Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PBL HERBAL

DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) Sebagai ANTIDIARE

DISUSUN OLEH

Kelompok 2:
1. Nurjihan (1808062121)
2. Dwi Melisa Utari (1808062123)
3. Yosi Puji Astuti (1808062157)
4. Barokah Meri Dwi Rahayu (1808062158)
5. Elva Norlianti (1808062159)
6. Nur Utami Pakaya (1808062160)
7. Rima Andriani Safida (1808062167)

PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXVII


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
DAFTAR ISI
Cover halaman ...................................................................................................... 1
Daftar isi ............................................................................................................... 2
I. Skenario kasus ................................................................................................. 3
II. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
III. Pembahasan ................................................................................................... 3
A. Definisi dan istilah .................................................................................... 3
B. Fisiologi tubuh dan patofisiologi penyakit ............................................... 3
a. Usus..................................................................................................... 3
b. Patofisiologi Diare .............................................................................. 4
c. Jenis-Jenis Diare.................................................................................. 4
C. Tanaman yang berkhasiat untuk diare ...................................................... 4
D. Fitoterapi ................................................................................................... 5
1 Jambu biji (Psidium guajava L.)......................................................... 5
2 Zat aktif .............................................................................................. 6
3 Mekanisme kerja zat aktif................................................................... 6
4 Dosis ................................................................................................... 6
5 Indikasi, Interaksi, Efek Samping, Kontraindikasi, dan Toksisitas..... 6
IV. Kesimpulan .................................................................................................... 9
V. Daftar pustaka ............................................................................................... 10
VI. Lampiran Pertanyaan..........................................................................………12

2
I. Skenario Kasus :
Anda sedang bekerja di klinik herbal, kemudian ada seorang ibu
membawa anaknya 7 tahun yang menderita diare 3 hari. Selama 2 jam terakhir
sudah BAB sebanyak 5 kali, dengan konsistensi encer berair. Ibunya sudah
memberikan larutan gula dan garam untuk pertolongan pertama, apoteker
diklinik tersebut memberikan sediaan herbal yang mengandung ekstrak daun
jambu biji.
II. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi dan istilah yang terdapat dalam skenario kasus?
2. Bagaimana patofisiologi tubuh dan penyakit diare?
3. Apa level EBM dari tanaman yang disebutkan dalam skenario dan 3
tanaman lain yang memiliki khasiat yang sama?
4. Bagaimana karakteristrik, struktur, dan sifat fisiko kimia dari zat aktif
yang terkandung dalam daun jambu biji?
5. Bagaimana mekanisme kerja zat aktif dari daun jambu biji?
6. Bagaimana dosis empiris, praklinik, dan klinik dari tanaman daun jambu
biji?
7. Apa indikasi, kontraindikasi, interaksi, efek samping, dan toksisitas dari
tanaman daun jambu biji?
III. Pembahasan
A. Definisi dan istilah
1. Diare adalah defekasi > 3 kali sehari dengan tinja berbentuk
cair/encer, dengan konsistensi encer berair.
2. Konsistensi encer berair yaitu Termasuk dalam ciri-ciri diare non
spesifik (tidak disebabkan bakteri).
3. Larutan gula dan garam atau disebut juga dengan oralit (terapi non
farmakologi), merupakan cairan rehidrasi untuk pertolongan pertama
diare dibuat dengan perbandingan 1:2 (1 sendok garam dan 2 sendok
gula dalam 200 ml air).
4. Sediaan herbal yang mengandung zat aktif quersetin yang telah
terbukti secara praklinis membantu mengatasi diare

3
B. Fisiologi Tubuh dan Patofisiologi Penyakit
a. Usus
Makanan dicerna di dalam lambung menjadi bubur (cymus),
kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh
enzim-enzim pencernaan. Setelah zat-zat gizi di reabsorpsi oleh villi
ke dalam darah, sisa cymus yang terdiri dari 90% air dan sisa makanan
yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon). Bakteri-
bakteri yang biasanya selalu berada disini (flora) mencernakan lagi
sisa-sisa (serat-serat) tersebut, sehingga sebagian dari padanya dapat
diserap pula selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga
direabsorpsi kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi lebih
padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja..
b. Patofisiologi Diare

c. Jenis-Jenis Diare
- Diare sekretori ; diare dengan volume tinja besar lebih dari 1 liter
perhari dan kandungan ion fesesnya normal
- Diare osmotik ; diare yang disebabkan karena adanya zat osmotik,
yaitu zat yang sukar diabsorbsi. Sehingga menghambat absorbsi
normal air dan elektrolit. Contohnya serat makanan, laktulosa.

4
- Diare eksudatif ; diare yang disebabkan karena adanya inflamasi,
yaitu diproduksinya eksudat inflamasi dalam jumlah yang besar.
Contohnya darah, nanah, protein.
- Diare gangguan motilitas ; karena motilitas meningkat,
menyebabkan volume feses di kolon meningkat, padahal
kapasitas absorbsi kolon terbatas (<4L perhari), hal ini air dalam
lumen belum sempat diabsorbsi
C. Tanaman yang Berkhasiat Untuk Diare
Tumbuhan Grade Level
Jambu biji (Psidium guajava L) 2 RCT (1 uji pra klinik, 1 B
uji klinik), >3 pra klinik
(data pendukung)
Teh hitam (Camellia sinensis L) 1 RCT (uji klinik), 1 pra B
klinik (data pendukung)
Daun salam (Syzigium 1 pra klinis C
polyanthum)
Kunyit (Curcuma domestica) 2 uji praklinis C

D. Fitoterapi
1. Jambu biji (Psidium guajava L.)
Bagian yang digunakan adalah daun. Bentuk berupa lembaran daun,
warna hijau, bau khas aromatik, rasa khelat. Daun berbentuk tunggal,
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm, helai daun berbentuk
bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata
agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin ( DepKes RI, 2008).

Gambar 1. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L. Folium)

5
Penggolongan dan tatanama tumbuhan jambu biji adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajava Linn (Parimin, 2005)
2. Zat Aktif
a) Quercetin

Gambar 2. Struktur Quersetin (Pubchem, 2019)


Sifat fisikokimia Quersetin antara lain memiliki berat
molekul 302,238 g/mol. Pemerian dari quersetin adalah bentuk
bubuk atau jarum berwarna kuning. Dengan sifat semipolar.
Quersetin sangat larut dalam eter dan metanol. Larut dalam etanol,
aseton, piridin, dan asam asetat glasial. Bentuk aglikon tidak
larut dalam air. Bentuk glikosida larut dalam air. Titik leleh 601 –
603 F / 316,5o C.

b) Tanin

6
Gambar 3. Struktur Tanin (Pubchem, 2019)
Sifat fisikokimia Tanin antara lain memiliki berat molekul (BM)
yang cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks
dengan protein. Pemerian dari Tanin yaitu berwarna putih kekuningan-
coklat terang, berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang,
berbau khas rasa sepat. Bersifat asam lemah, kelarutannya larut dalam
air, larut dalam pelarut organik etanol, metanol, dan aseton.

3. Mekanisme Kerja Zat Aktif


a) Quersetin
Quersetin bekerja dengan menghambat pelepasan asetilkolin di
otot polos saluran cerna, sehingga kontraksi usus menurun (Gutierrez
et al., 2008).
b) Tanin
Tanin bersifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang
mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.

