Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“RAGAM MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIPA”

Dosen Pengampu : Rohmah Tussolekha, M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
1. DYAH PRAMESTI ISTIQOMAH 2022406403004
2. DIAN REGINA 2022406403021
3. KHOLIS NURHAYATI 2022406403014
4. EMA ZUHROIDA 2022406403050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan


dan hambatan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan literatur
yang penulis miliki. Namun demikian berkat adanya bantuan serta sumbangan
tenaga dan pikiran dari berbagai pihak maka makalah ini dapat terwujud. Perlu
diketahui bahwa makalah ini berjudul “Ragam Media Dalam Pembelajaran BIPA”
yang penulis buat untuk memenuhi tugas dari Ibu Rohmah Tussolekha, M.Pd.

Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan
penulisan. Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya dan mendapat pahala yang berlipat ganda. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca, khususnya kepada penulis sendiri.

Pringsewu, 01 Desember 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................

B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Ragam Media dalam Pembelajaran BIPA ...................................................................

A. Pengertian Media .........................................................................................................

B. Pengertian Media Pembelajaran ...................................................................................

C. Kegunaan Media dalam Pembelajaran BIPA ........................................................................


Ragam Media dan Kaitannya dengan Pembelajar BIPA ....................................................
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ..............................................................................................................

SARAN ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurangnya informasi yang lengkap tentang Indonesia sering dikeluhkan oleh


orang asing yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia. Oleh karena itu,
pihak Indonesia perlu menyediakan informasi yang perlu disesuaikan dengan
kebutuhan orang asing tentang Indonesia.

Dalam hubungan itu, orang asing yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu (1) diplomat
dan pengamat asing, (2) sarjana bidang studi Indonesia, (3) pelajar/mahasiswa, (4)
wisatawan, (5) wartawan, (6) pengusaha, (7) pengajar/peneliti, (8) keluarga
pejabat/pekerja asing di Indonesia, (9) keluarga pejabat/pekerja Indonesia di luar
negeri, dan (10) lain-lain.

Buku dan berbagai informasi lain tentang Indonesia yang diinginkan itu terutama
yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Adapun ringkasannya dapat ditulis dalam
bahasa asing. Buku-buku dan informasi tersebut hendaknya dapat disediakan oleh
pihak Indonesia, dalam hal ini KBRI atau perwakilan RI di luar negeri.
Terpenuhinya keperluan tersebut sedikit banyak dapat meningkatkan minat dan
motivasi orang asing dalam mempelajari bahasa Indonesia dan berbagai aspek
kajian tentang Indonesia.

Keperluan informasi tersebut sedapat mungkin dipenuhi mengingat mereka—


kelompok-kelompok masyarakat tersebut—merupakan kelompok masyarakat
yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia serta sekaligus merupakan
kelompok masyarakat yang menyebarluaskan bahasa dan budaya Indonesia di luar
negeri. Dengan demikian, mereka merupakan kelompok masyarakat di luar negeri
yang ikut berperan serta dalam memperkenalkan dan
mempromosikan Indonesia di dunia internasional. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia akan memperoleh keuntungan yang timbal balik jika dapat
membantu memenuhi kebutuhan mereka.

1
Sampai saat ini media pembelajaran interaktif BIPA belum berkembang dengan
optimal di Indonesia. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran
interaktif adalah kurang dikuasainya teknologi pengembangan media interaktif
oleh para pengajar dan pengelola BIPA di Indonesia.

B. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan penjelasan di atas penulis memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian media pembelajaran BIPA.

2. Mengetahui berbagai cara pembelajaran BIPA.

3. Mengetahui media-media yang digunakan dalam pembelajaran BIPA.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Ragam Media dalam Pembelajaran BIPA

A. Pengertian Media

Kata ‘media’ berasal dari bahasa latin. Bentuk jamaknya adalah ‘mediium’.
Secara harifah, media berarti ‘pengantar’ atau ‘perantara’. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ‘media’ mempunnyai arti “alat atau sarana komunikasi seperti
Koran, majalah, radio, televise, film, poster, dan spanduk”.

