Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan prokrastinasi
akademik pada siswa SMA ”X”, dengan pendekatan kuantitatif – korelasional. Sampel penelitian
adalah siswa SMA “X”, diperoleh dengan teknik sampling kuota. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner berdasarkan teori McCrae & Costa untuk tipe
kepribadian dan teori Ferrari untuk prokrastinasi akademik.Uji reliabilitas dengan menggunakan
alpha cronbach diperoleh hasil dengan nilai koefisien 0,942 untuk skala tipe kepribadian dan 0,903
untuk skala prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil analisis kontingensi, diperoleh hasil r = 0,235
dan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,043. Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan yang
lemah dan tidak signifikan untuk populasi. Artinya tipe kepribadian seseorang tidak selalu
berhubungan dengan tinggi rendahnya prokrastinasi akademik atau sebaliknya tinggi rendahnya
prokrastinasi akademik seseorang tidak selalu berhubungan dengan tipe kepribadian.
menggambarkan konsistensi respon individu dalam laki sebanyak 111 responden dan siswa perempuan
situasi yang berbeda-beda. Sedangkan type adalah sebanyak 86 responden.
pengelompokan bermacam-macam trait. Trait yang
dikemukakan oleh McCrae & Costa yang terkenal Sampel Penelitian
dengan sebutan The Five Factor Model yaitu Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
Neuroticism, Extroversion, Openness to experience, karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Agreeableness, Conscientiousness (Pervin & John, (Yulianto, 2005). Adapun yang menjadi kriteria
2001) akan dipakai dalam penelitian ini. sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA,
Siswa SMA yang tidak melakukan pro- karena siswa SMA merupakan karakteristik remaja
krastinasi akademik dan yang melakukan prokras- yang dipakai dalam penelitian ini, karakteristik
tinasi akademik akan dikelompokan dalam kelima remaja adalah yang memiliki rentang usia 11-24
tipe kepribadian The Five Factor Model dari tahun dan belum menikah (Sarwono, 2005). Siswa
McCrae & Costa. Kemudian siswa yang melakukan yang digunakan untuk menjadi sampel penelitian
prokrastinasi akademik dan yang tidak melakukan adalah siswa SMA kelas 1 dan 2. Kelas 3 tidak
prokrastinasi akademik ini diasumsikan terkait diikutsertakan, dikarenakan sedang fokus untuk
dengan kepribadian siswa itu sendiri. persiapan UN. Mereka tidak diikutsertakan dalam
Siswa yang tidak melakukan prokrastinasi penelitian ini, agar tidak terganggu belajarnya untuk
akademik diasumsikan memiliki tipe kepribadian persiapan UN.
yang disiplin, teratur, sehingga akan segera menger- Teknik sampling yang digunakan pada
jakan tugas. Dalam tipe kepribadian dari McCrae & penelitian ini adalah propabiliy sampling. Teknik
Costa, siswa yang tidak melakukan prokrastinasi yang digunakan adalah sampling kuota, yaitu teknik
diasumsikan lebih cenderung ke dalam dimensi atau untuk menentukkan sampel dari populasi yang
tipe conscientiousness. mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
Sedangkan siswa yang melakukan prokras- diinginkan. (Sugiyono, 2005).
tinasi akademik diasumsikan memiliki tipe kepriba-
dian yang mudah menyerah, apalagi saat menda- Instrumen Penelitian
patkan tugas yang sulit, kurangnya kontrol diri. Alat Ukur
Dalam tipe kepribadian dari McCrae & Costa, siswa Peneliti menggunakan kuesioner untuk
yang melakukan prokrastinasi diasumsikan lebih pengambilan data penelitian. Kuesioner yang di-
cenderung ke dalam dimensi atau tipe neuroticism. gunakan di desain berdasarkan Skala model Likert
Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan
penelitian ”Apakah ada hubungan tipe kepribadian obyek yang hendak diungkap. Instrumen penelitian
dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA” berupa kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur.