4. Dosis
- Dosis empiris: 15-30 gram daun jambu biji direbus dalam 1-2 gelas
air. Diminum 2 kali sehari (Dalimartha, 2000).
- Dosis praklinik: 50-400 mg/kg BB Tikus ekstrak air daun jambu
biji (Ojewole, 2000)

BB Tikus rata-rata 200 gram = 0,2 kg


Dosis untuk tikus : 50-400 mg/kg x 0,2 kg = 10-80 mg

7
Dosis untuk manusia (rata-rata BB 70kg) = 10-80 mg x 60,5 = 605-
4840 mg/hari
- Dosis klinik : 500 mg kapsul daun jambu biji setiap 8 jam selama
3 hari (Lozaya et al., 2000)
5. Indikasi, Interaksi, Efek Samping, Kontraindikasi, dan Toksisitas
- Indikasi : Mengatasi diare, sebagai antispasmodik, antibakteri,
dapat mengatasi perut kembung pada bayi dan anak dan dapat
menurunkan kadar kolesterol.
- Interaksi
Felodipin : dapat menurunkan kadar felodipin dalam darah.
Estrogen ; mengubah metabolism estrogen dalam sel hati sehingga
kadar estradiol meninngkat.
Siklosporin : dapat meningkatkan kadar siklosporin dalam darah.
Cisplatin : dapat menyebabkan genotoksisistas
Doksorubisin : dapat meningkatkan efek doksuribisin
Digoksin : kuersetin menyebabkan kadar digoksin dalam darah
akan meningkat sehingga efek samping digoksin meningkat
(Lakhanpal dan Ray, 2007)
Menghambat enzim CYP450, khususnya pada substrat CYP3A4,
CYP2C8, dan CYP2C9 (Susannya, 2008)
- Toksisitas : Ekstrak daun jambu biji ditemukan aman pada
dosis lebih dari 2000 mg/kg BB pada pemberian oral tikus tanpa
tanda toksisitas dan mortalitas (Duta dan Das., 2010)
- Efek Samping : peringatan untuk ibu hamil dan menyususi
(Lakhanpal dan Ray, 2007).
- Efek samping : yaitu anemia, osteoporosis (Ashok et al., 2012),
konstipasi, sakit kepala dan kesemutan ringan (jarang terjadi), mual
muntah, diaforesis, dyspnea (Lakhanpal dan Ray, 2007)

IV. Kesimpulan

8
Dapat disimpulkan bahwa daun jambu biji (Psidium guajava L) dapat
digunakan sebagai antidiare dengan zat aktif Quersetin dan Tanin.
Mekanisme dari Quersetin adalah menghambat pelepasan asetilkolin sehingga
kontraksi usus menurun. Sedangkan mekanisme dari tanin yaitu bersifat
sebagai pengelat yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus
berkurang.
Berdasarkan level EBM daun jambu biji sebagai antidiare memiliki grade
B, apabila dibandingkan dengan tanaman lain yang kelasnya sama sebagai
antidiare. Seperti Teh Hitam (grade B), Daun Salam (grade C), dan Rimpang
Kunyit (grade C).
Kami merekomendasikan daun jambu biji sebagai anti diare untuk pasien
pada kasus ini, karena jambu biji telah terbukti secara praklinik dan klinik
dengan level EBM grade B. Meskipun Daun Jambu Biji dan Teh Hitam
memiliki level yang sama, namun Teh Hitam (Camelia sinensisi) belum
banyak bukti pendukungnya, hanya terdiri dari 1 RCT dan satu bukti
pendukung (uji praklinik). Sedangkan pada Jambu Biji terdiri dari 2 RCT dan
lebih dari 3 bukti pendukung (>3 uji praklinik).

9
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I Hal 35-38, Jakarta:
Depkes RI.
Ashok, P.K., Upadhyaya, Kumud, 2012, Tannins are Astringent, Journal Of Of
Pharmacognosy And Phytochemistry, 1(3).
Baker, D.E.,2007, Loperamide: A Pharmacological Review, Reviews In
Gastrointestinal Disorders, 7(11), 511-518
Camilleri, M., 2004, Cronic Dearhea: A Review On Pathophysiology And
Management For The Clinical Gastroenterologist, Clinical
Gastroenterology And Hepatology; 2:198-206
Dutta,S.& Das,S., 2010, A Study Of The Anti-Implamatory Effect Of The
Leaves Psidium Guajava Linn. On Experimental Animal Models,
Pharmacocnocy Reaserch 5 (2), 5, 313-317.
Fratiwi, Yolanda, 2015, The Potential of Guava Leaf (Psidium Guajava L.) for
Diarrhea, J MAJORITY 4 (1) : 113-118.
Guatierrez, R.M.P., Mitchell, S.d Solos, R.V., 2008. Psidium Guajava ; A
review of its traditional, uses, phytochemistry and pharmacology , 117, 1-
27
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/15559687 diakses tanggal 17
Januari 2019
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/440917 diakses tanggal 17
Januari 2019
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5280343 diakses tanggal 17
Januari 2019
Irianty, R.S dan Yenti, S.R., 2014, Pengaruh Perbandingan Pelarut Etanol Air
Terhadap Kadar Tanin pada Sokhletasi Daun Gambir (Uncaria gambir
Roxb), SAGU 13(1).
Lakhanpal,P., and ray, Deepak K. 2007. Quercetin ; Aversatile Flavonoid.
Internet journal of medical update 2(2): 22-37.
Ojewole, J.A.O., Emmanuel, O.A., Witness, D.H.C., 2000, Antidiarrhoeal
activity of Psidium guajava Linn. (Myrtaceae) Leaf Aqueous Extract in
Rodents, J. Smooth Muscle. Res 44(6): 195-207.

10
Sowjanya,C. Ajmera,R,R., & Veeresham, C., 2017, Pharmacokinetic And
Pharmacodinamic Interaction Of Quercetin With Saxagliptin In Normal
And Diabetic Rats, Research Article 8(3):90-94
Zulharmita, Ummil K., Harrizul R., 2012, Pembuatan dan Karakterisasi
Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.), Jurnal Farmasi
Higea 4(2): 147-157.

11
Lampiran Pertanyaan
1. Apakah daun jambu biji aman untuk anak pada kasus ini? Apakah ada
sediaan yang mengandung daun jambu biji untuk anak dipasaran?
Ya aman. Sediaan yang mengandung daun jambu biji untuk anak adalah
diapet anak (sirup) 60 mL diminum 2 kali sehari 10 mL.
2. Jelaskan mekanisme kerja quersetin!
Quersetin bekerja dengan cara menghambat pelepasan asetilkolin.
Asetilkolin dapat meningkatkan kontraktilitas usus. Apabila asetilkolin
dihambat, maka kontraktilitas usus akan menurun.
3. Bagaimana aturan pemberian oralit pada kasus ini agar terhindar dari
dehidrasi?
Pada kasus ini, anak berusia 7 tahun, sehingga dapat diberikan oralit setiap
BAB sebanyak 300 mL untuk mencegah dehidrasi (300 mL oralit setara
dengan 1,5 gelas).
4. Sebutkan faktor resiko yang paling dominan untuk diare pada anak!
Faktor resiko pada anak umumnya disebabkan karena faktor makanan dan
faktor perilaku hidup bersih dan sehat.
a. Faktor makanan: Kebiasaan jajan sembarangan , higienitas makanan
tidak terjaga
b. Faktor perilaku hidup bersih dan sehat
Faktor ini disebabkan karena kebiasaan anak-anak yang tidak mencuci
tangan sebelum makan atau setelah dari kamar mandi.
5. Bagaimana peran Apoteker dalam meningkat higienitas dan sanitasi anak
usia sekolah?
Salah satu satu cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan sosialisasi
tentang pentingnya hidup bersih ke sekolah-sekolah, diserta dengan demo
cuci tangan yang benar.
6. Sedian jambu biji dipasaran:
- Diapet (OHT)
- Sirup diapet anak @ 60 ml (jamu)
- Entrostop anak @ 10 ml/sachet (jamu)

12

Anda mungkin juga menyukai