B. Pengertian Media Pembelajaran

Banyak bahasan yang dikemukakan oleh pakar pendidikan tentang media


pembelajaran. Gagne dalam Sadiman (1990) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Bniggs dalam Sadiman (1990)
menyatakan bahwa media adalah semua alat fisik yag dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film, dan kaset. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (association of Education and
Communication) di Amerika membatasi media “sebagai segala bentuk dan saluran
untuk menyampaikan pesan atau informasi’. Media menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional ( National Association Education) adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.

Berdasarkan bahasan-bahasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa media


adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan guru
kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa terhadap pembelajaran.

Media pembelajaran BIPA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermmudah mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Dengan
adanya media tersebut, pembelajar merasa lebih mudah belajar bahasa Indonesia

3
bila dibandingkan tanpa menggunakan media. Hal yang harus kita perhatikan
adalah pembelajaran tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan media
tersebut.

C. Kegunaan Media dalam Pembelajaran BIPA


Pada umumnya media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
1. Memperjelas Penyajian Pesan
Pada umumnya pembelajar cenderung bosan dengan materi pembelajaran yang
bersifat verbalitis. Hal itu dikarenakan keinginan pembelajar untuk belajar bahasa
Indonesia dalam waktu yang singkat tetapi dapat mempelajari banyak hal.
Pembelajar lebih sering diberi permainan scrable untuk menghafalkan kosakata
daripada diberi deretan kata-kata yang harus dilafalkan.
2. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu, dan Daya Indra
Mengajarkan hal-hal yang bersifat luas, misalnya sejarah, kita dapat menggunakan
media pembelajaran yang memungkinkan pembelajar mendapatkan materi yang
luas dalam waktu yang singkat.
a. Objek yang terlalu besar dapat digantikan oleh gambar, film, atau model.
b. Objek yang tetrlalu kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai
(slide), film, atau gambar.
c. Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapt ditampilkan melaui
foto, gambar, atau film video.
d. Konsep yang terlalu luas, seperti keadaan alam atau cuaca, dapat divisualkan
dalam bentuk gambar, foto, atau film.
3. Mengatasi Sifat Pasif Pembelajar
Sifat pasif pembelajar dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran yang
tepat dan bervariasi. Dalam hal ini media pembelajaran beguna untuk ;
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi langsung antara pembelajar dengan lingkungan dari
kenyataan;
c. Memberikan perangsang yang sama kepada setiap pembelajar dalam
pembelajaran; dan
d. Menyamakan pengalaman pembelajaran; menyamakan persepsi tentang
sesuatu.

4
Ragam Media dan Kaitannya dengan Pembelajar BIPA
a. Media Grafis
1.Gambar/Foto
Gambar atau foto dapat digunakan sebagai perangsang dalam pengajaran
kosakata, berbicara, tata bahasa dan menulis. Contoh pengajarannya:
a. Pembelajar diberi sebuah foto pemandangan Gunung Tangkuban Perahu
b. Pembelajar mengungkapkan kata-kata yang berkaitan dengan foto tersebut
secara individual atau kelompok.
c. Pembelajar membuat kalimat berdasarkan kosakata yang dibuatnya kemudian
didiskusikan bersama pengajar.
d. Pembelajar membuat pidato singkat tentang apa yang ada dalam foto tersebut,
sementara itu pembelajar yang lain membuat pertanyaan untuk diajukan kepada
pembelajar yang tampil.
e. Berdasarkan hasil diskusi, pembelajar dapat menulis sebuah paragraf.

