Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan proses
pendidikan itu berlangsung. Guru merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan
tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru
dibutuhkan dalam dunia pendidikan.

Dewasa ini, banyak guru yang lalai akan peranannya dalam dunia pendidikan. Seperti beberapa
kasus guru yang melakukan tindakan kurang pantas, misalnya merokok dihadapan peserta
didiknya maupun dilingkungan beliau mengajar. Tindakan seperti kasus tersebut tidak pantas
dilakukan oleh seorang guru mengiingat istilah Guru “Digugu dan Ditiru”. Sudah sepantasnya
guru memberi contoh tindakan yang baik bagi peserta didiknya agar tindakan beliau dapat ditiru
dan diterapkan oleh peserta didik yang diampunya.

Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi tersebut. Begitu juga
guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi seorang guru. Selain
syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran sertanya dalam dunia pendidikan.
Beberapa peran guru adalah: 1) seabgai pengajar; 2) sebagai pendidik; 3) sebagai pembimbing;
4) sebagai tenaga profesional; dan 5) seabagai pemberharu. Untuk melaksanakan peran guru
tersebut, guru harus memerhatikan bagaimana dia mengimplementasika perannya dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami penulis akan membahas mengenai syarat
sesorang disebut sebagai guru dan apa saja peran guru dalam dunia pendidikan.

Page 1
1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan peran guru ?

Bagaimana peran guru sebagai pengajar ?

Bagaimana peran guru sebagai pembimbing ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan :

Untuk mengetahui maksud dari peran guru


Untuk mengetahui peran guru sebagai pengajar
Untuk mengetahui guru sebagai pembimbing

Manfaat :
Agar mengetahui maksud dari peran guru
Agar mengetahui peran guru sebagai pengajar
Agar mengetahui guru sebagai pembimbing

Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranan Guru

Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki
peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.[1] Dalam proses
belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.[2]
Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah
pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam al-Ghazali guru/pendidik
adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang
ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan
dengan Allah SWT.

Pendidik/guru di indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga
kependidian yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus
sebagi profesi pendidik. pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan
berhadapan dan Perinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang
sistematis, terencana, dan bertujuan. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono,
peran guru dalam proses belajar berpusat pada :

 Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan,

baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang;

 Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai;


 Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai,
dan penyesuaian diri.

Demikianlah dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian

Page 3
rupa, sehingga dapat merangsang murid untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan.

Mengingat peranannya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan
kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik. Guru merupakan
komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di
ungkapkan oleh Brand dalam Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua usaha
reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, semua
bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat
mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

2.1.1 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan
masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang
sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran guru akan
tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan
informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru.[6] Ada
beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :

 Guru sebagai Demonstrator

Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan kemampuannya. Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa yang
unggul. Menurut The Liang Gie, yang dikutip oleh Sunardi Nur dan Sri Wahyuningsih “
karakteristik siswa yang unggul ada tiga, yaitu gairah belajar yang mantap, semangat maju yang
menyala dalam menuntut ilmu dan kerajinan mengusahakan studi sepanjang waktu”.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya, yang dimaksud dengan peran guru sebagai
demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks
guru sebagai demonstrator, yaitu :

Page 4
1. Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Dalam setiap
kehidupan, guru merupakan sosok yang ideal bagi setiap siswa. Biasanya apa yang
dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian, berarti dalam konteks
ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
2. Sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap
materi pelajaran bias lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu,
sebagai demonstrator erat kaitannya dengan perencanaan strategi pembelajaran yang
lebih efektir.

 Guru sebagai pengelola kelas

Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil belajar yang baik. Sebagai
pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap
kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.

 Guru sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai mediator, guru menjadi perantara hubungan
antar manusia. Dalam konteks kepentingan ini, guru harus terampil mempergunakan
pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi.[9]

 Guru sebagai Evaluator

Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah
tercapai atau belum, dan apakah materi yang sudah diajarkan sudah cukup tepat. Dengan
melakukan penilaian guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode mengajar. Dalam peran ini, guru
menyimpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator, yaitu :

Page 5
1. Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau
menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.
2. Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah
dirancang dan diprogramkan.

 Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran. motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan kemampuannya yang kurang,
tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar. Dengan demikian, siswa yang berprestasi
rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin
disebabkan tidak ada dorongan motivasi dalam dirinya. Oleh sebab itu, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, karena pada hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas
yang berhubungan dengan keadaan mental seseorang. Dengan demikian apabila peserta didik
belum siap (secara mental) menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa makna.

Ada beberapa cara untuk memotivasi siswa dalam belajar, antara lain :

 Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;


 Membangkitkan minat siswa;
 Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan siswa;
 Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;
 Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa;
 Ciptakan persaingan dan kerja sama.

