Anda di halaman 1dari 12

Osteomielitis-IIIb

Osteomielitis merupakan infeksi pada tulang dan medula


tulang baik karena infeksi piogenik maupun non-piogenik
seperti mikobakterium tuberkulosa.
Penyebarannya melalui :
 Eksogen
 Hematogen
Jenis Osteomielitis
I. Osteomielitis Hematogen Akut
=> merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang
disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikroorganisme
berasal dari fokus di tempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.
Epidemiologi
 Meningkat pada anak-anak, dewasa jarang
 Laki-laki : Perempuan = 4 : 1

1 Catatan ii 09-135 FKUA


Etiologi
 Staphylococcus Aureus Hemoliticus (koagulasi +)
90 %
 Haemofilus Influenza (50 %) => sering pada anak <
4 tahun
 Streptococcus Hemoliticus, E. Colli, B. Aerogenus
kapsulata, Penumococcus, Salmonella Tifosa,
Pseudomonas Aerogenus, Proteus Mirabilis,
Brucella, dan bakteri anaerobik yaitu bakteroides
fragilis
Faktor Resiko
 Usia dan jenis kelamin
 Trauma => hematom di metafisis merupakan
predisposisi osteomielitis
 Lokasi => sering mengenai metafisis (daerah aktif
tempat pertumbuhan tulang)
 Nutrisi, imunitas, dan lingkungan yang buruk
merupakan predisposisi

2 Catatan ii 09-135 FKUA


Patologis dan Patogenesis
Penyebaran osteomielitis terjadi melaui 2 cara :
1. Penyebaran Umum
o Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia
dan septikemia
o Melalui embolus infeksi dan menyebabkan
infeksi multifokal pada daerah lain
2. Penyebaran Khusus
o Subperiosteal abses akibat penerobosan
abses melalui periost
o Selulitis akibat abses subperiosteal
menembus sampai bawah kulit
o Penyebaran ke dalam sendi sehingga
terjadi artritis septik
o Penyebaran ke medula tulang sekitarnya
sehingga sistem sirkulasi dalam tulang
terganggu. Hal ini mengakibatkan
kematian tulang lokal dengan terbentuknya
tulang mati yang disebut 'sekuestrum'.

3 Catatan ii 09-135 FKUA


Teori perjalanan infeksi :
1. Teori Vaskular (Trutea)
Pembuluh darah di daerah metafisis berkelok-kelok
dan membentuk sinus sehingga mengakibatkan
aliran darah menjadi lambat dan bakteri mudah
berkembang
2. Teori Fagositosis (Rang)
Daerah metafisis merupakan daerah pembentukan
sistem retikulo endotelial. Fagosit matur => fagosit
bakteri. Fagosit imatur => tidak memfagosit
bakteri, tapi malah merupakan tempat berkembang
biak yang baik.
3. Teori Trauma
Trauma artifisial => hematom di daerah epifisis.
Bila ada fokus infeksi yang berjalan di darah =>
terjadi infeksi di daerah hematom.
Patologi
Bakteremia => Septikemia => Embolus infeksi masuk ke
dalam juksta epifisis pada daerah metafisis tulang panjang
=> hiperemi dan edem daerah metafisis => terbentuk pus =>
akibatkan tekanan dalam tulang bertambah => hal ini
4 Catatan ii 09-135 FKUA
mengganggu sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh
darah tulang => nekrosis tulang.
Di samping itu, terjadi proses pembentukan tulang baru yang
ekstensif pada bagian dalam periosteum sepanjang diafisis
(terutama pada anak) sehingga terbentuk lingkungan tulang
seperti peti mayat yang disebut involucrum dengan jaringan
sekuestrum di dalamnya. Proses ini terlihat jelas pada akhir
minggu ke 2. Bila pus menembus tulang, maka terjadi
pengaliran pus (discharge) dari involucrum keluar melalui
lobang yang disebut kloaka atau nelalui sinus pada jaringan
lunak dan kulit.

5 Catatan ii 09-135 FKUA


Manifestasi Klinis
 Progresif (cepat) => tanda-tanda inflamasi terlihat,
demam (febril), malaise, nafsu makan turun.
 Nyeri tekan
 Gangguan pergerakan sendi karena pembengkakan
sendi dan akan bertambah parah bila terjaid spasme
lokal.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah
 Leukosti meningkat > 30.000 , LED
meningkat
 Titer antibody anti-Staphylococcus
 Kultur darah => etiologi bakteri
 CRP meningkat
o Feses => diperiksa dan dikultur bila dicurigai
Salmonella
o Biopsi

6 Catatan ii 09-135 FKUA


2. Pemeriksaan Radiologi
o 10 hari pertama => tidak dapat terlihat
kelainan radiologi, tapi terdapat
pembengkakan jaringan lunak
o > 10 hari => gambaran destruksi tulang :
rarefaksi tulang yang bersifat difus disertai
pembentukan tulang baru di bawah
periosteum yang terangkat.
3. USG => melihat efusi pada sendi.
Komplikasi
 Septikemia
 Infeksi metastatik => pindah ke organ lain
 Gangguan pertumbuhan (pada anak) => karena
kerusakan epifisis
 Atritis Supuratif
 Osteomielitis kronik
Diagnosis Banding
 Selulitis
 Artritis supurtif akut => radang sendi
 Demam reumatik (poliartritis migrans)

7 Catatan ii 09-135 FKUA


 Krisis sel sabit (Anemia hemolitic = nyeri pada
tulang dan perendian)
 Penyakit Gaucher (Penumpukan metabolisme
lemak di jaringan, penumpukan pada tulang rawan
dapat menyebabkan nyeri bahkan menghancurkan
tulang).
 Tumor Ewing (Sarkoma ewing = muncul pada
pubertas dengan manifestasi pertumbuhan tulang
yang sangat cepat).
Tatalaksana
1. Hilangkan rasa nyeri => istirahat + analgetik
2. Beri cairan IV & tranfusi darah
3. Istirahat lokal => bidai/ traksi
4. Antibiotik => causal umum sebelum hasil kultur
keluar (untuk Staphylococcus)
o 3-6 minggu => KU & LED
o bila LED normal => beri 2 minggu lagi.
5. Drainage bedah => bila pemberian antibiotik tidak
memperbaiki keadaan umum selama 24 jam =>
drainase untuk mengeluarkan pus menggunakan
NaCl 0,9% + antibiotik.
8 Catatan ii 09-135 FKUA
II. Osteomielitis Hematogen Subakut
=> infeksi pada tulang dengan gejala yang lebih ringan dari
pada O.H. Akut karena organisme kurang purulent/
penderita lebih resisten.
Epidemiologi => anak-anak dan remaja
Etiologi => umumnya Staphylococcus Aureus dan berlokasi
di distal femur dan proksimal tibia.
Patologi => Terdapat cavitas dengan batas tegas pada tulang
kanselosa & mengandung cairan seropurulent. Cavitas
dilingkari oleh jaringan granulasi berupa sel inflamasi akut
dan kronik disertai penebalan trabekula.
Manifestasi Klinis
 atrofi otot
 nyeri lokal dan pembengkakan
 jalan pincang
 suhu normal
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah => Leukosit normal dan LED
meningkat
o CRP => tidak meningkat
9 Catatan ii 09-135 FKUA
2. Pemeriksaan Rontgen => ada cavitas dengan
diameter 1-2 cm di daerah metafisis pada tibia dan
femur.
Tatalaksana
 Antibiotik adekuat selama 6 minggu.
 Bila diagnosis ragu => biopsi dan kuretase.

III. Osteomielitis Kronis


=> lanjutan osteomielitis akut yang tidak terdiagnosis atau
tidak terobati dengan baik. Namun dapat juga terjadi setelah
fraktur terbuka/ operasi tulang.
Etiologi => Staphylococcus Aureus, E. Colli, Proteus,
Pseudomonas.
Patogenesis
Infeksi => akibatkan terjadinya sekuestrum yang
menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan
pada tulang normal. Sekuestrum berupa benda asing (tulang
mati) yang mencegah penutupan kloaka (pada tulang) dan
sinus (pada kulit)

10 Catatan ii 09-135 FKUA


Manifestasi Klinis
 Cairan keluar dari luka/ sinus
 demam & nyeri lokal hilang timbul
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Darah => LED dan leukosit meningkat
o Titer antibody anti-Staphylococcus
meningkat
o Kultur dan uji sensitivitas untuk
menentukan organisme penyebab dan
menentukan pengobatan.
2. Pemeriksaan Radiologis
o Foto polos => tanda porosis dan sklerosis
tulang, penebalan periost, elevasi periost,
sekuestrum.
o Radioisotop Scanning => tegakkan
diagnosis dengan memakai 99mTCHDP
o CT dan MRI => lihat sejauh mana
kerusakan tulang dan rencana pengobatan.

11 Catatan ii 09-135 FKUA


Tatalaksana
 Antibiotik => Osteomielitis tidak dapat diobati
dengan antibiotik semata.
Antibiotik tetap diberikan untuk :
o cegah infeksi menyebar pada bagian
tulang lain
o mengontrol eksaserbasi akut
 Operatif => keluarkan jaringan nekrotik dan
dekompresi tulang serta mempermudah antibiotik
mencapai sasaran. Dilakukan bila fase eksaserbasi
akut telah reda.
Komplikasi
1. Kontraktur sendi
2. Penyakit Amiloid
3. Fraktur patologis

Sumber :
Rasjad, Chairuddin Prof, MD, Ph.D. 2006. Pengantar Ilmu
Bedah Ortopedi. Jakarta : Yarsif Watampone
Gambar (c) google

12 Catatan ii 09-135 FKUA

Anda mungkin juga menyukai