Makalah Organisasi Wewenang
Makalah Organisasi Wewenang
Disusun Oleh :
NURHASAN()
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya yang
diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. saya dapat menyusun makalah dengan judul
“Konsep Dasar Dan Pendekatan Dalam Desain Oraganisasi” untuk memenuhi mata
kuliah Pengatar Manajemen.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai apa itu lingkungan organisasi, dan
bagaimana cara mengelolanya. Saya berharap informasi yang saya dapatkan tidak hanya untuk
saya sendiri melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan .
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih ,semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya .Dari lubuk hati yang paling
dalam, sangat disadari bahwa, makalah yang saya buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab
itulah tidak ada salahnya saya mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk
lebih baik kedepannya.
Penyusun
Daftar isi
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................................... 6
BAB II .......................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 7
2.1 Struktur Organisasi dan Desain Organisasi......................................................................................... 7
2.2 Hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian ....................................................................... 10
2.3 Model Desain Organisasi .................................................................................................................. 12
2.4 Faktor Penting dalam Mendesain Organisasi.................................................................................... 13
2.5 Pengertian Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi......................................................................... 14
2.6 Wewenang Lini, Staff dan Fungsional .............................................................................................. 15
2.7 Pendelegasian Wewenang ................................................................................................................. 17
2.8 Manfaat dan Hambatan Pendelegasian. ............................................................................................ 17
2.9 Rantai Komando .............................................................................................................................. 19
2.10 Rentang Kendali.............................................................................................................................. 19
2.11 Sentralisasi dan Desentralisasi ........................................................................................................ 20
BAB III....................................................................................................................................................... 22
PENUTUP.................................................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 23
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi adalah
suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.Sehingga, Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun
tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama
lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.Struktur organisasi sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib.Struktur
organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan
organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
c. Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda
dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian
dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat
tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan
untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model
mekanistik yaitu:
Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa
jauh menejemen puncak mendelegasikan wewenang kebawah ke divisi-divisi, cabang-
cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya. Adapun desentralisasi
merujuk kepada konsep pengorganisasian yang memandang bahwa apa yang terjadi
dilapangan atau dalam kenyataan sering kali tidak sesuai dengan apa yang dipahami oleh
Hierarki tertinggi dari sebuah organisasi, oleh karena itu perlu ada pembagian porsi dalam
hal pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut dengan cara bagaimana
organisasi dijalankan.
2.6 Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
1. Wewenang lini (Line authority)
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas
bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam wewenang pemerintah dan secara
langsung tercermin sebagai rantai pemerintah, serta diturunkan kebawah melalui
tingkatan organisasi.
Dalam pendapat lain line authority adalah mereka yang dlam organisasi
bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi
2. Wewenang Staff
Staf authority adalah mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk
membantu bagian-bagian dalam sebuah organisasi yang memiliki kewenangnan
lini. Oleh karena itu, mereka yang memiliki kewenangan staf adalah mereka yang
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, hanya saja dengan cara tidak
langsung. Bentuknya dapat melalui pemberian jasa advokasi bagi direktur, maupun
bagian keuangan dan sebagainya.
Dalam pendapat lain wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-
satuan staf atau para spesialis untuk mengarahkan, memberikan rekomendasi, atau
konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan wewenang kepada anggota
staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
3. Wewenang Staff Fungsional
Wewenang staf fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf
dengan satuan lini. Bila dilimpahi wewenang fungsional oleh menejemen puncak,
seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan
fungsional dimana hal itu merupakan spesialis dari staf bersangkutan. Sebagai
contoh seorang spesiualis keamanan mungkin mempunyai wewenang untuk
memerintah manajer laboraturium penelitian untuk menutup laboraturium bila gas
berbahaya mencapai tingkat tertentu atau departemen scheduling produksi mungkin
diberi wewenang untuk menentukan pekerjaan departemen produksi mana yang
harus dikerjakan terlebuh dahulu dan sebagainya.