Tabel 2
Hasil dan Pembahasan Gambaran Tipe Kepribadian dan Usia
Gambaran Umum Tipe Kepribadian Responden
Berdasarkan hasil Z-Score dari 197 respon- Tipe
Usia responden
Kepribadian
den, ada 90 responden yang dapat diidentifikasi tipe 1 % 1 % 1 % 1 % Tot
kepribadiannya dominan pada tipe tertentu. Yang 4 5 6 7 al
dominan pada dimensi neuroticism ada 23 respon- Neuroticsm 0 0 8 2 1 30. 3 37. 23
den (11,70%), dimensi extraversion ada 9 respon- 0 2 8 5
den (4,60%), dimensi openness to experience ada 8 Extraversion 1 33. 3 7. 5 12. 0 0 9
3 5 8
responden (4,10%), dimensi agreeableness ada 7 Openness to 0 0 4 1 3 7.8 1 12. 8
responden (3,60%), dan dimensi conscientiousness experience 0 5
ada 43 responden (21,80%). Sedangkan 107 respon- Agreeablenes 1 33. 3 7. 3 7.8 0 0 7
den (54,3%) yang tidak memiliki dominasi pada s 3 5
Conscientiou 1 33. 2 5 1 41 4 50 43
dimensi tertentu. sness 3 2 5 6
Total 3 4 3 8 90
0 9
Gambaran Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin
Responden Berdasarkan analisis deskriptif di atas,
Di bawah ini merupakan tabel gambaran diperoleh hail bahwa responden yang berusia 14
tipe kepribadian dan jenis kelamin responden: tahun, terdapat 3 tipe kepribadian, antara lain tipe
extraversion (33,3%), agreeableness (33,3%),
Tabel 1 conscientiousness (33,3%). Responden dengan usia
Gambaran Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin 15 tahun, mayoritas memiliki tipe conscientiousness
Tipe Kepribadian Jumlah responden (55%). Responden dengan usia 16 tahun, sebagian
Perempuan % Laki- % Total besar memiliki tipe kepribadian conscientiousness
laki
Neuroticsm 16 27.9 11 23.4 23
(41%), dan neuroticsm (30,8%). Responden dengan
Extraversion 6 13.9 3 6.4 9 usia 17 tahun, separuhnya tipe kepribadian
Openness to 5 11.6 3 6.4 8 conscientiousness (50%).
experience
Agreeableness 4 9.3 3 6.4 7
Conscientiousness 16 37.3 27 57.4 43
Gambaran Tipe Kepribadian dengan Sanksi
Total 43 100 47 100 90 yang Diterima
Dibawah ini merupakan tabel gambaran tipe
Berdasarkan analisis deskriptif di atas, kepribadian dengan sanksi yang diterima responden:
diperoleh hasil bahwa responden yang memiliki tipe Tabel 3
neuroticism lebih banyak perempuan, yakni 27,9% Gambaran Tipe Kepribadian dan Sanksi yang
dibandingkan laki-laki sebanyak 23,4%. Responden Diterima
Tipe Kepribadian Sanksi
yang memiliki tipe extraversion lebih banyak
Ya % Tidak % Total
perempuan, sebanyak 13,9% dan laki-laki sebanyak Neuroticsm 0 28.3 6 20 23
6,4%. Responden yang memiliki tipe openness to Extraversion 5 8.3 4 13.3 9
experience lebih banyak perempuan, sebanyak Openness to 5 8.3 3 10 8
11,6% dan laki-laki sebanyak 6,4%. Responden experience
Agreeableness 3 5 4 13.3 7
yang memiliki tipe agreeableness lebih banyak
Conscientiousness 30 50 13 43.3 43
perempuan, sebanyak 9,3% dan laki-laki sebanyak Total 60 30 90
6,4%. Kemudian responden yang memiliki tipe
conscientiousness lebih banyak laki-laki, sebanyak Berdasarkan analisis deskriptif di atas,
57,4% dan perempuan sebanyak 37,3%. diperoleh hasil bahwa responden yang pernah
menerima sanksi oleh sekolah sebagian besar adalah
tipe kepribadian conscientiousness (50%).
