Anda di halaman 1dari 74

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN
IKAN (TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Oleh :
DHANIK RAHMAWATI
LAMONGAN – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : Dhanik Rahmawati
N I M : 141011126
Tempat, tanggal lahir : Lamongan, 25 November 1991
Alamat : Jalan Kauman II No. 631 Blimbing Paciran Lamongan
Judul Skripsi : Studi Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada
Ikan Layur (Trichiurus savala) di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Brondong, Kabupaten Lamongan
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., Drh.
2. Sudarno, Ir. M. Kes

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan lapporan skripsi yang saya
buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana
Penelitian : Proyek Dosen. Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat
keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang saya
aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada
penulis aslinya, serta kami bersedia :

1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas


Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga;
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan
skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagai
diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab, XI pasal 38 -
42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 06 Oktober 2014


Yang membuat pernyataan,

Dhanik Rahmawati
NIM. 141011126

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN
IKAN (TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada


Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :
DHANIK RAHMAWATI
NIM. 141011126

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,

Prof. Dr. Sri Subekti, drh., DEA. Sudarno, Ir., M. Kes.


NIP. 19520517 197803 2 001 NIP. 19550713 198601 1 001

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN
IKAN (TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Oleh :
DHANIK RAHMAWATI
NIM. 141011126

Telah diujikan pada


Tanggal : 06 Oktober 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
Anggota : Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Prayogo, S.Pi, MP.
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., Drh.
Sudarno, Ir. M.Kes..

Surabaya, 06 Oktober 2014

Fakultas Perikanan dan Kelautan


Universitas Airlanga
Dekan,

Prof. Dr. Sri Subekti, drh., DEA


NIP. 19520517 197803 2 001

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

RINGKASAN

DHANIK RAHMAWATI. Studi Identifikasi dan Prevalensi Cacing


Endoparasit pada Ikan Layur (Trichiurus savala ) di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Brondong Kabupaten Lamongan. Dosen Pembimbing Prof. Dr.
Sri Subekti, drh., DEA. dan Sudarno, Ir., M. Kes.
Potensi produksi ikan layur cukup besar di wilayah pulau Jawa, salah satu
nya di TPI Brondong. Ikan layur (Trichiurus savala) merupakan salah satu jenis
ikan air laut yang memiliki nilai ekonomis penting. Ikan layur merupakan jenis
ikan laut yang tidak pernah lepas dari ancaman berbagai jenis penyakit dan salah
satu penyebab timbulnya penyakit adalah parasit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi cacing
endoparasit yang menginfeksi ikan layur (Trichiurus savala) di TPI Brondong.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pengambilan sampel
yang dilakukan secara acak (random sampling) di TPI Brondong, Kabupaten
Lamongan. Pengambilan sampel dilakukan tiga kali pengambilan dalam kurun
waktu masing-masing 10 hari sebanyak 25 ekor, sehingga total ikan yang akan
diperiksa sebanyak 75 ekor. Sampel diperiksa, pengambilan saluran pencernaan,
dilakukan pewarnaan cacing dan identifikasi cacing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75 sampel yang diambil, 45
sampel positif terinfeksi cacing dari kelas Nematoda dengan nilai prevalensi 60%
(frequently). Dari 38 ikan positif terinfeksi larva stadium tiga Anisakis simplex
dan 7 ikan positif terinfeksi cacing dewasa Camallanus spinosus. Dengan
ditemukannya larva stadium tiga Anisakis simplex diperlukan pengolahan yang
baik dan benar sebelum ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia karena bersifat
zoonosis.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SUMMARY

DHANIK RAHMAWATI. Study Identification and Prevalence of


Endoparasites Worm in Smallhead Hairtail Fish (Trichiurus savala) at The
Fish Auction Place (TPI) Brondong, Lamongan. Academic Advisor Prof. Dr.
Hj. Sri Subekti, drh., DEA and Sudarno, Ir., M. Kes.

Potential production of fish layur large enough island territory of Java, one
of them is Fish Auction Place Brondong, Lamongan. Smallhead hairtail is one
type of marine fish of the economically important. Smallhead hairtail fish is a
kind of marine fish that never been missed in threat various types of disease and
one of them is parasites.
The research aims is to know a kind of helminthes endoparasites and their
prevalence that infected of smallhead hairtail fish in The Fish Auction Place
Brondong, Lamongan. The research methods used is by survey conducted with
random sampling in Fish Auction Place Brondong, Lamongan. Sampling was
conducted three times retrieval each taking 25 sample, therefore the total fish that
were examined 75 samples. Samples were examined their digestive tracts, and
were done staining and identification of worms.
The results showed that of the 75 samples taken from Fish Auction Place,
Brondong, Lamongan, 45 positive samples infected by nematode worms with
prevalence rate 60% (frequently). Of the 38 positive fish infected by third stage
larvae of Anisakis simplex and 7 positive fish infected by adult worms of
Camallanus spinosus. With the discovery of third stage larvae of Anisakis
simplex. Therefore required processing the good and true of Smallhead hairtail
fish before they will fish for human consumption because it is zoonotic.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tentang Studi
Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Ikan Layur (Trichiurus
savala) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong Kabupaten Lamongan ini.
Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga pada kedua orang tua dan
keluarga yang telah mendoakan, mendidik dan memberikan motivasi serta
semangat hingga selesainya Skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Skripsi ini lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Karya
Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak,
khususnya bagi Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam
bidang perikanan, terutama budidaya perairan.

Surabaya, 08 September 2014

Penulis

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih
yang sebesar - besarnya, kepada :

1. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga,


Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA.
2. Dosen Wali yang telah memberikan pengarahan akademik dan non
akademik, Bapak Prayogo, S.Pi., MP.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. Dosen Pembimbing pertama dan
Bapak Sudarno, Ir., M.Kes sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si, Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si, dan Bapak
Prayoga, S.Pi., MP. Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran
dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Putri Desi Wulansari. S.Pi., M.Si yang telah membantu kelancaran
skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan staf kependidikan Fakultas Perikanan dan
Kelautan.
7. Kedua Orang Tua, Abah Mu’asfandi, SE.MM dan Ibu Nuriyani, yang
selalu memberikan doa serta menjadi inspirasi dan motivasi selama ini.
Saudara yang telah memberikan motivasi hingga selesainya skripsi.
8. Sahabat saya, Irchas, Catur, Rahma, Mega, Devi, Sari, Fifit, Maya,
Mentari, Amalia, Shinta dan Shasa yang memberikan doa serta motivasi
hingga selesainya skripsi.
9. Teman seperjuangan Piranha Budidaya Perairan Unair 2010.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan maupun
penyelesaian skripsi.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ........................................................................................ iv

SUMMARY ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5
1.3 Tujuan .................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
2.1 Ikan Layur (Trichiurus savala) .............................................. 6
2.1.1 Klasifikasi Ikan Layur (Trichiurus savala) ................. 6
2.1.2 Morfologi ..................................................................... 6
2.1.3 Habitat dan Penyebaran ............................................... 7
2.2 Parasit .................................................................................... 8
2.2.1 Nematoda ..................................................................... 9
2.2.2 Trematoda .................................................................... 18

III. KERANGKA KONSEPTUAL ...................................................... 24


3.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 24

IV. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27


4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27
4.2 Materi Penelitian .................................................................... 27
4.2.1 Bahan Penelitian ........................................................... 27

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.2.2 Alat Penelitian ............................................................. 27


4.3 Metode Penelitian .................................................................. 28
4.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 28
4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................ 28
4.4.2 Pembedahan Ikan Layur ............................................... 28
4.4.3 Pengambilan Saluran Pencernaan ................................ 29
4.4.4 Pewarnaan Cacing ........................................................ 29
4.4.5 Identifikasi Cacing ....................................................... 30
4.5 Diagram Alir Penelitian ......................................................... 31
4.6 Parameter Penelitian .............................................................. 32
4.7 Analisis Data .......................................................................... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33


5.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 33
5.1.1 Identifikasi Cacing Endoparasit pada Ikan Layur ....... 33
5.1.2 Prevalensi Cacing Endoparasit pada Ikan Layur ......... 38
5.2 Pembahasan ........................................................................... 40

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 44


6.1 Kesimpulan ............................................................................ 44
6.2 Saran ....................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 45

LAMPIRAN ........................................................................................... 50

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jenis cacing endoparasit yang ditemukan pada ikan layur di


TPI Brondong, Lamongan ........................................................ 34
2 Hasil perhitungan prevalensi cacing endoparasit pada ikan layur ..
.......................................................................................................... 39

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan layur (Trichiurus savala) ........................................................ 6


2. Morfologi struktur tubuh Anisakis simplex ..................................... 11
3. Siklus hidup Anisakis simplex .......................................................... 12
4. Morfologi Camallanus carangis ..................................................... 14
5. Siklus hidup Camallanus carangis ................................................. 15
6. Morfologi Camallanus spinosus ..................................................... 16
7. Morfologi Lecithocladium scombri ................................................ 20
8. Morfologi Lechitochirium australis ................................................ 22
9. Kerangka konseptual penelitian ...................................................... 26
10. Diagram alir penelitian .................................................................... 31
11. Morfologi larva stadium tiga Anisakis simplex (mikroskop binokuler) 35
12. Morfologi larva stadium tiga Anisakis simplex
(mikroskop camera lucida) ............................................................. 36
13. Morfologi Camallanus spinosus (mikroskop binokuler) ................ 37
14. Morfologi Camallanus spinosus (mikroskop camera lucida) ......... 38

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data sampel ikan layur yang diambil ............................................ 50


2. Data letak parasit yang menginfeksi ikan layur ............................ 53
3. Pelaksanaan penelitian cacing endoparasit pada ikan layur ........... 56
4. Kunci identifikasi Anisakis ............................................................. 58
5. Kunci Identifikasi Camallanus ....................................................... 60

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan didominasi oleh perikanan

tangkap, khususnya di Kabupaten Lamongan. Usaha penangkapan ikan laut di

Kabupaten Lamongan terpusat di wilayah Kecamatan Brondong yang memiliki

sumberdaya perikanan cukup besar serta memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

yang didominasi oleh kelompok ikan pelagis besar dan pelagis kecil, dan salah

satu hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomi cukup baik di daerah tersebut

adalah ikan layur.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong berada di Kabupaten Lamongan

yang merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di Jawa Timur. TPI Brondong

memiliki peranan strategis dalam pengembangan perikanan dan kelautan, yaitu

sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan laut serta berperan penting dalam

meningkatkan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD). Hasil tangkapan ikan laut

oleh nelayan di TPI Brondong Lamongan didominasi oleh ikan yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi, diantaranya ikan Kuniran (Upeneus sulphureus), Swangi

(Priacanthus tayanus), Golok (Lepturacanthus savala), Kapasan (Lactarius

lactarius), Kakap (Lates calcarifer), Kerapu (Epinephelus merra), Tongkol

(Euthynnus affinis), Cumi (Loligo pealii), Bawal (Colossoma macropomum), Hiu

(Charcarias menissorah) dan Layur (Trichiurus savala) (Muttaqin dan

Abdulgani, 2013).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Menurut (Dirjen Perikanan, 1979 dalam Samad, 1999), ikan layur

(Trichiurus savala) merupakan salah satu jenis ikan air laut yang memiliki nilai

ekonomis penting. Ekonomis penting mempunyai nilai pasaran yang tinggi,

volume produksi makro yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi

yang tinggi. Ikan layur dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, dan harga

murah.

