Anda di halaman 1dari 15

REFLEKSI KASUS

OBTURASI PERAWATAN SALURAN AKAR

Nama : Zaniar Febryan Pratiwi


NIM : 112110
Dosen : Drg. Arlina Nur Hapsari Sp.KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2018
I. DESKRIPSI KASUS
Data Pasien
Nama :
Umur : 23 tahun
Alamat : kudus
Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan gigi belakang bawah kiri berlubang besar dan
kadang terasa sakit saat makan
Anamnesis
Pasien datang mengeluhkan gigi belakang kiri bawah sakit dan berlubang besar
,sejak beberapa tahun yang lalu. Keluhan ini mengganggu aktifitas pasien
sehingga pasien merasa tidak percaya diri. Pasien belum pernah memeriksakan
giginya ke dokter gigi sebelumnya.

Pemeriksaan Subjektif

Penyakit sistemik : d.t.a.k


Alergi obat / makanan : d.t.a.k
Tekanan darah : 120/80
Berat badan : 52
Tinggi badan : 158
Nadi : 66x/ menit
Frekuensi nafas : 18x/ menit
Pemeriksaan objektif :
 Pemeriksaan Ekstra Oral
d.t.a.k
 Penyakit Sistemik
d.t.a.k
Foto Rontgen

I. PENATALAKSANAAN
1. Kunjungan I
a. Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang mengeluhkan gigi belakang kiri bawah sakit
dan berlubang besar ,sejak beberapa tahun yang lalu. Keluhan ini
mengganggu aktifitas pasien sehingga pasien merasa tidak percaya
diri. Pasien belum pernah memeriksakan giginya ke dokter gigi
sebelumnya.

b. Pemeriksaan Objektif :
 terdapat kavitas pada gigi 21
 Sondasi :(+)
 Perkusi :(-)
 Palpasi :(-)
 Mobilitas :(-)
 CE :(+)
c. Assessment = karies profunda terbuka disertai pulpitis
irreversible
d. Tindakan = Perawatan saluran akar
II. PERTANYAAN KRITIS
1. Prinsip Obturasi saluran akar
2. Penyebab Kegagalan Pengisian Saluran akar
3. Akibat Pengisian Saluran Akar Yang Tidak Hermetis
4. Tanda keberhasilan obturasi perawatan saluran akar ganda

III. LANDASAN TEORI


1. Prinsip Obturasi Saluran Akar

Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan gigi

yang bermaksud mempertahankan gigi yang mati atau non vital agar

dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya dan tanpa

menimbulkan gejala, dapat berfungsi kembali dan tidak ada tanda-tanda

kelainan patologis. Gigi yang rusak bila dirawat dan direstorasi dengan

baik akan bertahan di dalam rongga mulut selama akarnya terletak pada

jaringan penyangga yang sehat1 . Prinsip perawatan saluran akar terdiri

dari tiga tahap yaitu pembersihan dan preparasi, sterilisasi dan pengisian

saluran akar .

Tahap pengisian saluran akar merupakan salah satu tahap yang harus

diperhatikan karena didalam sistem saluran akar gigi banyak dijumpai

variasi anatomi bentuk saluran akar gigi yang tidak beraturan serta adanya

saluran akar tambahan yang beranastomosis (ramifikasi)2. Adanya

foramen apical pada saluran akar tambahan akan mempersulit untuk

memperoleh pengisian saluran akar yang tepat dan padat mengisi daerah

apical. Jarak pengisian terhadap apeks merupakan hal yang penting.


Idealnya, bahan pengisi dapat mengisi seluruh saluran akar yang telah

dipeparasi sesuai dengan panjang kerja yang telah ditentukan3.

Pengisian saluran akar harus terisi dengan baik sampai di atas foramen

apikal untuk mecegah timbulnya infeksi ulang . Kriteria hasil pengisian

saluran akar yang maksimal yaitu bahan pengisi tepat dan padat mengisi

daerah apikal, kemudian hasil pengisian terdeteksi melalui foto roentgen

dilihat dari lateral, mesial, dan distal dengan tidak ada radiolusensi yang

merupakan rongga kosong dalam ruangan obturasi atau dinding saluran

akar dan pengisian saluran akar sesuai dengan panjang kerja (1-2 mm dari

apikal)4 .

PSA dikatakan berhasil bila dalam waktu observasi minimal satu tahun

tidak terdapat keluhan dan lesi periapikal yang ada dapat berkurang atau

tetap. Penyebab kegagalan PSA sangat banyak antara lain obturasi yang

tidak sempurna, perforasi akar, resorpsi akar eksternal, lesi periodontal-

periradikuler, overfilling, adanya saluran akar yang tertinggal, kista

periapikal, tertinggalnya instrument yang patah dalam saluran akar,

perforasi dasar foramen nasalis dan kebocoran koronal.5

Kegagalan PSA yang menyebabkan adanya lesi periapikal

memerlukan perawatan saluran akar ulang dengan tujuan menghilangkan

bakteri dan mencegah kontaminasi lebih lanjut dengan obturasi yang

hermetis dan penutupan koronal yang baik.6 Pemahaman tentang anatomi

sistem saluran akar memegang peranan penting dalam keberhasilan dan


kegagalan perawatan tersebut. Enterococcus faecalis (E. faecalis)

ditemukan sembilan kali lebih banyak pada infeksi pasca PSA

dibandingkan pada infeksi primer. Pada beberapa kasus bahkan

ditemukan E. faecalis sebagai satu-satunya bakteri yang ada pada saluran

akar yang sudah dilakukan obturasi dengan lesi periapikal7 .

2. Penyebab Kegagalan Pengisian Saluran akar

Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik. Evaluasi

klinis dan radiografis dapat dilakukan dengan mudah, evaluasi dilakukan 6

bulan sampai 4 tahun setelah perawatan. Kriteria keberhasilan perawatan

saluran akar menurut Quality Assurance Guidelines yang dikeluarkan oleh

American Assosiation of Endodontic adalah tidak peka terhadap perkusi,

palpasi, mboilitas normal, tidak adanya sinus tract atau penyakit

periodontium normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada ruang

saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan

perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya

lesi perradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan

efektifitas penutupan bagian corona.8

Keberhasilan perawatan saluran akar ini dipengaruhi oleh preparasi

dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada bagian sepertiga

apical. Pengisian saluran akar harus padat dan rapat, sehingga tak ada
ruang kosong dimana mikroorganisme bisa tumbuh disana. Sebab-sebab

terjadinya kegagalan dapat dikategorikan dalam 3 hal, (Tarigan, 1994):

1. Iritasi apical oleh cairan jaringan yang terinfeksi pada saluran akar

yang diisi tidak hermetis adalah 63,46%

2. Kesalahan-kesalahan selama dilakukan perawatan, misalnya

perforasi, pengisian berlebih, instrumen patah, adalah 14,42%

3. Kesalahan pada saat diagnosis 22,12%

Dari keterangan tersbut dapat disimpulkan bahwa perawatan saluran

akar yang tidak sempurna(tidak hermetis) dan pengisian saluran akar yang

salah hampir meliputi dua pertiga penyebab kegagalan perawatan saluran akar

yang dilakukan. Tujuan pengisian saluran akar untuk menutup jalan masuk

antara jaringan periodonsium dan saluran akar tidak terjadi infeksi ulang

terutama dari daerah apical. Dengan saluran akar yang tertutup rapat

(hermetis) akan menyebabkan mikrofloral tidak dapat tumbuh, mencegah

terjadinya penyakit hiperbarik, merangsang penyembuhan jaringan jaringan

sekitar akar gigi. Hal-hal yang menyebabkan pengisian akar yang tidak

hermetis:

1. Lalai melapisi con tambahan dengan lapisin tipis semen saluran

akar (kondensasi lateral)

2. Gagal memasuka cone tambahan sampai seluruh panjang penetrasi

kondensasi lateral
3. Penggunaan cone dengan ujung sangat halus yang melekuk dan

memilin pada saat dimasukan

4. Penggunaan kondensasi lateral atau plugger yang terlalu besar

5. Semen saluran akar terlalu banyak

6. Penggunaan siler saluran akar yang cepat mengeras atau cara

mencampur yang salah

7. Gagal untuk mencapai kedalaman kondensasi dab aliran gutta

percha yang melembek (kondensasi vertical, semua teknik gutta

percha termoplastik)9

3. Akibat Pengisian Saluran Akar Yang Tidak Hermetis

Tujuan pengisian saluran akar adalah untuk menutp jalan masuk

antara jaringan periodonsium dan saluran akar tidak terjadi infeksi ulang

terutama didaerah apical. Selain itu agar saluran akar tidak menjadi

tempat berkembang biaknya bakteri, sumber infeksi, dan penyebab sakit

hiperbarik. Dengan pengisian yang tidak hermetis mikroorganisme dapat

hidup dan tumbuh lalu berkembang biak dalam saluran akar,

mikroorganisme akan berpenetrasi melalui periapical masuk menginfeksi

ruang pulpa dan menjadi toksin bagi tubuh.

Kegagalan selama perawatan biasanya disebabkan oleh tahap

pembersihan, pembentukan, dan pengisian saluran akar yang benar.

Kegagalan dalam pengisian terjadi akibat proses pembentukan saluran

akar yang kurang baik atau pengisian yang kurang tepat. Kondensasi isi
saluran akar menyebabkan hasil pengisian lebih hermetis, sehingga iritan

yang tertinggal di dalam saluran akar tidak menimbulkan masalah di

kemudiaan hari. Demikian pula pengisian saluran akar yang terlalu

pendek atau panjang juga akan menimbulkan masalah seperti inflamasi

periradikuler.10

Kesalahan-kesalahan pada saat pengisian saluran akar antara lain

over filling atau bahan pengisi melampaui foramen apical, underfilling

atau bahan pengisi tidak mencapai panjang kerja, Porositi atau bahan

pengisi tidak rapat dalam saluran akar. Akibat kegagalan perawatan

saluran akar yang dilihat secara klinis yang lazim dan dinilai adalah dari

gejala klinis, yaitu:

1. Rasa Nyeri baik spontan maupun apabila terkena rangsang

2. Perkusi dan tekanan terasa peka

3. Palpasi mukosa sekitar gigi terasa peka

4. Pembengkakan pada mukosa sekitar gigi dan nyeri bila

ditekan

5. Ada fistula pada daerah apical

Adapun gambaran radiografi yang terlihat pada saat pengisian

yang kurang hermetis adalah:

1. Radioluseni pada daerah yang kosong atau tidak terisi oleh

bahan pengisi saluran akar


2. Densitas material pengisi yang harus terlihat seragam dari

korona sampai apeks, tepi gutta percha harus tajam dan

berbeda jelas serta tidak ada kekaburan, menandakan adanya

adaptasi pengisian yang rapat (hermetis).

3. Panjang guttapercha harus mencapai panjang kerja untuk gigi

yang dipreparasi. Sedangkan untuk pengisian yang tidak

hermetis terkadang melebihi atau kurang dari panjang kerja

4. Ketirusan atau bentuk saluran akar harus mencerminkan

bentuk saluran akar yang meruncing ke bawah mencapai satu

titik. Namun untuk pengisian yang tidak hermetis dapat

melebar dan tidak merucing serta rentan terhadap perforasi

5. Restorasi dapat lepas jika pengisian tidak hermetis karena

retensi yang tidak adekuat dan akibat lebih lanju akan terjadi

perembesan cairan mulut kedalam saluran akar yang

menyebabkan semen larut, menimbulkan kebocoran sampai

ke daerah periapical, yang apabila dibiarkan akan

menimbulkan kelainan jaringan periapical9

4. Tanda keberhasilan obturasi perawatan saluran akar ganda

Keberhasilan PSA didapatkan dari preparasi dan pengisian saluran

akar yang baik, terutama pada sepertiga apikal. Pengisian harus bersifat

hermetis sehingga tidak ada ruang kosong sehingga mikroorganisme dapat

hidup di sana. Penyebab kegagalan PSA pada kasus ini terlihat bahwa
obturasi saluran akar tidak hermetis. Hal-hal yang menyebabkan pengisian

tidak hermetis antara lain gagal memasukkan gutta percha tambahan

sampai ke panjang kerja yang memadai, tidak melapisi gutta percha

tambahan dengan siler, penggunaan gutta percha tambahan yang terlalu

kecil sehingga menekuk pada saat dimasukkan, penggunaan plugger yang

terlalu besar, siler terlalu banyak.10

Pemendekan Panjang kerja menjadi salah satu contoh penyebab

kegagalan dalam perawatan saluran akar menjadi tidak hermetis. Hal ini

bisa disebabkan oleh karena saat preparasi saluran akar cleaning dan

shaping tidak dilakukan dengan baik oleh operator sehingga panjang kerja

awal yang telah dihitung menggunakan rumus tidak sesuai dengan panjang

kerja saat obturasi.

Idealnya panjang kerja pada saat oburasi sama dengan panjang kerja

saat perhitungan awal atau ±2 mm dari foramen apical. Bila panjang kerja

mengalami pemendekan maka akan didapatkan celah diantara bahan

pengisi dan saluran akar, hal tersebut dapat mengakibatkan mudahnya

bakteri berpenetrasi ke dalam saluran akar dan akan menyebabkan infeksi

sekunder. 11
Penanganannya jika obturasi saluran akar jauh dari foramen apical

atau >2mm dari foramen apical, maka sebaiknya dilakukan pengisian ulang

atau retreatment agar tidak terjadi infeksi sekunder yang akan menyebabkan

kegagalan dalam perawatan saluran akar karena bakteri utama penyebab

infeksi sekunder pada kegagalan PSA adalah E.faecalis. Bakteri ini terkenal

mempunyai resistensi yang tinggi terhadap banyak antibakteri. Bakteri ini

mampu mengkatabolisme berbagai sumber energi dan dapat bertahan hidup

dalam berbagai lingkungan termasuk pH alkali dan suhu yang ekstrim.

