Anda di halaman 1dari 4

Tafsir Surah Ash-Shaff Ayat 1-3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi
Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda
hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Firman Allah SWT :

Maksudnya : "Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan di bumi; dan Dialah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(Surah Ash-Shaff (61) ayat 1)

Huraiannya :

Segala apa yang di langit dan bumi mengakui bahawa hanyalah Allah SWT yang berhak
disembah tidak ada yang lain, Dialah yang menciptakan, menguasai, menjaga kelangsungan
hidup, serta menentukan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Dia mempunyai sifat-sifat yang sempurna, semua makhluk tunduk di bawah kehendak-Nya dan
Dia menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud, tujuan yang Dia kehendaki dan sesuai
pula dengan kegunaannya.

Tafsir Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 1 :

"(Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi) yakni
semuanya memahasucikan-Nya. Huruf lam yang terdapat pada lafal lillaah adalah huruf zaidah;
dan di sini dipakai lafal maa, kerana lebih mengutamakan yang majoriti (dan Dialah Yang Maha
Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya."

Firman Allah SWT :

Maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat?" (Surah Ash-Shaff (61) ayat 2)
Huraiannya :
Setelah Allah SWT menerangkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya ia memperingatkan manusia
akan kekurangan-kekurangan yang ada padanya, iaitu mereka mengatakan suatu perkataan,
tetapi mereka tidak mengerjakannya. Seperti mereka mengatakan: "Kami ingin mengerjakan
kebaikan-kebaikan yang diperintahkan Allah", tetapi jika datang perintah Allah mereka tidak
mengerjakannya.

Ada dua jenis kelemahan manusia yang dikemukakan ayat ini, iaitu:

Pertama : Perkataan mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Kelemahan ini
kelihatannya mudah diperbaiki, tetapi sukar melaksanakannya. Ramai manusia pandai
berbicara, suka menganjurkan suatu perbuatan baik dan memperingatkan agar orang lain
menjauhi larangan-larangan Allah SWT, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahawa Abdullah bin Rahawah berkata: "Para mukmin di masa
Rasulullah, sebelum jihad di wajibkan, berkata: 'Seandainya kami mengetahui perbuatan-
perbuatan yang disukai Allah tentu kami akan memperbuatnya. Maka Rasulullah menyampaikan
bahawa perbuatan yang paling disukai Allah, ialah beriman kepada-Nya, berjihad
menghapuskan kemaksiatan yang dapat merosakkan iman, mengakui kebenaran risalah yang
disampaikan Nabi-Nya: Setelah datang perintah jihad, sebagian orang-orang yang beriman
merasa berat melakukannya. Maka turunlah ayat ini sebagai celaan akan sikap mereka yang
tidak baik itu."

Kedua : Tidak menepati janji yang telah mereka buat. Suka menepati janji yang telah ditetapkan
merupakan salah satu ciri dari ciri-ciri orang-orang yang beriman. Jika ciri itu tidak dimiliki oleh
seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bererti ia telah menjadi orang
munafik.
Rasulullah SAW. bersabda:
Maksudnya : "Tanda-tanda orang-orang munafik itu ada tiga macam. Iaitu apabila ia berjanji ia
menyalahi janjinya, apabila ia berkata ia berdusta dan apabila ia dipercaya ia khianati.' (Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Tafsir Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 2

"(Hai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan) sewaktu kalian meminta berjihad
(apa yang tidak kalian perbuat) kerana ternyata kalian mengalami kekalahan atau kebelakang
dalam perang Uhud."
Firman Allah SWT :

Maksudnya : "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan".(Surah Ash-Shaff (61) ayat 3)

Huraiannya :

Allah SWT memperingatkan amatlah besar dosanya mengatakan atau menyanggupi sesuatu,
tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya, baik dalam pandangan Allah SWT mahupun dalam
pandangan masyarakat.

Menepati janji merupakan tanda iman yang kuat budi pekerti yang agung, sikap yang baik dan
mulia pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat. Sebaliknya
perbuatan tidak menepati janji merupakan tanda iman yang lemah, perangai yang buruk dan
sikap yang tidak berprikemanusiaan, akan timbul saling mencurigai dan dendam kesumat di
dalam masyarakat. Kerana itulah agama Islam sangat mencela orang yang suka berdusta dan
menyalahi janji itu.

Supaya sifat tercela itu tidak dimiliki oleh orang-orang beriman alangkah baiknya jika amalan
menepati janji dan berkata benar itu dijadikan tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada
anak-anak di samping beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan melatih diri mengerjakan
bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.

Tafsir Jalalain Surah Ash-Shaff ayat 3

"(Amat besar) yakni besar sekali (kebencian) lafal maqtan berfungsi menjadi tamyiz (di sisi Allah
bahawa kalian mengatakan) lafal an taquuluu menjadi fa'il dari lafal kabura (apa-apa yang tiada
kalian kerjakan)."

Asbabun Nuzul ayat 1-3 Surah Ash-Shaff :

Dari Abdullah bin Salam r.a. dia berkata : " Sekelompok sahabat saling berbincang. Kami
berkata ," Jikalau kami tahusuatu perbuatan yang paling di cintai Allah SWT, pasti kami akan
melakukannya." (Hadis Sahih Riwayat Hakim, Ahmad dan Tirmidzi)
Sahabat yang dimuliakan,
Berdasarkan ayat-ayat di atas jelaslah kepada kita bahawa Allah SWT murka apabila kita
memperkatakan sesuatu kebaikan sedangkan kita sendiri tidak melakukannya. Kita melarang
orang melakukannya tetapi kita sendiri mengerjakan perbuatan tersebut. Istilah peribahasa
mengatakan, :"seperti ketam mengajar anaknya berjalan betul"

Dari Usamah bin Zaid r.a bahawa dia pernah mendengar Nabi SAW bersabda: "Seorang lelaki
didatangkan pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam api neraka, kemudian ususnya
berhamburan keluar lalu dia berputar-putar dengannya seperti berputar-putarnya himar dengan
batu penggilingannya. Kemudian para penghuni syurga berkumpul di hadapannya dan bertanya
kepadanya: Apakah yang terjadi padamu?. Tidakkah engkau yang pernah memerintahkan kami
kepada Al-Ma’ruf dan yang mencegah kepada yang mungkar?. Dia menjawab: Aku telah
memerintahkan kalian dengan yang ma’ruf namun aku sendiri tidak melakukannya dan
mencegah kalian kepada dari yang mungkar namun aku mengerjakannya”.(Hadis Sahih Bukhari:
2/236, 437 no: 3627 dan Sahih Muslim: 4/2291 no: 2989)

Dari Jundub bin Abdillah ra bahwa Nabi SAW bersabda: "Perumpamaan orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia namun melupakan dirinya sendiri sama seperti pelita
yang menerangi manusia namun membakar dirinya sendiri” (Al-Haitsami berkata di dalam kitab
Majma’uz Zawa’id 1/184 diriwayatkan oleh Al-Tabrani di kitab Al-Kabir dan perawinya
terpercaya. Dan Al-mundziri berkata di dalam kitab targib wat tarhib: 1/173 sanadnya hasan)

Sahabat yang dikasihi,


Marilah sama-sama kita menyeru kepada kebaikan dan mengajak untuk meninggalkan
kejahatan pada masa yang sama kita beramal dan melaksanakan apa yang kita ucapkan. Jika
terdapat kelemahan diri maka perbaikailah walaupun belum sempurna sepenuhnya teruskan dan
beristiqamah nescaya kita akan diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk mengamalkannya.

Anda mungkin juga menyukai