Case Kejang Demam Komplek
Case Kejang Demam Komplek
Oleh :
Xxxxxxxx
Preseptor :
Dr.Hj.Gustina Lubis, Sp.A (K)
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam biasanya
terjadi pada usia antara 3 bulan dan 5 tahun dan tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu. 1,2
Kejang demam terdiri dari kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15
menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum, tonik atau klonik, tanpa
gerakan fokal dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.1
Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan salah satu ciri berikut :1
1. Kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari
15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak
tidak sadar.
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
1.2. Epidemiologi
Kejang demam adalah jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak, sekitar 2 – 5
% dari populasi, pada usia antara 5 bulan dan 5 tahun dengan manifestasi paling sering pada
usia 2 tahun3. Insiden di seluruh dunia bervariasi, 5 – 10 % di India, 8,8 % di Jepang, 14 % di
Guam, 0,35 % di Hongkong dan 0,5 – 1,5 % di Cina. Kejang demam terjadi pada semua ras
dan insidennya sedikit lebih predominan pada anak lelaki.4
Kejang demam kompleks terjadi rata-rata 25 – 50 % dari seluruh kasus kejang
demam. Kejang demam kompleks berhubungan dengan peningkatan risiko kejang demam
berulang, kejang demam dengan status epileptikus dan epilepsi.5
2
saluran kemih. Risiko berulangnya kejang demam akan meningkat pada anak dengan riwayat
orangtua dan saudara kandungnya juga pernah menderita kejang demam. Kejang demam
diturunkan secara autosomal dominan sederhana.2
Kejang demam kompleks berhubungan dengan banyak faktor, seperti gejala klinisnya,
infeksi virus, faktor genetik dan metabolik, serta kemungkinan adanya abnormalitas struktur
otak. Gurner et al baru-baru ini berhasil memetakan suatu lokus genetik di kromosom 12
yang berhubungan dengan peningkatan risiko kejang demam kompleks. Kejang demam
kompleks juga memiliki kemungkinan untuk menjadi salah satu gejala adanya infeksi
meningitis bakterial akut.5
3
- Riwayat penyebab demam, misalnya penyakit virus dan gastroenteritis
- Riwayat penggunaan obat pada anak
- Riwayat kejang pada anak sebelumnya, masalah neurologik, keterlambatan
tumbuh kembang, atau penyebab lain dari kejang seperti trauma.
- Tanyakan faktor risiko terjadinya kejang demam, seperti :
o Riwayat keluarga yang pernah atau tidak menderita kejang demam
o Suhu tubuh yang tinggi
o Riwayat prenatal dan keterlambatan perkembangan
o Penyakit perinatal (saat usia 28 hari pertama)
o Riwayat konsumsi alkohol dan rokok saat kehamilan ibu, karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya kejang demam sebanyak 2 kali lipat
Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan : 4
- Pemeriksaan sistem untuk mencari penyebab demam, misalnya otitis media,
faringitis, atau penyakit virus lain
- Pemeriksaan neurologis
- Tanda rangsangan meningeal
- Tanda-tanda trauma atau keracunan
Diagnosis banding kejang demam pada anak dapat berupa : 4
- Bakteremia dan sepsis
- Meningitis dan ensefalitis
- Status epileptikus
7
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : LPS
Umur : 2 tahun 11 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pauh, Limau Manis, Padang
Alloanamnesis ( diberikan oleh kakak ibu pasien )
Seorang anak perempuan umur 2 tahun 11 bulan dirawat di Bangsal Anak RSUP. Dr.
M. Djamil Padang sejak 9 Desember 2010 dengan :
Keluhan Utama :
Kejang berulang 3 jam yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Batuk sejak 3 hari yang lalu, berdahak
- Demam sejak 4 jam yang lalu, tinggi, terus-menerus, tidak menggigil dan tidak
berkeringat
- Kejang berulang 3 jam yang lalu, frekuensi 5 kali, lama kira-kira 5 menit, jarak
antara kejang sekitar 30 sampai 60 menit, kejang seluruh tubuh dengan mata
melihat ke atas
- Anak sadar setelah kejang, ini merupakan kejang yang kedua
- Mual tidak ada, muntah tidak ada
- Sesak napas tidak ada
- Riwayat trauma kepala tidak ada
- Buang air kecil warna dan jumlah biasa
- Buang air besaar warna dan konsistensi biasa
- Anak telah dibawa berobat ke RS Marnaini Asri, diberi Stesolid supp. 10 mg,
Dumin supp.125 mg, dan dipasang IVFD RL 8 tetes/menit, lalu anak dirujuk ke
RS Dr.M.Djamil Padang dengan keterangan kejang demam kompleks
8
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita kejang dengan atau tanpa demam
Riwayat kehamilan Ibu :
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, tidak mengkonsumsi obat-
obatan atau jamu, tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil, kontrol teratur ke bidan,
riwayat imunisasi TT tidak diketahui, dan gestasi cukup bulan
Riwayat Kelahiran :
Lahir spontan ditolong bidan, langsung menangis kuat. Berat badan lahir 2700 gram,
tetapi panjang badan lupa.
