Anda di halaman 1dari 25

A.

Judul Percobaan : Alkana, Alkena dan Alkuna


B. Hari/tanggal Percobaan : Kamis, 21 Februari 2019, 07.30 WIB
C. Selesai Percoban : Kamis, 21 Februari 2019, 12.00 WIB
D. Tujuan Percobaan : 1. Membedakan jenis reaksi yang terjadi pada
alkana, alkena dan alkuna.
2. Mengetahui sifat alkana, alkena dan
alkuna.
E. DASAR TEORI
1. Alkana
a. Pengertian Alkana
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut
hidrokarbon karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan
hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan
C-C saja. Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2, di mana n adalah
bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering
disebut sebagai senyawa alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak).
Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung karbon rantai
panjang yang mirip dengan alkana (Fessenden & Fessenden, 1986).
b. Sifat-sifat Alkana
1. Sifat Fisika Alkana
Alkana bersifat senyawa non polar, sehingga tidak larut
dalam air, senyawa ini berbentuk cairan dan lebih ringan
dibandingkan air, dan dapat terapung diatas air. Makin banyak atom
C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi pada
tekanan dan suhu biasa, CH4 - C4H10 berwujud gas, C5H12 - C17H36
berwujud cair, diatas C18H38 berwujud padat(Keenan, 1990). Karena
alkana nonpolar , alkana larut dalam pelarut non polar atau sedikit
polar seperti misalnya alkana lain, dietil eter, atau benzena.
Kelarutan itu disebabkan oleh gaya tarik van der Waals antara
pelarut dan zat terlarut (Fessenden & Fessenden, 1986).
2. Sifat Kimia Alkana

1
Alkana dan siklolkana tidak reaktif dibanding dengan
senyawa organik yang memiliki gugus fongsional. Misalnya,
banyak senyawa organik bereaksi dengan asam kuat, basa, zat
pengoksid atau pereduksi. Umumnya alkana dan sikloalkana tidak
bereaksi dengan reagensia ini. Karena sifat kurang reaktif ini,
kadang-kadang alkana disebut sebagai parafin. Terdapat dua reaksi
utama alkana yaitu halogen dan pembakaran (Fessenden &
Fessenden, 1986).
c. Reaksi-reaksi Alkana
1. Halogenasi
Alkana juga dapat bereaksi dengan senyawa halogen (F, Cl,
Br, I). Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana
atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa diseb-
ut reaksi substitusi. Biasanya reaksi halogen dengan klor dan brom.
Pada temperatur biasa klor dan brom dapat mensubstitusi
(mengganti) atom-atom hidrogen dari alkana. Berikut ini merupakan
contoh reaksi alkana dengan Cl2 yang diradiasi dengan sinar
ultraviolet (Fessenden & Fessenden, 1986).

cahaya
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl + produk lain
2. Reaksi Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi cepat suatu senyawa dengan
oksigen. Pembakaran disertai dengan pembesan kalor (panas) dan
cahaya. Hampir semua senyawa organik dapat terbakar termasuk
alkana.
Pembakaran sempurna ialah mengubah suatu senyawa menjadi CO2
dan H2O. Sebagai contoh :
bunga api
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
bunga api
CH3CH2CH3 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
Pembakaran tidak sempurna terjadi karena tidak cukupnya
ketersediaan oksigen. Pembakaran tidak sempurna menghasilkan

2
karbon monoksida, atau kadang karbon dalam bentuk arang atau
jelaga. Sebagai contoh :
2CH3CH2CH3 + 7O2 → 6CO + 8H2O
CH3CH2CH3 + 2O2 → 3C + 4H2O
(Fessenden & Fessenden, 1986).
3. Reaksi Oksidasi
Senyawa alkana dapat teroksidasi sempurna dengan O2
menjadi CO2 dan H2O dan membebaskan energi yang disebut kalor
pembakaran.
Reaksi :

