Status Neurologis - Lucky Ananto Wibowo
Status Neurologis - Lucky Ananto Wibowo
I. Rangsang Meningeal
1. Kaku Kuduk
Pemeriksa memfleksikan kepala pasien sampai dagu menyentuh dari dada
(sternum)
Respon abnormal : pemeriksa merasakan adanya resistensi dari gerakan
kepala dan pasien menunjukkan ekspresi kesakitan.
2. Brudzinki Sign
Ada 3 tipe brudzinki, respon abnormal yang muncul berupa fleksi kaki pada
sendi lutut.
i. Brudzinki I
Pemeriksa memfleksikan kepala pasien dan akan muncul respon
berupa fleksi dari kaki
ii. Brudzinki II
Pemeriksa Mengelevasikan salah satu kaki keatas (sebaiknya dalam
posisi fleksi pada sendi lutut) dan akan muncul respon fleksi dari kaki
lainnya.
iii. Brudzinki III
Pemeriksa menekan bagian bawah dari abdomen(suprapubis) dan akan
muncul rspon fleksi kaki.
3. Lasique Sign
Pemeriksa mengelevasikan kaki pasien (posisi ekstensi)
Respon abnormal : pasien merasakan nyeri saat sudut kaki dengan meja
pemeriksaan 70 derajat
4. Kernig Sign
Pemeriksa mengelevasikan kaki pasien keatas dengan fleksi pada sendi
paha lalu untuk sendi lutut ekstensi.
Respon abnormal : apabila pasien merasakan nyeri saat sudut yang
terbentuk antara kaki dengan meja pemeriksaan kurang dari 130 derajat.
2. N.V 2 OPTIKUS
a. Pemeriksaan pupil (tes reflex cahaya) (Pemeriksaan N.V 3 sebagai
motoric dan N.V 2 Sebagai sensorik)
1. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang sedikit redup cahayanya,minta
pasien untuk memandangi objek yang jauh seperti huruf besar pada snellen
chart.
2. Sorotkan cahaya secara langsung ke arah mata kanan dari arah
samping.Jangan berdiri di depan pasien atau membiarkan pasien melihat
secara langsung kearah cahaya dimana dapat memunculkan reflex dini pupil
dan mempengaruhi keakuratan tes.
3. Catat respon pupil terhadap cahaya di mata yang disinari cahaya.
4. Ulangi langkah 1-3 untuk mata kiri
a. Pemeriksaan no 1
- Minta pasien untuk menutup mata nya dengan kuat
- Pemeriksa berusaha untuk membuka kelopak mata nya dengan sekuat mungkin
- Normalnya, dengan kuat mata pasien tidak akan terbuka dan mempertahankan
kekuatan untuk memejamkan mata
- Jika abnormal (terjadi paralisis) ; mata pasien tidak dapat menutup secara kuat
b. Pemeriksaan no 2
- minta pasien untuk mengangkat kedua alis mata nya
- Perhatikan kerutan pada dahi pasien
- Normalnya, kerutan dahi nya akan simetris pada kedua sisi
- Jika abnormal, tida ada kerutan pada dahi pasien pada sisi yang abnormal
PAHIT ASIN
III. Motorik
1. Lakukan inspeksi , apakah ada atrofi di otot pasien baik di kiri maupun kanan .
Bandingkan ukurannya sama atau tidak
2. Lakukan palpasi :
- Sama tidak kontur dan ukuran ototnya kiri dan kanan
3. Muscle strength
- Pasien diminta untuk mengangkat tangan lalu kita berikan tahanan pada
tangannya
- Lakukan pada tangan kiri , kanan , lalu kedua tangan
- Nilai dengan grading :
Grade 5 : pasien bisa mengangkat tangan dan menahan tekanan berat kita
Grade 4 : pasien bisa mengangkat tangan dan menahan tekanan ringan kita
Grade 3 : Pasien hanya bisa melawan tekanan gravitasi(mengangkat tangan
saja)
Grade 2 : pasien hanya bisa menggerakkan tangan ke kiri atau kanan
Grade 1 : pasien hanya bisa menggerakkan jari-jari tangan
4. Muscle Tone
- Pasien diminta untuk rileks
- Lakukan flexi dan extensi pasif pada sendi siku dan rasakan resistensi otot nya
- Interpretasi hasil : abnormal jika tonus otot naik atau turun
Pada stroke : seperti pisau lipat , saat diekstensikan pertamanya susah ,
lalu selanjutnya mudah
Pad aparkinson : seperti ada gradasi saat diekstensikan
- Lakukan pada tangan dan kaki pada bagian kiri dan kanan
5. Atrofi
- Ukur bally muscle dengan menggunakan pita ukur
- Menggunakan pita ukur, tarik sekitar 7/8 cm dari fossa cubity ke bawah . lalu
lingkarkan dan ukur .
