Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

Tentang
PERTUMBUHAN ANAK PENDERITA KANKER
DARAH/LEUKIMIA
Disusun Oleh :
Nama : Whitney Michelle Rettob
Jurusan : Keperawatan
Prodi : D4/1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JURUSAN KEPERAWATAN
MANADO 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

anugerahnya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak Penderita Kanker Darah. Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas

akhir semester saya dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Tujuan yang lebih khusus yaitu untuk

menambah pengetahuan tentang bagaimana pertumbuhan anak-anak penderita kanker darah

dan bagaimana perjuangan serta semangat hidup mereka melawan penyakitnya.

Saya juga berterima kasih kepada Dosen saya, Ibu Mariam Pandean, yang telah

memberikan tugas ini sehingga saya dapat mengembangkan kemampuan menulis serta

menalar saya dalam proses penulisan karya tulis ini.

Saya harap, karya tulis ilmiah saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sebagai

manusia biasa, saya sadar bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan serta jauh

dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun.

Manado, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….3

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3

1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………….3

1.5 Landasan Teori………………………………………………………………..4

1.6 Studi Pustaka…………………………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

Pertumbuhan Anak Penderita Kanker Darah…………………………………….5

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………12

3.2 Saran…………………………………………………………………………..13

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pengertian kesehatan

adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan social kesejateraan dan bukan

hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan terbagi 2 yaitu, kesehatan

lingkungan dan kesehatan manusia. Disini penulis memilih kesehatan manusia karena

saat ini penulis sedang mengikuti pendidikan untuk menjadi seorang perawat yang tidak

lain tugasnya adalah merawat manusia sebagai klien/pasien. Namun pada kenyataannya,

manusia terkadang mengalami gangguan kesehatan atau terserang penyakit. Membahas

tentang penyakit, penyakit terbagi atas penyakit yang menular seperti TBC, herpes,

HIV/AIDS, kusta, dan penyakit yang tidak menular seperti hipertensi dan kanker. Disini

penulis memilih penyakit yg tidak menular. Penyakit yang tidak menular pun te rbagi 2

yaitu, penyakit kronis dan tidak kronis. Disini penulis mengambil penyakit tidak

menular kronis yaitu penyakit kanker.

Kanker adalah mutasi gen2 sel yang berakibat tumbuhnya sel2 abnormal secara tidak

beraturan. (Anderson, 1996).

Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Kasus

kanker di dunia meningkat setiap tahun. Menurut WHO, pada tahun 2010 kanker menjadi

penyebab kematian nomor satu di dunia mengalahkan serangan jantung. Saat ini penderita

kanker di dunia sekitar 22 juta orang dan diprediksikan, pada 2030 akan ada 75 juta orang

yang terkena kanker didunia. (Utaminingsih, 2015)


Dari penyakit kanker ini, penulis mengambil topic tentang kanker darah atau

leukemia pada anak.

Leukemia yang mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai

“darah putih”, adalah penyakit neoplastik yang diandai oleh proliferasi abnormal dari

sel-sel hematopoietic. (Price & Wilson, 1995)

Leukemia merupakan kanker sel darah yang memburuk. Pasien yang menderita

penyakit ini akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dalam jumlah besar,

sehingga mencegah sel darah untuk melakukan tugas mereka. Kondisi ini dapat

menimpa anak-anak dan orang dewasa. Meskipun diagnosa lebih banyak ditemukan

pada orang dewasa, mereka yang berusia diatas 20 tahun memiliki hasil perawatan

(prognosa) yang lebih baik. Di Negara berkembang, kanker merupakan penyebab utama

kematian pada anak dengan usia diatas 6 bulan. Dan di Indonesia setiap tahunnya

ditemukan sekitar 4.100 pasien kanker anak yang baru.

Disini saya akan lebih membahas tentang leukemia pada anak-anak karena leukemia

merupakan salah satu penyakit pembunuh anak-anak di Indonesia dan membuat saya

tertarik akan bagaimana mereka menjalani hidup mereka dengan leukemia yan g

‘mengancam’ hidup mereka serta bagaimana pertumbuhan serta hari-hari yang

menjalani dengan berbagai macam obat-obatan serta terapi yang dijalaninya.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana proses pertumbuhan anak-anak yang menderita kanker darah?


1.3 Tujuan Penulisan

 Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses

pertumbuhan anak penderita kanker darah

1.4 Manfaat Penulisan

 Karya tulis ini memberikan informasi tentang bagaimana proses


pertumbuhan anak yang menderita kanker darah

1.5 Landasan Teori

1.4.1 Leukemia adalah penyakit leukosit yang di tandai adanmya proliferasi abnormal

dari sel-sel hematopoilitik (Sylvia Anderson, 1995 dalam buku Keperawatan Medikal

Bedah gangguan Hematologi hal 67).