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + 213 kkal/mol

2CH3CH2CH2CH3 + 13O2 → 3CO2 + 10H2O + 688 kkal/mol


(Fessenden & Fessenden, 1986).
4. Nitrasi
Reaksi alkana dengan HNO3 pada suhu 150-475˚ C
mengakibatkan terjadinya substitusi atom H pada alkana oleh gugus
-NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi semacam ini dinamakan reaksi
nitrasi, reaksi antara alkana dengan asam nitrat yang akan
menghasilkan nitrialkana. Secara umum dituliskan dengan
persamaan reaksi:
R-H + HO-NO2 → R-NO2 + H2O
Seperti halnya halogenasi, dalam nitrasi hasil nitrasi cenderung
membentuk campuran. Contoh:
CH3CH2CH3 + HNO3 → CH3CH2CH2NO2 + CH3CH(NO2)CH3
(Fessenden & Fessenden, 1986).
5. Sulfonasi
Reaksi alkana dengan asam sulfat pekat berasap (oleum)
menghasilkan asam alkana sulfonat. Dalam reaksi di atas terjadi
substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO3H dan subsritusi
ini dinamakan sulfonasi.
Reaksi umum:
R-H + HO-SO3H → RSO3H + H2O (Fessenden & Fessenden, 1986).

3
2. Alkena
a. Pengertian Alkena
Alkena dan sikloalkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa ini merupakan
senyawa tak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom
yang sebetulnya dapat ditampun oleh setiap karbon. Alkena kadang
disebut olefin, suatu istilah lama etilena yang berbentuk gas (C2H4), gas
membentuk minyak (Pine, 1988).
b. Sifat Fisika Alkena
Sifat fisik alkena identik dengan alkana induknya. titik didih alkena
naik kira-kira 30o tiap gugus CH2. Kenaikan ini sama dengan yang
diamati deret homolog alkana. Seperti alkana, percabangan dalam
alkena dapat menurunkan sedikit titik didih itu (Fessenden & Fessenden,
1986).
Meskipun alkena dianggap nonpolar, alkena dapat sedikit mudah
larut dalam air daripada alkana padanannya, sebab elektron phi, yang
agak terbuka, ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif
parsial sebagian (Fessenden & Fessenden, 1986).
c. Reaksi Alkena
Tiga reaksi lazim alkena adalah reaksi dengan hidrohen, dengan
klor, dan dengan suatu hidrogen halida :

Gambar 1 Tiga Reaksi Lazim Alkena (Fessenden & Fessenden, 1986).


Tiap reaksi adalah reaksi adisi, dalam tiap kasus suatu pereaksi
diadisikan kepada alkena, tanpa terlepasnya atom-atom lain. segera
diketahui bahwa karakteristik utama senyawa tak-jenuh ialah adisi
pereaksi kepada ikatan-ikatan pi.

4
1. Adisi Hidrogen Halida
Hidrogen halida mengadisi ikatan pi alkena dan menghasilkan alkil
halida, sering digunakan sebagai reaksi sintesis. Biasanya gas HX
dialirkan kedalam larutan alkena (larutan pekat hidrogen halida dalam
air akan menghasilkan campuran produk, karena air dapat pula
mengadisi ikatan rangkap). Reaktivitas HX dalam reaksi ini adalah
HI>HBr>HCl>HF. Asam terkuat HI bersifat lebih reaktif terhadap
alkena, sedangkan asam terlemah HF adalah paling tak reaktif
(Fessenden & Fessenden, 1986).
Reaksi :

Gambar 2 Adisi Hidrogen Halida dengan Alkena


(Fessenden & Fessenden, 1986).
2. Adisi H2SO4 dan H2O
Asam sulfat menjalani adisi dengan alkena seperti hidrogen
halida. Reaksi ini menghasilkan suatu alkil hidrogen sulfat, yang
dapat digunakan untuk mensintesis alkohol atau eter
Reaksi :