Potensi produksi ikan layur cukup besar untuk wilayah pulau Jawa, salah

satunya di TPI Brondong. Suplai ikan layur berasal dari Laut Utara Jawa dan Laut

Selatan Jawa (Samudra Indonesia). Ikan layur (Trichiurus savala) termasuk ikan

pemakan udang dan cumi-cumi serta ikan-ikan kecil (Samad, 1999). Berdasarkan

tempat hidupnya, ikan layur termasuk jenis ikan pelagis yaitu ikan yang hidup di

perairan lepas dasar atau lapisan antara dasar dan permukaan. Parin (1986),

menyatakan bahwa ikan layur (Trichiurus savala) merupakan ikan yang hidup

secara bergerombol (schooling).

Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap Perairan Laut Direktorat

Jenderal Perikanan Tangkap (2012), menunjukkan bahwa volume produksi

seluruh ikan layur di Indonesia pada tahun 2012 mencapai jumlah 6814, 52 ton.

Ikan layur sendiri cukup mendominasi produksi perikanan setempat, dengan

jumlah 111 ton pada tahun 2012. Sampai saat ini ikan layur yang dijual di pasar

domestik maupun internasional masih berasal dari tangkapan alam dari berbagai

daerah di Indonesia.

Ikan merupakan makhluk hidup yang tidak pernah lepas dari ancaman

berbagai jenis penyakit dan salah satu penyebab timbulnya penyakit adalah

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

parasit. Berdasarkan jenisnya, penyakit yang menginfeksi ikan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu penyakit non infeksius dan penyakit infeksius. Penyakit non

infeksius adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan

patogen, sedangkan penyakit infeksius biasanya timbul karena gangguan

organisme patogen berupa parasit, jamur, bakteri atau virus. Parasit adalah

organisme yang hidup di atas atau di dalam beberapa organisme lain, yang dikenal

sebagai inang (Levine, 1978).

Menurut Sindermann (1990), keberadaan parasit pada ikan berdampak

pada pengurangan konsumsi, kualitas ikan menurun pada usaha budidaya, maupun

pengurangan bobot ikan konsumsi dan penolakan oleh konsumen akibat adanya

morfologi atau bentuk tubuh ikan yang abnormal.

Ikan layur termasuk ikan yang umum di konsumsi masyarakat, namun

akibat serangan parasit menyebabkan berbagai kerugian. Berdasarkan penelitian

Suadi dkk, (2010), menyatakan bahwa telah ditemukan cacing jenis Anisakis sp.

yang menginfeksi bagian lambung, usus, gonad, rongga perut, dan daging pada

ikan layur yang di daratkan di pelabuhan Cilacap. Ikan layur akan terinfeksi jika

memakan krustasea yang mengandung larva tiga Anisakis. Hal ini sesuai dengan

pernyatan Grabda, (1981) dalam Semarariana, (2012). Telur cacing yang

dikeluarkan bersama feses inang definitif yang terinfeksi Anisakis sp. tersebar ke

dalam air dan akan menetas menjadi larva 2. Larva 2 akan termakan oleh

krustasea dan di dalam tubuhnya akan berkembang menjadi larva 3. Ikan layur

(Trichiurus savala) akan terinfeksi, jika memakan krustasea ataupun ikan lain

yang mengandung larva 3 cacing Anisakis sp. Larva infektif hidup di dalam

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

saluran pencernaan ikan, dan setelah matang akan bermigrasi ke berbagai jaringan

dan organ, serta akan membentuk kista sampai ikan layur (Trichiurus savala)

termakan oleh inang definitif, seringkali sesudah ikan mati larva akan bermigrasi

ke dalam otot ikan.

Cacing Anisakis merupakan cacing kelas dari Nematoda yang dapat

menyebabkan Anisakiasis. Anisakiasis adalah penyakit parasit cacing zoonosis

pada ikan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit cacingan ini dari jenis

cacing kelas Nematoda. Nematoda merupakan parasit yang paling banyak

menginfeksi ikan, baik ikan air laut maupun ikan air tawar. Di Indonesia

penelitian tentang nematoda (Anisakiasis) pada ikan laut masih sangat jarang

untuk diteliti. Penyakit ini hanya ditemukan pada ikan - ikan kecil hasil tangkapan

ikan laut (bersifat carnivora). Ikan – ikan tersebut banyak dikonsumsi oleh

masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Ikan sebagai sumber makanan hewani

berprotein tinggi dan mengandung omega-3 yang sangat diperlukan oleh tubuh

(Diniah et al., 2001 dalam Rokhmani, 2012).

Dengan adanya kasus cacing endoparasit yang menginfeksi ikan layur,

maka dilakukan penelitian tentang identifikasi dan prevalensi cacing endoparasit

pada saluran pencernaan ikan layur (Trichiurus savala) yang dapat dijadikan

sebagai informasi ilmiah mengenai cacing endoparasit yang menginfeksi ikan

layur.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

1. Jenis cacing endoparasit apa saja yang menginfeksi ikan layur (Trichiurus

savala) di TPI Brondong ?

2. Berapa tingkat prevalensi cacing endoparasit yang menginfeksi ikan layur

(Trichiurus savala) di TPI Brondong ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis cacing endoparasit yang menginfeksi ikan layur

(Trichiurus savala) di TPI Brondong.

2. Untuk mengetahui tingkat prevalensi cacing endoparasit yang menginfeksi

ikan layur (Trichiurus savala) di TPI Brondong.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan

informasi mengenai jenis cacing endoparasit dan tingkat prevalensi cacing

endoparasit yang menginfeksi pada ikan layur (Trichiurus savala) di TPI

Brondong, Kabupaten Lamongan.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Layur (Trichiurus savala)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Layur (Trichiurus savala)

Adapun klasifikasi ikan layur menurut Saanin (1984), adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Trichiuridae
Genus : Trichiurus
Spesies : Trichiurus savala

Ikan layur (Trichiurus savala) dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Ikan layur (Trichiurus savala)


(Sumber : http://www.iftfishing.com, 2014)

2.1.2 Morfologi

Ikan dari famili Trichiuridae berwarna keperakan jika dalam keadaan

hidup dan akan berwarna perak keabuan atau sedikit keunguan jika mati. Bagian

atas kepala berwarna ungu agak gelap, sedangkan siripnya sedikit kekuningan

atau kuning dengan pinggiran gelap (Saanin, 1984).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Famili Trichiuridae memiliki bentuk tubuh yang panjang dan pipih

menyerupai pita terutama pada bagian ujung belakang ekor. Mulutnya lebar, tidak

dapat disembulkan dan dilengkapi dengan gigi tangkap yang kuat dan tajam.

Memiliki satu lubang hidung pada kedua sisi kepala. Rahang bawah lebih panjang

dari rahang atas. Tidak bersisik, tidak terdapat keel pada batang ekor dan garis

rusuknya tunggal (Parin, 1986; Nakamura and Parin, 1993).

Ikan layur (Trichiurus savala) mempunyai ciri-ciri morfologis badan

panjang, pipih seperti pita terutama bagian ujung belakang ekor, dalam bahasa

inggris disebut hairtail. Ikan ini memiliki mulut lebar dilengkapi dengan gigi

tangkap yang kuat dan tajam. Rahang bawah lebih besar jika dibandingkan

dengan rahang atas. Sirip punggung memanjang mulai dari atas kepala sampai

pangkal ekor. Sirip dorsal tinggi dan panjang dengan jumlah sirip lemah sebanyak

130 – 135 buah, tidak mempunyai sirip caudal dan sirip pelvic. Sirip anal

tereduksi menjadi sejumlah duri terpisah (slit), namun tidak tertutup dalam kulit.

Ikan layur mempunyai slit pada sirip anal kecil dan halus. Panjang maksimum

tubuhnya adalah 120 cm, pada umumnya memiliki panjang tubuh antara 50 - 100

cm. Ikan layur dalam keadaan hidup berwarna keperakan, sedangkan dalam

keadaan mati ikan ini berwarna perak keabuan atau sedikit keunguan. Bagian atas

kepala berwarna ungu agak gelap. Sirip-siripnya sedikit kekuningan atau kuning

dengan pinggiran gelap (Direktorat Jendral Perikanan, 1997).

2.1.3 Habitat dan Penyebaran

Badrudin dan Wudianto (2004), menyatakan bahwa habitat ikan layur

meliputi perairan laut, estuaria (muara sungai), rawa pantai, mangrove sampai

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

perairan payau. Populasi ikan layur lebih banyak tertangkap di perairan pantai

yang dangkal di sekitar muara sungai. Ikan layur terdapat di perairan pantai pada

daerah dasar, membentuk gerombolan yang besar.

Daerah penyebaran ikan layur (Trichiurus savala) terdapat pada perairan

pantai seluruh Indonesia, ke utara meliputi perairan Teluk Benggala, Teluk Siam,

Sepanjang pantai Laut Cina selatan, Philipinna, ke selatan sampai pantai utara

Australia (Samad, 1999).

2.2 Parasit

Secara umum, parasit merupakan organisme yang hidup pada organisme

lain yang mengambil makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga organisme

yang tempatnya makan (inang) akan mengalami kerugian. Menurut Grabda

(1991), parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau pada organisme lain

yang biasanya menimbulkan bahaya terhadap inangnya. Berdasarkan habitatnya

pada inang, parasit dapat dibedakan menjadi parasit eksternal (ektoparasit) dan

parasit internal (endoparasit). Ektoparasit hidup pada permukaan tubuh inang atau

tempat-tempat yang sering terbuka seperti mulut dan insang. Endoparasit hidup

dalam tubuh inang, yaitu organ dalam dan jaringan. Kelompok organisme parasit

yang berada diantara ektoparasit dan endoparasit disebut sebagai mesoparasit.

Parasitisme adalah hubungan dengan salah satu spesies parasit dimana

inangnya sebagai habitat dan merupakan tempat untuk memperoleh makanan atau

nutrisi, tubuh inang adalah lingkungan utama dari parasit, sedangkan lingkungan

sekitarnya merupakan lingkungan keduanya (Kabata, 1985).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.2.1 Nematoda

Menurut Mollers and Anders (1986), salah satu penyakit cacing yang

sering menginfeksi ikan adalah nematoda yang kebanyakan sebagai endoparasit.

