Referat Metastase Paru New
Referat Metastase Paru New
Pembimbing:
Dr.josef , SpRad
Disusun Oleh:
Monica natalia cesaria
04-169
0
PENDAHULUAN 2,3,6
Metastasis merupakan kemampuan suatu jaringan tumor yang menempel serta hidup
dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain. Misalnya kanker payudara dapat
bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan.
Struktur paru merupakan tempat yang paling sering terjadi metastasis pada pasien
dengan penyakit keganasan, dan biasanya rongga thoraks merupakan tempat utama terdeteksi
suatu metastasis paru, pada penderita tumor yang banyak memiliki akses pembuluh darah.
Sebagai contoh, tumor – tumor yang dapat bermetastasis ke paru antara lain : Ca ginjal,
osteosarcoma, choriocarsinoma, melanoma, teratoma testis, dan Ca tiroid. Kebanyakan,
metastasis paru berasal dari tumor payudara, kolorektal, prostat, bronchial, leher kepala, dan
Ca ginjal.
Adanya metastasis paru merupakan tanda bahwa penyakit yang diderita telah
menjalar, dan membuat prognosis menjadi buruk. Tingkat kematian tergantung kepada
keadaan tumor primernya.
Metastasis paru juga memperlihatkan adanya suatu keganasan dalam suatu penyakit.
Namun, tidak ada kaitannya baik pria maupun wanita, insiden pada keduanya tidak berbeda
terlalu jauh. Insiden terjadinya tumor, meningkat sesuai umur, begitu juga frekuensi
metastasis paru. Bahkan pada anak – anak pun dapat kita lihat adanya metastasis paru, seperti
pada wilms tumor.
Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas
langsung menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor
jinak tidak pernah bermetastasis.
Metastasis paru ini umumnya terjadi karena output dari jantung kanan dan system
limfatik yang mengalir melewati pembuluh darah paru. Awalnya fragmen tumor terlepas dari
fokus primernya melalui vena, dan terbawa sebagai emboli tumor ke paru melalui sirkulasi
sistemik. Mayoritas fragmen ini akan tersangkut pada arteri kecil dan arteriol, di mana pada
tempat tersebut, fragmen tumor tersebut dapat berproliferasi dan meluas ke parenkim paru
akhirnya akan membentuk nodul. Biasanya nodul ini terletak pada ruang subpleura maupun
di dasar paru daripada di apeks paru, karena pada bagian bagian basal inilah banyak aliran
darah.
1
Jarang sekali emboli tumor tetap berada pada daerah interstisial perivaskular, dan
menyebar sepanjang saluran limfatik yang berada di hilus maupun perifer paru. Mekanisme
ini biasanya terjadi pada pasien dengan limfangitis karsinomatosa. Yang kedua, juga jarang
terjadi, mekanisme berlangsung secara retrograde, menyebar dari kelenjar getah bening hilus
melalui saluran limfe.
Nodul pada paru merupakan manifestasi yang paling umum dari neoplasma sekunder
paru. Nodul biasanya terbentuk dari emboli tumor yang tumbuh karena invasi tumor kapiler.
Emboli tumor mengalir melalui vena sistemik dan arteri pulmonalis, dan akhirnya akan
menyangkut di pembuluh darah kecil paru, kemudian menyebar ke seluruh paru. Nodul pada
paru biasanya multiple, sferis dan bervariasi ukurannya. Biasanya metastasis yang terjadi
melalui arteri bronkialis, pembuluh limfe paru, dan aspirasi transbronkial, juga yang
menembus lubang pada pleura jarang terjadi.
Limfangitis karsinomatosis paling sering terjadi disebabkan oleh Ca mammae, paru,
usus, pancreas, maupun prostat. Biasanya hal ini sebagai hasil dari metastasis secara
hematogen ke kapiler – kapiler paru, dan juga invasi ke saluran limfe paru perifer.
Penyebaran retrograde dari nodulus di hilus, mediastinal, maupun invasi langsung dari
saluran limfe diafragma sangat jarang terjadi. Metastasis endobronkial, yang jarang terjadi
juga berhubungan dengan tumor mammae, colon dan ginjal seperti juga melanoma dan
sarcoma.