Gambar 3 Reaksi Adisi Propena dengan H2SO4 dan H2O


(Fessenden & Fessenden, 1986).
Dalam asam kuat seperti H2SO4 dalam air, air mengadisi
suatu ikatan suatu ikatan rangkap dan menghasilkan alkohol. Reaksi
ini disebut hidrasi suatu alkena.
Reaksi :

5
Gambar 4 Reaksi Propena dengan air (Fessenden & Fessenden,
1986).
Reaksi hidrasi alkena adalah kebalikan reaksi dehidrasi
alkohol. Produk-produknya bergantung pada kondisi yang
digunakan (Fessenden & Fessenden, 1986).
3. Adisi Halogen
Seperi asam, klor dan brom mengadisi ikatan rangkap
karbon-karbon. untuk mengetahui suatu senyawa rangkap yang
tidak diketahui strukturnya ialah dengan mereaksikan senyawa itu
dengan larutan encer Br2 dalam CCl4. Reagensia penguji berwarna
coklat kemerahan(dari Br2), hilangnya warna larutan ini
menunjukkan bahwa uji itu positif. Namun uji ini tidak spesifik
karena beberapa macam senyawa lain seperti aldehid, keton dan
fenol juga menghilangkan warna larutan Br2/CCl4 (Fessenden &
Fessenden, 1986).
Reaksi :

Gambar 5 Reaksi Adisi Halogen (Fessenden & Fessenden, 1986).


F2 dan I2 bukan reagen yang digunakan dalam reaksi adisi
alkena. Iod mengadisi ikatan rangkap tetapi produk 1,2 iodida tidak
stabl dan melepas I2 untuk membentuk kembali alkena, sedangkan
fluor bereaksi dengan meledak-ledak terhadap senyawa organik.
Oleh karena itu reaksi adisi ini umumnya terjadi pada klor dan brom.
Tingakat kereaktifan alkana terhadap HX : CH2= CH2< RCH= CH2
< R2C=CH2 < R2C=CHR < R2C=CR2 (Fessenden & Fessenden,
1986).

6
4. Oksidasi Alkena
Alkena dapat dioksidasi menjadi anekaragam produk,
bergabung pada reagensia yang digunakan. Reaksi yang melibatkan
oksidasi ikatan rangkap karbon-karbon dapat dikelompokkan
menjadi 2 gugus komponen (Fessenden & Fessenden, 1986).
a. Oksidasi ikatan pi tanpa memutuskan ikatan sigma
Produk oksidasi tanpa pemaksapisahan (cleavage) adalah 1,2-
diol atau epoksida.
Reaksi:

Gambar 6 Reaksi Oksidasi Tanpa Pemaksapisahan


(Fessenden & Fessenden, 1986).
b. Oksidasi ikatan pi yang memutuskan ikatan sigma
dengan pemakapisahan:

Gambar 7 Reaksi Oksidasi dengan Pemaksapisahan (Fessenden


& Fessenden, 1986).

Gambar 8 Tabel Reagensia lazim untuk oksidasi alkena


(Fessenden & Fessenden, 1986).

7
3. Alkuna
a. Pengertian Alkuna
Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang
mempunyai gugus fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbonkarbon.
Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2 dengan struktrur (C≡C).
Ikatan rangkap tiga pada alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidak
jenuhan ikatan rangkap tiga karbon-karbon lebih besar dari pada ikatan
rangkap dua pada alkena. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi juga
lebih besar. Alkuna yang paling sederhana adalah etuna (C2H2) dan
mempunyai rumus struktur: H – C≡C – H (Parlan & Wahjudi, 2005).
b. Sifat Alkuna
Alkuna suku rendah pada temperature kamar berwujud gas,
sedangkan yang mengandung lima atau lebih atom karbon berwujud
cair. Berat jenisnya lebih kecil dari air. Merupakan senyawa non polar,
sehingga tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik
yang non-polar, seperti eter, benzene, dan karbon tetraklorida.
Pada alkuna rantai lurus, semakin panjang rantai C nya, maka akan
semakin tinggi titik didihnya.Pada alkuna rantai bercabang, semakin
banyak cabangnya, maka akan semakin rendah titik didihnya, seperti
halnya alkena percabangan menurunkan sedikit titik didihnya (Matsjeh,
1993).
c. Reaksi Alkuna
1. Adisi Hidrogen Halida
Alkuna bereaksi dengan cara yang anolog dengan HX
menghasilkan halida vinilik atau 1,1-dihaloalkana, bergantung pada
banyaknya HX yang digunakan (Fessenden & Fessenden, 1986).

𝐻𝑋 𝐻𝑋
→ →
Asetilena vinil halida 1,1-dihaloetana
2. Adisi H2SO4 dan H2O
Alkuna menjalani hidrasi yang menghasilkan produk awal
berupa alkohol vinilik atau enol. Suatu enol berada dalam

8
kesetimbangan dengan aldehid dan keton. Kesetimbangan ini
cenderung ke senyawa karbonil oleh karena itu suatu alkuna
sebenarnya menghasilkan aldehid atau keton. Hidrasi alkuna
berjalan lebih cepat bila ditambahkan garam merkurium sebagai
katalis (Fessenden & Fessenden, 1986).

Gambar 9 Adisi Alkuna dengan H2SO4 dan H2O (Fessenden &


Fessenden, 1986).
3. Adisi Halogen
klor dan brom mengadisi ikatan rangkap karbon – karbon
dan ikatan ganda tiga. Pengujian ikatan rangkap atau ganda tiga
dalam suatu senyawa dapat diketahui dengan cara mereaksikan
senyawa tersebut dengan larutan encer Br2 dalam CCl4. Reagensia
penguji berwarna coklat kemerahan(dari Br2), hilangnya warna
larutan ini menunjukkan bahwa uji itu positif. Namun uji ini tidak
spesifik karena beberapa macam senyawa lain seperti aldehid, keton
dan fenol juga menghilangkan warna larutan Br2/CCl4 (Fessenden &
Fessenden, 1986).

2-butuna merah 2,2,3,3-tetrabromobutana


tak berwarna
d. Asetilena

9
Alkuna yang paling sederhana adalah etuna, yang lebih dikenal
sebagai asetilena (C2H2). Asetilena berupa gas tidak berwarna ( td.
84⁰C) yang dapat dibuat melalui reaksi antara air dan kalsium karbida :
CaC2(s) + 2H2O(l) → C2H2(g) + Ca(OH)2(aq)
Asetilena mempunyai banyak kegunaan penting dalam industri, karena
kalor pembakarannya yang tinggi.
2C2H2(g) + 5O2 (g) → 4CO2 (g) + 2H2O(l) ∆𝐻 = −2599,2 𝑘𝐽
Asetilena yang tidak stabil cenderung untuk mengurai
C2H2(g) → 2C(s) + H2(g) (Chang, 2005).
4. LPG (liquified Petroleum gas)
LPG "gas minyak bumi yang dicairkan", dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. LPG yang
dipakai untuk bahan bakar kompor gas adalah jenis LPG campuran. LPG
ini merupakan salah satu produk yang dipasarkan oleh Pertamina Direktorat
Pembekalan Dan Pemasaran Dalam Negeri (Dit. PPDN), dengan merk
dagang LPG (Liquid Petroleum Gas). Komponen utama dari LPG adalah
Propana (C3H8) dan Butana (C4H10). Disamping itu, LPG juga mengandung
senyawa hidrokarbon ringan yang lain dalam jumlah kecil, yaitu Etana
(C2H6) dan Pentana (C5H12).
F. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi 20 buah
2. Pipet tetes 20 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas kimia 100 mL 2 buah
5. Gelas ukur 10 mL 1 buah
6. Spatula 1 buah
7. Selang 1 buah
8. Bak kecil 1 buah
9. Korek api 1 buah
10. Lidi 1 buah
11. Statif dan klem 1 buah