2. Sketsa
sketsa dapat digunakan untuk materi yang berkaitan dengan urutan atau waktu.
Sketsa dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahas, dam
menulis.
Contoh pengajarannya:
a. pembelajar diberi sebuah sketsa Terjadinya Hujan
b. pembelajar menyampaikan kosakata yang berkaitan dengan sketsa tersebut
c. pembelajar membuat tiga buah kalimat yang berkaitan dengan sketsa tersebut
dan hasilnya didiskusikan
d. pembelajar berbicara dengan singkat tentang sketsa tersebut dan kalau
memungkinkan pembelajar yang lain menangapinya
e. pembelajar menulis satu paragraf berdasarkan sketsa tersebut.

3. Denah

5
Dapat membaca denah memberikan banyak keuntungan bagi pembelajar asing
untuk mengenal lingkungannya. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan
kosakata, berbicara, tata bahasa, dan menulis.
Contoh pengajarannya:
a. pembelajar diberi sebuah denah kampus UPI Bandung
b. pembelajar mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan denah itu
sebanyak-banyaknya
c. pembelajar berbicara dengan singkat tentang denah tersebut
d. pengajar mencatat kalimat-kalimat yang salah kemudian didiskusikan
e. pembelajar membuat denah jalan menuju tempat tinggalnya
f. pembelajar menulis satu dua paragraf tentang denah yang sudah dibuatnya

4. Karikatur Berangkai
Sebuah karikatur berangkai dapat menyegarkan pembelajaran. Media ini dapat
digunakan untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahasa, dan menulis.
Contoh pengajarannya:
a. pembelajar diberi sebuah karikatur berangkai sepak bola
b. pemeblajar menyebutkan berbagai kosakata yang berkaitan dengan karikatur
tersebut
c. pembelajar berdiskusi tentang jalan ceritanya
d. pembelajar menceritakan isi karikatur tersebut dengan lisan
e. pengajar mencatat kesalahn yang dibuat oleh pembelajar kemudian
didiskusikan
f. pembelajar menulis satu atau dua paragraf tenteng isi karikatur tersebut

5. Poster
Poster dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata, berbicara, tata bahasa, dan
menulis.
Contoh pengajarannya:
a. pembelajar diberi sebuah poster Rick Martn

6
b. pembelajar menyebutkan hal-hal yang berkakitan dengan poster tersebut
dengan lisan
c. pembelajar membuat pola kalimat SPO yang berkitan dengan poster tersebut
dan hasilnya didiskusikan
d. pembelajar menulis sebuah paragraf yang berkaitan dengan Ricky Martin atau
penyanyi idolanya

6. Peta/Globe
Peta/globe dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang berkaitan dengan
tempat atau sejarah yang diramu dalam pembelajaran berbicara, tata bahasa, dan
menulis.
Contoh pembelajarannya:
a. pembelajar memperhatikan peta dunia yang dipasang di depan kelas
b. pembelajar mencari peta asal negaranya masing-masing
c. pembelajar membuat beberapa buah kalimat yang berkaitan dengan budaya,
iklim, hasil bumi negaranya
d. hasil pekerjaan pembelajaran diperiksa dan didiskusikan
e. pembelajar menyanyikan sebuah lagu yang populer di negaranya dn
menerjemahkanny ke dalam bahasa Indonesia.

7. Majalah
Majalah sangat kaya sebagai bahan media pembelajaran. Dari majalah kita dapat
mengajarkan bahasa artikel, bahasa cerita atau bahasa iklan. Majalah dapat
digunakan untuk pengajaran kosakata, membaca, berbicara, tata bahasa, dan
menulis.
Contoh pengajarannnya:
a. setiap pembelajar diberi sebuah majalah yang berbeda
b. setiap pembelajar diberi kesempatan untuk membaca hal yang disenaginya
c. setiap pembelajar menandai kosakata sulit yang ditemukan dan berusaha
menemukan artinya berdasarkan koteks tanpa membuka kamus
d. pembelajar membuat kalimat dengan kata-kata sulit/baru yang ditemukan dari
majalah

