Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10 , Mei 2014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal


ISSN : Cetak 2252-9721

ANALISA KUANTITATIF SEDIAAN TABLET SIANOKOBALAMIN (VITAMIN B 12)


DARI 2 PRODUSEN X DAN Y SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Febriyan Danu P1, Ariyanti2
PT. Sampharindo Semarang1, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal2
Email: ririeariyanti@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil. Vitamin yang terdapat di bumi sangatlah banyak dan tubuh kita juga memerlukan berbagai
vitamin tersebut. Penguna vitamin larut lemak dalam dosis tinggi (vitamin A dan E) yang di sarankan
sebagai antioksidan haruslah berhati-hati karena dapat menurunkan respons sistem imun .
Sianokobalamin (vitamin B12) memiliki kandungan cobalt dengan aktivitas biologis vitamin
B12(CNCbI). Vitamin B12 merupakan kristal berwarna merah dengan klarutannya yang baik dalam air
(1g/80 mL pada 25ºC). Dalam bentuk amorfnya, vitamin ini bersifat higroskopik dan menyerap kurang
lebih 12% air (b/b). Vitamin ini larut dalam alkohol, fenol dan pelarut polar lainnya yang mempunyai
gugus hidroksi. Asupan cukup akan vitamin B12 merupakan kunci untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh . Metode: Metode yang digunakan yaitu spektrofotometri UV-Vis dengan
lamda 278 nm. Validasi metode analisis kuantitatif sianokobalamin dengan cara spektrofotometri UV-
Vis karena pada spektrofotometri UV-Vis pengunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa
organik , anorganik dan biokimia. Kedua, selektivitasnya sedang sampai tinggi sehingga apabila
panjang gelombang ditemukan dimana analit mengabsorbsi sendiri sehingga persiapan pemisahan
menjadi tidak perlu. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan
kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis. Dari penjelasan diatas
peneliti tertarik untuk penelitian yang terkait vitamin B12 dengan metode spektrofotometri UV-Vis,
yaitu: “Analisis Kuantitatif Tablet Sianokobalamin (vitamin B 12) Sediaan Generik dan Paten Secara
Spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Perbandingan kadar tablet vitamin B12 sediaan generik dan paten
tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Kata kunci : Sianokobalamin, Kadar, Spektrofotometri UV-Vis

ABSTRAC
Introdaction: Vitamins are complex organic substances that are needed in very small amounts. The
vitamins contained in the earth are numerous and our bodies also need these vitamins. The users of
high-dose fat-soluble vitamins (vitamins A and E) recommended as antioxidants should be careful
because they can decrease the immune system response. Cyanocobalamin (vitamin B12) has a cobalt
content with the biological activity of vitamin B12 (CNCbI). Vitamin B12 is a red crystalline with
good clarity in water (1g / 80 mL at 25ºC). In its amorphous form, this vitamin is hygroscopic and
absorbs about 12% water (w / w). This vitamin is soluble in alcohols, phenols and other polar solvents
having hydroxy groups. (Sudjadi and Rohman, 2008) Adequate intake of vitamin B12 is key to
maintaining body balance. Methode: The method used for quantitative analysis of vitamin B12 level
determination is UV-Vis spectrofotometry method by using quantitative aspect, that is by UV-Vis
spectrophotometry with 278 nm lamda Validation of the cyanocobalamin quantitative analysis method
by UV-Vis spectrophotometry because of wide UV-Vis spectrophotometry, it can be used for
inorganic, inorganic and biochemical compounds absorbed in ultra violet or visible regions. Second,
the slacktivity is moderate to high so that when the wavelength is found where the analyte absorbs
itself so that the preparation of the separation becomes unnecessary. And the latter is easy, the
spectrophotometer measures easily and its performance is fast with modern instruments, its automatic
reading area.From the above explanation researchers interested in research related to vitamin B12
with UV-Vis spectrophotometry method, namely: "Quantitative Analysis of Cyanocobalamin Tablets
(vitamin B12) Generic and Patent Spectrophotometric UV-Vis. Result: the comparison of vitamin B12
tablet content of generic and patent preparations did not show any significant difference.

Keywords: cyanocobalami, levels, spectrophotometry UV-Vis.

