Anda di halaman 1dari 7

REFERAT

TARSORAFI

DISUSUN OLEH :

Ivander Kent Kurniawan G99162042

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI

2018
BAB 17

TARSORAFI

Tarsorafi adalah bedah yang menyatukan kelopak mata atas dan bawah untuk
mempersempit rima palpebra. Hal ini biasanya dilakukan untuk memberikan perlindungan
terhadap kornea dari paparan dalam kondisi seperti proptosis, kelumpuhan nervus facialis,
keratitis neuroparalitik, ulkus kornea indolen, atau defisiensi lapisan air mata.

Tarsorafi dapat bersifat sementara, dalam hal ini tidak ada jaringan kelopak mata yang
dieksisi dan jahitan intermarginal digunakan untuk menutup kelopak mata. Hal ini dapat menjadi
prosedur tambahan yang berguna untuk perbaikan ptosis, resesi retraktor kelopak mata, dan
prosedur-prosedur lain dimana perlindungan kornea sementara diperlukan. Dalam situasi di mana
jahitan permanen antar kelopak diperlukan, tepi-tepi konjungtiva tarsal disatukan untuk
membentuk adhesi yang lebih tahan lama. Tarsorafi dapat dilakukan secara lateral, medial, atau
keduanya, tergantung pada situasi klinis. Biasanya, penyatuan sepertiga kelopak mata temporal
memberikan perlindungan kornea yang sangat baik dan masih memungkinkan pembukaan rima
palpebra medial yang memadai untuk penglihatan. Meskipun tarsorafi kadang-kadang
direkomendasikan untuk mempersempit fisura palpebra untuk memperbaiki kosmetik pada
pasien dengan retraksi kelopak mata, seperti pada Graves ophthalmopathy, harus diperhatikan
bahwa, pada pasien dengan exophthalmos progresif, tarsorafi dapat menyebabkan tekanan balik
pada isi orbita - sehingga mencegah autodecompression. Dengan demikian, sebelum
mempertimbangkan prosedur ini, proptosis dan fungsi optik saraf pasien harus stabil. Pada
pasien dengan keratopati eksposure sekunder karena retraksi kelopak mata, disinsersi dan resesi
retraktor kelopak mata memberikan hasil kosmetik dan fungsional yang jauh lebih baik (lihat
Bab 16). Untuk pasien dengan palsi saraf facialis, beban penutup berat emas dan reanimasi ulang
dengan pegas kawat palpebra adalah alternatif untuk memperbaiki kelopak mata berkedip dan
penutupan (lihat Bab 18 dan 19). Prosedur yang dijelaskan dalam bab ini adalah teknik tarsorafi
yang sederhana dan permanen yang tidak memerlukan bantalan atau jahitan yang perlu dilepas.
Hal ini menjaga integritas lamella anterior, meminimalkan potensi masalah ireguleritas tepi
kelopak mata. Pada pasien yang tarsorafi harus dibuka, margin lamellae posterior akan
mengalami epitelisasi secara normal tanpa gejala klinis atau disfungsional.

PROSEDUR OPERATIF

Panjang perlekatan kelopak mata yang diperlukan untuk derajat penyempitan yang diinginkan
ditentukan dengan mencubit kelopak mata atas dan bawah bersama dengan nontoothed forceps
dan menandai tepi paralel dengan spidol. Bagian temporal dari kelopak atas dan bawah dalam
area yang ditandai tadi dianestesi dengan suntikan subkutan 2% lidokain (Xylocaine) dengan
pengenceran epinefrin 1: 100.000.Sejumlah kecil anestesi juga disuntikkan di bawah forniks
konjungtiva.
Gambar 17-1. Kelopak mata digenggam dengan lembut dan distabilkan dengan nontoothed
forceps yang dipegang tegak lurus dengan tepi kelopak mata. Klem kalazion juga dapat
digunakan. Klem kalazion memberikan homeostasis yang baik serta sokongan kuat ke kelopak
mata selama diseksi marginal. Lamela anterior dan posterior kelopak mata dipisahkan sepanjang
garis abu-abu dengan Bard-Parker blade ukuran 11. Perhatian diperlukan untuk tidak melakukan
insisi ke tarsus atau folikel bulu mata. Kadang-kadang, tanda-tanda anatomi tepi kelopak mata
(garis abu-abu dan lubang kelenjar meibom) tidak jelas. Tarsus dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan penekanan lembut pada tepi kelopak mata dengan forsep yang halus dan
mencari sekresi berminyak pada orifisium kelenjar meibomi. Garis abu-abu terletak tepat di
depan bukaan kelenjar meibom. Pisau diturunkan ke bawah, dan dipegang kuat terhadap
permukaan anterior tarsus, dan pemisahan dua lamellae dilakukan hingga kedalaman sekitar 2
hingga 3 mm. Setelah sayatan di garis abu-abu dengan panjang yang telah ditentukan dibuat,
sayatan garis abu-abu yang identik dilakukan di kelopak mata sisi berlawanan dengan kedalaman
dan panjang yang sama.
Gambar 17-2. Selaput lendir di tepi lamella posterior digenggam dengan forsep 0,3 mm dan
dipotong dengan gunting tajam Westcott untuk memaparkan tepi tarsus. Perhatian diperlukan
untuk memastikan bahwa ujung tarsal yang dipotong rata dan tarsus terpotong seminimal
mungkin. Selaput lendir yang menutupi tepi tarsus yang berlawanan dipotong dengan cara yang
sama.

Gambar 17-3 A dan B. Setelah kedua ujung tarsus terpapar, jahitan polygalactin 910 (Vicryl) 5-
10 pada jarum spatula dilewatkan melalui lempeng tarsal dengan cara lamellar (A). Jarum
pertama masuk melalui permukaan tarsus anterior dari kelopak mata bawah 2 mm dari tepi dan
keluar melalui bukaan kelenjar meibom di tepi lamella posterior.
Gambar 17-4. Jarum tersebut kemudian dilewatkan ke dalam kelopak mata atas, memasuki
bukaan kelenjar meibom, dan keluar ke anterior pada titik 2 mm superior dari tepi tarsus. Sangat
penting bahwa jahitan tidak melewati ketebalan penuh dari tarsus di mana hal tersebut bisa
menggores kornea. Selain itu, penting bahwa jahitan lamellar ini keluar dan masuk ke dalam
bukaan kelenjar meibom pada tepi kelopak mata, karena semakin anterior jahitan maka semakin
besar kemungkinan menggores kornea seiring berjalannya waktu.

Gambar 17-5. Tiga atau empat jahitan 5-0 Vicryl diperlukan untuk menjahit sepertiga lateral
kelopak mata. Semua harus dilalui sebelum diikat. Ketika jahitan diikat, tepi dari kedua tarsus
akan disatukan.
Gambar 17-6. Tepi lamellae anterior sedikit digerakkan dengan forsep 0,3 mm dan ditutup
dengan jahitan Vicryl 7-0 antara garis bulu mata dengan luka jahitannya. Perhatian diperlukan
agar tidak bukan untuk memendam bulu mata dalam luka jahitannya. Manipulasi lamella anterior
harus dijaga seminimal mungkin untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bulu mata ke arah
yang salah berikutnya yang mengakibatkan tarsorafi terbongkar. Tarsus atas dan bawah akan
sembuh bersama dalam 3 hingga 4 minggu, membentuk adhesi yang kuat.

MANAGEMEN POSTOPERATIF

Salep antibiotik dioleskan pada luka tiga kali sehari selama 10 hari. Salep yang
mengandung kortikosteroid harus dihindari, karena dapat mencegah adhesi intermarginal yang
lebih cepat. Karena hanya benang yang dapat diserap yang digunakan dalam teknik ini,maka
tidak perlu melepas jahitan atau bantalan pada kontrol selanjutnya. Gunting Westcott dapat
digunakan untuk memotong sepanjang bidang fusi tepi kelopak mata. Pelepasan dapat dilakukan
beberapa milimeter dalam satu waktu jika kemungkinn mata terpapar lingkungan luar masih
diragukan.
DAFTAR PUSTAKA

David T. Tse (2011). Color atlas of oculoplastic surgery, second edition. Philadelphia: LIPPINCOTT &
WILKINS, a WOLTERS KLUWER business, page 180-184

Anda mungkin juga menyukai