10
b. Bahan
1. Air secukupnya
2. Elpiji 1 buah
3. Air brom secukupnya
4. Butiran karbit secukupnya
G. Alur
1. Uji Alkana

2. Uji Pembakaran Alkuna

3. Adisi Alkuna

11
4. Uji Nyala Gas Elpiji

12
H. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan
Alur Kerja Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
Perc Sebelum Sesudah
1.  air brom =  gas elpiji + 5 ml Terjadi reaksi
larutan air brom = subtitusi pada
berwarna larutan tidak senyawa alkana
kuning jernih berwarna 
 gas elpiji Dan
berbau
menyengat


dan

13

2.  butiran karbit  butiran karbit Terjadi nyala


= padatan diberi tetes
api berwarna
berwarna abu- demi tetes
au aquades merah, jadi
 aquades = menghasilkan
pembakaran gas
larutan tidak gas
berwarna  gas dialirkan etena tidak
pada tabung sempurna
reaksi
selanjutnya
dilakukan uji
nyala
menghasilkan
api berwarna
jingga

14
3.  butiran karbit  butiran karbit Reaksi karbit ditambah air Terdapat gas
padatan ditambah tetes
alkuna yang
Adisi Alkuna berwarna abu- demi tetes CaC2(s) + 2H2O(l) →
abu aquades teradisi menjadi
CaOH)2(aq) + (g)
 air brom = menghasilkan
alkena, lalu
larutan gas
berwarna  gas dialirkan teradisi lagi
Reaksi C2H2(g) dimasukkan air
kuning jernih pada air brom menjadi alkana.
yang ada pada brom
tabung reaksi, Hal ini terbukti
air brom dengan
berubah  + Br2 →
menjadi larutan jernihnya air
tidak berwarna brom (terdapat
 + Br2 →
ikatan rangkap)

15
4.  gas elpiji  warna nyala api  Propana = C3H8 (g) + 5O2 Nyala api
Uji Nyala Gas Elpiji berbau adalah biru (g) → 3CO2(g) + 4H2O (l) berwarna biru
menyengat  Butana = C4H10(g) + 13/2
O2(g) → 4CO2 (g) + 5H2O(l) menandakan
 Isobutana = CH3CHCH3 (g) bahwa
pembakaran
CH3
terjadi secara
+ 13/2 O2(g) → 4CO2 (g) +
5H2O(l) sempurna.

16
I. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Alkana
percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat substitusi pada
alkana. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengalirkan gas LPG (tidak
berwarna dan berbau menyengat) ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml
air brom (larutan berwarna kuning) sampai terjadi perubahan warna larutan
menjadi tidak berwarna. Larutan tidak berwarna tersebut menandakan
terjadinya reaksi subtitusi atau reaksi halogenasi alkana dimana atom
hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen (pada uji ini dengan Br).
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida. Pada sebagian besar gas
LPG terdapat senyawa alkana yaitu propana (C3H8), butana (C4H10) dan iso-
butana yang tersubstitusi menghasilkan alkil halida. Reaksinya sebagai
berikut :
Reaksi substitusi propana :

dan
Reaksi substitusi butana :

dan

Reaksi substitusi iso-butana:

17
dan

2. Percobaan Pembakaran Alkuna


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pembentukan
alkuna dan uji nyala (pembaran) alkuna. Pembentukan alkuna dengan cara
mereaksikan kalsium karbida dengan air. Percobaan ini dibuat dengan cara
memasukkan butiran karbit (padatan berwarna abu-abu) kedalam tabung A
yang telah disambungkan dengan tabung B yang berisi aquades (larutan
tidak berwarna) dalam baskom. Kemudian butiran karbit pada tabung A
ditambahkan aquades dengan pipet setelah itu ditutup lagi menghasilkan gas
yang dialirkan ke tabung B. Saat tabung B terisi penuh dengan gas, selang
plastik dilepaskan dan diuji nyala menghasilkan api yang berwarna jingga.
Nyala api yang berwarna jingga ini menunjukkan bahwa reaksi pembakaran
yang terjadi tidak sempurna. Alkuna yang paling sederhana adalah etuna,
yang lebih dikenal sebagai asetilena (C2H2). Asetilena berupa gas tidak
berwarna ( td. 84⁰C).
Reaksi pemebentukan asetilena:
CaC2(s) + 2H2O(l) → C2H2(g) + Ca(OH)2(aq)
Reaksi pembakaran tidak sempurna :

3. Adisi Alkuna
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi adisi
pada alkuna, dan pengujian ikatan rangkap dengan cara mereaksikan
senyawa tersebut dengan larutan Br2. Uji positif ditandai dengan hilangnya
warna reagensia.
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan butiran
karbit (padatan berwarna abu-abu) kedalam tabung A yang telah
disambungkan dengan tabung B yang berisi air brom (larutan berwarna
kuning jernih). Kemudian butiran karbit pada tabung A ditetesi aquades
(larutan tidak berwarna) dengan pipet setelah itu ditutup lagi menghasilkan
gas yang dialirkan ke tabung B menghasilkan larutan tidak berwarna. Reaksi

18
air dengan butiran karbit menghasilkan senyawa etuna rumus molekul C2H2
yang merupakan hidrokarbon alifatik dan berupa ikatan rangkap tiga.
Larutan tidak berwarna ini menandakan adanya ikatan rangkap tiga yang
telah diadisi oleh air brom (Br2) adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan
rangkap atau pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen tunggal,
reaksi ini menghasilkan senyawa 1,1,2,2 tetrabromoetana. Brom mengadisi
ikatan rangkap karbon – karbon dan ikatan ganda tiga menjadi ikatan
rangkap dua kemudian ikatan tunggal. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Reaksi karbit dengan air :
CaC2(s) + 2H2O(l) → CaOH)2(aq) + (g)
Reaksi adisi etuna dengan air brom :

+ Br2 →

+ Br2 →

4. Uji Nyala Gas Elpiji


Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pembakaran
sempurna pada alkana. Gas Elpiji mengandung propana, butana, dan
isobutana. Pada percobaan dilakukan dengan cara menyalakan kompor gas
yang sudah teraliri gas eplpiji (berbau menyengat) kemudian
mengamatinya, terlihat warna nyala api yang biru. Warna nyala api gas
elpiji yang biru ini menandakan bahwa pembakaran yang terjadi adalah
pembakaran sempurna. Reaksinya sebagai berikut :
Reaksi pembakaran sempurna
Propana = C3H8 (g) + 5O2 (g) → 3CO2(g) + 4H2O (l)
Butana = C4H10(g) + 13/2 O2(g) → 4CO2 (g) + 5H2O(l)
Isobutana = CH3CHCH3 (g) + 13/2 O2(g) → 4CO2 (g) + 5H2O(l)

CH3

19
J. Kesimpulan
1. Pada gas LPG terdapat senyawa alkana yaitu propana, butana, dan iso-
butana. Senyawa alkana jika direaksikan dengan halogen mengalami
reaksi halogenasi (substitusi dengan senyawa halogen)
2. Pada percobaan pembakaran alkuna, pembakaran senyawa alkuna
terjadi reaksi tidak sempurna dimana nyala api yang dihasilkan
berwarna jingga. Reaksi ini menghasilkan gas CO serta karbon (jelaga).
3. Pada percobaan adisi alkuna, senyawa alkuna dengan halogen terjadi
adisi atau reaksi pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen
tunggal.
4. Pada percobaan reaksi pembakaran alkana yang terdapat pada gas LPG
terjadi pembakaran sempurna yang ditandai dengan nyala api berwarna
biru. Produk yang dihasilkan dari reaksi pembakaran alkana adalah CO2
dan H2O.
K. Daftar Pustaka

