trauma --> luka terbuka pada kanalikuli karena tarikan lateral pada DEFINISI sumbatan duktus nasolakrimal yang menimbulkan infeksi
palpebra yg merobek tendon kanthus medial dan kanalikuli sekunder yaitu inflamasi sakus lakrimal (dakriosistitis)
ETIOLOGI - RF - Etiologi
EPIDEMIOLOGI odnl kongenital : stenosis pungtum / kanalilula, atresia pungtum /
kanalikula, malformasi nasal, abnormalitas kraniofasial,
abnormaltias embriologi (membran persisten menyelubungi/
gagak membuka katup hasner)
- Nyeri , perdarahan, infeksi, epistraksis KOMPLIKASI ditangani dengan baik : sembuh, rekuren, tetap ada fistula
- penyembuhan buruk / perbaikan tidak memadai --> paparan tindakan op namun gagal : hemolakria, granuloma piogenik
kornea & palpebra thd infeksi tidak baik : formasi abses, selulitis preseptal, konjungtivitis
- drainase memburuk thd duktus nasolakrimal rekuren,
Karsinoma Sel Basal (KSB) Periokular KASUS Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) Periokular
DEFINISI Tumor ganas pada sel epitel lapisan epidermis konjungtiva dan
kulit. KSS agresif dan metastasis ke kGB
Etiologi ETIOLOGI - RF - Etiologi :
UV A, UV B -> memicu kerusakan sel molekular EPIDEMIOLOGI
Imunosupresan RF:
Tipe kulit putih paparan uv, infeksi HIV, HPV, paparan arsenik, merokok, keadaan
Sindroma kongenital, PUVA, tanning beds, skar ulseratif, luka bakar imunosupresi
Klasifikasi histopatologis kutaneous scc : scaly papul / nodul merah -> perdarahan spontan
superfisial, nodular, infiltratif /morphoeik, mikronodular (pembesaran atipkal keratinosit invasi dermis),
ddx : KSS periokular (permukaan kasar, warna abu-abu, amorfous, scc metastasis : nodul multipel lesi di kulit / organ lain
peningkatan lesi epitel), Kaposi sarkoma periokular (tidak ada aliran (keratinosit membesar atipikal pada limfonodul dermis dan organ
perdarahan), limfoma (warna salmon merah muda, di konjungtiva) internal)
diagnosis banding
kss sebelum invasif dapat mirip dengan ksb,
kss lebih sering invasif ke orbita
etiologi : sporadis, autosomal dominan (turunan), autosomal ETIOLOGI - RF - etiologi : trauma tajam/tumpul/kimia, radiasi, arus listrik
resesif, genetik X EPIDEMIOLOGI
rf : anak2, bermain
epidemiologi : 1:4000, 30-50 tahun, laki-laki > perempuan epidemiologi : penyebab kebutaan utama di dunia, di indo, lebih
sering pria <15 tahun
etiologi -> atrofi sel batang -> diikuti sel kerucut dan RPE -> PATOFISIOLOGI trauma tumpul :
- trauma coup : trauma langsung ke kapsul dan epitel lensa ->
abrasi -> katarak progresif
trauma tajam :
ruptur lensa -> inflamasi anterior chamber + jar. ikat -> skar
perforasi korteks lensa -> kekeruhan progresif
P. Penunjang :
full field electroretinography (ERG)
dark adaptopmetry
perimetry goldman
optic coherence test
genetic analysis
P. Penunjang :
- biopsi kel. lakrimal
- ct scan orbita dgn kontras
- sediaan apusan darah tepi
- kultur
klasifikasi pterygium DIAGNOSIS klasifikasi
berdasar jumlah: akut :
simpleks = 1 segitiga - pembesaran kel. lakrimal palpebra superior
dupleks = 2 segitiga temporal nasal - nyeri
berdasar perjalanan penyakit : - kemosis (konjungtiva bengkak)
progresif = tebal, vaskularisasi banyak, infiltrat depan kepala, CAP - injeksi konjungtiva
pterygium - sekret mukopurulen
regresif = tipis, atrofi, vaskularisasi minimal - eritema palpebra
- lymphadenopati submandibular
berdasar grade - 1/3 laeral atas palpebra mata bengkak s-shape
1 : kurang dari 1,5 mm, 1B blm masuk iris - proptosis
2 : kurang dari 1/2 radius, 2B menembus iris, blm smpai pupil - terbatas gerakan bola mata
3 : lebih dari 1/2 radius, 3B menembus iris, mengenai tepi pupil
4 : hampir ke pusat kornea, 4B menembus pupil kronis :
- g. klinis kronik lebih baik dari akut
dx berdasar anam - pf - tidak nyeri
- pembesaran kelenjar mobile
ddx : - tanda minimal okular
- pseudopterygium : - ptosis (+) atau (-)
terjadi proses pemnyembuhan ulkus kornea -> konjungtiva - dry eyes
menutupi kornea
jika diselipkan sonde di bawahnya (tes sondase = positif) ddx : dakriosisttiis, hordeolum, abses kelopak mata, selulitis
pseudopterygium : riw. kelainan kornea sblmnya orbita, lipodermoid, periostitis
- pinguecula :
benjolan pada konjungtiva bulbi pada org tua, dgn rangsang sinar
matahari debu angin panas
bercak celah kelopak mata bag. nasal
degenerasi hialin jar. submukosa konjungtiva nodul kuning
2. simple course : eksisi pterydium, jahit tepi konjungtiva bebas. jarang drainsse / bedah , bila abses -> insisi
(hanya efektif u/ pterygium yang kecil)
komplikasi operatif :
perforasi korneosklera,
risiko graft : edema, hemoragi, retraks
granuloma kinjungtiva
epithelial inclusion cysts
skar konjungtiva
RF :
kontak langsung / tdk langsung dgn penderita epidemiologi :
kolam renang umum pria > wanita
handuk dipakai bersama 25-40 thn
kosmetik bersama jarang deteksi, sebagian besar kulit putih
higenitas kurang 15 % SPD ---> GP (10 tahun)
epidemiologi :
1 jt/ tahun
PATOFISIOLOGI mekanisme pelepasan pigmen :
- cekungan iris -> gerak fisik iris -> gesekan iridozonular -> pigmen
iris posterioe lepas
ddx :k. bakteri, alergi, keratitis, uveitis trias ditemukan dari gonioskopi
- pharyngoconjunctival fever
(adenoviral 3,4,7 ) demam , nyeri tenggorokan, konjungtivitis ddx : pigment dispersion syndrome, glaukoma eksfoliatif
bilateral / unilateral, folikel,keratitis ringan, 3 minggu sembuh, glaukoma pseudoeksfoliatif (deposit material pada kapsul lensa,
keratitis bbrp bln hiperpigmen trabecular), scheie line (deposisi pigmen pada insersi
sonula di lensa)
- keratokonjungtivitis epidemika
adenovirus D tipe 18,19,37
unilateral, gejala klinis berat, keratitis ep. pungtata, resolusi 3-4 mg
keratitis bbrp thn
- molluscum contagiosium
poxvirus -> infeksi kelopak mata -> iritasi kronik okular unilateral,
sekret mukoid ringan, nodul umbilicated, kubah, multipel, lunak,
kilap, margin kelopak
sesuai etiologi TATA LAKSANA pengobatan sama dg pengobatan glaukoma sudut terbuka
4-7 hari memburuk setelah onset
2-3 minggu tanpa terapi sembuh target TIO diturunkan 25-30% awal
follow up 2x dlm 1 tahun atau setiap 3 bulan jika progresif
suportfi : kompres dingin / hangat, jaga kontak, stop soflense, air
mata buatan medikamentosa :
menurunkan produksi aq. humor
medikamentosa : - beta adrenergik blocker (betaxolol 0,5%, timolol 0,5%)
antibiotik tetes mata -> cegah infeksi sekudner - penghambat anhidrase karbonat (brinzolamid / oral
vasokonstriktor dan antihistamin (diberikan jika gatal) asetazolamid)
steroid (true membran & pseudomembran) - agonis adrenergik alfa (apraclonidine , brimonidine)
varicella zoster konjungtivitis : acyclovir high dose 800 mh 5x1 10 trabeculectomy : tx. pembedahan
hari - lubang kecil pd sklera -> saluran alternatif -> jal. keluar humor
akuos
*pencegahan : cuci tanganinfeksi, tdk sentuh mata infeksi, tidak - cairan masuk dlm penyimpanan (bentuk : bleb) ditutup kelopak
berbagi handuk / kosmetik, saat mata merah tidak masuk kerja / mata
sekolah
laser peripheral iridotomy (LPI)
- mengurangi bowing posterior iris -> kontak langsung iris zonul
lensa
- blm ada bukti cegah peningkatan TIO jangka panjang
komplikasi jika tidak ditangani dengan baik infeksi sekunder, KOMPLIKASI kebutaan (jarang terjadi) , perburukan penglihatan, perbaikan
keratitis seiring bertambah usia
ETIOLOGI - RF - etiologi :
epidemiologi : EPIDEMIOLOGI ulserasi kornea / ulkus (akibat infeksi)
>40 thn, riw. HT, kulit hitam bakteri, fungal, viral
ulkus steril
- keratokonjungtivitis alergi
- ulkus mooren
- keratokonjungtivitis fliktenular
- keratitis marginal ec autoimun
- def. vit A keratomalacia
RF :
- musim semi -> serbuk sari / pollen
1. vasokonstriksi (spasme arterior , kerusakan endotel) PATOFISIOLOGI hipersensitivitas tipe 1 (alergi) -> mediasi IgE -> aktivasi Th2 ->
aktivasi fibroblas + produksi kolagen tipe I dan III -> giant papilla
2. arteriosklerosis (fase sklerotik)
- refleks arteriol : nicking & nipping ('arteri menekan vena) penumpukan eosinofil -> defek epitel limbus -> trantas dots
- peningkatan ref cahaya (copper sign)
keratinisasi epitel dari papil -> luka kornea -> lesi invasif -> ulkus
3. peningkatan permeabilitas kapiler (fase eksudatif)
- hipoksia -> hemoragik + edema retina fokal
Anamnesis : ANAMNESIS - PF
riw. ht - PENUNJANG Anamnesis :
asimptomatik - mata gatal perih -> fotobfobia (+)
sakit kepala dan nyeri mata - mata berair, sekret mukoid
penurunan penglihatan (kabur) mulai Stadium 3-4 - kedip sering krn sensasi benda asing / rasa mengganjal
- riw. atopi
PF :
tes visus (penurunan)
funduskopi : PF :
- CWS (cotton wool spot krn infark nerve fiber) - tampak PLAQUE shield ulcer : putih abu2, atas axis visual
- av nicking (arteri menindih vena) - jar. parut bentuk cicin
- eksudat (leakage vaskular krn hipoksia -> increase permeability) - cobblestone
- macular star (Eksudasi retina) - hiperemis kongjungtiva
- edema optik disc - sekresi mukus berlebih
- copper sign(peningkatan ref. cahaya pada arteriol) - horner trantas dots
- blot shaped (perdarahan) - ptosis & blepharospasm
- maxwell lyons sign (fibrinous pseudomembran)
- tensi (tinggi)
- pem. kardiovaskular : gallop / murmur, bruit karotid/renal, denyut khas vkc -> palpebral, limbal, kombinasi
perifer palpebral : tarsus membesar >1 mm, cobblestone polygonal,
- pf neuro, pf paru permukaan rata, berkas kapiler
fibrosis subepitel (hipertrofi papil)-> peningkatan ketebalan
P. Penunjang : kelopak mata + ptosis
- fluorescein angiography (FA) sekresi mukus , predominan eosinofil
- USG mata
limbal : trantas dots kumpulan sel epitel eosinofil + klasifikasi
kornea
neovaskularisasi perifer, jar. parut epitel, tanda inflmasi
P. Penunjang :
- corneal /conjunctival scrap -> dominan eosinpfil
- histologi -> proses proliferatif epitel, infiltrasi stroma, hiperplasia
jar ikat
- slit lamp -> kongesti konjungtiva, bentuk papil, defek epitel,
pewarnaan -> lihat ulkus (sodium fluoroscein, rose bengal,
lissamine green)
--> fluoroscein dye test
abrasi / ulkus
abrasi transparan, ulkus opaq
abrasi tidak merubah kontur kornea, epitel saja
ulkus melibatkan stroma
- keratoskopi
melihat bag anterior kornea -> cek distrofi kornea (Astigmat,
ulserasi), keratometer + dokumentasi melihat circular / normal
atau distorted / wavy
grade 3 :
- elevasi plask (deposisi protein pada sekresi air mata membran
bowman)
- refrakter pada tx. butuh debridemen (keratektomi) amt u/
reepitelisasi
- basis plak opaq
ddx :
infeksi : bakteri, viral, fungal
steril: mooren ulcer, keratokonjungtivitis alergi,
keratokonjungtivitis flikten, keratitis marginal ec autoimun, def
vitamin a keratomalacia
penurunan tekanan darah < 140/90 TATA LAKSANA nonfarmako : self limit VKC tahap awal, konservatif dgn
menghindari eksposur alergen
ACEI -> mengurangi kekeurhan dinding arteri retina
perubaha pola hidup farmakologis
jaga BB ideal - mast cell stabi lizers & antihistamin -> mikropapil & tanpa
kurangi intake lemak, kontrol asupan garam perubahan kornea
- topical corticosteroid -> makropapil, akumulasi mukus,
vaskularisasi kornea
TX
- debridemen ulkus & keratektomi superfisial
- reseksi kornea dgn excimer laser phototherapeutic (LASEK)
- amniotik membrane transplant