Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUMBER-SUMBER KURIKULUM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran


yang diampu oleh Egie Nugraha, S.Pd., M.Pd.

oleh

Kelompok 4

Ahmad Rizal 165030053

Danengsih 175030052

Ryntis Inggriyasti 175030066

Fauziyah Umbara 175030078

Najich 175030092

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas ke hadirat Allah swt. karena curahan
rahmat serta karunianya lah penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga umatnya sampai akhir zaman. Makalah
dengan judul “Sumber-sumber Kurikulum” ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

Penyusunan makalah ini membahas tentang sumber-sumber kurikulum. Sumber-


sumber kurikulum itu terbagi menjadi tiga aspek, yaitu: sumber kurikulum
berdasarkan akademis, individu, dan masyarakat. Yang mana ketiga aspek tersebut
sangat penting untuk kemajuan pendidikan.

Tak lupa, penulis juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Eggie Nugraha selaku
dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah menyerahkan kepercayaan
kepada kami guna menyelesaikan makalah ini. Kedua orang tua yang senantiasa
memberikan doa dan dukungannya baik secara moral maupun material kepada anak-
anaknya. Teman-teman satu kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan
makalah ini.

Kami sadar bahwa pada makalah ini tetap ditemukan banyak kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar-benar menanti adanya kritik
dan saran untuk perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya,
menyadari tidak ada suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh semua pihak terutama
untuk para pembaca. Kami mohon maaf jika ada perkataan yang tidak berkenan di
hati.

Bandung, Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 2

C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

D. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 2

E. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN............................................................................................................... 3

A. Pengertian Kurikulum .......................................................................................... 3

B. Sumber-sumber Kurikulum ................................................................................... 4

1. Sumber Kurikulum dari Akademis .................................................................... 4

2. Sumber Kurikulum dari Individu Siswa ............................................................ 7

3. Sumber Kurikulum dari Masyarakat .................................................................. 9

4. Desain dan Rekaya Kurikulum ........................................................................ 10

BAB III ........................................................................................................................... 12

PENUTUP ...................................................................................................................... 12

A. Simpulan .............................................................................................................. 12

B. Saran .................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum adalah istilah yang
komperehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya:
perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah
awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik.
Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum
berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk
menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaiaan
program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam
pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang.
Seperti : politikus, pengusaha, orangtua peserta didik, serta unsur-unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Sampai saat ini khususnya calon pendidik belum memahami mengapa
kurikulum selalu berganti saat pergantian menteri pendidikan. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah memang kurikulum tersebut perlu diganti atau ada
aturan bahwa setiap pergantian menteri pendidikan diharuskan bergantinya juga
kurikulum.
Makalah ini membahas perangkat kurikulum dengan berbagai
sumbernya. Sumber kurikulum sebagai perspektif dinamis memberikan tafsiran
untuk mendesain pengembangan kurikulum. Batasan sumber kurikulum antara
lain: sumber kurikulum dari akademis, individu dan masyarakat.

1
B. Identifikasi Masalah
1. Pendidik memerlukan kurikulum untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
2. Pergantian menteri pendidikan juga mempengaruhi pergantian kurikulum.
3. Pendidik harus mengidentifikasi siswa dan masyarakat untuk menunjang
pembuatan kurikulum.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sumber Kurikulum dari Akademis?
2. Bagaimana Sumber Kurikulum dari Individu Siswa?
3. Bagaimana Sumber Kurikulum dari Masyarakat
4. Bagaimana Sumber Desain dan Rekayasa Kurikulum?

D. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Sumber Kurikulum dari Akademis
2. Mengetahui Sumber Kurikulum dari Individu Siswa
3. Mengetahui Sumber Kurikulum dari Masyarakat
4. Mengetahui Desain dan Rekayasa Kurikulum

E. Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini penulis dan pembaca dapat
memahami bahwa sumber kurikulum juga berasal dari perindividu atau siswa
dan masyarakat. Bukan hanya dari perkembangan zaman saja. Pembuatan
kurikulum juga harus melalui beberapa tahapan dan apabila hasil evaluasi dari
kurikulum yang sudah diterapkan tidak sesuai dengan tujuannya. Maka,
kurikulum tersebut harus diganti.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin Curriculum awalnya
mempunyai pengertian a running course dan dalam bahasa Perancis yakni
courier yang berarti berlari. Istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata
pelajaran atau course yang harus ditempuh untuk mencapai gelar penghargaan
dalam dunia pendidikan, yang dikenal dengan ijazah. (Baharun, Pengembangan
kurikulum: teori dan praktik, 2017: 2).
Dalam kamus webster’s New Internasional Dictionary bahwa kata
kurikulum barasal dari bahasa Yunani curikula yang semula berarti suatu jalan
untuk pedati atau perlombaan. Istilah ini kemudian dipakai dalam dunia
pendidikan menjadi jalan, usaha, kegiatan, untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kemudian istilah tersebut berkembang menjadi sejumlah mata pelajaran
(silabus) yang diberikan disuatu lembaga pendidikan untuk memperoleh ijazah.
Dalam kamus webster’s tersebut, kurikulum dapat diartikan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan
atau jurusan.
Dalam pengertian sempit, kurikulum merupakan seperangkat rencana,
peraturan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah.
Dalam pengertian yang lebih luas, seperti yang disebutkan dalam UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2002 bahwa kurikulum adalah “Seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa di satu pihak ada yang
menekankan pada isi pelajaran, atau mata kuliah, dan di lain pihak lebih
menekankan pada proses atau pengalaman belajar. Pengertian yang lama tentang

3
kurikulum lebih menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah, dalam arti
sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah di sekolah atau perguruan tinggi yang
harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah atau untuk kenaikan tingkat, juga
keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan. (Baharun,
Pengembangan kurikulum: teori dan praktik, 2017: 2-3).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan
seperangkat mata pelajaran yang diajarkan lembaga pendidikan kepada peserta
didik yang harus ditempuh selama ia berada di dunia pendidikan guna mencapai
suatu tujuan tertentu.

B. Sumber-sumber Kurikulum
Berikut ini terdapat sumber-sumber kurikulum, diantaranya :

1. Sumber Kurikulum dari Akademis


Menurut Sinau dalam situsnya https://sinautp.weebly.com/model-
kurikulum-subjek-akademis.html, “Kurikulum akademis merupakan model
tertua yang bersumber dari pendidkan klasik (perenialisme dan
esensialisme) yang beriorientasi pada masa lalu”. Kurikulum ini, praktis,
mudah disusun dan digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum akademis
sangat mengutamakan pengetahuan, maka pendidikannya lebih bersifat
intelektual. Sehingga nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum
hampir sama dengan disiplin ilmu.
Kurikulum ini mengutamakan isi pendidikan, isi pendidikan diambil
dari setiap disiplin ilmu. Guru sebagai penyampai bahan ajar mempunyai
peranan penting, yaitu menguasai semua pengetahuan yang ada dalam
kurikulum dan menjadi ahli dalam bidang-bidang studi yang diajarkan.
Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari ilmu pengetahuan
cara pengembang kurikulum tidak perlu susah-susah menyusun bahan
sendiri mereka tinggal memilih materi mana yang perlu dikuasai oleh anak
didik berdasarkan disiplin ilmu tersebut sesuai dengan taraf perkembangan
anak didik serta sesuai dengan kepentingannya.
Penentuan disiplin ilmu tiap lembaga pendidikan seperti SD,
SMP, SMA dan SMK, yang kemudian dalam struktuk kurikulum menjadi