PEMBAHASAN
DEFINISI 5
2
Yang melibatkan paru, pleura maupun struktur mediastinum. Penyebaran seperti ini
sering didapati pada tumor thyroid, Ca esophagus, thymoma, dan keganasan thymus,
limfoma, dan tumor ganas sel induk.
2. Penyebaran hematogen
Dari emboli tumor ke arteri paru, atau arteri bronchial. Hal ini biasanya
memperlihatkan adanya nodul pada paru dan umumnya sering pada tumor – tumor primer
yang memiliki pembuluh darah.2
Tumor ganas anak yang sering bermetastasis ke paru adalah tumor wilms,
neuroblastoma, sarcoma osteogenik, sarkoma Ewing. Sedangkan tumor ganas pada orang
dewasa adalah karsinoma payudara, tumor – tumor ganas alat cerna, ginjal dan testis. 4
3. Penyebaran melalui saluran limfe
Yang melibatkan paru, pleura, maupun kelenjar getah bening paru. Paru dapat terkena
metastasis akibat sel tumor yang menjalar melalui saluran limfe yang berasal dari metastasis
hematogen, metastasis kelenjar getah bening hilus, maupun tumor abdomen bagian atas.
Penyebaran melalui saluran limfe dari tumor yang berada ekstrathoraks ke kelenjar getah
bening paru juga dapat melalui duktus thorasikus, dengan keterlibatan retrograde kelenjar
getah bening hilus dan parenkim paru. Tumor yang biasanya bermetastasis dengan cara ini
umumnya adalah Ca mammae, abdomen, pankreas, prostat, serviks, dan thyroid.2
Anak sebar melalui saluran limfogen sering menyebabkan pembesaran kelenjar
mediastinum yang dapat mengakibatkan penekanan pada trakea, esophagus, dan vena kava
superior dengan keluhan – keluhannya.
Pada anak biasa menetap di saluran limfe peribronkhial atau perivaskular yang secara
radiologik memberi gambaran bronkovaskular yang kasar secara dua sisi atau satu sisi
hemitoraks atau gambaran garis – garis berdensitas tinggi yang halus seperti rambut.
4. Penyebaran melalui ruang pleura
Misalnya invasi tumor primer ke pleura (misalnya thymoma) ataupun Ca paru.
5. Penyebaran endobronkhial
Dari tumor jalan nafas. Mekanisme metastasis ini jarang terjadi. Penyebaran ini
biasanya terjadi pada pasien dengan Ca bronkhioloalveolar. Namun dapat dilihat juga pada
kanker paru lainnya.
GEJALA 6
Gejala biasanya muncul pada pasien – pasien yang mengalami metastasis multiple (80
– 95%). Dyspneu dapat terjadi sebagai akibat dari masa tumor yang menggantikan jaringan
parenkim paru, obstruksi jalan nafas, maupun efusi pleura. Dyspneu yang tiba – tiba
3
berhubungan dengan perkembangan yang cepat dari suatu efusi pleura, pneumothoraks,
maupun perdarahan ditempat lesi.
Walaupun pada metastasis paru pasien dapat dikatakan tanpa gejala akibat
metastasisnya, namun pasien hampir selalu memiliki gejala akibat tumor primer yang
dideritanya. Ketika metastasis paru ditemui tanpa adanya gejala – gejala pada tempat yang
diduga pusat tumornya, maka kita harus curiga akan adanya silent tumor, seperti tumor
pankreas maupun kandung empedu.
Pasien dengan limfangitis karsinomatosa biasanya mengalami dyspneu yang
progresif, dan batuk kering. Metastasis endobronkhial biasanya menyebabkan wheezing atau
hemoptosis. Metastasis yang menjalar ke pleura dapat menyebabkan nyeri pleura, dan
metastasis apikal, dapat menyebabkan sindrom pancoast. Hipertrofi pulmoner osteoarthropati
biasanya jarang terjadi. Pneumothorax merupakan komplikasi yang jarang dengan metastasis
paru, kecuali bagi penderita osteosarkoma sebagai tumor primernya. Pada kasus – kasus
sebelumnya, sampai 5% pasien dapat mengalami pneumothorax lebih sering pada saat
menjalani kemoterapi.
Foto X – Ray dada biasanya merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya metastasis paru. Namun dapat juga metastasis paru ditemukan secara
tidak sengaja waktu dilakukan pemeriksaan dengan foto X – Ray.
