LAPORAN PENDAHULUAN
sekitar 4-6 cm dan berisi 30-60 ml empedu. Bagian fundus umumnya menonjol
sedikit ke luar tepi hati, dibawah lengkung iga kanan, ditepi lateral muskulus rektus
Apabila kandung empedu mengalami distensi akibat bendungan oleh batu, maka
tetapi menahan aliran keluarnya. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua
saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hepar sebagai duktus
hepatikus kanan dan kiri, yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis.
vateri.
Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 ml per hari. Diluar waktu
makan empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu dan di sini mengalami
pemekatan sekitar 50% . Pengaliran cairan empedu diataur oleh 3 faktor, yaitu sekresi
empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. Dan
empedu. Setelah makan, kandung empedu berkontraksi, sfingter relaksasi dan empedu
karena secara intermiten tekanan saluran empedu akan lebih tinggi dari pada tahanan
sfingter.
B. Definisi
hepatosit sampai tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum. Dari segi klinis
bilirubin, asam empedu, dan kolesterol didalam darah dan jaringan tubuh. Secara
Kolestasis adalah kondisi yang terjadi akibat yang terjadi akibat terhambatnya
aliran empedu dari saluran empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan
C. Etiologi
ekstrahepatic cholestasis.
1. Pada intrahepatic cholestasis terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi akibat
infeksi bakteri yang menimbulkan abses pada hati, biliary cirrhosis primer, virus
2. Pada ekstrahepatic cholestasis, disebabkan oleh tumor saluran empedu, cista, striktur
(penyempitan saluran empedu ), pankreatitis atau tumor pada pankreas, tekanan tumor
atau massasekitar organ, cholangitis sklerosis primer. Batu empedu adalah salah satu
penyebab paling umum dari saluran empedu diblokir. Saluran empedu diblokir
mungkin juga hasil dari infeksi, kanker atau jaringan parut internal. Parut dapat
D. Klasifikasi
1. Kolestasis intrahepatik
saluran empedu dapat mengenai hanya saluran intrahepatik atau hanya saluran
yang disebabkan oleh virus CNV, sklerosis kolangitis, karoli’s disease mengenai
kedua bagian saluran intra dan ekstrahepatik. Karena primer tidak menyerang
sel hati maka secara umum tidak disertai dengan gangguan fungsi hepatoseluler.
E. Manifestasi Klinis
keadaan:
a. Tinja akolis/hipokolis/pucat
e. Steatore
f. Hipoprotrombinemia
b. Gatal-gatal
c. Hiperkolesterolemia
a. Anatomis
1) Akumulasi
b. Fungsional
transpeptidase meningkat)
F. Patofisiologi
protein, dan bilirubin terkonyugasi. Kolesterol dan asam empedu merupakan bagian
terbesar dari empedu sedang bilirubin terkonyugasi merupakan bagian kecil. Bagian
utama dari aliran empedu adalah sirkulasi enterohepatik dari asam empedu. Hepatosit
memisahkan racun dari darah dengan cara metabolisme dan detoksifikasi intraseluler,
mengeluarkan hasil proses tersebut kedalam empedu. Salah satu contoh adalah
Bilirubin tidak terkonyugasi yang larut dalam lemak diambil dari darah oleh
enzim UDPGTa yang mengandung P450 menjadi bilirubin terkonyugasi yang larut
air dan dikeluarkan kedalam empedu oleh transporter mrp2. Mrp2 merupakan bagian
Walaupun asam empedu dikeluarkan dari hepatosit kedalam empedu oleh transporter
lain, yaitu pompa aktif asam empedu. Pada keadaan dimana aliran asam empedu
hiperbilirubinemi terkonjugasi.
Abses hati
Cholestasis extrahepatic
Cirosis hepatitis
cholestasis
Cholestasis intrahepatik
Mitra To’alla, S.Kep 7|Page
Gangguan aliran Akumulasi empedu dalam Kerusakan sel hepar
empedu ke usus darah
Gatal-gatal kulit
Ketidakseimbangan nutrisi
Hipertermi Nyeri akut
kurang dari kebutuhan
Resiko infeksi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen abdomen
Dapat dilakukan pada klien yang dicurigai akan penyakit kandung empedu.
pilihan.
konsentrasi bahan kontras yang disuntikan relatif besar maka semua komponen
sistem bilier (duktus hepatikus, duktus koledukus, duktus sistikus dan kandung
namun bisa beresiko peritonitis bilier, resiko sepsis dan syok septik.
batu empedu, selain itu ERCP berfungsi untuk membedakan ikterus yang
disebabkan oleh obstuksi bilier dan juga dapat digunakan untuk menyelidiki
diambil oleh hepatosit dan dengan cepat ekskeresikan kedalam sinar bilier.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Non bedah
Therapy konservatif
pembedahan serta penderita yang diagnosanya belum jelas sehingga masih perlu
observasi.
b. Farmako Therapi
batu empedu terutama berukuran kecil dan tersusun dari kolesterol. Zat pelarut batu
empedu hanya digunakan untuk batu kolesterol pada pasien yang karena sesuatu hal
sebab tak bisa dibedah. Batu-batu ini terbentuk karena ada kelebihan kolesterol yang
tak dapat dilarutkan lagi oleh garam-garam empedu dan lesitin. Mekanisme kerjanya
berkurang dan batu dapat melarut lagi. Therapi perlu dijalankan lama, yaitu: 3 bulan
sampai 2 tahun dan baru dihentikan minimal 3 bulan setelah batu-batu larut. Recidif
dapat terjadi pada 30% dari pasien dalam waktu 1 tahun, dalam hal ini pengobatan
harus dilanjutkan.
wafes) yang diarahkan ke batu empedu di dalam kandung empedu atau doktus
koledokus dengan maksud untuk mencegah batu tersebut menjadi sejumlah fragmen.
Gelombang kejut diproduksi dalam media cairan oleh percikan listrik, yaitu
tubuh lewat redaman air atau kantong yang berisi cairan. Gelombang kejut yang
dikonvergensikan tersebut diarahkan ke batu empedu yang akan dipecah. Setelah batu
dipecah secara bertahap, pecahannya akan bergerak spontan dikandung empedu atau
d. Litotripsi Intrakorporeal
Pada litotripsi intrakorporeal, batu yang ada dalam kandung empedu atau doktus
atau litotripsi hidrolik yang dipasang pada endoskop, dan diarahkan langsung pada
batu. Kemudian fragmen batu atau derbis dikeluarkan dengan cara irigasi dan aspirasi.
Prosedur tersebut dapat diikuti dengan pengangkatan kandung empedu melalui luka
sayatan atau laparoskopi. Jika kandung empedu tidak di angkat, sebuah drain
2. Pembedahan
a. Koledokostomi :
dalam duktus tersebut untuk drainase getah empedu sampai edema mereda. Keteter
ini dihubungkan dengan selang drainase gravitas. Kandung empedu biasanya juga
kolesistektomi.
b. Koleksistektomi laparaskopi :
Dalam prosedur ini kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus
diligasi. Kolesistektomi dilakukan pada sebagian besar kasus kolesistis akut dan
menjulur keluar lewat luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus
c. Minikoleksistektomie
Adalah prosedur bedah untuk mengeluarkan kandung empedu lewat luka sayatan
sayatan yang kecil atau luka tusukan melalui dinding abdomen pada umbilicus.
dan menolong dokter bedah melihat struktur abdomen. Sebuah endoskop serat
optic dipasang melalui luka sayatan umbilicus yang kecil. Beberapa luka tusukan
atau sayatan kecil lainnya dibuat pada dinding perut untuk memasukkan
d. Choledochotomy
Adalah pengangkatan batu dari duktus koledokus bila terdapat batu, adanya
dilakukan atas indikasi cholesistitis atau pada cholelitisis, baik akut/kronis yang
I. Komplikasi
1. A simtomatik.
gejala, bukan mengobati penyakit seperti pengobatan dengan analgesik untuk nyeri,
2. Kolik bilier
Serangan kolik bilier semacam ini disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang
tidak dapat mengalirkan empedu keluar akibat dari tersumbatnya saluran empedu.
3. Kolangitis
Kolangitis adalah suatu infeksi bakteri akut pada sistem saluran empedu
4. Kolestasis akut
Kolestasis adalah peradangan pada kandung empedu akibat dari adanya infeksi
kandung empedu.
5. Kolestasis kronis
BAB II
A. PENGKAJIAN
menyeluruh.
1. Sirkulasi
2. Integritas ego
Gejala: perasaan cems, takut, marah, apatis. Faktor-faktor stress multiple misalnya
simpasis.
4. Pernafasan
5. Keamanan
umum
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
tubuh secara oral hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, pengeluaran
integritaspembuluh darah.
4. Nyeri akut b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas otot, trauma
muskuletal.
Tujuan: menetapkan pola nafas yang normal/efektif dan bebas tanda-tanda hipoksia
lainnya.
Kriteria hasil: tidak ada perubahan pada frekuensi dan kedalaman pernafasan.
INTERVENSI
Auskultasi suara nafas. Dengarkan ada atau tidak adanya suara nafas
R/ elevasi kepala dan posisi miring akan mencegah terjadinya espirasi dan
muntah. Posisis yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru bagian
Kriteria hasil: pasien mampu mengenal keterbatasan diri dan mencari sumber bantuan
INTERVENSI
· Bicara pada pasien dengan suara yang jelas dan normal tanpa membantah
R/ tidak dapa ditentukan pasien akan sadar penuh namun sensori pendengaran
bergantung pada jenis / jumlah obat yang akan digunakan dan lamanya
prosedur dilakukan.
DX 3
denyut nadi baik, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab dan pengeluaran
INTERVENSI
Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran, Tanya ulang catatan operasi
cairan.
Letakkan posisi pasien pada posisi yang sesuai tergantung pada kekurangan
R/ elevasi kepala dan posisi miring akan mencegah terjadinya aspirasi dari muntah
DX 4
Tujuan : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang
Kriteria hasil : pasien tampak rileks, dapat beristirahat atau tidur dan melakukan
INTERVENSI
Evaluasi rasa sakit secara regular. Catat karakterristik lokasi dan skla
· Catat munculnya rasa cemas atau takut dan hubungkkan dengan lingkungan
D. EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
1. Menetapkan pola nafas yang normal / efektif dan bebas dari sianosis atau tanda—
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Inisial :An”R”
2. Umur :8 Tahun 8 bulan
3. Nomor RM : 857248
4. Jenis kelamin :Laki-laki
5. Agama :Islam
6. Pendidikan :SD
7. Alamat : Desa Pisi Kelurahan Donri
8. Tanggal masuk RS :27-09-2018
9. Tanggal Pengkajian :02-10-2018
10. Diagnosa Medik :Kolestasis
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a) Nama :Tn “B”
b) Usia :38 Tahun
c) Pekerjaan :Supir
d) Agama :Islam
e) Alamat : Desa Pisi Kelurahan Donri
Mitra To’alla, S.Kep 22 | P a g e
2. Ibu
a) Nama :Ny “M”
b) Usia :31 Tahun
c) Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
d) Agama :Islam
e) Alamat : Desa Pisi Kelurahan Donri
Genogram 3 Generasi
xx
Ket : : Perempuan
: laki-laki
: Garis keturunan
: Klien
B. Istirahat/Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur
Siang Tidak Teratur Tidak teratur
malam Tidak teratur Tidak teratur
2. Pola tidur Efektif Tidak efektif
C. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi
Cara Menggunakan timbah Di Lap
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Alat mandi Sabun,sampo dan handuk
2. Gunting kuku
Cara Memakai potong kuku ya
Frekuensi Saat kuku agak panjang ya
H. Sistem musculoskeletal
1. Kepala : bentuk kepala mesocepal,dapat digerakan keatas,kebawah,kekiri,dan
kekanan.
2. Lutut : lutut ekstensi dan fleksi, ada refleksi patella,tidak ada nyeri tekan
I. Sistem integumen
Kulit: warna kulit agak kunimg
Kuku : pendek dan bersih
J. Sistem endokrin
Kelenjar tyroid: tidak terdapat pembesaran
XII. Terapi Saat Ini
a. Infus KAEN 3B 21tts/mnt
b. Ceftriaxone 1600mg/24jam/iv
c. Metronidinazole 200 mg/8jam/iv
d. Gentamicine 50mg/12jam/iv
e. Omeprasole 8 mg/24/jam
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Rutin
Nama : An”R”
Umur : 8 Tahun 8 bulan
Nomor RM :857248
Nama : : An”R”
Umur :8 Tahun 8 bulan
Nomor RM : 857248
no Data Masalah
2 kebutuhan tubuh
2. Timbang BB setiap hari
b/d intake tidak 1. Mampu 3. Dorong tirah baring
mengidentifikasi dan/atau pembatasan
adekuat aktifitas selama fase sakit
kebutuhan nutrisi
akut.
1. Berat badan ideal 4. Anjurkan istirahat sebelum
sesuai dengan tinggi makan.
5. Berikan kebersihan mulut
badan
2. Tidak ada tanda terutama sebelum makan.
6. Ciptakan lingkungan yang
malnutrisi
nyaman
3. Tidak terjadi
7. Berikan makanan dengan
penurunan berat protein tinggi, tinggi kalori
badan. dan rendah serat dalam
porsi kecil frekuensi sering
7. Pertahankan pemberian infus
amati tetesan jenis cairan sesuai
indikasi setiap 8 jam.
No DX Implementasi Evaluasi/SOAP
1 1. Mengkaji tingkat nyeri S:Klien mengatakan nyeri pada
Hasil : skala nyeri 4
perut.
2. Mengobservasi TTV
O : Klien meringis
Hasil : TD:100/60 mmHg Skala nyeri 4 (sedang)
N : 102x/mnt A:masalah belum teratasi
P : 28x/mnt P:Lanjutkan intervensi
S : 37oC
3.Memberi posisi yang
menyenangkan
Hasil : klien tidur telentang
3. Mengajarkan tehnik
relaksasi
Dengan cara tarik nafas lewat
hidung, tahan 2-3dtk, lalu
hembuskan lewat mulut