PENDAHULUAN
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan profesional yang
akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar.
Kegiatan pendokumentasia meliputi ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan mendokumenasikan
proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standar dokumentasi keperawatan
agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan asuhan keperawatan yang
dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik
merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga keperawatan agar mampu membuat
dokumentasi keperawatan secara baik dan benar.
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat sakit pasien pada
saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan keperawatan yang
diberikan. Umumnya catatan pasien berisi imformasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa
keperawatan dan medik, respons pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan dan
respons terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan.
Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu
komunikasi antara sesama perawat maupun disiplin ilmu lain dalam rencana pengobatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian menurut Potter dan Perry
dalam Nur Salam (2001), memberikan panduan sebagai petunjuk cara pendokumentasian dengan
benar yaitu :
1. Jangan menghapus dengan tipe -x atau mencoret tulisan yang salah. Cara yang benar adalah
dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu diparaf kemudian
tulis catatan yang benar.
2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien ataupun tenaga kesehatan lain.
Tulislah hanya uraian obyektif perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
3. Koreksi kesalahan sesegera mungkin.
5
4. Catat hanya fakta catatan harus akurat dan realible.
5. Jangan biarkan pada catatan akhir perawat kosong.
6. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan bahasa yang lugas.
7. Catat hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
informasi yang ditulisnya.
8. Hindari penulisan yang bersifat umum. Tulisan harus lengkap, singkat, padat dan obyektif.
9. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Dengan
demikian dokumentasi keperawatan harus bersifat obyektif, akurat dan menggambarkan
keadaan klien serta apa yang terjadi pada diri klien. Sehingga apabila diperlukan, dokumentasi
ini dapat menunjukkan bahwa perawat telah mencatat dengan benar dan tidak bertentangan
dengan kebijakan atau peraturan institusi pemberi pelayanan kesehatan.
10. Mencatat dengan benar dan tidak bertentangan dengan kebijakan atau peraturan institusi
pemberi pelayanan kesehatan.
Dalam pendokumentasian ada 3 teknik, yaitu Teknik Naratif, Teknik Flow sheet dan
checklist. Teknik tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Naratif
Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling
lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk
oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi
pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja atau dari petugas
kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber
memberikan, hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik.
6
Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atau sebagian
besar catatan tersebut.
Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis pasien
secara menyeluruh.
Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun pertimbangan
hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat setiap pasien.
Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasi yang
bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama.
Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.
Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi.
Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan
melihat grafik yang terdapat pada flow sheet. Oleh karena, itu flow sheet lebih sering
digunakan di unit gawat darurat, terutama data fisiologis. Lembar alur yang unik, berupa
kesimpulan penemuan, termasuk flowsheet instruksi dokter/perawat, grafik, catatan
pendidikan dan catatan pemulangan klien. Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan
orientasi masalah.
3. Checklist
Checklist adalah Suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbang-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan perawat untuk
mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi item yang sesuai dengan
keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi angka itupun sangat ringkas misal
pada data vital sign.
7
Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.
8
2. Standar dokumentasi
Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar dokumentasi.
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kwantitas dokumentasi
yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Standar dokumentasi
berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik pendokumentasian yaitu Naratif, Flow sheet, dan Cheklist. Dokumentasi merupakan
catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional. Perawat
profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap
segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat
sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan profesional yang
akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar.
Kegiatan pendokumentasia meliputi ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan
mendokumenasikan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standar dokumentasi keperawatan agar
dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat dengan harapan asuhan keperawatan yang
dihasilkan mempunyai efektifitas dan efisiensi.
3.2 Saran
Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu masih banyak sekali
kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun masih
sangat kami butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan terima
kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang
sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata –
kata yang kurang berkenan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, et al., (1995). Fundamentals of nursing: concepts process and practice, fourth edition, Addison
Wesley, California
Jasun. ( 2006). Aplikasi proses keperawatan dengan pendekatan , Nanda NIC, NOC dalam sistem
informasi manajemen keperawatan . Disampaikan pada seminar di RSU Banyumas.Baturaden,11
Desember 2006.
Sitorus, R. (2004). Konsep proses keperawatan Menggunakan Nanda,NIC dan NOC.. Disampaikan
pada seminar keperawatan di RSU Banyumas, Batu raden 11 Desember 2006.
11