1.4.2 Leukimia adalah penyakit maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari

tipe sel darah putih tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang ( buku

Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi hal 67).

1.4.3 Leukimia atau kanker darah adalah penyakit yang di sebabkan oleh pembelahan

sel darah putih tidak terkendali sehingga jumlahnya berlebihan, kemudian dapat

memakan sel darah merah, leukosit yang lain, dan trombosit ( buku anti remedial IPA

terpadu hal 113).

1.4.4 Leukimia adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel darah

putih yang tidak terkendali. Pertumbuhan jumlah leukosit ini sebagai akibat dari infeksi
virus/kuman pada jaringan retikuloendotelium dari sumsum tulang belakang sebagai actor

pembentuk leukosit (Biologi untuk SMA/MA kelas XI hal 129).

1.4.5 Leukemia adalah bertambahnya sel darah putih yang tidak terkendali (Buku

Kantong biologi hal 137).


BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan penyakit kanker darah kian hari kian memburuk. Jarang kita melihat

penderita kanker darah yang membaik seiring berjalannya waktu. Ini dikarenakan sel-sel kanker

yang berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan terus membelah diri. Sel-sel tersebut yang

kemudian menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan

menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang.

1. Stadium 0 : Stadium ini merupakan gejala awal pada kanker yang ditandai dengan

ketidaknormalan sel pada bagian tubuh.

2. Stadium 1 : Leukimia pada stadium awal baru akan disadari apabila anak sudah

mengeluarkan darah. Apabila pada anak yang normal luka dari tubuh akan cepat

menggumpal sehingga aliran darah terhenti sedangkan pada anak yang mengidap

leukimia terjadi gangguan sel. Apabila anak dengan leukimia mengalami pendarahan

maka akan sulit dihentikan sehingga akan mengalami kekurangan darah akibat dari

pembekuan yang sukar dilakukan. Bahkan pada anak yang mengalami leukimia

ditemukan darah yang berwarna pink yang menandakan adanya gejala awal leukemia.

3. Stadium 2 : Penyakit leukemia yang memasuki stadium 2 dan stadium 3 seringkali

disebut dengan stadium lanjut. Kebanyakan yang menderita kanker darah ditemukan

sudah memasuki stadium lanjut. Pengobatan pada stadium lanjut akan membuat

penderita mengalami fase yang berat. Dukungan dari lingkungan sangat diperlukan

dalam tahap pengobatan untuk meningkatkan motivasi pada anak. Pada stadium

lanjut ini dapat diberikan pengobatan dengan menggunakan terapi sasaran dan tidak

menggantikan kemoterapi. Tujuan pemberian terapi sasaran agar pasien dapa


dioperasi sehingga sel kanker yang menyebar dapat dilakukan pencegahan sehingga

tumor menjadi kecil dan dapat dipotong.

4. Stadium 3 : Penyebaran sel kanker umumnya sudah menyebar ke kelenjar getah

bening yang menyebabkan terjadinya benjolan. Meskipun demikian pengobatan harus

tetap diupayakan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami oleh penderita. Pada

stadium 3 anak akan mengalami anemia dimana benjolan akan tetap muncul bahkan

pada bagian organ tertentu akan mengalami pembengkakan. Bahkan beberapa organ

akan mengalami kelainan akibat dari leukimia. Organ yang mengalami kelainan

fungsi diantaranya adalah ginjal dan jantung. Padahal dua organ tersebut adalah organ

vital di dalam tubuh yang memiliki fungsi utama.

5. Stadium 4 : Pada penderita leukimia stadium akhir memiliki ciri ciri seperti kerap kali

mengalami pendarahan bahkan luka yang berlebihan. Anak seringkali terserang

infeksi, mengalami sesak napas. Bahkan penderita leukimia stadium 4 mengalami

wajah yang pucat karena anemia yang akut. Kerusakan organ semakin parah bahkan

pada organ vital penderita leukimia.

Namun untuk mengetahui akan perkembangan penyakit leukimia ini tentunya harus melalui

pemeriksaan dokter. Dan berbicara mengenai anak-anak, mereka pastinya merasa takut saat akan

melakukan pemeriksaan ke dokter apalagi menyebutkan hal-hal mengenai rumah sakit.

