Laporan KP Penerapan Seven Tools PDF
Laporan KP Penerapan Seven Tools PDF
BAB I
PENDAHULUAN
dari bahan mentah menjadi suatu produk yang memiliki nilai lebih oleh karena itu
keuntungan.
Dari setiap kegiatan produksi pasti ada kemungkinan terjadi product cacat,
hal inilah yang perlu dikurangi dan dihindari dari setiap kegiatan produksi dalam
suatu perusahaan, untuk mengurangi hal tersebut dalam kegiatan produksi ada
beberapa hal yang perlu diperhatiakan, contohnya dari sisi kualitas produk.
penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Tujuan dari pengendalian kualitas
adalah untuk mengendalikan kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan
konsumen.
Dalam laporan ini penulis akan membahas sistematika kerja dalam kegiatan
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
kualitas produk, penulis hanya akan membahas satu produk yaitu disk brake
karena dalam proses pengerjaan disk brake ini banyak produk yang cacat.
Dari permasalahan ini maka dapat perumusan masalah yang ada dalam
metode seven tools pada pengerjaan disk brake yang dilakukan PT Yusamasu
yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dikaji untuk
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
memperoleh data yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan yang dilakukan di lapangan. Data yang dibutuhkan
praktek dimulai dari tanggal 6 Januari 2014 sampai dengan 6 februari 2014 yang
berlangsung dari hari Senin hingga Jumat dengan jam kerja pukul 08.00-17.00
WIB
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Saat ini PT Yusamasu Tech Indonesia adalah salah satu pemasok peralatan
presisi untuk perusahaan-perusahan besar baik bidang elektronik maupun industri
otomotif salah satu contohnya pembuatan mata pahat (CUTTING TOOL) untuk
kegiatan produksi PT Honda Presesion part dan pembuatan JIG , seiring
berjalannya waktu PT Yusamasu Tech Indonesia terus menyesuaikan diri dengan
keadaan persaingan dalam dunia perindustrian, walaupun PT Yusamasu Tech
Indonesia masih tergolong perusahaan baru tapi perusahaan ini mampu terus
tumbuh dan berkembang hingga saat ini.
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
yang paling ekonomis untuk dapat membuat sebuah produk yang akan
bermanfaat dan memuaskan tuntutan dari konsumen secara maksimal.
Pengendalian dapat diartikan sebagai berikut:
1. suatu aktivitas manajemen dalam wewenang usaha – usaha atau
sarana dalam rangka manajemen hasil yang memuaskan.
2. Pengendalian adalah kegiatan mengukur penyimpangan dari prestasi
yang direncanakan dan menggerakan tindakan korektif.
3. Pengendalian berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu,
menerapkan tindakan – tindakan korektif sehingga hasil kerjaan
sesuai dengan rencana – rencana. (George R. Terry,1986,395)
4. Pengendalian atau control adalah tindakan yang perlu dilakukan
untuk menjamin tercapainya tujuan dengan jalan mengadakan
pemeriksaan yang dimulai dari bahan mentah hingga menjadi barang
jadi, sehingga sesuai dengan yang diinginkan. (R.H.A Rahman
Prawiraamidjaja,1976).
Pada dasarnya ada beberapa unsur dasar didalam melakukan pengendalian,
yaitu:
1. Menetapkan standar
Menentukan standar kualitas biaya, standar kualitas prestasi kerja,
standar kualitas keamanan dan standar kualitas keterandalan yang
diperlukan untuk produk tersebut.
2. Menilai kesesuaian
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat, atau jasa yang
di tawarkan terhadap standar – standar ini. Bertindak bila perlu
3. Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktor – faktor yang
mencakup pemasaran, perancangan, rekayasa, produksi dan
pemeliharaan yang mempengaruhi kepuasan pemakai.
4. Merencanakan perbaikan
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dalam mendefinisikan kualitas sebuah produk, ada lima pakar utama dalam
manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang saling berbeda
pendapat, tetapi maksudnya sama. Dibawah ini dapat dikemukakan pengertian
kualitas dari lima pakar TQM.
1. Menurut Juran (Quality Planning and Analysis. 3rd Edition, 1993), kualitas
produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Kecocokan penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk
jadi.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
namun dari ke lima definisi kualitas di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu
dalam bentuk sebagai berikut :
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dari dasar – dasar diatas, Goetsch dan Davis mendefinisikan bahwa kualitas
merupakan satu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Diagram ini menggambarkan bagaimana masukan atau input yang diubah melalui
proses produksi menjadi produk atau output itu kemudian diambil sampeluntuk
pengukuran mutunya dengan cara membandingkan dengan standar mutu yang di
terapkan untuk mengetahui dan memperbaiki penyimpangan – penyimpangan
yang terjadi. Apabila penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batas
kontrol atau batas toleransi maka produk yang dihasilkan akan meninggalkan
proses dan dapat dopasarkan. Namun jika di temukan penyimpangan yang
melebihi batas kontrol tersebut (batas kontrol terganggu), maka produk akan
kembali ke proses semula untuk diproses ulang atau menjadi produk akhir. Ini
berarti perlu dilakukan pengaturan atau pengendalian yang lebih terhadap proses
produksi yang sedang terjadi.
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pembagian sub fungsi dari fungsi pengendalian kualitas menurut Dr. Joseph Juran
dapar di buat sebagai berikut:
Hasil ketiga subfungsi tersebut merupakan informasi yang dapat di jadikan bahan
analisa untuk merencanakan tindakan – tindakan korektif sehingga dapat
dikembangkan lagi.
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2. Memantau kegiatan produksi agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
3. Mengusahakan agar segala penyimpangan yang terjadi di dalam suatu proses
produksi dapat diketahui serta ditemukan sebab-sebabnya secepat mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan atau perbaikan.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi seminimal mungkin.
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Check Sheet mempunyai kegunaan yang cukup banyak di dalam pengumpulan data,
sehingga data yang dikumpulkan akan sangat mudah digunakan dan diolah lebih
lanjut. Oleh karena itu, Check Sheet sering digunakan di dalam pengendalian
kualitas. Ada beberapa jenis Check Sheet yang biasa digunakan, yaitu:
a. Check Sheet untuk distribusi proses produksi
Data-data yang dikumpulkan adalah ukuran, berat dan diameter yang dihasilkan
dari suatu proses. Namun hal ini dilakukan terhadap populasi hasil proses,
sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Untuk itu sering dilakukan
random dalam pengambilan sampelnya.
b. Check Sheet untuk Defective Item
Check Sheet ini digunakan untuk mencatat data tentang jumlah defect (cacat),
prosentase defect. Dan bila diperlukan, dapat digunakan untuk setiap macam
Cause Defective.
c. Check Sheet untuk Defective Location
Check Sheet ini digunakan untuk mencatat lokasi defect yang terjadi, pencatatan
lokasi defect ini biasanya dilakukan dengan membuat gambar dari produk yang
dibuat dan tanda-tanda tertentu diberikan pada lokasi defect.
d. Check Sheet untuk Defective Cause
Check Sheet ini digunakan untuk meneliti faktor-faktor penyebab defect untuk
masalah-masalah yang lebih komplek, lebih baik digunakan analisa yang lebih
mendalam tentang sebab-sebab dan akibat-akibat dengan menggunakan Scatter
Diagram.
Check Sheet (Lembar periksa) mempunyai banyak tujuan, tetapi yang terutama
adalah mempermudah proses pengumpulan data dan dalam bentuk yang dapat
dengan mudah digunakan dan dianalisis secara otomatis.
Fungsi lembar periksa adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan distribusi proses produksi.
2. Pemeriksaan item cacat.
3. Pemeriksaan lokasi cacat.
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Histogram
Histogram merupakan diagram batang yang berfungsi untuk
menggambarkan bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa
karakteristik mutu.Histogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih
dahulu Tabel Frekuensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan Statistis, baru
kemudian mem-plot data ke dalam Histogram. Hasil plot data akan memudahkan
dalam menganalisis kecenderungan sekelompok data.
Kendala lain, yang kemudian timbul, adalah tentang alat bantu yang dapat
dipergunakan secara tepat untuk menganalisis masalah dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu, diciptakan alat-alat bantu yang dapat dipergunakan secara mudah namun
tepat untuk membantu pelaksanaan dalam melakukan langkah pemecahan masalah.
Berikut ini contoh diagram histogram:
H IS T O G R A M
18
16
Jumlah Mahasiswa
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
T in g g i B a d a n
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Diagram Pareto
Suatu diagram atau grafik yang menjelaskan hirarkhi dari masalah-masalah yang
timbul sehingga berfungsi untuk menentukan prioritas penyelesaian masalah.Urutan-
urutan prioritas perbaikan untuk mengatasi permasalahan dapat dilakukan dengan
memulai pada masalah dominan yang diperlukan dan yang diperoleh dari diagram
pareto ini. Setelah diadakannya perbaikan dapat dibuat diagram pareto baru untuk
membandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Jadi kegunaan diagram pareto itu antara lain :
Terdapat banyak aspek dalam produksi yang harus diperbaiki, yaitu : cacat,
alokasi waktu, penghematan biaya dan seterusnya. Dalam fakta, setiap
permasalahan terdiri dari banyak masalah kecil–kecil sehingga menjadi sulit
hanya untuk mengetahui bagaimana melangkah ke pemecahannya.
Sebuah diagram pareto menunjukkan masalah apa yang pertama harus kita
pecahkan untuk menghilangkan kerusakan dan memperbaiki operasi. Item cacat
yang paling sering muncul ditangani terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
item cacat tertinggi kedua dan seterusnya. Walaupun diagram ini sangat
sederhana, grafik balok ini sangat berguna dalam pengendalian mutu pabrik, kita
dapat lebih mudah melihat kerusakan mana yang paling penting dengan grafik
balok dari pada dengan menggunakan sebuah tabel bilangan saja.
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Contoh: Suatu diagram pareto pada pemeriksaan pintu mobil Civic Wonder Coklat.
Jenis Cacat yang terjadi adalah :
1. Engsel longgar
2. Putaran kaca macet
3. diagonal pintu tidak sama
4. Dudukan kaca tidak pas
Maka dibuat tabel, sebagai berikut :
2 Pintu melintir 12
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
4 Panel gelombang 3
1 5
Frekuensi
1 0
0
1 2 3 4
J e n is C a c a t
4. Stratifikasi Masalah
Merupakan suatu usaha untuk mengelompokkan usaha (data kerusakan,
fenomena, sebab akibat) kedalam kelompok yang mempunyai karakteristik yang
sama. Dasar pengelompokkan stratifikasi sangat bergantung pada tujuan
pengelompokkan sehingga dasar pengelompokkan dapat berbeda-beda tergantung
pada permasalahan :
a. Sumber daya.
b. Hasil.
Didalam pengendalian kualitas, stratifikasi terutama ditujukan untuk :
Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
Membantu pembuatan diagram tebar .
Mempermudah pengambilan kesimpulan didalam penggunaan peta kontrol
Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.
Diagram Tebar
Suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua faktor dengan
memplot data dari kedua faktor tersebut dari suatu grafik. Dengan diagram ini kita
dapat menentukan korelasi antara suatu sebab dengan akibatnya. Perhitungan
korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan regresi atau dengan menggunakan
metode nilai tengah.
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Ada beberapa jenis korelasi yang dapat terlihat dari diagram tebar ini, yaitu :
y
3. Tidak nampak adanya suatu korelasi.
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Keterangan :
D ia g r a m T e b a r
40
Mahasiswa
30
Jumlah
20
10
0
0 10 20 30 40 50
T in g g i B a d a n
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Peta kendali juga dapat dibagi kedalam dua tipe sesuai penggunaannya. Seperti
dijelaskan diatas, peta kendali yang kita gunkan memberikan banyak informasi
daripada data yang digambarkan dalam urutan kronologi : mereka menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor (seperti bahan, orang , metoda, dan seterusnya)
berubah selama satu periode waktu. Bila dua atau lebih faktor berbeda mengeluarkan
sebuah pengaruh, kita harus menstratifikasikan data dan menggambarkan peta
terpisahm sehingga setiap pengaruh dapat dipelajari. Sebagai contoh, bila dua
macam bahan digunakan perbedaan karakteristiknya dapat dilihat dengan jelas
dengan mempunyai peta.
dikonsumsikan
(kwh)
Diskrit
Contoh : Jumlah cacat
Cacat Pecahan
Pn
Tingkat produk kelas dua
P
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Peta pengendali proporsi digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa
proporsi produk cacat dalam setiap sempel yang diambil. Bila sampel yang
diambil untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama maka kita dapat
menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart) maupun banyaknya
kesalahan (np-chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiapkali
melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaan tersebut
akan melakukan 100% inspeksi maka kita harus menggunakan peta pengendali
proporsi kesalahan (p-chart).
Bila sampel yang diambil untuk setiap kali observasi jumlahnya selalu sama atau
konstan, maka
langkah-langkah pembuatan peta kendali - p adalah sebagai berikut:
Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit yang cacat, yaitu :
Dimana
p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel
x = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel
n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Hitung batas kendali CL, UCL dan LCL dari peta kendali p :
Dimana :
P e t a K e n d a li
12
BPA
10
8
Waktu
6 BT
4
BPB
2
0
1
11
13
D im e n s i
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
disebut dengan diagram tulang ikan karena menyerupai bentuk susunan tulang ikan.
Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan
sedangkan cabang-cabang tulang ikannya menggambarkan penyebabnya. Pada
umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah kualitas.
Sedangkan unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-faktor manusia,
material, mesin, metode, dan lingkungan.
Bila terdapat sedikit perbedaan dalam bahan mentah, peralatan dan metoda kerja,
dispersi produk dalam histogram akan bertambah besar. Faktor penyebab sebaran
adalah bahan mentah, peralatan, metode kerja dan sebagainya, perbedaan ini
menghasilkan dispersi mutu produk.