Gambaran Tipe Kepribadian dengan Usia Sedangkan responden yang tidak pernah
Responden menerima sanksi oleh sekolah sebagian besar juga
Dibawah ini merupakan tabel gambaran tipe pada tipe conscientiousness (43,3%).
kepribadian dengan usia responden:
Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan perhitungan skala prokrastinasi
akademik didapat nilai untuk pengkategorian yaitu:
X < 57 Rendah
Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 1, Juni 2012 50
Tipe Kepribadian Dan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Sma ”X” Tangerang
lisis tipe kepribadian responden berdasarkan jenis tersebut, diperoleh nilai signifikasi pada prokras-
kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini: tinasi akademik sebesar 0,199 (p>0,05). Hal ini
Tabel 8 berarti dilihat dari jenis kelamin responden tidak
ANOVA terdapat perbedaan prokrastinasi akademik pada
Sum of Mean siswa. Hasil analisis prokrastinasi akademik
Squares df Square F Sig. responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
Between pada tabel di bawah ini :
.006 1 .006 .001 .970
Groups
Within Tabel 11
836.451 195 4.289 ANOVA
Groups
Total 836.457 196 Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
b. Tipe Kepribadian Dengan Usia Responden Between
.410 1 .410 1.664 .199
Groups
Untuk melihat perbedaan tipe kepribadian Within
pada responden penelitian berdasarkan usia maka 48.047 195 .246
Groups
dilakukan uji beda. Dari analisis tersebut, diperoleh Total 48.457 196
nilai signifikasi pada tipe kepribadian sebesar 0,038
(p<0,05). Hal ini berarti dilihat dari usia responden e. Prokrastinasi Akademik Dengan Usia
terdapat perbedaan tipe kepribadian pada siswa. Responden
Hasil analisis tipe kepribadian responden Untuk melihat perbedaan prokrastinasi
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di akademik pada responden penelitian berdasarkan
bawah ini: usia maka dilakukan uji beda. Dari analisis tersebut,
Tabel 9 diperoleh nilai signifikasi pada prokrastinasi aka-
ANOVA demik sebesar 0,671 (p>0,05). Hal ini berarti dilihat
Sum of Mean dari usia responden tidak terdapat perbedaan
Squares Df Square F Sig. prokrastinasi akademik pada siswa. Hasil analisis
Between prokrastinasi akademik responden berdasarkan usia
35.645 3 11.882 2.864 .038
Groups
Within dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
800.812 193 4.149 Tabel 12
Groups
Total 836.457 196 ANOVA
Sum of Mean
c. Tipe Kepribadian Dengan Sanksi Yang Squares df Square F Sig.
Diterima Responden Between
.386 3 .129 .517 .671
Groups
Untuk melihat perbedaan tipe kepribadian Within
pada responden penelitian berdasarkan sanksi yang 48.071 193 .249
Groups
diterima maka dilakukan uji beda. Dari analisis Total 48.457 196
tersebut, diperoleh nilai signifikasi pada tipe kepri-
badian sebesar 0,446 (p>0,05). Hal ini berarti dilihat f. Prokrastinasi akademik Dengan Sanksi
dari sanksi yang diterima responden tidak terdapat Yang Diterima Responden
perbedaan tipe kepribadian pada siswa. Hasil Untuk melihat perbedaan prokrastinasi
analisis tipe kepribadian responden berdasarkan akademik pada responden penelitian berdasarkan
sanksi yang diterima dapat dilihat pada tabel di sanksi yang diterima maka dilakukan uji beda. Dari
bawah ini: analisis tersebut, diperoleh nilai signifikasi pada
Tabel 10 prokrastinasi akademik sebesar 0,192 (p>0,05). Hal
ANOVA ini berarti dilihat dari sanksi yang diterima res-
Sum of Mean ponden tidak terdapat perbedaan prokrastinasi
Squares df Square F Sig. akademik pada siswa. Hasil analisis prokrastinasi
Between akademik responden berdasarkan sanksi yang
2.490 1 2.490 .582 .446
Groups
Within diterima dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
833.967 195 4.277 Tabel 13
Groups
Total 836.457 196 ANOVA
Sum of Mean
d. Prokrastinasi Akademik Dengan Jenis Squares df Square F Sig.
