Anda di halaman 1dari 291

PINTU TERKABULNYA DO'A

JUDUL ASLI:

AD-DU'A'

PENULIS:

DR. MUHAMMAD SAYYID THANTHAWI

PENERJEMAH:

FATHUR RAHMAN

AKAN DITERBITKAN OLEH:

MITRA PUSTAKA

YOGYAKARTA

2007
KATA PENGANTAR

‫ل ِالريحمممن ِالرمحييمم‬
‫بمسمم ِا م‬
‫ي‬

(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Seindah puji hanya milik Allah semata. Shalawat dan salam semoga terhatur

keharibaan sang utusan terpilih, baginda Rasul Muhammad saw, sang Nabi pilihan yang

dianugerahi baju kemuliaan. Beliau dikenal sebagai figur yang memiliki iman paling kokoh

kepada Tuhannya dan memiliki kecintaan paling tulus kepadaNya. Jejak yang ditorehkannya

dapat dijadikan sebaik-baik panutan dalam kehidupan, dan akhlak yang ditunjukkannya

mencerminkan perilaku yang patut digugu.

Seseorang tidaklah serta merta disebut mukmin yang sejati, kecuali di dalam hatinya

tertancap kuat akidah yang benar. Akidah yang betul-betul mendominasi kondisi jiwanya,

sehingga dari jiwanya tersemburat jejak langkah yang lurus dan perilaku yang luhur. Dalam

setiap tindak-tanduknya, ia selalu merasa diawasi oleh Tuhannya, sehingga jiwanya selalu

dikuatkan untuk menggapai ridhaNya. Yang demikian mensyaratkan adanya pengakuan yang

tulus atas keilahian Tuhan, di mana sang hamba tunduk sepenuh hati mengabdikan diri

kepadaNya. Dalam kondisi seperti itulah, sang hamba selalu menyandarkan diri kepada

Tuhannya, bermunajat kehadiratNya, berusaha mendekat kehadapanNya, dan menghibakan

do'a (permohonan) semata kepadaNya.

Ketika sang hamba menghibakan do'a kepada Tuhannya, sebenarnya di lubuk hatinya

yang paling dalam ia mengakui bahwa sosok yang menjadi tumpuan do'anya adalah Dzat

Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dia berkuasa atas segala sesuatu, termasuk

mengabulkan do'a sang hamba. Pengakuan dan keyakinan semacam ini merupakan puncak

dari ketaatan dan keimanan.

Tidak sedikit para ulama yang mencoba mengangkat tema tentang do'a dalam karya-

karya penting mereka dengan uraian yang sangat bagus bak mutiara yang berkilauan. Tentu
tidak memungkinkan bila semua tulisan mereka dirangkum menjadi satu karya utuh melalui

penelitian ilmiah. Namun demikian, jika Anda ingin memiliki wawasan yang luas tentang

do'a, sebaiknya Anda merujuk kepada beberapa referensi yang mencoba mendiskusikan tema

tentang do'a, di mana satu sama lain saling mengisi sehingga diperoleh pemahaman yang

komprehensif.

Buku bertemakan Misteri Terkabulnya Do'a yang tersaji di hadapan pembaca saat ini

merupakan buah karya Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi. Buku ini ditulis untuk menyambut

kedatangan bulan Ramadhan, dengan harapan mampu membangkitkan semangat orang-orang

yang berpuasa. Yang menjadi harapan kami, semoga Allah berkenan menjadikan tulisan ini

bermanfaat bagi kalangan umum, juga bagi para penerbit buku-buku keislaman yang

memiliki itikad baik untuk memberikan citra baik kepada agama dan negaranya.

Dengan hadirnya bulan Ramadhan yang penuh keagungan ini, kami ucapkan selamat

menunaikan ibadah puasa kepada seluruh umat Islam di belahan bumi manapun, baik di

bagian Timur maupun Barat. Pertolongan hanya milik Allah semata, dan Dialah Dzat yang

layak dimintai pertolongan.

Dr. Muhammad Abdurrahman Baishar

[Direktur Umum Penerbit Buku-Buku Keislaman]

KATA PENGANTAR

‫ل ِالريحمممن ِالرمحييمم‬
‫بمسمم ِا م‬
‫ي‬

(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Setulus puji hanya terhatur kepada Allah semata. Shalawat dan salam semoga teralir

keharibaan baginda kita, Muhammad saw, sang penutup para nabi dan rasul. Semoga juga

shalawat dan salam teralir kepada para keluarga Nabi, para sahabat, para tabi'in, dan orang-

orang yang senang menghaturkan do'a kepada Allah seperti yang diajarkannya dan senang

berjalan mengikuti sunnahnya sampai akhir zaman.

Pembahasan mengenai dimensi ruhiyyah (spiritual) dalam Islam merupakan topik

menarik yang perlu dikaji secara arif, dengan disertai niat yang tulus, keikhlasan yang

mendalam, dan pemahaman yang tepat demi kemaslahatan agama dan kehidupan. Saat ini

kita hidup di sebuah era di mana beraneka macam godaan tumbuh menjamur dan beragam

fasilitas mudah didapat. Kita bisa menyaksikan betapa karya-karya yang lahir dari tangan

para penulis lebih banyak berbau radza'il (mengungkap hal-hal yang tabu) beserta faktor-

faktor yang melatarinya daripada karya-karya yang berunsurkan fadha'il (mengungkap

beberapa keutamaan) beserta faktor-faktor yang mengantarkannya.

Dampak dari semua itu, dorongan hawa nafsu seakan dominan mengiringi langkah

manusia sehingga mereka memiliki hati yang keras, jiwa yang rusak, mata yang buta, dan

indera yang jahat. Tak ada yang mereka pentingkan dalam hidupnya kecuali hal-hal yang

dapat memuaskan hawa nafsu dan kesenangan mereka. Ketika berinteraksi dengan orang lain,

yang terpikir di benaknya hanyalah bagaimana membuat kenyang sifat rakus dan

egoismenya.

Tak ada resep yang lebih ampuh untuk mengkilapkan jiwa dari karatannya,

membersihkannya dari noda-noda yang melekat di kulitnya, dan mengembalikannya pada

wujud semula yang bersih dan mengkilau, kecuali dengan resep memperbanyak zikir kepada

Allah dan bersimpuh di hadapanNya dengan hati yang salim (bersih) dan perasaan yang

halus.
Tema tentang do'a termasuk di antara tema ruhiyyah yang mampu mengembalikan

semangat jiwa seseorang, sebab do'a merupakan benteng dari setiap kesusahan, harapan bagi

orang yang takut, dan ketenangan bagi mereka yang bimbang. Dengan do'a, seseorang dapat

mengadu secara langsung kepada Tuhannya kapan saja ia mau tanpa harus terikat waktu,

lebih-lebih ketika duka datang menyapa, jalan seolah buntu, dan strategi menjadi lumpuh. Di

saat itulah peran do'a mampu membawa ketenangan pada jiwa dan kedamaian dalam hati.

Allah SWT menurunkan perintah kepada semua hambaNya untuk berdo'a kepadaNya

dengan rendah diri dan penuh rasa takut. Bahkan ia berjanji akan mengijabahi do'a mereka,

sebagaimana ditegaskan dalam firmanNya:

‫م‬ ‫م‬
‫مومقاَمل ِمربكككم ِايدكعوُنيِ ِأميستمج ي‬
‫ب ِلمككيم‬

"Dan Tuhanmu berkata, "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan

do'amu." (Q.S. al-Mukmin: 60).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

‫ب ِمديعموُمة ِالردامع ِإممذا ِمدمعاَمن ِفمييليميستممجيكبوُا ِمليِ ِمويليكييؤممكنوُا ِمبيِ ِلممعلركهيم ِيمييركشكدومن‬ ‫ك ِمعباَمديِ ِمعننيِ ِفممإننيِ ِقممري م‬
‫ب ِأكجي ك‬
‫ب‬ ‫موإممذا ِمسأملم م م‬

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila

ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan

hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (Q.S.

al-Baqarah: 186)

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa do'a adalah ibadah. Artinya do'a adalah

mutiara atau inti ibadah, sebab do'a merupakan pengakuan yang sempurna dari seorang

hamba kepada Tuhannya bahwa Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa untuk memenuhi

permohonannya. Di samping itu, do'a juga merupakan pengakuan tulus seorang hamba bahwa

dirinya sangat lemah berhadapan dengan beragam urusan, sehingga ia butuh uluran tangan
Sang Pencipta supaya diberi kekuatan untuk menunaikannya. Dari sini, kita bisa melihat

betapa do'a merupakan setinggi-tingginya pengabdian yang dilakukan oleh seorang hamba

kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa.

Dalam pembahasan yang terbatas ini, kami usahakan uraikan dalam buku ini dapat

memenuhi standar penulisan ilmiah yang jauh dari kebohongan dan manipulasi data. Hanya

kepada Allah kami memohon semoga tulisan ini dilandasi dengan niat ikhlas untuk

memperoleh ridhaNya dan dapat bermanfaat bagi semua hambaNya. Shalawat dan salam

Allah semoga tetap dialirkan keharibaan baginda kita, Muhammad saw beserta para keluarga

dan sahabatnya.

Muhammad Sayyid Thanthawi

BAB I

DEFINISI DO'A

Do'a artinya menghaturkan permohonan kepada Allah SWT dengan mengharap

kebaikan dariNya dan mengadu dengan sepenuh hati supaya apa yang kita harapkan dapat

dikabulkan olehNya.1

Definisi di atas adalah pengertian do'a secara istilah. Adapun secara lughawi, do'a berarti panggilan. Misalnya 1
kamu berkata, "Saya berdo'a kepada si fulan, artinya saya memanggil si fulan dan memintanya untuk
."menyambut panggilan saya
Pada zaman dahulu, ketika orang-orang tengah menghadapi kesulitan dan kesempitan

hidup serta menghadapi kondisi lainnya yang tidak aman, mereka membutuhkan satu

kekuatan di atas mereka yang mampu membawa kebaikan dan menolak hal-hal yang tidak

diinginkan.

Hanya saja mereka tertipu dengan pertolongan yang diberikan oleh sumber kekuatan

tersebut, sehingga mereka tersesat dari jalan kebenaran. Mengapa demikian? Sebab di antara

mereka ada yang menganggap bahwa kekuatan tersebut bersumber dari api, ada yang

menganggap bersumber dari cahaya dan kegelapan, ada pula yang menganggap berasal dari

patung dan arca, dan lain sebagainya. Dengan penuh khidmat mereka mensucikan tuhan-

tuhan palsu tersebut. Mereka memuliakannya dengan cara bertaqarrub dan berdo'a, dan

ritual-ritual suci lainnya. Al-Qur'an dengan sangat jelas merekam kesesatan mereka di dalam

sepuluh ayatnya, dan menyodorkan kepada mereka hujjah (argumen) yang nyata dan logika

yang cerdas. Di dalam al-Qur'an ditegaskan bahwa tuhan-tuhan selain Allah yang mereka

sembah dan mereka muliakan dengan do'a, tiada berguna sedikitpun untuk membantu

mereka, sebab tuhan-tuhan tersebut sama lemahnya dengan mereka.

Di antara ayat-ayat yang menyinggung masalah ini adalah sebagai berikut:

‫م م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ب ِممثمبل ِمفاَيستممكعوُا ِلمكه ِإمرن ِالرذيمن ِتميدكعوُمن ِمن ِكدون ِال ِملن ِيميخلككقوُا ِذكمباَبباَ ِمولمموُ ِايجتمممكعوُا ِلمكه ِمومإن ِيميس كيلبيكهكم ِالبذمباَ ك‬
ِ ‫ب‬ ‫ضمر م‬ ‫ميآَأميبيمهاَ ِالرناَ ك‬
‫س ِ ك‬

‫ضع م م‬ ‫م م‬
‫ب‬ ‫ف ِالرطاَل ك‬
‫ب ِمواليممطيكلوُ ك‬ ‫مشييبئاَ ِلريميسمتنقكذوكه ِمينكه ِ م ك‬

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu

perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat

menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.

Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah".2

Allah SWT juga berfirman:

‫ت ِائييكتوُمنيِ ِبممكمتاَ ب‬
ِ ‫ب ِنمن ِقمييبمل ِمهمذآَ ِأميو‬ ‫سماَوا م‬ ‫م م‬ ‫ل ِأمكرومنيِ ِمماَمذا ِمخلمكقوُا ِمممن ِايلمير م‬
‫ض ِأميم ِلمكهيم ِشيربك ِفيِ ِال ر م م‬
‫قكل ِأمرءيييكتم ِرماَتميدكعوُمن ِممن ِكدومن ِا م‬
‫ي مم‬

ِ ‫ب ِلمكه ِإمملىَ ِيمييوُمم ِاليمقمياَمممة ِموكهيم ِمعن ِكدمعآَئممهيم‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫أممثاَرية ِنمن ِمعيلبم ِمإن ِككنتكم ِ م م‬
‫ ِموممين ِمأض ركل ِمرمن ِيميدكعوُا ِمن ِكدون ِال ِممن ِلريميستمجي ك‬.ِ ‫صاَدقيمن‬
‫ي م‬ ‫م ي‬

‫مغاَفمكلوُمن‬

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah;

perlihatkan kepadaku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka

berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepadaku Kitab yang

sebelum (al-Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu

adalah orang-orang yang benar. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang

menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'a) nya

sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka?"3

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

ِ ‫ ِمإن ِتميدكعوُكهيم ِلميميسممكعوُا ِكدمعآَمءككيم ِمولميوُ ِمسممكعوُا ِمماَايستممجاَكبوُا ِلمككيم ِمويمييوُمم ِاليمقمياَمممة‬.ِ ‫موالرمذيمن ِتميدكعوُمن ِممن ِكدونممه ِمماَيميملمككوُمن ِممن ِقمطيمميبر‬

‫ك ِممثيكل ِمخمبيبر‬ ‫يميككفكرومن ِبممشيركمككيم ِمو م‬


‫ليكينمبنئك م‬

"Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa

walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu;

dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di

hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi

keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui".4

.Q.S. al-Hajj: 73 2
.Q.S. al-Ahqaf: 4-5 3
.Q.S. Fathir: 13-14 4
Dalam ayat lain disebutkan:

‫شيوُمن ِبممهآَ ِأميم ِلمكهيم ِأمييبد‬


‫صاَمدقمييمن ِأملمكهيم ِأميركجبل ِيميم ك‬ ‫إمرن ِالرمذين ِتميدعوُمن ِممن ِدومن ِا م م‬
‫ل ِعمباَبد ِأميممثاَلكككيم ِمفاَيدعكيوُكهيم ِفمييليميستم م ي‬
‫جيبيكوُا ِلمككيم ِإمين ِككينتكيم ِ م‬ ‫ي م كي ي ك ي‬

‫صكريومن ِبممهآَ ِأميم ِلمكهيم ِمءامذابن ِيميسممعكيوُمن ِبممهاَ ِقكمل ِايدعكيوُا ِكشمرمكآَمءككيم ِثكرم ِكمييكديومن ِفملمتكيينمظكريومن‬
‫شوُمن ِبممهآَ ِأميم ِلمكهم ِأميعين ِيييب م‬
‫ي كب ك‬
‫م‬
‫يمييبط ك ي‬

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk

(yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu

biarkanlah mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang

benar. Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau

mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras[589], atau mempunyai

mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat

mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah,

kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-

ku)."5

Beberapa kutipan kisah di atas merupakan kesaksian al-Qur'an terhadap orang-orang

yang menyembah kepada tuhan-tuhan palsu dan memohon pertolongan kepada mereka

supaya dibawa menuju kebaikan dan dihindarkan dari kejahatan.

Al-Qur'an menjelaskan kepada mereka secara logis dan argumentatif mengenai cara

berpikir mereka yang sesat. Mereka dicela karena kebodohan dan ketololannya. Bahkan

sebaliknya, mereka diseru untuk menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha

Kuasa dan semata memohon pertolongan kepadaNya dalam segala urusan yang dihadapi.

Adapun kesaksian al-Qur'an terhadap orang-orang yang mendapatkan petunjuk

menuju jalan kebenaran, mereka selalu disanjung dan dipuji baik ucapan maupun

perbuatannya, sebab mereka hanya mengikhlaskan pengabdiannya kepada Allah semata dan

memuliakannya dengan seruan dan do'a yang diulang-ulang dengan penuh rasa takut dan

.Q.S. al-A'raf: 194-195 5


patuh. Sebagaimana disinyalir dalam firmanNya: "Hanya kepadaMu-lah kami menyembah

dan hanya kepadaMu-lah kami menghaturkan permohonan".

Ketika mereka berjumpa dengan orang-orang yang menyimpang dari jalan kebenaran,

mereka berkata seperti yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim as kepada kaumnya:

َ‫سىَ ِمألَ ِأمككوُمن ِبمكدمعآَمء ِمرنبيِ ِمشمقييا‬ ‫م م‬ ‫م‬


‫موأميعتممزلكككيم ِمومماَتميدكعوُمن ِمن ِكدون ِال ِموأميدكعوُا ِمرنبيِ ِمع م‬

"Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah,

dan aku akan berdo'a kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan

berdo'a kepada Tuhanku".6

Pengertian do'a yang didefinisikan sebagai upaya menghaturkan permohonan sepenuh

hati kepada Allah SWT, telah direkam secara berulang-ulang dalam ayat-ayat al-Qur'an di

beberapa tempat yang berbeda.

Pertama, adakalanya al-Qur'an mengabarkan bahwa ketulusan berdo'a yang disertai

dengan merendahkan diri kepada Allah SWT merupakan tradisi orang-orang shaleh dan bekal

spiritual mereka yang sangat berharga, di mana mereka selalu melakukannya baik dalam

keadaan sulit maupun lapang dan dalam keadaan senang maupun susah.

Allah SWT berfirman:

ِ ‫عييمناَمك ِمع ينيكهيم ِتكمريكد ِمزينممة ِاليمحمياَمة ِالبدنييمياَ ِمولمتكمطيع‬ ‫ م‬7‫م‬ ‫م‬
‫ك ِمممع ِالرذيمن ِيميدكعوُمن ِمربريكهيم ِمباَليغممداة ِمواليمعشنيِ ِيكمريكدومن ِمويجمهكه ِمولمتمييعكد ِ م ي‬
‫سم‬ ‫وا ي م‬
‫صبير ِنمييف م‬ ‫م‬

َ‫ممين ِأميغمفيلمناَ ِقمييلبمكه ِمعين ِمذيكمرمناَ ِمواتريبممع ِمهموُاكه ِمومكاَمن ِأميمكركه ِفكيكربطا‬

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya

di pagi dan senja hari dengan mengharap ridhaNya; dan janganlah kedua matamu berpaling

dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan jangan pula kamu mengikuti

.Q.S. Maryam: 48 6
Makna al-Ghadat adalah waktu yang terbentang antara azan Subuh sampai terbitnya matahari. Sedangkan 7
makna al-'Asyiy yang merupakan jamak dari kata 'asyiyyah adalah waktu yang terbentang antara tergelincirnya
.matahari sampai terbenam
orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami dan hanya menuruti

hawa nafsunya. Sungguh keadaan mereka itu telah melewati batas".8

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

9
‫س ِمماَأكيخمفميِ ِلمكهيم ِممين ِقكيرمة ِأميعيكبن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫تميتبمجاَمفىَ ِجنكيوُبيكهم ِمعمن ِاليم م م‬
‫ ِفملمتمييعلمكم ِنمييف ب‬.ِ ‫ضاَجمع ِيميدعكيوُمن ِمربريكهيم ِمخيوُبفاَ ِموطمممبعاَ ِمومرماَمرمزقييمناَكهيم ِيكيينفكقيوُمن‬ ‫م‬ ‫م ك يك ي‬

‫مجمزآَبء ِبممماَ ِمكاَنكييوُا ِيمييعمملكيوُمن‬

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo'a kepada

Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian dari

rezeki yang Kami berikan.Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang

indah dipandang sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan".10

Dalam kutipan ayat-ayat di atas, kita dapat mengetahui betapa Allah SWT

memberikan pujian kepada hamba-hambaNya yang senang berdo'a kepadaNya, baik di waktu

pagi maupun senja dengan penuh rasa takut akan siksaNya dan penuh rasa harap terhadap

pahala yang akan diterimanya. Allah juga menyampaikan kabar bungah kepada mereka

bahwa mereka sebenarnya tidak mengetahui apa yang disembunyikan oleh Allah untuk

mereka, yakni pahala berlipat ganda yang akan membuat hati mereka senang dan bahagia,

sebagai balasan atas amal baik yang telah mereka upayakan.

Kedua, adakalanya pula al-Qur'an mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang

terpilih yang diistimewakan oleh Allah selalu menghibakan do'a kepadaNya dengan hati yang

tulus. Mereka memohon supaya dikaruniai keturunan yang shaleh, diselamatkan dari

kejahatan musuh dan dianugerahi kemampuan untuk selalu mensyukuri nikmatNya.

Misal, seperti yang dilakukan oleh Nabi Zakariyya as ketika ia berdo'a kepada

Tuhannya dengan suara yang lembut. Dalam do'anya, ia mengadu:

.Q.S. al-Kahfi: 28 8
.Makna Qurratu A'yun adalah memberikan kesenangan dan kesejukan 9
.Q.S. as-Sajdah: 16-17 10
‫ت ِاليموُالميِ ِممن ِورآَمءيِ ِومكاَنم م‬
ِ ِ‫ت ِايممرأممتي‬ ‫م م‬ ‫ك ِر ن م‬‫م م‬ ‫م‬ ‫مر ن م‬
‫ ِموإننيِ ِخيف ك م م م م م م‬.ِ َ‫ب ِمشقييا‬ ‫ب ِإننيِ ِمومهمن ِاليمعظيكم ِمننيِ ِموايشتميمعمل ِالرأي ك‬
‫س ِمشييبباَ ِمولميم ِأمككن ِبكدمعآَئ م م‬

‫ب ِر م‬ ‫ ِيمرثكمنيِ ِويمر ك م‬.ِ َ‫ك ِولمييا‬ ‫عاَقمرا ِفميه م م‬


َ‫ضييا‬ ‫ث ِمين ِمءامل ِيمييعكقوُ م‬
‫ب ِموايجمعيلكه ِمر ن م‬ ‫ب ِليِ ِمن ِلركدن م م م م م‬ ‫م ب م ي‬

"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi

uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepadaMu, ya Tuhanku. Sesungguhnya

aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang

mandul, maka anugerahilah aku dari sisiMu seorang putera, yang akan mewarisiku dan

mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang

diridhai".11

Artinya, kita dituntut cerdas untuk mengambil pelajaran dari kisah di atas, di mana

saat itu Nabi Zakariyya menghibakan do'a dengan suara yang tidak didengar oleh siapapun

kecuali oleh Tuhannya sendiri. Ia mengadu, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulang yang menjadi

penyangga tubuhku sudah lemah, rambut yang tumbuh di kepalaku sudah beruban padahal

sebelumnya hitam. Sungguh, Engkau tidak pernah membuatku kecewa dalam mengabulkan

do'aku. Maka, anugerahilah aku seorang putera yang shaleh yang akan mewarisiku

sepeninggalku nanti, karena keturunan dari paman-pamanku yang telah Engkau beri

kekuasaan secara terpisah dariku, Engkau Maha Tahu bahwa mereka tergolong orang-orang

yang jahat yang tidak pantas menjadi penggantiku.

Mendengar do'a Nabi Zakariyya, Allah SWT langsung mengabulkannya, karena Nabi

Zakariyya menghaturkan do'a tersebut secara konsisten (baca: dawam, istiqamah) dengan

penuh rasa harap terhadap pahala yang akan diterima dan penuh rasa takut akan siksa yang

akan menimpa.

Kisah di atas direkam oleh Allah dalam firmanNya berikut ini:

.Q.S. Maryam: 3-6 11


‫م‬
ِ ‫صلميحمناَ ِلمكه ِمزيومجكه ِإمنريكهيم ِمكاَنكييوُا‬
‫هبيمناَ ِلمكه ِيميحميىَ ِموأم ي‬ ‫ ِمفاَيستم م ي‬.ِ ‫خييكر ِاليموُامرثييمن‬
‫جبيمناَ ِلمكه ِمومو م ي‬ ‫ب ِلمتممذيرنمييِ ِفمييربدا ِموأمني م‬
‫ت ِ م ي‬ ‫مومزمكمرريآَ ِإميذ ِمناَمدىَ ِمربركه ِمر ن‬

‫ت ِمويميدعكيوُنميمناَ ِمرغمبباَ ِمومكاَنكييوُا ِلممناَمخاَمشمعييمن‬


‫خييرا م‬ ‫م‬
‫ساَمرعكيوُمن ِفيِ ِالي م ي م‬
‫يك م‬

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah

Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka

Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan

isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu

bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada

Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu'

kepada Kami".12

Demikian pula dengan Nabi Nuh as. Ia menghaturkan do'a sepenuh hati kepada Allah

SWT supaya diselamatkan dari kejahatan kaumnya, di mana ia telah tinggal bersama mereka

selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Dengan penuh sabar Nabi Nuh menyeru

mereka menuju jalan kebenaran, namun mereka malah mendustakan dan menyakitinya. Tak

ada dari mereka yang mau beriman kecuali hanya sedikit.

Allah pun memperkenankan do'a Nabi Nuh as. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang

merekam kisah tersebut, di antaranya adalah bunyi ayat berikut:

‫سممآَمء ِبمممآَبء‬ ‫م‬ ‫ ِفممدمعاَ ِمربركه ِأمننيِ ِممغيكلوُ ب‬.ِ ‫ت ِقم ييبيلمكهيم ِقمييوُكم ِكنوُبح ِفممكرذكبوُا ِمعيبمدمناَ ِمومقاَكلوُا ِمميجكنوُبن ِموايزكدمجمر‬
‫ ِفميمفتميحمنآَ ِمأبييموُا م‬.ِ ‫ب ِمفاَنييتمصير‬
‫ب ِال ر‬ ‫مكرذبم ي‬

‫ ِوحميلمناَكه ِمعملىَ ِمذا م‬.ِ ‫ض ِعكيوُبناَ ِمفاَيلتميمقىَ ِاليمآَء ِمعملىَ ِأميمبر ِقميد ِقكمدر‬
ِ ‫ ِتميجمريِ ِبمأميعيكنممناَ ِمجمزآَبء‬13.‫ت ِأمليموُابح ِموكدكسبر‬ ‫م‬
‫م ممم‬ ‫م ك‬ ‫ ِموفمرجيرمناَ ِايلمير م ك‬.ِ ‫بم ينيمهمبر‬

‫ ِمولممقيد ِتميمريكمناَمهاَ ِمءايمبة ِفميمهيل ِممن ِبمردكمبر‬.ِ ‫لنممن ِمكاَمن ِككمفمر‬

"Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mereka mendustakan

hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi

.Q.S. al-Anbiya': 89-90 12


Kata Dusur adalah jamak dari kata Disar yang berarti mismar (paku) 13
ancaman. Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "Bahwasanya aku ini adalah orang yang

dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." Maka Kami bukakan pintu-pintu langit

dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-

mata airnya, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.

Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar

dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan

sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang

mau mengambil pelajaran?".14

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. Ia menghibakan do'a kepada

Tuhannya supaya dikaruniai keturunan yang shaleh. Ketika Allah SWT berkenan

mengabulkan do'a Nabi Ibrahim setelah sekian lama ia menunggu, maka ia menghaturkan

selaksa puji dan syukur kepada Allah SWT Sang Pemberi anugerah dan karunia. Do'a yang

dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim kepada Tuhannya direkam dalam al-Qur'an sebagai berikut:

ِ ِ‫صلممة ِموممين ِذكنريرمتي‬ ‫ ِمر ن‬.ِ ‫سمميكع ِالبدمعآَمء‬


‫ب ِايجمعيلمنيِ ِكممقيمم ِال ر‬ ‫م‬ ‫م م م م‬ ‫اليحمكد ِلملرمه ِالرمذيِ ِوه م‬
‫ب ِليِ ِمعملىَ ِاليكبممر ِإيسمماَعيمل ِموإيسمحاَمق ِإرن ِمرنبيِ ِلم م‬
‫مم م‬ ‫مي‬

‫ب‬ ‫م‬ ‫ ِربريمناَ ِايغمفر ِمليِ ِولموُالممد ر م م م‬.ِ ‫ربريمناَ ِوتميمقبرل ِكدمعآَمء‬
‫ساَ ك‬
‫يِ ِموليلكميؤمنيمن ِيمييوُمم ِيميكقوُكم ِاليح م‬ ‫ي مم‬ ‫م‬ ‫م م ي‬

"Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail

dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do'a.

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya

Tuhan kami, perkenankanlah do'aku. Ya Tuhan kami berilah aku ampunan, beserta kedua ibu

bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."15

Dari beberapa kutipan ayat di atas terdapat beragam do'a mustajabah (do'a yang

mendapatkan pengabulan) yang pernah dihaturkan oleh para nabi Allah ketika mereka

mendekati Tuhannya dan ketika memohon pertologan dan anugerah.

.Q.S. al-Qamar: 9-15 14


.Q.S. Ibrahim: 40-42 15
Ketiga, di dalam al-Qur'an kita juga mendapati beberapa ayat yang memerintahkan

manusia untuk memperbanyak do'a dan meghaturkannya dengan hati yang tulus, yang

sekiranya layak untuk dikabulkan, semisal bunyi ayat berikut:

‫صلممحمهاَ ِموايدكعوُكه ِمخيوُبفاَ ِموطمممبعاَ ِإمرن ِمريحمم م‬


ِ ‫ت‬ ‫ ِمولمتكييفمسكدوا ِمفيِ ِايلمير م‬.ِ ‫ب ِاليكميعتممديمن‬
‫ض ِبمييعمد ِإم ي‬ ‫ضبربعاَ ِموكخيفيمةب ِإمنركه ِلميكمح ب‬
‫ايدكعوُا ِمربرككيم ِتم م‬
16

‫ب ِنممن ِاليكميحمسمنيمن‬ ‫م‬


‫ال ِقممري ب‬

"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah

kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah

kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik".17

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

‫ب ِلمككيم ِإمرن ِالرمذيمن ِيميستميكبمكرومن ِمعين ِمعمباَمدمتيِ ِمسيميدكخكلوُمن ِمجمهنرمم ِمدامخمريمن‬ ‫م‬ ‫م‬
‫مومقاَمل ِمربكككم ِايدكعوُنيِ ِأميستمج ي‬

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan

bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan

masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".18

Dalam firmanNya yang lain disebutkan:

‫ ِمسيكيجمزيومن ِمماَمكاَكنوُا ِيمييعممكلوُمن‬19‫ل ِايلميسممآَكء ِاليكحيسمنىَ ِمفاَيدكعوُكه ِبممهاَ ِمومذكروا ِالرمذيمن ِيكييلمحكدومن ِمفيِ ِأميسمماَئممه‬
‫وم‬
‫م‬

"Hanya milik Allah asma-ul husna (nama-nama yang baik), maka bermohonlah

kepadaNya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

Maksud dari kata tadharru' adalah merasa hina dan rendah diri, sedangkan kata khufyah berarti samar dan 16
.lembut yang sekiranya tidak diketahui oleh orang lain, sebab yang demikian lebih mendukung pada keikhlasan
.Q.S. al-A'raf: 55-56 17
.Q.S. Ghafir: 60 18
Maksud dari kata yulhidûna fi asmâihi adalah mereka menyeru Allah dengan nama-nama yang tidak pantas 19
disandangkan pada keagunganNya. Ada pula yang berkata bahwa kata yulhidu berarti menyimpang dari
.kebenaran
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan

mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".20

Allah juga berfirman seperti berikut:

‫صيمن ِلمكه ِالنديمن ِاليمحيمكد ِلملرمه ِمر ن‬


‫ب ِاليمعاَلممميمن‬ ‫كهوُ ِاليحبىَ ِلَإملممه ِإملركهوُ ِمفاَيدكعوُكه ِميخلم م‬
‫ك‬ ‫م‬ ‫م م‬

"Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka

sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepadaNya. Segala puji bagi Allah Tuhan

semesta alam".21

Ditegaskan juga dalam firmanNya yang lain:

‫ب ِمديعموُمة ِالردامع ِإممذا ِمدمعاَمن ِفمييليميستممجيكبوُا ِمليِ ِمويليكييؤممكنوُا ِمبيِ ِلممعلركهيم ِيمييركشكدومن‬ ‫ك ِمعباَمديِ ِمعننيِ ِفممإننيِ ِقممري م‬
‫ب ِأكجي ك‬
‫ب‬ ‫موإممذا ِمسأملم م م‬

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila

ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan

hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".22

Dalam beberapa kutipan ayat di atas tersurat jelas adanya anjuran dari Allah SWT

kepada para hambaNya untuk memperbanyak do'a, menghaturkannya dengan hati yang tulus,

dan memperhatikan etika dan syarat-syarat dikabulkannya sebuah do'a sehingga do'a yang

dihaturkan layak diijabahi.

Keempat, al-Qur'an juga menceritakan kepada kita bahwa orang-orang jahat yang

mendapatkan siksa akibat perbuatan yang dilakukannya, mencari perlindungan kepada orang-

orang shaleh yang do'anya selalu didengar oleh Allah. Mereka berharap orang-orang shaleh

tersebut mau mendo'akan mereka supaya siksa yang dipikulnya menjadi ringan. Banyak ayat-

ayat al-Qur'an yang menceritakan kisah tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut:

.Q.S. al-A'raf: 180 20


.Q.S. Ghafir: 65 21
.Q.S. al-Baqarah: 186 22
‫ك ِتمأيمتيككم ِرسلكككم ِمباَيلبيينيمناَ م‬
‫ت ِمقاَكلوُا‬ ‫م‬ ‫ي كك‬ ‫ ِمقاَكلوُا ِأممو ِلميم ِتم ك‬.ِ ‫ب‬ ‫مومقاَمل ِالرمذيمن ِمفيِ ِالرناَمر ِلممخمزنممة ِمجمهنرمم ِايدكعوُا ِمربرككيم ِيكمخنف ي‬
‫ف ِمعرناَ ِيمييوُبماَ ِنممن ِاليمعمذا م‬

‫ل ِمفيِ ِ م‬
‫ضلمبل‬ ‫بميملىَ ِمقاَكلوُا ِمفاَيدكعوُا ِمومماَكدمعاَكؤا ِاليمكاَفممريمن ِإم ر‬

"Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga

neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami

barang sehari." Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-

rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah

datang." Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdo'alah kamu." Dan do'a orang-orang

kafir itu hanyalah sia-sia belaka".23

Dalam ayat lain, tersurat bunyi ayat berikut:

ِ َ‫ك ِبممنى‬ ‫ت ِمعرناَ ِالنريجمز ِملنكييؤممنمرن ِلم م‬


‫ك ِموملنكييرمسلمرن ِمممع م‬ ‫ك ِبممماَ ِمعمهمد ِمعينمدمك ِلمئمين ِمك م‬
‫شيف م‬ ‫مولممراَ ِموقممع ِمعلمييمهكم ِالنريجمز ِمقاَلكيوُا ِمياَكميوُمسىَ ِاكيد ك‬
‫ع ِلممناَ ِمرب م‬

ِ ‫ ِمفاَنييتميمقيممناَ ِمم ينيكهيم ِفمأميغمرقييمناَكهيم ِمفيِ ِالييمنم ِبمأمنريكهيم ِمكرذبكييوُا‬.ِ ‫شيفمناَ ِمع ينيكهكم ِالنريجمز ِإمملىَ ِأممجبل ِكهيم ِمباَلمغكيوُكه ِإممذا ِكهيم ِيميينككثكييوُمن‬
‫ ِفميلمرماَ ِمك م‬.ِ ‫إميسمرائمييمل‬

‫بممئاَمياَتممناَ ِمومكاَنكييوُا ِمع ينيمهاَ ِمغاَفملمييمن‬

"Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata:

"Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan) kenabian yang

diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu

dari kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi

bersamamu. Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang

mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya. Kemudian Kami menghukum

mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat

Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu".24

Allah SWT juga berfirman:

.Q.S. Ghafir: 49-50 23


Q.S. al-A'raf: 134-136. Kata al-rijzu bermakna al-'adzabu (siksa). Maksud dari kalimat bima 'ahida 'indaka 24
.artinya dengan kebenaran yang ada di sisimu, yakni kenabian. Sedangkan kata al-yamm berarti al-bahr (laut)
‫ب ِإممذا ِكهيم ِمينكككثوُمن‬ ‫فميلمرماَ ِمك م‬.ِ ‫ك ِبممماَ ِمعمهمد ِمعنمدمك ِإمنريمناَ ِلمكميهتمكدومن‬
‫شيفمناَ ِمع ينيكهكم ِاليمعمذا م‬ ‫ع ِلممناَ ِمربر م‬ ‫ومقاَكلوُا ِيآَأميبه ِال ر م‬
‫ساَحكر ِايد ك‬ ‫م م م‬

"Dan mereka berkata: "Hai ahli sihir, berdo'alah kepada Tuhanmu untuk

(melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikanNya kepadamu; sesungguhnya

kami (jika do'amu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.

Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri

(janjinya)".25

Dari beberapa kutipan ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa ketika para

pendurhaka dikelilingi oleh api neraka dan hendak ditimpakan siksa kepadanya, mereka

segera berlindung dan memohon kepada orang-orang shaleh agar berdo'a kepada Tuhannya

supaya mereka diselamatkan dari siksa yang akan menimpanya. Tetapi ketika Allah telah

berkenan menghilangkan siksa tersebut dari mereka hingga batas waktu tertentu, ternyata

mereka kembali lagi berbuat kejahatan dan keonaran.

Orang yang merenungkan pemaparan al-Qur'an tentang watak manusia, akan segera

mengetahui betapa dalam beberapa ayatnya al-Qur'an menegaskan bahwa kebanyakan

manusia baru mau menghadap dan menghiba kepada Allah ketika mereka dirundung

kesusahan dan ditimba musibah.

Allah melukiskan watak manusia ini dengan ungkapan yang cukup bagus dalam

firmanNya:

‫سكه ِمكمذلم م‬
ِ ‫ك ِكزينمن‬ ‫ضركه ِممرر ِمكمأن ِلريم ِيميدعكمنآَ ِإمملىَ ِ ك‬
‫ضرر ِرم ر‬ ‫ضبر ِمدمعاَمناَ ِلممجنبممه ِأميو ِمقاَمعبدا ِأميو ِمقاَئمبماَ ِفميلمرماَ ِمك م‬
‫شيفمناَ ِمعينكه ِ ك‬ ‫موإممذا ِمم ر‬
‫س ِايملن م‬
‫ساَمن ِال ب‬

‫لميلكميسمرمفيمن ِمماَمكاَكنوُا ِيمييعممكلوُمن‬

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan

berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia

(kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami

.Q.S. Zukhruf: 49-50 25


untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang

melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan".26

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:

‫ضرر ِمدمعاَ ِربركه ِممنيباَ ِإملمييمه ِثكرم ِإممذا ِمخروُلمكه ِنميعمبة ِنمينكه ِنممسىَ ِماَمكاَمن ِييدكعوُا ِإملمييمه ِممن ِقمييبل ِوجعل ِلملرمه ِمأنمدابدا ِلني م‬ ‫موإممذا ِمم ر‬
ِ ‫ضرل ِمعن‬ ‫ك‬ ‫ك م مم م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫م ك ب‬ ‫س ِايملن م‬
‫ساَمن ِ ك‬

‫صمحاَ م‬
‫ب ِالرناَمر‬ ‫ل ِإمنر م م‬
‫مسمبيلممه ِقكيل ِتمممتريع ِبمككيفمرمك ِقمملي ب‬
‫ك ِمين ِأم ي‬

"Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan)

kepada Tuhannya dengan kembali kepadaNya; kemudian apabila Tuhan memberikan

nikmatNya kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo'a (kepada

Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi

Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalanNya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah

dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."27

Di tempat lain yang ketiga, Allah berfirman:

‫ضرر ِمدمعاَمناَ ِثكرم ِإممذا ِمخروُليمناَكه ِمنعممبة ِممرناَ ِمقاَمل ِإمنرممآَ ِكأومتيتككه ِمعملىَ ِمعيلبم ِبميل ِمهميِ ِ م يفتينمبة ِمولممكرن ِأميكثميمركهيم ِ م‬
‫ليمييعلمكموُمن‬ ‫فممإمذا ِمم ر‬
‫س ِايملن م‬
‫ساَمن ِ ك‬

"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami

berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu

hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu

tidak mengetahui".28

Di tempat lain yang keempat, Allah SWT berfirman:

‫ضرر ِمدمعيوُا ِمربريكهم ِبممنيمبيمن ِإملمييمه ِثكرم ِإممذآَ ِأممذاقميكهم ِنمينكه ِمريحممبة ِإممذا ِفممريبق ِنم ينيكهم ِبممربنمهيم ِيكيشمرككوُمن‬
‫س ِ ك‬ ‫موإممذا ِمم ر‬
‫س ِالرناَ م‬

"Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya

dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka

.Q.S. Yunus: 12 26
.Q.S. Zumar: 8 27
.Q.S. Zumar: 49 28
barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan

Tuhannya".29

Di tempat lain yang kelima, Allah SWT berfirman:

‫صبد ِمومماَيميجمحكد ِبممئاَمياَتممنآَ ِإم ر‬ ‫مم‬


‫صيين ِلمكه ِالنديين ِفميلمرماَ ِنمجاَكهم ِإمملىَ ِايلبينر ِفممم ينيكهم ِميقتم م‬ ‫م‬
ِ ‫ل ِككبل ِمخرتاَبر‬ ‫يك‬ ‫م‬ ‫م ي‬ ‫م‬ ‫ج ِمكاَلظبلممل ِمدمعكوُا ِا م‬
‫ل ِكميخل م‬ ‫موإممذا ِغمشيميكهم ِرميوُ ب‬

‫مككفيوُبر‬

"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru

Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka

sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada

yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar".30

Di tempat lain yang keenam, Allah SWT berfirman:

‫ك ِوجريين ِبممهم ِبممريبح ِطمينببة ِوفممرحوُا ِبممهاَجآَءتييمهاَ ِمريح ِمعاَ م‬


‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫رم‬
‫ف ِمومجآَءمكهكم‬
‫صب‬ ‫ب‬ ‫م م‬ ‫م م ك‬ ‫سينيكرككيم ِفيِ ِايلبمينر ِمواليبميحمر ِمحرتىَ ِإممذا ِككنتكيم ِفيِ ِاليكفيل م م م م‬
‫ ِكهموُ ِالذيِ ِيك م‬

‫صيمن ِلمكه ِالنديمن ِلمئمين ِمأنمجييتميمناَ ِممين ِمهمذمه ِلمنمككوُنمرن ِمممن ِال ر‬
ِ َ‫ ِفميلمرمآ‬.ِ ‫شاَكممريمن‬ ‫ط ِبممهم ِمدمعوُا ِال ِميخمل م‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫اليموُ م‬
‫ج ِمن ِككنل ِمممكاَن ِموظمبنوُا ِأمنريكهيم ِأكحي م ي ك م ك‬
‫مي ك‬

ِ ‫ع ِاليمحمياَمة ِالبدنييمياَ ِثكرم ِإمميلييمناَ ِمميرمجعكككيم‬


‫س ِإمنرمماَ ِبميغييكككيم ِمعملىَ ِمأنكفمسككم ِرممتاَ م‬ ‫مأنمجاَكهيم ِإممذا ِكهيم ِيم ييبيكغوُمن ِمفيِ ِايلمير م م‬
‫ض ِبغمييمر ِاليمحنق ِمياَأميبيمهاَ ِالرناَ ك‬

‫فمينكينمبنئكككم ِبممماَ ِككنتكيم ِتمييعممكلوُمن‬

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di

lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu

membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka

bergembira karenanya, lalu datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap

penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka

mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya semata-mata.

(Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini,

.Q.S. Rum: 33 29
.Q.S. Luqman: 31 30
pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur." Maka tatkala Allah

menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan)

yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu

sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada

Kamilah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".31

Dalam ayat lain yang ketujuh, Allah SWT berfirman:

‫شبر ِفمكذو ِكدمعآَبء ِمعمري ب‬


‫ض‬ ‫ض ِمونميمئاَ ِبممجاَنمبممه ِموإممذا ِمم ر‬
‫سكه ِال ر‬ ‫ساَمن ِأميعمر م‬ ‫م‬
‫موإمذآَ ِأمنييمعيممناَ ِمعملىَ ِايملن م‬

"Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan

menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdo'a".32

Ayat-ayat ini menyajikan sebuah lukisan warna-warni mengenai tabiat manusia. Di

antaranya ada yang segera berlindung kepada Allah dengan menghibakan sejuta do'a pada

saat ditimpa malapetaka, diselimuti kesusahan dan hal-hal yang tidak disenangi

lainnya….Akan tetapi ketika Allah berkenan menghilangkan malapetaka tersebut, maka

mereka pun melupakan janji-janji mereka kepada Allah, kecuali hanya sebagian kecil saja.

Mereka kembali lagi terjun ke dunia terlarang, gemar berbuat kejahatan, seolah sebelumnya

tidak pernah memohon pertolongan kepada Allah untuk diselamatkan dari malapetaka.

Begitulah sifat manusia yang larut dalam kesenangan dunia setelah diselamatkan oleh Allah

dari kesulitannya. Ia tidak pernah mau bersyukur dan enggan merenung dan mengambil

pelajaran, malah sebaliknya ia hanyut dalam hedonisme kehidupan tanpa ambil peduli dengan

peringatan.

***

Pemaparan di atas merupakan narasi al-Qur'an tentang do'a, sebuah narasi yang

memberikan penegasan tentang tingginya keutamaan do'a dan luhurnya derajat sang pendo'a

di sisi Allah yang melakukannya dengan hati yang ikhlas.


.Q.S. Yunus: 22-23 31
.Q.S. Fushshilat: 51 32
Di antara bukti yang menunjukkan bahwa do'a memiliki derajat yang mulia di sisi

Allah adalah terdapatnya banyak penjelasan Allah dalam al-Qur'an tentang do'a, semisal

anjuran untuk memperbanyak do'a, melafalkannya dengan hati penuh harap, mendekatkan

diri kepada Allah melalui do'a, dan lain sebagainya. Sebab do'a merupakan 'urwah al-wutsqa

(tali yang kokoh) di mana seorang hamba menggantungkan usahanya melalui do'a yang

dipanjatkan atau memohon keselamatan dari marabahaya yang akan menimpa. Seorang

hamba ketika merendahkan diri hadapan Allah berarti memohon perlindungan dariNya dan

mengharapkan pertolonganNya.

Nabi saw telah memberikan penjelasan kepada kita bahwa keutamaan do'a di sisi

Allah mendahului setiap keutamaan yang lainnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa

Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah melebihi

do'a."33

Dalam hadis lain, Nabi saw mengisyaratkan bahwa memperbanyak do'a merupakan

jalan menuju rahmat dan ridha Allah. Diriwayatkan dari Ibn Umar ra, ia berkata: Rasulullah

saw bersabda, "Barangsiapa yang berusaha membuka pintu do'a maka terbukalah baginya

pintu rahmat. Tidak ada satu permohonan pun yang lebih disenangi oleh Allah kecuali

memohon keselamatan. Do'a bermanfaat untuk sesuatu yang telah terjadi dan yang bakal

terjadi. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menolak takdir kecuali do'a, maka berdo'alah."34

Rasulullah saw memerintahkan kepada kita untuk senantiasa memohon pertolongan

kepada Allah dalam setiap urusan yang kita hadapi, mulai urusan yang kecil sampai urusan

yang besar, urusan yang mudah maupun yang sukar. Sebagaimana sabda beliau dalam salah

satu hadisnya, "Hendaknya salah seorang dari kalian memohon pertolongan kepada Allah

dalam setiap hajatnya, bahkan sampai masalah tali sandalnya yang putus sekalipun."35

Ditakhrij oleh para pemilik kitab Sunan dan Imam Hakim. Ia berkata bahwa hadis ini memiliki sanad yang 33
.shahih
Ditakhrij oleh Turmudzi 34
Ditakhrij oleh Turmudzi 35
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang tidak berdo'a kepada Allah, maka Allah

murka kepadanya."36

Begitu juga, Nabi saw menjelaskan keutamaan lain dari do'a. Beliau mengabarkan

kepada kita bahwa do'a adalah ibadah. Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir ra ia berkata:

Rasulullah saw bersabda: Do'a adalah ibadah. Kemudian beliau membaca ayat berikut:

‫م‬ ‫م‬
‫مومقاَمل ِمربكككم ِايدكعوُنيِ ِأميستمج ي‬
ِ ‫ب ِلمككيم‬

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan

bagimu."37

Maksud dari ungkapan bahwa do'a adalah ibadah, artinya do'a dapat diibaratkan

seperti kepala dalam tubuh. Ia berfungsi sebagai tiang, penyangga, sendi, dan tanda pengenal

dari tubuh.

Yang demikian dikarenakan do'a tiada lain kecuali sebentuk permohonan kepada

Allah dengan hati yang bersih, ikhlas dan penuh keyakinan supaya dihindarkan dari hal-hal

yang tidak diinginkan, dianugerahi kebaikan, dan diselamatkan dari bencana zaman. Tidak

diragukan lagi bahwa kondisi seseorang pada saat itu berada dalam jiwa yang jernih dan hati

yang bersih. Begitu pula kondisi seperti ini diperlukan dalam ibadah-ibadah yang lainnya

dengan disertai rasa rendah diri di hadapan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Orang yang berusaha menggali dan merenungkan kandungan al-Qur'an akan

mendapati bahwa sebagian ibadah terkemas dalam makna do'a. Bisa diambil contoh misalnya

shalat, sebagaimana firman Allah berikut:

َ‫صبلوُا ِمعلمييمه ِمومسلنكموُا ِتميسمليبما‬ ‫م‬


‫صبلوُمن ِمعملىَ ِالنربمنيِ ِميآَأميبيمهاَ ِالرذيمن ِمءاممكنوُا ِ م‬
‫م‬
‫إمرن ِا م‬
‫ل ِمومملمئمكتمكه ِيك م‬

Ditakhrij oleh Turmudzi 36


Ditakhrij oleh pemilik kitab Sunan dan Imam Hakim. Ia menilai bahwa sanad hadis ini shahih. Imam 37
.Turmudzi berkata bahwa hadis ini berstatus hasan shahih
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai

orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya."38

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

‫كهوُ ِالرمذيِ ِيصنليِ ِمعلمييككم ِوملمئممكتككه ِلمييخمرجككم ِنمن ِالظبلكماَ م‬


‫ت ِإمملىَ ِالبنوُر‬ ‫م م‬ ‫ك م‬ ‫ي مم‬ ‫كم‬ ‫م‬

"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan

untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang

terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman."39

Allah juga berfirman:‫م‬

‫ك ِمسمكبن ِلركهيم‬ ‫م‬ ‫م‬


‫صلمتم م‬ ‫صمدقمبة ِتكطمنهكركهيم ِموتكيمزنكيمهيم ِبممهاَ ِمو م‬
‫صنل ِمعلمييمهيم ِإمرن ِ م‬ ‫كخيذ ِمين ِأميمموُالمهيم ِ م‬

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan

dan mensucikan mereka dan berdo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka."40

Kata shalat dalam beberapa ayat di atas berarti do'a. Hikmah yang terkandung di

dalam pengertian tersebut adalah bahwa seorang muslim hendaknya mengakui kebesaran

Allah di dalam berdo'a sebagaimana ketika melakukan shalat, di mana shalat merupakan

penghubung antara hamba dengan Penciptanya.

Imam al-Qurthubi memberikan penafsiran terhadap ayat yang pertama bahwa Allah

SWT memuliakan Nabi Muhammad saw baik ketika masih hidup maupun sesudah wafat

serta mengisyaratkan kedudukan beliau di sisiNya….Shalat dari Allah berarti rahmat dan

Q.S. Al-Ahzab: 56 38
Q.S. Al-Ahzab: 43 39
.Q.S. At-Taubah: 103 40
ridhaNya, sementara shalat dari malaikat berbentuk do'a dan istighfar, sedangkan shalat dari

umat beliau adalah do'a dan pengagungan atas ajaran yang dibawanya.41

Imam Ibn Katsir juga memberikan komentar terhadap ayat yang kedua bahwa shalat

dari Allah berarti pujian Allah atas manusia di hadapan para malaikat. Diriwayatkan oleh

Imam Bukhari dari Abi al-'Aliyah, dan diriwayatkan pula oleh Abu Ja'far al-Razi dari Rabi'

bin Anas. Ia berkata: Shalat dari Allah berupa rahmat. Dikatakan bahwa bahwa kedua

pendapat tersebut tidaklah bertentangan. Sedangkan shalat dari malaikat berupa do'a dan

istighfar mereka terhadap manusia. Sebagaimana firman Allah SWT:

ِ ‫ت ِككرل ِمشيىَبء ِريحممبة‬


‫سبنكحوُمن ِبممحيممد ِمربنمهيم ِمويكييؤممكنوُمن ِبممه ِمويميستميغيمفكرومن ِلملرمذيمن ِمءاممكنوُا ِمربريمناَ ِمومسيع م‬ ‫م‬
‫الرذيمن ِيميحممكلوُمن ِاليمعير م‬
‫ش ِموممين ِمحيوُلمكه ِيك م‬

ِ ‫صلممح ِممين‬ ‫م ب م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ ِمربريمناَ ِموأميدخيلكهيم ِمجرناَت ِمعيدن ِالرتيِ ِمومعدتريكهيم ِموممن ِ م‬.ِ ‫ب ِاليمجحيمم‬
‫ومعيلماَ ِمفاَيغمفر ِلملرمذين ِمتاَبوُا ِواتريبيعوُا ِسمبيلم م م‬
‫ك ِموقمهيم ِمعمذا م‬ ‫م ك م مك م‬ ‫ي‬ ‫م ب‬

‫ت ِيمييوُممئمبذ ِفميمقيد ِمرمحيمتمكه ِمومذلم م‬


‫ك ِكهموُ ِاليمفيوُكز‬ ‫سينمئاَ م‬
‫ت ِموممن ِتممق ِال ر‬ ‫ ِموقممهكم ِال ر‬.ِ ‫ت ِاليمعمزيكز ِاليمحمكيكم‬
‫سينمئاَ م‬ ‫مءامبآَئممهيم ِموأميزموامجمهيم ِموذكنررياَتممهيم ِإمنر م‬
‫ك ِمأن م‬

‫اليمعمظيكم‬

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya

bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadaNya serta memintakan

ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami,

rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada

orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka

dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka

ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang

yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan

mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

.Tafsir al-Qurthubi, jld. 14, hlm. 232 41


dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau

pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah

Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar."42

Mengenai ayat yang ketiga, Ibn Katsir memberikan penafsiran sebagai berikut: Allah

SWT memerintahkan kepada Rasulullah saw untuk mengambil sebagian dari harta-harta

mereka sebagai zakat yang dapat membersihkan dan mensucikan mereka. Pesan ini bersifat

umum dan universal. Kalimat yang memerintahkan "dan shalatlah untuk mereka" artinya

berdo'alah dan beristighfarlah untuk mereka. Sebagimana diriwayatkan oleh Imam Muslim di

dalam Shahihnya dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: Ketika Nabi saw hendak

memberikan sedekah kepada suatu kaum, maka beliau mendo'akan mereka. Ketika beliau

memberikan sedekah kepada Ibn Abi Aufa, maka beliau berdo'a, "Ya Allah, berikanlah

rahmat kepada keluarga Abi Aufa." Bunyi ayat yang mengungkapkan "Sesungguhnya do'a

kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka" artinya menjadikan rahmat bagi

mereka."43

Di antara keutamaan do'a adalah ia merupakan salah satu jenis dari jenis-jenis zikir

kepada Allah dan upaya pendekatan kepadaNya. Zikir kepada Allah merupakan obat dan

penawar hati. Dengan zikir, tubuh jadi segar dan sehat, hati jadi tenang, kegundahan jadi

sirna, dan dosa-dosa dihapuskan.

Dalam beberapa ayatNya, Allah SWT senantiasa memberikan pujian kepada orang-

orang yang senang berzikir. Sebagaimana tersurat dalam ayat berikut:

َ‫ل ِلمكهم ِرمغيمفمربة ِموأميجبرا ِمعمظيبما‬ ‫م م‬ ‫والرذاكممرين ِا م‬


‫ل ِمكثيبرا ِموالرذاكمرات ِأمعرد ِا ك‬
‫م م‬ ‫م‬

.Q.S. Ghafir: 7, 8, dan 9 (Tafsir Ibn Katsir, jld. 3, hlm. 496) 42


.Tafsir Ibn Katsir, jld. 3, hlm. 386 43
"Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah

menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."44

Dalam ayat lain juga disebutkan:

‫مَايذكككرومنيِ ِأميذككيرككيم ِموايشكككروا ِمليِ ِمو م‬


‫ل ِتميككفكرومن‬

"Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan

bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku."45

Artinya ingatlah kamu sekalian kepadaKu dengan penuh ketaatan, maka Aku akan

mengingatmu dengan ampunan, dan bersyukurlah kamu sekalian kepadaKu atas kebaikan

yang telah Kuberikan kepada kalian semua, dan jangan sekali-kali kalian mengingkari nikmat

yang telah Kuanugerahkan kepada kalian.

Orang yang berusaha mempelajari hadis-hadis Nabi, ia akan menemukan paling tidak

sepuluh hadis yang membicarakan tentang keutamaan zikir dan orang-orang yang berzikir. Di

antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah

saw pernah bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: "Aku seperti apa yang disangkakan

hambaKu kepadaKu, dan Aku berada bersamanya ketika ia mengingatKu. Bila ia

mengingatKu dalam jiwanya, maka Aku pun mengingatnya dalam jiwaKu. Bila ia

mengingatKu bersama sekelompok orang yang baik di antara mereka, maka Aku pun

mengingatnya bersama kelompok yang lebih baik dari kelompok mereka. Bila ia

mendekatiKu sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta, dan bila ia mendekatiKu

sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan bila ia mendatangiKu dengan berjalan,

maka Aku akan mendatanginya dengan berlari."46

.Q.S. Al-Ahzab: 35 44
.Q.S. Al-Baqarah: 153 45
Hadis ini ditakhrij oleh Syaikhani (Bukhari-Muslim) dan Imam Turmudzi. Maksud dari hadis tersebut adalah 46
jika seorang hamba berusaha mendekati Allah dengan sedikit ketaatan maka Allah SWT akan memberikan
kepadanya pemeliharaan dan ampunan yang banyak. Ungkapan tentang sejengkal, sehasta, berjalan, dan lari
dalam hadis di atas bukan dalam arti fisik, melainkan bermakna penyambutan Allah terhadap hambaNya dengan
Diriwayatkan pula dari Nabi saw, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah memiliki

sepasukan malaikat yang bertugas mengelilingi jalanan bumi untuk mencari orang-orang

yang berzikir. Ketika mereka berjumpa dengan suatu kaum yang berzikir kepada Allah maka

mereka berseru, "Datanglah kalian semua dengan membawa hajat kalian masing-masing."

Artinya, "Datanglah kalian semua bergabung dengan majlis ini karena ia merupakan tumpuan

dan harapan kalian." Kemudian malaikat memayungi mereka dengan sayapnya hingga

sampai ke langit dunia. Maksudnya sepasukan malaikat menaungi mereka dengan sayapnya

hingga mereka sampai di langit dunia dengan hati yang senang atas orang-orang yang

berzikir. Kemudian Allah bertanya kepada mereka, meskipun Dia lebih tahu, "Hai malaikat,

apa saja yang dilakukan oleh hamba-hambaKu?" Mereka menjawab, "Mereka senantiasa

mensucikanMu, membesarkanMu, memujiMu, dan mengagungkanMu." Allah bertanya lagi,

"Apakah mereka melihatKu?" Jawab malaikat, "Demi Allah, padahal mereka tidak

melihatMu wahai Allah." Tanya Allah lagi, "Lalu bagaimana seandainya mereka melihatKu?"

Jawab malaikat, "Wah, andaikata mereka melihatMu, pasti mereka lebih semangat beribadah

dan lebih banyak mengangungkan dan mensucikanMu." "Lalu apa yang mereka minta

kepadaKu?" Tanya Allah. "Mereka memohon surga." Jawab Malaikat. Allah bertanya, "Lho,

apa mereka melihat surga?" "Demi Allah, mereka tidak melihatnya wahai Tuhanku." Jawab

malaikat. Allah bertanya, "Coba, bagaimana seandainya mereka melihat surga?" Jawab

malaikat, "Wah, andaikata melihat surga, tentu mereka lebih bersemangat untuk

mendapatkannya." "Lalu, dari apa mereka minta dilindungi?" Tanya Allah. "Mereka

memohon perlindungan agar dijauhkan dari neraka." Jawab Malaikat. Allah bertanya, "Lho,

apa mereka sudah melihat neraka?" "Demi Allah, mereka tidak melihatnya wahai Tuhanku."

Jawab malaikat. Allah bertanya, "Bagaimana seandainya mereka melihat neraka?" Jawab

malaikat, "Wah, andaikata melihat neraka, tentu mereka akan berusaha lari sekuat mungkin

lantaran takut." Kemudian Allah berfirman, "Hai malaikat, saksikanlah bahwa Aku telah
.kebaikan dan rahmat jauh lebih besar dibandingkan penyambutan sang hamba kepadaNya
memberikan ampunan kepada mereka semua." Mendengar itu, salah seoarang malaikat

mengajukan Tanya, "Tapi ya Allah, di sana ada seseorang yang tidak termasuk bagian dari

mereka. Ia hanya datang untuk kepentingan tertentu." Allah menjawab, "Mereka semua

berkumpul dalam sebuah majlis, di mana tidak seorangpun akan dicelakakan jika

memasukinya."47

Aisyah ra berkata, "Rasulullah saw selalu mengisi waktu-waktu beliau dengan zikir."

Artinya di waktu-waktu yang diperbolehkan berzikir kepada Allah.48

Pemaparan di atas merupakan percikan dari beberapa keutamaan do'a. Sedangkan

tatakrama yang sangat penting diperhatikan dalam melakukannya adalah sebagai berikut:

Hendaknya orang yang mau berdo'a mengetahui waktu-waktu utama dan kondisi-

kondisi istimewa yang mengantarkannya pada terkabulnya sebuah do'a. Misalnya seperti hari

Arafah yang datang sekali setahun, bulan Ramadhan, hari Jum'at yang datang setiap minggu,

malam lailatul qadar, dan waktu sahur pada setiap malam.

Hari Arafah menjadi utama karena pada hari itu seluruh umat Islam dari penjuru timur

maupun barat berkumpul di suatu tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui

kewajiban yang diperintahkanNya. Nabi saw sungguh pernah memberi pujian atas keutamaan

hari ini dalam beberapa hadisnya. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin

Abdullah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada hari yang lewbih utama di sisi Allah

melebihi hari Arafah. Allah SWT menurunkan hari tersebut ke langit dunia kemudian

membangga-banggakan kepada penduduk bumi dan langit seraya berseru, "Coba lihat

hamba-hambaKu, mereka datang kepadaKu dengan rambut yang kusut dan tubuh yang

lusuh.49 Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh dengan mengharap rahmatKu, maka

.Hadis ini ditakhrij oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Turmudzi 47


.Ditakhrij oleh Imam Turmudzi 48
Artinya rambut dan tubuh mereka kusut berdebu karena telah menempuh perjalanan yang jauh (untuk 49
menunaikan ibadah haji, pent.)
mereka tidak akan mengecap azabKu. Tidak ada suatu hari pun, di mana Allah banyak

membebaskan manusia dari neraka melebihi hari Arafah.50

Bulan Ramadhan termasuk bulan yang istimewa karena pada bulan ini pintu neraka

ditutup, pintu surga dibuka, dan syetan-syetan dibelenggu. Pada bulan ini malaikat berseru,

"Wahai orang-orang yang gemar berbuat kebaikan, tingkatkanlah kebaikan kalian. Wahai

orang-orang yang senang berbuat kejahatan, kurangilah kejahatan kalian."51

Hari Jum'at merupakan hari istimewa karena dikabarkan oleh Nabi saw kepada kita

bahwa hari Jum'at adalah sebaik-baik hari dalam seminggu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah

ra bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, "Sebaik-baik hari, di mana mentari

menyemburatkan sinarnya, adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam as diciptakan, pada hari itu

juga ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari surga. Hari kiamat

tidak akan tiba kecuali pada hari Jum'at."52

Dengan begitu, hendaknya setiap Muslim memperbanyak do'a pada hari tersebut,

sebab di dalamnya terdapat suatu saat di mana setiap do'a dikabulkan. Para ulama berbeda

pendapat mengenai permulaan waktu ijabah ini. Ada yang berkata dimulai dari sejak

terbitnya matahari. Ada pula yang berkata ketika khatib duduk di atas mimbar. Tetapi

pendapat yang paling rajih (unggul, kuat) di antara para ulama adalah setelah Ashar sampai

terbenamnya matahari. Pendapat ini disandarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Sa'id al-Khudri dan Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya pada hari

Jum'at terdapat suatu saat, di mana tak satu pun do'a kebaikan yang dihaturkan kepada Allah

bertepatan dengan saat tersebut, kecuali Allah akan mengabulkannya. Saat tersebut adalah

setelah Ashar."53

Imam al-Mundziri berkata: Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la, al-Bazzar, Ibn Khuzaimah, dan Ibn 50
.Hibban. Redaksi hadis ini berasal dari Ibn Hibban
Redaksi ini merupakan potongan dari hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa'i dengan 51
.sanad yang jayyid (bagus)
.Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, dan Turmudzi 52
.Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 53
Malam Lailatul Qadar termasuk malam yang diistimewakan karena malam tersebut

mengandung keutamaan yang lebih baik daripada seribu bulan. Nabi saw selalu berusaha

mencari malam istimewa tersebut pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada sepuluh

hari terakhir itu beliau memperbanyak do'a, istighfar, dan amal shalih dalam rangjka

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw

bersabda: Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari iman dan

pengharapan penuh kepada Allah, maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang telah

diperbuat sebelumnya."

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibn Majah, dan Turmudzi dengan sanad yang shahih

dari Aisyah ra, ia berkata: Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku

apa yang harus aku baca bila berjumpa dengan Lailatul Qadar?" Nabi bersabda, "Ucapkanlah:

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf. Engkau senang memaafkan, maka berilah aku

maaf."

Waktu sahur digolongkan sebagai waktu istimewa karena pada saat itu hati menjadi

jernih dan terbebas dari kesibukan. Allah SWT memberikan sanjungan kepada orang-orang

yang mau beribadah pada saat itu. Sebagaimana firmanNya:

ِ .ِ ‫ل ِنممن ِالرييمل ِمماَيمييهمجكعوُمن‬ ‫ ِمءامخمذيمن ِممآَمءامتاَكهيم ِمربيكهيم ِإمنريكهيم ِمكاَكنوُا ِقمييبمل ِمذلم م‬.ِ ‫ت ِموعككيوُبن‬
‫ ِمكاَكنوُا ِقمملي ب‬.ِ ‫ك ِكميحمسمنيمن‬ ‫إمرن ِاليمترمقين ِمفيِ ِجرناَ ب‬
‫م‬ ‫ك م‬

‫موبماَيلميسمحاَمر ِكهيم ِيميستميغيمفكرومن‬

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (surga)

dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya

mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka
sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum

fajar."

Nabi saw mengabarkan kepada kita bahwa waktu sahur ini merupakan waktu ijabah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, beliau bersabda: pada tiap sepertiga malam

terakhir, Tuhan kita Allah SWT turun ke langit dunia. Dia berseru: "Barangsiapa yang

berdo'a kepadaKu, maka Aku akan mengabulkannya. Barangsiapa yang meminta kepadaKu,

maka Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang memohon ampunanKu, maka Aku akan

mengampuninya."54

Diriwayatkan dari 'Amr bin 'Abasah bahwa ia pernah mendengar Nabi saw bersabda:

"Sedekat-dekat Tuhan dengan hambaNya adalah pada pertengahan malam yang terakhir,

yakni sepertiga malam yang terakhir. Jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada

Allah pada waktu itu, maka lakukanlah."55

Demikian juga di antara waktu-waktu dan kondisi-kondisi tertentu, di mana seorang

Muslim dianjurkan untuk berdo'a adalah: ketika bersujud di hadapan Allah, waktu antara

adzan dan iqamah, setelah shalat fardu, ketika turun hujan, ketika barisan pasukan berangkat

ke medan perang di jalan Allah. Waktu-waktu di atas mendapatkan legitimasi dari hadis-hadis

Nabi mengenai keutamaan berdo'a di dalamnya. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Hurairah ra dari Nabi saw, beliau bersabda: "Sedekat-dekat hamba dengan Tuhannya adalah

ketika sedang bersujud, maka perbanyaklah berdo'a di dalamnya, sebab do'a pada saat itu

layak56 untuk dikabulkan."57

.Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi 54


.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 55
.Yakni pantas do'a tersebut dikabulkan oleh Allah atas kalian 56
.Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud 57
Diriwayatkan dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah akan

tertolak do'a antara adzan dan iqamah." Rasulullah ditanya, "Do'a apa yang patut untuk kami

pinta ya Rasul?" Beliau menjawab, "Mohonlah keselamatan dunia dan akhirat."58

Diriwayatkan dari Abu Umamah ra, ia berkata: Rasulullah saw penah ditanya, "Kapan

do'a lebih didengar?" yakni lebih dekat mendapatkan ijabah. Rasulullah menjawab, "Pada

pertengahan malam yang terakhir dan setelah shalat wajib."59

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Ada dua

perkara yang tidak akan ditolak; do'a ketika adzan dan ketika berkecamuknya peperangan, di

mana satu sama lain saling bertempur. Yakni pada saat perang berkecamuk dan pasukan yang

satu menggempur pasukan lainnya.60

Abu Hurairah ra berkata: Sesungguhnya pintu langit terbuka ketika pasukan berjalan

ke medan perang fi sabilillah, ketika shalat wajib diiqamati, dan ketika hujan turun. Maka

berdo'alah pada waktu-waktu tersebut."

Di samping ada waktu-waktu istimewa untuk terkabulnya do'a, ada juga tempat-

tempat tertentu yang mendapatkan barakah Allah. Allah menghiaskan kepadanya kemuliaan

dan kesucian serta diselimutkan kepadanya rahmat dan perlindunganNya. Di antara tempat-

tempat tersebut adalah: Mekkah al-Mukarramah, Madinah al-Munawwarah, padang Arafah,

rumah-rumah Allah di muka bumi, terutama tiga masjid yang menjadi pusat perjalanan

manusia. Tempat-tempat yang disebutkan di atas adalah tempat-tempat yang mampu

mendatangkan ketenangan dalam jiwa dan kejernihan dalam hati. Oleh karena itu, setiap

Muslim yang memasukinya hendaknya memperbanyak tadharru' (dzikir untuk mendekatkan

diri kepada Allah) dan do'a serta memohon rahmat, maghfirah, ampunan, dan keselamatan

kepada Allah Sang pencipta bumi dan langit.

Di antara tatakrama berdo'a lainnya adalah sebagai berikut:


.Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Turmudzi 58
.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 59
.Ditakhrij oleh Imam Malik dan Abu Dawud 60
Hendaknya orang yang berdo'a menghadap kiblat, menengadahkan kedua tangannya,

dan mengusapkannya ke wajahnya setelah berdo'a seperti yang dilakukan oleh Rasulullah

saw. Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid ra, ia berkata: Pernah suatu ketika Rasulullah saw

keluar menuju mushalla, kemudian beliau berdo'a memohon hujan dengan menghadap

kiblat.61

Abu Musa al-Asy'ari ra berkata: Pernah Rasulullah saw berdo'a seraya

menengadahkan kedua tangan beliau sampai aku melihat putihnya kedua ketiak beliau."62

Diriwayatkan dari Salman al-Farisi ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: Sesungguhnya

Tuhan kalian adalah Maha Hidup lagi Maha Mulia. Dia malu menolak ketika melihat

hambaNya menengadahkan kedua tangannya dan membiarkannya dalam keadaan kosong."63

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, ia berkata: Pernah Rasulullah saw bersabda:

Ketika seorang hamba menengadahkan kedua tangannya ketika berdo'a, maka do'anya tidak

akan ditolak hingga ia mengusapkan kedua tangannya tersebut ke wajahnya."64

***

Ketiga, hendaknya orang yang berdo'a memulai do'anya terlebih dengan memuji Allah

SWT melalui asma'ul husna (nama-nama Allah yang indah), dan membaca shalawat atas

Nabi saw. Dianjurkan bacaan-bacaan tersebut dibaca pada pertengahan dan akhir do'a.

Diriwayatkan dari Fudhalah bin 'Ubaid ra, ia berkata: Nabi saw pernah mendengar

seorang laki-laki berdo'a setelah shalat, namun ia tidak membaca shalawat atas Nabi saw,

.Ditakhrij oleh Imam Bukhari 61


.Ditakhrij oleh Imam Bukhari 62
Malu kepada hambaNya artinya merasa malu membiarkan kedua tangan hambaNya kosong, sehingga Dia 63
akan mengabulkannya bila do'a tersebut mengandung maslahat baginya. Ditakhrij oleh Imam Abu Dawud dan
.Turmudzi
.Ditakhrij oleh Imam Turmudzi 64
maka beliau bersabda kepadanya, "Engkau terlalu buru-buru." Setelah itu, beliau bersabda

kepadanya dan juga kepada yang lainnya, "Jika salah seorang dari kalian hendak berdo'a,

maka mulailah dengan memuji kepada Allah SWTdan menyanjungNya, kemudian bacalah

shalawat kepada Nabi saw, baru setelah itu silahkan berdo'a sesuai dengan yang

diinginkan."65

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata: Aku pernah melakukan shalat,

sementara Nabi saw ada bersama Abu Bakar dan Umar ra. Ketika aku duduk untuk berdo'a,

maka aku langsung memulainya dengan memuji kepada Allah SWT kemudian membaca

shalawat atas Nabi saw lalu aku berdo'a untuk diriku sendiri. Melihat sikapku, Nabi saw

bersabda: "Mintalah maka kamu akan diberi, silahkan minta maka kamu akan diberi."

Pernah suatu ketika seorang laki-laki selesai shalat, ia langsung berdo'a: "Ya Allah,

ampunilah aku dan kasihanilah aku." Mendengar itu, Rasulullah saw langsung menegur,

"Kamu terlalu buru-buru. Jika kamu sudah shalat dan hendak berdo'a maka haturkanlah

terlebih dahulu pujian kepada Allah SWT dengan sesuatu yang pantas bagiNya kemudian

bacalah shalawat untukku, baru setelah itu kamu berdo'a." Saat itu, ada laki-laki lain yang

setelah shalat ia berdo'a. Terlebih dahulu ia memuji kepada Allah SWT kemudian membaca

shalawat atas Nabi saw. Melihat hal itu, Rasulullah saw bersabda, "Wahai orang yang shalat,

berdoalah maka doamu akan dikabulkan."66

Abu Sulaiman al-Darani ra berkata: Barangsiapa yang ingin memohon suatu hajat

kepada Allah SWT, maka hendaklah terlebih dahulu ia memulainya dengan membaca

shalawat atas Nabi saw, kemudian menghaturkan hajatnya, dan setelah itu mengakhirinya

dengan membaca shalawat lagi atas Nabi saw, karena sesungguhnya Allah SWT akan

mengabulkan dan mengutamakan doa yang dibaca di antara dua shalawat.

.Diriwayatkan oleh para pemiliki kitab Sunan dengan sanad yang shahih 65
.Kedua hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi 66
Diriwayatkan dari Buraidah ra, ia berkata: Nabi saw pernah mendengar seorang laki-

laki berdo'a seperti ini:

‫م‬
‫صممكد ِالرمذيِ ِلميم ِيمليد ِمولميم ِيكييوُلميد ِمو ِلميم ِيمككين ِلمهك‬
‫ت ِايلممحكد ِال ر‬ ‫ل ِلمإملممه ِإم ر‬
‫ل ِأمني م‬ ‫ك ِبمأمرنىَ ِأميشمهكد ِأمنر م‬
‫ك ِأني م‬
‫ت ِا ك‬ ‫مأللركهرم ِإمننىَ ِأميسأملك م‬

‫كك بكفوُا ِأممحبد‬

Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu dengan sebenar-benar penyaksian bahwa

sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Esa dan sebagai

tempat bergantung, yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada

seorangpun yang setara denganNya."

Mendengar do'a laki-laki itu, Nabi saw bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada

dalam genggamanNya. Laki-laki itu benar-benar telah berdo'a kepada Allah melalui asmaNya

yang agung, di mana bila seseorang berdo'a dengannya maka do'anya akan diijabahi, dan bila

seseorang meminta dengannya maka ia akan diberi."67

Diriwayatkan dari Anas ra, ia berkata: seorang laki-laki pernah berdo'a seperti ini:

َ‫ض ِييمياَ ِمذا ِاليمجململ ِموا يمليكيمرامم ِيمياَ ِمحيبيِ ِيميا‬ ‫سيماَوا م‬ ‫ك ِاليحممد ِمل ِإملممه ِإمرل ِأمنيي م م‬
‫ت ِموايلمير م‬ ‫ت ِبميديكع ِال ر م م‬ ‫ك ِبمأمرن ِلم م م ي‬
‫اللركهرم ِإمننيِ ِأميسأملك م‬

ِ ‫قميبيوُكم‬

Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu bahwa segala puji hanya milikMu

semata, tiada Tuhan selain Engkau, Dzat yang menciptakan langit dan bumi dan Dzat yang

memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang Maha Hidup dan terus menerus

mengurus (makhluk-Nya)." Mendengar do'a laki-laki itu, Nabi saw bertanya, "Tahukah kamu

do'a yang barusan kamu baca?" Laki-laki itu menjawab, "Allah dan RasulNya yang lebih

.Ditakhrij oleh Abu Dawud dan Turmudzi 67


mengetahui." Beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya. Laki-

laki itu benar-benar telah berdo'a kepada Allah melalui asmaNya yang agung, di mana bila

seseorang berdo'a dengannya maka do'anya akan diijabahi, dan bila seseorang meminta

dengannya maka ia akan diberi."68

Dari beberapa kutipan hadis di atas kita melihat bahwa pujian kepada Allah SWT

melalui asma'ul husna dan bacaan shalawat atas Nabi pada permulaan doa merupakan

tatakrama yang sangat penting, banyak mengandung barakah, dan lebih dekat untuk diijabahi.

Para Nabi telah mengetahui lebih dulu mengenai tatakrama yang tinggi ini, sehingga mereka

selalu memulai do'a mereka dengan pujian kepada Allah SWT. Bisa kita lihat di dalam al-

Qur'an yang mengisahkan tentang do'a nabi Yusuf as sebagai berikut:

ِ ِ‫ت ِمولمنيِ ِمفيِ ِالبدنييمياَ ِموايلممخمرمة ِتميموُفرمني‬ ‫سماَوا م‬


‫ت ِموايلمير م‬
‫ض ِمأن م‬ ‫م م م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫م م‬
‫ب ِقميد ِمءاتميييتمنيِ ِممن ِاليكميلك ِمومعلريمتمنيِ ِمين ِتمأيمويمل ِايلممحاَديث ِمفاَطمر ِال ر م م‬
‫مر ن‬

‫صاَلممحيمن‬
‫كميسلمبماَ ِموأمليمحيقمنيِ ِمباَل ر‬

"Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian

kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta

langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam

keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh."69

Dengan demikian, maka sungguh layak bila setiap Muslim meneladani tatakrama

yang mulia ini di dalam do'anya.

***

Tatakrama berdo'a yang lainnya adalah sebagai berikut:

.Ditakhrij oleh para pemilik kitab Sunan 68


.Q.S. Yusuf: 101 69
Hendaknya orang yang berdo'a melakukannya dengan rendah diri dan khusyu'. Ia juga

dianjurkan bersikap seperti orang yang betul-betul membutuhkan, mengulanginya sebanyak

tiga kali, memulainya dengan memohonkan keinginan sendiri, dan bersikap optimis akan

dikabulkan tanpa terburu-buru.

Merendahkan diri dan khusyu' dalam berdo'a merupakan sikap yang diperintahkan

oleh Allah kepada hambaNya ketika ia sedang berdo'a. Sebagaimana termaktub dalam

firmanNya:

‫صلممحمهاَ ِموايدعكيوُكه ِمخيوُبفاَ ِموطمممبعاَ ِإمرن ِمريحمم م‬


‫ت ِا م‬
‫ل‬ ‫ ِمولمتكييفمسكديوا ِمفيِ ِايلمير م‬.ِ ‫ب ِاليكميعتممدييمن‬
‫ض ِبمييعمد ِإم ي‬ ‫ضبربعاَ ِموكخيفيمبة ِإمنركه ِلميكمح ب‬
‫اكيدكعوُا ِمربرككيم ِتم م‬

‫ب ِنممن ِاليكميحمسنمييمن‬
‫قممريي ب‬

"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah

kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah

kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik".70

Yakni, wahai orang-orang yang beriman, hendaknya setiap kalian akan berdo'a maka

lakukanlah dengan perasaan rendah diri dan hina. Dan janganlah kalian melampaui batas

dalam berdo'a sehingga memohon sesuatu yang tidak layak bagi kalian. Jangan pula kalian

membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menjadikannya baik. Memelaslah ketika

berdo'a karena takut akan siksa Allah dan mengharap pahalaNya, sesungguhnya rahmat Allah

amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

.Q.S. al-A'raf: 55-56 70


Al-Qur'an telah menjelaskan kepada kita mengenai sebab-sebab yang menjadi

perantara terkabulnya do'a. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Zakaria as, di mana ia

berdo'a kepada Allah dengan perasaan rendah diri dan hina, sebagaimana diakui oleh al-

Qur'an:

‫م‬
ِ ‫صلميحمناَ ِلمكه ِمزيومجكه ِإمنريكهيم ِمكاَنكييوُا‬
‫هبيمناَ ِلمكه ِيميحميىَ ِموأم ي‬ ‫ ِمفاَيستم م ي‬.ِ ‫خييكر ِاليموُامرثييمن‬
‫جبيمناَ ِلمكه ِمومو م ي‬ ‫ب ِلمتممذيرنمييِ ِفمييربدا ِموأمني م‬
‫ت ِ م ي‬ ‫مومزمكمرريآَ ِإميذ ِمناَمدىَ ِمربركه ِمر ن‬

‫ت ِمويميدعكيوُنميمناَ ِمرغمبباَ ِمومكاَنكييوُا ِلممناَمخاَمشمعييمن‬


‫خييرا م‬ ‫م‬
‫ساَمرعكيوُمن ِفيِ ِالي م ي م‬
‫يك م‬

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah

Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka

Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan

isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu

bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada

Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu'

kepada Kami".71

Memelas dalam berdo'a merupakan hal yang terpuji, sebab sikap tersebut merupakan

sebagian dari perasaan rendah diri, khusyu', dan berbaik sangka kepada Allah. Diriwayatkan

dari Abi Musbih al-Muqra'i, dari Abi Zuhair al-Namiri ra ia berkata: Pernah suatu malam

kami keluar bersama Nabi saw. Kami menjumpai seorang laki-laki yang memelas dalam

berdo'a. Kemudian Rasulullah saw berhenti sambil mendengarkan do'a orang tersebut.

Setelah itu beliau berkata: "Berhak bagimu surga jika kamu mengakhiri do'amu."72 Beliau

ditanya: "Dengan apa do'a kami akan diakhiri ya Rasul?" Beliau menjawab, "dengan amin."

.Q.S. al-Anbiya': 89-90 71


.Artinya jika do'anya diakhiri dengan amin, maka berhak baginya balasan surga 72
Kemudian beliau berpaling. Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa saat itu Rasulullah

saw bersabda seperti ini: "Wahai fulan, akhirilah do'amu dengan amin, dan bergembiralah."73

Adapun anjuran untuk mengulang do'a sebanyak tiga kali merupakan tuntunan dari

Nabi saw. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibn Mas'ud ra, ia berkata:

Rasulullah saw senang mengulang do'a sebanyak tiga kali dan membaca istighfar sebanyak

tiga kali pula.74

Termasuk juga tuntunan dari Rasulullah saw adalah memulai berdo'a dengan

mendahulukan permohonannya sendiri. Diriwayatkan dari Abi Ka'ab ra ia berkata: Ketika

Rasulullah saw hendak menyebutkan seseorang dalam do'anya maka beliau terlebih dahulu

menyebutkan dirinya sendiri.75

Dengan demikian, patutlah kiranya bagi seseorang yang hendak mendo'akan orang

lain untuk terlebih dahulu mendo'akan dirinya sendiri, karena yang demikian lebih

menunjang pada keikhlasan dan lebih semangat dalam mengharapkan ijabah. Al-Qur'an

sendiri mengisahkan prilaku hamba-hamba pilihan Allah yang berbuat demikian,

sebagaimana bunyi ayat berikut:

‫موالرمذييمن ِمجآَءكيو ِممين ِبمييعمدمهيم ِيميكقوُلكيوُمن ِمربريمناَ ِايغمفير ِلممناَ ِمومليخموُانممناَ ِالرمذييمن ِمسبميكقيوُمناَ ِبماَيملييمماَمن ِمولمتميجمعيل ِمفيِ ِقكيلكيوُبممناَ ِمغ ي‬
ِ َ‫ل ِلنلرمذييمن ِمءاممنكييوُا ِمربريمنآ‬

‫ف ِرمحييبم‬ ‫إمنر م‬
‫ك ِمرءكيو ب‬

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka

berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman

lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami

.Ditakhrij oleh Abu Dawud 73


.Ditakhrij oleh Abu Dawud 74
.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 75
terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha

Penyantun lagi Maha Penyayang."76

Sikap optimis terhadap terkabulnya do'a tanpa disertai tergesa-gesa menjadi bukti atas

kuatnya keimanan yang dimiliki seseorang dan prasangka baiknya kepada Allah SWT. Ada

banyak hadis yang mendorong seseorang untuk berdo'a dengan ungkapan kepastian dan

diiringi dengan keyakinan akan dikabulkan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi

saw, beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdo'a seperti ini: "Ya Allah,

ampunilah aku jika Engkau menghendaki dan kasihani pula aku jika Engkau berkehendak,"

supaya ia memastikan permohonannya dengan jelas. Yang demikian bukan berarti memaksa

kepada Tuhan."77

Orang yang berdo'a hendaknya memohonkan hajatnya kepada Tuhannya dengan

sungguh-sungguh dan tanpa disertai keraguan sedikitpun, karena Allah SWT adalah Dzat

Yang Maha berbuat, Maha Berkehendak, lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Berdo'alah

kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan akan diijabahi. Ketahuilah bahwa

sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan do'a seseorang yang hatinya dalam keadaan

ragu dan lalai.78

Artinya, berdo'alah kalian kepada Allah dengan disertai perbuatan yang dapat

mengantarkan pada keyakinan akan diijabahi, yaitu dengan cara memelihara apa-apa yang

telah diwajibkan oleh Allah dan menjauhi segala sesuatu yang dilarangNya, karena Allah

SWT tidak akan mengijabahi do'a seorang hamba yang hatinya disibukkan dengan selain taat

dan beribadah kepadaNya.

.Q.S. Al-Hasyr: 10 76
.Ditakhrij oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi 77
.Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Hakim 78
Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: Do'a salah

seorang dari kalian akan diijabahi selagi tidak terburu-buru dengan berkata, "Sungguh aku

telah berdo'a kepada Tuhanku tetapi Dia tidak mengijabahinya."79

Dari pemaparan hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa Nabi saw melarang kita

bersikap terburu-buru akan terkabulnya do'a, sebab sikap yang demikian berarti keluar dari

tatakrama do'a dan bertentangan dengan qadha' dan qadar Allah yang justru mengantarkan

pada tidak terkabulnya do'a. Ibn 'Athaillah pernah menegaskan dalam kitab Hikamnya seperti

ini: Janganlah kiranya do'a yang tidak jua dikabulkan membuatmu berputus asa. Allah

menjamin terkabulnya do'amu menurut apa yang Allah pilihkan buatmu, dan dalam waktu

yang dikehendaki olehNya."

Kelima, hendaknya suara yang dikeluarkan oleh orang yang berdo'a berkisar antara

lirih dan keras. Sebab orang yang berdo'a berada dalam posisi merendahkan diri di hadapan

Allah SWT dan beribadah kepadaNya. Oleh karena itu, sudah selayaknya bila ia

merendahkan suaranya sehingga hatinya lebih dekat pada kekhusyu'an, anggota tubuhnya

lebih tenang, dan jiwanya lebih ikhlas dan lebih jernih.

Allah SWT telah memberikan garis petunjuk kepada hambaNya tentang sebaik-baik cara

dalam berdo'a, sebagaimana firmanNya:

‫ضبربعاَ ِموكخيفيمةب‬
‫اكيدكعوُا ِمربرككيم ِتم م‬

"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut."

Imam al-Qurthubi memberikan penafsiran terhadap bunyi ayat ini sebagai berikut: Ini

merupakan perintah untuk berdo'a dan anjuran beribadah dengannya. Kemudian Allah SWT

menyertakan perintah untuk melakukannya dengan sifat-sifat yang baik dalam

melakukannya, yakni khusyu', tenang, dan merendah.

.Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibn Majah 79
Makna khufyah (suara yang lembut) adalah suara di dalam hati untuk menghindarkan

diri dri sifat riya'. Karena itulah, Allah SWT menggelar pujian kepada Nabi Zakariyya ketika

mengisahkan tentang do'a yang dipanjatkan kepadaNya: pada saat Zakariyya berdo'a kepada

Tuhannya dengan suara yang lembut. Aturan syari'ah pun mengakui bahwa perbuatan samar

selagi tidak bertentangan dengan kebaikan, memiliki pahala jauh lebih besar dibandingkan

dengan perbuatan yang terang-terangan.

Hasan bin Abil Hasan berkata: Kami sungguh mendapati banyak kaum, di mana tidak

satu perbuatan yang mampu mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi, melainkan selalu

secara terang-terangan. Sementara orang-orang Islam, mereka bersungguh-sungguh dalam

berdo'a namun suara mereka tidak terdengar. Tiada lain do'a merupakan bisikan antara

mereka dengan Tuhannya.80

Imam Ibn al-Qayyim memberikan komentar dalam penafsirannya terhadap ayat di

atas. Do'a yang dihaturkan dengan suara yang lembut memiliki hikmah sebagai berikut:

Pertama, menunjukkan besarnya keimanan yang dimilikinya, sebab dengan begitu

berarti orang yang berdo'a menyadari bahwa Allah SWT tetap mendengar terhadap do'a yang

samara sekalipun.

Kedua, menandakan tingginya adab dan pengagungan. Sebab ia berdialog dengan

Sang Raja dan memohon kepadaNya tidak dengan suara yang tinggi, melainkan dengan suara

yang rendah dan lembut sekedar bisa didengar. Berbicara dengan suara yang tinggi di

hadapanNya merupakan sesuatu yang dicela. Dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi.

Jika kita percaya bahwa Tuhan kita Maha Mendengar atas do'a yang lirih, maka tidak ada

tatakrama yang layak terhatur di hadapanNya kecuali dengan suara yang rendah pula.

Ketiga, suara yang lembut lebih menunjang pada perasaan rendah diri dan khusyu'

yang memang menjadi inti dan tujuan dari do'a. Orang khusyu' yang merasa hina dan merasa

.Jld. VII, hlm. 223 80


rendah diri mestinya akan memohon sesuatu yang sepantasnya, dengan hati dan anggota

tubuh yang tenang yang disertai dengan suara yang lembut.

Keempat, suara yang lembut lebih menunjang pada keikhlasan.

Kelima, suara yang lembut di dalam berdo'a lebih mampu menghimpun konsentrasi

hati kepada Allah semata. Jika suaranya keras maka konsentrasi hati menjadi pecah dan

kacau. Setiap kali seseorang berdo'a dengan suara yang lembut, maka hal itu akan menambah

kesungguhannya dalam memuji Allah dan menjadikan konsentari hatinya lebih tertuju kepada

Dzat yang menjadi tumpuan harapan, yakni Allah SWT.

Keenam, suara yang lembut merupakan titik rahasia yang sangat indah sekali. Suara

yang lembut menandakan dekatnya seseorang kepada Allah SWT, membuktikan kekariban

dan kehadiranNya. Ia akan mengajukan permohonan kepada orang yang paling dekat

dengannya. Seseorang akan meminta pertolongan kepada orang yang paling dekat, dan tidak

kepada orang yang paling jauh dengan cara memanggilnya.

Ketujuh, suara yang lembut dapat mengantarkan pada kelanggengan untuk selalu

meminta dan memohon. Pada dasarnya lisan itu tidak merasa jenuh dan anggota tubuh tidak

merasa lelah kecuali jika seseorang meninggikan suaranya, maka lisannya terasa kelu dan

anggota tubuhnya terasa capek.81

Nabi saw sungguh telah mengajarkan kepada umatnya bahwa merendahkan suara

merupakan hal yang disunnahkan ketika berdzikir dan berdo'a. Diriwayatkan dari Abi Musa

al-Asy'ari ra, ia berkata: Pernah suatu ketika kami berada dalam perjalanan. Orang-orang

membaca takbir dengan suara keras. Mendengar itu, Nabi saw bersabda: Rendahkanlah suara

kalian, karena kalian tidak sedang memanggil orang yang tuli dan gaib. Kalian sedang

menyeru Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan Dia ada bersama kalian. Dan

Dzat yang kalian seru itu jauh lebih dekat dari pada leher kendaraan yang kalian tunggangi."82

.Tafsir al-Qayyim li Ibn al-Qayyim, hlm. 87 81


.Ditakrij oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibn Majah 82
Keenam, hendaknya orang yang berdo'a menghaturkan do'a seperti yang terdapat

dalam al-Qur'an dan Sunnah. Selayaknya ia tidak berdo'a dengan sajak yang dipaksakan,

kata-kata yang samar, dan makna-makna yang meragukan. Sebab do'a ditujukan kepada Allah

dengan penuh rendah diri dan tenang, dengan ungkapan yang dimengerti akal, membuat hati

tenang dan perasaan damai. Yang demikian dapat tercapai hanya dengan memilih do'a yang

ma'tsurat (diajarkan oleh Nabi saw).

Para ulama salaf betul-betul melestarikan do'a-do'a yang terhimpun dalam al-Qur'an

dan Sunnah dan tidak mau berpaling kepada do'a-do'a selainnya yang cenderung dipaksakan.

Diriwayatkan dari Ibn Sa'ad bin Abi Waqqas ra, ia berkata: Pernah ayahku mendengar aku

berdo'a seperti ini:

ِ ‫ك ِممين ِالرناَمر ِمومسملمسلممهاَ ِموأميغمللممهاَ ِمومكمذا ِمومكمذا‬


‫ك ِاليمجنرمة ِمونممعيمممهاَ ِموبمييهمجتميمهاَ ِمومكمذا ِمومكمذا ِموأمكعوُكذ ِبم م‬
‫اللركهرم ِإمننيِ ِأميسأملك م‬

"Ya Allah, Sungguh aku memohon kepadaMu surga dan kenikmatannya beserta

keelokannya dan seterusnya dan seterusnya, dan aku memohon perlindunganMu dari api

neraka dan rantai besi beserta belenggunya dan seterusnya- dan seterusnya. Mendengar

do'aku itu, ayahku berkata, "Wahai anakku, Rasulullah pernah berkata seperti ini: Akan ada

suatu kaum yang berlebihan dalam berdo'a, yakni melampaui batas dalam memohon sesuatu,

maka janganlah kamu menjadi bagian dari mereka. Jika kamu dianugerahi surga, berarti

segala kebaikan di dalamnya juga ikut, dan jika kamu disiksa di neraka, berarti segala

keburukan juga termasuk di dalamnya."83

Imam al-Qurthubi memberikan penafsiran terhadap firman Allah:

ِ ‫ب ِاليكميعتممدييمن‬
‫ضبربعاَ ِموكخيفيمبة ِإمنركه ِلميكمح ب‬
‫اكيدكعوُا ِمربرككيم ِتم م‬

"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

.Ditakhrij oleh Abu Dawud 83


Melampaui batas dalam berdo'a memiliki bentuk yang beragam, di antaranya:

Bersuara terlalu keras dan berteriak. Bisa juga berdo'a untuk dianugerahi posisi seperti Nabi

atau berdo'a dengan hal-hal yang mustahil, atau permohonan-permohonan lain yang

melampaui batas. Termasuk juga di antaranya adalah berdo'a untuk suatu kemaksiatan, dan

lain sebagainya. Lainnya lagi adalah berdo'a dengan sesuatu yang tidak terdapat dalam al-

Qur'an dan Sunnah, sehingga ia memilih kata-kata yang memelas, kalimat-kalimat bersajak

yang terdapat dalam kararis, padahal kalimat-kalimat tersebut tidak memiliki sumber dan

pedoman yang jelas, kemudian ia menjadikannya sebagai syi'arnya dan meninggalkan do'a

yang diajarkan oleh Rasulullah saw…semua yang disebutkan di atas dapat menghalangi

terkabulnya do'a.84

Imam al-Ghazali berkata: Yang lebih penting adalah hendaknya orang yang berdo'a

tidak melampaui do'a-do'a ma'tsurat, sebab yang demikian berarti melampaui batas dalam

do'anya sehingga ia meminta sesuatu yang tidak berkaitan dengan kemaslahatannya.

Hendaknya setiap orang membaguskan do'anya. Diriwayatkan dari Mu'adz ra, ia berkata:

Sesungguhnya para ulama sangat dibutuhkan oleh orang lain untuk memasuki surga, ketika

para ahli surga diseur, "bercita-citalah kalian", mereka tidak tahu bagaimana cara bercita-cita

masuk surga sehingga mereka perlu belajar kepada para ulama'. Nabi saw pernah bersabda:

Janganlah sekali-kali kalian berdo'a dengan bersajak, semisal dengan mengatakan seperti ini,

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu surga dan ucapan beserta tindakan yang

mendekatkanku kepadanya dan aku memohon perlindunganMu dari neraka dan ucapan

beserta tindakan yang mengantarkanku kepadanya. Imam Ghazali melanjutkan

penjelasannya: ketahuilah bahwa yang dimaksud bersajak adalah suatu ucapan yang

dipaksakan, sebab yang demikian tidak sesuai dengan sikap merendah dan menghinakan diri,

kecuali dalam do'a-do'a yang memang diajarkan oleh Nabi berupa kalimat-kalimat
.Tafsir al-Qurthubi, jld. 7, hlm. 226 84
mutawazinah (berwazan sama) tetapi tidak dipaksakan. Misalnya seperti do'a Nabi berikut

ini:

‫سيكجوُمد ِاليكمييوُمفيمن ِبمياَليعككهوُمد ِإمنري م‬


‫ك‬ ‫ك ِايلميممن ِيمييوُمم ِاليموُمعيمد ِمواليمجنرمة ِيمييوُمم ِاليكخكلوُمد ِمممع ِاليكممقربمييمن ِال ب‬
‫شيكهوُمد ِالبرركيمع ِال ب‬ ‫اللركهرم ِإمننيِ ِأميسأملك م‬

‫مرمحيبم ِموكدوبد ِموأمني م‬


ِ ‫ت ِتمييفمعكل ِمماَ ِتكمريكد‬

"Ya Allah, sungguh aku memohon keselamatan pada hari yang penuh ancaman,

memohon surga pada hari keabadian, bersama orang-orang yang mendekatkan diri lagi

bersaksi, bersama orang-orang yang ruku' dan sujud, dan orang-orang yang selalu memenuhi

janji. Sesungguhnya Engkau Maha Kasih lagi Maha Penyantun, dan Engkau berbuat sesuatu

yang Engkau kehendaki." Dengan demikian, hendaknya orang yang berdo'a mencukupkan

diri dengan do'a-do'a ma'tsurat atau menghaturkannya dengan ucapan yang penuh rendah diri

dan tenang, tanpa disertai bersajak yang dipaksakan. Ucapan yang menunjukkan rendah diri

merupakan sesuatu yang disenangi oleh Allah 'Azza wa Jalla.85

***

Pendek kata, sudah sepatutnya seorang Muslim memilih bentuk do'anya yang

bersumber dari al-Qur'an, Sunnah Rasul, dan do'a para salafus shaleh ra, sebab dalam hal ini

mereka telah memilih ungkapan yang paling baik, kalimat yang paling fasih, makna yang

paling jelas, dan redaksi yang paling bagus, yang merupakan hasil dari perpaduan kejernihan

akal dan hatinya, dan rajutan dari perasaan dan batinnya. Kalimat-kalimat tersebut

menghimpun makna pengagungan kepada Allah, merasa diri hina dan rendah di hadapan

Allah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, Maha Sendiri, dan tempat bergantungnya segala

harapan.

.Ihya' 'Ulum al-Din karya al-Ghazali, jld. 1, hlm. 314 85


Keinginan sebagian orang yang mengulang-ulang do'a mereka dengan kalimat yang

njelimet dan tidak jelas, entah mereka membuatnya sendiri atau menghafalnya dari orang lain

tanpa memahami makna yang dikandungnya dan tujuannya yang jelas, sungguh ini

merupakan sikap yang keliru dan pemahaman yang tidak sehat. Ia telah menyimpang dari

jalan kebenaran. Oleh sebab itu, seorang Muslim hendaknya menghindarkan diri dari berbuat

seperti itu. Hendaknya ia menetapi do'anya dengan ungkapan-ungkapan ma'tsurat yang

mengalirkan pancaran cahaya ke dalam relung perasaannya lantaran kekuatan sinar yang

dimiliki oleh do'a-do'a ma'tsurat tersebut.

Di antara tatakrama berdo'a yang terakhir adalah sebagai berikut:

Ketujuh, hendaknya orang yang berdo'a memohon sesuatu yang sesuai dengan

ketentuan syari'ah Islam. Tidak diperkenankan baginya berdo'a dengan kejahatan dan

keburukan. Kadang terjadi pada sebagian orang ketika mereka berada dalam kondisi sempit

dan marah, mereka tidak segan-segan berdo'a untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain

dengan sesuatu yang membahayakan diri mereka. Allah SWT berfirman:

‫م‬ ‫ساَكن ِمباَل ر‬


‫شنر ِكدمعآَءمكه ِباَليمخييمر ِمومكاَمن ِايملني م‬
‫ساَكن ِمعكجيوُلب‬ ‫ع ِايملني م‬
‫مويميد ك‬

"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan

adalah manusia bersifat tergesa-gesa."

Imam al-Qurthubi mencoba menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: Ibn Abbas dan

sahabat lain berkata: "Mendo'a untuk kejahatan" maksudnya seseorang berdo'a atas dirinya

dan anaknya ketika ia merasa bosan, dengan suatu permohonan yang tidak senang Allah

mengijabahinya. Misalnya ia berdo'a, "Ya Allah, binasakanlah ia," atau do'a serupa lainnya.

Yang dimaksud "mendo'a untuk kebaikan" seperti berdo'a kepada Tuhannya supaya

dianugerahi keselamatan. Seandainya Allah berkenan mengabulkan do'a kejahatan tersebut,

niscaya ia akan benar-benar binasa, akan tetapi dengan kasih sayangNya, Allah tidak
berkenan mengijabahinya. "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa," yakni watak manusia

adalah terburu-buru, ia ingin permohonan kebaikannya dikabulkan dengan cepat.86

Fakhrur Razi memberikan penjelasan mengenai makna yang dikandung dalam

kalimat "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." Menurutnya, ungkapan tersebut

menunjukkan bahwa dengan kebodohannya manusia ingin apa yang dimohonkannya

terkabulkan pada saat itu juga. Sikap yang demikian dapat dipahami karena watak dasarnya

adalah tergesa-gesa dan mudah tertipu dengan penampilan fisik suatu perkara tanpa berusaha

meneliti lebih cermat terhadap esensi dan rahasia yang dikandungnya.87

Nabi saw melarang kita untuk mendo'a atas diri sendiri dan juga orang lain kecuali

dalam kondisi dizalimi. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Rasulullah saw

bersabda: "Janganlah kalian mendo'a kejelekan atas diri kalian, anak-anak kalian, pembantu-

pembantu kalian, juga atas harta-harta yang kalian miliki, sebab siapa tahu do'a tersebut

bertepatan dengan saat terkabulnya do'a sehingga apa yang kalian mohonkan terwujud

nyata.88

Nabi saw memberikan penjelasan kepada kita bahwa orang yang berdo'a akan selalu

dikucuri pahala dalam setiap keadaannya kecuali jika ia berdo'a dengan sesuatu yang

dimurkai oleh Allah. Diriwayatkan dari 'Ubadah bin Shamit ra, dari Nabi saw, beliau

bersabda: "Tidak seorang Muslim pun di muka bumi ini yang berdo'a kepada Allah kecuali

Allah akan mengabulkannya atau menghindarkannya dari kejahatan, selagi ia tidak berdo'a

untuk kejahatan atau untuk memutus tali kekerabatan. Ada seorang laki-laki bertanya, "Jadi,

kami harus banyak berdo'a ya Rasul?" Beliau menjawab, "Allah itu lebih banyak, artinya

lebih banyak mengabulkan do'a kalian."89

.Hlm. 225 86
.Tafsir Fakhrur Razi, jld. 5, hlm. 375 87
Ditakhrij oleh Abu Dawud. Imam al-Mundziri berkata: Hadis ini ditakhrij oleh Imam Muslim pada 88
.pertengahan hadis yang panjang
.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 89
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Tidak seorang

pun yang berdo'a kepada Allah kecuali Allah akan mengabulkannya, entah akan diberikannya

di dunia, ditabung untuk di akhirat, atau dihapuskannya dosa-dosanya sesuai dengan apa yang

ia mohonkan, selagi ia tidak mendo'a pada kejelekan, pada terputusnya tali kekerabatan, atau

ingin cepat-cepat dikabulkan."90

Di samping itu, orang yang berdo'a kepada Tuhannya dianjurkan untuk memohon

sesuatu yang sesuai dengan keutamaan, kemuliaan, dn rahmatNya. Hendaknya ia tidak

membuat sempit terhadap sesuatu yang dilapangkan oleh Allah SWT atas dirinya, sebab

Allah SWT memiliki perbendaharaan yang tidak akan pernah mengenal bangkrut, memiliki

anugerah yang tak terukur, dan kekuasaan yang tiada terhingga. Nabi saw menunjukkan hal

ini pada umatnya dengan sabdanya berikut ini: Jika salah seorang dari kalian berdo'a, maka

hendaknya ia berbesar harapan, sebab tidak ada sesuatupun yang besar bagi Allah."91

Penjelasan di atas hanya sebagian dari tatakrama berdo'a. sedangkann syarat-syarat

pokoknya adalah sebagai berikut:

Hendaknya orang yang berdo'a mengupayakan dirinya dalam keadaan suci, baik lahir

maupun batin. Termasuk di dalamnya bersih dari dosa dan kesalahan. Di antara faktor-faktor

yang dapat mengantarkan seseorang pada kesucian tersebut adalah:

Pertama, memperbanyak dzikir kepada Allah, banyak beristighfar dan bertaubat

kepadaNya. Sebab dzikir kepada Allah merupakan pangkal pokok amal shaleh. Dengan dzikir

jiwa menjadi bersih, hati menjadi bening, nurani jadi hidup, dan perasaan jadi halus. Allah

SWT berfirman:

‫صلممة ِتمي ينيهىَ ِعمن ِاليمفح م م‬ ‫ك ِمممن ِاليمكمتاَ م‬


‫صنميعكيوُمن‬ ‫م م‬
‫شآَء ِمواليكمينمكمر ِمولمذيككر ِال ِأميكبميكر ِموا ك‬
‫ل ِيمييعلمكم ِمماَتم ي‬ ‫ي‬ ‫م م‬ ‫ب ِموأمقممم ِال ر‬
‫صلممة ِإمرن ِال ر‬ ‫اكتيكل ِممآَأكيومحميِ ِإملميي م‬

.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 90


.Ditakhrij oleh Abu 'Awanah dan Ibn Hibban 91
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan

dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan

mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya

dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."92

Artinya bahwa dzikir kepada Allah itu memiliki dampak yang lebih kuat

dibandingkan shalat, dalam hal mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Yang

demikian karena orang-orang yang berdzikir ketika membuka hatinya kepada Tuhan dan

menggerakkan lidahnya untuk menyebut AsmaNya, maka Allah mengucurkan cahayaNya

yang tidak akan pernah padam, sehingga bertambahlah keimanan dan keyakinan yang

dimiliki orang yang berdzikir tersebut.

Allah SWT selalu memberikan wejangan kepada hamba-hambaNya supaya banyak

berdzikir kepadaNya, sebagaimana tersurat dalam firmanNya:

‫ ِوسبنحوُكه ِبيكربة ِوأم م‬.ِ ‫يآَأميبيمهاَ ِالرمذيين ِءامنكيوُا ِايذككروا ِال ِمذيكرا ِمكميثييرا‬
‫صييلب‬ ‫م م م ي كي م ب ب م م ك ي ك م م‬ ‫م‬

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir

yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang."93

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

َ‫ل ِلمكهيم ِرمغيمفمربة ِموأميجبرا ِمعمظييبما‬ ‫م م‬ ‫والرذاكممريين ِا م‬


‫ل ِمكثييبرا ِموالرذاكمرات ِأمعرد ِا ك‬
‫م م‬ ‫م‬

"Dan Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah

menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."94

.Q.S. al-Ankabut: 45 92
.Q.S. al-Ahzab: 41 dan 42 93
.Q.S. al-Ahzab: 35 94
Sungguh, Nabi saw membawa berita gembira bagi orang-orang yang senang berdzikir

bahwa ia akan dianugerahi hati yang bersih dan kebahagiaan yang jumlahnya beraneka

ragam. Menurut beliau, mereka termasuk golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam

kebaikan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Sungguh

beruntung kaum mufarridun?95" Para sahabat bertanya, "Siapakah mufarridun itu wahai

Rasul?" Beliau menjelaskan, "Kaum laki-laki dan perempuan yang selalu mempabanyak

dzikir kepada Allah."96

Nabi juga menggambarkan bahwa mereka yang senang berdzikir termasuk orang-

orang yang hidup dalam arti yang sebenarnya. Diriwayatkan dari Abi Musa al-asy'ari ra

bahwa Nabi saw bersabda: "Perumpamaan bagi orang yang berdzikir kepada Allah dengan

yang tidak adalah seperti orang hidup dan orang mati."97

Untuk ketiga kalinya Nabi membawa kabar gembira kepada mereka bahwa majlis

mereka adalah taman surga yang setiap penjurunya dikucuri oleh rahat Allah SWT.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Jika kalian melewati

taman surga maka mampirlah di sana." Para sahabat bertanya tak mengerti, "Taman surga

yang mana ya Rasul." Jawab beliau,"Majlis dzikir."98

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah suatu

kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah SWT kecuali malaikat mengelilingi mereka,99

Dinamakan mufarridun (orang-orang yang senang menyendiri) karena mereka lebih mengambil jarak 95
.terhadap manusia untuk memperbanyak dzikir kepada Allah SWT
.Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Turmudzi 96
.Diriwayatkan oleh Imam Bukhari 97
.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi 98
.Artinya malaikat mengelilingi mereka dengan hati penuh kebahagiaan atas apa yang mereka lakukan 99
rahmat Allah dikucurkan kepada mereka,100 ketenangan dialirkan ke dalam hati mereka,101 dan

Allah selalu menyebut-nyebut mereka.102

Nabi saw sendiri senang memperbanyak taubat dan istighfar kepada Allah SWT.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasullullah saw bersabda, "Sungguh aku

beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari semalam."103

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra ia berkata: Rasulullah saw pernah bersabda,

"Barangsiapa yang melazimkan istighfar, maka Allah akan menjadikan kesusahannya

digantikan kebahagiaan, setiap kesempitannya diberi jalan keluar, dan ia akan dianugerahi

rezeki oleh Allah dari arah yang tidak diduga."104

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw pernah bersabda: Sesungguhnya

setiap kali orang mukmin berbuat dosa maka tergoreslah satu noktah hitam di hatinya. Jika ia

segera bertaubat, kembali, dan membaca istighfar maka hilanglah noktah tersebut, namun jika

dosa yang dilakukannya bertambah maka bertambah pula noktah hitam tersebut hingga

menutupi hatinya. Makna inilah yang dikehendaki dalam firman Allah berikut:

‫ل ِبميل ِمرامن ِمعملىَ ِقكيكلوُبممهم ِرماَمكاَكنوُا ِيميكمسكبوُمن‬


‫مك ر‬

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu

menutupi hati mereka.105

Dalam sebuah hadisnya, Nabi saw memberitakan kepada kita bahwa dosa-dosa yang

diperbuat seseorang dapat menodai hatinya. Jika ia segera bertaubat dan membaca istighfar

.Artinya Kebaikan Allah dikucurkan atas mereka 100


.Artinya ketenangan hati 101
Artinya Allah menyebut-nyebut mereka di tengah-tengah komunitas yang lebih tinggi disebabkan tingginya 102
.kedudukan dan derajat yang mereka miliki. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi)
.Diriwayatkan oleh Imam Bukhari 103
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa'i, Ibn Majah, dan Hakim. Imam Hakim berkata: Hadis ini memiliki 104
.sanad yang shahih
Q.S. Al-Muthaffifin: 14 105
maka hatinya akan kembali bersih dan bening, namun jika ia kembali berbuat dosa tanpa

diikuti taubat atau tanpa rasa menyesal, maka dosa tersebut membuat hatinya gelap dan

hitam, dan ia semakin jauh dari rahmat Allah SWT.

Di antara kasih sayang Allah adalah Dia menganugerahkan rahmatNya dengan begitu

mudah kepada hamba-hambaNya, misalnya menjadikan setiap jenis ketaatan sebagai bentuk

dzikir kepadaNya. Semua ibadah termasuk dzikir, membaca shalawat atas Nabi juga dzikir,

membaca al-Qur'an adalah dzikir, membaca tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir juga termasuk

dzikir.

Dengan begitu, setiap orang yang melakukan setiap bentuk ketaatan apapun kepada

Allah berarti ia sedang berdzikir kepada Allah, dan memohon pertolonganNya agar

diteguhkan di atas jalan kebenaran.

Di antara faktor-faktor yang dapat membantu mensucikan hati seseorang adalah

dengan cara banyak bergaul bersama orang-orang yang baik, sebab yang demikian dapat

memberikan dampak yang cukup kuat dalam mengarahkan jiwa dan akal menuju sesuatu

yang bermanfaat bagi masyarakat, agama, dan dunianya.

Al-Qur'an memberikan penjelasan bahwa ketika di dunia kita senang bergaul dengan

orang-orang jahat, maka di akhirat kelak mereka akan berbalik menjadi musuh-musuh kita.

Dan sebaliknya, senang bergaul dengan orang-orang takwa akan selalu diberkahi dan

dilanggengkan persahabatannya oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:

‫ ِمياَمعمباَمد ِلممخيوُ ب‬.ِ ‫ل ِاليكمترمقيمن‬


‫ف ِمعلمييكككم ِايليمييوُمم ِمولَممأنتكيم ِتميحمزكنوُمن‬ ‫ايلممخلِكء ِيمييوُممئمبذ ِبمييع ك‬
‫ضكهيم ِملبمييع ب‬
‫ض ِمعكدرو ِإم ر‬

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang

lain kecuali orang-orang yang bertakwa. "Hai hamba-hambaKu, tiada kekhawatiran

terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.106

Q.S. Az-Zukhruf: 67 & 68 106


Nabi saw selalu menganjurkan untuk bergaul bersama orang-orang shaleh, yaitu

mereka yang senang membantu temannya untuk selalu menunaikan kewajiban, memelihara

hak-haknya, mencegahnya dari perbuatan jelek, dan melarangnya dari segala sesuatu yang

diharamkan. Nabi saw bersabda: Seseorang tergantung teman karibnya, maka perhatikanlah

salah seorang dari kalian dengan siapa ia bergaul."107

Nabi saw bersabda: Perumpamaan bergaul dengan orang shaleh adalah seperti minyak

misik, meskipun minyak misik itu tidak mengenaimu maka bauh harumnya dapat kamu

rasakan. Sedangkan perumpamaan bergaul dengan orang jahat adalah seperti dapur, meskipun

kamu tidak terkena noda hitamnya, tetapi asapnya akan mengenaimu."108

Al-Qur'an mewanti-wanti kepada kita mengenai bahaya bergaul dengan orang-orang

jahat, yakni mereka yang suka membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mau

memparbaikinya. Al-Qur'an justru melarang kita duduk bersama mereka dan mendengarkan

perkataannya. Sebagaimana firmanNya:

ِ ‫ل ِتمييقعكيد ِبمييعمد‬ ‫ث ِغمييمرمه ِموإمرماَ ِيكيينمسيمينر م‬


‫ك ِال ر‬
‫شييمطاَكن ِفم م‬ ‫ضوُا ِمفيِ ِحمدي ب‬
‫م‬ ‫ضوُمن ِمفيِ ِمءامياَتممناَ ِفمأميعمر ي‬
‫ض ِمع ينيكهيم ِمحرتىَ ِيمكخوُ ك‬ ‫ت ِالرمذيمن ِيمكخوُ ك‬
‫موإممذا ِمرأميي م‬

‫ساَبممهم ِنمن ِمشيىَبء ِمولممكين ِمذيكمرىَ ِلممعلركهيم ِيميتريكقوُمن‬ ‫م م‬ ‫رم‬ ‫م ر مم‬ ‫ن‬
‫ ِمومماَمعملىَ ِالذيمن ِيميتريكقوُمن ِمين ِح م‬.ِ ‫الذيكمرىَ ِمممع ِاليمقيوُم ِالظاَلميمن‬

"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka

tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika

syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama

orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). Dan tidak ada

pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka;

akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.109

.Diriwayatkan oleh Abu Dawud 107


.Diriwayatkan oleh Abu Dawud 108
.Q.S. Al-An'am: 68 & 69 109
Dalam ayat lain, Allah SWT melukiskan kondisi orang-orang musyrik ketika mereka

digiring menuju neraka:

‫صمديبق ِمحمميبم‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫ ِموممآَأم م‬.ِ ‫ب ِاليمعاَلممميمن‬


‫ضلرمنآَ ِإم ر‬ ‫سنوُيككم ِبممر ن‬ ‫ل ِمإن ِككرناَ ِلممفيِ ِ م ب م م‬
‫متاَ م‬
‫ ِمولم م‬.ِ ‫ ِفممماَلممناَ ِمن ِمشاَفعيمن‬.ِ ‫ل ِاليكميجمركموُمن‬ ‫ ِإيذ ِنك م‬.ِ ‫ضلمل ِبمبيبن‬

"Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita

mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam. Dan tiadalah yang menyesatkan kami

kecuali orang-orang yang berdosa. Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at

seorangpun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab."110

Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa bergaul dengan orang-orang shaleh

dapat membantu seseorang semakin taat dan takwa kepada Allah SWT, dan sebaliknya sering

bergaul dengan orang-orang jahat dapat menjerumuskannya ke lembah kemaksiatan dan dosa.

Faktor-faktor lain yang dapat mengantarkan seorang Muslim meraih kesucian lahir

dan batinnya, serta do'anya segera mendapat ijabah adalah apabila ia menguatkan tekadnya

untuk tidak mengkonsumsi sesuatu kecuali yang telah mendapatkan legalitas halal dari Allah

SWT, baik berupa makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya. Sungguh, Allah adalah

Dzat Yang Maha Baik, dan Dia tidak akan menerima sesuatu kecuali hal-hal yang baik.

Allah SWT telah memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk selalu

mengkonsumsi makanan yang halal dan baik dan bertekad kuat untuk menghindari perkara-

perkara haram dan kotor. Sebagaimana tersurat tegas dalam firmanNya:

‫شييمطاَمن ِإمنركه ِلمككيم ِمعكدرو ِكممبيبن‬ ‫ل ِتميتربمعوُا ِكخطكوُا م‬


‫ت ِال ر‬ ‫م‬ ‫ل ِطمينبباَ ِمو م ك‬ ‫س ِكككلوُا ِممرماَ ِمفيِ ِايلمير م‬
‫ض ِمحلم ب‬ ‫مياَأمبيهماَ ِالرناَ ك‬

.Q.S. Asy-Syu'ara': 97-101 110


"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan

itu adalah musuh yang nyata bagimu."111

Nabi saw mengabarkan kepada kita bahwa memelihara diri untuk selalu

mengkonsumsi makanan yang halal dapat menjadi penyebab terkabulnya do'a, dan

sebaliknya, sering mendekati perkara-perkara haram dapat menjadi tembok penghalang

terijabahinya do'a.

Imam Hafizh Ibn Mardawaih mentakhrij sebuah hadis dari Ibn Abbas ra, ia berkata:

Pernah suatu kali aku membacakan ayat ini di samping Nabi saw:

َ‫ل ِطمينببا‬ ‫س ِكككلوُا ِممرماَ ِمفيِ ِايلمير م‬


‫ض ِمحلم ب‬ ‫مياَأمبيهماَ ِالرناَ ك‬

Lalu Sa'ad bin Abi Waqqas berdiri dan berkata kepada Nabi, "Ya Rasul, tolong engkau

berdo'a kepada Allah SWT supaya menjadikan aku sebagai hamba yang selalu dikabulkan

doa'nya." Mendengar permintaan Sa'ad, Nabi bersabda, "Wahai Sa'ad, konsumsilah makanan

yang halal, maka do'amu akan dikabulkan. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam

genggamanNya, sungguh seorang laki-laki yang memasukkan makanan haram ke dalam

perutnya, maka ibadahnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Barangsiapa yang

daging tubuhnya tumbuh dari makanan haram dan riba, maka nerakalah yang pantas

ditempatinya."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: Wahai

sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Baik. Dia tidak akan

menerima kecuali sesuatu yang baik. Allah memberikan perintah kepada orang mukmin,

sama seperti yang diperintahkan kepada para rasul. Misal, Allah berfirman kepada para rasul,

"Wahai para rasul, makanlah kalian semua dari sesuatu yang baik-baik dan berbuatlah amal

.Q.S. Al-Baqarah: 168 111


shaleh." Dalam ayat lain Allah berfirman kepada orang mukmin, "Wahai orang-orang yang

beriman, makanlah kalian dari sesuatu yang baik-baik dari apa yang telah Kami

anugerahkan kepada kalian." Setelah itu, Nabi saw menceritakan seorang laki-laki yang

sedang melakukan perjalanan jauh, dengan rambut yang kusut dan tubuh berdebu.112 Ia

menengadahkan tangannya ke langit, "Ya Tuhanku, ya Tuhanku." Padahal sesuatu yang ia

makan, ia minum, dan ia pakai berasal dari sesuatu yang haram. Lalu bagaimana mungkin

do'anya akan dikabulkan?"113

Dari kisah di atas, kita dapat mengetahui bahwa Nabi saw menggarisbawahi,

sesungguhnya memelihara diri atas perkara-perkara halal dalam kondisi apapun dapat

menjadi penyebab terkabulnya do'a seseorang di sisi Allah SWT. Sedangkan memuaskan diri

dengan perkara-perkara haram dapat membekukan hati dan menjadikan do'a terhalang dari

ijabah.

Tradisi ulama salaf, mereka berupaya keras untuk selalu bersentuhan dengan perkara-

perkara halal dalam setiap keadaan mereka. Dapat diambil contoh, Abu Bakar ash-Shiddiq ra.

Ia tidak pernah mengkonsumsi makanan dan minuman, atau memakai pakaian, dan

menyimpan sesuatu kecuali bila ia betul-betul tahu bahwa semua itu diperolehnya dengan

cara yang halal, sehingga Allah selalu memberkahi hidupnya. Di antara kebiasaan Abu Bakar

adalah setiap kali sang pelayan menyuguhkan hidangan di hadapannya, ia selalu bertanya dari

mana hidangan tersebut diperoleh. Pada suatu hari, Abu Bakar merasakan lapar yang amat

sangat. Ia pun langsung menikmati hidangan yang disiapkan oleh pelayannya tanpa terlebih

dahulu bertanya asal hidangan itu. Sang pelayan heran dengan sikap Abu Bakar yang tidak

seperti biasanya. Lalu ia bertanya, "Tuanku, setiap kali hamba menghaturkan hidangan,

biasanya tuan selalu bertanya terlebih dahulu mengenai asal hidangan tersebut diperoleh.

Apakah gerangan yang membuat Tuan tidak bertanya seperti biasanya?"

.Maksudnya adalah lama tidak mandi dan tidak membersihkan diri 112
Artinya, bagaimana do'anya akan dikabulkan? Kalimat Tanya di sini menunjukkan ungkapan jauh dari 113
.ijabah Allah. Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Turmudzi
Mendengar teguran halus sang pelayan, Abu Bakar menghentikan makannya. Dari

wajahnya tersirat rasa takut. Dengan tubuh gemetar, ia berkata, "Rasa lapar yang amat sangat

ini telah membuatku lupa. Dari manakah engkau memperoleh hidangan ini wahai pelayan?"

Sang pelayan menjawab, "Pada masa jahiliyyah dulu, aku pernah meramal seseorang. Lalu

sebagai imbalannya, orang tersebut menghadiahiku makanan ini." Mendengar cerita sang

pelayan, Abu Bakar langsung memasukkan jari-jari tangannya ke dalam mulutnya supaya apa

yang dimakannya dapat dimuntahkan, ia berkata sambil berteriak, "Kamu benar-benar telah

mencelakanku, wahai pelayan." Setelah itu Abu Bakar berdo'a kepada Allah, "Ya Allah,

ampunilah hambamu ini atas makanan yang telah diserap oleh urat-urat tubuhku dan

bercampur dengan darahku." Abu Bakar berdo'a demikian karena ia tidak mampu

mengeluarkan makanan tersebut.

Sang pelayan bertanya heran, "Kenapa Tuan sampai melakukan hal seperti itu hanya

karena beberapa suap makanan tadi?" Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, seandainya

makanan tersebut tidak mau keluar kecuali bersama nyawaku, maka aku pasti akan

mengeluarkannya. Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Setaip daging yang

tumbuh dari makanan haram, maka nerakalah yang pantas untuknya." Karena itulah, aku

benar-benar takut daging yang ada di dalam tubuhku bercampur dengan makanan haram,

sehingga karenanya aku harus masuk neraka."

Beberapa faktor itulah yang dapat membantu mensucikan lahir dan batin seseorang,

dan hal itu pula yang menjadi penyebab terkabulnya do'a yang dipanjatkannya.

Di antara faedah utama yang terkandung dalam do'a adalah sebagai berikut:

Pertama, membuktikan keutamaan Allah atas hamba-hambaNya yang lemah dan

papa. Hanya Allahlah yang kuasa membebaskan mereka, memberi anugerah atas mereka,

menerima taubat mereka, mengabulkan do'a mereka, dan menghapuskan dosa-dosa mereka.

Allah SWT sendiri berfirman:


‫ل ِرماَتممذرككريومن‬ ‫ض ِأممءلمبه ِرمع ِا م‬
‫ل ِقملميي ب‬ ‫سيوُمء ِمويميجمعلكككيم ِكخلممفآَمء ِايلمير م‬ ‫ضطمرر ِإممذا ِمدمعاَكه ِمويميكمش ك‬ ‫م‬
‫م‬ ‫ف ِال ب‬ ‫أمرمين ِيكجيي ك‬
‫ب ِاليكم ي‬

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia

berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu

(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat

sedikitlah kamu mengingati (Nya)."114

Sungguh, tidak ada satu kekuatanpun yang kuasa melimpahkan anugerah sebesar itu

kecuali Dzat yang Maha Pencipta lagi Maha Agung, Dzat yang selalu berkenan membuka

pintu harapan bagi para pendosa sehingga di hati mereka tidak tergores sedikitpun rasa putus

asa. Dia tidak jenuh mendorong hamba-hambaNya yang mengharapkan anugerah dan

karuniaNya untuk selalu mengetuk pintuNya, dan Dia berjanji akan mengabulkan apa yang

mereka minta dan melebur dosa-dosa mereka, jika mereka memohon ijabahNya dan berusaha

istiqamah di jalanNya. Sebagaimana diakuiNya dalam sebuah firmanNya, "Berdo'alah kalian

semua, maka aku akan mengabulkan (do'a) kalian."

Dalam janji pengabulan do'a ini tersirat ajakan untuk bersegera dalam kebaikan. Di

samping itu tercermin pula dimensi tarbiyyah (pendidikan) bagi mereka untuk mengakui

keutamaan Allah yang menyamudera sehingga semakin suburlah rasa syukur di hati mereka,

pengakuan atas nikmat Allah, dan kesungguhan mereka dalam beribadah kepadaNya.

Kedua, do'a dapat membimbing seseorang memiliki rasa malu kepada Allah SWT,

sebab setiap kali ia merasa do'anya diijabahi oleh Allah, ia akan malu untuk mengingkari

nikmatNya dan mendekati larangan-laranganNya.

Q.S. An-Naml: 62 114


Bahkan kondisi seperti ini—bila ia memiliki kualitas iman yang tangguh—dapat

mengantarkan dirinya semakin dekat dengan Allah dan semakin besar rasa syukurnya atas

limpahan nikmat dan agungnya anugerah yang dialirkanNya.

Coba perhatikan ketika Nabi Sulaiman berdo'a kepada Allah SWT:

‫ب‬
‫ت ِاليموُرهاَ ك‬ ‫ب ِلمييِ ِكميلبكاَ ِ ر‬
‫ليميينبممغييِ ِلممحبد ِنمن ِبمييعمدييِ ِإمنر م‬
‫ك ِأمني م‬ ‫رن م م‬
‫ب ِايغفير ِلييِ ِمومه ي‬‫م‬

"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak

dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."

Dan Allah pun mengabulkan do'a Nabi Sulaiman. Terbukti Allah menundukkan untuk

Sulaiman seseorang yang mampu memindahkan kerajaan Bilqis dari Negeri Yaman menuju

Syam dalam jedah waktu kurang dari sekejap mata. Ketika Sulaiman menyaksikan keajaiban

itu, apa yang diucapkannya? Al-Qur'an merekam apa yang diucapkan oleh Sulaiman sebagai

berikut:

‫مهمذا ِممين ِفم ي‬


‫ضمل ِمربنييِ ِلممييبيلكموُنمييِ ِءمأميشكككر ِأميم ِأميككفكر ِموممين ِمشمكمر ِفممإنرمماَ ِيميشكككر ِملنمييفمسمه ِموممين ِمكمفمر ِفممإرن ِمربنييِ ِغمنمريِ ِمكمرييبم‬

"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau

mengingkari (akan nikmatNya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia

bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka

sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."115

Ketiga, dengan do'a, seseorang dapat mengubah pahit dan getirnya hidup menuju

manis dan beningnya munajat. Bahkan dengan do'a itu pula seseorang dapat memutuskan diri

Q.S. An-Naml: 40 115


dari kesenangan dan kemilaunya dunia yang fana meski dalam jangka waktu yang terbatas

menuju dunia malaikat. Di sanalah ia akan menemukan kelezatan ruhiyyah, ketenangan hati,

dan kebahagiaan jiwa. Dengan demikian, perlu adanya persiapan yang matang, energi yang

cukup dan tekad yang mumpuni untuk mentransformasikan diri menuju apa yang diridhai

oleh Allah dan mencegah diri dari kekangan hawa nafsu dan syetan.

Imam al-Ghazali berkata: Di antara faedah berdo'a adalah dapat membantu

menghadirkan hati bersama Allah SWT, dan Dialah sebagai terminal akhir bertumpunya

ibadah para hamba. Karena itu, Nabi saw bersabda: Do'a adalah otak ibadah. Pada umumnya,

hati seorang hamba tidak tergerak untuk berdzikir kepada Allah kecuali karena kondisi

terjepit atau terdesak oleh kebutuhan yang sangat. Memang betul bahwa ketika ditimpa

kesusahan, manusia baru berdo'a dengan penuh ketulusan. Jadi, kebutuhanlah yang

mendesaknya untuk berdo'a. Di samping itu, do'a juga dapat membimbing hati seseorang

untuk menghadap kepada Allah dengan penuh ketundukan dan rendah diri sehingga

tercapailah dzikir yang menjadi tujuan termulia dari ibadah. Oleh sebab itu, ujian dan cobaan

selalu menyertai kehidupan para nabi, para wali, dan kekasih Allah yang lainnya. Sebab,

ujian seperti itulah yang akan menempa hati untuk selalu merendah di hadapan Allah SWT

dan mencegahnya dari lalai kepadaNya.116

Keempat, jika ada orang yang berkata, " Untuk apa sih berdo'a jika semua sudah

berada dalam lingkaran ketentuan dan takdir Allah. Apapun yang ditakdirkan oleh Allah

kepada hambaNya, entah baik ataupun buruk, maka itulah yang akan terjadi. Meski sang

hamba itu berdo'a ataupun tidak, toh sama saja tidak berpengaruh?

Menanggapi pertanyaan seperti ini, imam al-Ghazali memberikan uraian yang cukup

bagus untuk disimak. Ia berkata seperti ini:

Ketahuilah bahwa berdo'a untuk menolak musibah juga termasuk bagian dari qadha'

(ketentuan Allah). Do'a menjadi sebab tertolaknya musibah dan terlimpahnya rahmat, seperti
.Ihya' 'Ulumuddin oleh al-Ghazali, jld. I, hlm. 337 116
halnya perisai yang dapat menolak panah atau air yang menjadi sebab munculnya tumbuhan

dari tanah. Sebagaimana panah dan perisai yang bersifat saling menolak, begitu juga posisi

do'a dan musibah. Mempercayai qadha' (ketentuan Allah) bukan berarti tidak membawa

senjata ke medan perang. Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah kalian selalu bersiap

siaga." Janganlah kamu menyirami tanah kecuali setelah menaburinya dengan benih. Ada

yang berkata seperti ini, "Jika ketentuan Allah mendahuluinya maka benih tersebut akan

tumbuh, tetapi jika tidak maka benih tersebut tidak akan tumbuh. Hubungan antara sebab dan

penyebabnya adalah ketentuan Allah (qadha') yang pertama. Ketentuan tersebut terjadi dalam

sekejap mata atau bahkan lebih cepat dari itu. Sesuatu yang ditakdirkan baik, akan

ditakdirkan juga bersama sebabnya. Demikian pula sesuatu yang ditakdirkan buruk,

ditakdirkan juga sebab yang dapat menolaknya. Jadi, bagi orang yang memiliki pandangan

mata hati yang tajam akan berkesimpulan bahwa tidak ada pertentangan sedikitpun dalam

kejadian tersebut.117

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pertentangan

sedikitpun dalam pertalian antara doa dengan qadha' dan qadar. Doa tiada lain kecuali sebagai

salah satu sebab yang menjadi perantara tercapainya harapan, terwujudnya cita-cita, dan

tertutupnya berbagai kesulitan.

Peran doa tidak ubahnya seperti obat. Orang yang sakit tidak dibenarkan bila serta

merta meninggalkan berobat lantaran tawakkal (pasrah) terhadap takdir Allah atas apa yang

bakal terjadi, sama saja berobat ataupun tidak. Begitu juga tidak dibenarkan seorang Muslim

meninggalkan berdoa, yang justru menjadi otak ibadah, hanya karena berpegang pada takdir

Allah atas apa yang bakal terjadi. Orang yang cerdas adalah mereka yang menjalani sebab

(perantara, usaha) dengan tekad yang kuat dan hati yang ikhlas, setelah itu baru menyerahkan

hasilnya kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa. Bila kita menyimak kisah para nabi,

.Ihya' 'Ulumuddin oleh al-Ghazali, jld. I, hlm. 336 117


betapa akan kita jumpai ketulusan mereka dalam berdoa. Al-Qur'an sendiri merekam macam-

macam doa yang mereka panjatkan. Di antaranya adalah doa nabi Ibrahim sebagai berikut:

‫ب‬ ‫م‬ ‫ ِربريمناَ ِايغمفر ِلميِ ِولموُالممد ر م م م‬.ِ ‫صلممة ِوممن ِذكنريرتميِ ِربريمناَ ِوتميمقبرل ِكدمعآَمء‬ ‫م م‬
‫ساَ ك‬
‫يِ ِموليلكميؤمنييمن ِيمييوُمم ِيميكقيوُكم ِاليح م‬ ‫ي ي مم‬ ‫م‬ ‫ي م م ي‬ ‫ب ِايجمعيلنييِ ِكمقييمم ِال ر م ي‬
‫مر ن‬

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan

shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua

ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."118

Nabi Musa as juga pernah berdoa kepada Allah dengan penuh rendah diri:

ِ‫ ِيمييفمقكهيوُا ِقمييوُلميي‬.ِ ِ‫ساَنميي‬ ‫ن‬ ‫ ِوي ن م‬.ِ ِ‫ب ِايشرح ِلميِ ِصيدمري‬
‫ ِموايحلكيل ِعكيقمدبة ِنمين ِل م‬.ِ ِ‫سير ِلييِ ِأميممريي‬‫مر ن م ي ي م ي م م‬

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku,

dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku."119

Hamba-hamba Allah yang shaleh juga gemar menghaturkan doa kepada Allah dengan

penuh rendah diri. Mereka berdoa sebagai berikut:

‫صبرا ِمكمماَ ِمحمميلتمكه ِمعملىَ ِالرمذيمن ِممن ِقمييبلممناَ ِمربريمناَ ِمو م‬


ِ َ‫ل ِتكمحنميلمناَ ِمماَلممطاَقممة ِلممنا‬ ‫ل ِتكيمؤامخيذمنآَمإن ِنرمسيمنآَ ِأميو ِأميخطمأيمناَ ِمربريمناَ ِمو م‬
‫ل ِتميحمميل ِمع ميلييمنآَإم ي‬ ‫مربريمناَ ِ م‬

‫صيرمناَ ِمعملىَ ِاليمقيوُمم ِاليمكاَفممريمن‬ ‫ف ِمعرناَ ِموايغمفير ِلممناَ ِموايرمحيممنآَ ِمأن م‬


‫ت ِمميوُلممناَ ِمفاَن ك‬ ‫بممه ِموايع ك‬

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa

atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri

.Q.S. Al-Ibrahim: 40-41 118


.Q.S. Thaha: 25-28 119
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."120

Sudah selayaknyalah kita meniru jejak para kekasih Allah tersebut. Mari kita

memperbanyak doa dengan penuh kesungguhan dan hati yang ikhlas, supaya kita senantiasa

memperoleh keberuntungan dan ridha Allah seperti yang mereka dapatkan. Allah akan

memberikan petunjuk kepada hamba yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus.

BAB II

CONTOH-CONTOH DO'A

Akan lebih bermanfaat bila dalam pembahasan ini kami mengemukakan beberapa

contoh doa yang lebih dekat mendapatkan ijabah. Dalam pembahasan sebelumnya kita telah

membahas mengenai pengertian doa, keutamaannya, tatakrama menghaturkannya, syarat-

syarat, beserta faedah-faedahnya.

Tujuan kami membahas persoalan ini adalah untuk mengambil pelajaran dan ibrah

serta bermaksud meneladani para hamba Allah di mana doa-doa yang mereka panjatkan

mendapatkan ijabah dari Allah, dan Allah tidak pernah mengecewakan harapan mereka,

sebab mereka berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian

mereka.

Hal yang kami yakini bahwa ketika seseorang menghaturkan doanya kepada Allah, di

mana ia takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

maka doa yang dihaturkannya sangat layak untuk dikabulkan dan dianugerahi pahala dan
.Q.S. Al-Baqarah: 286 120
rahmat. Allah sendiri menjanjikan kepada kita luasnya karunia dan ijabahnya doa, asal kita

memohon kepadaNya dan berpegang teguh atas perintahNya.

Allah SWT berfirman:

‫ب ِمديعموُمة ِالردامع ِإممذا ِمدمعاَمن ِفمييليميستممجييبكييوُا ِلمييِ ِمويليكييؤممنكييوُا ِبمييِ ِلممعلركهيم ِيمييركشكديومن‬ ‫ك ِمعباَمديِ ِمعنيِ ِفممإ نيِ ِقممريي م‬
‫موإممذا ِمسأملم م م ي ي ي ب‬
‫ب ِأكجيي ك‬

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila

ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan

hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".121

Diriwayatkan dari Anas ra, dari Nabi saw yang diterima dari Allah SWT. Allah

berfirman:

"Ada empat perkara, satu perkara di antaranya adalah untukKu, satu perkara untukmu,

satu perkara antara Aku dan kamu, dan satu perkara lagi antara kamu dan hamba-hambaKu.

Satu perkara untukku adalah janganlah sekali-kali kamu menyekutukanKu dengan sesuatu

apapun. Satu perkara untukmu adalah sekecil apapun kebaikan yang kamu perbuat, maka Aku

akan membalasnya. Satu perkara antara Aku dan kamu adalah, kamu berdoa dan Aku yang

mengijabahi. Sedangkan satu perkara antara kamu dan hamba-hambaKu adalah ridhalah

kamu kepada mereka sebagaimana kamu meridhai dirimu sendiri."122

Di antara atsar sahabat, diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, ia berkata, "Aku tidak

terlalu mementingkan ijabah, yang aku pentingkan adalah do'a. sebab, bila aku terdorong

untuk berdo'a maka ijabah pasti menyertainya."

Seolah Umar ra ingin berkata seperti ini: Sesungguhnya ijabahnya do'a bukan

merupakan sesuatu yang menjadi perhatian utamaku, karena Allah SWT telah menjanjikan

semua itu dan janji Allah tidak akan pernah bergeser sedikitpun. Justru yang menjadi
.Q.S. Al-Baqarah: 186 121
.Ditakhrij oleh Abu Ya'la 122
perhatian utamaku adalah do'a. Supaya do'a yang kupanjatkan diterima, tentu dibutuhkan

kebersihan hati, kebeningan jiwa, berjalan pada koridor aturan Allah, dan mengekang nafsu

dan ajakan syetan. Persoalan-persoalan ini tidak mudah dicapai kecuali oleh orang yang

mendapat ridha dari Allah dan mereka juga ridha terhadap (ketentuan) Allah.

Tidak diragukan lagi, bila seorang Muslim mengikhlaskan ibadahnya hanya kepada

Allah semata dan banyak bertaqarrub kepadaNya dengan beragam amal shaleh, maka Allah

akan mengangkatnya sejajar dengan para muqarrabin (hamba-hamba Allah yang selalu

didekatkan kepadaNya), di mana do'a-do'a mereka senantiasa mendapatkan ijabah di sisiNya.

Kebanyakan hamba-hamba Allah yang shaleh, disebabkan kesungguhan mereka

dalam beribadah kepada Allah dan melakukannya dengan sangat baik, selalu optimis bahwa

do'a mereka akan mendapatkan ijabah dari sisiNya. Dan disebabkan kuatnya rasa ikhlas dan

keyakinan mereka, maka seandainya mereka bersumpah atas nama Allah niscaya Allah akan

membenarkannya.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Imam Bukhari, "Aku berdo'a kepada Tuhanku dua

kali, maka Dia pun mengabulkannya. Dan setelah itu aku tidak ingin lagi berdo'a karena

khawatir akan mengurangi kebaikanku."

Karena Imam Bukhari tahu akan nilai keberhargaan dari kondisi di atas dan

kedekatannya kepada Allah, maka ia mengharap kepada setiap Muslim sebagai berikut,

"Tidak layak bagi setiap Muslim yang berada dalam suatu kondisi, kemudian ia berdo'a

kepada Allah dan doanya tidak dikabulkan."123

Artinya, setiap Muslim wajib berpegang teguh kepada perintah Allah daan selalu

berdoa kepadaNya, baik di kala lapang maupun sempit, di kala senang maupun gundah,

sehingga Allah berkenan mengulurkan pertolongan dan ridhaNya, dan doanya pun selalu

mendapat ijabahNya.

.Keterangan dikutip oleh Imam Bukhari dari ustadz Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid 123
Sebagaimana yang telah kami jelaskan pada pembahasan sebelumnya mengenai

tatakrama berdoa dan syarat-syaratnya bahwa di antara faktor yang dapat mengantarkan pada

terkabulnya doa adalah hendaknya orang yang berdoa mencari waktu-waktu dan kondisi-

kondisi yang utama. Di samping itu, hendaknya ia selalu bertekad untuk selalu berada dalam

perkara-perkara yang dihalalkan oleh Allah, baik dalam makanan, minuman, pakaian, dan

lain sebagainya.

Nabi saw memberitakan kepada kita bahwa di antara do'a yang selalu mendapat ijabah

dari Allah adalah: doa orang tua kepada anaknya, doa orang yang berpuasa sampai waktu

berbuka, doa orang yang naik haji sampai kembali, doa orang yang bepergian sampai tiba di

rumah, doa orang yang dizalimi, doa pemimpin yang adil, dan doa seorang saudara kepada

saudara lain yang berada di tempat yang jauh.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Ada tiga doa

yang tidak diragukan lagi124 akan mendapatkan ijabah dari Allah: doa orang teraniaya, doa

orang musafir, dan doa orang tua."125

Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dengan sanad yang hasan bahwa Nabi saw

bersabda: Ada tiga doa yang tidak akan tertolak; doa orang yang berpuasa hingga berbuka,

doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Semua doa-doa itu akan diangkat

oleh Allah ke atas awan dan dibukakan untuknya pintu langit. Lalu Allah berfirman, "Demi

kemuliaanKu, sungguh Aku akan menolongmu sesaat lagi."

Diriwayatkan dari Abu Darda' ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Doa seorang

saudara kepada saudara lain yang berada di tempat yang jauh126 akan mendapatkan ijabah.

Setiap kali ia berdoa kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang ditugasi

.Artinya tidak diragukan lagi ijabahNya 124


.Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Turmudzi 125
.Tempat yang jauh artinya orang yang didoakan tidak berada di tempat itu 126
mendampinginya mengamini doanya, "Ya Allah kabulkanlah doanya. Dan hendaklah kamu

juga melakukan seperti itu.127

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, ia berkata: Pernah suatu kali aku meminta

izin kepada Rasulullah saw untuk melakukan umrah. Beliau pun memberi izin sembari

berkata, "Janganlah kamu melupakan kami wahai saudaraku dalam doamu."Tidak ada yang

mampu membahagiakanku seisi dunia ini kecuali kalimat itu."128

Al-Qur'an telah membeberkan kepada kita beragam contoh doa yang banyak oleh para

kekasih Allah, di mana mereka menghaturkan doa kepada Allah dengan penuh rendah diri,

sehingga Allah berkenan mengabulkannya, sebab mereka betul-betul ikhlas, baik dalam

ucapan maupun tindakan. Di balik doa yang mereka haturkan terkandung niat untuk

menolong agama Allah, atau untuk menolak kezaliman, atau menarik kebaikan, atau

menyingkap kesulitan, atau memohon keturunan yang shaleh, atau tujuan-tujuan mulia

lainnya. Oleh karena itu, wahai engkau para pembaca al-Qur'an, hendaknya kamu berupaya

merenungkan dan memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah ini. Di antaranya

adalah:

Pertama, nabi Musa as. Al-Qur'an memberikan kesaksian kepada kita bagaimana

Allah SWT mengabukan doa nabi Musa di berbagai kesempatan. D antaranya adalah sebagai

berikut:

Pertama, Allah mengijabahi doa nabi Musa ketika ia memohon agar hatinya disinari

dengan nur (cahaya), dimudahkan segala urusannya, dihilangkan segala gangguan yang

menghambat jalannya, dilepas segala ikatan yang membuat lisannya gugup sehingga ia dapat

menyampaikan dakwahnya dengan mudah dan kaumnya pun dapat memahaminya dengan

mudah pula, dan agar dijadikan seorang keluarganya sebagai teman perjuangannya, yakni

Melakukan seperti itu artinya hendaknya kamu melakukan seperti apa yang aku lakukan (membaca amin). 127
.Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim
.Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi 128
Harun, sehingga ia membantu meringankan tanggungan risalah dakwahnya yang amat berat

itu.

Al-Qur'an merekam do'a yang dipanjatkan oleh nabi Musa as kepada Allah SWT

sebagai berikut:

‫ ِمهاَكريومن‬.ِ ِ‫ ِموايجمعل ِلنييِ ِمومزيييبرا ِنمين ِأميهلميي‬.ِ ِ‫ ِيمييفمقكهيوُا ِقمييوُلميي‬.ِ ِ‫ساَنميي‬ ‫ن‬ ‫ ِوي ن م‬.ِ ِ‫ب ِايشرح ِلميِ ِصيدمري‬
‫ ِموايحلكيل ِعكيقمدبة ِنمين ِل م‬.ِ ِ‫سير ِلييِ ِأميممريي‬‫مقاَمل ِمر ن م ي ي م ي م م‬

‫م‬ ‫مم‬ ‫م‬


‫ت ِبممناَ ِبم م ي‬
‫صييبرا‬ ‫ ِإمنر م‬.ِ ‫ ِمونميذككمرمك ِمكمثييبرا‬.ِ ‫ك ِمكميثييبرا‬
‫ك ِككين م‬ ‫ ِمكييِ ِنك م‬.ِ ِ‫ ِموأميشمريككه ِفييِ ِأميممريي‬.ِ ِ‫ ِاكيشكديد ِبه ِأميزمريي‬.ِ ِ‫أمخيي‬
‫سبنمح م‬

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah

untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti

perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun,

saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam

urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau.

Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami."129

Inilah doa nabi Musa yang terekam dalam al-Qur'an. Dari doa tersebut kita dapat

mengetahui bagaimana ia memohon kepada Allah agar dianugerahi washilah (perantara,

sarana) yang dapat membantu kelancaran risalahnya dan menunaikan amanah Allah. Bila kita

cermati apa yang tersembunyi di balik doa nabi Musa as adalah tujuan yang betul-betul mulia

dan luhur.

Permohonan nabi Musa agar dianugerahi teman dalam perjuangannya, yakni Harun

dari keluarganya sendiri, tidak bertujuan untuk melecehkan martabat manusia atau membuat

keonaran di muka bumi, bahkan sebaliknya supaya semakin teguh dalam mensucikan Allah

.Q.S. Thaha: 25-35 129


dan mengingatNya, serta semakin tekun bersyukur kepadaNya atas segala nikmat yang telah

dianugerahkanNya.

Al-Qur'an juga menceritakan bagaimana Allah mengabulkan doa nabi Musa, seperti

yang tersurat jelas dalam firmanNya: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai

Musa."130 Artinya Allah SWT berfirman, "Wahai Musa, telah Kuberikan apa yang kamu

minta, telah Kukaruniakan apa yang kamu cari, Kujadikan dadamu lapang, Kubuat segala

urusanmu mudah, Kulepas semua ikatan yang membuat lidahmu kelu, dan Kujadikan

saudaramu, yang bernama Harun, sebagai teman seperjuanganmu. Aku limpahkan rahmatKu

kepada siapa yang Kukehendaki dan Aku tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang

yang berbuat baik.

Kedua, Allah mengijabahi doa nabi Musa atas Fir'aun. Ia menemui Fir'aun untuk

mengajaknya menyembah kepada Allah semata dan menghentikan kezaliman dan

kejahatannya selama ini. Dengan berbagai daya dan upaya, nabi Musa tidak putus semangat

mengajak Fir'aun beserta kaumnya menuju jalan kebenaran, akan tetapi hati mereka benar-

benar buta dan tuli terhadap kebenaran. Mereka malah menuduh dakwah nabi Musa sebagai

bentuk keonaran, bahkan mereka mengancam nabi Musa dan siapapun yang ada di jalannya

dengan siksaan dan kematian. Coba simak kesaksian al-Qur'an berikut:

‫م‬
‫ك ِمقاَمل ِمسنكيمقتنكل ِمأبييمنآَءمكهيم ِمونميستميحيميِ ِن م‬
ِ ‫سآَءمكهيم‬ ‫ل ِممين ِقمييوُمم ِفميرمعيوُمن ِأمتممذكركميوُمسىَ ِموقمييوُممكه ِملبكييفمسكديوا ِمفيِ ِايلمير م‬
‫ض ِمويممذمرمك ِمومءالممهتم م‬ ‫مومقاَمل ِاليمم ك‬

‫موإمرناَ ِفمييوُقميكهيم ِمقاَمهكريومن‬

"Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): "Apakah kamu

membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan

meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak

.Q.S. Thaha: 36 130


lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka; dan sesungguhnya kita

berkuasa penuh di atas mereka."131

Yakni, para pembesar Fir'aun mengajukan protes kepada Fir'aun: "Apakah tuan rela

membiarkan Musa dan kaumnya membuat kerusakan di negeri ini. Mereka dengan seenaknya

mengajak para penduduk untuk menyembah kepada Tuhannya Yang Esa dan meninggalkan

menyembah tuan dan tuhan yang disembah oleh tuan?" Mendengar protes itu, Fir'aun berkata

kepada mereka dengan penuh angkuh dan congkak, "Kita akan bunuh anak-anak lelaki

mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka. Bukankah kita berkuasa

penuh di atas mereka." Coba renungkan bagaimana bisa para pendosa itu menuduh dakwah

nabi Musa sebagai bentuk keonaran, sementara kejahatan mereka dianggapnya sebagai

kebaikan. Di tempat lain, al-Qur'an mengisahkan sebagai berikut:

‫ساَمد‬ ‫ف ِمأن ِيكيبمندمل ِمدييينمككيم ِأميو ِمأن ِيكظيمهمر ِمفيِ ِايلمير م‬


‫ض ِاليمف م‬ ‫مومقاَمل ِفميرمعيوُكن ِمذكريومنيِ ِأمقييتكيل ِكميوُمسىَ ِمولييميد ك‬
‫ع ِمربركه ِإمنييِ ِأممخاَ ك‬

"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh

Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia

akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi."132

Dari bunyi ayat di atas tergambar di hadapan kita bagaimana Fir'aun mengancam

Musa untuk dibunuh. Ini merupakan sikap yang betul-betul keterlaluan. Seolah ia tidak peduli

dengan Tuhan Musa. Di depan kaumnya ia berlagak sok dan bermuka licik bahwa tiada lain

yang ia inginkan kecuali khawatir bila nantinya Musa akan menukar agama mereka atau

menimbulkan kerusakan di muka bumi.

.Q.S. Al-A'raf: 127 131


.Q.S. Al-Mu'min: 26 132
Pada saat itulah, nabi Musa memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan penuh

rendah diri dan hati yang khusyu' supaya diturunkan siksa kepada Fir'aun beserta pasukannya

karena mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, dan tidaklah ada gunanya

bagi mereka tanda kekuasaan Allah dan bentuk peringatan lainnya.

Dikisahkan dalam al-Qur'an bahwa Allah SWT mengijabahi doa nabi Musa,

sebagaimana yang terpapar dalam surat Yunus:

ِ ‫س ِمعملىَ ِأميمموُالممهيم‬ ‫م‬ ‫ضلبيوُا ِمعين ِمسبمييلم م‬


‫ك ِمربريمناَ ِاطيم ي‬
‫ل ِمفيِ ِاليحياَمة ِالبدنييياَ ِربريمناَ ِلمي م‬
‫م م ك‬ ‫مم‬ ‫ت ِفميرمعيوُمن ِمومملمكه ِمزييينمبة ِموأميمموُا ب‬ ‫مومقاَمل ِكميوُمسىَ ِمربريمنآَ ِإمنر م‬
‫ك ِمءاتمييي م‬

‫ ِمقاَمل ِقميد ِأكمجييبم ي‬.ِ ‫ب ِايلملمييمم‬


ِ ‫ت ِرديعموُتكككمماَ ِمفاَيستممقييمماَ ِمولمتميتربممعاَنن ِمسبمييمل ِالرمذييمن‬ ‫وايشكديد ِعملىَ ِقكيكلوُبممهم ِفم م م‬
‫ليكييؤمنكييوُا ِمحرتىَ ِيميمركوا ِاليمعمذا م‬ ‫ي ي‬ ‫م‬ ‫ي‬

‫ليمييعلمكميوُمن‬
‫م‬

Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun

dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya

Tuhan Kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami,

binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak

beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." AlIah berfirman: "Sesungguhnya telah

diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang

lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak

mengetahui."133

Yakni, nabi Musa mengadu kepada Allah sambil berdo'a, "Ya Tuhan kami,

sesungguhnya Engkau telah menganugerahi Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya

kemewahan dunia berupa perhiasan, pakaian mewah dan harta kekayaan lainnya. Dengan

kemewahan itu, mereka bisa hidup bersenang-senang supaya Engkau dapat menarik mereka

secara berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Ya

.Q.S. Yunus: 88-89 133


Tuhan kami, kami memohon kepada Engkau binasakanlah harta benda mereka, karena

mereka telah menggunakannya di jalan kejahatan dan kemungkaran. Kami juga memohon

kepada Engkau ya Tuhan kami, kunci matilah hati mereka, sebab mereka tidak akan beriman

hingga melihat siksaan yang pedih. Dan pada saat itu, iman mereka tidak lagi berguna untuk

menyelamatkan mereka…

Mendengar permohonan nabi Musa, Allah SWT menurunkan kabar gembira bahwa

doanya akan dikabulkan, sebagaimana firmanNya: "Sesungguhnya telah diperkenankan

permohonan kamu berdua." Yakni doa nabi Musa dan Harun, maka tetaplah kalian berada di

jalan dakwah dan janganlah sekali-kali mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.

Allah SWT berfirman dalam surat ad-Dukhan:

‫ ِوأمين ِلمتمييعلكوُا ِمعملىَ ِا م‬.ِ ‫ل ِإمنيِ ِلمككم ِرسوُبل ِأممميين‬


ِ ِ‫ل ِإمنيي‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ب م‬ ‫ ِأمين ِأمبديوا ِإملمرىَ ِعمباَمد ِا ي ي م ك ي‬.ِ ‫مولممقيد ِفميتميرناَ ِقم ييبيلمكهيم ِقمييوُمم ِفيرمعيوُمن ِمومجآَءمكهيم ِمركسيوُبل ِمكمرييبم‬

ِ ‫ ِفممدمعاَ ِمربركه ِأمرن ِمهاَكؤلَمء ِقمييوُبم‬.ِ ‫ ِموإمين ِلريم ِتكييؤممنكييوُا ِلمييِ ِمفاَيعتممزلكيوُمن‬.ِ ‫ت ِبممربنييِ ِمومربنككيم ِأمين ِتمييركجكميوُمن‬
‫ ِموإمننيِ ِعكيذ ك‬.ِ ‫سيلمطاَبن ِبمبمييبن‬ ‫م م‬
‫مءاتييككيم ِب ك‬

‫ ِمكم ِتميرككوُا ِممن ِجرناَ ب‬.ِ ‫ ِواتييرمك ِاليبيحر ِريهوُا ِإمنريكهم ِجينبد ِبمغيرقكيوُمن‬.ِ ‫ل ِإمنرككم ِبمرتبيعوُمن‬
ِ ‫ ِموكزكريوبع‬.ِ ‫ت ِموكعيكييوُبن‬ ‫م م‬
‫ي مي ي م‬ ‫م ي‬ ‫ ِفمأميسمر ِبمعمباَدييِ ِلميي ب ي م ك ي م ك م م م ب ي ك‬.ِ ‫بميجمركميوُمن‬

‫ ِمكمذلم م‬.ِ ‫ ِمونمييعممبة ِمكاَنكييوُا ِ م يفييمهاَ ِمفاَكممهييمن‬.ِ ‫مومممقاَبم ِمكمري بيم‬


‫ك ِموأميومرثييمناَمهاَ ِقمييوُبماَ ِمءامخمرييمن‬

Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada

mereka seorang rasul yang mulia, (dengan berkata): "Serahkanlah kepadaku hamba-hamba

Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang

dipercaya kepadamu, dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah.

Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata. Dan sesungguhnya

aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku, dan jika kamu

tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)." Kemudian Musa

berdoa kepada Tuhannya: "Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa

(segerakanlah azab kepada mereka)." (Allah berfirman): "Maka berjalanlah kamu dengan
membawa hamba-hambaKu pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar, dan

biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan

ditenggelamkan." Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan

kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang

mereka menikmatinya. Demikianlah dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang

lain."134

Artinya, sebelum kaummu, Muhammad, Kami pernah memberikan ujian kepada

kaum Fir'aun ketika datang kepada mereka seorang rasul yang mulia, yaitu Musa (dengan

berkata): "Serahkanlah kepadaku penduduk Bani Israil dan janganlah kamu menyombongkan

diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku telah diutus olehNya dengan membawa bukti yang

nyata. Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dari

kezaliman dan kejahatanmu. Dan jika kamu tidak mau beriman kepadaku maka biarkanlah

aku (memimpin Bani Israil)." Akan tetapi Fir'aun beserta kaumnya menyambut permintaan

nabi Musa yang halus itu dengan ketololan dan kesombongan. Kemudian Musa pun berdoa

kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa, maka

segerakanlah azab kepada mereka karena mereka hendak memerangi nabiMu dan

mendustakan ajakanMu." Maka Allah pun mengijabahi doa Musa. Allah memerintahkan

Musa untuk berjalan membawa kaumnya pada malam hari, dan pada saat itu Allah akan

mengazab mereka. Musa juga diperintahkan agar membiarkan lautan itu tetap terbelah setelah

tongkatnya dipukulkan, supaya Fir'aun beserta pasukannya melewati jalan itu dan setelah itu

mereka akan ditenggelamkan.

Allah benar-benar mengabulkan doa Musa as atas Fir'aun beserta pasukannya.

Alangkah banyak taman dan mata air indah yang mereka tinggalkan. Akan tetapi karena

.Q.S. Ad-Dukhan: 17-28 134


kezaliman dan kekejaman mereka, tak seorang pun merasakan sedih atas kepergian mereka

dan tak seorang pula yang menaruh belas kasihan ketika siksa Allah menimpa mereka.

Allah juga telah mengabulkan doa Musa as atas kaum Bani Israil, di mana mereka

diperintahkan oleh Musa untuk memasuki tanah suci yang telah ditunjukkan oleh Allah untuk

memasukinya, namun mereka tidak mengindahkannya dan malah lebih senang hidup

diperbudak oleh hawa nafsu. Mereka berkata kepada Musa, "Hai Musa, sesungguhnya dalam

negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa dan berbadan tinggi, sungguh kami sekali-kali

tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar

daripadanya, pasti kami akan memasukinya."135

Setelah Musa merasa tidak mampu lagi membimbing mereka, karena penyakit yang

melekat di hati mereka jauh lebih kuat dibanding obat yang tersedia, akhirnya Musa

mengangkat tangannya mengadu kepada Allah dengan penuh rendah diri,

‫ل ِنمييفمسيىَ ِموأممخييِ ِمفاَفييكريق ِبم يييينميمناَ ِموبميييمن ِاليمقيوُمم ِاليمفاَمسمقييمن‬ ‫ل ِأميملم ك‬


‫ك ِإم ر‬ ‫ب ِإمنييِ ِ م‬
‫مر ن‬

"Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu

pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu."136

Artinya Musa bermunajat kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, aku tidak mampu lagi

membawa seorang pun untuk taat kepadaMu kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Aku

merasa tidak kuat lagi membimbing yang lainnya untuk mematuhi perintahMu, baik dalam

keadaan sulit maupun lapang, dalam keadaan senang maupun susah. Karena itu, pisahkanlah

antara kami dengan orang-orang fasik itu dengan siksaMu dan janganlah Engkau timpakan

siksa itu kepada kami sedikitpun."

Allah pun mengijabahi doa Musa as, sehingga ditimpakanlah kepada mereka siksa

yang amat pedih. Negeri itu pun diharamkan oleh Allah atas mereka selama empat puluh

tahun. (Selama itu) Allah jadikan mereka berputar-putar kebingungan di muka bumi tanpa
.Q.S. Al-Maidah: 22 135
.Q.S. Al-Ma'idah: 25 136
mengetahui ujung pangkalnya. Sebab jiwa mereka telah rusak dan pikiran mereka mandul,

sehingga mereka lebih senang mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik.

Dari pemaparan singkat mengenai kisah nabi Musa di atas, kita dapat mengetahui

bahwa Allah selalu mengabulkan doa nabi Musa dalam banyak kesempatan. Kenapa

demikian? Karena di dalam doanya Nabi Musa tidak memohon kesenangan duniawi atau

kepuasan hawa nafsu, melainkan memohon sesuatu yang dapat membantunya dalam

menyampaikan risalah Allah, memberi pelajaran bagi orang-orang fasik, dan menghancurkan

orang-orang yang ingkar, di mana peringatan tidak lagi mempan bagi mereka dan larangan

tidak membuat hati mereka takut. Bahkan tanda kebesaran Allah dan argumen yang nyata

serasa tumpul untuk menembus hati mereka.

Kedua, Nabi Nuh as. Dalam banyak ayatnya, al-Qur'an memberikan gambaran yang

jelas kepada kita mengenai kisah Nabi Nuh as beserta kaumnya. Kisah tersebut dinarasikan

dengan gaya bahasa yang berbeda di dalam surat al-A'raf, Yunus, Hud, al-Anbiya', al-

Mukminun, asy-Syu'ara', Nuh, dan surat yang lainnya.

Di antara pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Nabi Nuh dalam al-Qur'an adalah

bahwa Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya kurang lebih 950 tahun. Selama itu pula Nabi

Nuh tanpa mengenal lelah mengajak kaumnya untuk mengesakan Allah, dengan ungkapan

yang sangat bijak, isyarat yang sopan, dan penjelasan yang lugas. Bagaimana ajakan Nabi

Nuh terhadap kaumnya? Al-Qur'an mengisahkan sebagai berikut:

‫ب ِيمييوُبم ِمعمظيبم‬ ‫غييكركه ِإمننيِ ِأممخاَ ك‬


‫ف ِمعلمييككيم ِمعمذا م‬
‫ب‬
‫ل ِمماَلمككم ِنمين ِإملمه ِ مي‬
‫م‬
‫مياَقمييوُم ِايعبككدوا ِا م‬

"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya."

Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari

yang besar (kiamat)."137

Pada kesempatan kedua kalinya, Nabi Nuh berkata:

.Q.S. Al-A'raf: 59 137


‫ب‬ ‫م‬
‫ل ِتميتريكقوُمن‬ ‫ل ِمماَلمككم ِنمين ِإملمه ِ مي‬
‫غييكركه ِأمفم م‬ ‫مياَقمييوُم ِايعبككدوا ِا م‬

"Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan

bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?"138

Pada kesempatan yang ketiga kalinya, ia menyeru lagi:

ِ .ِ ‫ب ِاليمعاَلمممييمن‬ ‫يِ ِإم ر‬ ‫مم‬ ‫ ِمفاَتريكقوُا ِال ِوأم م ي م‬.ِ ‫ ِإمنيِ ِلمككم ِرسوُبل ِأممميين‬.ِ ‫أملمتميتريكقوُمن‬....
‫ل ِمعملىَ ِمر ن‬ ‫ ِموممآَأميسئميلكككيم ِمعلمييه ِمين ِأميجبر ِإمين ِأميجمر م‬.ِ ‫طييعكيوُن‬ ‫ي مم‬ ‫ب‬ ‫ي ي م كي‬ ‫ي‬

‫مفاَتريكقوُا ِا م‬
‫طييعكيوُمن‬
‫ل ِموأم ي‬
‫ي م‬

"Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul

kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah

kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku

tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah

kepadaku."139

Kesempatan berikutnya, Nabi Nuh mengajak mereka kembali:

‫م‬
‫ ِييغيمفر ِلمككم ِنمن ِذكنكيوُبمككم ِوييمؤنخرككم ِإمملىَ ِأمجبل ِبمسيمىَ ِإمرن ِأمجل ِا م‬.ِ ‫طييعوُمن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ل‬ ‫مم‬ ‫م م‬ ‫ي ي مك ي ي‬ ‫ ِأمن ِايعبككدويا ِا م‬.ِ ‫مياَقمييوُم ِإمنييِ ِلمككيم ِنمذيييبر ِبمبمييبن‬
‫ل ِمواتريكقيوُكه ِموأم ي ك ي م ي ي‬

‫إممذآَ ِمجآَمء ِ م‬
‫ليكيمؤرخكر ِلميوُ ِككينتكيم ِتمييعلمكميوُمن‬

"Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan

kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepadaNya dan taatlah

kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu

sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang

tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui."140

.Q.S. Al-Mu'minun: 23 138


.Q.S. Asy-Syu'ara': 106-110 139
.Q.S. Nuh: 2-4 140
Dengan ungkapan yang bijak itulah nabi Nuh menyeru kaumnya dalam rentang waktu

yang cukup lama. Sebuah seruan yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan mereka

baik di dunia maupun di akhirat. Namun bagaimana sikap mereka terhadap ajakan nabi Nuh?

Mereka malah lebih memilih sikap ingkar, menentang, angkuh dan tidak mau

menerima nesehat. Akal mereka sudah tertutup untuk menerima logika yang sehat dan bukti

yang jelas.

Ironisnya, mereka kadang menuduh nabi Nuh sebagai nabi sesat, kadang menuduhnya

gila pangkat dan kekuasaan dan kadang pula menuduhnya sebagai orang gila. Coba

renungkan wahai saudaraku betapa bodohnya tindakan mereka. Tuduhan-tuduhan mereka

direkam dalam al-Qur'an sebagai berikut:

‫ل ِممين ِقمييوُمممه ِإمرناَ ِملنميمرامك ِفمييِ ِ م‬


‫ضلمبل ِبمبمييبن‬ ‫مقاَمل ِاليمم ك‬

"Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu

berada dalam kesesatan yang nyata."141

Di tempat lain, mereka berkata seperti ini:

ِ ‫يِ ِالرأيميِ ِمومماَنميمرىَ ِلمككيم‬ ‫م م‬ ‫ك ِإم ر ر م‬


‫ل ِالذييمن ِكهيم ِأممراذلكمناَ ِمباَد م‬ ‫شبرا ِنمثييلممناَ ِمومماَنميمرامك ِاتريبميمع م‬ ‫ل ِالرمذييمن ِمكمفكريوا ِممين ِقمييوُمممه ِمماَنميمرامك ِإم ر‬
‫ل ِبم م‬ ‫فميمقاَمل ِاليمم ك‬

‫مع ميلييمناَ ِممن ِفم ي‬


‫ضبل ِبميل ِنمظكنبككيم ِمكاَمذبمييمن‬

"Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak

melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak

melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina142 di

antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu

.Q.S. Al-A'raf: 60 141


Orang yang hina dina artinya orang-orang miskin dan tidak memiliki akal sehat sehingga begitu saja mau 142
.mengikutimu. Maksud dari ungkapan lekas percaya adalah tidak punya pendirian dan pemikiran
kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang

dusta."143

Dalam kesempatan yang berbeda, mereka mengejek seperti ini:

ِ ‫ل ِلمنييمزمل ِمملمئممكبة ِرماَمسمميعمناَ ِبممهمذا‬ ‫فميمقاَمل ِاليمملمكؤا ِالرمذييمن ِمكمفكريوا ِممين ِقمييوُمممه ِمماَمهمذآَ ِإملربم م‬
‫شبر ِنمثييلمككيم ِيكمرييكد ِمأن ِيميتميمف ر‬
‫ضمل ِمعلمييككيم ِمولميوُ ِمشآَمء ِا ك‬

‫صيوُا ِبممه ِمحرتىَ ِمحييبن‬ ‫م م‬ ‫ ِإمين ِكهموُ ِإم ر‬.ِ ‫مفيِ ِمءامبآَئممناَ ِايلمرولمييمن‬
‫ل ِمركجبل ِبمه ِجنربة ِفميتميمربر ك‬

"Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini

tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang

lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang

malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang

kami yang dahulu. la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka

tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu."144

Menanggapi ejekan kaumnya itu, nabi Nuh tetap bersikap sabar dan menyambutnya

dengan perkataan yang bijak:

‫ت ِربنيِ ِوأمنيصح ِلمككم ِوأميعلمم ِممن ِا م‬


‫م‬ ‫م‬ ‫ضلملمبة ِمولممكنييِ ِمركسيوُبل ِنمين ِر ن‬ ‫م‬
ِ .ِ ‫ل ِمماَلمتمييعلمكميوُمن‬ ‫ ِكأبميلنغكككيم ِمرمساَلم م ي م م ك ي م ك م‬.ِ ‫ب ِاليمعاَلممييمن‬ ‫س ِبمييِ ِ م‬
‫مياَقمييوُم ِلميي م‬

‫أممومعمجيبتكيم ِأمين ِمجآَمءككيم ِمذيكبر ِنمين ِربنككيم ِمعملىَ ِمركجبل ِنمينككيم ِمليكيينمذمرككيم ِمولمتمتريكقيوُا ِمولممعلرككيم ِتكييرمحكميوُمن‬

"Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari

Tuhan semesta alam." Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi

nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." Dan

apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari

Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi

.Q.S. Hud: 27 143


.Q.S. Al-Mu'minun: 24-25 144
peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat

rahmat?"145

Nabi Nuh telah berupaya keras meluruskan tuduhan keji mereka. Ia juga berusaha

menenangkan mereka supaya tidak terus-menerus mendebatnya, namun sikap yang mereka

tunjukkan tiada lain melemparkan ancaman ke wajah Nabi Nuh. Dengan tidak mengenal

sopan santun mereka menantang Nabi Nuh:

‫ت ِمممن ِال ر‬
‫صاَمدقمييمن‬ ‫ت ِمجمدالممناَ ِفمأيتممناَ ِبممماَ ِتممعكدمنآَ ِإمني ِككين م‬
‫ح ِقميد ِمجاَمديلتميمناَ ِفمأميكثميير م‬
‫مياَنكييوُ ك‬

"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah

memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang

kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."146

Pada saat itulah, Nabi Nuh bermunajat kepada Allah dengan mengadukan kaumnya

yang tetap mendustakan dirinya. Siang dan malam ia dengan sabar berupaya menyeru mereka

untuk menyembah kepada Allah semata. Namun seruannya disambut dengan keingkaran dan

kesombongan oleh mereka. Nabi Nuh pun memohon pertolongan kepada Allah untuk

menimpakan azab atas mereka sampai anak cucunya, sebagaimana yang direkam dalam al-

Qur'an:

‫ضلبيوُا ِمعمباَمدمك ِمولميملمكديوا ِإملرمفاَمجبرا ِمكرفاَبرا‬ ‫ي يك‬ ‫ ِإمنر م‬.ِ ‫ض ِمممن ِاليمكاَفممرييمن ِمدرياَبرا‬
‫ك ِإمين ِتممذركهم ِي م‬ ‫ب ِلمتممذير ِمعملىَ ِايلمير م‬
‫ح ِر ن‬
‫مومقاَمل ِنكييوُ ب‬

"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-

orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal,

.Q.S. Al-A'raf: 61-63 145


.Q.S. Hud: 32 146
niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan

selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir."147

Allah pun mengabulkan doa Nabi Nuh as. Orang-orang zalim di antara mereka

ditenggelamkan oleh Allah dalam air bah yang menyamudera, sementara orang-orang yang

beriman kepada Nabi Nuh diselamatkan oleh Allah dari azab yang mengerikan itu. Maha

Benar Allah ketika mengisahkan peristiwa tersebut dalam firmanNya:

‫صيرمناَكه ِمممن ِاليمقيوُمم ِالرمذييمن ِمكرذبكييوُا ِبممئاَمياَتممنآَ ِإمنريكهيم ِمكاَنكييوُا‬ ‫ونكيوُحاَ ِإميذ ِمناَمدىَ ِممن ِقميبل ِمفاَستجبيمناَ ِلمه ِفمينمرجييمناَكه ِوأميهلمه ِممن ِاليمكر م م‬
‫ ِمونم م‬.ِ ‫ب ِاليمعظييمم‬ ‫ي ي ك يم مي ك ي م ك م ي‬ ‫م يب‬

‫قمييوُمم ِمسيوُبء ِفمأميغمرقييمناَكهيم ِأميجمممعييمن‬

"Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami

memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang

besar. Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami.

Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka

semuanya."148

Ketiga, nenek moyang para nabi dan rasul, yakni Nabi Ibrahim as. Al-Qur'an

mengisahkan kepada kita berbagai macam doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim kepada

Allah SWT dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Tiada lain yang demikian supaya

dijadikan sebagai teladan dan pelajaran bagi setiap hamba yang hendak kembali kepada

Allah.

Di dalam surat al-Baqarah, al-Qur'an mengisahkan sebagian doa yang dihaturkan oleh

Nabi Ibrahim dengan sangat tulus kepada Allah SWT.

.Q.S. Nuh: 26-27 147


.Q.S. Al-Anbiya': 76-77 148
‫م م‬ ‫م‬ ‫ب ِايجعل ِمهمذا ِبيلمبدا ِءاممبناَ ِواركزيق ِأميهلمكه ِممن ِالثرمرا م‬ ‫م م‬
‫ت ِممين ِمءامممن ِم ينيكهم ِمباَللرمه ِموايليمييوُم ِايلمخمر ِمقاَمل ِموممين ِمكمفمر ِفمأكممتنيعكهك‬ ‫م مم‬ ‫م م مي‬ ‫م‬
‫موإيذ ِمقاَمل ِإبييمراهييكم ِمر ن م ي‬

‫ت ِموإميسمماَمعييمل ِمربريمناَ ِتميمقبريل ِممرنآَ ِإمنر م‬


‫ك ِأمني م‬
ِ ‫ت‬ ‫ ِوإميذ ِييرفمع ِمإبييرامهييم ِاليمقوُامعمد ِممن ِايلبييي م‬.ِ ‫صيير‬
‫م م‬ ‫س ِاليمم ي ك م م ي ك م ك م‬
‫م‬ ‫م م م‬ ‫قملميي ب‬
‫ل ِثكرم ِأم ي م‬
‫ضطمبركه ِإلمىَ ِمعمذاب ِالرناَر ِموبيئ م‬

.ِ ‫ب ِالرمحييكم‬ ‫ب ِمع ميلييمنآَ ِإمنر م‬


‫ك ِأمني م‬
‫ت ِالتريروُا ك‬
‫م‬ ‫ك ِموممين ِذكنريرتممنآَ ِأكرمبة ِبميسلمممبة ِلر م‬
‫ك ِموأممرمناَ ِمممناَسمكمناَ ِموتك ي‬ ‫ ِمربريمناَ ِموايجمعيلمناَ ِكميسلمممييمن ِلم م‬.ِ ‫سممييكع ِاليمعلمييكم‬
‫ال ر‬

‫ت ِاليمعمزيييكز ِاليمحمكييكم‬ ‫ب ِمواليمحيكمممة ِمويكيمزنكييمهيم ِإمنر م‬


‫ك ِأمني م‬ ‫م‬ ‫ث ِفمييمهيم ِمركسيوُ ب‬
‫ل ِنم ينيكهيم ِيمي يتيلكيوُا ِمعلمييمهيم ِمءامياَتم م‬
‫ك ِمويكيمعلنكمكهكم ِاليكمتاَ م‬ ‫مربريمناَ ِموابييمع ي‬

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri

yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang

beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada

orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani

siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." Dan (ingatlah), ketika Ibrahim

meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan

kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui." Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang

tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk

patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat

haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat

lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan

mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada

mereka al-Kitab (al-Quran) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."149

.Q.S. Al-Baqarah: 126-129 149


Dari rekaman ayat di atas, kita dapat mengetahui beberapa contoh kumpulan doa yang

dihibakan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Di dalam permohonannya yang pertama, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah semoga

kota Mekkah dijadikan negeri yang aman, negeri yang dipelihara dari tangan para penjahat.

Allah pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim dengan menjadikan Mekkah sebagai tanah haram

lagi aman. Allah SWT berfirman:

‫ف ِالرناَس ِممن ِحوُلممهم ِأمفممباَليباَمطمل ِيييؤممنكيوُمن ِوبمنميعممة ِا م‬


‫ل ِيميككفكريومن‬ ‫أممولميم ِيميمريوا ِأمرناَ ِمجمعيلمناَ ِمحمربماَ ِمءاممبناَ ِمويكيتممخطر ك‬
‫ك ي مي ي م ك ي م م‬

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah

menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-

merampok."150

Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra, dari Nabi saw bahwa pada hari Fathu Makkah

(kebebasan kota Mekkah) beliau bersabda, "Sesungguhnya negeri ini telah diharamkan oleh

Allah SWT sejak diciptakannya langit dan bumi. Dan ia akan tetap menjadi tanah yang

diharamkan oleh Allah hingga hari kiamat kelak."151

Di dalam permohonannya yang kedua, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah semoga

orang-orang yang beriman di negeri tersebut dianugerahi rezeki yang berupa buah-buahan

dan kebaikan. Kemudian Allah mengabarkan kepada Nabi Ibrahim bahwa doa yang

dipanjatkannya akan dikabulkan. Bahkan semasa di dunia ini Allah juga akan memberikan

rezeki kepada orang-orang yang kafir di antara mereka, namun pada hari kiamat kelak

mereka akan dijebloskan ke neraka akibat kekafiran dan keingkarannya.

Di dalam permohonannya yang ketiga, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT—

ketika itu ia tengah membangun Ka'bah bersama puteranya, Isma'il—semoga amal perbuatan
.Q.S. Al-Ankabut: 67 150
.Ditakhrij oleh Syaikhan (Bukhari-Muslim) 151
yang mereka lakukan diterima di sisiNya dan dijadikannya sebagai amal yang ikhlas untuk

mendapat ridhaNya semata. Nabi Ibrahim juga berdoa semoga mereka berdua dijadikan

sebagai hambaNya yang senantiasa tunduk atas perintahNya, semoga keturunan mereka

dijadikan sebagai umat yang ikhlas dalam beribadah kepadaNya, semoga mereka diberikan

pemahaman yang mendalam tentang agama mereka, dan semoga Allah menerima taubat

mereka, karena Allah SWT adalah Dzat Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Di dalam permohonannya yang keempat, Nabi Ibrahim berdoa semoga kelak Allah

mengutus seorang rasul dari keturunannya, yang membacakan ayat-ayat Allah atas kaumnya,

menanamkan keyakinan di hati mereka, mengajarkan kepada mereka al-Qur'an, menunjukkan

kepada mereka sesuatu yang dapat menyempurnakan jiwanya, dan mensucikan hati mereka

dari noda berkarat.

Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Terbukti Allah mengutus seorang

rasul dari darah keturunannya sendiri dan dari penduduk asli Mekkah, yakni Muhammad saw

untuk menyampaikan kabar gembira sekaligus peringatan bagi kaum yang mengikrarkan

keyakinan. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Aku adalah hasil doa Ibrahim dan pewaris kabar

gembira Isa."152

Kedua, dalam surah al-Ibrahim al-Qur'an menarasikan kepada kita tentang do'a-do'a

yang pernah ditawajjuhkan oleh Nabi Ibrahim kepada Tuhannya. Dalam kesaksiannya al-

Qur'an bercerita:

ِ ِ‫س ِفمممين ِتمبممعنميي‬


‫ضلميلمن ِمكميثييبرا ِنممن ِالرناَ م‬ ‫م‬ ‫موإميذ ِمقاَمل ِمإبييمرامهييكم ِمر ن‬
‫ب ِإمنريكهرن ِأم ي‬ ‫ب ِايجمعيل ِمهمذا ِايلبميلممد ِمءامبناَ ِموايجنكيبنمييِ ِموبمنمريِ ِمأن ِنرييعبكمد ِايلم ي‬
‫ ِمر ن‬.ِ ‫صمناَمم‬

ِ ‫ك ِاليكممحرمم ِمربريمناَ ِلميكمقيكميوُا‬


‫ت ِممن ِذكنريرتمييِ ِبمموُابد ِغمييمر ِمذييِ ِمزيربع ِمعينمد ِبميييتم م‬
‫ ِمربريمنآَ ِإمننيِ ِأميسمكين ك‬.ِ ‫ك ِغمكفيوُبر ِرمحييبم‬
‫صاَنمييِ ِفممإنر م‬ ‫م‬
‫فممإنركه ِمنييِ ِموممين ِمع م‬

ِ ‫ك ِتمييعلمكم ِمماَنكيخمفيِ ِمومماَنكييعلمكن‬ ‫س ِتمييهموُيِ ِإملمييمهم ِواركزقييكهم ِنمن ِالثرمرا م‬


‫ ِمربريمنآَ ِإمنر م‬.ِ ‫ت ِلممعلركهيم ِيميشكككريومن‬ ‫ي م ي ي م مم‬ ‫صلممة ِمفاَيجمعيل ِأمفيئممدبة ِنممن ِالرناَ م‬
‫ال ر‬

ِ ِ‫ب ِلمييِ ِمعملىَ ِاليمكبممر ِإميسمماَمعييمل ِموإميسمحاَمق ِإمرن ِمرنبي‬ ‫م م رم‬ ‫ض ِولممفيِ ِال ر م‬ ‫بم‬ ‫مم‬
‫ ِاليمحيمكد ِللره ِالذييِ ِمومه م‬.ِ ‫سممآَء‬ ‫مومماَيميخمفىَ ِمعملىَ ِال ِمين ِمشيىَء ِفيِ ِايلمير م م‬
.Ditakhrij oleh Imam Ahmad 152
‫ ِمربريمناَ ِايغمفير ِلمييِ ِمولمموُالممد ر‬.ِ ‫صلممة ِموممين ِذكنريرتمييِ ِمربريمناَ ِموتميمقبريل ِكدمعآَمء‬
ِ ‫يِ ِمولميلكميؤممنمييمن ِيمييوُمم ِيميكقيوُكم‬ ‫ ِمر ن‬.ِ ‫سممييكع ِالبدمعآَمء‬
‫ب ِايجمعيلنمييِ ِكممقييمم ِال ر‬ ‫لم م‬

‫ب‬ ‫م‬
‫ساَ ك‬
‫اليح م‬

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini

(Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah

berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan

kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya

orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka

sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami,

sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak

mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan

kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian

manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-

mudahan mereka bersyukur. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang

kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi

bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala puji bagi Allah yang

telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku,

benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan

anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah

doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang

mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."153

.Q.S. Ibrahim: 35-41 153


Dalam kisah ayat di atas, tergambar tatakrama berdoa, luhurnya tujuan doa,

keikhlasan dan kebersihan hati Nabi Ibrahim, serta kelembutan perasaannya.

Di dalam surah al-Baqarah, Nabi Ibrahim berdoa kembali kepada Allah semoga

dirinya dan keturunannya dijauhkan dari menyembah berhala, yang menjadi sumber

kebenciannya. Hal ini tergambar jelas dalam do'anya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-

berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia." Setiap bentuk apapun yang

dapat menyesatkan manusia, maka kewajiban bagi orang yang berakal adalah merendahkan

dan menghinakannya. Bahkan wajib baginya menghancurkan dan memusnahkannya dengan

cara apapun. Puncak kebencian Nabi Ibrahim as terhadap berhala-berhala tersebut tercermin

dalam sumpahnya yang mengatasnamakan Allah bahwa dirinya akan menghancurkan dan

meluluhlantakkan berhala-berhala itu. Dan Nabi Ibrahim pun menepati sumpahnya,

sebagaiman terekam dalam al-Qur'an, "Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur

berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka

kembali (untuk bertanya) kepadanya." Semua itu dilakukan oleh Nabi Ibrahim tiada lain

untuk menegakkan kalimat Allah SWT.

Kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT supaya Baitul Haram

mendapatkan cinta di hati hamba-hambaNya, menjadikan mereka senang dan berbondong-

bondong mendatanginya, sehingga para penduduk Baitul Haram merasa gembira, meskipun

Allah telah menempatkan mereka di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat

rumah (Baitullah) yang dihormati, dan supaya Allah menjadikan mereka datang dengan

membawa keperluan hidup.

Allah pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Allah semaikan di hati hamba-hambaNya

rasa cinta terhadap Baitul Haram. Dilekatkanlah pada jiwa-jiwa mereka rasa pengagungan

dan penghormatan terhadapnya. Termasuk di antaranya Allah menjadikan mereka datang ke

Baitul Haram dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh. Mereka datang dengan membawa bekal kebaikan untuk

menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada

hari yang telah ditentukan.

Setelah Nabi Ibrahim menghaturkan pujian dan rasa syukur yang mendalam kepada

Allah—karena Allah telah menganugerahinya putera Ismail dan Ishaq pada usianya yang

sudah lanjut—kemudian ia berdoa kepada Allah semoga ia dijadikan hamba yang istiqamah

mendirikan shalat, begitu pula semoga keturunannya istiqamah mendirikan shalat dan

mengerjakannya dengan sempurna. Di samping itu, Nabi Ibrahim juga berdoa semoga doa

yang diohaturkannya senantiasa dikabulkan di sisiNya dan semoga Allah selalu memberikan

ampunan kepada dirinya, kedua orang tuanya, dan juga kepada semua orang yang beriman

pada hari Pembalasan kelak.

Pemaparan di atas merupakan contoh-contoh doa yang baik yang dimunajatkan oleh

Nabi Ibrahim kepada Allah Azza wa Jalla dengan penuh khusyu'. Kita betul-betul

menyaksikan betapa Allah SWT senantiasa mengabulkan doa Nabi Ibrahim dan tidak

mengecewakan harapannya. Sebab Nabi Ibrahim sebagaimana dikisahkan al-Qur'an sebagai

berikut:

‫ ِمشاَكمرا ِلمنييعمممه ِايجتمباَكه ِومهمداكه ِإمملىَ ِ م‬.ِ ‫ك ِممن ِاليميشمركميين‬


ِ ِ‫ ِمومءاتم ييييمناَكه ِمفي‬.ِ ‫صمرابط ِبميستممقي بيم‬ ‫م مم م‬ ‫م‬
‫م م‬ ‫ب ك‬ ‫م‬ ‫إمرن ِمإبييمراهييمم ِمكاَمن ِأكرمبة ِمقاَنبتاَ ِللره ِمح ينييبفاَ ِمولميم ِيم ك م ك‬

‫سنمبة ِموإمنركه ِمفيِ ِايلممخمرمة ِلممممن ِال ر‬


‫صاَلممحييمن‬ ‫البدنييمياَ ِمح م‬

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi

patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang

mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah

memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus." Dan Kami berikan kepadanya
kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang

yang saleh."154

Artinya, karena pada diri Nabi Ibrahim terdapat berbagai keistimewaan dan sifat-sifat

terpuji, maka ia diangkat sebagai pemimpin, yakni pemimpin dalam mendakwahkan agama

Allah. Nabi Ibrahim dikenal sebagai seorang nabi yang tabah dan sabar dalam menghadapi

ujian, ramah terhadap orang lain, teguh dalam kebenaran, sengit terhadap kebatilan, cerdas

dan tangkas, dermawan, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

Dalam ayat di atas, Allah menuturkan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang hamba

yang patuh kepadaNya. Artinya, ia senantiasa menegakkan perintah-perintah Allah dengan

penuh kepatuhan. Allah juga men-sifatinya sebagai hamba yang hanif, yakni ajeg dalam

akidah yang lurus dan teguh dalam berpegang pada keislaman. Lebih dari itu, Allah juga

menyebutkan bahwa ia adalah seorang hamba yang gemar bersyukur terhadap nikmat-

nikmatNya yang tak terhitung. Artinya, Nabi Ibrahim senantiasa memanfaatkan nikmat yang

diberikan oleh Allah untuk mendekatkan diri kepadaNya. Oleh karenanya, Allah memilih

Nabi Ibrahim sebagai hamba yang layak mengemban risalahNya, sehingga diberilah ia

petunjuk menuju jalan kebenaran. Selama di dunia, ia dianugerahi nama yang harum di lisan

setiap orang, diberi umur yang panjang, dan dijadikan panutan yang kokoh. Adapun di

akhirat, ia berada dalam barisan orang-orang shaleh yang menjadi tempat bertumpunya ridha

dan rahmat Allah.

Keempat, Nabi Yusuf a.s. Dalam al-Qur’an, dikisahkan oleh Allah bahwa sebelum

kenabiannya, ia pernah menghadapi beberapa cobaan, godaan dan tipu daya. Godaan itu

datang dari seorang istri raja, di mana Nabi Yusuf bekerja. Dengan siasat dan tipu daya,

perempuan itu membujuk Nabi Yusuf untuk mencumbunya. Ia menutup semua pintu, berhias

secantik mungkin dan melakukan segala cara yang kiranya bisa membuat Nabi Yusuf
.Q.S. An-Nahl: 120-122 154
bersedia memenuhi keinginannya. Selain itu, ia juga tidak menghiraukan larangan yang

biasanya dihindari para wanita guna menjaga kehormatannya. Kemudian ia berkata kepada

Nabi Yusuf, “Kemari, mendekatlah padaku!”

Namun, semua rayuan ini dijawab oleh Nabi Yusuf dengan penuh ketegasan,

keteguhan hati dan menghindar dari kemaksiatan,

‫مم‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يميعاَّيذ ُال ُإنظحه ُيرب يب ُأييحيسين ُيمثَيييوايى ُإمنظحه ُيل ُييحيفلحح ُالظظاَّلم ي ي‬
‫ي‬

“Aku berlindung kepada Allah. Dialah Tuhanku, yang telah memperlakukanku

dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tidak akan beruntung.”

Itulah ungkapan yang bijak dan indah dari Nabi Yusuf, yang dikisahkan oleh Al-

Qur’an. Ia berkata, “Aku meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah dari

perbuatan keji dan munkar.” Sebuah ungkapan yang menegaskan rasa takut dan benci

terhadap kemaksiatan. Kemudian dengan kemuliaan akhlak dan ketulusan hati, ia

mengingatkan perempuan itu dan berkata,

“Dialah Tuhanku, yang telah memperlakukanku dengan baik. Sesungguhnya

orang-orang yang dzalim tidak akan beruntung.”

Artinya, “Dialah Allah, Tuhan yang menjagaku dalam lindungan-Nya,

menghindarkanku dari tipu daya saudara-saudaraku, melimpahkan segala nikmat-Nya,

baik yang nampak maupun tersembunyi kepadaku, dan menghindarkanku dari perbuatan

keji. Maka, tidak selayaknya aku membalas kebaikan-Nya dengan keburukan dan

menjawab perintah-perintah-Nya dengan ketidaktaatan dan kedurhakaan.”

‫معاَّيذ ُا م‬
Ada juga yang mengatakan bahwa dhomir (kata ganti) dalam ucapan (‫ل ُإنظهح‬ ‫ي‬ ‫ي‬

‫ )يرب يب ُأييحيسين ُيمثَيييوايى‬adalah merujuk pada raja. Sehingga maknanya adalah “Suamimu adalah
majikanku, yang membeliku dengan hartanya. Ia telah memperlakukanku dengan baik
karena memberiku pekerjaan yang layak. Maka, tidak selayaknya aku mengkhianati

kebaikannya dan membalasnya dengan keburukan. Jika aku melakukan perbuatan keji itu,

maka aku telah berbuat dzalim terhadap suamimu. Dan aku tidak rela melakukannya.”

Seperti itulah bagaimana Nabi Yusuf a.s memberikan tauladan yang paling baik

dalam mendekatkan diri kepada Allah dan bagaimana ia membalas kebaikan hanya

dengan kebaikan.

Namun, sang istri raja belum merasa puas dengan semua itu. Bahkan, ia tetap

menyombongkan diri dengan segala ketinggian hatinya terhadap Nabi Yusuf. Ia

menggunakan cara lain untuk bisa menaklukkan Yusuf, yaitu dengan ancaman dan

intimidasi. Hal ini dilakukan dengan pura-pura bersikap lemah lembut ketika berada di

sisi suaminya. Sedangkan ketika suaminya sedang pergi, ia bersikap sombong dan

mengikuti hawa nafsunya. Saat melihat Yusuf, ia juga tidak segan-segan untuk berterus

terang kepada wanita-wanita lain, yang bisa memahaminya perasaannya, bahwa ia

mencintai pelayannya itu. Perempuan itu berkata kepada mereka,

َّ‫صيم ُيوليئمين ُ ظيل ُييييفيعيل ُيمآَ ُأيحمحرحه ُليحسيييجنيظن ُيوليييحكونيا‬ ‫مم‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫م‬
‫فييذلحكظن ُالظذيِ ُلحيمتْحينظمن ُفييه ُيولييقيد ُيرايودَتحه ُيعين ُنيييفسه ُفياَّيستْيييع ي‬

‫صاَّمغمرييين‬
‫بمين ُال ظ‬

"Itulah dia orang yang (menyebabkan) kalian mecelaku karena (tertarik)

kepadanya. Sesungguhnya aku telah menggoda dia agar tunduk (kepadaku). Akan tetapi

dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan

kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia termasuk golongan orang-orang yang

hina.”155

Dari ungkapan yang dikisahkan oleh Al-Qur’an ini, dapat kita pahami bahwa

perempuan itu seakan-akan telah melampaui kewenangan suaminya. Ia menegaskan

.Q.S. Yusuf: 32 155


bahwa dia berhak memberi perintah dan larangan dengan menjatuhkan hukuman kepada

Yusuf, memerintahkan untuk memenjarakan dan menghukumnya, serta merendahkannya

agar tunduk di bawah kekuasaan dan kehendaknya. Jika Yusuf tidak mau menjalankan

perintahnya, dalam bentuk apapun perintah itu, maka tidak ada tempat baginya kecuali

penjara dan kehinaan.

Dalam keadaan seperti ini, Nabi Yusuf menyerahkan semuanya kepada Allah dan

berdoa dengan penuh harap dan rasa takut, serta memohon pelindungan dan pertolongan

dari-Nya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan terlarang. Ia berkata,

‫ي‬ ‫مم‬
‫ب ُإمليييمهظن ُيوأيحكن ُبمين ُايلياَّهل ي ي‬
‫صح‬ ‫صمر ي‬
‫ف ُيعبن ُيكيييدحهظن ُأي ي‬ ‫ل ُممظاَّ ُيييدعحيونيمن ُإمليييمه ُيوإم ظ‬
‫ل ُتي ي‬ ‫ب ُإم يظ‬
‫ب ُالبسيجحن ُأييح ت‬
‫ير ب‬

“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka.

Dan jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung

memenuhi keinginan mereka dan termasuk orang-orang yang bodoh.”

Artinya, Yusuf berdoa kepada Penciptanya, “Ya Tuhanku, aku lebih memilih

penjara – yang di dalamnya sarat dengan kehidupan yang susah, tempat yang sempit, rasa

sakit yang membelenggu dan hilangnya kebebasan – dari pada aku harus meninggalkan

ketaantanku pada-Mu, melanggar larangan-larangan-Mu, dan merendahkan nilai-nilai

kemuliaan karena memenuhi permintaan dan bujuk rayu perempuan ini. Ya Tuhan, jika

Engkau tidak menjauhkan aku dari tipu daya mereka – dengan kelembutan, perlindungan

dan pertolongan-Mu – maka aku akan cenderung mengikuti keinginan mereka, sehingga

aku termasuk orang-orang yang bodoh dan mendurhakai-Mu.”

Melihat kerendahan hati, keikhlasan dan kepasrahan nabi Yusuf kepada Tuhannya

demi memohon perlindungan agar tidak terjerumus dalam kemunkaran, sudah seharusnya

bagi manusia untuk berusaha meneladaninya. Meneladani usaha keras dan akidah yang

mengakar di dalam hatinya, sehingga ia tetap teguh seperti gunung yang berdiri kokoh
dalam menghadapi rayuan-rayuan yang menghanyutkan dan ancaman yang sangat

menakutkan itu. Benar apa yang dikatakan Allah dalam firman-Nya:

“Seperti itulah Kami menghindarkannya dari keburukan dan kejelekan.

Sesungguhnya ia termasuk hamba-hambaku yang mukhlis.”

Allah mengabulkan doa Nabi Yusuf dan berkata,

“Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari

tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.”

Seyogianya, Allah akan mengabulkan doa seorang hamba yang mau meneladani

Nabi Yusuf a.s, dengan memohon agar bisa tetap menaati-Nya, menjauhi larangan-

larangan-Nya, berpegang teguh pada tali agama dan menjalankan ketentuan-Nya. Dialah

yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Kelima, Nabi Sulaiman a.s. Dikisahkan oleh Allah dalam al-Qur’an bahwa Allah

telah menganugerahinya kenikmatan yang melimpah. Ia berdoa kepada Allah agar

dianugerahi kelebihan dan keistimewaan yang belum pernah diberikan kepada hamba-

hamba yang lain sebelumnya. Al-Qur’an telah merekam doa Sulaiman a.s. ini sebagai

berikut:

‫م‬ ‫د‬ ‫قياَّيل ُر ب م‬


‫ب‬
‫ت ُالييوظهاَّ ح‬ ‫ب ُمل ُحميلنكاَّ ُيل ُيييينبيغميي ُملييحد ُممين ُبيييعديِ ُإمنظ ي‬
‫ك ُأيني ي‬ ‫ب ُايغفير ُمل ُيويه ي‬‫ي‬

“Ia berkata, ‘Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku

kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah

yang Maha Pemberi.”


Maksudnya, Nabi Suaiman a.s. berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhan, ampunilah

aku dari kelalaian yang memalingkanku dari kebaikan dan nikmat-Mu. Dan

anugerahkanlah kepadaku, Ya Tuhan, kerajaan yang luas yang tidak pernah dimiliki

manusia lainnya, untuk menjadi mukjizaku dan bukti kenabianku. Sesungguhnya

Engkaulah yang Maha Pemberi .”

Allah telah mengabulkan doa Nabi Sulaiman a.s. dan Al-Qur’an telah

mengisahkannya kepada kita,

‫شيمياَمطييمن ِككيرل ِبمينرييآَبء ِموغميروُا ب‬


ِ‫ ِمومءامخمريييمن ِكممقرنميي يمن ِمفييي‬.ِ ‫ص‬ ‫ ِموال ر‬.ِ ‫ب‬ ‫سيرخيرمناَ ِلميكه ِالنريييمح ِتميج يمرييِ ِبميأميممرمه ِكرمخييآَبء ِمحييي ك‬
‫ث ِأم م‬
‫صيياَ م‬ ‫فم م‬
‫ ِموإمرن ِلمكه ِمعينمدمناَ ِلمكزليمفىَ ِموكحيسمن ِمممئاَ ب‬.ِ ‫ب‬
‫ب‬ ‫ك ِبمغمييمر ِمحساَ ب‬
‫ ِمهمذا ِمعمطآَكؤمناَ ِمفاَيمنكين ِأميو ِأميممس ي‬.ِ ‫صمفاَمد‬
‫ايلم ي‬
‫م‬

“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik ke

mana saja sesuai yang dikehendaki-Nya. Dan (kami tundukkan pula kepadanya) setan-

setan yang semuanya ahli bangunan dan penyelam. Dan setan-setan lain yang terikat

dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; Maka berikanlah (kepada orang lain) atau

tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungjawaban. Sesungguhnya Dia

mempunyai kedudukan yang dekat di sisi Kami dan ma’ab (tempat kembali) yang

baik.”156

Maksudnya, “Kami telah mengabulkan doa Sulaiman. Kami memberinya kerajaan

yang tidak akan pernah dimiliki seseorang sesudahnya. Di antara tanda-tandanya, kami

menundukkan angin untuknya yang berhembus lembut – meskipun keras dan dahsyat –

sesuai yang dikehendakinya. Kami jadikan setan-setan tunduk kepadanya. Di antara

setan-setan itu ada yang menjadi ahli bangunan yang akan mendirikan singgasana dan

patung-patung seusai kehendaknya, ada juga setan ahli menyelam yang akan

mengeluarkan mutiara dari lautan, serta ada setan yang terikat dengan belenggu agar tidak

.Q.S. Shâd: 35-40 156


melakukan kerusakan. Inilah kerajaan luas yang kami berikan kepadamu, wahai

Sulaiman, maka berikanlah kepada orang lain yang kau kehendaki tanpa ada

pertanggungjawaban darimu. Kau juga akan mendapat anugerah lain di akhirat yaitu

dekat dengan Allah dan mendapat tempat yang baik di sisi-Nya.

Al-Qur’an juga telah menceritakan kepada kita nikmat-nikmat lainnya yang telah

Allah anugerahkan kepada Sulaiman a.s. sebagai jawaban atas doanya.

Yang perlu kita teladani dari doa Nabi Sualiman a.s. bahwa ia terlebih dahulu

meminta ampunan kepada Allah sebelum meminta kerajaan. Karena menurutnya,

ampunan lebih penting dan lebih berharga dari segala sesuatu. Ia juga tidak meminta

anugerah kerajaan ini agar menjadi terkenal, berbuat kezhaliman, merendahkan makhluk

lainnya dan berbuat kerusakan di muka bumi. Tidak. Justru ia meminta semua itu untuk

membantunya dalam meninggikan kalimat Allah, mengokohkan agama-Nya dan

memanfaatkannya pada hal-hal yang diridhai Sang Khalih serta bermanfaat bagi hamba-

hamba-Nya.

Saya terkesan oleh komentar Fakhrur Razi mengenai ayat ini (yakni, ayat 35 dari

surat Shad). Ia menjelaskan bahwa kepentingan agama harus didahulukan dari pada

kepentingan dunia. Karena dalam ayat ini Sulaiman a.s. meminta ampunan terlebih

dahulu, baru kemudian meminta agar dianugerahi kerajaan. Ayat ini juga menjelaskan

bahwa meminta ampunan dari Allah Swt. akan membukakan pintu kebaikan di dunia,

karena Nabi sulaiman memohon ampunan terlebih dahulu, lalu bertawasul untuk

memohon dianugerahi kerajaan. Nabi Nuh a.s. juga melakukan hal serupa. Allah

menceritakannya di dalam Al-Qur’an,

‫ ِمويكيميمديدككيم ِبميأميمموُابل ِموبمنمييمن ِمويميجمعييل ِلمككييم‬.ِ ‫سيمماَمء ِمعلمييككييم ِممييدمرابرا‬


‫ ِيكييرمسيمل ِال ر‬.ِ ‫ت ِايستميغيمفكروا ِمربرككيم ِإمنركه ِمكاَمن ِغمرفياَبرا‬
‫فميكقيل ك‬

‫جرناَ ب‬
‫ت ِمويميجمعيل ِلمككيم ِأمنييمهاَبرا‬ ‫م‬
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,

sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan

yang lebat, Dan memperbanyak bagimu harta dan anak, dan menjadikan untukmu kebun-

kebun dan menjadikan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa jika ada yang berkata, “Bagaimana Nabi

Sulaiman a.s meminta dunia padalah yang demikian itu hina, rendah dan tidak disukai

oleh Allah Swt?” Jawabnya adalah bahwa semua itu menjadi tugas para ulama untuk

memenuhi hak-hak Allah dalam mengatur kekuasaan-Nya, menempatkan kedudukan

hamba-Nya, melaksanakan ketetapan-Nya, menjaga sifat-sifatnya, menjelaskan tanda-

tanda kebesaran-Nya, keharusan menaatinya, membuat aturan hukum yang bermanfaat

bagi hamba-hamba-Nya, dan merealisasikan ketetapan bahwa Allah Maha mengetahui

apa yang tidak diketahui oleh seorang hamba. Dalam hal ini, Allah menegaskan kepada

malaikat-malaikatnya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”

Tidak mungkin Sulaiman a.s. memohon kepada Allah hanya untuk kepentingan duniawi

semata, karena dia dan nabi-nabi lainnya merupakan makhluk Allah yang paling zuhud. Ia

hanya memohon kekuasaan hanya karena Allah semata.157

Kita telah melihat bahwa Allah telah mengabulkan doa Sulaiman a.s dan Allah

memberinya kerajaan yang tidak akan pernah dimiliki oleh seorang pun sesudahnya. Lalu

bagaimana sikap Nabi Sulaiman terhadap anugerah kerajaan yang luas ini? Al-Qur’an

menjelaskan bahwa ia termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah, melaksanakan

hak-hak-Nya dan memanfaatkan sebaik mungkin semua nikmat yang telah Allah berikan

padanya.

Hal ini dibuktikan bahwa ketika ia mendengar seekor semut berkata, “Hai semut-

semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan

tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”, Ia tidak merasa angkuh dan sombong.
Al-Qurthubi. Tafsir Al-Qurthubi. Dar Al-Kutub Al-‘Araby. 1967. Jld. I. hlm. 204 157
Bahkan ia tersenyum dan kagum mendengar ucapan seokor semut yang mengingatkan

semut-semut lainnya itu. Dengan lidah penuh syukur ia berdoa,

‫صيياَلمبحاَ ِتميير م‬
‫ضيياَهك‬ ‫ت ِمعلم يريِ ِمومعلمييىَ ِموالميمد ر‬
‫يِ ِموأمين ِأميعمم يمل ِ م‬ ‫ك ِالرتم يييِ ِأمنييمعيم ي م‬
‫ب ِأميومزيعنم يييِ ِأمين ِأميش يككمر ِنميعممتم ي م‬
‫مر ن‬

‫ك ِفمييِ ِمعمباَمدمك ِال ر‬


‫صاَلممحييمن‬ ‫موأميدمخيلنمييِ ِبممريحممتم م‬

"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah

Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku; dan untuk mengerjakan

amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam

golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”158

Ketika melihat istana Ratu Balqis telah dipindahkan dari negeri Yaman ke Syam

lebih cepat dari kedipan mata, ia tidak merasa sombong dan congkak. Lebih dari itu,

justru ia menisbatkan apa yang menjadi kelebihannya kepada Allah Swt. dan berkata,

‫مهمذا ِممين ِفم ي‬


ِ ِ‫ضمل ِمربنييِ ِلممييبيلكموُنمييِ ِءمأميشكككر ِأميم ِأميككفكر ِموممين ِمشمكمر ِفممإنرمماَ ِيميشكككر ِملنمييفمسمه ِموممين ِمكمفمر ِفممإرن ِمربنيي‬

‫غمنمريِ ِمكمرييبم‬

“Ini Termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau

mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya

dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka

sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”159

Begitulah sikap Nabi Sulaiman terhadap nikmat yang Allah berikan. Sikap orang

yang bersyukur dan berserah diri kepada-Nya. Sudah sepantasnya bagi orang yang

Q.S. An-Naml: 19 158


Q.S. An-Naml: 40 159
mencontoh akhlak Nabi Sulaiman ini dikabulkan doanya oleh yang Maha Pemberi karuni

dan Maha Pemberi rezeki.

Keenam, Nabi Ayyub a.s. Sebagian kisah mengenai Nabi Ayyub telah diceritakan oleh Al-

Qur’an dalam surat Al-Anbiya’,

‫شيفمناَ ِمماَبممه ِمميين ِ ك‬


‫ضير‬ ‫جبيمناَ ِلمكه ِفممك م‬ ‫م‬
‫ ِمفاَيستم م ي‬.ِ ‫ت ِأميرمحكم ِالراحممييمن‬ ‫سنمميِ ِال ب‬
‫ضبر ِموأمني م‬ ‫ب ِإميذ ِمناَمدىَ ِمربركه ِأمنييِ ِمم ر‬
‫موأميبييوُ م‬

‫مومءاتم ييييمناَكه ِأميهلمكه ِموممثييلمكهيم ِرممعكهيم ِمريحممبة ِنمين ِمعينمدمناَ ِمومذيكمرىَ ِلميلمعاَبممدييمن‬

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya, (Ya Tuhanku)

Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha

Penyayang di antara semua penyayang. Maka, Kamipun memperkenankan seruannya itu,

lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya

kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi

Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.”160

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah menceritakan kisah

Ayyub a.s. yang mendapat ujian dan cobaan pada harta, anak dan juga fisiknya. Saat itu

Nabi Ayyub a.s. memiliki binatang ternak, ladang yang luas, anak yang banyak, dan

tempat tinggal yang menyenangkan. Kemudian ia mendapat ujian dan habislah semua

yang dimilikinya. Tidak hanya itu, ia juga mendapat cobaan berupa penyakit pada

tubuhnya. Baginda Muhammad Saw. pernah bersabda, “Di antara manusia yang paling

berat cobaanya adalah para nabi, lalu orang-orang sholeh, kemudian seterusnya.” Dalam

hadits lain Rasulullah Saw. juga bersabda, “Seseorang diuji sesuai kadar keagamaannya.

Semakin kuat agamanya, cobaannya pun semakin bertambah.” Nabi Ayyub a.s adalah

gambaran puncak kesabaran yang memberikan suri tauladan untuk di ikuti.161

.Q.S. Al-Anbiyâ: 83-84 160


Ibnu Katsir. TafsirIbnu Katsir. Hlm. 188 161
Fakhrur Razi berkata, “Ketahuilah bahwa gambaran kondisi Nabi Ayyub a.s. yang

Allah paparkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan suri tauladan dan petunjuk yang tidak

bisa di dapat dari orang lain selain dia. Itu semua karena Allah telah menurunkan penyakit

mengerikan yang belum pernah Allah turunkan sebelumnya sebagai ujian dan pelajaran

untuknya, untuk orang-orang selain dia dan siapa saja yang mendengar kisahnya. Kisah

Ayyub ini juga menjelaskan kepada mereka bahwa kehidupan di dunia merupakan ladang

bagi kehidupan di akhirat. Setiap orang harus bersabar atas musibah dan cobaan yang

menimpanya, tetap berusaha memenuhi hak-hak Allah dan terus bersabar baik dalam

keadaan sedih maupun senang.”162

Para mufassir telah menjelaskan panjang lebar mengenai jenis penyakit yang

menimpa Ayyub a.s. Kebanyakan dari mereka mendeskripsikan penyakit ini sebagai

penyakit yang sangat dahsyat dan mengerikan. Cobaan telah diturunkan pada Ayyub a.s.

baik jiwa, harta maupun keluarganya. Dan terbukti ia tetap sabar menghadapi cobaan ini

dengan sebaik-baik kesabaran. Dalam ucapannya “Sesungguhnya aku telah ditimpa

penyakit” – sebagaimana dijelaskan para ulama’ – bukan sebagai bentuk kemarahan dan

kekesalannya, melainkan sebagai doa untuk berserah diri kepada sang Khalik agar

mencabut semua cobaan yang dihadapinya. Dan doa tidak menafikan permohonan

keselamatan pada saat bencana sedang melanda.

Allah mengabulkan permohonan Ayyub a.s., dengan menyembuhkan penyakit

yang dideritanya, memberinya rezeki harta, anak dan kesenangan dengan berlipat ganda.

Semua itu karena ia telah menjalani ujiannya sebagaimana yang digambarkan oleh Allah

Swt.

‫صاَبمبرا ِنميعمم ِاليمعيبكد ِإمنركه ِأمروا ب‬


‫ب‬ ‫إمرناَ ِمومجيدمناَكه ِ م‬

Tafsir Al-Fakhru Ar-Razi. Jilid 6. hlm, 123 162


“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) sebagai seorang yang sabar. Dialah

Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya ia amat taat (kepada Tuhan-nya).”

Maksudnya, “Kami telah menguji Ayyub dengan musibah dan cobaan. Kami

melihat bahwa dia sabar menghadapi cobaan yang Kami berikan dan ia juga memohon

agar diselamatkan dari musibah ini, dengan tetap menjalankan perintah-perintah Kami.

Maka, barangsiapa melakukan hal seperti itu, niscaya Kami akan mengabulkan

permohonannya, menyembuhkan penyakitnya, memberikan jalan keluar dalam setiap

kesulitannya, memberikan kelonggaran pada setiap kesempitannya dan kami berikan

rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Ketujuh, inilah satu sisi yang dikisahkan Al-Qur’an kepada kita mengenai doa-doa

yang baik dan penuh kepasrahan. Doa-doa yang digunakan oleh para nabi untuk

menghadap kepada Khaliknya. Doa-doa itu dipenuhi dengan niat yang tulus, keyakinan

yang hakiki, hati yang suci, etika yang sempurna, tujuan yang mulia, arah yang jelas dan

semangat untuk meninggikan kalimat Allah serta menyebarkan agama-Nya.

Nabi Nuh a.s memohon dan berserah diri kepada Allah dengan berdoa,

“Sesungguhnya aku tak berdaya, maka berilah pertolongan.” Maka Allah mengabulkan

doanya dengan menyelamatkannya bersama para pengikutnya dalam bahtera. Dan Allah

menenggelamkan musuh-musuh-Nya yang ingkar.

Nabi Ibrahim a.s. memohon kepada Allah dengan doa-doa yang baik. Di

antaranya, ia meminta agar Allah menurunkan kepada umat ini seorang rasul dari

keturunannya. Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan menurunkan Nabi

Muhammad Saw. – di antara nabi-nabi lain – untuk mengeluarkan manusia dari

kegelapan menuju cahaya yang terang-benerang.


Nabi Musa a.s. meminta kepada Allah agar melapangkan dadanya, membinasakan

musuh-musuhnya dan menjauhkannya dari orang-orang fasik, maka Allah mengabulkan

dan memberikan semua permohonannya.

Nabi Yusuf a.s. berserah diri kepada Allah agar dijauhkan dari perbuatan keji

seorang istri raja, kemudian Allah memenuhi permintaanya dan menjauhkannya dari

perangkap dan tipu daya perempuan itu.

Nabi Sulaiman a.s. memohon ampunan kepada Allah dan ditambahkan kebaikan

untuknya, maka Allah mengabulkan doanya dengan memberinya kerajaan yang tidak

pernah diberikan kepada siapa pun selain dirinya.

Nabi Ayyub a.s. berserah diri dan memohon kepada Allah agar disembuhkan dari

penyakit, maka Allah memenuhi permintaanya dengan menghilangkan semua kesusahan,

mengembalikan keluarga, harta dan kebahagiaannya yang pernah hilang, dengan berlipat

ganda.

Nabi Yunus a.s. ketika berada dalam perut ikan hiu, bermunajat kepada Allah,

‫مم‬ ‫ك ُإمبن ُحكين م‬ ‫يل ُإملييه ُإم ظ‬


‫ت ُمين ُالظظاَّلم ي ي‬
‫ي‬ ‫ح‬ ‫ل ُأيني ي‬
‫ت ُحسيبيحاَّني ي‬

“Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk

orang-orang yang zhalim.”

Kemudian Allah mengabulkan doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan dan

kesusahan.

Begitulah Al-Qur’an memaparkan kepada kita, melalui lisan para nabi, berbagai

macam doa yang mustajab untuk kita jadikan pelajaran dan kita teladani. Sehigga, kita

bisa memperoleh kemenangan sebagaimana yang diperoleh para nabi dan kita bisa

berbahagia kerena diterima di sisi Allah sebagaimana mereka diterima di sisi-Nya.


Al-Qur’an tidak hanya memberikan contoh-contoh doa mustajab yang keluar

melalui lisan para Nabi, tapi juga menunjukkan kepada kita beberapa contoh doa

mustajabah lainnya yang diucapkan oleh orang-orang sholeh untuk menyerahkan diri

kepada Allah sehingga mendapatkan jawaban dan ijabah dari Allah Swt.

Pembaca yang budiman, perhatikanlah salah satu contoh dari doa-doa yang

dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui lisan orang-orang yang shaleh berikut ini.

‫ت ِلكيوليمييِ ِايلمليبيمياَ م‬
‫ ِالريمذييمن ِيمييذكككريومن‬.ِ ‫ب‬ ‫ض ِوايختملم م‬
‫ف ِالريييمل ِوالنريمهيياَمر ِلمييياَ ب‬
‫م‬ ‫م‬
‫م‬ ‫إمرن ِفمييِ ِمخيلمق ِال ر‬
‫سيمماَموات ِموايلمير م م‬

‫س يماَوا م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ِمه يمذا‬ ‫ت ِموايلمير م‬
‫ض ِمربرينميياَ ِمميياَمخلميق م‬ ‫الميي ِقمياَبميياَ ِموقكيعك ييوُبدا ِمومعلمييىَ ِكجنكي ييوُبمهيم ِمويميتميمفرك يكريومن ِفيييِ ِمخيل يمق ِال ر م م‬

‫ك ِممي يين ِتيك ييدمخمل ِالنريياَمر ِفميمقي ييد ِأميخمزيييتمي يكه ِمومماَمللظريياَلمممييمن ِممي يين‬
‫ ِمربريمنآَإمنيري م‬.ِ ‫ب ِالنريياَمر‬ ‫ل ِسي يبحاَنم م م‬
‫ك ِفمقنميياَ ِمعي يمذا م‬
‫م‬
‫بميياَط ب ك ي م‬

َ‫ ِربريمنآَإمنرينميياَ ِمس يمميعمناَ ِكممناَمديبيياَ ِيكينميياَمدييِ ِلمملييمميياَمن ِأمين ِمءاممنكي ييوُا ِبممربنكك ييم ِفميمئاَممنريياَ ِمربرينميياَ ِفميياَيغمفير ِلمنميياَ ِذكنكييوُبمينمييا‬.ِ ‫صيياَبر‬
‫أمني م‬

‫ك‬ ‫ ِمربرينيمياَ ِمومءاتمنيمياَ ِمماَمومعييدتميمناَ ِمعملىَكركسيلم م‬.ِ ‫لبي يمرامر‬


‫ك ِمولمتكيخمزنيمياَ ِيمييوُمم ِاليمقمياَمميمة ِإمنري م‬ ‫مومكنفيرمعنيرياَ ِمسيينمئاَتممناَ ِموتميموُفرينيمياَ ِمميمع ِاي م‬

‫لمتكيخلم ك‬
‫ف ِالي م ي‬
‫مييمعاَمد‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang

mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami,

tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah

kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke

dalam neraka, sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada penolong bagi orang-
orang yang zhalim. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang

menyeru kepada iman, (yaitu): ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kamipun

beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan

Kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan

Kami, berilah kepada kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan

perantaraan Rasul-rasulMu. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.

Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”163

Doa yang paling tulus dan permohonan yang paling mulia, pasti dibalik semua itu

terdapat pujian seorang hamba kepada Penciptanya, permohonan agar selalu diselamatkan

dari adzab-Nya, selalu mengharap pahala dari-Nya, dan berupaya agar kelak dikumpulkan

bersama para kekasih-Nya.

Oleh karena, itu Allah mengabulkan doa mereka dan tidak menyia-nyiakan

harapan mereka. Sebagaimana dikisahkan oleh Al-Qur’an sebagai berikut,

‫ض ِمفاَلريمذييمن ِمهيياَمجكريوا‬ ‫ض يييكع ِمعمم يمل ِمعاَمم يبل ِنمنككييم ِنميين ِذممك يبر ِموكأنثمييىَ ِبمييع ك‬
‫ض يككيم ِنم يين ِبمييع ي ب‬ ‫مفاَيس يتمجاَب ِلمكه يم ِربيكه يم ِأمنيىَ ِلَمأك م‬
‫م م يم ي ي‬

‫ت ِتميجيمرييِ ِمميين‬
‫وأكيخمرجوُا ِممن ِمدياَمرمهم ِوأكوذكوا ِمفيِ ِسبمييلميِ ِوقيمياَتميلكوُا ِوقكتملكيوُا ِلكمكنفيررن ِمع ينيكهيم ِسيينمئاَتممهم ِولكيدمخلمنريكهيم ِجنرياَ ب‬
‫ي م‬ ‫ي م يم‬ ‫م‬ ‫م ي م ي م ي‬ ‫م كي ي م ي م ي ي‬

‫ل ِمعينمدكه ِكحيسكن ِالثريموُا م‬


‫ب‬ ‫م م م‬ ‫م‬
‫تميحتمهاَ ِايلمنييمهاَكر ِثميموُابباَ ِنمين ِعيند ِال ِموا ك‬

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),

‘Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara

kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari

sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung

halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah

.Q.S. Ali Imran: 190-194 163


akan Aku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke

dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah.

Dan di sisi Allah terdapat pahala yang baik.”164

Apa yang dicontohkan oleh Al-Qur’an mengenai doa mustajab yang keluar dari

lisan hamba-hamba Allah yang sholeh ini pastinya menyimpan pelajaran dan teladan bagi

orang-orang yang yakin. Jika kita ingin terus menyimak semua kisah di dalam Al-Qur’an

yang menyangkut tema ini, maka pembahasan ini akan sangat panjang dan tak ada

ujungnya.

***

Kedelapan, setelah kami paparkan pada pembahasan sebelumnya mengenai beberapa

contoh doa-doa mustajab yang terdapat dalam Al-Qur’an, kini kita beralih pada sunnah-

sunnah nabi yang suci untuk mempelajari beberapa doa mustajab yang ada di dalamnya.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata, “Aku

mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Ada tiga orang di antara umat sebelum kamu yang

bepergian, sampai akhirnya mereka berteduh pada sebuah gua dan masuk ke dalamnya.

Kemudian ada batu yang berjatuhan dari atas gunung dan mengurung mereka di dalam

gua itu. Mereka berkata, ‘Tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari keadaan ini,

kecuali jika kalian memohon kepada Allah dengan wasilah amal saleh. Salah seorang dari

mereka berkata, ‘Ya Allah, aku memiliki orang tua yang sudah renta. Aku tidak

meninggalkan harta atau pun keluarga yang akan memberinya makan. Suatu hari aku

pernah pergi dan baru pulang malam setelah mereka tidur. Aku langsung memerah susu

untuk mereka, tapi aku mendapati mereka telah tertidur. Aku tidak ingin membangunkan

mereka. Aku tetap terjaga – dengan gelas susu di tanganku – menunggu mereka bangun

sampai sang fajar menampakkan sinarnya. Kemudian mereka bangun dan meminum susu

yang telah aku siapkan untuk mereka.”


.Q.S. Ali Imran: 95164
“Ya Allah, jika aku melakukan semua itu karena mengharap belas kasih-Mu, maka

bukakanlah batu yang menutupi pintu gua di mana kami terjebak di dalamnya ini.”

Kemudian batu itu terbuka sedikit. Namun mereka belum bisa keluar.

Kemudian salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai seorang

sepupu perempuan yang sangat aku cintai. Aku mengingingkan dirinya, namun ia

menolak. Sampai ketika ia menderita bertahun-tahun.165 Ia datang kepadaku dan aku

memberinya seratus dua puluh dinar yang bisa menghilangkan jarak pemisah antara aku

dan dirinya. Aku bisa melakukan apa yang aku mau terhadap dirinya. Lalu ia berkata,

‘Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah. Jangan berikan cincin kecuali dengan

haknya.’166 Lalu aku meniggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai.

Dan aku tinggalkan emas yang telah aku berikan padanya.”

“Ya Allah, jika aku melakukan semua itu karena mengharap keagungan ridha-Mu

maka bukakanlah batu (yang menutupi pintu gua) di mana kami terjebak di dalamnya.”

Lalu pintu gua itu terbuka, hanya saja mereka belum bisa keluar.

Orang ke tiga berkata, “Ya Allah, aku pernah mempekerjakan beberapa orang.

Aku telah memberikan upah kepada mereka semua, kecuali kepada satu orang yang

meningggalkan upahny dan pergi. Upah yang menjadi bagiannya itu telah berbunga dan

menjadi harta yang banyak. Setelah beberapa lama kemudian, ia datang kepadaku dan

berkata, “Wahai hamba Allah, berikan upah bagianku.” Aku menjawab, “Semua unta,

sapi, domba dan budak-budak yang kamu lihat itu adalah bagianmu.” Ia berkata, “Wahai

hamba Allah, jangan menghinaku.” Aku menjawab, “Aku tidak menghinamu.” Lalu ia

mengambil semuanya dan tidak menyisakan sedikit pun. “Ya Allah, jika aku melakukan

semua itu karena mengharap ridha-Mu, maka bukakanlah batu (yang menutupi pintu gua)

.Didera kesusahan dan kemiskinan 165


Kinayah untuk farji dan keperawanan. Maksudnya, “Takutlah kepada Allah dan tetap menjaga diri sampai 166
”.adanya pernikahan sebagaimana yang disyariatkan
di mana kami terjebak di dalamnya.” Lalu pintu gua itu terbuka dan mereka berjalan

keluar.”

Pembaca yang budiman, tidakkah anda melihat di dalam hadits yang mulia ini

bagaimana Allah mengabulkan doa hamba-Nya yang ikhlas, yang bertawasul kepada-Nya

dengan amal saleh mereka, ketika mereka ditimpa kesulitan dan seakan tidak ada lagi

jalan keselamatan di hadapan mereka. Allah pasti akan mengabulkan doa bagi hambanya

yang mengikhlaskan niatnya dan menyempurnakan amal baiknya.

***

Sembilan, kami akan memberikan contoh mengagumkan lainnya yang dikisahkan oleh

Rasulullah saw.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah

saw. pernah mengisahkan seorang bani Israil yang meminta pada bani Israil lainnya agar

diutangi seribu dinar. Ia berkata, “Datangkan kepadaku beberapa saksi yang paling bisa

dipercaya.” Laki-laki satunya menjawab, “Cukuplah Allah yang menjadi saksi.” Ia

berkata lagi, “Kalau begitu datangkan untukku orang yang bisa menjaminnya.”dan

dijawab, “Cukup Allah yang akan menjaminnya.” Ia berkata, “Kamu benar.” Kemudian

akan membayarnya pada waktu yang telah ditentukan. Ia pergi ke laut untuk memenuhi

keinginannya. Ia menunggu kapal untuk pergi membayar utang pada waktu yang telah

ditentukan. Namun, ia setelah lama menunggu ia tidak juga mendapatkan kapal. Maka ia

mengambil sepotong kayu, melubanginya dan memasukkan uang seribu dinar ke

dalamnya, juga pesan untuk pemiliknya. Setelah itu ia menutup lubang pada kayu itu dan

melemparkannya ke laut. Setelah itu ia berdoa,

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa aku telah berutang pada si Fulan

sebesar seribu dinar. Ia memintaku untuk mendatangkan saksi. Aku menjawab, ‘Cukuplah

Allah yang menjadi saksi.’ Dan dia rela menjadikan-Mu sebagai saksi. Lalu ia memintaku
mendatangkan seseorang akan menjamin. Aku mengatakan kepadanya bahwa cukuplah

Allah yang menjaminnya. Dan ia rela menjadikanmu sabagai penjaminnya. Aku telah

berusaha sepenuhnya untuk mencari kendaraan – yang bisa mengantarku untuk

membayar haknya pada waktu yang telah dijanjikan – namun aku tidak menemukannya.

Sungguh, aku menyerahkannya kepada-Mu.” Lalu ia melemparkan kayu yang bersisi

uang itu ke laut hingga masuk ke dalamnya. Lalu ia pergi dan tetap berharap ada kapal

yang bisa membawanya pulang.

Orang yang memberi utang itu pergi (untuk mengabil uangnya) pada waktu yang

telah ditentukan. Ia berharap bisa melihat kapal yang membawa uangnya. Namun, hanya

menemukan sepotong kayu – yang di dalamnya ada uang. Ia mengambil kayu itu untuk

dijadikan kayu bakar. Namun ketika ia membelahnya, ia menemukan uang dan sepucuk

surat pesan. Ia pergi mendatangi orang yang telah berutang padanya membawa uang

seribu dinar yang didapatinya. Ketika bertemu orang yang berutang itu berkata, “Aku

masih menunggu kapal agar bisa menyerahkan uangmu. Namun, aku sama sekali tidak

mendapatkan kapal kecuali yang engkau naiki ini.

Orang yang memberi utang bertanya, “Apakah kau mengirimkan sesuatu

kepadaku?” Ia menjawab, “Aku memberi tahumu bahwa aku tidak menemukan kapal,

kecuali kapal yang kau tumpangi ini.” Orang yang memberi utang berkata, “Allah telah

memberikan apa yang kamu kirimkan di dalam kayu.” Lalu ia menunjukkan uang seribu

dinar itu.

Inilah salah satu doa yang mustajab yang dikisahkan oleh Rasulullah saw. kepada

kita. Tidak ada ungkapan yang bisa menjelaskan begitu dalam dan sempurnanya

keikhlasan yang terkandung di dalamnya. Meskipun jarang yang bisa melakukan, namun

ia berusaha untuk mememberikan hak-hak kepada pemiliknya.


Allah telah mengabulkan doa orang yang selalu menepati janjinya ini. Allah telah

mengirimkan tentara-Nya – dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan

Dia – untuk menyampaikan suatu hak kepada pemiliknya. Maka, benar ketika Rasulullah

saw. bersabda, “Barangsiapa ingin mengambil alih kebutuhan orang lain untuk ia penuhi,

maka Allah akan memenuhi (kebutuhan)-nya. Dan barangsiapa mengambil kebutuhan

orang lain untuk merusak dan merugikannya, maka Allah akan memberi kerugian

untuknya.”

***

Kesepuluh, dalam sunnah nabi juga terdapat puluhan doa yang patut dijadikan pelajaran.

Doa-doa yang dipanjatkan Rasulullah saw. di berbagai tempat yang kemudian dikabulkan

oleh Allah Swt. Di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Rasulullah saw. berdoa kepada Allah agar memperkuat barisan Islam dengan

seorang Umar bin Khatab. Allah mengabulkan doa Rasulullah saw. dan Umar masuk

Islam.

b. Rasulullah saw. pernah berdoa untuk Sa’ad bin Abi Waqas agar doanya selalu

dikabulkan.167 Maka Sa’ad mendapatkan apa yang dipanjatkan oleh Rasulullah saw.

c. Rasulullah saw. pernah mendoakan Abdullah bin Abbas, seraya berkata, “Ya

Allah, ajarkanlah ilmu hikmah kepadanya.”168 Maka Ibnu Abbas menjadi orang yang

paling mengerti ilmu Al-Qur’an dan hukum-hukum Islam.

d. Rasulullah saw. berdoa untuk Anas bin Malik, “Ya Allah, perbanyaklah harta

dan anaknya, dan berikanlah keberkahan di dalamnya.”169 Maka hartanya semakin

melimpah. Sampai-sampai, lembah kota Madinah seakan menyempit karena dipenuhi

oleh binatang ternaknya. Ia juga memiliki perkebunan di Basrah yang berbuah dua

.H.R. Tirmidzi 167


H.R. Bukhari dan Tirmidzi 168
.HR. Muslim 169
kali dalam setahun. Selain itu, Allah juga memberikan banyak keturunan padanya.

Sehingga ia memiliki lebih dari seratus anak cucu.

e. Rasulullah saw. pernah berdoa atas orang-orang yang mencekiknya dengan

kain saat beliau sedang sujud di Masjidil Haram. Selain itu, mereka juga

melemparkan kotoran ke kepala Rasulullah. Rasulullah saw. memohon kepada Allah,

“Ya Allah, Engkau yang berhak menghukum orang-orang Quraisy dan

menyelamatkan beberapa orang dari mereka.” Ibnu Mas’ud berkata, “Setelah kejadian

itu, aku melihat mereka tersungkur pada saat perang Badar.”

f. Rasulullah saw. pernah berdoa atas orang-orang musyrik Makkah yang

menyakitinya dan memerangi dakwahnya. Beliau berdoa, “Ya Allah, jadikan

hukumanmu lebih menyakitkan bagi orang berbuat keburukan. Dan berikanlah

hukuman itu kepada mereka dalam waktu yang panjang seperti umur Nabi Yusuf.”

Setelah itu, mereka mengalami paceklik dan kelaparan sampai mereka harus

memakan tulang dan bangkai. Mereka mengangkat pandangan mereka ke langit,

namun mereka hanya melihat asap yang membumbung di langit.

g. Ketika terjadi perang Tabuk, orang-orang merasa sangat kelaparan. Lalu Nabi

Saw. mengeluarkan sedikit makanan dan berdoa agar diberi keberkahan di dalam

makanan itu. Kemudian semua orang memakannya dan masih menyisakan beberapa

bagian.170

h. Dari Anas r.a, ia berkata bahwa pada masa Rasulullah, penduduk Madinah

pernah dilanda paceklik karena tidak mendapat hujan. Ketika Rasulullah saw. sedang

menyampaikan khutbah pada hari Jum’at, seorang laki-laki berdiri dan berkata, ‘Ya

Rasulullah, unta dan kambing banyak yang mati. Mintalah kepada Allah agar

menurunkan hujan kepada kami.’ Saat itu Rasulullah saw. menjulurkan kedua

Diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dari sebuah hadits yang panjang dari Abu Hurairah dan Abu Said 170
.Al-Khodari dalam kisah perang Tabuk
tangannya dan berdoa. Anas berkata, “Langit seperti kaca, bening dan bersih tanpa

awan. Lalu angin berhembus dan menyatu membentuk awan. Kemudian langit

menurunkan hujan.171 Kami pulang di bawah air hujan hingga kami sampai di rumah.

Sementara hujan tidak reda hingga datang hari Jum’at berikutnya. Lelaki tadi berdiri

dan berkata, “Ya Rasulullah, rumah-rumah telah hancur, mintalah kepada Allah agar

meredakan hujan ini.” Rasulullah tersenyum dan berdoa, “Ya Allah, turunkanlah

hujan disekitar kami bukan di atas kami.”172 Aku melihat awan tiba-tiba terbelah di

sekitar Madinah seperti mahkota.”

Inilah contoh doa-doa yang Rasulullah panjatkan kepada Tuhannya dalam situasi

yang berbeda-beda. Kita melihat bagaimana doa-doa itu telah dikabulkan oleh Allah Swt

karena besumber dari rahmat yang membawa petunjuk, anugerah yang memberi

kedamaian, dan pelita yang memberi penerangan, yang menyayangi dan mengasihi orang-

orang mukmin, dialah Nabi Muhammad Saw.

