Anda di halaman 1dari 6

KANDANG METABOLIK

Laporan Praktikum

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Hewan dan Manusia


Yang dibina oleh Bapak Dr. Abdul Ghofur M, Si

Disusun oleh :
Kelompok 4 Offering I 2017
Dila Amelia (170342615507)
Dwita Novitasari (170342615560)
Fitriana Hadayani (170342615514)
Hanif Amirusdi P (170342615586)
Rizqi Layli Khusufi (170342615601)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2018
KANDANG METABOLIK

Dilakukan pada Kamis, 4 Oktober 2018

TUJUAN

1. Dapat merangkai kandang metabolik dengan benar.


2. Mengetahui cara penggunaan kandang metabolik.
3. Mengetahui cara koleksi sampel pakan, minum, urin dan feses mencit.

DASAR TEORI

Pengumpulan urin dan feses pada hewan percobaan merupakan proses analisis dalam
studi biokimia, nutirisi, urologi, metabolisme, toksikologi, perilaku umum dan fisiologis.
Dalam pengumpulan urin dan feses, terdapat beberapa aspek penting seperti agar dapat
memperoleh urin murni tanpa kontaminasi dengan feses atau pakan hewan, mengumpulkan
urin tanpa intervensi secara langsung, memberikan kemudahan dan efisiensi dalam
pengumpulan urin dan feses, dapat memberikan jawaban status kesehatan dan fisiologis
hewan. Salah satu metode yang biasanya digunakan dalam studi ilmiah, pengumpulan urin
dan feses biasanya menggunakan kandang metabolik dengan lama percobaan selama 24 jam.
Namun ada beberapa spesies di laboratorium dimana penampungan urin tidak dapat
dilakukan pada kandang mtabolisme. Hal ini memerlukan beberapa modifikasi atau desain
umum untuk mengatur persyaratan khusus suatu hewan dimasukkan ke dalam kandang
metabolisme, tetapi pertimbangan utamanya adalah untuk mencegah kontaminasi urin dengan
sisa makanan, air dan kotoran (Kurien, et. al, 2004).
Kandang metabolik adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur asupan total
yang berupa pakan dan air, serta akan menghasilkan eksresi seperti feses dan urin. Pengamat
akan mendapatkan feses dan urin yang tidak terkontaminasi oleh pakan sehingga metode ini
merupakan metode yang paling mudah dalam melakukan kontrol hewan percobaan.
Biasanya, hewan yang akan dimasukkan ke dalam kandang metabolik akan terisolasi karena
telah diberi pakan yang cukup. Namun, tikus perumahan yang terisolasi biasanya akan rentan
terhadap stress sehingga jika tikus tersebut dimasukkan ke dalam kandang metabolik, sangat
minim untuk mengetahui metabolisme, perilaku dan mengatur asupan total yang baik pada
tikus tersebut. Kerangka metabolik juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
metabolisme pada hewan dan meperhatikan faktor yang mempengaruhi metabolisme pada
hewan. Faktor inilah yang akan mempengaruhi berat badan mencit setelah dimasukkan ke
dalam kandang metabolik selama 24 jam (Katarina, 2007). Menurut Dahlborn dalam Katarina
(2007) menjelaskan bahwa kandang metabolik dikembangkan untuk mengatur dan
memeriksa hewan seperti zat bernutrisi, nilai gizi pada pakan dan cerna pada hewan.
Kandang metabolik juga sangat penting sebagai persyaratan gizi pada hewan.

METODE

Alat: Bahan :

1. Kandang metabolik 1. Mencit

2. Neraca digital 2. Pellet susu A

3. Gelas ukur 3. Air mineral

4. Tissue 4. Alkohol 70%

5. Pinset

PROSEDUR

Memasang cincin koleksi urine pada corong transmisi. Kemudian memasukkan corong
transmisi pada kontainer bawah. memutar corong pada kontainer sehingga posisi
corong mengunci. meletakkan perangkat pemisah pada corong dan pastikan lengan
perangkat pemisah cocok dengan bagian lain dari kandang.

Menggeser kontainer bawah yang berada dalam posisi terbuka pada dudukan kandang
menuju dudukan yang tersedia. Menempatkan pijakan hewan diatasnya. Memastikan
tempat pijakan hewan berada dalam posisi terkunci / rapat .

Meletakkan kandang tikus pada penopang pijakan hewan, kemudian tutup


menggunakan penutup dengan cara memutar searah jarum jam
Memasang kotak makan dengan cara meletakkan kotak makan pada slide yang tersedia
di kandang, kemudian memasang kotak yang menampung makanan yang jatuh atau
tidak dimakan

Memasang terlebih dahulu penyangga botol pada kandang. Meletakkan botol minum
pada lubang yang tersedia. Air minum yang jatuh akan dikoleksi pada tabung koleksi

Memastikan kandang yang dirakit dalam posisi terkunci dengan cara memastikan
keamanan kandang dengan memutar bagian kandang searah jarum jam. Tabung yang
digunakan untuk koleksi urin diletakkan pada bagian tengah bawah kandang. Kemudian
memasang tabung koleksi feses berdekatan dengan tabung koleksi urin. Kandang
metabolic telah sepenuhnya dirakit dan siap untuk digunakan.