Computed Tomography (CT) scan memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada foto X
–Ray dada, dan dapat memperlihatkan nodul – nodul yang lebih kecil daripada teknik
lainnya.
High Resolution CT (HRCT) merupakan pemeriksaan pilihan untuk memperlihatkan
adanya limfangitis karsinomatosis dan penjalarannya.
Cara pemeriksaan
5
Hasil Foto Toraks normal proyeksi PA
Indikasi : indikasi rutin untuk melihat kelainan mediastinum,untuk melihat kelainan yang
tidak jelas pada posisi PA, untuk mencari diagnosis yang pada proyeksi PA masih belum
tampak, dan untuk pemotretan jantung.
6
Cara pemeriksaan
Hasil foto
Kelemahan pemeriksaan
7
Radiografi dada sering memperlihatkan hanya satu metastasis pulmonal walaupun
sesungguhnya ada banyak metastasis terjadi. CT Scan lebih baik dalam mendeteksi
metastasis pulmonal multiple, dan dapat mendeteksi lesi yang diameternya lebih kecil dari
10mm.
Paru
Pleura
Metastasis ke pleura sering berasal dari karsinoma payudara, dan tampak sebagai lesi
masa, walaupun manifestasi yang paling sering adalah efusi pleura, yang menutupi kelainan
yang mendasari.
Kelenjar Limfe
CT sangat akurat dalam mendeteksi pembesaran kelenjar limfe hilus dan mediastinum
(kelenjar yang berukuran kurang dari 1 cm dan bukan merupakan metastasis).
8
Limfangitis karsinomatosa-deposit sekunder pada kelenjar limfe sentral dapat
menyebabkan kongesti limfatik dengan pola pulmonal linear yang menyebar kearah luar dari
kelenjar hilus, garis septum, dan efusi pleura.
Invasi lokal
Perikardium yang menyebabkan efusi pericardium yang bersifat ganas ; kompresi atau
obstruksi vena kava superior; paralisis nervus frenikus; tomor Pancoast.
Deposit dapat bersifat litik, misalnya dari payudara, sklerotik dari pancoast, atau
gabungan keduanya.
Noduler
9
Metastasis Milier
10
Nodul paru merupakan gambaran manifestasi metastasis paru yang umum didapati.
Pada kebanyakan kasus, nodul ini tersebar secara hematogen, sehingga tempat
predominannya berada di dasar paru yang menerima lebih banyak darah daripada lobus atas
paru.
Nodul – nodul ini biasanya bertepi jelas dan berbentuk bulat maupun berlobulasi.
Nodul yang berdinding tipis dapat terlihat pada keadaan terdapatnya darah yang mengelilingi
nodul tersebut.
Kavitasi dari metastasis jarang muncul seperti pada tumor primer paru, namun dapat
muncul kira – kira pada 5% kasus.kavitasi dapat terlihat sebagai nodul yang sangat kecil.
Namun begitu, struktur kavitas ini berbeda secara histologis. Kavitasi sering terjadi pada Ca
sel skuamosa dan Ca sel transisional, tapi juga bisa terjadi pada adenokarsinoma, sebagian
dari kolon, juga pada sarkoma.1 kavitasi ini juga dapat meningkatkan resiko terjadinya
pneumothoraks.3
1. Nodul soliter
Metastasis paru yang soliter jarang terjadi, kira – kira hanya sebanyak 2 – 10% dari
seluruh nodul soliter. Lesi primer yang paling sering membuat nodul soliter yaitu Ca kolon,
osteosarkoma, Ca ginjal, testes, maupun Ca mammae. Dan juga melanoma maligna. Ca
kolon, khususnya pada area rectosigmoid, menghasilkan kira – kira sepertiga kasus yang
berhubungan dengan metastasis paru yang soliter.2 Harus dipikirkan bahwa banyak pasien
yang menunjukkan suatu nodul soliter pada foto polos dada, memiliki nodul – nodul multiple
saat diperiksa dengan CT, dengan 1 nodul dominan.6
Biasanya sulit untuk menghilangkan pemikiran adanya nodul soliter metastasis dari
Ca paru primer pada foto thoraks, maupun CT Scan. Pada HRCT Scan, kira – kira 1,5 x dari
nodul – nodul metastasis memperlihatkan tepi yang tidak rata. Nodul – nodul tersebut dapat
bulat maupun oval, atau dapat pula memiliki batas yang berlobus – lobus. Tepi yang ireguler
dengan spikulasi dapat merupakan akibat dari reaksi desmoplastik maupun infiltrasi tumor
pada batas sekitar daerah limfatik maupun bronkovaskular.6
2. Nodul multiple
11
Metastasis noduler biasanya terjadi multiple. biasanya nodul – nodul ini bervariasi
besarnya, memperlihatkan episode yang berbeda dari emboli tumor, ataupun tingkat
pertumbuhan yang berbeda. Penampakan ini jarang terjadi pada keadaan penyakit nodular
yang jinak, seperti sarkoidosis. Kadang – kadang, semua metastasis berukuran sama. Saat
banyak nodul yang terlihat, mereka biasanya terdistribusi ke seluruh paru. Ketika hanya
sedikit terlihat gmabaran metastasis, maka biasanay tempat predominannya di subpleura.