6
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN Dalam bentuk amorfnya, vitamin ini bersifat


Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang higroskopik dan menyerap kurang lebih 12%
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. air (b/b). Vitamin ini larut dalam alkohol, fenol
Vitamin yang terdapat di bumi sangatlah dan pelarut polar lainnya yang mempunyai
banyak dan tubuh kita juga memerlukan gugus hidroksi. Vitamin B12 tidak larut dalam
berbagai vitamin tersebut. Kadangkala tubuh pelarut organik seperti aseton, eter dan benzen.
memerlukan vitamin dalam jumlah yang Kristalnya tidak meleleh akan tetapi
sedikit, namun tidak jarang pula tubuh mengalami peruraian pada suhu di atas 200°C.
memerlukan vitamin dalam jumlah banyak (Sudjadi dan Rohman, 2008) Asupan cukup
karena apabila kekuranagan vitamin dapat akan vitamin B12 merupakan kunci untuk
terkena penyakit. Macam vitamin yang mempertahankan keseimbangan tubuh .
terdapat di bumi kelarutannya dibagi menjadi 2
yaitu vitamin yang larut dalam lemak seperti METODE
vitamin A, D, E, K dan vitamin yang larut air Metode yang digunakan untuk analisis
seperti vitamin B1, B2, B6, B12 dan vitamin C. kuantitatif penetapan kadar vitamin B12 adalah
Vitamin larut air tidak disimpan oleh tubuh metode spektrofotometri UV-Vis dengan
sehingga perlu dipasok terus dari makanan mengunakan aspek kuantitatif, yaitu dengan
atau suplemen, sedangkan vitamin larut lemak cara spektrofotometri UV-Vis dengan lamda
disimpan oleh tubuh tetapi apabila kelebihan 278 nm (Sudjadi dan Rohman, 2008). Validasi
dapat meninmbulkan efek samping keracunan metode analisis kuantitatif sianokobalamin
vitamin. Karena itu, penguna vitamin larut dengan cara spektrofotometri UV-Vis karena
lemak dalam dosis tinggi (vitamin A dan E) pada spektrofotometri UV-Vis pengunaannya
yang di sarankan sebagai antioksidan haruslah luas, dapat digunakan untuk senyawa organik ,
berhati-hati karena dapat menurunkan respons anorganik dan biokimia yang diabsorbsi di
sistem imun (Sudjadi dan Rohman, 2008). daerah ultra lembayung atau daerah tampak .
Bermacam-macam jenis dan kegunaan dari Kedua, slektivitasnya sedang sampai tinggi
vitamin, di antarannya jenis vitamin yang sehingga apabila panjang gelombang
beredar di pasaran seperti dalam bentuk ditemukan dimana analit mengabsorbsi sendiri
provitamin atau calon vitamin (precursor) sehingga persiapan pemisahan menjadi tidak
yang dapat diubah dalam tubuh menjadi suatu perlu. Dan yang terakhir mudah ,
vitamin yang aktif setelah vitamin diabsorbsi spektrofotometer mengukur dengan mudah dan
oleh tubuh, provitamin mengalamin perubahan kinerjanya cepat dengan instrumen modern,
kimia sehingga menjadi satu atau lebih bentuk daerah pembacaannya otomatis. Dari
yang aktiv (Winarno, 2004). Vitamin berfungsi penjelasan diatas peneliti tertarik untuk
sebagai zat sangat penting bagi tubuh manusia penelitian yang terkait vitamin B12 dengan
dan hewan untuk perkembangan dan metode spektrofotometri UV-Vis, yaitu:
pertumbuhan seperti vitamin A, B, C, D dan “Analisis Kuantitatif Tablet Sianokobalamin
sebagainya. Vitamin sangat dibutuhkan oleh (vitamin B12) Sediaan Generik dan Paten
tubuh walaupun dalam jumlah sedikit. Vitamin Secara Spektrofotometri UV-Vis. Peralatan
dapat memberikan energi dan tidak dapat yang digunakan pada penelitian ini, antara lain
dihilangkan karena sangat dibutuhkan agar Spektrofotometer UV-Vis (cary 60), Cuvet
fungsi tubuh tetap normal. Maka dari itu, (quart cell), Labu Takar 100 ml (Pyrex), Labu
makanan yang kita konsumsi harus Takar 50 ml (Pyrex), Pipet Volum 1, 2, 3, 4, 5
mengandung vitamin. Jika makanan tidak ml (Pyrex), Timbangan Elektrik , tabung reaksi
mengandung vitamin, maka akan (Pyrex), Beaker Glass 250 ml dan 500 ml
mengakibatkan penyakit avitaminosis (Pyrex), Kertas Saring , Mortir dan Stamper,
termasuk penyakit defesiensi (penyakit karena dan peralatan lain yang diperlukan. Vitamin
kekurangan vitamin dan makanan). (Sutomo B12 yang di ambil dari 2 produsen X dan Y,
dan Ibrahim, 2008). Aquadest, Etanol. Sampel tablet vitamin B12
yang di ambil dari 2 produsen X dan Y.
Sianokobalamin (vitamin B12) memiliki Cara kerja pengujian sampel
kandungan cobalt dengan aktivitas biologis a. Penetapan panjang gelombang maksimum
vitamin B12(CNCbI). Vitamin B12 merupakan sianokobalamin dalam aquadest, ditimbang
kristal berwarna merah dengan klarutannya setara 6 mg sianokobalamin secara seksama
yang baik dalam air (1g/80 mL pada 25ºC). kemudian dilarutkan dalam aquadest hingga
7
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

100 ml,di amati menggunakan Uji Linieritas


spektrofotometri UV- Vis dengan panjang Hubungan yang linier antara respon analisis
gelombang 361 nm. dan konsentrasi analit dalam rentang
b. Pembuatan deret baku penggunaan metode analis.
Dibuat larutan baku Vitamin B12 dalam a. Pembuatan larutan untuk pemeriksaan
aquadest lalu dibuat seri larutan baku Vitamin linieritas
B12, setara 6 mg vitamin B12 dilarutkan 100 Larutan sampel dengan konsentrasi 70%,
ml dalam aquadest kemudian dibaca 80%, 90%, 100% diukur absorbanya.
serapannya pada spektrofotometri UV-Vis b. Persyaratan linieritas
pada panjang gelombang 361 nm. Garis regresi koefisien korelasi ≥ 0,98%.
c. Preparasi sampel
Ditimbang sejumlah sampel Vitamin B12 dari Uji presisi
produsen X setara 6 mg secara seksama Ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
kemudian dilarutkan dalam aquadest sebanyak antara hasil uji individual, diukur melalui
100 ml kemudian diukur absorbannya dengan penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
panjang gelombang 361 nm dilakukan prosedur diterapkan secara berulang pada
pengukuran sebanyak 7 kali dengan sampel-sampel yang diambil dari campuran
pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, yang homogen.
40 ppm, 50 ppm, 60 ppm a. Pembuatan larutan untuk pemeriksaan
Buat konsentrasi baku induk sianokobalamin presisi
(Vitamin B12) dari produsen X 6 ppm dalam Larutan sampel dan larutan standart
100 ml aquadest dengan konsentrasi 100% diukur absorbannya
Ppm = mg/L sebanyak 7 x.
60 = mg/0,1 L b. Persyaratan presisi : RSD ≤ 2,0%
= 6 mg
Preparasi sampel Uji akurasi
Ditimbang sejumlah sampel Vitamin B12 dari Kedekatan antara nilai yang dapat diterima
produsen Y setara 6 mg kemudian dilarutkan baik sebagai nilai konvensional / nilai
dalam aqudest sebanyak 100 ml diukur pembanding yang dapat diterima dengan nilai
absorbannya dengan panjang gelombang 361 yang diperoleh yaitu hasil analisis. Akurasi
nm dilakukan pengukuran sebanyak 7 kali metode analis dinyatakan dengan Recovery
dengan pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, hasil analisis.
30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm.

Membuat konsentrasi baku induk


Pembuatan larutan untuk pemeriksaan akurasi
Sianokobalamin (Vitamin B12) dari produsen Y
Diperiksa larutan sampel dan larutan standart
60 ppm dalam 100 ml aqudest
dengan konsentrasi 80%, 100%, 120% masing-
Ppm = mg/L
masing 7x, lalu dibaca absorbannya.
60 = mg/0,1 L
Persyaratan akurasi
= 6 mg
Recovery 90,0% – 110,0% RSD ≤ 2,0%
Pembutan sampel
Ditimbang masing-masing tablet HASIL
sianokobalamin dari 2 produsen X dan Y Spektrofotometri adalah merupakan suatu
setara 6 mg, di encerkan dengan aqudest metode analisa yang berdasarkan pada
sebanyak 100 ml. Sejumlah larutan tersebut di pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
encerkan dengan aquadest sampai diperoleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
konsentrasi berturut- turut 5 ppm, 10 ppm, 20 gelombang yang spesifik. Pada penelitian uji
ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm analisa pada vitamin B12 (Sianokobalamin)
dihitung absorbansinya pada spektrofotometri sediaan generik dan paten dilakukan analisis
UV- Vis dengan panjang gelombang 361 nm. kuantitatif secara spektrofotometri ultraviolet
visibel (UV-vis.), yang dilakukan dengan cara
pertama, dengan membuat terlebih dahulu
larutan baku induk 60 ppm sebanyak 100 ml
dalam labu takar 100 ml. Dengan cara

8
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

melakukan penimbangan terlebih dahulu turut adalah 0.0167, 0.0359, 0.0658, 0.0553,
kemudian dihitung kadar nya setelah dianalisa 0.0684, 0.0869, 0.1588, dengan konsentrasi
pada spektrofotometri UV-vis dengan panjang 0.9, 2.0, 3.7, 3.1, 3.8, 4.9, 8.9.
gelombang 361 nm.
PEMBAHASAN
Dari larutan baku induk tersebut kemudian Dalam penelitian ini terdapat nilai absorban
dibuat deret baku dengan pengukuran yang tidak maksimal pada preparasi sampel
sebanyak 7 kali, pengenceran 5 ppm, 10 ppm, paten dengan pengenceran 30 ppm dimana
20 ppm, 30 ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm. hasil absorban lebih rendah yaitu 0,0553, hal
Kemudian di larutkan dengan menggunakan ini dikarenakan pada saat pengenceran yang
aquadest hingga tanda batas, homogenkan. kurang tepat pada saat pemipetan sehingga
Kemudian baca serapannya pada didapat nilai absorban yang kurang tepat.
sprektofotometer Uv-vis pada panjang Untuk hasil kadar pada sediaan generik dan
gelombang 361 nm. Dari percobaan tersebut paten secara berturut didapatkan untuk sedian
didapat hasil absorbansi dari kadar 5 ppm, 10 generik padaa sampel 1 sampai 7 adalah 0.85,
ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 1.11, 2.82, 3.29, 3.57, 5.05, 5.41 dan untuk
ppm secara berturut-turut adalah 0.0988, sedian paten pada sampel 1 sampai 7 adalah
0.1860, 0.3645, 0.5514, 0.6554, 0.9119, 0.74, 1.59, 2.92, 2.45, 3.03, 3.85, 7.05.
1.0856, dengan konsentrasi 5.0, 10.0, 20.0, Sedangkan pada sampel paten kadar 30 ppm
30.0, 40.0, 50.0, 60.0. Kemudian dilakukan mengalami penurunan kadar dimana kadar
preparasi sampel paten dan generik dengan lebih rendah dikarenakan kemungkinan karena
pengukuran sebanyak 7 kali dengan pada saat pengeceran terjadi kesalahan.
pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 Validasi metode Vitamin B12 secara
ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm, kemudian spektrofotometri Uv-Vis meliputi pertama, uji
di larutkan dengan mengunakan aquadest linieritas dimana secara teoritis r nya harus
hingga tanda batas, kemudian dihomogenkan. memenuhi persyaratan linieritas jika r ≥ 0.998.
Kemudian dilakukan pembacaan serapan pada Pada penelitian ini didapatkan hasil r nya
sprektofotometer Uv-vis dengan panjang adalah 0.999. Kedua, uji presisi yang secara
gelombang 361 nm. Dari percobaan tersebut teoritis harus menghasilkan presisi RSD ≤ 2%,
didapatkan hasil absorbansi dari sampel nilai RSD ≤ 2, 0%, sedangkan pada penelitian
generik pada pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ini hasil RSD adalah 2,0%. Sehingga untuk
ppm, 30 ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm hasil linieritas dan presisi memenuhi
berturut-turut adalah 0.0193, 0.0251, 0.0636, persyaratan. Ketiga, uji recovery, dimana hasil
0.0741, 0.0805, 0.1139, 0.1220 dengan recovery secara teoritis harus berada pada
konsentrasi 1.1, 1.4, 3.6, 4.1, 4.5, 6.4, dan 6.8. range 90 – 110% dan pada penelitian ini
Kemudian untuk preparasi sampel paten dari didapatkan hasil untuk sedian generik adalah
pengenceran 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 95,3 % dan untuk sediaan paten adalah
ppm,40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm berturut- 100,4%.

SIMPULAN
1. Kadar dari masing-masing tablet vitamin
B12 pada sediaan generik dan paten adalah DAFTAR PUSTAKA
didapatkan untuk sedian generik pada F.G.Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
sampel 1 sampai 7 adalah 0.85, 1.11, 2.82, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3.29, 3.57, 5.05, 5.41 dan untuk sedian Sudjadi dan Rohman. 2008. Analisis
paten pada sampel 1 sampai 7 adalah 0.74, Kuantitatif Obat. Gadjah Mada
1.59, 2.92, 2.45, 3.03, 3.85, 7.05 University Press. Yogyakarta.
2. Perbandingan kadar tablet vitamin B12
sediaan generik dan paten tidak Ganjdar dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
3. Validitas penetapan kadar tablet vitamin Ganjdar dan Rohman. 2012. Analisis Obat.
B12 yang digunakan menggunakan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
spektrofotometri Uv-Vis sudah valid.

9
Jurnal Farmasetis Volume 3 No 1, Hal 6 - 10, Mei 2014 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Anonim. 1979. Farmakope indonesia. Edisi R.A. Day, JR. Dan A.L. Underwood. 2002.
III. Jakarta : Departemen Kesehatan Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Republik Indonesia. Keenam. Erlangga. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai