LP Gangguan Mental Organik
LP Gangguan Mental Organik
OLEH :
KELOMPOK 3
TINGKAT II A
PRODI ILMU KEPERAWATAN
(d) Peran
Merupakan harapan klien terhadap tubuhnya, posisi, status,
tugas/peran yang diemban dalam keluarga, kelompok, masyarakat
dan bagaimana kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran
tersebut
(e) Identitas
Merupakan kesadaran klien untuk menjadi diri sendiri yang tidak
ada duanya dengan mensintesa semua gambaran diri sebagai satu
kesatuan utuh dan perasaan berbeda dengan orang lain. Ini
merupakan bagaimana persepsi tentang status dan posisi klien
sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status/posisi tersebut
(sekolah, pekerjaan, kelompok, keluarga, lingkungan masyarakat
sekitarnya) kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan
(gender).
e) Status mental
Pengkajian pada status mental dapat dilakukan pada penampilan, pembicaraan,
aktivitas motorik, afek emosi. (M. Azizah, 2011, hal. 65)
(1) Penampilan
Observasi pada penampilan umum klien yang merupakan karakteristik
klien yaitu penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan, sikap tubuh,
cara berjalan, ekskresi wajah, kontak mata, dilatasi/konstruksi pupil, status
gizi/kesehatan umum.
(2) Pembicaraan
Pada pembicaraan perhatikan bagaimana pembicaraan yang didapat pada
klien, apakah cepat, keras, gagap, inkoherensi, apatis, lambat, membisu,
tidak mampu memulai pembicaraan, pembicaraan berpindah-pindah dari
satu kalimat kekalimat lainnya yang tidak berkaitan,
(3) Aktivitas motorik
Aktivitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik perlu dicatat dalam hal
tingkat aktivitas (letargi, tegang, gelisah, agitasi) jenis (tik, seringai,
tremor) dan isyarat tubuh/mannerisme yang tidak wajar
(4) Alam perasaan
Yang perlu diobservasi antara lain : sedih, putus asa atau perasaan
gembira yang berlebih, ketakukan dan khawatir.
(5) Afek
Adapun beberapa gangguan afek dan emosi adalah sebagai berikut :
2) Analisa Data.
Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data untuk
merumuskan masalah-masalah yang dihadapi klien. Data tersebut diklasifikasikan
menjadi data subyektif dan obyektif:
a. Data Subyektif (Farida, 2010, hal. 50)
Data subyektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh pasisen dan
keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga. Menyatakan mendengar suara-suara dan melihat sesuatu yang tidak
nyata, tidak percaya terhadap lingkungan, sulit tidur, tidak dapat memusatkan
perhatian dan konsentrasi, rasa berdosa, menyesal dan bingung terhadap
halusinasi, perasaan tidak aman, merasa cemas, takut dan kadang-kadang
panik kebingungan.
b. Data Obyektif
Data obyektif yaitu data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat. Tidak dapat
membedakan hal yang nyata dan tidak nyata, pembicaraan kacau kadang
tidak masuk akal, sulit membuat keputusan, tidak perhatian terhadap
perawatan dirinya, sering manyangkal dirinya sakit atau kurang menyadari
adanya masalah, ekspresi wajah sedih, ketakutan atau gembira, klien tampak
gelisah, insight kurang, tidak ada minat untuk makan.
3) Pohon Masalah
Pohon masalah adalah kerangka berpikir logis yang berdasarkan prinsip sebab
dan akibat yang terdiri dari masalah utama, penyebab dan akibat (Fitria, 2009,
hal. 60)
Trauma Kepala
Penyebab
b. Diagnosa Keperawatan
mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stresor yang menunjang.
(etiologi), dan keduanya ini saling berhubungan sebab akibat secara ilmiah. Diagnosis
ini bisa juga permasalahan (P), penyebab (E), dan simtom/gejala sebagai data
penunjang. Jika pada diagnosis tersebut sudah diberikan tindakan keperawatan, tetapi
permasalahan (P) belum teratasi, maka perlu dirumuskan diagnosa baru sampai
2010, hal.51)
yaitu :
c. Perencanaan
TABEL 2
STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 PASIEN SP 1 KELUARGA
SP2P SP2K
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1) Melatih keluarga mempraktekkan cara
2) Berdiskusi tentang kemampuan yang merawat pasien dengan gangguan
dimiliki kognitif
3) Melatih kemampuan yang dimliki 2) Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat langsung kepada pasien
gangguan kognitif
SP3P SP3K
d. Pelaksanaan
dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat
ini (here and now) perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan
Perawat juga menilai kembali apakah tindakan aman bagi klien. Setelah tidak ada
hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan melakukan
menjelaskan apa yang akan dilakukan dan peran serta yang diharapkan klien.
Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien. (Ade
e. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dibagi dua yaitu, evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah
pikir :
Dapat diukur dengan mengobservasi prilaku klien pada saat tindakan dilakukan,
atau menanyakan kembali apa yang telah dilaksanakan atau memberi umpan balik
A : Analisis ulang atas data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data kontra indikasi
dengan masalah yang ada, dapat juga membandingkan hasil dengan tujuan.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon klien yang