Secara umum, infeksi endoparasit nematoda hanya menimbulkan kondisi

patologis yang ringan, bahkan pada kondisi lingkungan yang normal gejala

klinisnya kurang dapat di deteksi dengan jelas. Walaupun ikan yang terinfeksi

cacing tidak menimbulkan kematian, akan tetapi dapat mengakibatkan

menurunnya fekunditas inang, dan meningkatkan kerentanan terhadap patogen

lain, serta dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada usus. Nematoda yang

sudah ditemukan pada famili Carangidae di Filipina adalah larva Anisakidae,

Camalanus marinus, C. carangis, C. paracarangis, Metabronema magnum

(Arthur and Mayo ,1997).

a. Anisakis simplex

Klasifikasi

Grabda (1991), mengklasifikasikan parasit Anisakis simplex sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Order : Ascaridida
Family : Anisakidae
Genus : Anisakis
Spesies : Anisakis simplex

Morfologi

Anisakis simplex memiliki tiga bibir yang mengelilingi mulut (satu dorsal

dan dua ventrodorsal). Alat kelamin membentuk saluran, cacing betina

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

mempunyai dua saluran dimana bagian anteriornya terdapat ovari, oviduk dan

uterus tempat berkumpulnya telur matang (pada nematoda ovipar seperti

Anisakidae) atau larva (pada nematoda vivipar seperti Philometridae). Cacing

jantan membentuk saluran tunggal dimana testis diikuti vas deferens, spikulum

yang berotot kuat sebagai saluran ejakulasi dan saluran tersebut akan bermuara ke

kloaka. Pada beberapa spesies spikulum tersebut tajam dan berukuran besar,

bentuk anatominya sebagai faktor pembeda jenis nematoda (Grabda, 1991).

Berdasarkan morfologi Anisakis dikelompokkan menjadi Anisakis Type I

dan Anisakis Type II. Perbedaan didasarkan pada ukuran ventrikulus dan

keberadaan mukron pada ujung posterior. Anisakis Type I memiliki ventrikulus

yang lebih panjang dan terdapat mukron pada ujung posterior, sedangkan Anisakis

Type II ventrikulus lebih pendek dan tidak memiliki mukron.

Gambar 2.2. Morfologi struktur tubuh Anisakis simplex c.dengan skala bar 100
µm. (a) bagian kepala ; terdapat beberapa bagian, yaitu (lt) larval
tooth : gigi larva, (ep) excretory pore : pori-pori/lubang
pengeluaran, (ed) excretory duct : saluran pengeluaran, (lb) labia :
bibir. (b) saluran pencernaan; terdapat bagian (e) : esophagus, (vc)
ventriculus : ventriculus/rongga dalam usus, (int) : intestinum. (c)
bagian ekor; terdiri dari (a) : anus, (g) : kelenjar dubur, (m) :
mucron. Skala bar = 50 µm (a), 200 µm (b), 100 µm (c)
(Setyobudi, dkk. 2010).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Predileksi

Cacing Anisakis simplex merupakan salah satu cacing golongan nematoda,

predileksi di dalam saluran pencernaan mamalia laut seperti lumba – lumba, paus

dan anjing laut (Grabda, 1991).

Siklus Hidup

Anisakidae memiliki siklus hidup yang kompleks. Telur dikeluarkan oleh

cacing dewasa melalui feses mamalia laut yang berperan sebagi inang definitif.

Perkembangan telur secara embrionase terjadi di dalam air dan kemudian

berkembang menjadi larva (L1). Larva mengalami molting, menjadi larva (L2)

yang berenang bebas di air setelah menetas dari telur. Larva tersebut termakan

oleh krustasea. Larva yang termakan akan berkembang menjadi larva (L3) yang

menginfeksi ikan dan cumi-cumi. Setelah inang mati, larva bermigrasi dari ikan

ke ikan. Ketika ikan atau cumi-cumi yang mengandung larva (L3) Anisakis

termakan oleh mamalia laut, larva akan mengalami molting kedua, berkembang

menjadi larva ketiga dan kemudian menjadi cacing dewasa (Parker and Parker,

2002). Siklus hidup larva Anisakis simplex dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

L3 termakan mammalia laut mengalami


molting kedua dan berkembang menjadi
cacing dewasa
Telur dikeluarkan melalui
mammalia laut

Setelah telur menetas,


berkembang menjadi L1

Ikan atau cumi yang mengandung L3


termakan oleh mammalia laut

Larva mengalami
molting menjadi L2

L2 dimakan oleh krustasea


Krustasea yang terinfeksi L3 dimakan oleh dan berkembang menjadi L3
ikan layur. Setelah inang mati, larva
bermigrasi ke jaringan otot dan mengalami
molting kedua menjadi L3

Gambar 2.3. Siklus hidup Anisakis simplex


(Sumber : http://www.commons.wikimedia.com, 2014)

Gejala Klinis

Anisakis simplex adalah parasit yang mengakibatkan penyakit anisakiasis

yang menginfeksi saluran pencernaan ikan air laut. Gejala klinis ikan yang

terinfeksi penyakit anisakiasis ialah terjadinya luka-luka pada usus ikan yang

terinfeksi ataupun inang (Myers, 1976). Lebih lanjut, menurut Anderson (1992),

gejala klinis yang sering dialami ikan yang terinfeksi oleh Anisakis antara lain

adalah terjadinya penurunan berat badan, terjadinya pembengkakan di dekat

saluran pencernaan, adanya gangguan pada lambung ikan dan yang terakhir

adalah berkurangnya absorsi makanan pada saluran pencernaan ikan yang

terinfeksi.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

b. Camallanus carangis

Klasifikasi

Rigby et al., (1998), mengklasifikasikan parasit Camallanus carangis

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Order : Camallanoidea
Family : Camallanidae
Genus : Camallanus
Spesies : Camallanus carangis

Morfologi

Umumnya Camallanus carangis menginfeksi saluran pencernaan atau

organ usus. Cacing ini memiliki ciri khas yaitu memiliki buccal capsul yang

dilapisi kutikula yang tebal dan sepasang lekukan pada buccal capsul. Mulutnya

seperti penjepit yang kuat, berbingkai semacam tanduk yang dapat memegang

dengan kuat ke dinding usus dan sulit lepas. Tempat berkaitnya cacing ini pada

usus dapat menyebabkan pendarahan. Mulut sampai esofagus memiliki dinding

otot yang tebal, biasanya esofagus dilapisi kutikula (Untergasser, 1989).

Menurut Buchmann dan Bresciani (2001), panjang tubuh Camallanus

carangis jantan dapat mencapai 6,2 mm dan betinanya dapat mencapai 11 mm.

Cacing ini memiliki ciri khas yakni adanya rongga kapsul yang terdiri dari dua

katup lateral, cincin basal dan dua trident.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gambar 2.4. Morfologi Camallanus carangis (A) katup buccal capsule, (B)
buccal kapsul ; (1) cincin basal (2) katup lateral (3) trident, (C)
bagian anterior ; (4) otot esophagus, (D) esophagus, (E) lubang
eksretori, (F-H) ekor. Skala bar = 50 µm (A,E, dan F), 100 µm
(B,C,D, dan G) (Rigby et al., 1998).

Predileksi

Genus Camallanus secara umum menginfeksi usus, cacing ini juga

menginfeksi pilorus sekum (Adji, 2008). Camallanus carangis biasanya

menginfeksi usus (Rigby et al., 1998).

Siklus Hidup

Siklus hidup Camallanus carangis diawali dari betina dewasa membawa

larva menuju lumen usus. Larva tersebar ke dalam air dan akan menetas menjadi

larva 2. Larva 2 akan termakan oleh krustasea dan di dalam tubuhnya akan

berkembang menjadi larva 3. Krustasea sebagai inang perantara yang berisi L3

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

dari Camallanus carangis tersebut akan dimakan oleh inang definitif. Larva

cacing melekat pada mukosa dan berkembang menuju stadium dewasa pada ikan

sebagai inang definitif. Inang paratenik mungkin termasuk dalam siklus cacing

tersebut yang selanjutnya akan membawa sejumlah larva dan akan berakhir pada

saluran pencernaan ikan (Buchmann dan Bresciani, 2001).

Camalanus carangis berkembang melalui keberadaan inang perantara.

Kebanyakan larvanya dapat hidup bebas di air selama 12 hari. Larva cacing

termakan oleh krustasea dan berkembang dalam saluran pencernaan, krustasea

menjadi inang perantara bagi camallanus carangis. Krustasea akan termakan oleh

inang definitif yaitu ikan. Pada cacing dewasa dapat berkembang dan mencapai

kematangan seksual yang kemudian melepaskan larvanya dan berkembang di

saluran pencernaan ikan (Untergasser, 1989 dalam Adji, 2008).

Gambar 2.5. Siklus hidup Camallanus carangis


(Sumber : http://www.fishchannel.com, 2014)

Gejala Klinis

Genus Camallanus memiliki kebiasaan menghisap darah sehingga

menyebabkan anemia. Perlekatan dengan rongga kapsul menyebabkan lubang

pada mukosa usus (Noga, 1996). Menurut Noga (1996), cacing ini akan kelihatan

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

keluar dari anus dan berwarna merah jika ikan diam tidak bergerak. Saat ikan

mulai bergerak cacing masuk lagi ke dalam usus, sehingga anus akan terlihat

menonjol. Camallanus carangis melakukan migrasi ke jaringan usus dan

mengakibatkan kerusakan terhadap jaringan. Kerusakan yang parah dapat

menyebabkan infeksi dari parasit lain dan pertahanan tubuh ikan menurun

sehingga dapat menyebabkan ikan mati (Buchmann dan Bresciani, 2001).

b. Camallanus spinosus

Klasifikasi

Kabata (1985), mengklasifikasikan parasit Camallanus spinosus sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Order : Spirurida
Family : Camallanidae
Genus : Camallanus
Spesies : Camallanus spinosus

Gambar 2.6. Morfologi Camallanus spinosus (5) Bagian anterior tubuh, (6)
Buccal capsule, (7) Ekor jantan, (8) Ekor betina. Skala bar = 500 µm
(5), 100 µm (6 dan 8). (Kuzmin et al., 2011).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Morfologi

Cacing ini memiliki ciri khas yaitu memiliki buccal capsul yang dilapisi

kutikula yang tebal dan sepasang lekukan pada buccal capsul. Buccal capsule

terdiri dari 9 baris longitudinal. Mulut sampai esofagus memiliki dinding otot

yang tebal, biasanya esofagus dilapisi kutikula, dan memiliki trident (Kabata,

1985).

Predileksi

Genus dari Camallanus ditemukan dalam berbagai jenis ikan dengan

kondisi perairan yang berbeda seperti ikan air laut dan ikan air tawar. Camallanus

spinosus umumnya ditemukan pada saluran pencernaan ikan terutama di usus.

(Molnar et al., 2006 dalam Batara, 2008).

Siklus Hidup

Camallanus sp. berkembang melalui keberadaan inang perantara.