7
e. hasilnya didiskusikan bersama pengajar
f. pembelajar menceritakan kembali apa yang dibacanya dengan kata-kata sendiri
dan hasilnya didiskusikan
g. pengajar mencatat kesalahannya lalu didiskusikan
h. pembelajar menuliskan kembali apa yang dibacanya dengan kata-kata sendiri
dan hasilnya didiskusikan
8. Surat Kabar
Sepeti halnya majalah, surat kabar punkaya akan bahan pembelajarnnya.
Kelebihannya, surat kabar lebih actual daripada majalah karena terbitnya harian.
Surat kabar dapat digunakan untuk mengajarkan kosakata, membaca, berbicara,
tata bahsa, dan menulis.
Contoh pengajarannya:
pembelajar diberi sebuah surat kabar yang berbeda tetapi tanggal terbitnya sama
pembelajar membaca berita yang bertema sama dan surat kabar yang berbeda
pembelajar menandai kosakata sulit yang ditemukannya dan berusaha mencari
artinya berdsarkan konteks
pembelajar mencari kata ketja yang ada pada paragraf kesatu
pembelajar mengklasifikasikan imbuhan yang ditemukannya pada paragraf kesatu
pembelajar mendiskusikan hasil temuannya bersama pengajar
pembelajar menceritakan kembali berita yang dibacanya
pembelajar mencari persaman dan perbedaan berita yang disampaikan dengan
lisan
pembelajar menulis satu atau beberapa paragraf yang berkakitan dengan isi berita
hasil tulisannya didiskusikan
b. Media Audio
1. Rekaman Siaran radio
Rekaman siaran radio dapat dijadikan bahan pembelajaran karena dapat melatih
kemampuan menyimak. Rekaman acara apa pun dapat dijadikan bahan
pembelajaran dengan syarat hasil rekamanny cukup baik dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Rekaman siaran radio ini dapat dimanfaatkan untuk pengajaran
mneyimak, kosakata, berbicara, dan menulis.
Contoh pengajarannya:

8
pembelajar menyimak rekamaan sebuah iklan
pembelajar menyimak kosakata tertentu dan mencari sinonimnya
pembelajar menyebutkan isi iklan tersebut
pembelajar bermain peran sesuai dengan isi iklan tersebut
pembelajar menulis sebuah contoh iklan
2. Kaset Tape Recorder
Kaset apa pun dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran asalkan memenuhi
kriteria rekaman yang baik. Seandainya memilih kaset lagu, sebaiknya memilih
penyanyi yang kualitas vokalnya jelas dan tidak dibuat-buat. Kset dapat
dimanfaaatkan dalampengajaran menyimak, kosakta, berbicara, dan menulis.
Contoh pengajarannya:
pembelajar menyimak sebuah lagu
pembelajar diberi sebuah syair lagu yang telah dirumpangkan pada bagian-bagian
tertentu
pembelajar menyimak lagu kembali sambil mengisi bagin-bagian yang rumpang
pembelajar menandai kosakata sulit dan mencari artinnnnnnnnnya berdasarkan
konteks
pembelajar mendiskusikan isi lagu bersama pengajar
pembelajar mencari sinonim dan antonim kosakat tertentu
pembelajar mmparafrasekan syair lagu tersebut dlam bentuk prosa

c. Media Audio Visual


1. Rekaman Siaran Televisi
Rekaman siaran televisi merupakan media audio visual yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran. Rekaman siaran televise apapun dapat digunakan asal sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan
menyimak, membaca, kosakata, tata bahasa, berbicara dan menulis.
Contoh pengajarannya;
pembelajar menonton sebuah rekaman acara televise, misalnya sinetron yang
ceritanya tidak bersambung selama 15 menit (tidak diputar sampai habis),

