Anda di halaman 1dari 15

BAB III BERAT JENIS (SPESIFIC GRAVITY)

3.1. Maksud dan Tujuan

3.1.1. Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keadaan berat jenis pada
tanah dan mengetahui seberapa penting peran berat jenis pada tanah dan
memperhitungkan keadaan atau pengaruh yang dihasilkan.

3.1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk menentukan besar berat jenis dari tanah berdasarkan pada nilai yang
ditujukan pada data analisis. .
2. Untuk memahami cara menentukan berat jenis tanah
3.2. Dasar Teori

Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan
tersebut. Satuan berat jenis adalah kg/dm3 atau g/mL, dan g/liter. Berat jenis
mempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak tergantung
pada jumlah bahan cuplikan (sampel). Dikenal beberapa alat yang dapat
menentukan berat jenis, yaitu aerometer, piknometer, dan neraca whestphaal.
Untuk pekerjaan secara rutin di laboratorium terdapat peralatan elektronik untuk
menentukan berat jenis.

 Menentukan berat jenis zat cair dengan aerometer


Menentukan berat jenis dengan aerometer berdasarkan pada prinsip Archimedes.
Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu zat cair akan mengalami gaya
angkat ke atas yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan, karena
adanya benda tersebut dalam zat cair. Aerometer berbentuk sebuah silinder yang
berlubang. Agar aerometer dapat tercelup dengan posisi yang tepat. (skala
tercelup dalam cairan), maka aerometer diisi dengan butir butir timbal (Pb). Skala
skala pada aerometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis
cairan, aerometer akan tercelup semakin dalam, sehingga skala pada aerometer
menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.

 Menentukan berat jenis dengan piknometer


Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu dengan mengukur secara langsung berat
zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan
piknometer). Volume zat padat yang tidak beraturan dapat ditentukan secara tidak
langsung dengan menggunakan piknometer. Bila volume dan berat zat tersebut
telah diketahui, maka dapat dihitung berat jenisnya.

Nilai berat suatu tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk konversi
prosentase air dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung porositas
jika berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari volume
tanah yang sangat besar. Nilai berat suatu tanah berbeda-beda tergantung kondisi
struktur tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan. Oleh karena itu, berat isi
sering digunakan sebagai ukuran struktur tanah. Berat jenis partikel dari suatu

Siti Aisah Nst / 15307004 III-2


tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Hal ini
menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total
volume dan tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan
udara). Besarnya berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3
sampai 1,5 gram persentimeter kubik. Berat tanah dapat diukur dengan
metode silinder, clod, boring, dan radioaktif (sinar gamma). Metode silinder
sangat mudah dan sederhana seta praktis untuk tanah- tanah yang tidak bersifat
mengembang mengerut. Tetapi sebaliknya pada tanah yang bersifat mengembang
mengerut digunakan metode clod. Sedangkan metode boring dan radioaktif
biasanya digunakan secara langsung dilapangan.

Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali
dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang masih
dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah
apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu, misalnya dengan
memanaskan didalam oven. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu
pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek.
Oleh sebab itu perlu dilakukan uji kadar air pada tanah agar derajat kejenuhan
pada tanah jangan sampai dikacaukan dengan kadar, yaitu perbandingan antara
berat air dalam contoh tanah dengan berat butir. Tanah berguna sebagai bahan
bangunan dan pendukung pondasi bangunan. Segumpal tanah dapat terdiri dari
dua atau tiga bagian. Pada kondisi kering, tanah terdiri dari dua bagian, yakni
butir-butir tanah dan pori-pori udara. Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua
bagian yakni butir-butir tanah dan air pori. Pada kondisi tidak jenuh air (natural),
tanah terdiri dari tiga bagian, yakni butir-butir tanah, pori-pori udara dan air pori.
Hubungan-hubungan berat dan volume yang biasa digunakan dalam mekanika
tanah adalah : kadar air, porositas, angka pori, berat volume, berat jenis derajat
kejenuhan dan lain-lain.

Berat jenis (specific gravity) tanah adalah angka perbandingan antara berat isi
butir tanah dengan berat isi air suling pada volume yang sama dan suhu tertentu.
Berat jenis tanah sangat penting diketahui yang selanjutnya digunakan dalam
perhitungan - perhitungan mekanika tanah.

Siti Aisah Nst / 15307004 III-3


Tabel 3.1. Berat Jenis Tanah

Macam Tanah Berat Jenis

Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau Tak Organik 2,62-2,68
Lempung Organik 2,58-2,65
Lempung Tak Organik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80

Nilai dari berat jenis dihitung dengan menggunakan persamaan :

𝑊𝑠 . ∝
𝑆𝐺 = × 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑊4 + 𝑊𝑠 − 𝑊3

Dimana :

SG : Specific gravity

Ws : Weight of soil (berat asli tanah)

∝ : Massa jenis air

W4 : Weight of bottle + water

W3 : Weight of bottle + soil + water

 Permukaan spesifik
Permukaan spesifik mrnghubungkan luas permukaan suatu bahan dengan
berat atau volume bahan tersebut, dimana volume biasanya lebih banyak
dipilih.
 Hubungan antar fase
Tanah merupakan komposisi dari dua atau tiga fase yang berbeda. Tanah
yang benar-benar kering terdiri dari dua fase, yang disebut partikel padat dan
udara mengisi pori (disebut udara pori). Tanah yang jenuh sempurna (fully
saturated) juga terdiri dari dua fase, yaitu partikel padat dan air pori.

Siti Aisah Nst / 15307004 III-4


Sedangkan tanah yang jenuh sebagian terdiri dari tiga fase, yaitu partikel
padat dan air pori.

(http://cithorues.blogspot.co.id/2014/04/bab-iii-berat-jenis-spesific-gravity.html)

 Faktor faktor yang mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah :
1. Struktur Tanah :
Struktur tanah sangat mempengaruhi berat isi dan berat jenis, apabila tanah
tersebut memiliki struktur yang lempeng atau padat maka berat isi dan berat
jenisnya semakin besar. (Hardjowigeno,1989).
2. Tekstur tanah
Tekstur tanah juga dipengaruhi pada berat isi dan berat jenis suatu tanah. Bila
semakin lepas tekstur suatu tanah, maka berat isi dan berat jenis tanah tersebut
semakin rendah. (Soeparmadi, 1995).
3. Ruang pori
Apabila volume yang di duduki ruangan pori lebih banyak, maka akan
mengakibatkan kecepatan bobot isinya lebih besar. (Foth,1984).
4. Bahan organik
Bahan organik tanah mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah. Bahan
organik berperan dalam merekatkan tanah, bila semakin banyak kandungan
bahan organiknya maka berat isi dan berat jenis semakin rendah.
(Hardjowigeno,1989).
5. Bahan induk
Bahan induk merupakan lapisan yang paling padat, karena adanya
pembentukan struktur selama perkembangan tanah yang menyebabkan horizon
horizon yang ada dibagian atas mempunyai kerapatan induk lebih rendah
disbanding bahan induk aslinya. (Foth, 1984).
6. Pengolahan tanah
Apabila tanah diolah menggunakan alat alat berat dalam jangka panjang akan
dapat mengakibatkan penurunan terhadap agregasi tanah dan tanah akan
menjadi padat. (Foth, 1984).

Siti Aisah Nst / 15307004 III-5


 Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada
(volume pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume
pori yang dapat dilewati air dan volume partikel).
2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat
diresapi aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air. Atau merupakan bagian
relative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali
pori atau pori udara yang dapat menyerap air.
4. Berat jenis efektif
Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari
campuran partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air
yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran
agregat dengan aspal.

Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :
1. Keadaan kering oven atau mutlak
Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 110
±5ºC.
2. Keadaan kering udara
Yaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkering
permukaanya.
3. Keadaan jenuh kering muka ( SSD )
Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan kering kondisi
ini dinamakan dalam keadaan SSD.
4. Keadaan basah atau penuh
Yaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanya
disebut air permukaan.

Siti Aisah Nst / 15307004 III-6


Jenis agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenis :
1. Agregat normal
Berat jenisnya antara 2,5 – 2,7. Biasanya berasal dari granit, basalt dan kuarsa
2. Agregat berat
Barat jenis lebih besar dari 2,8. Misalnya magnetic ( Fe3C4 ), barites ( BaSO4)
atau serbuk besi.
3. Agregat ringan
Berat jenisnya kurang dari 2,5

(em-ridho.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-berat-jenis.html)

 Fase Tanah
Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian, kemungkinan tersebut
adalah:
a) Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-
pori udara.
b) Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan
air pori.
c) Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat atau butiran,
pori-pori udara, dan air pori.
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti yang
ditunjukkan Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram fase tanah

Siti Aisah Nst / 15307004 III-7


Berbagai macam derajat kejenuhan tanah ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Derajat kejenuhan dan kondisi tanah

Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan S


Tanah kering 0
Tanah agak lembab > 0 - 0,25
Tanah lembab 0,26 - 0,50
Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75
Tanah basah 0,76 - 0,99
Tanah Jenuh 1

(imamzuhri.blogspot.com/2012/09/t-n-h-1.html)

3.2.1. Definisi Berat Jenis

Berat jenis adalah konstanta / tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh
padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Berat jenis didefinisikan sebagai massa
suatu bahan per satuan volume bahan tersebut. Satuan dari berat jenis adalah
kg/dm3, g/cm3, atau g/ml,g/liter. Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan
untuk menentukan berat jenis, yaitu areometer, piknometer, neraca whestphaal.
Untuk pekerjaan secara rutin dalam suatu laboratorium terdapat peralatan
elektronik untuk menentukan berat jenis.
Berat jenis relatif (spesifik) adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu
tertentu terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula. Berat jenis relatif tidak
mempunyai satuan. Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila
sebagai pembanding adalah air pada suhu 40ºC.
Penentuan berat jenis zat cair dengan aerometer.
Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip Archimedes.
Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat
yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda
tersebut. Areometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang. Agar areometer
dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka
areometer diisi dengan butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer menunjukkan
berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup
semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang

Siti Aisah Nst / 15307004 III-8


semakin besar dari atas ke bawah. Penentuan berat jenis dengan piknometer.
Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu mengukur secara langsung berat zat
dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan
piknometer).
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan
yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang
30 ml.
Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :


 Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya
pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku
sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan
suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25ºC (suhu kamar).
 Massa zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga
menjadi lebih besar.
 Volume zat
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula
dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya
serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.

(alexschemistry.blogspot.com/2013/09/laporan-penentuan-berat-jenis.html)

Siti Aisah Nst / 15307004 III-9


3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat dan Fungsinya
 Piknometer
Piknometer berfungsi sebagai wadah sampel tanah dan air ketika akan
dicampur.
 Cawan
Cawan berfungsi sebagai tempat atau wadah tanah yang sudah dibagi.
 Vacuum Test
Vacuum test ini berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan udara yang
terdapat pada piknometer.
 Neraca analitik
Digunakan sebagai alat untuk mengukur berat dari sampel tanah.
 Vacuum pump
Vacuum pump ini berfungsi sebagai alat untuk memompa udara yg akan
masuk kedalam vacuum test.

3.3.2. Bahan dan Fungsinya


 Sampel tanah dari ayakan 40
Sampel tanah yang berasal dari ayakan 40 berfungsi sebagai bahan untuk
percobaan praktikum.

Siti Aisah Nst / 15307004 III-10


3.4. Gambar Rangkaian Peralatan Percobaan

Cawan Vacuum test

Sampel tanah Vacuum pump

Neraca Analitik
Piknometer

Gambar 3.2. Gambar rangkaian peralatan percobaan

Siti Aisah Nst / 15307004 III-11


3.5. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan, timbang berat dari piknometer dan wadah.
2. Menyiapkan sampel tanah dari ayakan 40 mesh, bagi tanah dengan tiga
bagian.
3. Meletakkan tanah pada masing-masing cawan dan kemudian menimbang.
4. Masukkan sampel tanah yang terdapat pada tiap-tiap cawan tadi kedalam
piknometer.
5. Menimbang sampel tanah pada piknometer dan mencatat hasilnya.
6. Menambahkan air kedalam piknometer yang berisi sampel tanah tadi, lalu
menimbang dan mencatat hasilnya
7. Meletetakkan piknometer yang berisi sampel tanah dan air pada alat vacuum
test untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada piknometer.
8. Menyalakan vacuum test dan tunggu selama 30 menit.
9. Setelah 30 menit timbang lagi piknometer dan mencatat hasilnya.
10. Membersihkan piknometer
11. Menimbang piknometer yang berisi air.

Siti Aisah Nst / 15307004 III-12


3.6. Pembahasan
Dari hasil percobaan praktikum ini diperoleh nilai specifik gravity (SG) dan
average.

Tabel 3.3. Spesifik gravity (SG)

No Determinator no bottle I II II

1 weight of bottle (W1) 194.9 191.7 193.3


2 weight of bottle +dry soil (W2) 318.4 291.9 323.5
3 weight of bottle +soil +water (W3) 743 743.7 746.9
4 weight of bottle +water (W4) 693 688.5 690.8
5 weight of soil (Ws) 123.5 100.2 130.2
0
6 temperatur ( C) 20 20 20
7 massa jenis air (∝) 1 1 1
8 berat jenis tanah (SG) 16.803 22.267 17.571
9 average berat jenis tanah 18.880

Rumus menentukan Ws :

Ws = W2-W1

I . Ws = W2-W1

= 318,4 – 194,9

= 123,5

II. Ws = W2-W1

= 291,9 - 191,7

= 100,2

III. Ws = W2-W1

= 323,5 – 193,3

= 130,2

Siti Aisah Nst / 15307004 III-13


Rumus menentukan SG yaitu :

𝑊𝑠 . ∝
𝑆𝐺 = × 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑊4 + 𝑊𝑠 − 𝑊3

𝑊𝑠 . ∝
I. 𝑆𝐺 = × 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑊4+𝑊𝑠−𝑊3
123,5 ×1
= × 10
693+123,5−743

= 16,803

𝑊𝑠 . ∝
II. 𝑆𝐺 = × 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑊4+𝑊𝑠−𝑊3
100,2 ×1
= × 10
688,5+100,2−743,7

= 22,267

𝑊𝑠 . ∝
III. 𝑆𝐺 = × 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑊4+𝑊𝑠−𝑊3

130,2 ×1
= × 10
690,8+130,2−746,9

= 17,571

𝑆𝐺 𝐼+𝑆𝐺 𝐼𝐼+𝑆𝐺 𝐼𝐼𝐼


Average :
3

16,803+22,267+17,571
=
3

= 18,880

Siti Aisah Nst / 15307004 III-14


3.7. Kesimpulan
Berat jenis (specific gravity) tanah adalah angka perbandingan antara berat isi
butir tanah dengan berat isi air suling pada volume yang sama dan suhu tertentu.
Berat jenis tanah sangat penting diketahui yang selanjutnya digunakan dalam
perhitungan - perhitungan mekanika tanah.
Berdasarkan hasil percobaan praktikum berat jenis maka diperoleh data dari
specific gravity (SG) yaitu :
 SG I = 16,803
 SG II = 22,267
 SG III = 17,571
Maka average yang diperoleh yaitu 18,880 gr/cm3

Siti Aisah Nst / 15307004 III-15

Anda mungkin juga menyukai