ABSTRAK
Pendahuluan: Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil. Vitamin yang terdapat di bumi sangatlah banyak dan tubuh kita juga memerlukan berbagai
vitamin tersebut. Penguna vitamin larut lemak dalam dosis tinggi (vitamin A dan E) yang di sarankan
sebagai antioksidan haruslah berhati-hati karena dapat menurunkan respons sistem imun .
Sianokobalamin (vitamin B12) memiliki kandungan cobalt dengan aktivitas biologis vitamin
B12(CNCbI). Vitamin B12 merupakan kristal berwarna merah dengan klarutannya yang baik dalam air
(1g/80 mL pada 25ºC). Dalam bentuk amorfnya, vitamin ini bersifat higroskopik dan menyerap kurang
lebih 12% air (b/b). Vitamin ini larut dalam alkohol, fenol dan pelarut polar lainnya yang mempunyai
gugus hidroksi. Asupan cukup akan vitamin B12 merupakan kunci untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh . Metode: Metode yang digunakan yaitu spektrofotometri UV-Vis dengan
lamda 278 nm. Validasi metode analisis kuantitatif sianokobalamin dengan cara spektrofotometri UV-
Vis karena pada spektrofotometri UV-Vis pengunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa
organik , anorganik dan biokimia. Kedua, selektivitasnya sedang sampai tinggi sehingga apabila
panjang gelombang ditemukan dimana analit mengabsorbsi sendiri sehingga persiapan pemisahan
menjadi tidak perlu. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan
kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis. Dari penjelasan diatas
peneliti tertarik untuk penelitian yang terkait vitamin B12 dengan metode spektrofotometri UV-Vis,
yaitu: “Analisis Kuantitatif Tablet Sianokobalamin (vitamin B 12) Sediaan Generik dan Paten Secara
Spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Perbandingan kadar tablet vitamin B12 sediaan generik dan paten
tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
ABSTRAC
Introdaction: Vitamins are complex organic substances that are needed in very small amounts. The
vitamins contained in the earth are numerous and our bodies also need these vitamins. The users of
high-dose fat-soluble vitamins (vitamins A and E) recommended as antioxidants should be careful
because they can decrease the immune system response. Cyanocobalamin (vitamin B12) has a cobalt
content with the biological activity of vitamin B12 (CNCbI). Vitamin B12 is a red crystalline with
good clarity in water (1g / 80 mL at 25ºC). In its amorphous form, this vitamin is hygroscopic and
absorbs about 12% water (w / w). This vitamin is soluble in alcohols, phenols and other polar solvents
having hydroxy groups. (Sudjadi and Rohman, 2008) Adequate intake of vitamin B12 is key to
maintaining body balance. Methode: The method used for quantitative analysis of vitamin B12 level
determination is UV-Vis spectrofotometry method by using quantitative aspect, that is by UV-Vis
spectrophotometry with 278 nm lamda Validation of the cyanocobalamin quantitative analysis method
by UV-Vis spectrophotometry because of wide UV-Vis spectrophotometry, it can be used for
inorganic, inorganic and biochemical compounds absorbed in ultra violet or visible regions. Second,
the slacktivity is moderate to high so that when the wavelength is found where the analyte absorbs
itself so that the preparation of the separation becomes unnecessary. And the latter is easy, the
spectrophotometer measures easily and its performance is fast with modern instruments, its automatic
reading area.From the above explanation researchers interested in research related to vitamin B12
with UV-Vis spectrophotometry method, namely: "Quantitative Analysis of Cyanocobalamin Tablets
(vitamin B12) Generic and Patent Spectrophotometric UV-Vis. Result: the comparison of vitamin B12
tablet content of generic and patent preparations did not show any significant difference.
6
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
8
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
melakukan penimbangan terlebih dahulu turut adalah 0.0167, 0.0359, 0.0658, 0.0553,
kemudian dihitung kadar nya setelah dianalisa 0.0684, 0.0869, 0.1588, dengan konsentrasi
pada spektrofotometri UV-vis dengan panjang 0.9, 2.0, 3.7, 3.1, 3.8, 4.9, 8.9.
gelombang 361 nm.
PEMBAHASAN
Dari larutan baku induk tersebut kemudian Dalam penelitian ini terdapat nilai absorban
dibuat deret baku dengan pengukuran yang tidak maksimal pada preparasi sampel
sebanyak 7 kali, pengenceran 5 ppm, 10 ppm, paten dengan pengenceran 30 ppm dimana
20 ppm, 30 ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm. hasil absorban lebih rendah yaitu 0,0553, hal
Kemudian di larutkan dengan menggunakan ini dikarenakan pada saat pengenceran yang
aquadest hingga tanda batas, homogenkan. kurang tepat pada saat pemipetan sehingga
Kemudian baca serapannya pada didapat nilai absorban yang kurang tepat.
sprektofotometer Uv-vis pada panjang Untuk hasil kadar pada sediaan generik dan
gelombang 361 nm. Dari percobaan tersebut paten secara berturut didapatkan untuk sedian
didapat hasil absorbansi dari kadar 5 ppm, 10 generik padaa sampel 1 sampai 7 adalah 0.85,
ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 1.11, 2.82, 3.29, 3.57, 5.05, 5.41 dan untuk
ppm secara berturut-turut adalah 0.0988, sedian paten pada sampel 1 sampai 7 adalah
0.1860, 0.3645, 0.5514, 0.6554, 0.9119, 0.74, 1.59, 2.92, 2.45, 3.03, 3.85, 7.05.
1.0856, dengan konsentrasi 5.0, 10.0, 20.0, Sedangkan pada sampel paten kadar 30 ppm
30.0, 40.0, 50.0, 60.0. Kemudian dilakukan mengalami penurunan kadar dimana kadar
preparasi sampel paten dan generik dengan lebih rendah dikarenakan kemungkinan karena
pengukuran sebanyak 7 kali dengan pada saat pengeceran terjadi kesalahan.
pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 Validasi metode Vitamin B12 secara
ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm, kemudian spektrofotometri Uv-Vis meliputi pertama, uji
di larutkan dengan mengunakan aquadest linieritas dimana secara teoritis r nya harus
hingga tanda batas, kemudian dihomogenkan. memenuhi persyaratan linieritas jika r ≥ 0.998.
Kemudian dilakukan pembacaan serapan pada Pada penelitian ini didapatkan hasil r nya
sprektofotometer Uv-vis dengan panjang adalah 0.999. Kedua, uji presisi yang secara
gelombang 361 nm. Dari percobaan tersebut teoritis harus menghasilkan presisi RSD ≤ 2%,
didapatkan hasil absorbansi dari sampel nilai RSD ≤ 2, 0%, sedangkan pada penelitian
generik pada pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ini hasil RSD adalah 2,0%. Sehingga untuk
ppm, 30 ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm hasil linieritas dan presisi memenuhi
berturut-turut adalah 0.0193, 0.0251, 0.0636, persyaratan. Ketiga, uji recovery, dimana hasil
0.0741, 0.0805, 0.1139, 0.1220 dengan recovery secara teoritis harus berada pada
konsentrasi 1.1, 1.4, 3.6, 4.1, 4.5, 6.4, dan 6.8. range 90 – 110% dan pada penelitian ini
Kemudian untuk preparasi sampel paten dari didapatkan hasil untuk sedian generik adalah
pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 95,3 % dan untuk sediaan paten adalah
ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm berturut- 100,4%.
SIMPULAN
1. Kadar dari masing-masing tablet vitamin
B12 pada sediaan generik dan paten adalah DAFTAR PUSTAKA
didapatkan untuk sedian generik pada F.G.Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
sampel 1 sampai 7 adalah 0.85, 1.11, 2.82, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3.29, 3.57, 5.05, 5.41 dan untuk sedian Sudjadi dan Rohman. 2008. Analisis
paten pada sampel 1 sampai 7 adalah 0.74, Kuantitatif Obat. Gadjah Mada
1.59, 2.92, 2.45, 3.03, 3.85, 7.05 University Press. Yogyakarta.
2. Perbandingan kadar tablet vitamin B12
sediaan generik dan paten tidak Ganjdar dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
3. Validitas penetapan kadar tablet vitamin Ganjdar dan Rohman. 2012. Analisis Obat.
B12 yang digunakan menggunakan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
spektrofotometri Uv-Vis sudah valid.
9
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2014 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Anonim. 1979. Farmakope indonesia. Edisi R.A. Day, JR. Dan A.L. Underwood. 2002.
III. Jakarta : Departemen Kesehatan Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Republik Indonesia. Keenam. Erlangga. Jakarta
10