Anda di halaman 1dari 15

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DI DALAM

PERKEMBANGAN MEDIA PENERANGAN

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian akhir kelas IX

Disusun oleh :

1. Darren Aryatama G / IX-1

2. Joan Noverlianto T / IX-1

3. Maria Enzelita / IX-1

4. Monica Alberta / IX-1

5. Rodrigo Andanarin S / IX-1

6. Yohanes Rahmadi P / IX-1

SMP KESATUAN BOGOR

Jalan Pajajaran Komplek Pulo Armin

2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmatnya, kami dapat menyelesaikan karya tulis.

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

dapat menempuh ujian akhir kelas 9 SMP Kesatuan Bogor tahun ajaran 2017-2018.

Di dalam penyusunan dan menyelesaikan karya tulis ini kami telah mendapat

bantuan yang sangat besar, baik dalam pelajaran maupun bimbingan dan

pengarahan lainnya dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan ketulusan hati, kami

menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada :

1. Agus Supangkat,S.T,M.M, selaku kepala sekolah SMP Kesatuan Bogor,

yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk

mengikuti kegiatan CTL ke Taman Mini Indonesia Indah pada tanggal 26

Oktober 2017.

2. Hudi Pranowo,S.Pd, selaku pembimbing I dan guru mata pelajaran PKN

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat membantu

dan diperlukan dalam penyelesaian karya tulis ini.

3. Yunika Pujiastuti,S.Pd, selaku pembimbing II dan guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang

sangat diperlukan dalam penyelesaian karya tulis ini.


LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Hudi Pranowo S.Pd Yunika Pujiastuti S.Pd

Kepala Sekolah

Agus Supangkat, ST,MM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara harafiah, artinya alat untuk menerangi, seperti lampu. Dalam arti

kiasan, penerangan adalah proses, perbuatan, cara memberikan keterangan,

penjelasan, yang lebih populer dengan istilah informasi dari satu pihak kepada

pihak lain. Pemberi informasi disebut juga komunikator dan penerimanya bisa

terdiri atas satu atau banyak orang, yang dalam bahasa Inggris audience

(khalayak). Dalam menyampaikan keterangan itu digunakan lambang lain yang

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Agar pesan yang disampaikan itu

benar-benar dipahami oleh audience, komunikator mempertimbangkan pula

media apa yang paling tepat digunakan dan bagaimana daya tangkap audience

terhadap isi pesannya. Tujuan penerangan ialah memberitahukan, menanamkan

pengertian, dan meyakinkan audience agar berbuat atau tidak berbuat sesuatu

sesuai dengan keingian komunikator. Oleh sebab itu, komunikator sangat

memperhatikan umpan balik atau tanggapan audience. Seluruh kegiatan

penerangan ini lebih popular dengan sebutan proses komunikasi.

1.2 Permasalahan

Dalam karya tulis ini, para penyusun ingin memperdalam tentang nilai-nilai

yang terkandung dalam perkembangan media penerangan.


1.3 Tujuan Pengamatan

Tujuan pengamatan dalam karya tulis ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang terkandung didalam perkembangan

media penerangan.

2. Mengetahui perkembangan media penerangan.

3. Mengetahui peristiwa-peristiwa dibalik perkembangan media

penerangan.

1.4 Metode Pengamatan

Metode pengamatan yang dipakai para penyusun di Museum

Penerangan adalah Historis, Observasi, dan Pencarian informasi.

Metode Historis, adalah metode yang dilakukan untuk

merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan

mengumpulkan, menilai, memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk

menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan dan

dalam hubungan.

Metode Observasi, adalah proses peneliti dalam melihat situasi

peneliti dalam melihat situasi penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh

dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan atau

peristiwaan, waktu, perasaan.

Metode Pencarian informasi, adalah metode yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi tambahan. Informasi tambahan tersebut dapat

ditemukan di internet, majalah, buku-buku pengetahuan, dan lainnya.


1.5 Manfaat Pengamatan

Manfaat karya tulis ini agar pemuda pemudi Indonesia zaman sekarang bisa

lebih mengetahui tentang sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam

penerangan pada zaman perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah

dan agar lebih menghargai perjungan pahlawan bangsa.

1.6 Sistematika Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan Pengamatan

1.4 Manfaat Pengamatan

1.5 Metode Pengamatan

1.6 Sistematika Penagamatan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

2.2 Nilai-nilai yang terkandung didalam perkembangan media penerangan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Definisi Media Penerangan

Penerangan, komunikasi dan media massa merupakan wahana penting

dalam perjuangan bangsa. Kegiatan penerangan telah dilakukan jauh sebelum

Indonesia merdeka dan telah ikut mengambil bagian dalam perjuangan

kemerdekaan terutama dalam menumbuhkan kesadaran nasional, menggugah

semangat kebangsaan dan semangat perjuangan untuk melepaskan diri dari

belenggu penjajahan. Media massa seperti surat kabar, radio, perfilman dan

percetakan yang dimiliki masyarakat merupakan alat perjuangan dan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari pergerakan kebangsaan pada waktu itu.

Penerangan Pembangunan di Indonesia dikenal istilah Penerangan

Pembangunan yaitu penyebarluasan pesan-pesan pembangunan secara terpadu dan

merata. Tujuannya ialah menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan

dinamis, sehingga setiap warga negara mau dan mampu mengembangkan potensi

manusiawinya yang optimal untuk kepentingan pembangunan. Komunikator dalam

media penerangan ini adalah karyawan Departemen Penerangan yang disebut juru

penerang. Mereka adalah orang-orang yang mahir menyampaikan pesan-pesan

penerangan dengan cara yang mudah dipahami rakyat.


2.1.2 Sejarah Media Penerangan

Sejak awal kemerdekaan penerangan berperan sentral, pertama-tama

dengan menyampaikan dan menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan. Kemudian

diikuti dengan kegiatan menggalang kekuatan rakyat Indonesia untuk berjuang dan

menyebarkan semangat perjuangan. Penerangan juga memberikan dan meneruskan

informasi mengenai perjuangan bangsa Indonesia ke dunia luar, dan sebaliknya

memberikan informasi mengenai perkembangan di luar kepada rakyat yang sedang

berjuang.

Siaran radio yang dikumandangkan Radio Republik Indonesia (RRI)

menjadi alat perjuangan yang ampuh terutama di dalam mengobarkan semangat

perlawanan rakyat melawan penjajah yang berupaya untuk menguasai tanah air

Indonesia kembali.

Perfilman merekam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan

pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dalam bentuk film, dan

berbagai peristiwa penting lainnya seperti rapat raksasa di lapangan Ikada,

pertempuran melawan agresi militer I dan II, pertempuran pemberontakan PKI

Madiun 1948, Yogyakarta kembali dan lainnya. Juga dibuat film-film mengenai

kegiatan perundingan-perundingan seperti Linggarjati, Renville, serta Konperensi

Meja Bundar. Film dokumenter ini sangat besar artinya dalam menumbuhkan

kesadaran bernegara, semangat berjuang dan kerelaan berkorban kepada rakyat.

Melalui film-film ini pula masyarakat luar negeri mengenal perjuangan

kemerdekaan bangsa Indonesia.


Pers, dan penerbitan nasional juga memberikan saham yang besar, melalui

surat kabar, majalah, brosur dan lain-lain yang memuat berita dan siaran

penerangan, mengenai perjuangan bangsa Indonesia di berbagai pelosok tanah air.

Dalam masa perjuangan gerilya melawan musuh, disebarkan pula selebaran di

medan pertempuran berupa poster ataupun plakat untuk mengobarkan semangat

perlawanan, sekaligus memberikan penerangan kepada rakyat mengenai

perjuangan yang sedang dilakukan sehingga rakyat tetap setia kepada Pemerintah

Republik, rela untuk membantu para pejuang dan berkorban bagi perjuangan.

Para petugas penerangan dengan modal dan peralatan yang sangat

sederhana, melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, memberikan penerangan

secara tatap muka kepada masyarakat, menyebarkan poster dan plakat, memutar

film, serta mengadakan pertunjukan rakyat seperti dagelan atau wayang beber di

daerah-daerah yang bertemakan perjuangan.

Setelah pengakuan kedaulatan kegiatan penerangan ditujukan untuk

memperkuat dan mengkonsolidasikan persatuan dan kesatuan bangsa. Siaran RRI

misalnya, telah memperkokoh dan menggalang jiwa persatuan dan kesatuan

sehingga mempercepat penumpasan gerakan pemberontakan dan separatis seperti

PKI, APRA, RMS, PRRI/Permesta, DI/TII dan lain-lainnya. Demikian pula dalam

perjuangan pembebasan Irian Barat upaya penerangan sangat besar peranannya

dalam menggalang masyarakat serta dalam mendukung perjuangan baik secara fisik

maupun melalui diplomasi.


Pada masa demokrasi terpimpin yang dikenal pula sebagai masa Orde

Lama, kegiatan penerangan banyak dipengaruhi oleh suasana politik pada waktu

itu. Pada kurun waktu ini siaran televisi di Indonesia di mulai, yaitu pada tahun

1962, di mana TVRI mengadakan siaran langsung dari Istana Presiden sebagai

percobaan lewat saluran yang berkekuatan 100 watt. Pada masa itu TVRI telah

mampu mengadakan peliputan pesta olahraga ASIA IV (ASIAN GAMES IV)

dengan lama siaran dua jam perhari. Hingga tahun 1968 jam siaran dan jangkauan

siaran TVRI masih sangat terbatas. TVRI juga hanya memiliki 2 stasiun penyiaran

dengan 7 buah pemancar yang seluruhnya berkekuatan 48 kilowatt.

Sampai dengan tahun 1968 siaran radio juga masih terbatas dan hanya

diselenggarakan oleh RRI, yang pada waktu itu memiliki 46 stasiun penyiaran, 107

buah pemancar dengan kekuatan 810 kilowatt dan jam siaran rata-rata 8 jam per

hari. Dalam masa PJP I RRI tumbuh dan berkembang dengan pesat, ditambah radio

siaran swasta dengan berbagai macam ragam acara siaran. Dengan adanya siaran

radio swasta maka penyebaran informasi menjadi lebih meluas dan mendalam yang

juga telah memberi dukungan pada kegiatan ekonomi.

Di bidang pertelevisian, selama PJP I TVRI berkembang menjadi media

penerangan pendidikan, hiburan, penayangan pendapat umum dan pembina

kebudayaan yang makin handal. Melalui TVRI, penerangan pembangunan dapat

disampaikan secara lebih hidup dan menarik sehingga menjadi lebih efektif.

Sebagaimana halnya dengan radio, dalam perkembangannya kemudian, yaitu pada

tahun 1989, berkembang televisi swasta nasional yang juga berperan makin penting

dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas, serta menampung


berbagai kebutuhan akan siaran televisi sesuai dengan perkembangan kemajuan

ekonomi dan teknologi, dan dengan mengikuti perkembangan globalisasi.

Sampai dengan akhir PJP I telah dibangun 49 stasiun penyiaran RRI, di

samping upaya rehabilitasi termasuk peningkatan daya pancar. Radio siaran non

RRI telah berjumlah 736 buah tersebar di seluruh Indonesia. Siaran RRI ke luar

negeri telah disiarkan dengan 10 bahasa pengantar. TVRI telah mempunyai 12

stasiun penyiaran ditambah 4 stasiun siaran televisi swasta nasional.

2.2 Nilai-nilai yang terkandung didalam perkembangan media penerangan

Nilai nilai yang terkandung dalam perkembangan media penerangan antara lain:

1. Sikap patriotisme (patriotism) adalah sikap berani, pantang menyerah dan

rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata

‘patriot’ dan ‘isme’ yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan,

atau ‘heronisme’ dan ‘patriotism’ dalam bahasa inggris. Salah satu cara kita

mengikuti sikap patriotism :

 Menolong sesama orang yang membutuhkan.

 Menjaga kerukunan dengan sesama anggota masyarakat.

 Melaksanakan sikap setia kawan nasional di lingkungan sekitar.

2. Sikap pantang menyerah adalah sikap yang tidak mudah patah semangat

dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu bekerja keras untuk

mewujudkan tujuan, menganggap rintangan/hambatan selalu ada dalam

setiap kegiatan yang harus dihadapi. Sikap pantang menyerah adalah sikap
yang harus dimiliki semua orang, karena dalam mencapai suatu tujuan

tidaklah mudah melainkan sesuatu yang diperjuangkan.

3. Sikap berani, Sikap berani menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam

menghadapi bahaya, kesulitan,dan sebagainya. Contoh sikap berani yang

harus dimiliki seseorang adalah berani mengambil resiko, berani

mempertahankan keadilan, dan berani mencari kebenaran.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa

media penerangan berkembang sangat pesat dalam segi teknologi.

penerangan mulai berkembang pesat sejak proklamasi kemerdekaan

Indonesia. Sebagai contoh, yaitu majalah, brosur, koran, televisi,

telepon genggam ,dan internet. Pada zaman sekarang, media penerangan

dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, sehingga media

penerangan harus digunakan secara baik-baik mungkin, Dalam

perkembangannya, media penerangan sangat berpengaruh dalam proses

kemerdekaan indonesia dan setelah masa penjajahan.

Sikap patriotisme yang berarti sifat kepahlawanan

merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam media penerangan.

Adapun sikap pantang menyerah dan sikap berani juga terkandung di

dalamnya. Sikap pantang menyerah merupakan sikap yang tidak mudah

patah semangat sedangkan sikap berani merupakan sikap tidak takut dan

mempunyai rasa percaya diri yang besar. Sikap-sikap tersebut harus

dimiliki oleh setiap orang.


Peristiwa dalam perkembangan media penerangan meliputi

persiapan, penyebaran, dan peliputan dalam proses kemerdekaan. Pada

tahun 1962, TVRI juga mengadakan siaran langsung dari Istana

Presiden dan juga mengadakan peliputan pesta olahraga ASIA IV

(ASIAN GAMES IV).

3.2 Saran

Menyadari bahwa para penulis masih jauh dari kata

sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan spesifik dalam

menjelaskan tentang karya tulis diatas dengan sumber-sumber yang

lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Informasi

yang disediakan pun kurang mendalam dan spesifik. Mengenai museum

penerangan, sebaiknya museum penerangan bisa lebih di tingkatkan lagi

informasinya agar muda mudi bangsa Indonesia bisa mengetahui lebih

dalam megenai nilai-nilai penting tentang media penerangan.

Anda mungkin juga menyukai