Kelamin Responden Between
.421 1 .421 1.710 .192
Groups
Untuk melihat perbedaan prokrastinasi Within
akademik pada responden penelitian berdasarkan 48.036 195 .246
Groups
jenis kelamin maka dilakukan uji beda. Dari analisis Total 48.457 196
merupakan suatu yang menyenangkan apalagi pengalaman bagi kepentingan individu yang ver-
memiliki peers yang juga menyukai hal yang sama. sangkutan. Namun pada siswa SMA “X” Tangerang
Hal ini tergambar pada (item 2; saya lebih ini, pencarian aktif dan penghargaan atas penga-
menyukai diskusi mengenai pelajaran, bersama laman-pengalaman bagi kepentingan individu yang
teman-teman dan item 34; saat ada tugas, saya lebih bersangkutan ini, bukanlah mengenai tugas-
suka mengerjakan bersama dengan teman-teman). tugasnya sebagai siswa di sekolah yang belajar,
Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan mendapatkan tugas serta mengerjakan tugas, tetapi
(Benet-Matinez & John, 1998), bahwa extraversion pada hal lain, siswa tersebut tujuannya ke sekolah
sering dikaitkan dengan aktivitas, energi, mudah agar dapat bertemu dengan teman-temannya, serta
bergaul, dan adanya emosi yang positif. Sedangkan merasakan kesenangan untuk bermain-main.
siswa dengan tipe conscientiousness yang men- Sedangkan siswa dengan tipe agreeable-
dapatkan tugas sekolah, akan mengumpulkan tugas ness, yang mendapatkan tugas sekolah, menggang-
tersebut sesuai jadwal yang sudah ditentukan, hal gap tugas-tugas yang diberikan oleh guru itu
tersebut bukanlah beban baginya, melainkan suatu dianggapnya mudah untuk dikerjakan, namun pada
kewajiban bagi dirinya sebagai siswa untuk kenyataannya siswa tersebut tidak membuktikan
mengerjakannya. Hal ini tergambar pada (item 46; dalam perbuatannya yaitu mengerjakan tugas yang
saya akan mengerjakan tugas sekolah, karena itu sudah diberikan oleh gurunya tersebut. Seperti hasil
kewajiban saya sebagai siswa dan item 47; saya wawancara dengan beberapa siswa disekolah yang
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu). Hal ini diambil untuk penelitian, ada siswa yang berkata
juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Costa “aah itu maah gampang kak, kalo ada tugas yaa
& McCrae (dalam Pervin & John, 2001), bahwa tinggal dikerjain, kalo lupa yaa tinggal nyontek aja
conscientiousness berupaya mengukur derajat sama temen besok disekolah” Hal ini tidak sesuai
pengorganisasian, keuletan, dan motivasi individu dengan apa yang dikatakan oleh Costa & McCrae
dalam perilaku yang mengarah pada tujuan. (dalam Pervin & John, 2001), bahwa agreeableness
Sedangkan responden dengan tipe merupakan faktor yang menjelaskan orientasi
neuroticism (33,3%), openness to experience interpersonal individu dalam suatu kontinum antara
(14,3%) dan agreeableness (11,9%) sebagian besar cinta kasih dengan antagonisme dalam pikiran,
prokrastinasinya tinggi. Hal ini dapat dikatakan perasaan, dan perbuatan.
bahwa siswa dengan tipe neuroticism yang men- Berdasarkan hasil deskripsi antara tipe
dapatkan tugas sekolah, menganggap tugas tersebut kepribadian dengan jenis kelamin responden,
merupakan suatu hal sulit, siswa tersebut merasa terlihat bahwa responden perempuan sebanyak
sulit untuk menyesuaikan diri saat mendapatkan 37,3% dan responden laki-laki sebanyak 57,4%,
tugas-tugas yang menumpuk sekaligus, sehingga lebih banyak mendominasi tipe kepribadian
menjadi kebinggungan untuk memulai menger- conscientiousness, tipe ini mengukur derajat peng-
jakannya dari tugas yang mana dulu. (Seperti yang organisasian, keuletan, kontrol diri dan motivasi
terlihat pada item 49; saya jarang mengerjakan PR, individu dalam perilaku yang mengarah pada tu-
kalau PR tersebut sulit). Serta ada hal lain yang juan. Jika dibandingkan antara responden laki-laki
menyebabkan siswa tersebut akhirnya terlambat dan perempuan, responden laki-laki terlihat lebih
mengumpulkan tugasnya dikarenakan tugas yang besar persentasenya daripada responden perempuan.
dikerjakannya tersebut, masih ada saja yang kurang Hal ini dapat dikatakan bahwa responden laki-laki
dan terus diperbaiki dan dikerjakan kembali, memiliki karakteristik kecukupan diri, keteraturan,
sehingga siswa tersebut membuang-buang waktu- rasa tanggungjawab, keinginan untuk berprestasi,
nya hanya untuk merubah-rubah tugasnya yang disiplin diri, kehati-hatian yang tinggi dibandingkan
semula sudah dikerjakan. Hal ini juga sesuai dengan responden perempuan.
apa yang dikatakan oleh Costa & Widiger (dalam Sedangkan hasil deskripsi tipe kepribadian
Pervin & John, 2001), bahwa neuroticism merupa- dengan usia responden, terlihat bahwa responden
kan bentuk dari kurangnya penyesuaian diri secara usia 14 tahun, hanya terdapat tipe kepribadian
psikologis dan kestabilan emosi. extraversion, agreeableness dan conscientiousness,
Kemudian siswa dengan tipe openness to masing-masing memiliki persentase sebesar 33,3%.
experience yang mendapatkan tugas sekolah, Kemudian responden usia 15 tahun, yang paling
mengganggap itu merupakan suatu hal yang biasa banyak didominasi oleh tipe kepribadian conscien-
saja dan bukan suatu kewajiban bagi siswa tersebut. tiousness, sebanyak 55%. Responden pada usia 16
Costa & Mc Crae (dalam pervin & John) mengata- tahun, yang paling banyak didominasi oleh tipe
kan bahwa openness to experience merupakan kepribadian conscientiousness sebanyak 41%.
faktor yang mengkarakeristikkan individu dengan Sedangkan responden usia 17 tahun, di dominasi
pencarian aktif dan penghargaan atas pengalaman-
pada responden dengan tipe kepribadian cons- hal ini dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mam-
cientiousness sebanyak 50%. pu mengorganisasikan hal-hal yang berkaitan dalam
Hal ini dapat dikatakan responden usia 14 hal akademik serta memiliki siswa tersebut mampu
tahun, memiliki aktivitas yang banyak, mudah ver- memotivasi dirinya untuk mengarah pada tujuan,
gaul dengan siapa pun, hal tersebut ada pada yaitu menjalankan tugasnya sebagai seorang siswa.
karakteristik tipe extraversion. Selain itu, responden Berdasarkan dari gambar 4.2, terlihat bahwa
usia tersebut juga memiliki perilaku menolong pada ada 86 responden (43,70%) yang memiliki prokras-
orang lain, mampu bekerjasama, mudah percaya tinasi yang tinggi dan sisanya 111 responden
pada orang lain, hal tersebut merupakan karak- (56,30%) yang memiliki prokrastinasi yang rendah,
teristik tipe kepribadian agreeableness. artinya di SMA “X” Tangerang lebih banyak siswa
Kemudian responden usia 14 tahun ini, juga yang memiliki prokrastinasi yang rendah.
