Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


KSM BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM dr. G.L TOBING
2017-2020
PT. TEMBAKAU DELI MEDICA
RSU dr. G.L TOBING

LUKA BAKAR
1. Pengertian (Definisi) Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena pengaruh
suhu (baik panas maupun dingin) atau dan penyerapan energi
fisik dan dari kontak dengan bahan-bahan kimia

2. Anamnesis Nyeri, panas, cemas


3. Pemeriksaan Fisik 1. Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang khusus dan
manajemen pengelolaannya.
2. Pembagian derajat luka bakar :
 Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar,
tampak hiperemi dan eritema
 Derajat II : Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam
sebagian dermis disertai lepuh, edema jaringai dan basah
 Derajat III : Mengenai semua lapisan epidemis dan dermis
biasanya tampak luka kering dengan vena koagulasi pada
permukaan kulit
3. Tanda atau gejala klinik : nyeri, cemas, dehidrasi

4. Kriteria Diagnosis Berdasarkan klinis dan pemeriksaan fisik


5. Diagnosis Banding -
6. Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap, Urine Lengkap, elektrolit,
Penunjang protein darah
7. Terapi 1. Tindakan darurat ABC
2. Terapi cairan
 Orang dewasa dengan luka bakar tingkat II – III 20% atau
lebih sudah ada indikasi untuk pemberian infus karena
kemungkinan timbulnya syok. Sedangkan pada orang tua
dan anak – anak batasnya 15%
 Formula yang dipakai untuk pemberian cairan adalah
formula menurut Bexter. Formula Baxter terhitung dari
saat kejadian maka (orang dewasa) :
8 jam pertama ½ (4cc x KgBB x % luas luka bakar)
Ringer Lactat

16 jam berikutnya ½ (4cc x Kg x % luas luka


bakar) Ringer Lactat

3. Analgetik
4. Perawatan Luka :
 Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air
dingin, yang terbaik dengan tempetur 20°C selama 15
menit.
 Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan
seluruh tubuhnya. Kulit – kulit yang mati dibuang, bullae
dibuka karena kebanyakan cairan di dalamnya akan
terinfeksi
 Perawatan tertutup : Setelah luka bersih, ditutup dengan
selapis kain steril berlubang – lubang (tulle) yang
mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika lalu
dibebat tebal untuk mencegah evaporasi dan melindungi
kulit dari trauma dan bakteri. Sendi – sendi ditempatkan
pada posisi full extension.
 Perawatan terbuka : Eksudat yang keluar dari luka beserta
debris akan mengering akan menjadi lapisan eschar.
Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar. Penderita
dirawat di dalam ruangan isolasi. Setiap eschar yang
pecah harus diberikan obat – obatan lokal dan dikontrol
bila ada penumpukan pus dibawah eschar maka harus
dilakukan pemupukan eschar (escharotomi).
5. Obat topikal : Silver sulfadiazin krim 1% diberikan sehari
sekali. Silver sulfadiazin bekerja sebagai bakterisida yang
efektif terhadap kuman gram positif
6. Antibiotika sistemik
7. Dukungan nutrisi yang baik

8. Edukasi (Hospital 1. Diagnosis dan rencana tindakan


Health Promotion) 2. Lama perawatan.
3. Komplikasi dan resiko

9. 9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar
Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, 2003

Tanjung Morawa, Agustus 2017


Ketua Komite Medik KSM Bedah

dr. Surya Muchtar Sp.Pd dr. Syah Enggut Sp.B

Kepala RSU dr. G.L Tobing,

dr. Novi Fitriani

Anda mungkin juga menyukai