Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati obyek yang berukuran sangat kecil.
Hal ini sangat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
organisme yang berukuran kecil. Berdasarkan pada kenampakan obyek yangdiamati ada dua
jenis mikroskop, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya)dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskopelektron (Kemenentrian Kesehatan, 2012).

Pada bidang Biologi, Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati benda-benda
sangat kecil (renik) yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung. Mikroskop
membantu pengamatan karena kita dengan mudah dapat memperbesar objek menjadi 40 X,
100 X, 400 X, bahkan sampai 1000 X lebih besar objek yang sebenarnya (Kadaryanto, 2006).
Bila kita memerlukan perbesaran yang lebih besar daripada yang kita peroleh dengan sebuah
lensa pembesar sederhana, maka instrumen yang dapat kita gunakan adalah mikroskop (Wu,
2010).

Prinsip dasar dari penggunaan mikroskop dengan memperhatikan perbesaran, daya


resolusi dan kontras. Perbesaran merupakan perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran
sebenarnya. Resolusi merupakan ukuran kejelasan dari citra objek. Sedangkan kontras harus
diperhatikan karena kontras akan mempertajam perbedaan bagian-bagian yang terdapat pada
sampel. Pada penggunaan mikroskop, objek diletakkan di ruang dua lensa objek. Bayangan
nyata terbalik dan diperbesar akan terbentuk. Pengamatan dapat dilakukan dengan mata tidak
berakomodasi dan dengan mata berakomodasi maksimal. Pada pengamatan dengan mata tidak
berakomodasi, bayangan akhir maya ditempatkan pada titik jauh pengamat. Sedangkan pada
pengamatan mata berakomodasi maksimal, bayangan akhir maya ditempatkan pada titil dekat
pengamat (Tim Pengajar Biologi Dasar UNDIP, 2004).

Pada peneraan atau perhitungan ukuran objek mikroskopis pada mikroskop dilakukan
dengan menggunakan mikrometer. Mikrometer merupakan alat yang fungsinya untuk
memperkirakan ukuran dari obyek mikroskopis yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Prinsip dari kalibrasi mikrometer yaitu menghitung jumlah anak skala antara skala mikrometer
okuler dengan mikrometer obyektif yang saling berhimpitan, sehingga akan diperoleh satu nilai
kalibrasi mikrometer okuler (Ratnawati, 2010).

Menurut Ratnawati (2010), ada dua jenis mikrometer yaitu mikrometer objektif dan
mikrometer okuler. Mikrometer objektif terbuat dari kaca. Pada mikrometer objektif,
didalamnya terdapat skala tertentu. Biasanya terbagi menjadi 10 skala besar yang masing-
masing berukuran 0,1mm. Masing-masing skala besar tersebut terbagi lagi dengan ukuran
0,01mm. Sedangkan mikrometer okuler terdapat skala-skala kecil yang ukurannya dapat
ditentukan dengan mengkalibrasi dengan mikrometer objektif. Mikrometer okuler ada dua
jenis yaitu mikrometer okuler linier dan mikrometer okuler kuadran. Mikrometer okuler linier
berbentuk lingkaran gelas yang dipasan pada tabung lensa okuler yang terdiri dari 100 skala
berukuran mikron. Mikrometer okuler kuadran dipasang pada tabung lensa okuler yang terdiri
dari kotak-kotak kecil. Kotak tersebut memiliki ukuran yang dapat diketahui dengan
mengkalibrasi dengan mikrometer objektif.

Kadaryanto. 2006. Biologi: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira

Kementrian Kesehatan. 2012. Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB.


Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Ratnawati. 2010. Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Yogyakarta: FMIPA, UNY

Tim Pengajar Biologi Dasar UNDIP .2004. Petunjuk Praktikum Biologi.Semarang :


Universitas Diponegoro

Wu, Ciang. 2010. Microscope Image Processing. California: Academic Press

Anda mungkin juga menyukai