Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Perbedaan Persepsi Terhadap Pola Pikir Masyarakat

Home Group 3
Disusun oleh :
Anindito Zufarullah (1706985205)
Guna Suryo Aji (1706043222)
Ikhsan Firdauz (1706985981)
Muhammad Ilham Akbar (1706042970)
Muhammad Syauqi (1706037150)
Mustofa Kamal (1706043020)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Pengaruh Perbedaan Persepsi Terhadap Pola Pikir Masyarakat ”
dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti. Makalah ini berisi tentang
peran persepi yang fundamental bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Manusia dibekali akal yang membuatnya berbeda dengan makhluk lain. Akal yang
dimiliki oleh manusia ini juga membuat persepsi masing-masing orang berbeda.
Pada makalah ini diharapkan bisa memperdalam pemahaman tentang peran
persepsi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pembuatan makalah ini, kami
mendapat banyak bimbingan, masukan dan juga saran dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah
membantu penyelesaian makalah kami. Pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Rani Ratnasari, S.Hum., M.Hum. fasilitator kelas MPKT A- S.301.
2. Teman-teman kelompok lain di kelas MPKT A- S.301 sebagai pemberi
saran dan masukan.
3. Semua pihak terkait yang telah memberikan dukungan terhadap pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah “ Pengaruh Perbedaan Persepsi Terhadap Pola Pikir
Masyarakat ” ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Kami menyadari masih banyak kekuranga dari makalah
ini. Oleh karena itu,kami membutuhkan kritik saran,dan masukan demi perbaikan
untuk kedepannya.

Depok, 3 April 2018

Tim Penulis

ii
ABSTRAK

Sebagai makhluk sosial tentunya manusia selalu berinteraksi satu sama lain. Dalam
interaksi tersebut terjadi pertukaran informasi dalam berbagai hal. Dalam menerima sebuah
informasi manusia memiliki metodenya masing-masing sehingga menghasilkan bentuk informasi
yang dapat dimengerti oleh dirinya. Metode dalam mengolah informasi yang diterima disebut
sebagai persepsi. Persepsi sendiri memiliki peran, faktor yang mempengaruhi, dan gangguan dalam
mempersepsi sesuatu. Selain itu kita juga perlu mengetahui bagaimana cara melakukan persepsi
yang baik sehingga informasi yang didapat sesuai dengan realita.

Kata kunci : faktor; gangguan; informasi; interaksi; metode; peran; persepsi; realita.

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................6
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................6
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................6
1.3 Tujuan ..................................................................................................6
BAB II TEORI .........................................................................................................7
2.1 Pengertian Persepsi ..............................................................................7
2.1.1 Sensasi .......................................................................................7
2.1.2 Atensi .........................................................................................8
2.1.3 Interpretasi .................................................................................8
2.1.4 Peran Persepsi ............................................................................8
2.1.5 Dampak Perbedaan Persepsi ......................................................8
2.2 Faktor Persepsi .....................................................................................9
2.2.1 Faktor-Faktor Umum Yang Mempengaruhi Persepsi ................9
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Para
Ahli .........................................................................................10
2.3 Kesalahan dalam Persepsi ..................................................................11
BAB III ANALISIS ...............................................................................................13
3.1 Kasus Kesalahan Persepsi ..................................................................13
3.2 Hubungan Kasus Dengan Teori .........................................................14
3.2.1 Dasar Persepsi Mengenai Kasus ..............................................15
3.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi dalam Kasus ................16
3.2.3 Jalan Pintas Persepsi dalam Kasus ...........................................18
3.3 Menghindari Kesalahan Persepsi .......................................................18
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................23

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbedaan Persepsi .................................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia selalu membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya. Walaupun setiap manusia sudah diberikan
kemampuan untuk berpikir dan berinteraksi tetapi tidak semua tindakan dapat
dilakukan oleh diri sendiri, sehingga setiap manusia memerlukan interaksi
dengan orang lain untuk mencapai suatu pencapaian tertentu. Interaksi dengan
orang lain inilah yang menyebabkan setiap orang dapat melakukan persepsi.
Persepsi adalah proses mengorganisasi, menginterpretasikan,
menafsirkan suatu pesan/keadaan/ sehingga bisa mempunyai arti (King,2011).
Namun, perbedaan persepsi dapat menyebabkan miss komunikasi. Oleh karena
itu, kesalahan dalam melakukan persepsi mungkin dapat menyebabkan
terjadinya suatu masalah. Hal inilah salah satu penyebab yang menyebabkan
sering terjadinya permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk
menghindari hal tersebut, diperlukanlah pengetahuan tentang bagaimana cara
melakukan persepsi yang baik. Persepsi yang baik dan sesuai realita yang ada
dapat membangun interaksi yang aktif antar masyarakat sehingga masyarakat
dapat saling bertukar informasi.

1.2 Perumusan Masalah


Apakah pengaruh perbedaan persepsi dalam masyrakat ?

1.3 Tujuan
1. Menginfomasikan peran persepsi dalam kehidupan.
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi.
3. Memberitahukan kesalahan ketika melakukan persepsi.
4. Menginformasikan cara menghindari kesalan persepsi.

6
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian persepsi


Persepsi adalah sebuah proses mengorganisasi dan menginterpretasikan
informasi sehingga menjadi berarti (King, 2011). Dalam mempersepsi,
individu menginterpretasikan apa yang ditangkap oleh indranya. Persepsi
mungkin saja tidak sesuai dengan realita, karena biasanya informasi tersebut
didasari oleh persepsi individu tersebut, bukan realita itu sendiri.

Gambar. 2.1 Perbedaan Persepsi


http://www.playbuzz.com/williamh18/how-many-
different-things-can-you-see-in-this-picture
Terlihat pada pada Gambar. 2.1 di atas, jika beberapa individu melihat
gambar di atas, yang pertama kali dilihat akanlah berbeda beda, karena
informasi yang diterima individu satu dengan lainnya akan berbeda sesuai
dengan apa yang dipersepsinya masing masing karena itu, perilaku individu
dapat di dasari oleh persepsinya. Persepsi meliputi sensasi, atensi, dan juga
interpertasi.

2.1.1 Sensasi
Sensasi adalah proses dimana alat indra manusia menangkap
rangsangan (stimulus) yang muncul di sekitar kita. Stimulus yang
dikirimkan ke otak, harus dipelajari. Pengelihatan, pendengaran,

7
penciuman, sentuhan serta pengecapan akan mempengaruhi persepsi kita
dalam berkomunikasi antar individu.

2.1.2 Atensi
Atensi atau perhatian adalah aktifitas pemrosesan informasi
secara sadar terhadap tiap tiap stimulus yang ada. Proses atensi
membantu efisiensi penggunaan daya pikir atau daya untuk memproses
informasi yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan
reaksi terhadap rangsangan tertentu. Atensi dapat merupakan proses
sadar maupun tidak sadar.

2.1.3 Interpretasi
Interpretasi merupakan proses penafsiran atau pemberian makna
terhadap setiap informasi yang di dapat, dari komunikasi verbal
maupun nonverbal. Interpretasi merupakan proses penafsiran atau
pemberian makna terhadap setiap informasi yang di dapat, dari
komunikasi verbal maupun nonverbal.

2.1.4 Peran Persepsi


Persepsi memiliki beberapa peran diantaranya.
1. Menilai suatu keadaan dan mengenali apa yang tengah kita amati.
2. Bertindak sesuai dengan rangsangan yang tertangkap oleh indra.

2.1.5 Dampak Perbedaan Persepsi


Persepsi yang merupakan bentuk hasil berpikir bisa saja berbeda
antara orang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini biasanya
disebabkan oleh perbedaan pengalaman yang pernah dirasakan setiap
orang. Misalnya saja bagi si A ketika melihat temannya tertunduk sambil
memegang kepala sudah menunjukkan bahwa teman tersebut pusing.
Tapi berbeda dengan si B yang memendang bahwa teman tersebut sedang
berpikir keras. Perbedaan persepsi ini akan berdampak pada perbedaan

8
perlakuan yang akan kita tunjukkan atau respon kita. Selain hal ini
dampak lain misalnya timbulnya konflik karena perbedaan respon.