Kebanyakan larvanya dapat hidup bebas di air selama 12 hari. Larva cacing ini

menjadi makanan oleh krustasea dan akan berkembang dalam saluran pencernaan,

krustasea ini menjadi inang perantara bagi Camallanus sp., jika krustasea akan

termakan oleh ikan. Disini ikan sebagai inang definitif bagi Camallanus, dan

selanjutnya akan membawa sejumlah larva dan berakhir pada saluran pencernaan

(Monks, 2007).

Gejala Klinis

Buccal capsule yang menjadi ciri khas dari genus Camallanus ini dapat

mengakibatkan erosi atau lubang pada mukosa usus. Buccal capsule yang

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

diletakkan pada dinding usus dengan sangat kuat akan menyebabkan jaringan

dinding usus menjadi rusak (Monks, 2007).

2.2.2 Trematoda

Trematoda adalah cacing pipih yang tubuhnya berbentuk ovoid atau

seperti daun dan tidak bersegmen. Umumnya trematoda ini merupakan

endoparasit dengan satu atau sepasang alat penghisap (Subekti dan Mahasri,

2002). Prevalensi cacing trematoda pada ikan cukup tinggi. Dalam jumlah yang

banyak, infeksi trematoda parasitik dapat mengakibatkan infeksi sekunder pada

organ yang terinfeksi dan dapat mengakibatkan penurunan metabolisme (Noble

and Noble, 1989).

Adapun cacing Trematoda digenetik yang sering menginfeksi pada ikan

laut adalah Transversotrema patialense, Lecithocladium excisum pada lambung

makarel, Brachyphallus crenatus pada lambung salmon, Diplostomum

spathaceum (Grabda, 1991), Crepidostomum, Phyllodistomum, Nanophyetus,

Sanguinicola, Thylodelphysosis (Buchmann dan Bresciani, 2001). Cacing yang

telah ditemukan pada ikan famili Carangidae adalah Lechitocladium angustiovum,

L. megalaspis, L. Alopecti, Alcicornis cirrudiscoides, Bucephalus varicus, B.

Fragilis, B. paraheterotentaculatus, Prosogonotrema bilabiatum, Erilepturus

lemeriensis (Arthur and Mayo, 1997).

Digenea

Digenea atau trematoda digenetik memiliki bentuk cacing dewasa pipih

dorsoventral, tetapi ada beberapa yang panjang dan ramping serta ada pula yang

berbentuk seperti daun (Subekti dan Mahasri, 2002). Cacing digenea pada

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

umumnya bersifat endoparasit yang dapat ditemukan pada organ dalam ikan

seperti usus, pembuluh darah atau terbungkus kista di jaringan tubuh (Moller and

Anders, 1986), namun beberapa jenis digenea bersifat ektoparasit dan dapat

ditemukan pada permukaan insang, operkulum dan rongga mulut. Pardede (2000),

menyatakan bahwa infestasi cacing trematoda digenea pada insang akan

mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan kerusakan.

a. Lecithocladium scombri

Klasifikasi

Yamaguti (2007), mengklasifikasikan parasit Lecithocladium scombri

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Plathyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass : Digenea
Order : Prosostomata
Family : Hemiuridae
Genus : Lecithocladium
Spesies : Lecithocladium scombri

Morfologi

Menurut Yamaguti (1958), cacing ini termasuk ke dalam famili

hemiuridae karena bentuk tubuhnya yang silindris memanjang dan adanya dua

buah alat penghisap yaitu anterior sucker (oral sucker = mulut penghisap yang

terletak di bagian anterior tubuh) dan ventral sucker (penghisap ventral yang

terletak pada sepertiga anterior dari permukaan ventral). Beberapa dari jeniscacing

famili ini memiliki bagian tubuh yang menyerupai ekor. Memiliki ukuran panjang

1-3 mm dan lebar 0,1-0,4 mm, tubuhnya bertingkat atau dengan tepi bergerigi.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Memiliki esophagus yang pendek dan dua buah testis yang terletak di bagian

posterior tubuh.

Cacing ini memiliki seminal vesikel dan ductus hemafrodit, vitelaria

kompak, berlobus atau berbentuk tubulus, uterus berisi telur dalam jumlah besar,

dan saluran ekskretori berbentuk Y-V. Telur cacing ini memiliki karakteristik

seperti telur digenea (Moazzam et al., 2005 ).

Gambar 2.7. Morfologi Lecithocladium scombri. Skala bar = 5 mm


(Yamaguti, 2007).

Predileksi

Cacing dewasa dari genus Lecithocladium umumnya ditemukan pada

saluran pencernaan ikan terutama usus dan lambung, namun cacing ini dapat juga

ditemukan pada lokasi lain pada tubuh ikan seperti insang akibat migrasi cacing

ke lingkungan dan kemudian masuk serta menempel pada lamela insang saat ikan

bernafas dan membuka operkulumnya (Dawes, 1956).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Siklus Hidup

Siklus hidup Lecithocladium scombri diawali dari telur lechitocladium

scombri dikeluarkan oleh cacing dewasa bersamaan dengan keluarnya feses dari

ikan. Setelah telur menetas, telur menjadi miracidium di dalam air, miracidium

masuk ke dalam tubuh mollusca. Miracidium yang berkembang di dalam tubuh

mollusca berkembang menjadi sporokista. Selanjutnya sporokista berkembang

menjadi redia, kemudian mengalami perkembangan cercaria. Cercaria keluar dari

tubuh mollusca melalui saluran pencernaan dan berenang bebas. Di perairan bebas

cercaria masuk ke dalam tubuh udang dan ikan kecil. Udang dan ikan kecil yang

di dalamnya terdapat metacercaria dimakan oleh ikan yang memiliki ukuran lebih

besar dan berkembang menjadi cacing dewasa (Dixon, 2006).

Gejala Klinis

Gejala klinis akibat terinfeksi cacing Lecithocladium scombri ditandai

dengan adanya pembengkakan pada usus bagian belakang dan menyebabkan

terganggunya sistem pencernaan (Anderson, 1992).

b. Lechitochirium australis

Klasifikasi

Kabata (1985), mengklasifikasikan parasit Lechitochirium australis

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Plathyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass : Digenea
Ordo : Prosostomata
Family : Hemiuridae
Genus : Lechitochirium
Spesies : Lechitochirium australis

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Morfologi

Lechithochirium australis ini memiliki ciri tubuh memanjang, kemudian

meruncing terhadap kedua ujung tubuhnya. Oral sucker dibagian anterior

berbentuk spherical (bola) atau subspherical dan letaknya subterminal. Memiliki

sepasang testis tepat berada di posterior tubuh, ovarium kadang di samping kiri

testis. Faring berbentuk seperti tong, esofagus pendek, usus halus memanjang

sampai ujung posterior (Kabata, 1985).

Gambar 2.8. Morfologi Lechitochirium australis (1) Oral sucker (2) Faring (3)
Lubang genital (4) Kantong prostat (5) Preasetabula pit (6) Kantung
seminal (7) Ventral sucker (8) Testis (9) Uterus (10) Ovarium (11)
Vitelin (12) Sekum (13) Ekor (14) Perut atau eksoma (15) Lubang
ekskretori (Manter, 1954).

Predileksi

Lechitochirium australis merupakan famili hemiuridae yang umumnya

ditemukan pada saluran pencernaan ikan laut (Shih et al., 2004).

Siklus Hidup

Siklus hidup Lechitochirium australis diawali dari cacing dewasa

mengeluarkan telur. Telur akan keluar bersama feses. Telur menetas menjadi

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

miracidium di dalam air, miracidium masuk ke dalam tubuh mollusca.

Miracidium yang berkembang didalam tubuh mollusca berkembang menjadi

sporokista. Sporokista berkembang menjadi redia, kemudian berkembang menjadi

cercaria. Cercaria keluar dari tubuh mollusca dan berenang bebas di air. Di

perairan bebas cercaria masuk ke dalam tubuh udang dan ikan kecil, sebelum

berkembang menjadi metacercaria. Udang dan ikan kecil yang di dalamnya

terdapat metacercaria dimakan oleh ikan yang memiliki ukuran lebih besar dan

berkembang menjadi cacing dewasa (Manter, 1954).

Gejala Klinis

Gejala klinis oleh cacing Lechitochirium australis pada saluran

pencernaan ikan tidak menimbulkan dampak besar dan akan menimbulkan

dampak besar bila infeksi terjadi pada organ selain saluran pencernaan seperti

pembuluh darah dan hati (Paperna, 1996).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Ikan layur (Trichiurus savala) merupakan salah satu jenis ikan air laut

yang memiliki nilai ekonomis penting. Ikan layur dipasarkan dalam bentuk segar,

asin-kering, dan harga murah (Samad,1999). Di Indonesia ikan layur memiliki

daerah penyebaran yang cukup luas di perairan pantai seluruh Indonesia.

Hingga saat ini, ikan yang berada di pasar masih berasal dari hasil

tangkapan alam. Kondisi lingkungan yang tidak terkontrol mengakibatkan

turunnya kualitas air yang dapat menyebabkan ikan stres. Ikan yang stres daya

tahan tubuhnya akan menurun, sehingga mudah terinfeksi oleh parasit. Menurut

Subekti dan Mahasri (2010), parasit merupakan organisme yang hidup pada atau

di dalam organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang

ditumpanginya untuk berkembangbiak. Berdasarkan habitatnya, parasit dibedakan

menjadi dua bagian, yakni ektoparasit yang habitatnya di luar tubuh ikan dan

endoparasit yang habitatnya di dalam tubuh ikan. Beberapa bagian tubuh ikan

yang sering menjadi sasaran serangan penyakit yaitu kulit, insang dan bagian

dalam tubuh (Sitanggang, 2002).

Keberadaan endoparasit dapat menyebabkan kematian pada populasi inang

dan konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perikanan.

Infeksi endoparasit dapat menyebabkan dampak yang dapat merugikan secara

ekonomi, yaitu ikan kehilangan berat badan, penolakan oleh konsumen karena

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

perubahan patologi pada inang, penurunan fekunditas ikan dan penurunan jumlah

dalam penetasan ikan dan larva (Anshary, 2008).

Salah satu kerugian yang ditimbulkan akibat infeksi cacing adalah

penurunan berat badan ikan, yang berhubungan erat dengan adanya cacing saluran

pencernaan ikan, sehingga ikan mengalami penurunan nafsu makan. Ikan layur

juga dapat menularkan penyakit ke manusia (zoonosis), diantaranya adalah

penyakit parasitik. Salah satu parasit yang sering menginfeksi ikan layur dan

bersifat zoonosis adalah golongan nematoda yaitu cacing Anisakis spp. (Nabib dan

Pasaribu, 1989).

Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi dan tingkat prevalensi cacing

endoparasit yang menginfeksi pada saluran pencernaan ikan layur yang digunakan

sebagai data acuan untuk memutus alur distribusi dan penyebaran cacing pada

ikan layur (Trichiurus savala).

Penelitian ini akan mengambil sampel di TPI Brondong, Kabupaten

Lamongan, Jawa Timur, karena daerah tersebut sebagai pusat atau sentra kegiatan

perikanan laut yang memiliki tempat pendaratan ikan terbesar di Jawa Timur.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Secara skematis kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar

3.1.
Hasil Tangkapan
Ikan Layur di TPI
Brondong, Lamongan

Menurunnya kualitas
perairan laut dan Ikan stres
adanya pathogen
Penyakit

Non infeksius Infeksius

Parasit Virus Bakteri Jamur

Ektoparasit Endoparasit pada


saluran pencernaan

Cacing

Identifikasi Prevalensi

Gambar 3.1. Kerangka konseptual penelitian


Keterangan :
: Aspek yang diteliti
: Aspek yang tidak diteliti

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya sebagai lokasi

pemeriksaan, pengamatan, dan pewarnaan preparat. Untuk lokasi pengambilan

sampel diperoleh dari TPI Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2014.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Bahan Penelitian

Bahan yang diperlukan untuk proses identifikasi endoparasit adalah

sampel ikan berupa ikan layur sebanyak 75 ekor dengan ukuran 40-87 cm. Bahan

yang digunakan untuk pemeriksaan parasit yaitu, alkohol gliserin 5%, alkohol

70%, karmin, HCl, NaHCO3, alkohol 85%, alkohol 95%, larutan Hung’s I dan

larutan Hung’s II.

4.2.2 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel antara lain box

styrofoam. Untuk proses identifikasi cacing endoparasit alat yang digunakan yaitu

gunting bedah, pinset, pisau bedah (scalpel), nampan, object glass, cover glass,

mikroskop binokuler, mikroskop stereo, dan mikroskop binokuler yang dilengkapi

dengan camera lucida.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey. Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual dari

suatu kelompok ataupun suatu daerah (Sangadji dan Sopiah, 2010). Metode

pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling) terhadap ikan

layur di Tempat Pelelangan Ikan Brondong, Lamongan.

4.4 Pelaksanaan Penelitian

4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan yang dilakukan adalah melakukan sterilisasi gunting, pinset,

pisau bedah dan nampan sebelum digunakan yaitu mencuci hingga bersih alat

tersebut dengan menggunakan sabun kemudian dikeringkan. Selanjutnya,

mempersiapkan ikan sampel yang akan diamati dengan pengambilan secara acak.

4.4.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan tiga kali pengambilan dalam kurun waktu

masing-masing 10 hari sebanyak 25 ekor, sehingga total ikan yang akan diperiksa

sebanyak 75 ekor. Perhitungan jumlah sampel yang diambil mengacu pada

Stasiun Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam (2010), yaitu sampel ikan

yang diambil sebesar 5-10% dari jumlah total populasi ikan, jumlah populasi

tangkapan ikan layur di TPI Brondong sebanyak 500 kg per hari (1500 ekor).

Pengambilan sampel diperoleh dari nelayan setempat yang baru mendaratkan

perahunya di lokasi pendaratan ikan TPI Brondong. Sampel dimasukkan ke dalam

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

box styrofoam yang diberi es batu lalu dibawa ke Laboratorium Pendidikan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

4.4.3 Pembedahan Ikan Layur

Sampel diambil kemudian diletakkan di atas nampan, lalu ikan diukur

panjangnya. Dilakukan pembedahan ikan dengan gunting mengarah ke anterior

tubuh sampai pada bagian sirip ventral, kemudian digunting ke arah dorsal ikan

sampai pada bagian gurat sisi lalu digunting mengarah pada bagian anal ikan.

Dilakukan pemeriksan pada usus, lambung, dan organ-organ tubuh lain,

selanjutnya dimasukkan ke dalam pot plastik berisi alkohol gliserin 5%.

4.4.4 Pewarnaan Cacing

Pewarnaan berfungsi agar memudahkan identifikasi dan untuk

mengawetkan preparat cacing agar tahan lama. Pewarnaan cacing menggunakan

metoden Semichen-Acetic Carmine yang mengacu pada Kuhlmann (2006). Cara

pewarnaan yaitu cacing disimpan dalam alkohol gliserin 5% selama 24 jam dicuci

dengan alkohol 70% selama 5 menit kemudian fiksir diantara dua object glass dan

diikat kedua ujungnya dengan benang, object glass dimasukkan dalam larutan

carmine yang sudah diencerkan dengan alkohol 70% dengan perbandingan 1 : 2,

dibiarkan selama 8 jam, kemudian cacing dilepas dari object glass, dipindahkan

dalam larutan alkohol asam selama 2 menit (alkohol 70% + HCl) lalu dipindahkan

dalam larutan alkohol basa selama 20 menit (alkohol 70% + NaHCO3), dilakukan

dehidrasi bertingkat dengan alkohol 70% selama 5 menit, alkohol 85% selama 5

menit dan alkohol 95% selama 5 menit, kemudian di mounting dalam larutan

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Hung’s I selama 20 menit, cacing diletakkan pada object glass yang bersih dan

diteteskan larutan Hung’s II di atas object glass tersebut, kemudian ditutup

dengan cover glass.

4.4.5 Identifikasi Cacing

Identifikasi cacing dilakukan berdasarkan kunci identifikasi Kabata

(1985), Grabda (1991), dan Bykhovskaya-Pavlovskaya (1962).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.5 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Persiapan alat dan bahan

Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pengambilan dengan


jumlah 25 ekor ikan, jadi total sampel yang akan diperiksa sebanyak 75 ekor.

Pembedahan ikan layur dan dilakukan pemeriksaan yang meliputi


organ bagian dalam tubuh dan saluran pencernaan

Pewarnaan parasit dengan menggunakan metode


Semichen Acetic Carmine

Identifikasi parasit mengacu pada kunci identifikasi Kabata


(1985), Grabda (1991) dan Bykhovskaya-Pavlovskaya (1962)

Perhitungan prevalensi

Analisis data

Gambar 4.1. Diagram alir penelitian

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.6 Parameter Penelitian

Pada penelitian ini parameter utama yang diamati meliputi tingkat

prevalensi dan jenis cacing yang menginfeksi ikan layur. Prevalensi infeksi cacing

dihitung sesuai dengan Bush et al., (1997) dalam Bunga, (2008) dengan rumus

sebagai berikut :

4.7 Analisis Data

Penelitian identifikasi cacing endoparasit yang menginfeksi ikan layur

dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Nilai

prevalensi dihitung untuk setiap spesies cacing yang ditemukan.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian cacing dari 75 sampel ikan yang telah diperiksa pada ikan

layur (Trichiurus savala) di TPI Brondong ini, terdapat 45 ekor ikan (60%) positif

terinfeksi cacing. Hasil penelitian tersebut ditemukan dari Phylum

Nemathelminthes. Cacing Nemathelminthes yang ditemukan adalah larva stadium

tiga Anisakis simplex dan cacing dewasa Camallanus spinosus. Larva stadium tiga

Anisakis simplex ditemukan menempel di peritoneum, permukaan lambung, otot,

dan usus (mukosa). Cacing dewasa Camallanus spinosus ditemukan di usus

(mukosa).

5.1.1 Identifikasi Cacing Endoparasit pada Ikan Layur (Trichiurus savala)


di TPI Brondong, Lamongan

Hasil identifikasi cacing menurut kunci identifikasi pada saluran

pencernaan ikan layur ditemukan dua spesies cacing yaitu larva stadium tiga

Anisakis simplex yang ditemukan pada pengambilan sampel pertama dan kedua,

dan cacing dewasa Camallanus spinosus yang ditemukan pada pengambilan

sampel yang ketiga. Anisakis simplex termasuk dalam Phylum Nemathelmintes,

Kelas Nematoda, Ordo Ascaridida, Famili Anisakidae, Genus Anisakis dan

Species Anisakis simplex (Grabda, 1991) dan (Bykhovskoya- Pavlovskaya, 1962).

Camallanus spinosus termasuk dalam Phylum Nemathelmintes, Kelas Nematoda,

Ordo Spirurida, Famili Camallanidae, Genus Camallanus dan Species

Camallanus spinosus (Kabata, 1985).

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 5.1. Jenis Cacing Endoparasit yang Ditemukan pada Ikan Layur
(Trichiurus savala) di TPI Brondong, Lamongan

Pengambilan Ke Panjang Cacing yang Ukuran Keterangan


(Jumlah Sampel) Ikan Ditemukan Cacing
(cm) (mm)
1 (25) 51 – 87 Anisakis simplex 10 – 25 Larva
stadium tiga
2 (25) 50- 63 Anisakis simplex 12 – 20 Larva
stadium tiga
3 (25) 40 - 58 Camallanus 8 - 12 Cacing
spinosus dewasa

Anisakis simplex

Anisakis simplex merupakan cacing kelas Nematoda yang ditemukan pada

larva stadium tiga. Larva stadium tiga Anisakis simplex yang ditemukan memiliki

warna putih susu, berukuran panjang 10-25 mm dengan diameter 0,4-0,9 mm,

ditemukan dalam bentuk lurus dan melingkar (coil) yang dibungkus oleh jaringan

kista halus. Larva stadium tiga Anisakis simplex ini memiliki bentuk tubuh

silindris memanjang. Cacing tersebut mempunyai larval tooth dan bibir yang

mengililingi mulut (Gambar 5.1), organ tersebut digunakan untuk mengambil

makanan dari inang. Di bagian posterior tubuh terdapat mukron dan saluran

ekskresi (Gambar 5.2). Selain itu, memiliki esophagus yang lurus berbentuk

silindris, dan adanya ventriculus berupa otot yang menghubungkan langsung pada

usus. Ventriculus yang terletak diantara esophagus dan usus menjadi ciri khas dari

A. simplex dari jenis nematoda lainnya.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

A B

Gambar 5.1. Morfologi larva stadium tiga Anisakis simplex pada ikan layur
(mikroskop binokuler pembesaran 100x). Skala bar = 0,5 mm (A-C).
Keterangan : A. Bagian anterior L3 Anisakis simplex
B. Bagian posterior L3 Anisakis simplex
C. Bagian ventriculus L3 Anisakis simplex

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gigi
larva Lubang eksretori

Labia

Anus Mukron
(a) (b)

Ventriculus

Usus

(c)

Gambar 5.2. Morfologi larva stadium tiga Anisakis simplex pada ikan layur
(mikroskop binokuler yang dilengkapi dengan Camera Lucida perbesaran 400x).
Keterangan : (a) bagian anterior L3 Anisakis simplex. (b) bagian posterior L3
Anisakis simplex. (c) bagian ventriculus L3 Anisakis simplex. Skala
bar = 50 µm (a-c).