- Lakukan pada bagian kiri dan kanan
- Normalnya : perbedaan pada bagian kiri dan kanan tidak lebihatau sama
dengan 2 cm
7. Clonus
- Minta pasien untuk rileks
- Tahan sendi lutut dalam posisi setengah fleksi
- Secara cepat dorsofleksikan sendi kaki dan lihat apakah terdapat clonus yang
muncul.
IV. Sensorik
Exteroception Sensory Exam
1. Light Touch
- Pasien duduk atau terlentang dengan posisi tangan supinasi dan menutup
mata , diinstruksikan untuk menjawab ya ketika stimulus terasa dan tidak
jika stimulus tidak terasa
- Ambil kapas yang telah dipilin dan goreskan ke kulit pasien .
- Mulai dari kulit di leher yaitu C3 dermatome , dan turun turun ke bahu ,
lalu aspek lateral arm dan forearm , lalu ke tangan . Lalu jari-jari .
- Stimulus dilanjutkan ke aspek medial forearm dan upper limb menuju ke
chest .
- Sensasi di lower limb diperiksa dengan gerakan/arah circular .
- Pegang jari pasien di bagian lateral , lalu kita gerakkan ke atas atau kebawah dan
minta pasien untuk menjawab
- Lakukan pada jari-jari tangan kiri dan kanan , serta jari-jari kaki kiri dan kanan
- Pada tiap tangan atau kaki minimal lakukan 3 kali pemeriksaan
- Jika pasien salah hanya 1 atau 2 kali dan banyak benarnya, maka dianggap benar
2. Vibration Sense
- Pasien diminta untuk menutup mata
- Kita getarkan garpu tala, lalu bagian base dari garpu tala ditempelkan ke bony
prominent pada pasien
- Instruksikan pasien untuk menjawab apakah getarannya terasa atau tidak
- Lakukan pada bony prominent pasien : scias , manubrium sterni , processus
ulnaris, olecranon , femur atas , wajah (maxilla , zygomatic , frontal lobe) dan
patella
V. Refleks
A. FISIOLOGICAL REFLEX
1. Biceps Reflex
Pasien berbaring dan diinstruksikan untuk relax
Kemudian kita pegang lengan pasien dan lengan
pasien sedikit difleksikan pada elbow
joint,kemudian tempatkan diarea abdomen
Kita tempatkan jari telunjuk pada biceps tendon
pasien,kemudian kita pukul jari telunjuk kita
secara gentle dengan menggunakan reflex
hammer
Respons pada kedua sisi tangan kita
bandingkan,hasilnya positif jika ada kontraksi
pada otot biceps dan flexi pada siku
3. Brachioradialis Reflex
Pasien dalam keadaan berbaring dan lengan pasien ada
disamping tubuh
Kemudian,kita pegang lengan bawah pasien dan pukul
brachioradialis tendon dengan reflex hammer
Hasilnya aka nada kontraksi brachioradialis dengan gerakan
reflkex pada sikut
Bandingkan hasilnya pada kedua tangan
B. PATHOLOGICAL REFLEX
Semua reflex pathologis pada ekstremitas
bawah,menghasilkan extensor plantar respons,yang
merupakan dual respons tdd ekstensi pada hallux (jari
pertama) dan ektensi jari lain yang terpisah sehingga seperti
kipas angin.kecuali rossolimu dan mendel bechtrew
reflex,hasilnya akan nada kontraksi dari jari kaki.respons
pada kedua sisi dibandingkan
1. Babinski Reflex
kita pegang kaki pasien pada ankle joint kemudian kita stimulus
dengan menggoreskan blunt object (bisa menggunakan base dari
reflex hammer) ke bagian lateral dari telapak kaki
Goresan dilakukan disepanjang bagian lateral dari telapak kaki
dan melalui head of metatarsal bone
Cek pada kaki yang satu lagi
VI. Koordinasi
Keadaan disfungsi cerebellum seringkali menjadi sumber gangguan koordinasi,
akan tetapi factor lain dapat mempengaruhi koordinasi seperti kelemahan otot,
buruknya fungsi propioresepsi, dan dyspraxia.
Rebound Phenomenon Examination
Pasien duduk di depan pemeriksa
Pasien diminta untuk mengangkat tangan dan fleksi pada sendi siku lalu
mengepalkan jari tangan.
Pemeriksa menarik lengan pasien kearah bawah lalu melepaskannya
dengan cepat.
Respon normal : tangan pasien akan bergerak ke posisi semula
Respon abnormal : Tangan pasien akan bergerak tidak teratur sebelum
kembali ke posisi semula.
Dysdiadochokonesia
Pasien diminta untuk mem-pronasi dan supinasikan tangan diatas paha.
Romberg Test