Kemampuan bertahan hidup dan virulensinya berasal dari enzim litik,

sitolisin, senyawa agregasi, dan asan lipoteikoat (LPA). Kelebihan E. Faecalis

yaitu mampu bertahan hidup tanpa makanan sampai memperoleh suplai

nutrisi yang adekuat, jika bakteri ini masuk kedalam foramen apical,maka

akan terjadi infeksi lanjutan, sehingga perlu retreatment ulang agar pengisian

lebih hermetis dan tidak terjadi infeksi sekunder dikemudian hari.12

Pengisian saluran akar yang benar adalah setelah guttap percha diolesi

sealer dan dimasukan ke saluran akar sesuai panjang kerja lalu guttap

percha dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator yang telah

dipanasi.lalu diatas guttap percha diberi basis, basis yang digunakan

biasanya GIC, basis tersebut bertujuan sebagai perlindungan thermal antara

bahan pengisi gutta percha dan restorasi akhir seperti logam dan

komposit.11
Basis harus mampu menahan gaya komposit yang srhingkage dan

gutta percha yang dapat menyusut. Setiap bahan kedokteran gigi memiliki

sifat biologis dan sifat mekanis, sifat dari bahan pengisi saluran akar seperti

gutta percha adalah tidak melekat pada dentin dan sedikit elastis sehingga

membengkok dan menjauh dari dinding saluran akar, mudah bengkok

apabila ditekan dari luar, dapat menyebabkan kebocoran pada daerah

marginal dalam pengisian saluran akar, stabilitas dimensionalnya kurang

baik, dapat mengalami pengkerutan pada waktu pendinginan atau kembali

kedalam keadaan padat, oleh karena itu pemotongan guttap harus 1-2mm

dibawah oriface,agar diatasnya dapat diisi dengan bahan basis.sehingga

apabila guttap percha mengalami pengkerutan, tidak akan ada ruangan

kosong antara restorasi akhir dan saluran akar. Ruang kosong yang timbul

akibat kurangnya basis akan mengakibatkan bakteri dapat berpenetrasi atau

lebih parahnya gigi tersebut tidak dapat menerima beban kunyah yang

besar, terlebih jika pada gigi posterior.13

IV. REFLEKSI KASUS

Pada kasus ini, operator melakukan pengisian saluran akar

yang tidak hermetis, terlihat dari panjang gutta percha yang tidak sesuai

dengan panjang kerja. Adanya ruangan bisa mengakibatkan terjadinya

mikro leakage karena guttapercha yang tidak hermetis. Mikro leakage

yang dibiarkan terus menerus akan mmembuat jalan masuk


mikroorganisme ke dalam jaringan periapikal,sehingga bisa

menimbulkan infeksi bakteri dan lesi periapikal.8

Pengisian saluran akar harus terisi dengan baik sampai di atas

foramen apikal untuk mecegah timbulnya infeksi ulang . Kriteria hasil

pengisian saluran akar yang maksimal yaitu bahan pengisi tepat dan

padat mengisi daerah apikal, kemudian hasil pengisian terdeteksi

melalui foto roentgen dilihat dari lateral, mesial, dan distal dengan tidak

ada radiolusensi yang merupakan rongga kosong dalam ruangan

obturasi atau dinding saluran akar dan pengisian saluran akar sesuai

dengan panjang kerja (1-2 mm dari apikal)4 .

Penanganannya jika obturasi saluran akar jauh dari foramen apical

atau >2mm dari foramen apical, maka sebaiknya dilakukan pengisian

ulang atau retreatment agar tidak terjadi infeksi sekunder yang akan

menyebabkan kegagalan dalam perawatan saluran akar.


DAFTAR PUSTAKA

1. Bence, R.,. Buku Pedoman Endodontik Klinik, ed 1. UI-Press.Jakarta.


1990.h:80-82. 2.
2. Grossman L.i. Oliet S., and Rio C.E.D. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Alih
Bahasa Rafiah Byono. EGC. Jakarta. 1995.h: 196-247.
3. Kyun Sang Min. Clinical Management of Mandibular First Molar with
Multiple Mesial Canal. The Journal Cont. Dent. Parctice.2004. 5(3):142
4. Walton, R.E., Torabinejad, M.,. Principle and Practice Endodontics. 3rd ed.
WB Saunders.Co. Philadelphia. 2002.p:322-9.
5. Hoen MM, Frank E. Contemporary endodontic retreatments: An analysis based
on clinical treatment findings. Journal Endod. 2002; 28: 834-7.
6. Simon S, et all. Apical limit and working length in endodontics. Dent Update.
2009 Apr; 36(3): 146- 50, 153.
7. Mulyawati E. Peran bahan disinfeksi pada perawatan saluran akar. Majalah
Kedokteran Gigi. 2011;1 8(2): 205-9.
8. Armilia, Milli.2006. Faktor-faktor penyebab kegagalan saluran akar.
Bandung;Unpad. (makalah)
9. Tarigan, R. 1994. Perawatan pulpa gigi (Endodontic). Cetakan I , Jakarta:
Widya Medika
10. Pdf; Epita Sarah Pane. 2006.Obturasi. FKG USU
11. Williams DF, Cunningham J. Material in Clinical Dentistry. New York :
Oxford University Press, 1979; 328-30
12. Harty FJ. Endodonti Klinis, edisi 3.Jakarta :Hipocrates, 1992; 189-213
13. Ozcan M, Alexander P, Vallittu PK, Huysman MC, dan Kalk W. Effect of three
surface conditioning methods to improve bond strength of particulate filler
resin composites. Journal of Materials Science: Materials in Medicine. 2005;
16: 21-27.

Anda mungkin juga menyukai