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mutu yang ingin kita perbaiki dan kendalikan disebut “karakteristik mutu”. Yang
dapat menyebabkan penyebaran disebut faktor. Untuk mengilustrasikan pada sebuah
diagram hubungan antara sebab dan akibat kita ingin mengetahui sebab dan akibat
dalam bentuk yang nyata. Oleh karenanya, akibat = karakteristik mutu, dan sebab =
faktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Langkah 2. Tulislah karakteristik mutu pada sisi kanan. Gambarlah panah besar
dari sisi kiri ke sisi kanan.
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Penyebab harus dicari secara aktif dan hasilnya ditulis dalam bentuk diagram.
Bila ditemukan faktor yang sebenarnya, ulangi langkah yang telah diambil
untuk menemukan faktor penyebab, hal ini menunjukan bahwa penyebab pada
diagram bukan merupakan penyebab dispersi yang sebenarnya, maka susunlah
kembali diagram sesuai tahapan sebenarnya yang anda tempuh. Bila faktor
yang belum ditulis dalam diagram, maka pastikan menulis ke dalamnya.
4. Data dikumpulkan dengan diagram sebab akibat.
Ketika perubahan terjadi dalam mutu, maka perlu untuk menentukan
persentase kerusakan, kisaran dispersi dan seterusnya. Dalam kasus perubahan
mutu, carilah penyebab keseluruhannya dan jika penyebab yang benar telah
ditemukan, maka segera periksa dan catat dalam diagram sebab akibat.
Dengan cara ini kita dapat mendeteksi penyebab yang benar dan dapat
mengarahkan kita untuk mengambil tindakan yang tepat.
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
SISTEMATIKA PENGECEKAN KUALITAS
Gambar: chuck
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Pengecekan chamfer
Pada proses ini dilakukan pengecekan bentuk chamfer yang dihasilkan.
Jika bentuk chamfer miring atau tidak sejajar maka produk tersebut
dikatakan rusak.
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
33
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
34
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
35
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
36
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
37
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dari analisa diatas pada pengerjaan disbrake pada Mesin CNC Turning di
dapatkan bahwa data berfluktuasi di dalam batas-batas, itu adalah hasil dari
penyebab umum dalam proses (kekurangan yang melekat dalam proses) dan
hanya dapat terpengaruh jika sistem diperbaiki atau diubah. Yang artinya
pengendalian kualitas produk disbrake pada mesin turning masih berada dalam
batas pengendalian. Sedangkan dari analisa peta control pada pengerjaan disbrake
pada mesin CNC Milling menunjukkan bahwa data jatuh di luar batas, itu adalah
hasil dari penyebab khusus (dalam organisasi pelayanan manusia, penyebab
khusus dapat mencakup instruksi yang buruk, kurangnya pelatihan, proses tidak
efektif, atau sistem pendukung yang tidak memadai). Penyebab khusus harus
dihilangkan sebelum peta kendali dapat digunakan sebagai alat monitoring. Dan
ditemukan ada lebih data yang berada di luar batas kendali, dari hal ini maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas pada pengerjaan disbrake di
mesin milling sudah tidak terkendali.
38
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sebelum dilakukan pengerjaan di Mesin CNC Milling disk brake akan
diproses dahulu di Mesin CNC Bubut untuk pembuatan chamfer pada disk
brake
2. Ada tiga tahap yang dilakukan pada proses pengecakan kualitas pada
pengerjaan disbrake di Mesin CNC Turning yaitu pengecekan pisau, chuck
dan chamfer dan ada empat tahap pengecekan kualitas pada pengerjaan
disbrake di Mesin CNC Milling yaitu pengecekan pisau, chuck, jig khusus
dan pengecekan diameter lobang pada disbrake.
3. Proses di Mesin CNC Turning adalah untuk membuat chamfer pada disbrake
dan pada proses di Mesin CNC Milling adalah utuk membuat lobang pada
disbrake
4. Pada pengerjaan disbrake di Mesin CNC Turning, dari analisa yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode peta control bahwa pengendalian
kualitas masih berada pada batas pengendalian sedangkan pada pengerjaan
disbrake di Mesin CNC Milling, dari analisa yang telah dilakukan bahwa
pengendalian kualitas sudah tidak terkendali.
5.2. Saran
1. Untuk proses pengerjaan disbrake di Mesin CNC Milling sebaiknya
dilakukan evaluasi agar pengendalian kualitas bisa terkendali.
2. Masih banyak lagi metode dari new seven tools yang bisa di terapkan pada
proses pengendalian kualitas. Hal ini juga tergantug kebutuhan perusahaan.
39