Anda di halaman 1dari 4

BIOGRAFI AZ-ZARNUJI

(Pengarang Kitab Ta’lim Al-Muta’allim)


Oleh: Hadi Purwanto
Nama lengkap dari pengarang kitab Ta’lim al-Muta’allim adalah Burhanuddin az-
Zarnuji. Namun yang dikenal luas hanya az-Zarnuji ini disebabkan karena pada kitab
Ta’lim al-Muta’allim sendiri hanya ditulis demikian dan juga pada kitab Syarah Ta’lim
al-Muta’allim yang dikarang oleh Syeikh Ibrahim bin Ismail tidak menyebutkan sama
sekali nama lengkap dari az-Zarnuji. Tetapi ada pula yang menyebutkannya bahwa
nama lengkap az-Zarnuji adalah Nu’man bin Ibrahim ibn Khalil az-Zarnuji Taj ad-Din
sebagaimana yang ditulis oleh al-Zarkeli dalam kitabnya al-A’lam (Tokoh-tokoh).

Sedangkan Djudi dalam tesisnya “Konsep Belajar Menurut Az-Zarnuji; Kajian Psikologi-
Etik KItab Ta’lim Al-Muta’allim”, menerangkan bahwa terdapat beberapa perbedaan
para penulis atau peneliti dalam penyebutan nama lengkap az-Zarnuji yang antara lain
menyebutkan az-Zarnuji adalah Burhanul Islam az-Zarnuji dan ada juga yang
menyebutkannya Burhanuddin al-Islam az-Zarnuji. Adapun penulis pada hal ini
menggunakan yang pertama yaitu Syekh Burhanuddin az-Zarnuji sebagaimana yang
telah ditulis oleh Hasan Langgulung.

Mengenai sejarah kehidupan Burhanuddin az-Zarnuji sampai saat ini pula masih belum
ada peneliti yang menerangkan kapan Burhanuddin az-Zarnuji dilahirkan. Adapun
tentang kewafatannya Burhanuddin az-Zarnuji wafat pada tahun 591 H/1195
M. Sedangkan mengenai asal Burhanddin az-Zarnuji Mochtar Affandi dalam tesisnya
”The Method of Muslim Learning as Illustrated in Al Zarnuji’s Ta’lim al Muta’allim
(1990)” mengatakan bahwa asal dari Burhanuddin az-Zarnuji dilihat dari nisbah
namanya az-Zarnuji, berarti az-Zarnuji berasal dari wilayah Zarandj yang merupakan
sebuah kota di Sidjistan pada abad pertengahan yang sekarang dikenal dengan
Afganistan.

Pendapat tentang tempat asal az-Zarnuji dari Afganistan karena tidak ada referensi
yang menyatakan bahwa az-Zarnuji berasal dari bangsa Arab. Walaupun apabila dilihat
dari karyanya kitab Ta’lim al-Muta’allim menggunakan bahasa Arab hal tersebut tidak
dapat dijadikan patokan bahwa az-Zarnuji berasal dari bangsa Arab. Karena banyak
sekali para ulama ulama non Arab yang juga menuliskan karya-karyanya dengan
menggunakan bahasa Arab, seperti kitab Tafsir Munir yang sering disebut sebagai
Tafsir Marah Labid yang menggunakan bahasa Arab merupakan karangan Syekh
Muhammad Nawawi yang berasal dari Indonesia.

Afganistan sendiri merupakan salah satu wilayah penyebaran Islam dari Dinasti
Ghaznawiyah yang berdiri sejak tahun 350 H. pada zaman bani Ghaznawiyah ini
pembangunan dan kemajuan bidang ilmu pengetahuan mengalami kemajuan sehingga
tidak kalah dengan daerah daerah sekitar seperti bukhara. Maka hal tersebut sangat
mempengaruhi perkembangan intelektual az-Zarnuji.

Az-Zarnuji sendiri menetap di Khurasan dan Transoxania pada akhir abad ke -12 dan
menjadi seorang ahli mazhab Hanafi. Hal ini senada dengan pendapat Djudi bahwa
Burhanuddin az-Zarnuji adalah seorang pengikut mazhab Hanafi. Adapun mazhab
Hanafi tersebut banyak dianut oleh orang orang Turki dan keturunannya, seperti
Turkistan, Pakistan, dan Afganistan. Ciri utama mazhab ini adalah mengandalkan ro’yi
(fikir) dan analogi (secara kias). Oleh sebab itu dimungkinkan Az-Zarnuji sebagai orang
yang banyak mengandalkan akal di sampaing Al-qur’an dan Al-hadits dalam
memaparkan argumentasinya. Maka dari itu para peneliti mengkatagorikan bahwa az-
Zarnuji sebagai seorang filosof.

Mengenai riwayat pendidikan az-Zarnuji memulai menuntut ilmu di Bukhara dan


Samarkand yang saat itu menjadi kota pusat kegiatan keilmuan. Karena pada saat itu
masjid-masjid di kota tersebut dijadikan sebagai lembaga-lembaga pendidikan. Salah
satu dari lembaga-lembaga pendidikan tersebut di asuh oleh Burhanuddin al-Marginani
seorang ahli mazhaf Hanafi yang telah mengarang kitab al-Hidayah Fi Furu’ al-Fiqh
yang kemudian dikenal sebagai guru utama az-Zarnuji.
Selain itu guru-guru az-Zarnuji yang terkenal adalah Nizamuddin bin Burhanuddin Al-
Marginani yang merupakan anak dari Burhanuddin Al-Marginani, Syamsuddin Abdul
Wadji Muhammad bin Muhammad bin Abdussatar al-Amidi.

Selain itu masih banyak ulama-ulama yang menjadi guru az-Zarnuji sebagaimana yang
dapat kita lihat dari pendapat-pendapat mereka diangkat di dalam kitab Ta’lim al-
Muta’allim. Adapun beberapa guru-guru az-Zarnuji adalah sebagai berikut:
1. Ali bin Abi Bakar bin Abdul Jalil al-Farghoni al-Marghirani ar-Rusytani;
2. Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakar, Ahli Fikih, sastra dan syair, wafat tahun 573
H/ 1177 M;
3. Hamad bin Ibrahim; ahli Fikih, sastra dan ilmu kalam, wafat tahun 576 H/ 1180M;
4. Fakhruddin al-Kasyani, wafat 587 H / 1191 M;
5. Fakhruddin al-hasan bin Mansur yang dikenal dengan Qadi Khan, wafat Ramadhan
592 H;
6. Ruknuddin al-Farghani, ahli fiqih, sastra dan syair, wafat tahun 594 H/ 1098 M.
7. al-Imam Sadiduddin Asy-Syirazi.

Melihat dari banyaknya guru-guru az-Zarnuji yang mempunyai keahlian keahlian


dibidangnya yang berbeda-beda memungkinkan bahwa az-Zarnuji sendiri tidak hanya
ahli dalam bidang pendidikan saja, tetapi juga ahli dalam bidang bidang lain, seperti
fikih, sastra, syair dan lain lain.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan Langgulung, Asas Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1988.

Tim Redaksi, “Etika santri Menurut Az-Zarnuji Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-
Ta’allum”, Kabar Forsipp, Edisi 05, Nopember, 2008.

Djudi, “Konsep Belajar Menurut Az-Zarnuji; Kajian Psikologi-Etik KItab Ta’lim Al-
Muta’allim”, Tesis, Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 1990.
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2000.

Hj. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Bogor:
Kencana, 2003.

Anda mungkin juga menyukai