Oleh:
FAKULTAS HUKUM
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt.atas nikmat dan karunianya,sehingga makalah ini
rampung sesuai waktu yang di harapkan.Tak lupa shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad saw yang telah menunjukan jalan
kemudahan dan motivasi belajar.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Kesimpulan................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada di
bumi. Bahkan ada kutipan “dimana ada air, di situ pasti ada kehidupan”. Air
memang sangat penting keberadaanya bagi semua makhluk hidup baik
tumbuhan , hewan dan manusia. Bagi manusia air sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci, mandi dan paling
utama adalah untuk minum. Jika manusia kurang minum maka tubuh akan merasa
lemas, jadi manusia banyak sekali mengkonsumsi air terutama air putih dan
minimal sehari harus 2 liter. Sehingga air merupakan kebutuhan pokok
manusia sehingga sekarang ini banyak sekali perusahaan yang memproduksi air
mineral dalam kemasan dengan segala merek salah satunya merek Aqua.
Aqua merupakan sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang
berdiri sejak tahun 1973 di Indonesia yang diproduksi oleh PT Aqua Golden
Mississippi. Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua dengan
kepemilikan berbeda-beda. 3 pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 10 pabrik
dimiliki oleh PT Aqua Golden Mississippi dan pabrik di Berastagi, Sumatera
Utara dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo. Sejak tahun 1998 Aqua sudah dimiliki
oleh perusahaan multinasional dalam bidang makanan dan minuman asal Perancis,
Grup Danone, hasil dari penggabungan PT Aqua Golden Mississippi dengan
Danone.1
Dari sekian banyaknya merek air mineral dalam kemasan yang beredar di
pasaran, Aqua adalah merek yang paling melekat dibenak konsumen. Itu semua
karena Aqua merupakan merek air mineral pertama kali yang ada di Indonesia,
sehingga banyak orang yang menyebut air mineral dengan nama Aqua walaupun
yang diminum dengan merek lain. Aqua telah berhasil membuat mereknya selalu
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Aqua_(air_mineral) Diakses terakhir pada tanggal 25 November
2018
1
diingat oleh konsumen karena Aqua berasal dari sumber mata air yang terpilih
dengan segala kemurnian dan kandungan mineral alami yang terpelihara.
1. Sistem persaingan perlu biaya dan kesulitan tertentu yang tidak didapati
dalam sistem monopoli. Secara relatif akan memiliki kebebasan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi.
2. Persaingan bisa mencegah koordinasi yang diperlukan dalam industry
tertentu.
3. Persaingan apabila dilakukan pelaku ekonomi yang tidak jujur, bisa
bertentangan dengan kepentingan publik. Kemungkinan dilakukan praktek
curang (unfair competition).
2
2. Sistem ekonomi pasar yang kompetitif akan bisa menyelesaikan
permasalahan ekonomi secara impersonal, bukan melalui personal
pengusaha maupun birokrat.
3. Monopoli bisa menghindarkan duplikasi fasilitas umum. Adakalanya
bidang usaha tertentu akan lebih efisien bagi publik apabila dikelola hanya
satu perusahaan.
4. Monopoli bisa digunakan sebagai sarana untuk melindungi sumber daya
tertentu yang penting bagi masyarakat luas dari eksploitasi yang semata-
mata bersifat “provit motive”.2
Saat ini banyak bermunculan air minum dalam kemasan dengan merek lain
yang dapat mempengaruhi penjualan produk PT. Aqua Golden Mississippi
dan PT. Tirta Investama (Aqua). Dalam Persaingan produsen air minum dalam
kemasan (AMDK) khususnya diwilayah jabodetabek sempat ramai dengan kasus
yang menyeret penguasa pasar yaitu PT. Tirta Investama (Aqua) dan PT. Balina
Agung Perkasa. Dalam kasus ini produsen Aqua PT Tirta Investama diduga
melanggar tiga pasal sekaligus, yaitu Pasal 15 ayat (3), Pasal 19 dan Pasal 25 UU
No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Asal Mula Kasus PT. Tirta Investama (Aqua-Danone) VS PT.
Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale-Mayora Group) ?
2. Bagaimana Peran KPPU dalam menindaklanjuti Kasus PT. Tirta Investama
(Aqua-Danone) VS PT. Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale-Mayora Group) ?
2
Sulasno, dkk., Hukum Bisnis, (Serang : Rajaya & Rasydan Publishing, 2009), cetakan keempat,
hal.95
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Berikut analisis berdasarkan tiga pendekatan:
1. Utilitarian Approach
Aqua sudah membatasi gerak para kompetitornya untuk melakukan
bisnis, karena kebebasan berbisnis adalah hak setiap masyarakat dan
bukan tak mungkin, Aqua juga memainkan harga produk sesuai hati
perusahaan sehingga harga yang dijual kepada konsumen melambung
tinggi sehingga konsumen harus membeli dengan harga mahal.
