Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN OLEH

NS. YOSI OKDALIA, S.KEP


ANAK
DENGAN HIPOSPADIA, HIPOSPADIA
PHIMOSIS A. KONSEP DASAR
DAN HIDROKEL
1. Definisi hipospadia
- Hipospadia adalah kelainan bawaan dimana
meatus uretra eksterna terletak di permukaan
ventral penis dan lebih ke proksimal dari
tempatnya yang normal yaitu di ujung glans penis
(Kapita Selekta Kedokteran hal : 374)
- Hipospadia adalah anomali perkembangan pada
pria dimana uretra bermuara pada sisi bawah
penis atau perineum (Kamus Kedokteran Dorlan,
hal : 896)

2. Etiologi Hipospadia
Penyebab kelainan ini adalah maskulinisasi inkomplit
dari genitalia karena involusi yang prematur dari sel
interstitial testis
4. Gambaran Klinis
- Kondisi mudah dikenal sejak lahir
3. Patofisiologi - Aliran urine dapat membelok ke arah bawah atau
menyebar dan mengalir kembali sepanjang penis
Perkembangan dari penis dan scrotum dipengaruhi - Anak dengan hipospadia penoscrotal / perineal
oleh testis, tanpa adanya testis maka struktur wanita berkemih dalam posisi duduk
seperti klitoris, labia mayora, dan labia minora lebih - Pada hipospadia glanduler atau koronal anak
dominan. Tetapi dengan adanya testis klitoris akan mampu untuk berkemih berdiri dengan sedikit
membesar menjadi penis, sulkus labia minora mengangkat penis ke atas.
terbentuk menjadi uretra dan labia mayora
berkembang menjadi scrotum. 5. Penatalaksanaan Medis
Hipospadia terjadi apabila sel testis yang berkembang 1. Operasi pelepasan Chordee dan Tenneling
secara prematur akan berhenti memproduksi Dilakukan sebelum anak usia sekolah untuk
Androgen, karena menimbulkan interupsi konversi menghindari masalah sosial dan emosional.
penuh dari genitalis eksterna menjadi laki-laki. Dari Dilakukan pada usia 1,5 – 2 tahun. Pada tahap ini
pertumbuhannya yaitu urogenalis ridge akan menjadi dilakukan operasi eksisi chordee dari muara
phallus dan glan penis maka akan terbentuk selokan uretra sampai glan penis. Setelah eksisi chordee
yang memisahkan phallus dan atau bulbus maka penis akan menjadi lurus akan tetapi
cabernosus uretra. Jika pertumbuhan bulbus atau meatus uretra masih terletak abnormal. Untuk
korpus cavernosus terganggu maka terjadi muara di melihat keberhasilan setelah di eksisi dilakukan
tengah-tengah hingga terbentuklah hipospadia tes ereksi buatan intra operatif dengan
menyuntikkan NaCl 0.9 % ke dalam corvus 3. Terjadi kantong/stekus, sehingga terjadi inti-inti
cavernosum atau tumbuh rambut-rambut
Pada saat bersamaan dilakukan operasi tunneling
yaitu pembuatan uretra pada glan penis dan B. ASUHAN KEPERAWATAN
muaranya. Bahan untuk menutup luka eksisi 1. Pengkajian
chordee dan pembuatan tunneling diambil dari a. Riwayat Keperawatan
preputium penis bagian dorsal oleh karena itu  Data Demografi
hipospadia merupakan kontra indikasi mutlak  Riwayat Kesehatan Keluarga : adakah
untuk sirkum sisi keluarga yang mempunyai kelainan seperti
yang diderita klien
2. Operasi Uretropalsti  Riwayat kesehatan yang lalu : apakah klien
Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi sebelumnya pernah mengalami inkontinensia
pertama. Uretra dibuat dari kulit penis bagian urine, apakah klien pernah mengalami
ventral yang di insisi secara longitudinal paralel tindakan pembedahan sebelumnya, apakah
dari kedua sisi. klien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya
6. Komplikasi  Riwayat Kesehatan Sekarang : keluhan yang
1. Terjadi fistel ditempat yang dulu atau dinding dirasakan apakah ada gangguan dalam
lain berkemih, bagaimana posisi klien saat
2. Terjadi striktura uretra (terutama pada berkemih, adakah perubahan dalam pola
sambungan meatus uretra yang sebenarnya eliminasi urine/BAK
dengan uretra yang baru dibuat)
 Riwayat Psikologis : bagaimana perasaan klien  Integritas kulit sekitar meatus
terhadap perasaan yang dideritanya, (warna, kelembaban atau kering)
kecemasan , perasaan masa lalu dan rendah
diri, bagaimana penerimaan klien terhadap 2. Diagnosa Keperawatan
dirinya a. Pre Operasi
 Riwayat Sosial : adakah penyimpangan  Kecemasan pada ortu berhubungan dengan
tingkah laku, apakah klien menunjukkan takut terhadap resiko pembedahan dan
ketidak mampuan berinteraksi dengan teman anestesi
sebayanya, apakah klien dikucilkan dalam  Kurangnya pengetahuan orang tua
pergaulannya. berhubungan dengan pembedahan, pengobatan
 Riwayat Tumbuh Kembang : bagaimana dan perawatan selanjutnya
tingkat pertumbuhan dan perkembangan  Kurangnya volume cairan berhubungan dengan
klien selama menderita kelainan pada dirinya, keadaan sewaktu pembedahan
apakah ada dampak terhadap pertumbuhan  Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan
dan perkembangan klien persiapan pre operatif, masalah klinik pre
 Harapan orang tua terhadap pengobatan dan operatif
perawatan klien, pengetahuan orang tua b. Post Operasi
tentang kondisi anak.  Resiko penurunan cairan berhubungan dengan
b. Pemeriksaan Fisik nausea dan perdarahan
 Lokasi Meatus Eksternus  Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
 Keadaan Meatus, kebersihan dan dengan prosedur pembedahan dan pemasangan
perawatan perineal kateter
 Perubahan eliminasi urine berhungan dengan  Jelaskan waktu pelaksanaan pembedahan,
trauma sekunder terhadap pembedahan waktu pemulihannya, kapan waktu melihat bayi
 Resiko injury (internal dan eksternal) setelah dilakukan operasi
berhubungan dengan perdarahan post op  Beri waktu untuk mendengarkan orang tua klien
 Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dan berikan support
dengan kurangnya pengalaman dalam tehnik  Berikan dukungan untuk menyamakan persepsi
perawatan, komplikasi  Identifikasi, jelaskan kesalahan konsep
3. Rencana Tindakan  Jelaskan kesalahan bahwa itu normal
a. Pre Op  Biarkan orang tua mengetahui kapan mereka
 Kecemasan pada orang tua b/d takut terhadap dapat mengunjungi sebelum dan sesudah
resiko pembedahan dan anestesi pembedahan
Tujuan : Rasa cemas berkurang
Kriteria Hasil : b. Post Op
1. Orang tua menerima kalau klien akan  Resiko penurunan volume cairan b/d vomitus,
dilakukan tidakan anestesi dan nausea dan perdarahan
pembedahan Tujuan : Volume cairan tubuh klien dapat
2. Orang tua dapat menjelaskan rasa dipertahankan
takutnya, membuat rencana yang spesifik Kriteria Hasil :
untuk waktu/hari post op kepada klien 1. Menunjukkan vaskularisasi yang baik, TD
Intervensi : normal
 Berikan informasi tentang anestesi, pembedahan 2. Menunjukkan tidak adanya
 Jelaskan tipe anestesi, pemulihan dari anestesi perdarahan/bekuan darah pada kateter atau
rembesan perdarahan pada balutan.
FIMOSIS
Menunjukkan membran mukosa yang lembab,
turgor kulit baik 1. Definisi Fimosis