Wewenang fungsional dapat melanggar satuan-satuan pemerintah dan
menyebabkan konflik organisasi. Adapun sumber konflik lini staf adalah meliputi :
a) Perbedaan umur dan pendidikan, orang staf biasanya lebih muda dan lebih
berpendidikan dari pada orang-orang staf sehingga menimbulkan “generation
gap”.
b) Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalis, sedang staf
spesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian sebagai berikut :
Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah-istilah dan
bahasa yang tidak dapat diapahami orang lini.
Orang lini mungkin merasa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti
masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak diterapkan
atau dikerjakan.
c) Perbedaan sikap, ini tercermin pada:
Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung
memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuktikan
eksistensinya.
Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-
gagasan yang diinplementasikan oleh lini; sebaliknya, orang lini
mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan
masalah-masalahnya.
Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini; dilain pihak orang
lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
d) Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasiakan
secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal
organisasi departemen staf ditempatkan relatif pada posisi tinggi dekat
menejemen puncak. Departemen lini dengan tingkatan lebih rencah cenderung
tidak senang dengan hal tersebut.
Oleh karena itu perlu disadari untuk menghapuskan konflik-konflik tersebut
harus secara jelas meyampaikan delegasi departemen-departemen staf. Dan
setiap bagian dalam organisasi memiliki kewenangan sekaligus juga tanggung
jawab dalam mencapai tujuan organisasi.
2.7 Pendelegasian Wewenang
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan ata
tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau
tanggung jawab.
4. Pendelegasian menerima pertanggung jawaban bawahan untuk hasil-hasil yang
dicapai.
Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan. Mereka mungkin menguasai “the big picture” tetapi
tidak cukup mengerti tentang masalah lebih terperinci. Sehingga, agar organisasi dapat
menggunakan sumber daya-sumber dayanya lebih efisien maka pelaksanaan tugas-tugas
tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana
terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya
Agar pelimpahan wewenang dapat berjalan efektif maka ada tiga kunci pokok yang
perlu diperhatikan, yaitu pertama adalah kepercayaan manajer terhadap bawahan
dalam melimpahkan wewenang perlu diiringi dengan pemberian kebebasan kepada
bawahan untuk menjalankan kewenangannya menurut caranya sendiri. Artinya
pendelegasian akan berjalan efektif apabila pihak yang diberi wewenang oleh manajer
diberikan kebasan untuk menjalankan kewenangannya sesuai dengan caranya sendiri.
Hal ini disebabkan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan
sesuatu. Kepercayaan dalam mendirikan delegation juga harus diartikan sebagai
kepercayaan kepada bawahan untuk – mungkin saja- melakukan kekelituan dalam
menjalankan kewenangannya, namun sejauh itu dapat menjadikan bawahan untuk
belajar dan bertindak kreatif, maka sebaiknya dibiarkan saja.
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang
dibebankan. Kesatuan Komando merupakan prinsip menejemen yang menyatakan bahwa
tiap-tiap orang harus melapor kesatu menejer saja.
Kita tidak mungkin membahas rantai komando tanpa membahas tiga konsep lain
yaitu wewenang,tanggung jawab dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-
hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus
dilakukan dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasi
dan pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komando
itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya.
Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan , para
karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan.
Kewajiban atau harapan untuk mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung
jawab.Akhirnya prinsip kesatuan komando membantu melestarikan konsep garis
wewenang yang terus menerus.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, makin
sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para menejer dengan
karyawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang
lebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang memadai
mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan
bawahan, seberapa besar , prosedur standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem
informasi, informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh
manejer.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan
di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu
yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di
mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir
seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian
wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di
tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya
campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi
pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang
tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk
mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol
oleh pemerintah di tingkat pusat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan
wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para
anggota organisasi. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan
penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari
proses desain.
faktor ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah teknologi,
sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan
organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut,
dan keseluruhan strategi yang di pilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://martininobel.wordpress.com/perilaku-organisasi/struktur-dan-desain-organisasi/
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-sentralisasi-dan-desentralisasi-
ilmu-ekonomi-manajemen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://hendisuparman20.blogspot.com/2012/10/organisasi-organik-dan-organisasi.html
Handoko, Hani, 1998, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta
Tisnawatie Sule, Erni; Kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar Manajemen, Prenada Media
Group