Perbuatan yang dilakukan oleh aqua dapat dikatatan persaingan
tidak sehat berkaitan dengan monopoli. kasus monopoli tersebut bukan
tidak mungkin akan menciptakan pemalsuan produk Aqua oleh oknum
tidak bertanggung jawab. Jika hal-hal tersebut terjadi, konsumen lah
yang paling dirugikan.
Hal tersebut jelas melanggar asas tingkah laku etika bisnis
berdasarkan Utilitarian Approach yaitu dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan
dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach
Distributor telah melakukan pelarangan penjualan Le Mineral hal
tersebut dilakukan dengan ancaman penurunan status pedagang dimana
sebelumnya berstatus star outlet (SO). Karena hal tersebut pihak yang
dirugikan yaitu PT Tirta Fresindo Jaya menerbitkan sebuah somasi.
Apa yang telah dilakukan oleh distributor ini bertentangan dengan
asas tingkah laku etika bisnis berdasarkan Individual Rights Approach
yang menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. Hal tersebut
demi menguasai pasar yang ada serta meraup keuntungan besar. Dimana
sebagai pelaku bisnis yang baik harus menaati aturan yang sudah
ditetapkan yaitu Hukum yang mengatur tentang larangan praktek
monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah UU No. 5 Tahun
1999.
5
3. Justice Approach
Aqua bersalah karena sistem penjualan dari distributor ke pedagang
dengan cara jual putus. Artinya dengan sistem ini, tidak ada lagi ikatan
antara pedagang dengan PT Tirta Investama selaku produsen Aqua dan
PT Balina Agung Perkasa selaku distributor Aqua. Banyak toko yang
mengalami intimidasi dalam kasus ini. Ada sebanyak lima pemilik toko
yang selama bersaksi di sidang KPPU merasa dirugikan oleh pihak Aqua.
Sebagian besar mereka dipaksa untuk menandatangani pernyataan untuk
tidak menjual produk Le Minerale. Kebanyakan dari pemilik toko ini
kecewa lantaran ada ancaman dari Aqua jika mereka tetap menjual Le
Minerale. Ancaman itu berupa penurunan status dari star outlet (SO)
menjadi wholesaler (eceran).
Tidak hanya merugikan sesama pengusaha, tindakan monopoli yang dilakukan
Aqua itu juga sangat merugikan konsumen. Dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 4 huruf (b) disebutkan bahwa
konsumen memiliki hak untuk memilih produk atau jasa sesuai kebutuhan mereka.
Dengan adanya monopoli itu maka hak konsumen itu hilang.
3
http://kabar24.bisnis.com/read/20170711/16/670224/persaingan-usaha-tidak-sehat-asal- mula-
kasus- aqua-vs-le-minerale Diakses terakhir tanggal 25 November 2018
6
Pada 7 Oktober 2016 PT. Tirta Fresindo Jaya memberikan keterangan kepada
KPPU, undangan tersebut ditandatangani oleh R. Frans Adiatma atas nama Plt.
Deputi Bidang Penegakkan Hukum Direktur Investigasi U.B Koordinator Satuan
Tugas. Sesuai dengan surat Pemberitahuan Klarifikasi Penelitian Inisiatif, pihak
Le Minerale (TFJ) bertemu degan tim investigasi KPPU.
Setelah KPPU menerima laporan dari para pedagang eceran wilayah
Jabodetabek, kemudian adanya langkah-langkah yang dilakukan pihak Terlapor
I dan Terlapor 2 guna menutupi kesalahan yang sudah dilakukan. Langkah-
langkah yang dilakukan berupa permintaan maaf dan janji-janji hadiah meski
dirasa sudah terlambat oleh para pedagang.
Sesuai dengan Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1
Tahun 2010 mengenai tata cara penangan perkara berdasarkan laporan Pelapor
maka tahap selanjutnya adalah klarifikasi4. Setelah adanya klarifikasi maka
Seketariat Komisi merekomendasikan adanya penyelidikan. Penyelidikan
dimaksudkan untuk menemukan ada atau tidaknya bukti dugaan pelanggaran.
Selanjutnya tahap pemberkasan dapat dilangsungkan apabila ditemukannya
bukti dugaan pelanggaran dan apabila laporan hasil penyelidikan dinilai layak
maka dapat dilakukan gelar laporan5. Setelah disetujuinya gelar laporan menjadi
laporan dugaan pelanggaran maka berdasarkan penetapan pemeriksaan
pendahuluan Nomor 22/KPPU-I/2016 yang menetapkan pembentukan majelis
komisi melalui keputusan komisi Nomor 29/KPPU/Kep.3/V/2017 pada tanggal 2
Mei 2017.6
4
“Klarifikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja yang menangani laporan untuk
mendapat bukti awal dalam perkara laporan.” Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara Pasal 1 angka 4
5
“Gelar Laporan adalah penjelasan mengenai Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran yang
disampaikan oleh unit kerja yang menangani Pemberkasan dan penanganan perkara dalam Rapat
Komisi.” Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2010 Pasal 1 angka
6
http://www.kppu.go.id/id/putusan/tahun-2016/ (urutan ke-20) diakses terakhir pada 25
November 2018
7
Pada tanggal 9 Mei 2017 gelar perkara mulai bergulir, sidang pertama
dengan agenda pembacaan dan penyerahan salinan laporan dugaan
pelanggaaran oleh investigator. Kemudian sidang lanjutan yang digelar pada
Senin, 10 Juli 2017 dengan agenda sidang mendengar keterangan saksi dari pihak
Le Mineral menghadirkan orang yang telah diberikan kuasa oleh direktur PT.
Inbisco Niagatama Semesta yaitu Carol Mario Sampouw sebagai National Sales
Manager. Pada sidang kali ini membahas tetang akibat dari adanya perjanjian
antara Terlapor I dan Terlapor II dengan toko ritel yang menyebabkan penuruan
penjual air minum dalam kemasaan yang bermerek Le Mineral.
Mario mengatakan adanya aduan dari Star Outlet (SO) ataupun pedagang
grosir menjadi awal ke khawatiran pertumbuhan kinerja perusahaannya akan
terhambat, sehingga melakukan survei acak di wilayah Jabodetabek terhadap
13 toko karena adanya laporan dari Star Outlet (SO) daerah Karawang. Mario juga
menjelaskan bahwa kompetitor utama Le Mineral adalah Aqua, Nestle, Club, Ades
dan Prima yang merujuk pada data Nielsen. Survey AC Nielsen dalam periode
Januari 2015 sampai dengan Mei 2017 pada produk kemasan 600 ML untuk
wilayah Jakarta menunjukkan Aqua memiliki pangsa pasar yang paling besar.7
Pada tanggal 26 Oktober 2017 Majelis Komisi melaksanakan sidang majelis
Komisi dengan agenda pemeriksaan Terlapor I. Pada sidang kali ini ditemukan
bahwasannya Terlapor I sebagai principal dan Terlapor II sebagai distributor
memiliki kontrak atau perjanjian distributor.
Pada hari berikutnya tanggal 27 Oktober 2017, Majelis Komisi
melaksanakan sidang Majelis Komisi dengan agenda pemeriksaan alat bukti dan
dokumen serta dilanjutkan dengan pemeriksaan Terlapor II. Pada persidangan kali
ini ditemukan adanya perilaku yang dilarang oleh Terlapor I dan Terlapor II yang
berhubungan dengan perjanjian tertutup dan hubungan bisnis antara Terlapor I dan
Terlapor II bukanlah hubungan jual-beli putus karena adanya perjanjian khusus
yaitu perjanjian kerjasama adanya penempatan pegawai Terlapor I dalam kantor
7
http://legaleraindonesia.com/persaingan-tidak-sehat-antara-aqua-le-minerale/. Diakses terakhir
pada tanggal 25 November 2018
8
Terlapor II yang memang jabatan sebagau KAE, DR, dan Sales Manager.
Setelah mendengar keterangan dari saksi-saksi pihak investigator, kemudian
agenda sidang selanjutnya adalah mendengar keterangan saksi pihak Terlapor I
maupun Terlapor II. PT. Tirta Investama melalui kuasa hukumnya Asep Ridwan
dan Rikrik Rizkiyana dari kantor hukum Assegaf Hamzah & Partners
menghadirkan tiga orang saksi yang dua diantaranya merupakan distributor Aqua
dan satunya merupakan Staf Administrasi PT. Balina Agung Perkasa. Saksi-saksi
tersebut dihadirkan dengan tujuan untuk mengetahui apakah SO di bawah PT.
Balina Agung Perkasa memenuhi target penjualan dan membandingkan dengan
distributor lainnya. Pada persidangan Staf Administrasi PT. Balina Agung
Perkasa menyebutkan bahwa SO yang ada di bawah naungannya banyak yang
tidak menembus target kinerja meski status tokonya tidak diturunkan. Sedangkan
PT. Balina Agung Perkasa selaku Terlapor II akan menghadirkan sembilan orang
saksi yang dua diantaranya adalah Supervisor PT. Balina Agung Perkasa dan
ketujuh saksi lainnya adalah SO di bawah naungannya.8
Pada tanggal 19 September 2017 PT. Tirta Investama menganggap saksi
yang dihadirkan cukup yaitu dengan 3 orang saksi dari PT. Tirta Investama dan 9
orang saksi dari PT. Balina Agung Perkasa. Pernyataan tersebut kemudian
ditanggapi oleh salah satu tim investigator KPPU yaitu Helmi Nurjamil, yang
mengatakan hadir atau tidak dihadirkannya saksi oleh Terlapor, diserahkan
kepada Terlapor. Namun kewenangan itu sepenuhnya berada di tangan
Ketua Majelis Komisi yaitu Kurnia Syaranie.
Dalam persidangan ditemukan beberapa bukti-bukti. Salah satunya bukti
komunikasi yang dilakukan oleh pegawai PT. Tirta Investama yaitu Sulistyo
Pramono dalam kapasitasnya sebagai Key Account Executive (KAE) kepada
Denny Lasut selaku Senior Sales Manager pada 17 Mei 2016 dan kepada M.
Luthfi selaku Depo PT. Tirta Investama Karawang menggunakan email pribadi
8
http://kabar24.bisnis.com/read/20170919/16/691486/begini-alasan-tirta-investama- setop-
hadirkan-saksi-di-kasus-aqua-vs-le-minerale Diakses terakhir tanggal 25 November 2018
9
perusahaan. Sebelumnya, Tim Investigator Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) menemukan bukti surat elektronik (email) yang dilakukan oleh para
karyawan PT. Tirta Investama dan PT. Balina Agung Perkasa terkait degradasi
Start Outlet dari PT. Tirta Investama, produsen Aqua.9
Pada tanggal 19 Desember 2017 pada sidang yang digelar oleh Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ketua Majelis Komisi Kurnia Syaranie
menyatakan kedua terlapor yaitu PT. Tirta Investama dan PT. Balina Agung
Perkasa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 15 Ayat (3) huruf
b dan Pasal 19 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.10
Pihak Aqua (PT. Tirta Investama dan Balina Agung Perkasa) setelah
menerima hasil putusan, maka diberikan waktu selama 14 hari kerja untuk
menentukan langkah selanjutnya mengajukan keberatan. Terhadap putusan itu
Rikrik Rizkiyana sebagai Kuasa Hukum Terlapor I yaitu PT. Tirta Investama
menanggapi bahwa putusan ini tidak jauh dari apa yang dituduhkn oleh pihak
investigator dan majelis sepertinya tidak mempertimbangkan argumentasi, data,
dan fakta- fakta yang diajukan oleh pihak Aqua selama persidangan.
9
http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/12/19/kppu-perang-dagang-vs-le-minerale- produsen-
aqua-terbukti-jalankan-persaingan-bisnis-tidak-sehat Diakses terakhir pada 25 November 2018
10
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/19/162107726/aqua-vs-le-minerale-
kppu- nyatakan-aqua-bersalah Diakses terakhir pada 25 November 2018
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Praktik monopoli produk jika dilihat dampak baik dan buruknya, maka lebih
banyak dampak buruk yang diakibatkan. Selain merugikan pihak produsen lain,
perusahaan pun akan terkena dampak buruk akibat monopoli produk tersebut.
Selain perusahaan dan para pelaku bisnis yang dirugikan, konsumen akan terkena
dampak buruk akibat praktik monopoli tersebut. Jika monopoli tersebut terjadi.
Konsumen harus membeli dengan harga mahal dan tidak bisa membeli produk lain
karena yang tersedia di pasar hanyalah satu produk. Praktik monopoli akan
menciptakan ketidakseimbangan pasar. Jika Aqua mengalami keterbatasan
produksi, maka pasokan air minum akan sangat terganggu. Seharusnya sebuah
bisnis bisa menciptakan solusi bukan menciptakan suatu masalah yang dampaknya
akan menggangu pihak lain, terlebih masyarakat yang harus merasakannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2010
Sulasno, dkk., Hukum Bisnis, (Serang : Rajaya & Rasydan Publishing, 2009),
cetakan keempat, hal.95
http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/12/19/kppu-perang-dagang-vs-le-
minerale- produsen-aqua-terbukti-jalankan-persaingan-bisnis-tidak-sehat Diakses
terakhir pada 25 November 2018
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/19/162107726/aqua-vs-le-minerale-
kppu- nyatakan-aqua-bersalah Diakses terakhir pada 25 November 2018
http://kabar24.bisnis.com/read/20170919/16/691486/begini-alasan-tirta-
investama- setop-hadirkan-saksi-di-kasus-aqua-vs-le-minerale Diakses terakhir
tanggal 25 November 2018
http://legaleraindonesia.com/persaingan-tidak-sehat-antara-aqua-le-minerale/.
Diakses terakhir pada tanggal 25 November 2018
http://kabar24.bisnis.com/read/20170711/16/670224/persaingan-usaha-tidak-
sehat-asal- mula-kasus- aqua-vs-le-minerale Diakses terakhir tanggal 25
November 2018
12