Pemeriksaan rutin ke praktek dokter memanglah hal yang menakutkan bagi seorang anak karena

itu, orang tua harus lebih dahulu membicarakan prosedur pemeriksaan yg akan dialami oleh si

anak. (Schaefer, 1991:38)


Anak-anak akan berupaya mengelakkan kecemasan dengan menyangkal penyakitnya, dengan

menangis dan terus melekat pada orangtua, dengan tingkah laku agresif dengan maksud

mengalihkan perhatiannya dari penyakit itu sendiri, dengan tidak mau bekerja sama. Anak-anak

cenderung sangat tegang dan cemas dalam menghadapi prosedur pemeriksaan yang menyangkut

jarum (suntikan, pengambilan darah, bor tulang, dan sebagainya). (Schaefer, 1991 : 39)

Semakin muda usia si anak (lima atau enam tahun ke bawah), semakin mudah ia terkena dampak

psikologis yang merugikan dari pengalaman perawatan di rumah sakit. Hal ini terutama

disebabkan karena anak yang masih sangat muda itu belum memiliki pemahaman yang sepadan,

belum dapat berkomunikasi dengan tepat, dan belum mempunyai pengalaman sosial sebanyak

yang dimiliki anak-anak yang lebih tua. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak usia dua

sampai empat tahun sangat mudah mengalami kecemasan.

Selanjutnya, anak-anak yang mengalami perawatan rumah sakit di atas dua minggu lebih

”mempunyai resiko” terhadap ketegangan psikologis daripada mereka yang tinggal selama satu

minggu atau kurang. Anak-anak yang dirumah-sakitkan dalam jangka panjang akan mulai

mencemaskan penyakitnya, dan hubungannya dengan sekolah dan rumah akan mengalami

ketegangan.

Para ahli yang bekerja untuk anak-anak di rumah sakit, hampir selalu setuju bahwa anak-anak

yang telah dipersiapkan akan cenderung mengalami lebih sedikit kecemasan, dan dengan

demikian akan menyesuaikan diri secara lebih baik terhadap rumah sakit, sembuh lebih cepat,

serta tidak banyak mengalami kesulitan pada saat kembali ke rumah. Sayangnya, sebagian

orangtua mengalami kesulitan untuk memberi tahu anak mereka mengenai pengalaman
perawatan di rumah sakit tersebut. Mereka mencoba untuk mengurangi kecemasan atau

keprihatinan

Namun dengan adanya orang tua yang selalu menemani dan memberikan perlakuan yang baik

akan membuat sang anak tersebut tidak berpatok pada penyakitnya. Anak pada dasarnya akan

tersenyum saat melihat orangtuanya tersenyum, begitupula saat anak yang melihat orang tuanya

bersedih ataupun terlihat penuh beban akan membuat anak kehilangan kebahagiaannya.

Pada dasarnya anak selalu ingin bermain dan menikmati setiap harinya bersama orangtuanya

serta teman-teman sebayanya dan tak ingin memikirkan tentang apa yang sedang menggerogoti

tubuh kecilnya. Orang tuanya yang mengetahui tentang penyakit anaknya yang malahan akan

merasa stress dibanding dengan anak itu sendiri. Sikap dari orang tua saat mengetahui hal ini

akan menentukan bagaimana perjuangan dan sikap anak mereka terhadap kanker itu sendiri.

Namun anak pastinya belum mengerti arti perjuangan melawan kanker darah namun anak-anak

tahu bagaimana untuk bahagia.

Para ahli juga mengungkapkan bahwa rasa bahagia bisa membuat seseorang lebih sehat karena

bisa lebih rileks dan optimis menjalankan hidupnya. (Hendranata, 2004)

Kanker darah tidak dapat “menghabisi” kita jika kita tidak menbiarkanya melakukan hal

tersebut. Itu artinya, kita sendiri yang mengatur hidup kita sendiri bukan kanker.

Ada 3 sifat dasar manusia :

1. Emosionalitas

2. Aktivitas

3. Akibat perasaan (Gunarsa,1989)


3 hal inilah yang mengatur hidup kita. Dan hal ini pula yang membuat anak anak penderita

kanker darah mampu menjalani hari-hari mereka melawan kanker darah. Emosionalitas anak

sangat penting dalam perkembangan penyakitnya entah membaik ataupun memburuk. Anak

dengan emosi yang baik lebih dapat mengatasi rasa cemas dan takutnya melawan penyakitnya.

Aktivitas harian anak pun sangat mempengaruhi pertumbuhannya penyakitnya karena dengan dia

bermain dan melakukan hal hal yang menyenangkan, dia bisa melupakan sejenak penyakit

kanker yang di idapnya. Yang terakhir adalah akibat perasaan, perasaan bahagia yang dirasakan

oleh anak dapat menjadi pereda sakit yang dirasakan anak tersebut.

Lingkungan sekitar anak pun dapat mempengaruhi pertumbuhan anak penderita kanker tersebut.

Walaupun mengidap penyakit ganas, anak penderita kanker tetap harus dipandang dan

diperlakukan layaknya anak normal pada umumnya tapi secara mental bukan fisik. Secara fisik

tentu berbeda karena mengingat tubuh jasmani mereka yang semakin melemah namun mereka

haruslah dianggap sehat secara mental agar tubuhnya pun dapat memberikan respon positif

terhadap penyakit dalam tubuhnya.

Selain pengaruh keluarga, kerabat, serta lingkungan pada pertumbuhan mental serta fisik

sang anak, anak penderita kanker darah juga menjalani proses-proses pengobatan medis dalam

masa pertumbuhannya.

Penanganan kasus penyakit leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul seperti anemia,

pendarahan dan infeksi. Namun, tidak seperti jenis kanker lainnya, leukemia bukan tumor yang

padat dimana dokter bedah dapat menghilangkannya. Perawatan leukemia bersifat kompleks,

tergantung pada banya faktor, termasuk usia dan kesehatan secara keseluruhan, jenis leukemia
yang dimiliki pernderita dan apakah telah menyebar ke bagian lain dari tubuh penderita. (Ariani,

2015)

Berikut ini terapi yang dijalani oleh anak penderita kanker darah :

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah bentuk utama pengobatan leukemia. Perawatan ini menggunakan

senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia.

2. Biological therapy

Istilah lainnya adalah Immunotherapy. Terapi biologi ini menggunakan zat-zat yang

meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak terhadap kanker

3. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi. Terapi ini dilakukan

untuk merusak sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhan mereka.

4. Transplantasi sum-sum tulang

Proses ini menggantikan sum-sum tulang penderita leukemia dengan sumsum tulang

yang bebas leukemia.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang tua, teman-teman serta lingkungan sangatlah mempengaruhi pertumbuhan anak penderita

kanker darah. Orang tua yang berpikir bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya akan

membuat anak tersebut juga tidak akan terlalu memusingkan hal mengenai kanker tersebut dan

akan lebih memilih untuk bermain dan bersenang-senang dibanding berbaring di tempat tidur

dan mengadapi pertumbuhan penyakitnya yang bahkan bisa lebih buruk.

Motivasi serta harapan sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan anak yang menderita kanker

darah, untuk itu dukungan keluarga serta teman-teman dari anak tersebut sangat dibutuhkan

karna walaupun anak tersebut terlihat bahagia dan tertawa namun rasa sakit tetap saja dia

rasakan.

Perlakuan lingkungan sekitar pun juga sangat mempengaruhi. Merasa dianggap sebagai anak

yang normal adalah hal yang sangat diinginkan oleh anak penderita penyakit kanker darah

walaupun mungkin tidak pernah diungkapkan sendiri olehnya.

Jadi, pertumbuhan anak penderita kanker darah baik secara medis maupun psikologisnya

sesungguhnya dapat dihadapi dengan perasaan positif anak beserta orang tuanya, kerabat, serta

lingkungan karena akan menaikkan semangat hidup anak tersebut.

3.2 Saran

Untuk membantu anak penderita kanker darah dalam masa pertumbuhannya sangat saya

sarankan agar selalu mengajaknya untuk bersenang-senang agar hari-harinya lebih bahagia,
memberikan motivasi kesembuhan agar anak tersebut dapat menjadi semangat dalam

mengahadapi pengobatan-pengobatan yang akan dilakukan


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Greg. 1996. 50 Kiat Menghadapi Vonis Kanker. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Anriani, Sofi. 2015. Stop Kanker!. Yogyakarta : Istana Media.

Gunarsa, Singgih D dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 1989. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT.

BPK Gunung Mulia.

Hendrianata, Lianny. 2004. Melepaskan Diri Dari Kanker dengan menyehatkan Aura. Jakarta:

Buku populer Nirmala.

https://www.google.com/amp/s/bidanku.com/penyakit-leukemia-pada-anak/

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/tahap-stadium-leukemia-

kanker-darah/

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi dan Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Schaefer, Charles E. 1991. Bila Anak Bertanya. Jakarta: Gunung Mulia

Utaminingsih, Wahyu Rahayu. 2015. Menjadi Dokter Bagi Anak Anda. Yogyakarta: Cakrawala

Ilmu

Anda mungkin juga menyukai