2.1.2 Keterampilan Dasar Mengajar bagi Guru

Keterampilan mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam
pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efesien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bias

Page 6
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas pada bab-bab
selanjutnya. Ada beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru, antara lain:

 Keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk


menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajari.
 Keterampilan menjelaskan, yaitu guru menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan
secara sistematis dengan tujuan. Dalam mempunyai keterampilan penjelasan guru dapat
dengan mudah membimbing siswa untuk memahami suatu konsep, teori, pertanyaan-
pertanyaan, dll.
 Keterampilan bertanya, ketarampilan ini juga tidak kalah penting dengan keterampilan
yang lainnya. Mengapa demikian, sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan
suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan menjadi
sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru hanya menjelaskan materi
pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan,
atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
 Keterampilan memberikan Penguatan (reinforcement), adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi
atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan
atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
 Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
kegiatan pelajaran. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat keberhasilan guru
dalam proses pembelajaran.

Page 7
2.2 PERAN GURU SEBAGAI PENGAJAR

Mengajar merupakan salah satu tugas seorang guru yang harus dilaksanakan dengan baik
karena dalam tugas mengajar guru menyampaikan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya kepada peserta didik. Dengan pengajaran yang baik maka ilmu pengetahuan
yang diberikan akan terserap dengan optimal oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya
(2006:95) terdapat dua konsep dasar mengajar, yaitu :

2.2.1 Mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran

Sebagai proses menyampaikan atau menambah ilmu pengetahuan maka mengajar memiliki
beberapa karakteristik, yaitu :

 Proses pengajaran berorientasi pada guru, artinya guru berperan sebagai penyampai
materi belajar atau informasi kepada peserta didik sehingga guru harus menyiapkan
berbagai hal, misalnya bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang diperlukan,
atau metode apa yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
 Siswa sebagai objek belajar, artinya siswa dianggap sebagai organisme pasif yang belum
memahami apa yang harus dipahami sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut
memahami segala sesuatu yang diberikan oleh guru. Sebagai objek belajar, kesempatan
siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan
untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
 Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu, artinya proses pengajaran
berlangsung ditempat tertentu misalnya di kelas dengan penjadwalan ketat sehingga
siswa hanya belajar jika ada kelas yang telah dipersiapkan sebagai tempat belajar. Waktu
dalam pembelajaran juga sangat ketat karena jika waktu belajar suatu materi pelajaran
tertentu habis maka siswa akan belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
 Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi, artinya keberhasilan suatu proses
pengajaran diukur dari sejau mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang
disampaikan guru dengan menggunakan alat evaluasi seperti tes hasil belajar tertulis yang
dilakukan secara periodik.

Page 8
2.2.2 Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan

Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar
siswa belajar maka dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa karakteristik, yaitu :

 Mengajar berpusat pada siswa, artinya mengajar tidak ditentukan oleh guru tetapi
ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar apa siswa dari topik yang harus
dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi
juga siswa. Sehingga guru dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator atau pihak yang
membantu siswa untuk belajar. Oleh karena itu, kritetia keberhasilan proses mengajar
tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari
sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.
 Siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa tidak dianggap sebagai organisme pasif yang
hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi siswa dipandang sebagai organisme aktif
yang memiliki potensi untuk berkembang.
 Proses pembelajaran berlangsung dimana saja, artinya proses pembelajaran tidak hanya
dilakukan didalam kelas saja. Siswa dapat memanfaatkan berbagai macam tempat untuk
belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
 Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan, artinya pembelajaran tidak hanya
bertujuan untuk penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah
laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, penguasaan materi
pelajaran bukan akhir dari proses pengajaran tapi hanya sebagai tujuan antara untuk
pembentukan tingkah laku yang lebih luas.

Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan
pengajaran, yang juga memberikan arti bahwa guru pada umumnya akan memberikan kriteria
keberhasilan anak didiknya melalui nilai-nilai pelajaran yang diajarkan setiap harinya. Dalam
tugas ini guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis
mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. Dalam kegiatan
pembelajaran guru dijadikan sebagai fasilitator, artinya guru memfasilitasi peserta didik dalam
berlangsungnya proses pembelajaran guna memperoleh pengalaman belajar yang nyata dan
autentik. Selain itu guru juga sebagai motivator yang artinya guru harus mampu menumbuhkan
potensi yang terdapat pada peserta didik serta mengarahkan agar mereka dapat memanfaatkan

Page 9
potensinya secara tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan tekun untuk mencapai cita-
citanya. Hal tersebut dilaksanakan dengan memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam
menggali serta mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan.
Menurut Suryosubroto (2002:9) tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan
kedalam tiga kegiatan, yaitu :

 Menyusun program pengajaran :


 Program tahunan pelaksanaan kurikulum
 Program semester/catur wulan
 Program satuan pelajaran
 Perencanaan program mengajar
 Menyajikan/melaksanakan pengajaran :
 Menyampaikan materi
 Menggunakan materi mengajar
 Menggunakan media/sumber belajar
 Mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar
 Melaksanakan evaluasi :
 Menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik
 Melaporkan hasil evaluasi peserta didik
 Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

Dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai pengajar adalah proses guru mentransformasikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan merencanakan pengajaran, melaksanakan
pengajaran, dan melakukan evaluasi pengajaran.

2.3 PERAN GURU SEBAGAI PEMBIMBING

Bimbingan dianggap sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman,
penerimaan, pengembangan, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkatperkembangan optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungannya (H.M Surya, dkk. 2007). Menurut Sanjaya (2006:

Page 10
28) menjelaskan bahwa proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa,
dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri.

Samisih (2014: 64) Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :

a . Peran Guru Kelas/Mata Pelajaran

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti guru lepas dengan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan
guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.
Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Kejelasan
gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan
dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan
suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan
kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru
harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar – mengajar. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan
pembimbing, yaitu:

 Mengarahkan siswa agar lebih mandiri


 Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa
 Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan
 Pemahaman siswa secara empatik
 Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
 Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa
 Kekonkretan dalam menyatakan diri
 Penerimaan siswa secara apa adanya
 Perlakuan terhadap siswa secara permissive

Page 11
 Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk
menyadari perasaannya itu
 Pengembangan terhadap siswa menjadi individu yang lebih dewasa
 Penyesuaian Diri Terhadap Keadaan Yang Khusus

Dapat dikatakan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan
stakeholder sekolah dalam proses pembelajaran. Namun guru kelas yang juga berperan sebagai
konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan kurangnya waktu untuk
bertatap muka dengan siswa, hal ini karena tenaga guru kelas masih sangat terbatas, mengingat
tugas selain mengajar juga memberikan layanan dan bantuan kepada siswa sehingga pelayanan
siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif, dan tidak mungkin
untuk dapat memberikan semua bentuk layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk
bidang studi tertentu, dan sebagainya. Di samping itu guru juga mempunyai keterbatasan –
keterbatasan dalam memberi bimbingan terhadap murid, diantaraya :

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,


karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.
2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.

Menurut Samisih (2014: 65) Peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar, sebagai berikut :

 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan


berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian.
 Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaannya.
 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.

Page 12
Menurut Sanjaya (2006: 27) Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari
adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik
mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik
dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah
mahluk yang sedang berkembang. Irama perekembangan mereka tentu tidaklah sama juga.
Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa
agar menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing
siswa agar dapat mencapai dann melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga
dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi
harapan setiap orang tua dan masyarakat. Seorang guru dan siswa seperti halnya seorang petani
dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan
menarik batang dan daunnya. Tanaman itu akan berbuag manakala ia memiliki potensi untuk
berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga
agar tanamn itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat
menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat yaitu dengan cara
menyemai, menyiram, memberi pupuk, dan memberi ibat pembasmi hama. Demikian juga
halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi “itu” atau jadi “ini”.
Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang sesuai dengan minat dan bakat yang
dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai
pembimbing.

Menurut Sanjaya (2006: 27) beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pembimbing
yang baik:

 Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan
bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan
menentukkan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka
 Guru harus memahami dan terampil dalam merancanakan, baik merancanakan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan tujuan pembelajaran. Proses

Page 13
bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan
hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya. Untuk
merumuskan tujuan yang sesuai sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi
psikologis dan fisiologgis siswa, yang kesemuanya itu terkandung dalam kurikulum
sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki
 Guru perlu mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang
melibatkan siswa secara penuh.

Menurut Sutikno (2007) Strategi guru dalam memotivasi belajar siswa yaitu:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik


Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru
menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa.
Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi belajar siswa.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semanagat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi,
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

Page 14
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode bervariasi
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Page 15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peran guru sebagai pengajar adalah proses guru mentransformasikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik dengan merencanakan serta melaksanakan pengajaran.

Guru sebagai pembimbing merupakan peran yang diberikan guru dalam memantau dan
mengarahkan peserta didik agar dapat mengembangkan pribadinya sesuai dengan potensi yang
ada.

3.2 Saran

a. Bagi Guru

Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses
belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan
objek pembelajaran sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai.

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan membantu membantu peran guru sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, tenaga
profesional, dan pembaharu.

c. Bagi pembaca

Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk penulisan karya selanjutnya.

Page 16
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dikti. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Sa’ud, Prof. Udin Syaefudin. 2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Samsih. 2014. Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar
Melalui Layanan Bimbingan Konseling. Jurnal Ilmiah Mitra Ganesha, ISSN: 2356-3443 Vol.
No. 1 Juli 2014. Surakarta: FKIP UTP Surakarta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru Dala Membnagkitkan Motivasi Belajar Siswa. Diakses dari
http://bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html pada
17 Oktober 2017.

Page 17

Anda mungkin juga menyukai