Camallanus spinosus

Camallanus spinosus yang ditemukan di usus dan peritoneum pada ikan

layur memiliki panjang tubuh 8-12 mm, memiliki warna merah dan memiliki

trident. Pada bagian anterior terdapat buccal capsule yang terdiri dari 9 baris

rongga kapsul yang dilapisi dengan kutikula tebal. Memiliki buccal capsule yang

terdiri dari dua katup, dan memiliki mulut seperti penjepit (Gambar 5.3) yang

digunakan untuk mengambil makanan dari inang. Camallanus spinosus yang

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ditemukan adalah betina, dengan ditandai adanya vulva di pertengahan tubuh

(antara anterior dan posterior) dan terdapat esophagus yang dilapisi kutikula yang

menghubungkan antara buccal capsule dan esophagus serta anus di bagian

posterior (Gambar 5.4).

A B

Gambar 5.3. Morfologi Camallanus spinosus pada ikan layur


(mikroskop binokuler perbesaran 100x). Skala bar = 0,5 mm (A-C).
Keterangan : A. Bagian anterior cacing dewasa Camallanus spinosus
B. Bagian posterior cacing dewasa Camllanus spinosus
C. Bagian ventriculus cacing dewasa Camallanus spinosus

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Katup lateral

Buccal capsule Peribuccal

Lubang
Cincin basal pengeluaran

Esophagus

(a) (b)

usus

(c)

Gambar 5.4. Morfologi Camallanus spinosus pada ikan layur


(mikroskop binokuler yang dilengkapi dengan Camera Lucida perbesaran 400x).
Keterangan : (a) bagian anterior cacing dewasa Camallanus spinosus (b) bagian
posterior cacing dewasa Camallanus spinosus (c) bagian
ventriculus cacing dewasa Camallanus spinosus. Skala bar = 100
µm (a dan c), 50 µm (b).

5.1.2 Prevalensi Cacing Endoparasit pada Ikan Layur (Trichiurus savala) di


TPI Brondong, Lamongan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prevalensi cacing endoparasit

ikan layur pada setiap pengambilan sampel berbeda. Data hasil perhitungan

prevalensi cacing endoparasit pada ikan layur dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Prevalensi Cacing Endoparasit Pada Ikan


Layur (Trichiurus savala) di TPI Brondong, Lamongan

Pengambilan Jumlah Sampel Jumlah Ikan yang Prevalensi (%)


Ke yang diperiksa Terinfeksi (ekor)
(ekor)
- +
1 25 1 24 96
2 25 11 14 56
3 25 18 7 28
Total 75 30 45
Rata-rata 60

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai prevalensi cacing endoparasit

pada ikan layur di TPI Brondong, Lamongan yaitu 96% terinfeksi larva stadium

tiga Anisakis simplex pada pengambilan sampel pertama dengan jumlah ikan yang

terinfeksi adalah 24 ekor dari 25 ekor yang diperiksa dan nilai prevalensi 56%

pada pengambilan sampel kedua dengan jumlah ikan yang terinfeksi adalah 14

ekor dari 25 ekor yang diperiksa, sedangkan untuk cacing dewasa Camallanus

spinosus nilai prevalensi sebesar 28% pada pengambilan sampel ketiga dengan

jumlah ikan yang terinfeksi adalah 7 ekor dari 25 ekor yang diperiksa. Untuk

prevalensi rata-rata ikan layur yang terinfeksi cacing yang diambil dari TPI

Brondong, Lamongan sebesar 60% (45 sampel terinfeksi dari total 75 sampel).

5.2 Pembahasan

Cacing endoparasit yang ditemukan pada penelitian ini terdapat dua

spesies yaitu Anisakis simplex dan Camallanus spinosus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ditemukan larva stadium tiga Anisakis simplex di

peritoneum, permukaan dinding lambung, otot, dan usus ikan layur, dan cacing

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

dewasa Camallanus spinosus di usus yang diperoleh dari TPI Brondong,

Lamongan.

Larva stadium tiga Anisakis simplex yang ditemukan memiliki warna

tubuh putih susu dan memiliki larval tooth serta mukron. Mukron terdapat pada

larva Anisakis simplex, baik jantan maupun betina namun tidak terdapat pada

cacing dewasa (Nuchjangreed et al., 2006). Tubuh dari Anisakis simplex terdiri

atas dua bagian, yaitu bagian anterior berupa otot yang ditandai dengan adanya

larval tooth yang menonjol di ujung anterior dan bagian posterior yang dikenal

sebagai ventriculus yang berhubungan langsung dengan usus, serta terdapat anus

di bagian posterior.

Infeksi cacing Anisakis simplex pada ikan layur (Trichiurus savala)

disebabkan akibat ikan layur memakan crustacea yang berada di sekitar habitat

ikan layur yang telah terinfeksi oleh larva tiga Anisakis simplex. Lafferty (2011)

menyatakan bahwa pakan ikan yang terkontaminasi telur Anisakis sp. yang

infektif akan berkembang menjadi larva stadium dua. Penyakit biasanya muncul

ketika kelebihan dalam pemberian pakan. Sisa makanan dan feses yang tertimbun

di air sangat berbahaya bagi ikan yang memakannya (Sitanggang, 2002).

Siklus hidup anisakis sp. sangat kompleks dan melibatkan lebih dari inang

perantara. Menurut pernyataan Rokhmani (2012), larva menembus dinding usus

kemudian masuk ke dalam rongga tubuh atau dalam jaringan di sekitarnya,

beberapa larva dapat terkapsulasi. Demikian pula bila inang perantara I dimakan

oleh inang perantara II (ikan layur), larva menembus dinding usus dan

terkapsulasi dalam rongga tubuh atau dalam jaringan di sekitarnya. Oleh sebab itu,

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa ditemukannya larva stadium tiga

Anisakis simplex di permukaan dinding perut, lambung, otot, dan usus ikan layur.

Cacing dewasa Camallanus spinosus dapat diidentifikasi karena memiliki

buccal capsule pada bagian anterior tubuh untuk menempel dan mengambil

makanan dari inangnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Untergasser (1989)

yang menyatakan bahwa cacing parasitik ini memiliki buccal capsule yang

dilapisi kutikula yang tebal dan sepasang lekukan pada buccal capsule. Bentuk

seperti ini akan membuat cacing ini dapat memegang dengan kuat ke dinding usus

dan sulit lepas.

Infeksi Camallanus sering diakibatkan oleh inang perantara seperti

krustasea. Larva Camallanus dikeluarkan oleh ikan ke perairan yang nantinya

akan dimakan oleh inang perantara dan dan inang perantara yang terinfeksi larva

dari Camallanus akan dimakan oleh inang definitif (Buchmann & Bresciani

2001).

Infeksi cacing endoparasit pada ikan tidak menunjukkan gejala klinis yang

khas, hal ini terlihat pada sampel yang menunjukkan tidak adanya tanda klinis

eksternal pada ikan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sarjito dan Desrina

(2005) yang menyatakan bahwa infeksi endoparasit tidak menunjukkan gejala

klinis eksternal dan sulit untuk terdeteksi secara cepat, sehingga perlu dilakukan

pembedahan dan pengamatan organ lainnya.

Hasil perhitungan prevalensi cacing pada setiap pengambilan sampel

bervariasi. Menurut kategori infeksi berdasarkan Williams and Williams (1996),

pengambilan sampel pertama menunjukkan nilai prevalensi sebesar 96% dan

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

termasuk dalam kategori Almost Always (hampir selalu) dan pengambilan kedua

menunjukkan nilai prevalensi sebesar 56% yang termasuk dalam kategori

frequenly (sering sekali), sedangkan pada pengambilan ketiga nilai prevalensi

sebesar 28% yang termasuk dalam kategori often (sering).

Prevalensi cacing endoparasit tertinggi terdapat pada pengambilan sampel

pertama yaitu sebesar 96% dan berdasarkan prevalensi terendah terjadi pada

pengambilan ketiga yang menunjukkan prevalensi sebesar 28%. Rendahnya

prevalensi pada pengambilan sampel ketiga dapat dipengaruhi oleh ukuran

panjang dari tubuh ikan yang relatif lebih kecil dibanding pengambilan sampel

pertama dan kedua.

Bervariasinya prevalensi pada setiap pengambilan sampel dapat

dipengaruhi oleh perbedaan ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan

menyebabkan kesempatan ikan tersebut terinfeksi parasit juga semakin besar, hal

tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan makan ikan, semakin besar ukuran ikan

maka, semakin banyak jumlah pakan alami yang dikonsumsi oleh ikan. Beberapa

jenis pakan yang dikonsumsi oleh ikan memicu masuknya beberapa organisme

patogen yang mengganggu kesehatan ikan.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara panjang

ikan dengan tingkatan infeksi parasit pada beberapa inang. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Semarariana et al., (2012) terhadap ikan layur (Trichiurus

lepturus) yang ditangkap di perairan laut Kedonganan, Bandung menyatakan

bahwa semakin panjang ukuran ikan layur tingkat intensitas larva Anisakis sp.

semakin meningkat.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Selain faktor-faktor di atas, ditemukannya cacing endoparasit pada saluran

pencernaan ikan layur di perairan laut dan diambil di TPI Brondong, Lamongan,

kemungkinan juga karena adanya limbah industri, yang menyebabkan

menurunnya kualitas air di sekitar daerah pengambilan sampel, sehingga

menurunnya kualitas air dapat menyebabkan daya tahan tubuh dari ikan menurun

dan ikan tersebut mudah terinfeksi oleh parasit (Yuliartati, 2011).

Berdasarkan analisis dari 75 sampel ikan layur di TPI Brondong

Lamongan diketahui bahwa 45 sampel ikan terinfeksi cacing, sehingga dapat

dikatakan nilai prevalensi sebesar 60% yang termasuk dalam kategori frequently

(seringkali), artinya bahwa cacing parasit seringkali menginfeksi ikan layur

sebagai inang perantara dari cacing Anisakis simplex dan Camallanus spinosus.

Nilai prevalensi Anisakis simplex yang tergolong tinggi juga dapat berpotensi

zoonosis.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Cacing yang ditemukan pada ikan layur (Trichiurus savala) yang diambil

di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Kabupaten Lamongan adalah

larva stadium tiga Anisakis simplex yang ditemukan menempel di

peritoneum, permukaan dinding lambung, otot, dan usus dan cacing

dewasa Camallanus spinosus di usus (mukosa).

2. Prevalensi ikan layur (Trichiurus savala) yang diambil di Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Kabupaten Lamongan yang terinfeksi

larva stadium tiga Anisakis simplex pada pengambilan sampel pertama

sebesar 96%, dan untuk pengambilan kedua sebesar 56%, sedangkan untuk

cacing dewasa Camallanus spinosus nilai prevalensi sebesar 28% pada

pengambilan sampel ketiga. Untuk nilai prevalensi rata-rata cacing yang

menginfeksi ikan layur dari TPI Brondong, Lamongan adalah 60%,

sehingga termasuk dalam kategori frequently (seringkali).

6.2 Saran

Dengan ditemukannya larva stadium tiga Anisakis simplex pada ikan layur

(Trichiurus savala), maka diperlukan pengolahan yang baik dan benar sebelum

ikan tersebut dikonsumsi, untuk mencegah penularannya karena bersifat zoonosis

dari ikan.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Adji, A.O.S. 2008. Studi Keragaman Cacing Parasitik pada Saluran Pencernaan
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Tongkol (Euthynnus spp.).
Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 51
hal.

Anderson, R.C. 1992. Nematoded Parasites of Vertebrates, their Development and


Transmission. 518p. Wallingford, Oxon, CAB International.

Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (SCL)


Mata Kuliah Parasitologi Ikan. Lembaga Kajian dan Pengembangan
Pendidikan (LKPP). Universitas Hasanuddin. Makassar. 126 hal.

Arthur, J.R, Susan L, Mayo. 1997. Checklist of the Parasithes of Fishes of the
Philippines. Rome: FAO Fisheries Technical Papers.

Badrudin dan Wudianto. 2004. Biologi, Habitat dan Penyebaran Ikan Layur serta
Beberapa Aspek Perikanannya.
http://www.Cofish.Net/uploaded/report.pdf. [08 Mei 2014].

Balai Karantina Ikan Batam. 2007. Laporan Pemantauan HPI/HPIK Tahun 2007.
Studi Identifikasi Balai Karantina Ikan Batam. Batam. 52 hal.

Batara, R.J. 2008. Deskripsi Morfologi Cacing Nematoda pada Saluran


Pencernaan Ikan Gurami (Osphionemus gouramy) dan Ikan Kakap Merah
(Lutjanus spp.). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Buchmann, K. dan J. Bresciani. 2001. An Introduction to Parasitic Diseases of


Freshwater Trout. Denmark: DSR Publisher.

Bunga, M. 2008. Prevalensi dan Intensitas Serangan Parasit Diplectanum sp. Pada
Insang Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus, Forsskal) di
Keramba Jaring Apung. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin 18 (3) : 204-210.

Bykhovskaya-Pavlovskaya, I.E., 1962. Key to Parasites of Freshwater Fish of


U.S.S.R. Translations. Birrow, A. Ve Cale, Z.S. 1964. Israel Program for
Scientific Translations, Jerusalem.

Cheng, T.C. 1976. The Natural History of Anisakiasis in Animal. J. Milk Food
Tecnol.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Dawes, D. 1956. The Trematoda. Cambridge : The Syndics Of The Cambridge


University Press.

Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan. Laporan Statistik


Tahun 2013. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Pusat Data
Statistik dan Informasi (2012).

Direktorat Jenderal Perikanan. 1979. Buku Pedoman Pengembangan Sumberdaya


Perikanan Laut. Bagian I (Jenis dan ekonomi Penting). Jakarta.

Dixon, B.R. 2006. Isolation and Identification of Anisakid Roundworm Larvae in


Fish. Hea. Cana. Ottawa., OPFL-2.

Fishypedia. 2010. Ikan Layur.


http://www.iftfishing.com/wp content/uploads/20101/011/ikan-layur.jpg &
imgfurl=kerong2.com. [08 Mei 2014].

Grabda, J. 1991. Marine Fish Parasitology. New York: An outline. Polish


Scientifitic Publisher.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases Of Fish Cultured In The Tropics. London:
Taylor and Prancis.

Kuhlmann, W.F. 2006. Preservation, Staining, and Mounting Parasite Spesiment.


http://www.facstaff.unca.com. 8 p.[17 April 2014].

Kuzmin, Y., V.V Tkach, S.D. Snyder and J.A Bell. 2011. Camallanus Railliet et
Henry, 1915 (Nematoda Camallanidae) from Australian freshwater turtles
with descriptions of two new species and molecular differentiation of
known taxa. Departement of Parasitol. Institute of Zoology. 56 (2) : 213-
226.

Lafferty, K. 2011. Fish Parasites and Food Webs. International Symposium of


Fish Parasites. 26-30 September 2011. Vina del Mar. Chile. 197 p.

Levine, N.D. 1978. Textbook Of Veterinary Parasitology, Lovla Atate University


Press. Ames.
,1990. Parasitologi Veteriner. Buku Pelajaran. Terjemahan : Ashadi, G.
Fakultas Kedokteran Hewan Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Manter, H.W. 1954. Some Digenetic Trematodes From Fishes of New Zealand.
New Zealand : University of Nebraska.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Marcotolo. 2006. The Life Cyclw of Anisakis simplex and Pseudoterranova


decipiens, the Casual Agents of Anisakiasis. From the CDC Public Health
Image Library.
http://www.commons.wikimedia.org.com/file:Anisakiasis/PNG.com.
[28 Mei 2014].

Moller, H. and K. Anders. 1986. Diseases and Parasites of Marine Fishes.


Germany: Scanner Studio Nord.

Monks, N, Ph.D. 2007. Camallanus worms. Studied Zoology at the University of


Aberdeen in the North of Scotland, at the Natural History Museum in
London.
http://www.fishchannel.com/fish-health/freshwater-conditions/Camallanus
worms.aspx.com .[28 Mei 2014].

Moazzam, M., H.B. Osmany and K. Zohra. 2005. Indian Mackerel (Rastrelliger
kanagurta). Some Aspects of Biology and Fisheries. Journal Marine
Fisheries Departement, Government of Pakistan. Fish Habour. Wesh
Wharf Karachi 74900. Pakistan.

Muttaqin, M.Z. dan N. Abdulgani. 2013. Prevalensi dan Derajat Infeksi Anisakis
sp. pada Saluran Pencernaan Ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) di
Tempat Pelelangan Ikan Brondong Lamongan. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Sains Seni Pomits. 2 (1) : 2337-3520.

Myers, B.J. 1976. Research then and now on the Anisakidae nematodes. Trans.
Am. Microsoc. Soc.

Nabib, R dan F.H. Pasaribu. 1989. Patalogi dan Penyakit Ikan. Lembaga
Sumberdaya Informasi : Bogor.

Nakamura, I. and N.V. Parin. 1993. FAO Species Catalogue. Vol. 15. Snake
mackerels and cutlassfishes of the world (families Gempylidae and
Trichiuridae). An annotated and illustrated catalogue of the snake
mackerels, snoeks, escolars, gemfishes, sackfishes, domine, oilfish,
cutlassfishes, scabbardfishes, hairtails, and frostfishes known to date. FAO
Fish. Synop. 125(15):136 p.
http://www.fishbase.org/summary/speciessummary.php?id=1288 [08 Mei
2014].

Noble, E.R. and G.A. Noble. 1989. Parasitologi Biologi Parasit Hewan.
Terjemahan drh. Widiarto. Gajah Mada Press. Ed 5. 1102 h.

Noga, E.J. 1996. Fish Disease (Diagnosis and Treatment). North Carolina :
Mosby Year Book Inc.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Nuchjungreed, C., Z. Hamzah, P. Suntornthiticharoen and P.S. Muntawarasilp.


2006. Anisakid in Marine Fish from the Coast ofChon Buri Province,
Thailand.

Paperna, I. 1996. Parasites, infections and disease of fishes in Africa. CIFA


Technical Paper 31: 220.

Pardede, H. 2000. Inventarisasi Parasit pada Ikan Laut dari Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Blanakan, Subang, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Parin, N. V. 1986. Trichiuridae. Fishes of the North-eastern Atlantic and the


Mediterranean Vol. II : 976-980. UNESCO. United Kingdom.

Parker, J.N. and P.M. Parker. 2002. The Official Patient’s Sourcebook of
Anisakiasis. ICON Health Publication, San Diego, USA. PP 120.

Rigby, M.C, M.L. Adamson, and T.L. Deadorf. 1998. Camallanus carangis.
Olsen, 1954 (Nematoda Camallanidae) Reported From French Polynesia
and Hawai with a Redescription of The Spesies 84 (1):158-162.

Rokhmani. 2012. Penyakit ikan zoonosis Anisakiasis permasalahan dan


penanggulangan.bio unsoed.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bandung:
Binacipta.

Samad, A.G. 1999. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Luat Ekonomi Penting di


Indonesia. Oseana. 24 (1) : 17-38.

Sarjito dan Desrina. 2005. Analisa Infeksi Cacing Endoparasit pada Ikan Kakap
Putih (Lates calcarifer Bloch) dari Perairan Pantai Demak. Laporan
Kegiatan Hasil Penelitian Dosen Muda. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. 18 hal.

Semarariana, I.W.Y, I.N.A. Suratma and I.B.M. Oka. 2012. Infeksi Larva Cacing
Anisakis spp. pada Ikan Layur (Trichiurus lepturus). Ind Med Vet. 1 (2) :
293-304.

Setyobudi., Hyeok Jeon., Ho Lee., Baik Seong and Ho Kim. 2010. Occurrence
and Identification of Anisakis spp. (Nematoda: Anisakidae) Isolated from
Chum Salmon (Oncorhynchus keta) in Korea.

Shih, H.H., W. Liu, and Z.Q. Zhao. 2004 Digenean fauna in marine fishes from
Taiwan water with the description of a new species, Lecithochirium
tetraorchis. Zool Studies. 43(4): 671-676.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Sindermann, C.H. 1990. Principles Diseases of Marine Fish and Shellfish. 2nd ed.
San Diego: Academic Press Inc.
Sitanggang, M. 2002. Mengatasi Penyakit dan Hama Pada Ikan Hias. Bintaro Jaya
Sektor IX Tanggerang: PT Agro Media Pustaka.

Songadji, E.M. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis


dalam Penelitian. ANDI. Yogyakarta. hal. 1–100.

Stasiun Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam. 2010. Laporan Pemantauan
HPI dan HPIK. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam.
Batam. 57 hal.

Suadi, S. Helmiati dan R. Widaningroem. 2007. Parasit Anisakis sp. pada Populasi
Layur (Trichiurus sp.) yang di daratkan di Pelabuhan Ikan Cilacap. Suadi.
Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Subekti, S. dan G. Mahasri. 2010. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan
(Trematodiasis dan Cestodiasis). Global Persada Press. Surabaya. 91 hal.

Untergasser, D. 1989. Handbook and Diseases. T.F.H Publication Inc. Translated


by Howard H. Hirschorn. Neptune City. United States. 159 h.

Williams, E.H., and L.B. Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes
if Puerto Rico an The western Atlantic. Departement of Marine Sciences
and Departement of Biology University of Puerto Rico : Puerto Ric. 320p.

Yamaguti, S. 1958. Systema Helminthes. Volume ke-1. The digenetic trematodes


of fishes. New York : Interscience Publishers, Inc.

Yamaguti, S. 2007. Parasitic Worm Mainly from Celebes. Acta Medica Okayama.

Yuliartati, E. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit pada Ikan Patin (Pangasius


djambal) pada Beberapa Pembudidaya Ikan di Kota Makassar. Skripsi.
Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. 65 hal.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN

Lampiran1. Data Sampel Ikan Layur yang Diteliti

Tabel 1. Pengambilan sampel pertama

Sampel Panjang Cacing Jumlah Cacing


Tubuh (cm)
1 75 Anisakis simplex 29
2 55 Anisakis simplex 9
3 57 Anisakis simplex 8
4 65 Anisakis simplex 12
5 60 Anisakis simplex 16
6 79 Anisakis simple 15
7 60 Anisakis simplex 4
8 61 Anisakis simplex 11
9 64 Anisakis simplex 12
10 65 Anisakis simplex 5
11 86,5 Anisakis simplex 20
12 60 Anisakis simplex 4
13 63 Anisakis simplex 4
14 75 - -
15 60 Anisakis simplex 6
16 60 Anisakis simplex 6
17 87 Anisakis simplex 38
18 76 Anisakis simplex 8
19 51 Anisakis simplex 9
20 72,5 Anisakis simplex 36
21 53 Anisakis simplex 13
22 62 Anisakis simplex 9
23 62 Anisakis simplex 3
24 62 Anisakis simplex 8
25 60 Anisakis simplex 3

= 96 %

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 2. Pengambilan sampel kedua

Sampel Panjang Cacing Jumlah Cacing


Tubuh(cm)
1 46 - -
2 43 Anisakis simplex 1
3 61 Anisakis simplex 2
4 49 Anisakis simplex 1
5 46 Anisakis simplex 4
6 51 - -
7 49 Anisakis simplex 1
8 43 Anisakis simplex 1
9 44 - -
10 63 Anisakis simplex 7
11 49 - -
12 41 - -
13 49 - -
14 53 Anisakis simplex 3
15 51 - -
16 46 - -
17 49 Anisakis simplex 6
18 44 Anisakis simplex 5
19 50 - -
20 50 Anisakis simplex 5
21 52 Anisakis simplex 3
22 47 - -
23 43 Anisakis simplex 2
24 42 - -
25 46 Anisakis simplex 3

= 56 %

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 3. Pengambilan sampel ketiga

Sampel Panjang Cacing Jumlah Cacing


Tubuh (cm)
1 55 - -
2 50 Camallanusspinosus 1
3 53 Camallanusspinosus 1
4 50 - -
5 55 - -
6 58 Camallanusspinosus 1
7 59 - -
8 53 - -
9 56 Camallanusspinosus 1
10 54,5 - -
11 53 Camallanusspinosus 1
12 54 - -
13 58 - -
14 56 - -
15 55 - -
16 53 - -
17 55 - -
18 56 - -
19 51 - -
20 53 - -
21 56 Camallanusspinosus 1
22 50 Camallanusspinosus 1
23 50 - -
24 50 - -
25 55 - -

= 28 %

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 2. Data Letak Cacing yang Menginfeksi Ikan Layur

Pengambilan 1. Ditemukan larva stadium tiga Anisakis simplex

No. Ukuran (cm) Letak Parasit yang Jumlah Parasit


Menginfeksi yang Menginfeksi
(ekor)
1. 75 Peritoneum dan usus 29
2. 55 Peritoneum dan otot 9
3. 57 Usus 8
4. 65 Usus dan Peritoneum 12
5. 60 Usus dan Peritoneum 16
6. 79 Usus 15
7. 60 Usus 4
8. 61 Permukaan dinding 11
lambung dan Peritoneum
9. 64 Usus dan Peritoneum 12
10. 65 Usus dan permukaan 5
dinding lambung
11. 86,5 Permukaan lambung dan 20
Peritoneum
12. 60 Permukaan lambung 4
13. 63 Permukaan lambung 4
14. 75 - -
15. 60 Peritoneum 6
16. 60 Usus dan Peritoneum 6
17. 87 Permukaan lambung dan 38
Peritoneum
18. 76 Otot dan Peritoneum 8
19. 51 Usus, permukaan lambung 9
dan Peritoneum
20. 72,5 Usus, permukaan lambung 36
dan Peritoneum
21. 53 Usus, dan Peritoneum 13
22. 62 Usus, dan Peritoneum 9
23. 62 Permukaan lambung dan 3
Peritoneum
24. 62 Otot dan Peritoneum 8
25. 60 Peritoneum 3

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Pengambilan 2. Ditemukan larva stadium tiga Anisakis simplex

No. Ukuran (cm) Letak Parasit yang Jumlah Parasit


Menginfeksi yang Menginfeksi
(ekor)
1. 46 - -
2. 43 Peritoneum 1
3. 61 Peritoneum 2
4. 49 Peritoneum dan otot 1
5. 46 Permukaan lambung 4
6. 51 - -
7. 49 Peritoneum 1
8. 43 Peritoneum 1
9. 45 - -
10. 63 Permukaan lambung 7
11. 49 - -
12. 41 - -
13. 49 - -
14. 53 Lambung 3
15. 51 - -
16. 46 - -
17. 49 Peritoneum dan dinding 6
luar organ viseral
18. 44 Peritoneum 5
19. 50 - -
20. 50 Permukaan lambung dan 5
Peritoneum
21. 52 Permukaan lambung dan 3
usus
22. 47 - -
23. 43 Peritoneum 2
24. 42 - -
25. 46 Permukaan lambung 3

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Pengambilan 3. Ditemukan cacing dewasa Camallanus spinosus

No. Ukuran (cm) Letak Parasit yang Jumlah Parasit


Menginfeksi yang Menginfeksi
(ekor)
1. 55 - -
2. 50 Usus 1
3. 53 Usus 1
4. 50 - -
5. 55 - -
6. 58 Usus (mukosa) 1
7. 59 - -
8. 53 - -
9. 56 Usus 1
10. 54,5 - -
11. 53 Usus 1
12. 54 - -
13. 58 - -
14. 56 - -
15. 55 - -
16. 53 - -
17. 55 - -
18. 56 - -
19. 51 - -
20. 53 - -
21. 56 Usus (mukosa) 2
22. 50 Usus 1
23. 50 - -
24. 50 - -
25. 55 - -

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 3. Pelaksanaan penelitian cacing endoparasit pada ikan layur

a b

c
Gambar 3. Proses persiapan alat dan bahan penelitian
Keterangan : a. Persiapan alat dan bahan penelitian
b. Persiapan sampel pembedahan ikan layur
c. Pengukuran panjang tubuh sampel ikan layur

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

a b

c
Gambar 4. Proses pembedahan dan penemuan cacing pada ikan layur
Keterangan : a. Penemuan cacing Anisakis simplex di peritoneum ikan layur
b. Penemuan cacing Anisakis simplex di peritoneum ikan layur
c. Penemuan cacing Anisakis simplex di permukaan lambung ikan
layur

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 4. Kunci Identifikasi Anisakis simplex menurut Grabda (1991)

Family ANISAKIDAE Skryabin and Karokhin, 1945

Cuticle without spines or supplementary ridgelike or fringelike


structures.Esophagus with ventricle.Either esophageal or intestinal caeca present
or both.Blind processes occasionally absent or several in number.Parasites of
freshwater and migratory fish, respresented in the U.S.S.R. by four genera.

Key to Genera of Family Anisakidae

1 (6).Intestinal canal with one or two blind caeca.


2 (5).Intestinal canal with one blind caecum.
3 (4). Anterior intestinal caecum present………………. Porrocaecum.
4 (3). Posterior esophageal caecum present …………… Raphidascaris
5 (2). Two caeca present, inteslinal pointing anteriorly and esophageal pointing
posteriorly ………………………………… Contracaecum.
6 (1). Intestinal canal withoutcaeca …………………………. Anisakis

Genus AnisakisDujardin, 1845

Esophagus consists of interior muscular portion and posterior glandular portion


(ventricle). No intestinal or ventrical caeca. Three Labia present. Intermediate
labia absent. Fish parasitized only be larval forms ,accuring in body cavity, on
mesentery, in liver, and and kidneys, chiefly of cyprinids. And on intestinal walls
and intestine itself of predatoryfish of numerous bodies of water of the U.S.S.R.
larvae generally coil into spiral enclosed in capsule. Numerous species
undoubtedly occur in nature, but diagnosis of specific larva affiliations is only
possible in experimental studies. Of forms metioned in the literature only two
with fairly detailed will be presented here. These may also be catch-all forms.
1. A. simplex ( Rud. , 1809) , (Figure 1179)
(Synonym: A. selarisYamaguti, 1935)
Larvae up to 30mm in length.Length of the anterior muscular part of
esophagus of worms from Siberian salmon and pink salmon 1.9-
2.66mm.length of stomach 1.045-1.254mm. Worms from Amur catfish
with esophagus 1.8-2.3 and stomach 1.05-1.14mm long.Posterior end of
the body raunded. But the lapers to turn into short spin (0.012-0.015mm
long). Cuticle on anterior part of body striated.
In body cavity and stomach of great Siberien sturgeon, pink salmon and
Amur catfish; Amur River basin.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 5. Kunci Identifikasi Camallanus menurut Kabata (1985)

Key to species of Camallanus

1 Valves of buccal capsule with 10 or fewer bars ..........................................


Valves of buccal capsule with more than 10 bars .......................................
2 Cuticle unarmed .........................................................................................
Cuticle with four longitudinal rows of spines, two on each side (Figure 35E) C.
spinosus
3 Bars of buccal valves moniform (Figur 34A) ............................................
Bars of buccal capsule valves unarmed (Figure 34E) …. C. longitridentatus
4 Tridents well developed (Figure 34B) .......................................... C. anabantis
Tridents absent ........................................................................ C. pearsei
5 Female tail ending in two small spines; male with only right spicule C.
trichogastence
Posterior extremities not as above ..............................................................
6 Female with tridents feduced to small rods: male with spicules of equal size C.
yebi
Female with tridents not reduced to small rods; male with spicules unequal
(one about three times longer than other)……………………… C. ophicephali

Camallanus spinosus (Furtado, 1965)

Cuticle finely striated, with spines arranged at irregular intervals in four rows,
two on each side (Figure 35D-F). Buccal valves each with nine longitudinal bars,
each bar arraned with about seven teeth; bars longest in centre of valves, gradually
diminishing towards dorsal and ventral margin. Pharynx strongly sclerotized.
Tridents present, about 0-03 mm long.
Female: length 7 – 12 mm; width 0,23 mm; buccal capsule length 0,05
mm; width 0,06 mm; muscular esophagus 0,23 mm long, glandular 0,89 mm long;
nerve ring 0,24 mm from anterior end; tail short, conical, with three terminal
processes; anus 0,10-0,13 mm from tail tip; vulva with prorruding lips in front of
midbody, dividing it at ratio of 1 : 1 – 4.
Male : unknown
This species was originally destribution as Zeynanica and is here in the
genus Camallanusin accord with Chabaud (1975). In infect the intestine of Betta
pucts in Sembawang, Singapore.

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi STUDI IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT DHANIK RAHMAWATI


PADA IKAN LAYUR (Trichiurus savala) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Anda mungkin juga menyukai