Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu aspek kritis ( vital ) dalam pelaksanaan CPOB (
Cara Pembuatan Obat yang Baik ). Hal tersebut disebabkan karena air merupakan
unsur penting sebagai bahan baku dalam jumlah besar di industri farmasi terutama
untuk produk sirup,obat suntik cair,cairan infus dan lain-lain. Bila air yang digunakan
tercemar,maka akan beresiko sangat fatal bagi pemakai atau pasien. Oleh karena itu
kualitas air yang digunakan untuk produksi,tergantung dari persyaratan air yang
digunakan oleh produk obat yang akan dibuat,misalnya air murni atau air untuk
injeksi.
Sumber air yang digunakan oleh industri farmasi bisa sangat beragam. Sumber
yang bisa digunakan antara lain air dalam tanah hingga air yang disediakan oleh
PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ). Didunia ini tidak ada air yang murni. Air
merupakan suatu zat unik yang berbagai kandungan kimia. Bahkan terdapat lebih dari
90 jenis kontaminan yang dilarang agar air dapat diminum,contohnya seperti ada
kandungan natrium klorida,kalsium karbonat,detergen,karbon dioksida,magnesium
karbonat dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembahasan atau kajian
tentang pengolahan air di industri,terutama industri farmasi yang menyangkut
masalah air yang digunakan untuk sediaan obat dalam bentuk cairan.

B. Tujuan praktikum
1. Untuk mengetahui pasokan air di industri farmasi
2. Untuk mengetahu tipe-tipe air di industri farmasi
3. Untuk mengetahui cara pengolahan air di industri farmasi
4. Untuk mengetahui parameter air

1
BAB II
DASAR TEORI

Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam
suatu industri. untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi
standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan
industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. dengan adanya standar
baku mutu untuk air bersih industri setiap industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri
sesuai dengan kebutuhan industri. Arena setiap proses industri maupun segala aktifitas
membutuhkan air sebagai bahan baku utama atau bahan penolong.

Sumber air yang digunakan untuk industri farmasi bisa sangat beragam. Sumber yang
bisa digunakan antara lain air dalam tanah yang terdapat puluhan hingga ratusan meter dalam
tanah hingga air yang disediakan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Di dunia ini
tidak ada air yang murni. Air merupakan suatu zat unik yang mempunyai berbagai macam
kandungan kimia. Bahkan terdapat lebih dari 90 jenis kontaminan yang dilarang agar air
dapat diminum. Kontaminan yang terkandung dalam air dapat digoolongkan menjadi
beberapa kelompok, antara lain :
1. Inorganic contaminants / kontaminan Anorganik seperti natrium klororida,kloramin dll
2. Organics contaminants / kontaminan Organik seperti sisa detergen, plasticizers dll
3. Solid / zat padat seperti tanah, lumpur, sols, cols.
4. Gas, seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida
5. Mikroorganisme
Prinsip Utama air yang digunakan pada industri farmasi :
1. Air merupakan salah satu raw matrial atau bahan awal yang digunakan dalam industri
farmasi (terutama untuk sediaan cair, sirup,infus dll) sehingga harus sesuai dengan cGMP
ataupun CPOB 2006.
2. Air merupakan media bagi pertumbuhan bakteri
3. Sistem yang digunakan harus dikualifikasi dan divalidasi
4. Air yang digunakan untuk sediaan parenteral harus bebas dari pyrogen dan endotoxin.
5. Harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis dan berkala

2
Tipe-Tipe Air untuk Industri Farmasi :
1. Drinking Water
Air yang sehari – hari kita minum dan berasal dari sumber alam yang tersedia seperti
air sungai, danau, payau, tanah, dan laut. Treatmen yang dilakukan seperti softening
(penghilangan kesadahan /zat Calsium dan Magnesium dihilangkan), removal of specific ions
(ion spesifik yang dihilangkan seperti bebas klorin), particle reduction (reduksi jumlah
partikel dan ukuran partikel yang tidak sesuai seperti lumpur, pasir), dan antimicrobial
treatment .
2. Purified water
Purified water merupakan air yang disiapkan dari sumber air yang dapat diminum. Di
sini sudah harus memenuhi spesifikasi dari pharmacope seperti kandungan kimia dan
mikrobiologi (chemical and microbiological purity) dan diharuskan ada sistem perlindungan
terjadinya recontamination dan microbial proliferation.
3. Highly purified water
Sama halnya purified water, air jenis ini juga hendaknya disiapkan dari sumber air
yang dapat diminum. Grade airnya harus sama dengan standar kualitas dari water for
injections (WFI) termasuk limit for endotoxins, tetapi beda dalam hal pengolahannya (water-
treatment methode), yakni tidak menggunakan destilasi. HPW (highly Purified Water)
biasanya disiapkan menggunakan kombinasi dari berbagai metode seperti RO (Reversed
osmosis), Ultrafiltration, dan Deionization. —–Nb: mengenai RO akan dibahas lebih lanjut
ditulisan berikutnya.
4. Water for injections
Water For Injections merupakan air yang digunakan untuk produksi sediaan injeksi.
Dengan demikian, syaratnya sangat ketat. Di dalam pharmacopoeial WPU, Water For
Injection merupakan kualitas paling tinggi dari jenis air – air lainnya untuk industri farmasi.
Cara/teknik pemurnian termasuk bagian dari spesifikasi dari WFI. International
pharmacopoeia dan European Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi sebagai tahap final
purifikasi. (Bebas pyrogen, bebas endotoxin, bebas microba, bebas kandungan kimia, dan
bebas partikel, serta menggunakan destilasi sebagai tahap akhir pemurnian).
Tahap-tahap pengolahan air di industri farmasi :
1. Multimedia filter
Multimedia filter berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan partikel-
partikel yang terdapat pada raw water. Multimedia filter terdiri dari beberapa filter dengan
porositas 6-12 mm; 2,4 – 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan 0,6-1,2 mm. Filter-filter ini tersusun

3
dalam satu vessel (tabung) dengan bagian bawah tabung diberikan gravel atau pasir sebagai
alas vessel (sehingga sering juga disebut dengan sand filter).
2. Active Carbon filter
Carbon aktif adalah karbon yang telah diaktifkan dengan menggunakan uap
bertekanan tinggi atau karbon dioksida (CO2) yang berasal dari bahan yang memiliki daya
adsorbsi yang sangat tinggi. Biasanya digunakan dalam bentuk granular (butiran). Active
carbon berfungsi sebagai pre-treatment sebelum proses de-ionisasi untuk menghilangkan
chlorine, chloramine, benzene, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa dalam
air.
3. Water Softener
Water Softener merupakan salah satu tahap pengolahan air yang berfungsi untuk
menurunkan tingkat kesadahan air. Water Softerner dilakukan dengan menghilankan kalsium
(ion Ca++) dan garam magnesium (Mg++) yang menyebabkan tingginya tingkat kesadahan
air.Proses Water Softener dilakukan dengan Reverse Osomosis (RO) dan Electro
Deionization untuk menghasilkan Purified Water (Aquademineralisata).
4. Reverse Osmosis
Osmosis merupakan proses perpindahan zat cari dari tekanan tinggi ke tekanan yang
lebih rendah melalui membran semipermeabel. Proses ini terus berlangsung hingga
konsenstrasi kedua tempat sama. Sistem Reverse Osmosis menggunakan pompa untuk
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan osmosis untuk "mendorong" air dari
tekanan tinggi melalui membran semipermeabel menuju ke daerah yang mempunyai tekanan
yang lebih rendah.
5. EDI ( Electronic De-Ionization )
EDI merupakan perkembangan dari Ion Exchange system dimana sebagai pengikat ion
(+) dan (-) dipakai juga elektroda disamping resin. Elektroda ini dihubungkan dengan arus
listrik searah sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus menerus tanpa perlu
regenerasi. Setelah melewati EDI, selanjutnya purified water yang dihasilkan ditampung
dalam tanki penampungan (storage tank) yang dilengkapi dengan CIP (cleaning in place) dan
looping system dan siap didistribusikan ke ruang produksi.

4
BAB III

PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal praktikum : Kamis,20 Maret 2014
Waktu : 12.30 – 15.00 WIB
Tempat : POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG

B. Metode Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan cara diskusi kelompok dan hasilnya di presentasikan
di depan kelas.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membahas air yang digunakan di industri
farmasi baik dari tipe-tipe air di industri farmasi,pengholahan air di industri farmasi sehingga
memperoleh tipe-tipe air serta parameter air yang digunakan.

Pada praktikum ini hal dibahas terlebih dahulu yaitu mengenai tipe-tipe air di industri
farmasi. Berikut beberapa tipe/klasifikasi air seperti sebagai berikut :

1. Drinking Water / Portable Water


Air yang sehari – hari kita minum dan berasal dari sumber alam yang tersedia seperti
air sungai, danau, payau, tanah, dan laut. Dalam industri farmasi penggunaan
portable water meliputi berbagai aspek dalam suatu pabrik seperti diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai kebutuhan rumah tangga perusahaan.
b. Sebagai air pendingin pada cooling tower
Air yang dipakai dalam cooling tower harus memiliki kadar kesadahan silika dan
minyak yang kecil. hal tersebut dikarenakan dalam proses pendinginan terjadi
penyerapan panas pada air sehingga temperature air meningkat. Bila saat itu kadar
kesadahan silika dan minyak dalam air tinggi maka akan terbentuk kerak dan
endapan minyak sehingga dapat mengurangi cooling capacity pada system. Selain
itu kadar besi dalam air harus memiliki kadar yang rendah agar meminimalisir
kemungkinan timbulnya korosi.
c. Sebagai air baku pada Purified Water Plant
Digunakannya portable Water pada pembuatan purified Water adalah karena
portable water memiliki kadar suspensi dan 5at pengotor yang lebih sedikit
dibandingkan air baku sebelum dilakukan pengolahan sehingga meringankan kerja
alat pada proses pembuatan purified water
2. Demineralized Water
Demineralized water adalah air murni (H20) dengan kandungan mineral yang
sangat kecil. Demineralized Water atau yang biasa dikenal dengan sebutan Demin
Water merupakan salah satu produk Water Treatmen yang diproses dengan metode
pertukaran ION (ION exchange) menggunakan ION Exchange Resin sebagai media
penukar ION.

6
3. Purified Water
Purified Water merupakan demineralisasi air menggunakan purified generator
yang berupa Reverse osmosis atau resin anion- kation. Purified water ini dipakai
sebagai bahan baku proses produksi obat non steril setelah lulus uji dari Quality
Control, adapun standar umum dari Purified water ini adalah konduktivitas yang tidak
boleh melebihi 1,3 µS/ cm2 pada temperatur 25°C dan jumlah koloni bakteri tidak
lebih dari 100 col/ ml serta tidak mengandung bakteri E. Coli. Purified water juga
dipakai sebagai air untuk membersihkan mesin setelah proses produksi
4. High Purified Water (HPW)
High Purified Water diolah dari Portable Water. yang membedakannya dari
Purified Water adalah HPW telah memenuhi standar/kriteria Water for Injections
termasuk dalam jumlah endotoksi namun sistem pengolahan air yang digunakan
dianggap kurang dapat diandalkan jika dibandingkan dengan destilasi. Metode yang
biasanya digunakan untuk pengolahan Portable Water menjadi HPW adalah
kombinasi dari Reverse Osmosis (RO), Deionisasi dan ultrafiltrasi.
5. Water for Injection ( WFI )
Water for Injection adalah air bebas pyrogen yang dibuat dari proses
depirogenasi purified water menggunakan water for Injection generator. Air jenis ini
dipakai sebagai pelarut obat tetes mata ataupun sebagai air untuk sanitasi mesi- mesin
untuk proses steril. Persyaratan dari air ini adalah harus bebas bacterial endotoxin dan
harus steril.
6. Pyrogen Free Water For Injection ( PFWFI)
Air untuk injeksi yang bebas pirogen dihasilkan dari air baku purified water
dan highly purified water yang didestilasi sebanyak dua kali destilasi.

Dari tipe-tipe air yang digunakan di industri farmasi di atas diperoleh dari hasil tahap
pengolahan air dengan beberapa kali proses pengolahan. Tahap pengolahan air ini dibagi
menjadi 3 tahap pengolahan yaitu sebagai berikut :

1. Pra-pengolahan / Water pre-treatment system


Tahap pra pengolahan ini meliputi sebagai berikut :
 Raw water (RW) dan Drinking water (DRW)
Air dari sumur artesis dipompakan dengan pompa tekanan tinggi lalu ditampung
dalam raw water storage tank. Proses pre-treatment diawali dengan klorinasi untuk
membunuh bakteri, menjernihkan dan mengoksidasi logam-logam berat. Selanjutnya

7
air disaring menggunakan sand filter dan dilanjutkan dengan carbon filter. Sand filter
berfungsi menyaring partikel tersuspensi dan koloid. Pasir dalam sand filter diganti
setiap tahun atau apabila telah mengalami kejenuhan. Carbon filter berfungsi
menghilangkan toksin, warna, bau dan rasa serta klorin bebas sisa proses klorinasi.
Setelah itu, air disaring dengan menggunakan micron filter (bag filter) 50 µm yang
berfungsi untuk menghilangkan partikel–partikel kecil yang terdapat di dalam air dan
menyaring sisa pasir dan karbon yang terbawa oleh air. Air yang telah mengalami
proses pre-treatment disebut drinking water. Sebagian drinking waters disimpan
dalam ground tank untuk didistribusikan ke beberapa user point (misalnya sanitari dan
proses water softener) dan sebagian lainnya ditampung di dalam drinking water
storage tank (stainless steel tank) untuk diproses lebih lanjut (PW dan WFI).
 Multimedia Filter/Sand Filter

Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel,
system sand fil-ter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang kasat
mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) yang mempunyai daya saring 20-30μ (tergantung
brand/jenis media).Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung
influent).
Maintenance
1. Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang
terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke
atas/kebalikan system running). Air ha-sil backwash langsung di buang melalui
drain.Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit(tergantung
influent dan ting-kat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari
tekanan air yang masuk fil-ter.
2. Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standart yang
ditentukan.Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis: oxonia
dll.) kedalam tangki dan di rendam bersama media dengan jumlah dan waktu yang
telah di tentukan. Selain itu sani-tasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam
media dengan air ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.

8
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk
membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga menghilangkan
sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi.Air hasil Rinse langsung di
buang melalui drain.

 Water Softener
Water softener adalah suatu proses yang berfungsi sebagai penurunan konsentrasi ion
kalsium (Ca2+) dan ion Magnesium (Mg2+) di dalam air baku. ion kalsium (Ca2+) dan
ion Magnesium (Mg2+) dapat menyebabkan berbagai efek yang tidak diinginkan,
salah satunya adalah membangun dari limescale (Limescale adalah kerak putih, yang
bisa ditemukan dalam ketel, pipa air panas boiler). Hal ini juga sering ditemukan
sebagai kerak yang sama pada permukaan bagian dalam dari pipa-pipa tua dan
permukaan lain di mana "air keras" telah menguap, yang dapat membuat busuk pipa,
dan korosi galvanik. Prinsip kerja Water softener adalah Pertukaran ion natrium
bahan mengandung ion Natrium (Na+) yang terikat dan elektrostatis yang siap
digantikan oleh ion kalsium (Ca2+) dan ion Magnesium (Mg2+). Pertukaran ion resin
polimer organik yang mengandung gugus fungsional anionik yang Na+ terikat.

9
 PH adjuster
PH adjuster berfungsi mengontrol PH air agar selalu sesuai dengan persyaratan air
sebelum ditambahkan antioksidan sodium metabisulfit agar kerjanya dapat optimal 9
PH optimal untuk sodium metabisulfit 6,5-8.5 ). PH adjuster ini bebrbentuk sepasang
cylinder tank terbuat dan bahan fiber ( PVC-SCH-80) yang dilengkapi pompa khusus
tahan bahan kimia dengan closing valve yang dilengkapi dengan automatic control
dan diatur melalui PLC ( programmable line control) agar sinergis dengan peralatan
lainnya.
 Sodium metabisulfit dosing system
Sodium metabisulfit dosing system berfungsi untuk menghilangkan klorin atau zat
oksidasi lain ( hidrogen peroksida/asam persulfat) yang masih gterkandung dalam air
dengan penambahan larutan antioksidan,sodium metabisulfit 0,1 %. Alat ini
berbentuk silinder tank kapasitas 10 galon,yang terbuat dari bahan HDPE ( high
density poly ethylen ) yang dilengkapi dengan pompa khusus tahan bahan kimia

10
dengan automatic control dosing valve yang diatur melalui PLC agar sinergis dengan
peralatan lainnya.

 UV Desinfectant
Uv desinfektan ini berfungsi untuk menghilangkan dan membasmi mikroorganisme
yang masih terkandung dalam air dengan penyinaran ultraviolet yanag dipancarkan
pada panjang gelombang 254nm dengan jarak tertentu. Agar kerja radiasi UV dapat
maksimal,maka dibentuk pipa seperti pipa memanjang dengan panjang 1,5-3,0 meter
dan aliran air diatur tak melebihi 2m3/jam.
 Mikron filter
Mikron filter berfungsi menghilangkan partikel-partikel zat organik/inorganik serta
mikroorganisme yang ukurannya diatas 5µ agar air baku yang akan melalui reverse
osmosis sudah cukup bersih dari pengotoran mekani dan mikro

2. Tahap Pengolahan Pertama


Tahap pengolahan pertama ini meliputi proses :
 Reverse osmosis
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. osmosis
adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul pelarut (biasanya air)
akan mengalir dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi yang lebih tinggi
melalui sebuah membran semipermeable . Membran semipermeable ini menunjuk ke
membran sel atau membran apapun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian
dari membran sel tersebut. Gerakan dari pelarut berlanjut sampai sebuah konsentrasi

11
yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.Reverse osmosis itu sendiri adalah
sebuah proses pemaksaan sebuah pelarut dari sebuah daerah larutan konsentrasi
tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah larutan konsentrasi rendah dengan
menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah,

reverse osmosis adalah mendorong sebuah larutan melalui filter yang menangkap
larutan dari satu sisi dan mendapatkan larutan murni di sisi satunya. proses ini telah
digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar sejak awal 1870-an.
Dengan prinsip filtrasi dan osmosis air akan di saring dan dipisahkan dari segala ion
pengotor yang terkandung di dalamnya. Kondisi operasinya dilakukan pada tekanan
tinggi sekitar 7 bar. Berikut gambar sistem alat reverse osmosis.

3. Tahap Pengolahan Akhir


 EDI (Elektonic De-Ionization)
EDI merupakan perkembangan dari Ion Exchange system dimana sebagai pengikat
ion (+) dan (-) dipakai juga elektroda disamping resin. Elektroda ini dihubungkan
dengan arus listrik searah sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus
menerus tanpa perlu regenerasi. Setelah melewati EDI, selanjutnya purified water
yang dihasilkan ditampung dalam tanki penampungan (storage tank) yang dilengkapi
dengan CIP (cleaning in place) dan looping system dan siap didistribusikan ke ruang
produksi.

12
erikut ini parameter air yang digunakan pada suatu industri farmasi :

13
BAB V
KESIMPULAN

1. Tipe-tipe air di industri farmasi yaitu:


a. Drinking water
b. Demineralized water
c. Purified water
d. Highly purified water
e. Water for injection
f. Pyrogen free water for injection
2. Tahap-tahap pengolahan air di industri farmasi yaitu :
1. Pra-pengolahan / Water pre-treatment system

- Raw water (RW) dan Drinking water (DRW)


- Multimedia Filter/Sand Filter
- Water Softener
- PH adjuster
- Sodium metabisulfit dosing system
- UV Desinfectant
- Mikron filter
2. Tahap Pengolahan Pertama
- Reverse osmosis
3. Tahap Pengolahan Akhir
- EDI (Elektonic De-Ionization)

14
DAFTAR PUSTAKA

 Firmansyah,adi.2013.Pengolahan Air Untuk Industri


Farmasi.http://jendelafarmasi.blogspot.com/2013/01/pengolahan-air-untuk-industri-
farmasi.html.diakses tanggal 28 maret 2014
 Sunaryo.2004.Sistem Pengolahan Air di Industri Farmasi.PT.Media Kalman Pustaka:
Bandung
 http://www.scribd.com/doc/83603869/Sistem-Pengolahan-Air-Di-Industri-Farmasi-
Unpad-280608

15
LAMPIRAN

Kelompok (Della Jenisa, Geby Dwi Amela, Nurul Hidayah, Okta Rina, Sudiarika
Ningrum, Yessi Pusvita, Yesy Octarianti)

Pertanyaan

1. Yari : jelaskan parameter air pada nitratnya ?


2. Isna : apa yang dimaksud dengan CFU/ml ?
3. Maria : bagaimana cara melakukan klorinasi ?

Jawaban :

1. PW : -
WFI : 0,1 ppm
2. CFU/ml (colony forming units permiliter) adalah jumlah koloni yang terdapat pada
suatu bakteri. Contohnya e.coli mengandung 30.300 unit koloni/ml.
3. 1. Mengambil sampel air/air limbah
2. Menambahkan klorin dengan konsentrasi yang diketahui dengan menunggu
Selama beberapa waktu
3. Titrasi untuk mengetahui konsentrasi akhir klorin.
Proses klorinasi dengan menggunakan gas Cl2 dengan cara memasukkan gas
tersebut ke dalam saluran air. Gas tersebut akan bereaksi dalam air membuatnya
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang kuat. Pengaturan
regulator gas Cl2 diperlukan untuk menjaga kadar resiko klorin dalam air yang
dinyatakan aman yaitu 0,2-0,6 ppm.

Kelompok (Amanda rizky, Deviyani karolin, holiyari, Maria juwita, Mentari serlinda
dewi, Evi Lianti, Zie-zie muthia)

Pertanyaan

1. Erlina : pada parameter air berapa nilai konsentrasi nitrat dan natrium pada tahap
water for injection ?

16
2. Rio alfitra : mengapa WFI merupakan kualitas paling tinggi di industry farmasi ?
3. Selly : apa dampak jika kualitas air kurang baik dalam industry farmassi dan
bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban:

1. Natrium : kurang lebih 154mEq/ltr larutan dapat digunakan sebagai pembawa steril
Nitrat : 0,2 ppm
2. Kaena sediaan yang dibuat merupakan sedian parenteral yang diinjeksikan kedalam
tubuh sehingga sediaan tersebut harus terhindar dari mikroba/zat asing lainnya yang
berbahaya bagi penggunanya
3. Mempengaruhi kualitas dari sediaan yang akan dibuat yang dapat memperburuk
keadaan konsumen. Industry farmasi harus tahap-tahap yang sudah ditetapkan sperti
yang disebutkan dislide tadi.

Kelompok (Ririn novita, Oktarina dewi, Yulita sari, Fitrianty, Lisna dana, Monalisa)

Pertanyaan

1. Apa yang etrjadi ketika klorin dan kaporit terkontaminasi di dalam tubuh (efeknya) ?
2. Mengapa high purified water tidak ada di FI ?

Jawaban

1. Efek yang terjadi yaitu klorin dan kaporit jika masuk kedalam tubuh yaitu iritasi
korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esophagus, dan lambung dengan pendarahan,
perlubangan dan akhirnya kematian. Pada kulit dapat menyebabkan melepuh nyeri
bakar dan inflamasi (efek kaporit). Efek klorin : iritasi saluran napas, kesulitan
bernapas, suara sesak, batuk, sesak napas, iritasi mata dan kulit.
2. Karena HPW memang tidak digunakan diindonesia dikarenakan standard di Indonesia
hanya pada water of injection sedangkan di eropa telah menerapkan standar yang
tinggi tingkat kesterilisasiannya yang didukung dengan berbagai macam alat canggih
yang tidak dimiliki Indonesia. Maka dari itu, HPW hanya ada di farmakope eropa dan
amerika dan tidak ada di FI.

Kelompok (Desi Aryani, Erfrika Wahdaniyah, Isna Zulmaini, Olivina M. Cardilla, Popi
Aprilyani, Sri Putri Andini)

17
Pertanyaan

1. Erlina : kenapa HPW hanya ada di farmakope eropa?


2. Grby : sebutkan tipe-tipe pengolahan air ?
3. Rio renaldi : kenapa WFI bukan air steril ?

Jawaban

1. Karena standar air tersebut sangat tinggi digunakan untuk WFI, standar tersebut hanya
ada di eropa.
2. A. parameter fisik : suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listrik, jumlah zat padat
terlarut, rasa, bau.
b. parameterckimia : adanya logam yaitu besi, fluoride, kesadahan, klorida, mangan,
natrium, nitrat, nitrit, ph, sulfat, kalium, zat organic dll
c. biologi : mikroorganisme dan pathogen
3. Karena air tersebut bukan merupakan produk akhir dari injeksi, hanya bahan
tambahannya saja, WFI akan steril jika telah menjadi injeksi karena telah melewati
proses sterilisasi akhir.

Kelompok (Chandra pratama, Julimansyah, Risca, Rahmad hidayat, Selly chaniago,


Siti sawa)

Pertanyaan

1. Oliv : bagaimana cara mengatasi air dipoltekkes yang banyak mengandung


asam dan unsure logam ?
2. Siti alimah : sebutkan alat yang digunakan pada tahap water softener ?
3. Reza : Apa efek jika ada pada tahap pengolahan air yang tidak
terlaksanakan dan bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban

1. Dengan penambahan klorin, fungsinya :


a. Membunuh bakteri, virus dan fungi
b. Mengoksidasi logam yang terlarut dalam air seperti logam besi, mangan dll
c. Menghilangkan polutan dalam air seperti bau dan rasa

18
2. CFU/ml : colony forming units permiliter. Contoh alat : zulfer water filter. Peralatan
yang didalamnya sebagai media penyaring digunakan resin kation yang dapat
menyerap zat kapur.
3. Kualitas air bersihnya tidak tercapai dan dapat mengganggu sistem pencernaan.
Solusinya dilakukan tahap ulang yang dimulai dari pertama.

Kelompok (Bunga Tiara, Habibah Kusmaibah, Chitra Dwiatna, Rio Alfitra, Pipit Tri
Prasetyanigrum, Siti Halimah, Sri Agustin)

Pertanyaan

1. Jelaskan 12 langkah proses yang dislide ?


2. Apa yang dilakukan rekontaminasi dan bagaimana cara pencegahannya ?
3. Penambahan klorin, pada proses delonisasi bagaimana prosesnya ?

Jawaban

1. – air didapat dari sumur, dll.


- Proses dual media filter
- Proses water softener
- Masuk ruang reverse osmosis / storage tank
- Proses uv
- Ditransfer ke dalam ruangan distribusi loop.
2. a. alat harus bersih
b. khusus untuk mengangkut air saja
pencegahan
-wadah harus selalu bersih terhindar dari serangga

3. klorin dimasukkan ke tahap perama untuk membunuh bakteri. Klorin itu harus
dihilangkan karena klorin sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

Kelompok (Defika, Elfa, Elva Naviyana, Erlina, Lisna, Reza Riyanti)

Pertanyaan:
1. Tahap- tahap yang benar dalam pengolahan air?

19
2. Apa yang dimaksud dengan proses looping system?

Jawaban:
1. Tahapan yang benar adalah:
1. Pra-pengolahan/water pre-treatment system
2. Pengolahan pertama/water first treatment system
3. Pengolahan akhir/water final treatment system
2. Yang dimaksud dengan proses looping system adalah proses disterilisasi
menggunakan sinar UV serta dilakukan pemanasan hingga 80 C (untuk produksi)
yang dilakukansecara berulang-ulang sampai batas yang ditentukan.
Kelompok wardhana

1. Elfa : Apa perbedaan dari produksi air steril dan non steril ?
2. Bunga : apa itu sistem terkualifikasi dan validasi ?

Jawaban :

1.

20
21
2. Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan
terdokumentasi dengan baik. Sedangkan kualifikasi adalah proses air yang telah bebas
pyrogen, mikroba-mikroba yang telah terseleksi.

22

Anda mungkin juga menyukai