2.2 Faktor Persepsi


Di dunia ini ada banyak sekali hal-hal yang memengaruhi persepsi
seseorang. Hal-hal tersebut bisa jadi membentuk persepsi seseorang dengan
baik ataupun mendistorsikannya seingga persepsi yang dibuat terkadang tidak
sesuai dengan realita. Pada dasarnya faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
secara umum dibagi menjadi 2(faktor internal dan eksternal). Namun terlepas
dari pembagian tersebut beberapa ahli juga mengemukakan beberapa faktor-
faktor yang memengaruhi persepsi.

2.2.1 Faktor-Faktor Umum Yang Memengaruhi Persepsi


Faktor-faktor umum yang memengaruhi persepsi seseorang
terbagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
dapat dikatakan berasal dari karakteristik individu yang melakukan
persepsi. Sedangkan faktor eksternalnya terbagi lagi menjadi 2(dua),
yaitu karakteristik dari objek yang dipersepsi dan situasi disaat
melakukan persepsi.
Di saat melakukan persepsi, beberapa karakteristik yang dimiliki
suatu individu ikut andil dalam membentuk persepsi tersebut. Beberapa
karakteristik tersebut adalah :
a) Sikap. Disaat seseorang melakukan persepsi, sikap yang
ditunjukkan akan memengaruhi persepsi yang nantinya akan
dibentuk oleh pikirannya dan terkadang sikap ini disertai dengan
berbaga asumsi.
b) Motif. Alasan di balik seseorang melakukan sebuah tindakan dapat
menstimulasi dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap
bentuk persepsi mereka terhadap berbagai macam hal.
c) Minat. Fokus yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal
dipengaruhi oleh minat mereka terhadap sesuatu. Itulah mengapa

9
pemahaman setiap orang terhadap suatu hal bisa jadi berbeda
dengan pemahaman orang yang lainnnya.
d) Pengalaman. Pembentukan persepsi tentunya dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang yang terjadi di masa lalu. Karena disaat
suatu peristiwa terjadi, seseorang jadi memiliki gambaran/persepsi
mengenai peristiwa tersebut yang mungkin saja dapat terulang di
masa mendatang.
e) Ekspektasi. Ekspektasi ikut berperan dalam membentuk persepsi
yang membentuk sebuah pencitraan terhdap suatu keadaan.
Selain itu, karakteristik objek yang dipersepsi juga dapat
memengaruhi persepsi seseorang bergantung pada sifat fisiknya maupun
sifat abstrak seperti suara, estetika dan lainnya. Situasi disaat melakukan
persepsi juga ikut memengaruhi bentuk persepsi yang akan kita buat,
karena interaksi yang dilakukan individu dengan objek yang
dipersepsikan akan memberikan sebuah kesan terhadap objek tersebut.
Beberapa faktor situasional yang dapat memengaruhi persepsi antara
lain, tempat, panas, cahaya, waktu. Sebagai contoh: Persepsi orang-orang
mengenai teknologi keluaran terbaru yang ada pada saat ini dapat
berubah di waktu-waktu mendatang ketika muncul berbagai teknologi
yang lebih canggih dan up-to-date.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Persepsi Menurut Para Ahli


a. David Krench dan Richard S. Crutchfield (1997)
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi ada 2, yaitu :
• Faktor fungsional, adalah faktor yang berasal dari kebutuhan,
pengalaman dan hal-hal lain yang disebut sebagai faktor-faktor
personal.
• Faktor Struktural, adalah faktor yang berasal dari sifat individu.
Faktor struktural adalah faktor yang menentukan persepsi secara
keseluruhan. Bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak
dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah, kita harus

10
memandangnya dalam hubungan keseluruhan(Rakhmad, 1989:
52).
b) Bimo Walgito(2004: 70)
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang
berperan dalam persepsi ada 3, yaitu :
• Objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan
rangsangan/stimulus yang ditangkap oleh indera. Rangsangan
dapat datang dari luar individu maupun dari dalam yang
berkaitan dengan sistem saraf penerima.
• Alat indera, saraf dan susunan syaraf. Alat indera merupakan alat
untuk menerima rangsangan dari luar, di samping itu indera juga
harus memiliki saraf sensoris sebagai media untuk meneruskan
rangsangan ke pusat susunan saraf(otak).
Perhatian. Perhatian diperlukan sebagai persiapan dalam
memulai persepsi. Perhatian berguna untuk memusatkan pikiran dan
berkonsentrasi pada satu atau sekumpulan objek.

2.3 Kesalahan dalam Persepsi


Dalam menilai orang lain, kita sering kali menggunakan jalan pintas.
Walaupun, seringkali jalan pintas itu membantu mempercepat individu
menyimpulkan apa yang dipersepsi, tetapi cara itu dapat menyesatkan.
Beberapa bentuk kesalahan dalam persepsi adalah sebagai berikut :
a) Persepsi yang selektif: individu menginterpretasi apa yang
dilihatnya secara selektif berdasarkan minat, latar belakang,
pengalaman, dan sikapnya, namun membuang bagian informasi
yang dirasakan mengancam atau dianggap tidak relevan, seperti
menggunakan filter untuk menyaring hanya yang sesuai dengan
harapannya.
b) Proyeksi: mengatribusikan sikap, karakteristik, atau
keterbatasannya sendiri pada orang lain. Orang yang curang atau
berbohong dapat berasumsi semua orang juga curang dan
berbohong.

11
c) Stereotip: menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit
informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan
keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Contoh stereotip:
laki-laki berpikir logis, perempuan bersikap emosional, dsb.
d) Gegar Budaya: disebut juga culture shock. Contohnya adalah
seorang yang baru saja pindah ke benua yang baru dan masih tidak
terbiasa dengan budaya dan adat istiadat daerah baru yang ia
tinggali.
e) Efek Halo: Kesalahan yang terjadi ketika kita memberian suatu
penialaian terhadap seseorang, memberikan kesan atas sifat-
sifatnya yang spesifik. Lalu hal ini menjadikan persepsi kita
terhadap orang tersebut terbatas atas apa yang telah kita nilai
diawal. Contoh lain : kita mengidentikan orang gendut sebagai
orang yang malas.

12
BAB III
ANALISIS

3.1 Kasus Kesalahan Persepsi


Pada tanggal 19 Maret 2018, Prabowo Subianto berpidato mengenai
ancaman Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Dikutip dari pidato beliau
“Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu
kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar
pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin
kajian-kajian dimana republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun
2030. Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar,” ucap Prabowo dalam Konferensi
Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra dalam akun resmi Facebook Partai
Gerindra. Secara garis besar, Pidato tersebut menyatakan bahwa kekayaan
Indonesia banyak yang dikuasai pihak asing dan segelintir orang elit yang
merugikan masyarakat umum, namun kurang sadarnya masyarakat atas
masalah ini dapat mengakibatkan kajian mengenai Indonesia bubar pada 2030
menjadi nyata. Pidato ini didasari novel fiksi ilmiah karya PW Singer dan
August Cole 'Ghost Fleet: A Novel of the Next World War'.
Pidato ini menerima banyak respon baik dari petinggi negara maupun
masyarakat. Dari petinggi negara, ada 3 jenis tanggapan yaitu setuju, menolak,
dan pertengahan dimana mereka menanggapi bahwa kita harus optimis dengan
masa depan Indonesia. Tanggapan yang cenderung setuju mengenai hal ini
sebagai peringatan bagi NKRI dari ketua MK Mahfud MD dan mantan
panglima Gatot Nurmantyo, mengatakan bahwa banyak faktor buruk yang
sedang dialami Indonesia, dimana perlu cepat ditangani atau bubarnya
Indonesia pada 2030 menjadi mungkin terjadi. Tanggapan menolak dari Wakil
Presiden Jusuf Kalla dan mantan presiden SBY, Kapolri Tito Karnavian yang
mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam masa yang baik dan bubarnya
Indonesia pada 2030 sangat tidak mungkin, sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengatakan hal itu hanya fiksi belaka.Tanggapan yang mengatakan kita harus
optimis datang dari Presiden Jokowi, Ketua MUI Ma'ruf Amin, Ketua PBNU

13
Said Aqil Siradj, dimana mereka mengatakan bahwa asalkan Indonesia terus
menjaga persatuan, Indonesia tidak akan bubar .
Sedangkan tanggapan dari masyarakat sangat beragam, dari ada yang
menolak habis-habisan, membela tanpa dasar, memaknai peristiwa ini sebagai
aksi politik saja, dan yang netral dan mengambil sisi postifnya bahwa hal yang
disampaikan Prabowo adalah sebuah peringatan saja.

3.2 Hubungan Kasus Dengan Teori


Pidato Prabowo mengenai bubarnya Indonesia pada tahun 2030 telah
menuai banyak respon dari masyarakat, namun banyak diantara respon
masyarakat yang kurang didasari pemaknaan yang tepat dan menjadi salah
persepsi.
Ada pendapat diantara netizen yang sebatas membaca judul berita
media mengenai pidato Prabowo, dimana mereka mengartikan bahwa Prabowo
berpendapat bahwa Indonesia akan bubar pada tahun 2030, meskipun maksud
Prabowo adalah ada kajian dari negara lain bahwa Indonesia akan bubar tahun
2030.
Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bubarnya Indonesia pada
2030 sangat mungkin dengan banyaknya kasus korupsi dan penguasaan pihak
asing dalam NKRI, meskipun ada banyak fakta positif yang sebenarnya
menunjukan bahwa Indonesia sedang menuju masa Emas. Fakta tersebut
meliputi akan datangnya bonus demografi pada tahun 2045 ketika populasi
mandiri lebih banyak dari populasi dependent, telah masuknya Indonesia
sebagai negara dengan GDP nomor 16 terbesar di dunia, dan lainnya.
Beragamnya respon masyarakat dapat dianalisa melalui 3 hal yang
mendasari persepsi, yaitu Sensasi, Atensi, dan Interpertasi. dan 2 faktor yang
mempengaruhi persepsi yaitu faktor Internal dan eksternal. Dalam makalah ini,
akan dianalisa 3 subjek yaitu Prabowo Subianto sebagai pelaku utama kasus
ini, Jusuf Kalla sebagai perwakilan kubu yang menolak pidato tersebut, dan
Jokowi yang memaknai pidato tersebut secara optimis.

14
3.2.1 Dasar persepsi mengenai kasus
Sensasi
Pada teori mengani persepsi, sensasi adalah stimulus yang
dapat dirasakan panca Indra. Dalam hal ini, terdapat 2 stimulus, yang
pertama adalah Novel 'Ghost Fleet' yang mempengaruhi pidato
Prabowo, dan pidato Prabowo itu sendiri yang menjadi stimulus bagi
masyarakat yang menanggapinya.
Atensi
Atensi adalah pemrosesan stimulus secara sadar. Dimulai
dari sumber Pidato Prabowo yaitu Novel 'Ghost Fleet'. Dari
Prabowo sendiri, atensi yang dia lakukan tertuju pada kajian
Indonesia bubar pada tahun 2030, pada hal ini Prabowo memproses
bahwa novel 'Ghost Fleet' memberikan argumentasi yang baik.
Disisi lain, atensi Jusuf Kalla memproses bahwa novel tersebut
hanyalah sebagai apa novel itu sendiri, "fiksi". Jusuf Kalla lebih
memperhatikan fakta positif yang terjadi dalam NKRI, yang
menurutnya dapat menghindarkan dari bubarnya Indonesia pada
2030. Sedangkan atensi Jokowi terdapat pada pidato Prabowo
sendiri, dimana Jokowi memproses bahwa pidato tersebut sebagai
penjelasan bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia,
namun Jokowi tetap sadar dengan banyaknya hal positif yang
menajaga keutuhan NKRI, sehingga membentuk opini terakhir
bahwa masyarakat harus optimis Indonesia tidak akan bubar pada
tahun 2030.
Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran stimulus dan atensi menjadi
suatu makna yang mendasari persepsi. Interpretasi Prabowo adalah
sangat pesimis, dimana Indonesia sedang dalam masa krisis dimana
apabila tidak terjadi perubahan drastis Indonesia akan buabar pada
2030. Interpretasi Jusuf Kalla adalah sangat optimis, dimana
kemungkinan Indonesia bubar sangat kecil bahkan tidak nyata. Dan
Interpretasi Jokowi adalah postif dengan syarat harus dapat

15
menghadapi tantangan yang terdapat dalam pidato Prabowo. Seperti
yang Jokowi katakan ketika di wawancarai mengenai hal ini “Kita
memandang ke depan itu dengan rasa optimisme. Kita memandang
ke depan itu juga memberikan sebuah harapan lebih baik kepada
anak-anak muda kita, kepada rakyat kita. Sesulit apapun tantangan
yang ada, sesulit apapun hambatan yang ada, harus ada rasa
optimisme, rasa harapan lebih baik,”

3.2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi dalam kasus


Dari 3 hal yang mendasari pembentukan persesi diatas, dapat
dianalisa lagi mengapa dari 3 subjek diatas memiliki tanggapan
tertentu dengan cara melihat faktor umum yang mempengaruhi
persepsi seseorang.

Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi adalah
karakteristik individu yang terdiri dari Sikap, Motif, Minat,
Pengalaman, Ekspektasi.
Karakteristik Individual Prabowo:
• Sikap: Pesimis
• Motif: Menyadarkan bahwa Indonesia sedang dalam masalah.
• Minat: Menunjukan bahwa Indonesia sedang dalam masa buruk
dan perlu perubahan besar.
• Pengalaman: Kalah dalam pemilu presiden 2014, diduga kuat
sebagai bakal calon dalam pemilu presiden 2019 .
• Ekspektasi: Indonesia akan bubar pada 2030 apabila tidak ada
perubahan
Karakteristik Individual Jusuf Kalla:
• Sikap: Optimis
• Motif: Menolak pidato Prabowo
• Minat: Menjaga optimisme masyarakat Indoneisa akan tetap
bersatu pada 2030.

16
• Pengalaman: Pernah membentuk Tim juru runding pada
perjanjian Helsinki yang menghasilkan perdamaian NKRI
dengan GAM, sehingga Aceh tidak jadi keluar dari NKRI. Jusuf
Kalla terlibat langsung dalam proses pencegahan terpecahnya
NKRI.
• Ekspektasi: Indonesia pasti tetap bersatu pada 2030.

Karakteristik Individual Jokowi:


• Sikap: Optimis
• Motif: Menjaga persatuan
• Minat: Mencegah terjadinya pesimisme yang dapat
menghambat masayrakat Indonesia dalam menghadapi
tantangan yang terjadi di Indoneisa.
• Pengalaman: Presiden Indonesia yang sedang menjabat dan
diduga kuat sebagai bakal calon presiden dalam pemilu presiden
2019.
• Ekspektasi: Indonesia akan tetap bersatu pada tahun 2030
asalkan semua tantangan yang terjadi dalam negri dapat diatasi.

Faktor Eksternal
Pertama adalah Karakteristik Objek, dimana karakteristik
pidato Prabowo adalah: Penuh dengan Opini, didasari suatu fiksi,
dan bersifat pesimis. Karakteristik objek ini memberi persepsi yang
berbeda bagi 3 subjek yang dibahas dalam analisa makalah ini. Bagi
Prabowo, karakteristik objek yang pesimis ini menunjukan bahwa
perlu ada perubahan besar di Indonesia, dimana dinyatakan bahwa
kondisi Indonesia sedang tidak baik dan memerlukan perubahan
seperti pergantian pemerintahan. Hal ini sesuai dengan keinginan
Prabowo untuk menggantikan Jokowi sebagai Presiden dalam
pemilu 2019.
Kedua yaitu situasi saat melakukan persepsi, yaitu situasi
saat terjadinya pidato Prabowo adalah dekatnya pemilu presiden

17
2019. Yang tentunya menjadikan pidato ini penu dengan maksud
politik. Salah satu kutipan dari pidato prabowo yang penuh dengan
maksud politik adalah kalimat " Pantaskah mereka dipilih kembali?
Pantaskah mereka kita biarkan terus menjarah hasil bumi
nusantara?" dalam keterangan video yang diunggahnya pada laman
facebook Gerindra. kata "dipilih kembali" dapat diartikan bahwa
maksud politik Prabowo yang tidak ingin Jokowi dipilih kembali
sebagai persiden dalam Pemilu Presiden 2019.

3.2.3 Jalan Pintas Persepsi dalam Kasus

Kesalahan Persepsi seringkali terjadi karena penggunaan


jalan pintas persepsi. Dalam kasus pidato Prabowo mengenai
bubarnya Indonesia penggunaan jalan pintas persepsi yang terjadi
adalah Proyeksi, dimana masyarakat mengatribusikan sikapnya
sendiri pada orang lain. Contohnya, masyarakat yang
berpaandangan politik terlalu pro-Prabowo akan memproyeksikan
pendapatnya seolah-olah apapun yang dilakukan Prabowo itu benar
meskipun hal itu belum tentu benar secara fakta. Di sisi lain,
masyarakat dengan pendapat politik yang terlalu anti-Prabowo akan
memproyeksikan pendapatnya seolah-olah apapun yang dilakukan
Prabowo adalah salah meskipun kemungkinan ada kebenaran
didalamnya. Bagi masyarakat yang tidak menggunakan jalan pintas
Proyeksi, mereka dapat memaknai esensi kasus pidato Prabowo ini
dengan cermat, dimana pidato ini sebenarnya adalah sebuah
peringatan, bahwa masyarakat harus sadar kalau kondisi Indonesia
saat ini memang tidak sempurna, namun diperlukan juga optimisme
dalam menghadapinya.

3.3 Menghindari Kesalahan Persepsi


Setelah kita mengetahui beberapa penyebab terjadinya
kesalahan persepsi, selanjutnya kita perlu mencari solusi untuk
mengatasi kesalahan persepsi. Berikut adalah ulasan singkatnya.

18
a) Empati
Kesalahan persepsi dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi. Salah satu cara mengatasi kesalahan persepsi adalah
dengan meningkatkan kemampuan untuk berempati. Empati adalah
kemampuan untuk menciptakan kembali perspektif orang lain,
mengalami dunia dari sudut pandang orang lain. Dengan
menempatkan diri dalam perspektif orang lain akan membuat kita
tidak gegabah dalam memberikan persepsi sehingga
kesalahapahaman dapat dihindari.
b) Mengembangkan sikap toleran
Mengembangkan sikap empati dapat mengembangkan
sikap toleran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,
bersikap toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dan sebagainya)
yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
c) Memeriksa persepsi
Memeriksa persepsi adalah suatu keterampilan yang
menyuguhkan cara terbaik untuk menangani interpretasi.
Pemeriksaan persepsi memiliki tiga bagian, yaitu deskripsi
perilaku yang diperhatikan, minimal terdapat dua interpretasi
yang mungkin dari perilaku, dan permintaan klarifikasi terkait
bagaimana menafsirkan perilaku.
d) Mengevaluasi persepsi
Beberapa kesalahan persepsi atau persepsi negatif dapat
mendatangkan kerugian bagi diri sendiri. Bila terjadi kesalahan
persepsi, maka kita harus mempertimbangkan sejauh mana
persepsi negatif atau kesalahan persepsi tersebut dapat
mempengaruhi diri. Dengan melakukan evaluasi dan
memprioritaskan kesalahan persepsi dapat mengarah pada
langkah yang harus diambil selanjutnya.

19
e) Menemukan akar masalah
Jika terjadi kesalahan persepsi maka cobalah untuk
menentukan apa yang menjadi dasar orang lain memberikan
persepsi. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya kesan pertama
yang negatif atau menerima informasi yang salah dari seseorang.
Jika kita dapat menemukan apa yang menjadi sumber masalah
maka hal tersebut dapat membantu kita menghentikan masalah
yang terjadi akibat kesalahan persepsi.
f) Mengembangkan strategi untuk mengubah persepsi
Mungkin kita perlu mengembangkan sebuah strategi
yang berbeda untuk orang yang berbeda. Jangan
mengembangkan strategi yang sama ketika terjadi kesalahan
persepsi karena setiap orang memiliki cara tersendiri dalam
menghadapi persepsi.
g) Bersedia mengakui dan menerima adanya masalah
Setiap permasalahan yang terjadi ada baiknya tidak
selalu menyalahkan pihak lain. Jika survey yang kita lakukan
mengkonfirmasikan bahwa ada persepsi negatif yang terjadi,
maka kita harus terima hasilnya hanya sebagai sebuah
kebenaran.
h) Jangan bersikap defensif
Ketika terjadi kesalahan persepsi hendaknya kita berhati-
hati untuk tidak menolak adanya kesalahan persepsi. Cobalah
untuk mencari kebenaran dari apa yang dikatakan oleh orang
lain. Bersikap jujur kepada diri sendiri menjadi hal penting
karena dibalik kesalahan persepsi selalu terdapat setitik realitas
bahkan tanpa kita sadari.
i) Memberi waktu
Kesan pertama terbentuk seketika karena itulah
kesalahan persepsi dapat terjadi. Yang dapat kita lakukan adalah
memberi waktu agar kesan pertama tersebut hilang dan

20
melanjutkan ke arah yang baru dengan mulai mecari perubahan
dalam sikap.
j) Berkomunikasi
Kesalahan persepsi dapat diatasi dengan berkomunikasi.
Merubah persepsi tidaklah mudah, diperlukan beberapa
pendekatan untuk melakukannya. Misalnya, dalam konteks
organisasi, langkah yang diperlukan adalah mengadakan
pertemuan untuk membicarakan situasi dengan tenang dan
kepala dingin serta menjelaskan persepsi dan langkah-langkah
yang telah dilakukan untuk mengubah persepsi tersebut.

21
BAB IV
KESIMPULAN

Pada dasarnya manusia pasti akan berinteraksi satu sama lain. Dalam
interaksi ini persepsi berperan penting dalam proses memahami informasi yang
diterima oleh tiap individu yang pastinya berbeda-beda. Perbedaan ini disebakan
oleh berbagai faktor meliputi orang yang mempersepsi, objek yang dipersepsi, dan
situasi yang sedang berlangsung. Selain itu, banyak metode yang mempercepat
pengambilan kesimpulan persepsi yang bisa saja salah, hal ini disebut jalan pintas
persepsi. Penggunaan jalan pintas persepsi ini dapat mengakibatkan berbagai
kesalahpahaman antar individu dan/atau kelompok. Terdapat berbagai cara agar
terhindar dari kesalahan persepsi tersebut, seperti menghindari penggunaan jalan
pintas persepsi, mengklarifikasi informasi yang didapatkan, dan memahami situasi
yang sedang berlangsung.

22
DAFTAR PUSTAKA

- Damayanti, Annisa Ulva. " Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Ini 8
Tanggapan Petinggi Negara". Rabu 28 Maret 2018.
https://news.okezone.com/read/2018/03/28/337/1878848/prabowo-sebut-
indonesia-bubar-2030-ini-8-tanggapan-petinggi-negara?page=1. (diakses
pada 3 April 2018)
- DeVito,J.A.1997.Komunikasi Antar Manusia,Kuliah Dasar.Alih bahasa
oleh Agus Maulana. Jakarta: Profesional Books
- Fauzan, Lutfi, dkk.2008. Teknik-Teknik Komunikasi Untuk Konselor.
Universitas Negeri Malang
- King, Laura A. (2011). The science of Psychology. New York: MacGraw-
Hill.
- knoema. "World GDP Rangking 2017". 10 Januari 2018.
https://knoema.com/nwnfkne/world-gdp-ranking-2017-gdp-by-country-
data-and-charts. (diakses pada 3 April 2018)
- Mureen, Veronica. “Kegagalan Persepsi”. 8 Desember 2016.
http://veronicakudo.com/kegagalan-persepsi/ (diakses pada 4 April 2018)
- Nadlir, Moh. " Jusuf Kalla Sebut Ramalan Indonesia Bubar 2030 Hanya
Fiksi". 22 Maret 2018.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/22/12541601/jusuf-kalla-sebut-
ramalan-indonesia-bubar-2030-hanya-fiksi. (diakses pada 3 April 2018)
- Pendidikan kewarganegaraan. “PENGERTIAN PERSEPSI, SYARAT
PROSES DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI”. 28
Januari 2016. http://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-
persepsi-syarat-proses-dan.html (diakses pada 3 April 2018).
- Rachman, Dylan Aprialdo." Prabowo Ungkap Pidatonya soal Indonesia
Bubar Tahun 2030 atas Kajian Ahli Intelijen". 22 Maret 2018.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/22/13062071/prabowo-ungkap-
pidatonya-soal-indonesia-bubar-tahun-2030-atas-kajian-ahli. (diakses pada
3 April 2018)

23
- Voxpop Indonesia. " Respons Netizen Kita yang Terkenal Kreatif soal
Indonesia Bubar 2030". 23 Maret 2018. http://voxpop.id/indonesia-bubar-
2030/.(diakses pada 3 April 2018)
- Yue. “Faktor Apa Saja yang MEmengaruhi Persepsi?”. 24 April 2012.
https://yueisme.wordpress.com/2012/04/24/faktor-apa-saja-yang-
mempengaruhi-persepsi/#comment-11 (diakses pada 2 April 2018)

24

Anda mungkin juga menyukai