Anda di halaman 1dari 3

Glukoneogenesis

1.1 Pengertian glukoneogenesis

Glukoneogenesis berasal dari kata Yunani yaitu glykys (manis/gula), neo


(baru), dan genesis (asal atau pembentukan). Awalan “gluko” dan “gliko” berakar
pada kata Yunani yaitu glykys (Stryer, 2000). Jadi glukoneogenesis bisa diartikan
sebagai pembentukan gula baru.

Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan


karbohidrat. misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis
dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali
melalui serangkaian reaksi (Poedjiadi, 2009). Peranan fisiologis dari jalur ini adalah
untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada saat masukan glukosa darah
rendah, misalnya pada saat puasa, atau apabila tubuh dalam keadaan stress. Agar
glukosa darah tidak kurang dari batas minimal, kadar glukosa darah harus
dipertahankan di atas batas minimal mengingat ada jaringan tubuh yaitu otak, sel
darah merah, dan sel limfoit serta makrofag yang untuk fungsi fisiologisnya mutlak
membutuhkan glukosa.

1.2 Proses dan tahapan glukoneogenesis


Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glukoneogenesis
juga berlangsung di korteks ginjal, tetapi jumlah total glukosa yang terbentuk di situ
hanya sedikit sepersepuluh dari yang terbentuk di hati, karena massa ginjal yang
lebih kecil. Sangat sedikit glukoneogenesis terjadi di otak, otot kerangka atau otot
jantung. Bahkan, glukoneogenesis di hati dan ginjal membantu memelihara kadar
glukosa darah, agar otak dan otot dapat mengekstraksi cukup glukosa dari darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Stryer, 2000).
Jalur glukoneogenesis yaitu mengubah piruvat menjadi glukosa. Akan tetapi,
glukoneogenesis bukan kebalikan dari glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam
glikolisis yang tidak reversibel, yaitu yang dikatalis oleh heksokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya.

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain yakni (Poedjiaji,2009):
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam
oksalo asetat.
a) Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O Asam oksaloasetat + ADP +
Fosfat + 2H+

Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan


harus dikeluarkan menuju sitoplasma. Namun molekul tersebut tidak
dapat melalui membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat.
Jadi oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat keluar
menuju sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi
oksaloasetat.

b) Oksalo asetat + guanosin trifosfat Fosfoenol piruvat + guanosin-


difosfat + CO2

Reaksi a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi b)


menggunakan fosfoenol piruvat karboksilase. Jumlah reaksi a) dan b) adalah:

Asam piruvat + ATP + GTP + H2O Fosfoenol piruvat + ADP + GDP


+ fosfat +2 H+

2. Frukotosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis


oleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase

Fruktosa-1,6-difosfat + H2O Fruktosa-6-fosfat-+ fosfat

3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfate

Glukosa-6-fosfat + H2O Glukosa + fosfat


Secara garis besar proses glukoneogenesis dapat dilihat pada gambar :

Gambar 1 : Skema Proses glukoneogenesis

Dari skema tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesis dengan


siklus asam sitrat, yaitu siklus reaksi kimia yang mengubah asam piruvat menjadi
CO2 + H2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP dengan proses
oksidasi aerob.

Daftar Pustaka :

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Stryer, Lubert. 2000. Biokimia Volume 2 Edisi 4 (diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai