المسمى
بحر العلوم
Anggota Kelompok 10
MARHABAN 202333027
AFDHAL 202333028
PEMBAHASAN
1.BIOGRAFI MUFASSIR
2.RIHLAH ILMIAH
3.METODE PENFSIRAN
4.BENTUK DAN CORAK PENAFSIRAN
biografi
Abu al-Laits bernama Nashr Muhammad bin Ibrahim al-Khitabi al-Samarkandi
al- Tawzy al-Balkhi. Ada yang menyatakan bahwa Abu al-Laits bernama Nashr
bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Samarqandi. Ia digelari dengan al-
Faqih, karena in sangat mendalami ilmu fiqhi Gelar ini sebenarnya didasarkan
atas mimpinya ketika melihat Nabi saw dalam tidurnya lalu Nabi memberikan
gelar ini. Gelar kedua adalah Imam al-Huda.
Tidak diketahui secara pasti tentang tahun kelahirannya. Hanya ada dugaan
bahwa dia lahir antara tahun 301-310 H. Hal ini memungkinkan orang tidak
mengetahui karena tahun kelahiran itu tidak terlalu menjadi fokus perhatian.
Seseorang yang lahir itu tidak diketahui perjalanan hidupnya apakah akan
menjadi orang yang berhasil atau tidak.
Adapun mengenai tahun kewafatannya juga terjadi perbedaan, di antaranya
disebutkan oleh al-Dawidy dalam kitabnya Thabaqat al-Mufassirin Abu al-Laits
wafat pada malam selasa 11. Jumadil Akhir 398 H. Ada pula yang berpendapat, ia
wafat 383 H, sedang yang lainnya 373 H. Dari beberapa pendapat yang
dikemukakan di atas. yang berbeda hanya berkisar tentang tahun, akan tetapi
dalam hal hari dan bulan kematiaannya hampir-hampir tidak ada perbedaan.
RIHLAH ILMIAH, MURID, GURU,
DAN KARYA
3 al-Khalil bin Ahmad al-Qadhi al-Zafsy, ahli dalam fiqh dan hadis.
Tafsir al-Samarqandi masih satu generasi dengan kitab tafsir al-Thabary. Kitab tafsirnya ini disebut dengan namaa
Bahrul Ulum karena luas nya ilmu yang dimiliki oleh Abu al-Laits.
manuskripnya ada tiga berikut:
1. Salinan 1 terdapat di Universitas Endimburgh dan kurang empat surah, yaitu surat al-Nahl, al-Isra', al-Hijr, dan surat
al-Kahf. Salinan ini terbagi atas 4 jilid dalam dua juz. Juz I mulai surat al-Fatihah sampai akhir surat Ibrahim, juz II
mulai surat Maryam sampai akhir kitab dengan tulisan yang sangat jelas, jumlah lembarannya sebanyak 352 dengan 24
baris. Pada akhir tulisannya
diberikan simbol ) (ظdan ditulis kalimat.
2. Salinan II terdapat di Dar al-Kutub al-Mishriyah dengan kode nomor 56. Ayatnya ditulis dengan tinta merah
dengan 543 halaman dan 29 baris serta diberikan simbol ) ؤhamzah(pada akhir kitabnya.
3. salinn III terdapat juga di dar al-Kutb al-Mishriyah dengan kode nomor 6, ditulis dengan 542 halaman, 29 baris dan
diberikan simbol pada akhir kitabnya dengan.
Namun dalam hal ini penulis tidak menebukan yang melatarbelakangi beliau menulis tafsir ini
Metode penafsiran
Menurut penelitian metode yang digunakan dalam penafsiran beliau menggunakan metode tahlili, sebagaimana kita lihat
dalam contoh tafsir di bawah ini. bagai mana beliau menafsirkan secara panjang lebar sampai beberapa halaman sebagai
contoh dapat kita lihat pada tafsir surat al anfal berikut ini.
Bentuk penafsiran
Pada dasarnya bentuk penafsiran terbagi menjadi dua bagian yaitu:
tafsir bil Ma'tsur dan tafsir bir-ra'yi. Tafsir bil ma'tsur adalah
rangkaian keterangan yang terdapat dalam alquran, sunnah,
perkataan sahabat sebagai penjelas dari firman Allah. Kriteria tafsir
bilma'tsyr yaitu: menafsirkan alquran dengan alquran, alquran
dengan hadis, alquran dengan perkataan sahabat dan tabi'in dan
isra'iliyat.
Menurut tafsir ulama, tafsir dirayah dinamakan dengan tafsir
ra'yun atau tafsir dengan akal. Kriteria tafsir bir-ra'yi yaitu:
menggunakan akal pikiran, nash
alquran, dan menggunakan pemahaman yang dalam. Dari
pemaparan diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwasanya as-
Samarqandi menggunakan penafsiran berbentuk bil Ma'tsur karena
dilihat dari cara beliau menafsirkan banyaknya di temukan hadis,
perkataan sahabat maupun tabi'in. Sebagai contoh dapat kita lihat
pada surat al anfal (5-8).
corak penafsiran
Ada berbagaimacam corak
penafsiran yang kita ketahui dalam
banyak tafsir diantaranya: falsafi,
ilmi, akhla, fiqih/ahkam, dan bahasa.
Adapun mengenai tafsir ini As-
samarqandi menggunakan corak
bahasa atau lughawiy bisa kita lihat
contoh berikut bagaimana beliau
menguraikan ma'na alhamdulillah
dalam tafsirnya al fatihah (1).
pandangan ulama terhadap litab BAHRUL ULUM
Beberapa ulama' peneliti kitab tafsir seperti muhammad husen azzhabi dan muhammad ali
iyazi
memberi penilaian terhadap kitab Tafsir Bahr al-'Ulum dalam kitabnya masing-masing.
Muhamad Husen Azzahabi dalam kitabnya al-Tafsir wa al-Mufassirun (juz 1 hal 161)
mengatakan bahwa Tafsir Bahr al-'Ulu>m tergolong tafsir bi al-ma'tsur yang sesuai dengan
ketentuan ulama' salaf, namun tidak disertakannya sanad dalam penulisan
beberapa hadits oleh muallif menjadikan kekurangan tersendiri dalam kitab tersebut.
Sementara Muhammad Ali Iyazi dalam kitab Al mufassirunHayatuhum wa manhajuhum
hal.176
mengatakan dalam Tafsir Bahr al-'Ulum terdapat beberapa riwayat hadits dhaif yang tidak
disertakan
keterangan status kedhaifannya seperti hadits riwayat al-Kalbi. Hal tersebut menjadi salah
celah bagi sebuah kitab Tafsir yang banyak mengutip hadits dalam penafsirannya.
Meski demikian kitab Tafsir Bahr al-'Ulum merupakan salah satu bukti eksistensi Islam di
"Negeri Seberang Sungai" (Asia Tengah) pada masa lampau. Wallahu a'lam[]
- Terima Kasih -