ada yang memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, Berdasarkan hasil deskripsi untuk melihat
hal tersebut merupakan karakteristik conscientious- gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan jenis
ness. Sedangkan responden usia 15 tahun, 16 tahun, kelamin responden. Terlihat bahwa yang memiliki
dan 17 tahun, ketiganya lebih banyak tipe conscien- prokrastinasi paling tinggi terdapat pada responden
tiosness, usia 15 tahun sebanyak 55%, usia 16 tahun perempuan, sebanyak 48,8%. Sedangkan responden
sebanyak 41%, usia 17 tahun sebanyak 50%. Hal ini yang memiliki prokrastinasi paling rendah terdapat
dapat dikatakan bahwa responden pada usia 15 pada responden laki-laki, sebanyak 60,3%. Hal ini
tahunm 16 tahun, 17 tahun, memiliki kecukupan diperkuat hasil penelitian Ferrari & Ollivete
diri, disiplin yang tinggi, mempunyai rasa tanggung (Ghufron, 2004) yang menemukan bahwa tingkat
jawab terhadap dirinya, hal tersebut ada pada karak- pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya
teristik tipe kepribadian conscientiousness. kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif antara pada subyek penelitian anak wanita, sedangkan
tipe kepribadian dengan sanksi, terlihat bahwa tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan
responden yang pernah diberikan sanksi oleh seko- anak wanita yang kecenderungan untuk melakukan
lah, sebagian besar pada tipe kepribadian conscien- avoidance procrastination.
tiousness, sebanyak 50%. Sedangkan responden Berdasarkan hasil deskripsi antara prokras-
yang tidak pernah diberikan sanksi oleh sekolah se- tinasi akademik dengan usia responden, terlihat bah-
bagian besar juga pada tipe conscientiousness, wa responden yang memiliki prokrastinasi yang
sebanyak 43,3%. Hal ini terlihat bahwa seseorang rendah, lebih banyak didominasi oleh responden
dengan tipe conscientiousness pun ternyata berusia 17 tahun sebanyak 65,2%. Sedangkan res-
memiliki sanksi lebih banyak dibandingkan dengan ponden yang memiliki prokrastinasi yang tinggi,
tipe-tipe yang lain. Hal tersebut tidak sesuai dengan lebih banyak didominasi oleh responden berusia 14
karakteristik tipe conscientiousness yang mengukur tahun sebanyak 66,7%.
derajat pengorganisasian, keuletan, kontrol diri, dan Hal ini dapat dikatakan bahwa responden
mo-tivasi individu dalam perilaku yang mengarah usia 17 tahun, lebih merasa mempunyai tanggung
pada tujuan. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa jawab terhadap dirinya sebagai seorang pelajar, ka-
yang prokrastinasinya tinggi pada tipe rena usia yang menujukkan kematangan seseorang,
conscientiousness, siswa tersebut tidak mampu sehingga pelajar tersebut akan sungguh-sungguh
mengorganisasikan pada hal-hal yang berkaitan memenuhi tugasnya sebagai seorang pelajar. Serta
dengan tugas-tugas di sekolah akan tetapi siswa mengganggap tugas-tugas yang diberikan dari se-
tersebut mampu meng-organisasikan sesuatu dalam kolah, merupakan bagian dari salah satu kewajiban
hal lain seperti OSIS atau kegiatan-kegiatan di diri siswa tersebut, bukan karena memang harus di-
sekolah yang tidak berkaitan dengan akademik kerjakan atas perintah dari guru.
seperti ekstrakulikuler. Dalam teori behavioristik, Sedangkan responden berusia 14 tahun,
prokrastinasi akademik muncul akibat proses masih mengganggap kalau sekolah itu tempatnya
pembelajaran, dimana siswa yang diberikan sanksi untuk bersenang-senang bersama peers group,
jika tidak mengerjakan tugas, siswa tersebut disuruh tetapi bukannya tempat untuk belajar seperti yang
mengerjakan tugasnya tersebut dilapangan (hasil di ungkapkan oleh (Papalia, 2003) bahwa pada
wawancara dengan siswa), begitu seterusnya, umumnya remaja muda suka mengeluh tentang se-
sehingga siswa yang sudah biasa tidak mengerjakan kolah, dan tentang larangan-larangan serta pekerja-
tugas akan mengulangi perbuatannya tersebut, an rumah. Hal ini senada dengan hasil yang didapat
karena dirinya berpikir paling disuruh ngerjain lagi pada usia 14 tahun, yaitu usia tersebut prokrastna-
dilapangan. sinya tinggi.