Riwayat Imunisasi :
BCG : umur 1 bulan (scar +)
DPT : umur 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan
Polio : umur 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan
Hepatitis B : umur 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan
Campak :-
Kesan : imunisasi dasar tidak lengkap
9
Riwayat Lingkungan dan Perumahan :
Tinggal di rumah permanen sederhana, pekarangan cukup luas, sumber air minum
dari sumur gali, buang air besar di WC dalam rumah, sampah dibakar. Kesan : higiene dan
sanitasi cukup baik
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : sadar
Tekanan Darah : 90 / 50 mmhg
Frekuensi denyut nadi : 124 x /menit
Frekuensi nafas : 30 x/ menit
Suhu : 37,8 oC
Panjang badan : 89 cm
Berat badan : 11 kg
Status gizi : Berat Badan menurut Umur : 78,5 %
Tinggi Badan menurut Umur : 95,6%
Berat Badan menurut Tinggi Badan : 84,5 %
Kesan : Gizi Kurang
Pemeriksaan Sistemik :
Kulit : Teraba hangat, sianosis tidak ada, pucat tidak ada, kuning tidak ada, turgor
kembali cepat
Kepala : Bentuk bulat, simetris, tidak ada deformitas, rambut lebat, berwarna coklat,
tidak mudah dicabut
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil 2
mm/2mm, reflek cahaya +/+ normal
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan, nafas cuping hidung tidak ada
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah
Tenggorokan : Tonsil T2-T2 hiperemis, faring hiperemis
Dada : Paru
- Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan
- Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
10
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada , wheezing tidak
ada
Jantung
- Inspeksi: Iktus tidak terlihat
- Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial linea mid clavicularis sinistra RIC
V
- Perkusi :
Batas kanan : Linea Sternalis dextra
Batas kiri : 1 jari medial linea mid clavicularis sinistra RIC V
Batas atas : Linea Parasternalis sinistra RIC II
- Auskultasi : Bunyi jantung normal, irama teratur, bising tidak ada
Perut : Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : Tidak ditemukan kelainan
Alat kelamin : Status pubertas A1, M1,G1
Anggota gerak : Atas :
Akral hangat, refilling kapiler baik
Reflek fisiologis : Refleks biseps (+/+), Refleks triseps (+/+)
Bawah :
Akral hangat, refilling kapiler baik
Refek fisiologis : Reflek sendi lutut (+/+), Reflek pergelangan kaki (+/+)
Reflek patologis : Reflek babinsky (-/-), Reflek openheim (-/-), Reflek
chaddock (-/-), Reflek scaefer (-/-), Reflek Gordon (-/-)
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : Hemoglobin : 9,1 gr%
Leukosit : 13.500/ mm3
Hitung jenis leukosit : 0/ 1/ 7/ 84/5/3
Eritrosit : 3.960.000/mm3
Hematokrit : 29 %
Trombosit : 280.000/mm3
MCH : 22,98 pg (N = 27-37 pg)
11
MCV : 73,23 fl (N = 76-96 fl)
MCHC : 31,38 % (N = 32-34 %)
Kesan : anemia mikrositik hipokromik
Urin : Protein : (-) Reduksi : (-)
Bilirubin : (-) Urobilin : (+)
Kesan : urin dalam batas normal
Feses : anak belum BAB
Diagnosa Kerja:
Kejang Demam Kompleks
Tonsilofaringitis akut
Anemia mikrositik hipokromik e.c.suspek defisiensi Fe
Gizi kurang
Speech delayed
Terapi :
- Makanan lunak 1100 kkal
- Luminal 75 mg I.M
- Paracetamol 110 mg P.O (T ≥ 38,5°C)
- Ambroxol 3 x 5 mg
Rencana :
Pemeriksaan feses rutin
SI-TIBC
Konsultasi ke bagian pediatri sosial
Pemantauan :
Tanggal 10 Desember 2010 pukul 07.30 WIB
S/ Demam ada, tidak tinggi
Sesak nafas tidak ada
Batuk ada, berdahak
12
Pilek tidak ada
Mual dan muntah tidak ada
Kejang tidak ada
Anak mau makan
BAK warna dan jumlah biasa
BAB belum ada 1 hari
O/ Tekanan Darah : 90 / 60 mmhg
Suhu : 37,60C
Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Kesan : febris ec. Tonsilofaringitis akut
Anemia ec. Suspek defisiensi Fe
Terapi :
- Makanan Lunak 1100 kkal
- Luminal 3 x 40 mg P.O
- Paracetamol 110 mg (T ≥ 38,5°C)
- Ambroxol 3 x 5 mg
13
DAFTAR PUSTAKA
14