Anda di halaman 1dari 33

Asuhan Keperawatan

Kandung kemih Neurogenik


Bladder/Kandung Kemih
Anatomi & Fungsi
Kandung Kemih
• Kandung kemih merupakan tempat
penampungan kemih yang dapat
mengembang, juga merupakan tempat
dimana kemih dikeluarkan dalam interval
waktu tertentu. (Price & Wilson)
• Otot kandung kemih : Otot Detrusor
Persyarafan Kandung Kemih
Persyarafan Kandung kemih
Terdiri dari :
• Satu lengkung reflex yang berada pada tingkat S2
– S4 Medula spinalis (Pric& Wilson)

• Syaraf-syaraf pelvis yg berhub dgn tulang


belakang melalui pleksus sakralis 
segmen S2 & S3. yang melalui serabut pelvis
adalah serabut sensoris & serabut Motoris. (Guyton)

• Serabut saraf sensoris  utk mengetahui


derajat regangan dinding kandung kemih
Persyarafan Kandung kemih
• Serabut motorik (serabut saraf somatis)
melalui nervus pudendus ke sfingter
eksternus kandung kemih
• Persyarafan simpatis melalui N.
Hipogastrikus yg berhub dengan L2 medula
spinalis.  utk merangsang pembuluh
darah, sdkt menimbulkan kontraksi
kandung kemih
• Serabut saraf sensoris dilalui oleh saraf
simpatis  untuk merasakan rasa penuh
dan rasa nyeri
Pengertian
• Kandung kemih neurogenic adalah suatu
keadaan tidak berfungsinya kandung kemih
sebagai akibat dari adanya gangguan
neurologik pada Central Nervous System
(CNS) (Lewis, 2000)
• Adalah salah satu jenis tidak berfungsinya
kandung kemih yang disebabkan oleh
keadaan abnormal atau tidak adanya
persyarafan pada kandung kemih (Lewis,
2000)
Penyebab
Penyebabnya antara lain (Lewis, 2000)
• Tumor CNS
• Cerebrovaskular accident (CVA)
• Multiple sclerosis
• Diabetic neuropathy
• Spinal cord injury
• Menurut black, (2009), ini merupakan faktor
risiko
Etiologi
Faktor risikonya :
• Tumor
• Kelainan Neurologis
• Trauma pada sistem saraf
(black, 2013)
Masalah yang dihadapi
• Urgency
• Freqwensi
• Incontinentia
• Ketidakmampuan berkemih
• Terasa seperti obstruksi
Lanjt Masalah

Jangka panjang dapat terjadi :


• Iskemia dari dinding kandung kemih akibat distensi
berlebihan
• Masalah dengan urine residu sbg media pertumbuhan
bahter
• Pembentukan batu/urolithiasis
• Infeksi saluran kemih yg dpt naik ke ginjal
• Urinary incontinentia
• VUR yang disertai peningkatan tekanan intravesikuler
• Perburukan fungsi renal yang progresif
Penggolongan

Bergantung pada :
• Apakah ada kegagalan penyimpanan
• Apakah ada kegagalan pengosongan
• Atau keduanya
Klasifikasi menurut Black, 2009
Disfungsi kandung kemih neurogenik dpt
dikalsifikasikan sesuai level lesi pada sistim
saraf pusat, yaitu :
1. Lesi neuron motorik atas. Terjadi diatas
segmen sakral korda spinalis, sehingga
terjadi refleks yang berlebihan.
Spastic Bladder : kehilangan sensasi dan kontrol
motorik. Pengosongan kandung kemih karena
refleks dengan tidak ada atau minimal kontrol
terhadap aktivitasnya. (Brunner)
Klasifikasi menurut black, 2009
2. Lesi neuron motorik bawah.
Terjadi pada atau dibawah vertebra sakral,
menyebabkan kandung kemih kekurangan
refleks (arefleks) atau tonus (atonia).
Flaccid Bladder, terjadi distensi kandung kemih.
Distensi yang berlebihan dapat merusak otot
kandung kemih, infeksi karena stagnansi urine
dan kerusakan ginjal karena tekanan dari urine
(brunner, 2006)
Jenis Kandung Kemih Neurogenik
Lapides (1976) dalam Price & Wilson 
Ada 5 tipe disfungsi kandung kemih
neurogenik, dimana setiap tipe berkaitan
dengan lesi syaraf :
1. Tipe tak terhambat (enuresis)
2. Tipe refleks
3. Tipe otonom
4. Tipe paralitik sensorik
5. Tipe paralitik Motorik
Tipe tak terhambat (enuresis)
(Price & Wilson, Lewis, Black)

• Cacat pada jaras pengatur dari korteks


• Sering ditemukan pada pasien dengan lesi
pada korteks cerebri, (lesi pada traktus
kortikoregulatori) gangguan pembuluh darah
otak, tumor otak, trauma otak
• Pasien sadar akan ada nya rasa ingin
berkemih tetapi tidak dapat menundanya
sampai waktu yang tepat,
• Berkemih tidak terkontrol/berkemih infantil
• Manifestasi klinis : inkontinensia, urgency,
sering berkemih/frekwensi meningkat.
Tipe refleks
(Price & Wilson)

• Disebabkan oleh putusnya lengkung


refleks sakral dari pusat yang lebih tinggi,
seperti pada cedera batang otak atau
cedera transversal diatas S2
• Karena transeksi korda spinalis diatas
segmen sakral
• Lesi serabut motorik dan sensoris, sering
pada kasus multiple sklerosis, anemia
pernicious
Tipe refleks Lanj
(Price & Wilson)

• Semua sensasi kandung kemih hilang, dan


pengosongan terjadi secara refleks bilamana
tekanan didalam kandung kemih meningkat
diatas batas tertentu
• Pengosongan kandung kemih tidak dapat
tuntas karena kurangnya input motorik dari
pusat yang lebih tinggi
• Manifestasi klinis : inkontinensia, fkrekwensi
berkemih sering, kurang sensasi pengisian
bladder
Tipe Otonom
(Price & Wilson)

• Terjadi akibat kerusakan pada kedua jaras


lengkung refleks kandung kemih, seperti
pada lesi sakral atau kauda ekuina.
– Contoh : luka tembakan, operasi reseksi
abdominal-perineal,neoplasia dan anomali
kongenital seperti spina bifida
• Terjadi setelah destruksi dari semua
hubungan antara kandung kemih dan sistem
saraf pusat pada vertebra S2, S3 atau S4
karena trauma, inflamasi, anestesi spinal
atau keganasan
Tipe Otonom
(Price & Wilson)

• Pasien tidak dapat merasakan penuhnya


kandung kemih dan tdk dpt berkemih
dengan pola yang normal
• Pasien dapat belajar berkemih secara
voluntar dengan mengedan atau menekan
suprapubik dengan tangan
• Manifestasi klinis : inkontinensia, retensi,
kesulitan memulai berkemih
Tipe paralitik sensorik
(Price & Wilson)

• Adanya lesi pada bagian sensorik lengkung


refleks kandung kemih seperti pada pasien
diabetik neuropati atau sklerosis multiple.
• Dari interupsi pada traktus spina lateralis
• Klien tidak dapat merasakan pengisian
kandung kemih  kandung kemih atonik,
retensi , kemungkinan inkontinensia
overflow
Tipe paralitik sensorik
(Price & Wilson)

• Kehilangan sensasi kandung kemih secara


bertahap
• Jarang buang air kecil dan distensi yang
berlebihan
• Distensi berlebihan  tonus otot kandung
kemih hilang  pengosongan tdk sempurna
 terjadi residu kemih
• Manifestasi klinis : sensasi kandung kemih
lemah, frekwensi berkurang, residu urine
banyak.
Tipe paralitik Motorik
(Price & Wilson)

• Adanya gangguan pada bagian motorik


lengkung refleks kandung kemih
• Karena lesi di outflow motorik dari
vertebra S2-S3
• Seringkali berkaitan dengan poliomielitis,
tumor atau trauma, spina bifida dan
infeksi
Tipe paralitik Motorik
(Price & Wilson)

• Sensasi berkemih tdk terganggu


• Pasien memiliki gangguan total atau
parsial dalam memulai proses berkemih
• Dapat terjadi nyeri karena distensi
berlebihan  lakukan kateterisasi dan
drainase
Manifestasi Klinik
•  sudah dijelaskan diatas, pada masing-
masing jenis
• Manifestasi utama : retensi urine dengan
atau tanpa inkontinensia. Klien dapat atau
tidak merasakan keinginan berkemih.
Penatalaksanaan Medis
• Terapi obat-obatan :
– Antikolinergik & antispasmodik  utk
mengurangi kontraksi kandung kemih (Black,
209)
– Meningkatkan kekuatan otot detrusor,
menstimulasi kandung kemih yang atonik
bethanechol / urecholine (Black, 2009)
– Antiseptik urine  Mandelamine
– Relaksasi sfingter urethral
– Ascorbit acid
Nutrisi :
• diet rendah calcium : < 1 gr/hari
• Intake cairan : 1800-2000 ml/hari  utk
mencegahpembentukan batu danmenjamin
aliran urine yang adekuat

Drainage Urine :
• Training refleks
• Kateter intermiten
• Indwelling catheter
Manajemen Keperawatan
• Cegah disrefleksia autonom
• Lakukan kateterisasi intermiten
• Ajarkan kateterisasi intermiten mandiri
Pencegahan komplikasi
Disrefleksia autonom (Black, 2013)
• Terutama pada lesi upper motor neuron
• Terjadi selama program bladder training
• Manisfestasinya : hipertensi berat,
bradikardi, nyeri kepala yang berdenyut,
berkeringat diatas batas lesi, pandangan
kbaur, hidung tersumbat, mual dan
merinding diatas lesi.
• Manifestasi lanjutan : perdarahan retina,
kejang atau stroke.
Pencegahan komplikasi

• Pencegahan :
– Cegah stimulasi berlebihan karena impaksi
feces
– Kalau perlu pasang kateter
– Monitor tanda vital klien setiap 5 menit
– Tinggikan kepala tempat tidur mjd posisi
semi-fowler
– Berikan obat-obatan sesuai order
Pengkajian Sistim Perkemihan
• Kaji jumlah urine, sesuai waktu/tdk
• Keluhan klien ttg proses berkemih
• Palpasi apakah terjadi distensi
• Kaji adanya masalah pada kandung kemih
dan leher kandung kemih
Diagnosa Keperawatan
• Retensi Urine
• Inkontinensia Urine

Anda mungkin juga menyukai