Sedangkan siswa yang tidak pernah me- Sedangkan hasil analisis gambaran antara
nerima sanksi juga memiliki tipe conscientiousness, prokrastinasi akademik dengan sanksi, terlihat
bahwa responden yang pernah diberikan sanksi oleh guru itu dianggapnya mudah untuk dikerjakan.
lebih banyak terdapat pada responden yang memi- Namun pada kenyataannya siswa tersebut tidak
liki prokrastinasi tinggi, sebanyak 74,4%. Sedang- membuktikan dalam perbuatannya yaitu menger-
kan responden yang tidak pernah diberikan sanksi, jakan tugas yang sudah diberikan oleh gurunya
terdapat terdapat pada responden yang memiliki tersebut, sehingga siswa tersebut memiliki prokras-
prokrastinasi rendah, sebanyak 34,2%. Hal ini dapat tinasi yang tinggi. Responden dengan tipe kepriba-
dikatakan bahwa hal ini sesuai dengan arti dari dian conscientiousness, mengganggap tugas sekolah
prokrastinasi yaitu menunda-nunda, seseorang yang bukanlah beban baginya, melainkan suatu kewa-
suka menunda-nunda mengerjakan tugas, biasanya jiban bagi dirinya sebagai siswa untuk menger-
mendapatkan hasil akhir yang tidak baik, karena jakannya, sehingga siswa tersebut memiliki prokras-
selalu mengerjakan tugas mendekati hari H, ter- tinasi yang rendah. Berdasarkan hasil analisis data
kadang belum selesai sampai hari H, tugas tersebut tambahan dengan menggunakan teknik anova, dapat
belum juga selesai sehingga mendapatkan sanksi disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan
atas perilaku menundanya tersebut. Hal tersebut antara tipe kepribadian dengan jenis kelamin, ada
telah dibuktikan dengan hasil 74,4% yaitu res- perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian
ponden prokrastinasinya tinggi yang lebih banyak dengan usia, tidak ada perbedaan yang signifikan
diberikan sanksi. tipe kepribadian dengan sanksi yang diterima, tidak
Pada analisis tambahan dengan meng- ada perbedaan yang signifikan prokrastinasi aka-
gunakan teknik anova diperoleh hasil bahwa tidak demik dengan jenis kelamin, tidak ada perbedaan
ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepri- yang signifikan prokrastinasi akademik dengan usia,
badian dengan jenis kelamin, ada perbedaan yang tidak ada perbedaan yang signifikan prokrastinasi
signifikan antara tipe kepribadian dengan usia, tidak akademik dengan sanksi yang diterima, tidak ada
ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepri- perbedaan yang signifikan tipe kepribadian dengan
badian dengan sanksi yang diterima, tidak ada prokrastinasi akademik.
perbedaan yang signifikan antara prokrastinasi aka-
demik dengan jenis kelamin, tidak ada perbedaan Daftar Pustaka
yang signifikan antara prokrastinasi akademik Allport, Gordon, W, “Pattern and Growth in Per-
dengan usia, tidak ada perbedaan yang signifikan sonality”, Holth, Rineheart, and Winston,
antara prokrastinasi akademik dengan sanksi yang Inc, London, 1961
diterima, tidak ada perbedaan yang signifikan antara
tipe kepribadian dengan prokrastinasi akademik. Benet-Matinez, U, & John, O, “Los Cinco Grander
Across Cultures and Ethic Groups: Multi-
Kesimpulan method Analyses of the Big Five In Spanish
Berdasarkan hasil analisa data dan and English”, Journal of Personality and
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tipe kepriba- Social Psychology, 1998
dian tidak ada hubungan secara signifikan dengan
prokrastinasi akademik pada siswa SMA “X” Costa, P, T, Jr, & Widiger, T,A, “Introduction:
Tangerang. Responden dengan tipe kepribadian Personality disorders and the five-factor
neuroticsm, merasa dirinya kesulitan dalam menye- model personality”, American Psychology-
suaikan diri saat mendapatkan tugas sekolah yang cal Association, Washington DC 1994
menumpuk sekaligus, sehingga kebingungan untuk
memulai mengerjakan tugas yang mana terlebih Feist, J & Feist, G, J, “Theories of Personality”,
dahulu dikerjakan, sehingga siswa tersebut memiliki 6ed, Pustaka Pelajar, 2008
prokrastinasi yang tinggi. Responden dengan tipe
kepribadian extraversion, mengganggap tugas seko- Ferrari, J, Johnson, J & McCown, W, “Procrastina-
lah merupakan suatu yang menyenangkan apa-lagi tion and Task Avoidance: Theory, research,
memiliki peers yang juga menyukai hal yang sama. and treatment”, New York: Plenum Press,
Sehingga siswa tersebut memiliki prokrastinasi New York, 1995
yang rendah, Responden dengan tipe kepribadian
openness to experience, mengganggap tugas seko- Ghufron, M, Nur, 2004, “Hubungan Kontrol Diri
lah merupakan suatu hal yang biasa saja dan bukan dan Persepsi Remaja terhadap Penerapan
suatu kewajiban bagi siswa tersebut. Baginya Disiplin Orangtua dengan Prokrastinasi
sekolah lebih ke arah bermain atau eksplorasi. Se- Akademik”, Skripsi tidak dipublikasi fakul-
hingga siswa tersebut memiliki prokrastinasi yang tas psikologi UGM, 2004
tinggi. Responden dengan tipe kepribadian agree-
ableness, mengganggap tugas-tugas yang diberikan
Hadi, Sutrisno, 1992, “Metodologi Research”, Stell, P, “The Nature of Procrastination”, Diunduh
Yayasan penerbit Fakultas Psikologi 04 Juni 2008 dari
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1992 http://www,haskayne,ucalgary,ca/research/
WorkingPapers/research/media/HROD_wor
Hayyinah, “Religiusitas dan Prokrastinasi Akade- king_papers/2003_07,pdf, 2006
mik Mahasiswa”, Psikologika No 17 tahun
IX Januari,2004 Stell, P, “Procrastination and You”, Diunduh 04
Juni dari
Hall, Calvin S, Gardner Lindzey, & Campbel, John http://www,ucalgary,ca/~steel/procrastinus/
B, “Theories of Personality (4thed)”, John cases/cases,html 2008
Wiley & Sons, Inc, Singapore, 1998
Sugiyono, “Metode Penelitian Administrasi”,
Hsieh, J, “Procrastination Students Flock to Web ALFABETA, Bandung, 2005
For Papers”, Diunduh 04 Juni 2008 dari
http://all,successcenter,ohio-state,edu, 2008 Soehartono, Irwan, “Metode Penelitian Sosial”, PT,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002
Judge, T, A, Thoresen, C, J, & Martocchio, J, 1997,
“Five-factor Model of Personality Adem- Tuckman, B, “The relationship of academic
ployee Absence”, Journal of Applied procrastination rationalizations, and
Psychology, 1997 performance in a web course with
deadlines”, Diunduh 16 Juli 2008 dari
Larsen, R, J, Buss, David M,2002, “Personality http://all,successcenter,ohio-state,edu, 2003
Psychology, McGraw-Hill Companies Inc,
New York, 2002 Tjundjing, Sia, “Apakah penundaan menurunkan
prestasi? Sebuah Meta-Analisis”, Anima,
Mastuti, Endah, 2005, “Analisis Faktor Alat Ukur Indonesian Psychological Journal, Vol 22,
Kepribadian Big Five (adaptasi dari IPIP) No 1, 17-27,2006
pada Mahasiswa Suku Jawa”, Insan Vol 7,
No 3, 2005 Winarsunu, Tulus, “Statistik dalam Penelitian
Psikologi dan Pendidikan”, Malang: UMM
Mischell, Walter, 1981, “Introduction to Perso- Press, Malang, 2007
nality”, CBS College Publishing, 1981