Tentang
PERTUMBUHAN ANAK PENDERITA KANKER
DARAH/LEUKIMIA
Disusun Oleh :
Nama : Whitney Michelle Rettob
Jurusan : Keperawatan
Prodi : D4/1
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
anugerahnya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak Penderita Kanker Darah. Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas
akhir semester saya dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Tujuan yang lebih khusus yaitu untuk
Saya juga berterima kasih kepada Dosen saya, Ibu Mariam Pandean, yang telah
memberikan tugas ini sehingga saya dapat mengembangkan kemampuan menulis serta
Saya harap, karya tulis ilmiah saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sebagai
manusia biasa, saya sadar bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan serta jauh
dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………12
3.2 Saran…………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pengertian kesehatan
adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan social kesejateraan dan bukan
lingkungan dan kesehatan manusia. Disini penulis memilih kesehatan manusia karena
saat ini penulis sedang mengikuti pendidikan untuk menjadi seorang perawat yang tidak
lain tugasnya adalah merawat manusia sebagai klien/pasien. Namun pada kenyataannya,
tentang penyakit, penyakit terbagi atas penyakit yang menular seperti TBC, herpes,
HIV/AIDS, kusta, dan penyakit yang tidak menular seperti hipertensi dan kanker. Disini
penulis memilih penyakit yg tidak menular. Penyakit yang tidak menular pun te rbagi 2
yaitu, penyakit kronis dan tidak kronis. Disini penulis mengambil penyakit tidak
Kanker adalah mutasi gen2 sel yang berakibat tumbuhnya sel2 abnormal secara tidak
Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Kasus
kanker di dunia meningkat setiap tahun. Menurut WHO, pada tahun 2010 kanker menjadi
penyebab kematian nomor satu di dunia mengalahkan serangan jantung. Saat ini penderita
kanker di dunia sekitar 22 juta orang dan diprediksikan, pada 2030 akan ada 75 juta orang
Leukemia yang mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai
“darah putih”, adalah penyakit neoplastik yang diandai oleh proliferasi abnormal dari
Leukemia merupakan kanker sel darah yang memburuk. Pasien yang menderita
penyakit ini akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dalam jumlah besar,
sehingga mencegah sel darah untuk melakukan tugas mereka. Kondisi ini dapat
menimpa anak-anak dan orang dewasa. Meskipun diagnosa lebih banyak ditemukan
pada orang dewasa, mereka yang berusia diatas 20 tahun memiliki hasil perawatan
(prognosa) yang lebih baik. Di Negara berkembang, kanker merupakan penyebab utama
kematian pada anak dengan usia diatas 6 bulan. Dan di Indonesia setiap tahunnya
Disini saya akan lebih membahas tentang leukemia pada anak-anak karena leukemia
merupakan salah satu penyakit pembunuh anak-anak di Indonesia dan membuat saya
tertarik akan bagaimana mereka menjalani hidup mereka dengan leukemia yan g
1.4.1 Leukemia adalah penyakit leukosit yang di tandai adanmya proliferasi abnormal
dari sel-sel hematopoilitik (Sylvia Anderson, 1995 dalam buku Keperawatan Medikal
1.4.2 Leukimia adalah penyakit maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari
tipe sel darah putih tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang ( buku
1.4.3 Leukimia atau kanker darah adalah penyakit yang di sebabkan oleh pembelahan
sel darah putih tidak terkendali sehingga jumlahnya berlebihan, kemudian dapat
memakan sel darah merah, leukosit yang lain, dan trombosit ( buku anti remedial IPA
1.4.4 Leukimia adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel darah
putih yang tidak terkendali. Pertumbuhan jumlah leukosit ini sebagai akibat dari infeksi
virus/kuman pada jaringan retikuloendotelium dari sumsum tulang belakang sebagai actor
1.4.5 Leukemia adalah bertambahnya sel darah putih yang tidak terkendali (Buku
penderita kanker darah yang membaik seiring berjalannya waktu. Ini dikarenakan sel-sel kanker
yang berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan terus membelah diri. Sel-sel tersebut yang
kemudian menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
1. Stadium 0 : Stadium ini merupakan gejala awal pada kanker yang ditandai dengan
2. Stadium 1 : Leukimia pada stadium awal baru akan disadari apabila anak sudah
mengeluarkan darah. Apabila pada anak yang normal luka dari tubuh akan cepat
menggumpal sehingga aliran darah terhenti sedangkan pada anak yang mengidap
leukimia terjadi gangguan sel. Apabila anak dengan leukimia mengalami pendarahan
maka akan sulit dihentikan sehingga akan mengalami kekurangan darah akibat dari
pembekuan yang sukar dilakukan. Bahkan pada anak yang mengalami leukimia
ditemukan darah yang berwarna pink yang menandakan adanya gejala awal leukemia.
disebut dengan stadium lanjut. Kebanyakan yang menderita kanker darah ditemukan
sudah memasuki stadium lanjut. Pengobatan pada stadium lanjut akan membuat
penderita mengalami fase yang berat. Dukungan dari lingkungan sangat diperlukan
dalam tahap pengobatan untuk meningkatkan motivasi pada anak. Pada stadium
lanjut ini dapat diberikan pengobatan dengan menggunakan terapi sasaran dan tidak
tetap diupayakan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami oleh penderita. Pada
stadium 3 anak akan mengalami anemia dimana benjolan akan tetap muncul bahkan
pada bagian organ tertentu akan mengalami pembengkakan. Bahkan beberapa organ
akan mengalami kelainan akibat dari leukimia. Organ yang mengalami kelainan
fungsi diantaranya adalah ginjal dan jantung. Padahal dua organ tersebut adalah organ
5. Stadium 4 : Pada penderita leukimia stadium akhir memiliki ciri ciri seperti kerap kali
wajah yang pucat karena anemia yang akut. Kerusakan organ semakin parah bahkan
Namun untuk mengetahui akan perkembangan penyakit leukimia ini tentunya harus melalui
pemeriksaan dokter. Dan berbicara mengenai anak-anak, mereka pastinya merasa takut saat akan
Pemeriksaan rutin ke praktek dokter memanglah hal yang menakutkan bagi seorang anak karena
itu, orang tua harus lebih dahulu membicarakan prosedur pemeriksaan yg akan dialami oleh si
menangis dan terus melekat pada orangtua, dengan tingkah laku agresif dengan maksud
mengalihkan perhatiannya dari penyakit itu sendiri, dengan tidak mau bekerja sama. Anak-anak
cenderung sangat tegang dan cemas dalam menghadapi prosedur pemeriksaan yang menyangkut
jarum (suntikan, pengambilan darah, bor tulang, dan sebagainya). (Schaefer, 1991 : 39)
Semakin muda usia si anak (lima atau enam tahun ke bawah), semakin mudah ia terkena dampak
psikologis yang merugikan dari pengalaman perawatan di rumah sakit. Hal ini terutama
disebabkan karena anak yang masih sangat muda itu belum memiliki pemahaman yang sepadan,
belum dapat berkomunikasi dengan tepat, dan belum mempunyai pengalaman sosial sebanyak
yang dimiliki anak-anak yang lebih tua. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak usia dua
Selanjutnya, anak-anak yang mengalami perawatan rumah sakit di atas dua minggu lebih
”mempunyai resiko” terhadap ketegangan psikologis daripada mereka yang tinggal selama satu
minggu atau kurang. Anak-anak yang dirumah-sakitkan dalam jangka panjang akan mulai
mencemaskan penyakitnya, dan hubungannya dengan sekolah dan rumah akan mengalami
ketegangan.
Para ahli yang bekerja untuk anak-anak di rumah sakit, hampir selalu setuju bahwa anak-anak
yang telah dipersiapkan akan cenderung mengalami lebih sedikit kecemasan, dan dengan
demikian akan menyesuaikan diri secara lebih baik terhadap rumah sakit, sembuh lebih cepat,
serta tidak banyak mengalami kesulitan pada saat kembali ke rumah. Sayangnya, sebagian
orangtua mengalami kesulitan untuk memberi tahu anak mereka mengenai pengalaman
perawatan di rumah sakit tersebut. Mereka mencoba untuk mengurangi kecemasan atau
keprihatinan
Namun dengan adanya orang tua yang selalu menemani dan memberikan perlakuan yang baik
akan membuat sang anak tersebut tidak berpatok pada penyakitnya. Anak pada dasarnya akan
tersenyum saat melihat orangtuanya tersenyum, begitupula saat anak yang melihat orang tuanya
bersedih ataupun terlihat penuh beban akan membuat anak kehilangan kebahagiaannya.
Pada dasarnya anak selalu ingin bermain dan menikmati setiap harinya bersama orangtuanya
serta teman-teman sebayanya dan tak ingin memikirkan tentang apa yang sedang menggerogoti
tubuh kecilnya. Orang tuanya yang mengetahui tentang penyakit anaknya yang malahan akan
merasa stress dibanding dengan anak itu sendiri. Sikap dari orang tua saat mengetahui hal ini
akan menentukan bagaimana perjuangan dan sikap anak mereka terhadap kanker itu sendiri.
Namun anak pastinya belum mengerti arti perjuangan melawan kanker darah namun anak-anak
Para ahli juga mengungkapkan bahwa rasa bahagia bisa membuat seseorang lebih sehat karena
Kanker darah tidak dapat “menghabisi” kita jika kita tidak menbiarkanya melakukan hal
tersebut. Itu artinya, kita sendiri yang mengatur hidup kita sendiri bukan kanker.
1. Emosionalitas
2. Aktivitas
kanker darah mampu menjalani hari-hari mereka melawan kanker darah. Emosionalitas anak
sangat penting dalam perkembangan penyakitnya entah membaik ataupun memburuk. Anak
dengan emosi yang baik lebih dapat mengatasi rasa cemas dan takutnya melawan penyakitnya.
Aktivitas harian anak pun sangat mempengaruhi pertumbuhannya penyakitnya karena dengan dia
bermain dan melakukan hal hal yang menyenangkan, dia bisa melupakan sejenak penyakit
kanker yang di idapnya. Yang terakhir adalah akibat perasaan, perasaan bahagia yang dirasakan
oleh anak dapat menjadi pereda sakit yang dirasakan anak tersebut.
Lingkungan sekitar anak pun dapat mempengaruhi pertumbuhan anak penderita kanker tersebut.
Walaupun mengidap penyakit ganas, anak penderita kanker tetap harus dipandang dan
diperlakukan layaknya anak normal pada umumnya tapi secara mental bukan fisik. Secara fisik
tentu berbeda karena mengingat tubuh jasmani mereka yang semakin melemah namun mereka
haruslah dianggap sehat secara mental agar tubuhnya pun dapat memberikan respon positif
Selain pengaruh keluarga, kerabat, serta lingkungan pada pertumbuhan mental serta fisik
sang anak, anak penderita kanker darah juga menjalani proses-proses pengobatan medis dalam
masa pertumbuhannya.
Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul seperti anemia,
pendarahan dan infeksi. Namun, tidak seperti jenis kanker lainnya, leukemia bukan tumor yang
padat dimana dokter bedah dapat menghilangkannya. Perawatan leukemia bersifat kompleks,
tergantung pada banya faktor, termasuk usia dan kesehatan secara keseluruhan, jenis leukemia
yang dimiliki pernderita dan apakah telah menyebar ke bagian lain dari tubuh penderita. (Ariani,
2015)
Berikut ini terapi yang dijalani oleh anak penderita kanker darah :
1. Kemoterapi
2. Biological therapy
Istilah lainnya adalah Immunotherapy. Terapi biologi ini menggunakan zat-zat yang
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi. Terapi ini dilakukan
Proses ini menggantikan sum-sum tulang penderita leukemia dengan sumsum tulang
kanker darah. Orang tua yang berpikir bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya akan
membuat anak tersebut juga tidak akan terlalu memusingkan hal mengenai kanker tersebut dan
akan lebih memilih untuk bermain dan bersenang-senang dibanding berbaring di tempat tidur
Motivasi serta harapan sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan anak yang menderita kanker
darah, untuk itu dukungan keluarga serta teman-teman dari anak tersebut sangat dibutuhkan
karna walaupun anak tersebut terlihat bahagia dan tertawa namun rasa sakit tetap saja dia
rasakan.
Perlakuan lingkungan sekitar pun juga sangat mempengaruhi. Merasa dianggap sebagai anak
yang normal adalah hal yang sangat diinginkan oleh anak penderita penyakit kanker darah
Jadi, pertumbuhan anak penderita kanker darah baik secara medis maupun psikologisnya
sesungguhnya dapat dihadapi dengan perasaan positif anak beserta orang tuanya, kerabat, serta
3.2 Saran
Untuk membantu anak penderita kanker darah dalam masa pertumbuhannya sangat saya
sarankan agar selalu mengajaknya untuk bersenang-senang agar hari-harinya lebih bahagia,
memberikan motivasi kesembuhan agar anak tersebut dapat menjadi semangat dalam
Anderson, Greg. 1996. 50 Kiat Menghadapi Vonis Kanker. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Gunarsa, Singgih D dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 1989. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT.
Hendrianata, Lianny. 2004. Melepaskan Diri Dari Kanker dengan menyehatkan Aura. Jakarta:
https://www.google.com/amp/s/bidanku.com/penyakit-leukemia-pada-anak/
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/tahap-stadium-leukemia-
kanker-darah/
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi dan Konsep Klinis Proses-Proses
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. 2015. Menjadi Dokter Bagi Anak Anda. Yogyakarta: Cakrawala
Ilmu