Menimbang pellet susu A yang sudah ditimbang sebanyak 10 gram kemudian


memasukkan ke kotak makan

Mengisi botol minum dengan air matang sebanyak 10 mL. Memasukkan mencit ke
dalam kandang metabolik. Mengamati jumlah makan dan minum yang dikonsumsi
setelah 24 jam. Mengamati jumlah urin dan feses selama 24 jam

HASIL

Tabel 1 hasil pengamatan kandang metabolik


Pengamatan Berat awal Berat akhir Selisih

Berat badan mencit 29 gr 29 gr 0 gr

Jumlah pakan yang 25 gr 14,5 10,5 gr


diberikan

Jumlah minum yang 50 ml 45 ml 5 ml


diberikan

Jumlah feses yang 0 1 gr 1 gr


dikeluarkan mencit

Jumlah urin yang 0 0,9 ml 0,9 ml


dikeluarkan mencit

ANALISIS DATA

Hasil pengamatan kandang metabolik ditunjukkan pada tabel diatas yang bertujuan
untuk mengetahui sistem pencernaan pada mencit dengan cara mencit diberi makan sebanyak
25 gr dan minum 50 ml kemudian disimpan dalam kandang selama 22 jam, selanjutnya
jumlah urin, feses, sisa makanan, dan minuman dihitung. Perlakuan pertama kami
menimbang berat badan mencit, setelah 22 jam pada tabel hasil pengamatan menunjukkan
tidak ada peningkatan berat badan mencit yaitu 29 gr. Selanjutnya setelah 22 jam kami
menimbang jumlah pakan sisa pada kandang yaitu 14,5 gr sehingaga yang dimakan oleh 10,5
gr dari 25 gr tersebut. Air yang diminum oleh mencit 5 ml dari 50 ml dengan sisa air minum
45 ml, dan jumlah fesesnya 1 gr. Jumlah urin mencit menunjukkan 0,9 ml.

PEMBAHASAN

Menurut Vanputte et al (2016) sistem pencernaan dipengaruhi oleh adanya faktor


kebutuhan akan nutrisi pada sel tubuh, tetapi sebagian besar sel tidak dapat meninggalkan
posisinya di dalam tubuh dan melakukan perjalanan sendiri ke sumber makanan. Oleh karena
itu, sistem pencernaan harus membantu mengantarkan makanan kepada sel tersebut. sistem
pencernaan dengan bantuan sistem peredaran darah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sel
tubuh. Makanan dibawa ke sistem pencernaan kemudian dipecah menjadi partikel yang lebih
kecil. Enzim dalam sistem pencernaan memecah partikel menjadi molekul yang sangat kecil
yang diserap ke dalam sirkulasi dan diangkut ke seluruh tubuh. Selain faktor aktivitas dan
kebutuhan nutrisi pada sel faktor lingkungan juga mempengaruhi tingkat kosumsi makanan
(Wansink, 2004).
Faktor yang mempengaruhi kuantitas konsumsi makan dan minum pada mencit menurut
Mahendra (2006), konsumsi pakan mencit bervariasi tergantung pada kualitas pakan yang
diberikan, umur dan kesehatan mencit, temperatur lingkungan dan panjang hari. Pada
pengamatan kelompok kami jumlah feses yang dikeluarkan mencit selama pengamatan
sebanyak 1g dan jumlah urin yang dikeluarkan mencit selama pengamatan sebanyak 0,9 ml.

KESIMPULAN

Kandang metabolik adalah seperangkat peralatan yang digunakan untuk mengatur


jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kandang metabolik juga digunakan untuk
menampung urin dan feses dalam jangka waktu 24 jam atau lebih. Berdasarkan pengamatan
yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa mencit yang kami beri perlakuan di dalam
kandang metabolik tidak mengalami perubahan berat karena hanya memakan sedikit
makanan. Menurut kami, faktor yang menyebabkan mencit sedikit memakan makanannya
adalah faktor lingkungannya.

DAFTAR RUJUKAN

Katarina. 2007. Effect of Metabolic Cage Housing On Rodent Welfare.


http://www.usp.br/bioterio/Artigos/Procedimentos%20experimentais/metabolic_cage
2.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2018.
Kurien, B. T., Everds, N. E., & Scofield, R. H. 2004. Experimental Animal Urine Collection:
A Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15479549. Diakses pada 9 Oktober
2018.
Mahendra, H. C. 2006. Pertumbuhan Mencit (Mus musculus) Umur 21 sampai dengan 42
Hari yang Mendapatkan Bahan Pakan Tambahan Kemangi (Ocimum basilicum)
Kering. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Vanputte, C., Regan, J., & Russo, A. 2016. Seeley’s Anatomy and Physiology. 9th Edition.
USA: McGraw-Hill.
Wansink, B. 2004. Environmental Factor that Increase the Food Intake and consumption
Volume. Journal of annual riviews. 24:455–79

Anda mungkin juga menyukai