Kasus Kanker Payudara
Kasus Kanker Payudara
OF NURSE
Kamis, 20 September 2012
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun
beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu:
1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Masa reproduksi yang relative panjang
Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..
Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone
esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Riwayat tumor payudara.
6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30
tahun.
7. Kontrasepsi oral.
8. Wanita gemuk (obesitas)
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
9. Preparat hormone estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10. Factor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
11. Alcohol.
12. Tidak pernah melahirkan anak.
13. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi
menderita kanker payudara.
14. Stres hebat
(Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958)
(Erik T, 2005, hal : 43-46)
2.1.3 Anatomi Fisiologi
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari
bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar
interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi,
tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus keputing susu.
Gambar : Anatomi Fisiologi Mammae
2.1.4 Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di
dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia
menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker
payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data
terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita
menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.
2.1.5 Patofisiologi
Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal
Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali
Takut & koping tidak efektif
Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya
Neoplasma ganar mengenai payudara
2.1.11 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura,
tulang dan hati.
Interaksi Sosial
Data subjek : Kekuatan system pendukung.
Data objek : Rasa bersalah, menarik diri, marah.
Seksualitas
Data subjek ‘: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Data objek : Nuligravida lebih besar dari 30 tahun.
Multigravida.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis.
2. Mencegah komplikasi.
3. Membuat program rehabilitasi individual.
4. Memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Menerima situasi secara nyata.
2. Komplikasi dicegah/minimal.
3. Program latihan dilakukan.
4. Proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis, dan program terapi dipahami.
Intervensi/Implementasi Rasional
Keperawatan
1) Mulai lakukan persiapan emosional 1) Hal ini memberdayakan pasien
pasien (dan pasangannya) secepat untuk mengerahkan respons
setelah ia diinformasikan tentang koping.
diagnosis tentative.
2) Kaji :
Pengalaman pribadi klien dan 2) Factor-faktor ini sangat
pengetahuan tentang kanker mempengaruhi perilaku dan
payudara. kemampuan pasien menghadapi
Mekanisme koping saat krisis diagnosis, pembedahan, dan
System pendukung pengobatan tindak lanjut. Jika
Perasaan mengenal diagnosis. pasien mempunyai saudara atau
teman dekat yang meninggal akibat
kanker payudara, kemungkinan ia
akan berespons secara berbeda dari
pasien yang mempunyai teman
yang selamat dari kanker payudara
3) Informasikan pasien tentang riset dan mempunyai kualitas hidup
terakhir dan modalitas pengobatan yang sangat baik.
terbaru mengenai kanker payudara. 3) Pilihan-pilihan yang meningkat
dan perbaikan hasil baik secara
statistic maupun secara kosmetik
4) Uraikan pengalaman-pengalaman sangat mengurangi ketakutan dan
yang akan dialami pasien untuk meningkatkan penerimaan rencana
mengajukan pertanyaan. pengobatan.
5) Lengkapi pasien dengan sumber- 4) Ketakutan akan ketidaktahuan
sumber yang tersedia untuk menurun.
memfasilitasi penyembuhan.
2. Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi kanker.
Intervensi/Implementasi Rasional
Keperawatan
1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi, 1) Informasi memberi data dasar
frekuensi, durasi intensitas. untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
2) Evaluasi terapi : pembedahan, 2) Ketidaknyamanan tentang luas
radiasi, kemoterapi. adalah umum tergantung pada
proseduryang digunakan.
3) Beri tindakan kenyamanan dasar 3) Meningkatkan relaksasi dan
(reposisi, gosokkan punggung dan membantu memfokuskan kembali
aktivitas hiburan). perhatian.
4) Dorong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri. 4) Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai meningkatkan rasa control.
aturan obat bila perlu. 5) Tujuannya adalah kontrol nyeri
maksimum dengan pengaruh minim
pada aksila.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor,
ulkus pada permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
- Ulkus tidak membesar.
- Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Intervensi/Implementasi Rasional
Keperawatan
1) Anjurkan menggunakan pakaian 1) Kulit sangat sensitive selama
lembut dan longgar pada area pengobatan dan setelahnya.
tersebut, anjurkan untuk tidak
memakai bra jika menimbulkan
tekanan. 2) Mengencerkan obat menurunkan
2) Cuci kulit dengan segera memakai risiko iritasi kulit/luka bakar kimia.
sabun dan air bila agen
antineoplastik tercecer pada kulit 3) Penggantian balutan atau
yang tidak terlindungi. perawatan kulit untuk menghindari
3) Ganti balutan/beri perawatan pada kerusakan lebih lanjut/infeksi
kulit yang terkena serta indikasi. mempertahankan area bersih
meningkatkan penyembuhan dan
kenyamanan.
4) Mengganggu penyembuhan
4) Awasi semua sisi untuk tanda atau dimana dapat memperlambat
infeksi luka ; peningkatan edema karena perubahan disebabkan oleh
nyeri. kanker.
4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Hasil yang diharapkan :
- Diet yang disajikan habis.
- BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).
Intervensi/Implementasi Rasional
Keperawatan
1) Pantau intake makanan setiap hari. 1) Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi.
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan 2) Membantu dalam identifikasi
ketebalan lipatan kulit trisep. malnutrisi protein-kalori,
Pastikan penurunan berat badan saat khususnya bila BB kurang dari
ini. Timbang BB setiap hari atau normal.
sesuai indikasi.
3) Dorng klien untuk makan diet 3) Kebutuhan jaringan metabolic
tinggi kalori kaya nutrien dengan ditingkatkan begitu juga cairan
intake cairan yang adekuat. Dorong (untuk menghilangkan produk sisa).
penggunaan suplemen dan makan Suplemen dapat memainkan peran
sering dengan porsi kecil dan penting dalam mempertahankan
sedang. masukan kalori dan protein
adekuat.
4) Nilai diet sebelumnya dan segera 4) Keefektifan penilaian diet sangat
setelah pengobatan. Berikan cairan individual dalam menghilangkan
1 jam sebelum atau 1 jam setelah mual pascaterapi. Pasien harus
makan. mencoba untuk menemukan
solusi/kombinasi terbaik.
5) Kontrol factor lingkungan, seperti 5) Dapat mencegah mual muntah,
bau busuk atau bising. distensi berlebihan, dispepsia yang
menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus
berbahaya yang dapat
6) Anjurkan teknik relaksasi meningkatkan ansietas.
visualisasi bimbingan imajinasi, 6) Untuk menimbulkan perasaan
latihan sedang sebelum makan. ingin makan/membangkitkan selera
7) Beri antimetik pada jadwal regular makan.
sebelum/selama dan setelah
pemberian agen antineoplasma dan 7) Mual muntah paling menurun
sesuai. kemampuan dan efek samping
8) Evaluasi keefektifa antimetik. psikologis kemotrapi yang
menimbulkan stress.
8) Individu berespons secara berbeda-
beda pada semua otot-otot,
Kolaborasi : antimetik mungkin tiidak bekerja,
9) Tinjau pemeriksaan laboratorium memerlukan perubahan atau
sesuai indikasi jumlah limfosit, kombinasi terapi obat.
serum transfenin, dan albumin. 9) Membantu mengidentifikasi derajat
10) Beri obat sesuai indikasi. ketidakseimbangan
- Fenotiazin, proklomperazin, biokimia/malnutrisi dan
antidopaminergik : metoklorpamid. mempengaruhi intervensi diet.
- Vitamin : A, D, E, B6 10) - Antimetik bekerja untuk
- Antacid mempengaruhi stimulasi pusat
muntah dan kemoresptur.
- Mencegah kekurangan karena
penurunan abserpsi vitamin larut
dalam lemak.
- Meminimalkan iritasi lambung dan
mengurangi resiko ulserasi mukosa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 02 Februari 1968
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 212
Ruangan/Kamar : Rindu/B2 bedah
Golongan darah : O
Diagnose Medis : Ca Mammae
Tanggal Masuk RS : 01/07/2010
Jam : 10.15 WIB
Tanggal Pengkajian : 02/07/2010
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A. Saleh
Hubungan dengan klien : Suami klien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88
3. Pola Eliminasi
a. BAB
6. Pola Kegiatan/Aktivitas
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Keterangan genogram : Yang tinggal 1 rumah
X. Pengkajian Fisik
Tanda-tanda Vital : TD : 110/60 mmHg
RR : 112x/i
Pols : 80x/i
Temp : 37oC
TB : 170 cm
BB : 58 kg
Kepala : Bentuk : Lonjong
Ukuran : Normal
Posisi : Tegak
Warna dan bentuk rambut : Hitam dan ikal
Kebersihan kulit kepala : Kurang bersih
Mata/penglihatan : Bentuk : Simetris
Sclera : Icterus
Konjungtiva : Anemis
Pupil : Tidak ada kelainan
Posisi : Simetris kanan kiri
Ketajaman penglihatan : Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat melihat dengan sebelah
mata dengan jarak 6 meter.
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Hidung/penciuman : Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Polip/sumbatan : Tidak ada
Fungsi penciuman : dapat membedakan bau-bauan.
Telinga/pendengaran : Bentuk : Normal
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Baik
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Mulut dan faring : Bibir : Normal
Mukosa gigi : Normal
Lidah : Kotor
Gigi : Lengkap dan tidak ada karies
Tonsil/faring : Tidak membesar
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Kurang
Bau : Tidak ada bau khas
Fungsi pengecapan : Dapat merasakan manis, asam,
pahit
Kemampuan menelan : Baik
Leher : Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak membesar
Vena jugularis : Tidak ada peningkatan
Kekakuan : Tidak ada
Thorax : Bentuk rongga : Simetris
Bunyi napas : Bronchial
Irama pernapasan : Tidak teratur
Bunyi jantung : Normal lup-lup
Nyeri dada : Nyeri pada dada sebelah kiri
Produksi sputum : Tidak ada
Abdomen : Bentuk : Baik
Hepar : Tidak ada pembesaran
Lien : Tidak ada kelainan
Ginjal : Tidak ada kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
Bising usus : Normal 12x/i
Neurologi : Kesadaran : Compos Mentis
Status orientasi : Waktu (√), tempat (√), orang
(√)
Memori saat ini : Pasien masih ingat memori
saat ini
Memori masa lalu : Pasien masih ingat memori
yang lain
Perineum dan genetalia : Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Alat genetalia : Bersih
Ekstremitas atas : Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
Ekstremitas bawah : Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
Eliminasi : Pola BAB : 2 kali dengan konsistensi feses
lunak.
Riwayat perdarahan : Tidak ada
Pola BAK : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1
kali BAK
Jumlah urin : 1500cc
Retensi urin : Tidak mengalami retensi urin
Karakter urin : Kuning jernih
Integument : Warna : Sawo matang
Integritas : Jelek disekitar payudara
sebelah kiri
Kelainan pada kulit : Mengalami ulkus disekitar
payudara sebelah kiri.
DS : Pasien
mengatakan takut
mengahadapi
perubahan dalam
tubuhnya.
DO : Pasien tampak
gemetar, ketakutan,
dan gelisah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien
mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak
meringis kesakitan, payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan
dan lama kelamaan pecah. Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang).
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
massa otot dan penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu
makan, mual, dan muntah, pasien tampak lemah. Diet yang disajikan habis ½ porsi,
BB sebelum sakit 65 kg, BB setelah sakit 58 kg.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan
disekitar payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara
sebelah kiri. Integritas kulit disekitar payudara sebelah kiri jelek.
4. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status
kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam
tubuhnya. Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R
DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : CA MAMMAE
DIRUANG DI RUANG RINDU B2 (BEDAH) RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Dx Medis : Ca Mammae
Nama Klien : Ny. R
Ruang : Rindu B2 (bedah)
S:
Pasien
mengata
kan takut
mengaha
dapi
perubaha
n dalam
tubuhnya
.
O:
Pasien
tampak
gemetar,
ketakuta
n, dan
gelisah.
A:
Masalah
belum
teratasi.
P:
Intervens
i
dilanjutk
an.
Mulai
lakukan
persiapa
n
emosion
al pasien
(dan
pasangan
nya).
Informas
ikan
pasien
tentang
riset
terakhir
dan
modalita
s
pengobat
an
terbaru
mengena
i kanker
payudara
.
Uraikan
pengala
man-
pengala
man
yang
akan
dialami
pasien
untuk
mengaju
kan
pertanya
an.
Lengkap
i pasien
dengan
sumber-
sumber
yang
tersedia
untuk
memfasil
itasi
penyemb
uhan.
CATATAN PERKEMBANGAN I
CATATAN PERKEMBANGAN II
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya
kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dan penyusun sehingga
permasalahan-permasalahan dapat ditemukan.
Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana
mereka diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan
dilakukan pasien. Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang
baik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah pasien Ca
Mammae didasarkan atas rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
Evaluasi pada pasien Ca Mammae sebagian masalah dapat teratasi.
4.2 Saran
untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien Ca Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan
perkembangan dari klien dan melanjutkan tindakan keperawatan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal
yang terbuka antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim
kesehatan lainnya, sehingga terjalin kerjasama dalam peningkatan mutu keperwatan.
Diposkan oleh VianD di 21.28
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Reaksi:
Pengikut
Mengenai Saya
VianD
Nama sya NOfian Arfiandinata anak ke-3 dari 4 saudara, kulyah STIKES MATARAM angkatan 2007
jurusan S1 keperawatan
Lihat profil lengkapku
Memuat...
Template Simple. Gambar template oleh ranplett. Diberdayakan oleh Blogger.