mendorong
khalayak utama Khalayak utama tidak akan

masyarakat, dan khalayak pengesahan yang dan tokoh agama untuk mempraktikkan perilaku
mau mengadopsi perilaku

utama (primary audiences). memungkinkan khalayak

utama mempraktikkan

perilaku yang diharapkan.

membantu mendapatkan

penerimaan sosial bagi

perilaku yang diharapkan.

yang diharapkan. baru, kecuali bila perilaku


tersebut bisa diterima oleh

tokoh pemerintahan dan

masyarakat.

Berdasarkan tahap-tahap Mendorong pelaku untuk Menggunakan para advokat Meneruskan


siklus dengan Membantu membangun

perubahan perilaku: orang yang menjadi advokat perilaku yang untuk mendorong mereka
yang mendorong pelaku baru momentum dan contoh-contoh

melakukan (pelaku), orang yang diharapkan. berminat supaya menjadi advokat. perilaku yang
diharapkan dari

berminat, dan orang yang mempraktikkan perilaku yang khalayak sasaran yang bisa

menerima. (Advokat: orang yang diharapkan. diidentifikasi oleh khalayak

mengadvokasi perilaku sasaran lain.

tertentu—peny.)

Penduduk perkotaan dan Mendorong penduduk Mendorong penduduk Tidak ada. Di daerah
dengan jumlah

penduduk pedesaan. perkotaan mempraktikkan perkotaan untuk memotivasi migrasi yang


besar dari desa ke

perilaku yang diharapkan saudaranya di desa agar kota, penduduk kota biasanya

dengan pesan yang disesuaikan

dengan kepentinganmengadopsi

perilaku yang

diharapkan.

sering mengunjungi kerabat

mereka di desa. Penduduk


kepentingan di perkotaan. kota biasanya lebih mudah

dijangkau dengan pesan

komunikasi dan lebih mampu

mengadopsi perilaku yang

diharapkan. Dimulai dari

penduduk kota, yang didorong

untuk mempengaruhi kerabat

mereka di desa, perilaku baru

akan lebih mudah diadopsi oleh

penduduk desa.

66 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


22

Tabel 2.2.3: Lembar Kerja Strategi Penyusunan Tahapan bagi

Khalayak Potensial

Petunjuk: Bagan ini menunjukkan tiga contoh strategi penyusunan tahapan untuk

khalayak potensial, berikut dasar pemikiran untuk penahapan tersebut. Tim Anda

perlu menentukan ketersediaan sumberdaya untuk mencapai tujuan perorangan

masing-masing segmen khalayak ini dalam rentang waktu pelaksanaan strategi.

Jika memungkinkan, tuliskan rentang waktu spesifik bagi setiap tahap.

Segmen Khalayak Strategi Tahap 1 Strategi Tahap 2 Strategi Tahap 3 Dasar Pemikiran

Penahapan Ini

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 67


Langkah 3dari 4

Segmentasi Khalayak

Langkah 3:

Mengidentifikasi Khalayak yang Berpengaruh

Langkah 3 mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh dalam jaringan sosial

khalayak utama. Tujuannya adalah menggerakkan orang-orang ini untuk

mempengaruhi khalayak utama dalam perilaku sehat. Bab 1 membahas

bagaimana mencari dan menyusun daftar khalayak potensial yang berpengaruh.

Setelah mengkaji materi dan teks di bawah ini, gunakan lembar kerja 2.3.1. dan

2.3.2. untuk membantu tim Anda memroses langkah ini.

Guna membantu Anda menentukan sosok-sosok yang mempengaruhi

pengetahuan dan perilaku khalayak sasaran terkait dengan masalah kesehatan,

ajukan pertanyaan berikut ini:

· Siapa yang menyarankan cara mencegah atau mengatasi masalah

kesehatan?

· Siapa yang mempengaruhi keputusan khalayak untuk mencari bantuan


dalam mencegah atau mengatasi masalah kesehatan?

· Siapa yang mempengaruhi keputusan khalayak untuk mencoba suatu

produk, atau mempraktikkan perilaku sehat tertentu?

· Siapa yang mempengaruhi keputusan khalayak untuk melanjutkan atau

menghentikan perilaku sehat yang baru?

Jelaskan pengaruh luar ini menurut karakteristik seperti usia dan jender, serta

hubungannya dengan khalayak sasaran utama. Misalnya, apakah mereka teman

atau saudara? Apakah mereka menawarkan pelayanan atau produk-produk

tertentu kepada khalayak sasaran?

68 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Identifikasi semua tenaga pelayanan dan pemasok bahan-bahan kepada khalayak

sasaran utama. Identifikasi jaringan tenaga kerja Anda sendiri, beserta tenaga kerja

alternatifnya. Contohnya, apakah khalayak sasaran utama mencari pengobatan

dukun? Jika ya, dukun tersebut mungkin berpengaruh besar atas khalayak sasaran.

Apakah khalayak mencari pertolongan kesehatan dari klinik pemerintah, outlet-

outlet non-pemerintah, atau klinik swasta? Saat mengidentifikasi tenaga kesehatan

khalayak sasaran, usahakanlah serinci mungkin. Misalnya, identifikasi apakah

khalayak sasaran mengunjungi perawat atau dokter. Catat apakah mereka

mengunjungi tenaga kesehatan terdekat, atau melakukan perjalanan untuk

mencapai tenaga kesehatan yang disukainya. Informasi ini akan membantu Anda

memilih tenaga kesehatan kunci.

Untuk mengidentifikasi tokoh pembentuk opini, tanyai manajer program dan

petugas masyarakat tentang siapa yang mempengaruhi pendapat masyarakat

mengenai masalah kesehatan, serta siapa yang mengarahkan putusan-putusan

kebijakan kesehatan. Lakukan wawancara untuk mengetahui pandangan tokohtokoh

itu mengenai masalah kesehatan. Tanyakan nama-nama tokoh pembentuk

opini dan pembuat kebijakan setempat lainnya.

Saat menyusun daftar pihak-pihak yang berpengaruh, perkirakan tingkat


pengaruhnya. Sebagai contoh, hubungan antara klien dan tenaga kesehatan sangat

kuat dalam mempengaruhi perilaku sehat. Kerabat tertentu, pasangan, dan orang

tua juga sangat berpengaruh. Jika sampai menyangkut abstinensia (berpantang

melakukan hubungan seks, karena alasan-alasan tertentu—peny.), contohnya, maka

pemimpin agama atau orang tua mungkin mempunyai pengaruh, terutama di antara

orang muda. Tetangga mungkin kurang berpengaruh, dan sebagainya. Dengan

memperkirakan tingkat pengaruh pihak-pihak ini terhadap khalayak sasaran utama,

tim Anda akan lebih mampu membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai

cara menggunakan sumber komunikasi untuk mendorong advokasi yang bisa

dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut.

Juga, tanyakan pada pihak yang berpengaruh mengenai sikapnya terhadap perilaku

yang diharapkan. Mengetahui hal ini akan membantu menentukan berapa banyak

investasi yang perlu dilakukan tim dalam mempromosikan sikap positif dan advokasi

di antara kelompok ini.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 69


Contoh 2.3.1: Lembar Kerja Identifikasi Khalayak yang Berpengaruh

Petunjuk: Pada kolom pertama, tuliskan nama khalayak yang Anda pilih pada langkah 2.
Kemudian, jawablah

pertanyaannya.

Contoh : Rumania

Khalayak Sasaran Utama

Dengan siapakah khalayak

sasaran utama membicarakan

kesehatannya?

Siapa yang mempengaruhi

tindakan khalayak sasaran utama

dalam memenuhi kebutuhan

kesehatannya?

Siapa yang memberikan

informasi, produk, dan pelayanan

kesehatan yang diperlukan oleh

khalayak sasaran utama?

Perempuan usia 18-35, perkotaan dan

pedesaan, lajang dan menikah, tiga


propinsi, menyadari

Tenaga kesehatan Suami

Tenaga kesehatan. Tapi informasi

terbatas dan khalayak sasaran terlalu

takut untuk bertanya.

Suami Teman Apotik

Keluarga

Lembar Kerja 2.3.1: Identifikasi Khalayak yang Berpengaruh

Petunjuk: Pada kolom pertama, tuliskan nama khalayak yang Anda pilih pada langkah 2.
Kemudian jawablah

pertanyaannya.

Khalayak Sasaran Utama

Dengan siapakah khalayak

sasaran utama membicarakan

kesehatannya?

Siapa yang mempengaruhi

tindakan khalayak sasaran utama

dalam memenuhi kebutuhan

kesehatannya?
Siapa yang memberikan

informasi, produk, dan pelayanan

kesehatan yang diperlukan oleh

khalayak sasaran utama?

70 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 2.3.2: Lembar Kerja Analisa Pihak yang Mempengaruhi

Petunjuk: Tuliskan nama khalayak sasaran utama (khalayak sasaran yang ingin Anda
anjurkan untuk

mempraktikkan perilaku sehat) pada bagian atas tabel.

Contoh: Romania

A. Khalayak Sasaran Utama: Perempuan Usia


Subur/Perkotaan/Pedesaan/Lajang/Menikah/Tiga propinsi

BCDEFG

Siapa yang Berapa banyak Perilaku apa yang Mengapa Mengapa Sumber informasi

mempengaruhi pengaruh yang sekarang mereka mereka mau mereka tidak apa yang paling

khalayak sasaran mereka punya? anjurkan (atau larang) menganjurkanmenganjurkan penting


bagi

kesehatan utama? (kuat, sedang, bagi khalayak perilaku yang (melarang) perilaku pihak yang

lemah) sasaran utama? diharapkan? yang diharapkan? berpengaruh?

Tenaga kesehatan

(bukan tenaga

kesehatan KB)

Lemah Tidak memberikan

informasi untuk

mendorong perilaku

Merupakan pilihan yang


sehat untuk perempuan

Tidak ada insentifMasyarakat medis,

Depkes, jurnal,

pertemuan-pertemuan

SuamiKuat Tidak ada sama sekali Tidak bermasalah secara

ekonomis

Tidak ada dialog antara

suami-istri mengenai

masalah kesehatan

Media massa

Teman

reproduksi

TemanKuat KB tradisional Jika mereka mengetahui

keamanan metode

Mereka tidak cukup

memahami dan tidak

Media massa

Para ibu

tertentu dan

menggunakannya sendiri

menggunakan metode

modern
Media massa Kuat Tidak menyediakan Membantu menciptakan Kurang pengetahuan Depkes,
organisasi

informasi lingkungan yang sehat dan dorongan nonpemerintah,

media lain

Contoh 2.3.2: Lembar Kerja Analisa Pihak yang Mempengaruhi

Petunjuk: Tuliskan nama khalayak sasaran utama (khalayak sasaran yang ingin Anda
anjurkan untuk

mempraktikkan perilaku sehat) pada bagian atas tabel.

A. Khalayak Sasaran Utama: Perempuan Usia


Subur/Perkotaan/Pedesaan/Lajang/Menikah/Tiga propinsi

BCDEFG

Siapa yang

mempengaruhi

khalayak sasaran

kesehatan utama?

Berapa banyak

pengaruh yang

mereka punya?

(kuat, sedang,

lemah)

Perilaku apa yang


sekarang mereka

anjurkan (atau larang)

bagi khalayak

sasaran utama?

Mengapa

mereka mau

menganjurkan

perilaku yang

diharapkan?

Mengapa

mereka tidak

menganjurkan

(melarang) perilaku

yang diharapkan?

Sumber informasi

apa yang paling

penting bagi

pihak yang

berpengaruh?

Pada kolom pertama, tuliskan

daftar kelompok yang


mempengaruhi perilaku sehat

khalayak sasaran.

Pada kolom kedua, perkirakan

seberapa kuat pengaruh mereka

terhadap khalayak primer (kuat,

sedang, lemah).

Pada kolom ketiga, tuliskan apa

yang sekarang mereka anjurkan

untuk dilakukan (atau tidak

dilakukan) oleh khalayak utama

(primary audience).

Pada kolom keempat, jelaskan apa

yang bisa memotivasi khalayak

berpengaruh (kolom pertama)

untuk menganjurkan perilaku yang

diharapkan pada khalayak sasaran

lainnya.

Pada kolom kelima, jelaskan apa

yang bisa memotivasi khalayak


berpengaruh (kolom kedua) untuk

tidak menganjurkan perilaku yang

diharapkan

Pada kolom keenam, jelaskan

sumber informasi utama yang

digunakan untuk mempengaruhi

khalayak sasaran utama.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 71


Langkah 4dari 4

Segmentasi Khalayak

Langkah 4:

Menggambar ‘Potret’ Khalayak Utama

Guna membantu Anda dan tim mempersiapkan pendekatan kreatif untuk berkomunikasi

secara efektif dengan khalayak primer (utama), khalayak sekunder, dan khalayak yang

berpengaruh, langkah 4—yaitu,“menggambar sebuah potret”—menunjukkan bagaimana

mengembangkan gambaran masing-masing khalayak yang sudah disegmentasi. Dengan

kata lain, langkah ini memberikan suatu cara untuk “menghidupkan setiap khalayak sasaran.”

Tujuan menggambar potret adalah memahami secara lengkap keinginan, kemauan dan

harapan khalayak sasaran. Sehingga, saat Anda dan tim mengembangkan pesan, Anda bisa

terarah pada seseorang dalam potret tersebut, bukan pada sekumpulan orang. Mulailah

dengan melihat riset kuantitatif sebagai dasarnya, kemudian tambahkan informasi kualitatif.

Saat menjelaskan setiap segmen, pertimbangkan variabel psikografis, data fisik dan sosial

ekonomi, termasuk ciri psikologis anggota khalayak sasaran. Data ini bisa membantu
memahami hal-hal seperti harga diri, kecenderungan mengambil risiko, dan fatalisme (sikap

menyerahkan segala sesuatu terhadap nasib—peny.). Analisa-lah karakteristik tersebut

bersama dengan data sosial ekonomi. Kemudian, susun profil khalayak sasaran yang jelas

dan realistis.

Latihan ini akan membantu Anda memahami pikiran khalayak sasaran dengan menggambar

potret seseorang yang berasal dari khalayak tersebut. Pikirkan karakteristik khalayak

sasaran kunci, dan mulailah membuat gambaran mental seseorang yang paling mewakili

khalayak tersebut. Siapa namanya? Cari foto atau gambar yang mewakili orang tersebut.

Buat gambarannya. Jika ia seorang perempuan, berapa usianya? Seperti apa penampilannya?

Di mana ia tinggal? Jika ia menikah, seperti apa suaminya? Berapa anaknya? Apakah ia

tinggal bersama ibu mertuanya? Apakah ia tinggal di desa? Apakah ia bekerja? Jika ya, apa

pekerjaannya? Apa medianya? Apakah ia biasa menonton televisi atau mendengar radio?

Kembangkan suatu cerita tentang karakter tersebut. Dalam cerita itu, jelaskan perilaku dan

beberapa sikap kunci tentang perilaku sehat yang akan dikomu nikasikan oleh program

kepadanya. “Potret” ini tidak hanya berdasarkan fakta saja, meskipun riset tentang khalayak

sasaran yang Anda kumpulkan telah memberi banyak fakta rinci.

72 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lembar Kerja 2.4: Menggambar “Potret“ Khalayak Sasaran Utama

Petunjuk: Dengan menggunakan lembaran

ini, atau pada kertas terpisah, gambarlah

potret khalayak sasaran individu dengan

kumpulan ciri khalayak utama berdasarkan

data. Penjelasan ini harus termasuk

bagaimana ia menanggapi norma

masyarakat. Jelaskan dengan terperinci. Buat

cerita tentang “satu hari dalam hidup” orang

ini. Ingat bahwa ia adalah individu yang

sangat penting – yaitu khalayak sasaran kita.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 73


74 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan

Cerita ini tentang Kwame, seorang petani berusia 42 tahun, yang tinggal di Kawasan Tengah.
Ia punya

dua istri dan lima anak berusia 8 hingga 20 tahun. Kwame hidup dengan gaya pedesaan
tradisional

Ghana. Pagi hari dihabiskannya dengan bekerja di kebun, malam hari bersama teman-
temannya di bar.

Meskipun Kwame menganggap dirinya lelaki yang sudah berkeluarga, kadang-kadang ia


menjalin

hubungan di luar nikah. Kwame sang petani sangat peduli pada kesejahteraan anak-anaknya,
dan ingin

mereka hidup lebih baik daripada dirinya. Ia peduli pada kedua istrinya karena merekalah
yang

membesarkan anak-anaknya. Namun, ia enggan berkomunikasi dengan kedua istrinya


mengenai halhal

pribadi seperti kesehatan reproduksi. Ia berasumsi bahwa mereka sudah tahu apa yang harus

dilakukan. Ia juga lebih senang jika istrinya saja yang berbicara dengan anak-anak mereka
tentang

topik tersebut. Kwame adalah karakter yang diciptakan untuk suatu lokakarya pengembangan
strategi

guna mewakili lelaki berusia 35 tahun atau lebih. Salah satu latihan dalam lokakarya ini
adalah

menetapkan prioritas di antara beberapa topik kesehatan – salah satunya adalah motivasi pria
– untuk

strategi komunikasi populasi nasional. Pada awalnya, segmen khalayak sasaran khas untuk
motivasi
pria adalah para pria berusia 35 tahun ke atas. Latihan ini merupakan suatu pencerahan bagi
para

peserta lokakarya. Ketika para peserta mulai berpikir seperti layaknya petani desa berusia 42
tahun,

mereka menyadari bahwa konsep motivasi pria sama sekali asing bagi Kwame. Dan jika
Kwame

diminta untuk mengatakan mana yang lebih penting: berbicara dengan istrinya mengenai
kesehatan

reproduksi, atau berurusan dengan perilaku seksual anak remajanya, atau tentang ancaman
HIV/AIDS,

maka semuanya bukanlah prioritas. Di sisi lain, topik kesehatan ibu dan anak menjadi penting
baginya

karena ia peduli pada kesehatan anak-anaknya, serta menyadari bahwa istrinya perlu tetap
sehat agar

dapat mengurus anak-anaknya (Yonkler, 1998).

Latihan ini membantu dalam dua hal: (1) menghadirkan wajah khalayak sasaran dan
membantu

menghidupkan strategi komunikasi; (2) membantu komunikator menyadari bahwa mereka


bisa saja

menghabiskan waktu seharian untuk memikirkan topik kesehatan yang spesifik, tapi khalayak
sasaran

ternyata tidak mempunyai fokus yang sama seperti para profesional. Maka, latihan ini
membantu

menempatkan permasalahan dalam sudut pandang yang tepat.

Contoh: Cerita dari Ghana


Contoh 2.5: Lembar Kerja Rangkuman Keputusan Segmentasi Khalayak

Contoh: Uganda

Khalayak Sasaran Kunci/Dasar Deskripsi Khalayak Sasaran Strategi Setiap Tahapan, Sosok
Kunci yang Berpengaruh/

Pemikiran jika Cocok Dasar Pemikiran

1. Para klien di daerah proyek DISH Perempuan atau laki-laki yang

sudah memutuskan melakukan

TL, vasektomi, atau implan/susuk

Fasilitas secara geografis

saat pelayanan tersedia

Tenaga kesehatan, pasangan

2. Klien-klien potensial yang tinggal

dalam jarak 10 km dari fasilitas

kesehatan yang memberikan

pelayanan TL,vasektomi dan/atau

susuk/implan.

Perempuan atau laki-laki berusia 3045

tahun yang ingin menunggu

sedikitnya 3 tahun sebelum punya

anak, atau ingin berhenti melahirkan,

tapi tidak menggunakan implan/


susuk, TL atau vasektomi

Komunitas secara geografis

di daerah jangkauan fasilitas

yang menawarkan pelayanan

Tenaga kesehatan, tokoh masyarakat,

dan sebaya

Lembar Kerja 2.5: Rangkuman Keputusan Segmentasi Khalayak Sasaran

Petunjuk: pada kolom pertama lembar rangkuman, buat daftar khalayak kunci yang menjadi
sasaran komunikasi berikut dasar

pemikirannya. Lalu, gambarkan setiap segmen khalayak tersebut. Pada kolom ketiga, catat
strategi tahapan (jika dilakukan).

Terakhir, jelaskan sosok kunci yang memberi pengaruh utama yang akan dicapai, serta dasar
pemikiran untuk setiap kelompok.

Khalayak Sasaran Kunci/Dasar

Pemikiran

Deskripsi Khalayak Sasaran Strategi Setiap Tahapan,

jika Cocok

Sosok Kunci yang Berpengaruh/

Dasar Pemikiran
Langkah Selanjutnya

Setelah mengidentifikasi khalayak sasaran utama dan khalayak yang berpengaruh, kini Anda
siap menetapkan tujuan perubahan

perilaku untuk setiap segmen khalayak.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 75


Referensi

Liskin, L. & Yonkler, J. (1999). The Romania Women’s Health Campaign Description.

Johns Hopkins School of Public Health, Population Communication Services.

Yonkler, J. (1998). National Population Communication Strategy Workshop.

Sogakope, Volta Region, Ghana.

76 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bab 3:

Tujuan Perubahan Perilaku

Pada akhir bab ini, pembaca akan memahami cara

mengembangkan tujuan perubahan perilaku yang bersifat

SMART –Specific (Tertentu), Measurable (Dapat Diukur),

Appropriate (Tepat), Realistic (Realistis), Time-bound (Dalam

Jangka Waktu Tertentu) – untuk setiap segmen khalayak dengan

menyelesaikan langkah-langkah berikut:

Langkah 1:

Menyatakan Perubahan Perilaku yang Akan

Memenuhi Kebutuhan Kesehatan Khalayak

Langkah 2:

Menyatakan Berapa Banyak Perilaku

yang Akan Berubah

Langkah 3:

Memutuskan Kerangka Waktu bagi

Perubahan yang Diharapkan


Langkah 4:

Menghubungkan Tujuan Perubahan

Perilaku dengan Tujuan Program

Langkah 5:

Mengidentifikasi Indikator untuk

Melacak Kemajuan

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 77


Gambaran Umum

Teman Anda, sang arsitek, mengkaji kebutuhan klien dan menyusun tujuan

merancang sekolah dengan batasan-batasan yang ada, seperti ukuran lokasi

tempat sekolah akan dibangun berikut perkiraan anggaran. Tujuan besarnya

adalah menciptakan ruang dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan khalayak.

Sedangkan tujuan khususnya termasuk membangun:

· Ruang kelas yang cukup besar untuk menampung sejumlah siswa dan

guru, memiliki pencahayaan yang cukup dan kondusif untuk belajar.

· Ruang untuk guru (ruang tunggu), kepala sekolah (kantor), dan seluruh

siswa (auditorium).

· Fasilitas toilet untuk anak lelaki dan perempuan, juga pria dan wanita

dewasa.

· Tempat bermain, mungkin di dalam dan di luar gedung.

Untuk semua ruang tersebut, arsitek kita akan merencanakan suatu jejaring bagi

gerakan khalayak sasarannya: alur dari luar ke dalam sekolah, alur di dalam

gedung, dari ruang kelas ke ruang kelas lainnya, ke kantor, ke tempat bermain,

serta dari dan ke fasilitas toilet.

Pada tahapan ini, sang arsitek juga menyusun jadwal atau kerangka waktu

pendahuluan, menentukan titik-titik pencapaian tujuan tertentu atau indikator

yang akan mengukur kemajuan dalam penyelesaian gedung.

Bagi Anda sendiri, pentingnya penetapan tujuan yang jelas tidak dapat dihindari,

dan bab ini akan menunjukkan bagaimana melakukannya.

Gambaran Umum
Teman Anda, sang arsitek, mengkaji kebutuhan klien dan menyusun tujuan

merancang sekolah dengan batasan-batasan yang ada, seperti ukuran lokasi

tempat sekolah akan dibangun berikut perkiraan anggaran. Tujuan besarnya

adalah menciptakan ruang dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan khalayak.

Sedangkan tujuan khususnya termasuk membangun:

· Ruang kelas yang cukup besar untuk menampung sejumlah siswa dan

guru, memiliki pencahayaan yang cukup dan kondusif untuk belajar.

· Ruang untuk guru (ruang tunggu), kepala sekolah (kantor), dan seluruh

siswa (auditorium).

· Fasilitas toilet untuk anak lelaki dan perempuan, juga pria dan wanita

dewasa.

· Tempat bermain, mungkin di dalam dan di luar gedung.

Untuk semua ruang tersebut, arsitek kita akan merencanakan suatu jejaring bagi

gerakan khalayak sasarannya: alur dari luar ke dalam sekolah, alur di dalam

gedung, dari ruang kelas ke ruang kelas lainnya, ke kantor, ke tempat bermain,

serta dari dan ke fasilitas toilet.

Pada tahapan ini, sang arsitek juga menyusun jadwal atau kerangka waktu

pendahuluan, menentukan titik-titik pencapaian tujuan tertentu atau indikator

yang akan mengukur kemajuan dalam penyelesaian gedung.

Bagi Anda sendiri, pentingnya penetapan tujuan yang jelas tidak dapat dihindari,

dan bab ini akan menunjukkan bagaimana melakukannya.

78 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tujuan perubahan perilaku merupakan pernyataan pendek dan jelas mengenai

dampak yang diharapkan dari suatu upaya komunikasi. Tujuan perubahan

perilaku yang jelas dan tepat akan menjaga program komunikasi tetap terfokus

dan berada dalam jalurnya. Tujuan yang “berada dalam strategi” akan mendorong

program untuk terus maju, dan membawanya lebih dekat pada visi peningkatan

kesehatan jangka panjang.

Bab ini memandu perumusan tujuan perubahan perilaku untuk setiapsegmen

khalayak. Isi bab membahas bagaimana cara membangun tujuan yang sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik khalayak sasaran, seperti telah ditentukan

lewat analisa situasi dan segmentasi khalayak yang Anda susun. Di sini, Anda akan

menghubungkan tujuan dengan hasil atau ukuran evaluasi yang dikembangkan

untuk program komunikasi tersebut. Anda akan mengidentifikasi indikator yang

membantu melacak kemajuan pencapaian tujuan, agar dapat mengukur dampak

tindakan komunikasi. Penggunaan tujuan dan indikator kemajuan yang jelas

akan memberikan keuntungan bagi upaya komunikasi strategis. Pada saat yang

sama, hal ini juga memperlihatkan kontribusi program terhadap situasi kesehatan

secara menyeluruh dalam suatu masyarakat, wilayah, atau negara tertentu.

Contoh: Tertentu (Specific)

Meningkatkan pengetahuan ibu yang

mempunyai anak sampai dengan 5 tahun


balita mengenai manfaat cuci tangan di tiga

provinsi dengan daerah pedesaan di

Nikaragua (2001).

Contoh: Dapat Diukur (Measurable)

Meningkatkan pengetahuan dari 80 % ibu yang

mempunyai anak sampai dengan 5 tahun balita

di tiga provinsi dengan daerah pedesaan di

Nikaragua, sehingga perilaku mencuci tangan

meningkat dari 10 % menjadi 90 %.

Contoh: Tepat (Appropriate)

Kunci pengembangan tujuan perubahan perilaku strategis adalah menjaganya

agar tetap SMART (Piotrow, Kincaid, Rimon, & Rinehart, 1997). Tujuan yang SMART

adalah ...

Tertentu/specific: Tujuan harus menyatakan siapa, atau apa yang menjadi fokus

upaya, serta jenis perubahan yang dituju.

Dapat diukur/measureable: Tujuan harus mencakup sejumlah atau proporsi


perubahan yang diharapkan, serta dapat diverifikasi.

Tepat/appropriate: Tujuan harus peka terhadap kebutuhan dan kecenderungan

khalayak, serta peka terhadap norma dan harapan sosial.

Realistis/realistic: Tujuan harus mencakup derajat perubahan tertentu dan

memiliki kemungkinan besar untuk dicapai dalam kondisi tertentu.

Meningkatkan pengetahuan 80 % ibu yang

mempunyai anak sampai dengan 5 tahun balita

di tiga provinsi dengan daerah pedesaan di

Nikaragua, sehingga perilaku mencuci tangan

meningkat dari 10 % menjadi 90 %. Caranya,

dengan menjelaskan hubungan antara jarangnya

mencuci tangan dengan benar dengan penyakit

diare (riset menunjukkan rendahnya tingkat

pengetahuan khalayak mengenai hubungan

antara cuci tangan yang keliru dengan

pencegahan penyakit diare).

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 79


Contoh: Realistis (Realistic)

Meningkatkan pengetahuan dari 80 % ibu yang

mempunyai anak sampai dengan 5 tahun balita di tiga

provinsi dengan daerah pedesaan di Nikaragua, sehingga

perilaku mencuci tangan meningkat dari 10 % menjadi 90

% menggunakan pendekatan bertahap.

Langkah 1dari 5

Tujuan Perubahan Perilaku

Contoh: Dalam jangka waktu tertentu

(Time Bound)

Meningkatkan pengetahuan dari 80 % ibu yang

mempunyai anak sampai dengan 5 tahun balita di tiga

provinsi dengan daerah pedesaan di Nikaragua, sehingga

perilaku mencuci tangan meningkat dari 10 % menjadi

90 % antara Januari 2002 sampai Januari 2005.

Dalam jangka waktu tertentu/time-bound: Tujuan harus secara jelas menyatakan


jangka waktu pencapaian perubahan perilaku tersebut.

Meskipun kadang-kadang Anda kesulitan menyusun tujuan yang memenuhi

setiap persyaratan tersebut, format ini ideal untuk diikuti. Anda dan tim harus

memutuskan bagaimana mengembangkan tujuan perubahan perilaku yang

layak, berdasarkan situasi khalayak dan informasi yang Anda miliki.

Langkah 1:

Menyatakan Perubahan Perilaku yang Akan

Memenuhi Kebutuhan Kesehatan Khalayak

Berdasarkan topik yang dibahas dalam Bab 2, Anda dan tim semestinya sudah

mempunyai deskripsi tertulis mengenai khalayak sasaran. Gunakan deskripsi ini

untuk memastikan konsistensi seluruh pengembangan strategi komunikasi.

Setiap segmen khalayak sasaran mungkin memerlukan tujuan perubahan perilaku

yang berbeda. Anda dan tim harus konsisten dalam mendefinisikan tujuan setiap

kelompok atau segmen khalayak sasaran.

Sebutkan perilaku yang diharapkan akan berubah setelah khalayak sasaran

mendengar, melihat, atau berpartisipasi dalam pesan komunikasi strategis. Apakah

perubahan perilaku akan berdampak langsung bagi kebutuhan kesehatan

khalayak sasaran? Sebagai contoh, cuci tangan dengan benar bisa menurunkan
kematian yang disebabkan penyakit diare. Kaji rangkuman analisa situasi (lembar

kerja 1.6), dan catat perilaku apapun yang diidentifikasi memerlukan perhatian.

Pada tahap ini, Anda perlu memperjelas perilaku khalayak sasaran. Jika

memungkinkan, pertimbangkan untuk melakukan riset kualitatif guna

memastikan bahwa program berada di jalur yang benar.

Dengan mengikuti langkah ini, Anda akan memastikan bahwa tujuan perubahan

perilaku bersifat tertentu dan tepat.

80 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 2:Langkah 2dari 5

Menyatakan Berapa Banyak Perilaku yang Akan Berubah Tujuan Perubahan Perilaku

Dengan menyelesaikan langkah 2, Anda akan memastikan bahwa tujuan perubahan perilaku
bisa

diukur (measurable) dan realistis. Untuk membuat perkiraan yang masuk akal mengenai
jumlah

perubahan perilaku yang akan terjadi, mengingat konteks program secara keseluruhan serta

tersedianya sumberdaya, pertimbangkan:

· Hambatan terhadap perubahan.

· Pengalaman program serupa di masa lalu.

· Kondisi tempat komunikasi akan berlangsung.

· Seberapa jauh perubahan perilaku diperlukan untuk keberhasilan program.

Hambatan

Perhatikan hambatan perubahan yang mempengaruhi khalayak sasaran. Seberapa sulitkah

mendapatkan perhatian khalayak sasaran? Adakah pihak lain yang mencoba secara aktif

meyakinkan khalayak sasaran agar mengadopsi perilaku yang berbeda dari pesan yang

dipromosikan oleh strategi komunikasi ini? Adakah persaingan kepentingan atas waktu dan

tindakan khayalak sasaran? Secara umum, individu lebih mudah mengadopsi perilaku baru
daripada mengubah perilaku yang sudah ada.

Sebagai contoh, seorang ibu mungkin memutuskan bahwa bekerja lebih penting daripada
pergi

ke klinik untuk melakukan pemeriksaan kandungan. Dalam hal ini, meskipun upaya
komunikasi

sudah dilakukan sebaik-baiknya, ia mungkin tetap memutuskan tidak akan pergi ke klinik.
Begitu

pula jika keluarga hanya mempunyai dana terbatas untuk mengatasi masalah kesehatan.

Kemungkinan, keluarga ini akan lebih mementingkan masalah-masalah kesehatan tertentu

dibandingkan dengan program kesehatan yang Anda promosikan. Tetap memperhatikan hal
ini

akan membantu Anda memastikan bahwa harapan terhadap perubahan perilaku sudah cukup

realistis.

Pengalaman-Pengalaman Terdahulu

Periksa data dan laporan penelitian mengenai kampanye komunikasi kesehatan terdahulu
yang

berhubungan dengan hal yang sedang Anda tangani. Bagaimana tujuan perubahan
perilakunya?

Perubahan apa yang telah dicapai? Informasi ini akan membantu memastikan bahwa tujuan
yang

disusun sudah layak dan realistis.


Contoh

Di Zambia, Kampanye “Helping Each Other

to Act Responsibly Together (HEART)”

(Serlemitsos, 2001) menggunakan media

massa untuk mengubah norma yang

berhubungan dengan penurunan risiko

dan hubungan seks yang yang lebih aman

bagi remaja berusia 15-19 tahun. Tujuan

utamanya adalah untuk mempromosikan

perilaku seksual yang sehat di antara

remaja, dengan menekankan perilaku

aman dan mengubah perilaku yang tidak

aman. Peningkatan terutama diupayakan

pada:

Jumlah remaja yang percaya bahwa

mereka berisiko terinfeksi HIV

Jumlah perempuan yang belum

pernah melakukan hubungan

seksual dan tetap abstinen

(memutuskan berpantang untuk


melakukan hubungan seksual—peny.)

Jumlah pria yang aktif secara seksual,

yang dulunya hanya kadang-kadang

saja menggunakan kondom dan

sekarang akan selalu memakai

menggunakan kondom.

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 81


Kondisi Tempat Komunikasi Akan Berlangsung

Kaji bagaimana kondisi tempat komunikasi akan berlangsung bakal mempengaruhi

hasilnya kelak. Pertimbangkan porsi analisa situasi yang diteliti:

· “Keterjangkauan biaya” perubahan perilaku.

· Ketersediaan dan aksesibilitas (tingkat kemudahan untuk akses) pelayanan dan

produk yang diperlukan untuk mempraktikkan perilaku yang diharapkan.

· Faktor sosial, ekonomi, dan politik.

Besaran Perubahan Perilaku yang Diperlukan

Bandingkan jumlah perubahan perilaku yang diperlukan demi keberhasilan strategi,

dengan jumlah perubahan perilaku yang bisa dikelola dalam rentang waktu strategi itu

sendiri. Dapatkah tujuan dicapai dengan sumberdaya yang ada? Cukupkah tersedia saluran

interpersonal, saluran berbasis masyarakat, dan media massa untuk mencapai khalayak

sasaran? Dapatkah permintaan yang muncul dipenuhi oleh program ini? Diskusikan tujuan

yang diajukan dengan manajer penyedia layanan. Pastikan mereka bisa memberikan

pasokan dan pelayanan yang cukup untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan bakal

meningkat.

Di Ghana, sebuah program KB menciptakan peningkatan permintaan yang tinggi di luar

perkiraan. Akibatnya, di tengah-tengah kampanye, klinik Depkes kekurangan kontrasepsi


oral. Klien menjdi frustrasi karena mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka

harapkan.

Berikan angka atau persentase perubahan yang diharapkan. Nyatakan ukuran kondisi yang

ada sekarang, berikut ukuran untuk kondisi yang diharapkan. Kaji data yang ada,

konsultasikan dengan ahli riset untuk menentukan tujuan yang realistis bagi perubahan

yang diharapkan. Sebagai contoh, perbaiki pernyataan tujuan “meningkatkan proporsi

masyarakat yang mempraktikkan perilaku menjadi 20 %.” Ubah menjadi tujuan

“meningkatkan proporsi masyarakat yang mempraktikkan perilaku dari 10 % menjadi 20 %.”

Jika pengukuran perubahan perilaku tidak mungkin dilakukan secara tepat, coba susun

ukuran pencapaian yang setidaknya mengikuti kecenderungan perilaku umum khalayak

yang akan mendukung tujuan program komunikasi.

82 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Rujuklah Bab 8 yang mendiskusikan hal-hal terkait dengan perencanaan evaluasi.

Kemudian, lihat lagi perumusan tujuan dalam bab ini untuk memastikan bahwa

segala sesuatu yang terkait dengan perubahan perilaku bisa diukur.

Langkah 3:

Memutuskan Kerangka Waktu bagi Perubahan yang

Diharapkan

Identifikasi kerangka waktu (timeframe) untuk mencapai perubahan. Gunakan

batasan yang memberikan cukup waktu bagi masyarakat untuk berubah. Tujuan

komunikasi strategis mungkin dinyatakan dalam bulan atau tahun. Perhatikan

rencana jangka panjang ini saat Anda mengembangkan tujuan perubahan

perilaku .

Kampanye seringkali memiliki rentang waktu lebih pendek daripada keseluruhan

waktu program komunikasi, dan jangka waktu yang ditetapkan untuk mencapai

tujuan perubahan perilaku bergantung pada konteks ini. Perubahan perilaku

yang mampu bertahan lama jelas tidak bisa dicapai dalam periode kampanye

yang pendek. Untuk cakupan kerangka kerja program secara keseluruhan, jangan

lupa untuk menentukan jangka waktunya.

Penjadwalan tujuan komunikasi dapat dilakukan bersamaan dengan bagian lain

program. Namun, pada beberapa kasus, penting untuk mencapai hasil sebelum
program berakhir. Tanyakan apakah permintaan perlu didorong lebih dahulu

dalam program agar produk dan pelayanan dimanfaatkan secara maksimal begitu

tersedia. Pertimbangkan situasi tersebut, lalu sesuaikan kerangka waktunya. Anda

mungkin akan terbantu jika menghubungkan penjadwalan program dengan

jadwal pengumpulan data yang sudah ada seperti Survai Kependudukan dan

Kesehatan. Dengan begitu, program kesehatan dapat mengumpulkan data awal

dan memantau informasi dengan cara yang ilmiah dan hemat biaya.

Pada tahap ini, Anda dan tim mestinya sudah mengembangkan satu atau lebih

tujuan perubahan perilaku yang SMART.

Langkah 3dari 5

Tujuan Perubahan Perilaku

Contoh

Dalam kampanye HEART di Zambia, tujuan

awal perubahan perilaku pada dinyatakan

untuk tahap pertama kampanye yang

berlangsung dari Juni hingga Oktober

1999.
3

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 83


Langkah 4dari 5

Tujuan Perubahan Perilaku

Langkah 5dari 5

Tujuan Perubahan Perilaku

Contoh

Tujuan Program:Dalam 2 tahun

mendatang, turunkan Angka Kesuburan

Total (TFR) dari 5,9 menjadi 5,3 di antara

wanitaperempuan menikah usia subur

dari 5,9 menjadi 5,3.

Tujuan Pperubahan Pperilaku: Dalam 2

tahun mendatang, tingkatkan proporsi

khalayak sasaran yang menggunakan

metode kontrasepsi permanen dari 1 %

menjadi 10 %.
Langkah 4:

Menghubungkan Tujuan Perubahan Perilaku dengan

Tujuan Program

Tujuan perubahan perilaku yang disusun harus bisa memberikan andil langsung

terhadap pencapaian tujuan program. Tujuan perubahan perilaku harus selalu

menguntungkan satu atau lebih tujuan program, meskipun tujuan program tidak

mencakup perubahan perilaku atau komponen komunikasi tertentu.

Menghubungkan tujuan perubahan Anda dengan tujuan dan maksud program

yang lebih besar akan memperkuat strategi komunikasi Anda.

Langkah 5:

Mengidentifikasi Indikator untuk Melacak Kemajuan

Indikator merupakan ukuran sementara untuk melacak kemajuan pencapaian

tujuan. Bila Anda mempunyai indikator awal atau nilai kondisi awal, Anda dapat

memantau dari waktu ke waktu untuk melihat apakah perubahan perilaku yang

diharapkan sudah tercapai. Menimbang pekerjaan yang sudah diselesaikan

sejauh ini, coba identifikasi ukuran atau indikator sementara, yang akan

menunjukkan dampak upaya komunikasi pada karakteristik perilaku yang

mengarah pada perubahan perilaku yang diinginkan.


Indikator yang baik adalah (Bertrand & Kincaid, 1996):

· Valid: Mengukur peristiwa yang ingin diukur.

· Bisa diandalkan: Memberi hasil yang sama jika digunakan lebih dari satu

kali untuk mengukur peristiwa yang sama.

· Tertentu: Hanya mengukur peristiwa yang ingin diukur.

· Sensitif: Merefleksikan perubahan status peristiwa yang sedang dipelajari.

· Operasional: Bisa diukur atau dihitung dengan definisi serta standar

referensi yang sudah dikembangkan dan diuji.

84 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh indikator:

peningkatan pencarian informasi untuk memahami cara kerja metode KB, peningkatan

frekuensi komunikasi di antara pasangan suami-istri mengenai KB, peningkatan partisipasi

dalam kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan KB, dan peningkatan keinginan untuk

menggunakan sebuah metode KB. Semua ini merupakan indikator yang bisa dipakai, jika

tujuan perubahan perilakunya adalah untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi di antara

khalayak tertentu.

Indikator juga bisa digunakan untuk menilai perubahan pada tingkat masyarakat (Figueroa,

Kincaid, Rani & Lewis, 2002). Misalnya, untuk memantau perubahan yang akan mengarah
pada

pemberdayaan masyarakat, Anda bisa menganalisa:

Kepemimpinan

Tingkat dan kesetaraan partisipasi

Kesetaraan informasi

Keyakinan akan kemampuan bersama

Rasa memiliki

Ikatan sosial

Norma-norma sosial

Gunakan lembar kerja pada halaman berikut untuk merangkum tujuan perubahan perilaku
yang telah Anda susun.

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 85


Contoh 3.1: Lembar Kerja Pengembangan Tujuan

Contoh: Bolivia – Las Manitos I (Valente et al., 1996)

Latar belakang proyek: Program Kesehatan Reproduksi Nasional Bolivia dirancang sebagai

tanggapan atas tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta untuk memenuhi

permintaan akan KB. Program ini juga berusaha meningkatkan lingkungan yang

mendukung KB, dan memperbanyak jenis pelayanan yang ditawarkan mencakup

berbagai pelayanan kesehatan reproduksi. Serangkaian kampanye dirancang dan

dilaksanakan selama beberapa tahun. Bagian pertama disebut Las Manitos I.

Apakah tujuan jangka panjang program ini? Menurunkan kasus kematian ibu dengan
meningkatkan perilaku kesehatan

reproduksi umum, seperti KB serta perawatan sebelum dan sesudah melahirkan

(terutama pemberian ASI dan persalinan) oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas

klinis.

Siapakah khalayak sasaran? Laki-laki dan perempuan berusia 18 sampai 35 tahun yang
tinggal di La Paz, El Alto,

Cochabamba, dan Santa Cruz (empat kota besar di Bolivia).

Tindakan apa yang harus diambil oleh khalayak sasaran? Menggunakan pelayanan kesehatan
reproduksi dan/atau menggunakan suatu

metode KB.

Bagaimana tindakan tersebut bisa memberi andil terhadap tujuan jangka

panjang program ini?


Dengan pelayanan kesehatan reproduksi, ibu akan mendapatkan perawatan

sebelum dan sesudah melahirkan, pertolongan persalinan, konseling dan pelayanan

KB. Penggunaan pelayanan kesehatan reproduksi dan metode KB dapat membantu

menurunkan tingkat kematian ibu.

Bagaimana tindakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan khalayak sasaran? Aborsi


merupakan salah satu sebab utama kematian ibu di negara ini. Melalui

penggunaan kontrasepsi modern, kehamilan yang tidak diinginkan bisa dikurangi

hingga menurunkan aborsi. Kebutuhan penjarangan atau pembatasan kelahiran

yang tidak terpenuhi adalah sekitar 24 persen (menurut Survai Demografi dan

Kesehatan).

Dalam jangka waktu berapa lama perubahan perilaku akan terjadi? (Nyatakan

awal dan akhirnya)

Perubahan akan terjadi dalam waktu 7 bulan (Mei-November 2004). Kegiatan ini

menjadi bagian pertama dari rangkaian kampanye.

86 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh : Bolivia – Las Manitos I (lanjutan)

Berapa banyak perubahan yang akan dicapai untuk jangka

waktu ini? (nyatakan tingkatan saat ini dan tujuan yang

diinginkan)

Dari titik ini Ke titik ini

5,4 persen akseptor baru metode

KB

7,0 persen akseptor baru metode KB

Indikator:

Apa saja karakteristik perilaku lain yang akan berubah dalam jangka waktu ini? Berapa
banyak perubahannya?

Karakteristik Perilaku

Akan Berubah

Dari titik ini Ke titik ini

Mendapatkan informasi kesehatan reproduksi melalui

media.

24 persen 60 persen

Keinginan menggunakan KB 25 persen 29 persen


Indikator lain, jika sesuai :

Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 87


Contoh 3.1: Lembar Kerja Rangkuman Tujuan Perubahan Perilaku

Contoh: Uganda

Apakah tujuan jangka panjang program ini? Memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi
jangka panjang bagi penduduk Uganda, dan

memperkuat kapasitas sistem kesehatan untuk memberikan pelayanan.

Siapakah khalayak yang dituju? Laki-laki dan perempuan berusia 30-45 tahun yang ingin
menunda kelahiran bayi sedikitnya 3

tahun, atau berhenti punya anak

Tindakan apa yang harus diambil oleh

khalayak yang dituju?

Mengunjungi fasilitas yang menyediakan susuk/implan, pengikatan saluran tuba (TL),


dan/atau

vasektomi, serta mendapatkan pelayanan.

Bagaimana tindakan tersebut bisa memberi

andil terhadap tujuan program ini?

Akan meningkatkan jumlah klien.

Bagaimana tindakan tersebut memenuhi

kebutuhan khalayak sasaran?

Mereka bisa memenuhi tujuan reproduksi mereka.

Dalam jangka waktu berapa lama perubahan

perilaku akan terjadi?

(Nyatakan awal dan akhirnya)


Desember 2000 Maret 2002

Dari titik ini* (CYP)** Ke titik ini* (CYP)

Berapa banyak perubahan yang akan dicapai

untuk jangka waktu ini? (nyatakan tingkatan

saat ini dan tujuan yang diinginkan)

750 untuk TL

45 untuk vasektomi

300 untuk susuk/implan

1.500 untuk TL

90 untuk vasektomi

600 untuk susuk/implan

di 80 fasilitas pelayanan kesehatan.

**

1 TL = perlindungan sekitar 12,5 tahun

1 vasektomi = perlindungan sekitar 12,5 tahun

1 susuk/implan = perlindungan sekitar 5 tahun

CYP (Couple Years of Protection) : Periode Pasangan Terlindung dari Kehamilan

88 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh: Uganda (lanjutan)

Apa saja karakteristik perilaku lain yang akan berubah dalam jangka waktu ini dan berapa
banyak perubahannya?

Karakteristik Perilaku Akan Berubah

Dari titik ini Dari titik ini

Indikator lain, jika sesuai. Perlihatkan peningkatan dalam hal:

Proporsi khalayak sasaran yang mengetahui keamanan dan keefektifan penggunaan

Susuk/Implan, TL dan Vasektomi

Proporsi khalayak sasaran yang mengetahui tempat pelayanan

Susuk/Implan, TL dan Vasektomi

Proporsi khalayak sasaran yang percaya bahwa Susuk/Implan, TL dan Vasektomi bisa
diterima

oleh masyarakat

Untuk klien:

Proporsi mereka yang bisa menjelaskan prosedurnya

Proporsi mereka yang mengetahui bagaimana merawat diri setelah

prosedur dilakukan
Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 89
Lembar Kerja 3.1: Rangkuman Tujuan Perubahan Perilaku

Apakah tujuan jangka panjang program ini?

Siapakah khalayak yang dituju?

Tindakan apa yang harus diambil oleh

khalayak yang dituju?

Bagaimana tindakan tersebut bisa memberi

andil terhadap tujuan program ini?

Bagaimana tindakan tersebut memenuhi

kebutuhan khalayak sasaran?

Dalam jangka waktu berapa lama perubahan

perilaku akan terjadi? (Nyatakan awal dan akhirnya)

Berapa banyak perubahan yang akan dicapai Dari titik ini Ke titik ini

untuk jangka waktu ini? (nyatakan tingkatan

saat ini dan tujuan yang diinginkan)

Apa saja karakteristik perilaku lain yang akan berubah dalam jangka waktu ini dan berapa
banyak perubahannya?

Karakteristik Perilaku Akan Berubah

Dari titik ini Dari titik ini


90 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehat a n 91

Langkah-Langkah Selanjutnya

Bab ini telah menjelaskan bagaimana mengembangkan tujuan-tujuan berciri

SMART dan memberikan contoh dari negara-negara lain. Anda sekarang sudah

dapat mengembangkan tujuan perubahan perilaku untuk program Anda dan

maju ke langkah berikutnya – menentukan bagaimana mencapai tujuan-tujuan

ini.

Bab 4 membahas proses yang akan melibatkan pengembangan pendekatan

strategis.

Indikator lain, jika sesuai :


Referensi

Bertrand, J.T. & Kincaid, D.L. (1996). Evaluating Information-Education-

Communication (IEC) Programs for Family Planning and Reproductive Health.

Final Report of the IEC Working Group, the EVALUATION Project. Chapel Hill:

Caroline Population Center, University of North Caroline at Chapel Hill.

Communication Strategy to Conserve/Improve Public Health, October 1999September

2001 (2001). Johns Hopkins University/Center for Communication

Programs.

Figueroa, M.E., Kincaid, D.L., Rani, M., & Lewis, G. (2002). Communication for Social

Change: A Framework for Measuring the Process and its Outcomes. The Rockefeller

foundation and Johns Hopkins Center for Communication Programs

Piotrow,P.T. Kincaid, D.L., Rimon, J.G.I., & Rinehart,W (1997). Health

Communication: Lessons from Family Planning and Reproductive Health.

Westport, CT: Praeger Publishers.

Serlemitsos, E. (2001) Zambia Heart Program. Lusaka: Johns Hopkins School of

Public Health, Center for Communication Programs.


Valente,T.W.,Saba,W.P., Merritt, A.P., Fryer, M.L., Forbes,T., Peréz, A., & et al. (1996). La

Salud Reproductiva Está en Tus Manos: Impacto de la CamapaHa del Programa

Nacional de Salud Reproductive de Bolivia. Baltimore: Johns Hopkins School of

Public Health, Center for Communication Programs. Johns Hopkins School of

Public Health, Center for Communication Programs

92 Pedoman Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bab 4:

Pendekatan Strategis

Pada akhir bab ini, pembaca akan mengetahui cara

mengembangkan pendekatan strategis secara keseluruhan untuk

program komunikasi kesehatan dengan mengikuti langkahlangkah

berikut ini:

Langkah 1: Mengkaji Hal atau Masalah Kunci,

Segmen Khalayak dan Tujuan

Langkah 2: Menentukan Identitas Jangka Panjang

dan Positioning Strategi Perilaku

Langkah 3: Mengeksplorasi Alternatif-Alternatif

Strategis

Langkah 4: Menentukan Pendekatan dan Dasar

Pemikiran Strategis

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 93


Gambaran Umum

Berdasarkan hasil analisa situasi, dengan fokus pada kebutuhan klien dan

penyusunan berbagai tujuan, teman Anda- sang arsitek lantas mengembangkan

pendekatan strategis untuk membangun sekolah. Ia memutuskan agar para siswa,

guru, staf administrasi, dan orang tua dapat merasakan bahwa sekolah mereka

merupakan sebuah lokasi untuk belajar serius, namun bersahabat. Bahkan, di

beberapa tempat berfungsi pula sebagai tempat bermain. Sang arsitek akan

membuat rancangan yang menggambarkan kelas-kelas, ruang kantor, ruang

tunggu dan tempat pertemuan, berikut tempat bagi para pengunjung, ruang

bermain dan kamar mandi. Ia akan merancang bagaimana ruangan-ruangan

tersebut akan berhubungan dengan gedung secara keseluruhan, baik bagian

dalam maupun bagian luar. Kemudian, ia memutuskan bentuk dan tampilan luar

(kesan) gedung sekolah secara keseluruhan. Untuk sebuah sekolah di daerah

perkotaan, ia akan merancang ruang dan memanfaatkan material bangunan

disesuaikan dengan bagian lain kota tersebut.

Sebagai bagian dari pengembangan strategi, seorang arsitek akan mengkaji

beberapa pendekatan yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menentukan

pilihan atau alternatif yang akan diambilnya. Mungkin saja ia akan menegaskan

kembali putusan-putusan awalnya, atau memperbaikinya. Hal ini dilakukan guna

memastikan bahwa jika pembangunan usai, maka gedung yang direncanakan

dapat memenuhi tujuannya. Yaitu, sebagai tempat pembelajaran yang fungsional

dan menarik untuk jangka waktu panjang.

Nah, dalam hal ini, Anda perlu mengembangkan strategi spesifik yang
berhubungan dengan keseluruhan elemen berbagai upaya komunikasi yang

Anda usulkan.

Gambaran Umum

Berdasarkan hasil analisa situasi, dengan fokus pada kebutuhan klien dan

penyusunan berbagai tujuan, teman Anda- sang arsitek lantas mengembangkan

pendekatan strategis untuk membangun sekolah. Ia memutuskan agar para siswa,

guru, staf administrasi, dan orang tua dapat merasakan bahwa sekolah mereka

merupakan sebuah lokasi untuk belajar serius, namun bersahabat. Bahkan, di

beberapa tempat berfungsi pula sebagai tempat bermain. Sang arsitek akan

membuat rancangan yang menggambarkan kelas-kelas, ruang kantor, ruang

tunggu dan tempat pertemuan, berikut tempat bagi para pengunjung, ruang

bermain dan kamar mandi. Ia akan merancang bagaimana ruangan-ruangan

tersebut akan berhubungan dengan gedung secara keseluruhan, baik bagian

dalam maupun bagian luar. Kemudian, ia memutuskan bentuk dan tampilan luar

(kesan) gedung sekolah secara keseluruhan. Untuk sebuah sekolah di daerah

perkotaan, ia akan merancang ruang dan memanfaatkan material bangunan

disesuaikan dengan bagian lain kota tersebut.

Sebagai bagian dari pengembangan strategi, seorang arsitek akan mengkaji

beberapa pendekatan yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menentukan

pilihan atau alternatif yang akan diambilnya. Mungkin saja ia akan menegaskan

kembali putusan-putusan awalnya, atau memperbaikinya. Hal ini dilakukan guna

memastikan bahwa jika pembangunan usai, maka gedung yang direncanakan

dapat memenuhi tujuannya. Yaitu, sebagai tempat pembelajaran yang fungsional


dan menarik untuk jangka waktu panjang.

Nah, dalam hal ini, Anda perlu mengembangkan strategi spesifik yang

berhubungan dengan keseluruhan elemen berbagai upaya komunikasi yang

Anda usulkan.

94 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Pada bab-bab sebelum ini, Anda telah memahami pentingnya mengakrabi wilayah

wilayah kesehatan yang harus disentuh, berikut kebutuhan dan keinginan khalayak

sasaran. Kini, usai menentukan tujuan perubahan perilaku, Anda bersama tim harus

menjelaskan upaya komunikasi secara menyeluruh guna mencapai dan memenuhi

tujuan-tujuan tersebut. Dengan kata lain, pada saat yang sama, Anda juga perlu

mengembangkan petunjuk yang secara keseluruhan akan menjadi pedoman dan

panduan bagi alat bantu taktis yang akan digunakan tim untuk mencapai tujuan-tujuan

tadi.

Pendekatan strategis merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah strategi

komunikasi. Pendekatan ini menjadi pendorong bagi program-program lainnya.

Pendekatan strategis dapat menjamin sinergi, konsistensi, dan koordinasi di antara

stakeholder dan para mitra. Selain itu juga memungkinkan tim untuk menggambarkan

bagaimana setiap elemen akan diposisikan. Berpikirlah seperti ini: Seperti apa strategi

komunikasi ini kelak? Bagaimana strategi tersebut akan bekerja? Seperti apa bentuknya?

Pernyataan tujuan berbeda dengan pernyataan pendekatan strategis. Tujuan bersifat

spesifik, bisa diukur, serta menyatakan kebutuhan apa yang perlu dicapai. Pendekatan

strategis bersifat deskriptif dan menyatakan pada Anda bagaimana tujuan akan dicapai.
Langkah 1:

Mengkaji Hal atau Masalah Utama, BerikutLangkah 1dari 4

Pendekatan Strategis

Segmen Khalayak dan Tujuan

Pengkajian lembaran kerja yang dikembangkan dari Bab 1 sampai 3 ditujukan untuk

memahami masalah kunci, segmen khalayak primer (utama) dan sekunder, dan tujuan

perilaku. Pada bagian ini, tim dihadapkan pada serangkaian pendekatan yang

memungkinkan untuk mencapai tujuan. Namun, di sisi lain, mungkin ada cara-cara lebih

baik. Nah, dalam hal ini, Anda dan tim harus memastikan bahwa pendekatan strategis

paling sesuai telah dikembangkan bersama semua pilihan/alternatif yang ada.

Sebelum berlanjut pada bagian eksplorasi alternatif strategis dan bagaimana menentukan

pendekatan strategis berikut alasan pendukungnya, Anda perlu memahami

konsep komunikasi identitas jangka panjang dan penentuan posisi (positioning),

sehingga kelak Anda bisa menentukan komponen-komponen program Anda.

Contoh

Untuk mencapai tujuan peningkatan


penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan

primer, sebuah strategi bisa diarahkan kepada

hal-hal berikut:

1.

Memfokuskan pada fasilitas itu sendiri, dan

mengembangkan suatu strategi

komunikasi yang menekankan pelayanan

berkualitas (dengan syarat bahwa fasilitas

ini bisa memberikan pelayanan

berkualitas).

2.

Berkonsentrasi pada khalayak sasaran, dan

mengembangkan pesan-pesan yang

berkaitan dengan setiap pelayanan

kesehatan yang ditawarkan fasilitas

tersebut.

3.

Membuat paket pelayanan kesehatan yang

berkaitan dengan pendekatan gaya hidup

sehat dan berfokus pada “kesehatan”

sebagai cara bagi khalayak sasaran untuk

menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.


Ketiga pendekatan di atas mungkin merupakan

cara yang logis untuk mencapai tujuan. Setiap

pilihan menggambarkan arah tertentu, dan

akan mempengaruhi pilihan pesan yang akan

disampaikan, saluran yang akan digunakan,

serta manajemen program secara keseluruhan.

Jelas, tidak mungkin kiranya mewujudkan

ketiga pendekatan ini sekaligus. Anda mungkin

tidak memiliki sumberdaya atau petugas yang

cukup untuk menjalankan semua pendekatan.

Strategi terbaik adalah berfokus pada satu

pendekatan yang tampaknya paling sesuai—

berdasarkan pengetahuan dan tahap perilaku

khalayak sasaran, tingkat pelayanan yang

ditawarkan, serta akses khalayak sasaran

terhadap saluran komunikasi yang berbeda.

Tentu saja, pemilihan prioritas ini memerlukan

pengorbanan-pengorbanan tertentu.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 95


Langkah 2dari 4

Pendekatan Strategis

Langkah 2:

Menentukan Identitas Jangka Panjang dan Positioning

Strategi Perilaku

Dalam dunia komunikasi kesehatan strategis yang dinamis, para perencana memfokuskan
lebih banyak

energinya pada dua komponen yang berhubungan erat dan kadang saling melingkupi, yaitu:

(1) identitas perilaku jangka panjang (kadang-kadang disebut juga sebagai “merek”) dan (2)
positioning

(pemosisian) perilaku.

Identitas Jangka Panjang

Saat anggota khalayak sasaran mempersepsikan dan menanggapi upaya komunikasi


kesehatan sebagai

upaya untuk mengubah perilaku, maka mereka akan menciptakan sebuah persepsi dalam
pikirannya.
Persepsi inilah yang bakal menjadi identitas perilaku jangka panjang. Dalam hal ini, khalayak
sasaran akan

membangun suatu gambaran atau gagasan tentang perilaku. Gambaran ini hanya ada dalam
pikiran

khalayak sasaran, dan merupakan identitas perilaku bagi mereka. Gambaran (gagasan—
peny.) terbaik

adalah yang jelas, bisa dibedakan, mudah dikenali, serta menunjukkan manfaat perilaku
sesuai harapan.

Contoh: Kesehatan fisik merupakan contoh yang baik untuk perilaku yang memiliki identitas
jangka

panjang. Bagi sejumlah orang, identitas adalah hal yang positif. Jika orang cenderung
berpikir teratur

mengenai “kesehatan fisik”, mereka bisa membuat persepsi positif berikut ini: kesehatan fisik
baik untuk

Anda; akan membantu Anda tetap langsing; mencegah penyakit jantung; dan memberikan
energi.

Sebaliknya, beberapa orang akan mempunyai persepsi negatif: terlalu makan waktu, tidak

menyenangkan; terlalu banyak pekerjaan; terlalu banyak menuntut kedisiplinan. Positif atau
negatif,

kata ‘perilaku’ itu sendiri mempunyai rangkaian persepsi yang mungkin langsung terlintas
saat istilah

“kesehatan fisik” disebutkan. Persepsi manapun menekankan identitas jangka panjang untuk
anggota

khalayak sasaran.
Identitas jangka panjang atau merek:

Memberikan tanda yang terlihat atau merek (simbol, nama, rancangan, warna, atau kombinasi

semuanya) yang menempel pada suatu produk, layanan, atau perilaku.

Menggalang suatu hubungan kepercayaan, reliabilitas dan eksklusivitas antara perilaku dan

khalayak sasaran.

96 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


·

Memberikan nilai tambah terhadap produk, pelayanan atau perilaku dasar.

Memberikan beberapa jenis imbalan psikologis terhadap khayalak sasaran.

Menyederhanakan masalah perbedaan antara produk, pelayanan atau perilaku yang

bersaing.

Memiliki alur kepribadian, yang memungkinkan khalayak sasaran membentuk suatu

hubungan dengan merek (Smith, Berry & Pulford, 1997).

Identitas jangka panjang merupakan rangkaian persepsi yang unik dan mewakili

gambaran produk, pelayanan atau perilaku dalam pikiran klien. Pikirkan sebuah kotak

yang diberi label nama produk, layanan atau perilaku. Kemudian, simpanlah semua ciri-ciri,

manfaat dan pemikiran dalam kotak tersebut. Orang-orang selalu menjaga konsep kotak ini

dalam pikirannya. Setiap hal yang terpikirkan mengenai produk tersebut menjadi bagian dari

identitas jangka panjangnya. Salah satu komponen paling penting dari identitas ini adalah

hubungan emosional yang tercipta antara khalayak sasaran dengan produk, layanan atau

perilaku.

Contoh: Coca-Cola merupakan contoh yang baik. Prouduk ini merupakan minuman ringan

yang memiliki nilai lebih dibanding minuman ringan lainnya. Coke mempunyai hubungan
yang istimewa dengan orang-orang di seluruh dunia mengenai identitas jangka panjang

yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun. Beberapa atribut Coke bisa dikaitkan

dengan minuman ringan yang lain. Sebagai contoh, orang-orang tahu bahwa Coke

menawarkan rasa yang menyegarkan; rasa Coke di mana-mana selalu sama, bendanya

sendiri selalu terjangkau– artinya, mudah didapat dan diakses. Namun, minuman ringan

lain bisa mengklaim hal yang sama di banyak tempat. Selain itu, tes dengan penutup mata

menunjukkan bahwa dalam soal rasa, banyak orang sebenarnya memilih Pepsi (Allen,

1994). Tapi, ini bukan masalah sebab Coke tetaplah merek nomor satu di dunia (2000).

Alasannya dikarenakan adanya hubungan emosional antara khalayak dan merek ini—

suatu hubungan yang telah dibangun bertahun-tahun melalui sistem identitas jangka

panjang, yang dikembangkan dan dibina oleh perusahaan kepada pelanggannya secara

konsisten. Perusahaan dapat mencapai tingkat hubungan ini melalui kegiatan iklan secara

berkesinambungan, pengemasan yang baik, distribusi, pemasaran produk lain yang

menggunakan merek Coke (merchandising), hubungan masyarakat (public relation—PR),

serta berbagai hal lain untuk jangka waktu yang lama. Coke, sebagai merek, telah menjadi

sahabat yang bisa dipercaya. Pembeli Coke mengharapkan merek ini dapat memberikan

kepuasan bagi mereka.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 97


Identitas atau merek dagang jangka panjang bisa berfungsi dengan baik untuk produk-produk,
layanan, dan

perilaku. Berikut ini disajikan beberapa contoh:

Produk

Banyak merek mobil telah membangun identitas jangka panjang untuk menjamin kesetiaan
pelanggan.

Mercedes-Benz merupakan sebuah contoh merek mobil mewah yang menciptakan banyak
gambaran positif,

tidak hanya di antara para pelanggan mobil mewah, tapi juga di kalangan masyarakat umum.
Alasannya

sederhana. Meskipun sejumlah orang saat ini tidak bisa menjangkau harga mobil Mercedes,
mereka tetap

menghubungkan merek ini dengan citra yang positif. Mungkin suatu hari mereka bisa
membeli mobil ini,

atau setidaknya terinspirasi untuk memilikinya. Meskipun ada banyak merek mobil kategori
mewah, dan

semuanya memberikan fungsi serta perlengkapan yang sama, citra merek Mercedes cukup
kuat untuk tetap

berada dalam daftar teratas, saat seseorang diminta untuk menyebutkan mobil mewah.

Intel, produsen chip mikroprosesor, selama bertahun-tahun telah mengeluarkan biaya besar
untuk

mendukung mereknya. Intel meminta para produsen komputer untuk menggunakan logo Intel
pada
komputer pribadi (personal computer—PC) manapun yang dibuatnya, jika menggunakan
salah satu produk

Intel. Mereka juga membayar kampanye iklan produsen saat logo Intel dipasang. Citra merek
Intel

memberikan kredibilitas bagi produsen komputer, dan pada saat yang sama memperkuat citra
merek

tersebut setiap kali iklan muncul. Kampanye iklan yang aktif mendemonstrasikan manfaat
produk

mendukung semua upaya tersebut, dan lebih jauh lagi menanamkan nama Intel pada
pelanggan. Citra

merek Intel cukup kuat hingga komputer yang menawarkan “Intel Inside” mendapatkan harga
lebih tinggi

dibandingkan komputer lain yang menawarkan produsen chip saingannya (Aaker, 1996).

Layanan (Jasa)

Seperti Visa dan MasterCard, American Express (Amex) menawarkan kredit pembelian. Jika
Visa dan

MasterCard menawarkan kredit melalui bank dan organisasi lain, Amex menawarkan kredit
langsung melalui

organisasinya dengan biaya yang seringkali lebih tinggi daripada perusahaan kartu kredit
lainnya.

Pemegang kartu Amex tidak bisa menunda pembayaran. Mereka harus membayar lunas
setiap bulan untuk

tagihan bulan sebelumnya, jika memegang kartu Amex hijau biasa. Dengan pertimbangan
berikut ini: kartu
kredit bank lebih mudah didapatkan, (kadang-kadang) biayanya lebih rendah, dan (kadang-
kadang) tidak

dikenai biaya tambahan serta keleluasaan membayar tagihan, mengapa di dunia ini terdapat
tak kurang dari

42,7 juta pemegang kartu Amex (2002)? Jawabannya karena Amex telah mempromosikan
citra merek “hanya

untuk anggota (members only)” secara konsisten selama jangka waktu tertentu kepada dua
khalayak sasaran

yang berbeda – pelanggan pemegang kartu dan para pedagang eceran, hotel, maskapai
penerbangan, serta

98 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


restoran yang menerima Amex di tempat mereka. Kedua khalayak sasaran tersebut
mempercayai,

mengandalkan serta memiliki hubungan dengan Amex dan kartu kredit warna hijau yang
mudah

diidentifikasi.

Kampanye Bintang Emas Mesir merupakan “strategi komunikasi KB Nasional pertama di


negara

berkembang yang berfokus pada promosi kualitas pelayanan. Kampanye ini juga bertujuan

memosisikan klinik pemerintah sebagai sumber pelayanan berkualitas tinggi (Piotrow,


Kincaid,

Rimon, & Rinehart, 1997)”. Dalam beberapa tahap, program Bintang Emas akan memberi
merek

“Bintang Emas” pada klinik yang berhasil melampaui 101 persyaratan pada daftar yang
memuat

indikator peningkatan kualitas selama dua kuartal berurutan. Merek/logo “Bintang Emas” ini

mengungkapkan kepada klien potensial dan para tenaga kesehatan bahwa klinik tersebut

memenuhi persyaratan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Logo Bintang Emas

digunakan di seluruh klinik, pada semua materi kampanye, serta dipromosikan besar-besaran
di

media. Logo ini menjadi lambang identitas klinik jangka panjang untuk pelayanan yang

berkualitas.

Perilaku
Identitas perilaku jangka panjang umumnya tidak terdokumentasi dengan baik dan tidak biasa

dipikirkan dengan cara seperti ini. Namun, di Amerika, penggunaan sabuk pengaman mobil
selalu

dilakukan sehingga seringkali sulit menyadari bahwa hal tersebut telah menjadi perilaku
umum

selama 12 tahun terakhir (National Highway Traffic Safety Administration, 1999). Untuk

menanamkan perilaku ini, diperlukan kombinasi iklan layanan masyarakat, advokasi


kebijakan, dan

pemberian contoh. Sekarang, hampir semua negara bagian mempunyai Undang-Undang


Sabuk

Pengaman yang mengharuskan penggunaan sabuk pengaman bagi siapapun yang duduk di

bangku depan mobil. Semua produsen mobil diminta memberikan sabuk pengaman, baik di
jok

depan maupun belakang. Apakah penggunaan sabuk pengaman memang mempunyai


identitas

jangka panjang? Bacalah artikel di surat kabar, atau saksikan program berita di televisi yang

mengumumkan kecelakaan mobil yang fatal. Salah satu informasi kunci yang biasa
disebutkan

terkait dengan penggunaan sabuk pengaman oleh pengemudi atau penumpang.

Hal serupa berlaku juga untuk perubahan perilaku dalam komunikasi kesehatan. Program

komunikasi kesehatan dapat saja membangun identitas jangka panjang kepada klien dengan

mempromosikan produk, layanan, dan perilaku yang “dipercaya secara konsisten


memberikan
keunggulan, dan dipersepsikan pelanggan sebagai sesuatu yang relevan dan menonjol (Shore,

2001).” Identitas jangka panjang atau merek terdiri dari komponen yang nyata dan tidak
nyata.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 99


Apa saja manfaat identitas

jangka panjang untuk suatu

program kesehatan?

Identitas jangka panjang:

Mengintegrasikan program

kesehatan dan semua upayanya.

Identitas jangka panjang

menyatukan berbagai rangkaian

kegiatan dan fungsi program yang luas.

Seluruhnya dirancang untuk

membangun hubungan dengan

khalayak sasaran yang dituju

Memberikan proses komunikasi

yang konsisten dan efektif untuk

jangka waktu lama

Mendorong khalayak sasaran

untuk memelihara perilaku dengan

terlebih dahulu menganjurkan

khalayak agar mendukung dan

menerima pesan, serta tetap setia pada


kegiatanprogram

Membedakan produk atau pelayanan

program dari program lain.

Menarik partisipasi dan dukungan

terhadap program dari pihak-pihak

yang terlibat dalam perawatan

kesehatan, seperti petugas medis

dan pembuat kebijakan.

Komponen nyata adalah manfaat fungsional dari produk, seperti apa yang dilakukan oleh

produk tersebut, serta tanda identifikasi khusus apapun (logo atau nama). Komponen tidak

nyata adalah manfaat emosional dari produk tersebut seperti kepercayaan, kehandalan,

nilai tambah, dan kualitas perbedaan.

Konsep yang sama bisa digunakan dalam komunikasi perubahan perilaku. Sebagai contoh,

klien bisa terus menggunakan metode/program KB modern, dan berpikir positif tentang

metode modern tersebut karena manfaat fungsional (yaitu kehandalan) dan manfaat

emosionalnya (yaitu, memberikan perasaan aman dan percaya diri kepada klien).

Orang mempunyai sikap atau kepercayaan tertentu terhadap produk, pelayanan dan

perilaku, serta menyimpan cuplikan informasi dalam pikirannya. Sikap dan kepercayaan ini

bisa positif, negatif, atau kombinasi keduanya. Sebagai contoh, saat beberapa orang

berpikir positif mengenai istilah “keluarga berencana” dan mempraktikkan KB, yang lain

mungkin mengaitkan istilah tersebut dengan efek samping, atau menemukan bahwa KB
bertentangan dengan budayanya selama ini. Mengembangkan program identitas jangka

panjang bisa membantu memberikan kerangka cara berpikir seseorang mengenai perilaku

dengan memenuhi kebutuhannya, menggalang sikap positif, dan pada saat yang sama

juga menghilangkan perilaku serta kepercayaan negatif. Identitas jangka panjang, jika

dikelola dengan tepat dan berkesinambungan, akan membantu membangun hubungan

positif dan saling mempercayai antara khalayak sasaran dan perilaku yang diharapkan.

Tantangan Anda adalah membantu membentuk setiap aspek strategi komunikasi untuk

kepentingan mengembangkan dan memelihara identitas perilaku jangka panjang dalam

pemikiran khalayak sasaran. Tugas Anda adalah membantu memberikan identitas dan arti

perilaku, sementara pada saat yang sama memberikan kerangka kerja bagi mereka yang

melaksanakan strategi ini untuk membangun persepsi nilai perilaku yang dikehendaki

dalam pikiran khalayak sasaran. Tantangannya adalah mengembangkan identitas yang

kuat, strategi komunikasi yang berhasil, kesadaran masyarakat, dan loyalitas khalayak

sasaran.

Meskipun identitas (atau merek) jangka panjang biasanya dikaitkan dengan produk dan

pelayanan, istilah ini belum umum dikaitkan dengan perilaku. Tapi, proses identitas jangka

panjang akan membantu mengatur dan memberikan kerangka bagi seluruh program

kesehatan. Konsep kuncinya adalah memberi nama pada perilaku tersebut. Di Ghana,

100 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


untuk meningkatkan permintaan terhadap KB, identitas jangka panjang ini

dinamakan “Pilihan Hidup (Life Choices)”. KB bukan hanya program kesehatan yang

mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan, tapi juga dipandang sebagai alat

bantu yang memungkinkan khalayak mencapai tujuan hidup pribadinya. Lihat

contoh pada halaman ini mengenai penamaan upaya anti merokok yang diarahkan

kepada remaja Amerika sebagai “kebenaran (truth)”.

Penentuan Posisi (Positioning)

Komunikator perubahan perilaku menggunakan positioning untuk menentukan

pendekatan terbaik dalam memotivasi khalayak sasaran agar mengubah atau

mengadopsi perilaku tertentu. Setelah menentukan tujuan bagi khalayak sasaran

dan mengembangkan identitas jangka panjang, komunikator perlu memikirkan

bagaimana mereka akan memosisikan perilaku untuk mencapai tujuan dan

memelihara identitas jangka panjang. Positioning ini berhubungan erat dengan

identitas jangka panjang dan membangun citra perilaku yang diinginkan dalam

pikiran khalayak sasaran, serta membantu khalayak untuk mengingat, mempelajari,

bertindak dan mengadvokasikannya. Jadi, identitas jangka panjang adalah semua

yang diketahui dan dirasakan oleh khalayak sasaran mengenai produk, pelayanan

atau perilaku. Oleh sebab itu, positioning merupakan citra promosi yang dengan

sengaja dikomunikasikan kepada khalayak sasaran. Posisi yang efektif adalah sbb.:
Bergaung di antara khalayak sasaran.

· Membedakannya dari persaingan.

· Menonjol sebagai hal yang lebih baik dari alternatif lain yang diketahui.

· Memberikan manfaat senilai dengan biaya ataupun upaya yang dikeluarkan.

Agar berhasil di tengah masyarakat yang sudah terlalu dipenuhi komunikasi ini,

sebuah perusahaan harus menciptakan posisi tertentu dalam pikiran

prospeknya—posisi yang tidak hanya menimbang kekuatan dan kelemahan

perusahaan, tapi juga mempertimbangkan pesaingnya … IBM tidak menciptakan

komputernya. Sperry Rand-lah penemunya. Tapi IBM merupakan perusahaan

pertama yang membangun posisi komputer dalam pikiran prospeknya.

(Ries & Trout, 1981)

Contoh: Program "Kebenaran" ("Truth")

Di Amerika Serikat, program pengendalian tembakau

merupakan upaya berkesinambungan yang berhasil

menurunkan penggunaan tembakau.Tapi, kebiasaan

merokok di antara remaja kian meningkat. Ketika orang

mulai merokok di usia remaja, mereka akan kecanduan

tembakau dan lebih sulit berhenti merokok saat

dewasa.
The American Legacy Foundation mendanai program

untuk mengembangkan budaya "tidak merokok" di

antara orang muda. Guna mencapai hal ini, yayasan dan

mitra komunikasinya mengembangkan suatu program

identitas jangka panjang (atau memberi identitas

kepada program) yang memperlakukan aktivitas

merokok sebagai suatu "merek". Mereka menangani

program ini dengan cara yang sama seperti produsen

mengelola produk bermerek. Pertama-tama, dilakukan

penelitian yang memadai untuk mendapatkan

pengetahuan mengenai khalayak sasarannya.

Kemudian, dilakukan segmentasi khalayak menurut

perilaku tertentu.

3000 remaja di sekolah menengah berikut perilaku

sehat, kekhawatiran, cita-cita, nilai, deskripsi diri dan

keterkaitan sosialnya dipelajari. Diketahui bahwa remaja

terbuka untuk merokok, dan memulainya saat mereka

duduk di kelas 5, 6, atau 7. Remaja yang terbuka untuk

merokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk

menggunakan obat-obatan dan alkohol, serta tidak

berorientasi kepada masa depannya. Cita-citanya adalah


menjadi kaya, jadi pahlawan, punya mobil hebat, dan

balas dendam kepada orang yang membuat mereka

gusar. Wawasan kunci tentang mereka adalah

keinginannya berkuasa dan kemauannya terlibat dalam

serangkaian perilaku berisiko untuk berkuasa

(mengambil kendali dari orang tua, guru dan tokoh

berwenang lainnya).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 101


Positioning (pemosisian): dalam konteks rancangan strategis, positioning berarti

Kuasa diekspresikan sebagai "kebutuhan-kebutuhan

yang dinyatakan (need states)" seperti

pemberontakan, mengambil risiko, menyesuaikan diri,

mandiri, mengekspresikan diri, dan merasa dihargai.

Tembakau memuaskan semua keperluan yang

dinyatakan tersebut dalam pikiran remaja. Dengan

kata lain, penggunaan tembakau dilihat sebagai alat

bantu kendali.

Wawasan penting lainnya terkait dengan program. Jika

program ini ingin menjauhkan tembakau dari khalayak

sasaran tersebut, maka ia harus menggantikan

perilaku merokok dengan hal lain yang dapat

memenuhi keperluan akan suatu status dan kendali.

Oleh karena itu, program memberikan pengetahuan

kepada remaja (tentang tidak merokok), motivasi

(memberitahu cara untuk memberontak dan

mengambil risiko) serta kuasa (menaruh kendali di

tangan mereka). Pada saat yang sama, program

menghancurkan mitos, kebohongan dan kekeliruan


mengenai tembakau.

Strateginya adalah mengemas perilaku "tidak

merokok" sebagai suatu merek yang memberikan

sesuatu kepada para remaja hingga mereka ingin

bergabung-sebuah "lencana" yang mewakili

pemberontakan, keberanian mengambil risiko,

kemandirian, ekspresi diri dan penghargaan. Hasilnya

adalah program " Truth" (Kebenaran).Program ini

memosisikan perusahaan tembakau sebagai penjahat,

dengan memaparkan bukti penelitian akan adanya

tuntutan hukum yang terus menerus terhadap

perusahaan rokok.Tuntutan itu menyatakan bahwa

sebenarnya perusahaan rokok telah mengetahui

bahaya merokok, dan bahwa merokok menimbulkan

kecanduan. Namun, pada waktu yang sama,

perusahaan rokok tetap saja mempromosikan

produknya kepada orang muda.

menyajikan suatu isu, pelayanan atau produk dengan cara tertentu, sehingga

tampak menonjol jika dibandingkan dengan isu, pelayanan, atau produk sejenis

yang bersaing, menjadikannya menarik serta persuasif. Positioning menciptakan

suatu citra yang berbeda dan menarik, suatu pijakan yang bertahan dalam pikiran
khalayak sasaran. (Piotrow, Kincaid, Rimon & Rinehart, 1997)

Sektor pemasaran komersial menggunakan istilah “positioning” dalam lingkungan

yang kompetitif untuk menetapkan atau memosisikan sebuah produk di antara

produk lainnya. Jika sebuah mobil Cadillac termasuk golongan “mewah”, maka mobil

yang lain menjadi golongan “ekonomis,” seperti Hyundai. Jika pencuci rambut Clairol

menawarkan rambut yang mudah diatur, maka pencuci rambut L’Oreal memberikan

rambut yang megah dan berkilau. Posisi membantu mengomunikasikan perbedaan

yang menarik dan unik kepada khalayak sasaran. Pembedaan ini memang dirancang

untuk memberikan keunggulan bagi produk dalam kompetisi di pasaran.

Posisi membantu menentukan pendekatan strategis secara keseluruhan.

“Memosisikan merupakan saran bagaimana perubahan ini (perubahan

perilaku yang diharapkan) bisa disajikan kepada khalayak sasaran yang

dituju dengan cara yang paling persuasif… Dari sudut pandang

komunikasi, posisi bisa menjadi elemen kunci karena menentukan cara

orang melihat suatu produk/pelayanan/perilaku, bagaimana mereka

akan mengingat kegiatan komunikasinya, dan sejauhmana hal tersebut akan

mendorongnya untuk melakukan tindakan” (Piotrow, Kincaid, Rimon & Rinehart,

1997).

Pikirkan pemosisian sebagai suatu cara untuk memasukkan PUNCH ke dalam

strategi. Positioning itu ...


Positive—selalu positif.

Unique—selalu unik.

Niche—mengembangkan tempat khusus dalam pikiran khalayak sasaran.

Competitive—selalu bersaing.

Helps—selalu membantu khalayak sasaran dengan memberikan manfaat

102 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Positioning berarti memberikan tanda-tanda yang bisa diingat oleh khalayak sasaran.

Tujuannya adalah untuk mengetahui mengapa mereka harus mengadopsi suatu

perilaku, sambil memberi dasar untuk taktik komunikasi: iklan, promosi, pengemasan,

publisitas, peristiwa khusus, KIP (komunikasi interpersonal), komunikasi berbasis

masyarakat, dan program advokasi. Semua ini akan membentuk perkembangan pesan

dan pemilihan saluran. Selain itu, memastikan bahwa pesan-pesan akan tetap

konsisten, dan bahwa setiap upaya atau kegiatan komunikasi akan saling memperkuat

kegiatan lain serta memberikan efek kumulatif.

Banyak perusahaan menggunakan simbol agar mereknya lebih mudah diidentifikasi.

Berikut ini adalah dua contoh logo perusahaan yang dikenal luas (Intel dan Coca-Cola).

Banyak program kesehatan mencapai keberhasilan dengan menggunakan strategi

positioning. Di Zambia, contohnya, salah satu aspek kampanye HEART adalah

mengungkapkan manfaat abstain dari akitivitas seksual bagi gadis remaja. Anak

perempuan mendapatkan banyak tekanan dari sebayanya untuk terlibat dalam

hubungan seks sebagai satu cara untuk membuktikan cintanya kepada anak lelaki.

Mereka juga percaya bahwa anak lelaki harus meminta pacarnya untuk melakukan

hubungan seksual, jika anak laki-laki itu memang benar-benar mencintainya. Anak
perempuan menyatakan bahwa mereka ingin menjaga status abstinensinya

(berpantang dari aktivitas seksual). Gadis-gadis ini membutuhkan dukungan untuk

merasa bahwa perilaku ini semestinya dibanggakan. Pernyataan positioning dari

kampanye HEART adalah “Kegadisan merupakan sesuatu yang harus dibanggakan”.

Slogan kampanyenya adalah “Virgin Power, Virgin Girl” –“Kuasa Perawan - Kebanggaan

Perawan.”

Bagan 4.1 menunjukkan berbagai strategi positioning yang digunakan di beberapa

negara, berikut logo yang berfungsi sebagai alat bantu komunikasi untuk

melambangkan posisi (Piotrow, Kincaid, Rimon & Rinehart, 1997

Dengan mengungkapkan "kebenaran" tentang

perusahaan rokok, kampanye itu memberikan

alasan bagi orang muda untuk melakukan

pemberontakan terhadap perusahaan

tembakau besar dan berwenang yang berusaha

mencelakakan mereka. Pesan dirancang

dengan menempatkan remaja sebagai

pemegang kendali, hingga memungkinkan

mereka membantu memaparkan kenyataan

mengenai perusahaan tembakau besar.

Kelompok organisasi remaja diatur untuk

membantu memaparkan "kebenaran" ini.


Kelompok tersebut memungkinkan remaja

memberontak dan menyesuaikan diri ke dalam

kelompok pada saat yang sama. Mereka

dihargai dan mampu berhubungan secara

sosial. Rancangan pesan, pengaturan kelompok,

penelitian, dan monitoring serta evaluasi

menjadi bagian dari sistem pembentukan

identitas jangka panjang, atau penciptaan

merek. Program ini berhasil membangun

hubungan antara khalayak sasaran (remaja)

dengan mereknya (“kebenaran”). Negara

bagian Florida melaporkan bahwa kampanye

ini menghasilkan angka kesadaran yang tinggi,

perubahan signifikan dalam sikap/kepercayaan

dan menurunkan angka merokok di kalangan

remaja.

(Sly,Heald & Ray, 2001)

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 103


104 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan

Bagan 4.1: Berbagai Strategi Position

Dengan memfokuskan pikiran pada karakteristik,

positioning strategis memberikan identitas yang bisa

diingat, punya tempat dalam pikiran masyarakat dan

tenaga kesehatan tentang program kesehatan reproduksi/

KB. Simbol yang didesain dengan baik bisa membantu

menentukan posisi suatu pelayanan, produk, ide, atau

program.

Perlu diingat, positioning adalah tentang persepsi. Bahkan

jika khalayak sasaran berpikir bahwa suatu perilaku atau

perilaku tandingannya tidak lengkap, atau bahkan sedikit

tidak benar, maka persepsi khalayak sasaran merupakan

realitas yang harus dihadapi oleh komunikator kesehatan.

Mengetahui hal ini, dengan cara mendengarkan khalayak

sasaran, akan membantu komunikator kesehatan untuk

menentukan posisi program guna memenuhi kebutuhan

segmen khalayak sasaran.

Komunikator strategis memahami bahwa realitas adalah

sesuatu yang didasarkan pada yang dipercayai oleh

khalayak sasaran, dan bukan hanya hal yang dianggap

tepat oleh komunikator kesehatan. Realitas juga

berdasarkan pada yang ingin didengar atau dilihat


khalayak sasaran, dan bukan hanya hal-hal yang menurut

komunikator kesehatan harus mereka ketahui. Memahami

wawasan khalayak sasaran akan membantu komunikator

untuk memosisikan (atau memosisikan kembali) perilaku,

yang jika dikomunikasikan secara konsisten akan bertahan

dalam pikiran khalayak sasarannya.

Bangladesh

Green Umbrella

(Payung Hijau)

Serangkaian pelayanan

perlindungan untuk

keluarga berencana -

pelayanan KB,

kesehatan ibu dan anak

- ditawarkan dengan

lambang payung hijau.

Brazil

PROQUALI

Proquali merupakan

model akreditasi

berorientasi klien untuk

meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan.
Elemen kuncinya adalah

peran tenaga kesehatan

dan masyarakat-hal ini

ditunjukkan dengan

slogan kampanye dalam

klinik: "Kesehatan untuk

Anda, kepuasan bagi

kita".

Francophone Afrika

Gold Circle

(Lingkaran Emas)

Proyek ini merupakan

inisiatif dari proyek

wilayah Santé Familiale

et Prévention du SIDA

(SFPS), yang berfokus

pada peningkatan

pelayanan KB. Logo

melambangkan

pandangan klien

tentang kualitas:

tenaga kesehatan

kompeten yang
tersenyum, siap

mendengarkan, dan

memberi pelayanan

kepada klien.

Bolivia

Las Manitos

"Kesehatan

reproduksi ada di

tangan Anda". Logo

ini memberdayakan

dan mendorong

masyarakat untuk

bertindak demi

kepentingan mereka

sendiri.

Bolivia

Carpa Lila

(Tenda Lila)

Tenda Lila mewakili

pelayanan masyarakat

daerah terpencil yang

melibatkan masyarakat,

puskesmas dan sekolah


setempat, dalam

meningkatkan

kesehatan keluarga.

Nigeria

Nigeria's New Baby

(Bayi Baru Nigeria)

Logo ini memuat

gambar pasangan yang

sedang menggendong

bayi dan memberikan

gambaran bahwa

penjarangan kelahiran

akan memastikan

kesehatan bayi. Logo

menggambarkan

berbagai tenaga

kesehatan dengan satu

simbol-klinik, rumah

sakit, apotik, dan lainlain

Filipina

Sentrong Sigla

(Pusat Vitalitas)

Sentrong Sigla
merupakan bagian

program DepKes yang

memungkinkan unit

pemerintah setempat

memberikan pelayanan

berkualitas dalam suatu

sistem desentralisasi

pelayanan kesehatan.

Sentrong Sigla

melakukan sertifikasi

dan secara terbuka

memberikan

penghargaan kepada

fasilitas kesehatan yang

memenuhi standar

kualitas nasional.

Mesir

Gold Star

(Bintang Emas)

Lambang kualitas bintang

emas yang ditunjukkan

pada logo memberitahu

masyarakat bahwa klinik


tersebut memenuhi

standar yang tinggi. Klien

mengharapkan pelayanan

yang baik, dan tenaga

kesehatan berharap dapat

menawarkannya.
Langkah-langkah Untuk Mengembangkan Suatu Posisi

Langkah kunci pertama dalam mengembangkan suatu posisi adalah mengetahui arah gerakan
khalayak sasaran

untuk mendapatkan produk dan pelayanan kesehatan, serta bagaimana perilaku mereka saat
ini.

Contohnya, apakah khalayak sasaran pergi ke fasilitas kesehatan masyarakat, tenaga


kesehatan swasta, ke dukun

atau sama sekali tidak kemana-mana? Apakah khalayak sasaran menggunakan susu botol,
atau memberikan

makanan padat lebih awal dari yang direkomendasikan untuk menggantikan ASI? Untuk
pencegahan HIV/AIDS,

apakah pria muda yang sudah aktif secara seksual tidak melindungi dirinya sendiri? Apakah
mereka melakukan

hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan?

Penting sekali untuk mengetahui apa yang dilakukan khalayak sasaran dan mengapa mereka
melakukannya.

Sebagian besar orang berperilaku dengan cara tertentu karena mereka mendapatkan manfaat
dari perilaku

tersebut. Jadi, Anda harus memahami mengapa mereka melakukannya, dan apa yang mereka
dapatkan dari

perilaku tersebut, sebelum memosisikan perilaku tertentu untuk menentangnya. Cara lain
untuk pendekatan ini
adalah “mengidentifikasi persaingan”. Jadi, pertanyaan pertama yang diajukan adalah, ”Apa
yang dilakukan oleh

khalayak sasaran sekarang ini? Apa alasannya?”

Langkah kunci kedua adalah menentukan perilaku positif macam apa yang bisa disampaikan
secara realistis

kepada khalayak, yang lantas akan mereka persepsikan sebagai suatu hal yang bermanfaat.
Langkah ini mungkin

memerlukan riset tambahan tentang khalayak sasaran. Mulailah dengan mengkaji dan
mengikuti langkahlangkah

dasar ini:

· Analisalah kemampuan program, identifikasi perbedaannya dari program lain (dari “Analisa
Situasi”).

· Analisalah persepsi khalayak sasaran tentang produk, pelayanan atau perilaku (dari “Analisa
Situasi” dan

“Segmentasi Khalayak”).

· Buatlah daftar khalayak sasaran dan karakteristik mereka (dari “Segmentasi Khalayak”).

· Cocokkan karakteristik produk, pelayanan, atau perilaku, dengan kebutuhan dan keinginan
khalayak

sasaran.
· Eksplorasilah alternatif positioning.

· Buatlah sebuah pernyataan positioning.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 105


Lihat contoh berikut dan lembar kerja 4.1 untuk melengkapi langkah-langkah ini.

Contoh-contoh positioning:

1.

Berdasarkan perbedaan produk: Apakah produk mempunyai fitur yang unik?

Suntikan memberi perlindungan bagi ibu selama 1 hingga 3 bulan terhadap kehamilan

yang tidak diinginkan hanya dengan sekali suntikan saja.

2.

Berdasarkan atribut/manfaat kunci: Manfaat apa yang bisa kita tawarkan dan

dianggap bermanfaat oleh khalayak sasaran? Bintang Emas, pelayanan kesehatan

reproduksi berkualitas tinggi di Mesir.

3.

Berdasarkan klien/pengguna: Ciptakan suatu citra kepada khalayak sasaran bahwa

pelayanan atau produk tersebut hanya untuk mereka. Klinik yang bersahabat diarahkan

untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi untuk remaja.

4.

Berdasarkan penggunaannya: Kapan dan di mana suatu pelayanan atau produk

digunakan? Hari Imunisasi Nasional – tanggal tertentu saat imunisasi diberikan.

5.

Bertentangan dengan suatu kategori: Memosisikan suatu produk atau pelayanan

bertentangan dengan seluruh spektrum produk atau pelayanan pada kategori

tersebut.Tenaga kesehatan yang ramah dan peduli dibandingkan dengan semua


tenaga kesehatan yang ada.

6.

Berlawanan dengan pesaing tertentu: Merek pesaing. Kondom merek A dibandingkan

dengan merek B.

7.

Berdasarkan hubungannya: Hubungkan suatu produk atau pelayanan dengan gaya

hidup. Sabun Lux: sabun para bintang. Kalau saya menggunakan sabun Lux, saya

seperti bintang film.

8.

Berdasarkan masalah: Bagaimana suatu produk, pelayanan atau perilaku akan dapat

memecahkan suatu masalah. Oralit membantu mengurangi dehidrasi akibat diare.

106 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Saat mengkaji beberapa kemungkinan posisi, gunakanlah daftar tilik ini untuk membantu

menentukan yang paling tepat.

Daftar tilik: Pertanyaan mengenai posisi:

1. Apakah bergema di antara khalayak?

2. Apakah akan bertahan?

3.

Apakah berbeda dari pesaingnya? Apakah mewakili sesuatu yang lebih baik, atau

berbeda dari yang dinilai?

4.

Apakah mewakili strategi yang layak? Apakah program memberikan janji atau

manfaat?

5. Apakah mendukung pandangan program?

6. Apakah mewakili visi yang jelas?

7.

Apakah orang yang terlibat dalam pengorganisasiannya telah secara jelas menyatakan

posisinya?

8. Apakah hal ini mendorong kegiatan komunikasi yang inovatif?

Mengembangkan Pernyataan Positioning (Positioning Statement)

Pernyataan positioning menjelaskan bagaimana perilaku akan ditempatkan dalam pemikiran

khalayak sasaran. Jadi, sama sekali bukan slogan yang mengundang. Pernyataan positioning
membantu penulis mengembangkan slogan yang menarik perhatian. Namun, yang dimaksud

dengan positioning statement bukanlah slogan itu sendiri. Pernyataan positioning tidak boleh

dimasukkan ke dalam materi komunikasi yang akan diberikan kepada khalayak. Pernyataan

positioning merupakan panduan bagi pendekatan strategis dan pesan yang menyertainya.

Pernyataan-pernyataan Positioning Iklan*

Komputer Apple – “Mudah digunakan”

BMW – “Kinerja yang hebat”

Federal Express – “Dijamin sampai esok-hari”

Visa – “Diterima dimana saja”

Volvo – “Keamanan”

Langkah berikutnya adalah mengeksplorasi alternatif-alternatif strategis, guna mencari satu

alternatif yang paling masuk akal, berdasarkan posisi yang telah dipilih Anda dan tim.

*http://faculty.cox.smu.edu/~rsethura/mktg6301/course_files/positioning_lec4.ppt

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 107


Lembar kerja 4.1: Lembar Kerja Pernyataan Positioning

Petunjuk: Kembangkan satu atau dua kalimat sejelas mungkin tentang posisi produk,

pelayanan atau perilaku. Pastikan Anda memasukkan nama produk, pelayanan atau

perilaku, keunikan yang membedakannya dari pesaing, dan manfaatnya bagi

khalayak sasaran. Ingat, ini bukan slogan. Pernyataan positioning merupakan

pendahuluan suatu slogan, yang digunakan untuk memberikan informasi kepada

tim kreatif saat mengembangkan sebuah slogan.

Contoh: Bintang Emas: Mesir

Pernyataan positioning untuk Bintang Emas: Mesir

Di Klinik Umum Bintang Emas, Anda akan mendapatkan pelayanan KB

berkualitas tinggi dengan biaya sangat rendah. Tenaga kesehatannya

ramah dan profesional, serta mempunyai dedikasi untuk melayani Anda

dan keluarga. Dimanapun Anda lihat Bintang Emas, akan Anda temukan

kualitas.

108 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lembar kerja 4.1 Pernyataan Positioning

Petunjuk: Kembangkan satu atau dua kalimat sejelas mungkin tentang posisi

produk, pelayanan atau perilaku. Pastikan untuk memasukkan nama produk,

pelayanan atau perilaku, keunikan yang membedakannya dari pesaing, dan

manfaatnya bagi khalayak sasaran. Ingat, ini bukan slogan. Pernyataan

positioning merupakan pendahuluan suatu slogan, yang digunakan untuk

memberikan informasi kepada tim kreatif saat mengembangkan sebuah slogan.

Pernyataan positioning untuk

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 109


Langkah 3dari 4

Pendekatan Strategis

Langkah 3:

Mengeksplorasi Alternatif-Alternatif Strategis

Membandingkan tugas kita dengan pekerjaan seorang arsitek, lagi-lagi, akan

membantu. Dalam membangun sebuah rumah, arsitek punya banyak pilihan. Ia

mengetahui jumlah kamar tidur dan toilet yang diperlukan kliennya; ia tahu bahwa

rumah harus mempunyai ruang keluarga, dapur, lemari pakaian, dan mungkin ruangan

lain yang sudah ditentukan sebelumnya. Tapi, tetap saja ia punya banyak

pilihan. Apakah ia harus merancang rumah tiga lantai, atau rumah yang semua

ruangannya ada di satu lantai? Apakah kamar tidurnya harus menghadap ke timur,

barat, selatan atau utara? Di lahan sebelah mana rumahnya harus dibangun –

mengambil jarak dari jalan, atau lebih dekat ke jalan namun halaman belakangnya

besar? Arsitek yang berpengalaman akan mengeksplorasi alternatif-alternatif

menggunakan keterampilan matematis dan logika, serta bakat kreatif untuk

mencari rancangan terbaik. Hal serupa juga berlaku pada tim strategi komunikasi.

Berhubung terdapat banyak cara untuk memecahkan masalah komunikasi, maka

cara terbaik untuk maju adalah membuat daftar kemungkinan pemecahan serta
mulai menyeleksi pilihan tersebut.

Tabel 4.1 pada halaman berikut mencantumkan contoh-contoh alternatif strategis

lengkap dengan keuntungan dan kerugian masing-masing hal. Kajilah tabel ini

untuk lebih mengenal ragam pendekatan yang tersedia.

Tabel 4.1: Beberapa Alternatif Pendekatan Strategis

Daftar ini dapat digunakan untuk semua keperluan. Bagi Anda dan tim, kuncinya

adalah mencari alternatif yang paling mewakili kebutuhan yang sudah

diidentifikasi melalui diskusi dan pemikiran. Kajilah tabel 4.1 (hal 119) untuk

membantu Anda membuat daftar alternatif strategis. Gunakan daftar tilik 4.1 (hal

122) untuk mengkaji pertimbangan pendekatan strategis. Kemudian, gunakan

lembar kerja 4.2 (hal 124) untuk menuliskan ide-ide Anda.

110 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel 4.1. Beberapa Alternatif Pendekatan Strategis

Pendekatan Strategis Penjelasan Contoh* Keuntungan Kerugian

Penjajakan daerah baru Merupakan konsep yang

baru bagi mereka yang

tidak mempraktikkan

perilaku alternatifKomputer rumah; tetes

Vitamin A

Berdasarkan kebutuhan khalayak.

Tidak mempunyai asosiasi negatif.

Memperkenalkan ide, konsep baru

Masyarakat lambat bertindak.

Kesadaran generasi datang lebih

dulu

Mahal

Kompetitif Mengalihkan perilaku saat

ini kepada perilaku yang

diinginkan

Kontrasepsi modern

dibandingkan dengan

metode tradisional

Masyarakat sudah mempraktikkan


perilaku.

Khalayak yang sudah disegmentasi

perlu memahami manfaat yang

jelas, sehingga perilaku mereka

bisa dialihkan.

Harus menawarkan perbedaan

manfaat sejelas mungkin.

Masyarakat mungkin

mempunyai komitmen total

terhadap perilaku sekarang, dan

tidak terbuka untuk perubahan.

Trading Up (Peralihan Beralih dari perilaku yang Dari pil ke Kontraseptif Masyarakat sudah
punya Mengikis dasar yang sudah

pada Sesuatu yang diharapkan pada perilaku jangka panjang untuk ibu kecenderungan untuk
ada (harus mengubah dasar

Lebih Baik) yang lebih bermanfaat

bagi khalayak sasaran

yang tidak ingin punya anak

lagi

mempraktikkannya.

Memberikan pemecahan lebih

baik untuk memenuhi kebutuhan

sesungguhnya.
yang sudah ada).

Mungkin terlalu kecil untuk

menjustifikasi investasinya.

Strategi segmentasi Pengguna vs bukan (lihat Bab 2, lembar kerja 2.4) Memahami perbedaan
Bisa makan biaya lebih banyak.

khalayak pengguna; perkotaan vs antarsegmen. Efektif jika

pedesaan; dari praktik segmennya besar dan memiliki Harus digunakan hanya jika

sampai pada advokasi cukup akses untuk pesannya memang perlu

mengembangkan program. dibedakan.

Berorientasi produk Pemasaran sosial (social

marketing)

Menjual merek kondom

tertentu

Prinsip pemasaran berlaku - lebih

mudah mengembangkan

rencana; memungkinkan Anda

menciptakan iklan yang mantap

dan nyata berdasarkan profil

khalayak yang berbeda.

Memerlukan penelitian

mendalam untuk mengetahui

pengguna baru atau ulangan,

dan lain-lain. Bisa melacak


penjualan, tapi perlu analisa

penjualan. Mahal.

Berorientasi kemasan Pelayanan yang

dirangkaikan untuk suatu

khalayak, atau demi

kenyamanan.

Paket pelayanan

kesehatan esensial

Menambah nilai bagi khalayak

sasaran.

Memberi manfaat yang

jelas - kenyamanan.

Janji yang dipromosikan

harus siap di tingkat petugas.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 111


Tabel 4.1. Beberapa Alternatif Pendekatan Strategis (Lanjutan)

Pendekatan Strategis Penjelasan Contoh* Keuntungan Kerugian

Berorientasi pelayanan Promosi tenaga kesehatan;

kualitas dalam pelayanan.

Ghana - Kami Peduli Membantu membangun tuntutan

akan pelayanan berkualitas tinggi

Memerlukan program pelatihan yang

besar. Mungkin memerlukan

komitmen dana yang besar untuk

perlengkapan, fasilitas, dll

Menciptakan merek Merupakan identifikasi sistem

pelayanan atau produk

Bangladesh -

Payung Hijau

Merupakan cara efektif untuk

mempersatukan seluruh program

Aspek program lain harus memberikan

janji merek yang sama.

Musiman Melakukan semua upaya

dalam jangka waktu tertentu

Hari Imunisasi Nasional Bisa mengonsentrasikan


sumberdaya untuk jangka waktu

pendek. Padat.

Tidak langgeng. Harus diulang

setiap musim.

Berfokus pada media Menggunakan media sebagai

pusat aktivitas program

Radio Tanzania Efektif, jika media sangat kuat

menjangkau khalayak sasaran

Membatasi komunikasi untuk

berfokus pada saluran, dan bukan

pada khalayak sasaran atau pelayanan.

Mungkin tidak menjangkau daerah

pedesaan yang miskin

Berbasis masyarakat Bergerak dalam lingkup

partisipasi atau masyarakat

Puentes - Peru Efektif di tingkat masyarakat Terbatas secara geografis. Untuk

meningkatkan skalanya, biayanya mahal.

Diarahkan oleh yang

mempengaruhi

Menggunakan advokasi Demokrasi dan

pemerintahan - hukum

warisan bagi perempuan

Nigeria
Baik untuk mengubah kebijakan;

memberi dukungan untuk

program berikutnya yang

berfokus pada khalayak sasaran

Terbatas hanya pada pembuat

pendapat. Mungkin memerlukan

kampanye untuk menciptakan

permintaan supaya memotivasi pihak

yang berpengaruh

Berfokus pada KIP

(Komunikasi Interpersonal)

Berdasarkan konseling,

pelayanan pribadi

Nepal Bisa mengonsentrasikan sumber

ke beberapa bidang untuk

mendapatkan dampak yang tinggi

Memberikan hasil terbatas pada

perubahan perilaku tanpa

penekanan di tingkat lainnya

Fokus nasional, lokal,

regional - geografis

Ketika kebutuhan tertentu ada

di suatu daerah.Sistem
kesehatan yang berbeda

memerlukan strategi yang juga

berbeda.Tidak tersedia di

semua tempat.

Strategi HIV/AIDS

Tanzania - "Ishi"

Efektif di tingkat

tenaga kesehatan.

Mahal

Mungkin tidak memenuhi

tujuan nasional

Berfokus pada pusat Menempatkan wahana hiburan

yang mendidik sebagai jangkar

strategi komunikasi. Semua hal

lain bergerak di sekitar program.

Soul City - Afrika Selatan Menarik perhatian khalayak yang

besar. Menggunakan contohcontoh

untuk menunjukkan

perilaku positif.

Bisa menyampaikan berbagai

pesan, dan mengulangnya setelah

beberapa lama.

Terfokus pada media massa, dan


mungkin tidak relevan di tingkat

masyarakat. Kemungkinan tidak

menjangkau orang yang tidak punya

akses terhadap media. Memerlu- kan

keahlian teknis untuk

menghasilkan program berkualitas baik.

* Jika ingin mempelajari lebih jauh tentang contoh-contoh yang ditunjukkan pada tabel 4.1,
silakan kunjungi www.jhuccp.org

112 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel 4.1: Pertimbangan-Pertimbangan Pendekatan Strategis

Apakah strategi mempertimbangkan : Apakah hal tersebut spesifik? Ya / Tidak

1. Khalayak sasaran? Apa sajakah segmen khalayak sasaran? Pengguna atau non-pengguna?
Khalayak

primer atau khalayak yang berpengaruh?

2. Tujuan-tujuan? Akankah strategi memenuhi tujuan-tujuan perubahan perilaku? Apakah

keuntungannya jelas?

3. Positioning? Apakah hal itu memperkuat positioning yang diiginkan?

4. Memaksimalkan keuntungan kompetitif? Apakah hal itu membedakannya?

Apakah hal itu memberikan sebuah celah (niche) atau fokus?

Apakah hal itu berperan bagi keunggulan program?

Apakah hal itu mengarahkan keuntungan kompetitif yang diiginkan khalayak dan

tidak dapat dipenuhi dalam persaingan?

5. Tahapan-tahapan perubahan perilaku yang

berbeda?

Apakah pendekatan tersebut merupakan strategi multitahap? Apakah merupakan

strategi satu tahap?

6. Pemilihan waktu (timing)? Bagaimanakah ketepatan waktu dalam mencapai tujuan-tujuan


yang ada?

7. Urutan (sequence) dan waktu (timing) saluran


dan peralatan?

Dapatkah strategi memandu urut-urutan alat-alat bantu komunikasi?

8. Lingkup alat-alat komunikasi? Apakah strategi menggabungkan dan memadukan


serangkaian alat bantu?

9. Skala? Tingkat nasional, regional, dan/atau masyarakat lokal?

10. Sumberdaya? Apakah terjangkau?

Apakah merupakan cara terbaik dalam pembelanjaan anggaran?

11. Perilaku yang berkelanjutan? Apakah strategi mendorong khalayak sasaran untuk
melanjutkan

perilakunya?

12. Identitas jangka panjang? Apakah strategi memperkuat identitas jangka panjang?

13. Alternatif pendekatan strategis? Apakah strategi-strategi yang lain dipikirkan?

Apakah strategi yang dipilih memenuhi tujuan lebih baik daripada strategi lainnya?

14. Strategi program? Apakah strategi membantu pemenuhan tujuan-tujuan program


tersebut?

15. Membangun dukungan yang luas?Akankah stakeholders utama mendukung dan


menerapkannya?

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 113


Contoh Lembar Kerja 4.2: Pengembangan Alternatif-alternatif Strategis

Tujuan: Wanita usia 18-29 tahun yang akan menggunakan metode KB jangka pendek untuk
mengatur jarak

kelahiran anak-anak mereka.

Pendekatan Deskripsi Keuntungan Kelemahan Apakah kita memiliki Komentar Rating

Strategis apa yang dibutuhkan

dalam

pelaksanaannya?

1-5

(5

tertinggi)

Mempromosikan Program KB akan Tenaga konseling dapat Klinik-klinik mungkin Sebagian


besar lokasi Memiliki 4

pelayanan diperkenalkan sebagai

pilihan yang berbeda

melalui penyediaan

konseling/penyuluhan.

Hasilnya mengacu pada

jumlah kehadiran klien

di klinik-klinik.
menawarkan pilihan dan

informasi yang akurat;

Memberikan dukungan

material yang dapat

menunjukkan bahwa

program/metode ini

memang berbeda;

Posisi tenaga konseling

sebagai ahli yang

bersahabat, siap

tidak mampu melatih

cukup tenaga konseling

dalam satu periode;

Khalayak mungkin tidak

menerima tenaga

konseling sebagai pihak

yang dapat dipercaya.

Seluruh lokasi mungkin

tidak sesuai.

sudah tepat;

Tenaga konseling bisa

dilatih;

Material sudah ada di


tempatnya.

kemungkinan

terbesar untuk

mencapai tujuantujuan.

Pemanfaatan Mengidentifikasi kaum Membantu perempuan Mengidentifikasi Sulit


mengidentifikasi Bukan strategi yang 2

jaringan sosial wanita di dalam

masyarakat sebagai

sosok yang dapat

membantu

"menyebarkan"

program KB, melalui

penyuluhan.

memahami keberadaan

pihak-pihak lain yang

memanfaatkan dan

menyetujui

penggunaannya.

penyuluhan bakal sulit

dan makan waktu

pihak-pihak jaringan

sosial; Pada saat

sekarang, perempuan
tidak mau melakukan

penyuluhan

secara terbuka.

realistis untuk

diwujudkan.

Keterlibatan Memperkenalkan peran Para istri akan lebih Suami mungkin tidak Suami dan
istri tidak Suami bakal sulit 2

suami suami sebagai kunci

pemakaian program KB.

Menekankan komunikasi

perkawinan melalui

media dan penyuluhan.

nyaman menggunakan

program KB dengan

persetujuan suamisuami

mereka

mau menerima;

Ia mungkin tidak

menyetujui

mendiskusikan

masalah-masalah

kesehatan

reproduktif.
diyakinkan bahwa

ia punya peran yang

bisa dijalankan.

114 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh Lembar Kerja 4.2: Pengembangan Alternatif-alternatif Strategis (Lanjutan)

Pendekatan Deskripsi Keuntungan Kelemahan Apakah kita memiliki Komentar Rating

Strategis apa yang dibutuhkan

dalam

pelaksanaannya?

1-5

(5

tertinggi)

Posisi menentang Pesan-pesan akan Menunjukkan Aborsi mungkin Komunitas Hal ini juga 1

aborsi menyampaikan program

KB sebagai pilihan yang

lebih aman dan sehat

bagi wanita, daripada

menggugurkan

kehamilan yang tidak

diinginkan.

keunggulan kompetitif

(dari segi keamanan,

kesehatan, dan biaya)

subjek yang terlalu

sensitif bagi wanita.


keagaamaan akan

menolak lebih kuat.

sensitif secara politik.

Komunikasi Dipandu kampanye Apakah secara sosial Pemimpin-pemimpin Masih


membutuhkan Akan dilaksanakan 3

langsung pada advokasi (penyuluhan) diterima; masyarakat mungkin upaya untuk sebagai
bagian

pemimpinkepada

para pemimpin Menetapkan normatidak

akan menerima; mengubah perilaku strategi, tapi tidak

pemimpin masyarakat untuk norma sosial di dalam perorangan. dijadikan pendekatan

masyarakat mendukung program KB. masyarakat. Mereka akan membantu

menyediakan

lingkungan, tetapi

mungkin tidak

mengakibatkan

tindakan.

utama karena pesanpesan

langsung

kepada khalayak

primer jauh lebih

penting

Membuat Menekankan berbagai Memiliki kemampuan Proses produksi mahal;


Memungkinkan Baik sebagai bagian 3
program TV keunggulan program KB untuk memerankan dilakukan; bauran komunikasi,

pendidikan melalui

serangkaian perilaku model; Dapat meningkatkan tapi tidak dapat

hiburan yang program TV hiburanminat,

tapi mungkin Kita memiliki anggaran melibatkan

bermuatan pendidikan Dapat menjangkau tidak menyebabkan untuk memproduksi


keseluruhan program,

pendekatan (edutainment), dan banyak pemirsa dalam tindakan (aksi lanjutan). (acara)
mengingat perempuan

strategis. mendukung pesanpesan

ini melalui

saluran-saluran lainnya.

waktu bersamaan;

Membangun

kredibilitas.

tidak mengetahui ke

mana harus bertanya

tentang metode KB

ini.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 115


Lembar Kerja 4.2: Pengembangan Alternatif-alternatif Strategis

Pendekatan

Strategis

Deskripsi Keuntungan Kelemahan Apakah kita memiliki

apa yang dibutuhkan

dalam

pelaksanaannya?

Komentar Rating

1-5

(5

tertinggi)

116 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 4:Langkah 4dari 4

Menentukan Pendekatan Strategis dan DasarPendekatan Strategis

Pemikiran/Alasan

Setiap pendekatan strategis membutuhkan dasar atau alasan pendukung yang

menyertai upayanya. Penulisan alasan pendukung memungkinkan Anda

memahami ketepatan pendekatan yang dipilih, sekaligus mengidentifikasi

kekurangan yang mungkin ada. Lebih dari itu, Anda dan tim kemungkinan

berkesempatan untuk mempresentasikan dan mempertahankan pendekatan ini

dalam beberapa kesempatan. Dengan demikian, sebuah alasan pemikiran yang

dipertimbangkan dengan baik akan berfungsi sebagai dasar yang kuat untuk

membenarkan pendekatan Anda.

Lembaran 4.3: Kesimpulan Pendekatan Strategis dan Alasan

Pendukungnya

Contoh: Uganda

Pendekatan strategis ini berorientasi pada pelayanan. Pendekatannya akan:

Mengembangkan ketersediaan metode KB permanen jangka panjang ( LTPM) ke lokasi-


lokasi baru
melalui lokasi-lokasi dan jenis-jenis layanan persalinan baru yang dioperasikan oleh tenaga
medis

terlatih, didukung oleh media massa dan masyarakat

karena:

1. Metode jangka panjang permanen (LTPM ) ini tidak dapat diperoleh beberapa anggota
khalayak

sasaran yang dimaksud.

2. Persepsi terhadap kualitas pelayanan masih rendah.

3. Kekhawatiran dan kesalahpahaman tentang cara kerja program/metode mencegah upaya


khalayak

sasaran dalam mencari pelayanan.

Contoh:

Pendekatan dan Dasar Pertimbangan

Di Bangladesh,The Smiling Sun tersenyum di banyak

klinik di seluruh pelosok negara tersebut. Seseorang

dapat pergi berkeliling negeri, dan melihat papan tanda

Smiling Sun di daerah pedesaan maupun perkotaan.The

Smiling Sun adalah simbol kehangatan dan kepedulian

dalam pelayanan kesehatan yang disediakan oleh klinikklinik,

sebagai bagian dari Program Kependudukan dan

Kesehatan Nasional Terpadu (National Integrated


Population and Health Program-NIPHP). NIPHP adalah

proyek kerjasama klinik kesehatan pedesaan

nonpemerintah yang dikelola oleh Pathfinder-sebuah

klinik kesehatan perkotaan nonpemerintah yang

dimanajeri John Snow, Inc. (JSI), dan Pusat Program

Komunikasi Bangladesh (Bangladesh Center for Communication

Program-BCCP), dengan bantuan dana dari

USAID. Tujuan utama program ini adalah memberikan

pelayanan kesehatan menyeluruh, dengan meningkatkan

kualitas namun tetap berbiaya rendah, melalui pelatihan

terpadu dan pemeliharaan pasokan klinik-klinik

nonpemerintah yang bermutu di seluruh Bangladesh.

Pendekatan strategisnya adalah menggunakan klinik

kesehatan sebagai sumber utama informasi dan

pelayanan, serta memposisikan klinik-klinik tersebut

sebagai tempat yang menawarkan tenaga-tenaga

kesehatan yang penuh perhatian, hangat, dan pedulisesuatu

yang dapat dilakukan oleh seluruh klinik dalam

jejaring kerja organisasi nonpemerintah, sekaligus

sesuatu yang menurut riset menjadi tuntutan khalayak.

Faktor ini membantu membedakan klinik-klinik tersebut

dengan klinik-klinik swasta dan berbagai fasilitas

kesehatan pemerintah. Strateginya meliputi program


identitas jangka panjang yang membantu pemosisian

klinik-klinik yang menawarkan tenaga kesehatan yang

hangat dan peduli (berbiaya rendah) melalui kampanye

merek mengacu pada Klinik Smiling Sun (Paribark

Shastho). Alat-alat promosi meliputi iklan radio dan

televisi, pemakaian lencana oleh tenaga-tenaga

kesehatan, papan petunjuk, billboard, dan materi-materi

pendukung lainnya. Lebih dari itu, logo The Smiling Sun

dipadukan dalam seluruh brosur, pamflet dan bahanbahan

layanan lainnya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 117


Lembar Kerja 4.3: Rangkuman Pendekatan Strategis dan Alasan

Pendukungnya

Pendekatan strategisnya adalah:

karena:

Langkah Berikutnya

Bab 5 dan 6 akan menjelaskan bagaimana menggunakan pendekatan

strategis untuk merancang poin pesan yang spesifik, serta memilih alatalat

serta saluran yang tepat. Pesan-pesan dan saluran terpilih

118 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Referensi

Aaker, D.A. (1996). Building Strong Brands. New York:The Free Press. American Express

Company Quarterly Earnings Report, First Quarter 2002. (2002). Additional Financial

Information (PDF) [On-line].

Allen, F. (1994). Georgia Trend. (12 ed.) (Vols. 9) (pp.55). ISSN: 0882-5971.World’s Most

Valuable Brands (2000). Interbrand [On-line]. Available: www.interbrand.com

National Highway Traffic Safety Administration (1999). Fourth Report to Congress.

Effectiveness of Occupant Protection Systems and Their Use. Washington, DC: U.S.

Department of Transportation.

Piotrow, P.T.,Kincaid, D.L., Rimon, J.G.I., & Rinehart,W. (1997). Health Communication:

Lessons from Familly Planning and Reproductive Health. Westport, CT:Praeger Publishers.

Ries, A.&Trout, J. (1981). Positioning:The Battle for Your Mind. New York: McGraw-Hill.

Shore, D.A. (2001). Creating Brands People Know and Trust. Cambridge, MA:Harvard

University.

Sly,D.F., Heald, G.R., & Ray, S. The Florida “Truth” Anti-tobacco Media Evaluation:Design,
First Year Results, and Implications for Planning Future State Media Evaluations. Tobacco

Control 10, 9-15.2001.

Smith, P., Berry C., & Pulford, A. (1997). Strategic Marketing Communications.

London:Kogan Page.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 119


Bab 5

Penyusunan Pesan

Pada akhir bab ini, pembaca diharapkan memahami tujuan pernyataan pesan dan cara

merangkum pemikiran atau alasan strategis pengembangan pesan. Selain itu, pembaca

akan belajar cara mengisi lembar kerja pernyataan pesan melalui tahapan berikut ini:

Langkah 1:

Mengidentifikasi Fakta Penting, yang Jika Dikenali,

Akan Mengarah pada Perubahan Perilaku yang Diharapkan

Langkah 2:

Mengidentifikasi Janji kepada Khalayak yang Akan Memotivasi Mereka untuk

Mengadopsi atau Menyesuaikan Perilaku

Langkah 3:

Menentukan Dukungan atas Janji yang Merangkum Alasan Tentang Mengapa

Khalayak Harus Mempercayai Janji Tersebut

Langkah 4:

Menggambarkan Persaingan Pesan

Langkah 5:
Mengembangkan Pernyataan Utama Berkesan Menarik dan Bertahan Lama,

yang Diharapkan Akan Ditangkap Khalayak Usai Mendengar atau

Menyaksikan Pesan

Langkah 6:

Menjabarkan Profil Pengguna yang Diinginkan : Bagaimana Khalayak

Menangkap Kesan Seseorang yang Menggunakan Produk atau Layanan yang

Tengah Dipromosikan

Langkah 7:

Mengidentifikasi Poin-poin Pesan Utama yang Akan Disertakan dalam Semua

Pesan Komunikasi yang Disampaikan oleh Para Mitra Pelaksana Strategi

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 121


Gambaran Umum

Guna memastikan bahwa pendekatan strategis sudah cukup jelas bagi para

pelaksana proyek dan satuan kerja, teman Anda, sang arsitek, akan

mengembangkan sketsa, rencana, sampai cetak biru (skema kerja). Dengan

mengikuti cetak biru tersebut, subkontraktor akan menjalankan pendekatan

strategis sang arsitek: tukang listrik memasang kabel, tukang ledeng memasang

pipa-pipa dan sistem ventilasi, tukang kayu membangun rangka, dan semua

anggota tim bekerja sama melaksanakan strategi tersebut.

Pernyataan pesan yang akan Anda pelajari dalam bab ini memainkan fungsi yang

sama dengan cetak biru sang arsitek, yaitu menuangkan hal-hal yang benar-benar

ingin dicapai oleh tim kreatif Anda.

Gambaran Umum

Guna memastikan bahwa pendekatan strategis sudah cukup jelas bagi para

pelaksana proyek dan satuan kerja, teman Anda, sang arsitek, akan

mengembangkan sketsa, rencana, sampai cetak biru (skema kerja). Dengan

mengikuti cetak biru tersebut, subkontraktor akan menjalankan pendekatan

strategis sang arsitek: tukang listrik memasang kabel, tukang ledeng memasang

pipa-pipa dan sistem ventilasi, tukang kayu membangun rangka, dan semua

anggota tim bekerja sama melaksanakan strategi tersebut.

Pernyataan pesan yang akan Anda pelajari dalam bab ini memainkan fungsi yang

sama dengan cetak biru sang arsitek, yaitu menuangkan hal-hal yang benar-benar

ingin dicapai oleh tim kreatif Anda.

122 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bersama tim, Anda telah menyelesaikan banyak pekerjaan mendasar dalam mengembangkan
suatu

strategi komunikasi kesehatan. Menggunakan teori komunikasi yang kuat, temuan-temuan


penelitian,

serta pemikiran analitis, Anda dan rekan kerja—seperti petugas kesehatan dan pihak terkait
lainnya—

telah menajamkan permasalahan dan menganalisa situasi serta semua faktor yang
mempengaruhi

komunikasi. Anda juga telah mengidentifikasi segmen-segmen khalayak primer (utama) dan
khalayak

sekunder, menentukan tujuan perubahan perilaku yang diinginkan, dan merancang


pendekatan

strategis dengan baik. Pernyataan positioning, bersama dengan pendekatan strategis,


memberikan

arah dan panduan dalam mengidentifikasi sebuah tema sentral bagi keseluruhan strategi
komunikasi.

Dari sini, Anda akan melangkah pada tahap pengembangan pesan untuk masing-masing
komponen

strategi.

Pernyataan pesan (message brief) merupakan dokumen yang dikembangkan oleh tim
komunikasi, dan

disampaikan kepada para ahli di sebuah biro periklanan, biro Humas, para penulis dan
perancang

kreatif, atau organisasi lain, atau kepada orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
pengembangan

pesan. Para ahli kreatif menggunakan pernyataan pesan sebagai landasan pemikiran untuk
mengembangkan konsep-konsep kreatif. Perlu diingat, para ahli inilah yang bertugas

mengembangkan materi-materi kreatif. Tim perencana komunikasi kesehatan membuat garis


besar

mengenai pesan “apa” yang ingin disampaikan. Sementara, para ahli kreatif akan menentukan
eksekusi

atau pelaksanaannya, yaitu tentang “bagaimana” pesan-pesan tersebut dirancang. Semakin


jelas

pernyataan pesannya, semakin besar kemungkinan efektivitas pesan komunikasi. Sebuah


pernyataan

pesan yang “ketat” atau jelas, tidak sembarangan ditafsirkan, sehingga kecil kemungkinan
bakal

disalahartikan. Pesan yang dibentuk dengan baik memungkinkan para ahli kreatif menggali
berbagai

pendekatan. Bandingkan dengan pesan yang menggunakan kata-kata umum—lepas-lepas.


Pesan

semacam ini akan membingungkan, hingga membuat para ahli kreatif bertanya-tanya tentang
apa

yang sesungguhnya diinginkan dan dibutuhkan klien.

Agar bisa berkomunikasi secara efektif dengan khalayak, tim komunikasi perlu merancang
pesanpesan

yang: (1) sesuai strategi, (2) relevan, (3) dapat menarik perhatian, (4) mudah diingat, dan (5)
dapat

memotivasi. Bab ini menyajikan cara untuk merangkum hal-hal yang perlu diketahui para
ahli kreatif

tentang isu kesehatan dan kebutuhan komunikasi khalayak, sekaligus memberikan garis besar
mengenai hal-hal kunci yang akan membawa perubahan perilaku yang diharapkan, serta janji
atau

manfaat yang dapat diperoleh khalayak sasaran. Idealnya, pesan semacam ini akan
memotivasi

khalayak untuk mengadopsi atau mengikuti perubahan tersebut. Anggota tim komunikasi
kemudian

menentukan dukungan atas janji tersebut, dan mengembangkan suatu pesan yang dapat
memberi

kesan penting dan bertahan lama bagi khalayak sasaran.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 123


Akhirnya, tim komunikasi menggambarkan bagaimana persepsi khalayak sasaran yang
diasosiasikan

dengan pengguna produk, jasa atau perilaku. Hasil yang diharapkan dari bab ini adalah
sebuah pedoman

singkat yang sederhana, dan secara lengkap dapat menggambarkan pesan komunikasi yang
harus

dikerjakan atau dibuat.

Rancangan Pesan

Rancangan pesan merupakan elemen pada semua saluran komunikasi, seperti KIP
(Komunikasi

Interpersonal), aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat, dan media massa. Semakin tinggi


intensitas pesan

memperkuat satu sama lain (melalui saluran komunikasi yang berbeda-beda), semakin tinggi
kemungkinan

efektivitas dampak pesan tersebut. Pembuat pesan komunikasi kesehatan yang strategis harus
membuat

pesan utama yang konsisten dan relevan, atau sesuai untuk diterapkan pada semua saluran
dan media

komunikasi yang digunakan. Konsistensi dan relevansi tersebut akan menambah keefektifan
keseluruhan

strategi komunikasi yang dijalankan. Caranya dengan memastikan, misalnya, bahwa penyedia
jasa

kesehatan, penggerak masyarakat, dan para pelaksana yang dihadirkan dalam suatu siaran
radio
menyampaikan poin-poin pesan kunci yang sama. Melalui pendekatan ini, bukan berarti para
pembuat

pesan komunikasi kesehatan hanya membuat satu pesan untuk semua saluran tersebut. Lebih
tepatnya

begini: para perencana akan mengidentifikasi poin-poin kunci pada setiap pesan yang

dikomunikasikan kepada khalayak, apapun saluran atau perangkat komunikasi yang


digunakan.

Garis Besar Pernyataan Pesan

Ada berbagai ragam alat bantu penyusun pesan. Kesemuanya dirancang untuk dapat
menghasilkan konsepkonsep

dan pesan-pesan kreatif. Dalam bidang periklanan komersial misalnya, “creative brief (brief
kreatif )”

digunakan untuk tujuan ini. Dalam konteks buku ini, message brief (diterjemahkan sesuai
konteks

‘pernyataan pesan’—peny.) dinyatakan sebagai cara untuk memperoleh pemahaman


mengenai khalayak.

Pemahaman ini merupakan salah satu konsep kunci dalam merancang pesan-pesan yang
sesuai dengan

khalayak. Dengan mengisi garis besar perancangan pesan, Anda dan tim akan memperoleh
dokumen

sederhana yang menjabarkan pesan apa yang sebaiknya disampaikan dan dilakukan.

Pesan yang akan dikampanyekan mempunyai dua bagian utama: komponen strategi dan
komponen
pengembangan pesan. Demi kelengkapan, keseluruhan garis besar disajikan di sini, sekalipun
lembar kerja

5.1,“Komponen Strategis,” telah dilengkapi mengikuti langkah-langkah dalam Bab 1 sampai


Bab 4.

Agar berfokus pada komponen pengembangan pesan, lengkapilah langkah-langkah dalam


lembar kerja 5.2.

124 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lembar Kerja 5.1: Garis Besar Pernyataan Pesan – Komponen Strategis

Petunjuk: Simpulkan berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan.

Contoh: FriendlyCare – Jaringan Klinik Keluarga Berencana (KB) di Philipina

(Rencana Komunikasi FriendlyCare…2000)

1. Pernyataan tujuan dari Bab 1: Apa tujuan yang

harus dicapai oleh pesan-pesan ini?

Memperkenalkan merek FriendlyCare, menciptakan kesadaran, serta

kunjungan-kunjungan ke klinik.

2. Deskripsi khalayak dari Bab 2: Siapa khalayak Khalayak sasaran terdiri dari para pasangan
yang belum terpenuhi

sasarannya? Merujuklah pada latihan “melukis kebutuhannya ber-KB, pasangan yang


menggunakan metode tradisional, dan

potret” dalam Bab 2, untuk memahami para perempuan berusia 15-45 tahun. Perempuan
berusia lebih muda lebih

keinginan, kebutuhan, dan harapan khalayak. terbuka terhadap KB. Mereka ingin mencegah
dan menunda kehamilan untuk

meningkatkan hubungan dengan suaminya, dan untuk menimbulkan

perasaan lebih baik mengenai diri mereka sendiri. Masalahnya, mereka tidak

meyakini adanya metode KB yang sesuai untuk itu. Mereka menyimpan

kekhawatiran mengenai efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan


alat atau metode KB baru tersebut. Khalayak sasaran menginginkan metode

KB yang pasti, aman, dan mudah digunakan. Pasangan ini umumnya berasal

dari kelompok konsumen kelas “C” dan “D”—kelas yang “mampu membayar

pelayanan KB dengan harga terjangkau.”

3. Tujuan dari Bab 3: Perubahan perilaku seperti

apa yang diharapkan?

Tujuan 1. Memperkenalkan merek FriendlyCare sebagai agen swasta

terkemuka yang menawarkan pelayanan KB/ kesehatan keluarga yang

berkualitas dan terjangkau.

Tujuan 2. Menjangkau 70% penduduk kelas “C” dan “D,” serta meningkatkan

proporsi pelayanan KB dibandingkan dengan pelayanan kesehatan keluarga.

4. Positioning dan identitas jangka panjang

dari Bab 4.

FriendlyCare adalah tempat yang ramah-berkualitas, yang menjadi mitra

saya dalam ber-KB dan dalam merawat keluarga saya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 125


Lembar Kerja 5.1: Garis Besar Brief Pesan – Komponen Strategis

Petunjuk: Simpulkan berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan.

1. Pernyataan tujuan dari Bab 1: Apa tujuan yang harus dicapai

oleh pesan-pesan ini?

2. Deskripsi khalayak dari Bab 2: Siapa yang menjadi khalayak

sasarannya? Merujuklah pada latihan "melukis potret" dalam Bab 2,

untuk memahami keinginan, kebutuhan dan harapan khalayak.

3. Tujuan dari Bab 3:Perubahan perilaku seperti apa yang diharapkan?

4. Positioning dan identitas jangka panjang dari Bab 4.

126 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah-Langkah Melengkapi

Lembar Kerja 5.2

Langkah 1Langkah 1dari 7

Penyusunan Pesan

Mengidentifikasi Fakta Kunci

Anda bersama tim akan menentukan tema sentral bagi strategi komunikasi. Dengan berpijak

pada tema utama ini, Anda bisa melengkapi sebuah pernyataan pesan untuk setiap

komponen strategi, dan memastikan agar seluruh pesan dapat saling mendukung satu sama

lain. Langkah berikut ini, “Mengidentifikasi Fakta Kunci,” sangat penting untuk

mengembangkan sebuah pesan yang disusun dengan baik untuk suatu komponen strategi

tertentu.

Perencana komunikasi strategis mencari faktor utama atau fakta terpenting mengenai

masalah atau situasi kesehatan, yang jika dikenali dalam upaya komunikasi, akan mengarah

pada perubahan perilaku yang diharapkan. Fakta kunci tersebut bisa berupa hambatan atau

peluang. Pemilihan satu fakta terpenting menjadi kunci dalam penyampaian pesan, karena

pesan hanya akan efektif jika ditujukan pada satu masalah tertentu saja. Proses pemilihan

fakta kunci mendorong para perencana pesan untuk melihat sejauhmana relevansi dan
nilai penting pesan, yang membuat pesan itu bernilai.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam analisa situasi, Anda bersama tim perlu

mengidentifikasi fakta kunci. Hal tersebut akan mempertajam pemahaman Anda tentang

permasalahan dan peluang-peluang untuk menyelesaikannya. Sejalan dengan kemajuan

perencanaan, Anda dapat mengamati sejumlah fakta yang mungkin menentukan kerja

kreatif. Fakta kunci dapat mengusulkan perlunya :

Menghapuskan masalah yang dihadapi klien terhadap produk atau ide.

Memperbaiki persepsi yang salah atau tidak lengkap yang kemungkinan dimiliki khalayak.

Menekankan atau memperluas manfaat yang ditawarkan program.

Contoh-Contoh Fakta Kunci

Masyarakat dengan status sosial ekonomi

rendah di Filipina percaya pada program KB,

namun merasa tidak ada tempat untuk

meminta nasihat.

Pria di Tanzania tidak mengetahui manfaat

pemakaian kondom. Selain itu, kondom

dianggap mengurangi kepuasan seksual. Oleh

karena itu, angka penggunaan kondom di


Tanzania rendah.

Walaupun terdapat minat tinggi untuk

mempelajari HIV/AIDS di Lagos, Nigeria, para

pemuda-pemudi tidak merasa berisiko dan

tidak sepenuhnya memahami dampak perilaku

mereka yang berisiko tinggi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 127


Memperkuat alasan penggunaan produk atau memberikan suatu cara yang

tidak terduga untuk menggunakan produk atau jasa.

Mengisi kekosongan.

Contoh-Contoh Pernyataan Janji

Sebuah kampanye sepatu atletik Nike yang sukses

menggunakan kalimat kunci (tag line) "Just Do It"

(Advertising theme lines..2002). Kalimat tersebut

muncul di televisi dan media cetak, tapi tidak pernah

disampaikan dalam bentuk audio. Strategi Nike

adalah membiarkan penonton menafsirkan sendiri

pesan tersebut, sembari menampilkan beragam

perempuan dan laki-laki yang menjalani gaya hidup

aktif. Sebuah gaya hidup tempat khalayak bisa

mewujudkan mimpi adalah janjinya; sedangkan

sepatu Nike berfungsi sebagai penunjang janji

tersebut.

Dalam proyek FriendlyCare, pesan program

memberikan janji pada konsumen bahwa di

FriendlyCare mereka akan menemukan teman atau

mitra yang ahli dalam masalah KB dan perawatan

keluarga.
Program pencegahan kanker ingin meningkatkan

jumlah konsumen (Lefebvre et al., 1995) yang

menyantap sedikitnya lima porsi buah-buahan dan

sayuran setiap hari. Pernyataan berupa janji yang

relevan dan dapat memotivasi khayalak sasaran lalu

diidentifikasi, termasuk pesan-pesan berupa "Makan

lima porsi buah-buahan dan sayuran setiap hari akan

membuat saya awet muda," "Menyajikan buah dan

sayur lebih banyak akan menjadikan saya orang tua

yang lebih baik," dan "Makan lebih banyak buah dan

sayur akan membantu saya mengurangi berat

badan." Pendekatan kesehatan masyarakat

tradisional mungkin akan menjanjikan bahwa

dengan menerapkan perilaku 5-Kali-Sehari (5-A-

Day), konsumen akan mengurangi risiko terkena

kanker. Tetapi,pra-uji menunjukkan bahwa

pernyataan janji di atas lebih membujuk dan

relevan.

Langkah 2Langkah 2dari 7

Mengidentifikasi Janji Penyusunan Pesan

Langkah kedua adalah mengidentifikasi janji atau manfaat program bagi

anggota khalayak sasaran yang akan mendorong mereka untuk mengubah


perilaku (Lihat definisi perubahan perilaku dalam Bab 3). Tujuan langkah ini

adalah memilih janji yang paling persuasif. Artinya, janji yang dinilai paling

menarik dan mampu membujuk khalayak primer. Janji merupakan keuntungan

nyata yang akan dipahami khalayak setelah menerima pesan. Janji harus

berfungsi membedakan pesan dari komunikasi mengenai produk, pelayanan,

atau perilaku lain. Janji semestinya menyampaikan manfaat seperti “Remaja

yang kuat dan bahagia” atau “bayi Anda akan hidup lebih lama dan lebih sehat,

serta semakin kuat.” Jadi, bukan sebuah atribut produk seperti “alat kontrasepsi

hormonal modern.” Atribut seharusnya digunakan hanya ketika atribut itu

mengomunikasikan dan menunjang keuntungan konsumen.

Dengan kata lain, janji adalah manfaat khusus bagi khalayak yang diinginkan

oleh ahli komunikasi kesehatan agar diasosiasikan khalayak pada tujuan atau

perubahan perilaku. Sebagai contoh, janji akan perasaan aman dan terlindung

dari penularan HIV atau penyakit menular akibat hubungan seksual lainnya

(Sexually Transmitted Disease—STD) dengan menggunakan kondom merupakan

janji nyata bagi khalayak agar menerapkan suatu perilaku khusus. Janji

merupakan menfaat bagi klien yang daya tariknya biasanya berdasarkan emosi,

serta konsisten dengan atribut produk, jasa dan/atau perilaku. Walaupun sebuah

produk, pelayanan atau perilaku bisa memberi lebih dari satu manfaat, penting

kiranya menyoroti satu manfaat tunggal saja. Mengharapkan khalayak untuk

mengasosiasikan janji dengan lebih dari satu manfaat dapat membingungkan

mereka dan mengurangi dampak (yang ingin dicapai) pesan tersebut.


128 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Sebuah janji tidak perlu dikaitkan secara langsung dengan suatu produk,

pelayanan atau perilaku. Dalam banyak kasus, pemberian janji-janji memberi

kesan bahwa produk, jasa, atau perilaku tersebut ditujukan bagi jenis-jenis orang

atau pengalaman tertentu. Pendekatan tersebut khususnya relevan ketika

produk, jasa atau perilaku yang bersaing dianggap sama sifatnya.

Tugas paling menantang dalam mengembangkan strategi komunikasi adalah

menemukan pesan berisi janji yang akan digaungkan kepada khalayak.

Menantang di sini dikarenakan penentuan janji tersebut didasarkan pada

pemahaman yang jelas mengenai khalayak sasaran. Mengidentifikasi janji

mungkin bakal memerlukan penelitian tambahan yang bersifat formatif guna

menganalisis situasi. Terdapat banyak metode untuk mendapatkan informasi

tersebut. Mengingat ada beragam cara dalam mengumpulkan informasi untuk

menentukan manfaat-manfaatnya, salah satu yang terbaik adalah bekerja sama

dengan perusahaan riset yang berpengalaman di bidang komunikasi.

Langkah 3Langkah 3dari 7

Penyusunan Pesan

Menetapkan Dukungan
Langkah ke-3 adalah menentukan pernyataan pendukung yang merangkum

alasan mengapa konsumen mesti mempercayai janji tersebut. Pernyataan

pendukung didasarkan pada temuan riset yang telah dianalisis, guna memahami

pesan macam apa yang dianggap credible—dapat dipercaya khalayak. Bagi

khalayak, kepercayaan terhadap pesan bisa saja terkait dengan alasan faktual

atau emosional. Dalam pernyataan pesan, pernyataan dukungan merangkum

alasan mengapa janji tersebut bermanfaat bagi khalayak, dan mengapa janji

tersebut mampu mengatasi berbagai hambatan dalam penggunaan produk atau

pelayanan, atau dalam mengadopsi perilaku.

Contoh-Contoh Pernyataan

Dukungan:

Alasan Faktual : Penggunaan kondom dapat

mencegah penularan penyakit hingga 99.9

%. Semua dokter merekomendasikan

penggunaannya.

Alasan Emosional: Dengan menggunakan

kondom, kekhawatiran Anda akan penularan

penyakit yang menyebabkan ketidaksuburan,


penurunan kualitas hidup, bahkan mematikan,

akan berkurang. .

Keduanya-Alasan Emosional dan Faktual :

Di Mesir, Proyek Pelayanan Klinik (The Clinical

Services Project- CSI), mempromosikan

pelayanan Keluarga Berencana-nya sebagai

"Pelayanan Berkualitas dengan Biaya

Terjangkau." Pernyataan faktual menunjukkan

bahwa klinik ini memiliki peralatan modern

dengan biaya terjangkau, mudah dicapai,

bersih dan nyaman. Sementara pernyataan

dengan alasan emosional menunjukkan

bahwa klinik tersebut direkomendasikan oleh

pelanggan yang sudah pernah menikmati

pelayanan klinik ini.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 129


Langkah 4dari 7

Penyusunan Pesan

Langkah 4

Menggambarkan Persaingan Pesan

Berbagai faktor kemungkinan membatasi kemampuan khalayak untuk menerapkan perilaku


yang ditawarkan

pesan, sekalipun khalayak memahami, merasa berkaitan dengan pesan, kemudian termotivasi
oleh pesan itu.

Norma-norma sosial, misalnya, membatasi kemampuan atau hak seorang perempuan untuk
menggunakan

alat KB, hingga menjadi penghalang bagi dirinya untuk pergi ke klinik dan menentukan alat
kontrasepsi

terbaik yang paling sesuai untuknya. Di banyak negara, HIV/AIDS masih dianggap sebagai
hal tabu.

Akibatnya, banyak individu berisiko tertular seringkali merasa diintimidasi oleh tes
(pengujian), penyuluhan,

atau perawatan, karena takut akan dampaknya bagi mereka di lingkungan masyarakatnya.

Sebagian besar orang bertingkah laku tertentu karena memperoleh manfaat dari perilaku
tersebut. Dalam
kasus seperti contoh tadi, seorang wanita memutuskan tidak mendatangi klinik (KB) dengan
tujuan agar

hubungannya dengan sang suami dan keluarga tetap baik. Ada juga yang – memutuskan tidak
menjalani tes

HIV/AIDS, konseling dan perawatan HIV/AIDS, supaya status pribadi dan reputasinya di
tengah masyarakat

tetap terlindungi. Adalah penting kiranya memahami alasan-alasan di balik sikap-sikap


semacam ini, ketika

menyusun pesan-pesan baru.

Persaingan pesan juga muncul dalam bentuk yang lebih tradisional. Seorang konsumen
memiliki beberapa

pilihan tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, atau membeli produk-produk


kesehatan. Bagi

organisasi yang mempromosikan klinik atau merek produk mereka sendiri, misalnya,
khalayak akan

mengevaluasi pesan komunikasi dalam kaitannya dengan alternatif lain yang tersedia bagi
mereka. Seringkali,

tantangan dalam menganalisis persaingan muncul dalam persoalan bagaimana


menerjemahkan keunggulan

relatif (relative advantage) menjadi keunggulan mutlak (absolute advantage).

Pemikiran mengenai kompetisi pesan ini berkaitan dengan pernyataan tentang pernyataan
positioning yang

telah dikembangkan dalam Bab 4, ”Pendekatan Strategis.” Harap diingat, sebuah posisi yang
efektif harus bisa
membedakan diri dalam kompetisi pesan. Kepada khalayak, pernyataan positioning
membantu

menyampaikan perbedaan, poin-poin yang menarik dan unik, yang memang sengaja
dirancang dalam suatu

pesan guna menunjukkan keunggulan sebuah produk atau pelayanan.

Bab 4 juga menegaskan bahwa positioning menciptakan petunjuk yang mudah diingat oleh
khalayak,

mengapa sebaiknya ia menerapkan perilaku tertentu. Ide ini juga tertuang dalam langkah 3
dari Bab 5,

”Menentukan Dukungan.” Harap diingat, pernyataan pendukung sebaiknya menyatakan


alasan mengapa janji

pesan akan memberi manfaat bagi khalayak, dan mengapa janji tersebut dianggap bisa
mengalahkan

130 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


berbagai hambatan untuk menggunakan produk atau pelayanan, ataupun untuk menerapkan
perilaku tersebut. Anda

akan berhadapan dengan sejumlah hal dalam proses perancangan strategi, di mana konsep
kompetisi mulai berperan.

Anda bersama tim perlu memiliki pendapat yang konsisten mengenai apa yang disebut
dengan kompetisi, dan

mengapa khalayak harus menuruti pesan Anda dibandingkan dengan pesan-pesan lainnya.

Langkah 5Langkah 5dari 7

Mengembangkan Pernyataan Utama Berkesan Menarik dan MampuPenyusunan Pesan

Bertahan Lama, yang Diharapkan Akan Ditangkap Khalayak Usai

Mendengar atau Menyaksikan Pesan

Melalui suatu pesan, diharapkan akan hadir suatu kesan utama yang dapat bertahan lama,
yaitu kesan yang diingat

orang setelah menyaksikan atau mendengar pesan tersebut. Ini meliputi pikiran, perasaan, dan
sikap khalayak terhadap

produk, pelayanan, atau perilaku yang ditawarkan pesan. Dengan kata lain, inilah pesan
“yang dibawa (take away)”,

termasuk ajakan melakukan tindakan tertentu.

Kesan keseluruhan bukanlah suatu slogan, tetapi berupa keyakinan dan perasaan yang
semestinya diperoleh khalayak

akibat komunikasi tersebut. Pesan yang disampaikan bisa tersurat atau tersirat, bisa pula
disampaikan dengan bahasa
verbal (lisan dan tulisan) maupun nonverbal. Anda mestinya membuat pesan yang beragam
atau memiliki banyak sisi,

namun mampu memberikan kesan tunggal yang dapat membantu menciptakan suatu
pernyataan pesan yang kuat.

Pesan seperti itu dapat menyampaikan identitas, membentuk gambaran di benak khalayak,
dan membantu

membangun identitas jangka panjang produk, pelayanan, atau perilaku.

Contoh

Pernyataan Janji: FriendlyCare adalah

mitra dan teman dalam perencanaan

dan perawatan keluarga saya.

Pernyataan Kesan Keseluruhan:

Klinik FriendlyCare dapat memberikan

pelayanan dengan penuh kasih,

berkualitas tinggi, dan terjangkau bagi

saya dan keluarga, seperti pelayanan

dari fasilitas kesehatan yang mahal.


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 131
Langkah 6dari 7

Penyusunan Pesan

Contoh

Di Nigeria, sebuah kampanye untuk mempromosikan

saluran pelayanan hotline HIV/AIDS, menggunakan media

massa untuk menjalin komunikasi dengan pemuda-pemudi

berusia 15-24 tahun, yang tinggal di wilayah metropolitan

Lagos (Nigeria HIV/AIDS Creative Brief, 2001).Tujuan

kampanye adalah menjadikan khalayak sasarannya

berpengetahuan dan mau membahas HIV/AIDS secara

terbuka. Hotline HIV/AIDS tersebut dimaksudkan untuk

memberikan informasi kepada khalayak mengenai topik

ini.

Berdasarkan penelitian, tim strategi memutuskan profil

pengguna yang diinginkan.Yaitu, para pemuda dan

pemudi yang "dalam proses mengetahui" atau sudah

berpengetahuan HIV/AIDS. Pesan-pesan komunikasi dan

materi kampanye menguatkan profil pengguna yang


diinginkan tersebut, dengan menampilkan karakter

pengguna yang percaya diri dan disegani oleh sebayanya.

Pesan disampaikan melalui dialog dan bahasa tubuh

dalam berbagai materi komunikasi.

Langkah 6

Menjabarkan Profil Pengguna yang Diinginkan

Anda dan tim perlu mengidentifikasi karakter kepribadian penting yang

diasosiasikan khalayak dengan penggunaan produk, layanan, atau perubahan

perilaku. Setiap pesan membuat pernyataan mengenai jenis orang yang

menurut khalayak menggunakan produk, layanan, atau menerapkan perilaku.

Anda, sebagai ahli strategi, harus berpikir seperti khalayak dan bertanya:

· Profil orang seperti apa yang akan menggunakan produk atau pelayanan

ini? Siapa yang mau mengadopsi perilaku ini?

· Apakah orang lain akan meniru pengguna tersebut?

· Apa sisi menarik pengguna yang membuat orang lain terinspirasi untuk

menjadi seperti mereka?

· Apakah pengguna tersebut dianggap pintar, peduli dengan keluarganya,

modern, dan bertanggung jawab?


132 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Langkah 7Langkah 7dari 7

Penyusunan Pesan

Mengidentifikasi Poin-Poin Pesan Kunci

Contoh

Berdasarkan langkah 1 hingga 6, Anda kini telah siap mengidentifikasi pesan

kunci yang akan disampaikan oleh mitra-mitra pelaksana strategi melalui semua

Di Ghana, pesan kunci kampanye "Life Choices"

pesan dan saluran komunikasi. Pesan kunci ini akan disampaikan lewat beragam adalah
bahwa KB merupakan sarana untuk

cara, tergantung pada bagaimana agen periklanan atau ahli komunikasi lainnya

mencapai tujuan hidup Anda. Kampanye tersebut

mengembangkan ide tersebut. Sebuah pesan kunci bisa merupakan tema

utama, seperti pada konsep “Pilihan Hidup (Life Choices)” (Materi

Kampanye...2001) di Ghana. Pesan kunci bisa juga digunakan secara khusus


sebagai slogan iklan atau pesan penyuluhan, bahkan dapat dikembangkan

menjadi kegiatan berbasis masyarakat.

Terlepas dari cara penyampaian atau siapa yang menyampaikan pesan, semua

pesan semestinya tetap mengandung informasi inti yang sama. Para petugas

kesehatan di klinik, penyuluh kesehatan, petugas farmasi, petugas lapangan,

maupun mitra kesehatan lainnya, semestinya tetap menekankan poin-poin pesan

kunci dalam upaya mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan.

menyoroti hubungan antara keputusan-keputusan

pasangan suami istri tentang KB (kapan mulai ber-KB,

alat kontrasepsi atau metode ber-KB apa yang akan

digunakan, berapa jumlah anak yang diinginkan,

bagaimana jarak kelahiran antara satu anak dengan

anak lainnya) mempengaruhi tujuan hidup yang telah

disusun bagi mereka sendiri.

Berbagai saluran dan alat bantu telah digunakan

untuk menyampaikan pesan-pesan "Life Choices."

Semua saluran dan alat-alat bantu tersebut didasarkan

pada pesan kunci yang sama, yang kesemuanya

saling menunjang satu sama lain. Pada level


masyarakat, contohnya, diadakan pertemuan yang

memberi ruang bagi para akseptor yang puas dengan

program KB untuk mendiskusikan atau memaparkan

pengalaman mereka. Dalam pertemuan itu, dibahas

bagaimana keputusan mereka akan kesehatan

Tip : Ikuti ’Tujuh C’ berikut ini untuk komunikasi efektif

(Williams, 1992) saat mengembangkan pesan :

reproduksinya memungkinkan mereka mengejar

1. Command Attention (Bangkitkan perhatian)

2. Cater to the heart and head (Pengaruhi emosi dan pikiran).

3. Clarify the message (Perjelas pesan).

4. Communicate a benefit (Sampaikan manfaatnya).

5. Create trust (Ciptakan kepercayaan).

6. Convey a consistent message (Sampaikan pesan yang konsisten).

7. Call for action (Ajaklah untuk bertindak)

berbagai tujuan lain dalam hidupnya. Pihak Humas


(PR) berencana menghadirkan seseorang sebagai

juru bicara terlatih yang tampil disaluran televisi dan

radio, guna membahas bagaimana KB telah

membantu mencapai berbagai tujuan hidup. Para

petugas kesehatan dilatih untuk menekankan

gagasan pilihan-pilihan hidup kepada kliennya. Para

petugas ini memahami bahwa tugas mereka tidak

hanya memberikan pelayanan KB, tapi juga

mengemban tugas sebagai aktor kunci yang

memungkinkan klien mencapai tujuan-tujuan

hidupnya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 133


Contoh 5.2: Contoh Lembar Kerja Pernyataan Pesan

Contoh: FriendlyCare—Rangkuman Garis Besar Pernyataan

Pesan—Komponen-Komponen Pengembangan Pesan

1. Isu atau fakta kunci yang ingin kita sampaikan dalam

pesan

Keluarga-keluarga Filipina menginginkan akses pelayanan KB berkualitas tinggi dengan


biaya

terjangkau, tetapi tidak tahu kemana harus pergi.

2. Janji, atau manfaat tunggal paling penting yang ingin

disampaikan dalam pesan

FriendlyCare adalah mitra dan teman Anda dalam merencanakan dan melayani keluarga
Anda.

3. Dukungan, atau alasan-alasan mempercayai janji pesan FriendlyCare menawarkan


pelayanan lengkap, mulai dari KB sampai kesehatan keluarga, dengan

harga terjangkau, dalam lingkungan yang ramah, penuh perhatian dan kasih sayang.

4. Persaingan pesan Dari perspektif KB, FriendlyCare menghadapi persaingan dari kelompok
sosial yang konservatif dan

terorganisir. Kelompok semacam ini, berdasarkan alasan agama ataupun ideologi, menentang

program KB. Biasanya, mereka bersuara vokal dan kuat, melakukan tekanan terhadap

pemerintah, media, dan banyak institusi lain agar tidak menyetujui KB.
Untuk masalah kesehatan keluarga, FriendlyCare menghadapi persaingan pesan dari jaringan
klinik

kesehatan swasta lain yang menawarkan pelayanan nyaris serupa.

5. Pernyataan berkesan penting dan bertahan lama,

yang idealnya dimiliki khalayak setelah mendengar atau

menyaksikan pesan

Klinik FriendlyCare memberi pelayanan KB dan kesehatan keluarga dengan harga terjangkau
bagi

saya dan keluarga.

6. Profil pemakai yang diinginkan —bagaimana

khalayak sasaran menangkap kesan tentang seseorang

yang menggunakan produk atau pelayanan yang sedang

dipromosikan

Keluarga yang menggunakan pelayanan FriendlyCare adalah keluarga yang sehat, maju, dan
modern.

Anggota keluarga saling menyayangi dan dapat merencanakan masa depan bersama. Mereka
setuju

dengan metode KB yang modern. Walaupun anggaran mereka terbatas, mereka tetap peduli
akan

kesehatan mereka, dan menginginkan perawatan dokter. Mereka ingin pergi ke fasilitas
kesehatan

yang menghargai usaha mereka, dan dapat membuat mereka merasa nyaman.

7. Poin-poin pesan kunci yang akan dimasukkan

dalam semua pesan komunikasi yang disampaikan

oleh mitra dalam pelaksanaan strategi


FriendlyCare membantu Anda untuk mencapai tujuan Anda

Untuk masalah KB, FriendlyCare ahlinya

Para petugas FriendlyCare mudah didekati

Layanan FriendlyCare terjangkau

Seluruh keluarga bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan di FriendlyCare

Pesan ini disampaikan secara tetap, melalui seluruh saluran yang dipakai FriendlyCare untuk

menjangkau khalayaknya (misalnya, melalui media massa, di klinik, melalui kegiatan


kehumasan

atau PR).

* Mitra pelaksanaan strategi adalah para petugas kesehatan, penyuluh, petugas farmasi, mitra
kalangan masyarakat, agen periklanan, dan sebagainya.

134 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 5.2: Lembar Kerja Rangkuman Pernyataan Pesan

Contoh : Uganda

1. Isu atau fakta kunci yang ingin kita sampaikan dalam

pesan

Sekitar 30 % pria dan wanita tidak ingin memiliki anak lagi, tetapi mereka belum

menggunakan metode pengikatan saluran tuba (TL), vasektomi (metode operasi pria),

atau susuk/implan. Banyak pula yang tidak menggunakan metode KB modern. Kurangnya

pengetahuan dan terbatasnya akses terhadap pelayanan merupakan masalah utama.

2. Janji, atau manfaat tunggal paling penting yang ingin

disampaikan dalam pesan

Metode KB dapat melindungi Anda dari kehamilan hingga 5 tahun ke depan (susuk/

implan),atau seumur hidup (vasektomi dan TL).

3. Dukungan, atau alasan-alasan mempercayai janji pesan Pengakuan para pengguna yang
puas

Pernyataan positif dari para ahli medis

Penjelasan tentang cara kerja ketiga metode KB tersebut

4. Persaingan pesan Pernyataan para pemuka masyarakat yang dapat mendorong suami- istri
memiliki

keluarga besar menjadi saingan pesan.

5. Pernyataan berkesan penting dan tahan lama, yang "Bagi saya, ketiga metode ini
merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untukidealnya dimiliki khalayak setelah
mendengar atau memenuhi tujuan reproduksi saya."

menyaksikan pesan "Saya akan mendiskusikan metode ini bersama pasangan saya."
"Saya akan memakai susuk/implan,TL atau Vasektomi."

6. Profil pemakai yang diinginkan -bagaimana khalayak

sasaran menangkap kesan tentang seseorang yang menggunakan

produk atau pelayanan yang tengah dipromosikan

Bahagia, puas, mampu secara seksual, sehat.

7. Poin-poin pesan kunci yang akan dimasukkan ke

dalam semua pesan yang akan disampaikan oleh para

mitra* dalam pelaksanaan strategi

Metode kontrasepsi yang aman.

Biaya penggunaan metode tersebut lebih murah daripada yang lainnya dalam jangka

panjang.

Lokasi dan jam buka pelayanan yang tersedia.

Penjelasan tentang metode susuk/implan,TL,atau tindakan vasektomi.

Memberikan tanggapan balik atas kesalahpahaman umum tentang metode-metode

tersebut (mis. Susuk/implan tidak membuat lengan ibu menjadi lemah, susuk/implan

tidak dapat berpindah ke bagian tubuh yang lain;TL tidak membuat ibu menjadi

gemuk atau lemah; vasektomi tidak sama dengan dikebiri).

* Mitra pelaksanaan strategi adalah para petugas kesehatan, penyuluh, petugas farmasi, mitra
kalangan masyarakat, agen periklanan, dan sebagainya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 135


Lembar Kerja 5.2: Rangkuman Pernyataan Pesan

1. Isu atau fakta kunci yang ingin kita sampaikan dalam pesan

2. Janji, atau manfaat tunggal paling penting yang ingin disampaikan

dalam pesan

3. Dukungan, atau alasan-alasan untuk mempercayai janji

dalam pesan

4. Persaingan pesan

5. Pernyataan berkesan penting dan tahan lama, yang idealnya

dimiliki khalayak setelah mendengar atau menyaksikan pesan

6. Profil pemakai yang diinginkan -bagaimana khalayak sasaran

menangKIP kesan tentang seseorang yang menggunakan produk

atau pelayanan yang tengah dipromosikan

7. Poin-poin pesan kunci yang akan dimasukkan dalam semua

pesan yang disampaikan oleh mitra* dalam pelaksanaan strategi

* Mitra pelaksanaan strategi adalah para petugas kesehatan, penyuluh, petugas farmasi, mitra
kalangan masyarakat, agen periklanan, dan sebagainya.

136 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah-langkah Selanjutnya

Pesan inti akan membantu Anda dan tim mengembangkan pesan-pesan yang

sesuai dengan strategi, relevan, menarik perhatian, mudah diingat, serta mampu

memotivasi. Isi pesan haruslah konsisten, sesuai infomasi yang dikumpulkan

dalam analisa situasi, segmentasi khalayak, tujuan perubahan perilaku, dan tahap

pendekatan strategis dalam proses perencanaan strategi. Jika Anda merasa

bahwa proses pengembangan pesan membingungkan atau bermasalah,

mungkin pendekatan strategi Anda yang perlu ditinjau-ulang.

Poin-poin pesan kunci yang telah diidentifikasi sebagai hasil pernyataan pesan

ini berisi tema-tema mendasar yang harus disertakan dalam setiap pesan

melalui setiap saluran komunikasi yang digunakan oleh para mitra strategi.

Setelah menyelesaikan langkah-langkah yang disebutkan dalam Bab 5, kini Anda

siap mempelajari Bab 6. Dalam bab ini, Anda akan mempelajari dan memilih

saluran, atau media komunikasi, serta alat bantu yang dapat membantu

menyampaikan poin-poin pesan kunci tersebut.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 137


Referensi

Advertising Themelines and Advertising Materials (2002).(pp. 158). Portland,

Oregon: Wieden & Kennedy Advertising.

Campaign Materials for Life Choices Family Planning Program (2001). Accra,

Ghana:Lintas Advertising designed for JHU/CCP and Ghana Social Marketing

Foundation.

Friendly Care Communication Plan (Unpublished) (2000). Manila: FriendlyCare

Marketing Division.

Lefebvre, R.C., Doner, L., Johnston, C., Loughrey,K., Balch, G., & Sutton, S.M. (1995).

Use of Database Marketing and Consumer-based Health Communication in

Message design: An Example from the Office of Cancer Communications”5 A Day

for Better Health” Program. In E.Maibach & R. Parrot (Eds.), Designing Health

Messages: Approaches from Communication Theory and Public Health Practice

(pp.158).Newbury Park, CA:Sage Publications.

Nigeria HIV/AIDS Creative Brief (Unpublished) (2001). Lagos: John Hopkins School

of Public Health, Center For Communication Programs.


Williams, J.R. (1992). The Seven C’s of Effective Communication. Baltimore,

MD: JHU/CCP Presentation materials.

138 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bab 6

Saluran dan Alat Bantu

Pada akhir bab ini, pembaca diharapkan mampu menentukan

saluran dan alat bantu untuk menyampaikan pesan, melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1: Memilih Saluran-Saluran yang Paling

Mungkin Menjangkau Khalayak Sasaran:

Mengevaluasi strategi terbaik untuk

memadukan saluran.

Mengevaluasi kemampuan setiap saluran

dalam menjangkau khalayak dengan biaya

seefisien mungkin.

Memilih saluran utama dan saluran

pendukung, dengan alasan masing-masing.

Langkah 2: Menentukan Alat Bantu

Langkah 3: Memadukan Pesan, Saluran, dan Alat Bantu

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 139


Gambaran Umum

Teman Anda, sang arsitek, jelas bukan orang yang benar-benar turun tangan

membangun sekolah itu. Untuk mendirikan sekolah, dia memilih seorang kontraktor

umum, dan melalui kontraktor itu, subkontraktor akan melakukan pekerjaan

membangun sekolah. Bagi sang arsitek, teknisi trampil berfungsi sebagai saluran

untuk mencapai tujuan. Pada gilirannya, teknisi-teknisi menggunakan alat dan

kemampuannya untuk membangun sekolah: Tukang kayu menggunakan gergaji,

palu, dan pakunya; tukang listrik memasang kabel-kabel dan menghubungkannya

ke sumber listrik utama serta stop kontak; tukang pipa memakai tang perkakasnya

untuk memasang dan menyambungkan pipa.

Inilah kesamaannya. Anda akan menggunakan saluran dan alat bantu untuk

menjangkau khalayak sasaran, dan bab ini akan memberikan petunjuk bagaimana

memilih alat-alat bantu tersebut, serta memadukannya.

Gambaran Umum

Teman Anda, sang arsitek, jelas bukan orang yang benar-benar turun tangan

membangun sekolah itu. Untuk mendirikan sekolah, dia memilih seorang kontraktor

umum, dan melalui kontraktor itu, subkontraktor akan melakukan pekerjaan

membangun sekolah. Bagi sang arsitek, teknisi trampil berfungsi sebagai saluran

untuk mencapai tujuan. Pada gilirannya, teknisi-teknisi menggunakan alat dan

kemampuannya untuk membangun sekolah: Tukang kayu menggunakan gergaji,

palu, dan pakunya; tukang listrik memasang kabel-kabel dan menghubungkannya

ke sumber listrik utama serta stop kontak; tukang pipa memakai tang perkakasnya

untuk memasang dan menyambungkan pipa.


Inilah kesamaannya. Anda akan menggunakan saluran dan alat bantu untuk

menjangkau khalayak sasaran, dan bab ini akan memberikan petunjuk bagaimana

memilih alat-alat bantu tersebut, serta memadukannya.

140 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Anda akan menghabiskan tumpukan dana anggaran untuk pembuatan materi komunikasi, dan
menempatkannya di

saluran-saluran yang paling sesuai, menggunakan alat bantu paling tepat untuk
berkomunikasi dengan khalayak. Bab ini

akan membantu Anda memilih saluran komunikasi dan alat bantu yang paling
memungkinkan untuk menggerakkan

pendekatan strategis dengan biaya seefisien mungkin.

Dalam Bab 1, Anda membuat daftar saluran komunikasi yang tersedia dan khalayak yang
paling dapat dijangkau oleh

berbagai saluran tersebut (Lembar kerja 1.3a). Dalam bab-bab selanjutnya, Anda menetapkan
khalayak primer dan sekunder,

menetapkan tujuan perubahan perilaku, menentukan pendekatan strategis yang paling


penting, serta mengembangkan poinpoin

pesan kunci. Kini saatnya memadukan semua hal tersebut dengan menyesuaikan saluran
komunikasi dengan profil

khalayak sasaran.

Langkah 1

Langkah 1dari 3

Memilih Saluran yang Kemungkinan Paling

Saluran dan Alat Bantu


Menjangkau Khalayak Sasaran

Sebelum memutuskan materi yang akan dibuat, hal pertama yang harus Anda putuskan
berkaitan dengan saluran komunikasi

paling tepat untuk menjangkau khalayak sasaran. Para ahli komunikasi kesehatan
mendefinisikan saluran komunikasi sebagai

cara pengiriman pesan yang memungkinkan terjadinya pertukaran pesan antara “pengirim”
dan “penerima.”

Jenis-jenis saluran komunikasi, antara lain:

Saluran komunikasi interpersonal (KIP), mencakup komunikasi antar individu (orang per
orang), seperti

komunikasi antara penyedia jasa kesehatan dengan kliennya, antara pasangan suami-isteri,
atau antar rekan

sebaya.

Saluran berbasis masyarakat, yang menjangkau komunitas tertentu (sekelompok orang dalam
wilayah geografis

tertentu, seperti desa atau tetangga, atau suatu kelompok berdasarkan minat atau karakteristik
yang sama, seperti

kelompok etnis atau kelompok berdasarkan status pekerjaan yang sama). Bentuk-bentuk
komunikasi komunitas

antara lain:
-Media berbasis komunitas, seperti harian lokal, stasiun radio lokal, papan pengumuman, dan
poster-poster.

-Kegiatan berbasis komunitas, seperti kegiatan kesehatan, drama rakyat, konser,


pertemuan/rapat umum,

dan parade.

-Penggerakan/mobilisasi komunitas,dimana komunitas berpartisipasi menentukan serta


melakukan suatu

tindakan sebagai bentuk kepedulian bersama.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 141


Saluran media massa, yang dapat menjangkau khalayak luas dalam waktu singkat,

mencakup media:

-Televisi - Radio

-Surat kabar - Majalah

-Iklan luar ruang /Iklan berjalan -Direct Mail

-Internet

Tabel 6.1: Saluran-Saluran Komunikasi

Saluran Jangkauan

Khalayak Keunggulan Kelemahan

Saluran Komunikasi Interpersonal

Tenaga/penyuluh

kesehatan pada klien,

antar pasangan suamiisteri,

antar rekan

sebaya.

Perorangan Dapat menjadi sumber informasi paling tepercaya karena

dilakukan melalui komunikasi tatap muka.

Tingkat partisipasi/keterlibatan paling tinggi.

Sangat efektif.

Sulit untuk mengontrol pesan.

Membutuhkan pelatihan dari seorang ahli komunikasi.


Sangat mahal untuk dikembangkan

Makan waktu untuk menjangkau khalayak luas.

Media komunitas

(Surat kabar

komunitas, stasiun

radio lokal)

Laki-laki,

perempuan,

anak-anak

Ada partisipasi khalayak.

Mungkin lebih dapat diandalkan daripada media massa

umum karena lebih bersifat lokal.

Berbiaya rendah.

Mahal untuk dikembangkan .

Jangkauan khalayak yang berada di luar komunitas

utama rendah.

Frekuensi penyebaran informasi rendah.

Komunikasi bersifat satu arah.

Saluran - Saluran Komunitas

Kegiatan komunikasi

(drama rakyat,

pertemuan kelompok,

rapat umum,
penyuluhan

masyarakat atau

kegiatan mobilisasi

penggerakan

masyarakat.

Segmen

khalayak

tertentu

Ada partisipasi khalayak.

Mungkin lebih dapat diandalkan daripada media komunitas

karena terkait dengan keterlibatan khalayak.

Mendorong pelembagaan struktur masyarakat.

Mendorong kesinambungan usaha.

Berbiaya rendah.

Mahal untuk dikembangkan.

Jangkauan khalayak rendah.

Frekuensi penyebaran informasi rendah.

142 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Saluran Jangkauan

Khalayak Keunggulan Kelemahan

Saluran Media Massa

Televisi Rumah

tangga,

Keluarga

(Laki-laki,

perempuan,

remaja, anakanak)

Jika pesan sampai ke rumah - dapat mendorong munculnya

diskusi-diskusi dalam keluarga.

Menjangkau persentase khalayak sasaran yang luas.

Memberikan dampak pesan maksimum (karena melibatkan

penglihatan, suara, gerak).

Biaya efisien.

Biaya produksi mahal.

Lebih menjangkau masyarakat kota daripada desa.

Biayanya bisa terlalu mahal pada masa-masa tertentu.

Sulit untuk ditayangkan pada saat prime-time (waktu/

jam tayang utama);

Jika ditayangkan pada waktu lain, khalayak yang

dijangkau kemungkinan tidak banyak.

Radio Individu,
keluarga,

remaja

dewasa

Digunakan sebagai media perorangan di banyak negara.

Disampaikan berulang-ulang (frekuensinya sering).

Bisa digunakan untuk membangun jangkauan yang luas.

Memperkuat pesan-pesan yang telah disampaikan melalui

media televisi.

Bisa sangat kreatif.

Lebih murah daripada televisi.

Pesan bisa dikirim dengan atau dalam bahasa setempat.

Khalayak terbagi-bagi.

Jika terdapat banyak stasiun radio dalam satu wilayah,

butuh biaya mahal untuk menyebarkan pesan.

Tidak ada gambar atau visualisasi.

Tidak selalu mudah untuk masuk ke seluruh negeri.

Majalah Laki-laki,

perempuan,

remaja

Dapat menjangkau khalayak yang berbeda berdasarkan gaya

hidup, demografi, dan perilaku.

Pesan disajikan dengan reproduksi warna.

Jumlah pembaca meningkat terus.


Lebih bergengsi.

Membutuhkan waktu yang lama.

Frekuensi rendah.

Pesan hanya untuk khalayak yang melek huruf.

Terutama hanya menjangkau kelas atas.

Surat kabar Laki-laki dan

perempuan

yang

berpendidikan,

para pembuat

kebijakan.

Media menjangkau khalayak yang luas dan banyak.

Tepat waktu.

Keluasan berita.

Berpengaruh

Ukuran pesan fleksibel.

Hanya bagi mereka yang bisa baca tulis.

Kualitas reproduksi kurang.

Reproduksi foto kurang baik.

Informasi cepat basi (berumur pendek).

Biayanya bisa tidak efisien.

Iklan luar ruang/ Laki-laki dan Bagus untuk membangun pengenalan dan kepedulian. Waktu
paparan (penayangan) terbatas.
berjalan (Billboard, perempuan Area dengan arus lalu lintas pesan yang tinggi. Isi pesan
terbatas.

iklan di bus) Pesan sangat singkat.

Turut memberikan penekanan atas pesan media lainnya.

Tidak dapat bertahan lama.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 143


Guna memulai pengembangan strategi dalam memilih saluran yang akan digunakan, tulislah
kesempatankesempatan

(atau celah-celah), untuk mengirim pesan Anda selama sehari dalam kehidupan khalayak
Anda.

Contoh berikut ini, bersama dengan lembar kerja 6.1, akan mengidentifikasi berbagai peluang
penyebaran

pesan.

Contoh 6.1: Lembar Kerja Aktivitas Harian Khalayak Sasaran—Sehari dalam Kehidupan
Khalayak

Petunjuk: Isilah tabel di bawah ini untuk mengetahui aktivitas sehari-hari khalayak sasaran,
mencakup kegiatan

di rumah, tempat kerja, dan pada waktu luang. Informasi tersebut semestinya tersedia dalam
riset konsumen,

atau didapatkan lewat wawancara dengan anggota khalayak potensial. Berikan tanda jika
terdapat peluang

bagi anggota khalayak untuk mendapatkan pesan melalui saluran komunikasi.

Pagi hari

Waktu Lokasi, Kegiatan

Saat pergi bekerja dengan bis

Peluang Saluran Komunikasi

Peluang penyampaian pesan bisa melalui papan


iklan/media luar ruang (Billboard)

Pagi menjelang siang Jam istirahat kantor

Peluang penyampaian pesan bisa melalui berbagai

kegiatan di seputar lokasi kerja

Tengah hari Waktu makan siang di kantin kantor Melalui kegiatan di kantor, melalui radio

Siang hari Di kantor

Sore hari Jam istirahat kantor (Waktu minum teh sore)

Petang hari Dalam perjalanan pulang ke rumah

Makan malam Di rumah Penyampaian pesan bisa melalui media radio,

televisi

Tengah malam Di rumah

Penyampaian pesan bisa melalui media radio,

televisi, majalah

Acara/peristiwa khusus (Tuliskan

harian, mingguan atau bulanan)

Kegiatan pengajian, pertemuan gereja (kegiatan

keagamaan), hari pasaran

Peluang berdasarkan musim (musim

panen, masa liburan)

Selama liburan, saya kembali ke kampung

halaman naik kereta.

144 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 6.1: Lembar Kerja Aktivitas Harian Khalayak Sasaran—Sehari dalam Kehidupan
Khalayak

Petunjuk: Isilah tabel di bawah ini untuk mengetahui aktivitas sehari-hari khalayak sasaran,
mencakup

kegiatan di rumah, tempat kerja, dan di waktu luang. Informasi tersebut semestinya tersedia
dalam riset

konsumen, atau didapatkan melalui wawancara dengan anggota khalayak potensial. Berikan
tanda jika

terdapat peluang bagi anggota khalayak untuk mendapatkan pesan melalui saluran
komunikasi.

Pagi hari

Pagi menjelang siang

Tengah hari

Siang hari

Sore hari

Petang hari

Makan malam

Tengah malam

Acara/peristiwa khusus (Tuliskan

harian, mingguan atau bulanan)

Peluang berdasarkan musim (musim

panen, masa liburan)


Waktu Lokasi, Kegiatan Peluang Saluran Komunikasi

Bandingkan lembar kerja di atas dengan lembar kerja 1.3a yang telah dibuat dalam Bab 1,
yang

mencantumkan daftar saluran komunikasi yang tersedia. Adakah kecocokan antara daftar
saluran

komunikasi yang tersedia dengan kegiatan harian tersebut? Jika ada, fokuskan perhatian
Anda pada

saluran penyampaian pesan itu. Lingkari/tandai saluran komunikasi yang mungkin akan Anda
gunakan

dalam penyebaran pesan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 145


Definisi-Definisi

Definisi-definisi berikut ini mungkin

berguna, khususnya ketika bekerja sama

dengan agen-agen periklanan.

Jangkauan: Jumlah atau persentase anggota

segmen khalayak yang akan menerima pesan

minimal satu kali. Jangkauan membantu untuk

membangun suasana dengan cepat.

Frekuensi: jumlah rata-rata berapa kali

seseorang menerima pesan. Frekuensi

membantu memastikan masuknya pesan di

benak khalayak.

Gross rating point: Dalam media penyiaran,

gabungan pendekatan jangkauan dan frekuensi

diukur dengan Gross Rating Points (Angka

rating kotor). Rating adalah persentase jumlah

khalayak tertentu yang menyaksikan atau

mendengarkan program tertentu pada waktu

tertentu. Kumpulan rating (berdasarkan jumlah


spot televisi atau radio yang dibeli dalam

periode waktu tersebut), setara dengan total

Gross Rating Points. Persentase jangkauan

(jumlah khalayak yang menerima pesan)

dikalikan dengan rata-rata frekuensi (jumlah

berapa kali penayangan) juga memberikan nilai

total Gross Rating Points. Sementara "Gross

Impressions" adalah istilah yang digunakan

ketika diberikan angka yang sebenarnya dan

bukan angka persentase.

TIP: Jika Anda tak merasa pasti apakah

survey rating tersedia di negara Anda,

pastikan hal itu dengan menghubungi

sebuah agen periklanan. Jika survei itu tidak

ada, maka pertimbangkan untuk untuk

bekerja sama dengan organisasi lain guna

mendanai suatu survei.

Evaluasi Pendekatan Strategis Terbaik untuk Memadukan Saluran/

Media

Keputusan Anda berikutnya adalah memusatkan perhatian pada kegiatan memadukan


berbagai saluran komunikasi. Apakah cara terbaik untuk menjangkau khalayak sasaran,

berdasarkan tujuan dalam Bab 3? Haruskah Anda berfokus pada pembangunan

jangkauan pesan, pada frekuensi, atau pada penggabungan keduanya?

Mengembangkan Jangkauan Khalayak dengan Cepat

Inginkah Anda menjangkau sebanyak mungkin orang pada berbagai kelompok

khalayak secepat mungkin? Jika ya, maka penggunaan beberapa saluran komunikasi

akan didasarkan pada faktor jangkauan. Artinya, saluran-saluran utama yang dipilih

merupakan saluran-saluran yang dapat menjangkau banyak orang dalam waktu singkat.

Di beberapa negara, televisi dianggap sebagai media yang mampu melakukan hal itu

(menjangkau khalayak luas dalam waktu singkat). Sementara di negara lain, radiolah

yang dianggap sebagai media yang sesuai atau efektif. Kegiatan-kegiatan masyarakat

juga bisa menjangkau sejumlah besar orang dalam suatu masyarakat/komunitas. Namun

frekuensi penyampaian pesan hanya terbatas pada kerangka waktu dan sejumlah

kegiatan tertentu, yang memang direncanakan untuk komunitas tersebut.

Menekankan Frekuensi (Kekerapan Pengulangan) Pesan

Apakah penyampaian pesan menggunakan gabungan saluran-saluran komunikasi harus

dilakukan secara tetap guna menanamkan ingatan dalam benak khalayak untuk waktu

yang cukup lama? Jika ya, tekankan pada masalah frekuensi penyampaian pesan, dan

gunakan suatu media yang barangkali tidak bisa menjangkau banyak orang dengan
cepat, namun punya cukup kemampuan untuk mengulang isi pesan secara berulangulang,

atau teratur, untuk waktu yang lebih lama. Di banyak negara, radio misalnya,

merupakan contoh saluran yang baik yang bisa membantu penyebaran pesan secara

terus menerus atau berulang-ulang. Iklan radio relatif tidak mahal, dan spot (materi isi)

iklan radio bisa disampaikan berulang-ulang selama kampanye. Komunikasi inter

personal di klinik kesehatan merupakan suatu cara untuk membangun kesinambungan

penyampaian pesan secara berulang-ulang. Ini dapat terjadi dengan memastikan bahwa

pada berbagai tingkatan, petugas kesehatan dapat menekankan pesan dan

mengulanginya pada setiap kunjungan .

146 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Kombinasi Jangkauan dan Frekuensi

Untuk mengembangkan jangkauan pesan pada khalayak (dengan menggunakan

berbagai media), tanpa mengurangi penyebaran pesan secara berulang-ulang

(frekuensi), pertimbangkan untuk menggunakan kombinasi atau gabungan

kedua pendekatan tersebut. Anda dapat menjangkau banyak orang pada saat

konsep ini berjalan. Di sebagian negara, penyebaran pesan menggunakan

gabungan berbagai media seperti televisi, radio, kegiatan komunitas/

kemasyarakatan, dan komunikasi inter personal merupakan cara untuk

membangun, jangkauan pesan yang lebih luas, sekaligus untuk menyampaikan

pesan dengan frekuensi berulang-ulang.

Menjangkau Khalayak dengan Cara Paling Efisien

Paduan berbagai saluran yang baik harus menyeimbangkan berbagai faktor,

seperti besaran khalayak yang dapat dijangkau dan biaya yang dikeluarkan

untuk menjangkaunya. Untuk membandingkan setiap saluran komunikasi

berdasarkan efisiensi biaya, bagilah biaya pemasangan pesan di media atau

saluran tersebut dengan jumlah khalayak yang dapat dijangkau.


Contoh

Biaya spot televisi dibagi dengan jumlah khalayak

terjangkau (dalam ribuan) menggunakan data rating

program televisi paling mutakhir. Hasilnya adalah

biaya per seribu yang digunakan untuk tujuan

perbandingan.

Jika sebuah program televisi menjangkau 400.000

perempuan berusia 18-35 tahun, dan jika biaya spot

televisi untuk program tersebut adalah $ 500, maka

biaya per seribu orang menjadi $1,25.

Anda bisa melakukan perhitungan yang sama untuk

iklan di majalah. Bagilah biaya satu halaman di

majalah dengan jumlah pembaca (dalam ribuan)

untuk mendapatkan biaya per seribu. Perbandingan

biaya per seribu tadi digunakan untuk

membandingkan biaya satu stasiun TV dengan TV

lainnya, atau pada suatu media dengan media lain,

dan membandingkan satu saluran dengan saluran

komunikasi yang lain. Dengan biaya lebih rendah

dalam hitungan biaya per seribu, media massa jelas


dapat menjangkau lebih banyak orang. Evaluasi

seperti itu akan membantu memberikan alasan atas

penggunaan saluran komunikasi yang berbeda.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 147


Contoh 6.2: Lembar Kerja Evaluasi Saluran Komunikasi

Petunjuk: Isilah jenis saluran, khalayak yang dijangkau, dan perkiraan biaya pada

tiga kolom pertama. Di kolom 4, perkirakan biaya per seribu. Pada kolom 5, taksir

kredibilitas saluran (kepercayaan terhadap saluran). Berikan tanda ‘X’ pada kotak

yang menawarkan efisiensi dan kredibilitas.

Contoh: Nikaragua1

123456

Saluran

Khalayak yang

dijangkau (000) dalam

sepekan

Biaya dalam USD

(Dalam sepekan)

Biaya per seribu (Biaya

yang dibagi dengan

per seribu khalayak

terjangkau)

Peluang Rating

(1-5)
(5- Paling kredibel;

1- Paling tidak

kredibel)

(Beri tanda ceklis pada

saluran yang

menawarkan efisiensi

dan kredibilitas)

Televisi 2.195 $ 72,00 3,28 4 X

Radio 1.701 $ 2.821 1,66 4 X

Surat Kabar 126 $ 1.370 10,83

Media Luar Ruang

(Billboard)

Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak Tersedia

Media komunitas 100 $ 250 2,50 4 X

Kegiatan komunitas 2.400 US$ 3.200 US$ 0,75 per orang 4

Pertemuan

Kelompok

240 US$ 1.263 US$ 5,26 per orang 2

Materi komunikasi

interpersonal

500 orang setiap

minggu (300 agen

komunitas dan 12 klinik)


$ 0,28 Kurang dari satu sen per

orang

5X

1 Data mingguan kampanye “Juntos” dan estimasi biaya pada Juli 2002

148 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 6.2: Lembar Kerja Evaluasi Saluran Komunikasi

Petunjuk: Isilah jenis saluran, khalayak yang dijangkau, dan perkiraan biaya pada

tiga kolom pertama. Di kolom 4, perkirakan biaya per seribu. Pada kolom 5, taksir

kredibilitas saluran (kepercayaan terhadap saluran). Berikan tanda ‘X’ pada kotak

yang menawarkan efisiensi dan kredibilitas.

123456

Saluran

Khalayak yang

dijangkau (000)

dalam sepekan

Biaya dalam USD

(Dalam sepekan)

Biaya per seribu (Biaya

yang dibagi dengan

per seribu khalayak

terjangkau)

Peluang Rating

(1-5)

(5- Paling kredibel;

1- Paling tidak

kredibel)
(Beri tanda ceklis pada

saluran yang

menawarkan efisiensi

dan kredibilitas)

Televisi

Radio

Surat Kabar

Media Luar Ruang

(Billboard)

Media komunitas

Kegiatan komunitas

Pertemuan

Kelompok

Materi komunikasi

interpersonal

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 149


Contoh

Di Kenya, sebuah kampanye KB yang disebut Haki

Yako menggunakan radio, menggerakkan

masyarakat, dan memanfaatkan komunikasi inter

personal, dengan radio sebagai saluran utama.

Kesimpulan dalam Laporan Lapangan Komunikasi,

Informasi dan Edukasi (KIE) (Desember 1996) adalah

bahwa "menggunakan beberapa saluran

komunikasi…menjangkau tiga perempat penduduk

dewasa di Kenya. Bahkan, cakupan media yang

saling bersinggungan meningkatkan tingkat terpaan

dan telah mendorong dampak lebih besar pada

mereka yang menerima pesan." (Kim, Lettenmaier,

& et al., 1996)

Contoh

Di Amerika Serikat, Departemen Pertanian (US

Dept.of Agriculture-USDA) menyelenggarakan

program School Meals Initiative for Healthy Children

(Makanan Sekolah untuk Kesehatan Anak-anak).

Program ini merupakan rencana menyeluruh yang


bertujuan memastikan agar anak-anak menyantap

makanan sehat di sekolah. USDA membentuk Tim

Gizi, sebagai upaya menjamin sekolah agar bisa

menyediakan makanan sehat bagi anak-anak, serta

memotivasi mereka agar menyantap makanan

sehat. Tujuan Tim Gizi di antaranya agar anak

menyantap makanan sehat mencakup pangan

berkadar lemak rendah, lebih banyak buah-buahan,

sayuran dan gandum, serta melahap berbagai jenis

makanan. Sebuah program pendidikan gizi

disampaikan melalui media, sekolah, dan di rumah,

untuk membangun ketrampilan sekaligus

memotivasi anak-anak agar mampu membuat

pilihan-pilihan yang sehat. Program tersebut

dievaluasi untuk melihat dampak penggunaan

beragam saluran. Hasil evaluasi menunjukkan,

tingkat perubahaan perilaku secara langsung

berkaitan dengan banyaknya pesan dari berbagai

saluran yang diterima oleh siswa. (Lefebvre, Olander,

& Levine, 1999).

Pendekatan dengan Banyak Saluran (Multichannel Approach)


Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan banyak saluran dalam penyampaian pesan

(Pendekatan banyak saluran), lebih berpeluang mengubah perilaku daripada pendekatan

dengan saluran tunggal (Piotrow, Kincaid, Rimon, & Rinehart, 1997). Tambahan lagi,

pendekatan banyak saluran, khususnya lewat media massa, mampu lebih cepat mencapai

tujuan. Melalui pelbagai saluran komunikasi, Anda dimungkinkan menjangkau lebih banyak

orang dan lingkungan yang berbeda, dengan frekuensi terpaan pesan yang lebih sering.

Kombinasi berbagai saluran juga memberikan sinergi (dorongan) terhadap kampanye, serta

menambah dampak pesan kampanye. Hal tersebut penting dan memberi lebih banyak

pengaruh bagi khalayak utama dan sekunder yang menerima terpaan pesan-pesan serupa.

Terpaan berbagai saluran/media komunikasi ini, pada gilirannya kelak, akan membantu

menekankan arti penting dukungan kampanye tersebut bagi mereka.

Mencapai Bauran Saluran Tanpa Batas

Bauran beragam saluran komunikasi yang ideal adalah yang dapat menjangkau proporsi

jumlah kelompok khalayak yang besar secara efisien. Pesan-pesan yang disampaikan

melalui saluran-saluran tersebut harus konsisten dan saling mendukung. Ini berarti,
pesanpesan

pada televisi, misalnya, konsisten dengan pesan-pesan yang disampaikan di klinikklinik

kesehatan.

Perencana pesan harus memahami bagaimana khalayak menanggapi pesan masing-masing

saluran, hingga pesan seolah tak berbatas—punya kesatuan utuh. Sebagai contoh, pesanpesan
yang menerpa para remaja dari suatu konser daerah –yang disponsori sebuah

perusahaan pemasaran sosial, harus diperkuat pula oleh materi pesan yang mereka terima

lewat bimbingan remaja (peer conselor) serta pesan yang mereka dengar di radio.

Memilih Saluran Utama dan Saluran Pendukung, Lengkap dengan

Alasannya

Anda harus menentukan mana yang akan menjadi saluran utama dan mana yang akan

berlaku sebagai saluran pendukung. Seperti lokomotif yang menarik gerbong-gerbong

kereta, maka saluran utama akan menjadi “mesin penggerak” yang menarik saluran-saluran

lainnya. Pikirkan lembar kerja Anda saat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Saluran mana yang akan menjangkau proporsi terbesar khalayak sasaran?

Saluran mana yang paling sesuai dengan pernyataan pesan?

Saluran mana yang akan memberikan dampak terbesar ?

150 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Walaupun media massa dapat menjangkau lebih banyak orang, mungkin tidak selalu masuk

akal jika harus selalu memilihnya sebagai saluran utama.

Gunakan lembar kerja berikut untuk menentukan saluran utama serta saluran-saluran

pendukung. Tuliskan alasan memilih masing-masing saluran tersebut.

Contoh 6.3: Lembar Kerja Rangkuman Saluran-Saluran Komunikasi Terpilih

Contoh: Program “Pilihan Hidup (Life Choices)” di Ghana

Di Ghana, suatu strategi permintaan terhadap KB dirancang untuk mendorong pemakaian alat

kontrasepsi modern beberapa kelompok khalayak: dewasa muda, belum menikah, aktif secara

seksual; dewasa muda, telah menikah, menginginkan perencanaan jarak kelahiran bagi
anakanaknya;

dan dewasa matang yang ingin membatasi jumlah anak. Karena pendekatan strategis

tersebut ingin menghubungkan KB dengan kemampuan mencapai tujuan-tujuan hidup, dan

Contoh

Di Bangladesh, saluran utamanya adalah

"jiggasha",* suatu istilah yang digunakan untuk

menandai pertemuan jejaring komunitas sosial.

Saluran inilah yang mampu menjangkau ibu-ibu


usia reproduktif di sebuah tempat. Di sana,

mereka dapat menerima ide-ide baru dan

berperilaku sangat tanggap terhadap pesan-pesan

yang disampaikan. "Jiggasha" diperkuat oleh

siaran radio dan media promosi cetak.

* Istilah Bangladesh yang artinya "bertanya," dipilih staf

Bangladesh untuk mewakili pendekatan jejaring komunitas

karena menyiratkan partisipasi (keterlibatan) aktif ibu-ibu

desa dalam memperoleh informasi, bimbingan, dan

penyediaan pelayanan kesehatan, alat kontrasepsi, serta

Keluarga Berencana. (Kincaid, 2000).

karena pesan-pesan dirancang untuk memusatkan perhatian pada karakter (orang) tertentu,
maka

televisi dipilih sebagai media utama untuk membantu menyampaikan cerita atau pengalaman

terkait dengan tujuan hidup tiap-tiap karakter berikut pilihan metode KB-nya.

1. Televisi Televisi menjangkau mayoritas luas semua kelompok khalayak, dan memiliki
dinamika yang melibatkan

penglihatan, pendengaran, serta gerakan untuk menghubungkan tiap cerita pengalaman orang.
Televisi

membuat cerita-cerita tadi terasa hidup.


2. Radio Radio bisa mendukung cerita yang ditayangkan televisi, juga bisa menjangkau
kelompok khalayak yang tidak

terjangkau siaran televisi. Radio juga membantu menyajikan kisah lain menggunakan
karakter orang yang

berbeda, yang disampaikan dalam bahasa setempat.

3. Media iklan luar ruang

(Billboard)

Papan iklan ruang luar dapat mengingatkan khalayak akan karakter yang ditampilkan di
televisi, dan

mendukung dengan kalimat pendek sederhana: “Ini Hidup Anda. Ini Pilihan Anda”.

4. Materi Komunikasi

Interpersonal

Materi-materi tersebut dapat menjangkau mereka yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh
tentang metode

KB. Selain itu, materi juga bisa mendukung tema “Pilihan Hidup.”

5. Jangkauan Komunitas Pengguna KB yang puas akan mendukung tema “Pilihan Hidup”
melalui seminar dan kegiatan keliling, yang

menyajikan kisah “Pilihan Hidup” mereka. Pada saat yang sama, mereka memberikan saran
atas pilihan metode

KB yang telah diambil.

Saluran Komunikasi utama

saya adalah:

Karena…

Saluran komunikasi lainnya: Karena…

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 151


Contoh 6.3: Lembar Kerja Rangkuman Saluran-Saluran Komunikasi Terpilih

Contoh: Uganda

Saluran Komunikasi utama

saya adalah:

Karena…

1. Radio

Jangkauan luas (73% perempuan dan 87% laki-laki di wilayah DISH, di luar Kasese,

mendengarkan radio minimal sekali dalam seminggu, berdasarkan Survey Evaluasi DISH per

1999)

Saluran komunikasi lainnya: Karena…

2. Komunikasi interpersonal –

penyuluh kepada pasangan

Mereka lebih berpengaruh

3. Video Bisa “menampilkan” tindakan, anatomi bagian dalam, dan kisah para pengguna
yang puas.

4. Media Cetak Dapat mendukung komunikasi interpersonal dan mengingatkan klien (pasien)
akan informasi

setelah mereka meninggalkan klinik.

Lembar Kerja 6.3: Rangkuman Saluran-Saluran Komunikasi Terpilih


Saluran Komunikasi Karena…

Saluran komunikasi lainnya: Karena…

152 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 2

Menentukan Alat Bantu Langkah 2dari 3

Saluran dan Alat Bantu

Andaikan suatu saat Anda ingin berkunjung ke sanak keluarga di kota lain, Anda

punya banyak cara untuk sampai ke sana. Anda bisa pergi lewat sungai, naik feri,

atau menyewa kapal kecil. Anda bisa pergi naik kereta cepat atau kereta biasa.

Anda juga bisa pergi lewat jalan raya menggunakan taksi, bus, atau kendaraan

pribadi. Sungai, kereta, dan jalan berfungsi sebagai sarana untuk membawa Anda

dari satu tempat ke tempat lain – berfungsi sebagai saluran. Kapal feri, kapal kecil,

kereta, taksi, bus, atau mobil berfungsi sebagai alat bantu yang akan Anda

gunakan untuk melewati saluran tersebut. Demikian pula saluran komunikasi dan

alat bantu. Sebagai contoh, televisi dan radio adalah saluran media massa,

sementara media periklanan dan publisitas merupakan alat bantu komunikasi.

Saluran-saluran komunikasi memungkinkan Anda menjangkau khalayak,

sedangkan alat bantu adalah apa yang Anda gunakan pada saluran tersebut.

Alat bantu merupakan taktik/cara yang digunakan untuk mengirim pesan melalui

saluran. Dalam komunikasi, alat bantu mencakup periklanan, publisitas,

pendidikan, hiburan, penyuluhan, partisipasi masyarakat, pelatihan petugas


kesehatan, manajemen kegiatan, serta pengembangan kemitraan swasta.

Tim perencana komunikasi mempunyai banyak pilihan alat bantu. Tantangannya

adalah bagaimana memilih kombinasi alat bantu terbaik agar sesuai dengan

pendekatan strategis guna mencapai tujuan.

Untuk itu, tim Anda perlu memahami cara kerja alat bantu tersebut: alat bantu apa

yang paling baik untuk mencapai tujuan, dan kapan harus menggunakannya.

Penyuluhan, misalnya, bisa membantu membangun kondisi yang dapat

mendukung suatu perilaku sebelum khalayak diterpa pesan. Kampanye dengan

penyuluhan kepada para pemuka agama di Yordania membuka jalan bagi

kampanye kesehatan reproduksi remaja. Iklan di media massa dan kampanye

humas (PR) bisa mendorong para pembuat kebijakan membuat suatu kebijakan

guna mendukung perubahan perilaku. Di Rumania, peluncuran kampanye

Delapan Alat Bantu Komunikasi Strategis:

Definisi dan Contoh

1.

Advokasi : Seperangkat alat bantu yang digunakan untuk

menciptakan suatu perubahan dalam opini publik dan

menggerakkan sumberdaya serta kekuatan yang diperlukan


untuk mendukung suatu isu, kebijakan, atau undang-undang.

2.

Periklanan: seperangkat alat untuk menginformasikan dan

membujuk dalam lingkungan yang terkontrol melalui media

yang dibayar, seperti televisi, radio, media luar ruang (billboard),

surat kabar, dan majalah.

3.

Promosi: seperangkat alat untuk memberikan rangsangan

tambahan yang mendorong khalayak untuk memikirkan

perilaku yang diharapkan, atau melakukan tindakan yang

mengarah pada perilaku yang diharapkan. Rangsangan berupa

pemberian kupon, contoh produk gratis, kontes hadiah uang,

dan barang.

4.

Penguatan komunikasi interpersonal: Seperangkat alat bantu

yang bisa mendorong interaksi personal (hubungan pribadi)

antara klien (pasien) dan petugas, termasuk diskusi atau

obrolan di dalam dan di luar klinik. Hal ini tidak hanya

mencakup pelatihan informasi bagi petugas kesehatan, namun

juga mendorong lingkungan tempat komunikasi berlangsung.

5.

Kegiatan dan Sponsorship: Membuat dan/atau mensponsori

kegiatan dengan tujuan menarik perhatian dan


mempromosikan perilaku yang diharapkan. Misalnya, melalui

jumpa pers, pemunculan selebriti, acara pembukaan resmi

(grand opening), parade,konser,pemberian penghargaan,

presentasi penelitian, atau acara olah raga.

6.

Partisipasi Masyarakat: Seperangkat alat yang membantu

masyarakat untuk secara aktif mendukung dan memfasilitasi

penerapan perilaku yang diharapkan.

7.

Publisitas: Penggunaan media komunikasi (tanpa bayar) untuk

membangkitkan kesadaran khalayak dan membentuk sikap

positif.

8.

Sarana hiburan, seperti program televisi atau radio, drama

rakyat, lagu, atau permainan, hiburan yang digabungkan

dengan pesan-pesan mendidik. Atau sebaliknya, memberi

pesan yang mendidik melalui acara-acara hiburan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 153


kesehatan ibu menggunakan banyak saluran komunikasi, berskala nasional, serta didukung

oleh Departemen Kesehatan. Tujuannya agar program terus berjalan guna menjamin petugas

KB mendapat kompensasi (penghargaan/upah) atas kerjanya.

Pertanyaan – pertanyaan utama yang diajukan adalah :

· Alat bantu apa yang diperlukan untuk mendukung pendekatan strategis?

· Bagaimana alat tersebut akan digunakan?

· Mengapa alat tersebut yang diperlukan?

· Bagaimana alat-alat itu akan menyesuaikan diri dengan gambaran program keseluruhan?

· Bagaimana alat tersebut berfungsi bersama-sama?

Pertanyaan lain yang perlu diajukan di sini adalah :

· Apakah mitra kita mempunyai kemampuan untuk mengelola alat tersebut?

· Apakah kita memiliki sumberdaya untuk membiayai alat tersebut?

Jika periklanan, misalnya, menjadi pilihan yang memungkinkan, sebaiknya pekerjakan agen

periklanan untuk menangani pengembangan materi kampanye dan penempatan pesan di


media. (Lihat “ Bagaimana Memilih dan Bekerja dengan Agen Periklanan”). Untuk
pengelolaan

alat bantu lebih lanjut, lihat Bab 7.

154 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel 6.2: Delapan Alat Bantu: Keunggulan, Kelemahan, dan Penggunaan yang Tepat

Alat Definisi Keunggulan Kelemahan Penggunaan

Advokasi Menciptakan suatu perubahan

dalam opini publik dan

menggerakkan sumberdaya

serta kekuatan yang diperlukan

untuk mendukung suatu isu,

kebijakan, atau khalayak

pemilih.

Membangun dukungan di antara

pembuat kebijakan.

Bisa membangun koalisi di tingkat

akar rumput (masyarakat).

Menciptakan lingkungan yang

positif.

Menghadapi oposisi.

Jangkauan terbatas.

Membutuhkan keahlian yang sangat

khusus.

Membutuhkan pengetahuan

tentang sistem dan kontak.


Butuh waktu lama untuk melihat

perubahan.

Untuk membuat atau mengganti

legislasi atau ke-bijakan dalam

dukungan program kesehatan.

Untuk mengubah situasi hukum, sosial,

atau politik berkaitan dengan isu-isu

kesehatan.

Untuk menghindari tanggapan negatif

terhadap suatu program kesehatan.

Periklanan Menginformasikan dan

membujuk, dalam lingkungan

yang terkontrol sedemikian

rupa, melalui media yang

dibayar, seperti televisi,radio,

media luar ruang (billboard),

surat kabar, dan majalah

Mampu mengontrol isi pesan,

penempatan media, penentuan

waktu dan panjang pesan.

Awalnya mahal, walau dalam jangka

panjang biaya ternyata lebih efisien.

Perlu menggunakan agen


periklanan.

Ruang penyampaian pesan

terbatas.

Untuk program komunikasi berskala

nasional.

Saat kontrol pesan diperlukan.

Jika khalayak mampu mengakses media

massa.

Kurang kredibel (tepercaya).

Promosi Memberi rangsangan

tambahan yang mendorong

khalayak untuk memikirkan

perilaku yang diharapkan, atau

untuk melakukan suatu

tindakan yang mengarah

kepada perilaku yang

diharapkan, dengan

rangsangan berupa pemberian

kupon, contoh produk gratis,

kontes, hadiah uang, dan

barang.

Tingkat tanggapan yang tinggi.

Membuat khalayak bersikap aktif.


Menghasilkan aksi/tindakan

Aksi segera tapi biasanya berjangka

pendek.

Bisa membutuhkan biaya mahal

untuk memproduksi dan

menyebarkan pesan.

Saat mendorong khalayak untuk

mencoba mempraktikkan perilaku

yang baru atau memperkenalkan

suatu produk atau pelayanan baru.

Mendorong pemakaian

(produk/jasa).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 155


Tabel 6.2: Delapan Alat: Keunggulan, Kelemahan, dan Penggunaannya yang Tepat
(Lanjutan)

Alat Definisi Keunggulan Kelemahan Penggunaan

Komunikasi

Inter personal

Menguatkan interaksi pribadi

antarindividu.

Termasuk diskusi/obrolan di

dalam dan di luar klinik, tidak

hanya mencakup pelatihan

informasi bagi petugas, tapi

juga menguatkan lingkungan

tempat komunikasi

berlangsung.

Menjangkau khalayak di tingkat

individu.

Terjadi komunikasi dua arah.

Menekankan perilaku di

lingkungan petugas.

Membangun hubungan antara

petugas atau penyuluh dengan


klien.

Memungkinkan proses umpan

balik yang efektif.

Jika pembimbing dari rekan sebaya

(peer conselor) tidak mampu

memenuhi janjinya, mungkin

khalayak tidak terdorong untuk

melakukan kunjungan ulang.

Materi harus mudah dipahami,

menarik, mudah didapat.

Jangkauan terbatas.

Bisa terjadi ketidak konsistenan dari

satu situasi ke situasi lain.

Untuk semua promosi petugas /

fasilitas.

Semua program yang

memberikan pelayanan.

Kegiatan Membuat dan/ atau Membangkitkan publisitas dan Berjangka pendek; bisa berbiaya
Selama peluncuran suatu kampanye.

Promosi dan mensponsori kegiatan yang memperlihatkan itikad/niat baik. mahal.

Sponsorship bertujuan menarik perhatian dan

mempromosikan perilaku yang

diharapkan. Misalnya melalui


jumpa pers, pemunculan

selebriti, acara pembukaan

resmi (grand opening), parade,

konser, pemberian penghargaan,

presentasi penelitian, atau acara

olah raga.

Membutuhkan banyak tenaga.

Sponsor harus dikejar, menerima

keuntungan, dan secara sosial harus

sesuai dengan program.

Menciptakan kepedulian.

Mempromosikan logo atau slogan.

Membangun keterikatan hubungan

antara merek-klien.

Partisipasi

Masyarakat

Membantu masyarakat untuk

ikut serta secara aktif

mendukung dan memfasilitasi

penerapan perilaku yang

diharapkan.

Melibatkan masyarakat secara

keseluruhan.
Mendukung perilaku kolektif dan

individu.

Membantu mengubah norma/nilai

masyarakat.

Membutuhkan waktu lama dan

berkelanjutan.

Perlu waktu lama untuk

mengembangkan/

memasyarakatkan.

Masyarakat mungkin tidak selalu

homogen (memiliki kesamaan).

Membangun partisipasi

berkesinambungan dari masyarakat

secara keseluruhan.

156 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel 6.2: Delapan Alat: Keunggulan, Kelemahan, dan Penggunaannya yang Tepat
(Lanjutan)

Alat Definisi Keunggulan Kelemahan Penggunaan

Publisitas Penggunaan media

komunikasi gratis, untuk

membangkitkan kesadaran

khalayak dan membentuk

sikap positif.

Memberikan sumber informasi

yang objektif dan lebih kredibel

(dapat dipercaya).

Menciptakan kesadaran dengan

cepat.

Tidak membutuhkan biaya mahal.

Menguatkan kampanye yang

dilakukan dengan iklan.

Kurang adanya kontrol terhadap

pesan dan penempatan media.

Perlu waktu lama untuk

menciptakan hubungan media.

Memperkenalkan suatu produk atau


layanan baru.

Ketika ada nilai berita yang perlu

diwartakan mengenai subyek

tertentu.

Hiburan Program televisi atau radio,

drama rakyat, lagu, atau

permainan, yang memberikan

hiburan yang dengan

menyampaikan pesan-pesan

yang mendidik di dalamnya

Khalayak sangat mudah

menerima pesan yang

disampaikan melalui media

hiburan.

Isi program bisa disertakan.

Pesan-pesan bisa membujuk/

mengajak.

Mahal memproduksinya.

Membutuhkan rancangan

yang hati-hati/teliti

Berhubungan dengan kampanye

iklan secara nasional.

Bisa menjadi poin yang memberikan


suara kuat untuk suatu strategi

nasional.

Bisa menggabungkan berbagai pesan

berbeda untuk mempromosikan

kesehatan secara terpadu.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 157


Contoh-Contoh Saluran dan Alat Penyampaian Pesan

Tabel 6.3 menunjukkan hubungan antara saluran dan alat, serta materi yang digunakan untuk
setiap

kategori. Sebagai contoh, media massa menjadi suatu saluran untuk menyampaikan pesan.
Kendati

demikian, pesan juga bisa disampaikan dengan merancang program yang diproduksi secara
penuh,

spot iklan yang dibayar, atau melalui berita sebagai suatu kampanye publisitas. Seluruh alat

menggunakan saluran komunikasi yang sama, namun membutuhkan keahlian dan/atau


lembaga

yang berbeda (agen periklanan, perusahaan humas, rumah produksi) untuk membantu Anda

melaksanakannya.

158 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel 6.3: Hubungan Antara Saluran dan Alat

Saluran Alat yang digunakan

pada saluran

Materi / kegiatan

Komunikasi interpersonal Bimbingan dengan sebaya. Pelatihan, materi pendukung.

Penyuluhan oleh petugas. Pelatihan, materi pendukung.

Dukungan oleh klinik

kesehatan untuk memperkuat

upaya.

Poster, pamflet, video yang dapat digunakan oleh klien

(pasien) tanpa interaksi pribadi dengan petugas

(provider).

Saluran komunitas Partisipasi masyarakat. Pertemuan kelompok, panduan, kegiatan


penyuluhan,

materi ceramah dari pembicara, bahan materi dari pers.

Media komunitas. Surat kabar komunitas, radio lokal , papan pengumuman,

petugas yang memberikan pengumuman, pengumuman

dengan alat pengeras suara.

Kegiatan masyarakat. Drama rakyat, road show (kunjungan lokasi), pameran

kesehatan.

Media massa :
TV, Radio, Surat Kabar,

Majalah, billboard, iklan

berjalan

Periklanan. Iklan cetak, iklan tv, radio, poster luar ruang, iklan pada

kartu yang bisa diedarkan.

Media massa :

TV, Radio, Koran, Majalah,

billboard, iklan berjalan

Publisitas. Press release (pemberitahuan kepada pers),

penyampaian pemberitahuan dengan video (video

release), dengan artikel, pemberitahuan kepada pers

melalui radio, jumpa pers (pers conference), iklan layanan

masyarakat (Public Service Announcements), pelatihan

wartawan.

Media, komunitas,

interpersonal

Pendampingan,/penyuluhan. Kit (materi dan perlengkapan ) berisi fakta penting dan

kisah yang mendorong untuk mendapatkan dukungan

suatu kebijakan, isu atau konstituensi; pertemuan; surat.

Media, komunitas, antar

pribadi

Promosi. Kupon, contoh produk gratis, kontes, hadiah uang dan

barang , baik melalui media, atau di tataran masyarakat,


atau melalui toko.

Media, masyarakat Penciptaan kegiatan dan

Sponsorship.

Konferensi berita, pemunculan selebriti, acara

pembukaan resmi (grand opening), parade, konser,

pemberian penghargaan, presentasi penelitian, atau

acara olah raga.

Media, masyarakat Sarana Hiburan Pendidikan. Program televisi atau program radio, drama
rakyat, lagu,

permainan.

Ulangi contoh untuk lembar kerja 6.4. Lalu, isilah lembar kerja tersebut untuk memilih alat
yang akan Anda gunakan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 159


Contoh 6.4: Rangkuman Lembar Kerja Untuk Memilih Alat Bantu

Contoh: Strategi Komunikasi untuk Demokrasi dan Pemerintahan di Nigeria

Sebuah upaya komunikasi dikembangkan dengan tujuan mendorong warga negara Nigeria
dalam rentang usia

pemilih agar terlibat dalam kegiatan-kegiatan sipil, khususnya untuk bekerja dalam
kelompok-kelompok yang

mungkin sudah ada, guna memberikan pendampingan untuk perubahan sosial. Kombinasi
alat bantu digunakan

untuk mendorong warga Nigeria agar terlibat.

Saya memilih alat berikut: Karena….

Melatih organisasi setempat yang dilakukan oleh

para mitra LSM, supaya mereka bisa memberikan

pendampingan untuk perubahan sosial

Guna membantu organisasi bekerja sama dengan pemerintah dan/atau pejabat setempat untuk

meyakinkan mereka, baik dari sisi cara maupun keefektifannya, agar mempengaruhi
perubahan yang

diharapkan.

Kegiatan kehumasan Guna mendapatkan cakupan media untuk membantu mendorong


kelompok-kelompok lokal bertindak

dan mendorong individu agar bekerja sama dalam kelompok.


Kampanye periklanan Menjangkau individu melalui televisi, radio, dan media luar ruang
(outdoor billboard). Juga untuk

menunjukkan keberhasilan usaha pendampingan yang dilakukan oleh kelompok lokal.

Penggerakan masyarakat Untuk mendorong organisasi/lembaga lokal agar dapat membantu


masyarakat mereka sendiri.

Promosi kegiatan Untuk mengadakan lomba “pahlawan lokal” – yaitu individu-individu yang
mampu meyakinkan

kelompok untuk menjadi pendamping dalam proses perubahan yang menghasilkan sukses
perubahan.

160 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 6.4: Rangkuman Lembar Kerja untuk Memilih Alat Bantu

Contoh: Uganda

Saya memilih alat berikut: Karena….

Periklanan Untuk menginformasikan kepada khalayak tentang metode, ketersediaan, atau

layanan.

Sekaligus membujuk khalayak agar mau menggunakannya.

Penguatan komunikasi interpersonal Untuk meningkatkan kualitas informasi metode-metode


yang disampaikan oleh

petugas kesehatan, dan melatih para kader yang bisa menjelaskan metode tersebut

kepada para pasangan yang tertarik.

Sarana hiburan Menunjukkan pengalaman pengguna yang merasa puas, mendemonstrasikan

bagaimana suatu tindakan dilakukan, menunjukkan pembicaraan atau diskusi

antara pasangan suami-isteri mengenai metode-metode tersebut, serta mendorong

diskusi publik tentang metode-metode itu.

Lembar Kerja 6.4: Rangkuman Lembar Kerja untuk Memilih Alat Bantu

Saya memilih alat berikut: Karena….


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 161
Langkah 3dari 3

Saluran dan Alat Bantu

Contoh: Kampanye Gizi untuk ASI

Khalayak sasarannya terdiri dari ibu-ibu muda, dan isu

utamanya adalah mendorong pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama usia bayi. Pendekatan strategisnya

dilakukan dengan cara meyakinkan ibu-ibu yang

mengandung, sepanjang masa kehamilannya, untuk

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya kelak.

Pesan tersebut didasarkan pada keinginan para ibu agar

bayinya tetap sehat pada tahap awal perkembangannya.

Saluran penyampaian pesannya melalui komunikasi interpersonal,

komunikasi berbasis masyarakat, dan siaran radio.

Alat bantu yang digunakan berupa pelatihan bagi petugas

kesehatan untuk memberi penyuluhan kepada ibu hamil

pada saat kunjungan. Alat lainnya adalah materi

komunikasi interpersonal untuk mendukung upaya

penyuluhan dan memperkuat perilaku positif di wilayah

kerja petugas, pertemuan kelompok di tempat-tempat


umum pada hari kerja, serta program hiburan pendidikan

melalui radio yang menitikberatkan masalah gizi. Semua

upaya tersebut direncanakan bersama-sama, sehingga

pesannya dapat saling menunjang dan memiliki kesamaan

satu sama lain. Guna mendapatkan dampak atau pengaruh

maksimal, maka waktu pelaksanaan semua upaya tersebut

jatuh pada periode yang sama.

Langkah 3

Memadukan Pesan, Saluran dan Alat Bantu

Inilah keuntungan perencanaan komunikasi strategis: proses perencanaan

memungkinkan Anda memperhatikan seluruh gambaran mengenai cara

menggunakan pesan, saluran, dan alat, untuk memaksimalkan upaya komunikasi,

seperti dijabarkan dalam contoh-contoh berikut.

162 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Anda telah memiliki Anda telah memiliki

Contoh: Mengintegrasikan Saluran dan Alat

Program Kesehatan Terpadu Zambia (Zambia Integrated Health Program-ZIHP) dirancang


untuk menggerakkan

reformasi kesehatan di distrik terpilih negara tersebut. Program ini menitikberatkan


kebutuhan berbagai kelompok

khalayak dan menawarkan paket pelayanan kesehatan terpadu kepada setiap khalayak.
ZIHPCOMM adalah program

komunikasi yang dirancang untuk menyampaikan pesan kepada empat kelompok khalayak
utama (perempuan, lelaki,

pengasuh anak, dan remaja), dengan menitikberatkan empat bidang teknis: malaria,
HIV/AIDS, kesehatan reproduksi

terpadu, serta kesehatan anak dan gizi. ZIHPCOMM mempunyai tiga tujuan utama:
meningkatkan permintaan terhadap

perbaikan masalah kependudukan, kesehatan dan gizi; mengubah pengetahuan dan sikap
khalayak atas perilaku

kesehatan; serta meningkatkan pengetahuan mengenai waktu dan tempat untuk mendapatkan
pelayanan. Dalam

ZIHPCOMM, dikembangkan serangkaian tindakan yang sesuai dengan saluran-saluran


komunikasi yang berbeda-beda.

Penerapannya di media massa dilakukan melalui Paket Kampanye Kesehatan yang Lebih
Baik (The Better Health

Campaign), mencakup pesan di radio dan televisi tentang perilaku kesehatan. Paket Komite
Kesehatan Rukun

Tetangga (Neighborhood Health Committee) menjadi komponen kemitraan masyarakat,


mencakup pelatihan kader
kesehatan masyarakat, berikut materi-materi cetak untuk mendukung pelatihan dan aktivitas
kelompok kerja

masyarakat yang sedang berlangsung. Sebuah program radio menyelenggarakan pendidikan


jarak jauh untuk

mendukung mitra-mitra masyarakat. Hal ini menjadi perekat bagi keseluruhan paket
kemitraan masyarakat. Program

tersebut memberikan informasi terkini mengenai program kampanye kesehatan dan teknik-
teknik menggerakkan

masyarakat.

Paket program kesehatan antarpribadi (untuk perorangan-peny.) melengkapi paket-paket


melalui media massa dan

masyarakat. Paket tersebut mencakup seperangkat kegiatan berbasis klinik, termasuk materi-
materi untuk

penyuluhan, materi pelatihan, dan materi pendukung klinik lainnya, seperti poster, lukisan
dinding, dan leaflet. Semua

elemen paket antarpribadi turut memperkuat pengalaman klien dan pasien untuk semua hal
yang bekaitan dengan

kesehatan, semisal : pelayanan KB, pelayanan kebidanan, pelayanan perawatan kesehatan


anak, penanganan infeksi

saluran reproduksi, atau pelayanan yang berhubungan dengan HIV.

Kampanye Kesehatan yang Lebih Baik, paket Komite Kesehatan Rukun Tetangga, dan paket
klinik saling melengkapi

satu sama lain untuk menjamin bahwa semua tataran dalam sistem mendapat materi sesuai
dengan isi pesan yang

konsisten dari sumber yang dapat dipercaya. Masing-masing paket cukup fleksibel untuk
menampung perubahan
fokus-fokus program, namun tetap menawarkan konsistensi dan kredibilitas (kepercayaan)
sehingga bisa

meningkatkan dampak penyebaran pesan pada khalayak.

Langkah Selanjutnya

Sekarang, Anda semakin mendekati aspek pengembangan rencana di lapangan.

pendekatan strategi yang baik, poin-poin pesan kunci, dan kini dapat memadukan saluran dan
alat bantu.

Langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana mengelola strategi tersebut: siapa yang
akan

melaksanakan strategi, siapa saja yang akan terlibat, bagaimana upaya ini dikoordinasikan
dengan baik,

kerangka waktu seperti apa yang akan digunakan, dan sumber dana mana yang akan
digunakan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 163


Referensi

Greenberg, R.H.,Williams, J.R.,Yonkler, J.A., Saffitz, G.B., & Rimon II, J.G. (1996). How to

Select and Work with an Advertising Agency: Handbook for Population and Health

Communication Programs. Baltimore: John Hopkins School of Public Health, Center

for Communication Programs.

Kim, Y.M., Lettenmaier, C., et.al. (1996).Haki Yako : A Client Provider Information,

Education and Communication Project in Kenya.(Rep.No.8).JHU/CCP: IEC Field Report.

Kincaid, D.L.(2000). Social Networks, Ideation, and Contraceptive Behavior in

Bangladesh : A Longitudinal Analysis. Social Science and Medicine,50,215-231.

Lefebvre, R.C., Olander, C., & Levine, E. (1999).The Impact of Multiple Channel Delivery

of Nutrition Messages on Student Knowledge, Motivation and Behavior: Results from

the Team Nutrition Study, Innovations in Social Marketing Conference. Montreal,

Canada.

Piotrow, P.T., Kincaid, D.L., Rimon, J.G.I., & Rinehart, W. (1997).Health

Communication:Lessons from Family Planning and Reproductive Health.Westport,

CT:Praeger Publishers.
164 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Bab 7

Rencana Manajemen

Di akhir bab ini, pembaca akan memahami pentingnya

manajemen bagi komunikasi kesehatan strategis dan sukses

unsur-unsur manajamen dengan melakukan langkah-langkah

berikut:

Langkah 1:

Mengidentifikasi Organisasi Utama dan

Mitra-mitra Kerjasama

Langkah 2:

Menetapkan Peran dan Tanggung jawab

Masing-masing Mitra

Langkah 3:

Membuat Garis Besar Kerjasama Para

Mitra

Langkah 4:

Menyusun Kerangka Waktu Pelaksanaan

Strategi
Langkah 5:

Menyusun Anggaran

Langkah 6:

Perencanaan untuk Memantau Kegiatan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Gambaran Umum

Arsitek, pelaksana pembangunan, dan subkontraktor membentuk tim yang akan

membangun sekolah. Arsitek dan para pelaksana pembangunan bersama-sama

mengelola proyek: mereka membuat kesepakatan-kesepakatan kerja sama,

menentukan jadwal, dan menyusun anggaran. Secara khusus, mereka akan

menentukan kapan dan bagaimana anggota tim—insinyur, tukang listrik, tukang

ledeng, tukang cat, dan pendekorasi—akan melakukan tugasnya. Selain itu,

arsitek dan para pelaksana pembangunan ini merinci cara memantau kemajuan,

rencana untuk memecahkan permasalahan-permasalahan, serta pemeliharaan

kontrol kualitas.

Demikianlah, Anda juga perlu mengelola semua unsur upaya komunikasi Anda,

terutama rekan kerja dan agen-agen yang bekerjasama. Bab ini menunjukkan

cara menyusun sebuah rencana manajemen.

Gambaran Umum

Arsitek, pelaksana pembangunan, dan subkontraktor membentuk tim yang akan

membangun sekolah. Arsitek dan para pelaksana pembangunan bersama-sama

mengelola proyek: mereka membuat kesepakatan-kesepakatan kerja sama,

menentukan jadwal, dan menyusun anggaran. Secara khusus, mereka akan

menentukan kapan dan bagaimana anggota tim—insinyur, tukang listrik, tukang

ledeng, tukang cat, dan pendekorasi—akan melakukan tugasnya. Selain itu,

arsitek dan para pelaksana pembangunan ini merinci cara memantau kemajuan,

rencana untuk memecahkan permasalahan-permasalahan, serta pemeliharaan

kontrol kualitas.
Demikianlah, Anda juga perlu mengelola semua unsur upaya komunikasi Anda,

terutama rekan kerja dan agen-agen yang bekerjasama. Bab ini menunjukkan

cara menyusun sebuah rencana manajemen.

166 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Manajemen yang berhasil memerlukan kepemimpinan, peran, dan tanggung jawab dengan
definisi yang

jelas, koordinasi melekat dan kerja tim yang melibatkan semua pihak, serta kepatuhan
terhadap anggaran

dan kerangka waktu. Bab ini menjelaskan pertimbangan strategis yang terkandung dalam
setiap unsur

serta membahas cara menyusun sebuah rencana manajemen.

Langkah 1

Mengidentifikasi Organisasi Utama dan

Mitra-mitra Kerjasama

Guna membedakan organisasi utama dari mitra kerjasama, mulailah dengan mengidentifikasi
area dan

keahlian fungsional utama yang harus ada untuk menjalankan strategi. Biasanya, peran
tersebut mencakup

koordinasi manajemen, kebijakan, riset, periklanan, rencana dan penempatan media, Humas,
kegiatan

berbasis masyarakat, pelatihan, pemantauan, dan evaluasi. Sebagian peran tersebut mungkin
tidak bisa

diterapkan pada strategi komunikasi tertentu, dan seringkali fungsi-fungsi yang tidak
disebutkan di atas

malah relevan. Untuk program Anda, rencanakan hanya peran-peran yang sesuai dengan
situasi.
Organisasi Utama

Kelompok yang ditugasi sebagai organisasi utama seringkali bertanggungjawab atas


keseluruhan

koordinasi rancangan dan pelaksanaan strategi. Dalam organisasi ini, seorang manajer
biasanya ditugaskan

sebagai penghubung (contact person). Artinya, semua informasi harus melalui dirinya.
Penghubung kerap

memastikan agar semua kegiatan terlaksana sesuai strategi, masih mencukupi dalam
kerangka anggaran,

dan sesuai jadwal. Ia juga harus menjamin agar semua mitra dilibatkan dan selalu
mendapatkan informasi

terkini. Organisasi ini akan menuliskan rencana manajemen, berkoordinasi dengan kelompok
lain untuk

melaksanakan rencana tersebut sesuai dengan kerangka waktu dan anggaran yang telah
disetujui bersama,

serta menjaga agar rencana manajemen tetap berada di jalurnya. Organisasi utama biasanya

bertanggungjawab untuk memperoleh semua persetujuan yang diperlukan untuk pelaksanaan


kegiatan.

Organisasi tersebut kerap berfungsi sebagai pusat kegiatan yang berwenang mengeluarkan
laporan status

dan mengingatkan kelompok lain mengenai masalah dan isu-isu yang memerlukan perhatian.
Organisasi

ini harus selalu mempunyai semacam “gambaran besar” yang jelas tentang alasan berbagai
kegiatan dan

bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait. Ia harus bekerja bersama-sama mitra


lainnya dalam
menetapkan kerangka waktu yang jelas mencakup poin-poin kesepakatan dalam pengambilan
keputusan.

Organisasi utama seringkali membantu meningkatkan kemampuan mitra kerja melalui tugas
harian untuk

mewujudkan strategi komunikasi.

Langkah 1dari 6

Rencana Manajemen

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Mitra-mitra Kerja Sama yang Potensial

Untuk Masalah Kebijakan. Memfasilitasi pelaksanaan strategi sesuai rencana mungkin

memerlukan perubahan kebijakan, baik kebijakan publik maupun sektor swasta. Sebagai

contoh, pemerintah setempat mungkin belum pernah mengijinkan resep alat kontrasepsi

disebutkan secara terbuka di televisi. Mungkin saja, sebuah stasiun radio swasta enggan

mengijinkan program yang menyertakan referensi/acuan untuk Penyakit Menular secara

Seksual. Guna mengubah hambatan semacam itu, diperlukan berbagai taktik advokasi di

tingkat tertinggi. Peran-peran yang diperlukan di sini kemungkinan mencakup individu

dengan pengaruh yang tepat, guna difungsikan dalam dewan penasehat atau komite

koordinasi, yang mengawasi upaya-upaya komunikasi. Pendekatan ini menjamin agar

mekanisme manajemen tetap pada tempatnya saat program menghadapi hambatanhambatan

kebijakan.

Untuk Penelitian, Pemantauan, dan Evaluasi. Jika terdapat komponen penelitian dalam

strategi, atau jika terdapat rencana untuk pemantauan dan evaluasi, ada beberapa opsi

untuk memilih siapa yang akan melakukan penelitian. Walaupun mungkin terdapat ahli

dalam organisasi utama, anggota staf seringkali memiliki tanggungjawab lain dan tidak bisa

mendapatkan informasi secepat yang dibutuhkan. Bab 8 berisi beberapa saran untuk

mengidentifikasi perusahaan riset dan memberikan informasi tambahan tentang topik ini.

Setelah mitra-mitra penelitian dipilih, pastikan mereka memiliki semua informasi dasar yang

diperlukan, dan mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan semua mitra tersebut.

Untuk Periklanan. Sebuah kelompok in-house jarang memiliki keahlian dan pengalaman
dalam menyusun dan melaksanakan suatu kampanye komunikasi lengkap, mencakup

penyusunan materi kreatif, produksi, pembayaran media, dan fungsi-fungsi agen periklanan

lainnya. Pengalaman hampir selalu menunjukkan adanya manfaat ketika organisasi utama

dibiarkan memilih dan mengadakan kontrak dengan agen periklanan untuk melakukan

tugas tersebut (Greenberg, Williams, Yonkler,Saffitz,& Rimon,1996).

Untuk Penempatan Media. Agen periklanan biasanya akan menangani pembayaran slot

waktu media, dan memastikan agar pesan-pesan disampaikan sesuai rencana media. Jika

agen periklanan tidak mampu memberikan jasa tersebut, kemungkinan Anda harus

melibatkan seseorang, atau suatu perusahaan yang khusus menangani pembelian slot

ruang/waktu media (media buying).

168 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Untuk Humas. Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan bidang yang bisa atau

tidak bisa dikelola oleh perusahaan periklanan. Bergantung pada negara, cakupan

strategi komunikasi, dan tingkat keahlian Humas di negara tersebut, Anda

mungkin akan merasakan keuntungan dengan melibatkan biro atau konsultan

Humas guna membantu melaksanakan strategi. Staf Humas bekerja sama dengan

para pembuat keputusan tingkat atas di organisasi utama dan agen lainnya untuk

melatih individu-individu tertentu sebagai pembicara, serta mempersiapkan

mereka seandainya program menuai kritik. Jenis tugas ini membutuhkan

keputusan-keputusan manajemen yang strategis serta kerja sama erat dengan

agen mitra lainnya.

Untuk Kegiatan Berbasis Komunitas/Masyarakat. Walaupun suatu strategi

komunikasi tidak mengharuskan kerja sama dengan kelompok berbasis

masyarakat guna menjamin kelancaran pelaksanaan, melibatkan jasa-jasa

organisasi akar rumput terkadang bisa berguna dalam menyebarluaskan pesanpesan

kepada khalayak sasaran. Pada contoh lain, program bisa menarik manfaat

dengan membuat daftar dukungan bagi kelompok perempuan, kelompok

kesehatan, atau pemuka opini setempat. Lakukan identifikasi kegiatan berbasis

komunitas yang merupakan kunci strategi, kemudian tentukan apakah kerjasama

kemitraan dengan anggota masyarakat tersebut merupakan langkah tepat, atau

tepatkah kiranya membuat subkontrak dengan satu atau lebih organisasi untuk

keperluan tersebut. Lihat buku rujukan berjudul “How to Mobilize Communities

for Health and Social Change,” diterbitkan JHU/PCS bekerja sama dengan Save the
Children, untuk ide-ide tentang bagaimana bekerja dengan masyarakat.

Untuk Pelatihan. Identifikasi area-area kesenjangan keahlian atau pengetahuan

yang bisa menghambat tim manajemen mencapai tujuan strategi. Sebagai

contoh, jika strategi mencakup pengembangan kampanye untuk mempromosikan

penggunaan klinik, rencana program mungkin perlu menyertakan pelatihan bagi

para petugas klinik untuk meningkatkan keterampilan membimbing—sebelum

kampanye diluncurkan. Untuk itu, tentukan kebutuhan pelatihan yang paling

mendesak. Perhitungkan apakah Anda bisa menganggarkan biaya untuk

memenuhi kebutuhan tersebut dalam keseluruhan anggaran.

Contoh

Kampanye HEART di Zambia dikelola oleh Tim

Perancang Program (Design Team) terdiri dari 10

orang mewakili organisasi yang berbeda-beda.

Dengan titik berat kampanye pada promosi perilaku

seksual yang lebih aman di antara orang muda,

HEART dipandu oleh Youth Advisory Group (YAG),

beranggotakan 35 orang muda dari 15 organisasi

kepemudaan di seluruh Zambia. YAG

mengembangkan tujuan-tujuan perubahan perilaku

dan poin-poin pesan untuk masing-masing segmen


khalayak. Ikatan kuat terjalin di antara seluruh mitra

dalam kampanye tersebut. Kemitraan ini terbukti

penting pada saat muncul kontroversi yang

mengakibatkan iklan televisi ditarik penayangannya.

Wakil-wakil remaja segera datang bersama dan

menggelar front bersama (united front) untuk

mengekspresikan keberatan mereka atas

penghentian penayangan iklan televisi tersebut.

Tanggapan spontan dan terpadu dari pihak remaja ini

memungkinkan Tim Perancang Program secara

efektif menegosiasikan pengantar bagi pemutaran

ulang kampanye, yang muncul 2 bulan setelah

penghentian iklan tersebut.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 2dari 6

Rencana Manajemen

Langkah 2

Menetapkan Peran dan Tanggungjawab Masing-masing Mitra

Setelah organisasi utama dan mitra kerja sama teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah

menjabarkan peran dan fungsi masing-masing untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan


program.

Setelah peran tersebut ditentukan, upayakan untuk membangun cara-cara kerja yang akan
memberi

manfaat kepada organisasi mitra, serta mendukung strategi komunikasi. Sebagai contoh,
sebuah

kelompok profesi kesehatan mungkin bersedia untuk mengadvokasi dukungan pemerintah


bagi

strategi ini, karena hal tersebut akan membantu mereka mengupayakan ikatan lebih erat
dengan

pejabat pemerintah setempat. Organisasi mitra harus mendapat manfaat dari keikutsertaannya

dalam strategi; jika tidak, mereka tidak akan mau bekerja sama.

Gunakan lembar kerja 7.1 untuk membantu memetakan bagaimana kelompok-kelompok yang

berpartisipasi akan bekerja sama


Contoh 7.1: Lembar Kerja Identifikasi Bidang-Bidang Fungsional dan Keahlian

Kunci yang Diperlukan

Contoh: Negara X

Bidang Fungsional Keahlian yang Diperlukan Siapa yang memiliki keahlian

tersebut?

Riset/penelitian Kualitatif, evaluasi Organisasi utama, beberapa perusahaan swasta

Kebijakan Hubungan dengan pejabat

pemerintah

Mantan Menteri Kesehatan

Periklanan/Humas Pelatihan juru bicara kreatif Beberapa biro swasta

Kegiatan berbasis masyarakat Advokasi setempat Organisasi Kerjasama Perempuan

Pelatihan Keahlian konseling berbasis

klinik, komunikasi interpersonal

Badan/Asosiasi Keluarga Berencana

170 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Lembar Kerja 7.1: Identifikasi Bidang-Bidang Fungsional dan

Keahlian Kunci yang Diperlukan

Bidang Fungsional Keahlian yang Diperlukan Siapa yang memiliki keahlian

tersebut?

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 3dari 6

Rencana Manajemen

Langkah 3

Membuat Garis Besar Kerjasama Para Mitra

Tulislah sebuah nota kesepahaman (memorandum of understanding—MoU) bagi

semua pihak. MoU tersebut memberikan garis besar tentang penanganan

manajemen. Buat ringkasan mengenai para pelakunya, peran-peran fungsional

mereka, dan bagaimana mereka akan mengoordinasikan kegiatan. Untuk

memulai, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

· Adakah badan penasehat yang terdiri dari mitra-mitra yang bekerjasama?

· Apakah badan penasehat tersebut akan mengadakan pertemuan secara

teratur?

· Kewenangan pengambilan keputusan macam apa yang akan dimiliki oleh

badan penasehat tersebut?

· Apakah organisasi utama akan menangani koordinasi sehari-hari, dan

memberikan informasi terkini tentang kegiatan program kepada semua

mitra ?
Banyak cara untuk mengelola dan mengoordinasi. Penting kiranya memilih

seperangkat alat bantu yang masuk akal bagi semua mitra yang terlibat. Sebagai

contoh, jika mitra-mitra tidak berada di wilayah geografis yang sama, mungkin

akan lebih praktis bagi Anda untuk lebih mengandalkan telepon dan laporan

tertulis daripada pertemuan tatap muka. Upayakan agar panduan manajemen

dibuat sederhana, dan kajilah panduan tersebut secara teratur untuk melihat

apakah Anda perlu mengubahnya.

Untuk contoh cara menggambarkan peran dan tanggung jawab, lihat penjabaran

manajemen sederhana untuk Kampanye KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) Alat

Kontrasepsi Jangka Panjang di Ghana dan proyek regional Afrika Barat, yang

dikenal dengan SFPS, pada akhir bab ini.

172 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Langkah 4

Menyusun Kerangka Waktu Pelaksanaan Strategi

Jika strategi komunikasi akan dilaksanakan secara bertahap, buatlah sebuah

kerangka waktu yang menunjukkan kapan kegiatan utama masing-masing tahap

akan berjalan, dan di mana poin-poin keputusan kunci berada. Karena upayaupaya

komunikasi biasanya terkait dengan pemberian pelayanan, pelatihan dan

bidang-bidang lainnya, penting kiranya membuat jadwal yang berkaitan dengan

tepat bagi setiap fungsi.

Ada beberapa program piranti lunak komersial yang dirancang untuk membantu

keputusan-keputusan manajemen proyek. Atau, cukup gunakan format kolombaris

sederhana pada selembar kertas. Fokusnya harus tetap strategis – yaitu,

hanya mengidentifikasi batu lompatan utama pada poin ini. Sebuah rencana

pelaksanaan manajemen yang lengkap akan menyusul kemudian.

Gunakan kerangka waktu sebagai panduan untuk menjamin agar kegiatan

pelaksanaan tetap berada pada jalurnya. Lakukan penyesuaian bila diperlukan,

dan pastikan untuk mengomunikasikan status kegiatan kepada semua mitra atau

organisasi yang relevan.

Guna membantu Anda membuat kerangka waktu, kaji ulang contoh lembar kerja

7.2, kemudian lengkapilah lembar kerja 7.2.


Langkah 4dari 6

Rencana Manajemen

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh 7.2: Lembar Kerja Kerangka Waktu

Contoh: Kerangka Waktu (Timeline) Negara X Tahap 1 – mulai 1 Januari 2003

Tugas Penanggung Jawab Selesai

Tanggal

Membentuk Badan Penasehat Organisasi utama 3/1/2003

Mengidentifikasi khalayak Organisasi utama 3/15/2003

Mengadakan pertemuan triwulanan dengan badan

penasehat

Organisasi utama merencanakan; lainnya berpartisipasi 3/31/2003

Mengadakan penelitian formatif Biro riset 4/30/2003

Menetapkan sasaran perubahan perilaku dengan indikatorindikator

Organisasi utama, dengan masukan dari mitra-mitra kerja 4/30/2003

Memilih agen periklanan Organisasi utama, dengan masukan dari mitra-mitra kerja
5/15/2003

Menentukan pendekatan strategis Organisasi utama, dengan masukan dari mitra-mitra kerja
6/15/2003

Mengadakan pertemuan triwulan badan penasehat Organisasi utama merencanakan; lainnya


berpartisipasi 6/30/2003

Mengembangkan sebuah pesan kreatif Organisasi utama, dengan masukan dari mitra-mitra
kerja 7/15/2003

Mengidentifikasi dan menyiapkan juru bicara Organisasi utama dengan ahli kehumasan 7/03-
10/03
Menentukan saluran komunikasi Agen periklanan dengan masukan dari organisasi utama
7/31/2003

Mengembangkan dan menguji konsep-konsep Agen periklanan, biro riset 8/31/2003

Mengembangkan dan menguji pesan-pesan Agen periklanan, biro riset 9/30/2003

Mengadakan pertemuan tri wulan badan penasehat Organisasi utama merencanakan; lainnya
berpartisipasi 9/30/2003

Finalisasi dan memproduksi materi komunikasi (media

massa dan kegiatan berbasis komunitas)

Agen periklanan, dengan masukan dari organisasi utama 10/31/2003

Meluncurkan strategi komunikasi di tiga wilayah

percontohan (pilot areas)

Agen periklanan, organisasi utama, dan lain-lain. 11/2003

Mengadakan pertemuan triwulan badan penasehat Organisasi utama merencanakan; lainnnya


berpartisipasi 12/2003

Memantau pelaksanaan percontohan Organisasi utama, perusahaan penelitian 11/03-1/04

Menentukan kegiatan tahap 2 Organisasi utama, badan penasehat 1/2004

174 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Lembar Kerja 7.2: Kerangka Waktu

Tugas Penanggung Jawab Selesai

Tanggal

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 5dari 6

Rencana Manajemen

Langkah 5

Menyusun Anggaran

Menyusun sebuah anggaran menjamin agar Anda memiliki sumber daya

keuangan yang diperlukan untuk menjalankan strategi komunikasi di semua

bagian. Walaupun tim strategi mungkin saja menggunakan beberapa pendekatan

berbeda dalam membuat sebuah anggaran, ada satu-dua situasi yang biasa terjadi

dan menggerakkan proses:

Besaran dana telah ditetapkan, dan tim strategi harus mengalokasikan

dana-dana tersebut bagi semua kegiatan untuk masa waktu terbatas. Tim

juga harus mempertanggungjawabkan pengalokasian tersebut.

Tim melakukan analisa situasi, mengidentifikasi khalayak sasaran,


menetapkan tujuan, kemudian memperoleh komitmen pendanaan dari

satu atau lebih sumber dana untuk melanjutkan perancangan strategi

komunikasi, serta melaksanakannya. Dalam contoh ini, peluang untuk

menambah dana dari organisasi atau program lain biasanya juga digali.

Untuk menaksir banyaknya dana aktual yang dibutuhkan untuk masing-masing

kategori anggaran, sebaiknya, lakukan penelitian mengenai perbandingan biaya

dalam negeri dan dapatkan keterangan-keterangan dari kontraktor jasa, seperti

biro riset dan agen periklanan. Kaji ulang contoh lembar kerja 7.3, kemudian

lengkapilah lembar kerja 7.3 untuk memandu Anda dan tim dalam menyusun

anggaran.

176 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Contoh 7.3: Lembar Kerja Anggaran

Contoh: Negara X

Contoh ini memberikan gambaran anggaran tahun 1 (Januari sampai Desember).

Oleh karena itu, tidak ada alokasi dana untuk evaluasi. Peluncuran media

diproyeksikan pada bulan November tahun 1.

Tenaga Kerja dan Biaya-biaya Langsung Perkiraan biaya (Tahun 1) dalam US $

(gunakan mata uang yang sesuai)

ADMINISTRASI

Manajer Proyek 40.000

Staf Program (2) 25.000

Staf Pendukung 15.000

Pertemuan-pertemuan Badan Penasehat (biaya waktu dan

perjalanan)

10.000

Telepon 1.000

Biaya surat menyurat 1.000

Materi pertemuan 1.000

PENELITIAN DAN EVALUASI

Formatif (kualitatif dan kuantitatif) 50.000

Evaluatif (biasanya kuantitatif)

PERIKLANAN
Pengembangan Kreatif (media massa dan media lain) 50.000

Pembayaranan pada Media (Media buying) 30.000 (November – Desember)

HUMAS

Pelatihan juru bicara

Jasa-jasa lain (mis. press kit, press events)

10.000

KEGIATAN BERBASIS MASYARAKAT

Kegiatan pendidikan yang menghibur, kegiatan advokasi 10.000

PELATIHAN

Lokakarya

Study Tour 5.000

Total Perkiraan Biaya 248.000

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lembar Kerja 7.3: Anggaran

Tenaga Kerja dan Biaya-biaya Langsung Perkiraan biaya (Tahun 1) dalam US $

(gunakan mata uang yang sesuai)

ADMINISTRASI

Manajer Proyek

Staf Proyek (2)

Staf Pendukung

Pertemuan-pertemuan Badan Penasehat (biaya waktu dan

perjalanan)

Telepon

Biaya surat menyurat

Materi pertemuan

PENELITIAN DAN EVALUASI

Formatif (kualitatif dan kuantitatif)

Evaluatif (biasanya kuantitatif)

PERIKLANAN

Pengembangan Kreatif (media massa dan media lain)

Pembayaran pada media (Media buying)

HUMAS

Pelatihan juru bicara


Jasa-jasa lain (mis. press kit, press events)

KEGIATAN BERBASIS MASYARAKAT

Kegiatan pendidikan yang menghibur, kegiatan

advokasi

PELATIHAN

Lokakarya

Study Tour

Total Perkiraan Biaya

178 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Langkah 6

Perencanaan untuk Memantau Kegiatan

Pemantauan adalah fungsi yang penting, namun kerap tidak diperhatikan dalam

pelaksanaan strategi. Sebuah rencana manajemen yang baik berisi proses yang

jelas untuk melacak pelaksanaan kegiatan kampanye. Sebagai contoh,

bagaimana Anda tahu apakah materi klinis, seperti handout, berada di tempat

yang tepat dan sudah dibagikan kepada sasaran khalayak? Bagaimana Anda

menentukan apakah kegiatan masyarakat telah berjalan sesuai strategi? Siapa

yang akan mengecek periklanan untuk memastikan bahwa iklan disiarkan atau

dicetak sesuai jadwal? Siapa yang bertanggungjawab menjamin tersedianya

pasokan materi kampanye? Siapa yang akan mengumpulkan data statistik

layanan ini?

Anda dan tim sebaiknya menghindari situasi ketika sejumlah besar poster dicetak,

kemudian hanya tersimpan di gudang sekian lama, berhubung tidak ada petunjuk

tentang pentingnya materi tersebut bagi klinik kesehatan, serta bagaimana klinik

bisa memanfaatkannya.

Anda dan tim sebaiknya merencanakan pemantauan kegiatan. Tentukan

organisasi yang akan bertanggungjawab atas masing-masing kegiatan. Sebagai

contoh, agen periklanan Anda bisa melakukan pengecekan media; organisasi


utama atau satu/dua mitra kerja dapat melakukan tugas pemantauan lainnya.

Langkah 6dari 6

Rencana Manajemen

Contoh

Di Zambia, iklan televisi tahap 2 untuk Kampanye

HEART tidak disiarkan sesuai dengan rencana media.

Iklan yang membahas pemakaian kondom bagi

remaja itu justru ditayangkan pada jam berita ketika

keluarga berkumpul bersama untuk menyaksikan

acara televisi. Penyiaran iklan yang tidak tepat

memanaskan kondisi lingkungan yang sudah

sensitif. Akibatnya, pemerintah, tokoh agama, dan

pemuka masyarakat menyampaikan kekhawatiran

menyangkut kelayakan pesan-pesan media massa,

yang diarahkan pada remaja mengenai seks dan

pemakaian alat kontrasepsi.


7

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


180 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan

Kesimpulan

Sebuah rencana manajemen yang baik mencakup gambaran jelas mengenai

peran dan tanggung jawab mitra-mitra terlibat, kerangka kerja yang realistis,

anggaran yang layak, dan deskripsi tugas pemantauan. Dibutuhkan

kepemimpinan yang kuat, keahlian organisasi, dan kerja sama untuk bekerja

dalam lingkungan tim yang memberdayakan kemampuan setempat, serta

menghasilkan strategi-strategi komunikasi yang efektif.

Saat menyusun rencana manajemen praktis, ingatlah panduan-panduan berikut:

· Jadikan tugas manajemen tetap sederhana. Mengaculah pada tujuan

strategi perubahan perilaku, dan pastikan kegiatan-kegiatan manajemen

mendukung tujuan-tujuan tersebut. Berhentilah melakukan hal-hal yang

tidak perlu dilakukan, dan berfokuslah pada upaya mendapatkan hasil.

· Berdayakan masyarakat dengan menawarkan kepemimpinan efektif,

pelatihan, pelatihan ulang bagi staf, serta alat bantu untuk membantu staf

menjalankan tugas dengan baik.

· Tingkatkan iklim organisasi dengan menetapkan rencana yang jelas,

memperkuat komitmen untuk keberhasilan, serta membangun kapasitas

melalui peningkatan sistem dan struktural.

· Pantau kemajuan, buat perubahan-perubahan bila perlu, dan berikan

umpan balik dengan cepat bagi mereka yang memerlukannya.

Gunakan lembar kerja 7.4 untuk merangkum orang-orang yang akan dilibatkan,

peran masing-masing mitra, kerangka waktu, perkiraan anggaran, dan fungsifungsi


pemantauan. Selanjutnya, baca bab 8 untuk memahami isu-isu kunci dalam

perencanaan evaluasi.
Contoh 7.4: Lembar Kerja Rangkuman Pertimbangan Rencana

Manajemen

Contoh: Negara X

Pertanyaan Jawaban

1. Organisasi Utama: LSM berbasis masyarakat

Organisasi utama

bertanggung jawab atas:

Koordinasi manajemen, komunikasi, mis. kontak/hubungan dengan mitra,

ketepatan jadwal dan anggaran, pengelolaan subkontrak, pertemuan Badan

Penasehat, masukan teknis tentang semua aspek penyusunan dan pelaksanaan

strategi.

2. Mitra kerjasama: Depkes, Badan Keluarga Berencana, universitas setempat, agen


periklanan, biro

Humas, perusahaan komunikasi strategis, organisasi kerjasama perempuan, dan

perkumpulan medis.

Mitra-mitra kerja sama

bertanggung jawab:

Departemen Kesehatan—memberi panduan kebijakan dan program.

Badan Keluarga Berencana—memberi pelayanan dan kegiatan masyarakat.

Universitas – melakukan penelitian.

Agen periklanan – menyediakan materi kreatif.


Biro Humas – menyediakan pelatihan juru bicara dan pernak-pernik materi bagi

kalangan pers (press kits).

Perusahaan Komunikasi Strategis – menyediakan panduan teknis tentang semua

aspek strategi komunikasi kesehatan.

Organisasi Kerjasama Perempuan –melayani kegiatan masyarakat.

Perkumpulan Medis – memberikan pelayanan.

3. Strategi akan dilaksanakan

sepanjang periode waktu berikut ini,

mencakup tahapan-tahapan

sbb.:

Tahap 1: Maret 2003 sampai Desember 2003

1. Merancang Pendekatan Strategis

2. Penyusunan dan Produksi Materi Kreatif

3. Rencana untuk Studi Pelacakan

4. Total perkiraan biayaPeriode US$ (Gunakan mata uang setempat)

untuk periode tersebut: Tahun 1: 2003 248.000

5. Kegiatan-kegiatan akan dipantau

dengan cara:

Penelitian Khalayak (Tahun 1)

Studi pelacakan media (Tahun 2)

7
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Contoh 7.4: Lembar Kerja Rangkuman Pertimbangan Rencana

Manajemen

Contoh: Uganda

Pertanyaan Jawaban

1. Organisasi Utama: DISH

Organisasi utama bertanggung jawab atas: Pendanaan, pemberian bantuan teknis,


pemantauan, pelaksanaan,

dan penyusunan materi media.

2. Mitra kerjasama: Pelayanan Kesehatan Distrik, Organisasi Nonpemerintah (LSM),

Departemen Kesehatan.

Mitra-mitra kerja sama bertanggung jawab: Melatih tenaga kesehatan masyarakat,


mengorganisir tim

dokter/perawat untuk berkeliling, dan menjamin pelayanan yang

berkualitas..

3. Strategi akan dilaksanakan selama periode waktu

berikut ini, mencakup tahapan-tahapan sbb.:

Agustus 2001 – September 2001

Juni 2001: Semua fasilitas jangkauan keliling yang terpilih.

Juli 2001: tenaga kesehatan masyarakat dipilih dan dilatih.

Agustus 2001: materi cetak dan radio dibagikan, dan program keliling
dimulai.

4. Total perkiraan biaya untuk periode tersebut: Periode US$ (gunakan mata uang setempat)

100.000

5. Kegiatan-kegiatan akan dipantau dengan cara: Statistik pelayanan dari lokasi-lokasi


program.

Pemantauan media.

Survey pelacakan media terpadu (Omnibus tracking survey).

182 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Lembar Kerja 7.4: Rangkuman Pertimbangan Rencana Manajemen

Pertanyaan Jawaban

1. Organisasi Utama:

Organisasi utama bertanggung jawab atas:

2. Mitra kerjasama:

Mitra-mitra kerja sama bertanggung jawab:

Strategi akan dilaksanakan selama periode

waktu berikutini, mencakup tahapan-tahapan

sbb.:

4. Total perkiraan biaya untuk periode tersebut: Periode Waktu US $ (/mata uang lokal)

5. Kegiatan-kegiatan akan dipantau dengan cara:

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh Rencana Manajemen

Deskripsi peran dan tanggung jawab manajemen berikut menggunakan format

yang berbeda, namun masing-masing format merupakan cara yang sah untuk

menggambarkan bagaimana tugas-tugas tertentu akan dikelola. Seperti semua

komponen strategi komunikasi yang baik, terdapat beberapa pendekatan

berbeda yang bisa digunakan. Perancang strategi sebaiknya memanfaatkan

kreatifitas, keahlian, dan kepekaan budaya mereka untuk menjamin agar rencana

manajemen yang dibuat sesuai untuk situasi tersebut.

Contoh Rencana Manajemen I

Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Metode KB Jangka Panjang di Ghana

Latar Belakang: Lokakarya yang diselenggarakan di Achimota, Ghana, Mei 1996,


mengumpulkan semua

pihak dengan tujuan mengembangkan strategi komunikasi nasional untuk mendorong


pemakaian metode KB

jangka panjang. Organisasi utamanya adalah Departemen Kesehatan Ghana. Agen-agen kerja
sama meliputi:
Badan Populasi Nasional (National Population Council—NPC)

Asosiasi Keluarga Berencana Ghana (Planned Parenthood Association of Ghana—PPAG)

Asosiasi Bidan Terdaftar Ghana (Ghana Registered Midwives Association —GRMA)

Yayasan Pemasaran Sosial Ghana (Ghana Social Marketing Foundation—GSMF)

Lintas Advertising

Biro-biro Kerjasama, seperti JHU/PCS dan Engender Health, dahulu dikenal sebagai AVSC

USAID

Organisasi Keagamaan

Pelaksanaan Proyek:

Peserta lokakarya memutuskan membentuk badan koordinasi terdiri dari organisasi kunci:
Departemen

Kesehatan, AVSC, JHU/PCS, NPC, PPAG, GRMA, dan GSMF. Selain itu, mereka
mengumumkan penyelenggaraan

tender proposal bagi agen periklanan untuk membuat materi kreatif dan menangani
penempatannya di

media-media. Lintas adalah biro iklan yang memenangkan kontrak tersebut.

(Yonkler, 1997)

184 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Contoh Rencana Manajemen I (lanjutan)

Panitia koordinasi menyetujui materi yang dibuat Lintas dan mengoordinasikan peluncuran di
5 dari 10

wilayah negara tersebut. Masing-masing organisasi memiliki tanggung jawab terhadap satu
aspek khusus

strategi: AVSC melatih tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan mengontrak agen


periklanan dan menjadi

penghubung utama, NPC mengoordinasikan peluncuran wilayah, PPAG melatih kelompok


drama setempat

untuk memberikan program pendidikan yang menghibur, GRMA melatih bidan, GSMF
menyebarluaskan

brosur dan poster.

Peran-peran Kampanye untuk Masing-masing Anggota Panitia Koordinasi

Departemen Kesehatan/Unit Pendidikan Kesehatan (MOH/Health Education Unit-HEU)

-Berfungsi sebagai titik penghubung bagi Lintas Advertising.

-Menjadi penghubung antara Lintas dan Panitia Kampanye KIE.

-Mengeluarkan permintaan untuk pelayanan.

-Menyetujui anggaran dan melacak pembayaran.

-Memantau jadwal untuk menjamin pekerjaan sesuai jadwal.

-Memberikan masukan kepada Lintas dan membantu Lintas mendapatkan masukan dari
anggota panitia.

-Membantu mengadakan pertemuan antara Lintas dan Panitia Kampanye KIE.

-Membantu kampanye insentif wilayah.

-Berpartisipasi pada pelatihan sub-panitia.

-Membagikan materi klien dan penyedia pelayanan kesehatan pada fasilitas-fasilitas

kesehatan umum.

Lintas

-Membuat, merancang, dan memproduksi materi cetak, seperti poster, leaflet klien, brosur
pertanyaan

dan jawaban, press kit, slogan kampanye, dan perlengkapan kampanye wilayah; spot radio,
dan

empat sampai enam program radio untuk kepentingan wilayah; jasa kehumasan seperti
membantu

kegiatan peluncuran dan pelatihan media bagi juru bicara utama; dan materi kreatif lainnya.

-Mengirimkan laporan status, anggaran, dan laporan konferensi tepat waktu.

-Memberitahu Kementerian Kesehatan/Unit Pendidikan Kesehatan perihal setiap penyesuaian


jadwal
dan anggaran.

-Menyusun perkiraan biaya.

-Mencari penawaran untuk kegiatan produksi

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


-Mendokumentasi dan melengkapi bon-bon pengeluaran (invoice).

-Membuat jadwal media, jika perlu.

-Merekomendasikan stasiun radio, waktu penayangan (timing), jumlah spot/iklan,

biaya dan dasar pertimbangannya.

-Melatih wartawan, koresponden, dan petugas media lainnya.

Engender Health (dahulu AVSC)

-Memberikan masukan pada pelatihan tenaga kesehatan, lokasi pelayanan

kesehatan, dan daftar para pakar; memberi info terkini untuk panitia dan agen di lokasi.

-Ikut serta dalam pelatihan sub-panitia.

-Berfungsi sebagai salah satu informan penting bagi staf kreatif Lintas dalam membuat brosur

Tanya-Jawab.

-Melatih dan bekerja dengan klien yang puas - beberapa berasal dari wilayah masing-masing
untuk

tampil dalam acara radio dan televisi, mengadakan wawancara pers, dan berpartisipasi dalam

kegiatan masyarakat.

-Membantu kegiatan peluncuran regional.


PPAG

-Membantu upaya-upaya mobilisasi masyarakat.

-Mengelola program pendanaan kecil dengan kelompok drama setempat.

-Memberikan pelatihan konseling KIE.

-Berpartisipasi pada pelatihan subkomite.

-Merujuk klien ke tempat pelayanan jika perlu.

-Membantu distribusi materi cetak.

NPC

-Mengoordinasikan kampanye regional.

-Mengatur pertemuan dengan wilayah-wilayah.

-Membantu memberikan masukan pada pelatihan tenaga kesehatan; memberi info pada
komite

dan agen tentang kegiatan terkini.


-Berfungsi sebagai salah satu informan penting bagi Lintas dalam membuat brosur Tanya -
Jawab.

-Membantu acara peluncuran regional.

-Membantu mengoordinasikan pelatihan petugas media.

186 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


-Berfungsi sebagai narasumber kegiatan regional, mengumpulkan materi dari masingmasing

wilayah, dan berfungsi sebagai penghubung antara agen dan komite wilayah.

-Membantu kampanye insentif wilayah.

-Mengoordinasikan materi pelatihan dan konseling.

-Membantu Kementerian Kesehatan/Unit Pendidikan Kesehatan dalam manajemen

sehari-hari dan membuat jadwal pembuatan materi iklan agen.

GSMF

-Mendistribusikan poster dan selebaran-selebaran klien pada apotik-apotik dan tokotoko

obat,salon,tukang cukur,danoutlet eceran lainnya, baik melalui jalur

perdagangan biasa atau tenaga-tenaga penjualan di empat wilayah (Accra Besar,

Wilayah Timur, Tengah, dan Barat); menggunakan bentuk distribusi lain di Wilayah

Ashanti.

-Membantu pendanaan acara peluncuran.

-Membantu Departemen Kesehatan/Unit Pendidikan Kesehatan, jika diperlukan, dalam

proses kreatif dan pengembangan media.

-Merujuk klien ke tempat pelayanan.

JHU/PCS

-Membimbing komite koordinasi dan memastikan kesesuaian dengan strategi.


GRMA

-Membantu distribusi materi cetak.

-Merujuk klien ke tempat pelayanan.

-Berpartisipasi dalam pelatihan subkomite.

Departemen Kesehatan/Pelayanan Kesehatan Masyarakat-Keluarga Berencana

(MOH/MCH-FP)

-Berpartisipasi dalam pelatihan subkomite.

-Membantu Kementerian Kesehatan/Unit Pendidikan Kesehatan dengan mobilisasi

sumberdaya.

-Merujuk klien ke tempat pelayanan.

-Mengoordinasikan dan menyebarluaskan daftar tempat pelayanan kesehatan pada

organisasi lain.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Contoh Rencana Manajemen II

Latar belakang: Penurunan sumberdaya memaksa USAID menutup hampir separuh misi
bilateralnya di

Afrika Barat dan Afrika Tengah. Pada saat yang sama, pejabat kesehatan melihat bahwa
masalah

kesehatan masyarakat utama di daerah-daerah pada dasarnya adalah masalah umum di


wilayah

tersebut, sekaligus masalah nasional. Upaya-upaya guna mengatasi sejumlah permasalahan


kesehatan

yang mendesak di Afrika Barat dan Tengah tidak lagi efektif ketika dilakukan melalui
program negara

secara terpisah-pisah. Program-program kesehatan bisa lebih efektif biayanya ketika


dilaksanakan

terpadu secara regional.

Pada tahun 1995, USAID memberi wewenang kepada program Kesehatan Keluarga (Family
Health) dan

AIDS di Afrika Barat dan Tengah (Family Health and AIDS-West and Central Africa-FHA-
WCA). Dalam

rentang waktu selama 8 tahun, FHA-WCA bertanggungjawab mencapai dampak/hasil


regional berupa

KB, pencegahan HIV/AIDS, dan kelangsungan hidup anak (child survival) melalui gabungan
program

tingkat nasional dan regional.


Program utama FHA-WCA adalah SFPS. Proyek tersebut tidak menggunakan model
tradisional yang

menggabungkan kontraktor utama dengan subkontraktor, melainkan pendekatan manajemen


dan

pengadaan inovatif sehingga menciptakan kemitraan sejajar yang saling memiliki tanggung
jawab atas

manajemen, koordinasi, dan pelaksanaan program. SFPS terdiri dari lima perjanjian kerja
sama terpisah

antara USAID dan lima organisasi swasta sukarela Amerika Serikat: JHU/CCP, Johns
Hopkins Program for

International Education in Reproductive Health (JHPIEGO), Population Services


International (PSI), Tulane

University, dan terakhir Family Health International (FHI). JHU/CCP bekerja di bidang
komunikasi

perubahan perilaku. JHPIEGO mengkhususkan pada pemberian pelayanan, pelatihan dan


keuangan

serta administrasi. PSI adalah organisasi pemasaran sosial yang menjual produk kesehatan
melalui sektor

swasta.Tulane berperan melakukan riset, memantau, serta mengevaluasi kegiatan-kegiatan.


FHI

memberikan bantuan di bidang HIV/AIDS.

(Shereikis & Wyss, 2000)

188 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Pelaksanaan Proyek: Tonggak kerja sama antar mitra proyek adalah Manajemen Tim
Terpadu

(Unified Management Team-UMT), terdiri dari anggota staf profesional masing-masing agen
mitra

yang berbasis di negara Pantai Gading (Côte d'lvoire). Anggota tim bertemu secara rutin
untuk

memastikan agar berbagai kegiatan senantiasa sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam

paket hasil dan keseluruhan visi SFPS. Semua mitra bekerjasama menyiapkan rencana kerja

tahunan. Masing-masing organisasi bertanggungjawab menyusun anggarannya.

UMT inti terdiri dari para pemimpin masing-masing agen yang bekerjasama. Sebuah nota

kesepahaman (MoU) merinci cara-cara tim melakukan pendekatan terhadap berbagai

permasalahan, seperti menentukan prioritas program, mengoordinasikan kegiatan komponen,


dan

membuat rencana kerja. Guna memfasilitasi pencapaian kesepakatan, mempromosikan kerja

sama, dan mengoordinasikan kegiatan program di seluruh lini organisasi, MoU itu secara
khusus

juga menetapkan JHPIEGO COP sebagai team leader (pemimpin tim). MoU sekaligus
mencakup

arahan-arahan khusus tentang sistem komunikasi dan prosedur-prosedur, berikut kesepakatan

mengenai proses pengambilan keputusan. Dalam Nota Kesepahaman itu, disertakan


provisiprovisi

untuk kerja sama dengan lembaga donor lainnya.


Keputusan-keputusan yang memerlukan kesepakatan di antara anggota UMT mencakup
putusan

menyangkut implikasi pendanaan bagi tiap organisasi anggota, inisiatif di luar rencana kerja,
revisi

strategi proyek atau paket hasil, dan keputusan mengenai implikasi politik dan korporat.
Semua

keputusan dicapai di dalam UMT tanpa melibatkan mediasi pihak luar. Hal ini untuk menguji

kekuatan semangat kerja sama UMT, yang menjamin kerja sama erat di antara organisasi
anggota

tanpa mengurangi keahlian mereka dalam bidang klinis, serta keahlian dalam komunikasi

perubahan perilaku.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


UMT didukung oleh tiga unit kolateral yang memperkuat keterpaduan operasional proyek:

Unit Kepemimpinan -unit ini memiliki tanggung jawab pemimpin untuk

menyuarakan dan menjaga visi program, mengoordinasikan kegiatan-kegiatan

program, dan memfasilitasi pencapaian kesepakatan.

Unit Keuangan dan Administrasi -unit ini bertanggungjawab atas anggaran dan

biaya operasional bersama di kantor Abidjan dan empat kantor negara.

Unit Pemantauan dan Evaluasi -unit ini memiliki koordinator pemantauan dan

evaluasi yang bekerja secara erat dengan masing-masing kantor negara, manajer

informasi program untuk memantau, dan menilai kemajuan serta kinerja SFPS.

SFPS menggunakan pendekatan manajemen berbasis kinerja yang dikaitkan dengan kerangka
hasil

untuk bidang proyek utamanya: KB, kelangsungan hidup anak (child survival), HIV/AIDS,
dan

pembangunan kapasitas (capacity building).

Untuk setiap hasilnya, ditetapkan hasil menengah dan indikator-indikatornya. Kinerja dinilai
dan

dilaporkan kepada USAID secara semi tahunan. Mekanisme laporan proyek yang konsisten
serta

jadwal pengkajian membantu tim untuk terarah pada tujuan proyek sambil memantau
kemajuan.

Setiap empat bulan sekali, kemajuan kegiatan dilaporkan kepada USAID mengacu pada titik
tolak
yang ditetapkan dalam rencana kerja proyek untuk masing-masing komponen.

190 Panduan Lapangan Merancang Strategi Kominikasi Kesehatan


Referensi

Greenberg, R.H.,Williams, J.R.,Yonkler, J.A., Saffitz, G.B., & Rimon II. J.G. (1996). How

to Select and Work with an Advertising Agency: Handbook for Population and

Health Communication Programs. Baltimore: Johns Hopkins School of Public

Health, Center for Communication Programs.

Shereikis, M. & Wyss, S. (2000). A Regional Model for Successful Health Intervention

in a Low Resource Environment. (2nd ed.) (pp. 227).. Abidjan, Côte d’Ivoire:SFPS

Working Paper.

Yonkler, J. (1997). Ghana Long Term Family Planning Management Plan

(unpublished). Accra, Ghana.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bab 8:

Rencana Evaluasi

Di akhir bab ini, pembaca akan memahami pentingnya evaluasi

program komunikasi kesehatan strategis, elemen kunci

pemantauan (monitoring), dan penilaian dampak program,

dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Langkah 1:

Mengidentifikasi Lingkup dan Jenis

Evaluasi

Langkah 2:

Merencanakan Pemantauan dan

Penilaian Dampak

Langkah 3:

Mengidentifikasi Rancangan Evaluasi

dan Sumber Data

Langkah 4:

Menyesuaikan Evaluasi untuk Situasi


Tertentu

Langkah 5:

Memutuskan Pelaksana Evaluasi

Langkah 6:

Merencanakan Dokumentasi dan

Penyebarluasan Hasil-Hasil Evaluasi

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 193


Gambaran Umum

Saat menyusun konsep rancangan sekolah yang baru, teman Anda, sang arsitek,

sedari awal harus memikirkan bagaimana para guru, siswa dan staf akan

menggunakan sekolah dalam kehidupan sesungguhnya. Maka, pada setiap tahap

perencanaan hingga proses pembangunan, ia dan timnya harus menimbang betul

dampak rancangan dikaitkan dengan kemampuan penggunanya guna

memaksimalkan manfaat sekolah.

Demikian juga halnya dengan evaluasi yang memainkan peran kunci dalam

strategi komunikasi. Tanpa evaluasi, tak akan ada yang bisa memutuskan apakah

strateginya terlaksana, atau efektif. Perencanaan evaluasi dilakukan pada awal

proses rancangan strategi. Idealnya, sebuah rencana evaluasi dibuat secara

partisipatif berdasarkan masukan berbagai stakeholder, seperti staf program,

kelompok masyarakat, ahli riset, dan organisasi donor. Seorang ahli komunikasi

tidak perlu menjadi pakar dalam metodologi riset. Namun, ia benar-benar perlu

memainkan peran aktif dalam mengembangkan rencana evaluasi, guna

memastikan bahwa hal tersebut telah berfokus pada masalah-masalah

komunikasi yang tepat.

Gambaran Umum

Saat menyusun konsep rancangan sekolah yang baru, teman Anda, sang arsitek,

sedari awal harus memikirkan bagaimana para guru, siswa dan staf akan

menggunakan sekolah dalam kehidupan sesungguhnya. Maka, pada setiap tahap

perencanaan hingga proses pembangunan, ia dan timnya harus menimbang betul

dampak rancangan dikaitkan dengan kemampuan penggunanya guna


memaksimalkan manfaat sekolah.

Demikian juga halnya dengan evaluasi yang memainkan peran kunci dalam

strategi komunikasi. Tanpa evaluasi, tak akan ada yang bisa memutuskan apakah

strateginya terlaksana, atau efektif. Perencanaan evaluasi dilakukan pada awal

proses rancangan strategi. Idealnya, sebuah rencana evaluasi dibuat secara

partisipatif berdasarkan masukan berbagai stakeholder, seperti staf program,

kelompok masyarakat, ahli riset, dan organisasi donor. Seorang ahli komunikasi

tidak perlu menjadi pakar dalam metodologi riset. Namun, ia benar-benar perlu

memainkan peran aktif dalam mengembangkan rencana evaluasi, guna

memastikan bahwa hal tersebut telah berfokus pada masalah-masalah

komunikasi yang tepat.

194 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


TIP Rancangan Evaluasi Efektif :

Langkah 1dari 6

Langkah 1

Rencana Evaluasi 1. Evaluasi harus diperkenalkan, dipahami,

dan direncanakan sejak program

dimulai. Evaluasi juga harus

berdasarkan pada tujuan program.

Mengidentifikasi Lingkup dan Jenis Evaluasi

Penentuan lingkup dan jenis evaluasi yang tepat, diperlukan, dan memungkinkan

Jadi, tidak boleh merupakan tambahan

untuk dilaksanakan merupakan elemen kunci dalam rancangan strategis. Pada

tingkat dasar, evaluasi mempunyai tujuan untuk:


·

Mengetahui apakah aktivitas yang dicantumkan dalam rencana kerja benarbenar

dilaksanakan (evaluasi proses atau pemantauan)

Menentukan apakah tujuan yang dipaparkan pada strategi (lihat bab 3) telah

dicapai (penilaian dampak)

Evaluasi, seperti riset, harus dinyatakan sejak awal proyek komunikasi strategis. Tujuan

komunikasi strategis yang dinyatakan sedari dini akan mengarahkan setiap tahap

evaluasi. Tujuan perubahan perilaku individu juga memerlukan suatu evaluasi yang

akan mengukur perilaku individu untuk jangka waktu tertentu; tujuan kebijakan untuk

mengesahkan peraturan tertentu memerlukan cara untuk menentukan peraturan

mana, atau bagian peraturan manakah yang akan menjadi hukum; sementara tujuan

mendorong keaktifan masyarakat sejak awal membutuhkan ukuran atau indikator

keaktifan masyarakat.

Rancangan evaluasi harus berfokus pada unit analisa yang dituju dan perubahan yang

diharapkan. Dengan demikian, pihak-pihak yang akan melaksanakan evaluasi

idealnya berpartisipasi membantu menyusun tujuan-tujuan yang SMART (lihat daftar

singkatan, atau penjelasannya di bab 3—peny.) dengan cara tertentu, sehingga tujuan

dan proses pencapaiannya bisa diukur secara tepat-akurat sepanjang proyek

berlangsung.

Pada tingkat yang lebih kompleks dan strategis, evaluasi juga harus:
·

Menilai kecukupan/kelayakan strategi yang dipilih

Menyoroti bidang-bidang yang memiliki dampak terendah dan tertinggi.

di menit-menit terakhir. Sebelum pro

gram berlangsung, pastikan adanya

data baseline dan data pasca intervensi

untuk mengukur perubahan.

2.

Evaluator perlu membantu petugas

program untuk menyatakan tujuan

dengan istilah-istilah yang bisa diukur,

konsisten dengan teori perubahan

perilaku, dan membantu pemanfaatan

metodologi riset yang praktis - sesuai

dengan situasi.

3.

Evaluasi harus menghindari klaim

dampak yang berlebihan, hanya


berdasarkan data sebelum dan

sesudah program. Data semacam ini

memang bisa mendokumentasikan

hubungan antar variabel, tapi tidak bisa

digunakan untuk menyimpulkan

hubungan sebab akibat.

4.

Penggunaan jenis data yang berbeda,

dan analisa yang lebih luas, bisa

memperkuat probabilitas bahwa program

komunikasi tertentu telah

menyebabkan perubahan perilaku yang

bisa diukur,atau memberikan

kontribusi terhadap sejumla perubahan

yang bisa diidentifikasi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 195


· Tidak hanya mengidentifikasi perubahan individu atau masyarakat saja,

tetapi juga mengukur hasil (indeks) kesehatan dan sosial berbasis populasi,

seperti angka kelahiran dan kematian, tingkat pendidikan, dan pendaftaran

pemilih.

· Menunjukkan cara-cara meningkatkan program

· Mengukur efektivitas biaya per orang yang terjangkau, atau per ukuran

manapun dari perubahan perilaku

Tanpa dokumentasi evaluasi, pembuat kebijakan, perencana program, pemberi

dana dan peserta tidak akan mengetahui apa yang terjadi, mengapa, kapan, atau

apa efeknya. Dalam waktu beberapa tahun, sebuah program yang tidak dievaluasi

seolah-olah tidak pernah ada.

Bagan berikut ini merangkum cara-cara yang bisa digunakan evaluasi untuk

program kesehatan masyarakat.

Tujuan Pemanfaatan Evaluasi Praktik Kesehatan Masyarakat

Mendapatkan wawasan

Menilai kebutuhan, keinginan dan aset anggota masyarakat

Mengidentifikasi hambatan dan fasilitator penggunaan pelayanan


Mempelajari cara menjelaskan dan mengukur kegiatan serta efek program

Mengubah Praktik

Menyempurnakan rencana untuk memperkenalkan layanan baru

Memberikan karakteristik sejauhmana rencana intervensi diterapkan

Meningkatkan isi materi pendidikan

Meningkatkan kompetensi budaya program

Memeriksa apakah hak-hak peserta dilindungi

Menentukan prioritas untuk pelatihan staf

Membuat penyesuaian di tengah pelaksanaan program (midcourse adjustment) untuk


meningkatkan alur

pasien/klien

Meningkatkan kejelasan pesan komunikasi kesehatan

Menentukan apakah angka kepuasan pelanggan bisa ditingkatkan

Menggerakkan dukungan masyarakat terhadap program.

196 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tujuan Pemanfaatan Evaluasi Praktik Kesehatan Masyarakat

(Lanjutan)

Menilai efek

Menilai pengembangan keterampilan para peserta program

Membandingkan perubahan perilaku tenaga kesehatan setelah jangka waktu tertentu

Membandingkan biaya dengan manfaat

Mencari peserta yang berhasil baik dalam program

Memutuskan alokasi sumberdaya baru

Mendokumentasikan tingkat kesuksesan dalam mencapai tujuan

Menunjukkan apakah persyaratan akuntabilitas sudah dipenuhi

Mengumpulkan informasi beberapa evaluasi untuk memperkirakan efek hasil dari jenis

program yang sama

Mengumpulkan kisah-kisah keberhasilan

Mempengaruhi Peserta

Memperkuat pesan-pesan program

Mendorong dialog dan meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan

Memperluas kesepakatan di antara anggota koalisi mengenai tujuan program

Mengajarkan keterampilan evaluasi pada staf dan stakeholder (pemangku


kepentingan) lain

Mendukung perubahan dan pengembangan organisasi

(Centers for Disease Control and Prevention, 1999)

Langkah 2Langkah 2dari 6

Merencanakan Pemantauan dan Penilaian Dampak Rencana Evaluasi

Secara kronologis, setelah tujuan selesai disusun, evaluasi harus menyentuh aspek-aspek
berikut ini:

· Pertama, memantau kegiatan dan hasil program

· Kedua, penilaian dampak

Masing-masing jenis evaluasi memerlukan tindakan dan keterampilan yang berbeda.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 197


Pemantauan

Pemantauan mensyaratkan adanya perhatian pada proses, kinerja, dan sedikit banyak,

pada hasil:

Pemantauan proses – pada tahap ini, evaluator harus mengukur apakah kegiatan

berlangsung sesuai dengan frekuensi, intensitas dan waktu yang telah

direncanakan, serta memang diarahkan untuk mencapai khalayak sasaran.

Idealnya, pemantauan dimulai sejak awal kegiatan program, dan terus berlangsung

sepanjang program atau kampanye. Pemantauan yang dilakukan setelah kegiatan

selesai tidak akan sehandal pemantauan yang dilakukan terus-menerus.

Pemantauan kinerja – kualitas (mutu), kuantitas (besaran) dan distribusi

(pembagian) hasil komunikasi harus dipantau dengan ketat. Contohnya, apakah

poster yang telah ditetapkan jumlahnya sudah dicetak dan didistribusikan ke

tempat yang telah disepakati? Apakah jumlah tenaga kesehatan atau tenaga

lainnya yang telah ditetapkan sudah dilatih mengenai penggunaan materi

komunikasi yang tepat? Apakah semua anggota manajemen dan tim komunikasi

melaksanakan fungsinya sesuai rencana? Apakah kualitas dan volume keluaran

(output), apakah poster, drama seri, atau kegiatan masyarakat berada pada tingkat

yang ditetapkan dan diharapkan? Bagaimana cara kinerja tim manajemen

memenuhi harapan dan persyaratan rencana kerja? Ukuran untuk pemantauan


proses dan kinerja harus sespesifik dan sekuantitatif mungkin, karena tidaklah

mungkin menentukan keberhasilan strategi, jika pada kenyataannya hal-hal

tersebut tidak dilaksanakan sesuai rencana.

Pemantauan hasil – di sini, fokus evaluasi bergeser dari kegiatan dan tindakan,

kembali ke tujuan awal. Jika tujuannya adalah meningkatkan kunjungan di klinik

tertentu, meningkatnya pembelian produk tertentu, atau penggunaan kondom,

maka, sudah sejauhmana perubahan tersebut terjadi? Selama proses pemantauan,

survey yang ekstensif tidaklah memungkinkan. Namun, pengamatan dan

wawancara lokasi penting dilakukan untuk memastikan hasil yang diharapkan

mulai terjadi. Hasil yang bukan merupakan tujuan, atau yang berbeda dari tujuan

awal program memerlukan perhatian seksama dan segera, serta umpan balik

kepada direktur program. Jika perlu, lakukan perubahan dalam pelaksanaan atau

strateginya.

198 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Singkatnya, pemantauan merupakan hal penting untuk memastikan bahwa

program dilaksanakan sesuai perencanaan. Dan bahwa tidak ada kejadian atau

pergeseran di luar tujuan yang tidak diantisipasi sebelumnya, maupun yang tidak

diharapkan. Namun, saat kampanye berlangsung, umumnya belum bisa

ditentukan apakah kegiatan yang direncanakan pada kenyataannya memang

bertanggungjawab menghasilkan perubahan apapun yang teramati (contohnya,

pertanyaan mengenai sebab akibat).

Penilaian Dampak

Penilaian dampak merupakan hal yang lebih sulit lagi, tapi penting untuk strategi

komunikasi berskala besar. Penilaian dampak ditujukan untuk mencari jawaban

terhadap pertanyaan “Apakah strategi komunikasi mencapai tujuan yang sudah

ditentukan?”. Selanjutnya, penilaian dampak dimanfaatkan untuk melihat

perbedaan yang dilakukan strategi pada lingkungan program secara keseluruhan.

Indikator

Seperti bahasan Bab 3, langkah pertama evaluasi dampak adalah menentukan

indikator yang akan Anda gunakan untuk menentukan apakah tujuan telah

dicapai. Contoh indikator tingkat individu untuk strategi komunikasi perubahan

perilaku (Bertrand & Escudero, 2002) adalah:


· Persentase jumlah khalayak sasaran dengan perilaku spesifik (terhadap

suatu produk, praktik, atau pelayanan)

· Persentase jumlah khalayak sasaran yang percaya bahwa pasangan, teman,

kerabat dan masyarakat mereka menyetujui (atau tidak menyetujui suatu

produk, praktik, atau pelayanan)

· Persentase jumlah non-user (bukan pengguna) yang ingin mengikuti

praktik tertentu di masa mendatang

· Persentase jumlah khalayak sasaran yang yakin bahwa mereka bisa

menjalankan praktik tertentu di masa mendatang

Pada tingkat sosial yang lebih luas, indikator-indikator berikut ini bisa digunakan

untuk mengukur perubahan sosial. Beberapa indikator diukur secara kualitatif.

Tetapi yang lainnya lebih sesuai jika diukur melalui teknik kuantitatif:

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 199


Indikator perubahan sosial

· Kepemimpinan

· Tingkat dan modal partisipasi

· Sumberdaya informasi

· Efektivitas bersama

· Rasa memiliki

· Ikatan sosial

· Norma sosial

Untuk penjelasan teperinci tentang istilah-istilah tersebut, serta panduan tentang bagaimana
indikator

indikator itu bisa digunakan dalam kerangka model komunikasi terpadu untuk perubahan
sosial, lihat

sumber-sumber yang disebutkan dalam referensi (Figueroa,Kincaid, Rani & Lewis, 2002).

Isu kunci dalam penilaian dampak adalah rancangan atau rencana riset evaluasi yang harus
ditentukan

sedini mungkin dalam sebuah proyek. Menurut tradisi, khususnya dalam riset biomedis,
penilaian dampak

yang disebut dengan Standar Emas (Gold Standard) adalah suatu rancangan percobaan yang
secara acak

melibatkan individu atau komunitas dalam program tertentu. Setelah program selesai,
perbedaan antara
mereka yang terlibat dalam program dan yang tidak terlibat akan menentukan dampak
proyek.

Disain Eksperimental (Experimental Design)

Tidak banyak program komunikasi yang bisa menerapkan penilaian dampak dengan metode
disain

eksperimental. Selain itu, disain eksperimental tidak sesuai untuk proyek komunikasi
berskala besar.

Masalah utama yang muncul dalam menerapkan disain eksperimental pada komunikasi
strategis adalah

sebagai berikut:

Kelompok kontrol (yang tidak terpapar atau tidak dikenai perlakuan tertentu sesuai dengan
program)

dan kelompok eksperimen (yang terpapar atau dikenai perlakuan tertentu dalam program)
harus

memiliki semua karakteristik kunci yang sama, karena akan berpengaruh pada hasilnya.

Tidak ada kejadian atau kegiatan yang membedakan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen,

kecuali kegiatan proyek yang terjadi di antara kelompok yang terpapar maupun yang ada
dalam

kelompok kontrol.
·

Tidak boleh ada kontaminasi, atau pertukaran kegiatan dan informasi antara kelompok
kontrol dan

kelompok eksperimen.

200 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Adalah tidak mungkin memilih komunitas yang bisa diperbandingkan dalam suatu skala

besar. Apalagi, mencegah kontaminasi antara satu khalayak dengan khalayak lainnya dalam

sebuah proyek komunikasi. Karena tujuan proyek komunikasi efektif adalah

menyebarluaskan informasi, ide dan nasehat, maka proyek komunikasi yang handal—nyaris

tak bisa dihindarkan—akan menyebar keluar dari batas-batas awalnya. Satu-satunya jenis

proyek komunikasi strategis yang bisa dipertimbangkan untuk memanfaatkan disain

eksperimental adalah proyek yang berhubungan dengan fasilitas yang kemungkinan tersebar

luas secara geografis, atau berada di lokasi geografis yang tidak berdekatan satu sama lain

namun punya kemiripan. Namun, keduanya hampir tidak mungkin. Dengan kata lain,

meskipun disain eksperimental merupakan sesuatu yang berharga – dan memang penting–

dalam mengevaluasi dampak pengobatan pada individu yang dipilih secara acak dan tidak

mengetahui statusnya sediri, namun secara konsep, disain eksperimental tidak sesuai untuk

sebagian besar program komunikasi strategis.

Rancangan Kuasi-Eksperimental (Quasi-Experimental)

Pengganti disain eksperimental murni dalam proyek komunikasi adalah disain


kuasieksperimental.

Jenis riset ini tidak memilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Sebagai gantinya, dilakukan upaya untuk mengidentifikasi daerah atau unit

kontrol, dengan program berupa perubahan khalayak sasaran yang sebisa mungkin dapat

diperbandingkan. Program komunikasi strategis juga dibatasi sampai daerah-daerah tertentu

saja, sembari mengukur perubahan di kedua daerah. Namun, dalam disain kuasieksperimental
seperti ini pun, permasalahan tetap sering muncul. Misalnya, kemiripankemiripan

di antara kelompok kontrol dan kejadian-kejadian yang membedakan di daerah

yang berbeda-beda. Di atas semuanya, masih ada kendala lain, yaitu kontaminasi antara

kedua kelompok. Dalam hal ini, tingkat paparan (terpaan/exposure—peny.) merupakan

elemen kunci bagi sebagian besar program komunikasi. Tidak seperti program kesehatan

berupa pengobatan tertentu, paparan bukan ditentukan oleh tenaga kesehatan, melainkan

oleh reaksi khalayak sasaran itu sendiri. Dengan demikian, jelas bahwa paparan terhadap

program komunikasi strategis tidak bisa dikontrol dengan cara yang sama seperti paparan

terhadap obat baru atau obat eksperimen yang dapat dikontrol oleh dokter yang

memberikannya. Itulah sebabnya mengapa penggunaan disain kuasi-eksperimental dengan

pengukuran sebelum dan sesudah intervensi (perubahan perilaku yang diperkenalkan

program kesehatan—peny.) mungkin tidak meyakinkan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 201


Penggunaan Analisa Statistik untuk Menjelaskan Perbedaan dan Kontaminasi

Populasi

Karena paparan komunikasi strategis tidak bisa dikelola seakurat paparan

terhadap obat yang berbeda-beda, berbagai teknik statistik bisa digunakan untuk

mengompensasi perbedaan populasi kontrol dan intervensi. Pada derajat yang

lebih rendah, analisa statistik juga bisa diterapkan pada kontaminasi, yaitu

paparan terhadap kelompok kontrol dan ketidakterpaparan kelompok percobaan.

Memboboti satu populasi atau populasi lain agar tercapai kesetaraan bisa

mengontrol perbedaan ini. Berbagai bentuk analisa dapat digunakan setelah data

dikumpulkan. Yang dimaksud data di sini adalah data sebelum dan sesudah

pelaksanaan.

Teknik yang umum digunakan adalah analisa bivariat (bivariate analysis). Melalui

teknik ini, peneliti menentukan ada tidaknya korelasi (hubungan) antara dua

variabel, dengan cara memeriksa kekuatan dan arah hubungan. Misalnya saja,

ditemukan hubungan positif antara dua variabel. Artinya, jika nilai satu variabel

meningkat, maka nilai variabel kedua juga meningkat. Dalam hubungan negatif

antara dua variabel, jika nilai satu variabel meningkat, maka nilai variabel kedua

juga meningkat. Tetapi, analisa bivariat tidak mengasumsikan hubungan sebabakibat

di antara variabel-variabel tersebut.

Analisa regresi digunakan jika satu variabel atau lebih diasumsikan meramalkan
atau menjelaskan perubahan pada variabel yang lain. Jika variabel berganda

digunakan untuk memperkirakan variabel terikat, analisa regresi memungkinkan

dampak setiap variabel untuk dievaluasi secara terpisah, asalkan semua variabel

lainnya konstan. Misalnya saja, dalam suatu kampanye komunikasi terdapat

variabel pesan, variabel kepercayaan terhadap pesan dan bobot media. Analisa

regresi bisa digunakan untuk menentukan bahwa penerimaan khalayak sasaran

terhadap suatu pesan bisa diramalkan dengan mengukur variabel yang

berhubungan, seperti kepercayaan terhadap pesan dan bobot media.

202 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Membangun Hubungan Sebab Akibat

Dalam semua program komunikasi strategis, dan pada hampir semua evaluasi dampak
program komunikasi,

pihak yang skeptis akan mempertanyakan sejauhmana faktor komunikasi semata bisa
memberikan kontribusi

terhadap perubahan perilaku. Untuk memperkuat kesimpulan bahwa proyek komunikasi


benar-benar

bertanggungjawab terhadap perubahan perilaku yang diukur, program harus berusaha


membangun delapan

poin kunci berikut ini. Dengan demikian sejak awal evaluasi, data yang berhubungan dengan
masing-masing

poin tersebut harus dikumpulkan (JHU/CCP, 2001)

Bukti-bukti perubahan perilaku yang diharapkan dari waktu 1 ke waktu 2. Lihat grafik 1 di
bawah ini

sebagai ilustrasi suatu perubahan perilaku yang terjadi setelah suatu kampanye hipotesis.

Bukti-bukti perubahan yang terjadi selama atau setelah intervensi. Grafik 1 juga
menunjukkan bahwa

perubahan jelas terjadi setelah komunikasi strategis berlangsung. Isu utama dalam evaluasi
perubahan

perilaku, menyusul intervensi komunikasi, adalah bias pemilihan (selectivity bias) khalayak
sasaran.
Apakah mereka yang ingat dengan materi tersebut dahulunya memang pengguna, orang yang
sudah

pernah mendengar, atau mereka yang memilih sendiri untuk menanggapi hal tersebut?
Pengukuran tidak

bisa dilakukan hanya dengan satu kali survey saja, yang memberikan data silang antar bagian
(crosssectional

survey). Mesti dilakukan jenis survey longitudinal yang memberikan data antar waktu.
Survey

longitudinal menganalisa kelompok yang sama atau sangat mirip selama beberapa waktu
tertentu, dan

menanyakan hal-hal terkait dengan praktik saat ini. Survey semacam ini bisa
mengidentifikasi lebih jelas

mana yang terjadi lebih dulu: pengetahuan, pengalaman dan perilaku tertentu, atau paparan
terhadap

komunikasi strategis.

Grafik 1

Evaluasi: Perubahan & Urutan

Kampanye

Dampak

Waktu
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 203
·

Bukti bahwa perubahan lebih besar terjadi pada mereka yang terpapar kampanye

komunikasi strategis daripada mereka yang tidak terpapar. Program komunikasi

strategis sejak awal harus mendokumentasikan seberapa banyak, dan segmen populasi

mana yang terpapar intervensi komunikasi. Andai perilakunya berubah, maka perubahan

ini akan bisa dibandingkan, dan mudah-mudahan melebihi perubahan mereka yang tidak

terpapar kampanye. Masalah yang muncul dalam menentukan paparan adalah paparan

mungkin terjadi secara langsung (dengan melihat, mendengar atau berpartisipasi dalam

suatu intervensi komunikasi), atau tidak langsung (melalui diskusi dengan mereka yang

telah terpapar langsung). Agar kampanye bisa mencakup paparan tidak langsung seperti

ini, kumpulkan data spesifik mengenai komunikasi interpersonal yang berhubungan

dengan program strategis. Kumpulkan juga, contohnya, pemirsa langsung suatu seri di

televisi. Grafik 2 di bawah ini mengilustrasikan perbedaan penggunaan metode

kontrasepsi modern antara (1) mereka yang langsung terpapar program radio, (2) mereka

yang mendengar pesan radio melalui rekannya, dan (3) mereka yang tidak mendengar

pesan dari radio maupun rekannya.

Grafik 2

Penggunaan Metode Kontrasepsi Modern Saat Ini

Di Antara Wanita Menikah Usia Subur (Currently Married Women of


100

80

60

% penggunaan

metode KB modern

40

20

0Tidak mendengar Mendengar pesan Mendengarkan

pesan dari rekan program,* dari rekan pesan dari

Reproductive Age-CMWRA),

Oleh Sumber Paparan Terhadap Pesan Program Radio KB

radio

Sumber: JHU/PCS dan Save the Children, 1997


* Berbeda secara signifikan (p<0.001) dari Kelompok Yang Tidak Mendengarkan

Tidak mendengarkan (n=210); Tidak mendengarkan/mendengar dari Rekan (n=119);


Mendengarkan Program Radio (n=338)

204 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bukti mengenai logika ilmiah. Untuk memperkuat klaim-klaim bahwa

program komunikasi strategis telah menyebabkan perubahan perilaku,

kampanye hendaknya beranjak dari teori perubahan perilaku yang tepat dan

mendokumentasikan tidak hanya hasil akhirnya, tetapi juga langkah-langkah

pendahuluan atau pertengahan lainnya yang mengarah pada perubahan

perilaku seperti itu. Contoh, jika pengetahuan dan persetujuan terhadap

praktik tertentu menunjukkan penolakan, sementara pada saat yang sama,

praktiknya justru terlihat meningkat, maka hal ini akan menimbulkan

keraguan terhadap keabsahan (validitas) temuan. Grafik 3 di bawah ini

mengilustrasikan bagaimana pengumpulan data mengenai indikatorindikator

pertengahan—berdasarkan teori perubahan perilaku dari

pengetahuan ke persetujuan dan berlanjut pada praktik—memberikan

tambahan validitas terhadap kesimpulan yang menyatakan bahwa program

komunikasi strategis telah menyebabkan perubahan.

Grafik 3

Evaluasi : Teori

Pengetahuan Persetujuan Praktik

Sebelum Sebelum Sesudah Sebelum SesudahSesudah

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 205


Mengontrol variabel-variabel yang bertentangan. Untuk memastikan

bahwa perubahan apapun yang diamati merupakan hasil intervensi

komunikasi, dan bukan akibat kejadian eksternal seperti pembukaan atau

penutupan fasilitas, kenaikan atau penurunan harga, perubahan cuaca,

kekacauan di tengah masyarakat, perubahan politik atau faktor lainnya,

penting kiranya mengontrol variabel yang bertentangan tersebut hingga

mencapai kemungkinan tingkatan tertentu. Mengontrol variabel seperti

itu berarti mengidentifikasi variabel tersebut di saat awal, mengumpulkan

data mengenai variabel itu sejauh mungkin, dan menimbang bobotnya

secara sesuai untuk analisa akhir. Grafik 4 di bawah ini menunjukkan

hubungan antara kasus baru malaria dan turunnya curah hujan dalam

konteks kampanye antimalaria yang terjadi pada periode yang sama.

Grafik menunjukkan bahwa menurunnya curah hujan, dan bukan

kampanye, yang mungkin merupakan penyebab utama menurunnya

kasus malaria baru.

Grafik 4

Evaluasi: Variabel yang bertentangan

Kampanye

Antimalaria

Dampak
Curah Hujan

Waktu

206 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Bukti adanya tanggapan atas dosis tertentu. Satu jenis pengukuran studi

medis dan klinis yang seringkali bisa memperkuat kesimpulan mengenai

penyebab dampak kegiatan komunikasi adalah penggunaan ukuran

tanggapan berdasarkan pemberian dosis tertentu. Hipotesisnya,

peningkatan paparan komunikasi akan meningkatkan kemungkinan

perubahan perilaku. Dengan demikian, ukuran paparan harus

mempertimbangkan paparan bukan hanya sebagai variabel “ya” dan

“tidak,” melainkan lebih sebagai variabel kumulatif yang terus meningkat.

Artinya, tingkat paparan terhadap intervensi yang berbeda, atau intervensi

yang sama berulangkali, harus bisa dikumpulkan dan dievaluasi. Grafik 5 di

bawah ini menunjukkan kemungkinan tipikal adanya kenaikan efek

tanggapan berdasarkan peningkatan dosis (atau paparan).

Grafik 5

Evaluasi: Tanggapan Menurut Dosis

Tanggapan

atau dampak

Dosis atau paparan

8
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 207
Langkah 3dari 6

Rencana Evaluasi

Bukti tentang luas permasalahan dan arah perubahan. Jelas, semakin besar perubahan

perilaku ke arah yang diharapkan, maka akan semakin meyakinkan pula pernyataan yang

mengklaim efektivitas intervensi komunikasi.

Bukti tentang kemungkinan replikasi (penerapan ulang). Pengujian sebab akibat terakhir

dalam eksperimen ilmiah adalah kemampuan untuk mereplikasi hasilnya, yang bisa
dilakukan

oleh peneliti lain dan/atau proyek lain. Meskipun hal ini tidak selalu memungkinkan dalam

intervensi-intervensi komunikasi, setiap upaya mesti dilakukan untuk mengulangi intervensi,

kemudian dievaluasi guna mengonfirmasi validitas data awal. Jika intervensi-intervensi

dirancang di bidang yang sama, dengan rancangan riset yang bisa diperbandingkan, maka

sejumlah studi yang berbeda akan meningkatkan kesimpulan bahwa intervensi tertentu tidak

hanya efektif untuk satu keadaan saja, tapi juga bisa efektif untuk kondisi yang berbeda.

Kemampuan untuk memperkirakan hasil yang akan datang merupakan elemen kunci dalam

kesimpulan sebab akibat. Jika beragam kajian menegaskan hasil yang sama, maka replikasi

ini akan menambah validitas kajian-kajian individual.

Singkatnya, analisa dampak dalam bidang komunikasi akan selalu bersifat kontroversial dan
dipertanyakan oleh pihak-pihak skeptis. Untuk alasan tersebut, penting kiranya evaluasi
program

komunikasi strategis mendokumentasikan dampak dan memperkuat kesimpulan sebab akibat

dengan sebanyak mungkin cara.

Langkah 3

Mengidentifikasi Rancangan Evaluasi dan Sumber Data

Simpanlah kerangka konseptual dalam benak kita, saat menimbang bagaimana seharusnya
evaluasi

upaya komunikasi dirancang, dan sumber data mana yang akan digunakan.

Kerangka kerja ini bisa diubah agar sesuai dengan perilaku kesehatan lain selain mengadopsi

metode KB. Variabel dalam kerangka kerja ini bisa dianalisa dengan cara yang berbeda-beda
untuk

mengukur perubahan pada tingkat individu, program dan hasil. Penting diperhatikan,
keputusan

seseorang untuk berupaya mengikuti perubahan perilaku yang diprogramkan dipengaruhi


oleh dua

hal: (1) Proses khalayak sasaran dalam menimbang resiko pribadi dengan keuntungan
mengadopsi

perilaku; dan, (2) Persepsi khalayak sasaran tentang norma komunitas.

208 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tingkat-Tingkat Pengukuran

Evaluasi komunikasi strategis bergantung pada pengumpulan data di berbagai tingkat

yang relevan dengan tujuan program. Dua tingkat pengukuran utama untuk data

evaluasi komunikasi adalah:

· Berdasarkan populasi

· Berdasarkan program

Pengukuran berdasarkan populasi berguna untuk melacak hasil pendahuluan,

pertengahan, dan jangka panjang. Contoh, survey di antara khalayak sasaran untuk

mengukur paparan, pengetahuan, perilaku emosi dan faktor-faktor lainn yang

dilaporkan oleh khalayak sasaran itu sendiri kerap menjadi pertanda perubahan perilaku

(dikenal sebagai hasil pendahuluan). Survey juga bisa melacak perubahan perilaku atau

praktik selama proyek berlangsung (misalnya, melalui hasil-hasil pertengahan). Hasil

pertengahan ini pada gilirannya mempengaruhi hasil jangka panjang yang

berhubungan dengan status kesehatan, seperti angka kesuburan atau kematian. Contoh

dari Zimbabwe berikut ini mengukur hasil pendahuluan dan pertengahan. Sementara

contoh dari Bolivia mencakup hasil kematian bayi jangka panjang.

Kerangka kerja konseptual untuk

mengadopsi metode KB tertentu


Menilai

persepsi

risiko pribadi/

manfaat

Terpapar

Mencari

Mengadopsi

Informasi

Program

Tambahan

Ingin

Menggunakan

Mengunjingi

Tenaga

Pelayanan
Metode KB

menilai

persepsi

norma masyarakat

Contoh: Mempromosikan Tanggung Jawab Seksual di Kalangan Remaja Zimbabwe

Tahun 1997-1998, berlangsung kampanye multimedia guna mempromosikan tanggung jawab


seksual di kalangan remaja Zimbabwe

sekaligus memperkuat akses mereka terhadap pelayanan kesehatan reproduksi oleh tenaga
kesehatan terlatih. Survey dasar (baseline) dan

lanjutan (follow up) yang masing-masing melibatkan sekitar 1.400 wanita dan pria berusia
10-24 tahun dilakukan di 5 daerah kampanye dan 2

daerah pembanding. Analisa regresi logistik dilakukan untuk menilai paparan terhadap
kampanye dan menilai dampaknya pada

pengetahuan dan diskusi, perilaku seks yang lebih aman serta penggunaan layanan kesehatan
reproduksi di kalangan remaja. Hasilnya

menunjukkan bahwa kampanye menjangkau 97 persen khalayak sasaran orang muda.


Kesadaran akan metode kontrasepsi meningkat di

daerah kampanye. Hasil kampanye memperlihatkan, 80 persen responden mendiskusikan


topik kesehatan reproduksi - dengan teman (72

persen), kakak/adik (49 persen), orang tua (45 persen), guru (34 persen) atau pasangan (28
persen). Sebagai tanggapan terhadap kampanye,

orang muda di daerah kampanye dilaporkan 2,5 kali lebih mungkin mengatakan tidak
terhadap seks, dibandingkan dengan daerah

pembanding, 4,7 kali lebih mungkin mengunjungi pusat kesehatan, dan 14 kali lebih mungkin
mengunjungi pusat pemuda/pemudi.
Penggunaan kontrasepsi pada hubungan seks terakhir meningkat secara signifikan di daerah
kampanye (dari 56 persen menjadi 67 persen).

Kegiatan peluncuran, selebaran dan drama merupakan komponen kampanye yang paling
berpengaruh. Responden yang terpapar lebih

banyak komponen punya kemungkinan lebih besar untuk mengambil tindakan sebagai
tanggapan atas kampanye tersebut.

(Kim, Kols, Nyakauru, Marangwanda & Chibatamoto, 2001)

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 209


Contoh: Program Kesehatan Reproduksi Nasional Bolivia

Di Bolivia, serangkaian kampanye kesehatan reproduksi yang dirancang dengan seksama,


dan dilaksanakan dengan

baik, memberikan kontribusi peningkatan yang signifikan terhadap status kesehatan Ibu dan
anak-anak Bolivia. (Lihat

lampiran 3 - Studi Kasus Bolivia). Dari tahun 1994 hingga saat ini, Program Kesehatan
Reproduksi Nasional telah

melaksanakan upaya komunikasi strategis untuk mengungkap kebutuhan khalayak sasaran


yang spesifik, dengan

menggunakan berbagai saluran komunikasi. Program ini dikendalikan oleh riset, dan hasil
utamanya - peningkatan

penggunaan kontrasepsi dan penurunan kematian bayi - terlihat pada grafik 6 di bawah ini.

(The Johns Hopkins University Center for Communication Programs, 1999)

Grafik 6 Indikator Kesehatan Reproduksi di Bolivia

96%

87%

80%

76%
67%

56%

52%

45%

70%

42%

40%

25%

12%

18%

Pengetahuan mengenai

Sedikitnya satu metode

Keluarga berencana

Angka prevalensi

kontrasepsi metode
modern

Perawatan

kehamilan

Persalinan di

fasilitas kesehatan

Persalinan

Kematian Bayi

(Per 1.000)

Modern

1989 1994 1998

SUMBER: Survey Kependudukan 1989, 1994, 1998 Instituto Nacional de Estadistica (INE)

Programa de Encuestas de Demografiay Salud (DHS) Macro Internacional Inc., Calverton,


MD, E.E.U.U.

210 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Pengukuran berdasarkan program bergantung pada kumpulan statistik layanan, data
penjualan,

wawancara klien saat pulang, wawancara atau observasi di klinik atau tempat layanan, dan
kemungkinan

termasuk kajian atas faktor-faktor organisasi serta manajemen yang relevan dengan kinerja
program.

Contoh: Lama Sesi Konseling dan Jumlah Informasi Relevan yang Disampaikan:

Studi Klien Samaran (Mystery Client) di Klinik Peru

Hambatan waktu memperparah ketidakmampuan tenaga kesehatan KB dalam memberikan


bimbingan

lengkap kepada kliennya. Maka, penting kiranya bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui
apakah

perpanjangan waktu sesi bimbingan akan meningkatkan jumlah informasi relevan yang bisa
diberikan kepada

klien. Menggunakan teknik klien menyamar (mystery client), 28 wanita dilatih untuk
berpura-pura mencari

informasi mengenai metode yang efektif dan memilih kontrasepsi suntik di 19 klinik daerah
perkotaan, dalam

suatu sampel nasional Depkes di Peru. Setiap klinik dikunjungi pada hari yang berbeda oleh 6
"klien simulasi"

dengan jumlah total 114 kasus. Untuk setiap kunjungan, mereka (klien samaran-peny.)
mencatat topik yang
didiskusikan oleh tenaga kesehatan berdasarkan daftar tilik berisi 46 poin, sambil
memperkirakan lamanya sesi

konseling. Ternyata, tenaga kesehatan menggunakan waktu 2 sampai 45 menit untuk


memberikan konseling.

Jumlah informasi yang diberikan, yang relevan dengan pilihan klien, meningkat secara
signifikan sejumlah 43

persen saat lama sesi konseling berlangsung dari 2-8 menit menjadi 9-14 menit. Tapi,
peningkatan jumlah

informasi bermanfaat yang disampaikan menjadi tidak berarti, atau tidak bermakna, ketika
sesi memanjang

lebih dari 14 menit. Berapapun lamanya, banyak informasi yang seharusnya diberikan
ternyata tidak

disampaikan. Penawaran serangkaian pilihan kontrasepsi yang luas memakan sebagian besar
waktu konsultasi,

dan sangat berhubungan dengan lama sesi. Diskusi mengenai efek sampingan metode yang
telah dipilih,

berikut penapisan (screening) kontraindikasi, ternyata tidak bervariasi menurut lamanya sesi.
Studi itu lantas

menyimpulkan bahwa perpanjangan sesi konseling lebih dari 14 menit hanya memberikan
sedikit manfaat

terhadap efektivitas konseling bagi ibu yang memilih KB suntik. Karena itu, tenaga kesehatan
hendaknya

menggunakan waktu yang ada lebih efisien lagi. Mereka hendaknya lebih praktis menilai
kebutuhan klien, dan

sebaiknya menghindari penyampaian terlalu banyak informasi mengenai metode yang tidak
relevan. Para
tenaga kesehatan ini harus befokus pada metode yang telah dipilih klien, dan menjelaskan
metode tersebut

lebih mendalam lagi.

(Leon, Monge, Zumarán, Garcia, & Rios, 2001)

Jenis Data yang Diperlukan

Mengumpulkan jenis data yang berbeda sangat penting dalam menilai program komunikasi.
Berhubung

komunikasi mempengaruhi individu, kelompok dan masyarakat, maka penting kiranya


mengumpulkan

informasi kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan unit analisa.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 211


Pertimbangkan pertanyaan berikut ketika

merencanakan sebuah survey:

1.

Daerah geografis mana yang akan disurvey? Hal ini

biasanya ditentukan oleh pembuat kebijakan,

donor dan manajer proyek.

2.

Individual seperti apa, berdasarkan demografi atau

karakteristik lainnya, yang akan disurvey? Hal ini

dipengaruhi oleh khalayak sasaran dan tujuan

yang dipilih dalam rencana strategis.

3.

Berapa banyak orang yang akan dicakup dalam

survey ini untuk memastikan makna secara

statistik dari hasil yang diharapkan? Biasanya, hal

ini memerlukan kompromi antara tuntutan akan

ketatnya standar akademis dalam mencapai

kekuatan dan signifikansi survey yang

dikehendaki, serta ketersediaan sumber daya

keuangan, petugas dan waktu.

4.

Bagaimana khalayak sasaran survey akan dipilih


secara acak? Apakah kerangka sensus yang sudah

ada memberikan data populasi dasar? Prosedur

pemilihan secara acak ini sebenarnya lebih penting

daripada jumlah khalayak yang akan disurvey, dan

memerlukan bimbingan ahli. Referensi yang

bermanfaat untuk tujuan ini adalah: Sudman, S.

(1976). Applied Sampling. NY: Academic Press

5.

Bagaimana isi dan panjang survey? Inilah

pertanyaan utama yang memerlukan kompromi

antara kebutuhan data dan hambatan praktis,

terkait dengan ketersediaan waktu narasumber

dan sumberdaya.

6.

Berapa kali dan kapan saja survey akan

dilaksanakan? Pada awal, akhir,atau pada waktu

tertentu dalam interval tengah proyek? Pertanyaan

ini berkaitan erat dengan sumber dana anggaran

dan lama program.

7.

Bagaimana analisa hasil survey akan dilakukan? Di

sini, ketrampilan pakar-pakar tingkat lokal dan

internasional bisa dipadukan untuk mencapai hasil


yang paling bermanfaat.

Data Kuantitatif. Data ini bisa diambil dari survey, statistik pelayanan atau data

penjualan, serta melibatkan langkah aktif untuk mengumpulkan informasi dari

individu, masyarakat, tempat, atau fasilitas pelayanan. Data hendaknya

dikumpulkan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, serta relevan untuk

analisa lebih mendalam. Tidak mudah mengumpulkan jenis data semacam ini.

Proses pengumpulannya juga bukan tanpa masalah.

-Survey – bentuk data kuantitatif paling umum terkait dengan komunikasi

strategis dan perubahan perilaku didapat dari survey terhadap responden

individu yang dipilih secara acak. Survey merupakan bentuk riset

operasional yang rumit dan sangat khusus, serta memerlukan para ahli

dalam penerapannya.

Statistik Pelayanan – pengumpulan data statistik pelayanan tampaknya relatif

mudah karena dilakukan hanya dengan mengunjungi berbagai fasilitas. Pada

praktiknya, statistik pelayanan terbukti tidak memuaskan bila dibandingkan

dengan survey yang dilakukan oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Inilah

masalah terkait dalam penggunaan statistik pelayanan:

1.

Perbedaan tingkat akurasi dan kelengkapan dalam pengisian

statistik pelayanan

2.
Perbedaan definisi istilah, seperti awal dan kelanjutan, serta

perubahan dalam praktik-praktik fasilitas-fasilitas yang berbeda.

3.

Catatan yang tidak bisa dibaca atau tidak dimengerti

4.

Catatan yang tidak bisa diakses

5.

Kesenjangan pada data kunci

Peningkatan statistik pelayanan melalui sistem informasi manajemen merupakan

kelanjutan tujuan yang dapat menyederhanakan evaluasi beberapa program

komunikasi strategis. Tetapi, pada kenyataannya, hal seperti ini tetap saja masih

merupakan suatu ideal dibandingkan kenyataan yang ada di banyak negara.

Data Penjualan – pengumpulan data penjualan merupakan unsur penting,

terutama dalam evaluasi program pemasaran sosial (social marketing). Beberapa

pertanyaan yang harus dijawab adalah:

212 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 213

1. Pada titik manakah (pedagang besar, distributor, pedagang eceran) data

akan dikumpulkan?

2. Bagaimana cara pencatatan perbedaan harga dan pengepakan?

3. Bagaimana materi promosi yang gratis dibedakan dari materi yang

dijual?

4. Bagaimana mempertimbangkan dampak penggantian (substitusi)

ketika produk berharga lebih rendah,menggeser produk yang harganya

lebih tinggi?

Evaluasi Kualitatif

Riset kualitatif tidak hanya penting pada awal proyek untuk memahami masalah,

khalayak sasaran, dan situasi secara keseluruhan. Riset ini juga berperan penting

selama proyek berlangsung, baik untuk memantau maupun mengevaluasi

dampak. Peran utama riset kualitatif dalam evaluasi program mencakup:

- bantuan untuk mengevaluasi kegiatan dan produk saat disebarluaskan

- bantuan untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa dampak tersebut

dicapai

Evaluasi kualitatif bisa bersifat halus, intuitif dan sangat menarik, jika dilakukan

dengan peka menggunakan langkah-langkah etnografis, yang tidak menyolok.

1. Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion)- kelompok diskusi

di antara individu-individu yang homogen,diarahkan oleh moderator terlatih,

bisa menampakkan gambaran masyarakat, juga nilai serta prasangka individu,


intensitas emosi, titik-titik kontroversi, dan bahasa yang biasa digunakan

khalayak sasaran—kata-demi-kata.

2. Wawancara – pewawancara bisa mendapatkan informasi dan tanggapan

emosional dengan mewawancarai pihak berpengaruh, informan kunci, atau

anggota khalayak sasaran yang khas. Pertanyaan-pertanyaan terbuka,

dilanjutkan dengan tanggapan dan penggalian hal signifikan lebih mendalam

melalui wawancara dapat memberikan kekayaan informasi kualitatif yang

berharga.
3.

Pengamatan (observasi) – apakah secara langsung pada objeknya, atau

tidak langsung (melalui videotape maupun audiotape), pengamatan

bisa memberikan wawasan langsung mengenai reaksi khalayak sasaran

atau klien terhadap jenis komunikasi tertentu, atau terhadap produk dan

perilaku yang dianjurkan. Peluang observasi langsung dalam program

kesehatan reproduksi kurang berpeluang dibandingkan dengan

perawatan anak dan program kesehatan keluarga. Namun, pengamatan

praktik klinis atau pengamatan langsung terhadap peristiwa atau kinerja

pelayanan akan memberikan umpan balik yang berharga.

4.

Catatan harian – catatan harian bisa berguna bagi masyarakat yang

melek huruf, atau profesional yang memahami, untuk merekam

tindakan dan tanggapan langsung dari hari ke hari, memantau kegiatan

yang sedang berlangsung, menangkap sepenuhnya sejarah suatu

kejadian, dan memahami proses perubahan perilaku lebih baik lagi saat

program benar-benar dilangsungkan jangka waktu tertentu.

Kombinasi – Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif

Evaluasi yang meyakinkan dalam efek sebab akibat, maupun bisa bermanfaat

untuk pemrograman yang akan datang mengombinasikan langkah kuantitatif

dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif dapat menentukan berapa banyak perubahan

yang terjadi, bahkan berapa banyak perubahan yang bisa secara spesifik dikaitkan

dengan intervensi komunikasi yang berbeda.


Evaluasi kualitatif penting untuk membingkai pertanyaan sesuai dengan data

kuantitatif yang akan diambil, sekaligus bermanfaat untuk memastikan bahasa

yang tepat, sehingga khalayak sasaran mengerti apa yang ditanyakan. Selain itu,

evaluasi kualitatif berguna untuk mengukur intensitas emosi dan kepastian yang

melingkupi tanggapan tertentu. Di atas semua itu, evaluasi kualitatif berupaya

mengeksplorasi mengapa dan bagaimana perubahan telah terjadi, serta

memberikan wawasan yang berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan

intervensi yang akan datang. Di sisi lain, evaluasi kuantitatif berfokus pada berapa

banyak perubahan yang telah terjadi.

214 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 4

Langkah 4dari 6

Menyesuaikan Evaluasi untuk Situasi Tertentu Rencana Evaluasi

Pada tingkat teoritis, evaluasi yang paling berguna akan disesuaikan dengan strategi

komunikasi tertentu dan situasi yang menjadi pertimbangan. Ini berarti, evaluasi akan

merefleksikan model perubahan perilaku konseptual yang digunakan untuk merancang

program di saat awal, berfokus pada khalayak sasaran untuk program tertentu, mengukur

sejauhmana paparan berbagai media yang digunakan dalam program (apakah radio, televisi,

pertemuan masyarakat, komunikasi inter personal dan konseling, atau saluran komunikasi

lain), dan mengaitkan temuan-temuan dengan tujuan, penentuan posisi dan pelaksanaan

program.

Pada tingkat praktis, rancangan evaluasi harus konsisten dengan ruang lingkup program dan

ketersediaan sumber daya manusia, keuangan, serta fisik. Program multimedia nasional, yang

banyak dipilih program komunikasi strategis, memerlukan survey nasional, statistik tempat

pelayanan yang dipilih, dan kombinasi langkah-langkah kuantitatif dan kualitatif sesuai

dengan daerah-daerah yang diteliti. Intervensi lokal berskala kecil mungkin lebih tepat

menggunakan disain eksperimental/ kontrol. Untuk mengukur dampaknya, lebih baik

gunakan program yang tidak menyolok dibandingkan dengan survey. Pada dasarnya, ruang

lingkup evaluasi harus konsisten dengan ketersediaan sumber daya anggaran. Biaya evaluasi

bisa berkisar dari 10 persen ukuran proyek sampai dengan dua-tiga kali ukuran proyek,
sepanjang riset memang merupakan sesuatu yang primer (hal yang jarang terjadi!). Tapi,

evalusi seperti ini bisa menyesatkan jika intervensi yang lemah dan tidak terlalu mahal

dievaluasi melalui proses riset yang kuat. Hasilnya seringkali negatif. Peraturan umumnya,

evaluasi harus berjumlah sekitar 20 persen biaya proyek. Proyek yang sangat kecil mungkin

sama sekali tidak bisa menganggarkan program evaluasi, karena tidak tersedia sumberdaya

yang cukup. Proyek besar bisa mememberikan justifikasi atas pengeluaran biaya yang lebih

besar, karena mempunyai kebutuhan umpan balik komprehensif yang lebih besar.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 215


Langkah 5dari 6

Rencana Evaluasi

Langkah 5

Memutuskan Pelaksana Evaluasi

Debat berkepanjangan berlangsung seputar isu apakah evaluasi harus dilakukan

oleh peneliti proyek yang berhubungan erat dengan perancang program, ataukah

harus independen. Artinya, dilakukan oleh ahli dari luar yang sebelumnya hanya

sedikit sekali berhubungan dengan program, serta tidak mendapatkan

keuntungan finansial dari program tersebut.

Di satu sisi, evaluator dari luar proyek mengesankan aura kewenangan dan

obyektivitas tinggi terhadap evaluasi. Namun, tuntutan akan pengetahuan yang

luas dan hubungan erat antara tujuan program dan rancangan evaluasi

menunjukkan, evaluator harus sangat mengenal program dan lingkungan serta

khalayak sasarannya. Tanpa kerja sama erat dengan staf program, evaluator akan

kesulitan mengajukan pertanyaan yang tepat, menggali penafsiran yang benar,

dan memberikan rekomendasi praktis untuk peningkatan proyek.


Secara keseluruhan, evaluasi kolaboratif adalah situasi yang ideal. Dalam evaluasi

kolaboratif, para evaluator yang terampil bekerjasama erat dengan para perencana

dan manajer program. Namun, mereka tetap mengembangkan standar ilmiah

yang ketat dan independen untuk pengukuran. Terlebih lagi, di sebagian besar

negara, terkait dengan masalah bahasa dan perlunya mengembangkan keahlian

setempat, pengumpulan data dilakukan di bawah kontrak dengan periset pasar

setempat dan lembaga riset lainnya. Lembaga seperti ini harus mengenali nilai

dan integritas data, menghargai aturan untuk melindungi subyek manusia, dan

melakukan analisa pendahuluan yang independen. Tapi, hasil kerja mereka bisa

dibantu, dan kadang-kadang diarahkan ke tingkat yang lebih baik dengan

bantuan para peneliti dan evaluator yang mengembangkan rancangan riset asli.

Kerjasama antara para pelaksana dan peneliti, dengan pengenalan masing-masing

pihak terhadap peran parsial yang independen dan terpisah, merupakan

kombinasi terbaik untuk mengevaluasi program komunikasi strategis.

216 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Langkah 6Langkah 6dari 6

Merencanakan Dokumentasi dan PenyebarluasanRencana Evaluasi

Hasil-Hasil Evaluasi

Tahap terakhir evaluasi manapun haruslah berupa dokumentasi lengkap dan

laporan hasil. Evaluator yang tidak melengkapi beberapa tabel, tidak merangkum,

atau mendistribusikan hasil, berarti tidak memenuhi tanggung jawab mereka.

“Hasil” di sini termasuk wawasan dan pelajaran yang didapat sebagai tambahan

data dan tabel. Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting. Sebuah

program yang tidak dievaluasi dan didokumentasi, dalam waktu yang tidak terlalu

lama, akan tersingkir dari benak masyarakat. Evaluasi yang baik harus dilaporkan

dengan jelas kepada sedikitnya tiga khalayak sasaran yang berbeda, masingmasing

dengan cara yang sesuai:

1. Pada para peserta dan masyarakat – data dasar bisa disampaikan secara lisan

kepada pimpinan masyarakat, semua yang terlibat dalam program, serta

masyarakat umum. Data bisa dijelaskan melalui media lokal, rangkuman

singkat bisa diberikan kepada semua pelaksana program, dan, sejauh

memungkinkan, kepada mereka yang terpapar intervensi (sasaran program).

2. Pada donor – para donor ini, baik pimpinan pemerintah, lembaga

internasional, atau yayasan swasta, berhak mendapatkan laporan yang jujur

dan komprehensif mengenai dampak proyek yang telah didanainya.

Meskipun mereka terlihat sibuk, dan perhatiannya dipenuhi hal-hal lain,

program komunikasi strategis mempunyai kewajiban untuk

mempresentasikan hasilnya. Presentasi bisa dilakukan melalui pertemuan


yang mengundang pers nasional dan lokal; melalui kelompok diskusi terfokus

yang melibatkan peran serta donor, melalui laporan yang disebarkan kepada

pers, atau melalui peristiwa media tertentu yang dirancang khusus untuk

mengundang perhatian terhadap hasil evaluasi. Laporan kepada donor

haruslah akurat, jelas, dan memberikan perhatian cukup tidak hanya pada

data, tapi juga terhadap dampak data pada program-program mendatang

serta kegiatan lain yang berhubungan.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 217


3.

Pada profesional di bidangnya – untuk para profesional di bidang

komunikasi, serta bidang penting apapun yang mungkin terlibat, temuan

penting program dapat didokumentasikan melalui artikel yang dikaji sejawat,

presentasi pada pertemuan profesional, bab buku-buku tertentu, dan bahkan

textbook. Hasil para profesional dan/atau bidang akademis perlu dijelaskan

secara teperinci, baik menurut ciri intervensi komunikasi strategis maupun

metodologi yang digunakan, guna mengumpulkan dan menganalisa data

evaluasi. Jika strategi-strategi komunikasi menyarankan suatu arah baru, atau

bahkan menyarankan perubahan konsep atau pemahaman sebelumnya,

inovasi seperti ini semestinya ditampilkan dengan jelas dan dipertahankan

dengan baik. Komunikasi kepada rekan sejawat di bidangnya harus mencakup

informasi yang memadai sehingga pihak lain terdorong dan mampu

mereplikasi program, saat situasinya memerlukan hal tersebut.

Komunikasi strategis menuntut pertimbangan akan evaluasi strategis sejak proses

perancangan strategi dimulai. Evaluasi strategis tidak sekadar mencakup

dokumentasi lengkap dan memadai mengenai proses yang digunakan, tujuan

yang dicapai, dampak, dan jika mungkin, efektivitas biaya program. Tetapi juga

harus meliputi panduan dan rekomendasi untuk perbaikan program-program

yang akan datang.

218 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Referensi

Bertrand, J.T. & Escudero, G. (2002). Compendium of Indicators for Evaluating

Reproductive Health Programs, MEASURE Evaluation Manual Series.rep. No. 6).

Centers for Disease Control and Prevention (1999). Framework for Program

Evaluation in Public Health.

The Johns Hopkins University Center for Communication Programs (2001). Charts

and Graphs.

Figueroa, M.E. Kincaid, D.L., Rani, M., & Lewis, G. (2002). Communication for Social

Change: A Framework for Measuring the Process and Its Outcomes. The Rockefeller

Foundation and Johns Hopkins University Center for Communication Programs.

Kim,Y.M., Kols,A., Nyakauru, R., Marangwanda,C., & Chibatamoto, P. (2001).

Promoting Sexual Responsibility among Young People in Zimbabwe.

International Family Planning Perspectives, 27 (1), 11-19.

Leün, F.R., Monge, R., Zumarán, A., Garcßa, I., & Rßos, A. (2001). Length of Counseling

Sessions and the Amount of Relevant Information Exchanged: A Study in Peruvian

Clinics. International Family Planning Perspectives, 27 (1), 28-33 & 46.


Sudman, S. (1976). Applied Sampling. NY: Academic Press.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 219


Bab 9

Ringkasan

Pada akhir ringkasan ini, pembaca akan memahami:

Pentingnya untuk tetap mempertahankan

strategi

Bagaimana melakukan “Uji Strategi” untuk program-

program mendatang

Mengapa begitu penting untuk bertanya “Mengapa?”

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 221


Mempertahankan Strategi

Selamat! Anda telah menyelesaikan langkah-langkah penting untuk merancang sebuah


strategi

komunikasi. Anda telah:

· Mempelajari bagaimana menganalisa situasi kesehatan, data khalayak sasaran dan

lingkungan komunikasi, dengan penekanan ke arah identifikasi masalah terpenting untuk

Anda ungkapkan melalui komunikasi.

· Mempelajari bagaimana melakukan segmentasi khalayak sasaran potensial, sehingga

Anda bisa merancang kegiatan dengan efisien dan efektif untuk membantu mengubah

perilaku.

· Mempelajari pentingnya menetapkan tujuan-tujuan yang SMART.

· Mengkaji pendekatan-pendekatan strategis yang potensial, hingga Anda mendapatkan

pilihan terbaik yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

· Mengembangkan rangkuman pesan guna membimbing para profesional kreatif dalam

merancang pesan yang paling bisa diterima khalayak sasaran, untuk mencapai tujuan.

· Mengidentifikasi saluran dan alat bantu paling sesuai untuk berkomunikasi dengan

khalayak sasaran.

· Menyusun rencana manajemen yang memaksimalkan kemampuan setiap mitra dengan

cara yang terkoordinasi

· Merencanakan kegiatan evaluasi untuk memantau dan mengukur hasil-hasil, serta

menyelaraskan upaya komunikasi di masa depan.


Tapi, apa yang telah Anda capai sejauh ini bukanlah akhir proses, melainkan hanya
permulaan.

Merancang strategi adalah tahap kedua dari P-Process. Tahapan berikutnya melibatkan
produksi

materi, pelaksanaan strategi, bekerja dengan lembaga profesi, dan memantau pelaksanaan
upaya

komunikasi. Meskipun pelaksanaan di lapangan belum tentu benar-benar mencerminkan

rancangan strategi secara mendetil, esensi strategi harus tetap terlihat dalam semua kegiatan
dan

materi. Inilah yang disebut dengan tetap mempertahankan strategi.

Mungkin saja, suatu saat, sebuah peluang muncul. Peluang itu tampak seperti gagasan yang

benar-benar bagus. Namun, kemungkinan tidak mengarah pada khalayak sasaran.


Kemungkinan,

peluang itu juga tidak membantu pencapaian tujuan strategis, tidak berisi manfaat utama bagi

khalayak, malah memperpanjang jangka waktu rencana komunikasi. Maka, ide peluang itu
tidak

sebagus yang tampak pada awalnya.

222 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Dilema semacam ini umum dihadapi para manajer komunikasi. Banyak ide baik

dan peluang yang muncul, dan meraih momen ini seringkali menambah manfaat

program. Di samping itu, Anda juga tidak ingin strategi Anda kelewat kaku, hingga

Anda tidak bisa menerima ide baru apapun yang tidak persis sama dengan bagian

rancangan strategi asli. Namun demikian, tidak semua peluang yang

menghampiri Anda memang sesuai benar dengan strategi. Cara terbaik untuk

mengukur apakah suatu ide baru layak untuk diupayakan adalah dengan

melakukan Uji Strategi.

Uji Strategi

Peluang dan ide-ide baru bisa datang mencuri perhatian Anda berulangkali saat

upaya tengah berlangsung. Keduanya berasal dari sumber luar, misalnya saja dari

produser acara televisi seperti contoh pada halaman ini. Peluang dan ide baru

juga bisa berasal dari mitra, anggota staf lain, atau bahkan Anda sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan pada tabel 9.1 di halaman berikut merupakan tes

sederhana yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kelayakan ide atau peluang

baru yang datang ke hadapan Anda, setelah strategi selesai dirancang.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengikuti “Garis Besar Strategi Komunikasi” yang

Anda lihat pertama kali di bagian “Pendahuluan” buku ini. Menjawab pertanyaanpertanyaan

tersebut akan membantu Anda memastikan, bahwa setiap hal yang

dikembangkan dan diproduksi dalam upaya komunikasi membantu pencapaian

strategi.
Contoh

Seorang produser acara televisi menghubungi Anda. Ia

ingin Anda membantu memproduksi drama seri untuk

remaja putri mengenai higiene (kebersihan) yang lebih baik.

Tampaknya, ini ide hebat yang akan menjangkau para wanita

muda, dapat diarahkan untuk memberikan nasehat dalam

sebuah bidang yang mungkin belum pernah tersentuh di

mana saja. Program televisi ini akan menelan biaya produksi

dan penyiaran sebesar $70.000, serta memerlukan tiga ahli

teknis selama kira-kira 6 bulan. Haruskah Anda

melakukannya? Pertanyaan yang harus diajukan adalah

"Apakah hal ini ada dalam strategi?" Apakah para remaja

putri telah diidentifikasi sebagai segmen khalayak penting

dalam rancangan strategi? Apakah higiene yang buruk telah

diidentifikasi sebagai masalah kunci? Apakah menghabiskan

$ 70.000 untuk mengembangkan program televisi dan

menggunakan tiga ahli teknis bakal menyingkirkan

sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

pendekatan strategi yang ditetapkan pada upaya

komunikasi? Dengan kata lain, cukup bernilaikah pertukaran

antara memproduksi program baru dan inovatif ini, dengan


melakukan lebih banyak pekerjaan yang diperlukan guna

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

strategi tersebut?

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 223


Tabel 9.1: Uji Strategi

Ya Tidak

Analisa Situasi

Apakah ide baru yang diajukan bisa membantu memecahkan

masalah utama ?

Khalayak sasaran

Apakah ide ini memberikan manfaat kepada khalayak sasaran yang diidentifikasi

dalam strategi?

Tujuan

Apakah ide ini membantu mencapai tujuan strategis?

Pendekatan Strategis

Apakah ide ini sejalan dengan pendekatan strategis?

Apakah ide ini secara positif membantu menekankan identitas jangka panjang?

Apakah ide ini mendukung penentuan posisi secara keseluruhan?

Poin-poin Kunci Penting

Apakah ide ini memungkinkan pelaksana menyampaikan poin-poin pesan

yang penting?

Saluran dan Alat Bantu

Apakah saluran dan alat bantu untuk ide ini efektif menjangkau khalayak sasaran yang
diidentifikasi?

Manajemen Program
Apakah ide ini realistis untuk dilaksanakan?

Apakah tersedia sumberdaya untuk melaksanakan ide tersebut?

Apakah ide ini bisa dikoordinasikan oleh organisasi yang saat ini melaksanakan bagian
strategi lainnya?

Evaluasi

Apakah Anda bisa menyertakan ide ini ke dalam evaluasi upaya komunikasi?

Apakah ide ini cocok dengan indikator yang telah Anda tentukan, atau apakah ide ini
memerlukan

rangkaian indikator baru?

Hasil

Apakah ide ini lulus Uji Strategi?

224 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Idealnya, tidak ada jawaban “tidak” untuk pertanyaan-pertanyaan tadi, tapi kriteria ini
mungkin tidak

realistis. Jika ada jawaban “tidak” terhadap satu atau lebih pertanyaan di atas, Anda mungkin
bisa

mengubah sesuatu mengenai ide baru tersebut agar sejalan dengan strategi.

Bagian lain dari strategi adalah menguji diri Anda sebagai pengkaji.

Mengapa Bertanya “Mengapa?”

Strategi yang baik tidak hanya menunjukkan apa yang dilakukan, kepada siapa, dan
bagaimana cara

melakukannya, tapi juga alasannya. Semua pernyataan dalam setiap tahapan suatu strategi
harus

memberikan dasar pemikiran yang jelas. Dengan demikian, pertanyaan paling penting yang
diajukan

ahli strategi saat mengembangkan atau mengkaji strategi komunikasi adalah “mengapa
demikian?”,

“mengapa begini/begitu?”

Mengapa hal ini merupakan masalah terpenting?

Mengapa pria perkotaan berusia 18-24 merupakan khalayak sasaran paling

utama?
Mengapa Anda berharap untuk meyakinkan 25 persen remaja agar mengunjungi

klinik pelayanan kesehatan?

Mengapa Anda merancang sebuah logo jika semua organisasi mitra telah

mempunyai logo sendiri?

Mengapa keramahan tenaga kesehatan penting untuk ditekankan?

Mengapa menggunakan televisi, jika 70 persen rumah tangga tidak mempunyai

televisi sendiri?

Mengapa memproduksi iklan di koran, jika khalayak sasaran utama tidak

membaca koran?

Contoh

Donor telah memberikan

tambahan sumber daya kepada

organisasi Anda untuk

menjangkau segmen khalayak

sasaran yang dituju secara

khusus, namun belum

diidentifikasi dalam upaya

komunikasi. Melalui riset

formatif yang baik mengenai

khalayak sasaran spesifik ini

(memahami masalah khalayak

sasaran dan mengenali peluang)


Anda bisa memasukkan segmen

ini ke dalam pendekatan

strategis, menggunakan saluran

komunikasi yang ada, dan sedikit

mengubah pesan dan materi

yang sudah ada. Jadi, Anda bisa

dengan mudah menyatukan

segmen ini ke dalam upaya

komunikasi, meskipun pada

awalnya segmen tersebut tidak

tercakup dalam rancangan

strategi yang asli, dan meskipun

upaya ini sudah sampai pada

tahap pelaksanaan.

Mengapa Anda memerlukan poster?

Mengapa memanfaatkan kegiatan yang mengikutsertakan masyarakat jika Anda


melaksanakan

program nasional?

Mengapa mengevaluasi semua ibu, jika khalayak sasaran adalah wanita

pedesaan berusia 20-49 tahun?

“MENGAPA?”
Anda harus bertanya“mengapa?” pada setiap langkah proses pengembangan komunikasi
strategis, dan

pada setiap tingkatan rancangan. Bertanya “mengapa?” memastikan bahwa setiap orang, dan
setiap

hal, tetap sejalan dengan strategi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 225


Garis Besar Ringkasan Strategi

Langkah akhir dalam merancang sebuah strategi komunikasi adalah mempersiapkan


gambaran seketika

dari strategi yang dikembangkan oleh Anda dan tim. Anda bisa mendapatkan gambaran ini
dengan

mengisi lembar kerja 9.1, yaitu “Garis Besar Ringkasan Strategi Komunikasi.”.Lengkapi
garis besar ini

dengan mengkaji lembar kerja rangkuman yang Anda persiapkan pada akhir setiap bab dalam
buku ini.

Latihan ini akan menyajikan pendekatan yang logis, dipertimbangkan dengan baik—langkah
demi

langkah—tentang bagaimana strategi komunikasi Anda dapat membantu memecahkan


masalah

kesehatan yang menjadi target program.

Contoh 9.1: Lembar Kerja Garis Besar Ringkasan Strategi Komunikasi

Contoh: Uganda

I. Analisa Situasi

A. Tujuan (Situasi kesehatan yang berusaha ditingkatkan oleh program) Menurunkan angka
kesuburan untuk

meningkatkan status kesehatan ibu dan anak


B. Masalah Kesehatan Kunci (perilaku atau perubahan yang perlu terjadi

untuk meningkatkan situasi kesehatan)

Kebutuhan metode KB jangka panjang atau

permanen (LPTM) yang belum terpenuhi

C. Konteks (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang

Mempengaruhi situasi kesehatan)

Permintaan-permintaan yang menonjol untuk

layanan, radio yang tersedia luas, tenaga

kesehatan yang terlatih. Pengetahuan terbatas

tentang metode tertentu, ketersediaan layanan

yang terbatas.

D. Kesenjangan ketersediaan informasi bagi perencana program

dan khalayak sasaran, yang akan membatasi kemampuan program

untuk mengembangkan strategi yang mantap (kesenjangan ini akan

diungkap melalui riset dalam persiapan untuk melaksanakan strategi)

Perlu informasi lebih banyak mengenai alasan

sangat rendahnya angka penggunaan metode KB

jangka panjang dan permanen.

E. Riset Formatif (informasi baru yang akan mengungkap kesenjangan

informasi)

Mengidentifikasi kekhawatiran klien seperti

kurangnya kesadaran, ketakutan dan salah

persepsi tentang metode, dan masalah-masalah


pelayanan. Misalnya, kualitas yang buruk,

pelayanan yang tidak bisa diandalkan dan tidak

bisa diakses.

226 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


II. Strategi Komunikasi

A. Khalayak Sasaran (primer, sekunder, dan/atau khalayak sasaran yang

berpengaruh)

Primer – pria dan wanita di daerah proyek DISH

yang telah memutuskan untuk menggunakan

metode KB jangka panjang.

Sekunder – Klien potensial di daerah geografis

yang sama, yang ingin menunda kehamilan

sedikitnya 3 tahun.

B. Tujuan-tujuan Melipatgandakan jumlah akseptor dengan masa

perlindungan (dari kehamilan tak diinginkan) lewat

pengikatan saluran tuba, vasektomi dan

susuk/implan, antara 12/2000 hingga 3/2002

C. Positioning dan Identitas Jangka Panjang Satu prosedur melindungi Anda dari kehamilan

selama 5 tahun (susuk/implan) atau seumur hidup.

“Metode tersebut merupakan cara yang aman dan

bisa diandalkan untuk memenuhi tujuan

reproduksi saya.”

D. Pendekatan Strategis Memperluas ketersediaan metode KB jangka

panjang dan permanen di lokasi-lokasi baru

melalui jenis-jenis tempat pelayanan baru, oleh

tenaga kesehatan terlatih, didukung oleh media

masa. Melakukan kegiatan berbasis komunitas


dan komunikasi interpersonal.

E. Poin-Poin Pesan Utama (1) Metode KB jangka panjang dan permanen ini

aman. (2) Tidak semahal metode perlindungan

jangka waktu lama lainnya. (3) Tersedia di dekat

Anda. (4) Seperti inilah cara kerjanya (jelaskan

masing-masing metode).

F. Saluran dan Alat Bantu

III. Pertimbangan Manajemen

Mengarahkan radio, materi komunikasi

interpersonal, video, materi cetak, didukung oleh

iklan, dan wahana hiburan

A. Peran dan Tangung Jawab Mitra DISH merupakan organisasi utama; mitranya

berasal dari Dinas Pelayanan Kesehatan Kabupaten,

LSM dan Kementerian Kesehatan. Para mitra

bertanggung jawab untuk melatih tenaga

kesehatan masyarakat, mengorganisir tim

dokter/perawat, dan memastikan kualitas

pelayanan yang baik

B. Jangka Waktu Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan berlangsung antara 8/2001 sampai

9/2002

C. Anggaran US$ 100.000

IV. Evaluasi - Melacak Perkembangan Dan Mengevaluasi Dampak Layanan statistik,


pemantauan media, survey
pelacakan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 227


Lembar Kerja 9.1: Garis Besar Ringkasan Strategi Komunikasi

I. Analisa Situasi

A. Tujuan (Situasi kesehatan yang berusaha ditingkatkan oleh program)

B. Masalah Kesehatan Kunci (perilaku atau perubahan yang perlu terjadi

untuk meningkatkan situasi kesehatan)

C. Konteks (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang

Mempengaruhi situasi kesehatan)

D. Kesenjangan ketersediaan informasi bagi perencana program

dan khalayak sasaran, yang akan membatasi kemampuan program

untuk mengembangkan strategi yang mantap (kesenjangan ini akan

diungkap melalui riset dalam persiapan untuk melaksanakan strategi)

E. Riset Formatif (informasi baru yang akan mengungkap kesenjangan

informasi)

II. Strategi Komunikasi

A. Khalayak Sasaran (primer, sekunder, dan/atau khalayak sasaran yang

berpengaruh)

B. Tujuan-Tujuan

C. Positioning dan Identitas Jangka Panjang

D. Pendekatan Strategis

E. Poin-Poin Pesan Utama


F. Saluran dan Alat Bantu

III. Pertimbangan Manajemen

A. Peran dan Tanggung Jawab Mitra

B. Jangka Waktu Pelaksanaan Strategi

C. Anggaran

IV. Evaluasi - Melacak Perkembangan dan Mengevaluasi Dampak

228 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Kajian Strategi

Tabel 9.2 merupakan daftar tilik untuk membantu Anda memastikan bahwa strategi
komunikasi telah terpadu

seluruhnya ke dalam program kesehatan. Seperti dinyatakan pada awal buku ini, komunikasi
strategis

merupakan kemudi yang membimbing seluruh isi program kesehatan. Daftar tilik ini
membantu memastikan

bahwa kemudinya bekerja dengan benar.

Tabel 9.2: Daftar Tilik

Subyek Tingkat Integrasi

Nilai:

1 (paling rendah)

10 (paling tinggi)

Tujuan-Tujuan Apakah tujuan-tujuan perubahan perilaku sesuai dengan tujuan

program?

Integrasi (keterpaduan) program Apakah kegiatan komunikasi sesuai dengan fungsi program
lainnya,

seperti pelayanan, logistik, kebijakan dan staf?

Integrasi (keterpaduan) pesan Apakah pesan-pesan komunikasi konsisten dengan


ketersediaan,

akses, dan biaya (finansial maupun psikologis) pelayanan?


Integrasi (keterpaduan) bauran

komunikasi

Apakah saluran dan alat-alat dipakai untuk membimbing khalayak

sasaran melalui proses perubahan perilaku? Apakah menggambarkan

pesan yang konsisten?

Integrasi (keterpaduan) rancangan

pesan

Apakah rancangan pesan konsisten dengan positioning produk,

layanan, atau perilaku? ?

Integrasi (keterpaduan) manajemen Apakah semua mitra internal dan mitra organisasi
bekerjasama sesuai

dengan rencana dan strategi yang telah disepakati, dengan pertemuan

berkala untuk membahas laporan kemajuan?

Integrasi (keterpaduan) finansial Apakah anggaran digunakan dengan cara paling efektif dan
efisien

guna memastikan bahwa penghematan (dalam kerangka economies of

scale) telah tercapai?

Tingkat integritasi: Total

(Kemungkinan nilai total tertinggi: 70)

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 229


Daftar tilik ini semestinya bisa membantu Anda menentukan keberhasilan

pelaksanaan upaya komunikasi. Semakin tinggi nilai skornya, semakin mudah

pelaksanaan strateginya, maka semakin efektif strategi tersebut dalam mencapai

tujuan. Jika total skor Anda mencapai kisaran tengah, artinya, kemungkinan

terdapat bidang-bidang yang memerlukan perhatian sebelum upaya komunikasi

bisa dilaksanakan. Kecuali, jika sebagian strategi Anda memang ditujukan untuk

meningkatkan tuntutan khalayak sasaran guna memperbaiki bidang-bidang yang

lebih lemah ini.

Berlandaskan pada nilai skor tersebut, Anda dan tim harus memutuskan hal-hal

yang perlu ditingkatkan sebelum maju ke tahap pelaksanaan.

Kesimpulan

Pengembangan strategi merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.

Perubahan lingkungan politik atau arena komunikasi dapat berdampak signifikan

terhadap pendekatan strategis. Pikirkan strategi komunikasi Anda sebagai

“dokumen pekerjaan” yang berkisar seputar faktor khalayak sasaran, lingkungan

dan komunikasi. Kaji strategi Anda sedikitnya setahun sekali untuk memastikan

kelayakan dan kesesuaian faktor-faktor yang pada awalnya menentukan strategi.

Diperlukan banyak pemikiran dan kerja keras untuk memenuhi sebuah visi.

Manfaat langsung yang bisa diperoleh adalah bekerja dalam tim, membantu
menyusun upaya yang memerlukan banyak mitra, menjangkau banyak orang, dan

jika dilakukan dengan baik, memainkan peran integral dalam mengubah perilaku.

Dalam jangka panjang, sama seperti pekerjaan teman kita sang arsitek,

perencanaan strategis merupakan langkah penting dalam membantu memenuhi

visi ini. Dalam kasus sang arsitek, visinya adalah penyelesaian pembangunan

gedung yang menyediakan ruang bagi pendidikan anak yang aman, mudah

diakses dan menyenangkan. Dalam kasus Anda, visinya adalah mengetahui

bahwa rancangan strategis Anda memberikan kontribusi terhadap program

kesehatan yang akan membantu menjadikan masyarakat lebih sehat dan aman.

230 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lampiran

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 1-1


1-2 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Lampiran 1

Teori Perubahan Perilaku

Teori-Teori Dampak-Dampak Komunikasi Terhadap Perilaku

Selama 50 tahun terakhir, ilmuwan sosial telah memajukan berbagai teori tentang bagaimana

komunikasi mempengaruhi perilaku manusia. Teori dan model tersebut memberikan


indikator

dan contoh kepada para komunikator mengenai hal-hal yang mempengaruhi perilaku, serta

memberi landasan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek-proyek

komunikasi (Piotrow, Kincaid, Rimon & Rinehart, 1997). Teori yang relevan bagi
komunikasi

kesehatan antara lain:

Teori-Teori Penciptaan Ide (Ideation Theory) (Kincaid,Figueroa, Storey, & Underwood,


2001).

Teori ini (Cleland, 1985; Cleland et al., 1994; Cleland and Wilson, 1987; Freedman,
1987;Tsui, 1985).

Teori ini mengacu pada cara berpikir baru dan menyebarluaskan cara-cara tersebut melalui

interaksi sosial (Bongaarts and Watkins, 1996) di masyarakat lokal dan homogen secara
budaya.
Literatur sosiodemografi terbaru telah mengidentifikasi penciptaan ide dan interaksi sosial

sebagai sebab penting penurunan kesuburan. Perspektif ini memperlihatkan pergeseran

penjelasan perubahan demografi dari struktur tingkat makro menjadi pengambilan keputusan

tingkat mikro.

Teori-Teori Tahapan/Langkah (Stage/Step Theories). Teori difusi inovasi (Ryan and Gross,
1943)

melacak proses bagaimana ide atau praktek baru dikomunikasikan melalui saluran tertentu,

selama jangka waktu tertentu, di antara anggota-anggota sistem sosial. Model ini menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan masyarakat, serta proses adopsi

teknologi atau ide baru. (Rogers, 1962, 1983; Ryan and Gross, 1943, 1950;Valente, 1995).
Model

persuasi input/output (McGuire, 1969) menekankan hirarki dampak komunikasi dan

mempertimbangkan bagaimana berbagai aspek komunikasi, seperti rancangan pesan, sumber

dan saluran serta karakteristik khalayak sasaran, mempengaruhi dampak perilaku dari

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 1-3


komunikasi (McGuire, 1969, 1989). Tahapan teori perubahan yang dirumuskan

oleh psikolog J.O. Prochaska, C.C. DiClemente dan J.C. Norcross (1992),

mengidentifikasi proses psikologis yang dilalui manusia dan tahapan yang

mereka capai saat mengadopsi perilaku baru. Perubahan perilaku terjadi ketika

psyche (jiwa—peny) bergerak melalui suatu proses melingkar – dari pra

perenungan ke perenungan, persiapan, dan tindakan hingga pemeliharaan

perilaku baru (precontemplation, contemplation, preparation, action,

maintenance) (Prochaska et al., 1992).

Teori-Teori Kognitif (Cognitive Theories).Teori tindakan beralasan (theory of

reasoned action) oleh M. Fishbein dan I. Ajzen menjabarkan bahwa adopsi

perilaku merupakan suatu fungsi minat (intensi) yang ditentukan oleh sikap

seseorang (nilai kepercayaan dan harapan) terhadap perilaku tersebut, dan oleh

norma sosial yang diterimanya (kepentingan dan persepsi bahwa orang lain

mengharuskan perilaku ini) (Fishbein dan Ajzen, 1975). Teori (belajar) kognisi

sosial oleh A. Bandura menyatakan bahwa anggota khalayak mengidentifikasikan

diri dengan tokoh menarik di media massa yang menunjukkan perilaku,

melibatkan emosi mereka, memfasilitasi pengulangan secara mental, serta

memberi contoh perilaku baru. Perilaku model di media massa juga memotivasi

adopsi perilaku oleh anggota khalayak sasaran dengan cara membuat mereka

merasa mengalami sendiri perilaku tersebut. (A. Bandura, 1977, 1986).

Teori-Teori Proses Sosial (Social Process Theories). Pengaruh sosial,


perbandingan sosial, dan teori konvergensi menyatakan bahwa persepsi dan

perilaku seseorang dipengaruhi oleh persepsi dan perilaku anggota kelompok di

mana dia menjadi anggota, atau oleh jaringan hubungan pribadinya. Orang

mengandalkan pendapat orang lain, terutama jika situasi sangat tidak pasti, atau

bisa ditafsirkan secara berbeda, dan jika bukti obyektif tidak tersedia. Pengaruh

sosial bisa membuat khalayak seolah mengalami sendiri perubahan sosial dengan

menampilkan proses perubahan dan perilaku baru di program televisi atau radio

(Festinger, 1954; Kincaid, 1987, 1988; Latane, 1981; Moscovici, 1976; Rogers and

Kincaid, 1981; Suls, 1977).

1-4 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Teori-Teori Tanggapan Emosional (Emotional Response Theories). Teori

tanggapan emosional menyatakan bahwa tanggapan emosional mendahului dan

mengkondisikan dampak kognitif dan sikap. Hal ini menyiratkan bahwa pesan

yang sangat emosional dalam hiburan (lihat bab 4) akan lebih mungkin

mempengaruhi perilaku daripada pesan yang isi emosionalnya rendah (Clark,

1992; Zajonc, 1984, Zajonc, Murphy, and Inglehart, 1989).

Teori-Teori Media Massa. Teori kultivasi media massa yang diajukan George

Gerbner menyatakan bahwa terpaan intensif dan berulang atas definisi “realitas” di

media massa akan mengarahkan persepsi “realitas”tersebut untuk dianggap

sebagai hal yang normal. Hasilnya adalah legitimasi sosial dari “realitas” yang

digambarkan media massa, yang bisa mempengaruhi perilaku

(Gerbner, 1973, 1977; Gerbner et al., 1980).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 1-5


Referensi

Kincaid, D.L., Figueroa, M.E., Storey, D., & Underwood, C. Communication and

Behavior Change: The Role of Ideation, Johns Hopkins University Bloomberg

School of Public Health, Center for Communication Programs, 2001.

Piotrow, P.T., Kincaid, D.L., Rimon, J.G.I., & Rinehart,W. (1997). Health

Communication: Lessons from Family Planning and Reproductive Health. Westport,

CT: Praeger Publishers.

1-6 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lampiran 2

Studi Kasus

Proyek DISH Uganda

Studi Kasus Strategi Komunikasi Terpadu

Daftar Isi

I. Informasi Latar Belakang

II. Strategi Komunikasi Terpadu DISH

III. Pertimbangan Manajemen

IV. Evaluasi dan Masalah Kesinambungan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-1


I. Informasi Latar Belakang

A. Maksud dan Tujuan Proyek DISH

Proyek DISH (Delivery Improved Service for Health), bekerjasama dengan Departemen

Kesehatan Uganda (Kementerian Kesehatan) dan Pelayanan Kesehatan Kabupaten

(District Health Services) dari 12 kabupaten yang ikut berpartisipasi, memulai inisiatif

multitahap untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pria, wanita, serta anakanak

di Uganda. Tujuan proyek DISH adalah menurunkan angka kesuburan (Total Fertility

Rate—TFR) dan kejadian infeksi HIV, dengan meningkatkan ketersediaan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak secara terpadu

oleh tenaga kesehatan umum dan swasta. Proyek ini awalnya berfokus pada KB dan

pencegahan HIV/AIDS. Kedua masalah tersebut memiliki dasar riset yang kuat. Selain itu,

para perencana proyek memiliki banyak pengalaman dalam menanganinya. Saat proyek

berkembang, ditambahkan pula topik kesehatan keluarga yang masih terkait dengan dua

topik sebelumnya.

Proyek DISH memulai fase pertamanya selama 5 tahun di tahun 1994. Fase kedua

berlangsung selama 3 tahun, dimulai pada 1999. DISH II, beranjak dari kesuksesan yang

dicapai selama 5 tahun pertama DISH I, terus bekerjasama dengan Kementerian

Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Kabupaten untuk mempromosikan peningkatan

kualitas, ketersediaan dan penggunaan layanan kesehatan reproduksi, ibu dan anak, serta

meningkatkan sikap, pengetahuan dan praktik hidup sehat.

Proyek DISH menampilkan serangkaian kampanye komunikasi perubahan perilaku yang


dirancang secara strategis dan saling berhubungan. Kampanye mengarahkan klien ke

fasilitas-fasilitas kesehatan guna mendapatkan informasi dan pelayanan, serta

mendorong perubahan dalam sikap dan perilaku sehat individu. Kampanye komunikasi

dirancang untuk mempromosikan, melengkapi, dan menekankan komponen proyek

DISH secara simultan, guna melatih para perawat dan bidan dalam memberikan

pelayanan kesehatan ibu, anak dan reproduksi secara terpadu (artinya, klien bisa

mendapatkan rangkaian lengkap pelayanan dalam sekali kunjungan, seringkali berasal

dari tenaga kesehatan yang sama); melatih dokter dan asisten media dalam

penatalaksanaan sindroma penularan penyakit seksual (PMS); memperluas pelayanan

konseling dan tes HIV; dan memberikan pelatihan logistik serta sistem manajemen

informasi.

2-2 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Studi kasus ini membahas pengembangan strategi komunikasi secara keseluruhan

yang mengarahkan kampanye komunikasi DISH. DISH dilaksanakan oleh

Pathfinder International. Mitra kerjasamanya adalah JHU/CCP, the University of

North Carolina Program in International Training in Health (INTRAH), dan E. Petrich

and Associates. Proyek ini didanai oleh U.S. Agency for International Development

(USAID).

B. Mendefinisikan Masalah Kesehatan

Hampir setengah populasi Uganda berusia di bawah 15 tahun, dengan rata-rata

kesuburan total 7 anak (Departemen Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Uganda

dan Macro International, 1995: Survei Demografi dan Kesehatan Uganda, 1996b).

Angka kesuburan tetap stabil selama 15 tahun terakhir. “Tradisi hamil pada usia

muda telah mengarah pada populasi muda dan kesuburan tinggi; 60 persen wanita

Uganda mempunyai bayi pertama sebelum berusia 20 tahun” (Departemen

Kesehatan Uganda dan Institute for Resource Development (IRD)/Macro Systems,

Inc., 1988/1989: Survei Demografi dan Kesehatan Uganda, 1989). Penggunaan

kontrasepsi rendah, dengan prevalensi 2,5 persen. Jarak persalinan pendek, yaitu

setengahnya kurang dari 2 tahun.

Selain angka kesuburan yang tinggi, Uganda juga mempunyai angka HIV tertinggi

di dunia. Ketika proyek DISH dimulai, 1, 5 juta orang positif HIV, kemungkinan 1 dari

5 orang menderita HIV, dengan proporsi penderita wanita muda jauh lebih tinggi

daripada pria. Pengamatan di klinik perkotaan menunjukkan, angka infeksi berkisar


dari 7,5 persen di kota kecil, sekitar 30 persen di ibukota Kampala, sedangkan daerah

endemis tinggi terletak di bagian Barat Daya.

PMS tersebar luas di Uganda, dan diyakini sebagai faktor yang muncul bersamaan

dengan penyebaran AIDS. Kajian tahun 1990 menunjukkan, 19 persen atau lebih

dari 108.000 kunjungan rawat jalan berhubungan dengan PMS. Pada 1991, 26

rumah sakit melaporkan lebih dari 254.000 kasus PMS, sekitar 60 persen di antaranya

diperkirakan sifilis dan gonorea. Lima belas sampai 25 persen ibu yang berkunjung

untuk asuhan kehamilan di lokasi pengamatan diidentifikasi terinfeksi sifilis.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-3


Pada 1995, angka kematian ibu di Uganda merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu

sekitar 550 kematian per 100.000 kelahiran. Lebih dari dua pertiga persalinan terjadi di luar

fasilitas kesehatan tanpa bantuan tenaga kesehatan yang berkualitas. Selain itu, pada tahun

1995, sepertiga anak Uganda terhambat pertumbuhannya pada usia 3 tahun. Meskipun

pemberian ASI dilakukan dimana-mana, sebagian besar ibu sudah memperkenalkan cairan

atau makanan padat lainnya kepada bayi sebelum usia yang dianjurkan, yaitu 4-6 bulan.

C. Konteks: SWOT

Menimbang latarbelakang tersebut, proyek DISH mendefinisikan tujuannya sbb.:


menurunkan

kejadian HIV dan PMS lainnya, meningkatkan prevalensi kontrasepsi modern dan

meningkatkan perawatan sebelum, selama, dan setelah melahirkan (Promoting Reproductive

Health in Uganda: Evaluation of a National IEC Program, 1996a). Seperti kampanye


komunikasi

terpadu lainnya, perencanaan pendahuluan dimulai dengan menganalisa Kekuatan

(Strength), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats)– juga

dikenal sebagai analisa SWOT. Melakukan kajian SWOT bisa memberikan informasi dan

wawasan sumberdaya serta informasi yang ada, potensi kelemahan yang bisa menghambat

kampanye jika tidak diungkap, ancaman atau halangan keberhasilan yang harus diidentifikasi

dalam pengembangan program, serta peluang kampanye. Melalui analisa SWOT, para

perencana proyek, misalnya, bisa mengidentifikasi cara-cara melanjutkan sukses kampanye

berdasarkan kampanye sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, mengetahui jenis-jenis

pelayanan yang sangat dibutuhkan, informasi yang paling diinginkan klien, sekaligus
mengidentifikasi jaringan kerja atau kemitraan saat ini yang bisa menambah jangkauan atau

efektivitas program.

1. Kekuatan (Strengths)

Meskipun DISH masih perlu mengungkap berbagai masalah, tapi mereka bisa

memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dari program KB

sebelumnya. Uganda memulai kegiatan KB pada tahun 1957 dengan membentuk

Perkumpulan Keluarga Berencana Uganda (FPAU), afiliasi dari InternationalPlanned

Parenthood Federation.

Pada 1987 pemerintah Uganda membentuk sekretariat populasi sebagai bagian

Departemen Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi. Selain itu, lebih dari 30

donor multilateral, bilateral, dan LSM internasional mendukung kegiatan kesehatan dan

populasi dengan ukuran dan ruang lingkup yang berbeda di Uganda.

2-4 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Terdapat preseden keberhasilan program komunikasi sebelumnya di bidang kesehatan
reproduksi.

Sebelum proyek DISH muncul, Kementerian Kesehatan pernah melaksanakan proyek untuk

meningkatkan penggunaan metode KB modern di antara pasangan menikah di perkotaan


Uganda

bagian Timur, Tengah dan Barat Daya. Upaya multimedia memerlukan pengembangan dan

penyebarluasan materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara luas.

Data yang dikumpulkan survei rumah tangga sebelum dan sesudah kampanye menunjukkan

bahwa kampanye berhasil menjangkau sebagian besar responden, dan mempengaruhi

perilaku banyak anggota khalayak sasaran. Lebih dari setengah populasi bisa
mengidentifikasi

simbol Bunga Kuning yang melambangkan KB nasional. Upaya komunikasi HIV/AIDS juga

disebarluaskan, dan sebagian besar orang dewasa telah mengetahui cara penyebaran serta

konsekuensi HIV/AIDS. Angka prevalensi HIV mulai menurun pada saat proyek DISH
dimulai.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Di bidang komunikasi, kualitas materi KIE yang digunakan staf untuk mempromosikan KB

umumnya buruk. Padahal, materi tersebut digunakan untuk menjelaskan berbagai metode KB

kepada klien, juga untuk disampaikan kepada klien AIDS dalam konseling. Pesan HIV/AIDS

terutama menanamkan ketakutan terhadap AIDS dan hanya menawarkan abstinensi


(berpantang

melakukan hubungan seksual) serta kesetiaan pada pasangan sebagai pemecahan; untuk
remaja,
tidak satupun saran bersifat praktis.

Pelayanan KB sebagian besar terbatas hanya untuk daerah perkotaan, padahal lebih dari 80
persen

populasi tinggal di daerah pedesaan. Banyak tenaga kesehatan yang hanya mendapatkan
sedikit

informasi. Tenaga kesehatan yang ada memberikan informasi tidak benar tentang KB, serta
tidak

mendiskusikan pencegahan HIV/AIDS dengan kliennya. Infrastruktur kesehatan yang


diperlukan

untuk mendukung kampanye komunikasi perubahan perilaku yang luas ternyata masih lemah.

Ciri-ciri jaringan tenaga kesehatan Uganda di banyak tempat, terutama di daerah pedesaan,

ditandai oleh terbatasnya ketersediaan pelayanan kesehatan, petugas yang tidak cukup

terlatih di bidang KB dan kesehatan ibu, kurangnya staf terlatih, obat-obatan, laboratorium,
bahanbahan,

serta perlengkapan yang berkaitan dengan pelayanan PMS. Ditambah lagi dengan

pelayanan kesehatan ibu, PMS dan KB yang umumnya tidak tersedia secara terpadu. Selain
itu,

keterbatasan perencanaan serta kemampuan manajemen menghambat upaya untuk

mengantisipasi kebutuhan klien dan memberikan pelayanan yang sesuai.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-5


3. Peluang (Opportunities)

Meskipun tingkat penggunaan kontrasepsi di Uganda tergolong rendah, survei

mengindikasikan besarnya potensi kebutuhan KB. 39 persen wanita berstatus menikah

ingin punya anak lagi dalam jangka waktu 2 tahun kemudian, 33 persen ingin

menjarangkan kehamilan sedikitnya 2 tahun, sementara 19 persen lainnya tidak ingin

punya anak lagi. “Ini [berarti] 52 persen wanita berstatus menikah di lokasi survei

mungkin memerlukan pelayanan KB untuk membatasi atau menjarangkan kelahiran

anak mereka. Lebih jauh lagi, 35 persen ibu yang pernah melahirkan dalam rentang

waktu 12 bulan sebelum survei dilakukan menunjukkan bahwa persalinan terakhir

mereka sebenarnya tidak diinginkan, atau waktunya salah” (Departemen Kesehatan

Uganda dan IRD/Macro Systems, Inc., 1988/1989: Survei Demografi dan Kesehatan Uganda,

1989).

Studi menunjukkan, para wanita yang mengetahui KB umumnya bersikap positif. “71

persen wanita berstatus menikah yang sudah mengetahui KB, menyetujui penggunaan

KB oleh pasangannya. Hanya 26 persen wanita berstatus manikah merasa bahwa

suaminya menyetujui penggunaan KB oleh pasangannya. Sepertiga wanita tidak

mengetahui sikap suaminya” (Departemen Kesehatan Uganda dan IRD/Macro Systems,

Inc., 1988/1989: Survei Demografi dan Kesehatan Uganda, 1989). Pada survei baseline

Uganda “lebih dari 90 persen responden setuju bahwa KB berdampak positif bagi

kesehatan ibu, pendidikan anak, standar hidup keluarga dan masyarakat pada umumnya”

(Kiragu, Nyonyintono, Sengendo, & Lettenmaier, 1993).


Pada awal proyek DISH, AIDS telah diketahui oleh hampir seluruh dunia, program

pemasaran sosial (social marketing) tentang kondom sudah mulai dijalankan,

laboratorium rujukan PMS sudah tersedia, dan Kementerian Kesehatan telah

mengembangkan protokol serta pedoman penatalaksanaan sindrom PMS. Pemerintah

juga sangat mendukung upaya pencegahan HIV/AIDS/PMS.

4. Ancaman atau Hambatan (Threats)

Ada hambatan serius terhadap penggunaan kontrasepsi dan praktik seks aman di Uganda.

Sejak tahun 1994, sebagian televisi dan stasiun radio yang dikendalikan oleh pemerintah

tidak diijinkan mempromosikan produk kontrasepsi. Selain itu, kalangan keagamaan

memberikan perlawanan kuat terhadap penggunaan kondom.

2-6 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Penggunaan kontrasepsi di Uganda tergolong rendah. Survei mengindikasikan ”hanya 6

persen wanita di Uganda, dan 5 persen wanita berstatus menikah yang melaporkan

menggunakan metode kontrasepsi pada saat wawancara… 21 persen dari keseluruhan

wanita dan 22 persen wanita berstatus menikah telah menggunakan satu metode suatu

waktu dalam hidupnya” (Departemen Kesehatan Uganda dan IRD/Macro Systems, Inc.,
1988/

1989: Survei Demografi dan Kesehatan Uganda, 1989).

Alasan paling umum tentang tidak digunakannya kontrasepsi, seperti dikemukakan oleh

para wanita yang terpapar risiko kehamilan tapi tidak ingin segera hamil, menyangkut

kekhawatiran terhadap efek samping KB, larangan agama, kurangnya pengetahuan dan

ketidaksetujuan pasangan mereka. Pengetahuan tentang kontrasepsi modern juga kurang,

dan banyak wanita yang tidak tahu tempat mendapatkan kontrasepsi. Rendahnya angka

penggunaan kontrasepsi mungkin juga berkaitan dengan kepercayaan banyak wanita yang

menganggap bahwa keluarga besar merupakan keluarga ideal – “60 persen wanita

melaporkan, jumlah anak yang ideal dalam keluarga sebanyak 6 atau lebih” (Departemen

Kesehatan Uganda dan IRD/Macro Systems, Inc., 1988/1989: Survei Demografi dan
Kesehatan

Uganda, 1989).

Poligami merupakan praktik yang umum dilakukan di Uganda, dan 33 persen wanita

berstatus menikah melaporkan bahwa suaminya mempunyai istri lain. Namun,“hubungan

antara poligami dan kesuburan tidaklah langsung. Ada kecenderungan bahwa wanita
berstatus poligami berkompetisi dengan istri lain dalam jumlah anak, tujuannya untuk

mendapatkan bagian terbesar harta keluarga. Dalam hal ini, besar kemungkinan adanya

keinginan untuk mempunyai sebanyak mungkin anak lelaki dan poligami bisa jadi

merupakan salah satu faktor yang memelihara tingginya angka kesuburan” (Departemen

Kesehatan Uganda dan IRD/Macro Systems, Inc., 1988/1989: Survei Demografi dan
Kesehatan

Uganda, 1989).

Hambatan untuk mengadopsi praktik seks yang aman dan mencari diagnosis, serta

mengobati PMS di antaranya adalah tidak memadainya pengetahuan mengenai penyebaran

HIV ibu (kepada) janinnya, salah persepsi mengenai risiko pribadi, sikap negatif terhadap

kondom, dan tidak adanya persepsi mengenai dukungan masyarakat untuk penggunaan

kondom. Selain itu, kalangan muda bersikap fatalistis terhadap HIV/AIDS dan meyakini
tidak

banyak yang bisa mereka lakukan untuk melindungi diri.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-7


Bagan A2.1: Temuan Diskusi Kelompok Terfokus dan

Wawancara Mendalam serta Rekomendasi Pesan

Kampanye - 1995

Khalayak Sasaran: Wanita dan pria menikah yang tidak

menggunakan metode KB modern, namun tidak ingin hamil

sekarang.Responden sangat mengandalkan periode aman (sistem

kalender-peny.) untuk mencegah kehamilan. Namun,

mereka tidak memahami selengkapnya kapan periode

aman tersebut tiba.

Rekomendasi: Karena penjarangan kelahiran sudah dipraktikkan

melalui penggunaan periode aman, promosikan KB sebagai "cara

yang lebih mudah untuk menjarangkan kelahiran."

Sebagian besar khalayak menyadari metode modern yang

tersedia, tapi hanya memiliki sedikit pengetahuan

mengenai metode tersebut.

Rekomendasi: Cari setiap kesempatan untuk memberikan

rincian mengenai cara kerja metode, kehandalan, dan

keamanannya.
Sebagian besar khalayak hanya mendengar hal-hal negatif

mengenai metode modern.

Rekomendasi: Bantah kabar angin dan informasi yang salah

mengenai metode modern melalui kesaksian dari para pengguna

yang puas (satisfied users), pernyataan ahli medis dan pihak

berwenang lainnya. Presentasikan informasi yang benar tentang

berbagai metode yang ada.

Sebagian besar khalayak merasa masyarakat tidak memberi

dukungan untuk menggunakan metode modern.

Rekomendasi: Bina hubungan antara pihak bukan pengguna

dan mereka yang mendukung penggunaan kontrasepsi modern:

pengguna yang puas, orang muda yang berpendidikan, dan

tenaga-tenaga kesehatan.

Sebagian besar pasangan membicarakan HIV/AIDS, tapi

tidak dalam konteks pribadi. Ketika sampai pada masalah

penggunaan kondom dan kesetiaan terhadap perkawinan,

maka pembicaraan menjadi sulit

Rekomendasi: Modelkan komunikasi suami dan istri yang


mengkonfrontasikan isu-isu sulit seperti perubahan perilaku

pribadi.

D. Kesenjangan

Perancang proyek DISH menghadapi kesenjangan signifikan dalam pengetahuan

tentang bagaimana pria dan wanita mengambil keputusan kesehatan reproduksi di

seluruh Uganda, juga di negara-negara Afrika lainnya.

Dibutuhkan riset mengenai bagaimana keputusan reproduksi dan hasilnya

dinegosiasikan dalam suatu hubungan seksual. Sedikit saja yang diketahui tentang

bagaimana keadaan hidup ibu bisa mempengaruhi pencapaian tujuan kesehatan dan

reproduksinya, atau jenis peran apa yang dilakukan pria dalam keputusan reproduksi

(Blanc et al., 1996).

“Relatif hanya sedikit yang diketahui mengenai proses keputusan yang dibuat untuk

masalah reproduksi. Meskipun kedua pasangan dalam suatu hubungan seksual

menyatakan pilihan kesuburan yang sama … data survei tidak

mengindikasikan faktor yang bisa mempengaruhi pilihan kesuburan… pilihan

pasangan mana yang dinilai lebih menentukan, dan sejauh mana orang lain

mempengaruhi keputusan itu” (Blanc et al., 1996).

Riset tambahan diperlukan untuk mengetahui bagaimana posisi wanita

mempengaruhi kemampuan menegosiasikan hasil yang mereka inginkan. Dalam


situasi dimana HIV/AIDS menjadi prevalen, norma sosial “dan hubungannya dengan

reproduksi – terutama penggunaan kondom – merupakan hal yang kompleks dan

terus berjalan. Pertimbangan eksplisit mengenai ketidaksetaraaan jender menjadi

komponen penting studi hasil-hasil reproduksi” (Blanc et al., 1996).

Sedikit sekali informasi yang tersedia menyangkut praktik, kepercayaan dan

pengetahuan praktik seksual remaja. Ditambah lagi kurangnya pemahaman

mengenai alasan terkait dengan minimnya penggunaan layanan kesehatan ibu, serta

buruknya kualitas pelayanan kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan KB.

1. Riset Formatif

Riset formatif yang dilakukan sebelum proyek DISH dikembangkan melibatkan kajian

atas temuan riset kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, masing-masing kampanye yang

dikembangkan untuk proyek DISH mencakup penelitian khalayak sasaran untuk

menentukan sikap, pengetahuan, kekhawatiran, dan kepercayaan, berkaitan dengan

2-8 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


berbagai masalah kesehatan reproduksi (Perkumpulan Keluarga Berencana

Uganda, 1992).

Penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengembangkan program

mencakup sedikitnya dua survei: UDHS 1988/1989 dan Survei Baseline Uganda:

Temuan-Temuan Penting 1993. Survei pertama memberikan data mengenai

karakteristik latar belakang responden, pernikahan, dan paparan terhadap

karakteristik risiko kehamilan, tingkat, serta kecenderungan kesuburan saat ini,

juga pengetahuan dan penggunaan kontrasepsi, pilihan kesuburan, kematian,

serta kesehatan. Survei kedua memberikan informasi mengenai pengetahuan,

sikap dan kepercayaan mengenai ukuran keluarga; pengetahuan akan metode KB;

penggunaan KB; sikap dan persetujuan terhadap KB; sumber informasi KB dan

paparan terhadap media masa. Data dari dua survei kuantitatif ini beserta data

Survei Kependudukan dan Kesehatan 1995 digunakan dalam seluruh studi kasus.

Tahun 1995, riset formatif dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus dan

wawancara mendalam di enam kabupaten Uganda. Riset kualitatif ini menggali

pengetahuan, kepercayaan dan praktik mengenai HIV/AIDS dan KB saat ini di

antara pria-wanita berusia 15-35 tahun. Hasilnya digunakan untuk merumuskan

Strategi Komunikasi Terpadu DISH.

Riset ditujukan untuk:


Mempelajari faktor yang memotivasi pengguna KB saat ini dalam mengadopsi

metode modern.

Mengidentifikasi mitos dan salah persepsi mengenai KB dan HIV/AIDS.

Menentukan hambatan terhadap diskusi antar pasangan mengenai KB, HIV/

AIDS, dan penggunaan kondom.

Mengeksplorasi alasan mengapa masyarakat tidak menggunakan metode KB

modern, meskipun mereka ingin menunda atau menghentikan kehamilan.

Temuan kunci riset ini dirangkum pada bagan A2.1 (Glass, Gamurorwa,

Loganathan, & Lettenmaier, 1995)

(Lanjutan)

Pengetahuan, sikap dan praktik mengenai KB dan HIV/AIDS

berbeda sekali antara wanita menikah, pria menikah, dan

orang muda yang belum menikah

Rekomendasi: Buat desain pesan berbeda-beda untuk orang

muda yang belum menikah, wanita menikah, dan pria yang sudah

menikah.

Khalayak Sasaran: Wanita dan pria menikah yang menggunakan

metode KB modern
Sebagian besar pria berpikir bahwa mereka mengendalikan

seluruh proses pengambilan keputusan tentang KB.

Rekomendasi: Pernyataan dan foto-foto para pria perlu

dimasukkan dalam materi KB, meskipun materinya didesain untuk

wanita.

Sebagian besar pengguna merupakan juru bicara KB di

masyarakatnya

Rekomendasi: Gunakan kesaksian pengguna yang puas untuk

meyakinkan yang lain.

Pengguna mempertahankan komitmennya terhadap KB.

Mereka telah menghadapi beberapa tantangan (efek samping

atau pendapat masyarakat yang menentang), tapi tetap

bertahan.

Rekomendasi: Jujurlah dalam mencetak materi dan memberikan

konseling mengenai efek merugikan sementara dari metode

modern - hal tersebut tidak akan menghalangi masyarakat untuk

menggunakan metode tersebut.


Untuk pengguna pria dan wanita, alasan penggunaan mereka

sebagian besar dikarenakan masalah ekonomi. Ibu juga

menyebutkan alasan kesehatan di balik keputusannya untuk

menggunakan KB

Rekomendasi: Gunakan pesan ekonomi dalam mempromosikan

motivasi pria. Gunakan pesan ekonomi serta kesehatan saat

menjangkau wanita.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-9


(Lanjutan)

Khalayak Sasaran: Kalangan Muda yang Belum Menikah.

Norma yang berlaku: lebih dari satu pasangan seksual.

Sebagian besar khalayak merasa bahwa pasangan yang

berbeda punya tujuan yang juga berbeda.

Rekomendasi: Tunjukkan pada remaja bahwa mereka

berhadapan dengan risiko HIV/AIDS jika punya lebih dari satu

pasangan seksual pada suatu periode, atau kalau sering berganti

pasangan.

Sebagian besar kalangan muda mengetahui bahwa

mereka berisiko AIDS, tapi mereka tidak merasa mampu berbuat

sesuatu untuk mencegahnya.

Rekomendasi: Rancangan pesan yang meyakinkan kalangan

muda bahwa mereka bisa melakukan sesuatu untuk melindungi

diri terhadap HIV/AIDS. Jadi, bukan rancangan pesan yang

berupaya meyakinkan bahwa mereka berisiko terkena HIV/

AIDS.

Tekanan rekan sebaya untuk melakukan hubungan seksual


pada kelompok usia ini sangat besar.

Rekomendasi: Komunikasi harus bisa membantu remaja

menentang tekanan rekannya, dan memutuskan untuk diri

sendiri.

Metode KB modern yang pernah digunakan responden

remaja hanyalah pil dan kondom. Pengetahuan mereka tentang

metode lain hanya sedikit.

Rekomendasi: Kembangkan materi yang akan menjelaskan

berbagai metode KB yang tersedia di Uganda.

II. Strategi Komunikasi Terpadu DISH

A. Latar Belakang

Tujuan awal komponen KIE proyek DISH I adalah meningkatkan pemanfaatan

layanan kesehatan reproduksi dasar dan mendorong perilaku yang meningkatkan

kesehatan pribadi. Komponen KIE bekerjasama erat dengan komponen pelatihan

dan pelayanan tempat layanan kesehatan ditawarkan. Pada awal proyek,

pelayanan KB sudah tersedia di sekitar 50 % fasilitas kesehatan di daerah proyek.

Pada tahun 1995, perencana proyek DISH menyelenggarakan lokakarya

rancangan strategi. Lokakarya ditujukan bagi perwakilan organisasi yang aktif

dalam kesehatan reproduksi dan para petugas Pelayanan Kesehatan Kabupaten

dari kabupaten-kabupaten yang terlibat dalam proyek DISH I. Selama lokakarya


tersebut, para peserta mengkaji riset di Uganda mengenai topik kesehatan

reproduksi, termasuk kesehatan ibu, KB, HIV/AIDS dan PMS.

Berdasarkan pertemuan tersebut, juga tujuan keseluruhan komponen KIE DISH

(lihat bagan A2.2), dikembangkan strategi pesan KIE untuk periode 5 tahun.

Diputuskan, tidak mungkin memproduksi materi dan kegiatan untuk lima topik

sekaligus. Namun, pesan dan topik tersebut akan disertakan dalam tahapantahapan

tertentu.

B. Khalayak Sasaran

Proyek DISH meluncurkan tujuh kampanye antara 1995-1999 (lihat tabel A2.1

sebagai gambaran umum Kampanye Komunikasi Terpadu proyek DISH 19951999).

Penduduk usia 12-45 tahun yang tinggal di 10 kabupaten proyek DISH, baik di

perkotaan maupun pedesaan, tanpa melihat tingkat pendidikan mereka, adalah

khalayak sasaran pesan DISH. Setiap kampanye DISH berupaya

mengomunikasikan pesan kepada salah satu segmen khalayak sasaran yang

kemungkinan paling membutuhkan dan paling reseptif (menerima) terhadap

pesan-pesan kampanye. Selama 5 tahun berlangsungnya proyek DISH, kampanye

komunikasi menargetkan segmen khalayak sasaran berikut ini:

2-10 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Pencegahan HIV/AIDS di Kalangan Muda: Pria berusia 15-19 tahun.

KB: wanita berusia 18-35 di daerah pedesaan yang bukan pengguna KB modern, tapi tidak
ingin

langsung punya anak.

Logo Kesehatan Keluarga: Semua segmen KIE.

Kesehatan Ibu: Perempuan yang sudah aktif secara seksual berusia16-35 tahun, di daerah
pedesaan,

yang tidak berencana mengunjungi klinik asuhan kehamilan sedikitnya 3 kali selama
kehamilannya.

Penyakit Menular Seksual (PMS): Pria berusia 18-35 tahun, baik di daerah pedesaan maupun

perkotaan, memiliki pasangan seks tetap, tapi juga punya pasangan lain dan tidak secara
konsisten

menggunakan kondom.

Konseling dan Tes HIV: Pria di pedesaan berusia 18-35 tahun, punya hubungan seksual, dan
belum

pernah dites HIV.

Pemberian ASI dan Nutrisi Bayi: Ibu-ibu di pedesaan berusia 18-35 tahun.

Kampanye dirancang dalam tiga tahapan: pertama, mempromosikan pelayanan KB yang ada
dan

mengungkap pencegahan HIV/AIDS di kalangan muda; berikutnya, berfokus pada pelayanan


PMS dan

kesehatan ibu bersamaan dengan pelatihan dan aktivitas yang memperlancar pelayanan ini;
tahap

selanjutnya mempromosikan tes HIV dan pelayanan konseling yang sudah tersedia di mana-
mana. Pada
setiap tahapan, tim akan merancang strategi, media, dan perencanaan materi berdasarkan riset
yang spesifik.

Ketika tahapan berfokus pada pelayanan atau masalah yang berbeda, pada saat yang sama
dipromosikan

materi yang telah dikampanyekan sebelumnya. Setiap saat, sejak 1997, empat kampanye
komunikasi

terpisah berjalan secara simultan (lihat bagan A2.4, Communication Impact, Oktober 1999,
Nomor 6).

C. Tema dan Konsep-Konsep yang Memayungi Kampanye

Proyek DISH pada awalnya mempromosikan pelayanan KB di tempat-tempat berlogo Bunga


Kuning—

sebuah simbol yang dirancang dengan baik untuk kepentingan KB. Pada tahun 1997, proyek
ini membantu

Kementerian Kesehatan mendesain, mendistribusikan, dan mempublikasikan simbol pelangi


di atas bunga

kuning. Simbol ini menandai fasilitas kesehatan yang menawarkan rangkaian lengkap
pelayanan

kesehatan keluarga, termasuk KB, pelayanan kehamilan dan sesudah kelahiran, imunisasi,
penatalaksanaan

PMS, dan konseling HIV. Faktor penting di balik desain logo kesehatan keluarga adalah
petunjuk adanya

fasilitas yang menawarkan perawatan PMS sekaligus layanan kesehatan keluarga lainnya,
sehingga klien

yang mencari perawatan PMS tidak merasa tervonis atau terhukum dengan penyakitnya.
Semua materi
yang dikembangkan menganjurkan pasangan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan berlogo
Bunga

Kuning, atau pelangi di atas Bunga Kuning, guna mendapatkan informasi dan pelayanan
(Katende,

Bessinger, Gupta, Knight & Lettenmaier, 2000).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-11


Contoh

Untuk sebuah kampanye PMS, contohnya, khalayak sasaran

akan mendengar hal seperti ini: Anda bisa menghindari

infeksi HIV dengan mengobati PMS secara tepat. Semudah

1-2-3-Hentikan, Obati dan Hancurkan.

1.

Jika Anda mengidap PMS, HENTIKAN hubungan seksual,

atau gunakan kondom saat menjalani pengobatan.

2.

OBATI diri Anda dan pasangan seksual Anda di fasilitas

kesehatan berlambang pelangi.

3.

HANCURKAN penyakit seluruhnya dengan

menuntaskan pengobatan Anda, bahkan bila

gejalanya sudah menghilang.

Untuk informasi lebih jauh, kunjungi fasilitas kesehatan

berlogo pelangi.

Slogan “Kesehatan Keluarga Jadi Mudah (Family Health Made Easy)” menekankan

identitas visual logo kesehatan keluarga. Slogan ini mempromosikan janji

kampanye bahwa mereka yang mengunjungi fasilitas berlogo kesehatan keluarga


akan mendapatkan serangkaian pelayanan kesehatan keluarga dari tenaga

kesehatan terlatih.

Selain logo, proyek ini juga mengembangkan konsep kreatif untuk

menghubungkan berbagai kampanye. Konsep kreatifnya adalah “Mudah. 1-2-3”.

D. Pendekatan Strategis dan Jangka Waktu Pelaksanaan Strategi

Tujuan keseluruhan proyek ini dirangkum dalam bagan A2.2.

Bagan A2.2 Tujuan KIE Secara Keseluruhan

Kampanye KIE dalam proyek ini akan mengomunikasikan

Keuntungan KB dan menyusui, termasuk keuntungan yang tidak berkaitan dengan


kontrasepsi

(misalnya, dampak pada kesehatan ibu dan anak, serta keuntungan ekonomi jika jumlah
keluarga

lebih kecil).

Contoh

Untuk kampanye kesehatan ibu, konsepnya adalah

"Untuk Bayi Sehat, Kehamilan pun Harus Sehat".


Semudah 1-2-3:

1.

Kunjungi fasilitas kesehatan asuhan

kehamilan segera setelah mengetahui

kehamilan Anda.

2.

Berkunjunglah sedikitnya tiga kali untuk

memeriksakan kehamilan Anda.

3.

Datanglah kembali ke fasilitas kesehatan jika

Anda punya masalah.

Untuk asuhan kehamilan, kunjungi fasilitas kesehatan

berlambang pelangi di atas Bunga Kuning.

Informasi dasar mengenai berbagai metode KB, termasuk perbedaan antara metode
sementara,

jangka panjang dan permanen, serta pro - kontra setiap metode.

Informasi untuk membantah kabar angin dan salah persepsi yang berhubungan dengan KB.

Pentingnya komunikasi antarpasangan mengenai KB.


Pentingnya asuhan kehamilan dan pasca persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan
terlatih.

Kemungkinan penularan HIV dari ibu ke anak pada masa perinatal (cara penyebaran di antara

orang dewasa sudah diketahui luas).

Informasi dasar mengenai PMS: gejala, konsekuensi (termasuk hubungan antara PMS dan
HIV),

pengobatan, dan pencegahan.

Keuntungan tes HIV dan konseling.

Kemana mendapatkan pelayanan ini, termasuk tes/konseling HIV dan promosi tenaga
pelayanan

yang dilatih dalam proyek ini.

2-12 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Jangka waktu pelaksanaan strategi terbagi dalam 3 tahapan selama 5 tahun:

Tahap I (Tahun ke-1 dan 2). Pelayanan KB sudah tersedia dan logo Bunga Kuning

sudah dibuat. HIV adalah masalah serius dan pencegahannya tidak bergantung

pada peningkatan pelayanan. Dengan demikian, dua topik KB dan HIV

diperkenalkan selama tahap pertama. Pada saat bersamaan dilakukan pelatihan,

renovasi, dan pengadaan perlengkapan.

Tahap 2 (tahun ke-3 dan 4). Pada tahun ketiga, telah diantisipasi bahwa

pelatihan, perlengkapan, dan renovasi fasilitas sudah cukup berkembang untuk

menampung pelayanan PMS dan kesehatan ibu lebih luas lagi di tahun ke tiga.

Jadi, pada tahap kedua, diputuskan untuk menambah pesan yang mengarahkan

masyarakat untuk mendapatkan layanan ini.

Tahap 3 (Tahun ke-5). Tes HIV dan konseling baru tersedia di 10 kabupaten pada

tahun terakhir proyek. Maka, diputuskan menambah pesan yang mengarahkan

masyarakat ke fasilitas dan pelayanan masalah kesehatan berkaitan dengan HIV

sepanjang fase ke-tiga.

Bagan A2.3: Kampanye Komunikasi Terpadu

"Kesehatan Keluarga jadi Mudah"

1995 1995 1997 1998 1999Tema

Pencegahan AIDS di Kalangan Muda


KB

Logo Kesehatan Keluarga

Kesehatan Ibu

PMS

Konseling dan Tes HIV

Pemberian ASI dan Nutrisi Bayi

Sumber: JHU/CCP,1999

Impact! Newsletter

Kunci: Kampanye Intensif Kampanye Pemeliharaan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-13


E. Janji/Keuntungan Kunci

Jika Anda mempunyai informasi dan terdidik dalam hal reproduksi serta perilaku

seksual, serta memanfaatkan Layanan Kesehatan Terpadu, maka Anda dapat

memiliki kesehatan yang lebih baik.

1. Poin-poin Pendukung

Anda bisa mempunyai kesehatan yang lebih baik, dengan cara:

TAHAP 1: Mempraktikkan Seks Sehat untuk Mencegah AIDS

Kondom

Abstinensi (berpantang hubungan seks)

Menunda hubungan seks

Tetap setiap kepada satu pasangan

Hubungan seks tanpa penetrasi

TAHAP 1: Menggunakan metode KB modern untuk menghindari kehamilan yang


tidak diinginkan

Aman

Efektif

Bisa diandalkan

Tersedia secara meluas di tempat berlogo Bunga Kuning

TAHAP 2: Mendiagnosa dan mengobati PMS dengan tepat

Lokasi pelayanan

Membantah salah persepsi

TAHAP 2: Mengadopsi perawatan kesehatan yang tepat sebelum, selama dan

sesudah kehamilan
Asuhan kehamilan

Pertolongan persalinan

Layanan sesudah melahirkan

Lokasi pelayanan

TAHAP 3: Mengetahui serostatus HIV Anda, dan bertindak penuh tanggung jawab

Positioning: Kemudahan

2-14 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


F. Saluran dan Alat Bantu Kampanye

Kampanye termasuk bauran saluran media massa, saluran berbasis masyarakat, dan
komunikasi interpersonal.

Media massa yang digunakan termasuk televisi,radio (seperti program radio “Choices” yang
disiarkan mingguan,

dan memenangkan penghargaan Global Media Award serta Program Radio terbaik mengenai
Masalah Populasi

tahun 1998) dan media cetak. Kegiatan masyarakat termasuk pertunjukan drama, video,
rembug desa,

pertandingan sepakbola, promosi Piala Dunia khusus selama acara berlangsung (Juni - Juli
1998) dan rally sepeda.

Saluran interpersonal termasuk pelatihan, materi konseling klien seperti lembar balik dan
kartu; dan safari

pemasaran Kelompok Afrika. Semua materi diproduksi dalam tiga atau empat bahasa untuk
khalayak sasaran yang

berbeda-beda.

III. Pertimbangan Manajemen

A. Peran dan Tanggung Jawab Mitra

DISH I dilaksanakan oleh Pathfinder International bekerjasama dengan Departemen


Kesehatan Pemerintah

Uganda. Mitra kerjasamanya adalah JHU/CCP, INTRAH dan E. Petrich and Associates.
Tanggung jawab para mitra

adalah sebagai berikut:


Pathfinder International: manajemen proyek, pemantauan dan evaluasi, manajemen dan
sistem informasi

kesehatan (HMIS), dukungan logistik kontrasepsi dan program berbasis masyarakat

JHU/CCP: KIE

INTRAH: Pelatihan dan pelayanan klinis

E. Petrich and Associates: Keuangan (proyek) kesehatan

Rencana kampanye KIE tingkat kabupaten dirancang dan dilaksanakan oleh Pelayanan
Kesehatan Kabupaten,

bekerjasama dengan organisasi nonpemerintah, organisasi berbasis masyarakat, dan dinas


pemerintah lain yang

aktif di masing-masing kabupaten. Penyuluh Kesehatan Kabupaten (District Health


Educator—DHE) menjadi

koordinator rencana kampanye tingkat kabupaten secara keseluruhan. DISH I memberikan


hibah kepada masingmasing

Pelayanan Kesehatan Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan dalam rencananya.

Pelaksanaan dilakukan oleh Dewan Pelaksana Kabupaten (District Action Committee) yang
dibentuk DHE, terdiri

dari perwakilan berbagai organisasi dan dinas yang aktif dalam kegiatan kesehatan di
kabupaten. Koordinator KIE

proyek DISH memberi bantuan teknis kepada Dewan Pelaksana Kabupaten dan DHE untuk
mendesain dan

melaksanakan rencana tindakannya, serta memberi materi cetak maupun audiovisual


pendukung untuk

digunakan selama kegiatan.


Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-15
B. Parameter Anggaran

Proyek DISH didanai oleh U.S. Agency for International Development (USAID). Mekanisme

administrasi yang inovatif dikembangkan guna menempatkan tanggung jawab manajemen


dana

dan pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan di tingkat kabupaten. Dana tersebut

membantu pembiayaan kegiatan mobilisasi masyarakat di kabupaten setempat. Desentralisasi

manajemen proyek melalui pemberdayaan petugas di tingkat kabupaten memunculkan rasa

memiliki yang kuat terhadap proyek ini, serta dukungan aktif penduduk setempat. Pada saat
yang

sama, sumber daya keuangan digunakan secara terpusat untuk mengembangkan produk-
produk

media yang didistribusikan secara nasional di media cetak, radio, dan televisi.

IV. Evaluasi dan Masalah Kesinambungan

A. Pemantauan Kemajuan dan Evaluasi Dampak

Proyek memantau dan mengevaluasi dampak konseling serta KIE pada pengetahuan, sikap
dan

praktik. Informasi ini lantas digunakan untuk meningkatkan intervensi KIE tingkat
kabupaten.

Pemantauan KIE beranjak dari Sistem Informasi Manajemen proyek DISH. Evaluasi
pertengahan dan

akhir memeriksa sumber-sumber klien yang biasa dirujuk untuk pelayanan kesehatan ibu,
KB, PMS

dan HIV, serta memeriksa analisa rangkaian waktu kunjungan klien ke lokasi DISH sebelum,
selama,
dan sesudah intervensi kampanye.

Selain survei masyarakat dan fasilitas secara berkala, serta survei demografi dan kesehatan
(DHS),

DISH merancang pemantauan kampanye dan rencana evaluasi bagi setiap kampanye.
Sebagian

besar evaluasi melibatkan wawancara klien saat masuk atau pulang di fasilitas kesehatan
tertentu

yang dijadikan sampel. Untuk kampanye “Seks Aman atau AIDS (Safe Sex or AIDS)” bagi
kalangan

muda, survei baseline dan intervensi dilakukan di kalangan mereka guna mengevaluasi
paparan

serta dampaknya. Untuk kampanye KB, kesehatan ibu, PMS, logo kesehatan keluarga dan
HIV,

wawancara dilakukan dengan klien KB, asuhan kehamilan, PMS dan HIV, di fasilitas
terpilih, selama

kampanye, guna menentukan paparannya terhadap intervensi kampanye, serta reaksi


khalayak

terhadap pesan dan materi kampanye. Studi skala kecil juga dilakukan untuk mengukur
dampak

intervensi spesifik seperti program radio “ Choices” dan “Straight Talk” serta video “Time to
Care:The

Dilemma.”

1. Hasil
Survei Evaluasi DISH Uganda tahun 1999 mengumpulkan informasi untuk menilai situasi
kesehatan

reproduksi di kabupaten DISH dan efektivitas kegiatan proyek DISH. “Survei Evaluasi DISH

2-16 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


tahun1999 mengumpulkan informasi dari 1.766 wanita berusia 15-49 tahun, 1.057 pria
berusia

15-54 tahun dan 292 fasilitas kesehatan serta 186 apotek dan toko obat di 11 dari 12
kabupaten

Uganda yang dilayani oleh proyek DISH, mencakup 30 persen populasi Uganda” (Katende et
al.,

2000).

Survei evaluasi menemukan bahwa dari 1995-1999, paparan media terhadap pesan KIE KB

meningkat secara signifikan untuk pria dan wanita. Pada tahun 1999, sebagian besar pria dan

wanita telah mendengar iklan radio tentang KB, asuhan kehamilan, ASI eksklusif,
pencegahan

PMS, dan tes serta konseling HIV. Pada tahun 1999 tiga perempat pria dan wanita dilaporkan

terpapar logo KB Bunga Kuning dan logo kesehatan keluarga berupa pelangi di atas Bunga

Kuning (Katende et al., 2000).

Selama periode yang sama, responden survei melaporkan peningkatan besar dalam

penggunaan kontrasepsi modern. Data survei mempresentasikan hubungan kuat dan konsisten

antara paparan ibu dan wanita terhadap pesan KIE KB yang disponsori DISH, dengan

meningkatnya penggunaan kontrasepsi modern. Selain itu, antara tahun 1995-1999, proporsi

pria-wanita yang belum mempraktikkan KB, namun ingin menggunakan kontrasepsi modern

dalam 12 bulan berikutnya, meningkat secara signifikan (Katende et al., 2000).


Data survei juga menemukan bahwa keterpaparan (terpaan) terhadap topik kesehatan
keluarga

lainnya mengarah pada peningkatan pengetahuan. Selama 4 tahun pertama proyek DISH,

terdapat peningkatan signifikan pada pengetahuan pria dan wanita mengenai penggunaan

kondom untuk pencegahan PMS dan HIV. Antara 1997-1999, terjadi peningkatan signifikan

dalam pengetahuan pria dan wanita mengenai tempat untuk mendapatkan pengobatan PMS.

Selain itu, terjadi peningkatan signifikan proporsi pria dan wanita yang dites HIV tahun
19971999,

di antara mereka yang belum dites HIV. Hampir dua pertiga pria-wanita menyatakan

keinginan untuk dites pada tahun 1999 (Katende et al., 2000)

Kegiatan KIE DISH juga terlihat positif sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan

mengenai komplikasi kehamilan di antara pria dan wanita pada tahun 1999. Selain itu, antara

1997-1999, proporsi ibu yang bisa menyebutkan sedikitnya tiga dari empat komplikasi
obstetri

telah meningkat secara signifikan. Pada tahun 1999, sebagian besar pria dan wanita yang

disurvei melaporkan telah mendengar pesan mengenai nutrisi anak dan menyusui.
Berdasarkan

data tahun 1999, pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI ideal selama 6 bulan tampak

signifikan berkaitan dengan kegiatan KIE DISH (Katende et al., 2000).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-17


Beberapa temuan dan rekomendasi kunci bisa dilihat di bagan A2.1.

B. Strategi Pesan Lima Tahun

Sejak 1995, proyek DISH telah meluncurkan kampanye multimedia mengenai

berbagai topik kesehatan. Proyek DISH melaksanakan dua kampanye antara

1995-1997 – salah satunya mempromosikan pelayanan KB di tempat berlogo

Bunga Kuning. Secara bersamaan juga dilakukan kampanye “Safe Sex or AIDS”

yang mendorong praktik seks lebih aman di kalangan muda guna mencegah

penularan HIV. Tahun 1997, proyek ini mengembangkan simbol pelangi di atas

Bunga Kuning untuk menandai fasilitas kesehatan yang memberikan layanan

kesehatan keluarga terpadu.

Dengan simbol baru yang sudah mulai dikenal, proyek ini meluncurkan dua

kampanye baru tahun 1998 yang mengarahkan pasangan ke fasilitas berlogo

pelangi untuk asuhan kehamilan dan pengobatan PMS. Kampanye kesehatan ibu

mempromosikan asuhan kehamilan sejak dini dan berulang selama kehamilan,

serta pengenalan empat tanda bahaya mengenai masalah obstetri serius.

Kampanye PMS mendidik pria untuk mengobati PMS dengan tepat. Kedua

kampanye diluncurkan Maret 1998. Intensitas pesan berbasis masyarakat maupun

media massa mencapai tingkat tertinggi hingga November 1998, ketika semua

kampanye—kecuali spot radio—akhirnya dihentikan.

Maret 1999, proyek DISH memperkenalkan dua kampanye baru –mempromosikan


pelayanan konseling dan tes HIV yang telah diperbarui, serta upaya

pembaharuan lain untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi. Kedua

kampanye menggunakan kombinasi media tingkat masyarakat, cetak, dan

elektronik.

Juni 1999, proyek ini meluncurkan kampanye akhir untuk mempromosikan ASI

eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, serta memperkenalkan

makanan pelengkap yang tepat setelah masa ASI eksklusif berakhir. Pesan

disebarluaskan melalui radio dan materi cetak.

2-18 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel A2.1: Gambaran Umum Kampanye Komunikasi Terpadu Proyek DISH tahun 1995-
1999

Kampanye Tujuan Khalayak Sasaran Janji Kunci

Kampanye

Poin Pesan dan Dukungan Saluran dan Kegiatan

Kabupaten

Materi Kampanye

Pencegahan HIV/

AIDS di Kalangan

Meningkatnya jumlah

target khalayak sasaran

Khalayak sasaran

primer: Pria berusia

Anda bisa terhindar HIV

positif, jika

1. Abstain dari seks. Pertemuan untuk

meningkatkan

Spot dan jingle radio.

Muda yang secara konsisten

mempraktikkan seks lebih

15-19 tahun. mempraktikkan seks yang


lebih aman.

2. Menggunakan kondom. kepedulian. Program radio "Straight

Talk." "

aman, termasuk menunda

hubungan seks pertama,

Khalayak sasaran

sekunder: wanita

3. Setia kepada satu pasangan. Kontes dan tur drama.

Newsletter "Straight Talk."

abstinensi, menurunkan

jumlah pasangan untuk

berusia 12-19

tahun.

4. Tidak melakukan seks penetratif. Rally sepeda.

Poster.

berhubungan seksual, tidak

melakukan seks penetratif

5. Menunda hubungan seksual. Kontes musik rap.

Kontes musik

dan menggunakan

kondom.

6. Melawan tekanan rekan sebaya. Pembentukan klub

sekolah anti-AIDS
sekolah di satu

kabupaten.

Kuis bermateri

program sesuai

dengan kenyataannya.

"Hits for Hope."

Video musik kaset: "More

Time " dalam bahasa daerah.

KB Membantah mitos dan

salah persepsi tentang

metode KB modern,

serta mengarahkan

khalayak sasaran ke

tempat pelayanan di 10

kabupaten DISH.

Semua wanita

berusia 18-35

tahun yang bukan

pengguna KB

modern, tapi tidak

ingin punya anak

sekarang, dan

tinggal di daerah
pedesaan

kabupaten DISH,

tanpa memandang

tingkat

pendidikannya.

Anda akan lebih merasa

tenang dengan

menggunakan metode

KB yang aman, efektif,

dan tersedia di manamana.

1. KB bisa menurunkan beban, ketidakpastian,

dan kecemasan di rumah, serta bisa

menyediakan lebih banyak waktu untuk

hubungan keluarga yang lebih baik.

2. Metode KB modern aman dan digunakan

oleh ribuan wanita Uganda setiap hari.

3. Metode KB modern disetujui dan

direkomendasikan oleh Kementerian

Kesehatan Uganda.

4. Banyak metode KB modern tersedia di Uganda,

dan efektivitasnya lebih dari 96 persen.

5. Pengguna KB yang puas bersedia memberikan

kesaksian dan persetujuan menggunakan


metode KB modern.

6. Dengan metode KB sementara, Anda bisa

mempunyai anak sehat dan normal lagi saat

menginginkannya.

7. Pelayanan KB ini tersedia secara luas dari tenaga

kesehatan yang bisa dipercaya dan terlatih untuk

memberikan pelayanan berkualitas tinggi.

Tur drama pilihan

Kezia.

Perlombaan lagu.

Pertunjukan video.

Perayaan kesehatan

keluarga

Peluncuran

kampanye

Program radio "Iraka

rya Masindei"

Pasar Malam

Program radio Kasese

Program radio

Nakasongola

"Twomebeke

Eiyanga"
Spot radio.

Program radio " Choices."

Talk show radio "Top

Health."

Video 6 metode KB

Video "Time to Care: A

Question of Children

(Waktunya Untuk Peduli:

Pertanyaan Tentang Anak)"

Newsletter "Health

Matters (Masalah

Kesehatan)"

Papan Logo KB

Papan iklan

Poster

Lembar balik

DISH/Program radio Top

8. Pelayanan KB tersedia di lebih dari 700 tempat

pelayanan di seluruh Uganda yang memasang

lambang Bunga Kuning.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-19


Tabel A2.1: Gambaran Umum Kampanye Komunikasi Terpadu Proyek DISH tahun 1995-
1999 (lanjutan)

Kampanye Tujuan Khalayak Sasaran Janji Kunci

Kampanye

Poin Pesan dan Dukungan Saluran dan Kegiatan

Kabupaten

Materi Kampanye

Logo Kesehatan

Keluarga

Mengenalkan lebih dekat

simbol kesehatan

reproduksi kepada

sedikitnya 50 persen pria

dan wanita, sehingga

mereka mengenal logo

ini dan mengetahui

artinya.

Semua sub kelompok

target KIE

1. Fasilitas yang memasang logo kesehatan

reproduksi menawarkan sejumlah pelayanan

kesehatan penting di satu tempat.


2. Fasilitas yang memasang logo kesehatan

reproduksi menawarkan pelayanan kesehatan

yang sudah ditingkatkan.

Sekitar 1.000 fasilitas

kesehatan memasang

logo ini.

Acara peluncuran.

Safari Kelompok Afrika.

Simbol logo.

Iklan radio dan TV.

Poster, papan iklan, stiker,

kalender, kaos, topi, payung.

Lencana khusus bagi tenaga

kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan

terpadu.

Kesehatan

Keluarga

Meningkatkan jumlah

wanita khalayak sasaran

yang mengunjungi klinik

asuhan kehamilan

sedikitnya tiga kali selama


kehamilan, dimulai dari

trimester pertama.

Wanita yang aktif

secara seksual berusia

16-35 tahun, tinggal

di daerah

pedesaan di

kabupaten DISH, dan

bermukim dalam

radius 10 km dari

fasilitas kesehatan,

tapi tidak berencana

mendapatkan asuhan

kehamilan sedikitnya

tiga kali selama

kehamilan.

Para ibu yang

mendapatkan asuhan

kehamilan sedikitnya tiga

kali selama kehamilan,

dimulai sejak dini, akan

mempunyai kemungkinan

lebih besar melahirkan


bayi sehat.

1. Kehamilan risiko tinggi: para ibu yang berisiko

mengalami komplikasi selama kehamilan dan

kelahiran, selama kehamilan pertama saat mereka

berusia kurang dari 18 tahun, jika mereka pernah

melahirkan 4 kali atau lebih sebelumnya, dan jika

pernah mengalami masalah pada kehamilan atau

persalinan sebelumnya.

2. Tanda bahaya adanya masalah selama kehamilan:

Segera kembali ke dokter atau bidan jika Anda

mengalami nyeri perut, demam, bengkak di tangan

atau muka, atau perdarahan di vagina selama

kehamilan.

3. Kapan dan bagaimana mendapatkan asuhan

kehamilan: Segera kunjungi klinik asuhan

kehamilan jika Anda tidak mengalami menstruasi

dalam dua periode berurutan. Kunjungi klinik

sedikitnya tiga kali selama kehamilan. Lebih awal

Anda memulai asuhan kehamilan, lebih lama

rentang jarak antara satu kunjungan ke kunjungan

lainnya.

4. Keuntungan asuhan kehamilan rutin: Departemen

Kesehatan dan World Health Organization (WHO)


mendorong wanita mendapatkan setidaknya tiga

kali asuhan kehamilan pada setiap kehamilan. Hal

ini membantu mencegah kecacatan dan kematian

karena persalinan.

5. Tenaga pelayanan kesehatan untuk asuhan

kehamilan yang terlatih dengan baik bisa

mendeteksi dan mengelola potensi masalah pada

ibu dan bayi yang belum lahir. Tenaga kesehatan ini

juga memberikan informasi konseling dan

kesehatan, seperti nasehat menyusui atau merawat

bayi baru lahir.

Program radio

Rembug desa

Pasar Malam

Perlombaan lagu

Pertunjukan video

Tur drama

Kuis-kuis kesehatan

Teater

Jangkauan keagamaan

Spot radio

Program radio

Program TV
Poster

Video: "Time to

Care: Three Visits

(Saatnya Peduli:

Tiga Kunjungan)"

Newsletter

"Health Matters

(Masalah

Kesehatan)"

Lembar balik

kesehatan ibu

2-20 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel A2.1: Gambaran Umum Kampanye Komunikasi Terpadu Proyek DISH tahun 1995-
1999 (lanjutan)

Kampanye Tujuan Khalayak Sasaran Janji Kunci

Kampanye

Poin Pesan dan Dukungan Saluran dan Kegiatan

Kabupaten

Materi Kampanye

Penyakit

Menular

Seksual

Meningkatnya jumlah

khalayak sasaran yang

mengunjungi fasilitas

kesehatan yang

mempunyai pelayanan

PMS untuk pengobatan

PMS.

Mendorong praktik seks

yang lebih aman.

Pria berusia 18-35

tahun yang

mempunyai
hubungan seksual

tetap, tapi juga

mempunyai

pasangan seksual

lain.

Para pria ini tinggal

di daerah

perkotaan dan

pedesaan di

kabupaten DISH.

Mereka tidak

secara konsisten

menggunakan

kondom.

Khalayak sasaran

sekunder: wanita

berusia 15-30

tahun yang

merupakan

pasangan seksual

khalayak sasaran

primer

Jika Anda mendapatkan


pengobatan PMS yang

tepat dan

mempraktikkan seks

yang lebih aman, maka

Anda lebih sedikit

berisiko terkena HIV

atau masalah kesehatan

lainnya.

1. PMS mempermudah penularan HIV dan

masalah kesehatan lainnya. Pengobatan dan

pencegahan PMS menurunkan kemungkinan

tertular HIV.

2. PMS menyebabkan kemandulan pada pria

dan wanita. Pada ibu hamil, PMS bisa

menyebabkan keguguran, janin lahir mati,

bayi lahir buta, atau sakit parah.

3. Kementerian Kesehatan dan WHO

menyetujui penggunaan kondom, abstinensi

dan kesetiaan sebagai langkah pencegahan

terhadap PMS. Menurut Kementerian

Kesehatan, kondom bisa diandalkan, aman

dan tersedia luas. Kondom tidak berlubang

dan jarang bocor.


4. Penatalaksanaan PMS yang tepat berarti

mendapatkan diagnosa dari tenaga

kesehatan terlatih, memberitahukan semua

pasangan seksual, menggunakan kondom

atau abstain dari seks hingga pengobatan

selesai, menghabiskan semua obat yang

diresepkan, dan mengunjungi tenaga

kesehatan jika pengobatan selesai.

5. Jika Anda terkena PMS dan terus melakukan

hubungan seks tanpa perlindungan, Anda

akan menyebarkan PMS kepada pasangan

seksual Anda.

Safari Kelompok Afrika

di 6 kabupaten

Rally sepeda

Pertandingan

sepakbola

Tur drama

Bazaar/ Pasar Malam

Pertunjukan video

Klub sehat

Spot radio

Program radio “Choices”


Program TV

Newsletter

“Health Matters”

Spot Piala Dunia di TV

Poster

Lembar balik untuk

tenaga kesehatan

Video: “Time to Care: The

Dilemma (Saatnya untuk

Peduli: Dilema).”

6. Jika Anda terkena PMS dan tidak

menghabiskan obat (meskipun gejalanya

sudah menghilang), serta tidak mengobati

pasangan Anda, Anda berisiko terinfeksi lagi

dan terkena komplikasi lain.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-21


Tabel A2.1: Gambaran Umum Kampanye Komunikasi Terpadu Proyek DISH tahun 1995-
1999 (lanjutan)

Kampanye Tujuan Khalayak Sasaran Janji Kunci

Kampanye

Poin Pesan dan Dukungan Saluran dan Kegiatan

Kabupaten

Materi Kampanye

Konseling dan

Tes HIV

Peningkatan jumlah pria

yang mencari konseling

dan tes HIV di tempat

konseling dan tes HIV

pedesaan sebesar 150

persen pada akhir

kampanye.

Meningkatkan proporsi

klien yang dites di tempat

dan datang berpasangan.

Khalayak sasaran

primer: Pria yang

hidup dengan gaya


pedesaan di

kabupaten DISH,

mempunyai

hubungan seksual

dan belum pernah

dites HIV.

Khalayak sasaran

sekunder: pasangan

seksual khalayak

sasaran primer dan

tenaga kesehatan di

kabupaten DISH.

Jika Anda berupaya

mendapatkan konseling

dan tes HIV, Anda

menunjukkan bahwa

Anda adalah pria tabah

yang mengalahkan rasa

takut dan bertanggung

jawab atas hidup Anda,

serta hidup orang yang

dicintainya.

1. Pengetahuan serostatus membantu keputusan


mengenai pernikahan, kehamilan, dan perilaku

seksualnya. Pengetahuan tersebut juga

membantu mereka menentukan cara terbaik

untuk melindungi diri mereka dan orang lain dari

infeksi HIV. Tes tersebut bukan hanya untuk orang

yang sakit.

2. Satu-satunya cara memastikan serostatus Anda

adalah melakukan tes. Tesnya akurat dan hasilnya

tetap dijaga kerahasiaannya. Tes ini harganya

terjangkau dan aman. Hanya sejumlah kecil darah

yang diambil. Jarum yang digunakan steril dan

dibuang sehabis digunakan. Masing-masing

tempat memberikan hasil tes pada hari yang sama.

3. Setiap tempat mempunyai konselor terlatih yang

bisa membantu Anda memahami dan menerima

hasil tes Anda.

4. Untuk informasi tempat melakukan tes, kunjungi

fasilitas kesehatan yang memasang simbol pelangi

di atas Bunga Kuning.

5. Telah terbukti di antara pasangan seksual bahwa

salah satu pasangan bisa terinfeksi, sementara

yang lain belum. Jadi, kedua pasangan harus dites.

6. Yang terbaik bagi pasangan adalah melakukan tes


bersamaan, sehingga mereka bisa mempelajari

hasilnya dan membuat rencana bersama

(kesaksian pasangan yang melakukan tes dan

konseling bersama, serta masih tetap

berhubungan.)

7. Jika Anda baru saja melakukan hubungan seks

tanpa perlindungan dan hasil tesnya negatif,

dianjurkan untuk melakukan tes kedua karena tes

mungkin tidak mendeteksi infeksi selama 3 bulan

pertama.

8. Kementerian Kesehatan merekomendasikan

tenaga kesehatan untuk merujuk klien berisiko

infeksi HIV guna mendapatkan tes dan konseling,

meskipun tidak menunjukkan gejala (kesaksian).

Upacara peluncuran

pelayanan konseling

dan tes (CT) HIV baru,

serta pelayanan

konseling dan tes

sukarela (VCT)

Spot radio

Program radio "Choices"

Program radio "Straight


Talk" "

Video: "Time to Care: Let's

Face It (Saatnya untuk

Peduli: Mari Kita Hadapi)"

Newsletter

"Health Matters (Masalah

Kesehatan)"

Poster

Safari Kelompok Afrika

Talk show radio "Top

Health (Kesehatan

Utama)"

2-22 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Tabel A2.1: Gambaran Umum Kampanye Komunikasi Terpadu Proyek DISH tahun 1995-
1999 (lanjutan)

Kampanye Tujuan Khalayak Sasaran Janji Kunci

Kampanye

Poin Pesan dan Dukungan Saluran dan Kegiatan

Kabupaten

Materi Kampanye

Pemberian ASI

dan Nutrisi Bayi

Pada akhir kampanye:

Proporsi ibu di kabupaten

DISH yang memberikan

ASI eksklusif pada bayinya

hingga mencapai usia 6

bulan meningkat dari 35

persen menjadi 50

persen.

Proporsi ibu di kabupaten

DISH yang memulai

pemberian makanan

padat pada bayi berusia 6

bulan, sesuai dengan


rekomendasi DISH,

meningkat dari 25 persen

menjadi 40 persen..

Khalayak sasaran

primer: Wanita

berusia 18-35 di

kabupaten DISH

yang tidak

memberikan ASI

eksklusif pada

bayinya hingga

mencapai usia 6

bulan, dan wanita

yang tidak memulai

pemberian

makanan padat

pada bayi hingga

bayi berusia 6 bulan

sesuai dengan

rekomendasi DISH.

Khalayak sasaran

sekunder: Nenek,

ayah, teman,
saudara, tenaga

kesehatan dan yang

merawat.

Jika Anda memberikan

ASI eksklusif pada bayi

hingga usianya 6 bulan,

dan jika Anda

memperkenalkan

makanan padat pada bayi

mulai usia 6 bulan sesuai

dengan rekomendasi

DISH, maka kemungkinan

Anda akan mempunyai

bayi yang kuat, aktif dan

sehat.

Kementerian Kesehatan merekomendasikan

pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan,

dan pemberian makanan padat mulai usia 6 bulan,

supaya bayi tumbuh baik dan tetap sehat.

Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan, dan tidak menunggu memberikan makanan

padat hingga bayi berusia 6 bulan, menempatkan

bayinya pada risiko tinggi terhambat pertumbuhan,


berat badan rendah, dan menyia-nyiakannya.

Keuntungan pemberian ASI eksklusif:

Merupakan metode KB alami. Selama ibu

memberikan ASI eksklusif dan tidak mengalami

menstruasi, ia terlindung dari kehamilan sampai

dengan 6 bulan.

Bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan

lebih sedikit kemungkinan terkena diare. ASI

mempunyai nutrisi yang cukup. Hanya ASI yang

diperlukan selama 6 bulan pertama kehidupan

bayi.

Lebih sering bayi mengisap, produksi ASI akan

lebih sering dirangsang, ASI-nya pun akan lebih

banyak, sehingga tidak perlu khawatir bakal

kekurangan.

Pemberian makanan tambahan:

Setelah 6 bulan, bayi memerlukan makanan

padat seperti posho atau akalo untuk

menambah energi dan memenuhi

kebutuhan membangun tubuh.

Anak-anak yang terus mendapat ASI dan

diberi makanan padat mulai usia 6 bulan

jarang sakit.
Anak-anak yang diberi ASI sampai usia 6

bulan, kemudian baru mulai makan makanan

padat, akan lebih jarang menangis dan lebih

banyak tidur tenang. Keadaan ini

memberikan ibu lebih banyak waktu untuk

melakukan pekerjaannya (kesaksian).

Bazaar kesehatan anak

Tur drama

Pelatihan tenaga

kesehatan untuk

mempromosikan

pertumbuhan

Kontes taman dapur

Perlombaan lagu

Rembug desa

Pertemuan kelompok

wanita

Kartu mengenai

pendidikan kesehatan

Spot radio

Kalender

Poster

Newsletter
"Health Matters (Masalah

Kesehatan)"

Iklan TV/video

Program radio "Choices

(Pilihan)"

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-23


Referensi

Blanc, A.K.,Wolff, B., Gage, A.J., Ezeh, A.C., Neema, S., & Ssekamatte-Ssebuliba, J.

(1996). Negotiating Reproductive Outcomes in Uganda, Calverton, MD: Macro

International Inc. and Institute of Statistics and Applied Economics (Uganda).

Family Planning Association of Uganda (FPAU) (1992). Family Planning: We Cannot

Use What We Do Not Understand! Qualitative Research on Family Planning in

Uganda. Kampala, Uganda and Baltimore: FPAU and Johns Hopkins University,

Population Communication Services.

Glass,W., Gamurorwa, A., Loganathan, R., & Lettenmaier, C. (1995). Family planning

HIV/AIDS Knowledge, Attitude and Practices in Six Districts in Uganda. Results of

Focus Groups Discussions and In-depth Interviews. Kampala, Uganda: Uganda

DISH Project.

Katende, C., Bessinger, R., Gupta, N., Knight, R., & Lettenmaier, C (2000). Uganda

Delivery of Improved Services for Health (DISH) Evaluation Surveys: 1999 MEASURE

Evaluation Technical Report Series No. 6. Chapel Hill: Carolina Population Center,

University of North Caroline at Chapel Hill.

Kiragu, K., Nyonyintono, R., Sengendo, J., & Lettenmaier, C. (1993). Family Planning
Needs in Uganda: Key Findings from a Baseline Survey of Selected Urban and

Periurban Areas. Kampala, Uganda and Baltimore: Family Planning Association of

Uganda and Johns Hopkins University, Population Communication Services.

Promoting Reproductive Health in Uganda: Evaluation of a National IEC program

(1996a). (Rep. No. 7). Baltimore:The Johns Hopkins School of Public Health Center

for Communications Programs: IEC Field Report.

2-24 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Uganda Ministry of Finance and Economic Planning and Macro International, 1995:

Uganda Demographic and Health Survey (1996b). Entebbe, Uganda and Calverton,

MD: Uganda Ministry of Finance and Macro International.

Uganda Ministry of Health and Institute for Resource Development (IRD)/Macro

Systems, Inc., 1988/1989: Uganda Demographic and Health Survey (1989). Entebbe,

Uganda and Calverton, MD: Uganda Ministry of Health and IRD/Macro Systems.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-25


2-26 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Program Kesehatan Reproduksi Nasional Bolivia

Las Manitos 1

Daftar Isi

I. Gambaran Umum

II. Karakteristik Kunci Keberhasilan Las Manitos

III. Analisa Situasi

IV. Strategi Komunikasi

V. Pertimbangan Manajemen

VI. Evaluasi

VII. Tetap Sejalan dengan Strategi

VIII. Kesimpulan

Sisipan 1 – Daftar Anggota Sub Komite Informasi, Edukasi dan

Komunikasi

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan2-27


I. Gambaran Umum

Melalui upaya berbagai mitra kerjasama sektor umum dan swasta, Program

Kesehatan Reproduksi Nasional (National Reproduction and Health Program—

NRHP) Bolivia, mampu secara signifikan mengubah lingkungan kesehatan

reproduksi di negara ini. NRHP membantu memenuhi kebutuhan pasangan dan

keluarga dengan memberikan informasi dan layanan informasi kesehatan

reproduksi berkualitas tinggi, melalui cara-cara strategis. Studi kasus berikut

menampilkan pengalaman Las Manitos I, yang merupakan kampanye pertama

berskala besar di bawah naungan NRHP dengan bantuan teknis dari JHU/PCS.

Studi kasus ini juga mengungkap secara singkat kampanye lanjutannya dalam

konteks pelaksanaan strategi jangka panjang.

II. Karakteristik Kunci Keberhasilan Las Manitos

Dilaksanakan secara Bertahap dalam Jangka Waktu Tertentu.

Pihak pengorganisasi NRHP memahami nilai penting pengembangan rangkaian

kampanye berkelanjutan yang telah terukur secara cermat, bergerak dari advokasi

yang seksama hingga mengarah pada tindakan berskala nasional. Keseluruhan

pendekatan strategis yang dikembangkan NRHP adalah mengembangkan

lingkungan yang lebih positif menyangkut kesehatan reproduksi di Bolivia.

Penekananan utamanya adalah memberdayakan wanita untuk bertanggung

jawab atas kesehatan anak-anak dan kesehatannya sendiri. Upaya ini

dilaksanakan dengan cara mengembangkan dukungan politis tingkat nasional,


melatih para stakeholder kunci dalam teknik komunikasi, melakukan segmentasi

khalayak secara cermat, dan memanfaatkan kegiatan media massa yang inovatif.

Pendekatan strategis dilaksanakan secara bertahap selama jangka waktu tertentu,

meluas ke khalayak sasaran tambahan, daerah geografis, isu kesehatan, dan

saluran komunikasi tambahan dengan cara yang terkoordinasi. Setiap elemen

pendekatan strategis menekankan pekerjaan yang pernah dilakukan, dan

menambah pemahaman mendalam mengenai kebutuhan khalayak sasaran.

2-28 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Pendekatan Multimedia

Las Manitos I menggunakan media massa sebagai saluran utama, didukung oleh saluran

komunikasi masyarakat dan interpersonal. Kampanye media yang merupakan pelopor jenis
ini di

Amerika Latin diluncurkan sendiri oleh Presiden Bolivia dan Menteri Kesehatan yang tampil

dalam spot televisi pertama.

Berhubung luasnya jangkauan televisi dan radio, serta biaya penyiaran yang tidak terlalu
mahal

di Bolivia, kampanye Las Manitos I terutama menggunakan media massa untuk


menyebarluaskan

pesan kunci kepada khalayak sasaran, yang memungkinkan pengorganisasi program mampu

menyampaikan pesan kampanye dengan cepat dan luas. Secara spesifik, 11 televisi dan 44
spot

radio digunakan untuk memaksimalkan kemungkinan jangkauan dan frekuensi selama

kampanye 7 bulan pertama.

Saluran interpersonal berfokus pada pelatihan tenaga pelayanan. NRHP memberi mereka

berbagai materi untuk digunakan dengan kliennya. Materi tersebut termasuk lembar balik,
buku

acuan, poster metode, brosur kesehatan reproduksi, dan selebaran tentang masing-masing

metode.
Keterkaitan dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Kurikulum pelatihan dikembangkan agar dapat digunakan lembaga dalam melatih


keterampilan

komunikasi interpersonal (KIP) tenaga kesehatan reproduksi. Dalam mempersiapkan


kampanye

media massa, serangkaian materi cetak terpadu diproduksi dan kegiatan pelatihan
dilaksanakan,

guna membantu staf klinik melakukan konseling, memberikan informasi kepada klien
mengenai

metode, dan mempromosikan pelayanan kesehatan reproduksi.

Logo dan slogan kampanye “Reproductive Health—It’s in Your Hands (Kesehatan


Reproduksi–di

Tangan Anda)” digunakan untuk mengidentifikasi tempat pelayanan tersedia. Logo dipasang,

misalnya, di pintu rumah sakit dan klinik-klinik yang menawarkan pelayanan kesehatan

reproduksi.

Koordinasi Antarlembaga di Antara Para Stakeholder

Kampanye Las Manitos dilaksanakan di bawah naungan NRHP. NRHP membuka hubungan

dengan berbagai organisasi melalui Dewan Koordinasi Nasional. Empat sub komite dibentuk

dengan keanggotaan awal terdiri dari 28 institusi. Kelompok ini berfokus pada masalah

pelayanan, riset, pelatihan, dan KIE. Anggota sub komite yang berbeda-beda mewakili
berbagai
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-29
lembaga pemerintah dan organisasi nonpemerintah. Dengan demikian, rasa memiliki

yang kuat terhadap NRHP telah dikembangkan dalam berbagai kelompok dan sektor

masyarakat sejak awal program ini.

Pemanfaatan Riset di Setiap Tahapan Kampanye

Keberhasilan suatu kampanye sangat bergantung pada jumlah riset yang mendasarinya.

Perencanaan evaluasi dilakukan sedari awal proses perancangan strategi. Hal ini

memungkinkan peneliti bekerja bersama staf program sepanjang proses perencanaan

dan pengembangan kampanye. Metodologi riset kuantitatif dan kualitatif digunakan

untuk memberikan informasi seputar pengambilan keputusan, sekaligus untuk melacak

kemajuan dan hasil-hasilnya.

Peneliti menguji penerimaan khalayak terhadap kata-kata, frase-frase, dan konsepkonsep

seputar masalah kesehatan reproduksi dan KB, yang akan membantu

menentukan posisi kampanye di masa mendatang. Setelah draft (rancangan) pesan

pertama disusun, riset tambahan dilakukan untuk menguji terlebih dahulu pemahaman

dan penerimaan khalayak terhadap berbagai pesan yang berbeda, menarik atau

tidaknya pesan-pesan tersebut, serta relevansinya terhadap khalayak sasaran.

Riset juga berperan selama fase manajemen dan pemantauan kampanye, guna

memastikan bahwa materi telah didistribusikan dan disiarkan dengan tepat. Hal ini

dicapai dengan mendistribusikan laporan organisasi nonpemerintah untuk materi cetak,


dan laporan agen media untuk penyiaran televisi dan radio. Pemantauan mengarah

pada beberapa penyesuaian penting dalam strategi penyiaran, dan berfungsi sebagai

bukti bagi anggota organisasi nonpemerintah bahwa distribusi materi hasil kerja keras

telah disebarluaskan secara efisien serta bermanfaat bagi khalayak sasaran.

Pada akhirnya, riset juga dilakukan guna mengevaluasi dampak kampanye dan

membantu mengarahkan pendekatan strategi untuk kampanye berikutnya.

Fokusnya adalah Kesehatan Reproduksi, Bukan Keluarga Berencana

Memposisikan KB dalam konteks kesehatan reproduksi yang lebih besar sangat efektif

untuk menarik perhatian dan mendorong penerimaan pesan kampanye. Pendekatan

kesehatan reproduksi juga mendapatkan dukungan politis. Tidak seperti KB, kesehatan

reproduksi bukanlah topik kontroversial di Bolivia. Bahkan, topik ini merupakan bagian

2-30 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


utama strategi pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dan meningkatkan

kelangsungan hidup anak, serta memudahkan perluasan pendekatan ke daerah geografis

lainnya.

Citra Terpadu Layanan Kesehatan Reproduksi

Keberhasilan kampanye Bolivia juga bergantung pada penciptaan citra terpadu layanan

kesehatan reproduksi. Salah satu alat bantu utama untuk membantu menciptakan citra ini

adalah rancangan dan positioning logo umum yang menandai tempat-tempat layanan dan

informasi kesehatan reproduksi, berikut tanda untuk mengidentifikasi semua materi dan

kegiatan yang berkaitan dengan program kesehatan reproduksi Bolivia. Selain memberikan

citra korporat terhadap program, logo bersama ini juga membantu meningkatkan rasa

kerjasama tim di antara para stakeholder NRHP.

Logo berwarna ungu dan slogan “Reproductive Health is In Your Hands (Kesehatan

Reproduksi Ada Di Tangan Anda)” digunakan secara sistematis pada semua materi, juga di

tingkat klinik, untuk membangun identitas program dan merek Las Manitos.

III. Analisa Situasi

Konteks

Sebelum 1990an, iklim pelayanan KB di Bolivia tidak mendukung. Pada kenyataannya,

tahun 1977 silam, pemerintah Bolivia bahkan melarang pelayanan KB oleh lembaga umum,
serta menutup satu-satunya organisasi non pemerintah yang memberikan pelayanan ini.

Pada tahun 1982, pemerintahan yang baru terang-terangan melarang pelayanan KB oleh

organisasi nonpemerintah. Terkait dengan kondisi ini, hanya sedikit upaya KB yang

dilaksanakan sebelum tahun 1990, meskipun tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan

pelayanan KB sangat tinggi.

Titik balik dimulai 1986 lewat advokasi dan kampanye promosi pelayanan untuk

mempromosikan organisasi swasta Centro de Orientacion Familiar (COF), yang memberikan

pelayanan KB di tiga kota di Bolivia. Sekitar 700 pembuat kebijakan dan warga negara yang

berpengaruh menghadiri 10 pertemuan diskusi mengenai pro-kontra KB, terutama

keuntungannya bagi kesehatan ibu dan anak. Para peserta pertemuan ini ternyata sangat

mendukung peningkatan pelayanan dan advokasi. Pengalaman positif kampanye tersebut

merupakan faktor penting yang memuluskan jalan untuk strategi nasional tahun 1990.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-31


Tahun 1990, Pemerintah Bolivia dan U.S. Agency for International Development

(USAID)/Bolivia menandatangani perjanjian bilateral pertama dalam bidang

kesehatan reproduksi dengan nama Program Kesehatan Reproduksi Nasional

(NRHP). NRHP dibentuk untuk mempersatukan upaya stakeholder yang

diarahkan untuk menciptakan dan mempromosikan praktik reproduksi kesehatan,

serta meningkatkan penerimaan metode KB modern. Saat NRHP terbentuk,

populasi penduduk Bolivia sebesar 7,2 juta—sebagian besar populasinya

terkonsentrasi di 7 daerah perkotaan. Bolivia juga mempunyai angka kematian

ibu paling tinggi di daerah Barat : 416 kematian per 100.000 kelahiran hidup

selama 1984-1989. Enam dari 10 kematian ibu pada usia subur berkaitan dengan

kehamilan dan persalinan. 38 persen kematian disebabkan oleh aborsi.

Evolusi NRHP digambarkan dalam bagan A2.1. Sebagai bagian dari fase ketiga

sekaligus fase terbesar program, NRHP mendesain dan melaksanakan beberapa

kampanye antara 1994 sampai 1997, tiga di antaranya dengan nama “Las Manitos”.

Studi kasus ini berfokus pada elemen strategis yang membuat Las Manitos

berhasil.

Bagan A2.1. Evolusi NRHP Bolivia

-Radio

-Pimpinan

-Media cetak
1985-1987

-Pembangunan

Institusi

-Komunikasi

interpersonal

-Media cetak

1990-1993

-Kampanye KR nasional

-Dukungan presiden

(proses demokratisasi)

-Meningkatkan Kualitas Pelayanan

-(Komunikasi Interpersonal)

-Media pendukung (audio, video)

-Media cetak

-Pimpinan

-Jender

-Pilihan, pemberdayaan

1993-1997
2-32 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan
Tujuan Program

Berdasarkan konsensus lokakarya 1989, setelah mengidentifikasi institusi utama

subyek ini, USAID menyediakan dana bagi pembentukan program nasional yang

komprehensif dalam bidang kesehatan reproduksi. Sejumlah besar stakeholder

swasta dan umum, disamping serangkaian lembaga pemberi bantuan teknis, ikut

serta dalam perancangan dan pelaksanaan NRHP.

Tujuan NRHP adalah meningkatkan kesehatan keluarga Bolivia melalui: (1)

Promosi praktik kesehatan reproduksi, (2) Perbaikan pelayanan, dan

(3) Peningkatan penerimaan metode KB modern.

Masalah Kunci

Masalah kunci yang mempengaruhi pengembangan strategi adalah kombinasi

kebutuhan yang cukup banyak dan tidak terpenuhi dalam pelayanan KB, serta

tingginya angka kematian bayi dan ibu. Rendahnya angka pengetahuan

mengenai metode KB, dan kurangnya informasi penggunaannya menambah

masalah terbatasnya penggunaan kontrasepsi.

Menurut survei baseline komunikasi NRHP pada awal Las Manitos (1994), 30,9

persen wanita perkotaan menggunakan metode kontrasepsi modern. Kondom

adalah metode yang paling populer (11,6 persen), diikuti alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) (8,9 persen) dan kontrasepsi oral (4,7 persen). Kesadaran mengenai

metode modern yang paling umum relatif tinggi, dengan kombinasi penggunaan

pil, AKDR, dan kondom (secara spontan maupun dibantu dengan cara diingatkan)

melebihi 75 persen.

Survei Kependudukan dan Kesehatan (DHS) tahun 1994 menunjukkan, 17,7 persen

wanita dalam perkumpulan (di perkotaan dan pedesaan) menggunakan metode

kontrasepsi modern di Bolivia. Angka ini meningkat dari 12,2 persen menurut DHS

1989, tapi tahun 1994 masih banyak pasangan yang kebutuhan KBnya tidak

terpenuhi. DHS tahun 1994 menunjukkan bahwa 67,6 persen wanita dalam

perkumpulan tidak ingin punya anak lagi (tidak termasuk wanita yang

disterilisasi). Meskipun angka kesuburan tahun 1994 adalah 4,8, DHS

mengungkapkan, sebagian besar ibu berusia 15-49 menginginkan total jumlah

anak 2,5 orang (2 sampai 3 orang—peny.).

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-33


Pada tahun 1994, 48 persen wanita Bolivia yang melahirkan tidak pernah mendapatkan

asuhan kehamilan, sementara 58 persen persalinan terjadi di rumah, biasanya tanpa bantuan

tenaga kesehatan. Angka kesuburan dan kematian bayi lebih tinggi di Bolivia dibandingkan

dengan negara-negara Amerika Latin lainnya. Meskipun angka kematian bayi secara

keseluruhan sekitar 80 per 1.000 kelahiran, tapi di wilayah pedesaan, angkanya mencapai dua

kali dari itu.

Kesenjangan Infomasi dan Temuan Riset Formatif

Selain informasi epidemiologis mengenai kesuburan pada kelompok umur yang berbedabeda

(diambil dari DHS), ahli strategi kampanye perlu lebih jauh lagi mempelajari

pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai kesehatan reproduksi serta kebiasaan penggunaan

media (media habit) khalayak sasaran. Informasi ini dikumpulkan melalui studi kuantitatif
dan

kualitatif. Tahun 1994, sebelum rancangan strategi ada, survei baseline rumah tangga

dilakukan pada 2.256 pria dan wanita di 7 daerah perkotaan. Survei ini mengukur

pengetahuan, sikap, dan praktik khalayak sasaran terhadap kesehatan reproduksi, berikut

kebiasaan mengonsumsi media (media habit).

Untuk mendapatkan perspektif kualitatif mengenai situasi saat itu, 16 (diskusi) kelompok

terfokus dilakukan tahun 1994 pada anggota khalayak sasaran potensial, guna
mengklarifikasi

masalah yang berhubungan dengan pemahaman istilah kunci dan mendapatkan wawasan
mengenai hambatan penggunaan metode KB modern. Diskusi kelompok terfokus

mengungkapkan bahwa:

· Peserta menghubungkan kesehatan reproduksi dengan kisaran pelayanan yang lebih luas.

· KB mempunyai konotasi negatif.

· Terdapat salah pengertian dan kekeliruan informasi terkait dengan pengetahuan

mengenai metode KB tertentu.

Peserta berpikir bahwa frase “kesehatan reproduksi” tidak jelas artinya dan mengacu pada

masalah kesehatan wanita, bukan pria. Namun, jika dibandingkan “keluarga berencana” yang

kelihatannya mempunyai definisi sempit,“kesehatan reproduksi” dihubungkan dengan variasi

pelayanan yang lebih luas. Wawasan penting lainnya yang didapat dari kelompok terfokus

adalah bahwa definisi yang jelas dan positif bisa dilekatkan pada istilah “kesehatan

reproduksi,” berhubung kepercayaan negatif dan hambatan kuat sudah telanjur melekat pada

istilah “keluarga berencana.”

2-34 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Riset formatif juga mengungkapkan kekhawatiran para wanita mengenai kemampuan mereka

untuk mengendalikan kesehatan reproduksinya sendiri, dan secara positif mempengaruhi

kesehatan anak mereka. Sejumlah hambatan agama, budaya, dan pendidikan diidentifikasi

sebagai penyebab utama keraguan diri. Di bidang agama, kekhawatiran yang muncul adalah

penolakan Gereja Katolik untuk menyetujui metode KB modern. Satu masalah budaya yang

mengemuka adalah ketakutan pria: jika pasangan mereka menggunakan metode ini,

dikhawatirkan pasangan wanitanya akan mengembangkan hubungan seksual lainnya.

Kekhawatiran budaya lain berhubungan dengan keengganan pria menyangkut pasangan


mereka

yang akan diperiksa oleh dokter pria. Hambatan pendidikan utama adalah kurangnya

pengetahuan khalayak sasaran mengenai masalah kesehatan reproduksi.

IV. Strategi Komunikasi

Kampanye Las Manitos I diluncurkan tahun 1994 di empat kota terbesar di Bolivia.
Kampanye ini

merupakan upaya pertama dari komunikasi berbasis khalayak sasaran yang dikembangkan di

bawah NRHP.

Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran untuk strategi kampanye Las Manitos I terdiri dari individu dan pasangan
berusia

antara 18 sampai 35 tahun yang tinggal di daerah perkotaan dan pinggiran kota. Mereka
mewakili
kelompok sosial ekonomi menengah dan rendah, mayoritas tinggal di perkotaan, mencakup

sekitar 500.000 jiwa. Kampanye ini dilaksanakan di empat daerah perkotaan: La Paz, El Alto,
Santa

Cruz, dan Cochabamba.

Tujuan

Sejumlah tujuan perubahan perilaku dikembangkan untuk kampanye Las Manitos I yang

berlangsung dari Maret hingga November 1994. Perubahan yang diharapkan adalah:

Memperkenalkan logo NRHP dengan tujuan agar logo ini diingat oleh 64 persen khalayak

sasaran.

Menjelaskan keuntungan kesehatan reproduksi, sehingga dalam waktu 3 bulan, 41 persen

khalayak sasaran bisa menyebutkan sedikitnya satu keuntungan.

Menginformasikan kepada sedikitnya 33 persen khalayak sasaran mengenai ketersediaan

pelayanan kesehatan reproduksi dan bagaimana mendapatkannya.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-35


Agar sedikitnya 26 persen khalayak sasaran menunjukkan sikap mendukung

terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.

Agar sedikitnya 7 persen khalayak sasaran mencari informasi dan/atau

mengenai pelayanan dengan mengunjungi pusat kesehatan.

Indikator digunakan untuk memverifikasi efek yang diharapkan strategi kampanye.


Contohcontoh

indikator ini adalah:

Sedikitnya 17 persen khalayak sasaran membincangkan tema kesehatan

reproduksi dengan pasangannya.

Sedikitnya 13 persen khalayak sasaran menunjukkan keinginan untuk mencari

informasi dan pelayanan yang diberikan pusat kesehatan dalam waktu dekat.

Pendekatan Strategis

Pendekatan strategis kampanye Las Manitos I adalah memberdayakan pria dan wanita dalam

mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksinya melalui

penggunaan advokasi dan saluran media massa secara inovatif.

Untuk menekankan dukungan pemerintah terhadap kampanye Las Manitos I, Presiden


Bolivia,

Gonzalo Sanches de Lozada, menyampaikan catatan kunci yang diungkapkan pada saat

peluncuran program ini. Presiden memproklamasikan kesehatan reproduksi sebagai tonggak


“Rencana Akselerasi Penurunan Kematian Maternal dan Perinatal (Plan for the Accelerated

Reduction of Maternal and Perinatal Mortality)” sepanjang 3 tahun. Inagurasi Las Manitos I

untuk pertama kalinya mewakili gambaran bahwa Pemerintah Bolivia pernah


memprioritaskan

KB dan kesehatan reproduksi dalam agenda nasionalnya sepanjang sejarah negara ini.

Setelah jangka waktu tertentu, terbentuk identitas jangka panjang dimana pria dan wanita

memahami Las Manitos sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan anak dan ibu melalui

penjarangan kelahiran, asuhan kehamilan dan pasca persalinan, pemberian ASI, serta

pencegahan aborsi.

Pernyataan positioning Las Manitos I bisa dijelaskan sebagai berikut:

Saat menyaksikan simbol Las Manitos, Anda akan tahu bahwa Anda bisa mendapatkan

fakta mengenai kesehatan reproduksi, serta memperoleh berbagai pelayanan kesehatan

reproduksi untuk meningkatkan kesehatan keluarga Anda.

2-36 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


NRHP memastikan bahwa positioning Las Manitos I menekankan tujuan pemerintah Bolivia

dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Dengan menawarkan informasi dan pelayanan

mengenai masalah kesehatan yang luas, Las Manitos bisa mendukung inisiatif Presiden untuk

menawarkan serangkaian pelayanan dalam rangka meningkatkan kesehatan keluarga Bolivia.

Poin Pesan Kunci

Dalam mengembangkan pesan yang tepat dan efektif, kampanye Las Manitos I harus
mengatasi

salah persepsi budaya mengenai KB dan perlawanan pihak konservatif dalam menanggapi

persepsi kebutuhan kesehatan khalayak sasaran.

Tiga rangkaian pesan didesain dan disebarluaskan sepanjang kampanye berlangsung.

Rangkaian pesan pertama menjelaskan konsep kesehatan reproduksi secara keseluruhan, yang

pada awalnya tidak dipahami dengan baik oleh khalayak sasaran. Logo Las Manitos juga

diperkenalkan dan ditampilkan secara menonjol pada semua spot dan informasi yang
diberikan,

untuk memberitahukan kemana khalayak sasaran dapat memperoleh pelayanan.

Rangkaian pesan kedua menyebarluaskan informasi spesifik tentang metode KB tertentu.

Konsep kesehatan reproduksi tambahan juga dijelaskan, termasuk pemberian ASI, asuhan

kehamilan dan pasca persalinan, serta bahaya aborsi. Informasi faktual disampaikan dalam

upaya mendidik khalayak sasaran dan memperbaiki salah persepsi. Pesan tersebut juga
menampilkan keuntungan bagi pengguna jika mengadopsi perilaku tersebut.

Rangkaian pesan ketiga mencakup kesaksian pengguna yang puas (satisfied users). Mereka

menekankan keuntungan bagi pria dan wanita yang bertanggungjawab sendiri atas kesehatan

reproduksi mereka; terutama kesaksian yang menekankan dampak positif praktik KB.

Las Manitos I juga menyiarkan bahaya aborsi dan pentingnya menggunakan metode KB
untuk

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Karena salah satu penyebab utama kematian ibu

di Bolivia adalah aborsi, Menteri Kesehatan setempat meminta satu spot yang menekankan

potensi risiko aborsi disertakan dalam kampanye media massa. Spot tersebut merupakan spot

pertama yang disiarkan di televisi Amerika Latin dengan menyebutkan masalah kesehatan

penting ini.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-37


Sepanjang kampanye berlangsung, dilakukan pengujian pendahuluan dan riset khalayak

sasaran untuk memastikan bahwa pesan yang diberikan berarti, sesuai, dipahami, dan

memotivasi. Perhatian khusus juga diberikan untuk faktor-faktor bahasa.

Saluran dan Alat Bantu

Las Manitos I menggunakan media massa sebagai saluran utama yang didukung oleh

saluran komunikasi masyarakat dan komunikasi interpersonal. Berhubung biaya produksi

dan penyiaran radio di Bolivia tergolong rendah, kampanye ini bisa memproduksi sejumlah

spot yang diperlukan oleh berbagai populasi di negara ini. Secara spesifik, 11 spot televisi

dan 44 spot radio digunakan untuk memungkinkan jangkauan dan frekuensi maksimal

selama kampanye 7 bulan pertama. Guna menjangkau sebanyak mungkin khalayak

sasaran, spot radio diadaptasi ke dalam bahasa daerah, yaitu Aymara dan Quechua. Selain

itu versi bahasa Spanyol direkam dalam dua norma linguistik – Coya dan Camba.

Pada tingkat masyarakat, serangkaian materi audio terdiri dari 4 kaset dikembangkan untuk

digunakan di 1.000 bis kota dan bis antar negara bagian. Setiap kaset lamanya 1 jam,

mencakup pesan kesehatan reproduksi dilengkapi dengan musik pop, jingle dan lawakan.

Saluran interpersonal berfokus pada pelatihan tenaga pelayanan. Kepada mereka

diberikan berbagai variasi materi untuk digunakan dengan kliennya. Materinya termasuk

lembar balik, acuan, poster tentang metode, brosur kesehatan reproduksi dan selebaran

metode individual. Materi cetak digunakan oleh semua organisasi mitra pelayanan NRHP,
dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik di klinik mereka. Staf klinik dilatih

menggunakan materinya sebelum kampanye media massa dimulai. Serangkaian video

klinik untuk klien juga dikembangkan, mencakup topik pemberian ASI, metode KB, dan

komunikasi antarpasangan.

V. Pertimbangan-Pertimbangan Manajemen

Peran dan Tanggung Jawab Mitra

NRHP mempunyai empat sub komite teknis yang memiliki keahlian sesuai fungsinya:

pelayanan, riset dan kebijakan populasi, pelatihan dan KIE. Setiap komite terdiri dari

perwakilan teknis institusi umum dan swasta yang ikut berpartisipasi. Mereka bertemu

secara berkala tiap bulan, atau jika ada kebutuhan tertentu. Anggota komite ini juga

mengadakan pertemuan komite mini, atau kelompok kerja, untuk melaksanakan kegiatan

2-38 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


tertentu (misalnya materi cetak, video, strategi kampanye). Meskipun upaya ini bersifat

sukarela, sub komite bekerja sangat intensif dan perannya penting bagi keberhasilan

kampanye. Mereka ikut serta dalam semua fase pengembangan kampanye, berbagi

tanggung jawab untuk mendistribusikan materi cetak, dan bertindak sebagai perantara

dengan Departemen Kesehatan, lembaga-lembaga pemerintah, gereja, dan pihak-pihak

kunci berpengaruh lainnya. Mitra ini juga secara terbuka mengadvokasikan keuntungan

kampanye dalam berbagai pertemuan dan peristiwa yang berbeda.

Sub komite KIE NRHP bertanggungjawab atas desain, implementasi dan evaluasi strategi

kampanye. Kelompok ini terutama memberikan wawasan, petunjuk, advokasi dan

persetujuan strategi. Departemen Kesehatan merupakan anggota aktif sub komite KIE, dan

secara terbuka menyetujui kampanye akhir. Anggota sub komite memilih Presiden dan

Sekretarisnya sendiri. Presiden berfungsi sebagai pelaku advokasi utama dalam

mendukung kampanye. Daftar anggota sub komite KIE bisa dilihat pada sisipan 1.

Jangka Waktu

Guna meletakkan dasar yang tepat bagi kampanye media massa Las Manitos I, sebelum

kampanye dimulai, diluncurkan sejumlah lokakarya pelatihan yang diselenggarakan untuk

anggota sub komite KIE. Melalui lokakarya ini, anggota sub komite mendapatkan

keterampilan dalam mengembangkan kampanye komunikasi kesehatan. Pelatihan

mencakup riset khalayak sasaran, desain pesan, pengembangan dan pelaksanaan

kampanye, pengujian pendahuluan dan sesudah kampanye, serta teknik-teknik evaluasi.


Upaya komunikasi yang dilakukan sebelumnya, dan terbukti berhasil, juga berperan dalam

meletakkan dasar bagi Las Manitos I. Serangkaian materi audio berisi 4 kaset dengan durasi

1 jam telah dikembangkan mulai tahun 1986, dan digunakan secara ekstensif di bis-bis

dalam kota. Kaset ini mencakup banyak bidang kesehatan reproduksi dan metode KB.

Tanggapan terhadap kaset ini baik sekali sehingga para pengemudi bis antar kota juga

meminta rangkaian kaset ini.

Keberhasilan kampanye Las Manitos I yang dilakukan dari Mei sampai November 1994

memberikan momentum untuk kampanye lanjutannya hingga beberapa tahun sesudah

kampanye pertama.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-39


Pemantauan

Kampanye media massa Las Manitos I selama 7 bulan terutama dipantau melalui pelacakan

rencana media. Lembaga periklanan memberikan laporan rating televisi setiap bulan,

sementara distribusi materi diverifikasi melalui LSM KIE. Hal ini memungkinkan pihak yang

mengorganisasi kampanye memantau jangkauan dan penetrasi pesan kampanye di antara

khalayak sasaran.

VI. Evaluasi

Keberhasilan kampanye Las Manitos I diukur setelah kampanye selesai melalui survei rumah

tangga kedua dengan menggunakan sampel probabilitas nasional antar bagian di daerah

perkotaan pada bulan November 1994. Modifikasi kuesioner baseline dibuat, mencakup

pertanyaan pengukuran dampak berdasarkan paparan pesan dan ingatan terhadap pesan.

Hasilnya menunjukkan, kampanye menjangkau lebih dari 85 persen khalayak sasaran, dan

memenuhi semua tujuan perubahan perilaku yang telah dinyatakan. Pengenalan logo Las

Manitos sangat tinggi; 94 persen responden bisa mengidentifikasi logo. Terdapat kenaikan

signifikan pada proporsi khalayak sasaran yang mengetahui langkah-langkah perawatan

kesehatan preventif yang spesifik. Di kalangan responden empat kota besar, pengetahuan

meningkat dari 19 menjadi 28 persen.

Meskipun kesadaran dan KIP diketahui cukup tinggi dalam survei baseline, kendati sikap

juga dinilai cukup mendukung, tetap terdapat peningkatan langkah ini seperti terlihat
dalam survei lanjutannya. Di empat kota utama, kesadaran di antara mereka yang terpapar/

diterpa pesan kampanye mengenai metode KB meningkat dari 84 persen dalam survei

baseline menjadi 88 persen. Untuk penggunaan metode sesungguhnya, akseptor KB baru di

empat kota utama meningkat dari 5,4 persen responden pada survei baseline menjadi 8,6

persen dalam survei lanjutannya.

Indikator telah dikembangkan guna melacak kemajuan pencapaian tujuan. Satu indikator

menunjukkan sedikit peningkatan dalam komunikasi pasangan di antara responden, namun

perubahan tersebut tidak bermakna secara statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa

ukuran-ukuran komunikasi pasangan yang lebih tajam lagi diperlukan untuk upaya

evaluasi di masa mendatang.

2-40 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Indikator lain menguji minat responden untuk mencari informasi dan pelayanan kesehatan

reproduksi di masa yang akan datang. Perubahan persentase responden yang mencari

informasi kesehatan reproduksi tidak bermakna secara statistik. Beberapa khalayak sasaran

mungkin “melangkahi” tahap mencari informasi, dan langsung mencapai tahapan minat atau

keinginan menggunakan atau mengadopsi penggunaan suatu metode KB. Tapi keinginan

untuk menggunakan atau melanjutkan penggunaan metode meningkat secara signifikan di

antara survei baseline dan survei lanjutan terhadap responden di empat kota utama.
Persentase

pria yang menjawab “pasti ya,” ketika ditanya apakah mereka akan memulai atau
melanjutkan

penggunaan suatu metode dalam 6 bulan mendatang, meningkat dari 25 menjadi 53 persen.

Desain evaluasi memungkinkan manajer proyek menilai dampak kampanye, mengukur

perubahan, dan menentukan maknanya.

VII. Tetap Sejalan dengan Strategi

Kampanye Las Manitos I diperluas ke tujuh kota berukuran sedang, dari Oktober 1995
sampai

Januari 1996. Pada 1996, kampanye kedua dikembangkan beranjak dari pengalaman Las

Manitos I. Fokus kampanye yang dilaksanakan di semua daerah perkotaan, didukung oleh

tujuan pemerintah yang ingin menurunkan angka kematian ibu. Selain itu, karena kampanye

ini dikaitkan dengan kampanye pemasaran sosial kontrasepsi, slogan “Kesehatan Reproduksi

Lebih Dekat dengan Anda (Reproductive Health is Closer to You)” dikembangkan untuk

menekankan fakta bahwa kontrasepsi sekarang tersedia di tempat penjualan tradisional


maupun nontradisional. Pusat-pusat kesehatan kini bukanlah satu-satunya penyedia

pelayanan atau komoditas kesehatan reproduksi.

Tujuan khusus Las Manitos II adalah:

· Memperluas khalayak sasaran agar dapat menjangkau lebih banyak kalangan dewasa

muda dan pasangan yang tinggal di perkotaan.

· Menekankan pentingnya pencegahan penularan PMS dan AIDS melalui penggunaan

kondom.

· Menekankan manfaat penggunaan metode kontrasepsi tertentu untuk mencegah masalah

kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-41


Dibandingkan dengan survei baseline Februari 1994, survei Augustus 1996 yang menganalisa

kampanye Las Manitos II menunjukkan perubahan persentase berikut ini di antara anggota

khalayak sasaran:

Langkah Perubahan Perilaku Kampanye Baseline

1994

Kampanye Lanjutan

1996

Kesadaran terhadap metode KB 49% 61%

Pengetahuan teperinci Kesehatan

Reproduksi

50% 53%

Sikap Kesehatan Reproduksi 87% 88%

Keinginan/Minat KB 67% 67%

KIP 67% 79%

Penggunaan metode modern saat ini 19% 23%

Pada tahun 1997, berkenaan dengan tidak terpenuhinya secara signifikan kebutuhan daerah

pedesaan mengenai informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi (prevalensi metode


modern

di daerah pedesaan adalah 6,9 persen), NRHP mengembangkan strategi yang disebut Tenda

Ungu (Carpa Lila) untuk memberdayakan masyarakat pedesaan agar mempelajari lebih jauh
masalah kesehatan reproduksi. Kombinasi media massa, saluran berbasis masyarakat, dan
KIP

digunakan untuk menarik perhatian khalayak sasaran, yang sebagian besar adalah kalangan

dewasa muda, dengan memberikan informasi melalui cara yang mendidik dan menghibur.

Tenda Ungu menggunakan proses partisipasi masyarakat untuk mengidentifikasi siapa saja
yang

harus dilatih sebagai fasilitator. Produser stasiun radio dilatih dan diberi materi program

pendidikan. Demikian pula stakeholder masyarakat lainnya seperti guru dan tenaga
kesehatan.

Mereka juga diberi pelatihan dan materi. Pada tahun pertama Tenda Ungu, jumlah total

masyarakat yang dijangkau adalah 495.362. Dari angka tersebut, 196.105 berpartisipasi
dalam

kegiatan berbasis masyarakat, sisanya 299.257 dijangkau melalui radio lokal dan media
cetak.

2-42 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


VIII. Kesimpulan

Pengalaman, hikmah yang didapat, dan hasil riset yang dihasilkan Las Manitos I digunakan
untuk

menyempurnakan pendekatan strategis NRHP selama beberapa waktu. Keanggotaan sub


komite KIE

terus tumbuh hingga mencapai 45 organisasi (sampai tahun 1998). Kelompok ini tetap aktif

membentuk pesan guna memenuhi kebutuhan khalayak sasaran di wilayah geografis yang
lebih

luas, termasuk masyarakat pedesaan. Khalayak sasaran tambahan seperti kalangan muda juga

diidentifikasi mempunyai kebutuhan signifikan terhadap informasi dan pelayanan kesehatan

reproduksi. Ada dua seri televisi yang ditujukan bagi kalangan muda, berikut kurikulum

keterampilan hidup yang digunakan di kelas.

Berkat kerjasama berbagai stakeholder, dan fokus pantang mundur pada kebutuhan pasangan
yang

tidak terpenuhi, angka penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat dengan
mantap di

Bolivia, dari 7 persen pada tahun 1989 menjadi 17,5 persen di tahun 1998. Keberhasilan ini
berkat

kerja keras untuk mencapai visi dan komitmen NRHP, serta peran yang dimainkan oleh Las
Manitos.

Gambar 2

Persentase wanita yang menggunakan metode


Peningkatan Angka Penggunaan Metode Kontrasepsi Modern

di Antara Wanita Menikah Berusia Subur Di Bolivia

0.0%

1.9%

5.0%

10.0%

15.0%

4.8%

IUD

8.1%

PILL

0.3%

2.8%

1.3% KONDOM

11.1%

3.8%

2.6%

1989

SUMBER: DHS 1989, 1994, 1998 Instituto nasional de Estadistica (INE)

Programa de Encuestas de Demografia y Salud (DHS) Macro Internacional Inc.,


Calverton,Maryland,E.E.U.U.

1994 1998

Survey tahun
Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-43
Hikmah yang Diperoleh

Las Manitos merupakan terobosan baru di Bolivia: mengungkapkan masalah

sensitif melalui cara terbuka, mendidik dan memotivasi. Selain itu, untuk pertama

kalinya di Bolivia, pejabat tinggi pemerintah muncul dalam beberapa spot televisi

Las Manitos guna menekankan dukungan Pemerintah terhadap kesehatan

reproduksi.

Antara tahun 1991 sampai 2000, perubahan yang signifikan terjadi dalam norma

masyarakat. Penggunaan metode KB modern didiskusikan lebih terbuka, diterima

dan prevalen. Las Manitos mengawali gerakan yang menunjukkan bahwa

perubahan substansial dalam norma masyarakat bisa terjadi karena serangkaian

kampanye yang direncanakan dengan baik selama jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh, di tahun 1993-1994, metode tradisional mempunyai prevalensi

lebih tinggi dibandingkan metode modern. Pada tahun 1999, rasio ini berbalik.

Las Manitos berperan sebagai katalis dan memberikan momentum bagi insiatif

kesehatan lainnya di Bolivia. Las Manitos juga membangun lingkungan yang

memberdayakan kelompok lain untuk menyuarakan dukungannya terhadap

upaya kesehatan reproduksi.

2-44 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Sisipan 1

Daftar Anggota Sub Komite KIE

10 Anggota pendiri sub komite:

Ministerio de Salud (MINSA)

Fundación San Gabriel (FSG)

Caja Nacional de Salud (CNS)

Unidad de Políticas de Población del Ministerio de Planificación (UPP)

Centro de Orientación Familiar (COF)

Protección a la Salud (PROSALUD)

Centro de Investigación, Educación y Servicios (CIES)

USAID

JHU/CCP

FAMES

Anggota sub komite tambahan pada waktu tertentu mencakup:

IPAS

Educación en Población/UNFPA

AVSC
Family Care International (FCI)

FHI

Freedom from Hunger

Fuerzas Armada de Bolivia (FFAB)

Programa de Salud Reproductiva (GTZ)

JHPIEGO/SMN

Mothercare

OPS/OMS

Focus/Pathfinder

Population Council

Proyecto Comunitario de Salud Integral (PROCOSI)

Proyecto contra el SIDA

PSI

Save the Children

Sociedad Boliviana de Ginecología (SBG)

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan2-45


Winay

UNFPA

UNICEF

Viceministerio de Genero

AYUFAM

Ilustre Alcaldia Municipal de La Paz

Viceministerio de Educación Alternativa

SERVIR

CROF

Centro de Investigación Social, Tecnología Apropiada y Capacitación

CISTAC

Cruz Roja Boliviana

2-46 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Referensi

Annual Reports of Population Communication Services/Population Information

Program, 1993-1997. Baltimore: Johns Hopkins School of Hygiene and Public

Health, Center for Communication Programs.

Communication Impact (1999). (Rep. No.5). Baltimore: Johns Hopkins University

Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Programs.

Dagron, A.G. (2001). Making Waves: Stories of Participatory Communication for

Social Change. The Rockefeller Fondation.

Mercado, E. (1995). Historical Summary of the Bolivian National Reproductive

Health Coordinating Committees. USAID.

Merritt. A.P. (1992). Family Planning Goes Public. Integration, 41-43.

Merritt. A.P., et al. (2002). Bolivia Case Study, Reproductive Health is Launched

Nationally: A First for Latin America. Johns Hopkins University Bloomberg School

of Public Health/Center for Communication Programs.

Second DHS Survey in Bolivia Shows Improving Health Indicators (1995).


Demographic and Health Surveys Newsletter, 7(2), 5.

Partnerships that Work! (1996). The Johns Hopkins University/Population

Communication Services.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan 2-47


Valente,T.W.,Saba,W.P.,Merritt. A.P., Fryer, M.L., Forbes,T.,Perez, A., & Beltran, L.R.

(1996). Reproductive Health is in Your Hands: Impact of the Bolivia National

Reproductive Health Program Campaign. (IEC Field Report Number 4). Baltimore:

Johns Hopkins School of Public Health, Center for Communication Programs.

Valente,T.W., Saba,W.P. (2001). Campaign Exposure and Interpersonal

Communication as Factors in Contraceptive Use in Bolivia. Journal of Health

Communication, 6, 303-322.

Valente, T.W.,(2002). Evaluating Health Promotion Programs. Oxford University

Press.

2-48 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lampiran 3

Daftar Istilah

Abstinensi

Berpantang dari suatu aktivitas. Atau, berarti tidak melakukan aktivitas tersebut.

Advokasi Kebijakan Publik

Upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai bentuk

komunikasi persuasif. Kebijakan publik meliputi pernyataan, kebijakan, atau

praktik umum yang ditegakkan oleh mereka yang berwenang untuk membina

atau mengendalikan lembaga, masyarakat, dan, kadang-kadang, perilaku individu.

Advokasi media

Penggunaan strategis media massa untuk meningkatkan suatu inisiatif sosial atau

kebijakan politis. Upaya untuk mewadahi dialog umum berbasis masyarakat serta

meningkatkan dukungan dari publik secara umum, dan pembuat kebijakan atau

keputusan dalam masyarakat, khususnya kebijakan kesehatan masyarakat.


Alat Bantu Komunikasi Strategis

Berbagai taktik yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui saluran. Hal

ini mencakup advokasi; periklanan; promosi; memperlancar komunikasi

interpersonal; pembuatan kegiatan dan sponsor; mobilisasi masyarakat; publisitas;

dan acara hiburan seperti program televisi atau radio, drama budaya, lagu, atau

permainan yang memberikan pesan menghibur dan sekaligus mendidik.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Evaluasi Dampak (Outcome)

Sejenis evaluasi yang menentukan apakah intervensi tertentu memberikan

dampak yang diharapkan pada perilaku khalayak sasaran, yaitu apakah intervensi

menghasilkan perbedaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kepercayaan,

perilaku, dan dampak kesehatan.

Identitas Jangka Panjang

Rangkaian asosiasi unik yang mewakili produk, pelayanan atau perilaku dalam

pikiran khalayak sasaran.

Indikator

Ukuran sementara yang digunakan untuk melacak kemajuan ke arah pencapaian

tujuan.

Intervensi

Pelaksanaan komunikasi kesehatan yang berlangsung dalam jangka waktu

tertentu.

Kampanye
Upaya yang berorientasi pada tujuan jangka panjang untuk menginformasikan,

mempengaruhi atau memotivasi perubahan perilaku khalayak sasaran.

Kampanye memberikan keuntungan kepada individu dan/atau masyarakat,

biasanya dalam suatu periode waktu tertentu, melalui komunikasi yang teratur.

Kegiatan

Kejadian atau tindakan spesifik.

Kesamaan Jender

Kualitas keadilan dan kebenaran. Mengungkap ketidakseimbangan. Suatu

tahapan dalam proses mencapai kesetaraan jender.

Kesetaraan Jender

Status, hak dan tanggung jawab yang sama antara laki-laki dan perempuan.

3-2 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Komunikasi Strategis

Suatu proses berdasarkan gabungan data, ide, dan teori yang dipadukan dengan

rancangan bervisi untuk mencapai tujuan yang bisa diverifikasi dengan

mempengaruhi sumber daya dan hambatan yang paling mungkin dalam

perubahan perilaku, lewat partisipasi aktif pihak-pihak yang berkepentingan dan

penerima program.

Mobilisasi Masyarakat

Suatu proses dimana tindakan didorong oleh masyarakat itu sendiri, atau oleh

pihak lain; yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh individu,

kelompok dan organisasi dalam masyarakat tersebut secara partisipatif dan

berkesinambungan untuk meningkatkan kesehatan. Selain meningkatkan

kesehatan, proses mobilisasi masyarakat juga bertujuan memperkuat kapasitas

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kebutuhan lainnya di

masa yang akan datang. Mobilisasi merupakan proses partisipatif masyarakat

dalam mengidentifikasi dan mengambil tindakan atas kepentingan bersama.

Modal Sosial (Social Capital)

Sumber daya yang melekat pada hubungan sosial di antara orang dan organisasi

yang memfasilitasi kerjasama dalam masyarakat.


Pendekatan Strategis

Menggambarkan arah cakupan yang mengarahkan pemilihan pesan, saluran, alat

bantu, komponen manajemen, dan indikator untuk mencapai tujuan jangka

panjang yang diharapkan.

Pihak Berpengaruh Pemegang Peran Kunci

Orang yang berpengaruh terhadap jaringan sosial khalayak sasaran utama, seperti

teman, saudara, tokoh agama, dan dukun/tabib.

Positioning

Dalam konteks desain strategis, positioning berarti mempresentasikan suatu hal,

pelayanan, atau produk sedemikian rupa, hingga berbeda dalam hal, pelayanan

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


atau produk lain yang setara atau bersaing, melalui cara yang menarik dan

persuasif. Positioning menciptakan suatu citra yang berbeda dan menarik, jejak

abadi di pikiran khalayak sasaran yang dituju.

Program

Suatu rencana atau sistem dimana tindakan mungkin diambil dengan mengarah

pada tujuan jangka panjang. Dalam konteks buku ini,“program” mengacu pada

upaya kesehatan secara luas yang memiliki tujuan jangka panjang, misalnya

ruang lingkup nasional, biasanya dibuat atau minimal harus mendapat

persetujuan pemerintah. Program kesehatan bisa mencakup berbagai proyek dan

strategi yang berfokus pada masalah, seperti pemberian layanan kesehatan,

pelatihan tenaga kesehatan, pasokan komoditas, infrastruktur klinik, komunikasi,

dan riset. Contohnya: KB, HIV/AIDS, pelayanan kesehatan terpadu, dan imunisasi

anak.

Proyek

Suatu rencana atau skema rancangan yang spesifik. Dalam konteks buku ini,

“proyek” mengacu pada suatu bagian yang dilaksanakan dari program kesehatan,

misalnya proyek imunisasi anak di bawah program kesehatan ibu dan anak.

Proyek lain dalam program ini mungkin berfokus pada pemberian ASI, nutrisi, serta

perawatan sebelum dan sesudah melahirkan.


Riset Formatif

Studi riset yang dilakukan pada tahap awal program dan pengembangan pesan.

Termasuk juga kajian terhadap riset yang sudah ada, tes percobaan terhadap

konsep dan pesan, atau mencoba suatu program dengan skala kecil sebelum

pelaksanaan penuh.

Saluran

Tiga kategori saluran komunikasi adalah interpersonal, masyarakat, dan media

massa. Saluran interpersonal termasuk komunikasi satu lawan satu. Saluran

masyarakat menjangkau sekelompok orang dalam wilayah geografis tertentu,

atau menjangkau suatu kelompok yang mempunyai minat atau karakteristik yang

3-4 Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


sama. Media berbasis masyarakat, kegiatan berbasis masyarakat dan mobilisasi

masyarakat merupakan bentuk dari saluran masyarakat. Saluran media massa bisa

menjangkau khalayak sasaran yang luas dengan cepat, misalnya televisi, radio,

koran, majalah, iklan luar ruang/singgah, dan surat langsung (direct mail).

Segmentasi

Proses ini melibatkan pembagian khalayak ke dalam kelompok lebih kecil yang

memiliki kebutuhan, pilihan serta karakteristik yang mirip dalam berkomunikasi.

Setiap segmen khalayak memerlukan pesan yang disesuaikan hingga bermakna

bagi anggotamya.

Melalui segmentasi, populasi secara keseluruhan dibagi menjadi kelompokkelompok

kecil yang setara agar dapat digambarkan dan dipahami secara lebih

baik, diperkirakan perilakunya, serta dirumuskan pesan dan program yang sesuai.

Strategi

Rencana atau metode yang seksama; seni memikirkan atau memanfaatkan

rencana untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam konteks buku ini,“strategi” adalah strategi komunikasi kesehatan yang

mencakup sub bagian yang menjelaskan situasi, khalayak sasaran, tujuan


perubahan perilaku, pendekatan strategis, poin pesan kunci, saluran, manajemen,

dan rencana evaluasi.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Lampiran 4

Bibliografi

Aaker, D.A. (1996). Building Strong Brands. New York: The Free Press.

Andreasen, A.R. (1995). Marketing Social Change: Changing Behavior to Promote

Health, Social Development, and the Environment. San Francisco: Jossey-Bass Inc.

Bangs, D.H. (1998). The Market Planning Guide: Creating a Plan to Successfully

Market Your Business, Product, or Service (5th. Ed.). Chicago: Upstart Publishing.

Bertrand, J.T., & Kincaid, D.L. (1996). Evaluating Information-Education-

Communication (IEC) Programs for Family Planning and Reproductive Health.

Final Report of The IEC Working Groups, the EVALUATION Project. Chapel Hill, NC:

Caroline Population Center, University of North Carolina at Chapel Hill.

Bryson, J.M. (1995). Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations: A

Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (rev. ed.). San

Francisco: Jossey-Bass Inc.

Cabanero-Verzosa, C. (1996). Communication for Behavior Change: An Overview.


International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank.

Washington, DC.

Centers for Disease Control and Prevention. (2000). Health Plan-It. Sustainable

Management Development Program, Public Health Practice Program Office.

Atlanta, GA.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Dawson, S., Manderson, L., & Tallo,V.L. (1993). A Manual for the Use of Focus Groups.

Boston: International Nutrition Foundation for Developing Countries.

Graeff, J.A., Elder, J.P., & Booth, E.M. (1993). Communication for Health and Behavior

Change: A Developing Country Perspective. Francisco: Jossey-Bass Inc.

Green, L., Kreuter, M.W., Deeds, S.G.,Partridge, K.B. (with the assistance of Bartlett, E.)

(1980). Health Education Planning: A Diagnostic Approach. Palo Alto, CA: Mayfield

Publishing Company.

Greenberg, R.H.,Williams, J.R.,Yonkler, J.A., Saffitz, G.B., & Rimon II, J.G. (1996). How

To Select and Work With an Advertising Agency: Handbook for Population and

Health Communication Programs. Baltimore: Johns Hopkins School of Public

Health, Center for Communication Programs.

Hamper, R.J. & Baugh, L.S. (1998 edition). Strategic Market Planning. Lincolnwood,

IL: NTC Business Books.

Hiam, a. (1997). Marketing for Dummies. Foster City, CA: IDG Books.

Hiebing, R.., Jr.,Cooper, S.W. (1996). The Successful Marketing Plan (2nd ed). Chicago:

NTC Business Books.


Hubley, J. (1994). Communicating Health: An Action Guide to Health Education and

Health Promotion. London: Macmillan.

Kaatz, R. (1995). Advertising and Marketing Checklists (2nd ed.). Lincolnwood, IL:

NTC Business Books.

Kotler, P. (1996). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and

Control (8th ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Larkin, G. A. (1992). 12 Simple Steps to a Winning Marketing Plan. Chicago: Irwin

Professional Publishing.

4-2

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Layton, S., Hurd, A., & Lipsey,W. (1995). How to Plan Your Competitive Strategy:

Enjoy the Benefits of Good Planning. London: Kogan Page.

Levitt,T. (1986). The Marketing Imagination (rev. ed.) New York:The Free Press.

Lochner, K., Kawachi, I., & Kennedy, B.P. (1999). Concepts of Social Capital:

Approaches to Measurement. Health and Place. Thomas J. Capital and Health:

Implications for Public Health and Epidemiology.

Makens, J.C. (1985). The Marketing Planning Workbook. Englewood Cliffs, NJ:

Prentice-Hall.

Mody, B (1991). Designing Messages for Development Communication: An

Audience Participation-Based Approach. Newbury Park, CA: Sage.

Ogden, L., Shepherd, M., & Smith,W.A. (1996). Applying Prevention Marketing.

Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention.

Piotrow, P.T., Kincaid,D.L., Rimon, J.G.II., & Rinehart,W. (1997). Health

Communication: Lessons from Family Planning and Reproductive Health.

Westport, CT:Praeger Publishers.

Pokras, S. (1989). Systematic Problem-Solving and Decision-Making. London:


Kogan Page.

Ries, A., & Trout, J. (1981). Positioning. The Battle for Your Mind. New York: Mcgraw-

Hill Inc.

Schnarrs, S.P. (1998). Marketing Strategy: Customers and Competition. New York:

The Free Press.

Schultz, D.E.,Tannenbaum, S.I., & Lauterborn, R.F. (1996). Integrated Marketing

Communications: Putting It Together and Making It Work. Lincolnwood, IL: NTC

Business Books.

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan


Scrimshaw, N.S., & Gleason, G.R. (1992). Rapid Assessment Procedures – Qualitative

Methodologies for Planning and Evaluation of Health Related Programs. Boston:

International Nutrition Foundation for Developing Countries.

Smith, P., Berry, C. & Pulford, A. (1999). Strategic Marketing Communications. (rev.

ed.) London: Kogan Page Limited.

Sockin, B.S., & Grottalio, J. (1992). Pocket Marketer: Your Portable Professional Real

World Marketing Companion. New York:Warner Books.

Steel, J. (1998). Truth, Lies and Advertising:The Art of Account Planning. New York:

John Wiley & sons, Inc.

United Nations Population Fund. (1993). Developing Information, Education and

Communication (IEC) Strategies for Population Programmes. New York: UNFPA.

United Way. The Market Planning Workbook: A Guide for United Ways and Other

Nonprofit Organizations. Alexandria, VA.

Weinrich, N.K. (1999). Hands-on Social Marketing: A Step-by-Step Guide. Newbury

Park, CA: Sage.

Weinstein, N.K. (1994). Market Segmentation: Using Demographics,


Psychographics, and Other Niche Marketing Techniques to Predict Customer

Behaviors. (rev. ed.). Chicago: Irwin Professional Publishing.

White, S. (1997). The Complete Idiot’s Guide to Marketing Basics. New York: Alpha

Books.

World Health Organization. (1988). Education for Health: A Manual on Health

Education in Primary Health Care. Geneva, Switzerland: WHO.

4-4

Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai