Anda di halaman 1dari 117

BIMBINGAN UKMP2DG

ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

Drg. Anne Agustina Suwargiani, M.KM & Tim IKGM


3 Oktober 2016
Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
WINSLOW’S : Ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk:
✓ Perbaikan sanitasi lingkungan
✓ Pencegahan penyakit- penyakit menular
✓ Pendidikan untuk kebersihan perorangan
✓ Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan.
✓ Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap
orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatan
Ruang Lingkup IKGM

• Epidemiologi
• Statistik Kesehatan
• Demografi
• Kesehatan Lingkungan
dan Kesehatan kerja
• Manajemen/administrasi
Kesehatan
• Pencegahan/IKGP
• Pendidikan Kesehatan
dan perilaku
• Etika dan Hukum
Kedokteran
Promosi Kesehatan dan Perilaku
• Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Promosi Kesehatan dan Perilaku
• Untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna baik fisik, mental, dan sosial maka
masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, dan sebagainya
Strategi Promosi Kesehatan
• Advokasi
✓ memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat
peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan
✓ peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang
dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di
masyarakat ➔ Pengambil kebijakan
• Bina suasana/Dukungan Sosial (social support)
✓ ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan
fisik dan psikologis sehingga dapat melaksanakan program
promosi dengan baik ➔ Petugas Kesehatan
• Pemberdayaan
✓ untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan➔ Masyarakat
Strategi promosi kesehatan
• Advokasi
➢ pada sasaran tersier yaitu pengambil kebijakan :
Dinas, Bupati, Camat, Lurah, dll
• Bina suasana/Social suport
➢ pada sasaran Sekunder yaitu tenaga kesehatan,
kader, orang yang disegani
• Empowerment
➢ pada sasaran primer yaitu orang yang terkena
penyakit/sasaran utama
Pendidikan kesehatan sebagai bagian
dari promosi kesehatan
• Prinsipnya :
✓ interest
Pendidikan kesehatan harus harus sesuai dengan ketertarikan masyarakat
✓ Participation
Participasi adalah salah satu belajar aktif yang lebih baik daripada belajar pasif
✓ Comprehension
Harus mengetahui tingkat pemahaman, pendidikan dan pengetahuan masyaraat
✓ Reinforcement
Pengulangan sangat diperlukan dalam kampanye kesehatan untuk memperkuat ingatan
✓ Motivation
setiap orang perlu didorong/dimotivasi untuk belajar
✓ Learning by doing :
illutrates the importance of learning by doing
✓ Soil,sed and sower :
must be thrutfull and based on scientific knowledge
✓ Good human relations :
Health educator must be kind and simpatik
✓ Leaders :
belajar yang paling baik dari orang yang disegani dan dihargai
Perilaku
• Perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar),
• oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme
• dan kemudian organisme tersebut merespons.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

o Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (1980) menyatakan


bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu :
✓ faktor perilaku (behaviour causes) dan
✓ faktor diluar perilaku (non behaviour causes).
✓ Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor
yaitu:
✓ Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan sebagainya.
✓ Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja, misalnya ketersedianya APD, pelatihan dan
sebagainya.
✓ Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi
undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya
Behavioural science
• Sociology
✓ social class : personal characteristic :age, sex, marital
status, place of birth and citizenship
✓ Tingkat pekerjaan
✓ Ukuran sosial lainnya : edukasi,income, rural and urban
• Social anthropology :
✓ Fisik, type of social life, cultural, medical
• Social psychology :
✓ emosi, motivation, personality, development
personalitythnking, problem solving, intellgence, mental
age
Behaviour Management

Keterampilan klinis

Membangun hubungan antara


dokter dan pasien
Outline
Manajemen
Perilaku

Modifikasi
Manajemen
Komunikasi Perilaku /
Perilaku
shaping

Verbal Non Verbal


Komunikasi

Verbal Non Verbal

• Ragam percakapan → natural, • Senyum


nyaman, santai • Eye-contact
• Isi pembicaraan → panggil
pasien dg namanya, puji pakaian
pasien, tanyakan ttg hobi dll.
• Pemilihan kata → tidak
membuat pasien takut, contoh :
rubber dam – jas hujan, alginate
– pudding
• Kontrol suara → lembut,
mengatur nada suara
Modifikasi Perilaku / Shaping
• Prosedur yang mengembangkan perilaku
dengan cara memperkuat aproksimasi
perilaku yang diinginkan sampai perilaku yang
diinginkan tercapai.
• Mengajarkan dengan cara step by step.
Desensitization

Modeling

Contingency management
Modifikasi Perilaku / Shaping

• Step by step untuk meniru dari satu perilaku ke


Desensitizatoin perilaku yang lain untuk menstimulus anak
• Tell, Show, Do

• Perilaku adaptive yang tepat untuk mengurangi


Modeling rasa takut anak
• Dibutuhkan krn : mendapat perhatian dari anak

• Presentasi atau penarikan dari reinforces


Contingency • Reinforces ada 3 : Sosial, material, aktivitas
management reinforces
Tipe Manajemen Perilaku
Manajemen perilaku terdiri dari:
Bio feedback
Pengaturan Suara (Voice Control)
Coping
Relaksasi (Relaxation)
Audio-Analgesia
Hipnosis (Hypnosis)
Terapi Implosi (Implosion Therapy)
Aversive Conditioning
Terapi Obat-obatan (Drug Therapy)
Bius Total (General Anaesthesia)
Bio feedback
• Cara ini membantu tubuhnya sendiri untuk
meringankan rasa sakit dengan cara mengatur
keadaan tubuh
• Proses yang dapat diatur oleh bio feedback
adalah aktivitas EMG (electromyograph,
tegangan, sakit kepala, detak jantung, tensi)
• Fungsi fisiologis diamati secara terus menerus
untuk melihat jika ada feedback dari subjek
Pengaturan Suara (Voice Control)
• Suara:
– Lembut
– Pelan
– Dimodulasi/ diatur
• Membuat anak merasa nyaman dengan suara,
menaikkan dan menurunkan nada hanya jika
diperlukan
Coping
• Pasien tidak hanya dilihat dari persepsi atau
respon terhadap rasa sakit namun juga
caranya untuk menangani (coping) dengan
bentuk stress yang berhubungan dengan rasa
sakit tersebut
• Salah satu mekanisme coping:
– Distraksi
– Contoh: Menanyakan pasien pertanyaan yang
menarik untuk mengalihkan perhatiannya
Humour
• Memiliki humor yang baik untuk
meningkatkan mood pasien → membantu
relaksasi
Relaksasi (Relaxation)
• Teknik:
– Mengeliminasi kecemasan (stress dan anxiety)
• Keadaan pasien yang tenang membantu
mengurangi kecemasan dan reaksi terhadap
rasa sakit
Hipnosis (Hypnosis)
• Hipnosis dalam ilmu kedokteran gigi →
Hipnodontik
• Hipnosis → Menurunkan rasa kecemasan
pasien
• Keadaan Klinis:
– Kelopak mata berdenyut saat menutup mata
– Bernafas lebih dalam
– Rasa cemas yang semakin meningkat
Implosion Therapy
• Mengalihkan perhatian anak (pasien) secara
visualisasi dengan gambar dan film animasi
Aversive Conditioning
• Dilakukan terhadap anak yang berperilaku
buruk dan tidak menanggapi cara lain
• Restrain fisik:
– Mouth Prop
– Ditahan oleh dokter gigi atau asisten
• HOME (Hand Over Mouth Exercise)
– Untuk memperoleh kembali komunikasi terhadap
anak
Terapi Obat (Drug Therapy)
• Jika anak tidak respon terhadap prosedur
manajemen psikologis ataupun fisik
• Obat digunakan terhadap:
– Anak yang sangat muda
– Anak yang sangat aprihensif
– Anak dengan kecacatan fisik
– Anak dengan kecacatan mental
• Obat yang digunakan:
– Sedatif & Hipnotik: Chloralhydrat dan barbiturate
– Anti-anxiety: Diazepam, promethazine
– Narkotika: Meperidin
Bius Total (General Anaesthesia)
• Menghilangkan kesadaran mengakibatkan
hilangnya reflek proteksi pasien
Komunikasi Dokter Gigi dan pasien
KIAT MENYAMPAIKAN INFORMASI

• Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam


kedudukan setara (tidak superiorinferior) sangat
diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan
sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan
jelas.

• Komunikasi efektif mampumempengaruhi emosi


pasien dalam pengambilan keputusan tentang
rencana tindakan selanjutnya
Dua pendekatan komunikasi
yang digunakan:
Disease centered communication style atau
doctor centered communication style.
Komunikasi berdasarkan kepentingan
dokter dalam usaha menegakkan diagnosis

Illness centered communication style atau


patient centered communication style.
Komunikasi berdasarkan apa yang
dirasakan pasien tentang penyakitnya
Tujuan Komunikasi Dokter &
Pasien
• Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak
(dokter dan pasien).
• Membantu pengembangan rencana perawatan pasien
bersama pasien,untuk kepentingan pasien dan atas dasar
kemampuan pasien, termasukkemampuan finansial.
• Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian
masalah kesehatan pasien.
• Membimbing pasien sampai pada pengertian yang
sebenarnya tentang penyakit/masalah yang dihadapinya.
• Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan
langkah-langkah atau hal-hal
Manfaat Komunikasi Dokter & Pasien

• Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima


pelayanan medis dari dokter atau institusi
pelayanan medis.
• Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter
yang merupakan dasar hubungan dokter-pasien
yang baik.
• Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan
tindakan medis.
• Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran
pada pasien fase terminal dalam menghadapi
penyakitnya
Teknik Komunikasi Dokter dan pasien
• Mengenali alasan kedatangan pasien
• Penggalian riwayat penyakit
Sesi
penggalian
informasi

• Materi Informasi apa yang disampaikan


• Siapa yang diberi informasi
Sesi • Berapa banyak atau sejauh mana

Penyampaian • Kapan menyampaikan informasi


• Di mana menyampaikannya
Informasi • Bagaimana menyampaikannya
Epidemiologi

Prevalensi

Insidensi

Indeks
Prevalensi
• Prevalensi yaitu jumlah individu atau persentasi
populasi yang terinfeksi pada waktu tertentu.
biasanya satu tahun.
• Prevalensi adalah KASUS LAMA + KASUS BARU.
• Jumlah ini termasuk semua orang yang mungkin
telah didiagnosis pada tahun sebelumnya, serta
pada tahun berjalan.
• Jumlah orang yang disembuhkan dari penyakit ini
tidak termasuk dalam prevalensi.
Insidensi
• Jumlah kasus infeksi baru yang terjadi selama
periode waktu tertentu. Biasanya satu tahun
• Angka yang dianggap masuk di dalamnya
hanyalah kasus yang BARU terjadi atau BARU
TERDIAGNOSIS di periode tersebut.
• Ingat, kata kuncinya adalah KASUS BARU.
Indeks DMF-t
• Indeks ini didasarkan pada kenyataan bahwa kalau jaringan
keras gigi mengalami kerusakan maka gigi tersebut tidak
dapat pulih sendiri dan akan meninggalkan bekas kerusakan
yang menetap.
• Gigi yang rusak tersebut akan tetap tinggal rusak (D - Decay),
dan kalau dirawat dengan dicabut maka akan disebut gigi
hilang (M - Missing due to caries) atau ditambal (F - Filling
due to caries).
• Maka dari itu indeks karies DMF adalah indeks yang
irreversible, yang berarti indeks tersebut mengukur total life
time caries experience.
Pengertian masing-masing
komponen dari DMF-T adalah :
• D = Decay adalah kerusakan gigi permanen
karena karies yang masih dapat ditambal.
• M = Missing adalah gigi permanen yang hilang
karena karies atau gigi karies yang mempunyai
indikasi untuk dicabut.
• F = Filling yaitu gigi permanen yang telah
ditambal karena karies.
Indeks Def-t
• Untuk dmf kriteria masing-masing komponen sama dengan
DMF diatas, hanya saja dipergunakan untuk gigi sulung.

• Dalam perjalannya indeks dmf sering diganti dengan indeks


def,
karena untuk komponen "m" sulit untuk mendeteksi
apakah gigi sulung telah hilang karena karies atau tanggal
secara normal atau sebab lain, sehingga komponen "m"
diganti dengan komponen "e" (Extraction), berarti hanya gigi
karies yang terindikasi untuk dicabut karena karies dicatat
sebagai "e".
Ketentuan penilaian Indeks DMF-T
• Permukaan gigi yang diperiksa harus dalam keadaan bersih dari
plak ataupun kalkulus

• Gigi yang diperiksa adalah gigi yang sudah erupsi dimana


permukaan oklusal dan incisal edge sudah terlihat sempurna gigi
18,28,38,dan 48 tidak diperiksa

• Tidak ada gigi yang diperiksa lebih dari 1 kali

• Decayed, missing, filled harus dicatat secara terpisah

• Kehilangan gigi dan tambalan gigi karena alasan selain karies tidak
masuk dalam penghitungan
Penghitungan indeks DMF-T dan def-t