9
pembelajar membaca tulisan-tulisan yang ada sebelum sinetron itu diputar dan
mendiskusikan artinya dengan pengajar,
pembelajar berusaha memahami dialog setiap adegan dan bila ada kosakata sulit
ia mencatatnya,
pembelajar menceritakan kembali bagian cerita sinetron yang teleh ditontonnya,
pembelajar mendiskusikan isi cerita dan kosakata sulit dengan bimbingan
pengajar,
pembelajar menceritakan kembali secara tertulis dan melanjutkan jalan ceritanya,
hasil pekerjaannya didiskusikan bersama pengajar,
pembelajar menonton kelanjutan sinetron tersebut untuk memastikan kelanjutan
jalan ceritanya,
pembelajar bermain peran sesuai jalan cerita yang mereka buat,
pengajar mencatat kesalahan yang dibuat pembelajar kemudian
mendiskusikannya,
2. Kaset Video atau VCD
Kaset video atau VCD apa pun dapat digunakan dalam pembelajaran jika sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Pemanfaatan media ini dapat digunakan dalam
pembelajaran menyimak, membaca, kosakata, tata bahasa, berbicara, dan menulis.
Contoh pengajarannya:
pembelajar menonton pemutaran kaset video Anak Seribu Pulau selama 10 menit.
pembelajar diberi deretan kata-kata yang ada dalam dialognya dan diminta
mencari kapan kata tersebut diucapkan, bila dalam deretan kata-kata itu terdapat
kata yang sulit, pembelajar mendiskusikannya dengan pengajar,
pembelajar menceritakan kembali isi cerita yang telah ditontonnya secara lisan
dan tertulis,
pengajar mencatat kesalahannya kemudian didiskusikan.

d. Permainan dan Simulasi


1. Scrable Bahasa Indonesia
Screble bahasa Indonesia dapat digunakan untuk pembelajaran, terutama untuk
pembelajaran kosakata.
Contoh pengajarannya:

10
pembelajar secara berkelompok memainkan screble dibawah bimbingan pengajar,
bila ada kata-kata baru yang mereka peroleh, pembelajar harus menerapkannya
dalam kalimat.
2. Ular Tangga
Permainan ular tangga dengan dengan modifikasi aturan permainan dapat
digunakan dalam pembelajaran. Permainan ini dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran kosakata dan tata bahasa.
Contoh pengajarannya:
pembelajar memainkan permainan ini seperti biasa dengan dimulai mengocok
dadu,
pembelajar memainkan pin sesuai dengan angka dadu kemudian mengambil kartu
yang berisi perintah atau pertanyaan, misalnya “Buatlah kalimat berpola SPK
yang menggunakan kata bunga”,
Jika ada kesalahan, pengajar seperti biasa membetulkannya,
Penbelajar berikutnya memainkan dadu kemudian meletakkan pinnya sesuai
dengan angka dadu, selanjutnya menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu,
Permainan ini demikian seterusnya hingga ada pembelajar yang memperoleh
tempat tertinggi.
3. Kartu
Kartu yang dimaksud disini adalah kartu yang berisi kosakata tertentu dan dibuat
oleh guru. Kartu seperti ini dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata dan
berbicara.
Contoh pengajarannya ;
pembelajar dibagi atas kelompok kecil dan salah seorang diantaranya menjadi
pembicara,
pembicara membaca kata yang tertera dalam kartu dan temannya harus
menebaknya dalam waktu yang telah ditentukan,
kelompok yang dapat menebak memperoleh nilai 10 sedangkan kelompok yang
gagal tidak,
kata yang tidak dapat ditebak oleh suatu kelompok dapat dialihkah kepada
kelompok lain untuk ditebak dan jika berhasil menebak mendapat nilai 10,
demikian permainan ini selanjutnya hingga kartu yang asa di tangan pengajar
habis.
4. Wayang Golek

11
Wayang golek dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran terutama materi yang
berkaitan dengan budaya. Wayang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata,
tata bahasa, berbicara, dan menulis.
Contoh pengajarannya;
pembelajar menyimak penjelasan pengajar tentang wayang yang ada di
hadapannya,
pembelajar menyimak kaset wayang yang diperdengarkan,
pembelajar menulis sekenario percakapan dengan topic tertentu secara
berkelompok,
pembelajar bermain peran dengan menggunakan wayang tersebut,
pengajar mencatat kesalahannya kemudian mendiskusikannya setelah semua
kelompok tampil.
5. Pakaian Tradisional
Pakaian tradisional dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang berkaitan
dengan materi budaya.Pembelajaran bicara dan menulis dapat menggunaakan
media ini.
Contoh pengajarannya;
pembelajar diperkenalkan dengan pakaian tradisional sunda,
pembelajar menyimak penjelasan pengajar tentang pakaian tersebut,
pembelajar belajar mengenakan pakaian tersebut,
pembelajar secara berkelompok menulis scenario percakapan,
pembelajar bermain peran dengan menggunakan pakain tradisional tersebut
berdasarkan scenario yang telah dibuatnya.

e. Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar pun ternyata cukup baik dijadikan media pembelajaran.
Pembelajar dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan menyimak,
kosakata, berbicara, membaca, dan menulis.
1. Sekolah
Segala sesuatu yang ada disekolah dapat dijadikan media pembelajaran yang baik.
Pembelajar dapat meningkatkan kemampuan menyimak, berbicara, kosakata, dan
menulis.

12
Contoh pengajarannya;
pembelajar mengunjungi sekolah dasar setempat bersama pengajar,
pembelajar mewawancarai orang-orang yang ada di sana,
pembelajar memperhatikan suasana dan keadaan sekolah untuk dilaporkan dalam
bentuk lisan dan tertulis,
pembelajar menulis laporan kunjungannya dengan singkat.

2. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan media yang baik terutama untuk pembelajar yang
berstatus siswa atau mahasiswa.
Contoh pengajarannya:
pembelajar bersama pengajar mengunjungi perpustakaan,
pembelajar bertanya kepada petugas bagaimana cara meminjam buku atau hal
yang lain,
pembelajar membaca buku yang disenanginya dalam waktu yang telah ditentukan,
pembelajar melaporkan hasil becaannya secara lisan dan tertulis.
3. Pasar Tradisional
Pasar tradisional dapat di jadikan media pembelajaran untuk materi yang
berkaitan dengan budaya. Media ini dapat dimanfaatkan untuk keterampilan
menyimak dan berbicara.
Contoh pengajarannya;
pembelajar bersama pengajar pergi ke pasar tradisional,
pembelajar berusaha menawar sesuatu dan membelinya kelau harganya sesuai,
pembelajar menyampaikan kesan kunjungannya dalam bentuk tertulis.
4. Tempat Wisata
Materi budaya dapat menggunakan tempat wisata sebagai media
pembelajarannya. Media ini dapat mengasah kemampuan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
Contoh pengajarannya;
pembelajar berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu,

13
pembelajar menyimak legenda Gunung Tangkuban Perahu selama dalam
perjalanan,
pembelajar bercakap-cakap dengan orang-orang yang ditemuinya,
pembelajar membaca rambu-rambu yang ada di tempat itu,
pembelajar menulis laporan perjalanan sejak berangkat hingga pulang,
Ragam pembelajaran tersebut hanya alternative, pengembangannya dapat
dilakukan sesuai dengan kreativitas pengajar.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menarik simpulan adalah sebagai


berikut:
1. Media pembeljaran BIPA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermmudah mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Dengan
adanya media tersebut, pembelajar merasa lebih mudah belajar bahasa Indonesia
bila dibandingkan tanpa menggunakan media.
2. Dalam pembelajaran BIPA terdapat beberapa cara yang harus dilakukan
pembelajar untuk mencapai tujuan utama belajar BIPA
3. Dalam pembelajarannya terdapat ragam media pembelajaran BIPA, yaitu :
a. Media Grafis
b. Media Audio
c. Media Audio Visual

SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran bagi pembelajar BIPA
untuk menggunakan media-media pembelajaran BIPA dalam aktivitas
pembelajaran sehingga tujuan belajar BIPA dapat tercapai dengan maksimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sadiman, Arief. dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali

15

Anda mungkin juga menyukai