KARYA TULIS
Disusun oleh :
2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
dapat menempuh ujian akhir kelas 9 SMP Kesatuan Bogor tahun ajaran 2017-2018.
Di dalam penyusunan dan menyelesaikan karya tulis ini kami telah mendapat
bantuan yang sangat besar, baik dalam pelajaran maupun bimbingan dan
pengarahan lainnya dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan ketulusan hati, kami
Oktober 2017.
Pembimbing I Pembimbing II
Kepala Sekolah
PENDAHULUAN
Secara harafiah, artinya alat untuk menerangi, seperti lampu. Dalam arti
penjelasan, yang lebih populer dengan istilah informasi dari satu pihak kepada
pihak lain. Pemberi informasi disebut juga komunikator dan penerimanya bisa
terdiri atas satu atau banyak orang, yang dalam bahasa Inggris audience
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Agar pesan yang disampaikan itu
media apa yang paling tepat digunakan dan bagaimana daya tangkap audience
pengertian, dan meyakinkan audience agar berbuat atau tidak berbuat sesuatu
1.2 Permasalahan
Dalam karya tulis ini, para penyusun ingin memperdalam tentang nilai-nilai
media penerangan.
penerangan.
dalam hubungan.
Manfaat karya tulis ini agar pemuda pemudi Indonesia zaman sekarang bisa
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN
belenggu penjajahan. Media massa seperti surat kabar, radio, perfilman dan
bagian yang tidak terpisahkan dari pergerakan kebangsaan pada waktu itu.
merata. Tujuannya ialah menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan
dinamis, sehingga setiap warga negara mau dan mampu mengembangkan potensi
media penerangan ini adalah karyawan Departemen Penerangan yang disebut juru
diikuti dengan kegiatan menggalang kekuatan rakyat Indonesia untuk berjuang dan
berjuang.
perlawanan rakyat melawan penjajah yang berupaya untuk menguasai tanah air
Indonesia kembali.
pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dalam bentuk film, dan
Madiun 1948, Yogyakarta kembali dan lainnya. Juga dibuat film-film mengenai
Meja Bundar. Film dokumenter ini sangat besar artinya dalam menumbuhkan
surat kabar, majalah, brosur dan lain-lain yang memuat berita dan siaran
perjuangan yang sedang dilakukan sehingga rakyat tetap setia kepada Pemerintah
Republik, rela untuk membantu para pejuang dan berkorban bagi perjuangan.
secara tatap muka kepada masyarakat, menyebarkan poster dan plakat, memutar
film, serta mengadakan pertunjukan rakyat seperti dagelan atau wayang beber di
PKI, APRA, RMS, PRRI/Permesta, DI/TII dan lain-lainnya. Demikian pula dalam
dalam menggalang masyarakat serta dalam mendukung perjuangan baik secara fisik
Lama, kegiatan penerangan banyak dipengaruhi oleh suasana politik pada waktu
itu. Pada kurun waktu ini siaran televisi di Indonesia di mulai, yaitu pada tahun
1962, di mana TVRI mengadakan siaran langsung dari Istana Presiden sebagai
percobaan lewat saluran yang berkekuatan 100 watt. Pada masa itu TVRI telah
dengan lama siaran dua jam perhari. Hingga tahun 1968 jam siaran dan jangkauan
siaran TVRI masih sangat terbatas. TVRI juga hanya memiliki 2 stasiun penyiaran
Sampai dengan tahun 1968 siaran radio juga masih terbatas dan hanya
diselenggarakan oleh RRI, yang pada waktu itu memiliki 46 stasiun penyiaran, 107
buah pemancar dengan kekuatan 810 kilowatt dan jam siaran rata-rata 8 jam per
hari. Dalam masa PJP I RRI tumbuh dan berkembang dengan pesat, ditambah radio
siaran swasta dengan berbagai macam ragam acara siaran. Dengan adanya siaran
radio swasta maka penyebaran informasi menjadi lebih meluas dan mendalam yang
disampaikan secara lebih hidup dan menarik sehingga menjadi lebih efektif.
tahun 1989, berkembang televisi swasta nasional yang juga berperan makin penting
samping upaya rehabilitasi termasuk peningkatan daya pancar. Radio siaran non
RRI telah berjumlah 736 buah tersebar di seluruh Indonesia. Siaran RRI ke luar
Nilai nilai yang terkandung dalam perkembangan media penerangan antara lain:
rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata
‘patriot’ dan ‘isme’ yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan,
atau ‘heronisme’ dan ‘patriotism’ dalam bahasa inggris. Salah satu cara kita
2. Sikap pantang menyerah adalah sikap yang tidak mudah patah semangat
setiap kegiatan yang harus dihadapi. Sikap pantang menyerah adalah sikap
yang harus dimiliki semua orang, karena dalam mencapai suatu tujuan
3. Sikap berani, Sikap berani menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
patah semangat sedangkan sikap berani merupakan sikap tidak takut dan
3.2 Saran