LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DHF RUANG MELATI RSPAU DR S HARDJOLUKITO LANUD ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DHF RUANG MELATI RSPAU DR S HARDJOLUKITO LANUD ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Satya Putra Lencana
M11.01.0015
LAPORAN PPENDAHULUAN
DHF (DENGUE HEMORAGIC FEVER)
B. Etiologi
Penyebab Virus Dengue berdasarkan Usia :
Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang
berlangsung akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih
banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia > 15 tahun (Thomas
Surusa, Ali Imran Umar, 2004). Nyamuk aedes aegyph maupun aedes
aibopictus merupakan vektor penular virus dengue dari penelitian kepada
orang lain dengan melalui gigitannya. Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari (Alan R. Tumbelaka, 2004).
C. Patofisiologi
Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstra seluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita
adalah vitemia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit (petekie), hyperemi tenggorokan, pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegli) dan pembesaran
limpa.
D. Pathway
Virus Dengue
Viremia
Manifestasi
Permebilitas kapiler
- Anoreksia perdarahan
meningkat
- Muntah
Kehilangan Plasma
Ketidakefektifan
Syok perfusi jaringan perifer
F. Klasifikasi DHF
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara
klinis dibagi menjadi : (WHO, 1997).
1. Derajat I
Demam dengan uji bendung positif.
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
G. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
1. Hb dan PCV meningkat (> 20%)
2. Trombositopenia (< 100.000 /ml)
3. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
4. 19 D. Dengue positif
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia.
6. Urium dan PH darah mungkin meningkat
7. Asidosis metabolic P CO2 < 35-40 mmHg dan HCO2 rendah.
8. SGot /SGPT mungkin meningkat.
(Nursalam, 2005).
I. Komplikasi
1. Ensefalopatif
2. Perdarahan intraktranial
3. Hernia batang otak
4. Sepsis
5. Pneumonia
6. Hidrasi berlebihan
7. Syok
8. Perdarahan otak
(Monica Ester, 1999).
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan DHF
antara lain sebagai berikut :
1. Hipertermi hubungan dengan proses penyakit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler. (Panduan Diagnosa
Keperawatan Nanda 2009-2011)
No
NOC NIC
Dx
1 Setelah dilakukan tindakan NIC - Thermoregulation 0800
keperawatan selama 3x24 jam, Monitor suhu maksimal 4 jam sekali
Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)
pasien dengan hipertermi diharapkan
Mansjoer Arif, Triyanti Kaspuji, Savitri Rokimi, Wardhani Wahyu Ika, Setiawulan
Wiwiek, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta
: Media Aesculapius.
Tucker SM, dkk, 1998. Standar Perawatan Klien Edisi V, Volume 4. Jakarta, EGC.