1. Sumber Buku
Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Fessenden, R., & Fessenden, J. (1986). Kimia Organik (3nd ed.). (A.
Hadyana, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Keenan. (1990). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Matsjeh, S. (1993). Kimia Organik Dasar 1. Jakarta: Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Parlan , & Wahjudi. (2005). Kimia Organik II. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Pine, S. e. (1988). Kimia Organik I. Bandung: ITB.

L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
1. Apakah isi dari gas elpiji ? Tulis rumus kimianya !
Jawaban :
LPG (Liquid Petroleum Gas). Komponen utama dari LPG adalah
propana (C3H8) dan butana (C4H10) dan iso-butana. Disamping itu,

20
LPG juga mengandung senyawa hidrokarbon ringan yang lain dalam
jumlah kecil, yaitu etana (C2H6) dan pentana (C5H12).

Propana

Butana

Iso-butana
Etana

Pentana
2. Gas apakah yang terjadi sewaktu karbit diberi air ?
Jawaban :
Gas etuna lebih dikenal sebagai asetilena (C2H2). Asetilena
berupa gas tidak berwarna ( td. 84⁰C) yang dapat dibuat melalui
reaksi antara air dan kalsium karbida :
CaC2(s) + 2H2O(l) → C2H2(g) + Ca(OH)2(aq)
Gas Etuna (C2H2) menghasilkan nyala api yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan gas bahan bakar lainnya, bila
direaksikan dengan udara ataupun oksigen (O2), memiliki bau yang
khas, mudah teroksidasi dan meledak, gas tidak berwarna.
3. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi dari gas tersebut setelah
dimasukkan ke dalam air brom.
Jawaban :

Gas etuna yang dialirkan pada tabung berisi air brom dapat
menghilangkan warna air brom yang semula kuning menjadi tidak
berwarna yang menandakan terjadinya reaksi adisi pada gas etuna
denga Br2.

21
2. Dokumentasi
No. Alur Gambar Keterangan
1. 5 ml air
brom
dimasukkan
dalam
tabung
reaksi.

Gas Elpiji
dialirkan ke
dalam
tabung
reaksi yang
berisi air
brom.

Setelah gas
elpiji
dialirkan
beberapa
saat air
brom
berubah
menjadi
larutan tidak
berwarna.
2. Menyiapkan
dan
merangkai
alat, seperti
tabung
reaksi
berlengan,
selang,
statif, klem,
dan baskom
air.

Tabung
reaksi

22
ditenggelam
kan dalam
baskom air
dengan
dimasukkan
selang di
dalamnya.

Serbuk
karbit
dimasukkan
tabung
reaksi
berlengan
dan di
tambahkan
tetes demi
tetes
aquades.

Setelah air
dalam
tabung
reaksi tidak
ada, tabung
reaksi
segera
diangkat
dengan
mulut
tabung
ditutup
tangan.

Dilakukan
uji nyala
pada tabung
reaksi,
menghasilka
n warna
nyala api
merah.

23
3. 2 ml air
brom
dimasukkan
dalam
tabung
reaksi.

Serbuk
karbit
dimasukkan
tabung
reaksi
berlengan
dan di tetesi
aquades.

Selang dari
tabung
reaksi
berlengan
dialirkan ke
dalam
tabung
reaksi yang
berisi air
brom.

Setelah
beberapa
saat dialiri
gas dari
selang,
larutan air
brom
berubah
menjadi
larutan tidak
berwarna.

24
4. Uji Nyala Gas Elpiji Kompor
elpiji ketika
dinyalakan
akan
menghasilka
n nyala
warna api
biru.

25

Anda mungkin juga menyukai