Teori Ralat PDF
Teori Ralat PDF
keras
¾ Metode Pengukuran sebagai perangkat
lunak :
Pengukuran lansung
Pengukuran tidak langsung
Pengukuran dengan perhitungan
Pengukuran Langsung
¾ Contoh :
DVM (DC Voltmeter) 4,5 digit digunakan
untuk mengukur tegangan dengan skala
maksimum 200 Volt. Tentukan resolusi alat
ukur tersebut.
Cacahan = 20000
Skala maksimum = 200 Volt
Resolusi = 200/20000 = 0,01 Volt
Resolusi (alat ukur digital)
¾ Contoh :
DVM 4 digit akan digunakan untuk
mengukur suhu dalam range 0 – 100
Celsius. Tentukan resolusinya!
Cacahan = 10000
Skala maksimum = 100 C
Resolusi = 100/10000 = 0,01 C
Resolusi (alat ukur digital)
Roda, keliling = 1 m
reedswitch
magnet
ODOMETER
IN
x y
V=(R2/R1+R2)*Vs
Sensitivitas = y/x
Ketelitian (Accuracy) atau Keseksamaan
Akurasi
merupakan
suatu konsep
kualitatif
Accurasi/ketelitian
Presisi/ketepatan
Istilah
¾ Repeatabilitas (repeatability)
Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil
yang sama dari proses pengukuran yang
dilakukan berulang-ulang dan identik.
¾ Kehandalan ( reliability )
Kesanggupan alat ukur untuk melaksanakan
fungsi yang disyratkan untuk suatu periode yang
ditetapkan.
Istilah
¾ Instrumen
Alat yang digunakan untuk menentukan nilai
atau besaran suatu kuantitas/variabel
¾ Error
Penyimpangan variabel yang diukur dari harga
(nilai) sebenarnya
Beda antara nilai ukuran yang terbaca dengan
nilai “sebenarnya “ dari obyek yang diukur.
Paralaks
¾ Jangkauan (span)
Beda modulus antara dua batas rentang nominal
dari alat ukur.
Contoh :
Rentang nominal – 10V sampai 10 Volt.
Jangkauan 20V
Istilah
¾ Koreksi ( correction )
Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar
pada hasil dari alat ukur untuk mengkompensasi
penambahan kesalahan sistematik.
Istilah
¾ Kalibrasi ( calibration )
Serangkaian kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan alat
ukur atau menujukkan nilai yang diabadikan
bahan ukur dengan cara membandingkannya
dengan standar ukur yang tertelusuri ke
standar nasional dan/atau international.
Istilah
¾ Ketertelusuran ( traceability )
Terkaitnya hasil pengukuran pada standar
nasional/internasional melalui peralatan ukur
yang kinerjanya diketahui, standar-standar yang
dimiliki laboratorium tempat pengukuran
dilakukan dan kemampuan personil lab.
tersebut.
Istilah
Primary Standard
Departemen of Metrology
Secondary Standard
Production Standard
Company
Operation Standard
Angka Berarti
Indikasi ketepatan pengukuran diperoleh dari
banyaknya angka-angka yang berarti (significant
figures). Makin banyak angka-angka yang berarti,
ketepataan pengukuran menjadi lebih besar
67Ω
2 angka
68Ω
berarti
69Ω 68,0 Ω mempunyai
ketepatan yang
lebih tinggi dari
67,9Ω pada 68 Ω
3 angka
68,0Ω berarti
68,1Ω
Angka Berarti
SENSUS PENDUDUK
117,0 Volt
117,2 Volt
Jenis-jenis Kesalahan Pengukuran
¾Kesalahan paralaks
¾Kesalahan penaksiran
¾Kesalahan pembacaan alat ukur
¾Kesalahan penyetelan alat ukur
Kesalahan Paralaks
¾ Kesalahan teknis
¾ Ketidaktepatan penunjukkan alat ukur
¾ Kesalahan pada pembagian skala
¾ Gesekan bantalan penggerak meter
¾ Tarikan/ketegangan pegas yang tidak tepat
¾ Pembebanan instrumen secara berlebihan
¾ Kalibrasi yang tidak sesuai
¾ Adanya bagian yang aus
¾ Kegagalan penunjukkan nol
Kesalahan Teknis
¾ Misalnya pada thermometer air raksa,
pembuluh kapilair tidak serba sama
penampangnya. Atau jika bola penyimpan air
raksa telah mengkerut, karena thermometer
itu telah tua
Ketidakteatan Penunjukkan Alat Ukur
¾ Misalnya sebuah benda kita timbang
beberapa kali dengan sebuah neraca, pada
umumnya terdapat harga yang berbeda-beda
Kesalahan Pada Pembagian Skala
¾ Temperatur
¾ Listrik statis
¾ Tekanan
¾ Medan elektromagnetik
¾ Kelembaban
Contoh kesalahan kareana lingkungan
¾ Misalnya yang dicari adalah panjang sebuah
batang besi pada suhu 15°C.
¾ Jika pengukuran dilakukan pada suhu 25°C,
harga yang diperoleh tidak sama dengan
harga yang sebenarnya.
Contoh kesalahan kareana lingkungan
¾ Alat pengukur panjang yang terbuat dari besi,
pembagian skala adalah benar pada suhu
25°C,
¾ Kemudian meteran itu kita pergunakan pada
suhu 15°C. Harga yang kita peroleh tidak
seksama.
Harga Rata-rata (arithmetic mean)
Jumlah hasil-hasil pengukuran dibagi dengan
banyak pengamatan (k)
x +x + ... + x
1 2
x= k
k
Simpangan (Deviasi)
Selisih antara hasil pengukuran dengan harga
rata-rata
−
d1 = ( x 1 − x)
−
d2 =( x − x)
2
−
d3 = ( x − x)
3
−
dk =( x − x)
k
Simpangan Rata-rata (Sr)
d1 + d 2 + ... + d k
Sr =
k
( x 1 − x ) + ( x 2 − x ) + ( x 3 − x ) + ... + ( x k − x )
Sr =
k
Simpangan Baku (Sb)
Tingkatan harga yang bervariasi mengenai harga
rata-rata
d 2 + d 2 + ... + d 2
Sb = 1 2 k
k −1
( x 1 − x )2 + ( x 2 − x )2 + ( x 3 − x ) 2 + ... + ( x k − x ) 2
Sb =
k −1
Contoh
Pengukuran suatu besaran memberikan hasil sbb:
x1=20,3; x2=20,1; x3=20,4 x4=20,5; x5=20,2
( 0 ,0 + 0,2 + 0 ,1 + 0 ,2 + 0,1 )
Simpangan rata − rata( Sr ) = = 0 ,12
5
Simpangan baku ( Sb ) =
(0.0)2 + (0.1)2 + (0.2)2 + (0.2)2 (0.1)2 = 0 ,125
5 −1
Kemungkinan Kesalahan
Contoh :
pengukuran sebuah tahananan sebanyak 10 x :
101.2 Ω; 101.7 Ω; 101.3 Ω; 101.0 Ω; 101.5 Ω;
101.3 Ω; 101.2 Ω; 101.4 Ω; 101.3 Ω; 101.1 Ω.
tentukan :
(a) Nilai rata-rata
(b) Simpangan baku
(c) Kesalahan yang mungkin
Kemungkinan Kesalahan
Pembacaan Deviasi
Jawaban :
X d d2
101,2 -0,1 0,01 a. Nilai rata-rata
101,7 0,4 0,16 −
X =
∑ x 1013,0
= = 101,3 Ω
101,3 0,0 0,00
n 10
101,0 -0,3 0,09
b. Simpangan baku
101,5 0,2 0,04
101,3 0,0 0,00 d2 0 ,36
Sb = = = 0 ,2 Ω
101,2 -0,1 0,01 n −1 9
101,4 0,1 0,01
c. Kesalahan yang mungkin
101,3 0,0 0,00
0,6745 Sb = 0,6745. 0,2 =
101,1 -0,2 0,04
0,1349 Ω
Σ = 1.013,0 1,4 0,36
Kesalahan Batas
1,5
× 100 % = 1 , 81 %
83
Menuliskan Hasil Pengukuran
y = minimal , maka :
= 2( x1 − x ) + 2( x2 − x ) + ... + 2( xk − x ) = 0
dy 1 1 1
dx
x1 + x 2 + ... + x k − kx = 0
x1 + x 2 + ... + x k
x=
k
Besaran yang diukur Beberapa Kali
¾ Jika x adalah 3 ; 5 ; 4
3+5+ 4
x = = 4
3
(3 − 4 )2 + (5 − 4 )2 + (4 − 4 )2 = y
3 + 5 + .4 − 3 . 4 = 0
Dengan Simpangan Baku
Untuk "kesalahan" ini (Eb) kita ambil
simpangan baku dari harga rata-rata dikalikan
dengan bilangan t dari distribusi student.
Student adalah nama samaran dari G.P
Gosset seorang ahli kenamaan dalam ilmu
statistik.
Bilamana t besarnya tergantung pada k
(banyak pengukuran) dan taraf keyakinan P =
(1 - a = confidence level) yang kita pilih.
Dengan Simpangan Baku
t
Eb = Sb
k
Eb = Kesalahan dengan perhitungan
simpangan baku.
Sb = Simpangan baku hasil pengukuran
t = nilai t (daftar harga-harga t dapat dilihat
dalam tabel di dalam buku-buku statistika)
k = banyak kali pengukuran
Dengan Simpangan Rata-rata
¾ Contoh :
Terdapat 10 hasil pengukuran seperti tersebut di
bawah ini
12,7 ; 12,5 ; 12,2 ; 12,4 ; 13,9 ; 12,8 ; 12,2 ; 12,4 ;
12,5 ; dan 12,5.
Hasil pengukuran (data) 13,9 kita tolak, jadi
terdapat 9 data
Penolokan Data
¾ Harga rata-rata
12,7 + 12,5 + 12,2 + 12,4 + 12,8 + 12,2 + 12,4 + 12,5 + 12,5
x= = 12,5
9
(x1 − x )2
Sb =
k −1
12 ,7 − 12 ,5 + 12 ,5 − 12 ,5 + 12 ,2 − 12 ,5 + ...
Sb =
9 −1
0,32
Sb = = 0,02
8
Penolokan Data
¾Kesalahan Eb
t
Eb = Sb
k
Eb = (0 ,20 )
(1,40 )
= 0 ,09
9
1,40 adalah harga t dalam tabel statistik pada taraf
keyakinan 90% dan derajat kebebasan (k - 1) = 8.
Kesalahan Er = Sr = 0,15
Harga Eb dan Er
Banyaknya Perbandingan
pengukuran kesalahan
2 kali Eb = 4 Er
3 kali Eb = 2 Er
4-6 kali Eb = 1 Er
1
7-20 kali Eb = /2 Er
1
21-60 kali Eb = /4 Er
Kesalahan Data Pengukuran
0,01x10/ 1,27x10 = 0 08
Kesalahan relatif dari diameter bakteri =
2x0,00001/6x0,00001=0,33
¾ Kesalahan relatif pada a lebih kecil daripada
kesalahan b, dengan perbandingan 1 : 40.
¾ Sedangkan kesalahan mutlak a lebih besar daripada
kesalahan mutlak b, dgn perbandingan (1x1010): 1.
¾ Maka dapat dikatakan dalam hal tertentu kesalahan
mutlak lebih penting dan dalam hal lain kesalahan
relatif lebih penting.
Kesalahan Data Pengukuran