Laporan Praktikum
Disusun oleh :
Kelompok 4 Offering I 2017
Dila Amelia (170342615507)
Dwita Novitasari (170342615560)
Fitriana Hadayani (170342615514)
Hanif Amirusdi P (170342615586)
Rizqi Layli Khusufi (170342615601)
TUJUAN
DASAR TEORI
Pengumpulan urin dan feses pada hewan percobaan merupakan proses analisis dalam
studi biokimia, nutirisi, urologi, metabolisme, toksikologi, perilaku umum dan fisiologis.
Dalam pengumpulan urin dan feses, terdapat beberapa aspek penting seperti agar dapat
memperoleh urin murni tanpa kontaminasi dengan feses atau pakan hewan, mengumpulkan
urin tanpa intervensi secara langsung, memberikan kemudahan dan efisiensi dalam
pengumpulan urin dan feses, dapat memberikan jawaban status kesehatan dan fisiologis
hewan. Salah satu metode yang biasanya digunakan dalam studi ilmiah, pengumpulan urin
dan feses biasanya menggunakan kandang metabolik dengan lama percobaan selama 24 jam.
Namun ada beberapa spesies di laboratorium dimana penampungan urin tidak dapat
dilakukan pada kandang mtabolisme. Hal ini memerlukan beberapa modifikasi atau desain
umum untuk mengatur persyaratan khusus suatu hewan dimasukkan ke dalam kandang
metabolisme, tetapi pertimbangan utamanya adalah untuk mencegah kontaminasi urin dengan
sisa makanan, air dan kotoran (Kurien, et. al, 2004).
Kandang metabolik adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur asupan total
yang berupa pakan dan air, serta akan menghasilkan eksresi seperti feses dan urin. Pengamat
akan mendapatkan feses dan urin yang tidak terkontaminasi oleh pakan sehingga metode ini
merupakan metode yang paling mudah dalam melakukan kontrol hewan percobaan.
Biasanya, hewan yang akan dimasukkan ke dalam kandang metabolik akan terisolasi karena
telah diberi pakan yang cukup. Namun, tikus perumahan yang terisolasi biasanya akan rentan
terhadap stress sehingga jika tikus tersebut dimasukkan ke dalam kandang metabolik, sangat
minim untuk mengetahui metabolisme, perilaku dan mengatur asupan total yang baik pada
tikus tersebut. Kerangka metabolik juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
metabolisme pada hewan dan meperhatikan faktor yang mempengaruhi metabolisme pada
hewan. Faktor inilah yang akan mempengaruhi berat badan mencit setelah dimasukkan ke
dalam kandang metabolik selama 24 jam (Katarina, 2007). Menurut Dahlborn dalam Katarina
(2007) menjelaskan bahwa kandang metabolik dikembangkan untuk mengatur dan
memeriksa hewan seperti zat bernutrisi, nilai gizi pada pakan dan cerna pada hewan.
Kandang metabolik juga sangat penting sebagai persyaratan gizi pada hewan.
METODE
Alat: Bahan :
5. Pinset
PROSEDUR
Memasang cincin koleksi urine pada corong transmisi. Kemudian memasukkan corong
transmisi pada kontainer bawah. memutar corong pada kontainer sehingga posisi
corong mengunci. meletakkan perangkat pemisah pada corong dan pastikan lengan
perangkat pemisah cocok dengan bagian lain dari kandang.
Menggeser kontainer bawah yang berada dalam posisi terbuka pada dudukan kandang
menuju dudukan yang tersedia. Menempatkan pijakan hewan diatasnya. Memastikan
tempat pijakan hewan berada dalam posisi terkunci / rapat .
Memasang terlebih dahulu penyangga botol pada kandang. Meletakkan botol minum
pada lubang yang tersedia. Air minum yang jatuh akan dikoleksi pada tabung koleksi
Memastikan kandang yang dirakit dalam posisi terkunci dengan cara memastikan
keamanan kandang dengan memutar bagian kandang searah jarum jam. Tabung yang
digunakan untuk koleksi urin diletakkan pada bagian tengah bawah kandang. Kemudian
memasang tabung koleksi feses berdekatan dengan tabung koleksi urin. Kandang
metabolic telah sepenuhnya dirakit dan siap untuk digunakan.
Mengisi botol minum dengan air matang sebanyak 10 mL. Memasukkan mencit ke
dalam kandang metabolik. Mengamati jumlah makan dan minum yang dikonsumsi
setelah 24 jam. Mengamati jumlah urin dan feses selama 24 jam
HASIL
ANALISIS DATA
Hasil pengamatan kandang metabolik ditunjukkan pada tabel diatas yang bertujuan
untuk mengetahui sistem pencernaan pada mencit dengan cara mencit diberi makan sebanyak
25 gr dan minum 50 ml kemudian disimpan dalam kandang selama 22 jam, selanjutnya
jumlah urin, feses, sisa makanan, dan minuman dihitung. Perlakuan pertama kami
menimbang berat badan mencit, setelah 22 jam pada tabel hasil pengamatan menunjukkan
tidak ada peningkatan berat badan mencit yaitu 29 gr. Selanjutnya setelah 22 jam kami
menimbang jumlah pakan sisa pada kandang yaitu 14,5 gr sehingaga yang dimakan oleh 10,5
gr dari 25 gr tersebut. Air yang diminum oleh mencit 5 ml dari 50 ml dengan sisa air minum
45 ml, dan jumlah fesesnya 1 gr. Jumlah urin mencit menunjukkan 0,9 ml.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN