Anda di halaman 1dari 5

Diagnosis Aneurisma Aorta

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Rontgen dada dapat menjadi pemeriksaan pertama yang menunjukkan diagnosis
aneurisma aorta thorakalis. Temuan dapat berupa pelebaran bayangan mediastinum, dan pergeseran
atau kompresi trakea atau cabang utama bronkus kiri. Ekokardiografi, khususnya ekokardiografi
transesofagus, dapat digunakan untuk menilai aorta acendens bagian proximal dan aorta thorakalis
decendens. Computed Tomography (CT) scan dengan kontras, Magnetic Resonance imaging (MRI), dan
aortografi invasif konvensional merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengetahui
adanya aneurisma aorta thorakalis (Lozcalzo J.,2014).

1. Foto Thoraks

Gambar 1. Foto Thoraks; dilatasi Aorta Thorakalis

Aneurisma Aorta dapat dicurigai saat hasil pada foto thoraks dijumpai gambaran dilatasi aorta,
khususnya jika dinding aorta mengalami kalsifikasi. (Lilly L., 2011)
2. Ekokardiografi Transesofagus

Ekokardiografi Transesofagus dapat memvisualisasikan seluruh aorta torakalis, walaupun sepertiga


pertama arkus aorta sebagian terhalang oleh bronkus utama kiri yang lewat diantara aorta dan
esofagus. Bagian aorta asenden dan aorta desenden bagian atas tepat di distal asal arteri subklavikula
kiri, kedua area ini divisualisasi dengan baik dengan menggunakan ekokardiografi transesofagus.

Gambar 2. Pandangan still-frame ekokardiografi transesofagus pasien dengan dilatasi aorta, diseksi aorta, dan
regurgitasi aorta berat

3. Computed Tomography - Scan (CT-Scan)

Berbagai penggunaan CT yang relevan antara lain untuk mengevaluasi lebih lanjut dan mendiagnosis
aneurisma torasika diseksi, juga bermanfaat untuk melokalisasi aneurisma dengan tepat dan untuk
menentukan jenis penatalaksanaan yang akan dilakukan selanjutnya (Gray, H.H, 2003).

Angiografi CT (CTA) memperlihatkan akurasi yang sama seperti MRA dalam mencitra aorta

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dapat memeriksa jantung pada tiap bidang dan sangat bermanfaat pada berbagai situasi klinis
termasuk efusi perikardium, hipertrofik kardiomiopati, dan penyakit jantung kongenital dan valvular.
Magnetic Resonance Angiography (MRA) adalah teknik standar pencitraan aorta dan pembuluh darah
besar dada serta abdomen, dengan hasil secara esensial mirip dengan angiografi konvensional (Lozcalzo
J.,2014).

MRA juga memiliki kemampuan untuk menyediakan metode pencitraan noninvasif pada berbagai
kelainan vaskular seperti aneurisma, diseksi, stenosis, oklusi, dan kelainan kongenital (Gray, H.H, 2003)
5. Aortografi

Aortografi merupakan teknik pencitraan gambar aorta hingga cabang-cabangnya dapat terlihat pada
film X-ray dengan menyuntikan medium yang berwarna kontras dengan film x-ray, biasanya yang
berwarna opaque, ke dalam aorta. Cairan pewarna akan disuntikan menggunakan kateter (tabung
plastik yang fleksible) ke dalam aorta. Tempat masuknya kateter dapat berupa arteri femoral yang
terletak pada bagian paha, arteri bercabang sekitar siku, atau langsung dimasukkan ke dalam aorta
dibawah abdomen.

Gambar 2. Aortogram yang menunjukkan aneurisma fusiformis besar pada aorta thorakalis.

Penatalaksanaan

Menurut Buku panduan praktik klinis (ppk)dan clinical pathway (cp)Penyakit jantung dan Pembuluh
darah ada beberapa prinsip tatalaksana untuk aneurisma aorta (Firdaus I. , 2016):

1. Terapi/pengendalian faktor risiko


2. Kontrol tekanan darah hingga <110 mmHg, Nadi <60x/menit
3. TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair)
4. Bedah koreksi terbuka (open surgical repair)
5. Hybrid

Saat ini penyekat adrenergik-β atau beta bloker direkomendasikan untuk pasien dengan
aneurisma aorta torakalis, khususnya pasien dengan sindrom marfan, yang terbukti memiliki
dilatasipangkal aorta untuk memperlambat ekspansi lebih jauh. Terapi medis tambahan diberikan sesuai
kebutuhan untuk mengontrol hipertensi. Penelitian pendahuluan terkini mengindikasikan bahwa
antagonis reseptor angiotensin dan inhibitor ACE ( angitensin-converting enzyme) akan memperlambat
dilatasi aorta pada pasien sindrom marfan dengan menghambat sinyal TGF-β ;Penelitian dengan
outcome klinis dengan pendekatan terapi ini masih dilakukan (Lozcalzo J.,2014).
 TEVAR ( Thoracic Endovaskular Aortic Repair)

TEVAR adalah suatu tindakan minimal invasif dengan menempatkan stent-graft di aorta pars torakalis
atau pars torakoabdominalis untuk mengatasi kelainan berbagai kelainan aorta pars torakalis.
Perbaikan endovaskular merupakan terapi alternatif bagi sebagian pasien dengan aneurisma aorta
torakalis.

Gambar 3. Ilustrasi Pemasangan Thoracic Endovaskular Aortic Repair

 Bedah Koreksi Terbuka

Operasi perbaikan aneurisma dengan pemasangan tandur (graft) prostetik di indikasikan pada
pasien dengan aneurisma aorta torakalis simptomatis, pasien yang diameter aorta asendensnya >5,5-6
cm atau diameter aorta torakalis desendensnya >6,5-7 cm, dan pasien dengan aneurisma yang
bertambah lebar >1cm setiap tahunnya. Pada pasien sindrom Marfan atau dengan katup aorta bikuspid,
aneurisma aorta torakalis asendens >5cm perlu dipertimbangkan untuk pembedahan (Lozcalzo J.,2014).

 Hybrid
Prosedur hybrid adalah prosedur yang menggabungkan teknik pembedahan terbuka dengan metode
teknik endovaskular, teknik ini merupakan teknik operasi yang aman dan efektif untuk pasien yang
memiliki resiko yang tinggi serta memiliki kelainan aorta yang luas.
Frozen Elephant Trunk merupakan salah satu teknik hybrid untuk memperbaiki aneurisma aorta
thorakalis yang mengalami degenerasi multifokal, aneurisma dengan diseksi kronis, dan dikseksi
ekstensif yang akut.
Pada prosedur awal, pasien menjalani pembedahan sternoktomi untuk penggantian aorta proximal
dengan metode konvensional dikombinasikan dengan penyaluran stent-graft menggunakan teknik
antegrade menuju arkus aorta saat masuk di sirkulasi dengan antegrade brain perfusion. Stent-
graft dijahit kedalam arkus pada ujung proximal dan di fiksasi di endovaskular, atau “frozen” pada
ujung aorta desenden (Roselli E. E., Isabella A.A., 2013)

Anda mungkin juga menyukai