Gunung Meletus
Gunung Meletus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah
gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur
dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah
sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta
benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi
putaran iklim di bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar
dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur
sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai
sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Gunung Meletus di Indonesia?
2. Bagaimana cara penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus ?
3. Bagaimana cara penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus ?
4. Bagaimana cara penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus ?
5. Bagaimana cara penanganan Gunung Meletus berdasarkan kasus?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik Gunung Meletus di Indonesia.
2. Mengetahui cara penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus.
3. Mengetahui cara penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus.
4. Mengetahui cara penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus.
5. Mengetahui cara penanganan Gunung Meletus berdasarkan kasus.
BAB II
PEMBAHASAN
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api
antara lain :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar;
b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
c. Masuk ruang lindung darurat;
d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata;
g. Jangan memakai lensa kontak;
h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
D. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus
Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:
a. Rehabilitasi
a) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
b) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
c) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
d) Pemulihan social psikologis.
e) Pelayanan kesehatan
f) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g) Pemulihan social ekonomi budaya
h) Pemulihan keamanan dan ketertiban
i) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
j) Pemulihan fungsi pelayanan public.
b. Rekonstruksi
a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b) Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik
e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan dunia usaha dan
masyarakat.
f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
h) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.
E. Peran Perawat dalam Tanggap Bencana
d) Pelayanan dapur umum menyediakan hingga 3.000 paket makanan siap saji, untuk
tiga kali pelayanan dalam sehari.
e) Selanjutnya PMI akan mengoptimalkan penyediaan air bersih dengan cakupan sekitar
39 desa terdampak di Kabupaten Kediri.
f) Komandan Kodim 0809 Kediri, Letkol Heriyadi menyatakan, jumlah MCK yang
akan dibangun mencapai lebih dari 2.000 unit. Jumlah tersebut, kata dia, berdasarkan
estimasi kapasitas tampung tiap MCK dengan jumlah pengungsi.Normalnya, satu
buah MCK dapat digunakan antara 30 sampai 50 orang,” kata Letkol Heriyadi, Selasa
(11/2/2014).
c. Komunikasi
- Radio menjadi alat media yang cukup efektif sebagai penyampaian informasi. Tim
Tikus Darat telah membawa alat-alat dan berbagai halnya sebagai pendukung kerja-
kerja dilapangan seperti alat komunikasi berupa Handy Talky (HT), handphone, radio
receiver, media sosial, dan website. Informasi yang didapatkan secara akurat dan
official itu harus diperoleh dari sumber yang terpercaya , dipastikan kebenarannya
dan selanjutnya diferifikasi sehingga dapat di publikasikan dengan baik kepada
penyintas.
- Sumbangan pembaca KR, memberikan alat bantuan komunikasi, Rp 56.400.000
terdiri 6 unit RIG @Rp 3.400.000, termasuk pesawat, antena dan power supply.
Kemudian 38 buah HT @Rp 750.000. Total sumbangan pembaca KR, gelombang ke-
2 ini sebesar Rp 212.034.500. sehingga akan mempermudah koordinasi dengan desa
dan dusun di wilayahnya terutama saat terjadi bencana.
- Letusan Gunung Kelud yang menimbulkan hujan abu di berbagai wilayah di Jawa
Timur dan Jawa Tengah yang berdampak buruk terhadap kualitas udara.
- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), kualitas udara pascaletusan Gunung Kelud
di Kota Surabaya semakin memburuk.Hal itu terungkap dalam rilis KLH yang
diterima Solopos.com, Jumat (14/2/2014) malam.
- Selain itu masyrakat juga mengalami keluhan mengenai kebersihan air. Provinsi Jawa
Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta melaporkan kecenderungan peningkatan
kekeruhan air sungai akibat terpapar debu gunung Kelud.
- Kerusakan dibidang sarana dan prassarana, ada 4454 rumah rusak , tempat ibadah,
fasilitas pendidikan, kesehatan, air bersih, bangunan irigasi, kerusakan jalan dan
jembatan.
e. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan separuh dari total rumah yang rusak
pasca erupsi Gunung Kelud telah diperbaiki. Data BNPB menyebutkan jumlah total
rumah yang rusak sebanyak 11.845 unit di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang.
- Sutopo menyebutkan, rumah yang sudah diperbaiki sebanyak 6.039 unit atau 50,97%.
Kabupaten Kediri mengalami kerusakan rumah terbesar yakni 10.554 unit dan telah
selesai diperbaiki sebanyak 5.013 unit atau 50,36%. Di Kbaupaten Malang terdapat
rumah rusak 1.510 unit dan telag selesai 649 unit atau 42,98%. Sedangkan di
Kabupaten Blitar, jumlah rumah rusak 383 unit dan selesai 377 atau 98,44%.
- Menurut Sutopo, perbaikan rumah bagi warga sekitar Gunung Kelud membutuhkan
ribuan genteng. Perkiraan kebutuhan genteng 2.000-3.000 buah setiap rumah.
Sementara akan diganti dengan asbes atau seng atas persetujuan warga terdampak.
- Selain itu karena berdampak juga pada bidang pertanian, maka akan segera
melakukan rehabilitasi, termasuk dengan menyediakan bantuan bibit tanaman pangan
seperti untuk padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan perkebunan," ujar Menteri
Pertanian Suswono dikutip Aktual, Rabu (5/4). Kementerian Pertanian akan
merehabilitasi lahan pertanian yang tertutup material abu kurang dari 20 sentimeter,
dengan segera mengolah lahan pertanian, mencampur dengan tanah asli dan ditambah
dosis bahan organik sebesar lima ton per hektar. Sedangkan lahan kering untuk
sayuran, akan diolah dengan tanah asli yang ditambah pupuk atau bahan organik dosis
lima ton per hektar dan tanam sayur yang bukan diambil ubinya.
- Bantuan diberikan oleh Menteri Agama berupa uang sebesar Rp 595 juta dialokasikan
untuk pasca bencana untuk 21 lembaga madarasah, 28 lembaga MI, 12 pondok
pesantren, 13 TPQ, 8 masjid di Kab. Blitar, 1gereja katolik, dan 4 gereja Kristen.
Sedangkan Menpra juga berencana ikut memberikan bantuan kepada korban kelud
berupa pembangunan WC Komunal 26 buah.