3. Menunjukkan pernafasan normal, irama dan - Fimosis adalah penyempitan ujung preputium yang

jumlahnya biasanya disebabkan oleh fibrosis tepi preputium

Intervensi : akibat radang balanopostitis atau setelah penyunatan

 Monitor perdarahan, tensi tiap 2 jam selama 8 yang tidak sempurna (Buku Ajar Ilmu Bedah hal :

jam pertama, kemudian 8 jam selanjutnya 1085)

 Inspeksi urine untuk mengetahui adanya - Kulup pada bayi muda yang tidak dapat di retraksi,

perdarahan, bekuan darah tiap 1 – 2 jam selama yang disebabkan kulup melekat dengan gland

24 jam dibawahnya

 Inspeksi balutan untuk mengetahui adanya


peradangan tiap 1- 2 jam selama 24 jam 2. Etiologi
- Infeksi
 Kaji membran mukosa kulit tiap 2 jam selama 24
- Kelainan Kongenital
jam
- Mal praktek
 Monitor pernafasan tiap 2 – 4 jam, laporkan jika
ada sianosis dan pernafasan dangkal
3. Gejala Klinis
Umumnya miksi tidak terganggu oleh fimosis, tetapi
kadang-kadang ditemukan lubang ureter begitu kecil dan
sempit sehingga pasien sulit berkemih

4. Penatalaksanaan Medis
Fimosis harus ditangani dengan sirkum sisi, bila ada  Jelaskan pada ortu tentang tindakan pembedahan yang
balanopostitis sebaiknya dilakukan sayatan dorsal akan dilakukan
terlebih dahulu yang disusul dengan sirkum sisi  Jelaskan bagaimana ortu dapat mendukung dan
sempurna memeluk anaknya
 Perawatan luka
5. Komplikasi  Jaga kebersihan penis ; bayi tidak boleh ditinggalkan
- Ulserasi meatus dengan popok yang basah dalam waktu yang lama
- Stenosis meatus  Kolaborasi untuk tindakan pembedahan / sirkum sisi
- Perdarahan (gunakan benang cat gut untuk mempertemukan kulit
dengan pembuluh darah)
 Observasi adanya perdarahan
6. Diagnosa Keperawatan
 Pembalut diangkat jika basah dengan urine dan lap
 Kecemasan pada ortu berhubungan dengan takut
panggul berguna untuk membersihkan penis dan
terhadap resiko pembedahan dan anestesi
mendorong terjadinya penyembuhan
 Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan
 Jelaskan pada orang tua tentang higiene dari daerah
dengan pembedahan, pengobatan dan perawatan
yang dibedah dan pengenalan setiap komplikasi
selanjutnya
 Jelaskan pada orang tua tentang pencegahan
 Resti infeksi berhubungan dengan adanya luka /
dermatitis amonia dan cara mengobatinya
kurangnya personal higiene
 Bila terjadi stenosis meatus, kolaborasi dengan
memberikan terafi meatotomi dan dilatasi

7. Intervensi
HIDROKEL peradangan di testis dan bagiannya, atau akibat
resorpsi yang berkurang.
- Trauma atau dengan tanpa perdarahan
1. Pengertian - Tumor / neoplasma
Hidrokel adalah kista yang berisi air yang ditemukan - Idiopatik / tidak diketahui
pada bagian depan testis yaitu di bagian tunika vaginalis,
kista bersifat tembus cahaya dan tidak dapat dikosongkan 3. Tanda dan Gejala
dengan tekanan karena suatu katup penutup pada Scrotum membesar, permukaan rata (terdapat fluktuasi),
sambungannya dengan prosessus. batas atas teraba, perasaan berat, nyeri ringan atau rasa
Hidrokel pada bayi tidak memerlukan pembedahan dan tidak nyaman, testis tidak teraba, tidak ditemukan
semua cairan akan hilang pada umur 1 tahun, pada anak tanda-tanda radang.
yang lebih tua akan memyebabkan perasaan tidak enak
dan akan mempengaruhi prilaku anak, maka diperlukan 4. Penatalaksanaan
tindakan pembedahan. - Operasi secara Berkman yaitu mengangkat sebagian
dari tunika vaginalis
2. Etiologi - Pada kasus yang akut besar tegang dan sakit sebaiknya
- Hidrokel Kongenital, biasanya terjadi akibat adanya di puncti dulu untuk mencegah atrofi testis.
hubungan antara kantong skrotum dan rongga
peritoneum, sehingga cairan peritoneum berkumpul di
dalam skrotum
- Peradangan : ortitis, epididimitis yang menimbulkan
pengumpulan cairan di tunika vaginalis akibat 5. Diagnosa Keperawatan
produksi berlebihan yang disebabkan karena
 Kecemasan pada ortu berhubungan dengan takut
terhadap resiko pembedahan dan anestesi
 Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan
dengan pembedahan, pengobatan dan perawatan
selanjutnya
 Resti infeksi berhubungan dengan adanya luka post
operasi
 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan luka
operasi
 Gangguan body image berhubungan dengan perubahan
penampilan fisik : pembesaran scrotum

6. Intervensi
 Perawatan Pra Bedah
 Perawatan luka dan pencegahan kontaminasi luka
 Observasi komplikasi seperti perdarahan dalam
kantung scrotum dan infeksi
 Dukungan bagi orang tua : prosedur harus diterangkan
pada orang tua dan jaminan diberikan mengenai hasil
pembedahan
 Tingkatkan harga diri anak

Anda mungkin juga menyukai