DMF-T • jumlah masing-masing komponen, D, M, dan F secara terpisah


kemudian dijumlahkan
perorangan • D-T + M-T + F-T = DMF-T

• jumlah D, M, dan F untuk masing-masing individu dibagi dengan


DMF-T jumlah individu dalam kelompok
kelompok • DMF-T rata-rata = (jumlah DMF-T)/(jumlah subjek yang
diperiksa)

• % kebutuhan perawatan = (jumlah decayed x


Persentase : 100)/(jumlah subjek yang diperiksa)
Kebutuhan Perawatan • % kehilangan gigi = (jumlah missing x 100)/(jumlah
Kehilangan Gigi subjek yang diperiksa)
Penambalan Gigi • % tambalan gigi = (jumlah filled x 100)/(jumlah subjek
yang diperiksa)
Kategori WHO dalam perhitungan
indeks DMF-T/def-t

• Sangat rendah: 0,0-1,1


• Rendah : 1,2-2,6
• Moderate : 2,7-4,4
• Tinggi : 4,5-6,5
• Sangat tinggi : > 6,6
Indeks OHI-S

OHI-S = DI-S + CI-S

DI-S = Nilai dari endapan lunak yang


melekat pada gigi penentu

CI-S = Nilai dari endapan keras /


karang gigi yang melekat pada gigi
penentu
Gigi yang Diperiksa dalam Indeks OHI-S
Kriteria Debris dan Kalkulus
•Kriteria DI-S dan CI-S

0,0 - 0,6---- baik


0,7 - 1,8---- sedang
1,9 - 3,0---- buruk

Kriteria OHI-S
• Baik → 0 s/d 1,2
• Sedang → 1,3 s/d 3,0
• Buruk → 3,1 s/d 6,0
Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa sebelum
sakit dan pada masa sakit.

Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his
community” menyebutkan pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan. Usaha-usaha
pencegahan itu adalah :
A. Masa sebelum sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific
protection).
B. Pada masa sakit
3. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
4. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
5. Rehabilitasi (Rehabilitation).
Level of Prevention
Primary Prevention : Primordial prevention, Population (mass) strategy, High
risk strategy
Health Promotion Spesific Protection

Secondary Prevention

Early diagnosis and treatment

Tertiary Prevention

Disability limitation Rehabilitation


Prevention of dental caries
Level of Prevention Primer Sekunder Tersier

Preventive Service Health Promotion Spesific Protection Early Diagnosis and Disability Limitation Rehabilitation
Treatment
Service provided by Diet planning, Appropriate use of Self examination and Use of dental services Use of ddental
individual demand for fluoride. referral, use of dental services
preventive services, Ingestion of sufficient services
periodic visits to fluoridated water.
dental office Appropriate use of
fluoride prescriptions.
Use of fluoride
dentifrice.
Oral hygiene
practices.
Service provided by Dental health Community or school Periodic screening Provision of dental Provision of dental
the community education programs. water fluoridation, and referral, provision services. services.
Promotion of school fluoride mouth of dental services.
research and lobby rinse, tablet and
efforts. sealent programs.

Service provided by Patient education, Topical application of Complete Complex restorative Removable and fixed
the Dental plaque control flourides, fluoride examination: prompt dentistry, pulpotomy, prosthodontics, minor
Professional program, diet supplements and treatment of incipient root canal therapy, tooth movements,
counseling, recall rinses, pit and fissure lesions, preventive extractions. impalnts.
reinforcement, dental sealent. resin restoration,
caries activity tests. simple restorative
dentistry, pulp
capping.
Prevention of periodontal disease
Level of Primer Sekunder Tersier
Prevention
Preventive Service Health Promotion Spesific Protection Early Diagnosis and Disability Rehabilitation
Treatment Limitation

Service provided Periodic visits of Oral hygiene Self examination Use of dental Use of ddental
by individual dental office, practices. and referral, use of services services
demand for dental services
preventive service.

Service provided Dental heath Supervised Periodic screening Provition of dental Provition of dental
by the community education school-brushing and referral, services. services.
programs. programs. provision of dental
Promotion of services.
research and lobby
efforts.
Provition of oral
hygiene aids.

Service provided Patient education, Correction of tooth Complete Deep curettage, Removable and
by the Dental plaque control malalignment, examination, root planning, fixed
Professional program, recall prophylaxis scalling and splinting, prosthodontics,
reinforcement. curettage, periodontal minor tooth
corrective, surgery, selective movements.
restorative and extraction.
occlusal services
Prevention of oral cancer
Level of Primer Sekunder Tersier
Prevention
Preventive Health Spesific Early Diagnosis Disability Rehabilitation
Service Promotion Protection and Treatment Limitation

Service provided Periodic visits of Avoidance of Self examination Use of dental Use of ddental
by individual dental office, known irritants. and referral, use services services
demand for of dental
preventive services.
service.

Service provided Dental heath Periodic Provition of Provition of


by the education screening and dental services. dental services.
community programs. referral,
Promotion of provision of
research and dental services.
lobby efforts.
Service provided Patient Removal of Complete Chemotherapy, Maxillofacial and
by the Dental education. known irritants examination, radiation removable
Professional in oral cavity. biopsy, oral therapy, surgery. prosthodontics.
cytology, Plastic surgery,
complete speech
excision. theraaoy,
counseling.
Suplemen Flour
• Ingat kadar flour daerah tersebut dan usia anak
• Flour ideal 1 mg/hari = 1 ml/hari
o Kadar Air < 0,3 ppm
▪ 6 Bulan- 3 tahun 0,25 mg
▪ 3-6 Tahun 0,5 mg
▪ 6-16 tahun 1 mg
o Kadar Air 0,3 – 0,6 ppm
▪ 6 Bulan- 3 tahun tidak perlu diberikan
▪ 3-6 Tahun 0,25 mg
▪ 6-16 tahun 0,5 mg
o Kadar Air > 0,6 ppm tidak perlu dilakukan
Teknik Menyikat Gigi
• Pelajari teknik menyikat gigi untuk anak dan
dewasa
• Pelajari kekhasannya serta peruntukannya
Berdasarkan macam gerakan,
tehnik menyikat gigi :

■ Teknik Vertikal (Leonard technic)


→ Gerakan ke atas dan ke bawah (vertikal) pada gigi geligi RA-RB posisi gigi
edge to edge (rahang tertutup).

■ Teknik Horizontal (Scrub technic)


→ Permukaan oklusal maju mundur (scrub brush technic) , permukaan bukal/
lingual gerakan ke depan dan ke belakang. Paling simpel & umum,
direkomendasikan bagi anak-anak (usia s.d. 9 th).

■ Tehnik Roll (Stillman modification/ ADA-roll technic)


→ Ujung sikat mengarah ke apeks, sangat dianjurkan karena sederhana dan
efisien, pemijatan gusi dan pembersihan sisa makanan di interproksimal.
■ Teknik Vibratori (Bass, Stillman-Mc Call, Charter)
→ Metode bass untuk penyikatan sehari-hari tanpa kelainan periodontal,
Metode Stillman untuk pembersihan pada daerah resesi gingiva parah, Metode
Charter pada pasien penyembuhan post bedah periodontal.
■ Teknik Sirkuler (Fones technic)
→ Bulu sikat tegak lurus pada pemukaan bukal dan labilal dengan gigi
dlm keadaan oklusi, digerakkan scr sirkular/ melingkar luas pada
gigi-geligi RA -RB yg dikatupkan.
Dianjurkan untuk anak kecil karena mudah.
■ Teknik Fisiologik
→ Menggunakan bulu yang lunak, tangkai dipegang horizontal dan bulu sikat
tegak lurus dgn permukaan gigi, seperti fisiologi jalannya makanan (gerakan dari
mahkota ke arah gusi).
BASS method

Start at the most distal tooth in


the arch and use a vibrating,
back-and-forth motion
to brush.

Place the toothbrush so that the bristles


are angled approximately 45° from the
tooth surfaces, which could permit slight
subgingival penetration of
the bristle tips.
(Newman et al., 2010)
A
T
BASS method
The correct palatal position on
molars and premolars is with the
bristle tips at the gingival margin.

Adjusting the palatal position of


the toothbrush on incisors.

(Newman et al., 2010)


Stillman Mc-Call method

Requires placement of the sides of the


bristles against the teeth and gingiva
while moving the brush with short,
back-and-forth strokes in a coronal
direction.

This brush position on occlusal surfaces


of the teeth is
used with any technique, including the
Bass, Stillman, or Charters
method
(Newman et al., 2010)
Statistik
• Statistik :
➢ Suatu metode ilmiah yang dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan,
menganalisis hasil data penelitian, menyajikan
dan menyimpulkan
Penggunaan Statistik di Bidang Kesehatan :

• Merencanakan program kesehatan


✓ Menentukan alternatif pemecahan masalah
✓ Melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama
periode waktu tertentu
✓ Mengukur derajat kesehatan masyarakat
✓ Memonitor derajat kesehatan masyarakat
✓ Mengevaluasi program kesehatan
✓ Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
✓ Memotivasi tenaga kesehatan & policy maker untuk
menyelesaikan masalah kesehatan
✓ Menentukan prioritas masalah kesehatan
Metode pengumpulan data
Penelitian Deskriftip
1. SURVAI (SURVEY)
➢ Survai rumah tangga (household suvey)
➢ Survai morbiditas (morbidity survey)
➢ Survai analisis jabatan (functional analysis survey)
➢ Survai pendapat umum (public opinion survey)

2. STUDI KASUS (PENELAAHAN KASUS = CASE STUDY)


➢ Dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri dari unit tunggal. Misalnya kasus keracunan suatu
individu atau kelompok masyarakat di suatu daerah tertentu.

3. STUDI PERBANDINGAN (COMPARATIVE STUDY)


➢ Dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan
sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa, atau situasi apa
yang menyebabkan timbulnya penyakit tertentu.
Penelitian Deskriftip
4. STUDI KORELASI (CORRELATION STUDY)
➢ Dilakukan untuk mengetahui korelasi antara suatu
gejala/variabel dengan gejala/variabel yang lain.

5. STUDI PREDIKSI (PREDICTION STUDY)


➢ Digunakan untuk memperkirakan kemungkinan
munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang
sudah ada atau diketahui sebelumnya.

6. Studi evaluasi (evaluation study)


➢ Dilakukan untuk melihat suatu program yang sedang
atau sudah berjalan.
PENELITIAN SURVAI ANALITIK
• PENELITIAN POTONG SILANG (CROSS SECTIONAL)
➢ Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada
satu saat, saat yang sama & satu kali saja
➢ Tidak dilakukan pemeriksaan/ peng-ukuran ulangan
➢ Hasil pengukuran ditampilkan dalam tabel 2 x 2

• PENELITIAN KASUS-KONTROL (CASE-CONTROL STUDY)


➢ Study dimulai dengan mengidentifikasi kelompok dengan
penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek
(kontrol), kemudian secara retrospektif diteliti faktor risiko yang
mungkin menjadi penyebab terjadinya efek → study
longitudinal secara retrospektif.
PENELITIAN SURVAI ANALITIK

• PENELITIAN KOHORT (COHORT STUDY)


➢ Cohort (bahasa romawi kuno) = sekelompok tentara yang maju
berbaris ke medan perang
➢ Penelitian longitudinal secara prospektif
➢ Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian subjek
diikuti sampai periode waktu tertentu untuk melihat ter-jadinya
efek atau penyakit yang diteliti.
Variabel Penelitian
o Variabel independen (variabel bebas, stimulus, predictor,
antecedent).
Variabel bebas: variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel
terikat).

o Variabel dependen (variabel terikat, output, kriteria,


konsekuen).
Variabel terikat: variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.

o Variabel Moderator (variabel independen ke-2)


Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
Variabel Penelitian
o variabel Interveining yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen, tetapi tidak dapat diamati atau diukur.
Variabel intervening merupakan variabel penyela (variabel antara)
yang terletak di antara variabel dependen dan variabel independen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Penelitian
• Variabel kontrol
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. (digunakan untuk membandingkan melalui penelitian
eksperimen).
Demografi
• ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik tentang besar, komposisi dan
distribusi penduduk dan
perubahan-perubahannya sepanjang masa
• melalui 5 komponen demografi yaitu Kelahiran
(Fertilitas),
➢ Kematian (Mortalitas),
➢ Perkawinan,
➢ Migrasi
➢ Mobilitas Sosial.
faktor pertumbuhan penduduk :
1. Kematian (Mortalitas)
2. In-migration (Migrasi masuk)
3. Out-migration (Migrasi keluar)

o Selisih antara kelahiran dan kematian disebut reproductive change


(perubahan reproduktif) atau natural increase (pertumbuhan alamiah).
o Selisih antara migrasi masuk dan keluar disebut net-migration(migrasi
neto).
o Rumus Pertumbuhan Penduduk
Pt = Po + (B-D) + (Mi-Mo) Persamaan Keseimbangan (Balancing
Equation)
Pt-Po = Ra + Mn Pt-Po = jumlah penduduk dalam waktu tertentu Ra =
B-D (jumlah penduduk alamiah) Mn = Mi-Mo (jumlah migrasi neto)
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan kerja
Kesehatan Kerja
• Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu tempat kerja,
• bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan
sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
sekitar lingkungan kerja,
• melalui usaha-usaha preventif, promotif dan
kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja
Kesehatan Kerja
Manajemen/administrasi Kesehatan
Puskesmas
• Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
• Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan di Puskesmas daalam melaksanakan
tanggung merencanakan dan mengusulkan kebutuhan
sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Manajemen Praktek
Hitung Unit Cost
• Tentukan :
✓ Variabel cost (Biaya Tidak Tetap) : Instrument dan
bahan
✓ Fixed cost (Biaya Tetap) : Gedung dan instalasi listrik,
air dan internet
✓ Semi variabel cost (Biaya Semi Variabel): Biaya
bulanan gaji pegawai dan bulanan air dan listrik
• Hitung unit cost :
Variabel cost + Fixed cost + Semi variabel cost
four-handed dentistry
a technique in which a
dental assistant or dental The technique reduces
hygienist works directly with fatigue and improves the
the dentist on the effectiveness of dental
procedures being done in procedures.
the mouth of a patient.
POSISI 4-HANDEDDENTISTRY

93
konsep pembagian zonakerja
disekitar dental Unit/clock concept
• daerah tempat alat dan bahan
Transfer Zone dipertukarkan antara tangan dokter
gigi dan tangan perawat gigi.

Operator’s Zone sebagai


• tempat pergerakan
dokter gigi.

• zona tempat pergerakan perawat gigi, pada


dental unit di sisi ini dilengkapidengan
Assistant’s Zone semprotan air/angin dan penghisap ludah,
serta Light Cure Unit pada Dental Unit yang
lengkap.
konsep pembagian zonakerja
disekitar dental Unit/clock concept
• daerah tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi serta tidak terlihat
oleh pasien
Static Zone

• zona ini untuk menempatkan meja


instrumen bergerak (Mobile Cabinet)
yang berisi Instrumen Tangan serta
Static Zone peralatan yang dapat membuat takut
pasien.
Etika dan Hukum Kedokteran
Prinsip dasar etik (ethical principles / basic principles of ethics)
adalah kaidah-kaidah dasar moral yang terdiri dari :

1. Menghormati martabat manusia (respect for person)


2. Berbuat baik (beneficence/doing good)
3. Tidak berbuat yang merugikan (non maleficence/avoid
harm).
4. Keadilan (justice)
5. Veracity/thruthfullness/honesty
Prinsip : Menghormati martabat manusia
(Respect for person/Autonomy)

Pertama, setiap individu (pasien) harus


diperlakukan sebagai manusia yang memiliki
otonomi (hak untuk menentukan nasib diri
sendiri)
Kedua, setiap manusia yang otonominya
berkurang atau hilang perlu mendapatkan
perlindungan
RESPECT FOR PERSON/ AUTONOMY
The dentist has a duty to respect
the patient’s rights to self determination and confidentiality

Prinsip ini memberikan kesempatan kepada pasien dalam


membuat keputusan setelah memperoleh
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan pasien

PRINSIP INI MENDASARI LAHIRNYA INFORMED CONSENT


Prinsip :
Berbuat baik (beneficence)

Artinya dokter harus mengusahakan agar pasien yang


dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient
welfare).
Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau
menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban

BENEFICENCE
The dentist has a duty to promote the
patient's welfare
Prinsip : Tidak berbuat yang merugikan
(non-maleficence)
Praktik Kedokteran haruslah memilih
pengobatan yang paling kecil risikonya dan
paling besar manfaatnya.
Pernyataan kuno: first, do no harm tetap
berlaku dan harus diikuti.
NONMALEFICENCE
(AVOID HARM)

The dentist has a duty to refrain from harming the


patient

• Jika seseorang tidak dapat berbuat baik, maka


sekurang-kurangnya wajib untuk tidak
merugikan orang lain dengan sengaja atau
secara langsung.
• Tidak menimbulkan resiko kerugian pada
orang lain
Prinsip : Keadilan (Justice)
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama dan faham kepercayaan,
kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan,
serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat
mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.

Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien


yang menjadi perhatian utama dokter.

Prinsip dasar ini juga mengakui adanya kepentingan


masyarakat sekitar pasien yang harus
dipertimbangkan.
Justice (fairness)
The dentist has a duty to treat people fairly.

Dokter harus mampu memberikan pelayanan


yang adil dan bermutu
serta terjangkau oleh setiap orang.
Dokter memberikan perlakuan yang sama
dengan tidak membedakan suku,
Bangsa, agama, gender, status sosial dan ras
Jujur (veracity/telling the truth/honesty)

• Seorang profesional memiliki kewajiban untuk jujur


dan dapat dipercaya.
• Berdasarkan prinsip ini, dokter gigi memiliki
kewajiban bertindak jujur dalam hubungan dokter
pasien, berkata benar, tidak berlaku curang/bertipu
muslihat, dan tetap menjaga integritas
Kegunaan Prinsip Dasar Etik
Bertumbuh
kembangnya
Kesadaran Etis

Prinsip Dasar Etik


Berperilaku sesuai
Respect for Person / Dengan norma yang
Autonomy INTEGRITAS baik
Beneficence MORAL
Nonmaleficence YANG
Justice TERWUJUD
DALAM 3 Bertanggung jawab atas
HAL perbuatan dan atau akibat
perbuatannya

Mencegah Timbulnya Pelanggaran Etik


The Moral Obligation for Dentist

GOLDEN RULE

Do unto others as you would


have done to yourself

Dental Ethic, Weinstein, page 25


Jenis – jenis pelanggaran etika:

1.Pelanggaran etika murni


Akan dijelaskan lebih lanjut
2.Pelanggaran etikolegal
Akan dijelaskan lebih lanjut
Proses Pengaduan dan Prosedur
Pemeriksaan
Pasien (Kasus)

MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia)
melakukan penyidangan

Jika melanggar etika

MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran)

Sanksi
Macam Sanksi
Bentuk sanksi pelanggaran etik dapat berupa :
• Teguran atau tuntutan secara lisan atau tulisan
• Penundaan kenaikan gaji atau pangkat
• Penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah
• Dicabut izin praktek dokter untuk sementara atau
selama-lamanya
• Pada kasus-kasus pelanggaran etikolegal, diberikan
hukuman sesuai peraturan kepegawaian yang
berlaku dan diproses ke pengadilan
PELANGGARAN
ETIK dan ETIKOLEGAL
Anne Agustina Suwargiani, drg., M.KM
Pelanggaran etik Murni (1)
• Menarik imbalan yang tidak wajar atau
menarik imbalan jasa dari keluarga sejawat
dokter dan dokter gigi.
• Hidup cenderung materialistis, hedonistis dan
bersifat konsumensurisme dapat
menyebabkan kecintaan terhadap material
yang berlebih-lebihan dan berakibat
memancing keserakahan, dengan menarik
imbalan jasa yang berlebih-lebihan
Pelanggaran etik Murni (2)
• Mengambil alih pasien tanpa sepengetahuan
sejawatnya.
• Memuji diri sendiri di depan pasien
• mengadakan wawancara pers untuk
mempromosikan cara pengobatan suatu
penyakit, ataupun berpartisipasi dalam
promosi obat, kosmetika, alat dan sarana
kesehatan, makanan, minuman
dan perbekalan kesehatan rumah tangga
Pelanggaran etik Murni (3)
• Tidak pernah mengikuti pendidikan
kedokteran berkesinambungan.
• Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.
Sanksi pelanggaran etik
1. Peringatan kepada dokter/dokter gigi agar
dapat memperbaiki, bersikap lebih baik, dan
profesional dalam menjalankan profesinya.

2. Teguran dikeluarkan dari anggota profesi


apabila pelanggaran etik yang dilakukan
dokter/dokter gigi dianggap sudah
berat/melampaui batas pelanggaran etik.
Pelanggaran Etikolegal
• Pelayanan kedokteran dibawah standar
• Menerbitkan surat keterangan palsu
• Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan
dokter
• Pelecehan seksual
Kasus Malpraktek

• Tolak ukur praktek kedokteran dianggap


criminal jika :
➢ Bertentangan dengan hukum
➢ Akibatnya dapat dibayangkan
➢ Akibatnya dapat dihindarkan
➢ Perbuatannya dapat dipersalahkan

Anda mungkin juga menyukai