4
bidang studi atau mata pelajaran tidak harus sama. Hal ini disebabkan setiap
lembaga punya visi, misi, dan tujuan yang berbeda. Demikian juga dilihat
cakupan dan keluasan serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang
studi. Bidang studi yang dipilih dan diajarkan pada sekolah yang bertujuan
untuk memberikan keterampilan akademik agar lulusannya dapat
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum akademis merupakan sumber


tertua yang bersumber dari pendidkan klasik (perenialisme dan
esensialisme) yang beriorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini
mengutamakan pengetahuan, jadi sifat pendidikannya lebih bersifat
intelekatual. Kurikulum ini juga mengutamakan isi pendidikan dimana isi
pendidikan tersebut diambil dari setiap disiplin ilmu.

a. Ciri-ciri Kurikulum Akademis


Kurikulum akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan
tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi.
1. tujuan dari kurikulum akademis adalah pemberian pengetahuan yang
solid serta melatih siswa menggunakan ide dan proses penelitian.
Siswa diharapkan memiliki konsep dan cara yang dapat
dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Metode yang
banyak digunakan kurikulum ini adalah Metode Ekspositori dan
Inkuiri.
2. Pola Organisasi Isi
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum
akademis diantaranya
a. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep
yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran
lain.
b. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan
pelajaran tersusun dalam tema belajaran tertentu yang mencakup
materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.

5
c. Integrated curriculum, dalam integrated warna disiplin ilmu sudah
tidak keliatan lagi. Bahan ajar di integrasikan dalam suatu persoalan,
kegiatan atau kehidupan tertentu.
3. Evaluasi
Kurikulum akademis menggunakan bentuk evaluasi yang
bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Para
ahli ilmu disiplin memiliki sifat ambivalen terhadap evaluasi, karena
satu pihak memandang suatu kegiatan yang berharga, yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Namun pihak lain
mengkhawatirkan kegiatan evaluasi dapat mempengaruhi hubungan
guru dan siswa.
Dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri yang ada di dalam kurikulum
akademis adalah tujuan, pola, dan evaluasi. Tujuan dari kurikulum
akademis member pengetahuan serta melatih siswa memberikan ide
dan melakukan penelitian. Pola organisasi isi merupakan isi atau
materi yang ada dalam kurikulum akademis seperti pola organisasi
materi atau konsep, bahan pelajaran tersusun, dan warna disiplin
ilmu sudah tidak kelihatan lagi. terakhir yaitu evaluasi dimana
evaluasi ini bervariasi disesuaikan dengan sifat juga tujuan mata
pelajaran.
b. Pemilihan Disiplin Ilmu
Masalah besar yang dihadapi para pengembang kurikulum
akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian
banyak disiplin ilmu yang ada. Berikut beberapa saran untuk
masalah tersebut antara lain:
1. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh dengan
menekankan bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan
pengetahuan
2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat, memilih dan menetukan
aspek dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan
masyarakat

6
3. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan yang menjadi
dasar bagi penguasaan disiplin ilmu yang lain.
Dapat disimpulka bahwa para pengembang kurikulum dapat memilih
disiplin ilmu dengan beberapa cara. Yang pertama harus adanya
penguasaan untuk menguji kebenaran atau mendapat pengetahuan,
mengutamakan kebutuhan masyarakat dan menentukan aspek
tertentu juga menekankan pengetahuan dasar.

c. Penyesuaian Mata Pelajaran dengan perkembangan anak


Para pengembang kurikulum akademis lebih mengutamakan
penyusunan bahan secara logis dan sistematis daripada
menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berpikir anak.
Umumnya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajar
melainkan lebih mementingkan susuan isi atau apa yang akan
dipelajari. Namun seiring perkembangan, kelemahan tersebut dapat
diatasi dengan beberapa penyempurnaan yaitu:
1. Mengimbangi penekanan pada proses berpikir, mereka mulai
mendorong penggunaan intuisi dan tebak-tebakan
2. Menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan
kebutuhan setempat
3. Memanfaatkan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa para pengembang kurikulum harus
mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis
agar bisa menyelaraskan kemampuan berpikir anak. Dengan
beberapa penyempurnaa melalui cara mengimbangi penekanan
pada proses berpikir, menyesuaikan pelajaran, dan memanfaatkan
fasilitas jiga sumber yang ada.

2. Sumber Kurikulum dari Individu Siswa


Disamping masyarakat serta kebudayaannya, penetapan materi
kurikulum juga dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Mengapa siswa harus
dijadikan sumber dalam penetapan isi kurikulum? Hal ini disebabkan tugas

7
dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh potensi siswa.
Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus menjadi salah satu sumber
kurikulum. Menurut Suryani dalam situsnya
http://suryanifsk14.blogspot.com/2016/10/sumber-kurikulum.html?m=1,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan isi kurikulum
dikaitkan dengan siswa yaitu:
1. Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
2. Isi kurikulum mencakup keterlampilan, pengetahuan, dan sikap yang
dapat digunakan siswa dalam pengalamannnya dan berguna untuk
menhadapi kebutuhan pada masa yang akan datang
3. Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri
dan tidak sekadar penerima secara pasif apa yang diberikan guru
4. Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan
keinginan siswa Dari pernyataan diatas maka sudah jelas perumusan
materi kurikulum tidak bersumber dari pandangan orang dewasa
tentang apa yang seharusnya diminati oleh siswa, akan tetapi
disusaikan dengan minat dan kebutuhan siswa sesuai dengan taraf
perkembangannya.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum dapat
dipandang dari dua sisi yakni sisi Psikobiologis dan Kehidupan
Sosial. Sisi Psikobiologis berkenaan dengan apa yang timbul dari sisi
siswa beerdasarkan kebutuhan psikologis dan biologis yang
dinyatakan dalam keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah
yang diminati untuk dipelajari. Sedangkan sisi kehidupan sosial
berkenaan dengan tuntutan masyarakat, apa yang dianggap perlu
untuk kehidupannya agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Banyak
ahli yang mengadakan studi tentang kebutuhan siswa salah satunya
adalah Abrahan Maslaw. Menurutnya, kebutuhan manusia bersifat
hirarkis artinya satu kebutuhan manusia akan menjadi dasar untuk
kebutuhan berikutnya.
Dapat disimpulkan bahwa sumber kurikulum dar individu siswa
sangat dibutuhkan. Karena untuk menyesuaikan minat serta

8
kemampun yang dimiliki anak tersebut. Karena kebutuhan manusia
juga bersifat hirarkis yang artinya satu kebutuhan manusia akan
menjadi dasar untuk kebutuhan berikutnya.

3. Sumber Kurikulum dari Masyarakat


Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup
dimasyarakat. Demikian pula, apa yang dibutuhkan masyarakat harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sisi kurikulum. Kurikulum
yang tidak memerhatikan kebutuhan masyarakat akan kurang bermakna.
Kebutuhan yang harus diperhatikan dalam pengembahan kurikulum
meliputi masyarakat dalam lingkungan sekitar (lokal), masyarakat dalam
tatanan nasional dan global. Kebutuhan masyarakat lokal sangat diperlukan
sebab setiap daerah memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda baik
dilihat dari geografis, budaya, dan adat istiadat maupun potensi daerah.
Dilihat dari keadaan geografis setiap daerah memiliki perbedaan misalnya
ada daerah pegunungan, pesisir dan perkotaan.
Anak didik perlu dikenalkan dengan lingkungan lokal agar mereka
memiliki tanggung jawab dalam melestarikan dan mengembangkan daerah
dimana mereka tinggal. Oleh sebab itu, dilihat dari perspetif kebutuhan
lokal isi kurikulum tidak perlu seragam. Bisa terjadi dilihat dari muatan
kurikulum lokalnya, antara daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.
Kebutuhan kurikulum dalam tatanan masyarakat nasional juga harus
dijadikan sumber penetapan materi kurikulum. Pengembangan budaya lokal
dalam menentukan isi kurikulum justru untuk kepentingan nasional. Oleh
karena itu, para pengembang kurikulum perlu hati-hati dalam menetapkan
materi dan muatan kurikulum. Jangan sampai penyusun budaya lokal dapat
merugikan secara nasional, pengembangan budaya lokal semestinya
diarahkan untuk meningkatkan rasa nasionalisme, rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan kata lain, muatan lokal dikembangkan untuk
meningkatkan wawasan kebangsaan. (Suryani dalam situsnya
http://suryanifsk14.blogspot.com/2016/10/sumber-kurikulum.html?m=1)
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum bersumber dari masyarakat sanga
dipentingkan. Untuk siswa mengenal budaya, adat, geografis, dan potensi

9
dalam daerah tersebut. Oleh karena itu para pengembang kurikulum perlu
hati-hati dalam menetapkan materi dan muatan kurikulum. Karena
mengenalkan budaya lokal dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa
dan negara bagibpara siswa.

4. Desain dan Rekaya Kurikulum


Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi,
serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap
perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-
unsur dan kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya,
prinsip pengorganisasian, serta hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Menurut Suryani dalam situsnya
http://suryanifsk14.blogspot.com/2016/10/sumber-kurikulum.html?m=1,
desain kurikulum ada dua dimensi yaitu:
1. Substansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum
2. Model pengorganisasian dan bagian kurikulum terutama organisasi dan
proses pengajaran
Dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum:
1. Ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta
bagaimana mengadakan penyempurnaan berdasarkan masukan dari
pengalaman
2. Kurikulum itu di evaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem
pelaksanaannya.

Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses


memfungsikan kurikulum disekolah, upaya yang perlu dilakukan para
pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya.
Pengelola kurikulum disekolah terdiri dari para pegawai dan kepala sekolah
sedangkan pada tingkat pusat adalah kepala pusat pengembangan kurikulum
balitbang dikbud dan para kasubdit/kepala bagian kurikulum di rektorat.
Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima
hal, yaitu:

10
1. Arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa
kurikulum
2. Keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum
3. Tugas-tugas dan prosedur peencanaan kurikulum
4. Tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum
5. Tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum
Dapat disimpulkan bahwa desain dan rekayasa itu berhubungan i dalam
kurikulum. Karena desain merupakan suatu pengorganisasian tujuan serta
proses belajar yang akan diikuti siswa. Sedangkan rekayasa kurikulum
berkenaan dengan bagaimana proses mengfungsikan kurikulum disekola
dan itu merupakan sebuah upaya para pengelola kurikulum aga
kurikulum berfungsi sebaik-baiknya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana, peraturan, isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar disekolah. Sumber kurikulum meliputi tiga aspek
yaitu sumber kurikulum dari akademis, sumber kurikulum dari individu siswa,
dan sumber kurikulum dari masyarakat. Desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada
berbagai tahap perkembangan pendidikan. Rekayasa kurikulum berkenaan
dengan bagaimana proses memungkinkan kurikulum di sekolah, upaya-upaya
yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi
sebaik-baiknya.

B. Saran
Penulis sadar masih banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini
semoga pembaca dapat memberikan saran atau masukan kepada penulis agar
penulis bisa memperbaiki tulisannya. Dan juga semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun penlis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baharun, Hasan. 2017. Pengembangan kurikulum: teori dan praktik. Yogyakarta:


Pustaka Nurja.

Suryani. 2016. Sumber kurikulum. Diakses 02 Oktober 2018, dari


http://suryanifsk14.blogspot.com/2016/10/simber-kurikulum.html?m=1

Sinau. Tanpa Tahun. Kurikulum subjek akademis. Diakses 02 Oktober 2018, dari
https://sinautp.weebly.com/model-kurikulum-subjek-akademis.html

13

Anda mungkin juga menyukai