Sedangkan doa yang terbesar dan bersifat khusus dari Rasulullah saw. hanya

diberikan kepada umatnya pada hari kiamat kelak. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa

Rasulullah saw. bersabda, “Setiap nabi memiliki doa yang mustajab. Dan setiap nabi telah

memanjatkan doanya. Sedangkan aku masih menangguhkan doaku sebagai syafaat bagi

umatku pada hari kiamat. Dan yang akan mendapatkannya – insya Allah – ialah umatku

yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah sedikit pun.”173

Kesebelas, setelah kami paparkan beberapa contoh doa-doa mustajabah baik dari Al-

Qur’an maupun sunnah, mungkin ini waktu yang tepat bagi kita untuk mendalami sejarah

orang-orang saleh sebelum kita, agar kita bisa memetik teladan dari mereka yang

Dalam hadits ini disebutkan “wa arsalat as-sama’u ‘azaliiha’. Kata ‘azali jama’ ‘azala, berarti mulut 171
.Geriba (tempat menampung susu). Sehingga hujan yang turun diibaratkan bibir Geriba mengalirkan air susu
Artinya, “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar Madinah dan bukan di atasnya.” Allah mengabulkan doa 172
Nabi. Lalu hujan berhenti dan berpindah ke sekitar kota Madinah. Seperti seperti mahkota yang melingkar di
.kepala
.H.R. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi 173
mengulurkan tangan memohon kepada Allah dengan lidah yang penuh harap dan hati

yang tentram, sehingga Allah mengabulkan doa mereka dan memenuhi permohonannya.

Pembaca yang budiman, mari kita memutar kembali memori kita pada tahun-tahun ke-3

Hijriah, untuk mengenang cerita seorang sahabat agung ‘Ashim bin Tsabit bin Abi Al-

Aqlah, salah seorang dari tujuh sahabat yang mati dalam keadaan syahid karena dikhianai

seorang utusan (wafd) yang jahat dan licik.174

Singkat cerita, sekelompok utusan ini menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Ya

Rasulullah, kami telah telah memeluk Islam dan beriman. Maka, kirimkanlah beberapa

orang sahabatmu bersama kami untuk memberi pemahaman tentang agama, membacakan

Al-Qur’an dan mengajari kami syariat-syariat Islam.” Lalu Rasulullah saw. mengurus

tujuh sahabat bersama mereka.

Ketika mereka sampai di sebuah sungai milik bani Hudzail di sekitar kota Hijaz,

para utusan yang jahat dan licik itu mengkhianati para sahabat yang diutus oleh

Rasulullah saw. Mereka meminta bantuan bani Hudzail untuk mencelakai para sahabat

itu. Ketika para sahabat menoleh ke belakang, mereka melihat puluhan pengkhianat telah

mengitari mereka. Ketika mereka menghunuskan pedang untuk membunuh para sahabat,

mereka berkata, “Demi Tuhan, kami tidak ingin membunuh kalian. Tapi kami ingin

sedikit memberi pelajaran pada kalian penduduk Makkah. Kalian mendapatkan janji dan

jaminan Allah supaya kami tidak membunuh kalian.”

‘Ashim menjawab, “Demi Allah, kami tidak akan menerima sumpah dan janji

orang musyrik.” Maka terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara kelompok

musyrik pengkhianat dalam jumlah yang banyak dengan sedikit orang muslim. Ketika

‘Ashim melihat bahwa ajalnya sudah dekat, ia menengadahkan tangannya ke langit dan

berdoa, “Ya Allah, aku telah menjaga agamamu di pagi hari, maka jagalah jasadku di sore

.Syekh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid. Sirah Abi Al-Hisam. Jilid III. Hlm. 160 174
hari.” Kemudian ia memperoleh kesyahidan setelah memerangi para pengkhianat itu

secara heroik.

Ibnu Ishaq berkata, “Allah telah memberikan janji-Nya kepada ‘Ashim, bahwa

selamanya ia tidak akan pernah disentuh oleh orang musyrik dan tidak pernah menyentuh

orang musyrik yang akan menyebabkan ia terkena najis.”

‘Ashim bin Tsabit termasuk orang yang tangguh pada saat perang Uhud. Salah

seorang dari kaum Quraisy yang terkena anak panahnya pada perang Uhud adalah Ibnu

Thalhah. Setelah terkena anak panah, dengan cucuran darah ia menemui ibunya, Salafah

bintu Saad. Ibunya bertanya, “Siapa yang menyerangmu, anakku?” Ia menjawab, “Aku

mendengar seseorang berteriak ketika memanahku, ‘Terima ini, Akulah ‘Ashim bin Abi

Al-Aqlah.” Salafah bintu Saad berjanji jika mendapatkan kepala ‘Ashim, ia akan

meminum arak dari kepala itu.

Para penghianat dari bani Hudzail melihat kesempatan untuk memenggal kepala

‘Ashim dan menjualnya pada wanita yang menaruh dendam tersebut. Mereka mendekati

tubuh ‘Ashim untuk melakukan niat jahatnya. Tapi Allah yang menjamin doa hambanya

yang saleh, telah mengirimkan tentara-Nya – Dan tidak ada yang mengetahui tentara

Tuhan-Mu melainkan Dia – untuk melindungi jasad ‘Ashim. Allah Swt. mengirimkan

sekelompok lebah yang hinggap menutupi jasadnya, sehingga para pengkhianat itu

mengurungkan niatnya. Mereka berkata, “Biarkan dia, sampai datang waktu senja dan

kita tunggu sampai lebah-lebah ini meninggalkannya. Setelah itu, kita kembali lagi untuk

mengambil kepalanya.”

Tapi ketika menjelang sore, Allah mengirimkan angin yang membawa jasadnya

entah ke mana, tidak ada yang mengetahui keberadaannya kecuali alam gaib. Sedangkan

para penghianat itu sama sekali tidak menemukan apa-apa.


Begitulah Allah mengabulkan doa ‘Ashim dan menjaga jasadnya pada sore hari,

karena ‘Ashim telah menjaga agama-Nya pada pagi hari.

Ketika menceritakan kisah ‘Ashim ini, Umar bin Khatab berkata, “Allah menjaga

hambanya yang mukmin.”

‘Ashim telah bersumpah bahwa ia tidak akan pernah disentuh maupun menyentuh

orang musyrik selama hidupnya, maka Allah menjaga tubuhnya agar tidak disentuh orang

musyik ketika ia telah wafat, sebagaimana Allah menjaganya ketika ia masih hidup.175

***

Kedua belas, berikut ini adalah contoh lain yang tidak jauh berbeda dari contoh

sebelumnya mengenai keikhlasan yang begitu dalam, niat yang tulus, dan semangat yang

kuat untuk meninggikan kalimat Allah. Di antaranya adalah kisah tentang seorang sahabat

yang agung, Nu’man bin Muqarran r.a.

Nu’man merupakan seorang gubernur di suatu negeri yang bernama Kaskar. 176

Gubernur merupakan kedudukan yang banyak diincar oleh orang-orang ambisius dan rela

melakukan segala macam cara yang bertentangan dengan ajaran Islam untuk

mendapatkannya.

Sementara Nu’man memandang kedudukan ini sebagai sesuatu yang biasa. Ia

tidak melihat kehormatan dan kekuasaan sebagai sesuatu yang istimewa.

Ia mengirimkan sepucuk surat kepada kholifah ke dua, Umar bin Khatab dan

berkata, “Wahai Amirul Mukminin, antara aku dan kedudukan yang aku emban, ibarat

seorang pemuda yang berada di sisi wanita cantik yang membujuk pemuda itu agar

terjerumus dalam keburukan (berzina), namun pemuda itu tetap menolak. Aku memohon

kepadamu atas nama Allah, jauhkan aku dari kepemimpinan ini, dan kirimlah aku

.Ibid. hlm. 161 175


Kaskar merupakan daerah pesisir Arab yang membentang sepanjang sungai Tigris dari Baghdad sampai 176
.Basrah
bersama pasukan muslim untuk turun dalam medan perang guna meninggikan kalimat

Allah.”

Akhirnya, setelah Nu’man terus mendesak dan memintanya berkali-kali, Umar bin

Khatab memenuhi permintaannya. Khalifah Umat menariknya dari kekuasaan Kaskar dan

mengutusnya sebagai panglima pasukan umat Islam dalam sebuah peperangan melawan

pasukan Persia.

Sebelum peperangan dimulai, ia mengumpulkan pasukannya dan berseru, “Aku

akan mengibarkan bendera sebanyak tiga kali. Pada kibaran pertama, penuhilah hajat

kalian dan perbarui wudhu kalian; Pada kibaran kedua, persiapkan diri dan asah pedang

kalian; dan pada kibaran ketiga, kalian harus menyerang semua musuh dan

menghancurkan mereka.”

Kemudian ia melanjutkan ucapannya, “Aku akan memanjatkan doa kepada Allah

dan kalian harus meyakininya.” Ia mengangkat kedua tangannya ke arah langit dan

berdoa, “Ya Allah, berilah pertolongan kepada umat Islam dalam peperangan ini dan

jadikan aku salah satu di antara syuhada’nya.” Terjadilah peperangan yang dahsyat dan

mengerikan antara umat Islam dan orang-orang Persia. Kemudian peperangan itu usai

dengan kemenangan di tangan umat Islam. Allah mengabulkan doa Nu’man dan

memberinya kesyahidan, setelah berjuang dengan sunguh-sungguh dalam memenangkan

agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya. Jiwanya terbang menuju sang Khalik dengan

jiwa yang tenang serta mendapat ridha-Nya.

Doa yang dipanjatkan oleh Nu’man r.s. diliputi oleh niat yang tulus , cita-cita luhur

dan meninggalkan kesenangan duniawi (zuhud), serta dilakukan pada waktu yang tepat,

di mana semua itu merupakan faktor-faktor diterimanya sebuah doa. Nu’man berdoa

kepada Allah ketika ia berada dalam barisan pasukan yang berperang di jalan-Nya. Saat

seperti ini merupakan saat-saat dibukanya pintu langit sehingga Allah mengabulkan
permohonannya dan merealisasikan keinginannya. Itulah karunia yang Allah berikan pada

orang yang ia kehendaki. Sungguh, Allah mempunyai karunia yang sangat besar.

***

Ketiga belas, setelah memaparkan kisah dua orang sahabat yang menjadi teladan, yaitu

‘Ashim dan Nu’man – di mana Allah telah mengabulkan doa mereka dan mereka berada

pada gerbang kesyahidan di jalan-Nya – kini kita akan melihat beberapa kisah teladan

dari orang-orang yang mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah agar memberi

hukuman kepada orang-orang yang telah mendzalimi mereka. Kemudian Allah

mengabulkan permohonan mereka dan menurunkan hukumannya yang adil kepada orang-

orang yang dzalim dan membangkang.

Kisah pertama adalah tentang Sa’ad bin Abi Waqas r.a. Seorang penduduk Kufah

telah melontarkan tuduhan kepadanya dengan tuduhan yang sama sekali tidak benar dan

tidak pernah dilakukan oleh Sa’ad bin Abi Waqas. Kemudian Sa’ad r.a. berdoa kepada

Allah agar memberikan hukuman kepada orang yang menuduhnya itu, dan Allah

mengabulkan doa tersebut.

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bin Samrah r.a, ia berkata, “Seorang

penduduk Kufah mengadukan Sa’ad bin Abi Waqas kepada Khalifah Umar bin Khatab

r.a. Penduduk Kufah mengatakan bahwa Sa’ad bin Abi Waqas tidak melakukan shalat

secara benar. Kemudian Umar memanggilkan dan berkata kepada Saad bin Abi Waqas,

‘Wahai Aba Ishaq, mereka mengatakan bahwa kamu tidak melakukan shalat secara

benar.’ Sa’ad menjawab, ‘Demi Allah, saya hanya melakukan shalat bersama mereka

sebagaimana shalat Rasulullah saw. dan tidak menguranginya. Aku mengerjakan shalat

isya’, berdiri tenang pada dua rakaat pertama,177 dan lebih mempercepat pada dua rakaat

”.Maksudnya, “pada dua rekaat pertama aku berdiri lama 177


terakhir.” Umar berkata padanya, “Itu semua hanya dugaan yang dilontarkan padamu,

wahai Abu Ishaq.”

Kemudian Khalifah Umar mengutus seseorang – atau beberapa orang – ke Kufah.

Orang yang diutus itu bertanya pada penduduk Kufah tentang Sa’ad bin Abi Waqas. Tidak

ada satu masjid yang terlewatkan kecuali setelah ia menanyakan perihal Sa’ad. Mereka

memuji Sa’ad bin Abi Waqas sebagai orang yang sangat baik. Sampai ketika ia tiba di

masjid Bani Abbas. Seorang laki-laki dari mereka bernama Usamah bin Qatadah alias

Abu Su’dah berdiri dan berkata, “Jika engkau meminta kami untuk bersaksi, kami

katakan bahwa Sa’ad tidak memimpin pasukannya melainkan bermalas-malasan, tidak

memberikan bagian secara merata, dan tidak memutuskan perkara secara adil.”

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku hanya memohon kepada-Nya tiga hal, ‘Ya

Allah, jika hambamu ini berbohong, hanya ingin dilihat dan didengar orang, maka berilah

ia umur yang panjang, kemiskinan yang terus menerus, dan fitnah yang selalu menerpa.”

Setelah kejadian itu, setiap ditanya mengenai keadaanya orang yang disumpahi

tadi berkata, “Sumpah yang dilontarkan Sa’ad telah membuatku berumur panjang namun

penuh dengan fitnah.”

Abdul Malik bin Amir pernah bercerita tentang Jabir bin Samrah, “Aku pernah

melihatnya. Kedua alisnya jatuk ke mata karena umurnya yang sudah tua. Ia juga

kesulitan untuk berjalan sehingga harus merangkak.”

Seperti itulah Allah mengabulkan sumpah Sa’ad bin Abi Waqas karena ia dituduh

secara dzalim dengan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan. Tidak ada sekat yang bisa

menghalangi doa orang yang dizhalimi untuk sampai kepada Allah.

***

Keempat belas, kisah kedua adalah tentang Sa’id bin Zaid bin Amru bin Nufail r.a. Ia

pernah bersumpah atas seorang perempuan yang menuduh bahwa ia telah mengambil
hak-hak perempuan tersebut. Kemudian Allah mengabulkan sumpah yang dilontarkan

oleh Sa’id.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari ‘Urwah bin Zabir bahwa seorang

perempuan bernama Arwa bin Aus pernah mengadukan Sa’id bin Zaid pada Marwan bin

Al-Hakim. Perempuan itu menuduh Sa’id telah mencuri sebagian tanahnya.

Sa’id menjawab, “Saya tidak mengambil sedikit pun dari tanahnya karena saya

mendengar apa yang diucapkan Rasulullah?!”

Marwan bertanya, “Apa yang kamu dengan dari Rasulullah saw?”

Sa’id menjawab, “Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda,

‘Barangsiapa mengambil sebagian tanah secara zhalim, maka ia akan dihimpit tujuh lapis

tanah.”

Marwan berkata, “Aku tidak membutuhkan penjelasanmu lagi.”

Kemudian Sa’id berdoa, “Ya Allah, jika wanita ini berbohong, maka butakanlah

matanya dan cabutlah nyawanya ditanahnya.”

Urwah bin Jabir menceritakan bahwa perempuan itu meninggal setelah hilang

penglihatannya dan ketika ia berjalan di atas tanahnya, ia terjatuh ke dalam lubang dan

meninggal.”

Dalam riwayat Muslim dari Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar

disebutkan bahwa ia melihat wanita itu mengalami kebutaan dan meraba-raba dinding

seraya berkata, “Sumpah yang dilontarkan Sa’id telah menimpaku.” Dan wanita itu

berjalan di atas sumur di sekitar rumah yang pernah ia adukan kepada Marwan Al-Hakim.

Lalu ia terjatuh ke dalam sumur sehingga sumur itu menjadi kuburnya.

***
Keempat belas, kisah ketiga adalah tentang seorang Tabi’in besar, Sa’id bin Jabir. Ia telah

bersumpah atas kedzaliman dan kejahatan yang dilakukan oleh Al-Hujjaj bin Yusuf Ats-

Tsaqafi, dan sumpah itu dikabulkan oleh Allah Swa.

Para ahli sejarah melihat bahwa Sa’id bin Jabir pernah melarang Al-Hujjaj

melakukan kezhaliman dan kejahatan. Ia mengajak orang-orang untuk melawan dan

menghadapinya. Al-Hujjaj tidak bisa mengatasi apa yang dilakukan oleh Sa’id ini. Maka,

ia memanggil Sa’id dan terjadilah perdebatan panjang antara keduanya. Sebuah

perdebatan yang memperlihatkan keimanan yang kuat, keyakinan yang kokoh, keteguhan

jiwa dan keberanian dalam mempertahankan kebenaran, yang dimiliki oleh Sa’id.

Al-Hujjaj bertanya kepada Sa’id, “Siapa namamu?”

Ia menjawab, “Sa’id bin Jabir.”

Al-Hujjaj berkata, “Engkau Si malang anak celaka itu?”

“Ayahku lebih tahu namaku dari pada engkau.” jawabnya.

“Celakalah engkau dan ayahmu.”

“Apa yang tidak terlihat, hanya Allah yang mengetahuinya.”

“Aku akan merubahmu dengan seisi dunia menjadi kobaran api.” Al-Hujjaj

mengancam.

Sa’id menjawab tanpa rasa gentar, “Jika aku bisa melihatmu melakukannya, aku

akan menjadikanmu sebagai tuhan.”

Kemudian Al-Hujjaj bertanya kepada Sa’id, “Bagaimana pendapatmu tentang Ali

bin Abi Thalib, apakah ia berada di surga atau neraka?”

“Jika aku pernah masuk ke dalamnya dan mengetahui siapa saja yang ada di sana,

maka aku pasti tahu siapa yang menjadi penghuni surga dan neraka. Tapi aku sekarang

masih berada di dunia yang fana ini.”

“Bagaimana pendapatmu tentang khalifah?”


“Aku tidak tahu tentang mereka?”

“Siapa di antara mereka yang paling kamu suka?”

“Dialah yang paling diridhai oleh Khalikku.”

“Lalu, siapa yang paling diridhai oleh Allah?”

“Yang mengetahuinya adalah Dia yang mengetahui rahasia mereka.” Jawab Sa’id.

“Mengapa engkau tidak tertawa sebagaimana kami tertawa?”

Sa’id menjawab, “Bagaimana seorang makhluk yang dibuat dari tanah bisa

tertawa, sedangkan tanah akan dimakan oleh api.”

“Tapi kami tetap tertawa.”

“Karena hati sudah tidak peka sama sekali.”

“Pilihlah kematian yang kau inginkan.”

“Pilihlah sendiri, wahai Hujjaj. Demi Allah, kamu akan membunuhku sabagai

mana Allah membunuhmu di akhirat.”

“Apakah kau ingin supaya aku mengampunimu.”

“Jika ada ampunan, datangnya hanya dari Allah.”

Al-Hujjaj memerintahkan pengawalnya untuk membawa dan membunuh Sa’id.

Sa’id tertawa ketika akan keluar bersama para pengawal. Al-Hujjaj pun bertanya,

“Mengapa engkau tertawa?”

Sa’id menjawab, “Karena aku heran melihat sikapmu yang berani melawan Allah

dan orang yang diberi kesabaran oleh-Nya untuk menghadapimu.”

“Bunuh! Cepat bunuh dia!”

Sa’id berkata, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang

menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang lurus, dan aku

bukan termasuk orang-orang musyrik.”


Al-Hujjaj memerintahkan kepada pengawalnya, “Jangan hadapkan wajahnya ke

arah kiblat.”

“Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” Jawab Sa’id.

“Sungkurkan mukanya ke tanah.”

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan

mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang

lain.”

“Sembelih dan bunuh dia!”

“Sesungguhnya, aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah

utusan-Nya”. Kemudian Sa’id mengangkat kedua tangannya ke arah langit dan berdoa,

“Ambillah nyawaku, sampai kita bertemu di hari pembalasan, wahai musuh Allah. Ya

Allah, dekatkan ajalnya dan jangan biarkan dia membunuh seseorang lagi setelahku.”

Doa yang dipanjatkan Sa’id naik ke langit. Lalu mendapatkan jawaban dan

balasan dari Allah Yang Mahaesa lagi Mahakuasa. Setelah membunuh Sa’id, tidak selang

berapa lama kemudian Al-Hujjaj terserang penyakit yang tidak bisa diobati. Ia kehilangan

akal dan seperti orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila. Setiap kali

tersadar dari penyakitnya, ia berkata dengan penuh ketakutan, “Apa yang terjadi padaku

dan Sa’id bin Jabir.”

Tidak lama setelah membunuh Jabir, Al-Hujjaj meninggal dalam keadaan yang

sangat mengenaskan. Allah telah mengabulkan doa Sa’id dan tidak membiarkan Al-Hujjaj

membunuh seseorang setelahnya.

Benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw, “Ada tiga (orang) yang tidak akan

ditolak doanya, yaitu orang yang puasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil dan doa

orang yang terzhalimi. Allah akan mengangkatnya dari kesusahan dan membukakan pintu
langit untuknya. Saat itu Tuhan berkata, ‘Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, Aku akan

menolongmu jika telah tiba saatnya.”178

***

Keenam belas, kisah ke empat tentang doa yang mustajab akan kami ambil dari realita

“taman firdaus” kita yang telah lenyap dari sejarah Daulah Andalusia. Dalam sejarah

Islam masa-masa Daulah Andalusia ini menggambarkan lembaran sejarah yang penuh

dengan petaka, kesedihan dan kepedihan.

Dalam sejarah Andalusia, permadani yang pernah dibentangkan untuk Islam telah

dilipat kembali, negara yang luas telah dihancurkan, umat yang besar telah

ditenggelamkan, dan peradaban Islam yang cemerlang telah sirna. Itu semua tidak lain

karena para pewaris Andalusia setelah abad ke empat Hijriah, telah menyebarkan

penyakit yang pernah menyerang umat-umat sebelum mereka, yaitu pola hidup mewah,

saling membenci satu sama lain, dan terpecah belah karena perbedaan madzhab dan

golongan. Akibatnya, masing-masing daerah memiliki pemimpin (amirul mukminin)

tersendiri.

Dampak dari perilaku yang menyimpang ini adalah keluarnya jamaah Islam yang

terakhir dari kota Andalusia pada awal abad ke sebelas Hijriah. Mereka meninggalkan

peradaban yang pernah mencapai kegemilangan kemudian tenggelam dan musnah

disebabkan oleh ketidakperdulian, kelemahan dan keegoisan penguasanya.

Ketika berada di istana Umayah di Andalusia, Abu Hazm bin Jahwar mendapatkan

kondisi istana yang pilar-pilarnya telah runtuh dan tembok-temboknya berserakan. Ia

berkata,

‫ ُقلت ُيوماَّ ُلدار ُقوم ُتفاَّنوا‬ َّ‫أين ُسكاَّنك ُالعزاز ُعلينا‬

H.R. Tirmidzi 178


‫ ُهناَّ ُأقموا ُقليل‬:‫فأجاَّبت‬ َّ‫ ُولست ُأعلم ُأينا‬،‫ث ُساَّروا‬

Pada suatu hari aku bertanya pada rumah suatu kaum yang telah musnah

Di mana para penghunimu yang perkasa di hadapan kami

Dia pun menjawab; mereka tinggal di sini sebentar,

Kemudian pergi, dan aku tidak tahu entah kemana

Tokoh yang akan kami ceritakan dalam kisah ini adalah Abu Al-Walid bin

Jahwar, seorang Amir di Cordova (Qurthubah) pada paruh kedua abad ke-5 Hijriah.

Singkat cerita, setelah Abu Al-Walid menduduki kepemimpinan di Cordova,

seorang Amir Thulaitah yang bernama Yahya bin Dzu An-Nun berambisi untuk merebut

dan menguasai kedudukannya. Kemudian ia pun menancapkan kukunya di sana. Ketika

Ibnu Jahwar merasakan kekalahan hampir menimpanya, ia mengirim pesan kepada Amir

Asybiliyah bernama Mu’tamad bin Ibad untuk meminta perlindungan kepadanya dari

kerakusan Ibnu Dzu An-Nun. Tapi ia seolah berlindung dari terik matahari dan masuk ke

dalam bara api. Sebab, setelah Al-Mu’tamad bin Ibad memberi pertolongan dan mengusir

Yahya bin Dzu An-Nun dari Cordova, kini ia sendiri yang berambisi untuk menguasai

Cordova dan memasukkannya ke dalam wilayah kekuasaannya. Ibnu Jahwar mencoba

mengingatkan Ibnu Ibad untuk memenuhi perjanjian dan kesepakatan di antara mereka,

dan mengingatkannya untuk tidak egois dan melanggar perjanjian yang ada. Akan tetapi,

daya tarik Cordova telah membangkitkan hasrat dalam diri Ibnu Ibad serta mengambil

kendali jiwanya. Selain itu, ia juga tidak membiarkan pengikut Jahwar – mereka adalah

para pejabat pemerintahan yang sah – tetap tinggal di Cordova. Bahkan Ibnu Ibad

mengerahkan prajurinya untuk menyerang mereka, mengoyak tabir yang mereka miliki,

dan menyita harta mereka. Setelah itu ia mengusir mereka dari tanah Cordova.

Abdul Malik bin Jahwar beserta keluarganya pergi meniggalkan Cordova. Ia juga

membawa ayahnya, Abu Al-Walid, yang sudah tua renta dan lumpuh. Sebelum melewati
perbatasan Cordova, Abu Al-Walid menoleh ke belakang dengan perasaan pedih, hari

yang hancur dan tubuh yang lemah. Seolah ia akan meninggalkan kekuasaannya untuk

yang terakhir kali. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya ke arah langit dan berdoa,

“Ya Allah sebagaimana Engkau mengabulkan doa atas kami, kabulkanlah doa itu untuk

kami.”

Doa ini keluar dari bibir lelaki yang sedang sedih dan terzhalimi, baik harta,

keluarga maupun jiwanya. Sehingga doa itu naik ke langit dan dikabulkan oleh Dzat yang

berhak mengabulkan doa seorang hamba yang memohon kepada-Nya, yaitu Allah Yang

Mahaesa dan Mahaperkasa.

Setelah kejadian ini, Al-Mu’tamad bin Ibad hidup dalam kenikmatan, kehormatan

dan kemewahan yang melimpah dalam kurun waktu yang cukup lama. Sampai-sampai

banyak ahli sejarah yang menjadikannya bahan perbincangan. Di antara mereka ada yang

berkata, “Suatu hari, istrinya melihat perempuan-perempuan Badui sedang menjual susu

dengan membawa geriba (tempat susu yang terbuat dari kulit). Perempuan-perempuan

Badui itu membiarkan betis mereka masuk ke dalam lumpur. Melihat kejadian itu, istri

Imad beserta pelayan-pelayannya ingin melakukan apa yang dilakukan oleh perempuan-

perempuan Badui. Kemudian Imad meminta minyak kasturi, kapur barus, dan air es.

Semua bahan itu dicampur dan dijadikan lumpur di dalam istana. Ia juga membuatkan

geriba beserta talinya yang terbuat dari bahan sutra untuk istrinya. Setelah itu, sang istri

beserta para pelayannya masuk ke dalam lumpur itu.”179

Akan tetapi, bagaimanakah akhir kehidupannya setelah ia melewati kemewahan

yang mengagumkan, kesenangan yang melimpah dan kemuliaan yang agung itu?

Akhir hidupnya merupakan akhir kehidupan yang paling menyedihkan, sehingga

mengundang para pemikir untuk memberikan pesan dan nasehat kepadanya. Itu semua

karena setelah Advens – penguasa Eropa pada waktu itu – menduduki Thulaithah,
.Dr. Hasan Jad. Ad-Du’â al-Mustajâb. dalam Majalah Al-Azhar. Vol. 22. hlm. 45 179
Bilnasiah dan Sarqasthah yang merupakan daerah-daerah kekuasaan umat muslim, ia juga

ingin menguasai Cordova. Advens mengirim pesan kepada Al-Mu’tamad bin Ibad. Dalam

surat itu, Advens meminta secara terang-terangan benteng kokoh yang mengitari

Cordova. Sementara umat muslim bertahan untuk tetap tinggal di dalamnya. Dan Al-

Mu’tamad menolak permintaan itu secara tegas dan angkuh.

Kemudian Al-Mu’tamad meminta bantuan kepada Yusuf bin Tasyifin, seorang

Amir daulah Murabithin, untuk memerangi Advens beserta tentaranya. Di daerah yang

biasa disebut Az-Zalaqah (tanah yang licin), umat muslim memperoleh kemenangan atas

Advens dan orang-orang Eropa yang menjadi pengikutnya.

Tapi, apa yang dilakukan Yusuf bin Tasyifin kepada Al-Mu’tamad setelah mereka

memenangkan peperangan atas Advens beserta tentaranya?

Ibnu Tasyifin – seorang Badui yang wataknya keras dan kasar – membeberkan

kemewahan hidup Al-Mu’tamad yang ia lihat pada saat itu. Maka, ia memerintahkan

untuk menyita semua harta Al-Mu’tamad. Ketika Al-Mu’tamad membantah dan menolak

semua itu, Ibnu Tasyifin beserta tentaranya langsung mengepungnya. Sehinggah

terjadilah pertempuran antara keduanya. Dalam pertempuran itu beberapa anak Al-

Mu’tamad terbunuh di depan mata kepalanya. Sedangkan Al-Mu’tamad, ia ditangkap dan

diikat dengan rantai dan belenggu, kemudia di kirim ke kota Aghmât di Marakis. Ia

menetap di sana, terpenjara dan dalam kehinaa kurang lebih selama sepuluh tahun.

Sampai akhirnya ia meninggal dalam penjara pada tahun 448 H.

Begitulah Allah menjawab permohonan Abu Al-Walid bin Jahwar, yang

dikeluarkan oleh Al-Mu’tamad dari Cordova dalam keadaan tulang rahangnya pecah dan

nyaris terbelah. Al-Mu’tamad menghabiskan rentang waktu yang cukup panjang ini

dengan merasakan berbagai kerendahan dan bermacam-macam kehinaan. Ia melihat

beberapa anak laki-lakinya terbelenggu. Ia juga melihat anak-anak perempuannya


bercumbu dengan orang-orang untuk mendapatkan bayaran. Ketika melihat beberapa

anak perempuannya bekerja sebagai pembantu pada seseorang yang dulu pernah menjadi

pengawalnya, ia berkata,

‫عواريِ ُقد ُأضر ُباَّ ُالفاَّء‬ ‫أأرغب ُأن ُأعيش ُأرى ُبناَّت‬

‫خوادَم ُبنت ُمن ُقد ُكاَّن ُأعلى‬ ‫مراتبييه ُإذا ُيبدو ُالنداء‬

‫ولكن ُالدعي ياَّء ُإذا ُدَعاَّه‬ ‫ضمي ُملص ُنفع ُالدعياَّء‬

Haruskah aku hidup menyaksikan anak-anak perempuanku telanjang yang telah

membuka aibku.

Para pelayan, anak dari orang yang dulu pernah memiliki kedudukan tertinggi,

saat ada panggilan yang menyerunya.

Akan tetapi, jika sebuah doa diucapkan oleh hati yang tulus, ia akan memberi

manfaat.

Al-Mu’tamad telah melihat balasan yang ia terima karena menghianati orang yang

meminta pertolongan kepadanya. Ia berkeyakinan bahwa kehinaan yang menimpanya

disebabkan oleh kezhalimannya terhadap Bani Jahwar. Dan doa Abu Al-Walid yang

ditujukan atas dirinya telah dikabulkan oleh Allah. Al-Mu’tamad mengakui dengan

sejujur-jujurnya apa yang telah ia ucapkan,

Akan tetapi, jika sebuah doa diucapkan oleh hati yang tulus, ia akan memberi

manfaat.

Itulah pelajaran bagi orang yang berbuat sewenang-wenang dengan kekuatannya,

menumpuk-numpuk kehormatan, dan mengkhianati orang yang telah menaruh

kepercayaan kepadanya. Apakah ia termasuk orang ingat?


Ketujuh belas, kisah kelima adalah tentang seorang sahabat yang agung, Sayyidah

Khaulah binti Tsa’labah r.a.

Ringkas ceritanya, ia dinikahi oleh sepupunya, Aus bin Shamit. Pada suatu hari,

terjadi perselisihan antara keduanya. Aus bin Shamit berkata kepadanya, “Bagiku, engkau

seperti ibuku.” Selang beberapa waktu kemudia, Aus ingin mendekatinya. Namun,

Khaulah menolaknya dan berkata, “Jangan. Demi (Tuhan) yang jiwaku berada di

tangannya, jangan mendekatiku – karena engkau telah mengucapkan apa yang telah kau

ucapkan – sampai Allah dan Rasul-Nya memberi ketetapan hokum bagi kita.” Kemudian

Khaulah melanjutkan ucapannya, “Lalu, ia (suaminya) memaksaku dan aku tetap

menolaknya. Sampai akhirnya aku bisa mengalahkan dia layaknya seorang wanita tua

yang lemah, dan aku menjuahkannya dariku. Setelah itu, aku pergi ke rumah tetanggaku

dan meminjam baju darinya. Lalu aku pergi hingga bertemu Rasulullah saw. Aku duduk

di hadapannya dan menceritakan apa yang aku lihat dari suamiku, dan aku mengadukan

buruknya akhlak suamiku kepada Rasulullah saw.

Khaulah berkata, “Kemudian Rasulullah saw. mulai bersabda, “Wahai Khaulah,

sepupumu sudah tua renta. Takutlah kepada Allah karenanya.”

Ia berkata, “Lalu aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang perkataan yang

telah diucapkan oleh suamiku.” Rasulullah saw. mejawab, “Engkau diharamkan

baginya.”180 Ia berkata, “Kemudian aku berkata pada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, tapi

sungguh ia tidak mengucapkan talak.’ Kemudian aku mengulangi ucapanku, dan

semuanya dijawab oleh Rasulullah saw., ‘Engkau diharamkan baginya.”

Kemudian ia berkata, “Lalu aku katakan, ‘Aku akan mengadu kepada Allah

mengenai permasalahanku, kesendirianku, kerisauanku, dan perpisahanku dengan

suamiku. Dan aku telah meninggalkan anak yang banyak padanya.”

Rasulullah saw. berkata kepada Khuwailah, “Engkau diharamkan baginya.” Karena pada waktu belum ada 180
syariat tentang zhihar (menganggap istrinya mirip ibunya)
Perempuan suci itu mengangkat mengulurkan kedua tangannya ke arah langit dan

berdoa, “Ya Allah, Engkau tahu bahwa suamiku sudah tua. Sedangkan aku perempuan tak

berdaya. Ia membutuhkanku dan aku membutuhkannya. Darinya aku memiliki beberapa

anak. Jika aku meninggalkan anak-anaku padanya, mereka akan terlantar. Namun jika aku

membawa mereka bersamaku, mereka akan kelaparan. Ya Allah, berilah aku jalan keluar

dari kesulitan ini dan hilangkanlah kesusahanku.”

Doa yang penuh kepasrahan dan kepatuhan dari seorang wanita suci itu, naik

menuju langit. Dan Allah mengabulkan doanya, sebelum wanita itu beranjak dari

tempatnya, di sisi Rasulullah saw. Allah telah menurunkan wahyu kepada Rasulullah saw.

yang menjelaskan hukum Allah tentang zhihar dalam firman-Nya,

‫ل ِمسممييبع‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫قميد ِسممع ِال ِقميوُمل ِالرتميِ ِتكجاَمدلك م م م‬


‫ل ِيميسممكع ِتممحاَكومرككممآَ ِإمرن ِا م‬
‫ك ِفييِ ِمزيوجمهاَ ِموتميشتمكييِ ِإمملىَ ِال ِموا ك‬ ‫ي م‬ ‫م م ك ي‬

‫سآَمءمهم ِرماَكهرن ِأكرممهاَتممهيم ِإمين ِأكرممهاَتكيكهيم ِإم ر‬


ِ ‫ل ِالرمئىَ ِمولميدنميكهيم ِموإمنريكهيم‬ ‫م م‬ ‫رم‬
‫بم م ي‬
‫ ِالذييمن ِيكمظاَهكريومن ِمينككيم ِنمن ِ ن م‬.ِ ‫صييبر‬

ِ ‫ ِموالرمذييمن ِيكمظاَمهكريومن ِممن ِ نمسآَئممهيم ِثكرم ِيميعكيوُكديومن‬.ِ ‫ل ِلممعكفروُ ِغمكفيوُبر‬


‫مليميكقيوُلكيوُمن ِكمينمكبرا ِنممن ِاليمقيوُمل ِموكزيوبرا ِموإمرن ِا م‬

ِ ‫ ِفمممين ِلريم‬.ِ ‫ل ِبممماَ ِتمييعمملكيوُمن ِمخميبييبر‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫م‬


‫لمماَ ِقماَلكيوُا ِفميتميحمريييكر ِمرقميبمة ِنمن ِقمييبمل ِمأن ِيميتمممآَرساَ ِمذلككيم ِتكييوُمعظكيوُمن ِبمه ِموا ك‬

‫صمياَكم ِمشيهمرييمن ِكمتممتاَبممعييمن ِممن ِقمييبمل ِمأن ِيميتمممآَرساَ ِفمممين ِلريم ِيميستممطيع ِفممإطيمعاَكم ِمستنيييمن ِمميسمكيبناَ ِمذلم م‬
ِ ‫ك‬ ‫يمجيد ِفم م‬
‫م‬

‫ب ِأملمييبم‬ ‫ك ِحكدوكد ِا م م م‬ ‫مم م‬ ‫م‬ ‫م م‬


‫ل ِموليلمكاَفمرييمن ِمعمذا ب‬ ‫لتكييؤمنكييوُا ِمباَل ِمومركسوُله ِموتيل م ك ي‬

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan

gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada Allah. Dan

Allah mendengar percakapan kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi


Maha Melihat. Orang-orang yang men-zhihar istrinya di antara kamu,

(menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) mereka (istri-istri mereka)

bukanlah ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain adalah wanita yang melahirkan

mereka. Dan mereka, sungguh-sungguh mengucapkan perkataan yang mungkar

dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik

kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang

budak sebelum keduanya bercampur. Demikianlah yang dianjurkan kepada kamu,

dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak

mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut

sebelum keduanya bercampur. Kemudian, siapa yang tidak kuasa (wajiblah

atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hokum-hukum Allah, dan bagi

orang kafir siksaan yang pedih.181

Tidakkah anda melihat, bagaimana Allah mengabulkan doa perempuan yang suci,

ikhlas dan menjaga kehormatan suami beserta anak-anaknya ini?! Allah telah

menurunkan ayat Al-Qur’an – sebelum ia beranjak dari tempat duduknya – yang

memberikan solusi atas permasalahannya dan permasalahan sejenis yang dihadapi oleh

setiap wanita lain sesudahnya sampai hari kiamat kelak.

Sayyidah Aisyah memberikan komentar mengenai Khaulah binti Tsa’labah dan

berkata, “Mahasuci Allah yang sangat luas pendengarannya. Sungguh, aku telah

mendengar ucapan Khaulah binti Tsa’labah – dan aku tidak mendengar sebagian

ucapanya. Ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah,

aku telah melewati masa muda dan meninggalkan banyak anak pada suamiku. Sampai
.Q.S. Al-Mujâdilah: 1-4 181
saat umurku telah senja, aku harus berpisah dengan anak-anakku. Ya Allah aku mengadu

kepada-Mu…” dan dia tidak berhenti memohon, sampai Jibril turun membawa firman

Allah, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan

gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada Allah.”182

Kejadian ini telah mengangkat derajat Khaulah r.a. di mata para sahabat. Umar bin

Khatab r.a. pernah lewat di hadapan Khaulah, di mana Umar adalah sebagai seorang

amirul mukminin dan bersamanya beberapa orang sahabat. Khaulah menghentikannya

sangat lama dan menasihatinya. Khaulah berkata, “Ya Umar, engkau pernah dipanggil

dengan sebutan Umar kecil (Umair), lalu dipanggil dengan nama Umar, dan kemudian

dipanggil dengan sebutan Amirul Mukminin. Bertakwalah kepada Allah, ya Umar.

Sungguh, barangsiapa yakin dengan datangnya kematian, ia akan takut dengan

kekuasaan, dan siapa yang yakin dengan hari perhitungan (hisab), ia akan takut dengan

azab.” Saat itu Umar hanya berdiri mendengarkan ucapan Khaulah. Seorang sahabat

berkata pada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, haruskah engkau berdiri selama ini demi

perempuan renta ini?”

Umar menjawab, “Demi Allah, seandainya dia menahanku dari pagi sampai sore,

aku tidak akan meninggalkannya kecuali untuk menjalankan shalat fardhu. Tahukah

kalian siapa wanita tua ini? Dialah Khaulah binti Tsa’labah, yang ucapannya telah di

dengar oleh Allah dari langit ke tujuh. Apakah seorang Umar tidak akan mendengarkan

ucapannya? Padahal Tuhan yang memelihara alam semesta telah mendengar ucapannya.”

Sungguh, Allah telah mendengar ucapan Khaulah, mengabulkan permintaannya,

dan menyelesaikan permasalahannya. Hal itu tidak lain karena Khaulah mengadukan

suaminya kepada Rasulullah saw. hanya untuk menjaga ajaran-ajaran Islam,

menghalalkan apa yang dihalalkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan

.Tafsir Al-Qurthubi. Juz. 17. hlm. 270 182


oleh-Nya. Dan barangsiapa menjaga dirinya dari laranga-larangan Allah, maka Allah akan

menjaganya.

Kedelapan belas, itulah beberapa kisah tentang doa-doa mustajabah yang kita

petik dari kitab Allah Swt, dari sunnah Rasulullah saw., dan dari sejarah empirik orang-

orang saleh yang telah mendahului kita. Dan masih banyak lagi kisah-kisah lainnya. Jika

kita ingin menggali kisah-kisah itu dan menjadikannya landasan hukum, maka

pembahasannya akan sangat panjang.

Yang perlu diperhatikan dari kisah-kisah doa mustabah ini – dengan zaman,

tempat dan sisi yang berbeda-beda – bahwa semuanya mengandung nilai-nilai yang

menggambarkan keikhlasan, hati yang suci, jiwa yang bersih, tujuan yang luhur,

permohonan yang tulus, dan semangat para pelakunya dalam perjuangan meninggikan

kalimat Allah, menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan di muka bumi. Oleh sebab itulah,

doa mereka berada dalam lindungan, belas kasih dan ijabah dari Allah Swt.

***

Jika seseorang berkata, “Kita telah banyak melihat bahwa ada orang yang berdoa

secara benar, tapi tidak tanda-tanda doanya terkabul. Mengapa seperti itu?”

Jawaban pertanyaan-pertanyaan semacam itu mencakup beberapa aspek. Di

antaranya adalah sebagai berikut.

a. Jika semua doa manusia dikabulkan, maka tidak ada hikmah dan maslahah

yang terkandung di dalamnya. Hal ini tidak lain karena permintaan manusia berbeda-

beda, kebutuhan mereka saling berlawanan dan kontradiksi. Misalnya, mereka semua

ingin menjadi kaya dan Allah mengabulkan permintaan mereka, pastilah mereka tidak

saling membutuhkan dan akan berbuat sewenang-wenang. Seseorang tidak akan bisa

meminta pertolongan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dan


merealisasikan keinginannya. Dampaknya, semua itu tidak memberikan maslahah,

bahkan akan menimbulkan kerusakan.

Jadi, hikmah dan maslahah mengharuskan adanya manusia yang kaya dan miskin,

juga adanya penguasa dan pekerja. Al-Qur’an telah mengindikasikan semua itu dalam

beberapa ayatnya. Di antaranya adalah firman Allah,

‫م م م‬ ‫م‬
َّ‫ضيا‬
‫ضيحهيم ُبيييع ن‬
‫ض ُيدَيريجياَّت ُليتْيظخييذ ُبيييع ح‬ ‫ ُيويرفيييعنياَّ ُبيييع ي‬،َّ‫يينحن ُقييسيمنياَّ ُبييييينييحهيم ُمف ُايلييياَّة ُالتدنييييا‬
‫ضحهيم ُفيييويق ُبيييعي د‬

َّ‫حسيخمريا‬

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

dunia. Dan Kami telah meninggikan kebahaiaan mereka atas sebagian yang

lain beberapa derajat, agar sebagian dapat mempergunakan sebagian yang

lain.183

‫ط ُالحيي ُال يبريزيق ُلمعمبي ياَّمدَمه ُيلبييغي ييوا ُمفيي ُايليير م‬


‫ ُموليمك يين ُيتينيي يبزحل ُبميق ييددر ُظم ياَّ ُيييش ياَّحء ُإمنظيحه ُبمعمبي ياَّمدَمه ُيخميبيي يرر‬،‫ض‬ ‫يوليييو ُبييس ي ي‬

‫م‬
ٌ.‫صييرر‬
‫بي ي‬

Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka

akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang

dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui

(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”184

b. Dalam setiap doanya, semua orang meminta didatangkan kebaikan dan

dijauhkan dari keburukan. Akan tetapi, apakah yang dianggap baik oleh manusia

Q.S. Az-Zukhruf: 32 183


.Q.S. Asy-Syura: 27 184
benar-benar baik? Dan apakah yang dianggap buruk oleh manusia memang benar-

benar buruk? Tidak. Kebaikan dan keburukan bukanlah seperti anggapan manusia

yang memiliki daya pikir terbatas dan tidak tahu akibat yang akan timbul dari suatu

permasalahan. Sebagai bukti, pasti di antara kita ada pernah mengusahakan suatu

pekerjaan, tugas atau keinginan tertentu dalam hidupnya. Ia meminta kepada Allah,

baik pada pagi hari maupun sore hari, untuk mengabulkan keinginannya. Ketika Allah

tidak mengabulkan keinginannya atau memilihkankan jalan lain untuknya, ia merasa

sedih dan sakit hati. Tapi beberapa hari kemudian, nampak dihadapannya secara jelas

bahwa apa yang talah ia usahakan tertanya perkara yang tidak baik untuknya, dan apa

yang Allah pilihkan untuknya adalah yang terbaik. Dan pengalaman hidup manusia

lainnya telah menguatkan kebenaran itu. Mahabenar Allah dalam firman-Nya,

‫خيينرا ُيكميثَيينرا‬ ‫فييعسى ُأيين ُتييكرهوا ُيشيئناَّ ُوييعل ُا م م‬


‫ل ُفييه ُ ي ي‬
‫يح ي ي يي ي ح‬ ‫يي‬

Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal di dalamnya Allah menjadikan

kebaikan yang banyak.185

‫ ُيواليحي ُييييعلييحم ُيوأينييتْحييم‬،‫ ُيويعيسى ُأيين ُ حمتبتييوا ُيشييئناَّ ُيوحهيو ُيشرر ُليحكيم‬،‫خييرر ُليحكيم‬
‫يويعيسى ُأيين ُتييكيرحهيوا ُيشييئناَّ ُيوحهيو ُ ي ي‬

‫يل ُتيييعليحميوين‬

Boleh jadi kamu membanci sesuatu, padahal ia amat baik untukmu. Dan boleh

jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha

Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.186

Jadi, diwajibkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak doa dengan penuh

keikhlasan dan rasa takut, setelah itu biarkan Allah menentukan hasilnya sebagaimana

.Q.S. An-Nisa`: 19 185


.Q.S. Al-Baqarah: 216 186
yang Ia kehendaki dengan hikmah dan iradah-Nya. Anda mempunyai keinginan, saya

juga memiliki keinginan, dan hanya Allah yang bisa melakukan apa yang Ia

kehendaki.

***

c. Setiap doa akan memberikan manfaat bagi seorang muslim, baik doa itu

dikabulkan maupun tidak dikabulkan. Karena, apabila doa itu tidak dikabulkan oleh

Allah bagi orang yang memanjatkannya di dunia ini, maka Allah akan menggantinya

sebagai balasan dan amal baik baginya di akhirat kelak.

Dari Ibadah bin Shamit r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah di muka bumi

ini ada seorang muslim yang memanjatkan sebuah doa kepada Allah, kecuali Allah

akan memberikan permohonan itu kepadanya atau Allah akan menjauhkannya dari

keburukan yang setimpal dengan permohonannya, selama ia tidak berbuat dosa dan

memutus tali silaturahmi.”187

Diriwayatkan juga dari Ibadah bin Shamit r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pada

hari kiamat Allah akan berkata kepada seorang hamba-Nya. “Apakah kamu melihat

sebagian doamu dikabulkan dan sebagian lagi tidak dikabulkan?” Hamba itu

menjawab, “Ya.” Kemudian Allah bertanya, “Tidaklah engkau memanjatkan doa

kepada-Ku kecuali Aku akan mengabulkannya. Bukankah pada hari ini dan itu engkau

berdoa kepadaku dan engkau melihat Aku telah mengabulkan doamu?” Hamba itu

menjawab, “Benar.” Allah Swt bertanya kembali, “Dan bukankah pada hari ini dan itu

engkau berdoa kepada-Ku kemudian engkau tidak melihat Aku tidak mengabulkan

doamu?” Ia menjawab, “Ya, benar.” Kemudian Allah berfirman, “Sesungguhnya aku

menyimpan doamu di surga.” Oleh karena itu, tidak seorang mukmin memanjatkan

doa, kecuali ia berharap semua doanya akan menjadi simpanan untuk di akhirat

kelak.”
.HR. Tirmidzi 187
Maka dari itu, seorang muslim harus memperbanyak doa dengan rasa ikhlas dan patuh

kepada Allah, serta yakin bahwa doanya akan memberinya manfaat dalam kondisi apa

pun. Dan doa merupakan bentuk penyembahan dan penyerahan diri kepada Allah

Yang Memelihara alam semesta, serta bentuk perbuatan paling mulia dari seorang

manusia untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada amal perbuatan

yang lebih mulia di sisi Allah keculi berdoa (memohon kepada-Nya).”188

d. Dalam memanjatkan doa ada syarat-syarat dan etika yang harus dipenuhi.

Apabila orang yang berdoa telah memenuhi syarat dan doa itu, maka doanya layak

mendapat jawaban. Namun, bila syarat dan etika itu tidak terpenuhi, dan ia berdoa

kepada Allah dengan hati yang lalai dan tidak sehat, maka doanya tidak layak

mendapatkan jawaban.

Banyak dari kebiasaan manusia yang mengabaikan faktor-faktor dikabulkannya doa

yang telah disyariatkan oleh Allah. Mereka mengabaikannya dengan penuh celaan,

sering meninggalkan ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang ada. Selain itu

mereka juga banyak memakan makanan yang telah diharamkan. Setelah itu mereka

marah karena telah berdoa kepada Allah, namun Ia tidak mengabulkan doanya.

Perilaku aneh yang mereka lakukan ini mengingatkan saya pada sebuah kisah mashur

tentang Ibrahim bin Adham. Singkat cerita, ada beberapa orang yang bertanya kepada

Ibrahim, “Wahai Ibrahim, ada apa dengan kami, kami memanjatkan doa tapi tidak

pernah dikabulkan?” Ibrahim rahimahullah menjawab, “Itu karena hati kalian mati

yang disebabkan oleh sepuluh perkara.” Mereka bertanya, “Apakah sepuluh perkara

itu?” Ibrahim menjawab, “Kalian tahu Allah tapi tidak mentaatinya; kalian tahu Rasul

tapi tidak mengikuti sunnahnya; kalian tahu (isi) Al-Qur’an tapi tidak

mengamalkannya; kalian makan dari nikmat Allah tapi tidak mensyukurinya; kalian
.HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah 188
tahu surga tapi tidak memintanya; kalian tahu neraka tidak tapi tidak lari darinya;

kalian tahu setan tapi tidak memeranginya bahkan mengikutinya; kalian tahu

kematian tapi tidak mempersiapkan diri untuknya; kalian menguburkan orang mati

tapi tidak mengambil pelajaran darinya; kalian bangun tidur, langsung sibuk dengan

aib orang lain dan melupakan aib kalian sendiri.”

Oleh karena itu, sebelum kita berkata, “Kami telah banyak berdoa, namun doa kami

tidak pernah dikabulkan”, kita harus membersihkan hati kita, mendekatkan diri pada

Sang Khalik, dan menjalankan syarat-syarat serta etika dalam berdoa.

Kesembilan belas, Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ada orang yang bertanya, “Mengapa

seseorang berdoa tapi tidak dikabulkan?”

Jawabnya: hendaknya ia tahu bahwa firman Allah dalam dua ayat 189 “ujîbu” dan

“astajîbu” bukan berarti Allah mengabulkan doa secara mutlak bagi setiap orang yang

berdoa dalam bentuk yang terperinci (tafshil), dan tidak pula bagi setiap doa yang

dipanjatkan secara terperinci. Allah telah berfirman dalam ayat lainnya, “Berdoalah

kepada Tuhanmu dengan penuh rasa patuh dan takut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai

mereka yang berlebih-lebihan.” Dan sekecil apa pun yang ditambahkan, baik ia ketahui

maupun tidak ia ketahui, maka ia sudah termasuk mu’tadd (orang yang berlebih-lebihan).

Allah telah menberitahukan bahwa Dia tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Lalu

bagaimana Allah akan mengabulkan doa itu?

Sebagian ulama berpendapat bahwa maksud dari ayat tersebut adalah, “Aku

mengabulkan doa jika Aku menghendakinya.” Sebagaimana Allah berfirman, “Dan Dia

memperlihatkan apa yang kalian minta, jika Dia menghendaki.” Pembahasan ini masuk

dalam bab Muthlaq dan Muqayyad

Yaitu firman Allah, “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) 189
sesungguhnya aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdoa apabila ia berdoa kepadaku.” Dan
”.firman-Nya, “Dan Tuhanmu berkata, “Mintalah kepada-Ku, niscaya aku akan mengabulkan untuk kalian
Ada juga yang mengatakan, “Maksud dari ayat ini adalah untuk memberi tahu

semua umat mukmin yang demikian itu merupakan sifat Allah Swt; Dia mengabulkan

sebagian besar permohonan orang yang berdoa; Dia dekat dengan hamba-Nya,

mendengar doa hamba-Nya, mengetahui keinginannya, dan mengabulkannya dengan apa

yang dikehendaki-Nya dan bagaimana Dia menghendaki. Seorang tuan mengabulkan

permohonan hambanya dan seorang ayah mengabulkan permohonan anaknya, tapi ia

tidak memberikan seperti permintaanya. Sebuah jawaban (ijabah) tidak harus menempati

satu posisi hanya ketika ada permohonan. Hal ini dibuktikan dengan sebuah ta’wil yang

diriwayatkan dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Barangsiapa membukanya dengan

doa maka aku akan membukakan pintu ijabah untuknya.” Juga sebagaimana Allah

mewahyukan kepada Daud, “

Sebagian orang berpendapat bahwa Allah menyukai setiap doa, baik dengan

memberikan jawaban secara langsung di dunia, tidak memberikan jawaban untuknya,

maupun ketika Allah menyimpan jawaban doa itu untuknya di akhirat kelak. Hal ini

didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khadari bahwa Rasulullah

saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan sebuah doa – di mana doa itu

bukan untuk berbuat dosa atau memutuskan tali silaturahmi – kecuali Allah akan

memberikan kepadanya tiga perkara: Allah langsung mengabulkan doanya; menyimpan

doa itu untuknya; atau Allah akan menjauhkannya dari keburukan yang sebanding dengan

permohonannya itu.” Sebagian sahabat bertanya, “Jadi kita harus banyak berdoa?”

Rasulullah saw. menjawab, “Allah lebih banyak (mengabulkan doa). Dan semua ini

adalah bentuk ijabah.”

Sebagian ulama berpendapat bahwa maksud dari ayat tersebut adalah, “Aku

mengabulkan doa jika aku menghendakinya.” Sebagaimana Allah berfirman, “Dan Dia

memperlihatkan apa yang kalian minta, jika Dia menghendaki.” Rasulullah saw. pernah
berdoa memohon tiga hal. Kemudian Allah memberikan dua dari permohonannya dan

tidak memberikan yang satunya lagi.190

Maksud Al-Qurthubi dalam hadits di atas adalah sebagaimana yang diriwayatkan

dari Said bin Abi Waqash r.a. ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw. mendatangi

daerah di pinggiran kota Madinah. Beliau melewati sebuah masjid milik bani Muawiyah.

Kemudian Rasulullah saw. shalat dua rakaat dan kami juga shalat bersamanya. Setelah itu

Rasulullah saw. berdoa cukup lama, lalu menghadap kami ke arah kami dan bersabda,

“Aku berdoa kepada Tuhanku untuk tiga perkara. Dia memberikan dua dari permintaanku

dan menolak satu permintaan lainnya. Aku memohon kepada Tuhanku agar umatku tidak

binasa karena kelaparan, kemudia Dia mengabulkannya; aku juga memohon kepada-Nya

agar umatku tidak dikuasai oleh musuh yang akan membinasakan mereka, kemudian Dia

mengabulkannya; dan aku memohon kepada-Nya agar tidak menjadikan perselisihan di

antara umatku, namun Allah tidak mengabulkannya.”191

Maka dari itu, kita harus memenuhi etika dan syarat-syarat dalam berdoa, agar doa

kita layak mendapatkan ijabah dari Allah Swt.

Dalam hal ini, saya kagum dengan ucapan Ibnu Atho’ rahimahullah, “Setiap doa

memiliki beberapa pilar, sayap, faktor, ketetapan waktu. Jika pilar-pilarnya terpenuhi,

maka doa itu akan berdiri kokoh; Jika sayapnya telah siap, maka doa itu akan terbang ke

langit; Jika waktunya sudah tepat, maka doa itu akan sampai pada kemenangan; dan jika

faktor-faktornya telah terpenuhi, maka doa itu akan memberikan hasil.”

Pilar-pilar doa itu meliputi kehadiran hati, kelembutan, kepatuhan dan

kekhusyuan; Sayap-sayapnya adalah ketulusan; ketentuan waktunya adalah saat-saat

sebelum subuh; dan yang menjadi faktornya adalah shalawat atas Rasulullah saw.”

.Tafsir Al-Qurthubi. Juz 2. hlm. 309 190


.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 191
BAB TIGA

KUMPULAN DOA YANG TERDAPAT DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH

Pada pembahasan kali ini, kami akan memaparkan beberapa contoh doa yang terdapat

di dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Dalam hal ini kami ingin agar umat muslim

bisa mengamalkan doa-doa tersebut dengan khusyu’. Selain itu, hendaknya mereka juga bisa

merasakan tujuan mulia, nilai etika yang tinggi, ungkapan yang indah, dan kata-kata yang

jelas, yang terkandung di dalam doa-doa tersebut. Umat muslim seyogianya memanjatkan

doa kepada Allah, Tuhan sekalian alam, dengan ungkapan yang dipahami oleh akal pikiran,

menenteramkan hati, memberi kenyamanan, dan bisa dirasakan oleh jiwa.

Al-Qur’an dan sunnah nabawiyah ini mengandung doa-doa yang akan memberikan

manfaat dan pertolongan bagi manusia, serta menunjukkan mereka pada jalan yang lurus.

Apabila seseorang mengamalkan doa-doa – yang mencakup berbagai macam

kebaikan – ini, secara terus menerus dan berulang-ulang, berarti ia telah memenuhi etika dan

syarat-syarat dalam berdoa. Ia bisa memilih do’a yang lebih indah, lebih bermanfaat dan

lebih sesuai dengan kebutuhannya, dalam rangka mengamalkan kebaikan dan ketakwaan.

Orang-orang saleh sebelum kita telah banyak memanjatkan doa-doa yang terdapat di

dalam Al-Qur’an dan sunnah. Mereka menganggap orang yang berdoa bukan dengan doa-doa

yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah atau menambah-nambahinya, merupakan satu

bentuk i’tidâ` (melampaui batas) yang dilarang oleh Allah Swt, sebagaimana digambarkan

dalam firman-Nya,

‫ب ُايليعتْيمدييين‬
‫ضترنعاَّ ُيومخيفيينة ُإمنظحه ُيل ُ حمي ت‬
‫أحندَعحوا ُيربظحكيم ُتي ي‬
‫ح‬
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”


Imam Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya mengenai ayat ini, “Perbuatan

melampaui batas memiliki beberapa bentuk, di antaranya adalah banyak menjerit dan

berteriak-teriak; dan termasuk di dalamnya seseorang yang berdoa bukan dengan apa yang

terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Mereka memperindah doanya dengan kata-kata

yang tidak punya makna, menggunakan kata-kata puitis yang ia peroleh dari buku-buku

bacaan, yang sama sekali tidak ada di dalam Al-Qur’an dan sunnah, serta tidak bisa dijadikan

pegangan. Ia juga meninggalkan doa-doa yang digunakan oleh Rasulullah saw. Semua ini

menghalangi terkabulnya doa.”192

Imam Al-Ghazali berkata, “Yang paling penting, janganlah seseorang yang berdoa

menambahi doa yang telah disunnahkan. Karena dengan begitu, ia telah melampaui batas dan

meminta sesuatu yang tidak memberikan kebaikan padanya. Setiap orang yang memperindah

doanya, maka ia telah mengurangi doa yang sudah ada di dalam Al-Qur’an dan sunnah.”193

Kami tidak ingin melarang seseorang untuk berdoa, di mana ia tidak menambahi apa

yang telah ada di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Yang kami inginkan adalah agar bagian

terbesar dari doanya diambil dari apa yang telah dilafalkan oleh Al-Qur’an dan mengalir dari

lidah Rasulullah saw. selanjutnya ia juga bisa memilih doa-doa yang bersumber dari kisah-

kisah orang saleh terdahulu.

Di antara persoalan yang menjadi sorotan kami selama bergaul besama saudara-

saudara kami – di mana kami tetap berprasangka baik terhadap mereka – kami melihat bahwa

di antara mereka ada yang mengulang-ulangi suatu kata atau ungkapan di dalam dzikir dan

doa mereka, yang mereka buat sendiri atau mereka dapatkan dari guru mereka dan hanya

sebagian kecil saja yang memang berasal dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw.

Namun yang terpenting, saudara-saudara kita itu telah melakukan dzikir dan doa yang

sebagian besar berasal dari petunjuk Al-Qur’an dan sunnah yang mulia.

Tafsir Al-Qurthubi. Jilid 7. hlm 226 192


Ihya` ‘Ulumu ad-Diin. Hlm. 314 193
Berikut ini merupakan beberapa contoh doa yang termaktub di dalam Al-Qur’an dan

sunnah, yang sebagian besar diawali dengan kata “‫ ”ربنا‬atau “‫”رب‬. Itulah pembukaan doa

yang paling baik dan paling utama, karena didahului dengan pengakuan seorang hamba

bahwa Allahlah yang menciptakan semua makhluk dengan kekuasaan-Nya, mengatur mereka

dengan karunia dan rahmat-Nya, Dialah yang Maha memberi rezeki, dan tidak ada yang bisa

menandingi kekuasaan-Nya baik di langit maupun di bumi.

Sekarang mari kita perhatikan bersama, dengan hati yang tenang dan lidah yang

khusu’, beberapa doa yang dilafalkan oleh Al-Qur’an.

Pertama:

‫م‬ ‫ت ُالظسيممييحع ُياليعلميييم ُربيظنيياَّ ُوايجيعيلنيياَّ ُحمسيلمم ي م‬


‫ك ُيومميين ُذحبريظتْمنيياَّ ُأحظمينة ُحميسيليمنة ُليي ي‬
َّ‫ك ُيوأيمرنييا‬ ‫ي ُليي ي‬ ‫ي ي‬ ‫حي ي‬ ‫يربيظنيياَّ ُتيييقبظييل ُممنظياَّ ُإمنظي ي‬
‫ك ُأينيي ي‬

‫ب ُالظرمحييحم‬ ‫ب ُيعييليينياَّ ُإمنظ ي‬


‫ك ُأيني ي‬
‫ت ُالتْظيظوا ح‬
‫م‬
‫يمنياَّسيكنياَّ ُيوتح ي‬

"Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua

orang yang tunduk kepada-Mu, (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang

tunduk patuh kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat

ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah:127-128)

Inlah doa yang diceritakan oleh Al-Qur’an melalui lisan Nabi Ibrahim. Ketika Allah

menyuruhnya membangun Baitul Haram, ia mulai meletakkan pondasi dan meninggikan

bangunannya. Dalam melakukan tugas besar ini ia dibantu oleh anaknya, Ismail a.s. Ketika

sedang mengerjakannya, keduanya mengangkat tangan berserah diri kepada Allah dan

berdoa, “Ya Tuhan kami, terimalah amalan dari kami. Sesungguhnya Engkau yang Maha

mendengar doa orang-orang yang bermunajat, dan Maha Mengetahui tentang keadaan
mereka. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk kepada-Mu, dan

jadikanlah anak cucu kami umat berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami tempat-

tempat ibadah kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Kedua:

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يربيظنياَّ ُآتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُيالْخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬
‫ب ُالنظاَّمر‬

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta

peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Al-Baqarah: 201)

Inilah doa yang dikisahkan oleh Al-Quran melalui lisan orang-orang mukmin yang

terpercaya. Mereka mengucapkannya setelelah selesai melaksanakan ibadah haji, di mana

mereka meminta kebaikan dunia dan kebaikan akhirat kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu,

Allah memuji mereka pada ayat selanjutnya,

“Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang telah mereka

usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”

Imam Ibnu Katsir berkata, “Doa ini menghimpun semua kebaikan dan membuang

semua keburukan yang ada di dunia. Kebaikan di dunia mencakup permohonan berupa

kesehatan, rumah yang megah, istri yang baik, rezeki yang melimpah, ilmu yang bermanfaat,

perbuatan yang saleh, kendaraan yang nyaman, kedudukan yang terhormat, dan lain kebaikan

lainnya, sebagaimana diungkapkan oleh para mufasir. Tidak ada sanggahan bahwa semua itu

termasuk kebaikan yang ada di dunia. Sedangkan kebaikan yang pertama di akhirat adalah

masuk surga dan disertai dengan keselamatan dari ancaman api neraka, dimudahkan pada hari

perhitungan, serta kenikmatan akhirat lainnya.


Oleh karena itu, terdapat hadits yang menganjurkan doa ini. Imam Bukhari berkata,

“Mu’ammar bercerita kepada kami, dari Abdul Warits, dari Abdul Aziz dari Anas bin Malik,

ia berkata, ‘Rasulullah saw. pernah bersabda, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia

dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka.”

Jika hanya ingin mengucapkan sebuah doa, Anas bin Malik membaca doa ini. Dan

jika ingin mengucapkan beberapa doa, maka ia mencantumkan doa ini di antara doa-doanya

itu.

Ibnu Abi Hatim berkata, “Ayahku bercerita kepada kami, dari Abu Na’im, dari Abdus

Salam bin Syaddad alias Abu Thalut, ia berkata, ‘Aku berada di sisi Anas bin Malik. Saat itu

sahabat Tsabit berkata padanya, ‘Saudara-saudaramu ingin agar engkau mendoakan mereka.

Lalu Anas berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat

serta peliharalah kami dari siksa neraka.’ Kemudian mereka berbincang bincang sampai

ketika mereka akan berdiri, Tsabit berkata lagi kepada Anas, ‘Wahai Abu Hamzah, saudara-

saudaramu akan pergi, berdoalah kepada Allah untuk mereka. Anas menjawab, ‘Apakah

kalian ingin aku mempersulit kalian. Jika Allah telah memberi kalian kebaikan di dunia,

kebaikan di akhiran dan menjaga kalian dari siksa api neraka, berarti Ia telah memberikan

semua kebaikan kepada kalian.”

Imam Ahmad berkata, “Muhammad mencertikan kepada kami dari Abi ‘Adi dari

Hamid dari Tsabit dari Anas bahwa Rasulullah saw. menemui seorang muslim yang sakit dan

terlihat sangat lemah. Rasulullah saw. bertanya kepadanya, ‘Apakah engkau sudah berdoa

kepada Allah?’ Ia menjawab, ‘Ya, aku berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah, apa yang menjadi

hukuman untukku di akhirat, segeralah berikan saat aku masih berada di dunia.’ Rasulullah

saw. berkata, ‘Mahasuci Allah. Engkau tidak bisa melakukannya. Apakah engkau telah

berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta
peliharalah kami dari siksa neraka.’ Kemudian ia berdoa kepada Allah dan Ia

menyembuhkan penyakitnya.

Ketiga:

‫صيرنياَّ ُيعيلى ُياليقيومم ُياليكاَّفممرييين‬


‫ت ُأيقييدايمنياَّ ُيواني ح‬ ‫يربيظنياَّ ُأيفيمريغ ُيعييليينياَّ ُ ي ي‬
‫صبينرا ُيوثَييب ي‬

“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian

kami dan tolonglah kami dari orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 250)

Doa ini dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui lisan sekelompok kecil orang mukmin

yang tersisa bersama Thalut untuk memerangi Jalut beserta tentaranya. Ketika berhadapan

dengan musuh, mereka berserah diri kepda Allah dengan memanjatkan doa, “Ya Tuhan kami,

berikan kesabaran kepada kami; teguhkanlah pendirian kami di hadapan musuh-musuh-Mu;

jauhkan kami dari ketakutan dan kelemahan; dan tolonglah kami dari orang-orang kafir yang

mengingkari ketuhanan-Mu.” Kemudian Allah mengabulkan doa mereka. Setelah itu Allah

berfirman, “Maka mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah…”

Keempat:

‫صنرا ُيكيماَّ ُيحييلتْيحه ُيعيلى ُالظمذييين ُممين ُقيييبلمنياَّ ُيربيظنيياَّ ُيولي‬ ‫م‬ ‫م‬
‫سيينياَّ ُأييو ُأييخطيأينياَّ ُيربيظنياَّ ُيويل ُ حيتميل ُيعييليينياَّ ُإم ي‬
‫م‬
‫يربيظنياَّ ُيل ُتحييؤاخيذنياَّ ُإمين ُني ي‬

‫صيرنياَّ ُيعيلى ُياليقيومم ُياليكاَّفممرييين‬ ‫م‬ ‫م‬


‫حتيبميلنياَّ ُيماَّ ُيل ُطياَّقينة ُلظنياَّ ُبمه ُيوياع ح‬
‫ف ُيعنظاَّ ُيوياغفير ُلينياَّ ُيوياريحينياَّ ُأيني ي‬
‫ت ُيميولينياَّ ُفيياَّن ح‬

“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat

sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami,

maka tolonglah kami dari kaum kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)

Inilah doa yang diceritakan oleh Al-Qur’an melalui lisan orang-orang mukmin yang

beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, serta

tidak membeda-bedakan salah satu dari rasul-Nya.

Mereka memohon kepada Allah, “Ya Tuhan kami, jangan Engkau hukum kami jika

kami lupa akan kewajiban yang telah Engkau perintahkan; atau kami salah melakukan

sesuatu karena kebodohan kami; Ya Tuhan kami, janganlah Engkau berikan kepada kami

beban berat yang tidak sanggup kami bawa, sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-

orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami beban,

musibah dan cobaan yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkanlah apa kekurangan yang

ada di antara kami; ampunilah kesalahan yang terjadi antara kami dan hamba-hamba-Mu;

berilah kami rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu; Engkaulah penolong kami, maka

tolonglah kami dari kaum kafir yang mendustakan agama-Mu dan mengingkari keesaan-Mu.”

Dalam tafsirnya, Imam Ibnu Katsir memaparkan sepuluh hadits yang menjelaskan

keutamaan ayat ini. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud

dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-

Baqarah pada malam hari, maka cukuplah dua ayat itu baginya.”194

Kelima:

‫ب‬ ‫ك ُأيني ي‬
‫ت ُاليوظهاَّ ح‬ ‫ب ُلينياَّ ُممين ُليحدني ي‬
‫ك ُيريحينة ُإمنظ ي‬ ‫م‬
‫يربيظنياَّ ُيل ُتحمزيغ ُقحيلحيوبيينياَّ ُبيييعيد ُإيذ ُيهيديييتْيينياَّ ُيويه ي‬

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan

sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat

dari sisi-Mu; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi.” (Q.S. Ali Imram: 8)
.Lihat Tafsir Ibnu Katsir. Juz 1. hlm. 340 194
Doa ini dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui lisan orang-orang yang berpendirian pada

ilmunya, yang beriman pada ayat-ayat Al-Qur’an baik yang muhkamât maupun

mutasyabihât. Mereka berkata, “Kami beriman kepada semua yang datang dari Tuhan kami.”

Kemudian mereka memohon kepada Allah Swt. agar meneguhkan pendirian mereka pada

jalan kebenaran, hati mereka tidak berpaling dari petunjuk-Nya, diberi rahmat yang

mencakup segala sesuatu, serta ditambah keimanan dan keyakinannya. Mahasuci Allah Yang

Maha Memberi.

Keenam:

“Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa

kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” (Q.S. Ali Imran: 16)

Inilah doa yang diceritakan oleh Al-Qur’an melalui lisan orang-orang muttaqin yang

tidak berpaling dari ketaatan kepada Allah dan terlena oleh kenikmatan duniawi yang berupa

wanita, anak-anak, harta yang banyak berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang

ternak dan sawah ladang. Hal itu karena mereka telah mendapatkan yang lebih baik dari

Allah Swt. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada-Mu, kitab-kitab-

Mu, rasul-rasul-Mu, dan hari akhir, maka ampunilah dosa-dosa dan kekurangan kami; serta

jauhkan kami dari siksa neraka.”

Ketujuh:

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan. Dan

kami telah mengikuti rasul. karena itu, masukanlah kami ke dalam golongan orang-

orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)” (Q.S. Ali Imran: 53)
Inilah doa yang dikisahkan oleh Al-Qur’an tentang kaum Hawari yang beriman

kepada Nabi Isa a.s. Mereka menjadi penolongnya ketika Isa a.s. mengetahui kekufuran Bani

Israil dan berkata, “Siapa yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan

agama Allah?” Kaum Hawari menjawab, “Kamilah penolong-penolongmu untuk

menegakkan agama Allah. Kami beriman kepada-Nya. Saksikanlah bahwa kami termasuk

orang-orang yang berserah diri.” Kemudian ia bermunajat kepada Allah, “Ya Tuhan kami,

kami beriman kepada kitab-kitab dan syariat-syariat yang Engkau turunkan kepada nabi-nabi-

Mu. Dan kami telah mengikuti rasul-Mu, Isa a.s. Maka, masukkanlah kami ke dalam

golongan orang-orang yang bersaksi tentang keberana risalah nabi-nabi-Mu.

Kedelapan:

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang

berlebih-lebihan dalam urusan kami. Dan tetapkanlah pendirian kami, serta

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Q.S. Ali Imran: 147)

Dalam doa ini, Al-Qur’an mengisahkan tentang perang uhud, melalui lisan sahabat

yang menjadi pengikut Rasulullah. Mereka pergi ke medan tempur bersama rasulnya tanpa

rasa ragu, takut, lemah atau menyerah pada musuh. Bahkan ketika berhadapan dengan

musuh, mereka berkata, “Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan kami yang

berlebih-lebihan. Tetapkanlah pendirian kami dalam medan tempur, dan tolonglah kami dari

orang-orang kafir.” Dengan berkah keikhlasan mereka dalam berdoa, Allah mengabulkan doa

mereka dan berfirman, “Karena itu, Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan

pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Kesembilan:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,

(yaitu), ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ Maka kamipun beriman. Ya Tuhan

kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan dari diri

kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

Ya Tuhan Kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan

perantara rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.

Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Q.S. Ali Imran: 193-194)

Inilah doa-doa yang dikisahkan di dalam Al-Qur’an melalui lisan orang orang yang

cardik pandai yang selalu berfikir dan mengamati ciptaan-Nya dengan baik. Mereka selalu

mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring. Mereka memuji Tuhannya

yang memiliki segala kebaikan. Setelah itu, mereka berserah diri kepada Allah dan berdoa,

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan, yaitu Nabi Muhammad saw, yang

mengajak manusia untuk beriman kepada-Mu. Kemudian kami menjawab seruannya dengan

mengimani dan mempercayainya. Ya Tuhan kami, dengan keberkahan iman ini, kami

meminta agar Engkau menghapuskan kesalahan-kesalahan dalam diri kami, mengampuni

dosa-dosa kami, dan mengumpulkan kami bersama orang-orang yang berbakti, yaitu orang-

orang yang banyak berbuat kebaikan. Ya tuhan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah

Engkau janjikan melalui lisan rasul-Mu. Janganlah engkau hinakan kami pada hari kiamat.

Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji.”

Allah menerima doa orang-orang yang berserah diri ini, dan berfirman,

“Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu,

baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang

lain.”
Banyak hadits-hadits yang menjelaskan kelebihan ayat yang menjadi penutup surat

Ali Imran ini. Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas r.a. ia

berkata, “Aku pernah kemalaman di rumah bibiku – ummu al-mu`minîn – Maimunah.

Rasulullah saw. berbincang-bincang dengan keluarganya, lalu tidur. Pada sepertiga malam

terakhir, beliau duduk lalu memandang ke langit dan berkata, “Sesungguhnya dalam

penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda

bagi orang-orang yang berakal.” hingga akhir surat Ali Imran. Kemudian Rasulullah

bangun, membersihkan gigi, berwudhu dan shalat sebelas rakaat, sampai Bilal

mengumandangkan adzan dan Rasulullah keluar untuk shalat subuh.

Diriwayatkan dari Atho` ia berkata, “Aku, Ibnu Umar dan Ubaid bin Umair menemui

Aisyah r.a. Kami masuk ke rumahnya. Di antara kami dan dia terdapat sekat. Ia berkata,

‘Wahai Ubaid, apa yang mendorongmu untuk mengunjungi kami?’ Ubaid menjawab,

‘Ucapan seorang penyair, ‘Kunjungilah saudaramu, maka akan bertambah kecintaanmu.’

Kemudian Ibnu Umat berkata, ‘Beritahu dan ceritakan kepada kami kejadian paling

mengagumkan yang pernah engkau lihat dari Rasulullah saw.’ Aisyah r.a. menangis dan

berkata, ‘Semua yang terjadi pada Rasulullah saw. sangat mengagumkan. Suatu malam ia

mendatangiku hingga kulitnya menyentuh kulitku. Kemudian beliau berkata, ‘Katakan

padaku, apakah engkau menyembah Tuhanku Yang Mahaagung?’ Aku menjawab, ‘Aku tidak

ingin dekat denganmu. Aku hanya ingin agar engkau beribadah pada Tuhanmu.’ Lalu

Rasulullah saw. bangkit menuju gerabah dan berwudhu, dalam wudhunya beliat tidak banyak

memercikkan air. Beliau berdiri dan shalat, kemudian menangis hingga janggutnya basah.

Kemudian sujud dan menangis hingga lantainya basah. Setelah itu berbaring dan menangis

sampai Bilal datang dan mengumandangkan adzan subuh.’

Kemudian Aisyah berkata, “Bilal bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apa

yang membuatmu menangis padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu
dan yang akan datang?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Wahai Bilal, apa yang bisa

menghalangiku untuk menangis? Malam ini Allah telah menurunkan kepadaku ayat yang

berbunyi, ‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal’ sampai akhir surat.

Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Merugilah orang yang membacanya tapi tidak memikirkan

apa yang ada di dalamnya.”

Kesepuluh:

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak

mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang

yang merugi.” (Q.S. Al-A’raaf: 23)

Dalam doa ini Al-Qur’an mengisahkan tentang Nabi Adam dan Hawa. Mereka

menyesal setelah memakan buah dari pohon terlarang. Mereka bersimpuh kepada Allah dan

berdoa, “Ya Allah, kami telah menganiaya diri kami sendiri karena terperdaya dan mengikuti

bujuk rayu iblis. Wahai Tuhan kami, jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat

kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Kesebelas:

"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang

yang dzalim itu.” (Q.S. Al-A’raaf: 47)

Doa ini dikisah oleh Al-Qur’an berupa ucapan orang-orang yang berada di antara

surga dan neraka. Mereka adalah umat yang memiliki kebaikan yang sebanding dengan

keburukannya. Mereka tinggal di tempat ini sampai Allah memberi hukuman kepada mereka.
Ketika mereka memperhatikan penghuni surga, mereka bergembira melihat tempatnya yang

menyenangkan. Mereka berkata, ‘Semoga keselamatan senantiasa tercurah bagi kalian.’

Namun ketika melihat penghuni neraka, mereka berdoa meminta perlindungan kepada Allah

agar tidak menjadikan mereka sebagai penghuni neraka. Allah berfirman, “Dan ketika

pandangan mereka dialihkan ke penghuni neraka, mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zhalim itu.”

Kedua belas:

‘Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)

dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (Q.S. Al-A’raaf: 89)

Inilah doa yang diceritakan oleh Al-Qur’an melalui lisan Nabi Syu’aib a.s. Ketika

kaumnya mengancam akan mengeluarkan Nabi Syu’aib dari negerinya jika ia tidak kembali

pada agama mereka, ia menolak permintaan mereka dengan lantang, “Sungguh kami telah

mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah

Allah melepasnya dari kami. Kami tidak patut kembali kepada agamamu, kecuali jika Allah

menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah

kami bertawakkal.” Setelah merasa putus asa, ia berdoa kepada Allah, “Ya Tuhan kami,

berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi

keputusan yang sebaik-baiknya.” Al-Qurthubi mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah

berkata, ‘Nabi Syu’aib banyak berdoa kepada Allah. Ketika kaumnya tetap dalam kekufuran

dan ia merasa putus asa untuk meluruskan mereka, Nabi Syu’aib berdoa (bersumpah) atas

mereka mereka, ‘Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak
(adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.’ Maka Allah mengabulkan

permohonannya dan menghancurkan mereka dengan mendatangkan gempa.

Ketiga belas:

“Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang

zhalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang

yang kafir.” (Q.S. Yunus: 85-86)

Doa ini dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui lisan sekelompok kecil pengikut Nabi

Musa a.s. yang mengimani kenabiannya setelah mereka melihat mu’jizat yang menjadi bukti

kebenarannya.

Allah berfirman:

‫ف ِمميين ِفميرمعييوُمن ِمومملمئممهييم ِأمين ِيمييفمتنميكهييم ِموإمرن ِفميرمعييوُمن ِلممعياَبل ِمفييِ ِايلمير م‬
‫ض‬ ‫فمماَ ِمآَمن ِلمموُسىَ ِإمرل ِذكنريربة ِممن ِقم يوُمممه ِمعلميىَ ِمخيوُ ب‬
‫ي‬ ‫ي ي‬ ‫م مم ك م‬

َ‫ ِفميمقياَكلوُا ِمعليميى‬.ِ ‫ ِمومقاَمل ِكموُمسىَ ِيماَ ِقمييوُمم ِإمين ِككينتكيم ِمآَممينتكيم ِبمياَللرمه ِفميمعلميييمه ِتميموُركليكيوُا ِإمين ِككينتكييم ِكميسيلممميمن‬.ِ ‫موإمنركه ِلممممن ِاليكميسمرمفيمن‬

‫اللرمه ِتميموُركيلمناَ ِمربريمناَ ِمل ِتميجمعيلمناَ ِ م يفتينمبة ِلميلمقيوُمم ِالرظاَلممميمن‬

“Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari

kaumnya dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa

mereka. Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan

sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. Musa berkata, ‘Wahai

kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya, jika kamu

benar-benar orang yang berserah diri. Lalu mereka berkata, ‘Hanya kepada Allah kami

bertawakkal. Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang
zhalim Dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang yang

kafir.” (Q.S. Yunus: 83-85)

Artinya, “Jangan Engkau biarkan mereka memfitnah kami karena agama kami. Dan

jangan Engkau berikan kemenangan kepada mereka atas kami, karena yang demikian

menjadi fitnah bagi kami.”

Dalam arti lain, “Selamatkan kami, dengan rahmat dan kebaikan-Mu, dari ancaman

Firaun dan pengikutnya, karena mereka telah menyiksa pengikut-pengikutku dengan sangat

kejam.” Allah mengabulkan doa Nabi Musa, dan menghancurkan Firaun beserta pengikutnya.

Keempat belas:

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang

aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun

kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-

orang yang merugi.” (Q.S. Hud: 47)

Doa ini dikisah dalam Al-Qur’an melalui ucapan Nuh a.s. Setelah Allah

menghancurkan kaumnya dengan angin topan, padahal di antara mereka ada anaknya, Nabi

Nuh mengadu kepada Allah dengan kelembutan seorang ayah yang penuh kasih sayang, “Ya

Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu itulah

yang benar. dan Engkau adalah hakim yang paling adil.”

Artinya, “Ya Tuhan, anakku adalah bagian hidupku dan keluargaku. Engkau telah

menjanjikan keselamatan bagi keluargaku. Padalah janjimu pasti benar dan tidak bisa

diingkari. Lalu, bagaimana ia bisa ikut tenggelam bersama mereka. Padahal Engkau yang

memberi keputusan bagi kaum yang terselamatkan dan kaum yang tenggelam?”
Kemudian Allah menjawab, “Wahai Nuh, dia bukan termasuk keluargamu yang

dijanjikan akan mendapat keselamatan. Karena ketika aku menjajikan keselamatan bagi

orang-orang yang beriman, anakmu tidak beriman. Apa yang ia lakukan tidak termasuk amal

saleh yang bisa kau beri syafaat. Oleh karena itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku

sesuatu yang tidak kamu ketahui. Aku telah memperingatkan kepadamu supaya kamu tidak

termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan” Aku telah melarangmu menanyakan hal

ini, agar kamu tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak berpengetahuan.

Ketika itu, dengan penuh rasa takut Nuh a.s. memohon perlindungan kepada Allah dan

berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu karena memohon sesuatu

yang tidak aku ketahui hakekatnya. Sekiranya Engkau tidak memberi ampun atas ampunan

yang telah aku lakukan, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk

orang-orang yang merugi.”

Allah mengabulkan permohonannya dan berkata,

‫ب ِأممليبم‬ ‫ك ِوأكمم ِسنمتنيعهم ِثكرم ِيم ب م‬ ‫م‬ ‫ياَ ِكنوُح ِايهبميط ِبمسملبم ِممرناَ ِوبيرمكاَ ب‬
‫سكهيم ِمرناَ ِمعمذا ب‬ ‫ك ِمومعملىَ ِأكممبم ِمرمين ِمممع م م م ب م ك م ك ك ي م م‬
‫ت ِمعلميي م‬ ‫ممم‬ ‫م‬ ‫م ك‬

“Wahai Nuh, turunlah dengan selamat, sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami

untukmu dan umat mukmin yang menjadi pengikutmu. Di antara umat-umat itu ada yang

Kami beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang

pedih.” (Q.S. Hud: 48)

Kelima belas:

“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan

shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, berilah ampunan

kepadaku, kedua orangtuaku dan semua orang mukmin pada hari perhitungan (hari

kiamat).”
Doa ini mencakup beragam nilai-nilai kebaikan. Al-Qur’an telah mengisahkannya

melalui ucapan Ibrahim a.s. Setelah memohon kepada Allah agar menjadikan Makkah negeri

yang aman, memohon agar ia beserta anak cucunya dijauhkan dari penyembahan terhadap

berhala, dan memohon agar hati manusia tunduk pada sebagian anaknya yang telah

membangun Baitul Haram untuk mereka, Nabi Ibrahim mengadu kepada Allah,

‫ب ُايجيعيلمن ُحممقيييم ُال ظ‬


‫صليةم‬ ‫ير ب‬

Yaitu menjaga shalat pada waktu yang telah ditentukan, serta menjalankannya dengan

khusyu’ dan sempurna.

‫يوممين ُذحمريظم يت‬

Begitu pula dengan anak cucuku, jadikanlah mereka orang-orang yang tetap

menjalankan kewajiban (shalat) itu.

‫يربيظنياَّ ُيوتيييقبظيل ُحدَيعاَّمء‬

Semua yang kuharapkan dari-Mu,

ٌ.‫ب‬ ‫م‬ ‫ربيظنياَّ ُياغمفر ُمل ُولموالميد ظ م م م‬


‫ي ُييييويم ُيييحقيوحم ُايليساَّ ح‬
‫يِ ُيوليلحميؤمن ي ي‬ ‫ي يي‬ ‫ي‬

Inilah doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim kepada Tuhannya Yang Maha Agung lagi

Maha Perkasa. Doa yang paling indah dan mencakup semua permohonan dan pengharapan

dari seorang hamba kepada Tuhannya.

Keenam belas:
"Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke jalan masuk yang benar dan

keluarkanlah aku dari jalan keluar yang benar; dan berilah aku dari

hadirat-Mu kemampuan yang dapat menolong.” (Q.S. Al-Isra`: 80)

Al-Qur’an mengajarkan doa ini kepada umat mukmin melalui sosok Nabi mereka,

Rasulullah saw, agar mereka mengucapkannya ketika sedang dalam perjalanan atau sedang

bekerja. Setelah memaparkan beberapa pendapat para mufasir, Imam Al-Qurthubi

menjelaskan bahwa ayat ini bersifat umum, mencakup berbagai macam permasalahan; ketika

sedang dalam perjalanan atau pun bekerja, serta memohon kepada Allah agar dijauhkan dari

kesulitan baik semasa hidup maupun sesudah mati. Doa ini mengandung arti “Ya Allah

berikanlah kebaikan pada saat aku datang dan saat aku kembali dari setiap urusanku.”

Sedangkan yang maksud dari ungkapan Dan berikanlah aku dari hadirat-Mu “kemampuan

yang dapat menolong” adalah hujjah (alasan) yang kuat.195

Ibnu Katsir mengatakan bahwa Hasan Al-Bashri menjelaskan di dalam tafsirnya

menyangkut ayat ini, “Ketika orang-orang kafir Makkah bermusyawarah untuk membunuh

Rasulullah saw, Allah memerintahkan kepada beliau agar pergi ke Madinah dan berdoa, ‘Ya

Tuhanku, masukkanlah aku ke jalan masuk yang benar’ yaitu Madinah, ‘dan keluarkanlah

aku dari jalan keluar yang benar’ yaitu Makkah.196

Ketujuh belas:

“Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan

berilah kami petunjuk dalam urusan kami (ini).” (Q.S. Al-Kahfi: 10)

Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalu ucapan para Ashabul Kahfi.

Mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka

Tafsir Ibnu Katsir. Juz 10. hlm. 313 195


Disimpulkan dari Tafsir Ibnu Katsir. Juz 3. hlm. 85 196
dan Allah memberikan petunjuk kepada mereka. Ketika melihat kesesatan

yang terjadi pada kaum mereka, dan takut terjadi fitnah dalam agama

mereka, mereka meninggalkan keluarga dan negaranya menuju gua yang

ada di sebuah bukit untuk bersembunyi dari kaumnya dan bebas

beribadah pada Tuhan mereka. Ketika masuk ke dalam gua, mereka

memohon kepada Allah dengan penuh rasa takut dan patuh,

“Berilah kami rahmat dari sisi-Mu yang akan mengasihi dan

menyembunyikan kami dari kaum kami,”

“Dan berilah petunjuk dalam urusan kami.”

Kemudian Allah mengabulkan permintaan mereka dengan menjaga

mereka dalam lindungan-Nya dan menunjukkan jalan kebenaran bagi

mereka.

Kedelapan belas:

“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku,

hilangkanlah gangguan dalam ucapanku, sehingga mereka

memahami perkataanku.” (Q.S. Thahaa: 25-28)

Inilah doa yang dipanjatkan secara tulus oleh Musa a.s. kepada

Tuhannya, ketika ia diperintahkan untuk menemui Firaun guna

menyampaikan risalah-Nya dan mengajaknya untuk menyembah hanya

kepada Allah. “Pergilah kepada Fir'aun; Sesungguhnya ia telah melampaui


batas”. Ketika melihat betapa penting dan beratnya tugas yang ia emban,

Musa a.s. berdoa kepada Allah,

“Lapangkanlah dadaku dan penuhilah dengan cahaya ilahiyah dan

ketenangan dari-Mu.” Tidak dapat diragukan bahwa kelapangan dada

adalah kekuatan hakiki yang dapat menolong seseorang dalam

menyelesaikan permasalahan yang ditanggungnya. Dada yang lapang

akan mendorong seseorang untuk berlaku sabar dalam menghadapi

kesulitan. Sedangkan dada (hati) yang sempit dan sikap pesimis dapat

menyebabkan seseorang menjadi lemah dan hilang kekuatan.

“Dan mudahkanlah segala urusanku dengan membuang semua

halangan dan rintangan dari jalanku.”

Karena retorika yang baik merupakan bagian terpenting dalam

menyampai dakwah kepada manusia.

Allah Swt. telah mengabulkan doa dan semua permohonan ini

kepada Musa a.s. Allah berfirman,

“Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa!”

Kesembilan belas:

“Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri

dan Engkaulah ahli waris yang paling baik.” (Q.S. Al-Anbiyâ’: 89)
Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalui ucapan Zakaria a.s. Ketika ia

merasakan tulangnya semakin lemah dan rambutnya mulai beruban. Allah

telah menjanjikan akan memperkenankan permohonannya. kemudian

Zakaria memohon kepada Allah tanpa seorang pun yang melihatnya,

“Jangan kau biarkan aku sendiri, tanpa anak dan ahli waris yang

akan menyampaikan dakwah-Mu pada manusia setelah kematianku.”

“Dan seandaikan Engkau tidak memperkenankan permintaaku dan

tidak memeberiku seorang anak yang menjadi pewarisku, aku tidak

pernah khawatir karena Engkaulah ahli waris yang paling baik.”

Inilah etika berdoa yang Allah ajarkan kepada para nabi. Dan Allah

telah mengabulkan permohonan nabi-Nya, Zakaria. Allah berfirman,

“Maka Kami perkenankan doanya; Kami anugerahkan kepadanya

Yahya; dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera

dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik; mereka

berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas; dan mereka adalah

orang-orang yang berserah diri kepada Kami.”

Kedua puluh:

“Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan.

Dan aku berlindung (pula) kepada-Mu Ya Tuhanku, dari kedatangan

mereka kepadaku.” (Q.S. Al-Mukminûn: 97-98)


Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memperbanyak dan

mengulang-ulang doa ini ketika mereka sedang menghadapi cobaan dan

ujian. Karena dalam konteks ayat ini, Allah berfirman,

Katakanlah, “Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak

memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka,

maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang

yang zalim itu.”

Maksudnya, “Katakanlah Ya Muhammad, dengan memohon kepada

Tuhanmu, ‘Ya Tuhanku, jika Engkau harus memperlihatkan kepadaku

adzab yang telah Engkau janjikan bagi orang-orang yang zhalim, maka

jangan Engkau masukkan aku ke dalam golongan mereka.” Kemudian

melalui sosok Rasulullah saw, Allah memerintahkan orang-orang mukmin

untuk meminta perlindungan kepada-Nya dari godaan setan, dengan

mengucap, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan

setan.” yaitu godaan dan tipu daya setan, “Dan aku berlindung (pula)

kepada-Mu Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku” dalam setiap

pekerjaan dan urusan-urusanku.

Oleh karena itu, Rasulullah saw. banyak membaca doa dengan

mengucap,

‫ٌ ُمن ُهزه ُونفخه ُونفيه‬.‫أعوذ ُباَّل ُالسميع ُالعليم ُمن ُالشيطاَّن ُالرجيم‬

Aku berlindung kepada Allah Yang Mendengar lagi Maha

mengetahui, dari godaan, bisikan dan bujukan setan yang terkutuk.


Keduapuluh satu:

َّ‫ب ُيجيهنظيم ُإمظن ُيعيذابيييهاَّ ُيكاَّين ُيغيرانما‬ ‫صمر ي‬


‫ف ُيعنظاَّ ُيعيذا ي‬ ‫يربيظنياَّ ُا ي‬

َّ‫ي ُإميماَّنما‬ ‫ي ُواجعيلناَّ ُلميل تْ م‬


‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
ُ ‫مظق ي ي‬ ‫ب ُلينياَّ ُمين ُأييزيواجنياَّ ُيوذحبريظتْنياَّ ُقحيظرية ُأييع ح ي ي ي ي ح‬
‫يربيظنياَّ ُيه ي‬

Ya Tuhan Kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sebab azabnya

sungguh berat. Ya Tuhan kami, jadikanlah pasangan kami dan

keturunan kami permata hati bagi kami, dan jadikanlah kami

pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Furqan: 65 dan

74)

Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalui ucapan hamba-hamba-Nya,

yang dipuji oleh Allah dengan pujian-pujian baik karena mereka memiliki

sifat terpuji dan perilaku mulia. Selain tetap berpegangan pada etika dan

ajaran-ajaran Islam, mereka juga memperbanyak dzikir dan doa kepada

Allah Swt. Di antara doa yang mereka panjatkan adalah:

‫ب ُيجيهنظيم‬ ‫صمر ي‬
‫ف ُيعنظاَّ ُيعيذا ي‬ ‫ ُيربيظنياَّ ُا ي‬

(Ya Tuhan Kami, jauhkan azab jahannam dari kami)

َّ‫ ُإمظن ُيعيذابيييهاَّ ُيكاَّين ُيغيرانما‬

(Sesungguhnya, azab jahanam pasti diberikan pada setiap penghuninya, tidak ada

yang bisa terlepas dan terbebas darinya).

Mereka juga berdoa:

‫ب ُلينياَّ ُممين ُأييزوامجنياَّ ُوذحبريظتْمنياَّ ُقحيظرية ُأييع ح د‬


ُ ‫ي‬ ‫ ُيربيظنياَّ ُيه ي‬
‫ي ي‬
(Berikanlah kepada kami Ya Allah, istri yang saleh dan keturunan yang saleh-salehah,

yang beribadah kepada-Mu dengan baik, sehingga bisa menjadi perhiasan bagi kami,

menyenangkan hati kami dan menenteramkan jiwa kami. Sungguh, tidak ada yang lebih

indah bagi seorang mukmin, selain melihat keluarganya yang taat kepada Allah),

َّ‫ي ُإميماَّنما‬ ‫واجعيلناَّ ُلميل تْ م‬


‫مظق ي ي‬ ‫ي ييي ح‬

(dan anugerahilah kepada kami sebagian ilmu dan pengetahuanmu yang bisa

menjadikan kami imam bagi orang-orang yang mengikuti kami di jalan kebenaran)

Kedua puluh dua:

Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk untuk tetap mensyukuri nikmat-

Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua

orangtuaku, dan supaya aku dapat mengerjakan perbuatan baik

yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke

dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml: 19)

Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalui ucapan Sulaiman a.s. yang

telah dianugerahi kerajaan oleh Allah, yang tidak pernah diberikan kepada

seseorang sesudahnya. Meskipun demikian, ia mempergunakan

kekuasaan ini layaknya orang yang bersyukur kepada Allah Swt. Ketika

melihat seekor semut berbicara,

(Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak

diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak

menyadari), Sulaiman tersenyum karena kagum mendengar ucapan


seekor semut yang waspada dan mengingatkan semut-semut lainnya itu.

Kemudian Sulaiman a.s. memohon kepada Allah dengan penuh

kerendahan,

(Ya Tuhanku, berikanlah petunjuk dan ilham kepadaku agar bisa tetap

menjaga rasa syukurku atas semua nikmat yang telah Engkau

anugerahkan kepadaku dan kedua orangtuaku),

(dan berilah petunjuk kepadaku agar bisa mengerjakan perbuatan-

perbuatan baik yang Engkau ridhai),

(dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-

hamba-Mu yang saleh) yaitu orang-orang yang bekerja di dunia untuk

mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Itulah kebahagiaan yang sempurna

dan kemenangan yang terbesar.

Kedua puluh tiga:

Ya Tuhanku, berilah petunjuk kepadaku untuk mensyukuri nikmat-

Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua

orangtuaku, dan supaya aku dapat mengerjakan perbuatan baik

yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi

kebaikan) kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada-Mu

dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Q.S. Al-Ahqâf:

15)
Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalui lisan orang-orang mukmin

yang terpercara. Mereka meminta Allah agar memberi petunjuk pada

mereka untuk dapat bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada

mereka dan kedua orangtua mereka; memberi mereka petunjuk agar bisa

mengerjakan perbuatan baik yang diridhai oleh Allah Swt;

menganugerahkan kebaikan pada anak cucu mereka; menerima taubat

mereka; dan membersihkan dosa-dosa mereka.

Sebagian mufasir berpendapat bahwa ayat ini ditujukan pada Abu

Bakar, di mana kedua orangtuanya telah memeluk agama Islam. Ia diberi

petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal saleh dengan

memerdekakan sembilan orang mukmin yang sedang disiksa, di

antaranya ialah Bilal bin Rabah dan Amir bin Fuhairah. Selain itu, ia juga

memperoleh kebaikan dengan pertolongan Allah, dan juga kebaikan untuk

anak cucunya. Ibnu Abbas berkata, “Ia sama tidak meninggalkan anak,

baik laki-laiki maupun perempuan, kecuali mereka semua beriman kepada

Allah Swt.”

Malik bin Maqul mengisahkan bahwa Abu Ma’syar pernah

mengadukan anaknya pada Thalhah bin Musharraf. Lalu Thalhah berkata

padanya, “Mintalah pertolongan kepada Allah dengan ayat ini.” Kemudian

ia membaca:

Ya Tuhanku, berilah petunjuk kepadaku untuk mensyukuri nikmat-Mu

yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku,

dan supaya aku dapat mengerjakan perbuatan baik yang Engkau

ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)


kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada-Mu dan aku

termasuk orang-orang yang berserah diri.197

Kedua puluh empat:

Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka

berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan

mengikuti jalan-Mu dan peliharalah mereka dari siksaan neraka. Ya

Tuhan Kami, masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah

Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara

bapak-bapak mereka, isteri-isteri mereka, dan anak cucu mereka

semua. Sungguh, Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang

yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu,

sungguh telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan Itulah

kemenangan yang besar. (Q.S. Al-Ghâfir: 7-9)

Al-Qur’an mengisahkan doa ini melalui lisan malaikat-malaikat yang

memikul arasy. Mereka mendoakan orang-orang mukmin dengan

mengucapkan, َّ‫( ُربناَّ ُوسييعت ُكيل ُشييء ُرحيية ُوعلميا‬Ya Allah, kasih sayang-Mu meliputi

segala dosa dan kesalahan hamba-hamba-Mu; ilmu-Mu meliputi semua

perkataan, perbuatan, tingkah laku dan keadaan mereka); ‫فاَّغفر ُللذين ُتاَّبوا ُواتبعوا‬

‫( ُسي ي ييبيلك‬maka, ampunilah orang-orang yang melakukan keburukan jika

.Lihat Tafsir Al-Qurthubi. Juz 6. hlm. 195 197


mereka telah bertaubat, kembali dan meninggalkan semua perbuatan

buruk yang mereka lakukan; serta mengikuti apa yang telah Engkau

perintahkan kepada mereka untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan

kemungkaran); ‫( ُوقهم ُعذاب ُالحيم‬jauhkan mereka dari siksa neraka); ‫ربناَّ ُوأدَخلهم‬

‫( ُجناَّت ُعدن ُالت ُوعدتم‬Ya Allah, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘adn yang

telah engkau janjikan melalui ucapan rasul-rasul-Mu); ‫ومي يين ُصي ييلح ُمي يين ُآبي ي ياَّئهم‬

‫( ُوأزواجهم ُوذرياَّتم‬dan masukkan bersama mereka orang-orang saleh yang ada

di antara bapak, istri dan anak cucu mereka; agar mereka bisa berkumpul

dan mendapatkan kebahagiaan dalam hidup mereka); ٌ.‫إن ييك ُأن ييت ُالعزي ييز ُالكي ييم‬

‫( ُوقهييم ُالسيييئاَّت‬jauhkan mereka dari perbuatan buruk); ‫( وميين ُتييق ُالسيييئاَّت ُيومئييذ‬yaitu

hari kiamat); ‫ ُفقد ُرحتْه ُوذلك ُهو ُالفوز ُالعظيم‬

Inilah doa agung yang dipanjatkan oleh para malaikat bagi orang-

orang yang beriman pada hal-hal yang ghaib.

Kedua puluh lima:

Ya Tuhan kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara

kami yang telah beriman lebih dulu dari kami; janganlah Engkau

membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang


yang beriman; Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha

Penyantun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hasyr: 10)

Inilah doa yang dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui ucapan orang-

orang mukmin terpercaya yang mengikuti kebaikan, perjuangan dan

kelembutan jiwa para pendahulu mereka dari golongan muhajirin dan

anshar. Mereka memohon kepada Allah dengan penuh harap,

Al-Qurthubi menjelaskan bahwa orang yang dimaksud dalam firman

Allah ‫ والييذين ُجي ياَّءوا ُميين ُبعييدهم‬adalah para tabi’in dan orang-orang yang masuk

Islam sampai hari akhir. Sedangkan Ibnu Abi Laila berkata, “Manusia

terbagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu kaum muhajirin, kaum Anshar dan

orang-orang sesudah mereka. Maka, berusahalah agar engkau tidak

keluar dari tiga golongan ini.198

Doa kedua puluh enam

Ya Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami bertawakkal, hanya kepada-Mu kami

bertaubat dan hanya kepada-Mu kami kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau

jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan

kami. Sungguh Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S. Al-

Mumtahanah: 4-5)

Tafsir al-Qurthubi. Juz 18. hlm. 13 198


Dalam doa ini, Al-Qur’an mengisahkan tentang Ibrahim a.s. dan para pengikutnya

yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka telah meninggalkan dan terlepas dari

kaumnya. Allah Swt. berfirman,

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada

diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka

berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri

dari kalian dan dari dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami

ingkari (kekafiran)kalian dan telah nyata antara kami dan kamu

permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu

beriman kepada Allah semata. (Q.S. Al-Mumtahanah: 4)

Mereka telah mengumumkan kebebasan mereka dari kekufuran kaum

mereka. Kemudian mereka memohon kepada Allah Swt,

(Ya Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami bertawakal dalam semua urusan kami; hanya

kepada-Mu kami menyerahkan permasalahan kami; dan hanya kepada-Mu tempat kami

kembali pada hari kiamat);

(Janganlah Engkau menolong mereka untuk mengalahkan kami, sehingga mereka tidak lagi

mengira bahwa mereka berada pada jalan yang benar, sedangkan kami berada pada jalan yang

salah. Atau, jangan Engkau azab kami dengan tangan-tangan mereka; juga tidak dengan azab

yang datang dari sisi-Mu. Karena jika tidak, mereka akan berkata, “Jika mereka berada pada

jalan keberanan, niscara mereka tidak akan mendapatkan siksaan ini);


(Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami. Sungguh Engkaulah yang Mahaperkasa lagi

Mahabijaksana).

Kedua puluh tujuh:

‫ك ُيعيلى ُحكبل ُيشييدء ُقيمديييرر‬ ‫م‬


‫يربيظنياَّ ُأييتميم ُلينياَّ ُنيحيويرنياَّ ُيوياغفير ُلينياَّ ُإمنظ ي‬

Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami dan ampunilah kami;

Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S. At-

Tahrîm: 8)

Inilah doa yang dikisahkan oleh Al-Qur’an melalui lisan orang-orang

mukmin yang memperoleh kemenangan di hari kiamat atas izin Allah.

Mereka merasa bahagia ketika melihat cahaya orang-orang munafik telah

padam dan berada dalam kegelapan, sedangkan mereka melihat diri

mereka dikelilingi oleh cahaya yang datang dari berbagai arah. Kemudian

mereka mengangkat telapak tangan mereka meminta kepada Allah, ‫يربيظنياَّ ُأييمتمي‬

َّ‫( ُلينيي ياَّ ُنيحيويرنيي يا‬Jangan Engkau padamkan cahayanya seperti padamnya cahaya

orang-orang munafik dan fasik); ‫ك ُيعليييى ُحكيبل ُيشيييدء‬ ‫م‬


‫يوياغفيير ُلينيياَّ ُذحنيحيوبيينيياَّ ُيوإميسييرافيينياَّ ُمفي ُأييممرنيياَّ ُإمنيظ ي‬

‫( قيي ي ي ي ي يمديييرر‬dan ampunilah dosa-dosaku dan sikap berlebih-lebihanku.

Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Mujahid, Adh-Dhahak, Hasan Al-

Bashri dan yang lainnya berkata, “Doa ini diucapkan oleh orang-orang
mukmin ketika mereka melihat cahaya orang-orang munafik telah padam

pada hari kiamat.”199

Kita memohon kepada Allah, semoga dengan doa-doa qur’aniyah

ini, Allah akan menyempurnakan cahaya kita, mengampuni dosa-dosa

kita, serta memberi kita kebaikan di dunia dan di akhirat. Semoga Allah

sentiasa mencurahkan shalawat dan salam kepada baginda kita, Nabi

Muhammad, keluarganya dan sahabat-sahabatnya.

***

Setelah menyimak pembahasan di atas, telah kita ketahui bersama, doa-doa pilihan

yang dituturkan oleh Al-Qur’an melalui lisan-lisan para nabi yang mulia, malaikat-malaikat

yang dekat kepada Allah, dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.

Sebagaimana kita lihat, doa-doa ini menempati derajat yang tinggi dengan tujuan

yang mulia, keikhlasan yang mendalam, ungkapan yang indah, dan etika yang baik kepada

Allah Swt. untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Tidak mengherankan, jika

tidak ada doa yang lebih indah selain doa yang ada di dalam Al-Qur’an.

Kami melihat ada baiknya jika kita mengiringi doa-doa qur’aniyah ini dengan doa-

doa yang ada di dalam sunnah nabawiyah.

Pembaca yang budiman, kami suguhkan kepada Anda doa-doa pilihan dari kitab-kitab

hadits, juga dari kita Al-Adzkâr karya Imam Nawawi. Bacalah secara konsisten doa-doa yang

bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah ini dengan penuh penghayatan, keikhlasan dan

kekhusyu’an, baik pada pagi hari, sore hari, maupun pada waktu-waktu lainnya. Semoga

dengan doa ini Allah memberikan kebaikan kepada kami dan kepada Anda. Dialah tempat

.Tafsir Ibnu Katsir. Juz 4. hlm. 392 199


meminta yang paling mulia dan tempat menggantungkan cita yang paling utama. Sekarang,

mari kita bersama-sama menyimak ucapan Rasulullah saw. berikut ini.

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ياللظحهظم ُيربيظنياَّ ُآتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُيالْخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬
‫ب ُالنظاَّمر‬ .1

“Ya Allah Ya Tuhan kami, barilah kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan di

akhirat serta lindungilah kami dari azab api neraka.”

Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud dari hadits Anas, ia berkata

bahwa doa yang paling sering diucapkan oleh Rasulullah saw. adalah

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ياللظحهظم ُيربيظنياَّ ُآتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُيالْخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬
‫ب ُالنظاَّمر‬

Penjelasan mengenai kelebihan doa ini telah kami paparkan dalam pembahasan

sebelumnya menyangkut doa-doa yang yang ada di dalam Al-Qur’an.

‫ت ُأييعليحم ُبممه ُممبن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫اللظحهظم ُايغفير ُمل ُيخطيئيمت ُيويجيهلي ُيوإميسيرامف ُمف ُأييممريِ ُيويماَّ ُأيني ي‬ .2

Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, perilakuku yang berlebih-

lebihan dalam urusanku, dan semua dosaku yang Engkau lebih mengetahuinya

daripada aku.

ِ‫ك ُمعينمدي‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫اللظحهظم ُايغفير ُمل ُيخطياَّيياَّ ي‬
‫يِ ُيويعيمديِ ُويجيهلي ُيويهيزمل ُيوحكتل ُيذل ي‬

Ya Allah, ampunilah kesalahan-kesalahanku, kesengajaanku, kebodohanku,

ketergesa-gesaanku, kesantaianku, dan semua yang datang dariku

‫م‬
‫ ُيوأينيي ي‬،‫ت ُايليحيؤبخحر‬
‫ت ُيعليييى‬ ‫ت ُايلحيقبدحم ُيوأيني ي‬
‫ ُأيني ي‬،‫ت‬
‫ ُيويماَّ ُأييعليين ح‬،‫ت‬
‫ ُيويماَّ ُأييسيرير ح‬،‫ت‬ ‫اللظحهظم ُياغفير ُم يل ُيماَّ ُقييديم ح‬
‫ت ُيويماَّ ُأيظخير ح‬

ٌ.‫حكبل ُيشييدء ُقيمديييرر‬


Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang

kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan. Engkaulah yang

menyegerakan dan yang menangguhkan. Dan Engkau Mahakuasa atas segala

sesuatu.200

‫صيلميح ُملي‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ ُيوأي ي‬،‫يِ ُالظمت ُ يفيييهاَّ ُيميعاَّشي‬
‫ ُوأي م‬،ِ‫اللظهظم ُأيصلمح ُمل ُمدَيمن ُالظمذيِ ُهو ُمعصمحة ُأيممري‬
‫صليح ُمل ُحدَنيييياَّ ي‬
‫حي ي ي ي ي ي‬ ‫ح ي ي ي‬ .3

‫ت ُيرايحنة ُمل ُممين ُحكبل ُيشر‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ ُيوايجيعمل ُايلييو ي‬،‫ ُيوايجيعمل ُايلييياَّية ُمزيياَّيدَنة ُمل ُمف ُحكبل ُيخ يدي‬،ِ‫آخيرمت ُالظمت ُفييمهاَّ ُيميعاَّدَي‬

Ya Allah berikanlah kebaikan dalam agamaku, yang menjadi pegangan

hidupku; berikanlah kebaikan dalam duniaku, yang menjadi jalan hidupku; berikanlah

kebaikan dalam akhiratku, yang menjadi tempat kembaliku; jadikanlah hidup ini

tambahan bagiku dalam setiap kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai waktu

istirahatku dari setiap kejahatan.201

‫ك ُيمياَّ ُتحيبييلبغحنيياَّ ُبميمه‬


‫ك ُيو ُمميين ُطياَّيعتْمي ي‬
‫ييي ُيميعاَّمصييي ي‬ ‫م‬ ‫ياللظحهيظم ُاقيمسييم ُلينيياَّ ُمميين ُيخيشيييتْم ي‬
‫ك ُيمياَّ ُيتحييوحل ُبميه ُبييييينيينيياَّ ُيو ُبيي ي ي‬ .4

‫صياَّمرنياَّ ُيو ُقحيظواتمنيياَّ ُأيبييندا‬ ‫م‬ ‫ي ُماَّ ُتحيهيبوحن ُبميمه ُعيليينيياَّ ُم م‬ ‫م م‬


‫ب ُاليتدنيييياَّ ُيو ُيمتْبييعنيياَّ ُبمأييسيياَّعنياَّ ُيو ُايبي ي‬
‫صياَّئ ي‬
‫يي ي ي‬ ‫ك ُيو ُمين ُاليييق ي م ي ي‬
‫يجنظتْي ي‬

‫مياَّ ُايحيييتْيينيياَّ ُو ُاجعيليه ُالييوامر ي م‬


‫ث ُمنظياَّ ُيو ُايجيعييل ُثَيأييرنيياَّ ُيعليييى ُيميين ُظيلييمنيياَّ ُيو ُاني ح‬
‫صييرنياَّ ُيعليييى ُيميين ُيعاَّيدَانيياَّ ُيو ُلي‬ ‫ي ي يي ي ي ي ح ي‬

Diriwayatkan dari oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwa Rasulullah saw. berdoa 200
ٌ.iniُ ”ُ ‫ ُ“ال…خاللظحهظم ُايغمفير ُمل ُيخمطيئيمت‬,dengan doa
Diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah berdoa 201
.dan seterusnyaُ ”ٌ.ٌ.ٌ.ُ ‫“اللهم ُأصلح ُل ُدَين‬
‫ص يييبيتْيينياَّ ُمفيي ُمدَيينمني ياَّ ُيو ُيل ُ ييتيع يمل ُال يتدنيييياَّ ُأييكبيي يير ُيهبني ياَّ ُيو ُليي يمبيلي ييغ ُمعيلممني ياَّ ُيويل ُتحيس يلبيط ُيعييلييني ياَّ ُيم يين ُلي‬
‫ييتع يل ُم م‬
‫ييح‬

َّ‫ييييريححنيا‬

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut, yang dapat menahan kami dari

kedurhakaan kepada-Mu; anugerahkan kepada kami ketaatan kepada-Mu, yang dapat

mengantarkan kami ke dalam surga-Mu; anugerahkan kepada kami keyakinan yang

dapat meringankan kemi dari penderitaan hidup di dunia. Ya Allah, puaskanlah kami

dengan pendengaran, penglihatan dan kekuatan kami selama hidup, dan jadikanlah

semua itu pewaris dari kami; berikanlah balasan kami terhadap orang-orang yang

telah mendzalimi kami; berilah pertolongan bagi kami atas orang-orang yang

memusuhi kami; janganlah Engkau jadikan ujian bagi kami dalam agama kami; dan

janganlah engkau jadikan dunia ini menjadi pusat perhatian hidup kami, dan tidak

pula menjadi puncak pengetahuan kami; janganlah Engkau jadikan penguasa atas

kami orang yang tidak sayang kepada kami.202

‫ك ُمميين ُالظشيبر‬ ‫م م مم م مم م‬
‫ت ُممينحه ُيويماَّ ُ ييل ُأييعلييم ُيوأيحعوحذ ُبمي ي‬ ‫اللظهظم ُإمبن ُأيسأيلح ي م‬
‫ك ُمين ُايلييمي ُحكلبه ُيعاَّجله ُيوآجله ُيماَّ ُيعليم ح‬ ‫ي‬ ‫ح‬ .5

‫ب ُإمييليييهياَّ ُمميين ُقيييودل ُأييو ُيعيميدل‬ ‫م م مم م مم م‬


‫ت ُممينحه ُيويماَّ ُيليي ُأييعليييم ُيوأييسيأيلح ي‬
‫ك ُايلينظيية ُيويمياَّ ُقييظر ي‬ ‫حكلبه ُيعاَّجله ُيوآجله ُيماَّ ُيعليم ح‬

‫ك ُمم يين ُايلييمييي ُيم ياَّ ُيسي يأيلي ي‬


‫ك ُيعيب يحديك‬ ‫ب ُإمييليييهي ياَّ ُممي يين ُقيي ييودل ُأييو ُيعيمي يدل ُيوأييسي يأيلح ي‬ ‫وأيعييوحذ ُبيمي ي م‬
‫ك ُمي يين ُالنظ ياَّمر ُيويم ياَّ ُقيي يظر ي‬ ‫يح‬

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abdullah bin Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. jarang pergi dari suatu 202
dan seterusnya. ...‫ “اللهم اقسم لنا من خشيتك ما تحول بيننا‬,majlis, kecuali setelah ia berdoa untuk para sahabatnya
dalam ”(dan jadikanlah semua itu pewaris dari kami ) ‫ “واجعله الوارث منا‬Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat
doa ini adalah “Jadikanlah pendengaran, penglihatan dan kukuatan kami bermanfaat bagi kami, baik semasa
”.kami hidup maupun setelah kami mati
‫م‬
‫ص ظلى‬ ‫صيظلى ُاللظيحه ُيعلييييمه ُيويسيلظيم ُيوأييسيتْيمعيحذيك ُميظاَّ ُايسيتْيييعاَّيذيك ُممينيحه ُيعيبيحديك ُيويرحسيولح ي‬
‫ك ُحميظميرد ُ ي‬ ‫ك ُحميظميرد ُ ي‬
‫يويرحسولح ي‬

‫مم‬ ‫م‬
‫ت ُمل ُممين ُأييمدر ُأيين ُ ييتيعيل ُيعاَّقبيتْيحه ُيريشندا ُبميريحيتْم ي‬ ‫اللظحه ُيعليييمه ُيويسلظيم ُيوأييسأيلح ي‬
‫ك ُيياَّ ُأييريحيم ُالظراح ي ي‬
ُ ‫ب‬ ‫ضيي ي‬
‫ك ُيماَّ ُقي ي‬

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang telah lalu dan yang

akan datang, yang aku ketahui dan tidak aku ketahui; aku berlindung kepada-Mu dari

segala keburukan yang telah telah lalu dan yang akan datang, yang aku ketahui dan

tidak aku ketahui; aku memohon pada-Mu surga dan apa yang bisa mendekatkanku

padanya baik berupa ucapan maupun amal perbuatan; aku berlindung kepada-Mu dari

neraka dan apa yang mendekatkanku padanya baik berupa ucapan maupun amal

perbuatan; aku memohon kepada-Mu kebaikan sebagaimana yang diminta oleh

hamba-Mu dan rasul-Mu, Muhammad Saw; dan aku berlindung kepada-Mu dari

kejahatan sebagaimana yang diminta oleh hamba dan rasul-Mu, Muhammad Saw; dan

apa yang telah Engkau tetapkan untuk menjadi urusanku jadikanlah susudahnya

petunjuk dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih lah tempat memohon

pertolongan dan hanya Engkaulah yang bisa memenuhi apa yang kami minta. Tiada

daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.203

‫م‬ ‫م‬
‫صيرمن ُيويل ُتييين ح‬
‫صير ُيعليظي ُيوايمحكير ُمل ُيويل ُيتيحكير ُيعليظي‬ ‫اللظحهظم ُأيعبن ُيويل ُتحعين ُيعليظي ُيواني ح‬ .6

Ya Allah, berilah pertolongan bagi kami dan bukan atas kami; berilah

kemenangan pada kami dan bukan atas; serta berilah siasat untuk kami dan bukan atas

kami204
203 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya, dari Aisyah r.a.
bahwa Nabi Saw. berkata kepadanya, “Ucapkanlah (wahai Aisyah) ‫اللهم إني أسألك من الخير كله‬... dan seterusnya.”
”.Imam Nawawi berkata, “Al-Hakim Abu Abdulah mengatakan bahwa hadits ini shahih dari sagi sanadnya
Maksudnya adalah meminta pertolongan, kemenangan dan siasat dari Allah untuk melawan para musuh, 204
dan bukan sebaliknya. Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw.
‫ن ُيوايهيمد ُقيييلمبيي ُيوايسيلحيل ُيسيمخيييمةي‬ ‫م م‬
‫ت ُححظج م يت ُيويسبديدَ ُليساَّ ي‬
‫ت ُيوثَييب ي‬ ‫اللظحهظم ُتيييقبظل ُتيييوبيمت ُيوايغمسل ُيحيوبيمت ُيوايمج ي م‬
‫ب ُيدَيعيو ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي ي‬

ِ‫صيدمري‬
‫ي‬

Ya Allah terimalah taubatku, bersihkanlah dosaku, kabulkanlah permohonanku,

teguhkanlah pendirianku, berilah kejujuran dari lidahku, berilah petunjuk pada hatiku

dan hilangkanlah kedengkian dalam hatiku.

‫م م‬ ‫م م‬ ‫م م‬ ‫م م‬
،‫تيي ُيعبنيي‬ ‫اللظحه يظم ُإمبنيي ُأييس يأيلح ي‬
‫ ُيوتي يحرتدَ ُبيياَّ ُالف ي ي‬،‫ ُيوييتيم يحع ُبيياَّ ُيشييلي‬،‫ك ُيريحيينة ُبم يين ُعين يديك ُتيييه يديِ ُبيياَّ ُقيييلمبيي‬ .7

،‫ض ُ ميباَّ ُيويجمهيي‬ ‫م م‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫ ُوييتيف ح م م‬،‫وتحصلمح ُمباَّ ُمدَيمن‬


‫ ُيوتحيبيييبي ح‬،‫ ُيوتحييزبكييي ُبيياَّ ُيعيمليي‬،ِ‫ ُيوتيييرفييحع ُ يباَّ ُيشياَّهدي‬،‫ظ ُبياَّ ُيغاَّئمب‬ ‫ي ي ح ي ي ي‬

ٌ.‫صحممن ُمبياَّ ُممين ُحكبل ُحسيودء‬


‫ ُوتحيع م‬،ِ‫وتحييلمهممن ُمباَّ ُريشمدي‬
‫يي‬ ‫ي ح ي ح‬

Ya Allah, Aku memohon rahmat dari sisi-Mu, yang memberikan petunjuk dalam

hatiku, mempersatukanku, menjauhkan fitnah dariku, memperbaiki agamaku,

melindungiku saat bepergian, meninggikan pandanganku, menyucikan perbuatanku,

mencerahkan aura wajahku, memberikan petunjuk untukku, dan menjauhkanku dari

segala keburukan.

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ضياَّمء ُيويمنيياَّمزمل ُالتشييهيدامء ُيوعييي م‬ ‫م‬


‫ش ُالتسييعيداء ُيوحميرافيييقية ُايلينيبمييياَّء ُيوالنظ ي‬
‫صيمر ُيعليييى‬ ‫اللظحهيظم ُإمبنيي ُأييسيأيلح ي‬
‫ك ُالييفييويز ُعينييد ُالييق ي‬

ٌ.‫ايلييعيدامء‬

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemenangan dalam menghadapi cobaan,

kedudukan para syuhada, kehidupan orang-orang yang berbahagia, pendamping para

nabi dan kemenangan dalam menghadapi musuh.

.”... ‫ “رب أعني ول تعن علي‬,pernah berdoa dan mengucap


‫م‬
‫ت‬ ‫صيير ُيعينيحه ُيرأيييميي ُيويلييي ُتيييبيلحيغيحه ُنميظمتيي ُيويلييي ُتيييبيلحيغيحه ُيميسيأيليمت ُمميين ُيخ يدييي ُيويعييدتيحه ُأييحيندا ُمميين ُيخيلقي ي‬
‫ك ُأييو ُيخ يدييي ُأينيي ي‬ ‫اللظحهيظم ُيمياَّ ُقي ح‬

‫ك ُر ظ م‬ ‫م م‬ ‫معمطيمه ُأيحندا ُممن ُمعباَّمدَيك ُفيمإبن ُأيريغب ُإمليي ي م م‬


ُ ‫ي‬
‫ب ُالييعاَّليم ي‬‫ك ُفيه ُيوأييسأيلحيكحه ُبيريحيتْ ي ي‬ ‫ي ح ي‬ ‫ي ي ي‬ ‫حي‬

Ya Allah, aku memohon dan meminta kepada-Mu segala kebaikan yang telah Engkau

janjikan atau telah Engkau berikan pada salah seorang hamba-Mu, sementara

penglihatanku tidak dapat menjangkaunya, aku tak kuasa mengerjakannya, niat dan

citaku tidak sampai padanya. Aku memohon dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang

Memelihara sekalian alam.

‫ك ُ حمن ي ت‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ب ُمبحب ي ي‬
‫ك ُيم يين ُأييحبظي ي‬
‫ك‬ ‫ك ُيويع يحديوا ُملييع ييدائم ي‬
‫ي ُمس ييلنماَّ ُملييوليياَّئمي ي‬ ‫م‬
‫ض ياَّلب ي‬
‫ي ُيويل ُحمض يلب ي‬ ‫اللظحه يظم ُايجيعيلني ياَّ ُيه ياَّدَيين ُحميهتْي يديين ُ يي‬
‫غيي يير ُ ي‬

‫م‬
‫يونيحيعاَّمدَيِ ُبميعيدايوتميك ُيمين ُيخاَّلييفيك ُممين ُيخيلق ي‬
‫ك‬

Ya Allah, jadikanlah kami orang memberi petunjuk dan mendapatkan petunjuk,

bukan orang yang sesat dan memperoleh kesesatan. Ya Allah, jadikanlah kami orang

yang memerangi musuh-musuh-Mu dan memberi keselamatan bagi wali-wali-Mu.

Kami mencintai, dengan cinta-Mu, orang yang mentaatimu di antara makhluk-

makhluk-Mu. Dan kami membenci, dengan kemurkaan-Mu, orang yang berpaling dari-

Mu di antara makhluk-makhluk-Mu.

‫ل ُالييعلمي يبي‬
‫ل ُبيم ياَّ م‬
‫ك ُالتيكيلحن ُيويل ُيحي ييويل ُيويل ُقحي يظوية ُإم ي‬ ‫اللظحهي يظم ُيهي ييذا ُالي يتديعاَّحء ُيويعليييي ي ي‬
ْ‫ك ُا يمليجاَّبيي يحة ُيويهي ييذا ُايلحيهي يحد ُيويعليييي ي ي ت‬

ُ ‫ياليعمظييمم‬
Ya Allah, inilah doa kami dan Engkaulah yang mengabulkannya; inilah usaha

kami dan Engkaulah yang menentukannya. Tiada daya dan upaya kecuali dengan izin

Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung.205

‫ت ُفيياَّيغمفير ُمليي ُيميغمف ييرنة ُمميين ُمعينيمديك‬


‫ب ُإمظل ُأينيي ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫اللظحه يظم ُإمبنيي ُظيلييم ي ح‬
‫ت ُنيييفسييي ُظحيلنم ياَّ ُيكثَنيا ُيويل ُييييغف يحر ُال يتذحنو ي‬ .8

‫ت ُاليغيحفوحر ُالظرمحيحم‬
‫يوايريحيمن ُإمظنك ُأيني ي‬

Ya Allah, sungguh aku telah banyak berbuat aniaya pada diriku sendiri,

sementara tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Karenanya,

limpahkanlah ampunan-Mu dan berilah kami rahmat. Sesungguhnya Engkau Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.206

‫ك ُمميين‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ُأيعحييوحذ ُبمي ي‬ ‫ت ُيرببيي ُيل ُإمليييه ُإمظل ُأينيي ي‬
‫ت ُيخلييقتْيمني ُيوأينيياَّ ُيعيبيحديك ُيوأينيياَّ ُيعلييى ُيعيهيديك ُيويويعيديك ُيمياَّ ُايس تْيطييع ح‬ ‫اللظحهيظم ُأينيي ي‬ .9

‫م‬ ‫م‬
‫ب ُإمظل ُأيني ي‬
‫ت‬ ‫ك ُبيذنيمب ُفياَّيغفير ُمل ُفيمإنظحه ُيل ُييييغفحر ُالتذحنو ي‬ ‫يح ح‬ ‫ك ُبمنميعيمتْم ي‬
‫ك ُيعليظي ُوأيبوء ُلي ي م‬ ‫ت ُأيحبوحء ُلي ي‬
‫صنيييع ح‬
‫يشبر ُيماَّ ُ ي‬

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkau telah

menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu; aku akan selalu memenuhi perjanjian-Mu

dan janji-Mu sepenuh kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang

aku perbuat. Aku mengkui nikmat-Mu yang Engkau curahkan kepadaku dan aku

Ath-Thabrani meriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas r.a. ia berkata, “Abbas telah mengutusku pada 205
Rasulullah saw. Kemudian aku mendatangi Rasulullah saw. pada sore hari dan beliau berada di rumah bibiku,
Maimunah. Setelah itu Rasulullah saw. mengerjakan shalat malam. Saat shalat fajar dua rekaat sebelum shalat
Hadits ini cukup panjang dan secara lengkap dipaparkan oleh .”‫الخ‬...‫ “اللهم إني أسألك رحمة‬,subuh beliat berdoa
.Imam Ghazali dalam Ihyâ` ‘Ulûm ad-Dîn. Juz 1. hlm. 321
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash dari Abu Bakar Shidiq bahwasanya ia 206
pernah berkata pada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, ajarilah aku doa yang bisa kubaca dalam shalatku”
Imam Nawawi menjelaskan bahwa jika doa ini dibaca dalam .”‫الخ‬...‫ “اللهم إني ظلمت‬,Rasulullah saw. menjawab
.shalat maka hukumnya adalah hasan, nafis dan shahih, yang disunnahkan bagi semua orang
mengakui dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku. Sungguh, tidak ada yang mengampuni

dosa kecuali Engkau.207

‫ك ُمميين ُاليحكيفيمر ُيوالييفيقيمر‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫صيمريِ ُاللظحهيظم ُإمبنيي ُأيعحييوحذ ُبمي ي‬
‫اللظحهظم ُيعاَّفمن ُمف ُبييدمن ُاللظحهظم ُيعاَّفمن ُمف ُيسيعي ُاللظحهيظم ُيعياَّفمن ُمفي ُبي ي‬ .10

‫ك ُممن ُيعيذا م‬
‫ب ُالييق يمب ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ت‬ ‫اللظحهظم ُإبن ُأيحعوحذ ُب ي ي‬

Ya Allah berikanlah kesehatan pada tubuhku, pendengaranku dan

penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kemiskinan. Ya

Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tiada Tuhan selain Engkau.208

‫ك ُيعحفرو ُيكمريري ُ حمت ت‬ ‫م‬


‫ب ُالييعيفيو ُفياَّيعرفيو ُيعبن‬ ‫ياللظحهظم ُانظ ي‬ .11

Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Mahamulia,

yang menyukai ampunan, maka ampunilah aku.

Diriwayatkan oleh Turmudzi dari Aisyah r.a. ia berkata, “Ya Rasulullah, jika aku

bertemu dengan satu malam yang merupakan malam lailatul qadar, apa yang harus aku

baca?” Rasulullah saw. menjawab, “Bacalah ‘Allâhumma innaka ‘afuwwun karîmun…

dan seterusnya.”.

Dan dari Abbas r.a. ia berkata, “Aku bertanya pada Rasulullah saw, ‘doa apa

yang paling afdhal?’ Kemudian Rasulullah saw. menjawab, ‘Mintalah ampunan kepada

Allah.’ Setelah beberapa hari, aku bertanya lagi kepada Rasulullah. Kemudian beliau

Imam Bukhari meriwayatkan dari Syadad bin Aus r.a. dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Doa yang 207
”‫الخ‬... ‫ت خلقتني وأنا على‬،‫ “اللهم أنت ربي ل إله إل أ‬,menjadi puncak istighfar adalah
Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari dari Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. bahwasanya ia 208
pernah bertanya pada ayahnya, “Wahai ayah, setiap hari aku mendengarkan engkau berdoa “Allâhumma ‘Âfinî fî
badanî…dan seterusnya. Engkau mengulanginya tiga kali di pagi hari dan tiga kali pada sore hari. ” Abu Bakar
menjawa, “Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah saw. berdoa dengan doa ini. Dan aku ingin mengikuti
”.sunnahnya
menjawab, ‘Wahai Abbas, paman Rasulullah, mintalah kepada Allah ampunan di dunia

dan di akhirat.”209

Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang doa yang paling

utama. Rasulullah saw. menjawab, “Mintalah kepada Allah ampunan dan lindungan di

dunia dan akhirat.” Pada hari kedua orang itu bertanya lagi dan Rasulullah menjawab

dengan jawaban yang sama. Pada hari ketiga ia bertanya lagi. Kemudian Rasulullah

saw. menjawab, “Jika kau telah diberi ampunan di dunia dan di akhirat, maka kau telah

beruntung.”

‫ياللظحهظم ُانيييفيعمن ُمبياَّ ُيعلظيمتْيم ين ُيويعلبيممن ُيماَّ ُيييينييفعح م ين ُيوايرحزقيم ين ُمعيلنماَّ ُتييينييفعح م ين ُبممه‬ .12

Ya Allah, berikanlah manfaat dengan apa yang telah Engkau berikan kepadaku;

ajarkanlah apa yang memberi manfaat padaku; dan anugerahkanlah kepadaku ilmu

yang bermanfaat bagiku.210

‫م‬
‫ت ُقيييلمب ُيعيلى ُدَيينم ي‬
‫ك‬ ‫ياللظهظم ُياَّ ُميقلبب ُاليحقلحو م‬
‫ب ُثَييب ي‬ ‫ح ي ح ي ي‬ .13

Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam agama-

Mu.211

Ampunan di dunia meliputi perlindungan Allah untuk kita dari segala macam penyakit. Sedangkan 209
ampunan di akhirat meliputi perlindungan Allah dari segala macam dosa dan kesalahan. Seseorang yang berdoa
.hendaknya memperbanyak doa yang mencakup kebaikan yang di dunia dan kebaikan di akhirat ini
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. bahwa beliau pernah berdoa, 210
”.“Allahumma infa’nî…dan seterusnya
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Syahr bin Hausyab bahwasanya ia pernah bertanya pada Umu Salmah, 211
“Wahai Ummul Mukminin, Apakah doa yang paling banyak diucapkan Rasulullah ketika berada di sisimu?”
Ummu Salmah menjawab, “Doa yang baling banyak beliau ucapkan adalah ‘Yâ muqalliba al-qulûb tsabbit
qalbî ‘alâ dînika’. Kemudian aku bertanya pada beliau, ‘Mengapa engkau banyak membaca doa ini?’ Rasulullah
saw. menjawab, ‘Wahai Ummu Salmah, bukanlah anak Adam kecuali hatinya ada di antara dua jari Allah. Jika
Allah menghendaki, maka Ia akan meluruskannya – atau berada dalam petunjuk-Nya, dan jika ia menghendaki,
”.maka Ia akan membengkokkannya – dari petunjuk-Ny
‫م‬ ‫ك ُحمظميرد ُو ُنييعيوحذ ُبمي ي م‬ ‫ك ُممين ُحكبل ُيخ يمي ُيماَّ ُيسأيلي ي م م‬
‫ياللظحهظم ُإمنظاَّ ُنييسأيلح ي‬
‫ك ُميين ُيشيبر ُيمياَّ ُايسيتْيييعاَّيذ ُمينيهح‬ ‫ك ُمينحه ُنيبيتي ي ي ي ح ي‬ .14

‫ل ُبماَّلم‬
‫غ ُيو ُيل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإم ظ‬ ‫نيبميت ي‬
‫ك ُاليبيلي ح‬ ‫ك ُحميظمرد ُيو ُأيني ي‬
‫ت ُاليحميستْيييعاَّحن ُيويعلييي ي‬

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu segala kebaikan sebagaimana

yang diminta oleh nabi-Mu Muhammad Saw. Dan aku berlindung kepada-Mu dari

kejahatan sebagaimana yang diminta oleh nabi-Mu Muhammad Saw. Engkaulah

tempat memohon pertolongan dan hanya Engkaulah yang bisa memenuhi apa yang

kami minta. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.212

‫م‬
‫ك ُيوححيسيين ُمعبياَّيدَتيم ي‬
‫ك ُيوأييسيأيلح ي‬
‫ك‬ ‫ك ُحشييكير ُنميعيمتْمي ي‬ ‫ت ُمف ُايلييممر ُيوأييسأيلح ي‬
‫ك ُيعمزيييية ُالتريشيد ُيوأييسيأيلح ي‬ َ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي ث‬
‫ك ُالظبياَّ ي‬ .15

‫م م‬ ‫م‬ ‫لمساَّناَّ ُ م‬
‫ك ُمميين ُيخ يميي ُيمياَّ ُتيييعلييحم ُيوأييستْيييغفحريك ُميظاَّ ُتيييعلييحم ُإمنيظ ي‬
‫ك‬ ‫ك ُمميين ُيشيبر ُيمياَّ ُتيييعلييحم ُيوأييسيأيلح ي‬
‫صاَّدَقناَّ ُيوقيييلبناَّ ُيسلينماَّ ُيوأيعحييوحذ ُبم ي‬
‫ي ي‬

‫ت ُيعظلم ُاليغحيو م‬
‫ب‬ ‫أيني ي ح ح‬

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan

kesungguhan atas segala petunjuk; aku memohon rasa syukur atas segala nikmat-Mu

dan dan kebaikan menyembah-Mu; aku memohon kepada-Mu lidah yang jujur dan hati

yang bersih. Kami memohon kepada-Mu dari kebajikan yang Engkau ketahui; aku

berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang Engkau ketahui; dan aku memohon

ampunan kepada-Mu terhadap apa lebih yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau

Maha Mengetahui hal-hal yang gaib.213

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Umamah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah berdoa dengan doa yang 212
sangat panjang dan kami tidak menghafalnya. Lalu kami bertanya pada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, engkau
berdoa dengan doa panjang yang sama sekali tidak kami hafal?’ Rasulullah menjawab, ‘Bukankah aku telah
memberitahukan doa yang mencakup semua itu. ucapkanlah ‘Allahumma innâ nas`aluka min kulli khairin….dan
”.seterusnya
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Syadad bin Aus r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah mengajarkan 213
”.kepada kami untuk mengucapkan Allahumma innî as`aluka ats-tsibât fî al-amri….dan seterusnya
‫م‬
‫ك‬ ‫ب ُيم يين ُ حميبت ي ي‬
‫ك ُيوالييعيم ييل ُالظيذيِ ُيحيبييلبغحمنيي ُححبظ ي ي‬
‫ك ُاللظحه يظم ُايجيع ييل ُححبظ ي ي‬ ‫ك ُيوحح ي ظ‬ ‫اللظحه يظم ُإمبنيي ُأييس يأيلح ي‬
‫ك ُححبظ ي ي‬ .16

‫ل ُممين ُنيييفمسي ُيوأييهملي‬


‫ب ُإم يظ‬
‫أييح ظ‬

Ya Allah, sungguh aku memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu;

dan aku memohon amal yang bisa mengantarkanku pada cinta-Mu. Ya Allah,

jadikanlah cintaku pada-Mu melebihi cintaku pada diriku sendiri dan keluargaku.214

‫يِ ُيومم يين ُيخيلمفييي ُيويع يين ُيمييمنيي ُيويعيين‬ ‫اللظحهيظم ُايس يتْحير ُيع يورامت ُوآمم يين ُريويع ياَّمت ُاللظحهيظم ُايحيفظيمنيي ُمم يين ُبيي ي م‬
‫ييي ُييييد ظ‬ ‫ي يي ي ي‬ .17

ُ ‫ك ُأيين ُأحيغتْياَّيل ُممين ُ ييتمت‬ ‫م‬ ‫م‬


‫شياَّمل ُيوممين ُفيييوقي ُيوأيحعوحذ ُبميعظييمتْم ي‬

Ya Allah, tutupilah auratku, jagalah rasa takutku, dan lindungilah aku dari

depan dan belakangku, dari arah kanan dan kiriku, serta dari atasku. Dan Aku

berlindung kepada-Mu dari apa yang memperdayaku dari arah bawahku.215

‫ك ُممييني ُيغليبييمة‬ ‫ ُواليبحيخيمل ُوايلحي م‬،‫ ُوالييعيجيمز ُوالييكسيمل‬،‫ك ُممين ُايلييبم ُوايليييزمن‬
‫بيي ُيوأيعحييوحذ ُبمي ي‬ ‫ي‬ ‫ي ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬
‫م‬ ‫م‬
‫ياللظحهيظم ُإبنيي ُأيعحييوحذ ُبي ي ي‬ .18

‫الظدييمن ُيوقيييهمر ُالبريجاَّمل‬

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa duka dan susah, lemah dan

malas, kikir dan pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari beban hutan dan

paksaan orang-orang.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Darda` r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Doa yang diucapkan oleh 214
Nabi Daud adalah “Allahumma innî asaluka hubbaka…dan seterusnya.” Dan ketika bercerita tentang Nabi
”.Daud, Rasulullah saw. berkata, “Dialah manusia yang paling banyak menyembah (pada tuhannya)
Diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari hadits Ibnu Umar r.a. ia berkata, 215
.“Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan doa ini ketika masuk waktu sore dari pagi
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abi Said Al-Khadari r.a. bahwa suatu hari

Rasulullah saw. masuk masjid. Saat itu beliau bersama seseorang dari kaum anshar

yang biasa dipanggil Abu Umamah. Rasulullah saw. berkata, “Wahai Abu Umamah, aku

melihatmu duduk di masjid padahal tidak sedang dalam waktu shalat, ada apa?” Abu

Umamah menjawab, “Aku merasa resah dan sedang dililit utang, ya Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah saw. berkata, “Maukah engkau aku beritahu ucapan, yang apabila

kau ucapkan maka Allah akan menghilangkan keresahanmu dan melunaskan utang-

utangmu?” Ia menjawab, “Tentu, Ya Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Jika

masuk waktu pagi dan sore, ucapkanlah Allahumma Innî a’ûdzu bika min al-hammi wa

al-hazani… dan seterusnya.” Kemudian Abu Umamah berkata, “Aku mengucapkan doa

itu dan Allah menghilangkan keresahan dalam diriku dan melunaskan utang-utangku.”

‫ ُيويشياَّتيمة ُايلييعيدامء‬،‫ضاَّمء‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫اللظهظم ُإمبن ُأيعوحذ ُبم ي م‬


‫ ُيوحسيوء ُالييق ي‬،‫ ُيويدَيرك ُالظشيقاَّء‬،‫ك ُمين ُيجيهد ُاليبيليء‬ ‫حي‬ ‫ح‬ .19

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari cobaan berat, kesulitan yang

mendalam, takdir yang buruk, dan dari hinaan para musuh.216

‫ك ُمم يين ُفميتْيني يمة‬ ‫ك ُمم ين ُيع ييذا م‬


‫ ُيوأيعح ييوحذ ُبمي ي‬،‫ب ُالييق يمبيي‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ياللظه يظم ُإمبنيي ُأيع يوحذ ُبمي ي م‬
‫ ُيوأيعح ييوحذ ُب ي ي ي‬،‫ك ُم يين ُيع ييذاب ُيجيهنظييم‬ ‫حي‬ ‫ح‬ .20

،ُ ‫ك ُمم يين ُالييمي يأي يمث ُيوالييميغي ييرمم‬ ‫ك ُممي ين ُفميتْيني يمة ُاليمحيي ياَّ ُواليممي ياَّ م‬
‫ ُيوأيعحي ييوحذ ُبيمي ي‬،ُ ،‫ت‬ ‫ي يي ي ي ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ ُيوأيعحي ييوحذ ُبي ي ي ي‬،ُ ‫ايليسي يييمح ُالي يظدظجاَّل‬

ِ‫ص يمري‬ ‫م م‬ ‫ ُوأيعوحذ ُبم ي م‬،ُ ،‫ك ُممن ُيشبر ُفميتْينيمة ُاليغمن ُوممن ُيشبر ُفميتْينيمة ُالييفيقمر‬‫م‬
‫ ُيومين ُيشبر ُبي ي‬،‫ك ُمين ُيشبر ُيسيعي‬ ‫ي حي‬ ‫يي ي‬ ‫يوأيعحيوحذ ُب ي ي‬

‫م‬ ‫ك ُأيين ُأحرظدَ ُإميل ُأيريذمل ُاليعممر ُوأيعوحذ ُبم ي م‬‫م‬ ‫و ُممن ُيشبر ُلمساَّم م‬
‫ت ُمف ُيسبمييل ي‬
ُ ‫ك‬ ‫ك ُمين ُأيين ُأيحميو ي‬ ‫ي حح ي ح‬ ‫ن ُيز ُمين ُيشبر ُقيييلم يب ُيوأيحعوحذ ُب ي ي‬
‫ي ي‬ ‫ي ي‬

HR. Bukhari, Muslim dan Nasa`i. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. pernah memohon 216
.perlindungan dengan membaca doa ini
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka

jahanam; aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dajjal, dari fitnah kehidupan dan

fitnah kematian; aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang, dari buruknya fitnah

kekayaan dan fitnah kemiskinan; aku berlindung kepada-Mu dari buruknya

pendengaranku, penglihatanku, ucapanku, dan hatiku; aku berlindung kepada-Mu dari

usia penuh kehinaan; dan aku berlindung kepada-Mu dari kematian yang berpaling

dari jalan-Mu.

Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan (Abu Daud, Turmudzi, Nasa`i dan Ibnu

Majjah) dari hadits Ibnu Abbas, juga ditambah dari hadits Aisyah dan hadits Saad bin

Abi Waqas. Hadits ini juga terdapat dalam Shahih Bukhari Muslim.

‫س ُيل ُتييشبيحع ُيو ُممين ُيدَيعييودة ُلي‬


‫ب ُيل ُييييشحع ُيو ُممين ُنيييف د‬
‫ك ُممين ُمعيلدم ُيل ُيييينييفحع ُوممين ُقيييل د‬
‫ي‬ ‫ياللظحهظم ُامبن ُايعحوحذ ُبم‬
‫ي‬ ‫ي‬ .21

َّ‫ت ُيولميتييهاَّ ُيو ُيميولييها‬


‫خييحر ُيمين ُيزظكاَّيهاَّ ُأيني ي‬
‫ت ُ ي ي‬
‫م م‬
‫ب ُيلياَّ ُياللظحهظم ُآت ُنيييفسى ُتيييقيوايهاَّ ُيويزبكيهاَّ ُأيني ي‬
‫يحيستْييجاَّ ح‬

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang

tidak tunduk, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan. Ya Allah,

berilah ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah dia. Sesungguhnya Engkau adalah

sebaik-baik Dzat yang menyucikannya dan Engkaulah juga yang menjadi penolong dan

pelindungnya.

Dari Abu Daud, Turmudzi dan Nasai dari hadits Zaid bin Arqam r.a. ia berkata,

“Aku tidak mengatakan kepada kalian kecuali seperti yang telah diucapkan oleh

Rasulullah saw. yaitu Allahumma innî a’ûdzu bika min ‘ilmin lâ yanfa’… dan

seterusnya.” (HR. Muslim)


‫مم م‬ ‫م‬
‫جييمع ُحسيخمط ي‬
‫ك‬ ‫ك ُو يم‬ ‫ك ُيوتيتومل ُيعاَّفييتْم ي‬
‫ك ُيوفييجاَّءية ُنيقيمتْ ي ي‬ ‫ك ُممين ُيزيوامل ُنميعيمتْم ي‬
‫اللظحهظم ُإممظن ُأيعحيوحذ ُبم ي‬ .22

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, perginya

ampunan-Mu, datangnya kemurkaan-Mu, dan segala kemarahan-Mu.

Dari Abdullah bin Umar r.a. ia berkata, “Di antara doa Rasulullah saw. adalah

doa yang berbunyi, Allâhumma innî a’ûdzu bika min zawâli ni’tamika…dan

seterusnya.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

‫ك ُممن ُايلمياَّنيمة ُفيمإنيظهاَّ ُبميئس م‬


‫ت ُاليبمطياَّنيةح‬ ‫ضمجييع ُوأيعحوحذ ُبم‬ ‫م م‬ ‫اللظهظم ُإمبن ُأيعوحذ ُبم ي م‬
‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫س ُال ظ ح ي ي‬ ‫ك ُمين ُايلحيومع ُفيإنظحه ُبيئ ي‬ ‫حي‬ ‫ح‬ .23

Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, sebab kelaparan

adalah seburuk-buruk teman tidur. Dan aku berlindung kepada-Mu dari khianat, sebab

khianat adalah seburuk-buruk sifat yang tersembunyi.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa, “Allâhumma innî

a’ûdzu bika min al-jû’i fainnahu bi`sa adh-dhajî’ (keadaan paling buruk bagi manusia)

… dan seterusnya.” (HR. Abu Daud dan Nasa`i).

‫م‬ ‫ك ُمميني ي‬
‫ك ُيل ُأحيحصييي ُثَيينيياَّءن‬ ‫ك ُمميين ُعححقيوبيتْمي ي‬
‫ ُيوأيعحييوحذ ُبمي ي‬،‫ك‬ ‫ك ُيومبحيعاَّفياَّتمي ي‬
‫ضياَّيك ُمميين ُيسييخمط ي‬
‫ياللظحهيظم ُأيعحييوحذ ُبممر ي‬ .24

‫ت ُيعيلى ُنيييفمس ي‬
‫ك‬ ‫ت ُيكيماَّ ُأيثَيينيييي ي‬
‫ك ُأيني ي‬
‫يعلييي ي‬

Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan ampunan-

Mu dari azab-Mu. Dan, aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tak mampu

menghitung pepujian terhadap-Mu sebagaimana Engkau memuji pada diri-Mu sendiri.


Dari Aisyah r.a. ia berkata, “Pada suatu malam aku tidur di sisi Rasulullah saw.

Kemudian aku tidak mendapati beliau di sisiku. Aku meraba-raba mencarinya. Lalu

tanganku memegang kaki Rasulullah. Saat itu beliau sedang sujud dan berdoa,

allâhumma innî a’ûdzu bika bi ridhâka …dan seterusnya.” (HR. Tirmidzi dan Nasa`i).

‫ك ُيعين ُمسيوايك‬ ‫اللظهظم ُايكمفمن ُمبليلمك ُعن ُحراممك ُوايغنممن ُبميف ي م‬


‫ضل ي‬ ‫ي ي ي ي ي يي ي ي ي‬ ‫ح‬ .25

Ya Allah, cukupkanlah bagiku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga terhindar

dari rezeki-Mu yang haram, dan cukupkanlah bagiku dengan karunia-Mu sehingga

tidak membutuhkan karunia dari selain-Mu.

Dari Ali r.a. bahwa ada seseorang yang sedang menanggung utang

mendatanginya dan berkata, “Aku tidak sanggup menanggung utangku, bantulah aku.”

Ali menjawab, “Maukah engkau aku beri tahu satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah

saw. kepadaku. Walaupun memiliki utang sebesar gunung, dengan membaca doa itu

Allah akan membayarkan utang-utangmu. Ucapkanlah, allâhumma ikfinî bi halâlika …

dan seterusnya.” (HR. Tirmidzi).

‫ك ُيشييئناَّ ُنيييعليحمحه ُيونييستْيييغمفحريك ُلميماَّ ُيل ُنيييعليحمه‬


‫ك ُممين ُأيين ُنحيشمريك ُبم ي‬
‫اللظحهظم ُإمنظاَّ ُنييعحيوحذ ُبم ي‬ .26

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu, sedangkan aku

mengetahui hal itu; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari dosa-dosa yagn tidak

aku ketahui.

Dari Abu Musa Al-Asyari ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw.

perkhutbah kepada kami dan beliau bersabda, “Wahai manusia, jagalah diri kalian dari

sifat syirik ini, karena ia lebih kecil dari telur semut.” Kemudian seseorang bertanya,
“Bagaimana cara kami menjaga diri dari sifat syirik, kalau ia lebih kecil dari telur

semut?” Rasulullah saw. menjawab, “Berdoalah kalian dengan mengucap, Allahumma

innâ na’ûdzu bika min an nusyrika bika syai`an na’lamuhu …dan seterusnya.” (HR.

Ahmad dan Thabrani)

‫ك ُياليكمريمي ُيويعمظييمم ُحسيلطياَّنم ي‬


‫ك‬ ‫ك ُايلييمحد ُيكيماَّ ُيييينبيغميي ُمليليمل ُيويجمه ي‬
‫يياَّ ُيربب ُلي ي‬ .27

Ya Tuhanku, untuk-Mu pujian yang sebanding dengan kebesaran-Mu dan

keagungan kekuasaan-Mu.

Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah menceritakan kepada mereka

tentang seorang hamba Allah yang berdoa,

‫ك ُياليكمريمي ُيويعمظييمم ُحسيلطياَّنم ي‬


‫ك‬ ‫ك ُايلييمحد ُيكيماَّ ُيييينبيغميي ُمليليمل ُيويجمه ي‬
‫يياَّ ُيربب ُلي ي‬

Doa itu membuat bingung dua malaikat dan mereka tidak tahu bagaimana harus

mencatatnya. Lalu, kedua malaikat itu naik ke langit dan bertanya kepada Allah, “Ya

Tuhan kami, seorang hamba-Mu mengucapkan doa yang membuat kami bingung

bagaimana harus mencatatnya.” Allah Swt bertanya – dan Dia Maha Mengetahui apa

yang diucapkan oleh hamba-Nya, “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?” Dua malaikat

itu menjawab, “Ya Tuhan, hamba-Mu itu mengucapkan, Ya rabbi laka al-hamdu kamâ

…dan seterusnya.” Kemudian Allah menjawab, “Tulislah sebagaimana yang diucapkan

oleh hamba-Ku sampai dua malaikat menemuiku, lalu dengan doa itu Aku akan

memberinya pahala.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

‫ ُيومميدايدَ ُيكلميماَّتممه‬،‫ ُيومزنيية ُيعيرمشمه‬،‫ضاَّ ُنيييفمسمه‬ ‫مم‬ ‫م م مم‬


‫ ُيومر ي‬،‫ ُيعيديدَ ُيخيلقه‬،‫حسيبيحاَّين ُال ُيوبييمده‬ .28
Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, atas sejumlah makhluk-Nya,

keridhaan dari-Nya, keindahan arasy-Nya, dan tinta kalimat-Nya.”

Dari Ummul Mukminin Juwairiyah bahwa Rasulullah saw. keluar

meninggalkannya untuk melaksanakan shalat subuh. Sedangkan Juwairiyah tetap pada

posisi shalatnya. Kemudian Rasulullah saw. pulang pada waktu dhuha dan melihat

Juwairiyah masih tetap di posisinya. Rasulullah saw. bertanya, “Apakah engkau masih

tetap di tempat sama sejak aku meninggalkanmu.” Ia menjawab, “Ya.” Rasulullah saw.

bersabda, “Aku telah mengucapkan empat kata setelahmu. Jika empat kata itu

dibandingkan dengan ucapanmu yang engkau ucapkan sejak hari ini, maka akan

sebanding. Empat kata itu adalah subhânallâh wa bihamdihi,’adada kholqihi, wa ridhâ

nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midâda kalimâtihi.” (HR. Muslim).

ٌ.‫ل ُاليعلمبي ُياليعمظييمم‬


‫ل ُبماَّ م‬
‫ل ُأييكبييحر ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإم ظ‬
‫ل ُيوا ح‬
‫ل ُوايلمحدم ُ م‬
‫ل ُيويل ُإملييه ُإم ظ‬
‫ل ُا ح‬
‫م‬
‫حسيبيحاَّين ُا ي ي ي‬ .29

Mahasuci Allah, Segala puji hanya bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah

Mahabesar, tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Mahatinggi dan

Mahaagung.

Imam Tirmidzi dan Nasa`i meriwayatkan dari Amru bin Syuaib, dari ayahnya,

dan dari kakeknya. Sedangkan Imam Thabrani meriwayatkan dari Ummu Hani r.a.

bahwa Rasulullah saw. berkata padanya, “Jika engkau memasuki waktu pagi,

ucapkanlah kalimat tasbih, tahlil, tahmid dan takbir kepada Allah masing-masing

sebanyak seratus kali. Karena sesungguhnya, seratus kalimat tasbih sama dengan

seratus unta yang dihadiahkan untukmu. Sedangkan seratus kalimat tahlil akan

menghilangkan dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.”


‫ ُيويعليييى‬،‫ت ُيعليييى ُيسييبمدنياَّ ُمإبيييرامهييييم‬
‫صيلظيي ي‬
‫د‬ ‫م م‬ ‫د‬ ‫م‬
‫ياللظحهظم ُ ي‬
‫ ُيكيماَّ ُ ي‬،‫صبل ُيعيلى ُيسيبدنياَّ ُحميظمد ُيويعيلى ُآل ُيسيبدنياَّ ُحميظمد‬ .30

َّ‫ت ُيعليييى ُيسييبمدنيا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ ُيو ُبيياَّمريك ُيعليييى ُيسييبدنياَّ ُحميظميد ُيويعليييى ُآمل ُيسييبدنياَّ ُحميظميد ُيكيمياَّ ُبيياَّيريك ي‬،‫آمل ُيسييبدنياَّ ُمإبيييراهييييم‬

‫حييرد ُ يممييرد‬
‫ك ُ يم‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ ُيويعيلى ُآمل ُيسيبدنياَّ ُمإبيييراهيييم ُمف ُياليعاَّليم ي ي‬،‫مإبيييراهيييم‬
‫ي ُإمنظ ي‬

Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya,

sebagaimana yang Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Dan

limpahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya sebagaimana

yang Engkau limpahkan kepada Nabi Ibarahim beserta keluarganya, di alam semesta.

Sungguh, Engkaulah Maha Terpuji dan Maha Terhormat.

Dari Abu Darda` bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barang siapa

bershalawat kepadaku sepuluh kali pada waktu pagi dan sepuluh kali pada waktu sore,

aku akan memberikan syafaatku untuknya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani)

‫ل ُر ب م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ك ُر ب م‬


‫ي‬
‫ب ُياليعاَّليم ي ي‬ ‫ ُيويسليرم ُيعيلى ُايلحيريسل ي ي‬،‫ب ُيالعظزمة ُيعظماَّ ُييصحفيوين‬
‫ ُيوايلييمحدم ُ ي‬،‫ي‬ ‫حسيبيحاَّين ُيرب ي ي‬

Mahasuci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan atas apa yang mereka sifatkan

kepada-Nya; dan semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada para utusan-Nya;

dan segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta.

Dalam kitab Al-Adzkâr, Imam Nawawi berkata, “Kami meriwayatkan dalam

Hilyatu Al-Awliyâ` dari Ali bin Abi Thalib karamallâhu wajhah, “Barangsiapa ingin

ditimbang dengan berat timbangan yang sempurna, maka hendaknya ia berdoa di setiap

akhir majelisnya atau ketika ia akan berdiri dengan mengucap subhâna rabbika rabbi

al-‘izzati…dan seterusnya.”
BAB IV

DOA-DOA MA’TSURAH

Dalam bab ini kami akan memaparkan beberapa doa yang biasa dipanjatkan oleh

Rasulullah saw. pada waktu-waktu tertentu dan dalam kondisi yang berbeda-beda.

Di antara akhlak yang menjadi karakteristik Rasulullah saw, beliau senantiasa

berdzikir kepada Allah Swt dalam segala macam kondisi. Rasulullah saw. menyebut asma-

Nya baik dalam kondisi duduk maupun berdiri, baik keluar maupun masuk rumah, baik

sedang dalam bepergian maupun tinggal di rumah, baik makan maupun minum, baik bangun

tidur maupun ketika hendak tidur, baik pada waktu sore maupun pada pagi hari, baik dalam

kedaan perang maupun dalam keadaan damai, pada saat menjual maupun membeli, baik

menerima maupun memberi, dan segala macam kondisi dan keperluan lainnya.

Imam Ibnu Qayyim berkata, “Rasulullah saw. adalah makhluk paling sempurna dalam

berdzikir kepada Allah. Bahkan, semua ucapannya adalah dalam rangka berdzikir kepada

Allah; perintah, larangan dan ajaran yang diberikan kepada umatnya adalah sebagai dzikir

kepada Allah; kebijakan-kebijakan, amal perbuatan dan janji-janjinya adalah dalam bentuk

dzikir kepada Allah; pujian yang beliau panjatkan kepada Allah, baik berupa sumpah,

penghormatan (tamjîd), tahmid, maupun tasbih adalah untuk berdzikir kepada Allah;

permintaan, permohonan, harapan dan ketakutannya kepada Allah tertuang dalam bentuk

dzikir kepada-Nya; kediaman dan kebisuannya merupakan bentuk dzikir Rasulullah di dalam

hati. Beliau selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai tempat dan waktu. Dzikirnya

kepada Allah mengalir bersama hembusan nafas baik dalam keadaan duduk, berdiri,

berbaring, berjalan, naik kendaraan, bepergian, singgah di suatu tempat maupun ketika beliau

sedang berdiam diri di rumah.217

.Imam Ibnu Qayyim. Zâd al-Ma’âd. Juz 1. hlm. 14 217


Dalam pembahasan kali ini, kami akan memaparkan beberapa doa dan dzikir yang

biasa diucapkan oleh Rasulullah saw. pada waktu-waktu tertentu, antara lain:

1. doa-doa keseharian;

2. doa-doa yang berkenaan dengan wudhu dan shalat;

3. doa-doa yang berkenaan dengan zakat;

4. doa-doa yang berkenaan dengan puasa;

5. doa-doa yang berkenaan dengan haji;

6. doa-doa yang berkenaan dengan jihad;

7. doa ketika dalam perjalanan;

8. doa-doa yang berkenaan dengan pernikahan dan anak;

9. doa ketika melihat kejadian alam;

10. doa-doa yang menyangkut permasalahan hidup;

11. doa yang berkaitan dengan orang sakit dan orang yang meninggal dunia.

A. DOA-DOA KESEHARIAN

Yang kami maksud dengan doa keseharian adalah doa-doa mubarrakah (yang

memberikan berkah) yang selalu dibaca secara konsisten oleh Rasulullah saw, baik pada

pagi hari maupun sore hari, saat akan tidur maupun bangun dari tidur, saat makan maupun

minum, masuk rumah ataupun keluar rumah, saat berpakaian atau duduk, dan aktivitas-

aktivitas keseharian lainnya. Seorang muslim hendaknya berusaha untuk membiasakan

dan membaca doa-doa ini secara berulang-ulang sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Dan hendaknya ia berdoa dengan penuh penghayatan dan pengharapan untuk

membuktikan keimanannya yang kuat, hatinya yang tunduk, dan kepatuhannya pada

sunnah nabi yang paling mulia, Muhammad saw.

1. Doa ketika akan tidur dan setelah bangun tidur


Rasulullah saw. mengajarkan agar seorang muslim tidur dengan posisi badan miring

ke sebelah kanan, menghadap kiblat, meletakkan tangan kanannya dibawah pipi, dan

suci dari hadats besar maupun hadats kecil. Lalu memohon kepada Allah dengan doa-

doa yang terdapat dalam hadits-hadits syarifah. Di antara doa-doa tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika salah seorang

dari kalian hendak tidur, hendaknya ia mengibaskan ujung kainnya sebanyak tiga

kali dan berdoa,

َّ‫ت ُنيييفمسيي ُفيياَّيغمفير ُيليياَّ ُيوإمين ُأييريس يلتْيييهاَّ ُفياَّيحيفظييهيا‬


‫ك ُأييرفييعحيحه ُاللظحهيظم ُإمين ُأييميسييك ي‬
‫ت ُيجينمبي ُيوبمي ي‬ ‫بماَّ يمس ي‬
‫ك ُاللظحهظم ُيو ي‬
‫ضييع ح‬

‫ي‬ ‫ظ ُبممه ُمعباَّدَيك ُال ظ مم‬ ‫م‬


‫صاَّل ي‬ ‫بياَّ ُ ييتيف ح ي ي‬

(Dengan menyebut nama-Mu, ya Tuhanku, aku baringkan tubuhku dan karena-Mu

pula aku bangun. Jika Engkau mencabut nyawaku, maka ampunilah dia, dan jika

Engkau mengidupkannya maka jagalah dia sebagaimana Engkau menjaga hamba-

hamba-Mu yang saleh).218

b. Dari Aisyah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. jika hendak tidur beliau

menghimpun kedua telapak tangannya, kemudian meniupnya dan membaca “Qul

huwallâhu ahad” dan “qul a’ûdzu bi rabbi al-falaq” serta “qul a’udzu bi rabbi an-

nâs”, kemudian mengusap-usapkan kedua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya,

dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Rasulullah saw.

melakukannya berkali-kali.219

.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah 218
HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi. Dalam hadits ini dijelaskan bahwa sebelum tidur 219
Rasulullah saw. membaca surat al-Ihklas, al-Falaq dan An-Nâs. Kemudia meniupkan ke tangan dan
.mengusapkannya pada kepala, wajah sampai kakinya sebanyak tiga kali
c. Dari Al-Bara` bin Azib r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika engkau

hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana engkau melakukan wudhu untuk

shalat. Lalu berbaringlah di atas lambungmu yang sebelah kanan dan bacalah,

‫ك ُيريغبينة ُيويريهبينة ُإمليييي ي‬


‫ك ُيل ُيميليجيأي‬ ‫ت ُظييهمريِ ُإملييي ي‬ ‫ت ُأييممريِ ُإملييي ي‬
‫ك ُيوأييليأي ح‬ ‫ضح‬ ‫ت ُيويجمهي ُإملييي ي‬
‫ك ُيوفييظو ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبت ُأييسلييم ح‬

‫ويل ُمينجاَّ ُممينك ُإمظل ُإملييك ُاللظهظم ُآمينت ُبممكتْاَّبمك ُالظمذيِ ُأينييزليت ُوبمنبميب م‬
‫ك ُالظذيِ ُأييريسيل ي‬
ُ ٌ.‫ت‬ ‫ي ي يي ي‬ ‫يي ح ي ح ي ي‬ ‫ي ي ي ي‬

(Ya Allah, kuserahkan jiwa ragaku kepada-Mu, kuserahkan urusanku kepada-Mu,

kuhadapkan wajahku pada-Mu dan kubaringkan tubuhku kepada-Mu, karena rasa

takut dan harapku pada-Mu. Tidak ada ada tempat berlindung dan tempat

penyelamat (dari azab)-Mu melainkan dengan kembali kepada-Mu. Aku beriman

kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada nabi-Mu

yang telah Engkau utus)” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Jika pada malam

itu engkau mati, maka engkau mati dalam keadaan fitrah – dalam agama Islam.

Dan jika Engkau memasuki waktu pagi, engkau masuk dalam keadaan baik.”220

d. Dari Ali r.a bahwa Fatimah r.a. mengeluhkan tangannya yang sakit karena

ruhâ221. Kemudian ia mendatangi Nabi saw. untuk meminta pembantu. Namun, ia

tidak bertemu dengan Nabi. Kemudian ia menceritakannya pada Aisyah. Dan

Aisyah menceritakannya kepada Rasulullah saw. ketika beliau datang. Kemudian

Rasulullah saw. mendatangi kami saat kami hendak tidur. Lalu aku bangun dan

berdiri. Rasulullah saw. berkata, “Duduklah” kemudian beliau duduk di antara

kami. Beliau bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik

dari seorang pelayan? Apabila kalian hendak tidur, maka bertasbihkah tiga puluh

.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 220


Ruhâ berarti gilingan yang diputar dengan tangan. Sedangkan yang dimaksud dengan sakit ruhâ adalah 221
.rasa sakit semacam terkilir karena terlalu lama memutar gilingan
tiga kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertakbirlah tiga puluh tiga kali.

Semua ini lebih baik untuk kalian dari pada seorang pelayan.”222

e. Dari Hafsah r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila hendak tidur, beliau

meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya kemudian berdoa,

‫ث ُمعبياَّيدَيك‬ ‫م‬
‫ياللظحهظم ُق م ين ُيعيذابي ي‬
‫ك ُييييويم ُتحييبييع ح‬

(Ya Allah lindungilah aku dari azab-Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan

hamba-hamba-Mu)223

f. Dari Abu Al-Azhar Al-Atsmari r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila hendak

tidur, beliau berdoa,

‫ت ُيجينمبيي ُاللظحه يظم ُايغمف يير ُمليي ُيذنيمبيي ُيوأييخمس ييئ ُيش يييطياَّمن ُيوفحي ظ‬
‫ك ُمريه ياَّمن ُيوايجيعيلمنيي ُمفي‬ ‫م‬
‫بميس يمم ُاللظيه ُيو ي‬
‫ض ييع ح‬

‫النظمد ب‬
ُ ‫يِ ُايلييعيلى‬

“Dengan menyebut nama Allah aku baringkan tubuhku. Ya Allah ampunilah

dosa-dosaku, jauhkanlah setan dariku, lepaskanlah aku dari tanggungaku, dan

tempatkanlah aku pada tempat yang tinggi.”224

Sedangkan doa-doa yang biasa diucapkan oleh Rasulullah saw. ketika bangun

dari tidurnya adalah sebagai berikut.

a. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman dan Abi Dar Al-Ghifari r.a., bahwa Rasulullah

saw. jika terbangun dari tidurnya, beliau membaca,

ٌ.‫اييلييمحد ُلملظمه ُالظمذيِ ُأييحيياَّنياَّ ُبيييعيد ُيماَّ ُأييماَّتيينياَّ ُيوإمليييمه ُالنتحشيوحر‬


.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 222
.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 223
.HR. Abu Daud dan Al-Hakim 224
(Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkanku sesudah mematikanku

(sejenak), dan kepada-Nya aku kembali)225

b. Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Jika salah

seorang dari kalian bangun dari tidur, maka hendaknya ia mengucapkan,

‫ ُوبأذين ُمل ُبممذيكمرهم‬،ِ‫اييلييمحد ُلملظمه ُالظمذيِ ُرظدَ ُيعيلي ُريومحي ُويعاَّفممن ُمف ُيجسمديي‬
‫ي ي‬ ‫ح يي ي ي ي‬ ‫ي‬

(Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan jiwaku, memberikan kesehatan

pada tubuhku, dan mengizinkanku menyebut-Nya).

c. Dari Ibadah bin Shamit r.a. bahwa Rasulullah saw. beliau bersabda,

“Barangsiapa bangun dari tidur malam, kemudian membaca,

‫ك ُيولييحه ُايلييميحد ُيوحهييو ُيعلييى ُحكيبل ُيشيييدء ُقيمديرر ُحسييبيحاَّين‬ ‫يل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيويحيدحه ُيل ُيشمري ي‬
‫ك ُليحه ُليحه ُاليحميل ح‬

ٌ.‫اللظمه ُيويل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيواللظحه ُأييكبييحر ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإمظل ُبماَّللظمه ُالييعلمبي ُالييعمظييمم‬

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya seluruh

kerajaan dan pujian. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tiada daya dan

upaya kecuali dengan (izin) Allah). Kemudian ia berdoa, maka doanya akan

dikabulkan; dan jika ia berwudhu kemudian mengerjakan shalat, maka akan

diterima shalatnya.”226

d. Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. jika bangun dari tidur malam, beliau

berdoa,

َّ‫ني ُمعيلنما‬ ‫م مم‬


‫ك ُيريحيتْيي ي ظ م م‬
‫ ُياللحهيظم ُزيدَ ي‬،‫ك‬ ‫ ُيوأييسيأيلح ي‬،‫ ُياللظحهيظم ُإمبني ُأييسيتْيييغفحريك ُليذنيم يب‬،‫ك‬ ‫يل ُإملييه ُإم ظ‬
‫ل ُأيني ي‬
‫ت ُحسييبيحاَّني ي‬

ٌ.‫ب‬ ‫ك ُأيني ي‬
‫ت ُالييوظهاَّ ح‬ ‫ب ُم يل ُممين ُليحدني ي‬
‫ك ُيريحينة ُإمنظ ي‬ ‫م‬
‫ ُيويه ي‬،‫يويل ُتحمزيغ ُقيييلم يب ُبيييعيد ُإيذ ُيهيديييتْيم ين‬
.HR. Bukhari 225
.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 226
(Tiada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Ya Allah aku memohon ampunan

kepada-Mu dari dosa-dosaku dan aku memohon rahmat kepada-Mu; Ya Allah

tambahlah ilmuku, dan jangan Engkau jadikan hatiku condong pada kesesatan

setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku. Dan karuniakanlah kepadaku rahmat

dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi)227

2. Doa ketika terkejut dan mendapat mimpi buruk

a. Dari Amru bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw.

bersabda, “Jika salah seorang dari kalian terkejut dalam tidurnya, maka hendaknya

ia berdoa,

ُ ٌ.‫ضحرومن‬ ‫ه ُالظاَّظممة ُممن ُيغضبممه ُويشبر ُمعباَّمدَمه ُوممن ُيهزا م‬


‫ت ُالظشيياَّمط م‬ ‫أيعوحذ ُبميكلمماَّ م‬
ْ‫ت ُاللظ م ت‬
‫ي ُيوأيين ُ ييي ح‬ ‫ي ي ي ي ي ي يي‬ ‫ي‬ ‫ح‬

(Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, dari

kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari ganguan setan serta kehadiran mereka).

Maka, sesungguhnya mimpi itu tidak akan membahayakannya.”

Ia berkata bahwa Ibnu Amru mengajarkan doa ini kepada anak-anaknya, baik

yang sudah baligh maupun belum baligh. Ia menulis doa itu pada kertas,

kemudian menggantungkannya di leher. 228

b. Dari Khalid bin Walid r.a. bahwa ia pernah mengadu kepada Rasulullah saw.

dan berkata, “Ya Rasulullah, aku tidak bisa tidur malam.” Rasulullah saw. berkata

padanya, “Jika engkau hendak tidur, ucapkanlah,

.HR. Abu Daud 227


.HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa`i 228
‫ب ُالظشي ييياَّمط م‬ ‫ب ُالظسي يموا م‬
‫ت ُالظسي يبمع ُومي ياَّ ُأيظيلظي يت ُور ظ م‬
َّ‫ي ُيويمي يا‬ ‫ي ُيويمي ياَّ ُأيقييلظي ي ي‬
‫ت ُيوير ظ‬ ‫ب ُايلييرضي ي ي‬‫ي يي‬ ‫ي يي‬ ‫ظ‬
‫اللحهي يظم ُير ظ ي ي‬

‫جينعياَّ ُأيين ُييييفيحريط ُيعلييظي ُأييحيرد ُممينيحهييم ُأييو ُأيين ُييييبغمييي‬


‫ك ُحكلبمهيم ُ يم‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ضيلظ ي‬
‫ت ُحكيين ُمليي ُيجياَّنرا ُميين ُيشيبر ُيخيلقي ي ي‬ ‫أي ي‬

‫غييحريك ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬


ٌ.‫ت‬ ‫يعظز ُيجاَّحريك ُيويجظل ُثَيينياَّحؤيك ُيويل ُإملييه ُ يي‬

(Ya Allah, Tuhan yang memelihara langit tujuh dan segala yang berada di bawah

naungannya, Tuhan yang memelihara bumi dan segala yang berada di atasnya,

Tuhan yang menciptakan setan dan segala yang disesatkannya, jadilah

pelindungku dari segala keburukan yang ditimbulkan oleh makhluk-Mu, yang

akan menyakitiku atau berbuat kejahatan kepadaku. Mahaluhur perlindungan-Mu,

dan Mahabesar pujian untuk-Mu. Tidak ada Tuhan selain dari pada Engkau dan

tiada Tuhan melainkan Engkau).229

c. Dari Jabir r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika salah seorang dari

kalian bermimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, dan memintalah

perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, kemudian ubahlah

posisi tidurnya dari posisi sebelumnya.”230

d. Dari Abi Said Al-Khodari r.a. bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw.

bersabda, “Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi indah, sesungguhnya

mimpi itu datang dari Allah. Maka, hendaklah ia memuji-Nya dan menceritakan

mimpinya. Dan jika salah seorang dari kalian melihat mimpi buruk, sesungguhnya

mimpi itu datang dari setan, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari

.HR. Tirmidzi 229


.HR. Muslim, Abu Daudn Nasa`i dan Ibnu Majah 230
keburukannya, dan jangan menceritakan mimpinya (pada orang lain).

Sesungguhnya mimpi itu tidak akan mendatangkan bahaya kepadanya.”231

e. Dari Zaid bin Tsabit r.a. berkata, “Aku mengadu kepada Rasulullah saw.

karena tidak bisa tidur. Kemudian beliau berkata, ‘Ucapkanlah,

َّ‫ ُيياَّ ُيحتي ُييا‬،‫ ُيل ُتيأيحخحذيك ُمسنيحة ُيويل ُنيييورم‬،‫ت ُيحري ُقيييتييورم‬
‫ ُيوأيني ي‬،‫ت ُاليحعيحييوين‬ ‫ياللظحهظم ُيغاَّير ي‬
‫ت ُالنتحجيوحم ُيويهيدأي ي‬

ٌ.‫ ُاييهمد ُليييلميي ُيوأيمين ُيعيي م ين‬،‫قيييتييورم‬

(Ya Allah, Tuhan yang melenyapkan bintang-bintang dan yang memejamkan

mata. Engkaulah yang hidup kekal dan terus menerus. Engkau tidak mengantuk

dan tidak tidur. Wahai Dzat yang hidup kekal dan terus mengurus (makhluk-Nya),

berikanlah malamku dan tidurkanlah mataku).” Lalu aku mengucapkan doa itu.

Kemudian Allah menghilangkan penyakitku.

3. Doa-doa dan dzikir pada waktu pagi dan sore hari.

Di antara ajaran Rasulullah saw. adalah memperbanyak dzikir kepada Allah

dan berserah diri kepada-Nya, dengan memanjatkan doa di setiap waktu, terutama

pada pagi dan sore hari. Untuk dzikir pagi, waktunya antara saat fajar sampai

terbitnya matahari. Sedangkan dzikir sore waktunya adalah antara ashar sampai

tenggelamnya matahari.

Ada banyak dzikir pada waktu pagi dan sore yang terdapat di dalam hadits. Di

antaranya adalah sebagai berikut.

.HR. Bukhari dan Muslim 231


a. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa

‫ليي ُومبم يمدهم‬


‫م‬
di waktu pagi dan sore hari membaca,
‫( ُحس ييبيحاَّين ُا ي ي ي‬Mahasuci Allah dan
segala puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka tidak ada orang yang lebih

utama darinya pada hari kiamat nanti, kecuali orang yang mengucapkan seperti

yang ia ucapkan atau melebihinya.”232

b. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. ketika

memasuki waktu sore, beliau berdoa,

‫م‬ ‫أيمسييييناَّ ُوأيمسييى ُاليميلي ي م‬


‫ك ُللظي يمه ُيوايلييمي يحد ُللظي يمه ُيل ُإمليي ييه ُإمظل ُاللظي يحه ُيويحي ييدحه ُيل ُيشي يمري ي‬
‫ك ُليي يحه ُقيي ياَّيل ُايلييسي يحن‬ ‫ي ي يي ي ي ي ح ح‬

‫ك ُيولييحه ُايلييميحد ُيوحهييو ُيعليييى ُحكيبل ُيشيييدء‬ ‫م‬ ‫فييحيظدثَيمن ُالتزبيييييحد ُأينظيحه ُيحمفي ي‬
‫ظ ُيعيين ُمإبيييراهيييم ُمفيي ُيهييذا ُلييحه ُاليحميلي ح‬

‫ك ُمميين ُيشيبر ُيهيمذمه ُالظيلييلييمة ُيويشيبر ُيمياَّ ُبيييعييديهاَّ ُاللظحهيظم‬ ‫مم‬


‫خييير ُيهيذه ُالظيلييلييمة ُيوأيعحيوحذ ُبمي ي‬
‫م‬
‫قيديرر ُاللظحهظم ُأييسأيلح ي‬
‫ك ُ ي ي‬

‫ك ُممن ُيعيذا د‬
‫ب ُمف ُالنظاَّمر ُويعييذا د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫إمبن ُأيعوحذ ُبم ي م‬
‫ب ُمفي‬ ‫ي‬ ‫ك ُمين ُالييكيسمل ُيوحسوء ُاليك يمب ُاللظحهظم ُإبن ُأيحعوحذ ُب ي ي‬ ‫ح‬

ٌ.‫الييق يمب‬

(Kami memasuki waktu sore dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata,

segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, baginya

semua kekuasaan dan puji-pujian. Dia Mahakuasa terahadap segala sesuatunya. Ya

Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan malam hari ini dan kebaikan setelah itu.

Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan malam ini dan keburukan

sesudahnya. Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu dari sifat malas dan

.HR. Bukhari Muslim 232


sombong. Ya Allah lindungilah aku dari azab neraka dan siksa kubur). Dan jika

memasuhi waktu pagi beliau berdoa,

‫ٌ ُال‬.ٌ.ٌ.ُ ‫ ُيوايلييمحد ُلملظمه‬،‫ك ُلملظمه‬


‫صبييح ُالييلح ح‬
‫صبييحنياَّ ُيوأي ي‬
‫أي ي‬

(Kami memasuki waktu pagi dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata,

segala puji bagi-Nya … dan seterusnya).233

c. Dari Anas r.a. berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda,

‘Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca,

ٌ.‫ ُيومبحيحظمدد ُنيبمياَّ ُيويرحسيونل‬،َّ‫ ُيوبماَّ يمليسليمم ُمدَيييننا‬،َّ‫ل ُيربيا‬


‫رمضيت ُبماَّ م‬
‫ي يح‬

(Aku rela Allah sebagai Tuhanku, aku rela Islam sebagai agamaku, dan aku rela

Muhammad saw. sebagai nabi dan rasulku.), maka pasti Allah akan

meridhainya.”234

d. Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Ketika memasuki waktu pagi Rasulullah

saw. berdoa,

‫ ُيوإمليييمه ُالنتحشيوحر‬،‫ك ُليحه‬ ‫م‬ ‫أيصبحناَّ ُوأيصبح ُال يلح م‬


‫ ُيوايلييمحد ُللظمه ُيويل ُيشمريي ي‬،‫ك ُللظمه‬
‫يي ي ي ي يي ي ي ح‬

(Kami memasuki waktu pagi dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata,

segala puji bagi-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, dan hanya

kepadanya kami kembali). Dan ketika memasuki waktu sore beliau berdoa,

‫ ُيوإمليييمه ُالنتحشيوحر‬،‫ك ُليحه‬ ‫م‬ ‫أيمسييناَّ ُوأيمسى ُاليميل م‬


‫ك ُللظمه ُيوايلييمحد ُللظمه ُيويل ُيشمريي ي‬
‫ي ييي ي ي ي ح ح‬

.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 233


.HR. Abu Daud 234
(Kami memasuki waktu sore dan seluruh kerajaan hanya milik Allah semata,

segala puji bagi-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, dan hanya

kepadanya kami kembali).235

e. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa

mengucapkan,

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ك ُيويعاَّفييتْمي ي‬
َّ‫ك ُيوسي يمتيك ُمفي ُاليتدنييييا‬ ‫ك ُمف ُنميعيميدة ُيويعاَّفيييدة ُيومسي يدت ُفييأي ظت ُيعلييي ُنميعيمتْمي ي‬
‫ت ُممين ي‬ ‫ياللظحهظم ُأي ي‬
‫صبييح ح‬

ٌ.‫يوايلْمخيرمة‬

(Ya Allah pada pagi ini aku rasakan nikmat pemberian-Mu, kesehatan dan

pelindungan dari-Mu, maka sempurnakanlah nikmat, kesehatan dan perlindungan-

Mu untukku di dunia dan akhirat) sebanyak tiga kali pada waktu pagi dan sore,

maka Allah pasti akan menyempurnakan nikmat-Nya untuk orang itu.”236

f. Dari Abdullah bin Ghanam Al-Bayadhi r.a., bahwa Rasulullah saw.

bersabda, “Barangsiapa membaca,

ٌ.‫ك ُالتشيكحر‬
‫ك ُايلييمحد ُيولي ي‬
‫ك ُفييلي ي‬
‫ك ُلي ي‬ ‫صبييح ُمب ُممين ُنميعيمدة ُفيممين ي‬
‫ك ُيويحيديك ُيل ُيشمري ي‬ ‫اللظحهظم ُيماَّ ُأي ي‬

(Ya Allah aku memasuki waktu pagi dengan limpahan ramhat-Mu kepadaku dan

kepada makhluk-Mu, semua itu semata-mata dari-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,

segala puji dan syukur hanya untuk-Mu) pada pagi hari, maka ia telah mensyukuri

nikmat pada hari itu. Dan barangsiapa membacanya dengan mengucap,

ٌ.‫ك ُالتشيكحر‬
‫ك ُايلييمحد ُيولي ي‬
‫ك ُفييلي ي‬
‫ك ُلي ي‬ ‫اللظحهظم ُيماَّ ُأييميسى ُمب ُممين ُنميعيمدة ُفيممين ي‬
‫ك ُيويحيديك ُيل ُيشمري ي‬

.HR. Ibnu Sunni dan Al-Bazar. Al-Baihaqi mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid 235
.HR. Ibnu Sunni 236
(Ya Allah kami memasuiki waktu sore dengan dengan limpahan ramhat-Mu

kepadaku dan kepada makhluk-Mu, semua itu semata-mata dari-Mu, tiada sekutu

bagi-Mu, segala puji dan syukur hanya untuk-Mu) pada sore hari, maka ia telah

mensyukuri nikmat pada malam harinya.”237

g. Dari Syadad bin Aus dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Istighfar yang

paling utama (Sayyidul istighfar) ialah apabila seorang muslim mengucapkan,

‫م‬ ‫م‬
‫ت ُيربب ُيل ُإمليييه ُإمظل ُأينيي ي‬
‫ت ُيخلييقتْيمني ُيوأينيياَّ ُيعيبيحديك ُيوأينيياَّ ُيعلييى ُيعيهيديك ُيويويعيديك ُيمياَّ ُايسيتْيطييع ح‬
‫ت‬ ‫اللظحهظم ُأيني ي‬

‫م‬ ‫م‬
‫ب ُإمظل ُأيني ي‬
ٌ.‫ت‬ ‫ك ُبيذنيمب ُفياَّيغفير ُمل ُفيمإنظحه ُيل ُييييغفحر ُالتذحنو ي‬ ‫يح ح‬ ‫ك ُبمنميعيمتْم ي‬
‫ك ُيعليظي ُوأيبوء ُلي ي م‬ ‫أيحبوحء ُلي ي‬

(Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah

menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu; aku selalu memenuhi perjanjian-Mu

dan janji-Mu sepenuh kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan

perbuatanku; aku mengaku kepada-Mu atas nikmat yang telah Engkau karuniakan

kepadaku, dan aku mengaku atas dosa-dosa yang telah aku perbuat, maka

ampunilah aku, tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau).

Barangsiapa membaca kalimat itu pada sore hati lalu ia mati pada malam hatinya,

maka ia dijamin masuk surga. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari lalu

pada hari itu juga ia mati, maka ia dijamin masuk surga.”238

h. Dari Utsman bin Affan r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Siapa

pun yang membaca,

ٌ.‫ض ُيويل ُمف ُالظسيماَّمء ُيوحهيو ُالظسمميحع ُالييعمليحم‬


‫ضتر ُيميع ُا يمسمه ُيشيرء ُمف ُايليير م‬
‫ي‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ي‬ ُ ‫ل‬‫ي‬ ‫بمسمم ُاللظمه ُالظ م‬
ُ ِ‫ذي‬ ‫ي‬

.HR. Abu Daud 237


.HR. Bukhari 238
(Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya itu tidak ada sesuatu pun di langit

dan di bumi yang membahayakan. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)

di waktu pagi dan sore sebanyak tiga kali, niscaya tidak ada sesuatu pun yang

akan membahayakannya.”239

i. Dari Abdulllah bin Umar berkata bahwa Rasulullah saw. tidak pernah

meninggalkan doa ini pada waktu pagi dan sore,

‫ك ُالييعيفي ييو ُيوالييعاَّفمييي يية ُمفيي ُمدَيمني ي‬ ‫م‬


‫ك ُالييعاَّفييي يية ُمفيي ُالي يتدنيييياَّ ُيوايلْمخي ييرمة ُاللظحهي يظم ُإمبنيي ُأييسي يأيلح ي‬
‫اللظحهي يظم ُإمبنيي ُأييسي يأيلح ي‬

‫يِ ُيوأييهملي ُيويماَّمل ُاللظحهظم ُايستْحيير ُيعييويرمت ُيوقيياَّيل ُعحثَييمياَّحن ُيعييويرامت ُيوآمميين ُيريويعياَّمت ُاللظحهيظم ُايحيفظيمني‬
‫يوحدَنيييياَّ ي‬

‫ك ُأيين ُأحيغتْيياَّيل ُمميين‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يِ ُيوممين ُيخيلفي ُيويعين ُيمييمن ُيويعين ُشياَّمل ُيوممين ُفيييوقي ُيوأيحعوحذ ُبميعظييمتْم ي‬ ‫ممين ُبيي ي م‬
‫ي ُيييد ظ‬

ٌ.‫ييتمت‬

(Ya Allah, aku memohon ampunan dan perlingungan dari-Mu di dunia dan di

akhirat; Ya Allah, aku memohon ampunan dan perlindungan dari-Mu dalam

(menegakkan) agamaku, urusan duniaku, keluargaku, dan hartaku; Ya Allah,

tutupilah auratku dan lindungilah rasa takutku; Ya Allah, lindungilah aku dari

depan dan belakangku, dari samping kanan dan kiriku serta dari atasku, dan aku

berlindung dengan kebesaran-Mu dari apa yang memperdayaku dari bawahku)240

j. Dari Abu Darda’ dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Barangsiapa setiap

hari pada waktu pagi dan sore membaca,

‫ب ُالييعيرمش ُالييعمظييمم‬ ‫م‬ ‫ل ُيل ُإملييه ُإم ظ‬


‫ل ُحهيو ُيعليييه ُتيييوظكيل ح‬
‫ت ُيوحهيو ُير ب‬ ‫ب ُا ح‬‫م‬
‫يحيس ي‬

.HR. Tirmidzi 239


HR. Ashabus Sunan (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah) 240
(Cukuplah Allah sebagai pelindungku, tiada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya

aku bertawakkal, dan Dialah pemilik arasy yang Mahabesar) sebanyak tujuh kali,

maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya di dunia dan di akhirat.”

4. Doa Ketika Berpakaian;

Doa Ketika Mengenakan Pakaian Baru

a. Dari Abu Said Al-Khadari r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. ketika

memakai pakaian baru, beliau menyebutkan namanya, apakah gamis, sorban atau

‘imamah, kemudia berdoa,

ٌ.‫ك ُممين ُيشبرمه ُيويشبر ُيماَّ ُحهيو ُليحه‬ ‫م‬


‫ ُيوأيعحيوحذ ُبم ي‬،‫ك ُممين ُيخ يميه ُيويخ يمي ُيماَّ ُحهيو ُليحه‬
‫ياللظحهظم ُإيبن ُأييسأيلح ي‬

(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini serta kebaikan

bahannya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pakaian ini serta

kejelekan bahannya)”241

b. Dari Sahl bin Mu’adz bin Anas dari Nabi saw., beliau bersabda,

“Barangsiapa memakai pakaian baru dan membaca,

‫اييلمحد ُلملظمه ُالظمذيِ ُيكمساَّمن ُهيذا ُالثَظيوب ُورزقينميمه ُممن ُيغ مي ُحودل ُممبن ُويل ُقحيظوةد‬
‫ي ي ي ي ييي ي ي ي ي ي ي ي‬ ‫ي‬ ‫يي‬

(Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian ini, serta memberikan

nikmat untukku dengan pakaian ini tanpa daya dan upaya dariku), maka Allah

akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”242

c. Dari Umar bin Khatab r.a, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw.

bersabda, “Barangsiapa memakai pakaian baru dan berdoa,

HR. Ashabur Sunan 241


.HR. Ashabus Sunan 242
‫م م‬ ‫م مم م‬ ‫م‬ ‫مظ م ظ م‬
‫ت ُيوأييتيظمحل ُليحه ُ يف ُيحيياَّ ي‬
‫ت‬ ‫ن ُيماَّ ُأحيوارييِ ُبه ُيعيوير ي‬
‫اييلييمحد ُلله ُالذييِ ُيكيساَّ ي‬

(Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian untuk menutupi auratku

dan memperindah diriku), kemudian ia mengambil pakaiannya yang telah usang

dan mensedekahkannya, maka ia berada dalam pengawasan, perlindungan dan

penjagaan Allah, baik ketika masih hidup maupun setelah mati.”243

Doa Ketika Melihat Orang Lain Memakai Pakaian Baru

a. Dari Ummu Khalid r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. datang membawa gamis244

hitam berukuran kecil. Kemudian beliau berkata, “menurut kalian kepada siapa

kita akan memberikan pakaian ini?” Semuanya diam tidak ada yang menjawab.

Lalu Rasulullah saw. berkata, “Bawalah Ummu Khalid kemari” Kemudian Ummu

Khalid dibawa kepada Rasulullah saw. dan ia sedang hamil. Rasulullah saw.

memegang gamis ditangannya dan mengenakannya pada Ummu Khalid.

Kemudian beliau berdoa sebanyak dua kali,

‫أييبليي ُيوأييخلييقي‬

(dia akan menjadi kumal dan rusak)245

b. Dari Ibnu Umar r.a. bahwasanya Rasulullah saw. melihat Umar bin Khatab

memakai pakaian baru. Beliau bertanya, “Apakah ini pakaian baru atau dicuci?”

Umar menjawab, “Ini pakaian yang baru dicuci.” Rasulullah saw. bersabda,

‫ت ُيشمهييندا ُيسعمييندا‬ ‫ايليبمس ُجيبندا ُومعش ُ يم‬


‫حييندا ُيوحم ظ‬ ‫ي ي ي ي‬

.HR. Tirmidzi 243


.Pakaian hitam yang terbuat dari sutera atau wol dan memiliki corak berwarna hijau atau kuning 244
.HR. Bukhari 245
(Kenakanlah pakaian baru, hiduplah secara terpuji dan matilah dalam keadaan

syahid dan bahagia).”246

c. Abu Said Al-Khadari berkata bahwa jika salah seorang sahabat nabi

mengenakan pakaian baru, maka dikatakan kepadanya,

‫ل ُتيييعاَّيل‬ ‫م‬
‫ف ُا ح‬
‫تحييبييلى ُيويييل ح‬

(Kau akan usang dan Allahlah yang menggantikannya)247

Doa Ketika Menanggalkan Pakaian

d. Dari Anas bin Malik r.a. bahwasanya Rasulullah saw. berkata, “Penglihatan jin

akan dihalangi dari aurat anak Adam, apabila seorang muslim berdoa ketika

melepas pakaiannya,

‫بمسمم ُا م‬
‫ل ُيل ُإملييه ُإم ظ‬
‫ل ُحهيو‬ ‫ي‬

(Dengan menyebut nama Allah. Tiada Tuhan selain Dia)248

5. Doa dan Etika saat Makan dan Minum

Diantara tuntunan Rasulullah saw. ketika makan dan minum adalah sebagai berikut.

a. Memulai dengan mengucap basmalah. Dari Aisyah r.a. bahwasanya Rasulullah

saw. pernah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia

menyebut nama Allah. Jika ia lupa mengucapkannya sebelum makan, maka

hendaklah berdoa,

‫م‬ ‫م‬
‫بميسمم ُال ُأيظوليحه ُيوآخيرهح‬
.HR. Ibnu Majah dan Ibnu Sunni 246
.HR. Ashabus Sunan 247
.HR. Ibnu Sunni 248
(Dengan nama Allah, di awal dan akhirnya)”249

b. Makan dengan tangan kanan. Dari Ibnu Umar r.a., dari Rasulullah saw. beliau
bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, maka hendaknya ia makan

dengan tangan kanan. Jika ia minum, hendaknya dengan tangan kanan.

Sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangak kirinya.”250

Dan dari Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Saat kecil, aku berada di ruangan

Rasulullah saw. Saat itu tanganku memegang piring. Kemudian Rasulullah saw.

bersabda, ‘Nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan

makanlah makanan yang baik untukmu. Dengan begitu, rasa makanan itu tidak

akan hilang.”251

c. Tidak mencela makanan. Dari Abu hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw.

tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika suka, maka beliau akan

memakannya. Dan jika tidak suka, beliau akan meninggalkannya.”252

d. Tidak bernafas dalam gelas. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah saw.

bernafas tiga kali saat minum253. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya yang

demikian itu lebih menyehatkan, lebih menyegarkan dan lebih nikmat.” Dan Anas

berkata, “Kemudian aku pun bernafas tiga kali saat minum.”

Dari Ibnu Abbas r.a. dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Jangan kalian minum

satu kali (tegukan) seperti cara minumnya keledai. Minumlah dua atau tiga kali

(tegukan), sebutlah nama-Nya saat minum dan ucapkan hamdalah selesai

minum.”254

.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 249


.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 250
.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 251
.HR. Bukhari, Muslim 252
Maksudnya, bahwa Rasulullah saw. disela-sela minum, beliau menarik gelasnya dan bernafas di luar gelas 253
.itu. hal itu dilakukan sebanyak dua kali atau lebih
.HR. Tirmidzi 254
e. Tidak memenuhi perut dengan makanan. Dari Miqdad bin Ma’ad Yakrab r.a.

bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah anak Adam

memenuhi perutnya dengan penyakit, di mana ia memenuhi perutnya dengan

makanan, sehingga tidak ada tempat lagi untuknya. Karena sepertiga perutnya

adalah untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk

bernafas.”255

Doa ketika berada di hadapan makanan

Apabila makanan sudah dihidangkan di hadapannya, Rasulullah saw. berdoa,

‫ٌ ُبمسمم ُا م‬.‫ياللظهظم ُباَّمريك ُلينياَّ ُفميماَّ ُرزقييتْيينياَّ ُوقمنياَّ ُعيذاب ُالنظاَّمر‬


ٌ.‫ل‬ ‫ي‬ ‫ي ي يي ي ي ي‬ ‫ح ي‬

(Ya Allah, berilah keberkahan pada rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami

dan jauhkanlah kami dari siksa neraka. Dengan menyebut nama Allah)256

Doa setelah makan

a. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. berdoa setelah makan,

ٌ.َّ‫غييير ُيميكمفري ُيويل ُحميوظدَدع ُيويل ُحميستْيييغنن ُيعينحه ُيربيظنيا‬ ‫مم‬ ‫مم م‬
‫ايلييمحد ُللظه ُيكثَنيا ُطييببناَّ ُحمبياَّيرنكاَّ ُفيه ُ يي‬

(Segala puji hanya bagi Allah, dengan pujian yang banyak, baik dan penuh

barakah, tanpa merasa cukup dan tidak bisa ditinggalkan serta senantiasa

dibutuhkan, Ya Tuhan kami)257

b. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw. berdoa,

‫مم‬ ‫مم م‬
‫ايلييمحد ُللظه ُالظذييِ ُأيطييعيمنياَّ ُيويسيقاَّنياَّ ُيويجيعلينياَّ ُحميسلم ي ي‬
‫ي‬

.HR. Tirmidzi 255


.HR. Ibnu Sunni dari hadits Abdullah bin Amru 256
.HR. Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi 257
(Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta

menjadikan kami orang-orang yang berserah diri)258

c. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika salah seorang dari

kalian memakan suatu makanan, hendaknya ia berdoa,

‫ايظللهظم ُباَّمريك ُلينياَّ ُفميمه ُوأيطيعممنياَّ ُ م‬


‫خيينرا ُمينهح‬
‫ي ي ي يي‬ ‫ح ي‬

(Ya Allah, berilah keberkahan di dalamnya dan berilah kami makanan yang lebih

baik). Dan jika ia meminum susu, hendaknya berdoa,

‫ئ ُممن ُالطظعاَّمم ُوالظشرا م‬


‫ب ُإمظل ُاللظ ي ح‬ ‫م‬ ‫ظ م مم م م م‬
ُ ‫ب‬ ‫س ُيشييرء ُ حييز ح ي ي ي ي‬ ‫اللحهظم ُبياَّريك ُلينياَّ ُفيه ُيوزيدَنياَّ ُمينحه ُفيإنظحه ُلييي ي‬

(Ya Allah berilah keberkahan di dalamnya dan berilah kami yang lebih dari itu.

Sesungguhnya tidak ada makanan dan minuman yang melebihi susu)”259

Doa ketika makan di tempat orang lain

Di antara ajaran Rasulullah saw, bahwa setiap kali makan di rumah suatu kaum,

beliau selalu mendoakan kebaikan dan berkah bagi mereka.

a. Dari Jabir r.a, ia berkata, “Abu Al-Haitsam bin At-Tihan membuat suatu

makanan untuk Rasulullah saw. Lalu beliau mengajak sahabat-sahabatnya. Ketika

mereka selesai makan, Rasulullah saw. bersabda, “Balaslah kebaikan saudara

kalian.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apa balasannya?” Rasulullah saw.

menjawab, “Jika seseoran masuk rumah orang lain, memakan makanan yang

dihidangkannya, dan meminum minumannya, maka doakanlah dia (tuan

rumahnya). Itulah balasan untuk kebaikannya.”260

b. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah saw. pernah makan di rumah Saad bin

Ibadah. Setelah selesai makan, beliau berdoa,

.HR. Ashabus Sunan 258


.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 259
.HR. Abu Daud 260
ٌ.‫ت ُيعليييحكحم ُالييميلئميكحة‬
‫صلظ ي‬
‫أيفيطير ُمعينيدحكم ُيال ظ م‬
‫ٌ ُيو ي‬.‫صاَّئحميوين ُيوأييكيل ُطييعاَّيمحكيم ُا ي يلبيييراحر‬ ‫ي‬ ‫ي‬

(Telah berbukan orang-orang yang berpuasa di rumahmu, dan orang-orang baik

telah makan makananmu, serta para malaikat memohonkan rahmat untukmu)261

c. Dari Amru bin Al-Hamq r.a. bahwa ia pernah menghidangkan susu kepada

Rasulullah saw. Kemudian beliau mendoakannya,

‫ياللظحهظم ُأييمتْميعحه ُبميشبياَّبممه‬

(Ya Allah, panjangkanlah umurnya dengan tetap awet muda). Setelah itu umurnya

mencapai 80-an tahun dan rambutnya tidak terlihat putih sama sekali.”262

d. Dari Abdullah bin Yasar, ia berkata bahwa Rasulullah pernah mampir ke

rumah ayahku. Kemudian kami menghidangkan kepadanya makanan dan

secangkir susu. Kemudian Rasulullah makan makanannya dan minum

minumannya. Kemudian ayahku berkata, “Berdoalah kepada Allah untuk kami, Ya

Rasulullah.” Lalu Rasulullah saw. berdoa,

ٌ.‫ايظللحهظم ُبياَّمريك ُيلحيم ُفميييماَّ ُيريزقييتْييحهيم ُيوايغمفير ُيلحيم ُيوايريحيحهيم‬

(Ya Allah berilah mereka keberkahan dari rezeki yang telah Engkau berikan

kepada mereka, ampunilah dosa mereka dan kasihanilah mereka)”263

6. Doa ketika keluar dan masuk rumah264

.HR. Abu Daud 261


.HR. Ibnu Sunni 262
.HR. Muslim 263
Disunnahkan bagi orang yang hendak keluar rumah agar memohon perlindungan kepada Allah (membaca 264
ta’awwudz), membaca doa keluar rumah dan ayat kursi. Dan jika pulang ke rumah hendaknya ia membaca
.ta’awwudz, menyebut nama-Nya, membaca doa masuk rumah, lalu mengucapkan salam kepada keluarganya
a. Dari Ummu Salamah r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa ketika akan keluar

rumah,

‫ضيظل ُأييو ُنيظيلمييم ُأييو ُنحظيلي يم ُأييو‬


‫ك ُممين ُأيين ُنييمزظل ُأيو ُني م‬
‫ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫بميسمم ُاللظه ُتيييوظكيل ح‬
‫ت ُيعيلى ُاللظيه ُاللظحهيظم ُإنيظاَّ ُنييعحيوحذ ُبي ي ي‬

ٌ.َّ‫يينيهيل ُأييو ُ حيييهيل ُيعييليينيا‬

(Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah; Ya Allah kami memohon

perlindungan kepada-Mu dari ketergelinciran atau digelincirkan orang, dari

kesesatan atau disesatkan, dan dari kebodohan atau dibodohi orang)265

b. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika

keluar rumah berdoa,

‫ل ُبماَّ م‬ ‫ل ُتييوظكيلت ُعيلى ُا م‬


‫م‬
ٌ.‫ل‬ ‫ل ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوةي ُإم ظ‬ ‫بميسمم ُا ي ح ي‬

(Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan upaya

melainkan atas pertolongan Allah), maka ia akan disambut dengan ucapan,

“Engkau telah dicukupi, engkau telah dibimbing, dan engkau telah dilindungi.”

Setan pun akan menyingkir darinya dan berkata kepada setan lainnya,

“Bagaimana kamu akan mengganggu orang yang dicukupi, dibimbing dan

dilindungi.”266

c. Dari Abi Malik Al-Asy’ari bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Jika

seseorang masuk rumahnya, hendaknya ia berdoa

.HR. Ashabus Sunan 265


.HR. Ashabus Sunan 266
‫خييير ُالييميخيرمج ُبميسيمم ُاللظيمه ُيويلينيياَّ ُيوبميسيمم ُاللظيمه ُيخيريجنيياَّ ُيويعلييى ُاللظيمه‬
‫خييير ُالييميوميل ُيو ي ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬
‫ك ُ ي ي‬

ٌ.َّ‫يربينياَّ ُتيييوظكيلنيا‬

(Ya Allah, aku meminta kebaikan saat masuk dan keluar rumah. Dengan nama

Allah kami masuk rumah, dan dengan nama Allah kami keluar rumah, serta

kepada-Nya kami bertawakal), dan hendaknya ia mengucapkan salam kepada

keluarganya.267

d. Dari Anas r.a. ia bahwasanya Rasulullah saw. berkata padanya, “Hai anakku!
Apabila Engkau masuk rumah keluargamu, ucapkanlah salam. Salam itu akan

menjadi berkah untukmu dan penghuni rumahmu.”268

e. Dari Abi Jabir r.a. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,

‘Apabila seseorang masuknya dan berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika

makan, maka setan akan berkata kepada teman-temannya, “Tidak ada tempat

bermalam dan tidak ada makan malam untuk kalian.” Apabila ia tidak menyebut

nama Allah ketika memasuki rumahnya, maka setan akan berkata kepada teman-

temannya, “Sekarang kalian mendapat tempat bermalam.” Dan apabila ketika

makan ia tidak menyebut nama Allah, maka setan akan berkata kepada teman-

temannya, “Kalian mendapat tempat bermalam dan makan malam.”269

f. Dari Khaulah binti Hakim dari Rasulullah saw. bahwasanya beliau bersabda,

“Barangsiapa singgah di suatu tempat kemudian berdoa

ُ ‫ل ُالظاَّظممة ُممين ُيشبر ُيماَّ ُيخلييق‬ ‫أيعوحذ ُبميكلمماَّ م‬


ْ‫ت ُا م ت‬ ‫ي‬ ‫حي‬

.HR. Abu Daud 267


HR. Tirmidzi 268
.HR. Muslim 269
(Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan

yang Dia ciptakan), maka tidak ada yang akan membahayakannya sampai ia

meninggalkan tempat itu.”270

7. Doa menutup pertemuan

a. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa duduk

dalam pertemuan yang didalamnya banyak terjadi kegaduhan, lalu sebelum

meniggalkan majelis itu ia berdoa,

‫م‬ ‫ل ُيومبييممديك ُأييشيهحد ُأيين ُيل ُإملييه ُإم ظ‬


‫ب ُإملييي ي‬
ٌ.‫ك‬ ‫ت ُأييستْيييغفحريك ُيويأتحييو ح‬
‫ل ُأيني ي‬ ‫ك ُا ح‬
‫حسيبيحاَّني ي‬

(Mahasuci Engkau, Ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak

ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-

Mu dan aku bertaubat kepada-Mu), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya

yang terjadi dalam majelis itu.”271

b. Dari Abi Barzah r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa sebelum meninggalkan
majelis,

‫م‬ ‫ل ُيومبييممديك ُأييشيهحد ُأيين ُيل ُإملييه ُإم ظ‬


‫ب ُإملييي ي‬
‫ك‬ ‫ت ُأييستْيييغفحريك ُيويأتحييو ح‬
‫ل ُأيني ي‬ ‫ك ُا ح‬
‫حسيبيحاَّني ي‬

(Mahasuci Engkau, Ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak

ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-

Mu dan aku bertaubat kepada-Mu). Kemudian seseorang bertanya kepada

Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan kata-kata yang

HR. Tirmidzi 270


.HR. Ashabus Sunan 271
pernah engkau ucapkan sebelumnya?” Rasulullah saw. menjawab, “Itulah kafarat

atas apa yang terjadi di dalam majelis.”272

c. Dari Ali bin Abi Thalib r.a. ia berkata, “Barangsiapa ingin ditimbang dengan

berat timbangan yang sempurna, maka hendaknya ia berdoa di setiap akhir

majelisnya atau ketika ia akan berdiri dengan mengucap,

‫صحفوين ُوسليم ُعيلى ُاليمرسلمي ُوايلمحد ُلملظمه ُر ب م‬


‫م‬ ‫ك ُر ب م‬
ٌ.‫ي‬
‫ب ُالييعاَّليم ي ي‬‫ي‬ ‫ب ُاليعظزمة ُيعظماَّ ُيي ي ي ي ح ي ح ي ي ي ي ي ي ي‬‫حسيبيحاَّين ُيرب ي ي‬

(Mahasuci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan atas apa yang mereka sifatkan

kepada-Nya; dan semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada para utusan-

Nya; dan segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta)

8. Doa pergi ke masjid, masuk dan keluar dari masjid273

a. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. pergi ke masjid dan berdoa,

‫صيمريِ ُنحيونرا ُيويعيين ُيمييمني ُنحيونرا ُيويعيين ُيييسياَّمريِ ُنحيونرا‬ ‫م‬


‫اللظحهظم ُايجيعيل ُمف ُقيييلمب ُحنونرا ُيومف ُيسي عي ُنحيونرا ُيومفي ُبي ي‬

‫يوأييماَّممي ُحنونرا ُيويخيلمفي ُحنونرا ُيوفيييومقي ُحنونرا ُيوييتمت ُحنونرا ُياللظحهظم ُاييعمطمن ُنيحيونرا‬

(Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, lisanku, pendengaranku, penglihatanku,

dari belakangku, depanku, atasku, dan dari bawahku. Ya Allah berikanlah aku

cahaya)274

HR. Abu Daud dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 272


Imam Nawawi menjelaskan bahwa disunnahkan bagi seorang muslim ketika berada di dalam masjid agar 273
memperbanyak dzikir, tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir kepada Allah, serta memperbanyak bacaan Al-Qur’an,
hadits, dan semua ilmu-ilmu syariat ... Dan hendaknya ia berniat untuk melakukan i'tikaf. Dalam pandangan
kami i'tikafnya sah walaupun ia berada di masjid hanya dalam sejenak … Dan hendaknya ia mengajak pada
kebaikan dan mencegah kemungkaran yang ia lihat. Hendaknya pula ia masuk dengan mendahulukan kaki
kanan dan keluar dengan mengan mendahulukan kaki kiri. (Lihat kitab Al-Adzkar. hlm. 30)
.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 274
b. Dari Abu Hamid bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Apabila salah

seorang dari kalian masuk masjid, ucapkanlah salam atas Nabi saw. dan

berdoalah,

‫ب ُيريحيتْم ي‬
،‫ك‬ ‫ياللظحهظم ُافييتْييح ُم يل ُيأبيييوا ي‬

(Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu). Dan jika keluar

ucapkanlah,

‫ك‬ ‫ياللظهظم ُإمبن ُأيسأيلحك ُممن ُفي ي م‬


‫ضل ي‬ ‫ي ي ي‬ ‫ح‬

(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebagian anugerah-Mu)275

c. Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika akan

masuk masjid beliau berdoa,

ُ ‫أيحعوحذ ُبماَّللظمه ُالييعمظيمم ُيوبميويجمهمه ُالييكمرمي ُيوحسيلطياَّنممه ُالييقمدمي ُممين ُالظشييطياَّمن ُالظرمجيمم‬

(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang mulia

dan kekuasaan-Nya yang tak bermula, dari segala godaan seran yang terkutuk). Ia

berkata, “Jika seseorang mengucapkan doa ini, maka setan akan berkata, ‘Ia

terjaga dari godaanku sepanjang hari.”276

d. Dari Fatimah r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika masuk masjid, beliau

mengucapkan shalawat dan salam atas Muhammad saw, lalu berdoa,

‫رب م‬
‫ب ُيريحيتْم ي‬
‫ك‬ ‫ب ُايغفير ُم يل ُذحنيحيوم يب ُيوافييتْييح ُم يل ُيأبيييوا ي‬‫ي‬

.HR. Bukhari 275


.HR. Abu Daud 276
(Ya Tuhanku, Ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu

rahmat-Mu). Dan jika keluar beliau mengucapkan shalawat atas Muhammad saw.

dan berdoa,

‫ك‬ ‫ب ُايغمفر ُمل ُذحنيحومب ُوافييتْح ُمل ُيأبيواب ُفي ي م‬


‫ضل ي‬ ‫ير ب ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي‬

(Ya Tuhanku, Ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu

anugerah-Mu)”277

9. Doa ketika buang air besar

a. Dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa ketika akan masuk WC

untuk buang air besar,

‫ث ُوايليباَّئم م‬
‫ث‬ ‫م‬ ‫ياللظهظم ُإمبن ُأيعوحذ ُبم ي م‬
‫ك ُمين ُايلحبح ي ي‬ ‫حي‬ ‫ح‬

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan)278

b. Dari Aisyah r.a. ia berkata bahwa apabila keluar dari WC Rasulullah saw.

berdoa,

‫ك‬
‫غحيفيراني ي‬

(Dengan memohon ampunan-Mu ya Allah)

Imam Al-Qurthubi berkata, “Dalam menta’wili hadits ini ada yang berpendapat

bahwa ketika keluar dari WC, Rasulullah saw. beristighfar karena beliau telah

menggalkan dzikir kepada Allah selama berada di WC. Rasulullah saw. tidak

pernah meninggalkan dzikir kecuali saat beliau sedang buang hajat. Seakan-akan

Rasulullah saw. menganggap diri telah melakukan kesalahan dan mendapat dosa

.HR. Tirmidzi 277


.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i 278
karena telah meninggalkan dzikir saat beliau sedang berhajat. Oleh karena itu,

Rasulullah saw. langsung mengucapkan istighfar.

Ada juga yang mengatakan bahwa makna dari kandungan hadits ini adalah taubat

karena tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Allah telah

memberikan nikmat-Nya, memberinya makan, mencernakan makanan itu,

kemudian mengeluarkan sisa makanan yang bisa menimbulkan penyakit. Rasa

syukur yang diberikan terlalu sedikit dan tidak sebanding dengan nikmat ini. Oleh

karena itu, Rasulullah saw. beristighfar. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

c. Dari Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Satu hal yang menjadi

penglanga antara mata jin dan aurat anak-anak Adam, yaitu apabila seseorang

akan masuk kamar kecil hendaknya mengucap basmallah.”

d. Dari Abdullah bin Amru r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika keluar dari kamar
kecil, beliau membaca,

‫مم‬ ‫مم‬
‫ ُيويدَفييع ُيعبن ُأييذاهح‬،‫ ُيوأيقيمن ُمف ُقحيظوته‬،‫اييلييمحد ُللظه ُأييذاقيمن ُليظذتيحه‬

(Segala puji bagi Allah, yang membuatku merasakan kenikmatannya (makanan),

memberikan kekuatannya, dan menolak penyakitnya).279

Doa Sebelum dan Sesudah Wudhu

1. Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a. ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah saw. saat

beliau sedang berwudhu dan aku mendengar beliau mengucapkan,

‫ ُيويوبسيع ُم يل ُم يف ُيدَامرييِ ُيوبياَّمريك ُم يف ُمريزقميي‬،‫ياللظحهظم ُايغمفير ُم يل ُيذنيم يب‬

.HR. Ibnu Sunni dan Thabrani 279


(Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, berikanlah kelapangan dalam rumahku, dan berilah

keberkahan pada rezeki yang Engkau limpahkan kepadaku). Lalu aku bertanya, “Ya

Nabiyallah, aku mendengarmu berdoa seperti ini?” Beliau menjawab, “Apakah ada yang

tertinggal dari doa itu280?”

2. Dari Umar bin Khatab r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa

menyempurnakan wudhunya dan berdoa,

‫م‬
‫ك ُليحه ُيوأييشيهحد ُأيظن ُحميظمندا ُيعيبحدحه ُيويرحسولححه ُاللظحهيظم ُايجيعيلمني ُميين ُالتْظي ظوابم ي‬
‫ي‬ ‫أييشيهحد ُأيين ُيل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيويحيدحه ُيل ُيشمري ي‬

ٌ.‫يوايجيعيلمن ُممين ُاليحمتْيطيبهمريين‬

(Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu baginya, dan aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah saw.-Nya. Ya Allah

masukkanlah ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang bertaubat, dan jadikanlah aku

dari hamba-hamba-Mu yang bersuci), maka akan dibukakan untuknya delapan pintu

surga, sehingga ia bisa masuk dari pintu yang ia inginkan.”281

3. Dari Abi Said Al-Khadari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa

berwudhu dan berdoa

‫م‬ ‫ك ُاللظحهظم ُيومبييممديك ُأييشيهحد ُأيين ُيل ُإملييه ُإم ظ‬


‫ب ُإملييي ي‬
ٌ.‫ك‬ ‫ت ُأييستْيييغفحريك ُيويأتحييو ح‬
‫ل ُأيني ي‬ ‫حسيبيحاَّني ي‬

(Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu aku bersaksi tidak ada

Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu), maka akan

dicatat pada selembar kulit, dicetak dan tidak akan hancur sampai hari kiamat.”282

Maksudnya, doa ini telah mencakup kebaikan di dunia dan di akhira serta kebaikan antara keduanya. (HR. 280
Nasa`i dan Ibnu Sunni)
.HR. Muslim dan Tirmidzi 281
Maksudnya, amal perbuatannya ini akan ditulis dalam catatan kebaikannya dan menjadi pahala baginya di 282
hari kiamat. (HR. Thabrani dalam Al-Awsath)
Doa antara Azan dan Iqamah283

1. Dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika mendengar azan

mengucap,

‫ة ُالظاَّظميمة ُوال ظ م م م م‬
‫ت ُحمظميندا ُاليومسيييليية ُوالييف م‬ ‫م‬ ‫اللظهيظم ُر ظ م م‬
َّ‫ضيييليية ُيوابيييعثَييحه ُيميقاَّنميا‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫صييلة ُالييقاَّئيمية ُآ ي‬ ‫ب ُيهيذه ُاليظديعيو تْ ي‬‫ح ي‬

ٌ.‫ييمحموندَا ُالظمذيِ ُيويعيدتيحه‬

(Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna, pemilik shalat yang (akan) ditegakkan,

berikanlah kepada Nabi Muhammad kedudukan tinggi dan keutamaan, serta

bengkitkanlah dia di tempat terpuji yang telah Engkau janjikan), ia berhak mendapatkan

syafaatku di hari kiamat.”284

2. Dari Saad bin Abi Waqash r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ketika

mendengar muadzin ia mengucap,

َّ‫ت ُبيمياَّللظمه ُيربي يا‬ ‫م‬ ‫أييشي ييهحد ُأيين ُيل ُإمليي ييه ُإمظل ُالليظ يحه ُيويحي ييدحه ُيل ُيشي يمري ي‬
‫ك ُليي يحه ُيوأيظن ُحميظمي يندا ُيعيبي يحدحه ُيويرحسييولححه ُيرضييي ح‬

ُ َّ‫يومبحيحظمدد ُيرحسونل ُيوبماَّ يمليسيلمم ُمدَيننا‬

(Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku

bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, aku rela Allah sebagai

Tuhanku, Muhammad sebagai rasulku, dan Islam sebagai agamaku), maka semua

dosanya akan diampuni.”285

Disunnahkan bagi orang yang mendengarkan azan untuk mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin, 283
kecuali pada saat muadzim mengucap hayya ‘alâ ash-shalât dan hayya ‘alâ al-falâh, maka hendaknya ia
mengucap lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh. Sedangkan saat mendengarkan iqamah, hendaknya ia
mengucapkan seperti yang ia dengar. Kecuali pada lafadz qad qâmat ash-shalât, hendaknya ia mengucap
.aqâmahâ Allahu wa adâmahâ
.HR. Bukhari dan Ashabus Sunan 284
.HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa`i 285
3. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan ditolak doa yang

dipanjatkan antara azan dan iqamah.” Para sahabat bertanya, “Apa yang kami ucapkan, ya

Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Mintalah kepada Allah ampunan dan

perlindungan di dunia dan di akhirat.”286

4. Dari Abi Said Al-Khadari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika kalian

mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin; lalu bershalawatlah

untukku287, barangsiapa bershalawat kepadaku sekali maka Allah akan bershalawat

kepadanya sepuluh kali; lalu mintalah kepada Allah wasîlah, yaitu kedudukan yang tinggi

di surga yang hanya diberikan kepada seorang hamba Allah dan akulah orangnya; dan

barangsiapa memintakan wasilah kepada Allah untukku, maka aku akan memberinya

syafaat.”288

5. Dari Ummu Salamah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. mengajarkan kepadaku agar

setelah azan maghrib mengucap,

ٌ.‫ك ُفياَّيغمفير ُمل‬


‫ت ُحدَيعاَّتم ي‬ ‫ك ُيوإميدَبياَّحر ُنيييهاَّمريك ُيوأي ي‬
‫صيوا ح‬
‫م‬
‫اللظحهظم ُإمظن ُيهيذا ُإمقييبياَّحل ُليييل ي‬

(Ya Allah, inilah saat menghadapi malam (ciptaan)-Mu, akhir siang (ciptaan)-Mu, dan

suara-suara para pemanggil (nama)-Mu, maka ampunilah aku)289

Doa dan Bacaan dalam Shalat

Yang kami maksud di sini adalah doa dan bacaan shalat yang diucapkan dan

dikerjakan oleh Rasulullah saw. pada saat berdiri, ruku’, sujud, tasyahud dan sebagainya,

yang termasuk rukun dan sunnah shalat.

.HR. Tirmidzi 286


.setelah azan selesai 287
.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 288
.HR. Abu Daud 289
‫‪Banyak hadits yang menjelaskan doa dan bacaan dalam sholat. Di antaranya adalah‬‬

‫‪sebagai berikut.‬‬

‫‪Doa Iftitah290‬‬

‫‪1. Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. selalu diam sejenak antara takbir‬‬

‫‪dan qira`ah. Lalu aku bertanya, “Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah saw. apa yang‬‬

‫‪engkau baca antara takbir dan qira`ah?” Rasulullah saw. menjawa, “aku mengucapkan,‬‬

‫ب ُاللظحهي يظم ُنييبقمن يي ُممي يين‬


‫ي يي ُاليميشي يمرمق ُواليميغي يمر م‬
‫ي ي‬ ‫ت ُبيي ي ي ي‬
‫يِ ُيكيمي ياَّ ُبياَّيعي ييد ي‬
‫ي يي ُيخطياَّييي ياَّ ي‬
‫م‬
‫اللظحهي يظم ُبياَّعي ييد ُبييييمن يي ُيوبيي ي ي‬

‫يِ ُبماَّلييماَّمء ُيوالثَظييلمج ُيوايلبيييرمدَ‪ٌ.‬‬ ‫م‬ ‫ض ُممين ُالظدني م‬


‫س ُاللظحهظم ُايغسيل ُيخطياَّيياَّ ي‬ ‫ايليطياَّيياَّ ُيكيماَّ ُيحينييظقى ُالثَظييو ح‬
‫ب ُا ي يلبيييي ح‬

‫‪(Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau‬‬

‫‪menjauhkan antara timur dan barat; Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-‬‬

‫‪kesalahanku, seperti kain putih yang dibersihkan dari noda kotoran; Ya Allah, cucilah‬‬

‫‪kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun)”291‬‬

‫‪2. Dari Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. bila melaksanakan shalat, beliau bertakbir lalu‬‬

‫‪mengucapkan,‬‬

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ُوايلير م‬ ‫م م‬
‫ي ُإمظن ُ ي‬
‫صي ييلمت‬ ‫ت ُيويجمهي ييي ُلليظ يذيِ ُفيطيييير ُالظسي ييميوا ي ي ي‬
‫ض ُيحنينفي ياَّ ُيويمي ياَّ ُأينيياَّ ُمي يين ُاليحميشي يمرك ي‬ ‫يوظجيهي ي ح‬

‫مم‬ ‫م‬ ‫ك ُلييه ُوبمييذلم ي م‬ ‫م‬ ‫يِ ُيويميياَّمت ُلملظيمه ُير ب‬ ‫م‬
‫ت ُيوأينيياَّ ُميين ُاليحميسيلم ي‬
‫ي‬ ‫ك ُأحميير ح‬ ‫ي ُيل ُيشيمري ي ح ي‬
‫ب ُالييعياَّليم ي‬ ‫يونححسيكي ُيوييمييياَّ ي‬

‫ت ُبمييذنيمب‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ُيرببيي ُيوأينيياَّ ُيعيب يحديك ُظيلييم ي ح‬
‫ت ُنيييفسييي ُيوايعتْيييرفيي ح‬ ‫ك ُيل ُإمليييه ُإمظل ُأينيي ي‬
‫ت ُأينيي ي‬ ‫اللظحه يظم ُأينيي ي‬
‫ت ُالييمل ي ح‬

‫ت ُيوايهيمدمن ُملييحيسيمن ُايلييخيلمق ُيل ُييييهيمديِ‬


‫ب ُإمظل ُأينيي ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫فياَّيغفير ُملي ُذحنيحيومب ُيجينعياَّ ُإمنيظحه ُيل ُييييغفيحر ُاليتذحنو ي‬
‫‪.Doa yang dibaca pada pembukaan shalat setelah takbiratul ihram 290‬‬
‫‪.HR. Bukhari Muslim 291‬‬
‫ت ُبمي ي‬ ‫م م‬
‫ك‬ ‫ف ُيعبنيي ُيس يبيئيييهاَّ ُإمظل ُأينيي ي‬
‫ت ُآيمين ي ح‬ ‫ف ُيعبنيي ُيس يبيئيييهاَّ ُإمنظيحه ُيل ُيي ي‬
‫ص يمر ح‬ ‫ص يمر ي‬ ‫لييحيس ينيهاَّ ُإمظل ُأيني ي ي‬
‫ت ُيوا ي‬

‫م‬
‫ب ُإملييي ي‬
ٌ.‫ك‬ ‫ت ُأييستْيييغفحريك ُيوأيحتو ح‬
‫ت ُيوتيييعاَّلييي ي‬
‫تييبياَّيريك ي‬

(Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan penuh

kelurusan (keteguhan), dan aku bukan termasuk golongan orang musyrik. Sesungguhnya

shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya milik Allah Tuhan sekalian alam. Tiada

sekutu bagi-Nya, begitulah yang diperintahkan kepadaku dan semoga aku termasuk

golongan orang muslim. Ya Allah, Engkaulah penguasa, tiada Tuhan selain Engkau.

Engkau Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu, aku telah menzalimi diriku sendiri dan aku

mengakui atas dosa-dosaku, tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Dan

tunjukkanlah kepada akhlak yang mulia, tiada yang dapat menunjukkan selain Engkau.

Dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, tiada yang dapat menjauhkan aku darinya

selain Engkau. Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah. Segala kebaikan hanya di tangan-

Mu, sedangkan keburukan bukanlah milik-Mu. Aku berserah diri dan kembali kepada-

Mu. Mahasuci Engkau dan Mahatinggi. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-

Mu)”292

3. Dari Umar bin Khatab r.a. bahwa setelah takbiratul ihram ia mengucap

‫م‬
‫غييحريك‬ ‫ك ُاللظحهظم ُيومبييمديك ُيوتييبياَّيريك ُايسح ي‬
‫ك ُيوتيييعاَّيل ُيجتديك ُيويل ُإملييه ُ يي‬ ‫حسيبيحاَّني ي‬

(Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, Mahasuci nama-Mu dan

Mahatinggi kekuasaan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau)293

Doa Ketika Ruku

.HR. Muslim dan Ashabus Sunan 292


.HR. Daruquthni 293
Saat ruku, disunnahkan membaca

‫ب ُالييعمظييمم‬
‫حسيبيحاَّين ُيربي‬

(Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung). Hal ini berdasarkan hadits Uqbah bin Amir, ia

‫ك ُاليع م‬
berkata, “Ketika turun ayat (‫ظيي يمم‬ ‫)فيس يبيح ُبماَّيس يمم ُربي ي ي‬, Rasulullah saw. mengatakan kepada
‫ي‬ ‫ي‬
kami, “Bacalah ayat ini dalam ruku kalian.”294 Banyak hadits yang menjelaskan bahwa ketika

Rasulullah saw. tidak pernah mengurangi bacaan subahâna rabiya al-azhîmi, bahkan

Rasulullah saw. menambahkan doa-doa selain doa ini.

1. Dari Ali karamallâhu wajhahu, ia berkata, “Saat ruku Rasulullah saw. membaca,

‫م م‬ ‫ك ُأيسليمت ُخيشع ُلي ي م‬


‫صمريِ ُيوحبمي ُيوعظياَّمي ُيويع ي‬
ُ ‫صمب‬ ‫ك ُيسيعي ُيوبي ي‬ ‫ت ُيولي ي ي ي ح ي ي‬ ‫ت ُيوبم ي‬
‫ك ُآيمين ح‬ ‫اللظحهظم ُلي ي‬
‫ك ُيريكيع ح‬

(Ya Allah, hanya kepada-Mu aku ruku, beriman dan berserah diri. Pendengaranku,

penglihatanku, otakku, tulangku, sarafku telah khusyu kepada-Mu)295

2. Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. dalam ruku dan sujudnya membaca,

‫ك ُاللظحهظم ُيربيظنياَّ ُيومبييممديك ُاللظحهظم ُايغمفير ُم يل‬


‫حسيبيحاَّني ي‬

(Mahasuci Engkau Tuhan kami, dan dengan memuji kepada-Mu, ya Allah ampunila

aku)296

3. Dari Auf bin Malik Al-Asyja’i, ia berkata, “Aku melakukan shalat pada malam hari

bersama Rasulullah saw. Ketika ruku beliau mengucap,

‫ت ُيواليمك يمبيياَّمء ُيوالييعظييممة‬ ‫سبحاَّين ُمذيِ ُا ي م‬


‫ت ُواليمليحكو م‬
‫لبييحرو ي ي‬
‫ي‬ ‫حي ي‬

.HR. Ahmad, Abu Daud dan lainnya 294


.HR. Mulsim, Abu Daud dan Tirmidzi 295
.HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan lainnya 296
(Mahasuci Engkau pemilik segala kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan)297

***

Sedangkan ketika bangun dari ruku, Rasulullah saw. memohon kepada Allah dengan

beberapa doa. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Dari Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika bangun dari ruku, beliau mengucap,

‫ت ُمميين‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ُوايليرمضي م‬ ‫م‬ ‫يمسيع ُاليي ُلممين ُ يم‬
‫ي ُيوميلييء ُيمياَّ ُبييييينييحهيمياَّ ُيوميلييء ُيمياَّ ُشييئ ي‬
‫ك ُايلييميحد ُميلييء ُالظسييميوا ي ي ي‬
‫حييدحه ُيربيظنيياَّ ُليي ي‬ ‫ي ح يي‬

‫يشييدء ُبيييعحد‬

(Allah Maha Mendengar hamba-hamba yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, bagi-Mu

segala puji, sepenuh isi langit, isi bumi, dan yang ada di antara keduanya serta segala

yang Engkau kehendaki setelah itu)298

2. Dari Rifa’ah bin Rafi’, ia berkata, “Suatu hari kami shalat di belakang Rasulullah saw.

Ketika Rasulullah saw. mengangkat kepalanya dari ruku, beliau membaca

‫يمسع ُال ُلممن ُ يم‬


‫حيده‬ ‫ي ح يي‬

(Allah Maha Mendengar hamba-hamba yang memuji-Nya). Kemudian seseorang yang

berada di belakang Rasulullah saw. mengucap,

َّ‫ك ُايلييمحد ُيحيندا ُيكميثَيينرا ُطييببناَّ ُحمبياَّيرنكا‬


‫يربيظنياَّ ُلي ي‬

(Ya Tuhan kami, bagimu segala puji yang sebanyak-banyaknya, baik dan penuh

keberkahan di dalamnya). Setelah selesai melaksanakan shalat, Rasulullah saw. bertanya,

”Siapa yang mengucapkannya tadi?” Orang itu menjawab, “Saya, ya Rasulullah.”

.HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa`i 297


.HR. Muslim, Abu Daud, Nasa`i dan Ibnu Majah 298
Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Aku telah melihat tiga pulahan malaikat berebut

siapa di antara mereka yang akan mencatatnya terlebih dahulu.”299

Doa Ketika Sujud

Disunnahkan bagi orang yang sedang sujud untuk membaca,

‫ب ُايلييعيلى‬
‫حسيبيحاَّين ُيربي‬

(Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi) sedikitnya tiga kali. Uqbah bin Amir berkata, “Ketika

turun ayat (‫علييى‬


‫ك ُايلي ي‬
‫ )سبمح ُايسيم ُربي ي‬Rasulullah saw. bersabda kepada kami, “Bacalah ayat ini
‫يي‬ ‫ي‬
dalam sujud kalian.”300

Disunnahkan juga bagi orang yang shalat agar bacaan sujudnya tidak kurang dari

tasbih ini, bahkan dianjurkan untuk menambahkan doa-doa yang ia kehendaki. Dari Abu

Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Saat seorang paling dekat dengan Tuhannya

ialah ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa.”301

Banyak hadits yang menjelaskan doa-doa ketika sujud. Di antaranya adalah sebagai

berikut.

1. Dari Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. dalam sujudnya berdoa,

‫مم‬
‫صييرهح‬ ‫ت ُيسييجيد ُيويجمهييي ُللظيذيِ ُيخلييقيحه ُفي ي‬
‫صيظويرحه ُيويشيظق ُيسيييعحه ُيوبي ي‬ ‫ك ُأييسيلييم ح‬
‫ت ُيوليي ي‬ ‫ت ُيوبمي ي‬
‫ك ُآيميني ح‬ ‫اللظحهيظم ُليي ي‬
‫ك ُيسييجيد ح‬

‫مم‬
‫فييتْيبياَّيريك ُاللظحه ُأييحيسحن ُايلياَّلق ي‬
‫ي‬

(Ya Allah, kepada-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu pula aku

menyerahkan diri. Wajahku bersujud kepada (Tuhan) yang telah menciptakan dan

.HR. Bukhari, Abu Daud dan Ahmad 299


.HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Hakim 300
.HR. Muslim dan Abu Daud 301
membentuknya serta membukakan pendengaran dan penglihatannya. Mahasuci Allah

sebaik-baik pencipta)302

2. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. dalam sujudnya berdoa,

‫م‬ ‫م م‬ ‫يأللظهظم ُايغمفر ُمل ُيذينب ُ م‬


‫صغييحه ُيويكبمييحه ُأيظوليحه ُيوآخيرحه ُيوسظرحه ُيويعيلنييتْيهح‬
‫ي‬ ‫ي ي‬ ‫ح‬

(Ya Allah, ampunilah semua dosaku, baik yang kecil maupun yang besar, yang awal

maupun yang akhir, dan yang tampak maupun yang tersembunyi).303

3. Dari Aisyah r.a, ia berkata, “Suatu malam aku mencari Rasulullah saw. Kemudian aku

melihatnya di masjid. Saat itu beliau sedang sujud dan kedua telapak kakinya berdiri

tegak. Dan beliau berdoa,

‫ك ُيل ُأحح م‬ ‫ك ُوأيعوحذ ُبمي ي م‬‫م‬ ‫ك ُومبحعاَّفياَّتم ي م‬ ‫م‬ ‫اللظهظم ُأيعوحذ ُبممر م‬
‫ك ُأينيي ي‬
‫ت‬ ‫صييي ُثَيينيياَّنء ُيعليييي ي‬ ‫ك ُميني ي ي‬ ‫ك ُمين ُعححقوبيتْ ي ي ح‬ ‫ضاَّيك ُمين ُيسيخط ي ي ي‬
‫ي‬ ‫ح ح‬

‫ت ُيعيلى ُنيييفمس ي‬
‫ك‬ ‫يكيماَّ ُأيثَيينيييي ي‬

(Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan ampunan-Mu dari

azab-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu; aku tidak dapat menghitung

puji-pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu)304

4. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa di antara dua sujud – yaitu sujud

yang pertama dan kedua –

‫اللظحهظم ُايغمفير ُمل ُيوايريحيمن ُيوايهمدمن ُيوايرحزقيمن‬

(Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, peliharalah aku, tunjukilah aku, dan berilah

aku rezeki)305

.HR. Muslim dan Ashabus Sunan 302


.HR. Muslim dan Abu Daud 303
.HR. Muslim dan Ashabus Sunan 304
.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 305
5. Dari Hudzaifah bahwa Rasulullah saw. berdoa di antara dua sujud,

‫اللظحهظم ُايغمفير ُمل ُاللظحهظم ُايغمفير ُمل‬

(Ya Tuhanku, ampunilah aku; Ya Tuhanku, ampunilah aku)

Doa setelah Tasyahud Akhir dan sebelum Salam

Setelah tasyahud akhir dan sebelum salam, orang yang shalat disunnahkan banyak

membaca doa. Banyak hadits yang menjelaskan hal ini. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa,

‫ت ُيومميين ُفميتْينييمة ُالييممسييمح‬


‫ب ُالنظياَّمر ُوممين ُفميتْينييمة ُاليمحيياَّ ُواليممياَّ م‬
‫ي يي ي ي ي‬ ‫ي ي‬
‫ب ُالييق يمب ُوممن ُيعييذا م‬
‫ي ي‬
‫ك ُممن ُيعيذا م‬‫م‬ ‫م‬
‫اللظحهظم ُإبن ُأيحعوحذ ُب ي ي‬

‫الظدظجاَّمل‬

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari azab neraka, dari fitnah hidup

dan mati, serta dari fitnah Dajjal).

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah saw. menambah bacaannya dan

mengucap,

ُ ‫ك ُممين ُالييمأي يمث ُيوالييميغيرمم‬


‫اللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبم ي‬

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang). Seseorang bertanya kepada

Rasulullah saw, “Mengapa Engkau banyak memohon perlindungan kepada Allah dari

utang?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika seseorang yang berutang, ia akan berbicara

kemudian berbohong, dan ia akan berjanji kemudian mengingkari.”306

.HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud 306


2. Dari Abu Bakar Sidiq r.ai bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah saw, “Ajarkan

kepadaku doa yang kuucapkan dalam sholat.” Rasulullah saw. berdoa,

‫ت ُفيياَّيغمفير ُمليي ُيميغمفييرنة ُمميين ُمعينيمديك ُيوايريحيمني‬


‫ب ُإمظل ُأينيي ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫اللظحهيظم ُإمبنيي ُظيلييم ي ح‬
‫ت ُنيييفسييي ُظحيلنمياَّ ُيكثَنيا ُيويل ُييييغفيحر ُال يتذحنو ي‬

‫ت ُاليغيحفوحر ُالظرمحيحم‬
‫إمظنك ُأيني ي‬

(Ya Allah, sungguh aku telah banyak berlaku aniaya terhadap diriku sendiri, dan tidak ada

yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan

pengampunan dari hadira-Mu, dan belas kasihanilah aku, sungguh Engkau Maha

Pengambun lagi Maha Penyayang)”307

3. Dari Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa di sela-sela antara tasyahud dan salam,

‫مم‬ ‫م‬
‫ت‬ ‫ت ُأييعليحم ُبمه ُمبن ُأيني ي‬
‫ت ُاليحميقبدحم ُيوأينيي ي‬ ‫ت ُيويماَّ ُأيني ي‬
‫ت ُيويماَّ ُأييعليين ح‬
‫ت ُيويماَّ ُأييسيرير ح‬ ‫اللظحهظم ُايغفير ُمل ُيماَّ ُقيظديم ح‬
‫ت ُيويماَّ ُأيظخير ح‬

‫اليحميؤبخحر ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬


‫ت‬

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang

kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, yang aku lakukan secara

berlebihan dan apa saja yang Engkau lebih mengetahui dari pada aku. Engkaulah yang

menyegerakan dan yang mengangguhkan. Tiada Tuhan selain Engkau)308

4. Dari Mahjan Al-Adra’ ia berkata, “Rasulullah saw. pernah masuk masjid. Beliau

bertemu seorang laki-laki yang telah melaksanakan shalat. Dalam tasyahudnya laki-laki

itu membaca,

.HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi 307


.HR. Muslim dan Ashabus Sunan 308
‫صيمحد ُالظيمذيِ ُيلييي ُييلمييد ُيويلييي ُحيوليييد ُيويلييي ُييحكيين ُلييحه ُحكحفينوا ُأييحيرد ُأيين‬
‫ك ُالييوامححد ُايلييححد ُال ظ‬
‫ك ُيياَّ ُيأللظحه ُبمأينظ ي‬
‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬

ُ ‫ت ُاليغيحفوحر ُالظرمحيحم‬ ‫م‬


‫تيييغفير ُمل ُذححنومب ُإمنظ ي‬
‫ك ُأيني ي‬

(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, Ya Allah Yang Maha Esa, Tuhan yang bergantung

kepada-Nya segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanak, dan tidak ada

seorangpun yang setara dengan-Nya, ampunilah dosa-dosaku, sungguh Engkau Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang). Kemudian Nabi saw. bersabda, “Ia mendapatkan

ampunan, ia mendapatkan ampunan, ia mendapatkan ampunan.”309

5. Dari Amir bin Saad berkata, “Ibnu Mas’ud pernah mengajari kami tasyahud dalam

shalat, kemudian ia berkata, ‘Jika salah seorang dari kalian selesai membaca tasyahud,

hendaknya ia membaca

‫ك ُممين ُالظشيبر ُحكلبيمه ُمياَّ ُعلممي م‬ ‫م‬ ‫ك ُممين ُايل مييي ُحكلبيمه ُمياَّ ُعلممي م‬
‫ت ُمينيهح‬
‫ي يي ح‬ ‫ت ُمينيحه ُيويمياَّ ُيليي ُأييعلي يم ُيوأيعحييوحذ ُبي ي ي‬
‫ي يي ح‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي ي يي‬

‫صياَّملحيوين ُيوأييسيتْيمعيحذيك ُممين ُيشيبر ُيمياَّ ُايسيتْيييعاَّذييك‬


‫ك ُمعببيياَّحدَيك ُال ظ‬
‫ك ُمميين ُيخ يميي ُيمياَّ ُيسيأيلي ي‬
‫يويماَّ ُ ييل ُأييعلييم ُاللظحهظم ُإمبني ُأييسيأيلح ي‬

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ممينه ُمعبباَّدَيك ُال ظ م‬


‫ٌ ُيربيظنياَّ ُآتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُايلْخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬.ُ ‫صاَّلحيوين‬
‫ب ُالنظاَّمر‬ ‫ح يح‬

(Ya Allah, aku memohon segala kebaikan kepada-Mu, baik yang aku ketahui maupun

yang belum aku ketahui. Ya Allah, aku memohon kebaikan kepada-Mu sebagaimana yang

diminta oleh hamba-hamba-Mu yang saleh, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu

dari keburukan sebagaimana perlindungan yang diminta oleh hamba-hamba-Mu yang

saleh. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan lindungilah kami

dari azab neraka)310

.HR. Abu Daud dan Nasa`i 309


.HR. Ibnu Abi Syaibah 310
Doa dan Dzikir setelah Slalat

Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa setelah selesai melaksanakan shalat, beliau

memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah swt. Di antara doa dan dzikir yang dibaca oleh

Rasulullah saw. setelah salam dalam shalat adalah sebagai berikut.

1. Dari Tsauban r.a, ia berkata bahwa setelah shalat Rasulullah saw. beristighfar tiga kali,

lalu membaca

‫ت ُيذا ُايلييلمل ُيوايمليكيرامم‬ ‫ت ُالظسيلحم ُيوممين ي‬


‫ك ُالظسيلحم ُتييبياَّيريك ي‬ ‫اللظحهظم ُأيني ي‬

(Ya Allah, Engkau Yang Maha Sejahtera, dari-Mulah kesejahteraan, Mahasuci Engkau

Pemilik keagungan dan kemuliaan)311

2. Al-Mughirah bin Syu’bah menulis surat untuk Muawiyah,312 “Setelah shalat dan

mengucapkan salam, Rasulullah saw. berdoa,

َّ‫ك ُيولييحه ُايلييميحد ُيوحهييو ُيعلييى ُحكيبل ُيشيييدء ُقييمديرر ُاللظحهيظم ُيل ُيمياَّنميع ُلميميا‬ ‫يل ُإمليييه ُإمظل ُاللظيحه ُيويحييدحه ُيل ُيشيمري ي‬
‫ك ُلييحه ُلييحه ُاليحميلي ح‬

‫م م‬
‫ت ُيويل ُيييينييفحع ُيذا ُايليبد ُممين ي‬
‫ك ُايليتد‬ ‫أييعطييي ي‬
‫ت ُيويل ُحميعطيي ُليماَّ ُيمنيييع ي‬

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala

kerajaan dan puji-pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tak seorang

pun yang dapat mencegah terhadap apa yang telah Engkau berikan dan tak seorang pun

dapat memberi apa yang telah Engkau cegah. Tidak bermanfaat suatu perbuatan kecuali

dari-Mu)313

.HR. Muslim dan Ashabus Sunan 311


Sebelumnya Muawiyah menulis surat untuk Al-Mughirah dan mempertanyakan doa yang diucapkan oleh 312
.Rasulullah saw. seusai shalat
.HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud 313
3. Dari Mu’adz bin Jabal r.a. bahwa Rasulullah saw. menggandeng tangannya dan

bersabda, “Hai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku menyayangimu. Janganlah kau

tinggalkan setiap selesai shalat dengan berdoa,

‫م‬
‫ب ُأيمعبن ُيعيلى ُذيكمريك ُيوحشيكمريك ُيوححيسمن ُمعبياَّيدَتم ي‬
‫ك‬ ‫ير ب‬

(Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan

menyempurnakan ibadahku kepada-Mu)314

4. Dari Ka’ab bin ‘Ujrah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Bacaan setelah shalat

(muaqqabât) yang tidak akan membuat kecewa orang yang membaca atau

mengamalkannya, yaitu 33 kali tasbih, 33 kali tahmid dan 34 kali takbir setiap usai

shalat.”315

5. Dari Uqbah bin Amir r.a. berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan agar aku

membaca mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nâs) setiap selesai shalat.”316

Sedangkan dalam riwayat Imam Ahmad dan Abu Daud, “Rasulullah saw. memerintahkan

agar aku membaca mu’awwidzât (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nâs)setiap selesai

shalat.”

Doa Shalat Tahajud

Shalat tahajud adalah sholat yang dilaksanakan oleh seorang muslim untuk

mendekatkan diri kepada Tuhannya, dan dilakukan pada malam hari setelah shalat isya.

Waktu yang paling baik untuk melaksanakannya adalah pada sepertiga malam yang terakhir.

Allah swt. telah memerintahkan hamba-hamba-Nya – melalui perintah-Nya kepada Nabi

Muhammad saw. – untuk melaksanakan shalat ini. Allah berfirman,

.HR. Abu Daud dan Nasa`i 314


.HR. Muslim dan Tirmidzi 315
.HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa`i 316
‫م‬
‫ك ُيميقاَّنماَّ ُ ييمحموندَا‬
‫ك ُيربت ي‬ ‫يوممين ُاللظييمل ُفييتْيييهظجيد ُبممه ُنياَّفلينة ُلي ي‬
‫ك ُيعيسى ُأيين ُييييبييعثَي ي‬

‫‪“Dan pada sebagian malam shalat tahajudlah kami sebagai suatu ibadah tambahan‬‬

‫‪bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tampat yang terpuji.” (Q.S. al-‬‬

‫)‪Isra’: 79‬‬

‫‪Ketika melaksanakan shalat tahajud pada malam hari, Rasulullah saw. banyak berdoa‬‬

‫‪kepada Allah. Di antara doa-doa itu adalah sebagai berikut.‬‬

‫‪1. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika bangun malam dan melaksanakan‬‬

‫‪tahajud, beliau berdoa,‬‬

‫ك ُالظسيموا م‬
‫ت ُيوايليير م‬ ‫ض ُويميين ُمفي م‬ ‫م‬ ‫اللظحهيظم ُليي ي‬
‫ض‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫ل‬
‫ي‬ ‫م‬
‫ح‬ ‫ك ُ‬
‫ي‬ ‫ي‬‫ي‬‫ل‬ ‫د ُ‬
‫ح‬ ‫ي‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ل‬
‫ي‬‫ي‬ ‫ك ُا‬
‫ي‬ ‫ي‬‫ي‬‫ل‬‫و‬‫ي‬ ‫ن ُ‬
‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت ُقيييبيحم ُالظسييميوات ُيوايليير م ي‬
‫ك ُايلييميحد ُأينيي ي‬

‫ك ُالظس يموا م‬ ‫ض ُوم ين ُمفيمه يظن ُولييك ُايلم يحد ُأينيي م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ت‬ ‫ت ُيمل ي ح ي ي‬‫ي‬ ‫ي ي يي‬ ‫ت ُنيحيوحر ُالظس ييميوات ُيوايليير م ي ي ي‬ ‫يويم يين ُفيمه يظن ُيوليي ي‬
‫ك ُايلييم يحد ُأينيي ي‬

‫ك ُيح رق ُيوايلينظيحة ُيحيرق ُيوالنظياَّحر ُيح رق ُيوالنظبمييتيوين‬ ‫م‬ ‫يوايليير م‬


‫ك ُايلييمحد ُأيني ي‬
‫ت ُايليتق ُيويويعحديك ُايليتق ُيوليقاَّحؤيك ُيحرق ُيوقيييولح ي‬ ‫ض ُيولي ي‬

‫ك ُتيييوظكيل ح‬
‫ت‬ ‫ت ُيويعليييي ي‬ ‫ت ُيوبمي ي‬
‫ك ُآيميني ح‬ ‫صظلى ُاللظحه ُيعلييييمه ُيويسيلظيم ُيحيرق ُيوالظسياَّيعحة ُيحيرق ُاللظحهيظم ُليي ي‬
‫ك ُأييسيلييم ح‬ ‫يحرق ُيوحميظمرد ُ ي‬

‫م‬
‫ت ُيويماَّ ُأييعليين ي ح‬
‫ت‬ ‫ت ُيويماَّ ُأييسيرير ح‬ ‫ت ُفياَّيغفير ُمل ُيماَّ ُقيظديم ح‬
‫ت ُيويماَّ ُأيظخير ح‬ ‫ت ُيوإملييي ي‬
‫ك ُيحاَّيكيم ح‬ ‫صيم ح‬ ‫ت ُيوبم ي‬
‫ك ُيخاَّ ي‬ ‫يوإملييي ي‬
‫ك ُأينيييب ح‬

‫ت ُاليحميؤبخحر ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬


‫ت ُ‬ ‫ت ُاليحميقبدحم ُيوأيني ي‬
‫أيني ي‬

‫‪(Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau pengatur dan penegak langit dan bumi serta‬‬

‫‪semua yang ada di dalamnya; segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit dan bumi serta‬‬

‫‪segala sesuatu yang ada di dalamnya; segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit dan‬‬

‫‪bumi serta segala yang ada di dalamnya; segala puji bagi, Engkau Mahabenar, janji-Mu‬‬

‫‪benar, firman-Mu benar, surga benar, neraka benar, para nabi benar, Muhammad Saw.‬‬
benar, dan hari kiamat benar. Ya Allah, kepada-Mulah aku menyerahkan diri, kepada-Mu

aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, karena-Mu aku

melawan musuh, dan kepada-Mu aku bertahkim. Maka, ampunilah dosa-dosaku yang

telah lalu dan dosa-dosa yang akan datang, apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku

tampakkan, tiada Tuhan selain Engkau).317

2. Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ketika shalat malam Rasulullah saw.

berdoa,

‫صمريِ ُنيحيونرا ُيوايجيعييل ُمميين ُفيييومقي‬ ‫م‬ ‫م‬


‫اللظحهظم ُايجيعيل ُمف ُقيييلمب ُحنونرا ُيومف ُليساَّمن ُحنونرا ُيوايجيعيل ُمف ُيسيعي ُحنونرا ُيوايجيعيل ُمف ُبي ي‬

‫حنونرا ُيوممين ُ ييتمت ُحنونرا ُيو ُممين ُيخيلمفي ُحنونرا ُيوممين ُأييماَّممي ُحنونرا ُاللظحهظم ُأييعمطمن ُحنونرا‬

(Ya Allah, berikanlah cahaya di dalam hatiku, lidahku, pendengaranku, dan

penglihatanku, dan berikanlah cahaya dari bawahku dan dari atasku. Ya Allah, berikanlah

kepadaku cahaya)

Shalat Istikharah beserta doanya

Siapa ingin agar kebaikan senantiasap mengiringi setiap permasalahannya – baik yang

menyangkut perjalanan hidup, jual-beli, maupun persoalan-persoalan mubahah318 lainnya –

maka disunnahkan baginya shalat sunnah dua rakaat. Setelah selesai melaksanakan shalat dua

rakaat itu, hendaknya ia beristighfar kepada Allah, mengucapkan shalawat atas Nabi saw.,

kemudian membaca doa berikut ini,

.HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan yang lainnya 317


.Bukan persoalan-persolan yang diwajibkan, disunnahkan, dimakruhkan atau pun diharamkan 318
‫ك ُتيييق يمدحر ُيويل ُأيقييمدحر‬
‫ك ُالييعمظي يمم ُفيمإنظي ي‬
‫اللظه يظم ُإمبنيي ُأيس يتْمخييك ُبمعميلمم يك ُوأيس يتْييقمدريك ُبمحق ييدرتمك ُوأيس يأيلحك ُمم ين ُفي ي م‬
‫ض يل ي‬ ‫ي ي ي ي ي ي‬ ‫ي ي يي ح‬ ‫يي ح‬ ‫ح‬

‫خي يرر ُمليي ُمفيي ُمدَيمنيي ُيويميعاَّمشييي‬ ‫ت ُيعظلم ُاليغحيييو م‬


‫ب ُاللظحه يظم ُإمين ُحكين ي ي‬
‫ت ُتيييعلييحم ُأيظن ُيه ييذا ُايلييم يير ُ ي ي‬ ‫يوتيييعلييحم ُيويل ُأييعلييحم ُيوأينيي ي ح ح‬

‫ت ُتيييعلييحم ُأيظن ُيهييذا ُايلييميير ُيشيرر ُملي ُمفي ُمدَيمني‬ ‫م مم‬ ‫م‬ ‫مم‬
‫يويعاَّقبية ُأييممريِ ُأييو ُقياَّيل ُمف ُيعاَّجمل ُأييميمريِ ُيوآجليه ُفياَّقييحديرحه ُملي ُيوإمين ُحكيني ي‬

‫م مم‬ ‫م‬ ‫مم‬ ‫م‬


‫ث‬ ‫صيمرفيمن ُيعينيحه ُيواقييحدير ُمليي ُا ييي‬
‫لي يير ُيحييي ح‬ ‫يويميعاَّشي ُيويعاَّقبية ُأييممريِ ُأييو ُقياَّيل ُمف ُيعاَّجمل ُأييممريِ ُيوآجله ُفياَّ ي‬
‫صمرفيحه ُيعبنيي ُيوا ي‬

‫ضمن ُبممه‬
‫يكاَّين ُ حظث ُير ب‬

(Ya Allah, aku mohon Engkau memilihkan yang baik dengan pengetahuan-Mu, aku

mohon ditakdirkan yang baik dengan kodrat-Mu, aku mengharapkan karunia-Mu Yang

Mahabesar, Engkau Mahamampun dan aku tidak mampu, Engkau Mahatahu dan aku tidak

tahu, Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib. Ya Allah, jika hal ini319 … dalam

pengetahuan-Mu lebih baik bagiku dalam agamaku, baik bagi kehidupanku dan akibatnya

kelak cepat atau lambat, maka takdirkanlah dan mudahkanlah bagiku, kemudian berikanlah

keberkahannya padaku. Namun, jika Engkau mengetahui hal itu tidak baik untukku dalam

urusan agamaku, kehidupanku dan akifdfbatnya kelak, maka hindarkanlah ia dariku dan

jauhkanlah aku darinya, lalu tetapkanlah bagiku kebaikan dari mana pun datangnya,

kemudian relakanlah hariku padanya)

Dari Jabir bin Abdullah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. mengajarkan istikharah

kepada kami dalam segala urusan – yaitu persoalan-persoalan mubahah sebagaimana terdapat

dalam sebuah surat Al-Qur’an. Rasulullah saw. bersabda, “Jika salah seorang dari kalian

merasa bimbang mengenai suatu permasalahan, hendaknya ia shalat dua rekaat di luar shalat

.Di sini disebutkan hajatnya 319


fardhu. Kemudian, setelah selesai shalat ucapkanlah, Allâhumma innî astakhîruka…dan

seterusnya.”320

Menurut Imam Syaukani kalimat “segala urusan” dalam hadits itu sebagai dalil bahwa

kalimat itu bersifat umum. Dan seseorang tidak boleh meremehkan suatu permasalahan

sehingga harus meninggalkan istikharah. Hadits ini juga hendak menjelaskan bahwa jika

suatu permasalahan dianggap remeh, kemudian ia mengabaikannya, maka suatu saat

mudharatnya akan bertambah besar. Oleh karena itu, Rasulullah saw. bersabda, ”Hendaknya

kalian meminta kepada Tuhannya, bahkan untuk persoalan-persoalan terkecil.”

Imam Nawawi menjelaskan, “Setelah beristikharah hendaknya ia melakukan hal-hal

yang bisa melapangkan dada, dan tidak tergantung pada perasaannya sebelum melakukan

istikharah.”321

SHALAT HAJAT BESERTA DOANYA

1. Dari Abu Darda` r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berwudhu dan

menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat, maka Allah akan mengabulkan

permintaanya baik secara langsung atau ditangguhkan.”322

2. Dari Abdullah bin Abi Aufa dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Barangsiapa

memiliki hajat (keperluan yang diharapkan) kepada Allah atau seorang manusia, maka

hendaknya ia berwudhu, lalu shalat dua rakaat. Setelah itu hendaknya ia memuji kepada

Allah, membaca shalawat kepada Nabi saw. dan membaca,

.HR. Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi 320


.Lihat Al-Adzkâr. hlm. 103 321
.HR. Ahmad 322
‫ك ُمومجبياَّ م‬ ‫م‬ ‫ب ُالييعييرمش ُالييعمظييمم ُايلييميحد ُلملظيمه ُير ب‬
‫يل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُايليمليحم ُالييكمرحي ُحسيبيحاَّين ُاللظيمه ُير ب‬
‫ت‬ ‫ي ُأييسيأيلح ي ح ي‬
‫ب ُالييعياَّليم ي‬

‫ك ُيواليغيمنييمية ُممين ُحكبل ُبمرر ُيوالظسيليمية ُممين ُحكبل ُإم يدث ُيل ُتيييديع ُمليي ُذينييبنياَّ ُإمظل ُيغيفيرتييحه ُيويل ُيهيياَّ ُإمظل‬ ‫م‬
‫ك ُيويعيزائميم ُيميغفيرتم ي‬
‫يريحيتْم ي‬

‫مم‬ ‫م‬
‫ضاَّ ُإمظل ُقي ي‬
‫ضييتْيييهاَّ ُيياَّ ُأييريحيم ُالظراح ي‬
‫ي‬ ‫ك ُمر ن‬
‫فييظريجتْيحه ُيويل ُيحاَّيجنة ُهيي ُلي ي‬

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahabijak lagi Mahamulia, Mahasuci Allah Tuhan Arsy

yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam. Aku memohon kepada-Mu

petunjuk pada rahmat-Mu, kepastian ampunan-Mu, perolehan dari setiap kebaikan dan

keselamatan dari setiap dosa. Ya Allah, jangan biarkan aku mendapatkan dosa kecuali

Engkau mengampuninya, tidak ada kesulitan kecuali Engkau memberikan jalan

keluarnya, tidak ada keinginan yang Engkau ridhai kecuali Engkau memenuhinya, ya

Allah Yang Maha Penyayang di antara para penyayang)323

DOA-DOA YANG BERKENAAN DENGAN ZAKAT

Imam Nawawi menjelaskan bahwa orang yang membayar zakat, sedekah, nadzar, atau

kirafah, disunnahkan baginya untuk membaca,

‫ت ُالظسمميحع ُالييعمليحم‬ ‫يربيظنياَّ ُتيييقبظيل ُممنظاَّ ُإمنظ ي‬


‫ك ُأيني ي‬

(Wahai Tuhan kami, terimalah (zakat) dari kami. Sesungguhnya Engkau Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui). Allah telah menjelaskannya di dalam Al-Qur’an melalui

kisah Ibrahim, Ismail, dan istri Imran.324

Disunnahkan juga bagi orang yang menerima zakat untuk berdoa. Hal ini di dasarkan

pada firman Allah,

.HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah 323


.Al-Adzkâr. hlm. 163 324
‫ك ُيسيكرن ُيلحيم ُيواللظحه ُ يمسيرع ُيعمليرم‬ ‫م‬ ‫مم‬ ‫م‬
‫صبل ُيعليييمهيم ُإمظن ُ ي‬
‫صيلتي ي‬ ‫صيدقينة ُتحطيبهحرحهيم ُيوتحييزبكيمهيم ُبياَّ ُيو ي‬
‫حخيذ ُمين ُأييميواليم ُ ي‬

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu mambersihkan dan

mensucikan mereka serta mendoakan mereka. Sesungguhnya doamu itu menjadi

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

(Q.S. At-Taubah: 103)

Dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah saw. jika diberi sedekah beliau berdoa,

‫صبل ُيعيلى ُآمل ُفحيلدن‬


‫اللظحهظم ُ ي‬

(Ya Allah berikan keselamatan pada keluarga si fulan). Abdullah berkata, “Ayahku pernah

memberi sedekah pada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah berdoa,

‫صبل ُيعيلى ُآمل ُأيمب ُأييويف‬


‫اللظحهظم ُ ي‬

(Ya Allah, berikan keselamatan pada keluarga Abi Aufa)325

Dari Wa`il bin Hajar bahwa Rasulullah saw. berdoa untuk orang yang mengirimkan

unta sehat sebagai zakat,

‫اللظحهظم ُبياَّمريك ُمفيمه ُيومف ُإمبملممه‬

(Ya Allah berikanlah keberkahan padanya dan untanya)326

Imam Syafi`i mengatakan bahwa disunnahkan bagi seorang imam yang menerima

zakat sedekah mendoakan orang yang bersedekat,

‫أيجريك ُال ُفميماَّ ُأيعطييت ُو ُجعليه ُليك ُطيهورا ُو ُباَّريك ُلي م‬


‫ك ُفيييماَّ ُيأبيييقيي ي‬
‫ت‬ ‫ي ي ح ي ي ي ي ي ي ي ي ح ي ح ين ي ي ي ي‬

HR. Ahmad dan lainnya 325


.HR. Nasa`i 326
(Semoga Allah membalas apa yang telah engkau berikan dan menjadikannya pembersih

bagimu, dan semoga Allah memberikan keberkahan bagimu pada (harta) yang kau sisakan)

DOA YANG BERKENAAN DENGAN PUASA

Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Orang yang puasa doanya akan terkabul.

Dalam hadits disebutkan, “Tiga hal yang tidak akan ditolak doanya; orang puasa sampai ia

berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya.”327

Seorang muslim hendaknya memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah, dalam

berbagai macam kondisi dan lebih khusus dalam keadaan puasa.

Berikut ini adalah doa-doa yang biasa diucapkan oleh Rasulullah saw. baik saat

berbuka maupun ketika sedang berpuasa.

1. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bila berbuka beliau berdoa,

‫ت ُايلييجحر ُإمين ُيشاَّيء ُاللظهح‬ ‫ب ُالظظيمحأ ُيوابييتْييلظ ي‬


‫ت ُاليعححروحق ُيوثَييبي ي‬ ‫يذيه ي‬

(Hilanglah rasa haus, basahlah urat-urat tubuh, semoga ditetapkan pahala bagiku insya

Allah)328

2. Imam Nawawi berkata “Diriwayatkan kepada kita dalam Sunan Abu Daud dari

Mu’adz bin Zahrah, ia menyampaikan bahwa Rasulullah saw. saat berbuka mengucap,

‫م‬
ُ ‫ت‬ ‫ت ُيو ُيعيلى ُمريزق ي‬
‫ك ُأيفيطيير ح‬ ‫صيم ح‬ ‫ياللظحهظم ُلي ي‬
‫ك ُ ح‬

(Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu kami berbuka)329

3. Dari Ibnu Abbas bahwa ketika berbuka Rasulullah saw. berdoa,

‫ت ُالظسممييحع ُالييعلمييحم‬ ‫ك ُأيفيطييرنياَّ ُفييتْيييقبظيل ُممنظاَّ ُإمنظ ي‬


‫ك ُأيني ي‬
‫م‬
‫صيمنياَّ ُيو ُيعيلى ُمريزق ي‬ ‫ياللظحهظم ُلي ي‬
‫ك ُ ح‬

.HR. Tirmidzi 327


.HR. Abu Daud dan Nasa`i 328
.Al-Adzkâr. hlm. 166 329
(Ya Allah, untuk-Mu kami berpuasa dan dengan rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah

puasa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)330

4. Ketika berbuka di rumah suatu kaum, Rasulullah saw mendoakan mereka. Dari Anas

r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah mendatangi Saad bin Ibadah. Setelah itu Saad

memberikan roti dan mentega kepada Rasulullah. Kemudian beliau. memakannya dan

bersabda, “Orang-orang yang puasa telah berbuka di rumahmu, orang-orang baik telah

memakan makananmu, dan para malaikat memohonkan rahmat untukmu.”331

Jika seorang muslim bertemu dengan malam lailatul qadar, hendaknya ia terus berdoa

dan beristighfar. Dari Aisyah r.a. ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya

Rasulullah, jika aku mengetahui (kehadiran) lailatul qadar, apa yang harus kubaca saat itu?’

Rasulullah saw. menjawab, ‘ucapkanlah,

‫ف ُيعبن‬ ‫ك ُيعحفرو ُ حمت ت‬


‫ب ُالييعيفيو ُفياَّيع ح‬ ‫اللظحهظم ُإمنظ ي‬

(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Mahamulia, Engkau

menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)332

DOA YANG BERKENAAN DENGAN HAJI

Disunnahkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak dzikir, doa, dan membaca

Al-Qur’an ketika mereka tengah melaksanakan kewajiban haji, dalam rangka memenuhi

panggilan Allah Swt, dan mengharap ridha serta ampunan-Nya. Doa-doa atau pun dzikir

dalam pelaksanaan haji sangatlah banyak. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi.

Dalam pembahasan ini, kami akan menukil beberapa doa yang paling shahih dan paling

susuai dengan pelaksanaan haji. Doa-doa berikut ini didasarkan pada âtsâr yang terdapat

dalam kitab-kitab hadits dan kitab Al-Adzkâr karya Imam Nawawi rahimahu Allâhu.
HR. Ibnu Sunni 330
.HR. Abu Daud dan yang lainnya dengan sanad shahih 331
.HR. Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah 332
1. Ketika hendak melakukan ihram seorang muslim hendaknya mengucapkan,

‫ت ُايليظج ُفيأيمعبن ُيعليييمه ُيو ُتيييقبظييلحه ُمم ب ين‬


‫يأللظحهظم ُإمبن ُنيييويي ح‬

(Ya Allah, aku berniat melaksanakan haji, maka tolonglah aku untuk menjalankannya dan

terimalah (ibadah haji) dariku). Setelah itu membaca talbiyah,

‫ك‬ ‫ك ُيل ُيشمري ي‬


‫ك ُلي ي‬ ‫ك ُإمظن ُايلييميد ُيوالنبييعيمية ُلي ي‬
‫ك ُيواليحميل ي‬ ‫ك ُليبظييي ي‬ ‫ك ُيل ُيشمري ي‬
‫ك ُلي ي‬ ‫ك ُاللظحهظم ُليبظييي ي‬
‫ك ُليبظييي ي‬ ‫ليبظييي ي‬

(Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-

Mu; segala puji, nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu)333

2. Ketika melihat Makkah dan Baitul Haram, hendaknya ia berdoa dengan penuh

kepasrahan dan pengharapan,

‫ث ُمعبيياَّحدَيك ُيو ُايجيعيل م ينيي ُمميين‬ ‫ك ُفييحبريم م ينيي ُيعليييى ُالنظياَّمر ُيو ُأيمم ب ينيي ُمميين ُيعييذابم ي‬
‫ك ُييييويم ُتحييبينعي ح‬ ‫يأللظحهيظم ُيهييذا ُيحيرحمي ي‬
‫ك ُيو ُأييمنحي ي‬

‫ت ُتييشيمرييينفاَّ ُيو ُتيييعمظيينمياَّ ُيو ُتييكمريييناَّ ُيو ُحميهاَّبيينة ُيو ُمزيدَ ُمميين ُيشييرفممه ُيو‬ ‫م‬
‫ك ُيو ُأييهيمل ُطياَّيعتْمي ي‬
‫ك ُيأللظحهيظم ُمزيدَ ُيهييذا ُايلبييييي ي‬ ‫أييوليياَّئمي ي‬

‫مم م‬
‫ت ُالظسليحم ُيو ُممين ي‬
َّ‫ك ُالظسيليحم ُفييحيبينييا‬ ‫م‬
‫ٌ ُيأللظيهظم ُأيني ي‬.ُ ‫يكيرمه ُمظين ُيحظجحه ُأيمو ُايعتْييميرحه ُتييشمرييينفاَّ ُيو ُتييكمرييناَّ ُيو ُتيييعظيينماَّ ُيوبيييرا‬

‫يربيظنياَّ ُبماَّلظسليمم‬

(Ya Allah, inilah tanah-Mu yang diharamkan dan aman, maka haramkan (hindarkan)-lah

aku dari neraka, dan lindungilah aku dari azab-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba-

hamba-Mu, dan masukkanlah aku ke dalam golongan kekasih-kekasih-Mu dan hamba-

hamba-Mu yang menaati-Mu; Ya Allah, tambahkanlah keluhuran, keagungan, kemuliaan

dan kehormatan pada rumah (Baitul Haram) ini; dan dengan keluhuran serta

kemuliaannya itu, tambahkanlah keluruhan, kemuliaan, keagungan dan kebaikan bagi

.Al-Adzkâr. hlm. 178 333


orang yang mendatangi dan mengunjunginya; ya Allah Engkaulah Yang Mahadamai dan

dari-Mulah kedamaian, maka hidupkanlah aku dalam kedamaian, ya Tuhan kami).334

3. Ketika akan memulai thawaf, hendaknya ia berupaya untuk berdoa dengan penuh

harap dan khusyu’. Kemudian, saat menghadap menghadap Hajar Aswad ia membaca,

‫م‬ ‫ك ُو ُوفياَّء ُبميعيهمديك ُو ُاتييباَّنعاَّ ُلمسنظمة ُنيبميب ي م‬‫ك ُو ُتي ي م م م م‬ ‫م م‬


‫ك ُبيسمم ُال ُيو ُا ح‬
‫ل ُأييكبييحر‬ ‫ي ي ح‬ ‫صدييينقاَّ ُبكتْياَّب ي ي ي ن‬ ‫يأللظحهظم ُإييياَّ ناَّ ُب ي ي‬

(Ya Allah, aku beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji kepada-Mu,

dan mengikuti sunnah nabi-Mu; dengan nama Allah, dan Allah Mahabesar)335

‫ل ُبماَّلم‬
‫ل ُأييكبييحر ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإم ظ‬ ‫ل ُوايلمحدم ُ م‬
‫ل ُيويل ُإملييه ُإم ظ‬ ‫م‬
‫ل ُيوا ح‬
‫ل ُا ح‬ ‫حسيبيحاَّين ُا ي ي ي‬

(Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, tiada

daya dan upaya kecuali dengan izin Allah). Setelah sampai Rukun Yamani, hendaknya

berdoa kepada Allah dengan membaca,

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يربيظنياَّ ُآتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُايلْخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬
‫ب ُالنظاَّمر‬

(Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan

lindungilah kami dari azab neraka).336

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada tiga putaran pertama, orang yang thawaf

hendaknya berdoa

ُ ‫اللظحهظم ُايجيعيلحه ُيحيجاَّ ُ ي يمبيحرونرا ُيويذنييبناَّ ُيميغحفونرا ُيو ُيسيعيناَّ ُيميشحكيونرا‬

(Ya Allah, jadikanlah hajiku haji mabrur, dosaku diampuni dan usahaku disyukuri).

Sedangkan pada empat putaran sisanya, hendaknya ia membaca,

.Sebagian doa ini diriwayatkan oleh Imam Syafi’i secara marfû’ sampai Rasulullah saw 334
.Doa ini diriwayatkan secara marfû’ sampai Rasulullah saw 335
HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, dari hadits Abdullah bin Saib ia berkata, “Ketika Rasulullah saw. 336
berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad Aku mendengar berliau berdoa, ‘Rabbanâ âtinâ fî…dan
.seterusnya.” Lihat. Al-Adzkâr. hlm. 169
‫ت ُايلييعتز ُايلييكرحم ُاللظحهظم ُربيظنياَّ ُآتمنياَّ ُمف ُاليتدنيييياَّ ُيحسينينة ُومفي ُايلْمخيرةم‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫اللظحهظم ُايغفير ُيوايريحيم ُيو ُايع ح‬
‫ف ُيعظماَّ ُتيييعليحم ُيو ُأيني ي‬

‫ب ُالنظاَّمر‬ ‫م‬
‫يحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬

(Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, dan maafkanlah aku dari

kesalahan yang hanya diketahui oleh-Mu, dan Engkau Mahaluhur lagi Mahamulia. Ya

Allah, berilah aku kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah aku dari

azab neraka)337

4. Saat melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa, hendaknya memperbanyak dzikir

kepada Allah dan membaca Al-Qur’an. Menurut Imam Nawawi di antara doa-doa pilihan

yang dibaca ketika sa’i atau di tempat-tempat lainnya adalah,

‫م‬ ‫ك ُمومجبياَّ م‬ ‫م‬


‫ك ُيويعيزائيميم ُيميغفيرتيم ي‬
‫ك ُيوالظسييليمةي‬ ‫ت ُيريحيتْمي ي‬ ‫م‬ ‫ت ُقيييلمب ُيعيلى ُدَينم ي‬
‫ك ُاللظحهظم ُإبن ُأييسيأيلح ي ح ي‬
‫ياَّ ُميقلبب ُاليحقحلو م‬
‫ب ُثَييب ي‬ ‫ي ح ي‬

‫ف ُيواليغميني ُاللظحهيظم‬ ‫ممين ُحكيبل ُإم يدثيي ُيو ُالييفييويز ُبماَّيلينظيمة ُيو ُالنظيجياَّية ُمميين ُالنظياَّمر ُاللظحهيظم ُإمبني ُأييسيأيلح ي‬
‫ك ُايليحيدى ُيوالتْتييقيى ُيوالييعيفياَّ ي‬

‫م‬
‫أيمعبن ُيعيلى ُذيكمريك ُيوحشيكمريك ُيوححيسمن ُمعبياَّيدَتم ي‬
‫ك‬

(Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu; Ya

Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk menuju rahmat-Mu, kepastian ampunan-Mu,

keselamatan dari setiap dosa, kemenangan di surga, dan keselamatan dari neraka; Ya

Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, penjagaan, perlindungan, dan kecukupan. Ya

Allah bantulah aku untuk berdzikir, bersyukur, dan menyempurnakan ibadahku kepada-

Mu)

.Al-Adzkâr. hlm. 169 337


‫ك ُمميين ُالظشيبر ُحكلبيمه‬ ‫م م مم م م م م‬
‫ت ُممينيحه ُيويمياَّ ُيليي ُأييعليييم ُيوأيعحييوحذ ُبمي ي‬ ‫اللظهيظم ُإمبني ُأيسيأيلح ي م‬
‫ك ُميين ُايلييمييي ُحكلبيه ُيعياَّجله ُيوآجليه ُيمياَّ ُيعليمي ح‬ ‫ي‬ ‫ح‬

‫م مم م مم م‬
‫ب ُإمييليييهياَّ ُمميين ُقي ييودل ُأييو ُيعيميدل ُيوأيعحييوحذ ُبمي ي‬
‫ك‬ ‫ت ُممينحه ُيويماَّ ُ ييل ُأييعلييم ُيوأييسأيلح ي‬
‫ك ُايلينظيية ُيويمياَّ ُقي يظر ي‬ ‫يعاَّجله ُيوآجله ُيماَّ ُيعليم ح‬

‫ب ُإمييليييهاَّ ُممين ُقيييودل ُأييو ُيعيمدل‬ ‫م‬


‫مين ُالنظاَّمر ُيويماَّ ُقييظر ي‬

(Ya Allah, aku memohon segala kebaikan, baik yang aku ketahui maupun yang belum

kuketahui; aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan, baik sekarang maupun yang

akan datang, dan yang aku ketahui maupun yang belum kuketahui; aku memohon kepada-

Mu surga dan apa yang bisa mendekatkan diriku padanya baik berupa perkataan maupun

perbuatan; dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang bisa mendekatkan

diriku padanya baik berupa perkataan maupun perbuatan).338

5. Ketika wukuf di Arafah hendaknya memperbanyak doa. Berdasarkan hadits Nabi saw,

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah.” 339 Dalam sebuah riwayat ditambahkan,

“Dan sebaik-baik doa yang aku ucapkan dan juga nabi-nabi sebelumku adalah,

‫ك ُيوليحه ُايلييمحد ُيوحهيو ُيعيلى ُحكبل ُيشييدء ُقيمديرر‬ ‫يل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيويحيدحه ُيل ُيشمري ي‬
‫ك ُليحه ُليحه ُاليحميل ح‬

(Tiada Tuhan selain Allah, Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi segala kerajaan

dan puji-pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu). 340 Di antara doa ma’trûrah

lainnya yang diucapkan Rasulullah saw. saat di Arafah adalah,

‫م‬ ‫اللظهم ُليك ُايلمد ُيكاَّلظمذيِ ُنيقوحل ُو م‬


‫يِ ُيويميياَّمت ُيوإمليييي ي‬
‫ك ُيميآَمب‬ ‫ك ُ ي م‬
‫صييلت ُيونححسيكي ُيوييمييياَّ ي‬ ‫خيينرا ُمظاَّ ُنييحقييوحل ُاللظحهيظم ُليي ي‬
‫يح ي يي‬ ‫ح ظ ي يي ح‬

‫صيدمر ُويشتْياَّ م‬
ُ ‫ت ُايلييممر‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫ب ُتحيرامثَي ُاللظهظم ُإمبن ُأيعوحذ ُبم ي م‬
‫ك ُمين ُيعيذاب ُالييقيب ُيويويسيويسة ُال ظ ي‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ك ُير ب ي‬
‫يولي ي‬

.Ibid. hlm. 171 338


.HR. Ahmad dan Tirmidzi 339
.HR. Tirmidzi 340
(Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu sebagaimana yang kami ucapkan dan sebaik-

sebaik yang kami ucapkan; ya Allah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan

matiku hanya untuk-Mu, dan hanya kepada-mu aku kembali; ya Alah aku berlindung

kepada-Mu dari siksa kubur, godaan di hati dan dari perpecahan)341

Imam Nawawi mengatakan, “Disunnahkan untuk memperbanyak talbiyah, dan shalawat

kepada Nabi Muhammad saw. Disunnahkan juga memperbanyak menangis sambil

berdzikir dan berdoa. Di sanalah tempat tercurahnya segala ungkapan, dihapus segala

kesahalah, dan dilimpahkannya segala permintaan. Itulah tempat singgah yang agung dan

tempat berkumpul yang luhur. Di sanalah berkumpulnya manusia-manusia pilihan di

antara hamba-hamba Allah yang shaleh. Tempat berkumpul paling agung di dunia.” 342

6. Saat thawaf wada’ hendaknya mengucap

‫صييمية ُمفي ُمدَييم ينيي ُيو‬ ‫م‬ ‫م م م‬ ‫ك ُيو ُالييعيبيد ُيعيبحديك ُيوابيحن ُأييمتْم ي ظ‬ ‫يأللظحهظم ُإمظن ُالييييب ي‬
‫ٌ ُيأللحهظم ُايرحزقيم ين ُالييعاَّفيييية ُفيي ُبيييد ي‬.ُ ‫ك‬
‫ن ُيو ُاليع ي‬ ‫ت ُييييبتْح ي‬

‫ك ُيعيلى ُحكبل ُيشييدء ُقيمديييرر‬


‫خيييرميِ ُالتدنيييياَّ ُيوايليمخيرية ُإمنظ ي‬ ‫أييحمسين ُحمينييقليم يب ُيو ُايرحزقيم ين ُطياَّيعتْي ي‬
‫ك ُيماَّ ُيأبيييقييتْيم ين ُيو ُايجييع ُم يل ُ ي ي‬

(Ya Allah sesungguhnya rumah ini (Baitul Haram) adalah rumah-Mu, hamba ini adalah

hamba-Mu dan anak cucu dari umat-Mu; Ya Allah, anugerahilah kesehatan pada tubuhku,

perlindungan pada agamaku, kesempurnaan hatiku, dan anugerahilah aku ketaatan

kepada-Mu sebagaimana yang telah Engkau berikan kepadaku, dan berilah aku segala

kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Sunguh, Engkau Mahakuasa atas segala

sesuatu)343

7. Saat ziarah ke makam Nabi saw. hendaknya memperbanyak shalawat kepada beliau

dan membaca,

.HR. Tirmidzi 341


.Al-Adzkâr. hlm. 173 342
.Ibid. hlm. 176 343
‫ك ُييلظيغيت ُالبرسياَّليية ُو ُأيظدَييت ُايليماَّنييية ُو ُنيصيح م م‬ ‫م‬
‫يياَّيرحسييويل ُالي ُأييشييهحد ُأينيظ ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ح‬
‫ت ُليلحظمية ُفييجييزايك ُاليحي ُيعينييهياَّ ُأيفي ي‬
َّ‫ضييل ُيميا‬

‫يجيزى ُنيبمياَّ ُيعين ُأحظمتْممه‬

(Ya Rasulullah, aku bersakasi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, melaksanakan

amanat, dan menyampaikan kebaikan kepada umat. Semoga Allah membalas kebaikanmu

dengan sebaik-baik balasan nabi dari umatnya). Setelah itu, hendaknya memperbanyak

doa dan kzikir. Kemudian saat pulang menuju negaranya hendaklah berdoa,

‫م م م‬
‫ييي ُيسيبميينل ُيسييهنل ُمبينبي ي‬
‫ك ُيو‬ ‫يأللظحهيظم ُيل ُ ييتيعييل ُيهييذا ُأيمخيير ُالييعيهيد ُمبيييرم ُيرحسييول ي‬
‫ك ُيأللظحهيظم ُييبسير ُمليي ُالييعيويدَ ُإمليي ُاليريم ي م‬
‫ي ي ي ي ي‬

‫م مم‬ ‫ك ُوارزقيمن ُاليعيفو ُواليعاَّفميية ُمف ُالتدنييباَّ ُو ُايليمخرية ُو ُرظدَنياَّ ُساَّلممم ممم‬‫في ي م‬
‫ي ُإميل ُأييوطياَّننياَّ ُيغاَّن ي ي‬
‫ي‬ ‫ي ُيغاَّن ي ي‬
‫ي ي ي ي ي ي يي‬ ‫ضل ي ي ي ح ي ي ي ي ي‬

(Ya Allah, jangan jadikan jadikan ini kunjunganku yang terakhir di tanah Haram rasul-

Mu. Ya Allah, berilah kemudahan bagiku untuk kembali ke Haramain, berilah jalan yang

mudah dengan anugerah dan pemberian-Mu; limpahkanlah kepadaku ampunan dan

lindungan di dunia dan di akhirat; dan pulangkanlah kami dalam keadaan selamat dan

keberuntungan, menuju negeri kami yang makmur)

DOA DALAM JIHAD DAN PEPERANGAN

Di antara ajaran Islam yang diberikan kepada penganutnya – ketika mereka berjihad

di jalan Allah, memerangi musuh Allah dan musuh-musuh mereka – hendaknya mereka

meneguhkan pendirian saat berhadapan dengan musuh, menggunakan semua alat dan cara

yang diperbolehkan oleh syariat untuk membantu mereka memperoleh kemenangan. Selain

itu, Islam juga mengajarkan agar mereka tetap banyak berdzikir kepada Allah dan berdoa

dengan khusu’ dan berserah diri kepada Allah. Allah berfirman,


‫يياَّ ُأيييتيهاَّ ُالظمذيين ُآييمنحوا ُإميذا ُليمقيتْحيم ُفمئينة ُفياَّثَييبحتْحوا ُيوايذحكحروا ُاللظيه ُيكثَمنيا ُلييعلظحكيم ُتحييفلمححوين‬

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka

teguhkanlah hati kalian, dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu

beruntung.

Disebukan juga dalam hadits, “Dua hal yang yang tidak mungkin ditolak; doa ketika

ada panggilan (untuk perang) dan ketika berada di medang perang.”344

Berikut ini adalah doa-doa yang diucapkan oleh Rasulullah saw. ketika beliau sedang

berjihad di jalan Allah dan berperang melawan musuh-musuh-Nya.

1. Dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah saw. pada saat-saat berhadapan dengan

musuh, beliau menunggu hingga matahari mulai condong. Setelah itu Rasulullah saw.

berdiri dan berseru, “Wahai manusia, jangan gentar menghadapi musuh; mintalah

perlindungan kepada Allah; jika kalian bertemu dengan mereka, bersabarlah; dan

ketahuilah bahwa surga berada di bawah kilatan pedang.” 345 Kemudian Rasulullah saw.

berdoa,

‫صيرنياَّ ُيعليييمهيم‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م‬


‫يِ ُالظسيحاَّب ُيويهاَّمزيم ُايلييحيزاب ُايهمزيمحهيم ُيواني ح‬
‫اللظحهظم ُحمينمزيل ُاليكتْياَّب ُيوحيممر ي‬

(Ya Allah, Tuhan yang menurunkan kitab, yang mengatur awan, dan yang

menghancurkan pasukan-pasukan,346 hancurkanlah mereka dan berilah pertolongan pada

kami untuk mengalahkan mereka).347

2. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika berperang beliau berdoa,

‫ك ُأحقياَّتمحل‬ ‫ضمديِ ُوني م‬


‫صمييِ ُبم ي‬
‫صوحل ُيوبم ي‬ ‫ك ُأيححوحل ُيوبم ي‬
‫ك ُأي ح‬ ‫ت ُيع ح ي‬‫اللظحهظم ُأيني ي‬

.HR. Abu Daud 344


.Hadits ini menjelaskan bahwa surga lebih dekat kepada orang-orang yang berjihad 345
.Beberapa pasukan yang bersatu untuk memerangi umat muslim 346
.HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud 347
(Ya Allah, Engkaulah kekuatan dan penolongku, dengan-Mu aku melangkah, dengan-Mu

aku berkeliling, dan dengan-Mu pula aku berperang).348

3. Di antara ajaran yang diberikan oleh Rasulullah saw. adalah menyatukan kekuatan

para mujahid dan memberi motivasi kepada mereka untuk bertempur. Diriwayatkan dari

Anas r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pergi menuju parit (khandaq, oleh karena itu perang

ini dikenal dengan perang Khandaq). Di sana, orang-orang Muhajirin dan Anshar sedang

menggali parit, dalam suasan pagi yang dingin. Ketika Rasulullah saw. melihat mereka

dalam keadaan lemah dan lapar, beliau berdoa,

‫م م م‬ ‫م‬
‫صاَّمر‬ ‫ش ُإمظل ُيعيي ح‬
‫ش ُايلْخيرمة ُفياَّيغفير ُليلحميهاَّجمريين ُيوايليني ي‬ ‫اللظحهظم ُيل ُيعيي ي‬

(Ya Allah, sungguh tidak ada kehidupan (yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat. Maka,

berilah ampunan bagi kaum Anshar dan kaum Muhajirin).349

4. Ketika perang Badar, Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya untuk berdoa

sebelum perang itu dimulai. Saat itu Rasulullah saw. berdoa,

ُ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأينيحشحديك ُيعيهيديك ُيويويعيديك ُاللظحهظم ُإمين ُتييشيأ ُيل ُتحييعبييد ُبيييعيد ُايلييييومم‬

(Ya Allah, aku menagih janji dan perjanjian dengan-Mu; ya Allah, penuhilah apa yang

telah Engkau janjikan kepadaku; ya Allah, jika Engkau membinasakan kelompok dari

ahlul Islam ini, maka tidak akan ada lagi yang menyembah-Mu setelah hari ini).

Rasulullah saw. terus berdoa dengan suara lantang, sampai jubahnya jatuh dari bahu.

Kemudian Abu Bakar mengandeng tangan Rasulullah saw. dan berkata, “Cukup, ya

Rasulullah. Engkau telah meminta pada Tuhanmu.” Setelah itu Rasulullah saw. keluar dan

bersabda, “Semua (musuh) akan binasa dan akan berpaling ke belakang (mundur).”350

Yang dimaksud dengan ahûlu adalah menghindari siasat musuh, sedangkan ashûlu adalah menggunakan 348
siasat untuk melawan musuh. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa`i.)
.HR. Bukhari dan Muslim 349
.HR. Bukhari dan Muslim 350
5. Dari Abu Musa Al-Asyari r.a. bahwa Rasulullah saw. bila takut pada suatu kaum

beliau akan mengucap,

‫ك ُممين ُحشحرومرمهيم‬ ‫م‬


‫ك ُمف ُ ححنومرهيم ُيونييحعوحذ ُبم ي‬
‫اللظحهظم ُإمنظاَّ ُ يينيعلح ي‬

(Ya Allah, kami menjadikan Engkau dalam tengkuk mereka (menghadapi mereka), dan

kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka).351

6. Imam Nawawi berkata, “Sangat disunnahkan bagi seseorang yang berjihad agar

sebisa mungkin ia membaca ayat Al-Qur’an yang ringan baginya dan memperbanyak doa

ini,

ُ ‫يحيسبحينياَّ ُاللظحه ُيونميعيم ُالييومكيحل ُيو ُ ُيل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإمظل ُبماَّللظمه‬

(Cukuplah Allah sebagai pelindungku, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin

Allah). Kemudian mengucap,

‫ك ُيي ييومم ُال يبدييمن ُييياَّ ُيحيتي ُييياَّ ُقيييت ييوحم ُييياَّ ُيذا‬ ‫م‬ ‫م‬
‫يأللظحه يظم ُيياَّقييد ييي ُا يمليحيس ياَّمن ُييياَّ ُيم يين ُإميحيس ياَّنححه ُفي ييويق ُحك يبل ُإميحيس ياَّدن ُييياَّ ُيماَّل ي ي‬

ُ ‫صيرنياَّ ُيعيلى ُأييعيدائمنياَّ ُيو ُأيظيمهيرنياَّ ُيعليييمهيم ُمف ُيعاَّفمييدة‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫يليليل ُيو ُايمليكيرام ُيياَّ ُيمين ُيل ُييحيعجحزحه ُيشييرئ ُأحني ح‬

(Ya Allah, Tuhan yang mendatangkan kebaikan, yang kebaikan-Nya melebihi segala

kebaikan; wahai Penguasa hari pembalasan, wahai Tuhan Yang Mahahidup dan Maha

Berdiri sendiri, Yang Mahaagung lagi Mahamulia, wahai Dzat yang tidak bisa dikalahkan

oleh sesuatu apa pun, berilah kemenangan bagi kami atas musuh-musuh kami, dan berilah

perlindungan bagi kami atas mereka).

Selanjutnya, Imam Nawawi juga menjelaskan agar jika umat muslim telah mengalahkan

musuh-musuhnya, hendaknya saat itu mereka bersyukur dan memuji kepada Allah swt.

Dan hendaknya mengakui bahwa semua itu merupakan anugerah dari Allah, bukan atas

.HR. Abu Daud dan Nasa`i351


kekuatan dan upaya kita, dan kemenangan hanya datang dari Allah. Mereka tidak boleh

sombong dengan jumlah yang banyak, karena dikhawatirkan dengan begitu mereka akan

menjadi lemah. Sebagaimana Allah berfirman,

‫ضياَّقيت ُعلييحكيم ُايلير م‬


‫ت ُحثيظي ُيولظييتْحييم‬ ‫ييي ُإميذ ُأييعيجبييتْحكييم ُيكثَيييرتححكييم ُفييليييم ُتحييغيمن ُيعينحكييم ُيشيييئناَّ ُيو ي ي ي ي ح ي ح‬
‫ض ُبيياَّ ُيرححبيي ي‬ ‫ويييويم ُححنيي ي د‬
‫ي ي‬

‫حميدبممريين‬

dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena

banyaknya jumlah (mu). Maka, jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat

kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian

kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.352

***

DOA KETIKA BEPERGIAN

Banyak hadits yang menjelaskan doa-doa bepergian (safar), pulang dari bepergian,

dan segala hal yang berikaitan dengan safar. Berikut ini adalah beberapa doa yang diucapkan

oleh Rasulullah saw. sehubungan dengan safar.

1. Disunnahkan bagi seseorang yang akan bepergian untuk menitipkan keluarga dan

orang-orang terdekatnya, meminta mereka untuk mendoakannya dan ia juga mendoakan

mereka.

a. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika seseorang akan

bepergian, hendaklah ia mendoakan orang yang ditinggalkan dengan mengucap,

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ك ُاللظيه ُالظذيِ ُيل ُتيضيحع ُيويدَائعحهح‬
‫أييستْيييودَعح ي‬

.Al-Adzkâr. hlm. 182-185 352


(Aku titipkan kalian kepada Allah yang tidak akan hilang segala apa yang dititipkan

kepada-Nya)

b. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa ia berkata kepada seseorang yang akan bepergian,

“Mintalah kepadaku untuk menitipkanmu sebagaimana Rasulullah saw. menitipkan

kami dan berkata,

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ك ُيويخيوامتييم ُيعيمل ي‬
ُ ‫ك‬ ‫ع ُاللظيه ُدَيني ي‬
‫ك ُيوأييماَّنييتْي ي‬ ‫أييستْيييودَ ح‬

(Aku titipkan kepada Allah, agama, amanat, danakhir dari semua pekerjaanmu)

c. Dari Anas r.a. seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya

Rasulullah, aku akan pergi, berilah aku bekal.” Rasulullah saw. bersabda, “Allah akan

membekalimu dengan taqwa.” Orang itu berkata, “Tambahkanlah lagi untukku.”

Rasulullah saw. bersbda, “Allah memberi ampunan untukmu.” Ia meminta lagi,

“Demi ayah dan ibuku, tambahkanlah lagi.” Rasulullah saw. menjawab, “Allah akan

memberikan kepadamu dimana pun kamu berada.”

d. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah saw, “Ya

Rasulullah, aku akan berpergian, berilah aku nasihat.” Rasulullah saw. menjawab,

“Engkau harus bertaqwa kepada Allah Swt. dan mengagungkan nama-Nya di setiap

tempat.” Ketika orang itu pergi, Rasulullah saw. berdoa,

ُ ‫اللظحهظم ُاطيمو ُليحه ُايلبحييعيد ُيويهبوين ُيعليييمه ُالظسيفير‬

(Ya Allah, dekatkanlah jaraknya dan mudahkanlah perjalanannya)353

e. Dari Umar bin Khatab r.a. ia berkata, “Aku berpamitan kepada Rasulullah

saw. untuk melakukan umrah. Lalu beliau mengizinkan dan bersabda, “Jangan

lupakan kami dengan dengan doamu, saudaraku.” Kemudian beliau berkata, “Satu

.HR. Tirmidzi 353


kalimat yang membuatku senang, bahwa dengan kalimat itu aku memperoleh

(kebaikan) dunia.” 354

2. Ketika musafir keluar dari rumahnya

‫ك ُمميين ُيويعثَيياَّمء ُالظسييفمر ُيويكآَبييمة ُالييمينظييمر‬ ‫م‬


‫ب ُمف ُالظسيفمر ُيوايليلييفحة ُمف ُايلييهمل ُاللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبمي ي‬ ‫اللظهظم ُأينيت ُال ظ م‬
‫صاَّح ح‬ ‫ح ي‬

‫م‬ ‫وحسومء ُاليمينييقلي م‬


‫ب ُمف ُالييماَّل ُيوايلييهمل ُاللظحهظم ُاطيمو ُيلنياَّ ُايليير ي‬
‫ض ُيو ُيهبوين ُيعييليينياَّ ُالظسيفير‬ ‫ح‬ ‫ي‬

a. (Ya Allah, Engkau adalah teman kami dalam safar dan khalifah dalam

keluarga kami; ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam perjalanan

ini dan pulang dalam keadaan buruk, serta dari pemandangan buruk pada keluarga

dan harta kami; ya Allah dekatkanlah (jarak) bumi ini dan mudahkanlah perjalanan

ini bagi kami)355

b. Dari Abdullah bin Sarjis bahwa Rasulullah saw. keluar rumah untuk

melakukan safar dan beliau berdoa,

‫ب ُيومميين ُايليييومر ُبيييعييد ُالييكييومن ُيومميين ُيدَيعييومة ُالييمظيليحيومم ُيومميين‬


‫ك ُممين ُويعثَياَّمء ُالظسيفر ُويكآَبيمة ُاليمينييقلي م‬
‫ح‬ ‫يي‬
‫م‬ ‫م‬
‫اللظحهظم ُإبن ُأيحعوحذ ُب ي ي‬

ُ ‫حسومء ُالييمينظيمر ُمف ُايلييهمل ُيوالييماَّمل‬

(Ya Allah, aku berlindung kepada kepada-Mu dari kesulitan dalam perjalanan ini dan

pulang dalam keadaan buruk, dari kehancuran setelah kejayaan,356 panggilan menuju

keteraniayaan, dan pemandangan buruk pada keluarga dan harta kami)357

3. Ketika naik kendaraan yang akan membawanya pergi.

.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 354


.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi, dari Hadits Abu Hurairah 355
.al-Haur ba’da al-kaur, terjadi kerusakan setelah kebagusan, dan keburukan setelah kebaikan 356
.HR. Muslim dan Imam Ahmad 357
‫م‬ ‫م‬ ‫مم م‬ ‫م‬
‫بميسمم ُال ُاييلييمحد ُللظه ُالظذيِ ُيسظخير ُلينياَّ ُيهيذا ُيويماَّ ُحكنظاَّ ُليحه ُحميقمرن ي‬
‫ي ُيوإمنظاَّ ُإميل ُيربينيياَّ ُليحمينييقلبحيوين ُاللظحهيظم ُإمنيظاَّ ُنييسيأيلح ي‬
‫ك ُمف‬

‫م‬
‫يسيفمرنياَّ ُيهيذا ُاليم ظب ُيوالتْظييقيوى ُيومين ُالييعيممل ُيماَّ ُتييير ي‬
ُ ‫ضى‬

a. (Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Mahasuci yang telah

menundukkan kendaraan ini dan kami tidak mampu untuk menguasainya, dan kami

akan kembali kepada Tuhan kami; ya Allah, kami mohon kebaikan, ketakwaan dan

amal yang Engkau ridhai, dalam perjalanan kami ini).358

b. Dari Husain bin Ali r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Umatku tidak akan

tenggelam, jika mereka naik kendaraan dan berdoa,

‫ضيتْححه ُييييويم‬ ‫ٌ ُومياَّ ُقيييدروا ُاللظيه ُحيظق ُقيييدمرمه ُوايليرض ُ يم‬.ُ ‫بمسيمم ُاللظيمه ُ ييمراهياَّ ُومرسياَّهاَّ ُإمظن ُرببيي ُليغيحفييور ُرمحييم‬
‫جينعياَّ ُقيييب ي‬ ‫ي ي ح‬ ‫ر ي ر يي ح ي ي‬ ‫ي ي ي حي ي ي ي‬ ‫ي‬

‫ت ُبمييممينممه ُحسيبيحاَّنيحه ُيوتيييعاَّيل ُيعظماَّ ُيحيشمرحكوين‬ ‫م م‬


‫ت ُيمطيمويظاَّ ر‬
‫اليقيياَّيمة ُيوالظسماَّيوا ح‬

(Dengan nama Allah, kami berlayar dan berlabuh. Sungguh, Tuhanku Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.359 Dan mereka tidak mengagungkan Allah

sebagaimana mestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari

kiamat, dan langit digulungkan dengan tangan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi

Dia dari apa yang mereka persekutukan)360

4. Ketika akan memasuki suatu tempat atau kampung.

َّ‫ت ُمفييهاَّ ُيأللظحهيظم ُايرحزقيينييا‬ ‫ك ُخييرهذه ُوخيير ُماَّ ُيجعت ُمفيهاَّ ُوأيعوحذ ُبم ي م‬
‫ك ُمين ُيشبريهاَّ ُيويشبر ُيماَّ ُيجييع ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي ح‬

ُ َّ‫صاَّملميي ُأييهلميهاَّ ُإمييليينيا‬ ‫م م‬ ‫م م‬


‫يجنظاَّيهاَّ ُيو ُأيعيذنياَّ ُمين ُيوبياَّيهاَّ ُيو ُيحببيينياَّ ُإيل ُأييهليهاَّ ُيو ُيحب ي‬
‫ب ُ ي‬

.HR. Imam Ahmad 358


.QS. Hud; 41 359
.QS. Az-Zumar: 67. (HR. Ibnu Sunni) 360
a. (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan kampung (negeri) ini dan

kebaikan segala yang ada di dalamnya; aku berlindung kepada-Mu dari keburukan

kampung ini dan keburukan segala yang ada di dalamnya; Ya Allah anugerahilah

kami kebaikannya dan jauhkanlah kami dari keburukannya, jadikanlah kami

mecintai penduduknya dan jadikanlah penduduknya yang shalih mencintai kami).361

b. Dari Khaulah binti Hakim bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa

singgah di suatu tempat kemudian mengucap,

‫ه ُالظاَّظماَّ م‬
‫ت ُممين ُيويشبر ُيماَّ ُيخلييق‬ ‫أيعوحذ ُبميكلمماَّ م‬
ْ‫ت ُاللظ م ت‬ ‫ي‬ ‫ح‬

(Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan yang

telah Dia ciptakan), maka tidak ada yang membahayakannya sampai ia pergi dari

tempat itu.”362

5. Ketika pulang dari perjalanan.

‫آيمحبوين ُتياَّئمحبوين ُيعاَّبمحدوين ُلميربينياَّ ُيحاَّممحدوين‬

a. (Kami semua kembali, kami semua bertaubat, dan kami semua menyembah

Tuhan kami, serta memuji-Nya)363

b. Ibnu Umar juga berkata bahwa Rasulullah saw. apabila kembali dari perang,

pasukan tempur, haji dan umrah, atau berada di tsaniyah dan fadfad,364 beliau

bertakbir tiga kali kemudian berdoa,

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ب ُيويحيدهح‬
‫صير ُيعيبيدحه ُيويهيزيم ُايلييحيزا ي‬ ‫آيمحبوين ُتياَّئحبوين ُيعاَّبمحدوين ُليربينياَّ ُيحاَّمحدوين ُ ي‬
‫صيديق ُاللظحه ُيويعيدحه ُيوني ي‬

.HR. Ibnu Sunni 361


.HR. Tirmidzi 362
.HR. Muslim dan Ashabus Sunan, dari Hadits Ibnu Umar r.a 363
.Tsaniah, jalan yang ada di bukit. Fadfad, tempat yang tinggi dan terjal 364
(Kami semua kembali, kami semua bertaubat, kami semua mengabdi, kami semua

bersujud kepada Tuhan kami dan memuji-Nya; Mahabenar Allah atas segala janji-

Nya, dan yagn memenangkan hamba-Nya, serta menghancurkan golongan-golongan

yang bersekutu, dengan sendiri-Nya)

c. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika kembali dan perjalanannya

dan bertemu keluarganya, beliau berdoa,

َّ‫تيييوبناَّ ُتيييوبناَّ ُلميربينياَّ ُأييوبناَّ ُيل ُييحغياَّمدَحر ُيعييليينياَّ ُيحيوبنا‬

(Berikan kami ampunan, berikan kami ampunan, kepada-Nya kami akan kembali, Dia

tidak membiarkan kami melakukan dosa)365

d. Imam Nawawi berkata, “Disunnahkan bagi seseorang untuk mengucapkan doa

kepada orang yang kembali dari perjalanan,

‫م م‬
‫ايلييمحد ُللظمه ُالظذيِ ُيسلظيم ي‬
‫ك ُيو ُيجييع ُبم ي‬
‫ك ُيشيلن‬

(Segala puji bagi Allah, yang telah memberimu keselamatan dan

mempertemukanmu). Sedangkan bila ada orang yang kembali dari peperangan

hendaknya mendoakannya dengan mengucap,

‫مم م‬
‫ايلييمحد ُللظه ُالظذيِ ُني ي‬
‫صيريك ُيو ُأييعظزيك ُيو ُأييكيريم ي‬
‫ك‬

(Segala puji bagi Allah, yang telah menolong dan memuliakanmu). Sedangkan doa

untuk orang yang kembali dari haji adalah dengan mengucap,

‫ك‬ ‫ك ُيو ُأييخلي ي‬


‫ف ُنيييفيقتْي ي‬ ‫ك ُيو ُيغيفير ُذينييبي ي‬
‫ل ُيحظج ي‬
‫قييبظلل ُا ح‬

.HR. Ibnu Sunni 365


(Semoga Allah menerima ibadah hajimu, mengampuni dosamu, dan mengganti biaya

(nafaqah)-mu).366

***

DOA YANG BEKENAAN DENGAN PERNIKAHAN DAN ANAK

1. Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. apabila memberikan ucapan selamat kepada

seseorang yang menikah beliau berdoa,

ُ ‫ك ُيويجييع ُبييييينيحكيماَّ ُمف ُايلييمي‬ ‫بياَّيريك ُاللظحه ُلي ي‬


‫ك ُيوبياَّيريك ُيعلييي ي‬

(Semoga Allah memberkahimu ketika kamu dalam keadaan baik dan memberkahimu

ketika kamu dalam keadaan tidak baik, dan semoga Allah memadukan kalian berdua

dalam suasana penuh kebaikan)367

2. Dari Aisyah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. menikahiku. Kemudian ibuku datang dan

membawaku ke dalam rumah. Di dalam rumah ada beberapa orang perempuan dari kaum

Anshar. Mereka berkata, “Semoga engkau dalam kebaikan, keberkahan, dan

kesejahteraan.”368

3. Dari Hasan r.a. ia berkata bahwa Uqail bin Abi Thalib menikahi seorang wanita dari

bani Jaitsam. Kemudian ada yang berkata padanya, “Semoga diberkahi dan banyak

anak.”369 Ia menjawab, “Ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh Rasulullah saw, yaitu

bâraka Allâhu fîkum wa bâraka lakum.370

Imam Nawawi. Al-Adzkâr. hlm. 198 366


.HR. Ashabus Sunan 367
.HR. Bukhari 368
Uqail melarang ucapan mereka, “Semoga diberkahi dan banyak anak.” karena ungkapan ini merupakan 369
.kebiasaan orang-orang jahiliyah
.HR. Nasa`i 370
4. Dari Amru bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi saw. beliau bersabda,

“Jika salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak,

maka ucapkanlah,

ُ ‫ك ُممين ُيشبريهاَّ ُيويشبر ُيماَّ ُيجبيييلتْيييهاَّ ُيعليييمه‬


‫خييير ُيماَّ ُيجبيييلتْيييهاَّ ُيعليييمه ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬
‫خيييريهاَّ ُيو ي ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬
‫ك ُ ي ي‬

(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang telah Engkau

buatkan untuknya. Dan aku berlindung kepadamu dari keburukannya dan keburukan yang

telah Engkau buatkan untuknya).371

5. Di antara doa-doa yang patut diucapkan ketika seseorang akan menggauli istrinya

adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.

bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika seseorang dari kalian menggauli istrinya dan

berdoa,

‫م‬ ‫م‬
‫باَّيسمم ُاللظه ُاللظحهظم ُيجبينبينياَّ ُالظشييطياَّين ُيويجنب ي‬
ُ َّ‫ب ُالظشييطياَّين ُيماَّ ُيريزقييتْيينيا‬

(Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa

yang akan Engkau berikan kepada kami), lalu ia dikaruniai seorang anak, maka setan

tidak akan pernah bisa mengganggunya.”372

6. Di antara tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah saw. adalah mendoakan seorang

anak yang baru lahir. Diriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata, “Rasulullah mendatangi

beberapa bayi, medoakan keberkahan untuk mereka, dan Rasulullah mengunyah sesuatu

lalu melumurkannya pada bibir mereka.”373

7. Apabila mendatangi anak yang baru lahir, Rasulullah saw. mengazani anak itu pada

telinganya.374

.HR. Abu Daud dan Nasa`i 371


.HR. Bukhari dan Muslim 372
.HR. Abu Daud 373
.HR. Abu Dadu dan Nasa`i 374
8. Rasulullah saw. pernah memohon perlindungan untuk bayi dengan mengucap,

ُ ‫ي ُيلظمدة‬
‫ه ُالظاَّظممة ُممين ُحكبل ُيشييطياَّدن ُويهاَّظمدة ُوممين ُحكبل ُيع ي د‬ ‫أحمعيحذيك ُبميكلمماَّ م‬
ْ‫ت ُاللظ م ت‬
‫ي ي‬ ‫ي‬

(Aku memohonkan perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna

dari segala macam setan, penyakit, dan pandangan dengki)375

9. Rasulullah saw. mengajari anak ucapan lâ ilâha illa Allâhu ketika anak mulai bisa

bicara; dan ketika giginya mulai tanggal, Rasulullah saw. menyuruhnya shalat.376

***

DOA KETIKA MELIHAT FENOMENA DAN KEJADIAN ALAM

Berikut ini adalah doa-doa yang telah diajarkan secara turun-temurun sejak Rasulullah

saw. (ma`tsurat) ketika melihat atau terjadi peristiwa tertentu. Doa-doa ini hendaknya bisa

diamalkan dalam rangka mengikuti sunnah Nabi saw. dan orang-orang shaleh terdahulu,

radhiyallâhu ‘anhum.

1. Ketika turun hujan

َّ‫صيببناَّ ُنياَّفمنعا‬
‫اللظحهظم ُايجيعيلحه ُ ي‬

(Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat).377 Apabila hujannya bertambah deras

dan takut akan terjadi sesuatu yang membahayakan, hendaknya membaca,

‫ب ُوايليومدَيمة ُومنياَّبم م‬
ُ ‫ت ُالظشيجمر‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م م‬
‫اللظحهظم ُيحيواييليينياَّ ُيويل ُيعييليينياَّ ُاللظحهظم ُيعيلى ُايلْيكاَّم ُيوايلبياَّل ُيوايلْيجاَّم ُيوالظبيرا ي ي ي ي ي‬

.HR. Bukhari dari hadits Ibnu Abbas 375


.HR. Ibnu Sunni dari Hadits Ibnu Umar 376
.HR. Bukhari dari Hadits Aisyah r.a 377
(Ya Allah, turunkanlah hujan ini di sekitar kami dan bukan di atas kami. Ya Allah

curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di

lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan)378

Disunnahkan bagi seorang muslim untuk merasakan sedikit tetesan air hujan ketika hujan

itu turun. Dari Anas r.a. ia berkata, “Kami pernah diterpa hujan saat berada di sisi

Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah saw. keluar dan menyingsingkan bajunya sehingga

beliau terkena air hujan. Kamudian kami menanyakan hal itu, dan Rasulullah saw.

menjawab, “Karena, ini adalah bentuk ungkapan perjanjian dengan Tuhan.”379

2. Ketika mendengar suara petir dan halilintar

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


ُ ‫ك‬ ‫ك ُيويل ُتحييهليكنياَّ ُبميعيذابم ي‬
‫ك ُيويعاَّفنياَّ ُقيييبيل ُيذل ي‬ ‫اللظحهظم ُيل ُتيييقتْحييلنياَّ ُبمغي ي‬
‫ضبم ي‬

(Ya Allah, jangan Engkau bunuh kami karena kemarahan-Mu, jangan Engkau binasakan

kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum semuat itu terjadi).380

Jika Abdullah bin Zubair r.a. mendengar suara petir, maka ia berdoa,

ُ ‫حسيبيحاَّين ُالظمذيِ ُيحيسبحح ُالظريعحد ُمبييممدمه ُيوالييميلئميكحة ُممين ُمخييفتْممه‬

(Mahasuci yang petir itu bertasbih dengan memuji-Nya, serta para malaikat karena takut

kepada-Nya)381

3. Ketika ada tiupan angina kencang

َّ‫ك ُممين ُيشبريهاَّ ُيويشبر ُيماَّ ُمفييهياَّ ُيويشيبر ُيميا‬


‫ت ُبممه ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬ ‫م‬
‫خييير ُيماَّ ُأحيرسلي ي‬
‫م‬
‫خييير ُيماَّ ُفييهاَّ ُيو ي ي‬
‫خيييريهاَّ ُيو ي ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬
‫ك ُ ي ي‬

ُ ‫ت ُبممه‬ ‫م‬
‫أحيرسلي ي‬

.HR. Bukhari dan Muslim, dari Hadits Anas r.a 378


.HR. Muslim dan Abu Daud 379
.HR. Tirmidzi dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dari Ibnu Umar dengan sanad dhaif 380
`HR. Malik dalam kitab al-Muwaththa 381
(Ya Allah, aku memohon kebaikannya, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan

yang Engkau kirimkan bersamanya382; aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya,

keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang Engkau kirimkan bersamanya)383

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Angin merupakan rahmat dari

Allah. Jika kalian melihatnya janganlah mencelanya, akan tetapi mintalah kepada Allah

kebaikannya dan mintalah perlindungan kepada Allah dari keburukannya.384

Dari Ibnu Abbas r.a, “Tidaklah tertiup angin kencang kecuali Rasulullah saw. akan

berlutut dan berdoa,

ُ َّ‫اللظحهظم ُايجيعيليهاَّ ُيريحينة ُيويل ُ ييتيعيليهاَّ ُيعيذابناَّ ُاللظحهظم ُايجيعيليهاَّ ُمريياَّنحاَّ ُيويل ُ ييتيعيليهاَّ ُمريينا‬

(Ya Allah, jadikanlah ia sebagai rahmat dan jangan jadikan sebagai azab; ya Allah,

jadikanlah ia sebagai riyâhan385 dan jangan jadikan sebagai rîhan)386

4. Ketika melihat bulan sabit

‫م‬
‫اللظحهظم ُأيهلظحه ُيعييليينياَّ ُبماَّيلييممن ُيوا يمليياَّمن ُيوالظسيليممة ُيربب ُيويربت ي‬
‫ك ُاللظهح‬

(Ya Allah, datangkanlah bulan ini dengan membawa kebaikan, keimanan, keselamatan

dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah)387

Dari Qatadah r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila melihat bulan sabit beliau berdoa,

Memohon kebaikan berupa hujan dan rahmat yang Allah turunkan bersama angin. Dan memohon 382
.perlindungan dari kehancuran dan bencanya yang Allah kirimkan bersama angina itu
.HR. Muslim 383
.HR. Abu Daud dan Tirmidzi 384
Riyâhan, sesuatu yang menyenangkan, baik dan bermanfaat. Sedangkan rîhan adalah kebalikannya. Al- 385
Qur’an mengungkapkan riyâhan sebagai sesuatu yang baik, dan rîhan sebagai azab. Sebagaimana dalam firman
Allah, “Dan Kami telah meniupkan angin (riyâhan) untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)” (QS. 15: 22). dan
dalam firman-Nya, “Maka Kami meniupkan angin (rîhan) kepada mereka dalam beberapa hari yang sial.” (QS.
41: 16)
Diriwayatkan oleh Imam Syafi`i dalam Al-Umm 386
.HR. Tirmidzi 387
(Semoga Allah menjadikannya hilal yang membawa kebaikan dan petunjuk. Aku beriman

kepada yang menciptakanmu (tiga kali). Segala puji bagi Allah yang telah melewatkan

bulan “ini” dan mendatangkan bulan “ini”)388

5. ketika melihat pohon berbuah

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Ketika orang-orang melihat tanamannya pertama kali

berbuah, mereka membawanya pada Rasulullah saw., Kemudian Rasulullah saw.

mengambilnya dan berdoa,

َّ‫صياَّمعنياَّ ُيوبيياَّمريك ُلينيياَّ ُمفي ُحميبدنياَّ ُأيظللحه ظم ُيكيمياَّ ُأييريييتْيينييا‬ ‫م م‬


‫اللظحهظم ُبيياَّمريك ُلينيياَّ ُمف ُيثيمرنيياَّ ُيوبيياَّمريك ُلينيياَّ ُمفي ُيميدينيتْنياَّ ُيوبيياَّمريك ُلينيياَّ ُمف ُ ي‬

‫م‬
‫أيظوليحه ُفيأيمرنياَّ ُأيخيرهح‬

(Ya Allah berilah keberkahan pada buah-buahan kami, keberkahan pada kota kami,

keberkahan pada takaran (gantang) kami, dan keberkahan pada takaran (mud) kami; ya

Allah, sebagaimana Engkau memperlihatkan awalnya kepada kami, maka perlihatkanlah

akhirnya pada kami). Kemudian Rasulullah saw. memanggil anak paling kecil yang ada

disana dan memberikan buah itu kepadanya.389

6. Ketika melihat sesuatu yang disenangi

ُ ‫ت‬ ‫ايلمحد ُلملظمه ُالظمذيِ ُبمنمعمتْممه ُتيتْمتم ُال ظ م‬


‫صاَّلياَّ ح‬ ‫يي‬ ‫يي‬

(Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya dapat menyempurnakan kebaikan).

Ketika melihat sesuatu yang tidak disenangi

‫ايلييمحد ُلملظمه ُيعيلى ُحكبل ُيحاَّدل‬

.HR. Abu Daud 388


.HR. Muslim dan Tirmidzi 389
(Segala puji bagi Allah, dalam situasi apa pun)390

Ketika merasa pesimis terhadap sesuatu

ُ ‫ت ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإمظل ُبماَّللظمه‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ب ُبماَّلظسيبئياَّت ُإمظل ُأيني ي‬ ‫اللظحهظم ُيل ُييأيت ُبماَّيلييسنياَّت ُإمظل ُأيني ي‬
‫ت ُيويل ُيحيذه ي‬

(Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan melainkan Engkau, tidak ada yang

menghilangkan keburukan melainkan Engkau, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin

Allah)391

7. Ketika sedang bercermin

‫ٌ ُاييلييمحد ُلملظمه ُيسظوى ُيخيلمقيي ُفيييعيدليحه ُيو ُيك يظريم‬.ُ ‫ت ُيخيلمقي ُفيأييحمسين ُحخلحمقي ُيو ُيحبريم ُيويجمهيي ُيعيلى ُالنظاَّمر‬
‫اللظحهظم ُأييحيسين ي‬

‫مم‬ ‫م‬
‫صيويرية ُيويجمهيي ُفيأييحيسنيييهاَّ ُيو ُايجيعيل م ين ُمين ُاليحميسلم ي ي‬
‫ي‬ ‫ح‬

(Segala puji bagi Allah, sebagaimana Engkau memperindah rupaku, maka perindahlah

perangaiku, dan jauhkanlah wajahku dari api neraka. Segala puji bagi Allah yang telah

menyeimbangkan rupaku dan memuliakan bentuk wajahku, maka perindahlah ia dan

jadikanlah termasuk golongan orang-orang muslim)392

8. Ketika melihat saudara sesama muslim tertawa

‫ك ِاللركه ِمسنر م‬
ِ ‫ك‬ ‫أم ي‬
‫ضمح م‬

(Semoga Allah memanjangkan umurmu)393

Ketika ada yang menyampaikan salam, hendaknya membalas salam itu bagi orang

yang menyampaikan dan yang mengirimkan salam secara bersamaan394

.HR. Hakim dan Ibnu Majah, dari hadits Aisyah 390


.HR. Ibnu Sunni, dari Uqbah bin Amir 391
.HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Mirdawaih dan Thabrani, dari hadits Anas, Ibnu Mas’ud dan Aisyah 392
.HR. Bukhari dan Muslim, dari hadits Said bin Abi Waqash 393
.HR. Nasa`i, dari hadits Anas r.a 394
Ketika ada orang yang berkata, “Aku suka kamu”, hendaknya ia menjawab, “Engkau

lebih berhak mencintai Dia yang membuatmu mencintaiku.”395

Ketika ada orang lain yang berbuat baik, hendaknya mengucapkan,

‫خيينرا‬
‫ل ُ ي ي‬
‫يجيزايك ُا ح‬

(Semoga Allah membalas kebaikanmu)396

Ketika ada orang yang bertanya, “Bagaimana kabarmu?”, jawablah

‫ل ُإملييي ي‬ ‫م‬
‫ك‬ ‫بييدي ُأييحييد ُ ح‬

(Kabar baik, semoga Allah memujimu)397

9. Ketika bersin, maka berdoalah, “Al-hamdu lillâh ‘alâ kulli hâlin” dan bagi yang

mendengar hendaknya menjawab, “yarhamukallâhu”. Kemudian orang yang bersin

hendaknya membalas doa itu dengan ucapan,

‫صلمحح ُبياَّليحكيم‬ ‫م‬


‫ييييهديحكحم ُاللظحه ُيويح ي‬

(Semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu)

Diriwayatkan dari Anas r.a. ia berkata, “Ada dua orang yang bersin saat bersama

Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. mendoakan 398 salah seorang dari mereka dan

tidak mendoakan yang satunya lagi. Orang yang tidak mendapat doa berkata kepada

Rasulullah saw, “Ketika ia bersin, engkau mendoakannya. Sedangkan ketika aku bersin,

engkau tidak mendoakanku?” Rasulullah saw. menjawab, “Dia mengucapkan hamdalah,

sedangkan kamu tidak.”399

***

.HR. Abu Daud dan Nasa`i, dari Hadits Anas r.a 395
.HR. Tirmidzi, dari hadits Usamah bin Zaid 396
.HR. Ahmad dan Thabrani, dari hadits Abdullah bin Umar 397
Rasulullah saw. mendoakan – orang yang mengucap hamdalah – dengan mengucap yarhamukallahu 398
.HR. Bukari, Muslim dan Ashabus Sunan 399
DOA KETIKA MENGAHADAPI PROBLEMATIKA KEHIDUPAN

Yang kami maksud dengan problematika kehidupan di sini adalah segala macam

persoalan yang dihadapi manusia secara silih berganti. Seperti bencana, musibah, kemarahan,

utang-piutang, penghidupan yang susah dan segala kesulitan yang memberatkan jiwa dan

terus dihadapi oleh manusia dalam kehidupannya.

Apabila menghadapi permasalahan-permasalahan seperti itu, Rasulullah saw.

menyerahkan semuanya kepada Allah dengan penuh rasa takut, berdoa dan menggunakan

cara-cara yang sesuai dengan syariat untuk menolak bencana dan cobaan itu.

Berikut ini adalah beberapa doa ma’tsurah yang bisa dibaca oleh seorang muslim

ketika menghadapi permasalahan-permasalahan di atas.

1. Ketika dalam kesusahan dan kesulitan

a. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ketika terjadi bencana, Rasulullah saw. pernah

berdoa,

‫ب‬ ‫ب ُالظسي يموا م‬


‫ت ُيوير ت‬ ‫م م م مظ ظ‬ ‫يل ُإمليي ييه ُإمظل ُاللظي يحه ُالييعمظيي يحم ُايليلميي يحم ُيل ُإمليي ييه ُإمظل ُاللظي يحه ُير ت‬
‫ب ُالييعي ييرمش ُالييعظيي يم ُيل ُإليي ييه ُإل ُاللي يحه ُير ت ي ي‬

‫ب ُالييعيرمش ُالييكمرمي‬ ‫ايليير م‬


‫ض ُيوير ت‬

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaagung lagi Mahabijaksana; tiada Tuhan selain

Allah Tuhan arasy yang agung; tiada Tuhan selain Allah yang mengatur langit, bumi

dan arasy yang mulia)400

b. Dari Abu Bakar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Doa orang yang sedang

dalam kesusahan adalah,

.HR. Bukhari dan Muslim 400


‫ي ُأي م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫صليح ُمل ُيشأيمن ُحكلظحه ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬
‫ت‬ ‫ك ُأييرحجو ُفييل ُتيكيلمن ُإميل ُنيييفسي ُطييرفيية ُيع ي د ي‬
‫اللظحهظم ُيريحيتْي ي‬

(Ya Allah, aku mohon rahmat-Mu, maka jangan Engkau biarkan walau hanya sekejap

mata, perbaikilah keadaanku, tiada Tuhan selain Engkau).401

c. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila ditimpa kesulitan beliau berdoa,

‫ك ُأييستْيمغي ح‬
‫ث‬ ‫يياَّ ُيحتي ُيياَّ ُقييتيوحم ُبميريحيتْم ي‬

(Wahai Tuhan Yang Mahahidup lagi Mahakekal, dengan rahmat-Mu kami mohon

ketenteraman)402

d. Dari Saad bin Abi Waqash bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku akan

memberitahu satu kalimat, yang apabila diucapkan oleh orang yang ditimpa kesulitan,

maka Allah akan memberinya jalan keluar. Kalimat itu adalah ucapan saudaraku,

Yunus a.s, ketika ia berada di dalam perut hiu,

‫مم‬ ‫ك ُإمبن ُحكين م‬


‫ت ُمين ُالظظاَّلم ي‬
‫ي‬ ‫ح‬ ‫يل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬
‫ت ُحسيبيحاَّني ي‬

(Tiada Tuhan selain Engkau; Mahasuci Engkau; Sungguh, aku termasuk orang-orang

yang berbuat aniaya).403

e. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila menghadapi suatu

kesulitan beliau mengangkat kepalanya ke arah langit dan berdoa, “subhânallâhi

al-‘azhîm”. Dan jika meminta dengan sungguh –sungguh, beliau mengucapkan “yâ

hayyûm yâ qayyûm”404

2. Ketika ketika dililit utang yang banyak dan penghidupan yang susah

.HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban 401


.HR. Tirmidzi 402
.HR. Tirmidzi 403
.HR. Tirmidzi 404
a. Dari Ali r.a. bahwa ada seseorang yang dililit utang mendatanginya dan

berkata, “Aku sudah tidak kuat menanggung utangku. Bantulah aku.” Ali menjawab,

“Maukah kau kuberitahu satu doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw.

kepadaku, yang apabila kau punya utang sebesar gunung Tsabir, 405 maka Allah akan

membayarnya untukmu? Ucapkanlah,

‫ك ُيعظمين ُمسيوايك‬ ‫اللظهظم ُايكمفمن ُمبيللمك ُعن ُحراممك ُوأييغنممن ُبميف ي م‬


‫ضل ي‬ ‫ي ي ي ي يي ي ي‬ ‫ح‬

(Ya Allah, cukupkanlah bagiku barang-barang yang halal dari yang haram. Dan

berilah kekayaan dengan anugerah-Mu yang jauh dari orang-orang selain-Mu).406

b. Abu Said berkata bahwa Rasulullah saw. pernah masuk masjid. Di sana beliau

bertemu dengan seorang laki-laki dari kaum Anshar bernama Abu Umamah.

Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Umamah, mengapa engkau duduk di masjid

padahal tidak dalam waktu shalat?” Ia menjawab, “Aku sedang mengalami kesusahan

dan dililit utang, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Maukah engkau

kuberitahu satu doa, yang jika kau ucapkan, maka Allah akan menghilangkan

kesusahanmu dan melunasi utang-utangmu?” ia menjawab, “Tentu, wahai

Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Ucapkanlah pada waktu pagi dan sore,

‫ك ُممين ُايلحي م‬
‫ب ُيواليبحيخمل ُيوأيحعوذح‬ ‫ك ُممين ُالييعيجمز ُيوالييكيسمل ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬
‫ك ُممين ُايليبم ُيوايلييزمن ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬
‫اللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبم ي‬

ُ ‫ك ُممين ُيغليبيمة ُالظدييمن ُيوقيييهمر ُالبريجاَّمل‬


‫بم ي‬

(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa duka dan susah, lemah dan malas, kikir

dan pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan paksaan orang-

.Sebuah gunung yang ada di kota Yaman 405


.HR. Tirmidzi 406
orang). Kemudian Umamah berkata, “Aku mengucapkan doa itu, kemudian Allah

menghilangkan kesulitanku dan melunasi utang-utangku.”407

c. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Satu hal yang

menjauhkan seseorang dari kehidupan yang sulit, apabila akan keluar rumah

hendaknya ia berdoa,

‫ك ُيو ُبيياَّمريك ُم يلي ُفميييمياَّ ُقيييدير ُيحظتي ُيل ُأحمحي ت‬


‫ب‬ ‫ضياَّئم ي‬ ‫بميسمم ُاللظمه ُيعيلى ُنيييفمسيي ُيو ُيعيلى ُيمياَّم يل ُيو ُمدَييم يني ُياللظحهيظم ُير ب‬
‫ض م ين ُبميق ي‬

‫م‬ ‫م‬
‫ت‬ ‫ت ُيويل ُتيأي ي‬
‫خييير ُيماَّ ُيعظجيل ي‬ ‫تيييعجيييل ُيماَّ ُأيظخير ي‬

(Dengan nama Allah, aku serahkan jiwaku, hartaku dan agamaku; ya Allah, aku rela

ridhailah aku dengan takdir-Mu dan berilah keberkahan kepadaku atas apa yang telah

Engkau tetapkan untukku, sehingga aku tidak ingin menyegerakan apa yang Engkau

tangguhkan dan menangguhkan apa yang telah Engkau segerakan)408

3. Apabila takut pada suatu kaum atau penguasa

a. Dari Abu Musa Al-Asyari bahwa Rasulullah saw. apabila takut pada suatu

kaum beliau berdoa,

‫ك ُممين ُحشحرومرمهيم‬ ‫م‬


‫ك ُمف ُ ححنومرهيم ُيونييحعوحذ ُبم ي‬
‫اللظحهظم ُإمنظاَّ ُ يينيعلح ي‬

(Ya Allah, kami menjadikan Engkau dalam tengkuk mereka (menghadapi mereka),

dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka).409

b. Dari Ibnu Abbas r.a. ia berdoa,

ُ ‫يحيسبحينياَّ ُاللظحه ُيونميعيم ُالييومكيحل‬

.HR. Abu Daud 407


.HR. Ibnu Sunni 408
.HR. Abu Daud dan Nasa`i 409
(Cukuplah Allah sebagai penolongku). Doa ini juga pernah diucapkan oleh Nabi

Ibrahim a.s. ketika ia dilemparkan ke dalam api. Sedangkan Nabi Muhammad saw.

mengucapkan doa ini ketika dikatakan kepadanya, “Sungguh, manusia telah bersekutu

untuk menyerangmu.”410

c. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika seseorang taku

pada suatu kaum atau penguasa, berdoalah

‫ب ُالييعييرمش ُالييعمظيييمم ُيل‬ ‫ب ُالظسيموا م‬


‫ت ُالظسييبمع ُيوير ب‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م مظ ظ م‬
‫يل ُإلييه ُإل ُاللحه ُايليليحم ُالييكريحي ُحسيبيحاَّين ُال ُيرببي ُحسييبيحاَّين ُالي ُير ب ي ي‬

‫إملييه ُإمظل ُأيني ي‬


ُ ‫ت ُيعظز ُيجاَّحريك ُيويجظل ُثَيينياَّحؤيك‬

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahamulia; Mahasuci Allah

Tuhanku; Mahasuci Allah Penguasa langit yang tujuh dan arasy yang agung; tiada

Tuhan selain Engkau Yang Mahamulia lagi Mahaagung, sungguh agung puji-pujian

untuk-Mu)411

4. Ketika marah dan dalam kesulitan

a. Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata, “Aku duduk bersama Rasulullah saw.,

ketika ada dua orang yang bertengkar. Salah seorang di antara keduanya mukanya

merah padam dan ludahnya berhamburan. Kemudian Rasulullah saw. bersabda,

“Sungguh, aku mengetahui satu kalimat yang apabila diucapkan, maka akan

menyingkirkan kemarahan dalam dirinya

ُ ‫أيحعوحذ ُبماَّللظمه ُممين ُالظشييطياَّمن ُالظرمجيمم‬

(Aku berlindung kepada Allah dari (godaan) setan yang terkutuk).412

b. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa,

.HR. Bukhari 410


.HR. Ibnu Sunni 411
.HR. Bukhari dan Muslim 412
‫م‬
‫ت ُ ييتيعحل ُايلييزين ُإميذا ُشيئ ي‬
‫ت ُيسيهلن‬ ‫ل ُيو ُأيني ي‬ ‫يأللظحهظم ُلييسيهيل ُإم ظ‬
‫ل ُيماَّ ُيجيعيلتْيحه ُيسيه ن‬

(Ya Allah, tiada kemudahan kecuali yang apa Kau jadikan mudah, dan Engkau yang

menjadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendaki).413

***

DOA-DOA YANG BERKENAAN DENGAN SAKIT DAN KEMATIAN

Di antara kewajiban seorang muslim kepada saudaranya sesama muslim adalah

menjenguknya jika saudaranya sakit, dan mengantar jenazahnya jika ia meninggal.

Dari Abu Hurairah r.a.bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hak dan kewajiban muslim

yang satu kepada muslim yang lainnya ada lima, yaitu membalas salam, mengunjungi orang

yang sakit, mengantarkan jenazah, menjawab panggilan, dan mendoakan orang yang

bersin.”414

Di antara etika mengunjungi orang yang sakit adalah mendoakan untuk

kesembuhannya, menasihati agar tetap sabar, dan mengucapkan apa yang bisa menenagkan

jiwanya. Disebutkan dalam sebuah hadits, “Jika kalian mengunjungi orang sakit, berilah

nafas pada ajalnya,415 karena hal itu tidak akan menyakitinya dan bahkan menyehatkan

jiwanya.”416

Banyak hadits nabi yang menjelaskan doa-doa yang diucapkan seorang muslim ketika

mengunjungi orang sakit, mendatangi jenazah orang yang meninggal, menshalatinya dan

berziarah ke makamnya. Berikut ini adalah beberapa doa yang diucapkan oleh Rasulullah

saw. yang berkenaan dengan orang sakit atau meninggal dunia.

.HR. Ibnu Sunni 413


.HR. Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan 414
Nafasû lahu, maksudnya adalah meringankan beban yang dirasakan orang yang sakit, dan memberi 415
motivasi agar bisa tetap berumur panjang
.HR. Tirmidzi 416
1. Ketika seorang mulsim merasakan sakit, hendaknya ia meletakkan tangannya pada

bagian tubuh yang sakit dan berdoa.

a. Dari Utsman bin Abu Al-‘Ash bahwa ia mengeluhkan rasa sakitnya pada

Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Letakkan tanganmu

pada bagian yang sakit dan berdoalah,

ُ ‫بميسمم ُاللظمه ُأيحعوحذ ُبمعمظزمة ُاللظمه ُيوقحيديرتممه ُممين ُيشبر ُيماَّ ُأيمجحد ُيوأحيحاَّمذحر‬

(Dengan nama Allah, dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah aku berlindung

kepadanya dari keburukan yang aku rasakan dan aku alami).417

b. Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. meniup tangannya – yang sebelumnya

telah dibacakan muawwidat418 – dan mengusapkannya pada bagian tubuh yang sakit.

Ketika sakitnya parah, aku meniupkannya dan mengusapkannya pada tubuh beliau

untuk memperoleh berkahnya.”419

2. Doa-doa yang diucapkan oleh Rasulullah saw. ketika mengunjungi orang sakit

a. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah

r.a. bahwa Rasulullah saw. memohon perlindungan untuk keluarganya dengan

mengusapkan tangan kanannya sambil berdoa,

ُ َّ‫ت ُالظشاَّمف ُيل ُمشيفاَّيء ُإمظل ُمشيفاَّحؤيك ُمشيفاَّنء ُيل ُييحغياَّمدَحر ُيسيقنما‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫اللظحهظم ُير ظ‬
‫س ُايشفه ُيوأيني ي‬ ‫ب ُالنظاَّمس ُأييذه ي‬
‫ب ُاليبياَّ ي‬

(Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah dia; Engkaulah

penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang

tidak menyisakan penyakit)

.HR. Muslim 417


.Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas 418
.HR. Bukhari 419
b. Dari Ibnu Abbas a.s. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa

mengunjungi orang sakit yang belum tiba ajalnya kemudian membaca doa ini

sebanyak tujuh kali,

‫م‬
‫ب ُالييعيرمش ُالييعمظيمم ُأيين ُيييشفيي ي‬
‫ك‬ ‫أييسأيحل ُاللظيه ُالييعمظييم ُير ظ‬

(Aku memohon kepada-Mu yang Mahaagung, pemelihara ‘Arsy yang agung, semoga

Allah menyembuhkan Engkau), maka Allah akan menyembuhkan penyakitnya.”420

3. Orang yang berkunjung hendaknya meminta kepada orang yang sakit untuk

mendoakannya, dan menasihatinya agar memenuhi janji kepada Allah setelah

kesembuhannya.

a. Dari Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika engkau mengunjungi

orang sakit, mintalah dia untuk mendoakanmu. Sebab, doanya seperti doa

malaikat.”421

b. Dari Khawat bin Jabir ia berkata yang artinya adalah sebagai berikut, “Aku

baru sembuh dari sakit, lalu Rasulullah saw. mengunjungiku dan berkata, “Tubuhmu

sudah sehat, ya Khawat.” Aku menjawab, “Bagitu juga denganmu, ya Rasulullah.”

Rasulullah saw. bersabda, “Penuhilah apa yang telah kau janjikan kepada Allah.” Aku

menjawab, “Aku tidak berjanji apa pun kepada Allah.” Kemudian Rasulullah saw.

bersabda, “Ya. Tidaklah seseorang sakit kecuali ia akan mengucapkan yang baik-baik

kepada Allah swt. Oleh karena itu, kau harus memenuhi apa yang telah kau janjikan

kepada Allah.”422

4. Apabila orang yang sakit merasa ajalnya sudah dekat, hendaknya ia berusaha

semampunya untuk berdoa, beristighfar dan membaca Al-Qur’an.


.HR. Ashabus Sunan 420
.HR. Ibnu Majah 421
.HR. Ibnu Sunni 422
a. Dari Aisyah r.a. ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. saat beliau sedang

sakit menjelang ajalnya. Rasulullah saw. punya sebuah cawan yang berisi air.

Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam cawan itu dan mengusap

wajahnya dengan air dari cawan itu. setelah itu Rasulullah saw. berdoa,

‫ت ُاليمو م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
ُ ‫ت‬ ‫اللظحهظم ُأيعبن ُيعيلى ُيغيميرات ُالييميوت ُيو ُيسيكيرا ي ي‬

(Ya Allah, tolonglah aku dari kepedihan sakaratul maut)423

b. Diriwayatkan juga dari Aisyah r.a. ia berkata, “Aku mendengarkan Rasulullah

saw. berdoa, sedangkan saat itu beliau bersandar kepadaku,

ُ ‫اللظحهظم ُايغمفير ُمل ُيوايريحيم ين ُيو ُأييلميق م ين ُباَّلظرمفيمق ُايلييعيلى‬

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, berikanlah rahmat kepadaku, dan pertemukanlah

aku dengan teman-teman yang bermartabat tinggi (berada di sisi-Nya).424

c. Imam Nawawi berkata, “Dianjurkan baginya (orang yang sudah mendekati

ajal) untuk banyak-banyak berdzikir kepada Allah, meyakinkan dirinya bahwa ini

adalah detik-detik terakhir hidupnya di dunia. Oleh karena itu, berusahalah untuk

memperoleh akhir hidup yang baik, segera memberikan hak-hak pada pemiliknya,

berpamitan dan meminta maaf kepada istrinya, anak-anaknya, keluarganya,

tetangganya dan siapa saja yang dengannya ia bernah menjalin hubungan dan

pergaulan. Selain itu hendaknya ia mengakhiri hidupnya dalam kondisi yang terbaik,

yaitu dengan nasihat kepada keluarga dan sahabatnya untuk tetap bersabar. Sabar saat

ia sakit dan tabah ketika harus berpisah. Juga memberi nasihat kepada mereka untuk

mengasihi orang-orang yang ia tinggalkan serta tetap berbuat baik kepada sahabat-

sahabatnya. Setelah itu perbanyaklah menyebut kalimat lâ ilâha illa Allâh, sehingga

.HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah 423


.HR. Bukhari dan Muslim 424
kalimat itu menjadi ucapan terakhirnya. Telah diriwayatkan kepada kita sebuah hadits

yang masyhur, “Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat lâ ilâha illa Allâh,

maka baginya surga.425

5. Apabilah seseorang melihat orang sakit yang telah mendekati ajalnya, disunnahkan

baginya agar mendoakan untuk kebaikannya dan menalqinnya dengan ucapan lâ ilâha

illa Allâh.

a. Dari Ummu Salamah r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. mendatangi (jenazah)

Abi Salamah, di mana matanya terbuka dan menatap ke langit. Kemudian Rasulullah

saw. memejamkannya dan bersabda, “Jika nyawa seseorang dicabut, maka matanya

akan mengikuti ruh itu.” Beberapa keluarganya menangis histeris. Lalu Rasulullah

saw. kembali bersabda, “Jangan kalian berdoa kecuali dengan doa-doa yang baik,

karena malaikat akan mengamini apa yang kalian ucapkan.” Kemudian Rasulullah

saw. berdoa

‫ي ُيوايخلحيفيحه ُمفيي ُيعمقبميمه ُمفيي ُاليغيياَّبممريين ُيوايغمفيير ُلينيياَّ ُيولييحه ُييياَّ ُير ظ‬
‫ب‬ ‫م‬ ‫م م‬
‫اللظحهيظم ُايغفيير ُليمبيي ُيسيلييمية ُيوايرفيييع ُيدَيريجتْييحه ُمفيي ُالييميهيديب ي‬

ُ ‫ي ُيوافييسيح ُليحه ُمف ُقيي يمبمه ُيونييبوير ُليحه ُمفيمه‬ ‫م‬


‫الييعاَّليم ي‬

(Ya Allah, berilah ampunan kepada Abu Salamah, angkatlah derajatnya pada

kedudukan orang-orang yang mendapat petunjuk, gantilah ia dengan dengan orang

baik pada keluarganya yang ditinggal, ampunilah dosa-doa kami dan dosa-dosanya,

lapangkanlah kuburnya beserta cahaya di dalamnya)426

b. Dari Abi Said Al-Khadari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Talqinilah

orang yang (akan) meninggal di sisi kalian dengan mengucap lâ ilâha illa Allâh.”427

.Imam Nawawi. Al-Adzkâr. 121-122 425


.HR. Muslim 426
.HR Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 427
6. Orang yang ditinggal mati hendaknya bersabar dan senantiasa mengharap pahala dari

Allah swt.

a. Dari Ummu Salamah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang

hamba mendapatkan musibah, kemudian berdoa

ُ َّ‫خيينرا ُممينييها‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫مم‬


‫إمنظاَّ ُللظه ُيوإمنظاَّ ُإمليييه ُيراجحعوين ُاللظحهظم ُأيحجيرمن ُمف ُحمصيبيمت ُيوايخلحيفمن ُ ي ي‬

(Sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah,

tetapkanlah pahala bagiku dalam musibah ini dan gantilah dengan yang lebih baik

untukku), kecuali Allah akan memberinya pahala dalam musibah yang menimpanya,

dan Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ummu Salamah berkata,

“Ketika Abu Salamah meninggal, aku berdoa seperti yang Rasulullah perintahkan

kepadaku, kemudian Allah menggantinya dengan yang lebih baik untukku, yaitu

Rasulullah saw.”428

b. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. berdoa

‫ي ُيو ُايجيعييل ُكمتْيياَّبيحه ُمفي‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫مم‬


‫إمنظياَّ ُللظيه ُيوإمنظياَّ ُإملييييه ُيراجعحييوين ُيوإمنظياَّ ُإميليي ُيربينيياَّ ُليحمينييقلبيحيوين ُاللظحهيظم ُايكتْحيبيحه ُعينييديك ُمفيي ُاليحميحسين ي ي‬

‫م‬ ‫م‬
‫ف ُأييهليحه ُمف ُاليغياَّبممرييين يو ُيل ُ ييتمريمنياَّ ُأييجيرحه ُيويل ُتيييفتْنظاَّ ُبيييعيدهح‬ ‫علبيبي ي ي‬
‫ي ُيوايخلح ي‬

(Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Dan Sungguh,

hanya kepada Tuhanlah kita kembali. Ya Allah, catatlah ia pada golongan orang-orang

yang baik di sisi-Mu, jadikanlah catatannya pada derajat yang tinggi, berilah

penggantinya pada orang-orang yang ditinggal, janganlah Engkau jadikan kami

terhalang untuk mendapatkan pahalanya dan jangan pula Engkau uji kami dengan

fitnah sepeninggalnya)429

.HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi 428


.HR. Ibnu Sunni 429
7. Di antara hak sesama muslim adalah melihat jenazahnya dan menshalatinya. Berikut

ini adalah doa-doa yang diucapkan oleh seorang muslim ketika menshalati jenazah

saudaranya sesama muslim.

a. Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. ketika menshalati jenazah beliau

berdoa

َّ‫ت ُأييعليي يحم ُبممسي يبريها‬ ‫م‬


‫ت ُحرويحيهي ياَّ ُيوأينيي ي ي‬
‫ضي ي ي‬ ‫ت ُيهي ييديييتْيييهاَّ ُل يمليسي ييلمم ُيوأينيي ي ي‬
‫ت ُقييبي ي‬ ‫ت ُيخلييقتْيييهي ياَّ ُيوأينيي ي ي‬ ‫اللظحهي يظم ُأينيي ي ي‬
‫ت ُيربيتيهي ياَّ ُيوأينيي ي ي‬

ُ ‫جئينياَّيك ُحشيفيعاَّيء ُفياَّيغمفير ُليحه‬


‫يويعيلنمييتْميهاَّ ُ م ي‬

(Ya Allah, Engkau adalah Tuhannya, Engkau yang telah menciptakannya,

memberinya rezeki, memberinya petunjuk menuju Islam, dan yang telah mencabut

nyawanya. Engkau juga lebih mengetahui apa yang nampak dan tersembunyi darinya,

kami datang untuk memohon syafaat baginya, maka ampunilah dosa-dosanya).430

b. Dari Auf bin Malik berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. – ketika

menshalati jenazah – berdoa,

‫ف ُيعينيحه ُيويعياَّفممه ُيوأييكيمريم ُنيححزلييحه ُيويوبسييع ُحمييديخليحه ُيوايغمسييلحه ُمبيياَّدء ُيوثَيييليدج ُيوبيييرددَ ُيونييبقيمه ُمميين‬ ‫م‬
‫اللظحهيظم ُايغفيير ُلييحه ُيوايريحييحه ُيوايعي ح‬

َّ‫خي ينرا ُمميين ُأييهلميمه ُيويزيونجيا‬ ‫س ُوأيبيمدليه ُدَارا ُ م‬


‫خي ينرا ُميين ُيدَامرمه ُيوأييهنل ُ ي ي‬
‫ايلطياَّيياَّ ُيكمياَّ ُيينييظقييى ُالثَظيوب ُا ي يلبييي م‬
‫ض ُميين ُاليظدني م ي ي ح ي ن ي ي‬
‫ي ح يي ح‬ ‫ي ي ي ح‬

‫م م م مم م‬
‫خيينرا ُمين ُيزيوجه ُيوقه ُفيتْينيية ُالييق يمب ُيويعيذا ي‬
ُ ‫ب ُالنظاَّمر‬ ‫يي‬

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, limpahkanlah rahmat kepadanya, maafkanlah ia,

hapuskanlah dosa-dosanya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempat

tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air es dan salju, bersihkanlah ia dari kesalahan-

.HR. Abmad dan Abu Daud 430


kesalahan sebagaimana kain putih yang bersih dari noda, gantikanlah baginya tempat

yang lebih baik dari tempatnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan

yang lebih baik dari pasangannya, jauhkanlah ia dari siksa kubur dan azab neraka).431

c. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. shalat jenazah dan berdoa

‫صيغممينياَّ ُيويكبممينيياَّ ُيوذييكمرنيياَّ ُيوأحنييثَياَّنيياَّ ُيويشياَّمهمدنياَّ ُيويغاَّئمبمنيياَّ ُاللظحهيظم ُيميين ُأييحيييييتْييحه ُممنظياَّ ُفييأييحيممه‬ ‫م‬ ‫م م‬
‫اللظحهيظم ُايغفيير ُلييبينيياَّ ُيويميبتْنيياَّ ُيو ي‬

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يعيلى ُا يمليياَّن ُيويمين ُتيييوفظيييتْيحه ُمنظاَّ ُفييتْيييوفظحه ُيعيلى ُا يمليسيلم ُاللظحهظم ُيل ُ ييتمريمنياَّ ُأييجيرحه ُيويل ُتحضلظنياَّ ُبيييعيدهح‬

(Ya Allah ampunilah kami baik yang masih hidup dan yang mati, besar maupun kecil,

laki-laki maupun perempuan, yang hadir maupn yang gaib; ya Allah, siapapun di

antara kami yang Engkau hidupkan, maka hidupkanlah ia dalam keadaan Islam, dan

siapapun di antara kami yang Engkau matikan, maka matikanlah ia dalam keadaan

iman; ya Allah, jangan Engkau jadikan kami terhalang dari pahalanya, dan jangan

Engaku sesatkan kami sepeninggalnya).432

d. Jika yang dishalatkan adalah mayat anak kecil, maka berdoalah untuk orang

tuanya,

‫اللظحهظم ُايجيعيلحه ُيلحيماَّي ُيسلينفاَّ ُيوايجيعيلحه ُيلحيمياَّ ُفيييرطنياَّ ُو ُايجيعيليحه ُيلحيمياَّ ُيذيجينرا ُيوثَييبقييل ُبميمه ُيميوامزييينييحهيمياَّ ُيو ُأيفييمريغ ُال ظ‬
‫ص ييبيير ُيعلييى‬

‫م‬ ‫مم‬
‫قحيلحيوبيماَّ ُيويل ُتيييفتْينيحهيماَّ ُبيييعيدحه ُيو ُيل ُ ييتمريمحهيماَّ ُأييجيرهح‬

(Ya Allah, berilah penggantinya untuk kedua orangtuanya; jadikanlah ia pahala dan

simpanan bagi kedua orangtuanya; beratkanlah timbangan keduanya; anugerahkanlah

kesabaran di dalam hati mereka; jangan uji mereka dengan fitnah setelah kematian

(anak)-nya, dan jangan jadikan mereka terhalang dari pahala (anak)-nya).433

.HR. Muslim 431


.HR. Ahmad dan Ashabus Sunan 432
.Imam Nawawi. Al-Adzkâr. hlm. 136 433
8. Imam Nawawi berkata, “Ketika mayat dimasukkan ke liang lahat, dianjurkan bagi

orang yang menyaksikannya untuk membaca,

‫ب ُقحييربييحه ُيو ُيخ يريج ُمميين ُيسييعمة‬


‫لي ُأللظحهيظم ُإمظن ُيعيبييديك ُيهييذا ُقيييد ُفيياَّيريق ُيميين ُيكياَّين ُ حميي ت‬
‫لي ُو ُعلييى ُسينظمة ُرسيومل ُا م‬
‫بيسمم ُا ي ي ح ي ح ي‬
‫م‬ ‫م‬

‫ني ُيعيين ُيعييذابممه‬ ‫م‬ ‫التدنييياَّ ُو ُايليياَّية ُإميلي ُظحيلميمة ُالييق مبي ُو ُ م م‬
‫ت ُأييهيرل ُليليعيفيمو ُأينيي ي‬
‫ت ُيغ م ر‬ ‫ضيييقه ُيأللظحهيظم ُإمين ُيعيفييو ي‬
‫ت ُيعينيحه ُفييأيني ي‬ ‫ي ي ي ي‬ ‫ي ي يي‬

‫ك ُايلييم يين ُمم يين‬ ‫ٌ ُايظلله يظم ُايغمف ير ُس ييبئياَّتممه ُو ُأيمع ييذحه ُمم ين ُيع ييذا م‬.‫ك‬
‫ب ُالييق يمبيي ُيو ُايجيييع ُلييحه ُبميريحيتْم ي ي‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ي ي ي‬ ‫يوحه ييو ُفي يقيي يرر ُإميليي ُيريحيتْ ي ي ح‬

‫مم‬ ‫ي ُبميريحيتْم ي‬ ‫م‬ ‫يعيذابم ي‬


‫ك ُيياَّأييريحيم ُالظراح ي ي‬
ُ ‫ي‬ ‫ك ُيو ُايرفيييعحه ُمف ُعلبيبي ي ي‬

(Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah, ya Allah, hamba-Mu ini telah

meninggalkan orang-orang dekat yang mencintainya, keluar dari kehidupan dunia nan

luar menuju ke kegelapan kubur nan sempit. Ya Allah, ampunilah dosanya karena

Engkaulah pemilik ampunan, Engkau yang menjauhkannya dari azab-Mu, dan

masukkanlah ia ke dalam rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah keburukan-keburukannya,

jauhkan ia dari siksa kubur, dengan rahmat-Mu berilah dia rasa aman dari azab-Mu,

angkatlah derajatnya pada derajat yang tinggi, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang

Maha Pengasih di antara yang mengasihi).434

9. Disunnahkan untuk menghibur keluarga yang tertimpa musibah guna meringankan

kesedihannya dan supaya ia bisa menghadapi musibah dengan lapang dada, serta

mengajak mereka untuk tetap bersabar. Dari Umar bin Hazm bahwa Rasulullah saw.

bersabda, “Tidaklah seorang mukmin mengibur saudaranya yang tertimpa musibah,

kecuali Allah akan mengenakan pakaian kemuliaan padanya pada hari kiamat.”435

.Ibid. hlm 138434


.HR. Ibnu Majah dan Baihaqi 435
Banyak ungkapan-ungkapan yang bisa diucapkan untuk meringankan beban orang yang

mendapat musibah. Namun, ungkapan-ungkapan yang lebih baik adalah ungkapan yang

bersumber dari hadits Rasulullah saw. Dan berikut ini beberapa di antaranya,

a. Imam Nawawi berkata, “Di antara ungkapan terbaik untuk menghibur orang

yang tertimpa musibah adalah sebagaimana yang kami riwayatkan dari Shahih

Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid r.a. ia berkata bahwa seorang perempuan

mengirim pesan kepada Rasulullah saw. untuk memanggil dan memberitahunya

bahwa anaknya telah meninggal. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada orang

yang mambawa pesan itu, “Kembalilah kepadanya, lalu beritahukan kepadanya

bahwa milik Allahlah apa yang diambil, milik milik Allah pula apa yang telah

diberikan, dan segala sesuatu ada di sisi-Nya dengan ajal yang telah ditentukan.

Katakan padanya untuk bersabar dan tetap mengharap pahala dari Allah swt.”436

b. Dari Muadz bin Jabal r.a. bahwa ketika anaknya meniggal, Rasulullah saw.

mengirim surat untuk menghiburnya. Di dalam surat itu Rasulullah saw. berkata,

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad

untuk Muadz bin Jabal. Salâmun ‘alaika (semoga keselamatan tercurah padamu).

Dengan perantaramu aku memuji Allah swt. yang tidak ada Tuhan selain Dia.

Selanjutnya, semoga Allah menganugerahkan pahala yang besar kepadamu,

memberimu kesabaran, menganugerahkan rasa syukur kepada kami dan kepadamu.

Sesungguhnya jiwa, harta, keluarga dan anak-anak kita adalah pamberian Allah yang

sangat istimewa, pinjaman yang dititipkan, kita akan menikmatinya dalam waktu yang

sangat terbatas, dan Allah akan mengambilnya pada waktu yang telah ditentukan.

Selanjutnya, kita diwajibkan bersyukur jika Allah memberi dan bersabar jika Allah

menguji. Anakmu adalah pemberian yang indah dari Allah, dan juga titipan dari-Nya.

Dengan anak itu, Allah telah membahagiakanmu dengan kegembiraan dan


.Imam Nawawi. Al-Adzkâr. hlm. 128 436
kesenangan, dan dengan kematiannya, semoga Allah memberimu pahala yang besar.

Bersabarlah, jangan sampai kesedihanmu melenyapkan pahala yang kau peroleh,

sehingga kau akan menyesal. Ketahuilah bahwa kesedihan tidak akan mengembalikan

yang telah hilang dan tidak pula menghilangkan kelaraan. Wassalam.”437

Imam Nawawi berkata, “Ucapan ta’ziyah (untuk menghibur) tidak ada batasannya.

Ucapan apa pun asal dapat menghibur orang yang tertimpa musibah, akan

memberikan hasil. Namun, disunnahkan menghibur saudara-saudara kita dengan

ucapan, “Semoga Allah memberimu pahala yang banyak, memberimu kesabaran, dan

mengampuni dosa-dosa orang yang meninggal.”438

10. Disunnahkan bagi seorang muslim untuk berziarah kubur dan memohonkan rahmat

serta maghfirah bagi keluarga yang ditinggalkan. Di antara doa-doa ziarah kubur yang

ma’tsûrah (bersumber pada hadits) adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan hadits dari Baridah bahwa Rasulullah saw. mengajarkan kepada

para sahabat, apabila mereka pergi berziarah kubur hendaknya salah seorang mereka

mengucapkan,

‫ي ُيوإمنظاَّ ُإمين ُيشاَّيء ُاللظحه ُبمحكيم ُيلمححقوين ُأينييتْحيم ُلينياَّ ُفيييررط ُيويينيحن‬ ‫مم‬ ‫مم‬ ‫م‬
‫الظسيلحم ُيعليييحكيم ُأييهيل ُالبديياَّمر ُمين ُاليحميؤمن ي‬
‫ي ُيواليحميسلم ي‬

‫ليحكيم ُتييبيرع ُأييسأيحل ُاللظيه ُالييعاَّفمييية ُلينياَّ ُيوليحكيم‬

(Salam sejahtera bagi kalian wahai penghuni kubur dari orang-orang mukmin dan

muslim, dan kami juga akan menyusuk kalian insya Allah, kalian adalah pendahulu

kami dan kami pengikut kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami

dan bagi kalian).”439

HR. Thabrani, Al-Hakim dan Ibnu Mardawaih, dengan sanad dha`if 437
.Al-Adzkâr. hlm. 128 438
HR. Muslim, Ahmad dan lainnya 439
b. Dari Aisyah r.a. bahwa di setiap akhir malam Rasulullah saw. keluar menuju

tanah yang lapang (kuburan) dan mengucap,

‫ي ُيوأيتياَّحكيم ُيماَّ ُحتويعحدوين ُيغندا ُحميؤظجحلوين ُيوإمنظاَّ ُإمين ُيشاَّيء ُاللظيحه ُبمحكييم ُيلمححقييوين ُاللظحهيظم‬ ‫د مم‬
‫الظسيلحم ُيعليييحكيم ُيدَاير ُقيييوم ُحميؤمن ي‬

ُ ‫ايغمفير ُملييهمل ُبيمقيمع ُاليغييرقيمد‬

(Salam sejahtera bagi kalian penghuni rumah kaum mukmin, telah datang apa yang

dijanjikan kepada kalian, juga esok bagi orang-orang yang masih ditangguhkan, kami

akan menyusul kalian insya Allah. ya Allah, berilah ampunan kepada penghuni

kubur).”440

c. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. melintasi kuburan yang ada di

Madinah, kemudian Rasulullah saw. menghadapkan wajahnya ke sana dan berkata,

ُ ‫الظسيلحم ُيعليييحكيم ُيياَّ ُأييهيل ُاليحقحبومر ُييييغمفحر ُاللظحه ُلينياَّ ُيوليحكيم ُأينييتْحيم ُيسليحفنياَّ ُيويينحن ُبماَّيليثَيمر‬

(Salam sejahtera bagi kalian wahai penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni dosa-

dosa kami dan dosa-dosa kalian. Kalian adalah pendahulu dan kami akan mengikuti

jejak kalian).441

***

Setelah pembahasan pada bab ini, berikutnya adalah beberapa doa yang dipanjatkan

oleh Rasulullah saw. pada saat-saat tertentu. Dan dianjurkan bagi seorang muslim untuk dapat

mengamalkannya secara berulang-ulang, guna mengikuti sunnah Rasul mulia, Muhammad

saw. dan mengharap kebaikan yang telah Allah janjikan kepada orang-orang yang banyak

berdzikir kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya dan memuji-Nya. Semoga Allah senantiasa

mencurahkan shalawat-Nya kepada baginda Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

.HR. Muslim 440


.Al-Adzkâr. hlm. 145 441
BAB V

PENUTUP

Pembaca yang budiman, Anda telah mengetahui etika, syarat, keutamaan dan

beberapa kumpulan doa. Sebagaimana Anda juga telah mengetahui beberapa contoh doa-doa

mustajabah.

Sekarang, kami akan menyuguhkan doa-doa yang dikutip dari kitabullah dan sunnah

Rasulullah sebagai penutup dalam pembahasan kali ini. Semoga Anda bisa mengamalkannya

secara berulang-ulang dengan penuh penghayatan dan kepatuhan. Semoga Anda juga bisa

mengerjakannya di setiap kesempatan yang Anda miliki dengan kelapangan dada, kehadiran

akal, dan kepasrahan jiwa.

Jika Anda tidak bisa mengerjakannya setiap hari secara keseluruhan karena ada alasan

yang sangat mendesak, upayakanlah untuk tetap bisa membacanya semampu Anda.

Semoga dengan membacanya, Allah memberi faidah kepada Anda, dan

menjadikannya lisan yang jujur bagi kami dan bagi anda pada hari akhir kelak. Hari di mana

harta dan anak tidak lagi dapat menolong, kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan

hati yang bersih. Berikut ini kami sajikan kepada Anda beberapa wirid 442 yang akan

memberikan manfaat, insya Allah.

.ُ ‫ ُالظريحييمن ُالظرمحييمم‬.ُ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ ُايلييمحد ُلملظمه ُير ب‬.ُ ‫ٌ ُبميسمم ُاللظمه ُالظريحيمن ُالظرمحيمم‬.ُ ‫أيحعوحذ ُبماَّللظمه ُممين ُالظشييطياَّمن ُالظرمجيمم‬
‫ب ُالييعياَّليم ي‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ ُايهمدنياَّ ُال ب‬.ُ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ماَّلم م م‬
‫ت ُيعليييمهييم‬
‫ ُصيرايط ُالظيذيين ُأينيييعيمي ي‬.ُ ‫صيرايط ُاليحميستْيقييم‬ ‫ ُإميظاَّيك ُنيييعبححد ُيوإميظاَّيك ُنييستْيع ح‬.ُ ‫ك ُييييوم ُالبديمن‬ ‫ي‬
‫ضاَّلب ي‬
ُ .ُ ‫ي‬ ‫ب ُيعليييمهيم ُيويل ُال ظ‬ ‫ضو م‬ ‫يغ يمي ُالييميغ ح‬

Sebaiknya, Anda membaca ayat-ayat atau doa-doa ini sebanya tiga kali. Hal ini untuk mengikuti tuntunan 442
Rasulullah saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih mereka, dari Abdullah
bin Mas’ud r.a. ia berkata, “Apabila berdoa, Rasulullah saw. berdoa tiga kali dan apabila memohon beliau
”.memohon tiga kali
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. 443 Dengan nama Allah yang

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Maha Pemelihara semesta

alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Penguasa hari perhitungan, Hanya kepada-Mu

kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan, tunjukkanlah kami pada

jalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau beri kenikmatan, bukan jalan mereka yang

mendapat murka dan mereka yang sesat.444

ِ‫ض ُيميين ُيذا ُالظيمذي‬ ‫اللظه ُيل ُإمليه ُإمظل ُهو ُايلي ُالييقتيوم ُيل ُتيأيخحذه ُمسنيرة ُويل ُنييوم ُليه ُماَّ ُمفي ُالظسيماَّوا م‬
‫ت ُيويمياَّ ُمفي ُايليير م‬ ‫يي‬ ‫ح ح ي ير ح ي‬ ‫ح ي حي ي ت ح‬

‫ي ُأيييمديمهيم ُيويماَّ ُيخيليفحهيم ُيويل ُ حمييطيحيوين ُبميشيييدء ُمميين ُمعيلمميمه ُإمظل ُمبيياَّ ُيشياَّيء ُيومسييع‬ ‫مم‬ ‫م‬
‫يييشيفحع ُعينيدحه ُإمظل ُبممإيذنه ُييييعليحم ُيماَّ ُبيي ي ي‬

‫ض ُيويل ُيييحئوحدَحه ُمحيفظححهيماَّ ُيوحهيو ُالييعلمتي ُالييعمظيحم‬ ‫م‬ ‫م‬


‫حكيرسيتحه ُالظسيماَّيوات ُيوايليير ي‬

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak untuk disembah) selain Dia Yang Mahahidup kekal lagi

terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak dihinggapi rasa kantuk dan tidak tidur,

Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Allah mengetahui apa-apa yang ada di

hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu

Allah kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi.

Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

‫ب ُيشيمديمد ُاليعميقياَّ م‬
‫ب ُمذيِ ُالطظييومل ُيل‬ ‫ب ُوقياَّبميمل ُالتْظ يو م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م م م‬
‫ي‬ ‫ٌ ُيغياَّفمر ُاليظذني ي‬.ُ ‫ٌ ُتييينمزيحل ُاليكتْياَّب ُمين ُاللظه ُالييعمزييمز ُالييعلييمم‬.ُ ‫حم‬

‫م مظ م م م‬
‫إلييه ُإل ُحهيو ُإليييه ُالييمصيح‬

Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa di waktu pagi mengucap a’ûdzu billâhi min 443
asy-syaithâni ar-râjîm, maka ia akan dijauhkan dari gangguan setan sampai sore hati.” (HR. Ibnu Sunni)
Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad hasan shahih dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah saw. bersabda, 444
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, tidaklah Dia menurunkan di dalam Taurat, Injil dan Jabur
sebagaimana Dia menurunkannya – sebagaimana Allah menurunkan Surat Al-Fatihah – itulah sab’ul matsani
dan Al-Qur’an al-Azhim yang telah diberikan oleh Allah.” Sedangkan Abu Daud meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Setiap amal perbuatan yang tidak diawali dengan bismillâhi ar-rahmâni ar-rahîm,
”.maka telah terputus (sia-sia)
(Hâ Mîm. Al-Kitab (Al-Qur’an) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha

Mengetahui. Yang Mengampuni doa dan Menerima Taubat, lagi keras hukuman-Nya, Yang

Mempunyai karunia. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia hanya kepada-Nyalah

tempat kembali).

ُ ‫ٌ ُيوييل ُييحكين ُليحه ُحكحفنوا ُأييحرد‬.ُ ‫ٌ ُ ييل ُييلميد ُيوييل ُحيولييد‬.ُ ‫صيمحد‬
‫ٌ ُاللظحه ُال ظ‬.ُ ‫قحيل ُحهيو ُاللظحه ُأييحرد‬

(Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan tempat bergantunnya segala

sesuatu, Dia tidak beranak tidak pula diperanak, dan tidak seorang pun yang setara dengan-

Nya)

ٌ.ُ ‫ت ُمفي ُاليعحيقيمد‬


‫ٌ ُوممين ُيشيبر ُالنظيظفاَّثَيياَّ م‬.‫ٌ ُوممين ُيشيبر ُيغاَّمسيدق ُإميذا ُوقييب‬.ُ ‫ٌ ُممين ُيشيبر ُمياَّ ُخلييق‬.ُ ‫ب ُالييفلييمق‬
‫ي ي ي ي‬ ‫ي ي ي ي ي ي‬ ‫قحيل ُأيحعوحذ ُبميير ب‬

‫يوممين ُيشبر ُيحاَّمسدد ُإميذا ُيحيسيد‬

(Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari kejahatan

makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan

wanita-wanita yang menghenbuskan sihirnya; dan dari kejahatan orang yang dengki ketika ia

mendengki)

‫صحدومر‬ ‫ظم‬ ‫م‬ ‫مم‬ ‫مم‬ ‫قحيل ُأيحعوحذ ُبمير ب‬


‫س ُمف ُ ح‬
‫ٌ ُالذيِ ُييحيويسمو ح‬.ُ ‫ٌ ُمين ُيشبر ُالييويسيوامس ُايلينظاَّمس‬.ُ ‫ٌ ُإليه ُالنظاَّمس‬.ُ ‫ٌ ُيملك ُالنظاَّمس‬.ُ ‫ب ُالنظاَّمس‬

ُ ‫ٌ ُممين ُايلمنظمة ُيوالنظاَّمس‬.ُ ‫النظاَّمس‬

(Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai manusia; Raja manusia; Tuhan

manusia; dari kejahatan setan yang bersembunyi; yang membisikkan kejahatan ke dalam

dada manusia; dari golongan jin dan manusia)

‫م‬
ُ ‫غييحريك‬ ‫ك ُاللظحهظم ُيومبييمديك ُيوتييبياَّيريك ُايسح ي‬
‫ك ُيوتيييعاَّيل ُيجتديك ُيويل ُإملييه ُ يي‬ ‫حسيبيحاَّني ي‬
‫‪(Mahasuci Engkau ya Allah dengan segala pujian untuk-Mu, Mahaagung nama-Mu, dan‬‬

‫)‪Mahaluhur kekuasaan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau‬‬

‫ل ُيويل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيواللظحه ُأييكبييحر ُيويل ُيحيويل ُيويل ُقحيظوية ُإمظل ُبماَّللظمه ُالييعلمبي ُالييعمظييمم‬
‫سبحاَّين ُاللظمه ُو ُايلمحد ُ م‬
‫ي يي‬ ‫حي ي‬

‫‪(Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, tidak ada‬‬

‫)‪daya dan upaya melainkan atas izin Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung‬‬

‫ضاَّ ُنيييفمسمه ُيومزنيية ُيعيرمشمه ُيومميدايدَ ُيكلميماَّتممه ُ‬ ‫مم‬ ‫م م مم‬


‫حسيبيحاَّين ُاللظه ُيوبييمده ُيعيديدَ ُيخيلقه ُيومر ي‬

‫‪(Mahasuci Allah dengan segala pujian baginnya, yang setara dengan jumlah makhluknya,‬‬

‫)‪keridhaan dari-Nya, dan keindahan arasy-Nya, serta tinta kalimat-Nya‬‬

‫صبل ُيو ُيسيلبيم ُيو ُبيياَّمريك ُيعليييى‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ب‪ُ ٌ.ٌ.ٌ.‬يياَّ ُيحتي ُيياَّ ُقييتيوحم ُ ُيياَّ ُيذا ُايلييلل ُيوا يمليكيرام ُ‪ُ ٌ.‬أيظللحهظم ُ ي‬
‫ب‪ُ ٌ.ٌ.ٌ.‬يياَّير ب‬
‫ب ُ‪ُ ٌ.ٌ.ٌ.‬يياَّير ب‬
‫يياَّير ب‬

‫صيحبممه ُيو ُيسلبيم‬ ‫مم‬ ‫د‬ ‫م‬


‫يسيبدنياَّ ُحميظمد ُيو ُيعيلى ُأيله ُيو ُ ي‬

‫‪Ya Tuhan… Ya Tuhan…Ya Tuhan…Yang Mahahidup dan berdiri sendiri, Pemilik keagungan‬‬

‫‪dan Kemuliaan; ya Allah, curahkanla kesejahteraan, keselamatan dan keberkahan kepada‬‬

‫‪baginda Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya.‬‬

‫م‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يربيظنياَّ ُآيتنياَّ ُمف ُالتدنيييياَّ ُيحيسنينة ُيومف ُايلْيخيرمة ُيحيسنينة ُيوقنياَّ ُيعيذا ي‬
‫ب ُالنظاَّمر‬

‫‪Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami‬‬

‫‪dari azab neraka.‬‬

‫صنرا ُيكيماَّ ُيحييلتْيحه ُيعيلى ُالظمذيين ُممين ُقيييبلمنيياَّ ُيربيظنيياَّ ُيويل‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫يربيظنياَّ ُيل ُتحييؤاخيذنياَّ ُإمين ُنيسينياَّ ُأييو ُأييخطيأينياَّ ُيربيظنياَّ ُيويل ُ ييتميل ُيعييليينياَّ ُإم ي‬

‫صيرنياَّ ُيعيلى ُالييقيومم ُالييكاَّفممريين‬ ‫م‬ ‫م‬


‫حتيبميلنياَّ ُيماَّ ُيل ُطياَّقيية ُلينياَّ ُبمه ُيوايع ح‬
‫ف ُيعنظاَّ ُيوايغفير ُلينياَّ ُيوايريحينياَّ ُأيني ي‬
‫ت ُيميويلنياَّ ُفياَّني ح‬
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan

kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah pikulkan kepada kami apa

yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan kasihanilah

kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.

‫ب‬ ‫ك ُأيني ي‬
‫ت ُالييوظهاَّ ح‬ ‫ب ُلينياَّ ُممين ُليحدني ي‬
‫ك ُيريحينة ُإمنظ ي‬ ‫م‬
‫يربيظنياَّ ُيل ُتحمزيغ ُقحيحلوبيينياَّ ُبيييعيد ُإيذ ُيهيديييتْيينياَّ ُيويه ي‬

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah

Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu,

karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).

َّ‫ي ُإميماَّنما‬ ‫ي ُواجعيلناَّ ُلميل تْ م‬


‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫مظق ي‬ ‫ب ُلينياَّ ُمين ُأييزيواجنياَّ ُيوذحبريظاَّتنياَّ ُقحيظرية ُأييع ح ي ي ي ي ح‬
‫يربيظنياَّ ُيه ي‬

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai

penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

‫صيلميح ُملي ُمفي‬


‫ضياَّحه ُيوأي ي‬
‫يِ ُوأيين ُأيعميل ُ م‬
‫صياَّلناَّ ُتييير ي‬
‫م‬
‫ب ُأييومزيعمن ُأيين ُأييشحكير ُنميعيمتْي ي‬
‫ك ُالظمت ُأينيييعيم ي‬
‫ت ُيعليظي ُيويعليييى ُيوالييد ظ ي ي ي ي ي‬ ‫ير ب‬

‫مم‬ ‫م‬
‫ك ُيوإمبن ُمين ُاليحميسلم ي‬
‫ي‬ ‫ت ُإملييي ي‬
‫ذحبريظمت ُإمبن ُتحييب ح‬

Ya Allah, berilah aku petunjuk untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau

anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan untuk mengerjakan amal shaleh

yang Engkau ridhai. Aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang yang berserah

diri.

‫م م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ف‬ ‫يربيظنيياَّ ُايغفيير ُلينيياَّ ُيوممليخيوانمنيياَّ ُالظيذيين ُيسييبييحقونياَّ ُبماَّ يملييياَّمن ُيويل ُ ييتيعييل ُمفيي ُقحيحلوبمنيياَّ ُمغيل ُللظيذيين ُآييمنحيوا ُيربيظنيياَّ ُإمنظي ي‬
‫ك ُيرحءو ر‬

‫يرمحيرم‬
Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu

dari kami, dan jangan Engkau membiarkan kedengkian di dalam hati kami terhadap orang-

orang yang beriman; ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha penyantun lagi Maha

Penyayang.

‫ك ُيعيلى ُحكبل ُيشييدء ُقيمديرر‬ ‫م‬


‫يربيظنياَّ ُأييتميم ُلينياَّ ُحنويرنياَّ ُيوايغفير ُلينياَّ ُإمنظ ي‬

Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala

sesuatu.

***

‫ك ُليحه ُيل ُإملييه ُإمظل ُحه يوإمليييمه ُالنتحشوحر‬ ‫م‬ ‫أيصبحناَّ ُوأيصبح ُاليميل م‬
‫ك ُللظمه ُيوايلييمحد ُللظمه ُيل ُيشمري ي‬
‫يي ي ي ي يي ي ح ح‬

Kami masuki waktu pagi dan segala kerajaan hanya milik Allah semata, segala puji bagi-Nya,

tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan selain Dia, kepada-Nya kami akan kembali.445

‫ك ُومس يمتيك ُمف ُالتدنيييياَّ ُو ُايليمخرةم‬ ‫ك ُوعاَّفميتْم‬ ‫ك ُمف ُنمعمدة ُوعاَّفميدة ُومس يدت ُفيأيمظت ُعيلي ُنييعمتْم‬ ‫اللظهظم ُإمبن ُأيصبح م‬
‫ي ي‬ ‫ي‬
‫ي يي ي ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ت ُمين ي ي ي ي ي ي ي‬ ‫يي ي ح‬ ‫ح‬

Ya Allah, pada pagi ini kami merasakan nikmat, kesehatan dan perlindungan dari-Mu, maka

sempurnakanlah nikmat, kesehatan dan perlindungan-Mu bagi kami di dunia dan akhirat.

‫ك ُيويعمظيمم ُحسيلطياَّنم ي‬
ُ ‫ك‬ ‫ك ُايلييمحد ُيكيماَّ ُيييينبيمغي ُملييلمل ُيويجمه ي‬
‫ب ُلي ي‬
‫يياَّ ُير ب‬

Ya Tuhanku, untuk-Mu pujian yang sebanding dengan kebesaran-Mu dan keagungan

kekuasaan-Mu.

‫ض ُيويل ُمف ُالظسيماَّمء ُيوحهيو ُالظسمميحع ُالييعمليحم‬


‫ضتر ُيميع ُا يمسمه ُيشيرء ُمف ُايليير م‬
‫ي‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ي‬ ُ ‫ل‬‫ي‬ ‫بمسمم ُاللظمه ُالظ م‬
ُ ِ‫ذي‬ ‫ي‬

.Pada waktu sore hari, maka dibaca amsainâ wa amsâ al-mulku lillâhi…dan seterusnya 445
Dengan nama Allah, yang dengan menyebut nama-Nya tidak ada sesuatu apa pun yang dapat

membahayakan baik di bumi maupun di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.

***

‫صبل ُيو ُيسيلبيم ُيو ُبيياَّمريك ُيعليييى‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ٌ ُأيظللحهظم ُ ي‬.ُ ‫ٌ ُيياَّ ُيحتي ُيياَّ ُقييتيوحم ُ ُيياَّ ُيذا ُايلييلل ُيوا يمليكيرام‬.ٌ.ٌ.‫ب‬
‫ٌ ُيياَّير ب‬.ٌ.ٌ.‫ب‬
‫ٌ ُيياَّير ب‬.ٌ.ٌ.ُ ‫ب‬
‫يياَّير ب‬

‫صيحبممه ُيو ُيسلبيم‬ ‫مم‬ ‫د‬ ‫م‬


‫يسيبدنياَّ ُحميظمد ُيو ُيعيلى ُأيله ُيو ُ ي‬

Ya Tuhan… Ya Tuhan…Ya Tuhan…Yang Mahahidup dan berdiri sendiri, Pemilik keagungan

dan Kemuliaan; ya Allah, curahkanla kesejahteraan, keselamatan dan keberkahan kepada

baginda Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

‫ك ُممين ُايلحي م‬
‫ب ُيواليبحيخمل ُيوأيحعوذح‬ ‫ك ُممين ُالييعيجمز ُيوالييكيسمل ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬
‫ك ُممين ُايليبم ُيوايلييزمن ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬
‫اللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبم ي‬

ُ ‫ك ُممين ُيغليبيمة ُالظدييمن ُيوقيييهمر ُالبريجاَّمل‬


‫بم ي‬

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa duka dan cemas, lemah dan malas, kikir dan

pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan paksaan orang.

‫يي ُيل ُتيييديمحع ُيومميين ُحدَيعياَّدء ُيل ُيحيسييمحع ُو‬


‫ب ُيل ُييييشحع ُوي ُمميين ُيع ي د‬
‫ك ُممين ُمعيلدم ُيل ُيييينييفحع ُوممين ُقيييل د‬
‫ي‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبم ي‬

‫ك ُممين ُيهحؤيلمء ُايلييربيمع‬


‫أيحعوحذ ُبم ي‬

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak

khusyu, mata yang tidak berair mata, dan doa yang tidak didengar. Aku berlindung dari

kepada-Mu dari keempat-empatnya.


‫ك ُممن ُايلمياَّنيمة ُفيمإنيظهاَّ ُبميئس م‬
‫ت ُاليبمطياَّنيةح‬ ‫م‬ ‫اللظهظم ُإمبن ُأيعوحذ ُبمك ُممن ُايلومع ُفيمإنظه ُبميئس ُال ظ م‬
‫ي ي‬ ‫ضجيحع ُيوأيحعوحذ ُب ي ي ي‬ ‫ح ي‬ ‫ح ي ي ح‬ ‫ح‬

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lapar, karena lapar adalah teman berbaring

yang paling buruk, dan aku berlindung kepada dari sifat khianat, karena khianat adalah

ketamakan yang paling buruk.

‫مم م‬ ‫م‬
‫جيمع ُيسيخمط ي‬
‫ك‬ ‫ك ُو يم‬ ‫ك ُيويتيتومل ُيعاَّفييتْم ي‬
‫ك ُيوفحيجاَّءية ُنيقيمتْ ي ي‬ ‫ك ُممين ُيزيوامل ُنميعيمتْم ي‬
‫اللظحهظم ُإمبن ُأيحعوحذ ُبم ي‬

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, berpalingnya ampunan-Mu,

cepatnya siksa-Mu, dan semua murka-Mu.

‫م‬
‫اللظحهظم ُأيمعبن ُيعيلى ُذيكمريك ُيوحشيكمريك ُيوححيسمن ُمعبياَّيدَتم ي‬
ُ ‫ك‬

Ya Allah, berilah pertolongan kepadaku untuk bisa tetap mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-

Mu dan menyempurnakan ibadahku kepada-Mu.

‫ف ُيواليغمين‬ ‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬


‫ك ُايلحيدى ُيوالتْتييقى ُيوالييعيفاَّ ي‬

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu petunjuk, ketakwaan, keterpeliharaan, dan

kecukupan.

‫ك ُيعظمين ُمسيوايك‬ ‫اللظهظم ُايكمفمن ُمبيللمك ُعن ُحراممك ُوأييغنممن ُبميف ي م‬


‫ضل ي‬ ‫ي ي ي ي يي ي ي‬ ‫ح‬

Ya Allah, cukupkanlah bagiku barang-barang yang halal dari yang haram. Dan berilah

kekayaan dengan anugerah-Mu yang jauh dari orang-orang selain-Mu.

‫م‬
‫ت ُقيييلمب ُيعيلى ُدَينم ي‬
ُ ‫ك‬ ‫اللظهظم ُياَّ ُميقلبب ُاليحقحلو م‬
‫ب ُثَييب ي‬ ‫ح ي ح ي‬

Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.

ُ ‫ف ُيعبن‬ ‫ك ُيعحفرو ُيكمرري ُ حمت ت‬


‫ب ُالييعيفيو ُفياَّيع ح‬ ‫اللظحهظم ُإمنظ ي‬
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Mahamulia, serta mencintai

pengampunan, maka ampunilah aku.

‫ك ُيومميين‬
‫ك ُيمياَّ ُتحيبييلبغحنيياَّ ُبميمه ُيجنظتْيي ي‬
‫ك ُيومميين ُطياَّيعتْمي ي‬
‫ييي ُيميعاَّمصييي ي‬ ‫اللظحهيظم ُاقيمسييم ُلينيياَّ ُمميين ُيخيشيييتْم ي‬
‫ك ُيمياَّ ُيييحيوحل ُبييييينيينيياَّ ُيوبيي ي ي‬

َّ‫ث ُممنظا‬
‫صاَّمرنياَّ ُيوقحيظوتمنياَّ ُيماَّ ُأييحيييييتْيينياَّ ُيوايجيعيلحه ُالييوامر ي‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫اليييمق م‬
‫ي ُيماَّ ُتحييهبوحن ُبمه ُيعييليينياَّ ُحمصيبياَّت ُالتدنيييياَّ ُيويمتْبييعنياَّ ُبمأييسياَّعنياَّ ُيوأيبي ي‬

‫صيبيتْيينياَّ ُمفي ُمدَينمنيياَّ ُيويل ُ ييتيعييل ُاليتدنيييياَّ ُأييكبي يير‬


‫واجعل ُثَيأيرنياَّ ُعيلى ُمن ُظيليمنياَّ ُوانيصرنياَّ ُعيلى ُمن ُعاَّدَانياَّ ُويل ُ ييتعل ُم م‬
‫ي ي ي ي ي ي ي ي ي ي حي ي ي ي ي ي ي ي ي ح‬

ُ َّ‫يهبنياَّ ُيويل ُ ي يمبيلييغ ُمعيلممنياَّ ُيويل ُتحيسلبيط ُيعييليينياَّ ُيمين ُيل ُييييريححنيا‬

Ya Allah, curahkan kepada kami perasaan takut kepada-Mu, yang dapat menahan kami dari

durhaka kepada-Mu; curahkan kepada kami ketaatan kepada-Mu yang dapat mengantarkan

kami ke surga-Mu; curahkan kepada kami keyakinan yang dapat meringankan kami dari

penderitaan hidup di dunia; Ya Allah, puaskanlah kami dengan pendengaran, penglihatan dan

kekuatan kami selama hidup, dan jadikanlah semua itu pewaris kami; Jadikanlah balasan

kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami; janganlah Engkau jadikan ujian atas kami

dalam agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini menjadi pusat perhatian hidup

kami, tidak pula menjadi puncak pengetahuan kami; dan janganlah Engkau jadikan penguasa

atas kami orang yang tidak menyayangi kami.

‫ك ُمميين‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ت ُأيحعوحذ ُبمي ي‬ ‫ت ُيربب ُيل ُإملييه ُإمظل ُأيني ي‬
‫ت ُيخلييقتْيمن ُيوأينياَّ ُيعيبحديك ُيوأينياَّ ُيعيلى ُيعيهديك ُيويويعديك ُيماَّ ُايستْيطييع ح‬ ‫اللظحهظم ُأيني ي‬

‫م‬ ‫م‬
‫ب ُإمظل ُأيني ي‬
ُ ‫ت‬ ‫ك ُبمنميعيمتْم ي‬
‫ك ُيعليظي ُفياَّيغفير ُمل ُفيمإنظحه ُيل ُييييغفحر ُالتذحنو ي‬ ‫ك ُبميذنيمب ُيوأيحبوحء ُلي ي‬
‫ت ُأيحبوحء ُلي ي‬
‫صنيييع ح‬
‫يشبر ُيماَّ ُ ي‬

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan aku, dan

aku adalah hamba-Mu; aku selalu memenuhi perjanjian dengan-Mu dan janji-Mu sepenuh

kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku; aku mengaku kepada-
Mu atas nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku, dan aku mengaku atas dosa-dosa

yang telah aku perbuat, maka ampunilah aku, tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain

Engkau.446

‫صيلميح ُملي ُآمخيرمتي‬ ‫م‬ ‫م‬


‫يِ ُالظمتيي ُفييهياَّ ُيميعاَّشييي ُيوأي ي‬
‫اللظهيظم ُأيصيلمح ُملي ُمدَيمنيي ُالظيمذيِ ُهيو ُمعصيمحة ُأيميمريِ ُوأي م‬
‫صيليح ُملي ُحدَنييييياَّ ي‬
‫حي ي ي ي ي ي‬ ‫ح ي ي‬

‫ت ُيرايحنة ُمل ُممين ُحكبل ُيشر‬ ‫م‬ ‫م‬


‫الظمت ُفييهاَّ ُيميعاَّدَيِ ُيوايجيعيل ُايلييياَّية ُمزيياَّيدَنة ُمل ُمف ُحكبل ُيخ يدي ُيوايجيعيل ُالييميو ي‬

Ya Allah berikanlah kebaikan dalam agamaku, yang menjadi pegangan hidupku; berikanlah

kebaikan dalam duniaku, yang menjadi tumpuan penghidupanku; berikanlah kebaikan dalam

akhiratku, yang menjadi tempat kembaliku; jadikanlah hidup ini tambahan bagiku dalam

setiap kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai saat istirahatku dari setiap kejahatan.

‫ضيوا ُيو ُإميذا ُايمتْييحينتْييحهيم ُتيييفظكيحريوا ُيوإميذا ُذييكيرتييحهييم‬ ‫م م‬


‫اللظحهظم ُايجيعيل م ين ُمين ُالظذييين ُإميذا ُأييعطيييتْييحهيم ُيشيكحريوا ُيو ُإميذا ُيمنيييعتْييحهيم ُير ح‬

‫ذييكحريوا‬

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk hamba-hambamu yang apabila Engkau memberi nikmat

kepada mereka, mereka bersyukur; apabila Engkau menahan pemberian-Mu kepada mereka,

mereka rela; apabila Engkau menguji mereka, mereka bertafakur, dan apabila Engkau

mengingatkan mereka, mereka ingat.

‫ك ُمميين ُحكيبل ُظشير‬


‫صظلى ُاللظحه ُيعليييمه ُيويسلظيم ُيوأيحعوحذ ُبم ي‬ ‫ك ُممينحه ُيرحسولح ي‬
‫ك ُحميظمرد ُ ي‬ ‫ك ُممين ُحكبل ُيخ يدي ُيسأيلي ي‬
‫اللظحهظم ُإمبن ُأييسأيلح ي‬

ُ ‫صظلى ُاللظحه ُيعليييمه ُيويسلظيم‬ ‫ايستْيييعاَّيذيك ُممينحه ُيرحسولح ي‬


‫ك ُحميظمرد ُ ي‬

Sebaiknya doa ini dibaca berulang-ulang sebanyak seratus kali sebagaimana yang diajarkan di dalam 446
.atsar
Ya Allah, aku memohon segala kebaikan sebagaimana yang diminta oleh nabi-Mu

Muhammad saw dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan sebagaimana yang

diminta oleh nabi-Mu Muhammad saw.

‫سبحاَّين ُاللظمه ُو ُايلمحد ُ م‬


‫ل ُيويل ُإملييه ُإمظل ُاللظحه ُيواللظحه ُأييكبييحر‬ ‫ي يي‬ ‫حي ي‬

Mahasuci Allah, segala puji hanya bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.

‫صبل ُيو ُيسيلبيم ُيو ُبيياَّمريك ُيعليييى‬ ‫م‬ ‫م‬


‫ٌ ُأيظللحهظم ُ ي‬.ُ ‫ٌ ُيياَّ ُيحتي ُيياَّ ُقييتيوحم ُ ُيياَّ ُيذا ُايلييلل ُيوا يمليكيرام‬.ٌ.ٌ.‫ب‬
‫ٌ ُيياَّير ب‬.ٌ.ٌ.‫ب‬
‫ٌ ُيياَّير ب‬.ٌ.ٌ.ُ ‫ب‬
‫يياَّير ب‬

‫ص ييحبممه ُيو ُيس يلبيم ُتييس يلميينماَّ ُيع ييديدَ ُيم ياَّ ُأييح ياَّيط ُبميمه‬ ‫مم‬
‫ك ُالنظم ت‬
‫بيي ُايلحبم يتي ُيو ُيعليييى ُأيل يه ُيو ُ ي‬
‫د‬ ‫م‬
‫يس ييبدنياَّ ُحميظم يد ُيعيب يحديك ُوي ُيرحس ييولح ي‬

‫ض ُالحي ُيعيين ُيسياَّيدَاتمنياَّ ُأيم يبي ُبييكيدر ُيوعحيميير ُيوعحثَييمياَّين ُيويعلميري ُيو‬ ‫صياَّحه ُكمتْياَّبيح ي‬
‫ك ُيو ُاير ي‬ ‫ط ُبممه ُقييليحمي ي‬
‫ك ُيو ُأييح ي‬ ‫معيلحم ي‬
‫ك ُيو ُيخ ظ‬

َّ‫ب ُاليعميظزمة ُيعظميا‬ ‫م‬


‫ٌ ِحسييبيحاَّين ُيربي ي‬.‫ي ُيو ُتياَّبمعمييمهيم ُبممإيحيسياَّدن ُإميلي ُييييوم ُاليبدييين‬
‫ك ُير ب‬ ‫صحاَّبمة ُأييجعمي ُو ُع م تْ م‬
‫ن ُالظاَّبمع ي ي‬ ‫يعمن ُال ظ ي ي ي ي ي ي ي‬

ُ ‫ي‬ ‫صحفوين ُوسيلم ُعيلى ُاليمرسلمي ُ ُوايلمحد ُلملظمه ُر ب م‬


‫يم‬
‫ب ُالييعاَّليم ي‬‫ي‬ ‫ي ي ر ي حي ي ي ي يي‬ ‫ي‬

Ya Tuhan… Ya Tuhan…Ya Tuhan…Yang Mahahidup dan berdiri sendiri, Pemilik keagungan

dan Kemuliaan; ya Allah, curahkanla kesejahteraan, keselamatan dan keberkahan kepada

baginda Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan selamatkanlah mereka dengan

keselamatan yang jumlahnya seperti segala yang tercakut dalam ilmu-Mu, yang tertulis oleh

pena-Mu dan tertuang dalam kitab-Mu; dan berilah keridhaan, ya Allah, pada Abu Bakar,

Umar, Utsman dan Ali, juga kepada para sahabat, para tabi’in dan orang-orang yang

mengikuti mereka dalam kebaikan hingga hari pembalasan.


Mahasuci Tuhanmu, Yang Mahamulia atas apa yang mereka sifatkan kepada-Nya;

semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada para utusan-Nya, dan segala puji bagi Allah,

Tuhan penguasa semesta alam.447

Penjelasan mengenai keutamaan penutup doa ini telah kami paparkan dalam pembahan pada bab III, oleh 447
.karena itu kami tidak perlu mengulasnya lagi

Anda mungkin juga menyukai