Jumlah dan ukuran nodul – nodul tersebut sangat bervariasi.nodul dapat terlihat
sangat kecil (miliar) dan sangat banyak. Hal seperti ini biasanya dapat kita lihat pada tumor
dengan perdarahan yang baik (seperti Ca tiroid, renal cell Ca, adenokarsinoma, sarkoma) dan
juga dapat memperlihatkan sebaran dari emboli tumor yang masif.2
Limfangitis metastase
Metastasis limfangitis
12
dapat muncul pada 20 – 40% pasien, dan efusi pleura dapat timbul pada 30 – 50% pasien.
Diagnosis dini dari limfangitis karsinomatosis biasanya sulit dilihat dengan temuan foto
thoraks biasa, yang biasanya ditemukan normal pada 30 – 50% kasus. Namun dapat
didiagnosis secara dini dengan menggunakan HRCT Scanning.
Pleural metastase
14
Metastasis dari Tiroid tipe miliar
15
Limfangitis karsinomatosa dari kanker
payudara dengan Tension pneumotoraks
kanan dan efusi pleura kiri
16
Unilateral limphangitis karsinomatosa dari
Karsinoma Prostat
17
Wanita tua, 60 thn dengan riwayat pembedahan
perut sebelumnya. Jantung dan paru-paru dalam
batas normal. Ada dua densitas jaringan lunak di
zona atas pada akhir anterior kanan kosta kedua
18
Kalsifikasi (anak panah) pada metastasis paru
dari condrosarkoma
19
Metastasis pulmonal dari carcinoma sel anus
menunjukkan kavitas.
20
Metastasis pulmonal dari carcinoma sel anus
menunjukkan kavitas (proyeksi lateral,pasien
yang sama dengan gambar sebelumnya)
21
Penyebaran yang luas pada metastasis pulmonal
Kondisi yang mungkin menjadi diferensial diagnosis nodul soliter termasuk lesi jinak
seperti hamartoma, granuloma (misalnya pada tuberculosis, histoplasmosis, granulomatosis
Wegener), abses pulmonal, infark, fibrosis fokal, dan neoplasma bronchial primer.
Kondisi yang mungkin menjadi diferensial diagnosis nodul multiple hampir sama
seperti metastasis paru pada nodul soliter, yaitu abses granulomatosa, infark multiple, dan
sarkoidosis
Dan kondisi yang mungkin menjadi diferensial diagnosis limfangitis karsinomatosa
yaitu edema pulmonal dan fibrosis paru. 6
CT Scan menjadi suatu modalitas pilihan untuk mendeteksi metastasis tumor dan
untuk perencanaan pembedahan dan follow – up pasien dengan metastasis paru.
Sensitivitasnya lebih tinggi daripada foto thoraks biasa, maupun tomografi linear (yang telah
digantikan dengan CT) dihasilkan dari kurangnya superimposisi dari strukturnya dan
tingginya resolusi kontras dari nodul – nodul jaringan lunak di parenkim paru. Sebagian lesi
pada apeks dan basal yang dekat dengan jantung, mediastinum dan pleura dapat tidak terlihat
hanya dengan foto thoraks biasa, namun dengan CT Scan, gambaran tersebut dapat terlihat.
Teknik pemeriksaan
22
CT multisection adalah suatu teknik pilihan untuk mendeteksi adanya metastasis paru.
Lebih cepat dan lebih sensitive daripada CT Spiral yang terdahulu.
Meskipun CT Scan dapat mendeteksi nodus – nodus sebesar 3 mm, dimana pada foto
thoraks biasa jarang dapat mendeteksi nodul yang besarnya < 7 mm namun sensitivitas CT
terbentur dengan spesifisitasnya. Banyak nodul – nodul yang terlihat pada CT Scan yaitu
granuloma, dan bukan merupakan sebuah metastasis. Spesifisitas dari CT Scan tergantung
kepada tipe dan stadium dari keganasan primer dan dari tingkat kejadian nodul jinak pada
suatu populasi.
Berbagai hal yang dapat dicurigai sebagai metastasis paru dibandingkan suatu nodul jinak :
Pertumbuhan dari suatu nodul paru juga merupakan indikator untuk kelainan metastasis.
Metastasis dapat terjadi dalam waktu 2 – 10 bulan.
Emboli intravaskuler dapat dilihat pada pemeriksaan histology, namun biasanya jarang
terlihat di CT Scan, karena mereka berada dalam arteri yang kecil maupun arteriol. Lebih
jarang lagi, emboli ini terlihat sebagai penebalan pada arteri – arteri perifer.
Pada kasus tumor pembuluh darah, seperti angiosarkoma dan koriokarsinoma, HRCT
Scan dapat mendeteksi adanya gambaran Halo dari jaringan sekitar nodul metastasis.
23
Indikasi CT Scan
Indikasi untuk CT Scan tergantung kepada temuan foto polos, yaitu jika dicurigai
adanya neoplasma yang menyebar di paru, dan untuk melihat kemajuan setelah dilakukan
pengobatan.
Jika pada foto polos biasa memperlihatkan adanya gambaran metastasis, maka CT
Scan tidak diperlukan untuk menunjukkan adanya lesi tambahan. Jika pada pemeriksaan foto
polos tampak normal pada pasien dengan teratoma atau osteosarkoma dan tanpa gejala
metastasis dimanapun, maka penelusuran terhadap metastasis paru dapat merubah
pengobatan pasien. Jika foto polos mendeteksi adanya metastasis yang soliter maupun jika
ada rencana untuk pembedahan terhadap metastasis paru, maka CT Scan menjadi indikasi.
Limfangitis karsinomatosa
Meskipun penyebaran disepanjang saluran limfe dapat diakibatkan oleh suatu tumor
ganas, namun paling sering berasal dari tumor yang mammae, abdomen, paru, pancreas,
maupun prostat. Penyebaran melalui saluran limfe juga dapat terjadi dari Ca paru primer,
khususnya small cell Ca dan adenokarsinoma, dan terdapat sekitar 35% dari autopsi yang
dilakukan terhadap pasien dengan tumor yang padat.
HRCT merupakan alat pilihan untuk limfangitis karsinomatosis. Diagnosis dengan
foto polos biasa dapat sulit, karena dapat terlihat normal dalam 30 – 50% kasus yang ada.
Penebalan noduler maupun yang halus dari septum interlobularis dan interstisial
peribronkhovaskuler dapat muncul pada HRCT Scan, dan gambaran paru normal pun terlihat
dengan baik.
24
High-resolution CT scan memperlihatkan penebalan yang kasar dan ireguler dari
septum interlobularis yang disebabkan oleh limfangitis karsinomatosa dari
renal cell Ca. dapat dilihat adanya efusi pleura bilateral.
Tingkat ketelitian
Penemuan pada CT Scan tidak spesifik dan tidak dapat membedakan antara metastasis
dengan lesi jinak seperti granuloma dan kelenjar getah bening paru. Spesifisitas CT
Scan lebih tinggi pada daerah yang jarang terjadi granuloma.
Sensitivitas yang lebih baik dari CT Scan (sebagai contoh multisection CT, dan
Spiral), semakin rendah pula spesifisitasnya, karena semakin banyak nodul jinak yang
terdeteksi. Hal ini khususnya terjadi pada daerah endemic histoplasmosis.
Nodul yang berukuran < 3 mm sering tidak terdeteksi dengan CT Scan. False positif
dapat terjadi karena hamartoma, granuloma (yang berasal dari tuberculosis, histoplasmosis,
granulomatosis Wegener), sarkoidosis, silikosis, infark yang kecil, sedikit fibrosis pada suatu
zona paru, dan kelenjar getah bening intrapulmoner.
25
Cavitas metastasis (72 thn,pria) dengan karsinoma sel skuamosa di Bronkus utama kiri.
CT scan paru-paru diperoleh beberapa nodul metastasis di kedua paru-paru. Ada
beberapa cavitas nodul (anak panah) di kedua lobus bawah. Catatan : penebalan
dinding rongga yang tidak teratur.
26
Cavitas metastasis dengan pneumotoraks dan perdarahan dari kulit kepala
angiosarcoma (86 thn,orang tua) yang mengalami serangan tiba-tiba dyspnea dan
Hemoptisis. Frontal dada sinar rentgen menunjukkan bilateral pneumothoraces
(panah). Sebuah drainase kateter terlihat di sebelah kiri hemithorax. CT scan
menunjukkan beberapa variabel-ukuran rongga berdinding tipis dan bilateral
pneumothorak
Gambar A
27
Gambar B
Calcified metastasis (44 th,perempuan tua) yang telah menjalani eksisi luas paha kiri
massa, yang terbukti osteosarcoma, 7 tahun sebelumnya. (a) foto polos PA
menunjukkan beberapa pelemahan nodular area di kedua paru-paru. Sebuah fokus
kalsifikasi (panah) dicurigai dalam nodul di lobus atas kiri. (b) Transverse contrast-
enhanced CT scan diperoleh pada tingkat lengkungan aorta kalsifikasi dengan jelas
menunjukkan (tanda panah) di dalam nodul.
28
Gambar A
Gambar B
29
Gambar A
Gambar B
Endobronchial metastasis (59 thn,laki-laki) dengan carcinoma sel ginjal, dispneu. (a)
Foto toraks proyeksi PA menunjukkan kolaps paru atas kiri (panah) di para hiler (b)
CT scan memperlihatkan masa di endobronkial (panah) di orificium lobus kiri atas
dengan kolaps bronkus lobaris (panah)
30
CT toraks menunjukkan metastasis kecil multiple
Temuan radiologis
Spin – echo MRI dengan 0.35 –T magnet dapat mendeteksi adanya nodul disekitar
pembuluh darah, yang hampir selalu tidak terlihat dengan CT Scan. Namun, nodul
yang terletak dekat dengan diafragma terkadang luput juga dengan MRI dikarenakan
adanya gerakan selama respirasi.
Menurut sebuah studi, turbo spin – echo (TSE) konvensional lebih sensitif dalam
mendeteksi metastasis paru dibandingkan dengan single – shot TSE, maupun 3D gradient –
echo sequences.
31
IV. ULTRASONOGRAPHY 6
Temuan radiologis
V. NUCLEAR IMAGING 6
Temuan radiologis
Kedokteran nuklir biasanya tidak digunakan sebagai teknik imaging primer untuk
mendeteksi metastasis pulmonal.
32
Tingkat sensitivitas
Kebanyakan false – negative dari FDG-PET disebabkan oleh mikrometastasis dan lesi
yang besarnya < 10 mm. jadi CT Scan dapat dikatakan lebih sensitif daripada FDG-
PET dalam mendeteksi lesi paru yang kecil.
Variasi fisiologis, tumor jinak, dan penyakit radang dapat meningkatkan tingkat
kesalahan yang pada FDG menyerupai keganasan.2
33
KESIMPULAN
1. Metastasis pada paru adalah keganasan pada paru yang merupakan penyebaran dari
proses keganasan di organ/tempat lain.
2. Struktur paru merupakan salah satu tempat yang paling sering terjadi metastasis.
4. Computed Tomography (CT) scan memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada foto X
–Raya dada, dan dapat memperlihatkan nodul – nodul yang lebih kecil daripada
teknik lainnya.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Patel, R. Pradip. Lecture Notes : Radiologi. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2007.
Hal 34 – 35
4. Rasad, Sjahriar. Radiologi diagnostik. Edisi 2. Jakarta. Balai penerbit FKUI. 2006.
5. Maleuka, RG. Radiologi diagnostik. Pustaka Candika Press. Yogyakarta. 2007. Hal 63
– 65.
6. Hasan, Iscac. Lung, Metastasis. [online 2009] [cited 2009 oktober 11]. Available from
: http://emedicine.medscape.com/article/358090-media
35