Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI EUGENOL

A. Tujuan

Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa memahami cara isolasi dan


identifikasi senyawa eugenol.

B. Dasar Teori

1. Cengkeh
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau
Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam
keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Cengkeh digunakan
sebagai bahan campuran rokok kretek dan juga penyedap masakan. Aroma
cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan
senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol
memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius). Selain eugenol, minyak atsiri
cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol, beta-caryophyllene,
dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat, metil salisilat
(suatu zat penghilang nyeri), asam krategolat, beragam senyawa flavonoid
(yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai senyawa
triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol), serta
mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.
Tanaman cengkeh memiliki taksonomi yaitu :
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : S. aromaticum
2. Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan
sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak
cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan
lain yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3,
magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang
diperlukan oleh tubuh juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan
vitamin K. Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang
cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan air dan
uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai
kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika
terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan. Minyak cengkeh
dianggap sangat aman dalam jumlah kecil (<1500ppm) sebagai makanan
tambahan. Namun, minyak cengkeh dapat berbahaya, termasuk
menyebabkan distress sindrom pernafasan akut dan system saraf pusat
depresi.
3. Eugenol
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat
tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-
propenil) fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari
senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning pucat, kental
seperti minyak . Eugenol memiliki titik didih 256 oC, titik leleh -9oC,
densitas 1,06 g/cm3.Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula
pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun
mudah larut pada pelarut organik. Aromanya menyegarkan dan pedas
seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk
menyegarkan mulut.
Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri,
dan farmasi sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga menjadi
komponen utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat
dipakai untuk membuat vanilin. Campuran eugenol dengan seng oksida
(ZnO) dipakai dalam kedokteran gigi untuk aplikasi restorasi
(prostodontika). Turunan-turunan eugenol dimanfaatkan dalam industri
parfum dan penyedap pula. Metil eugenol digunakan sebagai atraktan.
Turunan lainnya dipakai sebagai penyerap UV, analgesika, biosida, dan
antiseptika. Pemanfaatan lainnya adalah sebagai stabilisator dan
antioksidan dalam pembuatan plastik dan karet. Overdosis eugenol
menyebabkan gangguan yang disebabkan oleh darah seperti diare, nausea,
ketidaksadaran, pusing, atau meningkatnya denyut jantung. Terdapat alergi
yang disebabkan oleh eugenol.

4. Isolasi Eugenol dalam Minyak Cengkeh


Isolasi eugenol dapat dilakukan melalui beberapa jenis proses
pemurnian(isolasi). Di antaranya, yaitu proses ekstraksi, distilasi
fraksionasi (rektifikasi), kromatografi kolom, ekstraksi superkritik, dan
distilasi molekuler. Selama ini, telah dilakukan pengambilan eugenol
hanya dengan proses ekstraksi menggunakan NaOH dan menghasilkan
kadar eugenol sebesar 82,6%. Selain itu juga telah dilakukan pengambilan
dengan cara ekstraksi minyak daun cengkeh menggunakan NaOH berlebih
dan dilanjutkan proses pengasaman dengan larutan HCl pekat, hanya
mencapai kadar eugenol sekitar 86% .
Dari proses ekstraksi ini, kelemahan terjadi pada proses recovery
solven. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi eugenol dengan
distilasi fraksionasi tekanan rendah tanpa menggunakan bahan lain seperti
pelarut serta mencegah dekomposisi komponen dalam minyak daun
cengkeh. Teknologi ini diharapkan dapat mengambil komponen eugenol
sebagai produk utama dari minyak daun cengkeh tanpa merusak performa
minyak daun cengkeh tersebut karena berlangsung pada temperatur
rendah.

C. Alat dan Bahan

1. Bahan :
a. Minyak Cengkeh
b. KOH 1 N
c. Dietil eter
d. Asam Sulfat 1 N
e. FeCl3
f. Vanilin-asam sulfat
g. Toluen
h. Etil asetat

2. Alat :
a. Gelas ukur
b. Penangas air
c. Kertas PH
d. Cawan Porselen
e. Silica gel GF 254
f. Lampu UV 254 dan 366 nm
g. Corong pisah.

D. Cara Kerja
10 ml minyak cengkeh + 30 ml KOH 1 N
(membentuk kalium eugenolat)

Kocok 5 menit kemudian panaskan di atas waterbath


Tambahkan 30 ml eter di corong pisah
selama 10 menit
(eter digunakan untuk menyari senyawa-senyawa non
eugenol)

Ambil fase air yang berada di bawah


(karena kalium eugenolat larut dalam air sehingga yang
diambil fase air)

Dicek pHnya dengan indikator pH sampai basa


jika belum tambahkan lagi KOH
Tambahkan H2SO4 1N
(untuk memecah kalium eugenolat membentuk
eugenol bebas)
Cek pH sampai netral yaitu pada pH 7.
Tambahkan eter 10 ml 3 kali replikasi kemudian eter ditampung
masukkan pada corong pisah gojog posisi eter berada dibawah,
ambil eter diuapkan sampai tidak timbul gelembung.
E. Hasil

Hasil yang didapatkan pada isolasi eugenol pada praktikum kali ini adalah
eugenol dengan jumlah 4ml.

F. Pembahasan

Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh


yang memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh. Eugenol
merupakan cairan tak berwarna, berbau, keras dan mempunyai rasa pedas.
Eugenol, mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara
terbuka.

Pada praktikum kali ini isolasi dan identifikasi eugenol ini menggunakan
metode ekstraksi cair-cair yaitu solute dipisahkan dari cairan pemabwa (diluen)
menggunkan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen
(tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase yaitu fase diluen (rafinat)
dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute didalam suatu fasa
dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya
pelarut (pelepasan) solute dari larutan yang ada.

Eugenol dan KOH akan membentuk kalium eugenolat yang larut dalam
air. Campuran larutan eugenol dan KOH kemudian diuapkan di atas waterbath
kemudian larutan yang sudah diuapkan tadi ditambah eter dan dimasukkan
kedalam corong pisah, tutup corong pisah dengan rapat, lalu kocok dengan
kuat dengan sesekali membuka kran corong pisah untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan oleh senyawa volatile yang terdapat pada campuran minyak
cengkeh. Pengkocokan dengan corong berfungsi agar terjadi difusi antara
pelarut dengan ekstrak sehingga terbentuk dua fase. Pendiaman setelah proses
pengkocokan berfungsi memberikan waktu sehingga terbentuk dua fase larutan
dengan kepolaran yang berbeda.

Pada pemisahan ini ambil bagian fase air nya dan di cek pH dengan Ph
Meter sampai basa jika belum basa ditambahi KOH sampai dengan basa.
Kemudian tambahkan 30 ml H2SO4 sedikit demi sedikit sampai dengan netral
pada pH 7, H2SO4 ini untuk memecah kalium eugenolat. Tambahkan 30 ml
eter dengan 3 kali replikasi, eter kemudian ditampung dan diuapkan sampai
tidak timbul gelembung. Pada praktikum ini dihasilkan ekstrak cair 4 ml.
Setelah itu simpan minyak eugenol tersebut pada lemari pendingin selama
kurang lebih 24 jam dan dikeluarkan untuk diuji dengan KLT (Kromatografi
Lapis Tipis) untuk mengetahui terdapat kandungan eugenol asli atau tidak.

Kromatografi Lapis Tipis

Fase Diam : silica gel GF 254

Fase Gerak : heksana :etil asetat (96:4)

Deteksi : UV 254 NM dan Pereaksi FeCl3

Dihasilkan data kadar eugenol sebagai berikut :

Standar : 3,3 cm

Sampel : 3,3 cm

Panjang silica gel : 7,7 cm

Rf standar = a/b

= 3,3 / 7,7
= 0,428

Rf sampel = a/b

= 3,3 / 7,7

= 0,428

Randemen = X 100%

= 4ml / 10ml X 100%


= 40%

Selanjutnya silica di semprot dengan Pereaksi FeCl3 berubah warna menjadi


warna kekuning-kuningan yang menandakan adanya eugenol.

G. Kesimpulan

1. Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh


yang memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh

2. Hasil randemen dalam 10 ml minyak cengkeh dihasilkan randemen 4 ml.

3. Hasil Rf menggunakan kromatografi lapis tipis antara penotolan sampel


eugenol dan penotolan standart eugenol yaitu identik sama-sama dihasilkan
0,43

4. Hasil Randemen pada kandungan eugenol adalah 40%

5. Silica di semprot dengan Pereaksi FeCl3 berubah warna menjadi warna


kekuning-kuningan yang menandakan adanya eugenol

6. Metode yang digunakan pada isolasi ini adalah metode cair cair.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Eugenol. Wikipedia

Anonim. 2009. Minyak cengkeh. Wikipedia.

Guenther, E.1950. Minyak Astiri Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia press

Hayati, N. 2003. Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh. Jurnal Teknik
Gelagar

Http://niellastory.wordpress.com/praktikum

Sastrohamidjojo, H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. FMIPA. Universitas Gadjah


Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai